komoditi timah
Post on 19-Jan-2016
101 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KOMODITI TIMAH
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia Sn. Kata “Tin” diambil dari
nama Dewa bangsa Etruscan “Tinia”. Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini
berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping”
yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang
mudah mencair.
Gambar 1 Unsur Timah
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat flesibel, memiliki
struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan.
Tabel 1 Keterangan umum unsur timah
Umum
Nama, Simbol, Nomor timah, Sn, 50
Seri kimia logam miskin
Kelompok, Periode, Blok 14 (IVA), 5, p
Densitas, Kekerasan 7310 kg/m3, 1.5
Penampakan abu-abu keperakan mengkilap
Properti Atomik
Bobot atom 118.710 sma
Jari-jari atom 145 (145) pm
Jari-jari kovalen 141 pm
Jari-jari van der Waals 217 pm
Konfigurasi elektron [Kr]4d10 5s2 5p2
Elektron per tingkat energi 2, 8, 18, 18, 4
Bilangan oksidasi (Oksida) 4,2 (amfoter)
Struktur kristal Tetragonal
Ciri-Ciri Fisik
Keadaan benda Padat
Titik lebur 505.08 K (449.47 °F)
Titik didih 2875 K (4716 °F)
Volume molar 16.29 ×10-6 m3/mol
Kalor penguapan 295.8 kJ/mol
Kalor peleburan 7.029 kJ/mol
Tekanan uap 5.78 E-21 Pa at 505 K
Kecepatan suara 2500 m/s pada 293.15 K
Lain-lain
Elektronegativitas 1.96 (Skala Pauling)
Kapasitas kalor spesifik 228 J/(kg*K)
Konduktivitas listrik 9.17 106/(m·ohm)
Konduktivitas kalor 66.6 W/(m*K)
potensial ionisasi pertama 708.6 kJ/mol
potensial ionisasi ke-2 1411.8 kJ/mol
potensial ionisasi ke-3 2943.0 kJ/mol
potensial ionisasi ke-4 3930.3 kJ/mol
potensial ionisasi ke-5 7456 kJ/mol
Timah adalah unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana jangkauan isotop ini mulai
dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut yang paling banyak jumlahnya adalah isotop 120Sn
dimana komposisinya mencapai 1/3 dari jumlah isotop Sn yang ada, 116Sn, dan 118Sn. Isotop yang
paling sedikit jumlahnya adalah 115Sn. Unsur timah yang memiliki jumlah isotop yang banyak ini
sering dikaitkan dengan nomor atom Sn yaitu 50 yang merupakan “magic number” dalam pita
kestabilan fisika nuklir. Beberapa isotop bersifat radioaktif dan beberapa yang lain bersifat
metastabil (dengan lambang m). Berkut beberapa isotop Sn dan kelimpahannya di alam.
Tabel 2 Isotop Timah
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa timah memiliki nomor atom 50 dan nomor massa rata-
rata adalah 118,71. Dengan nomor atom tersebut maka timah memiliki konfigurasi electron [Kr] 5s2
4d10 5p2. Dalam sistem tabel periodic timah berada pada golongan utama IVA (atau golongan 14
untuk sistem periodic modern) dan periode 5 bersama dengan C, Si, Ge, dan Pb. Timah menunjukkan
kesamaan sifat kimia dengan Ge dan Pb seperti pembentukan keadaan oksidasi +2 dan +4.
Sumber Timah(Sn) di Bumi
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawaannya.
Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral
oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang
lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu
stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan
cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang
dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti
perak.
Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah memiliki
kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, dan 14 ppm untuk
timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment
yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar
laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan
batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau istilahnya
deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji
timah/alluvial harus ditambang disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah.
Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi dimana sumber
penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe.
Cassiterite
Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2. Berbentuk kristal dengan banyak
permukaan mengkilap sehingga tampak seperti batu perhiasan. Kristal tipis Cassiterite tampak
translusen. Cassiterite adalah sumber mineral untuk menghasilkan logam timah yang utama dan
biasanya terdapat dialam di alluvial atau aluvium.
Gambar 15 Cassiterite
Stannite
Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus kimianya adalah Cu2FeSnS4
dan merupakan salah satu mineral yang dipakai untuk memproduksi timah. Stannite mengandung
sekitar 28% timah, 13% besi, 30% tembaga, dan 30% belerang. Stannite berwarna biru hingga abu-
abu.
Gambar 16 Stannite
Cylindrite
Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah, timbal, antimon, dan besi. Rumus
mineral ini adalah Pb2Sn4FeSb2S14. Cylindrite membentuk kristal pinakoidal triklinik dimana
biasanya berbentuk silinder atau tube dimana bentuk nyatanya adalah gulungan dari lembaran
kristal ini. Warna cylindrite adalah abu-abu metalik dengan spesifik gravity 5,4. Pertama kali
ditemukan di Bolivia pada tahun 1893.
Gambar 2 Cylindrite
Cara Memproduksi Timah
Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji dan
kandungan impuritas dari biji timah. Bijih timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan
kandungan 0,8-1% (persen berat) timah atau sedikitnya 0,015% untuk biji timah berupa bongkahan-
bongkahan kecil. Biji timah dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari material-material yang tidak
diperlukan, adakalanya biji yang telah dihancurkan dilewatkan dalam “floating tank” dan
titambahkan zat kimia tertentu sehingga biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan
dengan mudah.
Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetik sehingga kita dapat
memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini
memiliki konsentrasi timah antara 70-77% dan hampir semuanya berupa mineral Cassiterite.
Cassiterite selanjutnya diletakkan dalam furnace bersama dengan karbon dalam bentuk coal atau
minyak bumi. Adakalanya juga ditambahkan limestone dan pasir untuk menghilangkan impuritasnya
kemudian material dipanaskan pada suhu 1400 C. Karbon bereaksi dengan CO2 yang ada didalam
furnace membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi dengan cassiterite membentuk timah dan
karbondioksida. Logam timah yang dihasilkan dipisahkan melalui bagian bawah furnace untuk
diproses lebih lanjut. Untuk memperoleh timah dengan kemurnian yang tinggi maka dapat dilakukan
dengan menggunakan proses elektrolisis. Dengan cara ini kemurnian timah yang diperoleh bisa
mencapai 99,8%.
Sifat Timah
Sifat Fisika
Fasa : padatan
Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
Titik didih : 231,93 C
Titik didih : 2602 C
Panas fusi : 7,03 kJ/mol
Kalor jenis : 27,112 J/molK
Sifat Kimia
Bilangan oksidasi : 4,2, -4
Nomor atom : 50
Nomor massa : 118,71
Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)
Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol
Energi ionisasi 2 : 1411,8 kJ/mol
Energi ionisasi 3 : 2943,0 kJ/mol
Jari-jari atom : 140 pm
Jari-jari ikatan kovalen: 139 pm
Jari-jari van der waals : 217 pm
Struktur kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)
Konduktifitas termal : 66,8 W/mK
Timah merupakan logam lunah, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik. Timah tidak
mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan terbentuknya lapisan oksida timah
yang menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan
air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses oksidasi
dipercepat dengan meningkatnya kandungan oksigen dalam larutan.
Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.
Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut timah abu-
abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen seperti diamond.
Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu tinggi, dan
bersifat sebagai konduktor.
Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam asetat
asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.
Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II) cenderung memiliki sifat
logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat panas.
Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.
Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.
Manfaat Unsur Timah
Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk solder(52%),
industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan & perunggu (5,5%), industri gelas
(2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).
Logam Timah dan Paduannya
Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai paduan logam
(alloy) dengan logam yang lain terutama dengan logam tembaga. Logam timah juga sering dipakai
sebagai container dalam berbagai macam industri. Contoh-contoh paduan antara tembaga dan
timah adalah:
Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony, bismuth,
dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau peralatan rumah
tangga.
Bronze adalah paduan logam timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar 12%.
Fosfor Bronze adalah paduan bronze yang ditambahkan unsur fosfor.
Plating
Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng, timbale dan baja dengan
tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan untuk melapisi kaleng kemasan
makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.
Superkonduktor
Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari timah merupakan
superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para ilmuwan contoh superkonduktor timah yang
banyak dipakai adalah Nb3Sn.
Solder
Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk solder merupakan
campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi campuran 63% timah dan 37% timbale
merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder banyak digunakan untuk menyambung pipa
atau alat elektronik
Pembuatan Senyawa Organotin
Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn) dengan hidrokarbon
membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian dari golongan senyawa organometalik.
Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis senyawa organic, sebagai biosida, sebagai pengawet kayu,
sebagai stabilisator panas, dan lain sebagainya.
Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai Keperluan
Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah satu senyawa
kimia yang sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai untuk resistor dan dielektrik, dan digunakan
untuk membuat berbagai macam garam timah. Senyawa SnF2 merupakan aditif yang banyak
ditambahkan pada pasta gigi. Senyaan timah, tembaga, barium, kalsium dipakai untuk pembuatan
kapasitor. Dan tentu saja senyawaan kimia juga sering dipakai untuk pembuatan katalis.
Senyawaan Timah
Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah hidrida, dan
timah sulfide.
Senyawaan Organotin
Seperti yang telah dijelaskan diatas senyawa organotin adalah senyawa yang dibangun dari timah
dan substituen hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn. Contoh beberapa senyawa organotin ini
adalah:
Tetrabutiltimah, dipakai sebagai material dasar untuk sintesis senyawaan di- dan tributil.
Dialkil atau monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan PVC.
Tributil-Timah oksida, dipakai untuk pengawetan kayu.
Trifenil-Timah asetat, merupakan kristal putih yang dipakai untuk insektisida dan fungisida.
Trifenil-timah klorida dipakai sebagai biosida
Trimetil-timah klorida, dipakai sebagai biosida dan sintesis senyawa organic.
Trifenil-timah hidroksida, untuk fungisida dan engontrol serangga.
dll
Senyawa organotin dibuat dari reagen Grignard dengan timahtetraklorida. Metode yang lain adalah
dengan menggunakan reaksi Wurtz seperti senyawaan alkil natrium dengan tmah halide ataupun
dengan menggunakan reaksi pertukaran antara timah halide dengan senyawaan organo-aluminium.
Timah Oksida
Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini merupakan oksida timah
yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO2 memiliki struktur kristal rutile dimana setiap
1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom oksigen. SnO2 tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam
asam dan basa kuat. SnO2 larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat seperti:
SnO2 + 6HI -> H2SnI6 + 2 H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam maka:
SnO2 + 6 H2SO4 -> Sn(SO4)2 + 2 H2O
SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3. SnO2 digunakan bersama
dengan vanadium oksida sebagai katalis untuk oksidasi senyawa aromatic, dipakai sebagai pelapis,
ataupun sebagai bahan pembuatan organotin.
Timah(II) Klorida
SnCl2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang stabil. SnCl2 dipakai
sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan electroplating. SnCl2 dibuat dengan
cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
Sn + 2HCl -> SnCl2 + H2
SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul SnCl2 berbentuk
bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCl2 membentuk rantai yang saling terhubung dengan
jembatan klorida. Selain dipakai sebagai reduktor SnCl2 juga dipakai sebagai katalis, reagen analisis
untuk raksa, dan juga dipakai sebagai aditif makanan untuk mempertahankan warna dan sebagai
antioksidan.
Timah(IV) Klorida
Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia dengan rumus SnCl4.
Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak berwarna dan akan membentuk kabut jika
terjadi kontak dengan udara. SnCl4 dipergunakan sebagai senjata kimia dalam perang dunia ke-1,
dipakai untuk memperkuat gelas, dan sebagai bahan dasar pembuatan organotin.
Timah Sulfida
Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah(II)sulfide dan ada dialam
sebagai mineral herzenbergite. Pebuatan SnS adalah dibuat dengan mereaksikan belerang, SnCl2
dan H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2HCl
Sedangkan timah(IV) sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai mineral berndtite.
Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan penambahan H2S pada larutan
senyawa timah(IV) dan banyak dipakai sebagai ornament dekoratif karena warnanya mirip emas.
Timah Hidrida
Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH4. Hidrida timah ini
dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl4 dengan LiAlH4. Stannan terdekomposisi secara
lambat menghasilkan loga timah dan gas hydrogen. Hidrida timah ini sangat analog dengan gas
metana CH4.
Stanat
Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan:
Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44- contoh senyawaannya adalah K4SnO4 atau Mg2SnO4.
Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik anoin.
Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya tidak terdapat dialam
dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari SnO2. Istilah stanat juga dipakai untuk sufiks penamaan
senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.
Gambar 3 Potensi Timah Di Indonesia
KOMODITI TIMAH DALAM BTBMI 2007
Timah umumnya berada pada kelompok Bagian XV Logam Tidak Mulia : Bab 80 Timah.
Struktur klasifikasi komoditi Timah disajikan pada gambar berikut ini:
Gambar 4 Struktur HS Timah pada Bab 80 (Timah)
BAB 80TIMAH
POS 80.01Timah tidak ditempa.
POS 80.02.00.00.00Sisa dan skrap timah.
8001.10.00.00-Timah, bukan
paduan
8001.20.00.00-Paduan timah
Contoh barangTimah Bukan Paduan
Contoh barangTimah Paduan
Contoh barangSisa dan skrap timah.
KOMODITI EMAS
Sejarah Emas
Emas telah diketahui dan dinilai sangat tinggi sejak jaman purba kala. Unsur ini ditemukan di alam sebagai
logam tersendiri dan dalam tellurides. Emas tersebar sangat luas dan selalu diasosiasikan dengan quartz atau
pyrite.
Gambar 1 Batuan Emas
Sumber-sumber
Emas ditemukan di deposit-deposit veins dan alluvial dan seringnya dipisahkan dari bebatuan dan mineral-
mineral lainnya dengan proses penambangan dan panning. Sekitar dua pertiga produksi emas dunia berasal
dari Afrika Selatan dan sekitar dua pertiga produksi total Amerika Serikat datang dari negara bagian South
Dakota dan Nevada. Logam ini diambil dari bijih-bijihnya dengan berbagai cara: cynaniding, amalgamating,
dan smelting. Proses pemurnian juga kerap dilakukan dengan cara elektrolisis. Emas terkandung pula di air laut
sekitar 0.1 sampai 2 mg/ton, tergantung dimana sampel air lautnya diambil. Sampai sekarang, belum
ditemukan bagaimana cara menambang emas dari air laut yang dapat memberikan untung.
Kegunaan
Emas banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter di banyak negara.
Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan, gigi buatan, dan sebagai lapisan. Untuk aplikasi di bidang
sains, emas digunakan sebagai lapisan beberapa satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah
yang baik. Emas tidak mudah bereaksi (inert).
Isotop
Senyawa emas yang paling banyak adalah auric chloride dan chlorauric acid, yang terakhir banyak digunakan
dalam bidang fotografi untuk membuat tinta dan bayangan perak. Emas memiliki 18 isotop; 198
Au dengan
paruh waktu selama 2.7 hari dan digunakan untuk terapi kanker dan penyakit lainnya. Disodium
aurothiomalate diberikan melalui lewat otot (intramuscularly) sebagai terapi arthritis. Campuran satu asam
nitrat dengan tiga asam hidroklorida disebut aqua regia (karena melarutkan emas, rajanya logam-logam). Emas
juga tersedia secara komersil dengan kemurnian 99.9999+%. Titik beku emas pada 1063.0 derajat Celcius
selama bertahun-tahun telah digunakan sebagai titik kalibrasi oleh International Temperature Scales (ITS-27
dan ITS-48) dan oleh International Practical Temperature Scale (IPTS-48). Pada tahun 1968, standar IPTS baru
(IPTS-68) diadopsi, yang mengubah titik beku emas menjadi 1064.43 derajat Celcius. Berat jenis emas berubah
sesuai suhu dan bagaimana logam ini precipitated dan cold-worked.
Sifat Emas
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala
Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan
tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral
pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri
dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya
>20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk
karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis
menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan
endapan plaser.
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan
Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Karakteristik dari Emas
Kimia unsur emas, nomor atom 79, lambang Au (dari bahasa Latin Aurum), adalah lembut, berkilau kuning,
logam lunak. Ia adalah salah satu transisi logam berat dan atom adalah 196,967; berada di grup 1B dalam tabel
periodik bersama dengan tembaga dan perak.
Emas adalah elemen kimia dengan symbol Au (dalam bahasa latin: aurum) dan nomor atom 79. Emas adalah
metal berharga yang paIing diminati pada perhiasan, dalam bentuk patung dan untuk ornament sejak awal
yang tercatat dalam sejarah. Metal ini hadir dalam bentuk bongkahan atau bijian batu, dalam lapisan dan
endapan batu. Emas itu padat, lunak, bersinar paling mudah dibengkokkan dan merupakan metal yang paling
dapat dibentuk. Emas murni memiliki warna kuning terang dan kilauan alaminya dianggap menarik, yang tidak
berkarat dalam air atau udara. Emas adalah salah satu bahan metal pembuat koin dan membentuk dasar
untuk standar emas yang digunakan sebelum keruntuhan sistem Bretton Woods di tahun 1971.
Industri modern termasuk bidang kedokteran gigi dan elektronik menggunakannya, dimana emas telah secara
tradisional memberi faedah karena ketahanannya yang baik terhadap korosi oksidasi. Secara kimia, emas
adalah metal yang mengalami peralihan dan dapat berbentuk trivalent (tiga valensi) dan kasion univalent
(valensi tunggal) terhadap solvasi. Pada STP yang diserang oleh larutan regia (campuran dari asam), yang
membentuk asam chloroauric dan oleh solusi yang bersifat alkali dari sianida namun bukan pada asam tunggal
seperti hydrochloric, nitrat atau asam sulfur. Emas menghancurkan air raksa, membentuk cadangan amalgam
namun tidak bereaksi terhadapnya. Emas tidak dapat dipecahkan dalam asam nitrat yang akan
menghancurkan perak dan benda lain berbahan metal, dan sebagai dasar dari teknik penyulingan emas yang
diketahui juga sebagai “inkuartasi dan pemisahan”. Asam nitrat telah lama digunakan untuk memastikan
kehadiran dari emas dalam partikelnya dan ini adalah cara asli dari istilah colloquial untuk “uji keasaaman”,
mengacu pada standar pengujian emas untuk hasil yang luar biasa.
Emas adalah metal yang paling bisa dibentuk dan dibengkokkan dari semua jenis metal yang ada; satu gram
emas dapat ditempa mejadi ukuran satu meter kubik atau satu ons menjadi 300 kuadrat tinggi. Daun emas
dapat ditempa cukup tipis untuk menjadi tembus cahaya (memerlukan surat). Cahaya yang dipancarkan
berwarna biru kehijauan, karena emas member pantulan yang keras pada warna kuning dan merah.
Emas siap untuk dicampur dengan bahan metal lainnya. Campuran ini dapat diproduksi untuk memodifikasi
kekerasannya dan sifat metalurgi lainnya, untuk mengontrol tingkat peleburan atau untuk menciptakan warna
yang eksotis (lihat dibawah). Emas adalah bahan pengantar yang baik pada panas dan elektronik dan
memantulkan radiasi sinar infra merah dengan kuat. Secara kimia, emas tidak dipengaruhi oleh udara,
kelembaban dan zat korosif, dan untuk itu sangat cocok digunakan untuk koin dan perhiasan dan sebagai
bahan pelindung lapisan pada bahan lainnya, juga merupakan bahan metal yang lebih memberi reaksi.
Bagaimanapun juga, emas bukan tidak giat secara kimia. Halogen bebas akan bereaksi pada emas, dan cairan
regia melarutkannya melalui formasi dari gas klorin yang mana menyerang emas untuk membentuk ion
chloraurate. Emas juga dilarutkan dalam solusi alkali dari sianida patasium dan dalam air raksa, membentuk
tambalan air raksa untuk pembentukan emas.
Tingkat okisdasi umum dari emas termasuk +1 (emas(I) atau campuran aurousor) dan +3 (emas(III) atau
campuran auric). Ion emas dalam solusinya siap dikurangi dan diendapkan sebagai metal emas dengan
menambahkan bahan metal lainnya sebagai pengurang zat. Tambahan metal adalah diproses oksidasi dan
dilarutkan yang membuat emas dapat dipindahkan dari solusi dan dapat ditemukan sebagai sebuah lapisan
endapan murni.
Emas metalik murni berkualitas tinggi tidak menghasilkan rasa, dengan menjaga ketahanannya pada korosi (
ini adalah ion metal yang memberi rasa pada bahan metal).
Sebagai tambahan, emas sangat tebal, satu kubik meter beratnya 19300 kg Denga perbandingan ketebalan
pada timah adalah 11340kg/m3 dan bahwa dari elemen ketebalan osmium adalah 22610 kg/m³.
Warna dari Emas
Gambar 2 Warna Emas
Warna dari emas murni adalah kuning metalik. Emas, Caesium dan tembaga adalah elemen berwarna metalik
dengan warna alami dibanding putih atau kelabu.
Warna kelabu yang biasa terdapat pada metal tergantung dari mikroskop elektron laut yang mampu menyerap
dan memancarkan ulang energy cahaya melalui frekuensi jarak yang luas. Emas bereaksi berbeda, tergantung
pada efek relativitas yang hampir tak kentara yang berpengaruh pada seluruh putaran orbit disekitar atom
emas.
Warna umum campuran emas seperti emas merah muda dapat dibuat dengan menambahkan beberapa
jumlah tembaga dan perak, seperti diindikasikan dalam diagram dibawah ini. Campuran yang berisi palladium
atau nikel juga penting dalam industri perhiasan komersial karena memproduksi campuran emas putih. Yang
kurang umum, adalah tambahan batu manggan, aluminium, besi, indium atau elemen lainnya yang
menghasilkan warna yang lebih tidak umum dari emas untuk diaplikasikan pada bermacam media.
Perbedaan warna dari bahan campuran Ag-Au-Cu
Gambar 3 Koin Emas
Aplikasi Emas
Alat Pertukaran Pembayaran
Gambar 4 Batangan Emas
Di beberapa negara, emas digunakan sebagai standar untuk pertukaran moneter, tapi praktek ini telah
ditinggalkan dengan meningkatnya kesanggupan nilai tukar. Negara terakhir yang kembali pada penggunaan
mata uang emas adalah Switzerland, yang pengembaliannya 40% dari nilainya sampai ia bergabung dengan
Dana Moneter Internasional di tahun 1999, emas murni terlalu lunak untuk penggunaan biasa dan jenis
kekerasan berdasarkan campurannya dengan tembaga atau lainnya yang berbahan metal. Kandung dari
campuran emas diukur dalam karat (k), emas murni disebut sebagai 24k.
Koin-koin emas dimaksudkan untuk perputaran uang sejak tahun 1526 hingga tahun 1930an dimana jenisnya
merupakan standar campuran 22k yang disebut juga mahkota emas, untuk kekerasanya. Kolektor modern/
investasi koin batangan (yang tidak memerlukan pemakaian alat mekanis yang baik) biasanya 24k, meskipun
American Gold Eagle, emas pada pemerintahan yang berkuasa di British dan South African Krugerrand terus
diproduksi pada bentuk 22k dalam tradisi sejarah. Terbitan khusus koim bergambar Canadian Gold Maple Leaf
mengandung kemurnian emas tertinggi dibanding batangan koin yang ada, dengan kemurnian 99.999%
(.99999 kebaikan). Terbitan koin terkenal Canadian Gold Maple Leaf memiliki kemurnian 99.99%. Beberapa
koin emas murni 99.99% lainnya saat ini ada tersedia, termasuk edisi koin emas Kangguru Australia (pertama
muncul ditahun 1986 sebagai bongkahan emas Australiam dengan tema kangguru yang muncul di tahun 1989),
beberapa koin seri Australian Lunar Calendar dan seri Austrian Philharmonic. Pada tahun 2006, percetakan
uang logam Amerika Serikat mulai memproduksi koin emas batangan seri American Buffalo yang juga
mengandung kemurnian 99.99%.
Emas digunakan sebagai media pertukaran moneter melalui sejarah bersama dengan atau dibanding dengan
bahan mineral lainnya seperti perak, garam dan tembaga. Pada permulaan perang dunia pertama, negara yang
sedang berperang menggunakan standar emas cadangan kecil, membumbungkan nilai tukar mereka untuk
membiayai usaha peperangan. Setelah perang dunia kedua, emas ditukar dengan sistem pertukaran mata
uang mengikuti sistem Bretton Woods. Banyak pemegang emas ditempat penyimpanan (seperti koin batangan
atau bullion) menyimpannya untuk antisipasi terhadap inflasi atau kekacauan ekonomi. Kode mata uang ISO
untuk emas batangan adalah XAU.
KOMODITI EMAS DALAM BTBMI 2007
Emas umumnya berada pada kelompok Bagian XIV Logam Mulia : Bab 71 Batu Permata dan Logam
Mulia.
Struktur klasifikasi komoditi Emas disajikan pada gambar berikut ini:
Gambar 5 Struktur HS Emas pada Pos 71.08 ((Emas (termasuk emas disepuh dengan platina) bukan tempaan
atau dalam bentuk setengah jadi, atau dalam bentuk bubu))
Pos 71.08Emas (termasuk emas disepuh
dengan platina) bukan tempaanatau dalam bentuk setengah jadi,
atau dalam bentuk bubuk
7108.10-Bukan mata uang
7108.11.00.00--Bubuk
7108.20.00.00-Mata uang
7108.13.00.00--Bentuk setengah-jadi
lainnya
7108.12.90.00---Lain-lain
7108.12.10.00---Dalam bentuk
gumpalan, ingot ataubatang
7108.12--Bentuk tidak ditempa
lainnya
Contoh barang :Emas batangan
Contoh barang :Bubuk emas
Contoh barang :Emas serpian
top related