konfigurasi statik routing pada linux centos
Post on 23-Jun-2015
1.575 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KONFIGURASI ROUTING STATIK
PADA LINUX CENTOS
I Putu Hariyadi putu.hariyadi@stmikbumigora.ac.id
Mengaktifkan fitur forwarding
# nano /etc/sysctl.conf
Temukan parameter "net.ipv4.ip_forward“ , dan lakukan pengaturan nilai parameter tersebut dengan nilai 1 (enable) untuk mengaktifkan fitur forwarding, sebaliknya nilai 0 (disable) untuk menonaktifkan fitur forwarding.
net.ipv4.ip_forward = 1
Simpan perubahan konfigurasi yang dilakukan pada file tersebut dengan menekan: CTRL-O > Enter.
Untuk keluar dari editor nano, gunakan: CTRL-X
3 Cara Konfigurasi Routing Statik
Terdapat 3 cara untuk mengkonfigurasi routing
statik di Linux CentOS yaitu:
1. Format Perintah Route (sementara)
2. Format Argumen Perintah IP (permanen).
3. Format Argumen Network/Netmask (permanen).
Format Perintah Route (Sementara)
Sintak penulisan:
route add -net alamat-network-yg-tidak-dikenali
netmask alamat-subnetmask-dari-network-yg-tidak-
dikenali gw alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisa-
digunakan-untuk-menjangkau-network-yg-tidak-
dikenali dev interface-diri-sendiri-yg-menghubungkan-
ke-router-lawan
Konfigurasi routik statik dengan cara ini bersifat
sementara karena hanya tersimpan di memori
komputer, dan akan hilang ketika komputer di-restart
atau service network di-restart.
Studi Kasus 1: Format Perintah Route
Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah
Route
Konfigurasi di Router R1
# route add –net 11.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
10.0.0.1 dev eth0
# route add –net 12.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
10.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network C: 11.0.0.0/8
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8
Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah
Route
Konfigurasi di Router R2
# route add –net 9.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
10.0.0.2 dev eth0
# route add –net 12.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
11.0.0.2 dev eth1
Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8
Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah
Route
Konfigurasi di Router R3
# route add –net 9.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
11.0.0.1 dev eth0
# route add –net 11.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
11.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8
Untuk menjangkau Network B: 11.0.0.0/8
Format Argumen Perintah IP (Permanen)
Membuat file konfigurasi routing dengan format penamaan “route-namainterface” di direktori “/etc/sysconfig/network-scripts”, sebagai contoh untuk interface “eth0” nama file yang dibuat adalah “route-eth0”, sedangkan untuk interface “eth1” nama file yang dibuat adalah “route-eth1”.
Sintak penulisan parameter pada file “route-namainterface” adalah sebagai berikut:
alamat-network-yg-tidak-dikenali/alamat-subnetmask-dalam-format-bit-count-dari-network-yg-tidak-dikenali via alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisa-digunakan-untuk-menjangkau-network-yg-tidak-dikenali dev interface-diri-sendiri-yg-menghubungkan-ke-router-lawan
Studi Kasus 2: Format Argumen
Perintah IP
Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen
Perintah IP
Konfigurasi di Router R1
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
11.0.0.0/8 via 10.0.0.1 dev eth0
12.0.0.0/8 via 10.0.0.1 dev eth0
Me-restart service network menggunakan perintah “service network restart”.
Untuk menjangkau Network C: 11.0.0.0/8
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8
Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen
Perintah IP
Konfigurasi di Router R2
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
9.0.0.0/8 via 10.0.0.2 dev eth0
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth1
12.0.0.0/8 via 11.0.0.2 dev eth1
Me-restart service network menggunakan perintah “service network restart”.
Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8
Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen
Perintah IP
Konfigurasi di Router R3
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
9.0.0.0/8 via 11.0.0.1 dev eth0
11.0.0.0/8 via 11.0.0.1 dev eth0
Me-restart service network menggunakan perintah “service network restart”.
Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8
Untuk menjangkau Network B: 11.0.0.0/8
Format Directive Network/Netmask
(Permanen)
Membuat file konfigurasi routing dengan format penamaan “route-namainterface” di direktori “/etc/sysconfig/network-scripts”, sebagai contoh untuk interface “eth0” nama file yang dibuat adalah “route-eth0”, sedangkan untuk interface “eth1” nama file yang dibuat adalah “route-eth1”.
Sintak penulisan parameter pada file “route-namainterface” adalah sebagai berikut:
ADDRESS?=alamat-network-yg-tidak-dikenali
NETMASK?=alamat-subnetmask-dari-network-yg-tidak-dikenali
GATEWAY?= alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisa-digunakan-untuk-menjangkau-network-yg-tidak-dikenali
Format Directive Network/Netmask
(Permanen)
Dimana ? adalah nomor urut routing statik yang
dimasukkan. Nilainya dimulai dari 0 untuk yang
pertama, 1 untuk yang kedua dan selanjut-nya.
Studi Kasus 3: Format Perintah
Network/Netmask
Solusi Studi Kasus 3: Format Directive
Network/Netmask
Konfigurasi di Router R1
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
ADDRESS0=11.0.0.0
NETMASK0=255.0.0.0
GATEWAY0=10.0.0.1
ADDRESS1=12.0.0.0
NETMASK1=255.0.0.0
GATEWAY1=10.0.0.1
Me-restart service network menggunakan perintah
“service network restart”.
Untuk menjangkau
Network C: 11.0.0.0/8
Untuk menjangkau
Network D: 12.0.0.0/8
Solusi Studi Kasus 3: Format Directive
Network/Netmask
Konfigurasi di Router R2
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
ADDRESS0=9.0.0.0
NETMASK0=255.0.0.0
GATEWAY0=10.0.0.2
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth1
ADDRESS0=12.0.0.0
NETMASK0=255.0.0.0
GATEWAY0=11.0.0.2
Me-restart service network menggunakan perintah “service network restart”.
Untuk menjangkau
Network A: 9.0.0.0/8
Untuk menjangkau
Network D: 12.0.0.0/8
Solusi Studi Kasus 3: Format Directive
Network/Netmask
Konfigurasi di Router R3
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
ADDRESS0=9.0.0.0
NETMASK0=255.0.0.0
GATEWAY0=11.0.0.1
ADDRESS1=10.0.0.0
NETMASK1=255.0.0.0
GATEWAY1=11.0.0.1
Me-restart service network menggunakan perintah
“service network restart”.
Untuk menjangkau
Network A: 9.0.0.0/8
Untuk menjangkau
Network B: 10.0.0.0/8
Tabel Routing
Untuk menampilkan informasi tabel routing digunakan perintah “route –n”.
Terdapat beberapa kolom/field pada output dari perintah “route –n”, yaitu:
1. Destination: alamat jaringan tujuan.
2. Gateway: alamat ip router lawan yang digunakan untuk menjangkau jaringan tujuan tersebut.
3. Genmask: alamat subnetmask dari jaringan tujuan.
4. Iface: interface yang digunakan untuk menjangkau gateway atau router lawan.
Ping & Traceroute
Untuk memverifikasi komunikasi antar host
digunakan perintah “ping”. Sintak penulisan:
ping alamat-ip-host
Untuk menampilkan informasi rute yang dilalui
(router-router yang dilalui) sepanjang jalur dari host
sumber ke host tujuan digunakan perintah “tracert”
di sistem operasi windows atau “traceroute” di
sistem operasi Linux. Sintak penulisan:
C:\> tracert alamat-ip-host-tujuan Windows
# traceroute alamat-ip-host-tujuan Linux
Ada Pertanyaan?
Terimakasih
top related