konselor penjaga rahasia
Post on 05-Dec-2015
265 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Hak individu untuk memperoleh kerahasiaan selalu muncul dalam kontes/hubungan
nilai-nilai dan hak orang lain. Pope, dkk (Corey 2005:), mengemukakan beberapa
contoh berkenaan dengan isu kerahasiaan ini, yaitu tanpa sengaja membuka data
rahasia dan membahas keadaan klien (dengan menyebutkan nama) kepada teman.
Berikutnya ialah member terapi pada saat mabuk juga masuk dalam poit penting isu
kerahasiaan ini.
Para professional selalu meyakini fakta bahwa kesucin (sancitity) lebih bearti
daripada suatu janji. Sebagai contoh bahwa seorang konselor yang diharapkan untuk
memegang rahasia dalam hal mana seorang klien baru saja meletakkan sebuah bom
waktu disebuah auditorium yang penuh orang. Dalam hal ini Paul (Bigg & Blocher,
1986:136) mengatakan behwa ‘Dalam keadaan tertentu, seorang konselor atau terapis
mempunyai suatu kewajiban untuk memperingatkan orang lain dari suatu ancaman
yang dibuat klien.’
Sehubungan dengan pengelolaan kerahasiaan ini Bigg & Blocher (1986:137-144)
mengemukakan tiga level kerahasiaan yang bisa diterapakan dalam situasi klinis,
yakni :
1. Tingkat pertama. Pada level ini dasar yang penting sekali adalah bahwa semua
informasi mengenai individu, organisasi, yang menyangkut harga diri, rahasia pribadi
dan lain-lain, di handle/ ditangani secara professional, jenis rahasia ini bukan hanya
diterapkan pada klien yang ditandai, tapi juga para individu lain atau organisasi lain
seperti teman, keluarga, sekolah, agen-agen keamanan dan lain-lain yang mungkin
memberikan informasi, dijaga kerahasiannya sebagai bagian dari proses klinis. Para
professional menyimpan informasi tersebut yang tidak akan pernah dibocorkan secara
sembrono kepada siapapun.
Jenis kerahasiaan ini meliputi semua informasi tentang hubungan konseling, bahkan
sekalipun klien sudah dialihtangankan (referral). Data interview klinis dipelihara,
pembicaraan telephon, janji-janji dan sebagainya harus dijaga kerahasiaannya. Dan
file-file yang mudah diakses hanya bagi/oleh professional atau pegawai-pegawai yang
dipercaya mampu menjaga kerahasiaan, dimana mereka dipilih dsn dilatih untuk itu dan
secara rutin diawasi.
Tentu saja jenis kerahasiaan ini diterapkan oleh semua professional dalam setiap
situasi. Hal ini merupakan suatu bentuk perhatian yang mendasar dan merupakan
dasar dari semua hubungan professional.
2. Tingkat kedua. Cirri yang menonjol dari tingkat kerahasiaan ini adalah bahwa
informasi-informasi hanya akan dibocorkan untuk kebaikan klien. Dalam banyak situasi
informasi tentang klien dipertukaran (shared) di antara para professional. Dibanyak
waktu, pertukaran informaasi jug aterjadi dengan pasangan suami/istri, orang tua, guru
dan orang lain yang bermakna bagi klien.
Konseling dengan anak-anak sering menghasilkan situasi-situasi dalam hal
manapertukaran informasi dengan orang tua merupakan bagian informasi dengan
orang tua merupakan bagian yang penting dari treatmen. Treatmen bagi orang dewasa
untuk berbagai masalah seperti alkoholik, pengguna obat terlarang melibatkan anggota
keluarga, yang jelas pertukaran informasi ini akan selalu dilakukan hanya demi
kebaikan klien dan secara penuh diketahui oleh klien, dengan kata lain seizin klien.
Namun dalam hal tertentu, konselor tetwp memegang teguh data klien walaupun klien
sendiri yang memintannya, seperti data tentang hasil tes kepribadian, konselor tidak
memberikannya kepada praktisi lain yang dianggap konselor tidak kualified untuk
meginterprestasikannya. Dipihak lain, kadang-kadang kesulitan muncul dalam suatu
insitusi atau perwakilan ketika kepala atau yang lainnya mencari informasi tentang klien
yang mungkin terlibat dalam perlanggaran disiplin, akademik, atau kesulitan-kesulitan
legal. Konselor secara etik dibatasi untuk melayani keinginan yang paling baik dari
klien dalam menghandal informasi. Dalam hal ini prinsip-prinsip dan kebijakan-
kebijakan etis dibatsi untuk menghandal informasi. Dalam hal ini prinsip-prinsip dan
kebijakan-kebijakan etis harus secara jelas difahami oleh seorang perwakilan, sekolah
dan organisasi lain dalam situasi sulit.
3. Tingkat ketiga. Dala tingkat ini kerahasiaan akan dibocorakn hanya dalam situasi yang
erkstriam seperti membahayakan orang lain.
top related