konsep dan teknik perencanaan daerah
Post on 22-May-2017
258 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KONSEP DAN TEKNIK PERENCANAAN DAERAH
Triarko Nurlambang
Pusat Penelitian Geografi Terapan
Universitas Indonesia
a. Disebagian daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, penataan ruang belum mendapat proporsi perhatian utama sebagai instrumen dasar penyusunan Rencana Program Pembangunan Daerah, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat dan dunia usaha. Hal ini tercermin dengan semakin luasnya lahan yang beralih fungsi seperti lahan pertanian beririgasi teknis berubah menjadi permukiman atau industri, penggundulan hutan yang berakibat banjir, dll.
b. Konflik-konflik pemanfaatan ruang baik antara masyarakat dengan pemerintah, antar instansi pemerintah maupun antar kewenangan tingkatan pemerintahan semakin hari semakin marak dan dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan.
c. Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang telah terjadi dikotomi kebutuhan antara menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah dari sumberdaya alam yang dimiliki tanpa/kurang memperhatikan dampak lingkungan dan penyelamatan ruang.
d. Belum optimalnya kelembagaan penataan ruang di daerah serta mekanisme pengawasan pemanfaatan ruang.
PERMASALAHAN PENATAAN RUANG
Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007
a. Kurang adanya sinkronisasi dan harmonisasi antara Provinsi dengan Provinsi yang berbatasan, dan/atau Provinsi dengan Kabupaten/Kota di masing-masing Provinsi serta antara Kabupaten/Kota dengan Kabupaten/Kota yang berbatasan dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang.
b. Masih sering terjadinya tumpang tindih kelembagaan dalam pelaksanaan penyusunan jenis Rencana Tata Ruang yang bersifat makro/RTRW (kebijakan) dan mikro/Rencana Rinci (teknis) di daerah.
c. Masih belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dalam penyelenggaraan penataan ruang daerah sehingga berdampak pada kurang terpadunya perencanaan tata ruang antar instansi.
d. Masih lemahnya koordinasi penegak hukum (PPNS, Polisi Pamong Praja) dalam implementasi Rencana Tata Ruang.
e. Masih lemahnya koordinasi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan penataan ruang di daerah.
FAKTOR PENYEBAB KURANG OPTIMALNYA PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DI DAERAH
Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007
Perlu ditangani secara terpadu oleh Lembaga/ Instansi yang memiliki tupoksi koordinatif.
PENATAAN RUANG
Multidimensional
MELALUI
Multifungsional
Multisektor
“KOORDINASI DIPERLUKAN” Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007
Pelaksanaan koordinasi penataan ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota dilakukan mulai dari tahap penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, sampai dengan pengendalian pemanfaatan ruang.
Koordinasi penataan ruang di Daerah dilakukan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta Instansi terkait di daerah.
Koordinasi penataan ruang Provinsi dilakukan oleh Gubernur.
Koordinasi penataan ruang Kabupaten/ Kota dilakukan oleh Bupati/ Walikota.
Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007
• Penyelenggaraan urusan kewenangan wajib di bidang tata ruang.
• Perumusan berbagai kebijakan penyelenggaraan penataan ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota.
• Penyusunan RTRWP, RTR Kawasan Strategis Provinsi, RTRWK/K, RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, dan RDTR Kabupaten/Kota.
Penanganan dan penyelesaian masalah atau konflik yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota.
Dalam rangka menserasikan dan mensinergikan penataan ruang daerah dipandang perlu optimalisasi koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta instansi terkait di Daerah.
Pelaksanaan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang.
RTRW PROVINSI
RTRW NASIONAL
RTRW KAB/KOTA
RTRW PROVINSI
YANG BERBATASAN
SINKRON
HARMONISASI
SINERGI
PADUSERASI
SASARAN KERJASAMA DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH
RTRW PROVINSI
YANG BERBATASAN
RTRW KAB/KOTA
YANG BERBATASAN
HARMONISASI PADUSERASIRTRW
KAB/KOTA YANG
BERBATASAN
Hierarki RTRW (administratif)
Kerjasama
Kerjasama
Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007
PRESIDEN
GUBERNUR
BUPATI/ WALIKOTA
BKTRN (8
Menteri/LPND)
BKPRD PROVINSI
BKPRD KABUPATEN
/ KOTA
POKJA (2 Pokja)
Keppres 62/2000
FungsionalLaporan setiap 3 (tiga) bulan
(Melalui Mendagri)
TIM TEKNIS
POKJA (2 Pokja)
Kep. Gubernur
Kep. Bupati/Walikota
POKJA (3 Pokja)
Fungsional Laporan setiap 4 (empat) bulan (Tembusan Kepada Mendagri)
Sekretaris (Sekretariat
)
Sekretaris (Sekretariat
)Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007
• Penerbitan Kepmendagri No. 147 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah adalah untuk menindaklanjuti kesepakatan para Gubernur dalam Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (Rakernas-BKTRN) Tahun 2003.
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN BKPRD
Adanya penyempurnaan terhadap Inmendagri Nomor 19 Tahun 1996 tentang Pembentukan TKPRD Tingkat I dan Tingkat II, karena tidak sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
a. BKPRD Provinsi
SEKRETARIAT
Penanggung Jawab Gubernur
Ketua Wakil
Gubernur
Sekretaris Ka. Bapeda Provinsi
Wakil Sekretaris Ka. Dinas yang
Mengurusi Tata Ruang
Ketua Harian Sekda
Provinsi
POKJA PERENCANAAN
TATA RUANG
POKJA PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007
b. BKPRD Kabupaten/Kota
SEKRETARIAT
Penanggung Jawab Bupati/Walikota
Ketua Wakil Bupati/
Walikota
Sekretaris Ka. Bapeda
Kab/Kota
Wakil Sekretaris Ka. Dinas yang
Mengurusi Tata Ruang
Ketua Harian Sekda
Kab/Kota
POKJA PERENCANAAN
TATA RUANG
POKJA PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
DIMENSI KERJASAMAmenurut UU 32/2004 dan UU 26/2007
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat… pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan
Kerjasama Antar Daerah di bidang penataan
ruang dan penyediaan fasilitas pelayanan
umum
Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama Antar Daerah dengan
Pihak Ketiga
Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga
‘’ dalam menyediakan pelayanan publik”
Pasal 195. 1
Pasal 199. 1c Pasal 195. 3
A. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 195
1) Daerah DAPAT MENGADAKAN KERJASAMA dengan daerah lain
2) Bentuk BADAN KERJASAMA ANTAR DAERAH yang diatur dengan KEPUTUSAN BERSAMA.
3) Daerah dapat bekerja sama dengan pihak ketiga.4) KERJASAMA yang membebani masyarakat dan
daerah harus mendapatkan persetujuan DPRD
Kerjasama Antar Daerah diatur lebih jelas & tegas dalam BAB IX Pasal 195 - 197
… Lanjutan
Pasal 1961) Urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak
LINTAS DAERAH dikelola bersama oleh daerah terkait.
2) Untuk EFISIENSI PELAYANAN PUBLIK daerah WAJIB mengelola secara bersama dengan daerah sekitarnya
3) Untuk pengelolaan, daerah membentuk BADAN KERJA SAMA.
Pasal 197Tata cara pelaksanaan kedua pasal itu akan diatur dengan PERATURAN PEMERINTAH
… Lanjutan
B. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
… Lanjutan
Pasal 47 (ayat 1)“Penataan Ruang Kawasan Perkotaan yang Mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah Kab/Kota dilaksanakan melalui “Kerjasama Antardaerah”.
Pasal 54 (ayat 1)“Penataan Ruang Kawasan Perdesaan yang Mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui “Kerjasama Antardaerah”.
Kawasan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
URGENSI KERJASAMA ANTAR
DAERAH
• Desentralisasi akibatkan lokalisasi kebijakan publik (logika teritorial)
• Pelayanan & pembangunan basisnya logika fungsional (tidak kenal batas wil adm) air, perdagangan, udara, transportasi semua lintas batas wil administrasiMasalah: inkonsistensi antar keduanya
PASAL 20
RTRW NASIONAL
UU NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN
RUANG
LEGALISASI (PENETAPAN PRODUK HUKUM) RENCANA TATA RUANG
Dimensi Waktu : 20 Tahun
Peraturan Pemerintah
RENCANA RINCI TATA RUANG (RTR
Pulau/Kepulauan dan RTR Kawasan Strategis
Nasional)Peraturan Presiden
PASAL 23
RTRW PROVINSIDimensi Waktu : 20
TahunPerda Provinsi
RENCANA RINCI TATA RUANG (RTR Kawasan
Strategis Provinsi)Perda Provinsi
PASAL 26
RTRW KAB/KOTADimensi Waktu : 20
TahunPerda Kab/Kota
RENCANA RINCI TATA RUANG (RTR Kawasan Strategis Kab/ Kota dan
RDTR Kab/Kota)Perda Kab/Kota
BKPRD Provinsi membantu tugas Gubernur untuk mengkoordinasikan penataan ruang daerahnya, untuk dievaluasi oleh instansi pusat terkait BKTRN melalui Mendagri.
BKPRD Kabupaten/Kota membantu tugas Bupati/Walikota untuk mengkoordinasikan penataan ruang daerahnya, untuk dievaluasi oleh Gubernur dan hasilnya dilaporkan kepada Mendagri.
Pasal 185 :
Pasal 186 :
Pasal 189 :
Pasal 222 :
Evaluasi Rancangan Perda Provinsi disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi.
Evaluasi Rancangan Perda Kabupaten/Kota disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi.Substansi dan proses penetapan Rancangan Perda yang berkaitan dengan tata ruang dikoordinasikan dengan Menteri yang membidangi urusan tata ruang.Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah dikoordinasikan oleh Mendagri.
Keterangan :
MEKANISME EVALUASI PERDA RENCANA TATA RUANG
ALUR MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW PROVINSI
PENYUSUNAN KONSULTASI
Kesepakatan BKPRD Provinsi.
Kesepapakatan BKPRD Kab/Kota.
Pansus DPRD Provinsi.
EVALUASI
- Raperda RTRW- Dokumen RTRW
Hal-hal yang perlu mendapat persetujuan :
Konsultasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu melalui :
- Raperda RTRW- Dokumen RTRW
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
Mendagri berkoordinasi dengan Menteri/ Pimpinan LPND terkait penataan ruang
1. Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) terkait penataan ruang.
2. Mendagri berkoordinasi dengan Menteri/ Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) terkait penataan ruang= Penyampaian
= Perbaikan/Penyempurnaan
PENETAPAN
TAHAP 4
Raperda RTRW menjadi Perda
RTRW
Apabila Sesuai dengan kepentingan umum dan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi, maka
Mendagri menyampaikan keputusan persetujuan kepada Gubernur untuk
ditetapkan
Keterangan:
Tidak Sesuai
1.Prosedur/Administrasi2.Substansi Teknis
Raperda beserta Lampirannya berupa Dokumen RTRW
Evaluasi dilakukan setelah melalui proses : 1.Prosedur/Administrasi2.Substansi Teknis
Raperda beserta Lampirannya berupa Dokumen RTRW
Raperda RTRW Provinsi Dokumen RTRW Provinsi
Dikoordinasikan dengan instansi terkait BKTRN
Kesepakatan BKPRD Provinsi
Kesepakatan BKPRD Kab/Kota
Raperda RTRW Provinsi Dokumen RTRW Provinsi
Penyempurnaan/Perbaikan
Memeriksa Perbaikan Raperda RTRW Provinsi
Hasil Evaluasi
Tidak Sesuai Sesuai
Raperda ditetapkan menjadi PERDA
3 hari [Psl. 185 ayat (1) dan Psl. 222 ayat (1) UU.32/2004]
Hasil Evaluasi
Tidak Sesuai Sesuai
15 hari [Psl. 185 ayat (2) UU.32/2004]
7 hari [Psl. 185 ayat (4) UU.32/2004]
7 hari
7 hari [Psl. 185 ayat (4) UU.32/2004]
GUBERNUR MENDAGRI
Raperda RTRW Provinsi Dokumen RTRW Provinsi
Evaluasi
PERDA RTRW Provinsi Ditetapkan
4
56.1
6.2
7.2
89.1
8.2
>
7.1
10
11
Pansus DPRD
Provinsi
2
1
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
(LPND) TERKAIT OPTIONAL
3.1
MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW PROVINSI
DIP
AN
DA
NG
PER
LU DIFASILITASI OLEH MENDAGRI YANG BERKOORDINASI DENGAN MENTERI/
PIMPINAN LPND TERKAIT
Konsultasi
Hasil Konsultasi 3.2
ALUR MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW KABUPATEN/KOTA
PENYUSUNAN KONSULTASI
Kesepakatan BKPRD Kab/Kota.
Pansus DPRD Kabupaten/Kota.
EVALUASI
- Raperda RTRW- Dokumen RTRW
Konsultasi dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu melalui :
- Raperda RTRW- Dokumen RTRW
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
Gubernur dibantu oleh BKPRD Provinsi dalam melakukan koordinasi dengan Bupati/Walikota.
1. Gubernur berkoordinasi dibantu oleh BKPRD Provinsi
2. Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) terkait penataan ruang.
3. Mendagri berkoordinasi dengan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) terkait penataan ruang
= Penyampaian
= Perbaikan/ Penyempurnaan
Keterangan:
TAHAP 4
Tidak sesuai
Apabila telah sesuai dengan kepentingan umum dan Peraturan
Perundangan yang lebih tinggi, maka Gubernur
menyampaikan keputusan persetujuan kepada Bupati/Walikota
untuk ditetapkan
PENETAPAN
Raperda RTRW menjadi Perda
RTRW
Hal-hal yang perlu mendapat persetujuan :1.Prosedur/Administrasi2.Substansi Teknis
Raperda beserta Lampirannya berupa Dokumen RTRW
Evaluasi dilakukan setelah melalui proses : 1.Prosedur/Administrasi2.Substansi Teknis
Raperda beserta Lampirannya berupa Dokumen RTRW
Raperda RTRW Kab/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota
BKPRD Provinsi
Kesepakatan BKPRD
Kab/Kota
Raperda RTRW KAb/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota
Penyempurnaan/Perbaikan
Memeriksa Perbaikan Raperda RTRW Kab/Kota
Hasil Evaluasi
Tidak Sesuai Sesuai
Raperda ditetapkan menjadi PERDA
3 hari [Psl. 185 ayat (1) dan Psl. 222 ayat (1) UU No 32/2004]
Hasil Evaluasi
Tidak Sesuai Sesuai
15 hari [Psl. 185 ayat (2) UU.32/2004]
7 hari [Psl.
185 ayat (4) UU.32/2004]
7 hari
7 hari [Psl. 185 ayat (4) UU.32/2004]
BUPATI/WALIKOTA
GUBERNUR
Raperda RTRW Kab/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota
Evaluasi
PERDA RTRW Kab/Kota Ditetapkan
4
56.1
6.2
7.2
89.1
8.2
>
7.1
10
11
Pansus DPRD
Kab/Kota
2
1
DIFASILITASI OLEH MENDAGRI YANG BERKOORDINASI DENGAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA PEMERINTAH NON
DEPARTEMEN (LPND) TERKAIT DAN PEMERINTAH PROVINSI
3.1
3.2
MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW KABUPATEN/KOTA
Dikoordinasikan dengan Menteri
yang Membidangi Tata Ruang
melalui Mendagri
Hasil Evaluasi
dilaporkan kepada
Mendagri>
5”
7”
GUBERNUR
Konsultasi
Hasil Konsultasi
OPTIONAL
DIP
AN
DA
NG
PER
LU
BKPRD PROVINSI
UNDANG-UNDANG 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Penjelasan Umum :
Pasal 13 Ayat (1) butir b; Pasal 14 Ayat (1) butir b; Pasal 185; Pasal 186; Pasal 189; Bab VI : Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. BAB XII : Pembinaan & Pengawasan (Pasal
222)
UNDANG-UNDANG 26/2007 Tentang
Penataan Ruang
Pasal 9 Ayat (1 dan 2);
Pasal 10 Ayat (1); Pasal 11 Ayat (1).
URUSAN KEWENANGAN WAJIB PEMERINTAH
PROVINSI DAN KABUPATEN DAN KOTA
URUSAN KEWENANGAN
WAJIB PEMERINTAH
- Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.- Pembinaan dan Pengawasan
NSPM di Bidang
Penataan Ruang
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
a. Pasal 10 ayat (1)
b. Pasal 11 ayat (1)
Wewenang daerah Provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan :
a. Pasal 13 ayat (1) butir b
b. Pasal 14 ayat (1) butir b
Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi merupakan urusan dalam skala Provinsi yang meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah untuk Kabupaten/Kota merupakan urusan yang berskala Kabupaten/ Kota meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.
- Penataan ruang wilayah provinsi;- Penataan ruang wilayah kabupaten/kota;- Penataan ruang kawasan strategis
provinsi;- Kerjasama penataan ruang antarprovinsi
dan memfasilitasi kerjasama penataan ruang antar kabupaten/kota.
Wewenang daerah Kab/Kota dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan :- Penataan ruang wilayah kab/kota;- Penataan ruang kawasan strategis
kab/kota;- Kerjasama penataan ruang antar kab/kota.
… Lanjutan
PERMASALAH CRUCIAL PENATAAN RUANG DAN
PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP
-Kajian pada tingkat stratejik
PerdadiP. Jawa perTingkatWilayah
Motif Perda
Retribusi ijin usaha
(pajak) atau pemberian ijin untuk
eksploitasi SDA
Tindakan kolaboratif
pengelolaan & pemanftan
SDA
Hak masyarakat
untuk akses, pemanftan dan kontrol atas SDA
Total(%)
Provinsi 16 18 3 37 (31%)
Kabupaten 46 15 8 69 (58%)
Kota 9 3 1 13 (11%)
Total (Persentase)
71 (60%)
36 (30%)
12 (10%)
119(100%)
Dg kriteria dunia
Dg khas Indonesia tanpa pengelolaan sampah &CO2
Dg khas Indonesia dg pengelolaan sampah dan CO2
Overshoot : - 462.832.500 ha Overshoot
- 71.113.436 ha Overshoot - 139.695.000 ha
Jika jejak ekologi diturunkan 90% maka lahan di P Jawa mencukupi
Perbandingan Penilaian Daya Dukung Lingkungan
SDA yangDiatur
DiP. Jawa
Motif Perda
Retribusi ijin usaha (pajak)
atau pemberian ijin untuk
eksploitasi SDA
Tindakan kolaborati
f pengelola
an dan pemanfaatan SDA
Hak masyarakat untuk akses, pemanfaatan dan kontrol atas SDA
Total(%)
Air 28 16 2 46 (39%)
Tanah 11 1 0 12 (10%)
Hutan 15 10 7 32 (27%)
Tambang 17 0 0 17 (14%)
Baku Mutu Lingkungan
0 9 3 12 (10%)
Total (Persentase)
71 (60%) 36 (30%) 12 (10%) 119 (100%)
Kehidupan dan PembangunanLingkungan Hidup
DefinisiLingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (UU no. 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal 1)
RuangDefinisiRuang adalah wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lain, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya (UU no. 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, Bab 1 , Pasal 1)
(Zone B1 & B4)(Zone B1 & B4)
Sumber: Citra Landsat 30-07-1992
Oleh :Ditjen PenataanRuang dan LAPAN
(Zone B3 & B4)(Zone B5)(Zone B2)(Zone N2 & N2)
(Zone N2)(Zone N2)(Zone N2)
Sumber: Citra Landsat 17-07-2001
Oleh :Ditjen PenataanRuang dan LAPAN
1992
2001
PENGURANGAN RUANG TERBUKA HIJ AU DI
J ABODETABEK
• Hampir semua kegiatan kehidupan dan Pembangunan perlu atau berkaitan dengan tempat/ lokasi/ ruang. • Konsep Ruang identik dengan Lingkungan
Pengangguran
Tabungan terbatas
Kurang modal
Produktifitas rendah
Pendapatan/kapita rendah
Daya beli rendah
Pertmbhn eko. rendah
Keluarga besar
Laju kelahiran
tinggi
Permintaan tenga kerja
tinggi
Output/ pekerja kurang
Pendidikan kurang
Kemiskinan
Perumahan tak layak
Kondisi hidup tak sehat
Kesehatan buruk
Kurang gizi
Diet jelek
Ouput pertanian
kecil
Sedikit input modern
Lingkungan Hidup dan Ruang
Lingkungan HidupDefinisiLingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (UU no. 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal 1)
RuangDefinisiRuang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lain, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya (UU no. 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, Bab 1 , Pasal 1)
Kesamaan Lingkungan Hidup dan Ruang• Konsep dasar operasionalisasi konsep • Satu kesatuan interaktif dan bersifat sistemik didalam fenomena LH maupun ruang• Dimensi batas entitas bersifat fungsional bukan administratif-formal• Cakupan kajian
Lingkungan Hidup identik dengan fenomena Ruang
Arah Kebijakan dan Tujuan Pembangunan
Basis Pembangunan Nasional : Mainstreaming Pembangunan
Berkelanjutan
Kebijakan Pembangunan Wilayah harus sejalan dengan Pembangunan Lingkungan
Hidup
OUTPUT:Peningkatan Kesejahteraan
• Pro growth• Pro-poor
• Sustainability
Dari Ide menjadi RealitaPeran Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Visi & Misi
Tujuan Pembangunan
Strategi Pembangunan
Arah Kebijakan
Program
Prosedur/ Peraturan
Pelaksanaan
Konsep/ Ide
Realita
Monitoring & Evaluasi
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
KLHS : “is a systematic process
for evaluating the
environmental consequences of
proposed policy, plan, or
program initiatives in order to
ensure they are fully included
and appropriately
addressed at the earliest appropriate
stage of decision-making on
par with economic and social considerations”
(Sadler dan Verheem, 1996).
KLHS:“It is an integrative tools to support cross-sectoral approaches, which are needed to achieve long term Sustainability Objectives”
KLHS sangat disarankan lembaga Persikatan Bangsa Bangsa dan sudah diterapkan dibanyak negara (Eropah, Asia Timur, Amerika , Australia dan Afrika)
Kajian Lingkungan dalam konteks Tahap
Pengambilan Keputusan
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Analisa Dampak Lingkungan
Kebijakan
Perencanaan
Program
Proyek- Proyek
Kontribusi KLHS bagi Penguatan Penataan Ruang
Arah Kebijakan, Tujuan dan
Strategi Pembangunan
RPJM/D
Penataan Ruang berwawasan
Lingkungan dan berbasis
Pembangunan Berkelanjutan
RTRW
Pelaksanaan Pembangunan
Proyek-Proyek
Perlu lokasi untuk ekeskusi
kegiatan pembangunan
B K R T N / D
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Prinsip-Prinsip KLHS(Guiding Principles)
Fit for purposeObjective ledSustainability
ledComprehensive
scopeDecision
relevant IntegrativeParticipativeCost-
effectivenessSource: UNEP, 2006
Kebijakan Perencanaan Program Proyek
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP(KLH)
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLH ProgramatikKLH Kebijakan
KLH Regional
KLH Sektoral
Proyek AMDAL
Fokus Kajian Lingkungan Hidup dan Tingkat Tahapan Pengambil Keputusan.
Source; Partidario, 2000
Hierarki Perencanaan
Pembangunan
RenjaK/L (1 tahun)
KLS
Tingkat Nasional Tingkat Daerah
RenstraSKPD (5 tahun)
RenjaKPD (1 tahun)
RPJPD (20 tahun)
RPJP (20 tahun)
RPJM (5 tahun)
RenstraK/L (5 tahun)
RKP(1 thn)
AMDAL
ESPEnvironmentalSectorProgram
KLHS (SEA) dan Amdal (EIA)AMDAL
(EIA / Environmental Im[pact AssessmenTKLHS
(SEA/ Strategic Environmental Assessment)
Biasanya reaktif terhadap usulan pembangunan Lebih pro-aktif dan informatif bagi usulan pembangunan
Kajian terhadap dampak LH dari usulan kegiatan pembangunan
Kajian terhadap dampak LH atas kebijakan, rencana atau program pembangunan atau dampak LH terhadap kebutuhan dan peluang pembangunan
Tertuju pada proyek secara spesifik Tertuju pada area, region atau sektor pembangunan
Kajian terhadap dampak langsung dan manfaatnya Kajian terhadap akumulasi dampak dan identifikasi implikasi yang timbul serta terkait dengan isu-isu pembangunan berkelanjutan
Memiliki definisi yang tegas akan waktu awal dan akhir suatu kegiatan pembangunan
Lebih bertujuan untuk kajian suatu proses yang terus-menerus sehingga dapat menyampaikan informasi pada waktu yang dikehendaki
Fokus pada upaya mitigasi Fokus pada upaya untuk mempertahankan atau ‘memelihara’ tingkat kualitas lingkungan yang telah ditetapkan
Memiliki perspektif yang sempit dan tingkat pengamatan yang rinci
Memiliki perspektif yang luas dan tingkat pengamatan yang tidak rinci serta dituntut untuk mampu merumuskan visi dan kerangka keseluruhan
What is the strategic significance of Location?
Location Planning and Analysis
Kajian pada tingkat operasional – (operasionalisasi strategi)
Learning Objectives• List some of the main reasons organizations need to
make location decisions. • Explain why location decisions are important. • Discuss the options that are available for location
decisions. • Describe some of the major factors that affect
location decisions. • Outline the decision process for making these kinds
of decisions. • Use the techniques presented to solve typical
problems.
Need for Location Decisions
• Marketing Strategy• Cost of Doing Business• Growth• Depletion of Resources
Nature of Location Decisions• Strategic Importance of location decisions
– Long term commitment/costs– Impact on investments, revenues, and operations– Supply chains
• Objectives of location decisions– Profit potential– No single location may be better than others– Identify several locations from which to choose
• Location Options – Expand existing facilities– Add new facilities– Move
Making Location Decisions• Decide on the criteria• Identify the important factors• Develop location alternatives• Evaluate the alternatives
– Identify general region– Identify a small number of community
alternatives– Identify site alternatives
• Evaluate and make selection
Location Decision Factors
Regional Factors
Site-related Factors
Multiple Plant Strategies
Community Considerations
• Location of raw materials
• Location of markets
• Labor factors
• Climate and taxes
Regional Factors
• Quality of life• Services• Attitudes• Taxes• Environmental regulations• Utilities • Developer support
Community Considerations
• Land• Transportation• Environmental• Legal
Site Related Factors
• Product plant strategy• Market area plant strategy• Process plant strategy – lean production
Multiple Plant Strategies
Service and Retail Locations• Manufacturers – cost focused• Service and retail – revenue focused
– Traffic volume and convenience most important– Demographics
• Age• Income• Education
– Location, location, location– Good transportation– Customer safety
Evaluating Locations
• Cost-Profit-Volume Analysis– Determine fixed and variable costs– Plot total costs– Determine lowest total costs
Location Cost-Volume Analysis
• Assumptions– Fixed costs are constant– Variable costs are linear– Output can be closely estimated– Only one product involved
Example 1: Cost-Volume Analysis
Fixed and variable costs for four potential locations
L o c a t i o n F i x e dC o s t
V a r i a b l eC o s t
ABCD
$ 2 5 0 , 0 0 01 0 0 , 0 0 01 5 0 , 0 0 02 0 0 , 0 0 0
$ 1 13 02 03 5
Example 1: Solution
F i x e dC o s t s
V a r i a b l eC o s t s
T o t a lC o s t s
ABCD
$ 2 5 0 , 0 0 01 0 0 , 0 0 01 5 0 , 0 0 02 0 0 , 0 0 0
$ 1 1 ( 1 0 , 0 0 0 )3 0 ( 1 0 , 0 0 0 )2 0 ( 1 0 , 0 0 0 )3 5 ( 1 0 , 0 0 0 )
$ 3 6 0 , 0 0 04 0 0 , 0 0 03 5 0 , 0 0 05 5 0 , 0 0 0
Example 1: Solution
800700600500400300200100
0
Annual Output (000)
$(000)
8 10 12 14 166420
A
BC
B SuperiorC Superior
A Superior
D
Evaluating Locations
• Transportation Model– Decision based on movement costs of raw
materials or finished goods• Factor Rating
– Decision based on quantitative and qualitative inputs
• Center of Gravity Method– Decision based on minimum distribution
costs
• Point Rating
A number of location factors withDiffering levels of importanceEach factor is assigned a weight
Eg. Location factors for a Roadside Vegetable Seller:
List them NOW!!
- distance from home- potential sales volume- Competition- Reliability of supplies- Price of supplies
If we were to assign weights to each in terms of their importance to the location decision ….
- Distance from home (0.05)- Potential sales volume (0.15)- Competition (0.25)- Reliability of supplies (0.35)- Price of supplies (0.20)
Given the following factor scores for each of two locations:
Location A Location B
Distance from home (0.05) 30 10Potential sales volume (0.15) 30 80Competition (0.25) 50 10Reliability of supplies (0.35) 60 70Price of supplies (0.20) 30 60
Multiply weights with factor scores and total to get:A = 45.5B = 52.0
A company plans to open a sales and distribution center in Europe to serve the European market. It has narrowed its regional options to three:
(i) the UK/ Ireland, (ii) Belgium/Netherlands, (iii) Poland. The company considers six factors to be important in the
decision. The factors, their relative weights and company’s assessment of each operations with respect to each factor (scale 1 to 10) are given next.Use a linear scoring rule to evaluate each option
Factor Rating System
Bahan Diskusi
RPJP (2005 – 2025) dan RPJM (2005 – 2009)
(bidang Infrastruktur)Visi pembangunan jangka panjang (RPJP):Terwujudnya infrastruktur yang memberi manfaat bagi kesejahteraan rakyat dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung pembangunan diberbagai bidang, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan hubungan antar bangsa.
Misi pembangunan jangka menengah (RPJM):•Menangani backlog pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana sumber daya air, transportasi, listrik, telekomunikasi, dan permukiman, agar kondisinya kembali seperti sebelum krisis.•Optimalisasi sumber pembiayaan yang ada baik dari APBN, APBD, maupun swasta
PP …..(?) RTRWNBab I Ketentuan UmumBab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wialayah Nasional
Bag kesatu: Tujuan Penataan Ruang Wilayah NasionalBag. Kedua: Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional
Bab III Rencana Struktur Ruang Wilayah NasionalBag. Kesatu: UmumBag kedua: Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem Perkotaan NasionalBag.ketiga: Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem Jar. Transp. NasionalBag. Keempat: Rencana Pengembangan dan Kriteria Jar. Energi dan KelistrikanBag. Kelima: Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem Jar. Telekomunikasi Nasional. :
Bab IV Rencana Pola Ruang Wilayah NasionalBag kesatu: UmumBag. Kedua: Kawasan Lindung NasionalBag ketiga: Kawasan Budidaya Nasional yang memiliki Nilai Strategis Nasional
Bab V Penetapan Kawasan Strategis NasionalBab VI Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah NasionalBab VII Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional
Bag kesatu: UmumBag kedua: Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Sistem NasionalBag. Ketiga: Arahan PerizinanBag keempat: Arahan Insentif dan DisinsentifBag. Kelima: Arahan Sanksi
Bab VIII Peran MasyarakatBab IX Ketentuan Lain-LainBab X Ketentuan PeralihanBab XI Ketentuan Penutup
Terima kasih dan
mudah-mudahan bermanfaat
One percept at a time...
Illusion
top related