kesiapan tenaga pendidik sma muhammadiyah 1 …perubahan–perubahan yang begitu cepat serta...
Post on 26-Oct-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN (MEA)
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
PURWATI
A 210 120 099
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN (MEA)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
PURWATI
A 210 120 099
Artikel publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan
dihadapan tim penguji
Surakarta, 09 Juni 2016
Dosen Pembimbing
Prof.Dr. Harsono, SU
NIK. 232
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN (MEA)
Oleh:
PURWATI
A 210 120 099
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 18 Juni 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Prof. Dr. Harsono, SU ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Sami’an, MM ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dr. Suyatmini, M.Si ( )
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum.
NIP. 19650428 199303 1001
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Purwati
NIM : A210120099
Program Studi : Pendidikan Akuntansi
Judul Skripsi :“KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1
SURAKARTA DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa naskah publikasi yang saya serahkan ini benar-
benar karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secaratertulis
diacu / dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila dikemudian
hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Surakarta, 09 Juni 2016
Penulis
PURWATI
A 210 120 099
1
KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN (MEA)
Purwati, A210120099, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Juni 2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), khususnya untuk mengetahui karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain penelitian yakni etnografi.Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara mendalam (in-depth interview), observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan cara trianggulasi sumber dan konfirmabilitas.
Hasil penelitian ini di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah: (1) Karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan kompetensi pedagogik di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui In House Training (IHT) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga membentuk guru yang memiliki kompetensi pedagogik dalam hal pengembangan silabus, perancangan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan metode pembelajaran, (2) Karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan kompetensi kepribadian di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui kajian Keluarga Sakinah dan pembinaan kepala sekolah sehingga membentuk guru yang memiliki kompetensi kepribadian yakni menjadi guru yang beriman dan bertakwa serta semangat dalam bekerja, (3) Karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan kompetensi sosial di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui penerapan prinsip kekeluargaan dalam berinteraksi sehingga membentuk kompetensi sosial yakni menjadi guru yang tidak diskriminatif, saling menghormati, dan mampu berkomunikasi dengan berbagai pihak, (4) Karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan kompetensi profesional di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui seminar, workshop, dan kerjasama dengan institusi lain sehingga membentuk kompetensi profesional yakni mampu menguasai konsep dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran dan mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan tindakan reflektif. Kata kunci :kompetensi guru, pembentukan kompetensi, MEA
ABSTRACT
This study aims to investigating the characteristics of the readiness of teachers SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in the estalishment of competency in the era of the ASEAN Economic Community (AEC), the particular to determine the characteristics of the readiness of educators SMA Muhammadiyah 1 Surakarta into establishment of competency such as: (1) pedagogical, (2) personal competence, ( 3) social competence, and (4) professional competence. This study is a qualitative research with ethnographic design. Data collection techniques using in-depth interview, observation and documentation.Data validation using by triangulation source and confirmability.
The results of this study in SMA Muhammadiyah 1 Surakarta are: (1) Characteristics of the readiness of teachers in the formation of pedagogic competence in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is formed through In House Training (IHT) and the Consultative Subject Teacher (MGMPs) thus forming teachers who have the competence pedagogic in terms of syllabus development, design learning, evaluation of learning outcomes, and the development of teaching methods, (2) Characteristics of the readiness of teachers in the formation of personal competence in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is formed through the study of family Sakinah
2
and coaching principals to form teachers who have personal competence that become teachers of faith and piety and the spirit of the work, (3) Characteristics of readiness of teachers in the formation of social competence in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is formed through the application of the principle of family interaction to form social competencies that a teacher who is not discriminatory, mutual respect, and communication between the various parties, (4) Characteristics of readiness of teachers in the formation of professional competence in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is formed through seminars, workshops, and cooperation with other institutions that make up the professional competence that is able to master the concepts and scientific supporting subjects and develop professionalism on an ongoing basis with a reflective action.
Keywords:teacher’s Competency, establishment of competency, AEC
1. PENDAHULUAN
Kesepakatan MEA sudah tentu mengakibatkan persaingan bebas di ASEAN dalam bidang perdagangan,
pelaku usaha, dan ketenagakerjaan serta tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan. Untuk mengantisipasi
perubahan–perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang besar dan kompleks, maka tidak ada jalan
lain selain meningkatkan mutu pendidikan (Pangestika, 2015).Menurut Jalal (dalam Pangestika, 2015)
mengatakan bahwa pendidikan yang bermutu dipengaruhi oleh pendidik yang profesional, sejahtera, dan
bermartabat.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 menyatakan “Pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Kompetensi yang harus
dimiliki oleh tenaga pendidik antara lain: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan individu untuk mengkoordinasi, mengkombinasikan
sinergi pada sumber yang dapat dilihat (misal : buku, artikel, dan kasus sedangkan pada teknologi yaitu
software dan hardware) dan sumber yang tidak dapat dilihat (misal : pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman) untuk mencapai efisiensi dan atau efektivitas dalam pengajaran (Madhavaram dalam Irina,
2011).
Kompetensi kepribadian merupakan suatu kemampuan kepribadian (seperti: gigih, stabil,
kedewasaan, bijaksana, dan prestise) sehingga menjadi guru yang memiliki etika yang dapat memunculkan
sikap positif siswa (Kheruniah,2013). Sedangkan Kompetensi sosial merupakan salah satu kategori alat
transversal kompetensi individu dengan kemampuan untuk memahami perbedaan budaya dan personal
dengan mempunyai perasaan empati, kerjasama, kompromi untuk beradaptasi dengan personal, pekerjaan,
dan lingkungan belajar yang berbeda (Gedviliene, 2014). Selain itu, guru juga harus memiliki kompetensi
profesional. Menurut Uno (2007) menyatakan kompetensi profesional guru merupakan seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
berhasil.
Menurut Borang (2012) upaya pembentukan kompetensi agar menjadi guru yang profesional dapat
dilakukan melalui: (1) Studi lanjut program S-2, (2) Kursus dan pelatihan, (3) Pemanfaatan jurnal, (4)
Seminar, (5) Kerjasama antar lembaga profesi. Selain usaha tersebut, menurut Kasmad (2015) yakni
3
adanya In House Training (IHT) yakni kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau
organisasi dengan menggunakan tempat pelatihan sendiri, peralatan sendiri, menentukan peserta dan
dengan mendatangkan pelatih sendiri.
Untuk dapat melakukan berbagai upaya tersebut tidak lepas dari peran kepala sekolah.Keterampilan
manajerial yang berhubungan dengan manusia. Hal tersebut dikarenakan keterampilan hubungan manusia
sangat dibutuhkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, terutama keterampilan dalam
bekerjasama dan berkomunikasi (Rohmah & Karwanto, 2014).
Dalam kenyataannya masih ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kompetensi guru.Minat
guru dalam menulis masih dikatakan rendah.Hal ini dibuktikan 800.000 dari 1.000.000 guru tidak bisa
menulis dikarenakan beban mengajar yang sudah semakin padat, mendidik moral dan perilaku peserta
didik serta tugas domestik guru (Wahyudi, 2015).
Dalam hal kompetensi yang dimiliki oleh guru juga masih rendah, hal ini dibuktikan pada hasil UKG
(Uji Kompetensi Guru) tahun 2015 yang menunjukkan 48 % guru masih rendah kompetensinya. (Hadi,
2015).Selain itu masalah kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oleh guru juga masih terjadi, seperti
kasus kekerasan siswa SMP di Pemalang, Jawa Tengah.Kekerasan tersebut menunjukkan rendahnya
kompetensi kepribadian seorang guru (Liputan6, 2015).
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kompetensi tenaga pendidik
untuk menghadapi MEA melalui karakteristik kesiapan pembentukan kompetensi guru. Hal ini
dikarenakan kompetensi pendidik pada akhirnya akan sangat menentukan kualitas pendidikan. Penelitian
dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, dikarenakan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai
salah satu sekolah tingkat menengah atas yang merupakan sekolah unggulan yang masih sangat
diperhitungkan kualitasnya.
Berdasarkan hasil observasi, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki berakreditasi A.Usaha-usaha
yang dilakukan oleh SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi guru, antara lain:
mengadakan in-house training, mengikutsertakan tenaga pendidik pada kegiatan seminar, penataran nasional,
mengadakan pelatihan kepenulisan untuk karya ilmiah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan
profesional, mengadakan pengajian untuk membentuk kompetensi kepribadian, dan membuat desa binaan
guna membentuk kompetensi sosial. Dari beberapa permasalahan diatas berhubungan dengan kompetensi
yang dimiliki oleh guru, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “KESIAPAN
TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA DALAM PEMBENTUKAN
KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”.
Rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini yakni: “Bagaimana karakteristik kesiapan guru
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi pendidik di era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) ?”Tujuan penelitian ini yaituuntuk mengetahui karakteristik kesiapan guru SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA).
2. METODE
4
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain penelitian yakni etnografi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang beralamatkan di Jl. Raden Mas Said
No. 35, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah. Nara sumber dalam penelitian ini meliputi: Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, dan Guru Ekonomi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
yakni melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Sedangkan penganalisisan data menggunakan analisis data dalam situs dengan tahapan yakni: (1)
melakukan sistem kategori pengkodean, (2) pengelompokan dan pemilahan data berdasarkan kode topik,
(3) peringkasan atau kesimpulan data pada situs, (4) perumusan temuan penelitian. Untuk menguji
keabsahan data dilakukan trianggulasi sumber dan konfirmabilitas.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Kesiapan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam Pembentukan
Kompetensi Pedagogik di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menyelenggarakan IHT dan MGMP yang membentuk
kompetensi guru yakni dalam hal pengembangan silabus, perancangan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan metode pembelajaran.sehingga.Hal tersebut dapat membentuk
kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik sehingga meningkatkan kualitas guru.
Hal ini sesuai penelitian Phin (2014:63-68) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 90%
guru menyatakan in service training sangat penting, hal ini dikarenakan: (a) dapat membantu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman guru, (b) mengajarkan metode baru dalam
pembelajaran. Sehingga kompetensi guru terutama dalam kompetensi pedagogik dan kualitas guru
akan meningkat dan membuat guru lebih percaya diri dalam menjalankan profesinya yang pada
akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Selain itu, untuk membentuk kompetensi pedagogik juga melalui MGMP merupakan sarana
untuk mempertemukan guru mata pelajaran yang sama sehingga terjalin diskusi mengenai mata
pelajaran yang diampu. SMA Muhammmadiyah 1 Surakarta selalu mengikutsertakan guru dalam
kegiatan MGMP.Melalui kegiatan MGMP, terjalin komunikasi antar guru dari berbagai sekolah
sehingga antar guru dapat membahas mata pelajaran yang diampu, berbagi tentang permasalahan dan
solusi dalam pembelajaran, dan meningkatkan rasa sosial antar guru.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mathews, dkk (2014: 23-28) yang menyatakan bahwa
dalam komunitas pembelajaran profesional memiliki beberapa faktor yang menjaga keberlangsungan
komunitas tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi: a) tingkat kepercayaan, setiap peserta memiliki
kepercayaan satu sama lain sehingga menciptakan kondisi yang saling terbuka untuk memecahkan
masalah, b) komunikasi, komunikasi yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam komunitas
pembelajaran profesional dan kerjasama satu tim, c) kedekatan, sesama anggota komunitas terjalin
dengan baik yang mengakibatkan guru mudah dalam bertukar pikiran.
5
Komunitas pembelajaran profesional guru di Indonesia lebih sering di kenal sebagai
KKG/MGMP, maka kegiatan komunitas guru tersebut menjadi sangat bermanfaat untuk
memecahkan permasalahan di lapangan.
3.2 Karakteristik Kesiapan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam Pembentukan
Kompetensi Kepribadian di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Kajian keluarga sakinah dan pembinaan Kepala Sekolah merupakan wujud dari wadah
berkomunikasi kepala sekolah terhadap para pendidik dan tenaga kependidikan untuk membentuk
kompetensi guru terutama kompetensi kepribadian melalui kajian keagamaan dan kompetensi sosial
melalui komunikasi.Komunikasi tersebut berguna untuk memotivasi guru, menerima dan membagi
informasi serta memberikan pemahaman peraturan agama untuk diterapkan dalam
kehidupan.Sehingga melalui pendekatan keagamaan dan pembinaan kepala sekolah, hal ini
membentuk guru beriman dan bertakwa, serta meningkatkan semangat guru dalam bekerja.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rohmah & Karwanto (2014:141-151) yang menyatakan
bahwa dengan menyelenggarakan pertemuan antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan
staff dapat memberikan pemahaman terhadap seluruh elemen kepegawaian di sekolah sehingga dapat
meningkatkan kinerja seluruh elemen.Komunikasi kepala sekolah dalam penelitian tersebut
merupakan kegiatan yang dilakukan kepala sekolah untuk menyampaikan pikiran, memberi dan
menerima informasi, memberikan pemahaman, meluruskan kesalahpahaman, dan memberikan
motivasi kepada guru.
3.3 Karakteristik Kesiapan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam Pembentukan
Kompetensi Sosial di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Pembentukan kompetensi sosial di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta melalui prinsip
kekeluargaan sehingga terjalin interaksi yang baik dengan berbagai pihak.Interaksi tersebut dilakukan
tanpa diskriminasi karena jenis kelamin, suku, kondisi fisik, latar belakang keluarga, status sosial
ekonomi. Interaksi yang dilakukan baik secara lisan, tertulis maupun bentuk lain. Melalui penerapan
prinsip kekeluargaan ini yang membentuk karakteristik kesiapan guru menjadi guru yang tidak
disriminatif, saling menghormati, dan kemampuan komunikasi.
Hal ini mendukung penelitian Pambudi (2012:10) yang menyatakan bahwa interaksi yang baik
dengan rasa kekeluargaan yakni dengan tidak adanya sikap diskriminasi akan membentuk komunikasi
yang baik terhadap berbagai pihak seperti rekan sesama pendidik, tenaga kependidikan, wali murid,
dan masyarakat.
3.4 Karakteristik Kesiapan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam Pembentukan
Kompetensi Profesional di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Kegiatan seminar dan workshop sangat berguna untuk membentuk kompetensi profesional
guru.Oleh karena itu SMA Muhammadiyah 1 Surakarta mengikutsertakan guru dalam kegiatan
seminar dan workshop.Melalui kegiatan seminar dan workshop membentuk kesiapan guru dalam
kompetensi profesional yakni kemampuan menguasai konsep dan pola pikir keilmuan yang
6
mendukung mata pelajaran.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Atta & Mensah (2015: 48-56)
menyatakan bahwa program pengembangan profesional seperti kegiatan workshop, in-service training,
konferensi, seminar, dan pembelajaran jarak jauh memberikan manfaat terhadap kemampuan
profesional guru.Penelitian tersebut dilakukan terhadap guru Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Sekyere East wilayah Ashanti-Ghana dengan menggunakan 32 orang guru sebagai subjek penelitian.
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta mengadakan kerjasama dengan pihak eksternal, sehingga
dapat membantu dalam pembentukan dan atau peningkatan kompetensi guru sehingga dapat
meningkatkan kualitas sekolah.Dalam hal ini SMA Muhammadiyah 1 Surakarta mengadakan
kerjasama dengan FKIP-UMS yang bertujuan untuk membentuk kompetensi profesional guru
melalui pelatihan karya tulis ilmiah.Melalui kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk membentuk
kesiapan profesional guru dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.Namun kompetensi guru dalam melakukan penelitian masih rendah.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Aziz & Akhtar (2014:121-126) yang menyatakan
bahwa pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan meneliti guru. Penelitian ini
dilakukan dengan membandingkan antara kemampuan guru yang mengikuti pelatihan (Means=21.29,
SD=4.403) dan guru yang tidak mengikuti pelatihan (Means=19.68, SD=3.892), t(321)=4.377.
Penelitian ini menggunakan analisis SPSS versi 16.0 dan diikuti 596 fakultas di Islamabad, Pakistan.
4. Model Hasil Penelitian yang Ditawarkan
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan analisis data maka hasil penelitian yang
ditawarkan dapat dibuat sebagai berikut:
7
Gambar 1. Model Hasil Penelitian yang Ditawarkan
1. Pembentukan kompetensi pedagogik dilakukan melalui In House Training (IHT) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), sehingga membentuk karakteristik kesiapan
guru dalam pembentukan kompetensi pedagogik di era MEA yakni guru mampu
Karakteristik
Kesiapan Guru di
era MEA
Kompetensi Sosial:
- Penerapan prinsip kekeluargaan dalam berinteraksi
Kompetensi Pedagogik:
- In House Training (IHT)
- Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Kompetensi Pedagogik:
- Pengembangan silabus
- Perancangan pembelajaran
- Evaluasi hasil belajar
- Pengembangan metode pembelajaran
Kompetensi Sosial:
- Tidak diskriminatif
- Saling menghormati
- Kemampuan dalam komunikasi dengan berbagai pihak
Kompetensi Kepribadian:
- Kajian keluarga sakinah
- Pembinaan kepala sekolah
Kompetensi Profesional:
- Seminar dan workshop
- Kerjasama dengan Institusi lain
Kompetensi Kepribadian:
- Guru beriman dan bertakwa
- Semangat dalam bekerja
Kompetensi Profesional:
- Kemampuan menguasai konsep dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran
- Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan tindakan reflektif
Guru
P
emb
entu
kan
Ko
mp
etensi
8
mengembangkan silabus, perancangan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
mengembangkan metode pembelajaran.
2. Pembentukan kompetensi kepribadian dilakukan melalui kajian Keluarga Sakinah dan
pembinaan kepala sekolah, sehingga membentuk karakteristik kesiapan guru dalam
pembentukan kompetensi kepribadian di era MEA yakni guru yang beriman dan bertakwa
serta semangat dalam bekerja.
3. Pembentukan kompetensi sosial dilakukan melalui penerapan prinsip kekeluargaan dalam
berinteraksi, sehingga membentuk karateristik kesiapan guru dalam pembentukan
kompetensi sosial di era MEA yakni guru tidak diskriminatif, saling menghormati, dan
memiliki kemampuan komunikasi dengan berbagai pihak.
4. Pembentukan kompetensi profesional dilakukan melalui seminar, workshop, dan kerjasama
dengan institusi lain, sehingga membentuk karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan
kompetensi profesional di era MEA yakni guru menguasai konsep dan keilmuan yang
mendukung mata pelajaran serta mengembangkan keprofesian secara berkelajutan dengan
tindakan reflektif.
5. PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi
pedagogik di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui In House Training
(IHT) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga membentuk guru yang
memiliki kompetensi pedagogik dalam hal pengembangan silabus, perancangan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan metode pembelajaran.
2. Karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi
kepribadian di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui kajian Keluarga
Sakinah dan pembinaan kepala sekolah sehingga membentuk guru yang memiliki kompetensi
kepribadian yakni menjadi guru yang beriman dan bertakwa serta semangat dalam bekerja.
3. Karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi
sosial di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui penerapan prinsip
kekeluargaan dalam berinteraksi sehingga membentuk kompetensi sosial yakni menjadi guru
yang tidak diskriminatif, saling menghormati, dan mampu berkomunikasi dengan berbagai
pihak.
4. Karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi
profesional di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui seminar, workshop,
dan kerjasama dengan institusi lain sehingga membentuk kompetensi profesional yakni mampu
menguasai konsep dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran dan mengembangkan
keprofesian secara berkelanjutan dengan tindakan reflektif.
9
Implikasi
Implikasi dari karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan
kompetensi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) antara lain:
1. Bilamana karakteristik kesiapan guru dalam kompetensi pedagogik yakni mampu
mengembangkan silabus, perancangan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan metode
pembelajaran maka harus dibentuk melalui In House Training (IHT) dan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP).
2. Bilamana karakteristik kesiapan guru dalam kompetensi kepribadian yakni manjadi guru yang
beriman dan bertakwa serta semangat dalam bekerja maka harus dibentuk melalui kajian
Keluarga Sakinah dan pembinaan kepala sekolah.
3. Bilamana karakteristik kesiapan guru dalam kompetensi sosial yakni menjadi guru yang tidak
diskriminatif, saling menghormati, dan mampu berkomunikasi dengan berbagai pihak maka
harus dibentuk melalui penerapan prinsip kekeluargaan dalam berinteraksi.
4. Bilamana karakteristik kesiapan guru dalam kompetensi profesional yakni mampu menguasai
konsep dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran dan mengembangkan keprofesian secara
berkelanjutan dengan tindakan reflektif maka harus dibentuk melalui seminar, workshop, dan
kerjasama dengan institusi lain.
Saran
Mengacu pada kesimpulan dan implikasi penelitian yang sudah dipaparkan di atas tentang kesiapan
tenaga pendidik SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi di era
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terdapat beberapa kekurangan sehingga peneliti akan
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
Hendaknya lebih intensif dalam mengadakan pelatihan penulisan karya ilmiah, hal ini
dikarenakan masih adanya pendidik yang belum mengetahui cara publikasi ilmiah.
2. Bagi Para Guru
Hendaknya lebih banyak membaca jurnal ilmiah terutama mengenai pendidikan, agar
menambah pengetahuan dan ide–ide dalam menulis karya ilmiah.Sehingga meningkatkan
motivasi untuk menulis.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hendaknya peneliti selanjutnya memperbaiki dan menyempurnakan penelitian apabila dalam
penelitian ini masih ada kekurangan.
10
Daftar Pustaka
Atta, George & Mensah, Emmanuel. (2015). Exploring Teachers’ Perspective on the Availability of Professional Development Programs: A Case of One District in Ghana. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 5 No. 7
Aziz, Fakhra & Akhtar, Mahar.M.S. (2014). Impact of Training on Teachers Competencies at Higher
Education Level in Pakistan. International Refereed Research Journal Art, Science, & Commerce Vol. 5 No. 1 ISSN: 2231-4172
Borang, Deitje S. (2012). Upaya Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Guru SMK di Era
Sertifikasi.ejournal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKINDO/article/download/.../54 (Diakses 05 April 2016 jam 14.44 WIB)
Gedviliene, Genute dkk.(2014).The Social Competence Concept Development in Higher
Education.European Scientific Jounal Vol. 10 No. 28.ISSN : 1857-788. Hadi, Wira. (2015). Berita : Mulai 1 Januari 2016 Aturan Sertifikasi Berubah.
http://www.infopgri.tk/2015/08/mulai-1-januari-2016-aturan-sertifikasi.html (Diakses 02 Februari 2016 jam 08.59 WIB)
Irina, Andreia & Liliana.(2011). Pedagogical Competence – The Key to Effecient Education.International
Online Journal of Education Sciences Vol. 3 Nomor 2.ISSN : 1309-2707. Kasmad. (2015). Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Tematik Terpadu Melalui Kegiatan In house
Training (IHT) bagi Guru Kelas 1 SD. Jurnal Konseling Gusjigang Vol.1 No.2 ISSN: 2460-1187. Kheruniah, Ade Een. (2013). A Teacher Personality Competence Contribution To A Student Study
Motivation And Discipline To Fiqh Lesson. International Journal of Scientific & Technology Research Vol. 2, Issue 2. ISSN : 2277-8616.
Liputan6.(2015). Berita : Dianiaya Guru, 2 Siwa SMP di Pemalang Masuk Rumah Sakit.
http://tv.liputan6.com/read/2321736/dianiaya-guru-2-siswa-smp-di-pemalang-masuk-rumah-sakit (Diakses 19 Januari 2016 Jam 07.19 WIB)
Mathews, Lanny dkk. (2014). Factors Influencing the Establishment and Sustainability of Professional
Learning Communities: the Teacher’s Perspective. International Journal of Bussiness and Social Science Vol. 5 No.11
Munzara, Amos Tendai & Sunge, Regret. (2015). Human Capital Investment Decisions: a Logit Model of
Willingness to Attain Professional Teaching Qualifications by Uncertified Graduate Teachers i Harare Province, Zimbabwe. International Jounal of Humanities and Social Studies Vol. 3 No. 6
Pambudi, Joko Agus. (2012). Pembinaan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian dalam
Kerangka Profesonalisme Guru (Studi Kasus di SMK Negeri 9 Surakarta). Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pangestika, Ratna Rosita & Fitri Alfarisa.(2015). Pendidikan Profesi Guru (PPG) : Strategi Pengembangan
Profesionalitas Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia. Makalah Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Phin, Chankea. (2014). Teacher Competence and Teacher Quality in Cambodia’s Educational Context
Linked to In Service Teacher Training: an Examination Based on a Questionnare Survey. International Journal of Education Administration and Policy Studies Vol. 6 No. 4 ISSN: 2141-6656
11
Rohmah, Nafilatur & Karwanto. (2014). Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru (Studi Kasus di SMP Negeri 26 Surabaya). Jurnal Insprirasi Manajemen Pendidikan Vol. 4 No. 4.
Uno, Hamzah B. (2007). Profesi Kependidikan : Profesi, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia.
Jakarta : Bumi Aksara Wahyudi, Ikhwan. (2015). 10 Alasan Mengapa Guru Harus
Menulis.http://www.kompasiana.com/pewarisnegri/10-alasan-mengapa-guru-harus menulis_54f3ccb9745513a12b6c7f0b (Diakses 02 Februari 2016 jam 08.49 WIB).
top related