kuliah lapangan
Post on 12-Dec-2015
67 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan
Kejahatan memang merupakan perbuatan masyarakat yang sangat mengganggu
ketentraman, kedamaian, serta ketenangan masyarakat.Keterlibatan wanita sebagai pelaku
kriminalitas bukan merupakan sesuatu yang baru,walaupun keterlibatan ini relatif lebih kecil
dibandingkan pria. Kriminalitas dilakukan wanita terjadi dalam bentuk kejahatan dan
pelanggaran. Kriminalitas dilakukan kaum wanita dengan segala aspek antara lain kondisi
yang memaksa untuk melakukan kriminalitas dan faktor ekonomi yang tidak dapat
dihindarinya
Di mata hukum, yang berbuat kriminal dianggap bersalah dan harus dipidana sesuai
dengan tingkat kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan, begitu pula wanita yang
melakukan kejahatan. Mereka harus menjalani proses hukum di suatu tempat khusus dengan
harapan suatu saat dapat kembali ke masyarakat setelah menyadari kesalahannya dan
memperbaiki dirinya. Untuk mewadahi para pelaku kriminal tersebut diperlukan wadah
sebagai tempat pembinaan sekaligus sebagai tempat pelaksanaan hukum pidana yang saat ini
dikenal dengan Lembaga Pemasyarakatan. Berbagai upaya telah dilakukan Lembaga
Pemasyarakatan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pidana yang efektif dan efisien agar
narapidana dapat mengenal diri sendiri.Usaha itu berupa pembagian Lembaga
Pemasyarakatan menurut kategori, baik usia maupun jenis kelamin. Undang-Undang No.12
tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal (12) ayat (2) berbunyi : “Pembinaan Narapidana
Wanita di Lembaga Pemasyarakatan”
Tujuan didirikan Lembaga Pemasyarakatan wanita adalah untuk memisahkan antara
narapidana wanita dengan narapidana laki-laki demi faktor keamanan dan faktor psikologis.
Sejalan dengan pertambahan penduduk, masih adanya ketimpangan ekonomi dan
kesenjangan sosial dan makin ketatnya persaingan yang berkembang ke arah keangkuhan
dan kecemburuan sosial, maka kriminalitas akan semakin meningkat, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas, begitu pula dengan kriminalitas wanita.
Malang, sebagai salah satu dari sedikit kota di Indonesia yang mempunyai Lembaga
Pemasyarakatan WanitaKelas IIA Malang yang sudah menerapkan sistem manajemen
pelayanan International ISO (International Organization forStandardization) 9001:2000.
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 1
Sehubungan dengan rencana kegiatan kuliah lapangan tentang aplikasi psikologi
keperawatan bagi Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Malang, pihak institusi menunjuk
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A sebagai lahan praktek. Pembelajaran disini
dimaksudkan untuk membekali mahasiswa agar memahami berbagai aspek psikologi sebagai
dasar dalam menghadapi pasien saat bertugas di Lahan Praktek Rumah Sakit kelak. Selain
itu, mahasiswa dapat melakukan pendekatan dan pengkajian psikologi pada warga binaan
lapas yang mungkin memiliki berbagi masalah psikologi. Serta agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan di masyarakat secara langsung perkuliahan teori yang didapat dikelas.
1.2 Tujuan
Perkuliahan lapangan untuk mata kuliah Psikologi ini secara umum bertujuan
untuk memberikan gambaran tentang fenomena yang terkait dengan bidang kajian
yang dipelajari dalam psikologi. Sedangkan tujuan khusus kuliah lapangan mata
kuliah Psikologi antara lain :
1. Menerapkan prinsip dan faktor sosial budaya dalam melaksanakan anamnese
2. Menerapkan prinsip pengkajian psikologi keperawatan dalam pengkajian pada
pasien dengan berbagai masalah psikologis
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah secara Umum
1. Bagaimana gambaran umum Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?
2. Bagaimana struktur organisasi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang
?
3. Bagaimana tupoksi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?
4. Bagaimana visi dan misi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?
5. Bagaimana program kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?
6. Bagaimana syarat dan prosedur menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan
Wanita II A Malang ?
7. Bagaimana sarana dan prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A
Malang ?
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 2
Rumusan Masalah secara Khusus
1. Bagaimana pengkajian psikososial pada klien di Lembaga Pemasyarakatan Wanita
II A Malang ?
2. Contoh tugas pengkajian pada klien Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A
Malang
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tentang Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat untuk
melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia.
Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut di sebut dengan istilah penjara.
Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen
Kehakiman). Penghuni Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut
masih berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim.
Pegawai negeri sipil yang menangangi pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga
pemasyarakatan di sebut dengan Petugas Pemasyarakatan, atau dahulu lebih di kenal dengan
istilah sipir penjara. Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri
Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan
bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas yang jauh lebih berat adalah
mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam masyarakat.
Dalam proses pembinaan narapidana oleh Lembaga Pemasyarakatan dibutuhkan
sarana dan prasarana pedukung guna mencapai keberhasilan yang ingin dicapai. Sarana dan
prasarana tersebut meliputi :
1. Sarana Gedung Pemasyarakatan
Gedung Pemasyarakatan merupakan representasi keadaan penghuni di dalamnya.
Keadaan gedung yang layak dapat mendukung proses pembinaan yang sesuai
harapan. Di Indonesia sendiri, sebagian besar bangunan Lembaga Pemasyarakatan
merupakan warisan kolonial, dengan kondisi infrastruktur yang terkesan ”angker”
dan keras. Tembok tinggi yang mengelilingi dengan teralis besi menambah kesan
seram penghuninya.
2. Pembinaan Narapidana
Bahwa sarana untuk pendidikan keterampilan di Lembaga Pemasyarakatan sangat
terbatas, baik dalam jumlahnya maupun dalam jenisnya, dan bahkan ada sarana
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 4
yang sudah demikian lama sehingga tidak berfungsi lagi, atau kalau toh berfungsi,
hasilnya tidak memadai dengan barang-barang yang diproduksikan di luar (hasil
produksi perusahan).
3. Petugas Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan
Berkenaan dengan masalah petugas pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan,
ternyata dapat dikatakan belum sepenuhnya dapat menunjang tercapainya tujuan
dari pembinaan itu sendiri, mengingat sebagian besar dari mereka relatif belum
ditunjang oleh bekal kecakapan melakukan pembinaan dengan pendekatan
humanis yang dapat menyentuh perasaan para narapidana, dan mampu berdaya
cipta dalam melakukan pembinaan.
Konsep pemasyarakatan sebagaimana yang dicetuskan Menteri Kehakiman DR
Sahardjo SH di Blitar 12 Januari 1962, dan sebagaimana yang dibahas dalam Konperensi
Dinas Direktorat Pemasyarakatan yang pertama di Lembang, Bandung (27 April 1964),
sebagai konsep yang menggantikan “boei” peninggalan kolonial menjadi konsep dengan
sepuluh prinsip pemasyarakatan:
10 PRINSIP PEMASYARAKATAN
1. Pengayoman, dengan memberikan kepadanya bekal hidup sebagai warga yang
baik dan berguna dalam masyarakat.
2. Menjatuhi pidana bukan tindakan balas dendam dari negara.
3. Tobat tidak dapat dicapai dengan penyiksaan, melainkan dengan bimbingan.
4. Negara tidak berhak membuat seseorang lebih buruk/lebih jahat daripada sebelum
ia masuk lembaga.
5. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, narapidana harus dikenalkan dengan
masyarakat dan tidak boleh diasingkan dari masyarakat.
6. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat mengisi waktu,
atau hanya diperuntukkan kepentingan jawatan atau kepentingan Negara sewaktu-
waktu saja.
7. Bimbingan dan didikan harus berdasarkan Pancasila.
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 5
8. Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia, meskipun ia
telah tersesat.
9. Narapidana hanya dijatuhi pidana kehilangan kemerdekaan sebagai satu-satunya
derita yang dapat dialami.
10. Disediakan dan dipupuk sarana-sarana yang dapatmen dengan fungsi-fungsi
rehabilitatif, korektif dan edukatif dalam sistem Pemasyarakatan.
Yang menjadi hambatan untuk melaksanakan Sistem Pemasyarakatan, ialah warisan
rumah-rumah penjara yang keadaannya menyedihkan, yang sukar untuk disesuaikan
dengan tugas Pemasyarakatan, yang letaknya di tengah-tengah kota dengan tembok
yang tinggi dan tebal.
2.2 Narapidana
Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di
Lembaga Pemasyarakatan (UU No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan). Narapidana
seperti halnya manusia pada umumnya mempunyai hak-hak yang juga harus dilindungi oleh
hukum. Hak-hak yang harus dilindungi tersebut terutama hak-hak yang sifatnya non-
derogable, yakni hak – hak yang tidak dapat diingkari atau diganggu gugat oleh siapapun
dan dalam keadaan apapun. Adapun hak-hak asasi tersebut dalam pasal 4 Undang-undang
Nomor 39 Tahun 1999 dirinci sebagai berikut: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kebebasan pribadi, pikiran, dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut. Selanjutnya, dijabarkan lagi dalam Undang-
undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yakni di antaranya: hak untuk
memperoleh remisi, hak beribadah,hak untuk mendapat cuti, hak untuk berhubungan
dengan orang luar secara terbatas, hak memperoleh pembebasan bersyarat, dan hak-hak
lainnya seperti yang tercantum dalam pasal 14 Undang-undang Pemasyarakatan.
Hak-hak Asasi manusia yang telah tersebut di atas, kemudian dijabarkan lagi dalam
pasal 14 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yaitu :
1. melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan;
2. mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;
3. mendapatkan pendidikan dan pengajaan;
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 6
4. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;
5. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media masaa lainnya yang tidak
larangan;
6. mendapat upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;
7. menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum atau orang tertentu lainnya;
8. mendapat pengurangan masa pidana (remisi);
9. mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga;
10. mendapatkan pembebasan bersyarat;
11. mendapatkan cuti menjelang bebas;
12. mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundnag-undangan yang
berlaku.
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 7
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Umum
3.1.1 Sejarah Singkat
Lembaga Pemasyarakatan wanita Malang pada awalnya berada di tengah kota Malang
tepatnya di jalan Merdeka Timur Alun-Alun Malang. Dengan ciri khas bangunan peninggalan
kolonial Belanda. LP khusus wanita Malang berubah nama menjadi LP wanita klas IIA
Malang dan menempati gedung baru yang diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah pada
tanggal 16 Maret 1987 yang berlokasi di jalan Raya Kebonsari Sukun Malang dengan jarak 5
km dari pusat kota Malang.
LP ini berdiri diatas tanah seluas 13.780 m2 dan luas bangunan 4107 m2.LP wanita
klas IIA Malang berkapasitas 164 orang, dan penghuni LP saat ini rata-rata 300 orang yang
terdiri dari narapidana dan tahanan. Saat ini petugas LP wanita klas IIA Malang berjumlah 67
orang termasuk petugas pengamanan 32 orang. Sejarah berdirinya LAPAS ini adalah sebagai
berikut:
1) Sebelum tahun 1969 Lembaga Pemasyarakatan wanita Malang yang berada di Jl.
Merdeka Timur no. 4 Malang disebut Lembaga Pemasyarakatan II yang
administrasinya menjadi satu dengan induknyayaitu daerah Pemasyarakatan Malang.
2) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I .NO.DDP.4.1/5/4, tanggal 31 Maret 1969
memutuskan:
Memisahkan LP. Malang II Dari Induknya Yaitu Daerah Pemasyarakatan
Malang
Menetapkan LP. Malang II menjadi LP khusus wanita Malang terhitung mulai
tanggal 01 April 1969.
3) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.DDP 4.1/6/4 tanggal 15
April 1969 memutuskan: Ibu Sumijani dibebaskan dari pimpinan LP Wanita II dan
diangkat menjadi Direktris LP khusus wanita Malang terhitung mulai tanggal 01 April
1969.
4) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.DDP 4.2/15/79 tanggal 09 Desember
1970 memutuskan: Ibu RA. Sumijani bebas tugas terhitung mulai tanggal 01
Desember 1970
5) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.DDP 4.2/9/35 tanggal 02 April 1971
memutuskan Ibu Suwarni, SH diangkat menjadi Direktris LP khusus wanita Malang.
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 8
6) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.JS. 4/6/3 Tahun 1977 tanggal 30 Juli
1977 tentang penetapan klasifikasi dan balai BISPAE memutuskan: LP khusus wanita
Malang Klas I terhitung mulai tanggal 30 Juli 1977.
7) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.M.01-PR.04.03 tahun 1985 tanggal 26
Februari 1985 tentang organisasi dan tata kerja LP memutuskan: LP wanita Malang
Klas I menjadi LP klas IIA wanita Malang.
8) Peresmian gedung LP Wanita Malang baru di Jl. Raya Kebonsari tanggal 16 Maret
1987 oleh kepala kantor wilayah Departemen Kehakiman Jawa Timur Bpk. Charis
Subianto, SH.
9) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.A 2594-KP.04.04-1986 tanggal 01 Juli
1986 memutuskan Ibu Suwarni, SH pindah tugas dari LP Kelas IIA wanita Malang
menjadi kepala LP wanita kelas IIA Tangerang.
10) Surat Penunjukan kepala kantor Wilayah Departemen Kehakiman Jawa Timur No.
W10.KP.04.15-3322 tanggal 10 Desember 1986 memutuskan Drs. I. Soegiarto.
Jabatan kepala LP Kelas I Malang ditunjuk sebagai pejabat sementara LP kelas IIA
wanita Malang.
11) Pada tanggal 27 April 1987 menempati gedung LP kelas IIA wanita Malang.
12) Surat Menteri Kehakiman R.I No. A.1128-KP.04.04-1987 tentang pengangkatan dan
alih tugas pejabat eselon III dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,
maka pada tanggal 22 Juni 1987 dilaksanakan pelantikan kepala LP klas IIA wanita
baru, Ibu Sri Hartati, SH. sampai dengan purna tugas tanggal 01 September 2000.
13) Surat Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan R.I No.M.2006-KP.04
tahun 2000, tanggal 27 Juni 2000 tentang pengangkatan dan alih tugas dalam
lingkunga Departemen Hukum dan Perundang-undangan maka pada tanggal 04
September 2000 dilaksanakan pelantikan kepala LP klas IIA wanita Malang yang
baru Ibu Hasnah,Bc.IP,SH. sampai dengan purna tugas tanggal 01 Januari 2004.
14) Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI No.A39.KP.04.04 tahun 2004
tanggal 5 Januari 2004 tentang pengangkatan dan alih tugas dalam lingkungan
Departemen Kehakiman dan HAM RI. Maka pada tanggal 25 Februari 2004
dilaksanakan pelantikan kepala LP Klas IIA Wanita Malang yang baru Ibu Purwani
Suyatmi, BC.IP,SH. Sampai dengan tanggal 03 Januari 2006 karena yang
bersangkutan alih tugas diangkat sebagai kepala Balai Pemasyarakatan Jakarta
Timur/Utara.
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 9
15) Surat Keptusan Menteri Hukum dan HAM RI No. A-4663.KP.04.04 tahun 2005
tanggal 10 September tentang pengangkatan dan alih tugas dalam lingkungan
Departemen Hukum dan HAM RI pada tanggal 04 Januari 2006 dilaksanakan
pelantikan kepala LP klas IIA wanita Malang, Ibu Liesnardiyati, BC.IP,SH.MH.
16) Surat Kpeutusan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 01 Maret 2007 NO. A-
172.KP.04.04 tahun 2007 saudara Y.V. Endang Poernomowati, Bc.IP. diangkat
kepala Lembaga Pemasyarakatan klas IIA wanita Malang sampai dengan purna tugas.
17) Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 14 Juni 2007 No. M-
998.KP.04.04 tahun 2007 saudara Entin Martini, Bc.IP,SH. Dilantik sebagai kepala
LP klas IIA wanita Malang.
18) Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 27 Agustus 2008 No. M.HH-
709.KP.03.03 tahun 2008 saudara Martiningsih, Bc.IP,SH. dilantik sebagai kepala
Lembaga Pemasyarakatan klas IIA wanita Malang sampai dengan 31 Maret 2009.
19) Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 14 April 2009 No.M.HH-
11.KP.03.03. tahun 2009 Saudari Enny Purwaniningsih, Bc.IP,SH, MH. diangkat
sebagai kepala Lembaga Pemasyarakatan wanita klas IIA wanita Malang.
Saat ini lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang berkapasitas sebanyak 164
orang. Akan tetapi saat ini lembaga diisi oleh 361 warga, diantaranya 328 sudah
diputuskan hakim dan 33 orang lainnya belum memilliki status hokum yang tetap. LP
IIA Malang ini tidak hanya menerima narapidana dari Malang saja, akan tetapi dari
wilayah Indonesia Timur juga.
3.1.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu serta Peran dan Fungsi Lembaga
LP wanita klas IIA Malang memiliki visi, misi, kebijakan mutu, serta peran dan fungsi
lembaga sebagai berikut:
a) Visi
Terwujudnya warga binaan pemasyarakatan yang mandiri, berdaya saing
dan maju yang didukung oleh peningkatan Sumber Daya Manusia Petugas Lembaga
Pemasyarakatan guna meningkatkan mutu pelayanan pembinaan di dalam Lembaga
Pemasyarakatan.
b) Misi
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 10
Perwujudan Warga Binaan Pemasyarakatan yang potensial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Perwujudan kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan yang berkepribadian,
dinamis, kreatif dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.
Perwujudan Sumber Daya Petugas Lembaga Pemasyarakatan yang berfungsi
melayani masyarakat secara professional, berdaya guna, produktif, transparan,
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
c) Kebijakan Mutu
LP wanita klas IIA Malang berkomitmen untuk memenuhi kepuasan pelanggan
melalui pembangunan manusia mandiri, serta peningkatan disegala bidang yang
dilakukan secara berkesinambungan.
d) Peran dan Fungsi Lembaga
Peran dan fungsi dari lembaga ini adalah untuk pembinaan para tahanan dan
narapidana agar dapat kembali ke masyarakat dengan lebih baik, mempunyai bekal di
masyarakat dan lebih mempunyai arti.
3.1.3 Sarana dan Prasaran, serta Kegiatan Pembinaan
a. Pendidikan : Ruang pendidikan dan ruang perpustakaan
Kegiatan : Pembinaan pendidikan melalui kejar paket A, B, dan C,
pembinaan kesadaran hokum, dan perpustakaan
b. Agama : Mushola dan Gereja
Kegiatan : Pembinaan mental spiritual melalui pembinaan agama baik
secara umum maupun konseling
c. Olahraga : Lapangan volley, lapangan badminton, lapangan senam, tenis
meja, karambol
Kegiatan : Senam, bola volley, badminton, tenis meja, karambol
d. Kesenian : Gamelan, Seni tari, Kulintang
Kegiatan : Pembinaan seni karawitan, seni tari, kulintang, latihan orgen
e. Perawatan kesehatan : Ruang Poliklinik dilengkapi dengan sarana peralatan gigi,
Dokter Umum, Dokter Gigi paruh waktu
Perawat pelayanan kesehatan meliputi :
konsultasi kesehatan
pemeriksaan kesehatan
tes laboratorium
pengobatan
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 11
rawat inap
pemeriksaan gigi
konsultasi psikologi secara insidentil
f. Perawatan makanan : Tersedia ruang makan
Pelayanan makan : Dilaksanakan sehari 3 kali dengan system packing dan makan
bergantian tiap blok masing-masing bergiliran makan bersama
di ruang makan, dan minuman tersedia di masing-masing blok
g. Fasilitas pembinaan kemandirian : Ruang kegiatan kerja
Kegiatan : Meliputi pembuatan kecap, pembuatan tahu, merajut,
menjahit, border, payet, batik halus canting dan batik tulis dari
getah pelepah pisang
h. Fasilitas Lain-Lain : ruang kunjungan, wartel, koperasi
i. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Malang ini terdiri dari lima blok, yaitu :
Blok I : Anak dan ibu menyusui, serta WNA
Blok ini dihuni oleh semua narapidana yang memiliki anak atau sedang
menyusui, serta WNA (Warga Negara Asing).
Blok II : Khusus narapidana narkoba
Sebagian besar penghuni LP ini adalah kasus narkoba sehingga pada
blok ini tidak cukup untuk menampung narapidana narkoba jadi ada sebagian
narapidana yang ditempatkan di blok yang lain.
Blok III: Hukuman satu tahun ke atas
Pada blok ini ada bermacam-macam kasus diantaranya kasus
pencurian, kasus pemalsuan surat, kejahatan mata uang, pembunuhan, dan lain
sebagainya.
Blok IV: Kasus-kasus bukan narkoba
Pada blok ini ada bermacam-macam kasus diantaranya kasus
pencurian, penggelapan, trafficking, dan lain sebagainya. Lama masa
hukuman napi di blok ini juga bermacam-macam, ada yang dibawah satu
tahun dan ada yang diatas satu tahun.
Blok V: Tahanan dan penghuni baru
Pada blok ini hanya dihuni khusus tahanan dan penghuni baru LAPAS.
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 12
Pada setiap blok ada tiga sel pengasingan kecuali blok I. sel
pengasingan ini digunakan pada narapidana atau tahanan yang mengalami
hukuman atau bagi narapidana dan tahanan PSK.
3.1.4 Struktur Organisasi
3.2 Pembahasan Khusus
3.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Program Kegiatan kuliah lapangan untuk menerapkan pengkajian
psikologi
Kegiatan Wawancara
Tujuan Pendekatan dan pengkajian psikologi pada warga binaan
lapas yang memiliki berbagai masalah psikologi
Waktu 2 jam
Jam : 09.00 WIB – 11.00 WIB
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang
Kepala Lambaga Pemasyarakatan
KASIE. ADM. KAMTIB
KASUBSIE. KEAMANAN
KASUBSIE PELAP. TATIB
KASIE. GIATJA
KASUBSIE BIMKERS & PENGELOLAAN
HASIL KERJA
KASUBSIE SARANA KERJA
KASIE. BINADIK
KASUBSIE REGISTRASI
KASUBSIE BIMKEMAS
KA K.P.L.P
PETUGAS KEAMANAN
KA.SUB.BAG TATA USAHA
KAUR. KEPEG/KU KAUR. UMUM
13
Tempat Balai Serbaguna
3.2.2 Observasi Klien
Contoh salah satu pengkajian psikologi pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Malang
i. Identitas
1. Identitas Subjek
Nama : Ny. NC
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Malang
Agama : Islam
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : -
Pekerjaan : Karyawan salon
Alamat : Surabaya
Lama di Lapas : 2 tahun
2. Alasan masuk lapas
Klien kedapatan membawa barang bukti narkoba yang menurut klien bukan
miliknya. Klien mengaku dijebak oleh seseorang yang membantu mencari kontrakan
ii. Psikososial
1. Aspek diri
a. Body image
Rapi, terawat, sopan
b. Konsep bakat
Apakah saudara memiliki bakat dalam bidang tertentu? Jika iya, bisa saudara
ceritakan bakat saudara?
Iya, klien memiliki bakat dalam bidang konveksi. Menurut klien, beberapa
anggota juga memiliki bakat serupa
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 14
Lalu usaha apa yang saudara lakukan untuk terus mangasah bakat saudara?
Klien pernah mempunyai perusahaan sendiri dalam bidang konveksi
c. Peran diri
Apakah saudara berkomunikasi baik dengan sesama penghuni disini? Jika iya
bagaimana cara anda berkomunikasi baik dengan sesama penghuni disini?
Cukup baik, klien berkomunikasi sesama penghuni dengan jujur dan
terbukadalam mengatakan sesuatu
d. Ideal diri
Apakah saudara mempunyai cita-cita? Jika iya, apa cita-cita saudara?
Iya, ingin mempunyai usaha konveksi sendiri seperti sebelumnya
Apakah cita-cita saudara sejalan dengan bakat yang saudara miliki?
Iya, sangat beruntung
e. Harga diri
Apakah saudara bisa menerima lingkungan sekarang ini?
Klien kurang bisa menerima dengan keadaan lingkungan saat ini
Apa yang saudara pernah raih, hingga saudara bisa merasakan sukses dalam
hidup saat ini?
Ketika usaha konveksi klien dalam titik puncaknya/dalam masa jayanya
Apa harapan saudara terhadap masa depan setelah keluar dari lapas?
Klien berharap ingin bersama anak-anaknya kembali, menjalani
kehidupan normal,dan membangun usaha konveksi baru
2. Aspek keluarga
Bisa anda ceritakan bagaimana keadaan keluarga saudara?
Klien pernah kawin, namun sekarang sudah cerai, dikarenakan klien berasumsi
tidak adanya kecocokan dalam menjalani kehidupan bersama dengan
suaminya. Anak pertama klien berada di Jakarta bersama saudara, 3 lainnya
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 15
bersama kakek (ayah klien)
Bagaimana keadaan ekonomi keluarga saat ini?
Sehubungan dengan klien tidak bekerja, maka segala biaya ditanggung oleh
saudara serta ayah klien
GENOGRAM
3. Aspek Fisiologis
Bisa saudara ceritakan bagaimana akhir-akhir ini kondisi kesehatan saudara?
Klien mengalami sariawan dan sudah diperiksakan di poliklinik
Bagaimana pola makan di tempat ini?
Frekwensi : 3x perhari
Menu : berisi 4 sehat 5 sempurna
Variasi menu: ada 10 variasi menu untuk 10 hari makan
Jumlah : 1 set tempat makan biasa
Jam makan : pagi, siang, sore
Apakah saudara merasakan gangguan saat makan?
Klien merasa tidak mengalami gangguan saat makan
Bagaimana keadaan ruangan tidur saudara?
Terlalu banyak penghuni dimana kapasitas kamar melebihi batas normal
Apakah saudara memiliki gangguan tidur?
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 16
Tidak mengalami gangguan tidur
Berapa kali saudara mandi?
2x sehari
Bagaimana keadaan kamar mandi?
Kadang bersih, kadang kotor, tergantung pengguna kamar mandi sebelumnya
Lalu bagaimana saudara mencuci pakaian?
Klien mencuci sendiri pakaiannya
4. Aspek social
Menurut saudara siapa orang yang paling berarti dalam kehidupan saudara?
Mengapa?
Anak klien karena klien menganggap mereka adalah penyemangat hidup klien
Bisakah saudara menceritakan teman anda satu ruangan?
Menurut klien terkadang ada teman satu kamar yang sering sekali membuat
masalah
Adakah hambatan dalam berhubungan dengan orang lain ?
Tidak ada
5. Aspek Spiritual
Bagaimana pemahaman saudara dengan adanya Tuhan?
Sangat paham akan keberadaan Tuhan dan nilai keyakinannya
Bagaimana cara menjalani ibadah saudara sehari-hari?
Menjalani sholat 5 waktu dengan berjamaah
Apa saja yang dapat saudara lakukan untuk beribadah?
Klien berpuasa dan mengikuti pengajian rutin
6. Aspek emosi
Apa yang membuat saudara sedih?
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 17
Meninggalkan keluarga terutama anak-anak klien saat klien di lapas
Apa yang dilakukan bila ada perasaan sedih?
Menghibur diri dengan menjalani aktivitas di lapas
Apa yang membuat saudara marah?
Teman satu kamar klien yang sering mencari masalah dengan klien
Apa yang dilakukan pada saat marah?
Klien memilih diam untuk menahan amarahnya
Bagaimana cara saudara mengatasi masalah yang menekan?
Lebih mendekatkan diri pada Tuhan, misalnya dengan berpuasa
iii. Status Mental Klien
Status mental klien :
1. Penampilan : rapi
2. Pembicaraan : cepat
3. Aktifitas sehari-hari : rajin
4. Alam perasaan : sedih
5. Daya tilik diri : diplaycement
6. Interaksi selama wawancara : kooperatif
iv. Mekanisme Koping
Adaptif
Contoh : berbicara dengan orang lain,
mengatasi masalah, melakukan aktivitas
positif, olahraga dll
Maladaptive
Contoh : minum alkohol, menghindar tanpa
menyelesaikan, mencederai diri dll
Berbicara dengan orang lain
Mengatasi masalh
Melakukan aktifitas positif
Berdoa
Beribadah
Mengkonsumsi narkoba
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 18
Olahraga
v. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah Psikososial dan lingkungan
1. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan
Klien merasa lingkungannya kotor akibat ulah penghuni lain. Contohnya
kamar mandi yang kurang bersih karena penghuni lain
2. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan
Masalah pendidkan pada klien sendiri tidak ada, namun klien
mengkhawatirkan pendidikan anaknya
3. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan
Klien pernah mengalami kebangkrutan dalam menjalankan usaha konveksinya
4. Masalah yang berhubungan dengan ekonomi
Sebelum bercerai klien tidak ada masalah dengan keadaan ekonominya, namun
setelah bercerai klien harus bekerja untuk menghidupi anak-anaknya, sebelum
klien masuk ke lapas
5. Masalah yang berhubungan dengan keluarga
Bercerai dengan suaminya karena tidak adanya kecocokan dalam menjalani
kehidupan berkeluarga bersama
6. Masalah yang berhubungan dengan kesehatan
Tidak ada masalah kesehatan
vi. Daftar Masalah Keperawatan
No Aspek Masalah
1 Aspek DiriKlien merasa kurang menerima dengan lingkungannya saat
ini
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 19
2 Aspek Keluarga Klien mengalami perceraian
3 Aspek Fisiologis Ruang tidur kurang nyaman
4Aspek Sosial Klien merasa terganggu dengan teman 1 kamar yang
mencari masalah
5 Aspek Spiritual Klien tidak mengalami masalah spiritual
6 Aspek Emosi Klien merasa sedih selama di lapas
vii. Daftar Diagnosa Keperawatan
No Aspek Diagnosa
1 Aspek Diri
Konflik peran orang tua b.d pengalaman social yang tidak
menyenangkan akibat penyalahagunaan obat yang d.d klien
mengaku tidak bisa merawat anaknya
2
Aspek Keluarga Gangguan keluarga b.d kehilangan anggota kelurga karena
penahanan yang d.d klien mengeluh tidak bisa bertemu
keluarganya
3Aspek Fisiologis Nyeri b.d peradangan pada rongga mulut yang d.d klien
mengeluh nyeri disekitar bibir
4Aspek Sosial Resiko isolasi social b.d riwayat hubungan yang tidak
memuaskan akibat penyalah gunaan obat
5 Aspek Spiritual
6 Aspek Emosi
viii. Menentukan Rencana Tindakan
No Masalah Aspek Rencana Tindakan
1 Aspek DiriMenganjurkan klien untuk sering berkomunikasi kelurag
yang mengasuh anak-anaknya
2Aspek Keluarga Menganjurkan klien untuk sering berkomunikasi dengan
anggota keluarganya
3 Aspek fisiologis Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi vitamin C
4Aspek sosial Menganjurkan klien untuk percaya diri dan tetap
bersosialisasi kepada orang lain
5
6
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 20
ix. Kesimpulan Pengkajian Psikologi
Klien displacement terhadap lingkungan lapas saat ini dikarenakan klien ingin
hidup normal dan bersama anak-anaknya kembali. Serta klien ingin mempunyai
usaha sendiri setelah keluar dari lapas
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 21
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang kami susun dapat disimpulkan bahwa, walaupun sebagai
warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sama
seperti masyarakat pada umunya. Di dalam mengisi peran sebagai warga binaan di LP,
mereka tetap menjalankan peran seperti masyarakat pada umunya. Contohnya : memenuhi
kebutuhan rohani, kebutuhan ekonomi, social, dll. Di dalam LP, mereka tidak hanya
menjalani hukm pidana yang ditimpakan, mereka juga mendapatkan pembinaan diri dan
mendapatkan berbagai ketrampilan.Dengan berbekal ketrampilan yang diberikan, Warga
Binaan dapat mandiri dalam kehidupan baik di dalam LP maupun ketika mereka keluar kelak.
Dengan adanya Lembaga Pemasyarakatan diharapkan Warga Binaan dapat kembali ke
masyarakat setelah menyadari kesalahannya dan dapat memperbaiki dirinya kelak.
Dalam melakukan pengkajian di LP memiliki banyak hambatan, diantaranya Bahasa
dan emosi klien yang tidak kami pahami sebelumnya. Oleh karena itu, dibutuhkan ketelitian
dalam berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
4.2 SARAN
Meskipun secara garis besar kami telah memberikan apresiasi yang lebih untuk Lapas
IIA Malang, namun kami juga tidak lupa untuk memberikan saran/masukan yang semoga
bisa menjadi acuan untuk melakukan perbaikan pelayanan kepada klien demi tercapainya
tujuan awal lembaga. Diantaranya adalah :
1. Membangun ruangan/gedung baru untuk ruang sel para penghuni LP
2. Menambah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk para penghuni LP
3. Segera mencari tenaga medis untuk mengisi kekosongan dokter gigi
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 23
Sambutan-Sambutan oleh Pengelola Lapas dan Dosen di Balai Pertemuan Lapas
Pemberian Tali Asih oleh Perwakilan Mahasiswa kepada Pengelola Lapas
top related