kinerja internal dan eksternal humas rsud kota salatiga ... · menjalin hubungan yang baik dengan...
Post on 20-Jan-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kinerja Internal dan Eksternal Humas RSUD Kota
Salatiga
Tugas Akhir
Disusun Oleh
Nama : Farida NurLayli
NIM : 602013019
Program Studi : S1 Public Relations
Fakultas : Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2018
PENDAHULUAN
Di Indonesia Humas sebagai unsur ilmu komunikasi belum lama di kenal dan juga masih
terus berada dalam taraf perkembangan. Resmi diakui sebagai ilmu baru ada tahun 1957
bersama-sama dengan diakuinya secara resmi Ilmu Administrasi Negara di Jakarta. Sebagai
salah satu unsure komunikasi, maka kegiatan Hubungan Masyarakat (Public Relations) adalah
berupa kegiatan untuk mengusahakan agar hubungan yang baik terhadap berbagai pihak yang
ada kepentingannya dengan instansi yang bersangkutan terjadi. Hal ini sangat penting, oleh
karena setiap organisasi atau instansi pasti memerlukan hubungan dengan pihak lain, dengan
masyarakat, instansi lain, ataupun dengan internalnya.
Hubungan Masyarakat atau sering disebut dengan Public Relations berkembang di
Negara yang menganut system demokrasi. Public Relations adalah salah satu aktivitas yang
bertujuan menciptakan suasana saling pengertian baik suatu organisasi yang bersifat profit
(Perusahaan) dan organisasi milik pemerintah sangat membutuhkan kinerja Humas dalam
menjalin hubungan yang baik dengan public atau Stakeholder. Public Relations tidak hanya
dibutuhkan oleh organisasi pemerintah dan politik saja, tetapi di gunakan oleh kalangan industri,
ekonomi, dan tehnik.
Secara umum definisi Public Relations (Humas) adalah membentuk persepsi atau opini
public agar organisasinya diterima dan dipercaya oleh public. Public Relations atau hubungan
masyarakat merupakan suatu aktivitas komunikasi dua arah dengan public baik internal maupun
eksternal perusahaan atau organisasi yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian,
saling percaya, saling membantu dan kerjasama. Public Relations biasa diibaratkan sebagai
corong perusahaan, pusat informasi baik ke dalam maupun keluar, menampung aspirasi, dan
menjembatani kepentingan yang ada di antara perusahaan dan karyawan maupun perusahaan
dengan publicnya. Menangani wartawan, mengelola majalah perusahaan, dan
mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan merupakan
kegiatan-kegiatan pada divisi Public Relations.
Dalam lingkup nasional di Indonesia, humas sangat diperlukan untuk mensukseskan
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. Tugas ini dibebankan kepada pemerintah, baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Tanpa bantuan rakyat maka tugas pemerintah
tidak akan berhasil. Dengan demikian maka hubungan antara rakyat dengan pemerintah harus
harmonis. Pemerintah harus mengetahui keinginan rakyat, dan rakyat harus mengetahui
mendukung dan membantu tugas pemerintah, untuk kepentingan rakyat, demi tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur. Secara struktural humas merupakan bagian yang integral dari
sebuah organisasi. Humas adalah penyelenggara komunikasi timbal balik antara organisasi
dengan publiknya yang mempengaruhi sukses tidaknya organisasi tersebut. Dari pihak
organisasi, komunikasi seperti ini ditunjukan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan
bagi tercapainya tujuan ,kebijakan maupun tindakan organisasi.
Di dalam penyelenggaraan pemerintahan, tugas pemerintah tidak hanya sekedar
memberikan pelayaanan administratif, tetapi juga harus mampu meningkatkan pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat, seperti misalnya layanan kesehatan di RSUD Salatiga. Tuntutan
ini memberikan konsekuensi tanggungjawab bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan
kemampuan di dalam mengkomunikasikan seluruh kebijakan Pemerintah Daerah kepada
masyarakatnya, instansi di bawahnya dan mempromosikan potensi yang dimilikinya kepada
masyarakat umum, seiring dengan meningkatnya dinamika masyarakat dan tuntutan
keterbukaaan informasi mengenai instansi yang dibawahinya.
Humas yang merupakan bagian dari fungsi manajemen, sangat strategis untuk
mengoptimalisasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah baik di bidang pelayanan masyarakat
maupun di dalam membangun dan mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Ditambahkan pula
bahwa partisipasi masyarakat akan terwujud jika masyarakat memiliki kepercayaan yang tinggi
kepada daerah. Kepercayaan akan tumbuh jika Pemerintahan Daerah mampu membangun
hubungan dengan masyarakatnya. Hubungan tersebut tidak sekedar relasi tetapi, hubungan yang
mampu menjalin efektivitas komunikasi untuk mewujudkan kesepemahaman.
Oleh karena itu Pemerintah Daerah sudah saatnya meningkatkan kepekaan terhadap
fenomena yang terjadi di masyarakat. Artinya daerah diharapkan mampu menyerap aspirasi
masyarakatnya, baik untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Di
dalam menjalankan fungsi humas memang Kepala Daerah tidak dapat melakukannya sendiri
perlu mendapat dukungan baik dari internal perangkat daerah maupun dari pihak luar.
Keberadaan humas dalam membentuk nilai-nilai yang baik, mengharuskan humas mampu
mengusai persoalan di era reformasi seperti sekarang ini, baik internal maupun eksternal. Dalam
prakteknya, humas banyak digunakan oleh kalangan Departemen ,Instansi atau Kelembagaan
milik pemerintah.
Di era reformasi ini humas dapat membantu menyampaikan informasi dari lembaga yang
diwakili kepada public atau masyarakat. Kedudukan humas sesungguhnya adalah membantu
pimpinan dalam membina dan mengamankan hubungan harmonis antar manajemen Instansi atau
Lembaga pemerintah dengan public. Maka kinerja humas dalam instansi ini mutlak dilakukan
untuk menumbuhkan dan menetapka nilai-nilai yang baik instansi tersebut di mata masyarakat.
Sedangkan kedudukan humas, secara internal berfungsi sebagai jembatan komunikasi antar
pimpinan dengan karyawan, dan secara eksternal berfungsi sebagai perantara antara instansi
pemerintah dengan pihak luar.
Sebagai contoh kinerja dunia ke-PRan dalam organisasi yang berada di bawah campur
tangan kepemerintahan adalah RSUD Salatiga, dimana penulis akan melakukan observasi
mengenai kegiatan Humas (Public Relations) di instansi tersebut. Departemen kehumasan RSUD
Salatiga tidak memiliki ruang lingkup kerja yang sebagaimana telah penulis pelajari selama
belajar mengenai dunia ke-PRan. Dalam struktur organisasi di RSUD Salatiga, departemen
kehumasan berada pada garis bawah, di mana mereka tidak memiliki wewenang menyelesaikan
masalah ketika terjadi krisis ataupun komplain. Departemen kehumasan harus melapor masalah
kepada direktur untuk penyelesaian masalah tersebut. Departemen keuhumasan RSUD hanya
mengurus mengenai pemberian informasi mengenai perda yang baru atau produk baru kepada
karyawan internal RSUD tersebut.
Dalam kajian empiris kinerja internal dan eksternal di RSUD Kota Salatiga, penulis
menemukan sebuah permasalahan dalam ruang lingkup staf Humas di instansi pelayanan jasa
tersebut, karena dalam pelaksanaan tugas eksternal, Humas RSUD Salatiga tidak memiliki
wewenang penuh seperti apa yang sudah penulis pelajari dalam kajian teoritis yang sudah ada.
Maka dari itu tujuan penulis untuk mengkaji permasalahan ini adalah mengetahui seberapa luas
ruang lingkup kinerja staf Humas RSUD Salatiga dalam melaksanakan kinerja internal maupun
eksternalnya secara teoritis maupun secara empiris, dengan harapan bahwa manfaat dari
penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pertimbangan penuh untuk
perkembangan teori dan praktek bagi instansi yang berada di bawah naungan pemerintah daerah,
khususnya RSUD Kota Salatiga.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penulisan ini, penulis mencantumkan penelitian terdahulu, ditulis oleh
Leny Apriyana Kadarwati dengan judul Peran Public Relations RSUD dalam Mempertahankan
Citra Lembaga (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Public Reltions RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dalam Mempertahankan Citra Lembaga) Tahun 2011, dimana inti dari penelitian tersebut adalah
berdasarkan pembahasan dan penelitian Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta sangat
bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada Rumah Sakit dr.
Moewardi Surakarta. Menjaga kerjasama yang sudah selama bertahun-tahun dengan sebuah
lembaga atau perusahaan merupakan salah satu cara public relations RSDM untuk menjaga citra
Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta. Berdasarkan peraturan daerah Jawa tengah mengenai
struktur organisasi dan tata kerja rumah sakit daerah tipe B pendidikan, rumah sakit umum
daerah Moewardi membentuk sebuah sub bagian hukum, humas, pemasaran dan perpustakaan
(sub bab humas) sebagai salah satu satuan kerja dalam jabatan struktural kepegawaian yang
mengatur dan melaksanakan segala urusan kehumasan. Public relations Rumah Sakit dr.
Moewardi Surakarta sangat bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan masyarakat
10 kepada RSDM. Menjaga kerjasama yang sudah mempertahankan selama bertahun-tahun
dengan sebuah lembaga atau perusahaan merupakan salah satu public relations RSDM untuk
menjaga citra RSDM, menetralkan isu yang sedang berkembang serta mempromosikan produk
terbaru dari Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta merupakan tugas dari humas, hanya saja dalam
pelaksanaanya, publik RSDM tidak ditangani secara rutin dan menyeluruh oleh pejabat public
relations sehingga ada beberapa kelompok public yang ditangani oleh bagian lain selain sub bag
humas sendiri. Publik yang tidak rutin ditangani tersebut diantaranya adalah institusi pendidikan,
pemerintah kota Surakarta dan masyarakat sekitar RSDM. Public relations sangat sigap dalam
mengatasi permasalahan yang terjadi di RSDM, menetralkan isu yang sedang berkembang serta
mempromosikan produk terbaru dari RSDM melalui leaflet dan press release, hal ini semata-
mata dilakukan supaya citra RSDM tetap baik dikalangan masyarakat eksternal dan internal
RSDM. Kurangnya intensitas public relations dalam membuat press release dimedia cetak, hal
ini dapat dilihat jika public relations RSDM kurang menjalin hubungan yang dekat dengan dunia
media masa. Tugas yang paling akhir dari public relations adalah hasil survey kepuasan
pelanggan yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan menjadikannya sebuah pembukuan rutin.
Hal ini dilakukan sebagai 11 upaya peningkatan pelayanan RSDM serta menjaga citra positif
RSDM dimata steakholder.
LANDASAN TEORI
Public Relations atau sering juga disebut hubungan masyarakat sebenarnya merupakan
yang timbul akibat adanya saling ketergantungan antar individu, individu dengan kelompok,
maupun antar kelompok dengan masyarakat. Pada saat yang sama, semakin mengakarnya
kekuatan individu dalam kelompok publik membuat hubungan ini menjadi penting.
Maka dari itu perkembangan Public Relations kemudian menjadi suatu konsep yang
dijadikan objek studi ilmiah. Dalam suatu organisasi keberadaan Public Relations ini merupakan
hal yang sangat penting sehubungan dengan upaya membina komunikasi yang harmonis yang
baik ke dalam maupun keluar organisasi.
Definisi Public Relations yang dirumuskan Dr. Rex Harlow, Setelah mengkaji kurang
lebih 472 lebih definisi PR dan terkenal sebagai definisi kerja (working definition), menyatakan
bahwa definisi dari Public Relations menurut Dr. Rex Harlow dalam buku (Prof. Drs. Onong
Uchjana Effendy. M.A.) adalah :
“Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,
pemeliharaan jalur bersama antara dengan publicnya, menyangkut aktifitas komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi
persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini public;
mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak
sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta
teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.” (Effendy, 1978)
Definisi tersebut adalah definisi yang paling lengkap dan akomodatif terhadap
perkembangan dan dinamika Humas/Public Relations.
Vincent Lowe dalam bukunya Asian Public Relations menyatakan bahwa: ”Public
relations melibatkan usaha-usaha jangka panjang dan terus menerus, sehingga tidak hanya
mendapat goodwill dari public tetapi menjaga dan berkesinambungan. Tujuan utama dari usaha-
usaha ini adalah untuk memantapkan saling pengertian dan komunikasi dua arah antara
perusahaan dan knsumen-knsumennya. (Lowe, 1986:5)
Ardianto (2012:179) menjelaskan peranan public relations yang lebih besar, agar
mencapai hasil optimal, harus mencakup empat tanggung jawab umum sebagai berikut:
1. Analyzing, yaitu menganalisa masalah sosial, ekonomi, politik dan sekitarnya
dalam dalam ruang lingkup tugasnya serta mampu mengantisipasinya
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
2. Counseling, menjadi penasihat bagi pimpinan dalam memutuskan kebijakan dan
tatanan operasional agar dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan
berbagai publik yang terkait.
Fungsi Public Relations
Menurut Cutlip & Center merumuskan fungsi Public Relations sebagai berikut:
a. Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi
melekat padamanajemen lembaga atau organisasi)
b. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan public sebagai
khalayak sasaran.
c. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat
terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
d. Melayani keinginan publicnya dan memberikan sumbangan sasaran kepada
pimpinan manajemen demi untuk tujun dan manfaat bersama
e. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi,
publikasi seta pesan dari badan atau organisasi ke publicnya atau terjadi
sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan,
1998:311)
Kinerja Internal Eksternal Public Relations
Dalam aktivitasnya, Public Relations berusaha menyelenggarakan komunikasi timbal
balik (two – way communication) antara perusahaan atau lembaga dengan pihak public yang
bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan
tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa dan sebagainya, demi
kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan. Pada pelaksanaan kegiatan
komunikasi pada prakteknya tidak terlepas dari hubungannya dengan public diluar lembaga /
instansi. Hal ini di karenakan bahwa kegiatan humas tersebut bertujuan untuk memperoleh dan
memelihara hubungan baik dengan public. Sasaran kegiatan Public Relations terbagi menjadi
dua, yaitu :
1. Internal Public Relations, adalah orang-orang yang berada atau tercakup oleh
lembaga atau instansi, seluruh pegawai mulai dari staf sampai karyawan bawahan,
sepertimisalnyahubunganantarakaryawan yang berada di RSUD Kota Salatiga
(yang bukansecarapribadi, tetapiprofesionalitasdalambekerja).
2. External Public Relations, adalah orang-orang yang ada di luar lembaga atau
instansi yang ada hubungannya dan di harapkan ada hubungannya.(Effendy,
1989:110)
Dengan adanya kegiatan tersebut di harapkan terpeliharanya komunikasi yang baik antara
public dengan khalayaknya. Dari beberapa perincian yang dikemukakan mengenai kelompok
yang menjadi sasaran dari kegiatan humas, maka sehubungan dengan itu M.O. Palapah dan
Atang Syamsudin menyatakan bahwa; Sistem hubungan dalam kegiatan Public Relations terbagi
dalam dua bagian yaitu :
1. Internal Relations
a. Employee Relations, umumnya memelihara hubungan baik dengan
karyawan, dalam rangka kepegawaian secara formil.
b. Human Relations, umumnya memelihara hubungan khusus antara
perusahaan publicnya secara informal sebagai manusia dan bukan
hubungan antara manusia yang formil.
c. Labour Relations, umumnya memelihara hubungan antara perusahaan
dengan serikat buruh di dalam perusahaan dan turut menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul di antara keduanya.
d. Stakeholder Relations, umumnya memelihara hubungan dengan para
anggota.
2. Eksternal relations
a. Press Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan pers dan
umumnya media massa.
b. Government Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
c. Community Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan
pelanggan.
d. Suplier Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan para
reveransir agar segala kebutuhan perusahaan dapat di terima secara teratur.
e. Customer Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan para
langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langgananlah
yang sangat membutuhkan perusahaan, bukan sebaliknya.(Palapah &
Syamsuddin, 1976:26)
Peran humas pada rumah sakit diharapkan ikut mensosialisasikan, hal itu bertujuan:
1. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban pasien serta hak lainya
2. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban Suster dan dokter-dokter lainya
3. Dapat mengaplikasikan kewajibannya dan memperhatikan hak pasien dalam pelaksanaan
praktik rumah sakit.
4. Untuk menciptakan peluang strategis dalam upaya mensosialisasikan program-program
yang di buat
Dengan demikian tidak terjadi masalah yang bisa menurunkan citra rumah sakit. Secara
umum jika membahas citra rumah sakit kadang membuat perbedaan mengenai hal itu citra
rumah sakit itu sendiri di mata masyarakat menemui banyak komentar.
Kerangka Pikir
Kinerja Internal dan
Eksternal Humas RSUD
Salatiga
Humas Rumah Sakit
Kinerja /Kegiatan Humas
Fungsi Humas (Public
Relations)
Peran Humas (Public
Relations)
Internal
Staff RSUD Salatiga
Eksternal
Masyarakat
RSUD SALATIGA
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, yang hanya
menganalisa terhadap kata-kata tertulis atau lisan dari individu–individu dan perilaku yang dapat
diamati dari Divisi Humas RSUD Kota Salatiga. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan
komprehensif mengenai berbagai aspekseorang individu, suatu kelompok, organisasi, program,
atau institusi social, dimanatujuannya adalah memberikan pandangan yang lengkap dan
mendalam mengenaisubjek yang diteliti, sehingga bisa mengetahui bagaimana strategi Divisi
Humas RSUD Kota Salatiga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam kajian empiris kinerja internal dan eksternal di RSUD Kota Salatiga, penulis
menemukan sebuah permasalahan dalam ruang lingkup staf Humas di instansi pelayanan jasa
tersebut, karena dalam pelaksanaan tugas eksternal, Humas RSUD Salatiga tidak memiliki
wewenang penuh seperti apa yang sudah penulis pelajari dalam kajian teoritis yang sudah ada.
Maka dari itu tujuan penulis untuk mengkaji permasalahan ini adalah mengetahui seberapa luas
ruang lingkup kinerja staf Humas RSUD Salatiga dalam melaksanakan kinerja internal maupun
eksternalnya secara teoritis maupun secara empiris, dengan harapan bahwa manfaat dari
penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pertimbangan penuh untuk
perkembangan teori dan praktek bagi instansi yang berada di bawah naungan pemerintah daerah,
khususnya RSUD Kota Salatiga.
Maksud kerangka pemikiran tersebut dapat dikatakan bahwa Rumah Sakit Umum
Daerah Salatiga dengan divisi public relations memberikan kontribusi dalam fungsi dan
perannya sebagai Humas suatu instansi pemerintahan, khusunya keterkaitan seorang praktisi
PR dalam melaksanakan kinerja internal saja dalam melakukan peran public relations.
Sehingga peran public relations Rumah Sakit sangatlah penting bagi staff instansi tersebut
maupun masyarakat penikmat jasa pelayanan kesehatan yang disediakan oleh RSUD
Salatiga. Sehingga kegiatan internal seorang praktisi Humas Rumah Sakit sangatlah
berpengaruh, karena merekalah ujung tombak sebuah instansi dalam menjapai tujuan yang
diharapkan oleh instansi itu sendiri. Tetapi kinerja eksternal RSUD Salatiga tidak dilakukan
bagian Humas, maka penulis akan membahas permasalahan tersebut lebih lanjut
Humas harus melakukan usaha yang dilakukan dengan sengaja, direncanakan dan dilakukan
terus-menerus untuk mendapatkan dan menjalin saling pengertian antara satu organisasi dengan
pelanggan baik internal maupun eksternal. Untuk mencapai itu semua kita memerlukan
keterbukaan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan serta kemampuan untuk
mendengarkan, kesabaran, mau menerima kritik. Namun ketika sub bagian Humas RSUD Kota
Salatiga diberikan pertanyaan oleh peneliti, “bagaimanakah cara Humas RSUD Kota Salatiga
menangani keluhan ataupun kritik yang diberikan oleh konsumen penerima jasa medik yang
disediakan oleh instansi tersebut?”. Kemudian beliau menjawab bahwa, Humas tidak memiliki
wewenang sama sekali dalam menangani kritik dari masyarakat. “Sebenarnya kami juga
berharap dan kami pun sebenarnya tahu, sebagai praktisi Humas, kami memiliki wewenang
dalam menangani kritik yang diberikan oleh pihak konsumen (secara teoritis), tetapi karena
sudah diatur dan dipaparkan demikian oleh pemerintah, kami (Humas RSUD Salatiga) ya hanya
nurut mbak”. Kata salah satu praktisi Humas RSUD Kota Salatiga.
Definisi Public Relations yang dirumuskan Dr. Rex Harlow, Setelah mengkaji kurang
lebih 472 lebih definisi PR dan terkenal sebagai definisi kerja (working definition), menyatakan
bahwa definisi dari Public Relations menurut Dr. Rex Harlow dalam buku (Prof. Drs. Onong
Uchjana Effendy. M.A.) adalah : “Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan
mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara dengan publicnya, menyangkut
aktifitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam
menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini
public; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif;
bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.” (Effendy, 1978)
Maka pernyataan yang disampaikan oleh salah satu praktisi Humas RSUD Kota Salatiga
ini membuat peneliti bertanya tanya, kenapa hal tersebut tidak sesuai dengan definisi yang telah
dicantumkan dan dipelajari oleh peneliti, dimana seorang praktisi Humas atau PR memiliki
wewenang penuh dalam mengatasi keluhan dari penerima jasa perusahaan atau instansi yang
diampunya. Tetapi karena hal tersebut sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat, maka
praktisi Humas RSUD Kota Salatiga hanya bisa menjalankan sesuai dengan undang-undang
tersebut. Walaupun menangani keluhan pelanggan merupakan salah satu dari tujuan tujuan
public relations dalam memperbaiki kinerja intansi yang diwakilinya, supaya memperoleh good
image dari masyarakat, tetapi bila seorang praktisi Humas tidak diperbolehkan untuk menangani
keluhan dari konsumen, bagaimana ia dapat meningkatkan citra dari instansi tersebut kalau
mereka tidak diijinkan untuk menanggapi keluhan tersebut.
Hasil dari wawancara peneliti mengenai pemilik wewenang penuh dalam penyelesaian
masalah atau kritik dari pihak eksternal RSUD Kota Salatiga ternyata adalah Direktur instansi
yang akan menangani permasalahan yang ada dalam instansi secara penuh. Hal tersebut juga
bertentangan dengan salah satu fungsi Public Relations menurut Cutlip & Center:
“Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan
atau organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya”.
Analisis
Peran umum Humas RSUD Kota Salatiga yang berada di bawah campur tangan Peraturan
Daerah, Divisi Humas di RSUD Salatiga tidak memiliki ruang yang cukup luas untuk mengatasi
bebagai masalah yang ada, baik di luar maupun di dalam RSUD tersebut. Tugas serta peran
Divisi Humas dalam instansi tersebut hanya memberikan informasi-informasi up to date
mengenai poduk-produk baru dari pemerintah daerah kepada para internal perusahaan dan
menangani komplain dari para konsumen, hanya mengenai informasi. Di luar dari permasalahan-
permasalahan tersebut, Humas RSUD Salatiga tidak memiliki wewenang dalam membuat
keputusan suatu permasalahan yang berurusan dengan hal-hal lain, seperti misalnya tentang
masalah komplain konsumen mengenai pengobatan salah satu pasien RSUD Salatiga, Divisi
Humas Instansi tersebut hanya mencatat permasalahan itu, kemudian akan ditangani langsung
oleh Direktur RSUD Salatiga langsung. Ketika pengambilan keputusan mengenai suatu krisis
ataupun komplain dari para konsumen RSUD Salatiga, Divisi Humas tidak memiliki peran yang
sangat penting di dalamnya, karena dengan adanya keputusan Divisi Humas atau tidak, hal
tersebut tidak akan memberikan dampak yang konkret bagi Instansi tersebut. Dengan demikian,
Divisi Humas RSUD Salatiga tidak memiliki ruang yang luas untuk pengambilan keputusan
dalam permasalahan yang penting bagi RSUD.
Pembahasan
RSUD Kota Salatiga merupakan Rumah Sakit Daerah dibawah naungan pemerintahan.
RSUD ini dituntut memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang
terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang melandasinya, agar mampu
berkembang dan bertahan dari waktu ke waktu dan Berusaha memberikan pelayanan kesehatan
dengan sangat baik dan peduli untuk masyarakat, khususnya warga Salatiga dan sekitarnya.
Selain dari sisi pelayanan untuk eksternalnya, RSUD Kota Salatiga ini juga dituntut untuk selalu
memperhatikan hubungan internal dalam instansi, seperti menjaga hubungan baik antar divisi
yang ada, dengan tujuan untuk menajalankan dan menyelaraskan tujuan utama RSUD Salatiga.
Dalam sistem hubungan dalam kegiatan Public Relations terbagi dalam dua bagian yaitu :
1. Internal Relations
a. Employee Relations, umumnya memelihara hubungan baik dengan karyawan, dalam
rangka kepegawaian secara formil. Dalam poin ini, RSUD Salatiga menetapkan
system reward and punishment bagi para karyawan, supaya tercapai kinerja yang lebih
baik dan terwujudnya kesejahteraan bagi para karyawan. (Hasil wawancara dengan
Heri Pramono, SH 08/8/2017, pkl 10.00-selesai)
b. Human Relations, umumnya memelihara hubungan khusus antara perusahaan
publiknya secara informal sebagai manusia dan bukan hubungan antara manusia yang
formil. Contoh kegiatan ini adalah hubungan baik yang terjalin antara karyawan yang
satu dengan yang lainnya, ketika jam istirahat, semua divisi RSUD Salatiga terkadang
menghabiskan waktu untuk makan siang bersama, hal ini bisa meningkatkan kinerja
semua staff instansi tersebut. (Hasil wawancara dengan Heri Pramono, SH 08/8/2017,
pkl 10.00-selesai)
c. Labour Relations, umumnya memelihara hubungan antara perusahaan dengan serikat
buruh di dalam perusahaan dan turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di
antara keduanya. (Hasil wawancara dengan Heri Pramono, SH 08/8/2017, pkl 10.00-
selesai)
d. Stakeholder Relations, umumnya memelihara hubungan dengan para anggota. Seorang
PR juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan pemegang saham, serta
mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam organisasi/perusahaan. Karena
sebagai penyandang dana, mereka harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara
transparan agar dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan.
Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap
perusahaan. (Hasil wawancara dengan Heri Pramono, SH 08/8/2017, pkl 10.00-
selesai)
Kegiatan Internal yang dilakukan Humas RSUD Salatiga salah satunya adalah
mensosialisasikan penggunaan takaran dosis obat untuk para pasien. Hal tersebut disamapaikan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Selain itu Staf Humas juga harus
mensosialisasikan hak serta kewajiban seorang dokter dalam menangani pasien yang harus
sesuai dengan peraturan pemerintah yang sudah ditetapkan. Kegiatan internal lainnya adalah
menjaga hubungan antar karyawan melalui kegiatan-kegiatan internal yang bertujuan menjaga
keharmonisan hubungan antar staf supaya tercipta suasana yang nyaman ketika bekerja, karena
dengan adanya kenyamanan dalam lingkungan kerja akan meningkatkan hasil kerja yang baik.
Selain melakukan kegiatan seperti di atas, Humas RSUD Salatiga juga menetapkan
system reward and punishment bagi para karyawan, supaya tercapai kinerja yang lebih baik dan
terwujudnya kesejahteraan bagi para karyawan. Hal tersebut dilaksanakan untuk mewujudkan
salah satu tujuan RSUD Salatiga dalam meningkatkan kinerja para karyawan. Semua kegiatan
internal tersebut telah cukup baik dilaksanakan oleh Humas RSUD Kota Salatiga. Tetapi dalam
aspek Labour Relations (memelihara hubungan antara perusahaan dengan serikat buruh di dalam
perusahaan dan turut menyelesaikan masalah-masalah) Humas RSUD Kota Salatiga tidak
memiliki wewenang sama sekali di dalamnya. Serta dalam pelaksaan yang terjun langsung
dengan publiknya, Humas tidak memiliki hak sepenuhnya.
2. Eksternal relations
a. Press Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan pers dan umumnya media
massa.
b. Government Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah atau dengan jabatan-jabatan resmi yang
berhubungan dengan usaha perusahaan.
c. Community Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan pelanggan.
d. Suplier Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan para reveransir agar
segala kebutuhan perusahaan dapat di terima secara teratur dengan harga dan syarat-
syarat yang wajar.
e. Customer Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan para langganan,
sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langgananlah yang sangat
membutuhkan perusahaan, bukan sebaliknya perusahaan membutuhkan langganan.
(Palapah & Syamsuddin, 1976:26)
Sedangkan untuk kegiatan eksternal, Humas RSUD Kota Salatiga sama sekali tidak memiliki
ruang, karena untuk berurusan langsung dengan publiknya adalah pekerjaan divisi lain yaitu
bagian pemasaran. (Hasil wawancara 08/8/2017, pkl 10.00-selesai)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Divisi Humas di RSUD Salatiga, merasa bahwa pekerjaanya kurang mencakup ruang
lingkup yang harus dilaksanakan. Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan internal sudah terlaksana
dengan baik, walaupun ada beberapa poin yang kurang seperti misalnya dalam penanganan suatu
complain atau permasalahan yang timbul, tetapi sebagian besar poin penting kinerjanya sudah
terlaksana, dan kinerja eksternal RSUD Salatiga berada di bawah kendali bagian pemasaran yang
sekarang menjadi satu dengan divisi Humas. Kegiatan-kegiatan eksternal yang seharusnya
dilakukan dan dilaksanakan oleh divisi Humas malah berada di bawah kendali bagian
pemasaran. Bagian pemasaranlah yang terjun langsung dalam menangani kegiatan eksternal dan
berurusan dengan masyarakat, dimana seharusnya menjaga hubungan dan kegiatan dengan pihak
eksternal adalah tugas dari Humas sebagai jembatan antara pihak instansi yang diwakilinya dan
pihak masyarakat.
Saran
Adapun saran-saran yang di berikan penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Sebaiknya Humas Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga bisa lebih meningkatkan
perannya sebagai seorang ahli yang terpercaya, untuk melaksanakan tugas-tugas Humas yang
merupakan ujung tombak dan sangat mempengaruhi citra Rumah Sakit, karena Humas
seharusnya menjadi tempat pemecahan masalah, pencari solusi, dan Humas yang berperan utama
menggambarkan bagaimana Rumah Sakit yang berada di daerah Kota Salatiga. Sebagai praktisi
Humas yang mengerti kinerja Humas secara teoritis, praktisi Humas RSUD Salatiga bisa
menyampaikan sebagaimana seharusnya Humas mengoptimalkan perannya dalam penanggulan
suatu masalah atau kritik dari para pelanggan/pengguna jasa medis instansi tersebut, demi
kelangsungan meningkatnya citra RSUD Kota Salatiga. Seharusnya Praktisi Humas dapat
mengajukan aspirasinya tersebut kepada Direktur Instansi terkait, agar kinerjanya sebagai Humas
bias terlaksana dengan baik, sesuai dengan teori-teori yang sudah ada.
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : Remaja Rosdakarya
Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta : Erlangga
Darmastuti Rini, (2012) Media Relations: Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Effendy, Uchjana Onong. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Endro, Achmed. 2009. Basic Hospital Public Relations. Yogyakarta: Amara Books.
Mukarom Zainal, (2015), Manajemen Public Relations: Panduan Efektif Pengelolaan
Hubungan masyarakat. Bandung: Pustaka Setia.
Pustowo, A. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Rumanti, M.A. Dasar-dasar Public Relations:Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grasindo
Persada.
Marsapiati, 2009. Peran Humas Pada Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru, Journal
Volume 2 No I Tahun 2012.
Website resmi RSUD Salatiga
top related