kesiapan pemerintah daerah dalam rangka pembentukan kawasan ekonomi khusus 2009 2
Post on 14-Apr-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
1/27
489Kesiapan Pemerintah Daerah ....
KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PEMBENTUKAN
KAWASAN EKONOMI KHUSUS*
Ronny Sautma Hotma Bako**
Abstract
The Indonesian government has recently planned to open specific
economic regions in certain provinces. Two examples of these
regions are Batam in West Indonesia, which has been declared in
the past as Free Trade Zone, and Bitung, which has been earlier
stated as Developing Region in Eastern Indonesia (Kapet). The
writer took Batam and Bitung as his focus of study due to the
different experiences of the two regions in developing their own
development plan.
Kata Kunci : Kawasan Ekonomi Khusus, Pemerintah Daerah, Perdagangan
Bebas, Pelabuhan Bebas, Batam dan Bitung.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Cikal bakal adanya kawasan ekonomi khusus (selanjutnya disebut KEK)
tidak terlepas dari kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang
ada pada tahun 1970 dengan diundangkannya UU No. 3 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Di era tahun 1970 Direktur Utama PT Pertamina Ibnu Soetowo berkeinginan
untuk membuat kilang minyak di Indonesia di kota Batam untuk menyaingi
negara Singapura yang telah berkembang menjadi negara maju dengan
menyediakan lahan untuk memproses minyak mentah di negara tersebut. Upaya
yang dilakukan oleh Ibnu Soetowo kemudian dilanjutkan oleh BJ Habibie yang
* Laporan Hasil Penelitian yang dilakukan di Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Sulawesi Utarapada tahun 2008.** Peneliti Madya dengan konsentrasi Hukum Konstitusi pada Pusat Pengkajian dan PengolahanData dan Informasi (P3DI) Setjen DPR-RI, emailrsh_bako@yahoo.com
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
2/27
490 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
pada saat itu ditunjuk untuk mengembangkan pulau Batam dengan didirikannya
Badan Otorita Batam. Pengembangan lebih lanjut Badan Otorita Batam
dilanjutkan dengan implementasi perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di
Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau.
Di era pemerintahan Soeharto pengembangan Batam dilanjutkan dengan
pembentukan sejumlah kawasan industri seperti kawasan industri Rungkut
Surabaya. Pengembangan suatu kawasan ekonomi juga dilakukan di sejumlah
negara yang menawarkan kawasan ekonomi sejenis. Hal ini seiring dengan
berjalannya waktu, di tingkat global ditengarai terjadinya pergeseran terhadap
faktor daya tarik suatu kawasan. Bila semula tenaga kerja murah menjadi daya
tarik investasi, kemudian keberadaan sumber daya dan insentif fiskal menjadi
daya tarik investasi.
Di masa berlakunya otonomi daerah pada tahun 1999, membuat sejumlah
daerah otonom ingin mengembangkan daerahnya sebagai salah satu tujuan
investasi. Adapun tujuan pemerintah daerah otonom untuk menjadikan salah
satu kawasan di daerahnya menjadi tujuan investasi untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat di daerah otonom tersebut. Upaya daerah otonom
tersebut untuk mengembangkan salah satu kawasan sebagai tujuan investasi
mulai terealisir sejak diundangkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, yang dalam Pasal 9 ayat (4) disebutkan bahwa daerah
dapat mengusulkan pembentukan kawasan khusus kepada pemerintah, yang
tata cara penetapan kawasan khusus diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Sampai saat ini belum ada Peraturan Pemerintah yang mengatur tata cara
pembentukan kawasan khusus, yang justru muncul adalah RUU tentangKawasan Ekonomi Khusus ( RUU KEK).
UU No. 32 Tahun 2004 menegaskan bahwa pembentukan kawasan khusus
tidak semata hanya di bidang ekonomi saja, tetapi kawasan dalam rangka untuk
menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus
dan untuk kepentingan nasional/berskala nasional, misalnya bentuk kawasan
cagar budaya, taman nasional, pengembangan industri strategis, pengembangan
teknologi tinggi. Upaya untuk pembentukan kawasan khusus dapat dilakukan
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah.
Selain UU No. 32 Tahun 2004 upaya untuk mengembangkan kegiatan
investasi di daerah, juga mulai berkembang sejak diundangkannya UU No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam UU No. 25 Tahun 2007 disebutkan
dalam salah satu bab yang diatur pada Bab XIV yaitu tentang KEK sebagaimana
diatur dalam Pasal 31.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
3/27
491Kesiapan Pemerintah Daerah ....
Dalam kenyataannya isu seputar KEK telah bergulir sebelum
permasalahan KEK diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007. Hal ini dapat dilihat
pada tanggal 25 Juni 2006, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
melakukan penandatanganan kerja sama pembentukan Special Economic Zone
(SEZ) bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Turi Beach Resort.
Sebelum pengaturan tentang KEK tersebut, sebenarnya cikal bakal terbentuknya
KEK sudah dilakukan oleh Pemerintah RI dengan Pemerintah Singapura.
Adanya pengaturan KEK dalam UU No 25 Tahun 2007 merupakan salah
satu justifikasi atau legalitas KEK dalam UU No 25 Tahun 2007 atau dalam
RUU KEK di masa mendatang. Keinginan pemerintah untuk merealisir KEK
juga diungkapkan Wapres Jusuf Kalla,1 bahwa gagasan memperjelas KEK di
beberapa daerah yang diprediksi potensial menjadi industrial clustersesuai
dengan kapasitas kawasan masing-masing, yakni sesuai dengan UU No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Amanat pembentukan KEK dalam suatu UU sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 31 ayat (3) UU No. 25 Tahun 2007, telah dilakukan pemerintah
dengan disiapkannya Naskah Akademis dan Draft RUU tentang KEK. Bahkan
dalam Program Legislasi Nasional tahun 2008, RUU tentang KEK merupakan
salah satu prioritas RUU di antara 31 RUU yang akan menjadi dibahas oleh
merintah dan DPR pada tahun anggaran 2008.2
Upaya pemerintah untuk mengembangkan daerah tertentu sebagai bagian
dari KEK juga pernah diungkapkan oleh Menteri Perdagangan RI Mari Pangestu
dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI.3 Pembentukan KEK merupakan
upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan ekspor dan investasidiperlukan berbagai kebijakan khusus. Hal ini juga sebagai upaya untuk
menandingi negara pesaing utama seperti RRC,4 Vietnam, Malaysia dan
1 Gagasan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus, Business NewsNo 7388/17-7-2006, hal5.2 Lihat Keputusan DPR-RI No 02/DPR-RI/II/2007-2008 tentang Program Legislasi NasionalRancangan Undang-Undang Prioritas Tahun 2008.3 Lihat risalah rapat kerja antara Komisi VI DPR-RI dengan Menteri Perdagangan RI pada tanggal11 Juli 2006.4 Di RRC ada beberapa daerah SEZ, misalnya daerah Senchen dan kota Pudong. Di kedua kotatersebut pemerintah sudah menyiapkan sarana dan prasarananya, sedangkan kegiatan investasiasing dilaksanakan oleh National Development Reform Commission yang bertugas untukmengawasi kegiatan investasi di daerah tersebut, sedangkan Ministry of Foreign Trade andCommerce(MOFCOM) melakukan eksaminasi atas pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh NRDC(lihat laporan kunjungan kerja ke RRC, 28 November 2006, wawancara dengan Wang Jingselaku Foreign Investment Administrationpada MOFCOM)
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
4/27
492 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
Thailand. Kebijakan khusus dalam kerangka KEK dimaksud dalam bentuk
fasilitas khusus di bidang perpajakan, kepabeanan, infrastruktur pendukung,
kemudahan perijinan, keimigrasian dan ketenagakerjaan.
Bagi pemerintah Indonesia keinginan untuk mengembangkan suatu KEK
ada hubungannya dengan kegiatan investasi pada umumnya, hal ini dapat dilihat
dari tujuan pengembangan KEK, yaitu; 5
1. peningkatan investasi;
2. penyerapan tenaga kerja;
3. penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor;
4. meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor;
5. meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan kapital bagi
peningkatan ekspor; dan
6. mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melalui transfer teknologi.
Maksud pengembangan KEK, antara lain;6
1. Memberi peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan
yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor
impor serta kegiatan ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi;
2. Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan
internasional; dan
3. Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan dan investasi.
Selain itu fungsi dari diadakannya KEK, antara lain:7
a. Menjadi pusat kegiatan ekonomi dan terkait dengan wilayah
pengembangan lainnya;
b. Harus mampu memberikan manfaat bagi kawasan lain;c. KEK bukan merupakan kawasan tertutup sehingga memberikan efek
ganda terhadap perekonomian lokal; dan
d. Harus dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung di sekitar
kawasan.
Bagi kalangan investor asing, pentingnya masalah legalitas akan menjadi
ujung tombak bagi keberhasilan pengelolaan suatu kawasan. Biasanya calon
investor akan melakukan perhitungan bisnis bila mereka melakukan suatu
kegiatan bisnis pada suatu kawasan. Kepentingan para investor dapat termotivasi
5 Budi Santoso, Tinjauan Dari Perspektif Departemen Perdagangan Terhadap Kebijakan PemerintahDalam Mendukung Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Diskusi Internal dengan TimPeneliti P3DI, Jakarta 4 April 20086 Ibid .7Ibid.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
5/27
493Kesiapan Pemerintah Daerah ....
apabila kawasan perdagangan tersebut mempunyai pengakuan hukum (legal
recognition) ke luar atau ke dalam.
Akibat adanya pemberlakuan otonomi daerah sejak tahun 2000, sejumlah
daerah mengalami euphoria sehingga menganggap wilayahnya tersebut siap
dijadikan Kawasan KEK. Padahal kenyataannya, selain masih jauh dari
kesiapan infrastruktur, sebenarnya tidak semua wilayah di Indonesia siap
dijadikan KEK.8 Salah satu daerah yang telah dipersiapkan oleh Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah adalah Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau
(Kepri) yang dianggap cukup berhasil dengan konsep Free Trade Zone, dan
daerah Bitung yang cukup berhasil dengan pengembangan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) di Provinsi Sulawesi Utara.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan
hukum yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana kesiapan pemerintah daerah Provinsi Kepri dan Sulawesi Utara dalam
menyikapi ketentuan Pasal 9 ayat (4) UU No. 32 Tahun 2004 jo RUU tentang
KEK, untuk menetapkan bagian dari daerahnya untuk dapat dijadikan salah
KEK di Indonesia. Masalah ini penting untuk diteliti mengingat daerah Batam,
Bintan dan Karimun (BBK) sudah mempunyai pengalaman dalam pelaksanaan
Free Trade Zone (FTZ) di bawah pengelolaan Batam Otorita, sedangkan
pemerintah daerah Kota Bitung sudah mempunyai pengalaman tentang
keberhasilan dalam pelaksanaan Kawasan Pengembangan Eksport Terpadu(Kapet) di Indonesia, yang dikelola oleh Kapet Bitung.
Adapun pertanyaan yang penting diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kesiapan teknis dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau,
khususnya pemerintah daerah BBK untuk meningkatkan FTZ BBK sebagai
salah satu KEK di Indonesia ?
2. Bagaimana kesiapan teknis dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara
khususnya Pemerintah Kota Bitung untuk meningkatkan Kapet Bitung
sebagai salah satu KEK di Indonesia?
8 Direktur Eksekutif HKI : Sejumlah Pemda Alami Euphoria Jadikan Daerahnya Berstatus KEK,Business NewsNo 7627/18-2-2008. hal 29.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
6/27
494 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang kesiapan pemerintah daerah provinsi
tentang rencana salah satu kawasan di daerahnya untuk dapat dijadikan
salah satu KEK di Indonesia.
2. Untuk mendapatkan berbagai masukan mengenai distribusi fungsi dan
tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi
tentang kebijakan KEK.
3. Untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang konsep Kawasan KEK
yang sesuai dengan karakteristik daerahnya.
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sumbangan pemikiran kepada DPR dalam pembahasan RUU tentang
Kawasan Ekonomi Khusus yang saat ini sedang dibahas bersama
Pemerintah dalam Panitia Khusus RUU tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
2. Sumbangan pemikiran kepada Pemerintahan Daerah Provinsi untuk
menyikapi hal yang harus dilakukan sebelum disetujuinya RUU tentang
Kawasan Ekonomi Khusus.
D. Kerangka Pemikiran
Sejak Indonesia merdeka sudah banyak konsep kawasan pengembangan
ekonomi terpadu yang disiapkan oleh pemerintah pusat. Sebut saja konsep
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, yang pertama kali dilakukan di Batamdan konsep pelabuhan bebas di Pulau Sabang di Provinsi Nanggroe Aceh
Darusalam. Pada dua model ini terdapat perbedaan yang tajam, kalau di Batam
konsep perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, dengan menunjuk Badan
Otorita Batam, sedangkan di pulau Sabang konsep pelabuhan bebas yang
ditonjolkan, dengan pemerintah daerah setempat sebagai pelaksana dan pihak
bertanggung jawab dalam kegiatan pelabuhan bebas di pulau Sabang. Untuk
mengembangkan konsep perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Batam
dan Sabang, pemerintah menggagas konsep kawasan bonded warehouse.9
Kalau konsep bonded warehousemenitikberatkan pada perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas untuk kegiatan ekspor import, maka pada tahun 1986
9 Lihat PP No 20 Tahun 1972 tentang Bonded Warehouse sebagaimana diubah dengan PP No.31 Tahun 1977.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
7/27
495Kesiapan Pemerintah Daerah ....
konsep bonded warehousediperbaiki dengan konsep kawasan berikat (bonded
zone).10
Maraknya investasi asing di era tahun 1980, pemerintah mencoba
membuat konsep perdagangan bebas yang di klusterkan dalam bentuk
Kawasan Industri,11 seperti di Kawasan Industri Pulau Gadung Jakarta Utara
(Jakarta Industrial Estate Pulogadung/JIEP) dan di Surabaya Industrial Estate
Rungkut/SIER. Tidak lama pengembangan kawasan industri ini dikembangkan
lagi menjadi tempat penimbunan berikat,12 dengan didirikannya PT (Persero)
Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Konsep ini tidak mutlak sebagai konsep
perdagangan bebas, konsep ini dikembangkan sebagai konsekuensi dari
diundangkannya UU No 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, dengan konsep
ini semua kegiatan investasi asing dilakukan melalui pelayanan satu atap.
Adanya kegiatan investasi asing yang hanya berada di wilayah Indonesia
Barat, khususnya di Pulau Jawa membuat iri pemerintah daerah yang ada di
wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur. Oleh sebab itu
pemerintah mengembangkan Kapet13 di sejumlah wilayah Indonesia Bagian
Tengah dan Indonesia Bagian Timur, misalnya Kapet yang dikembangkan oleh
Pemerintah Daerah Kota Bitung.
Berkembangnya konsep kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas tidak hanya dilakukan pihak Indonesia saja, beberapa negara juga
mencoba untuk memberikan konsep sejenis dengan menawarkan kemudahan
dalam bentuk perpajakan, seperti pemberian tax holidayuntuk kegiatan investasi
asing di negara tersebut. Misalnya negara RRC menawarkan 13 daerahnya
untuk dijadikan kawasan ekonomi khusus atau special economic zone(SEZ).Untuk menandingi konsep SEZ yang ditawarkan oleh pemerintah RRC,
pemerintah mengganti UU Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan UU
Penanaman Modal Asing (PMA), dengan mengundangkan UU No 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal. Dalam UU No. 25 Tahun 2007 ini tidak dikenal
lagi PMA dan PMDN, hanya dikenal penanaman modal. UU No. 25 Tahun 2007
mengatur hal tentang penanaman modal secara umum, selain itu UU No. 25
10 Lihat PP No 22 Tahun 1986 tentang kawasan Berikat (Bonded Zone) sebagaimana diubahdengan PP No. 14 Tahun 1990.11 Lihat Keputusan Presiden No 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri12 Pada konsep tempat penimbunan berikat dalam bentuk 1) kawasan berikat dan kawasanberikat plus; 2) gudang berikat; 3) entreport untuk tujuan pameran; dan 4) toko bebas bea,sebagaimana diatur dalam PP Np 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat.13 Lihat Keputusan Presiden No 150 Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan EkonomiTerpadu (Kapet).
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
8/27
496 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
Tahun 2007 juga menawarkan konsep KEK secara umum yang akan diatur
dalam UU tersendiri tentang KEK.
RUU KEK yang sedang dibahas oleh DPR dan Pemerintah saat ini akan
mengatur secara teknis tentang konsep perdagangan yang bersifat khusus.
Dalam RUU tentang Kawasan Ekonomi Khusus, disebutkan pada Pasal 3 ayat
(1), bahwa KEK dapat terdiri atas satu atau beberapa Kawasan : a) pengolahan
ekspor; b) logistik; c) industri; d) pengembangan teknologi; dan/atau e) ekonomi
lainnya. Pengaturan tentang adanya beberapa konsep perdagangan yang bersifat
khusus sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 sejalan dengan praktek
perdagangan yang bersifat khusus yang telah dikenal selama ini di Indonesia.
Adanya pembidangan tentang beberapa kawasan KEK, sejalan dengan praktek
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang sudah ada selama ini. Minimal
nantinya kawasan KEK yang akan dibentuk adalah kawasan perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas yang sudah ada selama ini seperti di FTZ di BBK di
Provinsi Kepri dan Kapet Bitung di Provinsi Sulawesi Utara.
II. Metode Penelitian
A. Waktu dan tempat
Penelitian tentang Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka
Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus. merupakan suatu penelitian hukum
yang dilakukan pada tanggal 14 19 April 2008 di Provinsi Kepulauan Riau dan
di Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 30 November 6 Desember 2008Adapun instansi yang dikunjungi adalah 1) Kantor Gubernur (Biro Hukum dan
Humas); 2) Bappeda Provinsi; 3) Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 4) Kantor
Otorita Batam di Batam Kepulauan Riau; 5) Kantor Kapet Bitung di Bitung, 6)
Kantor Persiapan KEK di Manado Sulawesi Utara; 7) Dinas Promosi dan Investasi
di Batam dan Manado; dan 8) BKMD Provinsi Kepri.
B. Bahan/Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data dalam bentuk : 1)
studi dokumen atau bahan pustaka; 2) pengamatan atau observasi; dan 3)
wawancara atau interview yang dilakukan di lokasi penelitian dengan mengunjungi
beberapa instansi pemerintah.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
9/27
497Kesiapan Pemerintah Daerah ....
Sifat penelitiannya adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian untuk
memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-
gejala lainnya,14 dan dari sudut tujuannya, maka penelitian ini merupakan
penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta belaka (fact finding).15 Melalui
sifat dan tujuan penelitian ini diharapkan akan mendapatkan data tentang
manusia, keadaan dan gejala lain yang berhubungan dengan kesiapan
pemerintah daerah dalam membentuk KEK di Provinsi Kepulauan Riau dan
Provinsi Sulawesi Utara, dengan melakukan wawancara dengan para pihak di
kedua provinsi tersebut.
Sesuai dengan jenis penelitian ini, maka data yang diperlukan adalah
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumber
pertama, yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian16 berupa hasil
wawancara dengan para pelaksana pemerintahan dan pembangunan di daerah.
Adapun para pihak yang telah diwawancara adalah para pejabat di lingkungan
Pemda Provinsi Kepulauan Riau dan Sulawesi Utara.
Data sekunder mencakup dokumen resmi, buku-buku dan hasil
penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan lain-lain,17 dan dari data
sekunder yang didapatkan juga dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
dan bahan hukum tersier18.
C. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini dilakukan dengan
analisis kualitatif, yaitu data yang terkumpul atau diperoleh, baik data sekundermaupun data primer disusun dan dianalisis secara kualitatif sesuai dengan
permasalahan yang telah dirumuskan.
14 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1984, hal 10.15 ibid16 Ibid17 Ibid18 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Rajawali Pers, 1985,hal 14 dan 15.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
10/27
498 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Semula Batam dijadikan proyek percontohan,19 yang diikuti dijadikannya
Batam sebagai daerah industri,20 dengan menunjuk dan menetapkan beberapa
wilayah usaha kawasan berikat di daerah Pulau Batam.21 Akhirnya pada tahun
1978 pemerintah menetapkan seluruh daerah Batam sebagai Bonded
Warehouse22 yang membebaskan pemungutan PPN dan PPnBM di seluruh
wilayah Batam.23
Masa emas Batam dengan tidak dipungutnya PPN dan PPnBM berakhir
dengan diundangkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2003 tentang
Pengenaan PPN dan PPnBM di kawasan berikat di Pulau Batam, yang mencabut
PP No. 39 Tahun 1998 dengan memberlakukan PPN dan PPnBM di Pulau
Batam. Masa suram Batam akibat pengenaan PPN dan PPnBM berakhir dengan
diundangkannya Perppu No. 1 Tahun 2000 jo UU No 36. Tahun 2000 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang diubah dengan
Perppu No. 1 Tahun 2007 jo UU No. 44 Tahun 2007 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Adanya pengundangan UU tersebut
sebenarnya untuk menolong eksistensi perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
yang ada di Batam.
Di sisi lain dengan pengundangan UU No. 36 Tahun 2000 jo UU No. 44
Tahun 2007 selain untuk menggantikan UU No. 3 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, juga dalamrangka perwujudan otonomi daerah pasca diundangkannya UU No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah, sehingga beberapa wilayah perlu ditetapkan
sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, dan salah satu
yang dituju adalah Batam sebagai proyek percontohan.
19 Lihat Keputusan Presiden No. 74 Tahun 1971 tentang Pengembangan Pembangunan PulauBatam.20 Lihat Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1973 tentang Daerah Industri Batam.21
Lihat Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1974 tentang Penunjukkan dan Penetapan BeberapaWilayah Usaha Bonded Warehousedi daerah Pulau Batam.22 Lihat Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1978 tentang Penetapan Seluruh Daerah IndustriBatam Sebagai Wilayah Usaha Bonded Warehouse.23 Lihat Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1998 tentang Perlakuan PPN dan PPnBm di KawasanBerikat Daerah Industri Pulau Batam.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
11/27
499Kesiapan Pemerintah Daerah ....
Sejak diundangkannya UU No. 36 Tahun 2000 jo UU No. 44 Tahun 2007,
ditindaklanjuti dengan diundangkannya PP No. 46, 47 dan 48 Tahun 2007 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Batam, Bintan dan Karimun, telah
membangkitkan kembali rencana untuk menjadikan BBK sebagai salah satu
KEK. BBK sebagai proyek percontohan KEK sebagaimana Memoramdum of
Understanding(MOU) antara Pemerintah RI dan Pemerintah Singapura pada
tanggal 25 Juni 2006 tetap terus dilanjutkan walaupun instrumen hukum yang
tegas belum diundangkan oleh pemerintah. Alasan utama pemerintah24 akan
menetapkan BBK sebagai KEK karena kondisi infrastruktur yang sudah
memadai, besarnya jumlah investasi dalam negeri dan luar negeri di kawasan
itu dan lokasi geografis yang strategis. Artinya daerah itu sudah siap untuk
dikembangkan sebagai KEK dalam waktu singkat.
Bahkan kajian akademis25 tentang kesiapan Batam sebagai KEK telah
diserahkan kepada pemerintah sebagai bahan atau narasumber untuk kelak
menjadikan Batam sebagai KEK. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa
untuk menjadikan Batam sebagai suatu kawasan dalam kategori kelas dunia,
maka Batam harus memberikan pelayanan kelas dunia, baik dalam perijinan,
perpajakan dan kepabeanan. Selain itu kawasan ini juga dapat memberikan
fasilitas keamanan dunia, memiliki infrastruktur kelas dunia, baik untuk fasilitas
jalan raya, pelabuhan, airport, transportasi, telekomunikasi, listrik dan baik.
Walaupun MOU sudah ditandatangani dan sudah ada kajian akademis
tentang Batam sebagai proyek percontohan KEK, tetapi pelaksanaannya masih
terhambat terutama belum jelasnya insentif yang akan diberikan kepada KEK
BBK tersebut. Padahal pada saat penandatanganan MOU tersebut, Presidensudah menjanjikan akan memberikan fasilitas fiskal dan non fiskal kepada calon
investor. Adapun fasilitas yang akan dinikmati antara lain 26:
1) Di sektor perpajakan. Investor yang berinvestasi di kawasan ini akan
memperoleh pembebasan pajak dalam jangka waktu minimal 5 (lima) tahun
dan diskon pajak untuk jenis industri tertentu.
2) Di bidang kepabeanan, barang yang keluar masuk pelabuhan ke lokasi
usaha atau sebaliknya akan dipermudah dengan pemeriksaan di lokasi
usaha, serta
3) Di bidang izin investasi akan diberikan oleh badan pengusahaan kawasan
dengan pola layanan satu atap di setiap lokasi.
24 Mendorong Investasi Melalui KEK, Business News7422/6-10/2006, hal 925op.cit., hal 100.26Op cit, hal 100
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
12/27
500 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
Ketidakjelasan terhadap konsep KEK juga terjadi untuk menentukan
daerah di BBK yang akan dijadikan KEK, misalnya di Bintan dan Karimun
kawasan itu harus steril serta Badan Kawasan dan Badan Pengusahaannya
harus jelas, ungkap Bambang Susanto27 selaku Sekretaris Tim Nasional KEK
Indonesia. Bintan dan Karimun akan diperlakukan berbeda dengan Batam, sebab
kedua kawasan ini akan dikembangkan dengan sistem enclave, yakni ada
beberapa kawasan ekonomi khusus yang dikelilingi area non ekonomi khusus,
sementara Batam berstatus KEK seluruhnya.
Bagi pemda BBK dengan ditunjuknya daerah mereka sebagai proyek
percontohan KEK, maka pemda diberikan keleluasaan atau diberi ruang yang
lebih luas di dalam mengelola hasil kesepakatan kerjasama ekonomi tersebut,
tetapi untuk merealisasikan terhadap kesempatan tersebut tidaklah mudah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemda untuk menindaklanjuti
kerjasama tersebut, antara lain 28:
1. Kesiapan aparatur di daerah dalam menyikapi masuknya investasi di daerah
mereka.
2. Kesiapan perangkat pendukung proses masuknya investasi; dan
3. Kesiapan masyarakat yang bermukim di daerah tersebut dengan masuknya
kegiatan investasi model Singapura dengan pola kerja seperti di Singapura.
Dalam wawancara yang dilakukan dengan jajaran dan pejabat Bappeda
Pemda Kepri,29 disebutkan bahwa saat ini pemerintah daerah bersama dengan
pemerintah pusat mencoba untuk mengembangkan BBK. Upaya pengembangan
BBK juga mendapat dukungan dari Pemerintah Singapura dengan
ditandanganinya MOU 25 Juni 2006 beberapa waktu yang lalu. Upaya kerjasamaantara negara Indonesia dan Singapura ditindaklanjuti dengan pembentukan
komite kerja antara dua negara. Komite kerja membentuk Joint Working Grup,
dengan menyusun road map actiontentang penerapan SEZ di Batam, dengan
berkoordinasi dengan pihak Badan Koordonasi Penanaman Modal setempat.
Adapun bentuk kesiapan yang dilakukan BPKMD30 setempat dengan a)
mempersiapkan Standard Operation Procedures(SOP) dalam memberikan
pelayanan kepada investor, b) memperlancar perizinan (one stop service,
termasuk menghilangkan segala bentuk pungutan), dan c) membentuk tim task
forceuntuk memperlancar masuknya kegiatan investasi ke Provinsi Kepri.
27 Tertunda Insentif Bintan Karimun, Kompas1 April 2008, hal 18.28 Kawasan Ekonomi Khusus, Business NewsNo 7386/12-7-2006, hal 329 Wawancara dengan jajaran Bappeda Provinsi Kepri, Tanjungpinang 14 April 2008.30 Wawancara dengan jajaran BKPMD Provinsi Kepri, Tanjungpinang 15 April 2008
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
13/27
501Kesiapan Pemerintah Daerah ....
Dipilihnya BBK sebagai KEK memberikan dorongan positif pada
pengembangan wilayah Provinsi Kepri, akan tetapi di sisi lain, provinsi-provinsi
lain merasa iri hati dengan situasi tersebut. Apalagi provinsi-provinsi lain tidak
mempunyai kriteria lengkap seperti yang terjadi pada KEK di BBK.31 Untuk itu
hendaknya proyek percontohan BBK sebagai KEK harus didukung secara
maksimal oleh semua pihak, khususnya oleh pemerintah pusat, sedangkan
keinginan daerah lain untuk membentuk KEK di daerahnya harus dilakukan
melalui kajian yang cukup komprehensif, karena pembentukan suatu daerah
sebagai KEK memerlukan biaya yang cukup besar dan dampak sosial bagi
masyarakat di daerah tersebut. Jadi kalaupun ada keinginan pemerintah untuk
membentuk 112 KEK sebagaimana diungkapkan oleh Hermanto Dardak selaku
Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum,32 perlu
diperhatikan seksama sebab jangan sampai model pemekaran wilayah yang
ada saat ini dikembangkan oleh daerah dengan mengembangkan kawasan
daerahnya menjadi KEK.
Dalam penelitian lapangan yang dilakukan di Provinsi Kepri, Pemda
Provinsi Kepri mengutarakan adanya manfaat dari rencana Kawasan KEK di
daerah ini, antara lain:33
1. peningkatan investasi;
2. penyerapan tenaga kerja;
3. peningkatan penerimaan devisa dari ekspor;
4. peningkatan pemanfaatan bahan-bahan/produk lokal;
5. mendorong terjadinya alih teknologi (peningkatan SDM);
6. peningkatan UKM (usaha kecil dan menengah);7. peningkatan PDRB/peningkatan pendapatan masyarakat.
Pihak pemda mengutarakan juga bahwa dipilihnya Batam sebagai salah
satu KEK, disebabkan karena beberapa hal, antara lain:34
1. terletak pada jalur pelayaran internasional dan dekat dengan pusat
perdagangan dunia di Singapura;
2. infrastruktur yang memadai;
3. merupakan salah satucluster industryterbesar di kawasan Indonesia Barat;
4. tersedianya tenaga kerja yang cukup;
31 KEKI: Pengistimewaan Daerah Tertentu, Business News7414/18-9-2006 hal 23.32 Indonesia Kembangkan 112 KEK, Sinar Harapan12 Juli 2006.33 Lihat bahan paparan Konsep Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Batam, Bintan danKarimun, yang disampaikan oleh Gubernur Kepulauan Riau, pada tanggal 28 Februari 2008.34 Hasil wawancara dengan pejabat Bappeda Kepri di Tanjungpinang, tanggal 14 April 2008.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
14/27
502 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
5. pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata nasional.
Untuk mendukung BBK sebagai salah satu KEK, maka Pemerintah Provinsi
Kepri telah menetapkan cluster industryyang dapat dikembangkan di BBK,
yaitu:35
1. Bidang usaha yang dikembangkan di Batam, antara lain :
b. elektronik;
c. elektrikal;
d. mechatronics;
e. industri manufaktur; dan
f. shipyard .
2. Bidang usaha yang dikembangkan di Bintan, antara lain :
a. electronic;
b. garment;
c. food industries; dan
d. industri manufaktur.
3. Bidang usaha yang dikembangkan di Karimun, antara lain :
a. shipyard/shipbuilding;
b. component part;
c . industri processing;
d. industri manufaktur.
Kesiapan pemerintah Provinsi Kepri untuk menetapkan kawasan BBK
sebagai cikal bakal KEK untuk tujuan ekspor di Provinsi Kepri. Persiapan untuk
dijadikannya kawasan BBK sebagai KEK diawali dengan telah ditetapkannya
UU tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Selain itudalam diskusi36 dengan jajaran Badan Otorita Batam yang nantinya sebagai
cikal bakal Badan Pelaksana KEK, pihak Badan Otorita Batam telah siap 100%
untuk dapat ditunjuk sebagai Badan Pelaksana KEK di pulau Batam. Hal ini
sejalan dengan infrastruktur yang telah dibangun oleh Badan Otorita Batam
selama ini. Adanya infrastruktur tersebut dapat mengurangi pembiayaan bila
nantinya Batam akan dijadikan KEK untuk tujuan ekspor.
Untuk mensinergikan pelaksanaan tugas Badan Otonomi Batam
melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Batam, di satu sisi Batam
Otorita melakukan pengembangan BBK, sedangkan di sisi lain Pemko Batam
melakukan fungsi pemerintahan di Kota Batam. Fungsi pemerintahan dalam
35 Ibid.36 Wawancara dengan jajaran Pimpinan Badan Otorita Batam di Batam pada tanggal 16 April2008,
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
15/27
503Kesiapan Pemerintah Daerah ....
rangka Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah pemerintahan kota Batam. Melalui
pengaturan RTRW yang disiapkan pemerintah Kota Batam dengan mengacu
kepada penataan ruang yang sedang dipersiapkan oleh Pemerintah Pusat
sebagai amanat dari UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Pihak pemda juga menyadari bahwa salah satu ujung tombak kawasan
perdagangan bebas dan perdagangan bebas di BBK, yaitu adanya Dewan
Kawasan37 sebagai pihak yang akan menjadi pihak yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan Kawasan KEK tersebut. Sambil menunggu terbentuknya
Dewan Kawasan tersebut, pelaksana tugas dilakukan oleh Badan Otorita Batam38
yang dibantu oleh Komite Kerja yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
No 12 Tahun 2006 tentang Komite Pengarah Pengembangan KEK di BBK.
Komite kerja bekerja sama dengan Badan Otorita untuk mengembangkan
kegiatan di BBK sambil menunggu terbentuknya Dewan Kawasan di BBK.39
Sambil menunggu disahkannya RUU KEK yang saat ini sedang dibahas
di DPR, maka praktek perdagangan bebas dan pelabuhan bebas telah dilakukan
di BBK, khususnya di kawasan Batam. Hal ini sejalan dengan telah dibentuknya
Dewan Kawasan BBK dan Dewan Kawasan Nasional Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas. Efektifitas perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di
kawasan BBK semakin bergairah dengan diundangkannya sejumlah peraturan
perundang-undangan, antara lain Peraturan Menteri Keuangan No 47/PMK.04/
2009 mengenai Pengaturan Arus Keluar Masuk Barang ke Kawasan perdagangan
bebas dan pelabuhan bebas jo Peraturan Menteri Perdagangan No 12/M-DAG/
Per/3/2009 tentang Pelimpahan Kewenangan Penerbitan Perizinan di Bidang
Perdagangan Luar Negeri Kepada Badan Pengelola FTZ BBK. Melaluipengundangan kedua peraturan tersebut diharapkan dapat mengisi kekosongan
hukum dalam pelaksanaan perdagangan bebas di kawasan BBK. Selain itu
melalui pengundangan peraturan perundang-undangan tersebut, cikal bakal
penerapan KEK mulai dijalankan dengan kegiatan yang dilakukan di kawasan
BBK.
37 Pada saat penelitian ini dilakukan Dewan Kawasan belum terbentuk, tetapi pada saat tulisan inidibuat Dewan Kawasan telah terbentuk di Batam, Bintan dan Karimun.38 Badan Otorita Batam dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1973 tentangBadan Otorita Batam, yang tujuannya untuk mengembangkan Batam sebagai kawasan industri,perdagangan, pariwisata dan transshipment.39 Dewan Kawasan baru terbentuk pada bulan Mei 2008 dengan Keputusan Presiden No 9 Tahun2008 tentang Dewan Kawasan di Batam, Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2008 tentangDewan Kawasan di Bintan, Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan diKarimun jo Peraturan Presiden No. 30 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
16/27
504 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
Di sisi lain pemberlakuan Batam sebagai perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas sebenarnya sudah sesuai dengan klasifikasi penataan ruang
sebagaimana diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
yaitu pada bagian kegiatan kawasan yang ada di sekitar Batam, dan sifat
strategis kawasan Batam yang berhadapan dengan negara Singapura. Selain
itu bila pengalaman Batam yang telah menjalankan kegiatan perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas berhadapan dengan konsepsi KEK, maka di Batam dapat
dijumpai bagian pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi,
yang hal ini telah memenuhi unsur KEK sebagaimana diatur dalam ketentuan
draft RUU KEK pada Pasal 3 ayat (1).
Melihat apa yang telah dilakukan Batam selama ini dan investasi yang
telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setempat untuk
menjadikan Batam sebagai lokasi melakukan kegiatan eksporr, maka sudah
sewajarnya kegiatan Batam sebagai bagian perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas dapat ditingkatkan menjadi KEK yang bersifat kegiatan ekspor,
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan serta keinginan dari
pemerintah daerah setempat dan masyarakat setempat.
2. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara
Kota Bitung merupakan salah satu pemerintah daerah kota dalam wilayah
pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara. Kota Bitung mempunyai luas
wilayah sekitar 304 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 108 juta jiwa. Di kota
Bitung selama ini sudah berkembang Kapet, dengan adanya Kapet Bitungmembuat Kota Bitung menjadi kota yang cukup dikenal di Indonesia Bagian
Timur. Oleh sebab itu sudah cukup wajar bila pengelolaan Kapet Bitung tetap
diteruskan dikembangkan oleh pemerintah daerah kota setempat, hal ini
disebabkan Kapet Bitung telah menambah daya tarik kegiatan investasi di Provinsi
Sulawesi Utara.
Salah satu upaya dari pemerintah Provinsi Sulawesi Utara
mengembangkan Kapet Bitung sebagai KEK Bitung tidak terlepas dari mandat
yang diberikan dalam UU No. 32 Tahun 2004 khususnya pada Pasal 9 ayat (4)
tentang peran pemda dalam membentuk kawasan khusus. Keinginan pemda
juga didasarkan kepada rencana Tim Nasional Kawasan Ekonomi Khusus
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
17/27
505Kesiapan Pemerintah Daerah ....
Indonesia (KEKI) yang sedang mendata daerah tertentu untuk dapat dijadikan
kawasan khusus.40
Dalam diskusi yang dilakukan, disebutkan bahwa ada beberapa manfaat
dari KEK di kawasan Provinsi Sulawesi Utara, antara lain : 41
1. Mengurangi pengangguran;
2. Menciptakan daya tarik investasi asing langsung;
3. Meningkatkan ekspor;
4. Menciptakan jaringan baru dan akses ke pasar dunia dan saluran distribusi
internasional;
5. Menciptakan spill over benefits; dan
6. Meningkatkan penjualan dalam negeri termasuk sumber-sumber lokal.
Untuk meningkatkan Kapet Bitung sebagai KEK Bitung, maka upaya
pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara dilakukan tidak dengan membentuk
sesuatu yang baru, tetapi dengan melengkapi sesuatu yang sudah ada di Provinsi
Sulawesi Utara, yaitu adanya Kapet Bitung. Untuk itu pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara akan mengembangkan wilayah atau kawasan di sekitar Kapet
Bitung. Melalui pengembangan wilayah di sekitar Kapet Bitung ini diharapkan
luas daerah yang akan dijadikan KEK akan semakin luas, tidak sebatas luas
Kapet Bitung semata seperti saat ini.
Perluasan Kapet Bitung sebagai cikal bakal KEK di Bitung dilakukan
melalui:42
1. pembentukan kawasan Industri Bitung Intranusa seluas 22 hektar;
2. perluasan kawasan Kapet Bitung menjadi 500 hektar; dan
3. perluasan kawasan pendukung Kawasan KEK Bitung menjadi 120 hektar.Melalui 3 upaya di atas diharapkan Kapet Bitung dapat dijadikan salah satu
KEK di Indonesia.
Adapun kesiapan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara untuk
melaksanakan pengelolaan KEK di Bitung didasarkan kepada ketentuan
peraturan perundang-undangan antara lain:43
40 Sudah ada 22 provinsi yang mengajukan kawasan di daerahnya untuk dijadikan KEK, Kompas21 April 2009.41 Hasil wawancara pada tanggal 3 Desember 2008 dengan Bapak Charles Kepel selaku DirekturPerencanaan Persiapan KEK Provinsi Sulawesi Utara.42 Ibid.43 Diskusi dengan pejabat Biro Hukum Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Manado 1Desember 2008
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
18/27
506 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
1. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No. 4 Tahun 2005 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2005
2010 Provinsi Sulawesi Utara;
2. Peraturan Daerah Kota Bitung No. 12 Tahun 2006 tentang tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2005 2010 Kota
Bitung;
3. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No. 37 Tahun 2003 tentang
Pelayanan Satu Pintu Provinsi Sulawesi Utara;
4. Peraturan Daerah Kota Bitung No. 7 Tahun 2006 tentang Pelayanan Satu
Atap; dan
5. Surat Keputusan Gubernur No. 96 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja (POKJA) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Penetapan
Lokasi-lokasi Kawasan Ekonomi Khusus di Provinsi Sulawesi Utara
Jadi upaya untuk menjadikan Kapet Bitung sebagai KEK Bitung tidak
terlepas dari sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini,
terutama peraturan perundang-undangan yang bersifat lokal (peraturan daerah).
Melalui peraturan perundang-undangan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara
ataupun di Kota Bitung dapat mempermudah pelaksanaan KEK di Kota Bitung.
Di satu sisi pelaksanaan Kapet Bitung selama ini sudah sesuai dengan
perencanaan di daerah Bitung dan di Provinsi Sulawesi Utara, sebab tanpa
perencanaan di daerah sangat sulit untuk menjadikan Kapet Bitung sebagai
salah KEK di Indonesia Bagian Timur. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan
Pemerintah Kota Bitung menyadari bahwa eksistensi Kapet Bitung selama ini
selain karena adanya perencanaan daerah yang baik antara Pemerintah Provinsidengan Pemerintah Kota Bitung, juga karena adanya sistem pelayanan satu
atap dan sistem pelayanan satu pintu untuk kegiatan investasi di Kapet Bitung.
Oleh sebab itu untuk mengejar target untuk menjadikan Kapet Bitung sebagai
salah satu KEK di Indonesia bagian Timur, telah dikeluarkan Surat Keputusan
Gubernur No. 96 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA)
KEK dan Penetapan Lokasi-lokasi KEK di Provinsi Sulawesi Utara. Melalu Pokja
ini akan ditentukan wilayah yang akan mendukung Kapet Bitung sebagai KEK
Bitung.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
19/27
507Kesiapan Pemerintah Daerah ....
Adapun kesiapan dan komitmen dari Pemerintah Provinsi dalam
mengembangkan KEK di Bitung Sulawesi Utara adalah sebagai berikut:44
1. Melakukan harmonisasi terhadap perda-perda di bidang investasi;
2. Membentuk sistem pelayanan satu atap;
3. Melakukan aftercare service; dan
4. Menyiapkan balai latihan kerja.
Untuk melaksanakan komitmen tersebut maka ada beberapa target yang
akan dilakukan antara lain:45
1. Mendesak pemerintah pusat untuk mengundangkan Peraturan Pemerintah
tentang KEK Bitung;
2. Unit Pelayanan Teknis (UPT) Satu Atap yang ada saat ini dapat
dikembangkan untuk semua jenis perizinan, yang semula hanya perizinan
SITU, HO dan Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
3. Dalam kerangkaaftercare servise, dihadapkan dapat memberikan jaminan
keamanan berinvestasi di Sulawesi Utara khususnya di KEK Bitung; dan
4. Dalam kerangka penyiapan balai latihan kerja perlu disiapkan balai pelatihan
yang disesuaikan dengan kebutuhan industri di dalam wilayah KEK.
Sejumlah komitmen di atas yang dilakukan oleh Pemeritah daerah
setempat sejalan dengan kemudahan yang ditawarkan oleh pemerintah daerah
setempat kepada calon investor dan investor yang telah berinvestasi di daerah
tersebut. Melalui komitmen ini diharapkan para pelaku investor akan merasa
betah untuk melakukan investasi di daerah ini. Sisi lainnya yang perlu juga
diperhatikan dengan banyak kegiatan investasi di daerah ini adalah multiplier
effect, yaitu jumlah tenaga kerja yang terserap di pusat investasi di Kapet Bitung,serta adanya pendapatan asli daerah (PAD) untuk pemerintah daerah setempat
melalui retribusi daerah dan pajak daerah yang nantinya bisa dikembalikan ke
masyarakat dalam bentuk pendidikan murah dan kesehatan murah di daerah
tersebut.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk menjadikan Bitung sebagai
salah satu KEK, juga telah menyiapkan sejumlah lahan dan Rencana Tata Ruang
dan Wilayah (RTRW) dan dukungan infrastruktur. Misalnya di bidang infrastruktur,
memetakan kondisi yang ada saat ini, menetapkan target yang harus ditetapkan
44 Diskusi dengan pejabat Bappeda Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Manado 2Desember 2008.45 Ibid.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
20/27
508 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
serta membuat strategi untuk mencapai target tersebut. Sebagai contoh dalam
hal infrastruktur air :46
a. Kondisi saat ini adalah adanya suplai listrik dari PT PLN dengan
menggunakan PLTA tenaga air di Tonsea Lama dan Tanggari I dan Tanggari
II, PLTD tenaga diesel di Bitung dan Geotermal Lahendong;
b. Target yang akan dicapai adalah peningkatan suplai listrik dari PLTA dan
PLTP (tenaga panas bumi); dan
c. Strategi yang akan dilaksanakan dengan melakukan permintaan ijin kepada
Pemerintah Pusat untuk mendirikan pembangkit-pembangkit listrik baru di
Provinsi Sulawesi Utara.
Konkritisasi dalam upaya pengembangan Bitung sebagai cikal bakal KEK
Bitung juga dilakukan terhadap infrastruktur yang sudah saat ini dengan
menambah dan memperbaiki fasilitas terhadap infrastruktur yang sudah ada.
Misalnya 1) membuka jalan akses menuju kawasan Bitung atau kawasan di
sekitar Bitung, dengan membangun jalan tol Manado Bitung sepanjang 47 km,
serta pembangunan jalan dari kawasan Bitung menuju pelabuhan yang sudah
ada; 2) memperluas apron bandar udara internasional Sam Ratulangi Manado
serta membuka jalur penerbangan reguler menuju Manado dan keluar dari
Manado, 3) mengembangkan pelabuhan laut nusantara Bitung melalui kegiatan
aspek teknis kepelabuhan sehingga pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan
nusantara khususnya sebagai pelabuhan hub internasional. 47
Pengembangan pelabuhan nusantara Bitung sebagai pintu masuk
perdagangan di kawasan timur, selain persiapan menuju pembentukan KEK
Bitung juga untuk mengurangi ketergantungan wilayah Indonesia Timur denganpelabuhan yang ada di pulau Jawa. Selain itu melalui pengembangan pelabuhan
nusantara Bitung sebagai pelabuhan bebas, hal ini sejalan dengan konsepsi
pelabuhan bebas sebagaimana diatur dalam UU No 44 Tahun 2000 tentang
Penetapan Perpu No 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU No. 36 Tahun
2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Pentingnya pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan nusantara dan pelabuhan
hub international didasarkan kepada hasil kajian yang dibuat oleh tim persiapan
KEK Sulawesi Utara. Adapun hasil kajian tergambarkan pada tabel dan gambar
di bawah ini.
46 Lihat bahan paparan yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah setempat pada diskusi padatanggal 1 Desmber 2008.47Ibid
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
21/27
509Kesiapan Pemerintah Daerah ....
Tabel 1
Gambar 1
Sumber : Paparan yang disampaikan dalam diskusi dengan penulis
PERBANDINGAN JARAK ANTARA PELABUHAN BITUNGPERBANDINGAN JARAK ANTARA PELABUHAN BITUNG
TERHADAP PELABUHAN NEGARA TUJUAN, 2007TERHADAP PELABUHAN NEGARA TUJUAN, 2007
Darwin
Selisih BiayaCharter Kapal
(US$)
BEDA HARI(Hari)
BEDA JAM(Jam)
BEDA JARAK(Mil Laut)
Bitung Direct(Mil Laut)
Via TanjungPriok &
Singapore(Mil Laut)
PELABUHANBITUNG
1.094
2.909.239,13
14,55
349,11
2.241
1.901
4.142
Shanghai
2.800.905,80
14,00
336,11
1.942
1.423
3.365
Hong Kong
2.887.137,68
14,44
346,46
2.180
1.346
3.526
Kaohsiung
PELABUHAN NEGARA TUJUAN
Los AngelesTokyoBusan
3.156.340,583.035.326,092.928.804,35
15,7815,1814,64
378,76364,24351,46
2.9231.2092.295
6.6512.2202.113
9.5743.4294.408
Sumber: Data dari berbagaisumberCatatan: Asumsikecepatan kapalocean going 23 knot
Asumsikecepatan kapalfeeder domestik 10 knotTransit time 3 days at each port (Priok dan Singapore)
Dari/Ke Jepang,Korea Selatan,Taiwan
Dari/Ke AS
PENGEMBANGAN BITUNG SEBAGAIPENGEMBANGAN BITUNG SEBAGAI
PELABUHAN HUB INTERNASIONALPELABUHAN HUB INTERNASIONAL
Rute Internasional (Ocean Route)
Pengumpan (Feeder)
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
22/27
510 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, maka sudah tepat seandainya
pelabuhan nusantara Bitung dinyatakan sebagai sebagai pelabuhan bebas
alternatif, selain pelabuhan yang ada di daerah Indonesia Barat, khususnya di
Pulau Jawa. Pelabuhan Bitung bisa dijadikan pintu masuk dan pintu keluar
untuk barang ke wilayah Indonesia dan ke luar wilayah Indonesia. Hal ini
mengingat pelabuhan Bitung langsung berhadapan dengan laut bebas, sehingga
tidak ada hambatan berarti dan mempercepat proses perdagangan ke luar negeri.
Adanya pelabuhan bebas Bitung menjadi komplementer kegiatan ekspor impor
untuk Indonesia bagian Timur. Selain itu dengan adanya pelabuhan Bitung akan
menjadi daya tarik Kapet Bitung. Pentingnya pelabuhan Bitung sejalan dengan
konsep pelabuhan bebas yang menjadi salah satu syarat keberhasilan KEK.
Upaya pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara untuk menjadikan Kapet
Bitung sebagai KEK Bitung dengan membentuk Tim persiapan KEK Bitung.
Tim ini telah menyiapkan daerah penunjang Kapet Bitung tetap mengacu kepada
sistem hukum yang ada selama ini. Misalnya pembentukan Kawasan Industri
Intranusa seluas 22 hektar tetap mengacu kepada sistem kawasan industri
sebagaimana diatur dalam Keppres No. 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri,
sedangkan tentang permasalahan pertanahan tunduk kepada peraturan
perundang-undangan di bidang pertanahan. Pihak pemda mendasarkan pendirian
kawasan industri Intranusa berdasarkan konsep tata ruang wilayah yang ada di
Provinsi Sulawesi Utara serta tata ruang wilayah di Kota Bitung. Hal ini sejalan
dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa adanya
klasifikasi penataan ruang yang disesuaikan dengan kegiatan kawasan,
khususnya kawasan industri. Selain pentingnya tata ruang wilayah dalampembentukan kawasan industri Intranusa, hal pentingnya penataan ruang dalam
kaitannya dengan KEK, juga disebutkan secara tegas dalam Pasal 4 RUU KEK,
bahwa suatu daerah dapat ditetapkan sebagai Kawasan KEK harus didasarkan
kepada Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
IV. Penutup
A. Kesimpulan
Praktek perdagangan bebas dan pelabuhan bebas telah berlangsung
selama ini di Batam di Provinsi Kepri dan Kota Bitung di Provinsi Sulawesi
Utara. Walaupun ada perbedaan pemberlakuan konsep perdagangan
berdasarkan kawasan di antara Batam dan Bitung. Batam telah lama melakukan
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
23/27
511Kesiapan Pemerintah Daerah ....
praktek perdagangan bebas dengan dijadikannya Batam sebagai percontohan
di era tahun 1970. Sejak tahun 1970 pasang surut kegiatan perdagangan bebas
telah mengalami pasang surut terutama akibat ketidakkonsistenan Pemerintah
Pusat di bidang fiskal dan non fiskal yang membuat kebingungan pihak pengelola
serta para investor di Batam. Walaupun akhirnya pemerintah mengundangkan
UU tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam serta dibentuknya
Badan Pengawas dan Badan Pengelola di Batam.
Hal berbeda terjadi di Bitung Provinsi Sulawesi Utara, yang
menggunakan konsep Kapet sebagai bagian dari program Pemerintah Pusat
untuk mengembangkan kawasan di Indonesia bagian Timur. Program ini cukup
berhasil dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat dengan kemampuan
yang terbatas. Di Bitung, peran dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat
berbeda dengan praktek di Batam. Di Kapet Bitung berkembang karena
semangat masyarakat setempat untuk memajukan daerahnya menjadi modal
utama saat ini tetap eksisnya Kapet di Bitung. Hal berbeda dengan Kapet-
kapet lain di Indonesia Timur yang mati suri.
Pengembangan kegiatan perdagangan bebas di kota Batam dan Bitung
sejalan dengan era otonomi daerah dengan mengembangkan daerah otonom
masing-masing guna kepentingan masyarakat yang ada di daerah tersebut.
Adanya kawasan perdagangan bebas yang telah dilaksanakan di Batam dan
Bitung sudah sesuai dengan konsepsi perdagangan bebas yang ada selama ini
dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Di sisi lain untuk mengembangkan kegiatan perdagangan bebas di Batam
dan Bitung diarahkan kepada konsepsi KEK yang saat ini sedang melandabelahan dunia. Untuk itu peran dan tanggung jawab Pemerintah Pusat dapat
membantu pelaksanaan yang ada di Batam dan Bitung.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian ini, maka dapat digambarkan bahwa selama ini
ada konsep perdagangan bebas yang berbeda. Hal ini sejalan dengan ketentuan
Pasal 3 RUU KEK, bahwa adanya beberapa tipe KEK yang bisa diterapkan di
Indonesia. Untuk itu kiranya praktek perdagangan bebas yang ada di BBK dan
Bitung dapat dijadikan percontohan bagi daerah yang ingin menjadikan salah
satu kawasan di daerahnya untuk dapat dijadikan KEK.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
24/27
512 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
Bagi pemerintah pusat sebenarnya sudah sepatutnya menjadikan FTZ
BBK dan Kapet Bitung sebagai salah satu KEK percontohan, sehingga dapat
membantu daerah lainnya yang berkeinginan untuk membentuk KEK di
daerahnya. Bagi pemerintah daerah Provinsi Kepri dan Sulawesi Utara sudah
seharusnya memberikan komitmen yang nyata bagi kegaitan FTZ di BBK dan
Kapet Bitung. Sehingga bila nantinya FTZ BBK dan Kapet Bitung dijadikan
KEK, maka BBK dan Bitung sudah benar-benar mengimplementasikan
konsepsi-konsepsi KEK yang diatur dalam RUU KEK.
Di sisi lain hendaknya kepada pemerintah daerah lainnya yang
berkeinginan untuk membentuk KEK di daerahnya perlu belajar dari kedua daerah
yang telah ada, dan apabila pemerintah daerah belum dapat mengikuti praktek
yang sudah ada di kedua daerah tersebut, hendaknya pemerintah daerah perlu
memikirkan secara seksama tentang keinginan untuk membentuk KEK di
daerahnya.
Bagi DPR dan pemerintah yang saat ini sedang membahas RUU KEK,
kiranya pengalaman dan praktek perdagangan bebas yang ada di BBK dan
Bitung dapat mengilhami hal apa saja yang perlu diatur dalam RUU KEK.
Keberhasilan pelaksanaan KEK di masa mendatang sangat tergantung kepada
materi muatan yang akan diatur dalam RUU KEK tersebut.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
25/27
513Kesiapan Pemerintah Daerah ....
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1984
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta:
Rajawali Pers, 1985.
Makalah
Budi Santoso, Tinjauan Dari Perspektif Departemen Perdagangan Terhadap
Kebijakan Pemerintah Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus, Diskusi Internal dengan Tim Peneliti P3DI, Jakarta 4
April 2008
Ismeth Abdullah, Konsep Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Batam,
Bintan dan Karimun, paparan Gubernur Kepulauan Riau, Februari 2008.
Jon Arizal, Special Economic Zone (SEZ) dan Aspek Kelembagaan, paparan
yang disampaikan pada acara temu wicara dengan Sekretariat Jenderal
DPR-RI, 15 April 2008.
Titik Anas dkk, Mempersiapkan Batam Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
CSIS Jakarta, 2006.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2928).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053),
sebagaimana telah diubah dengan Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
26/27
514 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4775)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725)
Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1998 tentang Perlakuan PPN dan PPnBm
di Kawasan Berikat Daerah Industri Pulau Batam. (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3748)
Peraturan Presiden No. 30 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Keputusan Presiden No. 74 Tahun 1971 tentang Pengembangan Pembangunan
Pulau Batam.
Keputusan Presiden No 41 Tahun 1973 tentang Daerah Industri Batam.
Keputusan Presiden No 33 Tahun 1974 tentang Penunjukkan dan Penetapan
Beberapa Wilayah Usaha Bonded Warehouse di daerah Pulau Batam.
Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1978 tentang Penetapan Seluruh Daerah
Industri Batam Sebagai Wilayah Usaha Bonded Warehouse.
Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2006 tentang Komite Pengarah
Pengembangan KEK di BBK.
Keputusan Presiden No. 9 tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Batam.
Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan di Bintan.
Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan di Karimun.
-
7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2
27/27
515Kesiapan Pemerintah Daerah ....
Keputusan DPR-RI No. 02/DPR-RI/II/2007-2008 tentang Program Legislasi
Nasional Rancangan Undang-Undang Prioritas Tahun 2008.
Surat Kabar dan Majalah
Indonesia Kembangkan 112 KEK, Sinar Harapan12 Juli 2006.
Kawasan Ekonomi Khusus, Business NewsNo 7386/12-7-2006, hal 3
Gagasan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus, Business NewsNo 7388/
17-7-2006, hal 5.
KEKI: Pengistimewaan Daerah Tertentu, Business News7414/18-9-2006 hal
23.
Mendorong Investasi Melalui KEK, Business News7422/6-10/2006, hal. 9.
KEKI Belum Memiliki Payung Hukum, Business News7463/19-1-2007, hal 9.
Kawasan Khusus Hanya Retorika, Media Indonesia11 September 2007, hal
14.
Direktur Eksekutif HKI : Sejumlah Pemda Alami Euphoria Jadikan Daerahnya
Berstatus KEK, Business NewsNo 7627/18-2-2008. hal 29.
Tertunda Insentif Bintan Karimun, Kompas1 April 2008, hal 18.
top related