kuliah perihal resep-1(1)
Post on 26-Dec-2015
138 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERIHAL RESEP
Pengertian Resep
Menurut Permenkes RI No. 244, resep merupakan suatu permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hurup R/ merupakan kepanjangan dari recipe, dan berasal dari bahasa Latin, yang artinya
ambillah. Jadi sebuah resep merupakan sebuah surat dari seorang dokter yang meminta apoteker
untuk mengambilkan dan menyediakan obat yang diminta, serta kemudian menyerahkan obat
tersebut kepada pasien.
Fungsi Resep
Sebuah resep mempunyai beberapa fungsi:
1. Sebagai perwujudan cara terapi
Bila seorang dokter memberikan suatu terapi, dia pasti akan menuliskan sebuah resep, baik
pasien itu rawat jalan maupun pasien rawat inap, apalagi untuk pasien yang berobat pada
dokter praktek swasta. Obat-obat yang diberikan akan memberikan gambaran terhadap terapi
yang diberikan oleh dokter tersebut. Artinya terapi seorang dokter itu rasional atau tidak bisa
dilihat dari resep yang dituliskannya.
2. Merupakan dokumen legal
Sebuah resep merupakan dokumen yang diakui keabsahannya untuk mendapatkan obat yang
diinginkan oleh dokter, baik obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras maupun obat narkotik
dan psikotropik. Seorang pasien akan gampang mendapatkan obat keras, obat narkotika dan
obat psikotropika dengan sebuah resep, karena obat-obat tersebut tidak bisa didapatkan tanpa
adanya resep. Karena begitu penting sebuah resep sebagai sebuah dokumen legal, maka
diharapkan seorang dokter tidak meletakkan blanko resep sembarangan karena dapat
digunakan oleh orang untuk mendapatkan obat yang seharusnya tidak dia gunakan, misalnya
obat narkotika dan obat psikotropika, apalagi kalau blanko resep tersebut sudah
ditandatangani oleh dokter tersebut.
3. Sebagai catatan terapi
Seorang dokter seharusnya menuliskan resep rangkap dua, dimana yang pertama diberikan
kepada pasien untuk menebus obat di apotek, sedangkan yang kedua sebagai arsip dan
catatan bahwa pasien tersebut sudah mendapatkan terapi dengan obat-obat yang ada di arsip
tersebut, sehingga apabila pasien itu balik lagi untuk kontrol untuk mendapatkan terapi
lanjutan atau obat yang diberikan tidak memberikan efek seperti yang diinginkan, dokter bisa
memberikan obat lain. Atau bila suatu ketika pasien itu datang lagi dengan keluhan yang
sama, maka dokter tersebut tinggal mencari arsipnya dan menuliskan terapi seperti
sebelumnya, tidak perlu memberikan terapi yang lain yang belum tentu berhasil. Memang
paling baik apabila dokter mempunyai buku yang menyimpan riwayat penyakit dan terapi
yang diberikan seorang pasien dan akan lebih mudah lagi kalau itu diurutkan abjad, sehingga
bila seorang pasien datang, dokter tersebut akan dengan mudah mendapatkan catatan
tersebut, dan akan tahu pasien tersebut pernah menderita apa dan diberi terapi apa serta alergi
terhadap obat apa saja.
4. Merupakan media komunikasi
Sebuah resep merupakan sarana komunikasi antara dokter-apoteker-pasien. Hanya dengan
sebuah resep yang dibawa oleh pasien maka apoteker akan tahu seorang pasien akan
diberikan obat apa saja, berapa jumlahnya, apa bentuk sediaannya, berapa kali sehari
digunakannya dan kapan pasien harus minum.
Dengan demikian sebuah resep haruslah dituliskan selengkap mungkin supaya tidak
terjadi kesalahan dalam menggunakan obat yang diberikan. Bila resep yang dituliskan tidak
lengkap, ada kemungkinan apa yang dijelaskan oleh apoteker (apoteker harus menjelaskan cara
pakai obat-obat yang diberikan supaya pasien menggunakannya dengan benar) tidak sama
dengan apa yang dijelaskan atau diinginkan oleh dokter penulis resep.
Bisa dibayangkan kalau dokter harus memberitahukan secara lisan obat-obat yang harus
diberikan kepada pasien, perlu berapa waktu untuk mengkomunikasikan hal itu kepada apoteker,
apalagi kalau pasiennya banyak, pasti akan timbul kerepotan dan waktu yang lama sehingga
perlu dituliskan sebuah resep.
Istilah/singkatan bahasa Latin yang digunakan untuk menulis resep
Bahasa Latin dalam resep digunakan pada:
1. Untuk penulisan:
a. Nama obat
Nama obat dalam resep harus dituliskan dalam bahasa Latin, terutama untuk obat yang
diambilkan dari bahan baku atau obat generik. Dari nama obat yang dituliskan oleh
dokter penulis resep, apoteker akan tahu obat itu diambilkan dari bahan baku, obat
generik atau obat paten.
b. Pembuatan atau bentuk obat
Pembuatan sediaan serta bentuk sediaan obat harus ditulis bahasa latin, supaya tidak akan
ada persepsi yang ganda antara satu daerah dengan daerah lain tentang bentuk sediaan
obat yang diberikan.
c. Petunjuk penggunaan obat
Petunjuk penggunaan suatu obat yang diberikan harus dituliskan dalam bahasa Latin
karena ada kemungkinan resep tersebut dibawa keluar daerah atau malah ke luar negeri,
sehingga supaya tidak ada persepsi yang ganda harush dituliskan dalam bahasa Latin.
2. Apabila menuliskan singkatan bahasa Latin harus menggunakan singkatan yang baku, karena
ada kemungkinan orang lain tidak paham dengan singkatan yang dituliskan bila tidak
menggunakan singkatan baku. Contoh: “kalau perlu” bahasa Latinnya adalah pro renata,
biasa disingkat prn, tetapi kadang-kadang ada dokter yang menuliskan kp (singkatan dari
kalau perlu). Jadi dalam menuliskan singkatan tidak boleh dituliskan dalam singkatan bahasa
Indonesia, harus singkatan bahasa Latin yang baku.
Alasan penggunaan bahasa Latin:
1. Bahasa Latin merupakan bahasa yang mati
2. Bahasa Internasional dalam dunia kedokteran dan kefarmasian
3. Menghindari dualisme
4. Faktor psikologis
Formula dalam resep
Obat-obat yang ditulis di dalam resep sering disebut dengan formula. Formula dibagi 3,
yaitu:
1. Formula magistralis
- berisi racikan dari senyawa murni, generik atau paten yang komposisi dan jumlahnya
ditentukan sendiri oleh dokter penulis resep
2. Formula officinalis
- berisi obat-obat generik berbentuk sediaan jadi, atau
- berupa racikan yang komposisinya sudah baku dan tercantum dalam buku resmi seperti
Formularium Indonesia
3. Formula spesialistis
- berisi obat-obat dengan nama dagang, baik berupa racikan baku maupun racikan dari
industri farmasi
Contoh:
1. Formula magistralis
2. Formula officinalis
3. Formula spesialistis
Parasetamol 120mg
Chlorfeniramin maleat 1mg
SL qs
mf la pulv dtd No. VI
S. prn t dd pulv I ac (febris)
Cotrimoxazol tab 480 mg No. XX
S.b dd tab II ac (o.12.h)
Potio nigra contra tuss.120 ml lag I
S.prn t dd C I ac (tussis)
Primazole Forte tab No. X
S.b dd tab I (o.12.h)
Dextral Forte caps No. X
S. prn t dd cap I ac (tussis)
Satuan ukuran
Kadar zat berkhasiat dan zat tambahan dinyatakan dengan satuan ukuran sebagai berikut:
kilogram disingkat kg
gram disingkat g
miligram disingkat mg
mikrogram disingkat mcg
mililiter disingkat ml
meter disingkat m
sentimeter disingkat cm
gram ekivalen disingkat grek
miligram ekivalen disingkat mgrek
satuan internasional disingkat s.i.
grain disingkat gr
Resep Darurat:
Untuk resep yang harus segera dilayani karena keadaan pasien yang darurat, maka dokter penulis
resep harus menuliskan:
- PIM : Periculum in mora
- Cito
- Statim
- Urgens
Pedoman Penulisan Resep
Sebuah resep dikatakan benar dan rasional bila memenuhi syarat:
I. Ditulis dengan cara yang benar:
a. Jelas, dapat dibaca
Resep harus dituliskan dengan jelas supaya apoteker dapat membaca dengan mudah.
Bila ditulis dengan tulisan yang tidak jelas, maka ada kemungkinan apoteker tidak dapat
membaca atau malah ada kemungkinan apoteker salah dalam membaca resep tersebut.
Jadi untuk menghindari hal tersebut, sebuah resep harus ditulis dengan jelas.
b. Sesuai aturan/kaidah penulisan yang berlaku
Sebuah resep harus dituliskan sesuai dengan kaidah penulisan resep yang berlaku,
contoh:
1. Penggunaan singkatan yang harus menggunakan bahasa Latin
Kalau singkatan itu bukan bahasa Latin, ada kemungkinan apoteker tidak tahu
artinya.
Contoh: penulisan “kalau perlu” yang kadang-kadang dituliskan kp, yang seharusnya
prn
2. Penulisan nama obat
Penulisan nama obat harus menggunakan penulisan yang baku. Tulisan itu dapat
dibaca oleh semua apotek. Ada beberapa dokter yang menuliskan resep magistralis
yang berisi berbagai macam obat yang dituliskan singkatan namanya yang hanya
apotek tertentu saja yang tahu.
c. Ditulis lengkap
Resep yang lengkap terdiri dari:
1. Nama & alamat dokter, SIP, nomor telepon, jam & hari praktek
Hal ini berguna apabila apoteker ingin menanyakan sesuatu, tulisan yang tidak
jelas, atau hal-hal lain yang tidak jelas, apoteker dapat menghubungi dokter tersebut
dengan mudah baik di rumah maupun di tempat praktek dokter tersebut.
2. Nama kota serta tanggal resep ditulis
Hal ini berguna untuk mengetahui kapan dan dimana resep itu ditulis karena ada
obat-obat tertentu, contohnya obat hipertensi, tidak bisa ditebus lagi kalau sudah
hampir satu minggu setelah resep itu ditulis, karena ada kemungkinan tekanan darah
pasien telah berubah, tidak seperti saat dokter menuliskan resep tersebut. Sedangkan
nama kota untuk mengetahui dokter yang menuliskan resep berada di kota mana,
terutama untuk obat-obat narkotika dan psikotropika harus diambil dimana dokter itu
berada, supaya apoteker tahu bahwa dokter tersebut benar-benar ada, bukan dokter
yang fiktif atau palsu.
3. Superscriptio
Superscriptio biasanya ditandai dengan huruf R/. Tanda R/, singkatan dari
recipe yang berarti “harap diambil” (superscriptio). Ada hipotesis bahwa tanda R/
berasal dari tanda Jupiter, dewa utama mitologi Romawi kuno. Hipotesis yang lain
mengatakan tanda R/ itu berasal dari Ra = “mata keramat” dari “Dewa Matahari”
Mesir kuno.
4. Inscriptio
Yang dimaksud dengan inscriptio adalah nama setiap jenis/bahan obat yang
diberikan serta jumlahnya:
a. Jenis/bahan obat dalam resep dibedakan menjadi:
1. Remedium cardinale (obat pokok)
2. Remedium adjuvans
Bahan yang membantu kerja obat pokok
3. Remedium corrigen
Bahan yang berguna untuk memperbaiki:
- Saporis (rasa), seperti aqua menthae piperitae dan sirupus simpleks pada sirup
- Odoris (bau), seperti oleum rosae pada pulvis atau krim
- Coloris (warna), seperti caramel (coklat), carminum (merah)
- solubilise untuk memperbaiki kelarutan obat utama.
Misalnya: I2 tidak larut dalam air, tetapi dengan penambahan KI menjadi mudah
larut
4. Constituen atau vehikulum
Bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk untuk
memperbesar volume obat. Misalnya laktosa pada serbuk, amilum dan talk
pada bedak tabur.
b. Jumlah obat yang diberikan:
1. Sediaan padat dalam angka Romawi
2. Sediaan cair bisa dalam angka Romawi atau angka Arab
3. Sediaan setengah padat bisa dalam angka Romawi atau angka Arab
5. Subscriptio
Subscriptio biasanya berisi cara pembuatan obat dan bentuk sediaan obat yang akan
dibuat. Biasanya subscriptio hanya ada pada resep formula magistralis.
6. Signatura/transcriptio
Signatura atau nama lainnya transcriptio biasanya berisi petunjuk cara penggunaan
obat, seperti:
- Berapa kali sehari dipakai
- Kapan saja obat tersebut digunakan
- Bagaimana cara menggunakannya
- Apakah obat tersebut harus diminum sampai habis atau kalau perlu saja
- dan sebagainya
7. Identitas penderita
Identitas penderita harus dituliskan secara lengkap, meliputi nama penderita, alamat,
umur dan berat badan pasien. Terutama untuk pasien anak, harus ada umur dan berat
badan anak, yang berguna untuk mencek kembali dosis yang diberikan. Alamat
pasien harusnya juga dituliskan dengan lengkap, karena ada kemungkinan di apotek
ada dua nama yang sama, kalau ada alamatnya maka kemungkinan untuk tertukar
akan kecil sekali terjadi.
8. Kesahan resep
Sebuah resep minimal harus ada paraf dokter di masing-masing resep yang ditulis
setelah garis pemisah antar resep. Khusus untuk resep narkotika dan psikotropika,
harus dibubuhkan tandatangan dokter si penulis resep
II. Memenuhi 5 tepat, yaitu:
1. Tepat obat
1. Rasio manfaat-risiko
Antara manfaat dan risiko (efek samping obat) harus dipertimbangkan secara
seksama. Bila lebih banyak manfaatnya walaupun efek sampingnya besar maka kita
bisa memilih obat tersebut apabila tidak ada lagi obat lain yang mempunyai manfaat
sebaik obat tersebut.
2. Rasio manfaat-harga
Antara manfaat dan harga juga perlu dipertimbangkan kalau ada obat yang murah
dengan manfaat yang sama maka lebih baik kita menggunakan obat tersebut
dibandingkan dengan obat yang mahal seperti antara obat paten dan obat generik
3. Rasio terapi
Sebagai pedoman dalam terapi biasanya kita menggunakan DOEN
2. Tepat dosis
Dalam menghitung dosis kita perlu memperhatikan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi dosis. Apabila dosis yang kita tuliskan melampaui dosis maksimal maka
dokter penulis resep harus menuliskan tanda seru di belakang jumlah obatnya, yang
artinya bahwa dokter tersebut memang sengaja memberikan dosis tersebut walaupun
telah melampaui dosis maksimal obat.
3. Tepat bentuk sediaan obat
Dalam menentukan bentuk sediaan obat apa saja yang akan diberikan perlu
dipertimbangkan:
a. Efek terapi optimal
b. Efek samping maksimal
c. Aman dan cocok bagi pasien
d. Harga obat tidak terlalu mahal
4. Tepat waktu pemberian obat
Obat yang rasional mempunyai waktu pemberian yang tepat. Apakah obat tersebut
diberikan sebelum makan, saat makan, sesudah makan, pagi hari, siang hari, malam
ataupun sebelum tidur. Waktu pemberian obat ini harus memperhatikan saat yang optimal
obat tersebut diabsorpsi dan efek samping minimal. Beberapa waktu pemberian obat:
a. Bila obat tersebut dihambat oleh adanya makanan, maka obat tersebut diberikan
sebelum makan. Contoh: ampicillin absorpsinya dihambat oleh adanya makanan
maka diberikan sebelum makan
b. Bila obat tersebut mengiritasi lambung, maka harus diberikan sesudah makan, contoh:
asam mefenamat
c. Bila absorpsi obat paling baik pada saat adanya makanan, maka diberikan bersamaan
makanan. Contoh: obat yang berisi enzim untuk mencerna makanan
d. Untuk obat-obat yang frekuensi pemberiannya satu kali, maka lebih baik diberikan
dengan melihat cara kerja dan efeknya.
Contoh:
- Obat diuretik seperti furosemid lebih baik diberikan pagi hari
- Obat ansietas yang diberikan satu kali yang diharapkan pasien bisa tidur
lebih baik diberikan malam hari
5. Tepat penderita
Obat yang diberikan harus memperhatikan keadaan penderitanya apakah anak-anak,
dewasa, lanjut usia serta kondisi penyakitnya. Hal ini berpengaruh terhadap dosis dan
juga bentuk sediaan yang diberikan
Istilah bahasa Latin
a a
abdom
ab.in gelat
ablut
abs. febr.
ac
a.c
accur.
accuriss.
ad
a.d.
ad. aur.
ad.c.trit
ad chart.cer.
ad chart.perg.
ad 2 vic
ad lib/ad libit
ad part. dolent.
add
add.
addend
ad grat.acid
ad grat.sap.
adh
agit.
a.h.
a.j.
a.l.
alt. dieb.
alt. hor.
a.m. (a.merid)
a.n.
a.p.
applic.
a.u.i. (ad us.int)
ana
abdomen
abeat in gelatinam
ablution
absente febre
ac
ante coenam
accurate
accuratisime
ad
auri dextra
ad aurem
adde cum tritu
ad chartam ceratam
ad chartam pergameneam
ad duas vices
ad libitum
ad partes dolantes
adde
addetur
addendus
ad gratam acidatam
ad gratam saporem
adhibere
agita, agitetur
alternis horis
ante jentaculum
auri laevae
alterius diebus
alterius horis
altera hora
ante meridiem
ante noctum
ante prandium
applicatio
ad usum internum
tiap-tiap (masing-masing)
perut
sampai seperti selai (jelly)
obat untuk mencuci
(membersihkan)
pada waktu tidak demam
dan/juga
sebelum makan
seksama
sangat seksama
sampai
telinga kanan
pada telinga
tambahkan dengan digerus
dalam kertas berlilin
dalam kertas perkamen
dalam/untuk dua kali
sesuka hati
pada bagian yang sakit
tambahkan
ditambahkan
ditambahkan
sampai rasa asam yang sesuai
sampai ada rasanya
memakai
kocok, kocoklah
tiap selang 1 jam
sebelum makan pagi
telinga kiri
setiap tengah hari
sebelum dua jam
sebelum tengah hari
sebelum malam hari
sebelum makan malam
penggunaan, pemakaian
untuk obat dalam
a.u.e. (ad us.ext)
a.u.p. (ad us.prop)
u.p. (us. prop)
m.i.
aq.bidest.
aq.dest.
aq.steril.
c.
C.
C.p.
C.th.
c.c.
caps.gel.op.
caut.
Clysm
collut.
Collut. or.
Collyr.
Comp.
Causpers
conc.
Crem
d.i.d.
d.in 2 plo.
d.in 3 plo.
d.in 4 plo.
Da ad lag.
Da ad lag. gutt.
Da ad vitr.
Da ad oll.
Da in oll.
d.c.
d.c.form.
c.form.
form.
Dur.dol.
ad usum externum
ad usum proprium
usum proprium
mihi ipsi
aqua bidestilata
aqua destilata
aqua sterilisata
cum
cochlear, ciarium
cochlear pultis/ parvum
cochlear theae
centimetrum cubicum
capsulae gelatinosae
operculater
caute
clysma
collutorium
collutio oris
collyrium
compositus
causpersus
concentratus
cremor
da in dim
da in dimido
da in duplo
da in triplo
da in quadruplo
da ad lagenam
da ad lagenam guttatorium
da ad vitrum
da ad ollam
da in ollam
durante coenam
da cum formula
cum formula
formula
durante dolare
untuk obat luar
untuk dipakai sendiri
dipakai sendiri
dipakai sendiri
air 2 kali suling
air suling
air steril
dengan
sendok makan (15cc)
sendok bubur
sendok teh (5cc)
sentimeter kubik
kapsul dari gelatin (yang pakai
tutup)
hati-hati
clysma, lavement
obat kumur (cuci mulut)
obat kumur (cuci mulut)
obat cuci mata
obat campuran
serbuk tabur
pekat
krim
berikan separuhnya
berikan 2x banyaknya
berikan 3x banyaknya
berikan 4x banyaknya
berikan dalam botol
berikan dalam botol tetes
berikan dalam botol
berikan dalam pot
berikan dalam pot
sedang makan
tulis dengan formulanya
dengan formulanya
formulanya
selagi sakit
d.d.
1 d.d. (s.d.d.)
2 d.d. (b.i.d.) atau
b.d.d.
3 d.d. (t.i.d.) atau
t.d.d.
4.d.d. (q.i.d.) atau
q.d.d.
dext.
dext.et.sin.
o.d./o.s.
dil
div.in.p.aeq.
d.s.s.ven.
d.t.d.
epith.
extend.
extend.cr.
extend.ter.
ext.s.alut.
ext.s.cor.
empl.
enem.
extr.
extr.aquos.
extr.fl.
extr.liq.
extr.sicc.
extr.spir.
extr.spiss.
f.
feb.dur.
fom.
f.l.a.
l.a.
F.M.I.
F.M.S.
de die
smel de die
bis de/in die
ter de/in die
quarter de/in die
dexter
dexter et sinister
oculus dexter et oculus sinister
dilutus
divide in partes aequales
da sub signa veneni
da tales doses
epithema
extende
extende crass
extende termiter
extende supra alutum
extende supra corium
emplastrum
enema
extractum
extractum aquosum
extractum fluidum
extractum liquidum
extractum siccum
extractum spirituosum
extractum spissum
fac, fiat, diant
febri durante
fomentum, fomenti
fac lege artis
lege artis
Formularium
Medicamentorum Indicum
Formularium
sehari, setiap hari
sekali sehari
2x sehari
3x sehari
4x sehari
kanan
kanan dan kiri
mata kanan dan kiri
encer
bagilah sama banyak
berikan dengan tanda racun
berikan banyak dosis tsb.
obat kompres
ulaskan
ulaskan tebal-tebal
ulaskan tipis-tipis
ulaskan di atas kulit lunak
ulaskan di atas kulit kaku
plester
lavement
ekstrak
ekstrak dengan air
ekstrak encer
ekstrak encer
ekstrak kering
ekstrak dengan spiritus
ekstrak kental
buat, harap buatkan
sewaktu demam
obat kompres (panas)
buat menurut seni
menurut aturan seni
Nama buku yang berisi formula-
formula officinalis
Nama buku yang berisi formula-
filtr.
fol.
fol.digit.
fol.pip.betl.
g, gm; grm
gr.
gi.arab
garg.
gtt.
gtt.ad aur.
gtt.auric
gtt.nasal
gtt.ophth.
h.
h.m.
h.s.
h.v.
haust.
i.m.m.
i.c.
inf.
inj.
inj.hypod.
inj.subc.
inj.i.v.
iter
iter 1x
lin.
lc.
lit.or.
loc.dol.
lot.
Liq.
m.
m.et.v.
m.
merid.
Medicamentorum Selectum
filtra, filtretur
folia
folia digitalis
folia Piperis Betle
gramma
granum/grain
gummi arabicum
gargarisma
guttae
guttae ad auerus
guttae auriculares
guttae nucila
guttae ophthalmicae
hora
hora manutina
hora somni
hora vespersina
haustus
in manum medici
inter cibos
infusum
injectio
injectio hypodermica
injectio subcutanea
injectio intra vena
iteratur
iteratur 1x
linimentum
loco
litus oris
locus dolens
lotio
liquidus
mane
mane et vespere
misce, misceatur
meridie
formula officinalis
saring, harap disaring
daun
daun
daun sirih
gram
kira-kira 65mg, grain
gom arab (=acacia)
obat kumur
tetes
obat tetes telinga
obat tetes telinga
obat tetes hidung
obat tetes mata
jam
pagi hari
sebelum tidur
pada sore hari
teguk sekaligus
berikan ke tangan dokter
antara dua waktu makan
air rebusan
obat suntik
obat suntik di bawah kulit
obat suntik di bawah kulit
obat suntik di dalam vena
harap diulang
harap diulang 1x
obat gosok
pengganti
cairan untuk dioleskan di mulut
tempat yang terasa sakit
lotion (obat cair untuk obat luar)
cair
pagi
pagi dan sore
campurlah, harap dicampur
tengah hari
m.f.
m.f.l.a.
mg, mgm
mixt.
muc. gi. arab
n.
N.I.
non. rep.
non in lag, orig.
o.h.
o.b.h.
o.t.h.
o.4.h.
o.m.
o.n.
p.p.
p.c.
pil.
p.i.m.
p.p.p.
sulfur ppt.
ppt
p.r.n.
s.n.s.
s.o.s.
pot
pulv.
pulv.
pulv, adsp.
pulv, dentilfr
q.s.
R/
Rec.
rec.par.
S.
misce fac
misce fac lege artis
miligrama
mixtura
mucilago gummi arabici
noctum
ne iteratur
non repetatur
non in lagema original
omni hora
omni bi horio
omni tri horio
omni quarter horio
omni mane
omni nocte
pro paupere
post coenam
pipula
periculum in mora
pulvis pro pilulis
sulfur praecipitatus
praecepitatus
pro re nata
si necease sit
si opus sit
potio
pulvis
pulveres
pulvis adspersorius
pulvis dentilfricius
quantum satis/sulficit
recipe
recep
recentus paratus
signa
campur dan buatlah
campur dan buatlah menurut cara
semestinya
miligram
campuran
lendir dari acacia
malam
harap jangan diulang
harap jangan diulang
jangan dalam botol asli
tiap jam
tiap 2 jam
tiap 3 jam
tiap 4 jam
tiap pagi
tiap malam
untuk si miskin
sesudah makan
pil
berbahaya bila ditunda
serbuk dengan pil
sulfur yang dibuat dengan cara
pengendapan
diendapkan
kalau perlu
kalau perlu
kalau perlu
minuman/cairan yang digunakan
untuk obat dalam
serbuk tunggal
serbuk terbagi (puyer)
serbuk tabur
tepung gosok gigi
secukupnya
ambillah
baru, segar
dibuat baru
tandailah, tulislah
Sol.
Spir.
Sterril.
Tet (tinct)
Tinct, bellad
Troch
Tuss
Tuss, urg
u.c.
u.n.
u.e.
u.v.
ungt.
Vesp.
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XX
XXX
L
C
D
M
solutio
spiritus
sterilisatus
tinctura
tintura belladonae
trochiscus
tussis
tussi urgente
usus cognitus
usus notus
usus externus
usus veterinarius
unguentum
vespere
Unus
Duo
Tres
Quattour
Quin Que
Sex
Septem
Octo
Novem
Decem
Uno Decim
Dou Decim
Viginti
Triginta
Quinquagianta
Centum
Quinganti
Mille
larutan
spiritus
yang disterilkan
tinctur
tinctur beladonae
ke kue
batuk
jika batuknya amat mengganggu
aturan pakai diketahui
aturan pakai diketahui
obat luar
guna kedokteran hewan
salep
senja hari
Satu (1)
Dua (2)
Tiga (3)
Empat (4)
Lima (5)
Enam (6)
Tujuh (7)
Delapan (8)
Sembilan (9)
Sepuluh (10)
Sebelas (11)
Dua belas (12)
Dua puluh (20)
Tiga puluh (30)
Lima puluh (50)
Seratus (100)
Lima ratus (500)
Seribu (1000)
Contoh blanko resep:
1. Resep rumah sakit
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I
KALIMANTAN SELATAN
R U M A H S A K I T U M U M “U L I N”
B A N J A R M A S I N
Nama Dokter : Tanda Tangan Dokter
UPF/Bagian :
……………………..
Banjarmasin, ………………
R/
Pro :
Umur :
Alamat :
2. Resep dokter praktek
dr. Fatih
SIP : 952/2004
Rumah: Praktek:
Jl. Banjar Indah Permai 5 Jl. Veteran No. 50
Banjarmasin Telp. 252565 Banjarmasin Telp. 272025
Banjarmasin, ………………
R/
Pro :
Umur/berat badan :
Alamat :
top related