keragaman morfologi dan produksi aksesi sagu di … · kamera, global positioning system(gps),...

Agief Julio Pratama, Mochamad Hasjim Bintoro dan Trikoesoemaningtyas

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN PRODUKSI AKSESI SAGU DI KAMPUNG MIOKO, MIMIKA TENGAH, PAPUA

Departemen Agronomi dan HortikulturaSekolah Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor

PENDAHULUAN

SAGU

Tanaman

potensial

Karbohidrat

tinggi

Pemenuhan

pangan

Pati hingga

975

kg/pohon

Turunan pati

beragam

Bahan baku

industri

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

PENDAHULUAN

7.9

7.95

8

8.05

8.1

8.15

2009 2010 2011 2012 2013

Lu

as

(ju

ta)

Tahun

Laju Perkembangan Luas Sawah Nasional

Sumber : google.com

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

PENDAHULUAN

▪ Luas sagu Indonesia terbesar di dunia

▪ 90% terdapat di Papua danPapua Barat

▪ Pusat keragaman sagu ada di Papua (Abbas et al. 2009)

▪ Dewi (2015) satu kecamatan di Papua Barat ada 12 aksesi sagu

▪ Matanubun (2015) 23 jenis di sekitar Danau Sentani

Sumber : Bintoro (2004)

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

PENDAHULUAN

▪ Karakter pembeda (duri, warnapelepah, warna pucuk, produksipati dan rasa pati)

▪ Mendorong kegiatan konservasiex situ aksesi unggul

▪ Pengembangan sagu di Indonesia meningkat

Sumber : Bintoro (2010)

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

TUJUAN

• Mengetahui keragaman morfologi aksesi sagu di

Kabupaten Mimika

• Mengetahui produktivitas sagu di Kabupaten Mimika

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

WAKTU DAN TEMPAT

Kabupaten Mimika, Provinsi PapuaAwal Juli sampai akhir September 2016

Sumber : Djoefrie (2014)

Sumber : googlemap.com

Pengambilan data

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

ALAT DAN BAHAN

Bahan

Alat

Kamera, Global Positioning System (GPS), meteran, jangka sorong, timbangandigital, plastik zipper, cooler box, parang, parutan kelapa, label, papan jalan, baskom, Horticulture Color Chart, ring sample

Tanaman sagu hasil eksplorasi

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

METODOLOGI

DISKUSI DENGAN MASYARAKAT

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

IDENTIFIKASI MORFOLOGI

PENENTUAN PRODUKSI

PENENTUAN PRODUKSI

▪ Pengambilan contoh

▪ Ekstraksi empulur sampel

▪ Perhitungan bobot pati

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

TAINA MBAPARE OKO OMOROKO

OMIYA 1DURUMU OMIYA 2 IKIMINA

Keragaan Pola Duri

TAINA MBAPARE OKO OMOROKO

OMIYA 1DURUMU OMIYA 2

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

Batang

Aksesi Ciri Batang Tebal kulit (mm)

Taina Berlumut 10.37

OkoTidak ada lumut, hanya ada sisa

pelepah yang sudah lapuk11.94

Omiya 1 Berlumut 11.68

Omiya 2Ada lumut di batang atas, batang

bawah tidak ada lumut13.15

Durumu Berlumut 15.21

Mbapare Berlumut 13.63

OmorokoBerlumut, terdapat sisa pelepah

dan akar14.27

Ikimina Berlumut 17.76

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

Bentuk Batang

1 2 3 4

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

Daun

TAINA MBAPARE OKO OMOROKO

OMIYA 1DURUMU OMIYA 2 IKIMINA

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

Produksi

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Taina Oko Omiya 1 Omiya 2 Durumu Mbapare Omoroko Ikimina

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

Analisis Proksimat Pati

Aksesi Abu (%) (Air%) Lemak (%) Protein (%)Karbohidrat

(%)

Taina 0.2 19.4 0.4 0.4 79.3

Oko 0.5 16.9 0.6 0.8 80.9

Omiya 1 0.3 16.6 0.2 0.9 81.7

Omiya 2 0.4 17.4 0.3 0.4 81.1

Durumu 0.3 16.3 0.0 0.4 82

Mbapare 0.4 16.3 0.2 0.8 81.5

Omoroko 0.3 16.4 0.0 0.4 82.6

Ikimina 0.6 16.2 0.2 0.4 82.4

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

KESIMPULAN

▪ Terdapat 4 bentuk batang

▪ Potensi produksi tertinggi Omiya 1 danterendah Omiya 2

SEMINAR ILMIAH DAN LOKAKAYA NASIONAL SAGU 2016

Terima Kasih