l · radat topognphic mapplrg (srtm) yang memiliki resolusi spasial 90 m (1 pixel = gom). data...
Post on 14-Mar-2019
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
'l
2006
.tJICA
ra)\t/
DAFTAR ISI
BAGIAN II
HASIL AI{AUSIS
Hasil Analisis2.1. KoreksiTopograf2.2. Penutupan Lahan2.3. Perubahan Lahan diTaman Nasional Gunung Halimun Salak ......2.4. Perubahan Lahan di Koridor .........................2.5. Perubahan Lahan di Desa .............................
BAGIAN III
KESITPULAI DASARAII
Kesimpulan dan Saran ................................
Pustaka .,.......,.........,..
88I27
3037
45
Tabel 1.1.
Tabel 1.2.
Tabel2,1.
Tabel 2.2.
Tabel2.3.
7abel2.4.
Tabel 2.5.
Tabel2.6.
Tabel 2,7.
Tabel 2.8.
Tabel2.9.
Tabel 2.10.
Tabel2.11.
'label2.l2.
Tabel2.13.
Tabel2.14.
Tabel2.15.
DAFTAR TABEL
Tanggal pengambilan data Landsat ...... ............_..._......... ISampel set untuk PIF dengan nilaitreshold yang ditentukan berdasarkanobservasi interaktif 7
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 19Bg .........._............. 10
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1990 ..................... ................................ iO
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1991 ....................... t3
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1992 ...... ................................................. 13
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1993 ................................................. ............. 16
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1994 ............................................................... t6Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1995 ............................. ................................. 19
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1997 .................................................... j9
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1998 ............................. ................................ 22
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 2001 ................. .. 22
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 2003 ........................ 2s
Rekapitulasi penutupan lahan tahun 2004 _.___._............... 25
Rekapitulasi deforestasi 1989 - 2004 ____.__.... .................... 28
Perubahan penutupan lahan 1989 - 2004 . . ................. 29
Prosentase perubahan penutupan lahan 1989 - 2004 ............. ............................. 29
Gambar 1.1.
Gamba.1.2.
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3,
Gambar 2.4,
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Gambar 2.13.
Gambar 2.14.
Gambar 2.15.
Gambar 2.16.
Gambar 2.17.
Gambar 2.18,
Gambar 2.19.
Gambar 2.20.
Gambar 2.21.
Gambar 2.22.
Gambar 2.23.
Gambat 2.24.
Gambar 2.25.
Gambar 2.26.
Gafibat 2.27.
Gambar 2,28,
Gambar 2.29.
Gamba.2.30.
Gambar 2.31,
DAFTAR GAMBAR
Quicklook data landsat yang digunakan
Perbandingan penutupan lahan sekitar koridor tahun 1991 - 1992 ................
Kondisi p€nutupan lahan sekitar koridor tahun 1993 ........ .
Deforestasi yang terjadi sekitar koridor tahun 1993 .. .. ... ............... ... ....
Perubahan penutupan lahan antara tahun 1994 - 1995
Kondisi penutupan lahan sekitar koridor tahun 1997 ........................... ...
Deforestasiyang terjadisekitar koridor tahun 1997 ....... ...Perubahan penutupan lahan antara tahun 1989 - 1999
Kondisi penutupan lahan sekitar koridor tahun 2001 ........ ....Deforestasiyang tedadi sekitar koridor tahun 2001 ....................................
Perubahan penutupan :ahan antara tahun 2003 - 2004 ..... . .....-..---.---.--.---.---.-
Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasan hutan pada tahun 1989antara 100 - 200 hektar ........ ....
Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasan hutan pada tahun 1989antara 200 - 300 hekLar ................. ...
3
Diagram alir Pengolahan data landsal
Tampilan citra sesudah dan sebelum koretcsi topografi ...............................
Penulupan lahan [ahun 1989 ...........
Penirtupan lahantahun 1990 .............................
Penutupan lahan tahun 1991 ... .. .. ... ..
Penutupan lahan tahun 1992
Penutdpan lahan tahun 1993 ... . ... ... ..
Penutupan|ahantahun1994.................................................................................. 17
Penutupan lahan tahun 1995 ........................................................................... 18
Penutupan lahan tahun 1997 ...............-.............. .. . . . ......... 20
Penutupan lahan tahun 1998 ............................ ................ ... 21
Penutupan lahan tahun 2001 ......................................................................... 23
Penutupan lahan tahun 2003 ............................................................................. 24
Penutupan|ahantahun2004...............................................................-...-..............26
Perubahan luasan hutan 1989 - 2004 ........................ 27
Perubahan luasan Semak, Lahan Pertanian dan Terbangun 1989 - 2004 ....... 27
Perubahan penutupan lahan dikoridorantara tahun 1983 - 1989 ................... 30
Kondisi penutupanlahansekitarkoridor1989.........-......................................... 30
Pembukaan hutan sekitar koridor yang terjadi tahun 1990 ............ ............ . 31
Deforestad yang terjadi di sekitar koridor yang terjadi hingga tahun 1990 .... 31
8
9
11
'12
14
15
32
33
33
34
34
35
35
36
36
38
3S
Gambar 2.32. Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasan hutan pada tahun 1989antara 300 500 hektar ... _..._......... 40
Gambar 2.33. Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasan hutan pada tahun 1989antara 500- 1000 hektar ..................-...-.......-............................------.---.--.----------- 42
Gambar 2.34. Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasan hutan pada tahun 1989antara 1000 - 2000 hektat -..--..-....................................-...-................... 43
Gambar 2.35. Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasan hutan pada tahun 1989antara 2000 - 6000 hektar 44
Land Use d tand Cover ChangeGununs Halimun salak llational Park 1989 - 2004
I iMETODOLOGI
1.1. Material
Jenis data spasial yang digunakan dalam studi ini terdiri atas data vektor dan data raster.
Data vektor yang digunakan antara lain: data batas taman nasional, sungai, jalan, dan
batas administrasi dan topograll. Sedangkan data raster yang digunakan meliputi data
citra satelit Landsat dan dala Diqikl Elevation Model (DEM) yang diperoleh dari S/,uffle
Radat Topognphic Mapplrg (SRTM) yang memiliki resolusi spasial 90 m (1 pixel = gom).
Data citra satelit Landsat multi waktu yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.1.,
sedangkan gu,bklooknya disajikan pada Gambar 1.1.
Tabel 1.1. Tanggal pengambilan data Landsat
(1). 14 Juli 1983
(2). 6 Juli 1989
(3). 11 Sept€mber 1990
(4). 25 [4ei1991
27 Mei 1*2
{6). 19 Septernber 1993
(7). 22 Septembe. 1gg4
(8). 5 Juni 1995
(9). 28 Juli 1997
(10). 16 Agushrs 19SB
('11).27Aguslus 19sg
{12).22 Desember 2001
(q.nANm2(14). 10 Januari 2003
(15). 23 Juli2004
Support€d by jlCA and D€panment of Forestry, lndonesia 1-
Land Useand Land CoYer ChaflgeG!.ung Haiimun Salak Nztional Park 1989 -2004
SuDporred by JICA a1d Deputmenr of Foresry. lndones.a
Land Use and Land CoYe. ChangeGunung Halimun Salak Natioial Park 1989 -2004
SLpDorred by JICA and DepdEnenr of Foreso'y. lndonesE
Land Use and Lrnd cover ch geGunung Halimun Salak l{atio.ral hrk 1949 - 20fi
Gambar'!.1. Quiddook data Landsat yang digunakan
Kualitas data Landsat multiwaktu yang diperoleh beftUam, pada beberapa tahun tutupanawarrhaze sangat dominan, seperti data tahun 1998. 1999. 2002, dan zOU. Sedangkandata tahun 1983, 1990, 1991, 1992, 1993, 1991, 1*\ 1W7,2001 dan 2003 memitikikualitas daE yang lebih bagus, dengan tr.rtr.-rpan awan fang lebih rendah.
1.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada peflelitian ini adafah seperangkat kompute( GPS danperangkat lunak pengolah data raster/image yaitu ERDAS lmagine versi 9.0, danpergolah dala berbasis vektor yaitu Arc\fiew versi 3-2-
1.3. Pengolahan data
Analisis komparasi mulli waktu data Landsat pada prinsipnya ada dua meloda, yaitupreclassification dan posf classifrcdion. Preclassifialion dilakukan denganmenggunakan perbandingan nilai Digital Number secara langsung, sedangkan pos,classification membandingkan data multiwaktu, setelah data landsat seca.a individualdiklasifikasikan. Untuk metoda pe4assification data hndsat multiwaktu sebaiknyadinormalkan terlebih dahulq, sedangkan Iuf]'tuk pos't classill@tion, tidak perlu dilakukannormalisasiwalaupun hasil akan lebih baik bila proses normalisasi dilakukan.
Sopponed by ,lCA and Deparsn€rr o, F6e5Ey, lndon6i. 3-
Land Useand Land CoYer Ch.ngeGunung Halimun Salak l.lational Prrk 1989 - 2004
Pada penelitian ini, walapun analisis menggunakanimage tetap dilakukan untuk meningkatkan akurasianalisis disajikan pada Gambar 1.2.
post c/ass/rcaflb,r, namun norrna{isasiinterpretasi.. Proses pengolahan dan
LANDSAT1983 - 2004
PRE-PROCESSING
PROCESSING
t",@/ check /
Pre-Processing
1). Geometric conection2). Normalize/Radiometric (RelativeRadiomeiric Normrlization)3). Topographic conection (Minnaertfunction)4). Subset to boundary
LANDSAT1983 - 2004Normalized
{co.recled)
Selecl trainingalea
l..j, ]
I SupeMsedc'assificaironI (l\ra{mum Likelihood MethodrI
Gambar 1.2. Diagram alir pengolahan data Landsat
1.3,1. Pre-Processing
a) Geofietric correctioo
Korcksi geometri merupakan proses memproyeksikan data peta ke dalam suatu sistemproyeksi peta tertentu. Dalam proses proyeksi ini menggunakan sistem koordinai UTM(Universal Tnnsvetse MercatoD. Untuk menghasilkan tingkat akurasi yang baik, makageometic co-rcgista o, dilakukan dengan R[rSE (root mea, sgaare ero4 0.25-0.5 pixelatau hampir 1 pixel. Dalam studi ini, Landsat 2003 (atau 2001) dikoreksi terlebih dahulu
Supported b/ rlCA and D€paronent of Fores6-y, lndonesia +
Land Useand Lind Coyer ChangeGunung Halimln Salak National Park 1989 - 2004
ke proyeksi UTM. Selanjutnya Landsat 2003 (atau 2AO1) yang telah terkoreksj dijadikanacuan (reference) untuk data lainnya. Penggunaan daia Landsat tahun 2003 dar/atau2001 sebagai acuan, dikarenakan kondisi data tersebut yang paling baik (cioadless)diantara data-data yang ada.
b) Radiometric correction
Metode normalized Rdiometic yang digunakan dalam studi ini adalah metodepseudoinvaiant feature (PlF) yang dikembangkan oleh Schot el al (1988) dan Salvaggio(1993). Peudoinvaiant Fealrres merupakan ob.iek-objek ya.g tidak mengatamiperubahan dari satu data image dengan data jmage lainnya seperti objek-objek yang tidaktergantung pada musim dan siklus biotogi. Perbedaan kecerahan (brght ess) dari objekinvariant tersebutdiasumsikan sebagai fungsi linear.
ll = rrr; S. - 6,,
d ! 1al i! be-],an!r lelah di-fo.nra lze Lrtk b.r.J k
drg ta irniber rtk .ar! k
Schott el al (1988) menggunakan .asio band 4 dan band 2 untuk membedakan lahanletbateun (builtupluhan' dar, ar darj vegetasi. Setelah membatasi teature lahanterbangun/urban, digunakan persamaan regresi linear untsk melihat hubungan antarasubjek image dan reference image (bard by bard). Reference image yang digunakandalam studi ini adalah data Landsat 2003. mengingat kondisinya yang retatif cukup baikdibandingkan dengan data lainnya.
Pemilihan sample set6Pseudoinvaiant feature (PlFs) dipilih melalui irisan (intersection) dari ratio band 4 danband 2 dengan band 4. Operasi logis dari irisan tersebut sbbi
I Band art! -.\ - r \anJ(Banda r-\'Bdnd:
Dimana t1 dan 1, adalah thrcshotd value untuk builtup dan air (dan awan, bila ada)
-1,
s
Pse utJoi.t,ta.le.i Set I Pt S )
Sizn.3r De,]aslP,S Lf,:!e r€i.r.nc. -Pr5;nag. s: br.k
-ata-,ata r..€a^;:
F'S iiEqe rsf,.ie..e ..,lS irE!e s:b,e!
lJ
Koeiisi:n tlaisi.rnas
Slrr: r;: = 'r, "nre-.e.r i =r?_ ,rr *c
Supported by JICA and Depar$hent of Fd6ey, Indoneria
Land Use and tand CoYer ChangeGl]nung Halimun Salak National Park '1989 - 2004
c) Topographic correction
Untuk mengurangi kesalahan akibat topogBfi (topographic e,rbco, maka dilakukankoreksi dengan menggunakan data srrface zenit angte (s/ope), surface azimut angle
laspecl, solar zenit angle, dan solar azimut atgle. Topognphic coneclion dila}d)kandengan menggunakan persamaan Non-Lambetjan Model (Minnaei funclion\ sbb.
/ cos e = L, cost r cos( .
Dimana
-/, : Digitalnunber(DN)sebelumdikoreksialavohseb-edbrigh.,r.ess..l]he!1,, : Digilal numtrer (DN) yarE telah dikoreksi e$a to,!/:!raIt ltopogral nomalizei) alan
orndl ize d btighhe s s t d lues
cor i : cosirc dai efctite tncidence angle (p$sa a \ l)..,r's : cosine da,i exrtanc? d,?g/e atau kemiringan permukaan (srdrc" nanlal zenith
angleislory ofthe terrain surface)
k : lt]1naet 0 stdr, (pere.waar 2)
cosi = cos4 cosq, + sind, sin d,, cos(1, d,,).............(I)DimaraI : ll.lPctive in idence angle
0" : Slape ofthe tcrftlin surface (flrface nonnal zrnith angl€)
0! . Sun elention (sol1y zenith dnsle)
d, Aspe.t dngte lsuftce azin thi
d" : Sun,lznnurh (solt ari,,t th angle)
Persamaan Non-Lambertian Model:1- cos e = Z, cosr i cos* e
log(I cos e) F r;l.E g(cos I cos e) {2)
Dengan menggunakan bentuk linear dari persamaan diatasyailu:y= Yva6Dimana, ! log (1.cos e)
x log (cos i cox e)
b log L"
Supported by JICA and D€parrrnent o{ Forestr/, lndorcsia 6
Land Use d L..d Cover ChangeGrnunE Halrmun $bk Nauonal hrk 1989 - 200.
Tabel1.2. Sampel set untuk PIF dengan nilai th.esho{d yang ditentukan berdasarkanobsewasi inae.aktif
t1 Ukuran1983
1989
1990
1992
1993
1994
1995
1998
2001
2042
2003*)2c04
1.30
1.50
1.60
1.74
0.70
1.40
1.50
1.60
1.50
160
1.30
100
0.85
0.85
0.90
40 -7040 - 100
40-8025 B0
40-8040-9030 70
50 - 100
30-8040- 100
50, 110
40 - 100
50-B040- 100
3l) 100
12 038
31,444
54,7 45
67,544
88,403
65,395
B0'199
56,959
61,466
87 642
85,494
72,722
85,494
90 639
' Nilai threshold yang djgunakao untuk menghilangkan nilai ptxet awan dalan irnage
1.3.2. Landcover classification
Klasifikasi penggunaanlpenulupan lahan dilakukan dergan menggunakan meiodesupervised dengan maximum likelihood classificaror. Tipe penggunaan/penutupan lahandibagi menjadi beberapa klas yaitu:
1. Hutan alam2. Hutan tanaman3- Kebun campuran4. Kebun teh5. Kebun karei6. Semak belukar7. Rufltput8. Sawah (lahan basah)9. Ladang (lahan ke nngluptancl)10. Lahan terbuka (barelard)1 1. Lahan terbangun/pemukjman12. Badan air13. Awao (no data)
Data hasil groundcheck akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan klasifikasitersebut. Selain itu. akan dilakukan pula a@rracy assessr?erl terhadap hasil klasifikasiberdasarkan data grourdcreck. Hasil klasifikasi diharapkan memiliki nilai akurasi e0%.
Supported b/ JICA and Deparrmenr of Forestry, h&nesia 1
Land Use ind L.nd CoYer ChangeGununs Haiimun Sahk Mdon Park 1989 ,2004
.'il HASIL ANALISIS
2.1. Koreksi Topografi
Topografi Taman Nasional Halimun Salak CfNGHS) beryariasi dari tandai hingga sangatcuram, sehingga dalam proses interpretasi harus dilakukan koreksi topografi. KoreksitopogEfi dimaksudkan untuk mengurangi efek bayangan (menurunkan nilai DN). Koreksitopografi dilakukan dengan menggunakan Konstanta Minnaert {Minn@tt Constan\, (,.rkup
efeKif untuk menghilar€kan pengaruh topograll. Namun untuk daerah dengankemiringan yang crrram (>4O%) koreksi topograli menimbulkan nilainilai digital number(DN) yang beriebihan. Pada kasus tersebd pedu dilakukan koreksi lanjutan terhadapnilai digital yang berlebihan- Perbandingan secara visualdisajikan peda Gambar 2.'1.
(a) Citua tah$ 2003 sesudatr koreksi(b) Citra iahun 2m3 sebelum koreksi
Nilai DN yang berlebihan akan berpengaruh pada proses interpretasi, sehingga untukmengoreksi areal yang berlebihan digunakan data lain misalnya data IKONOS danjudgement dari peneliti.
2.2. Penutupan Lahan
a) Penutupan lahan tahun 1989
Penutupan lahan tahun 1989 didominasi olei| autan alam (7a.29%1, diikuti oleh 6emakbelukar (4.96%), kebun campuran (2.98%) dan Hutan tanaman (2.73oi6). Distribusi spasiatdisajikan pada cambar 2.2,
Gambar2.1. Tampilan citra sesudah dan sebelum koreksi topografi.
Supponed by ,lCA and D€partment oI Foressy, lndorEsh 8
,g
E
E
o
I
"I ,'
&'!:::
".i-z
:.
:
:
: :ll lrLt, D! ui
:
i'!
g
E_q
!f
o_
-: iiN
', l
a
.!.;,
, , ,:
l
9z!a!E
-: or
.
Land Useand Land Cove. Chang€Gunung Lalim,in salak Muonal hrr 198e - 200,
Tabel 2.1. Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1989
Penutupan Lahan Luas (ha) %
HutanHulan ianamanKobun campuranKebun kareiKebun lehSemak
RumputSawah
Ladang
Lahan kosong
Lahan terbangun
Badan air
No data
84066.39 78292S34.C'9 2.i33198.24 2.98
2194.29322 56
2040.30
5328.27 4.961311.48 1.22
2781.72 2.59
4999.95 4.66
2'16.S9 0200.020.01
000
16.56
9.81
081Total '107381.16 100.00
b) Penutupan lahan tahun 1990
Penutupan lahan tahun 1989 djdominasi oleh hlrtan atam (77.0990), diikuti oleh semakbelukar (5.13%). Pada tahun ini luas sawah meningkat tajam dari 2.59o/o di tahun 1989menjadi5.30/o ditahun '1990 (Iabel 2"2). Distribusi spasial disajikan pada Gambar2.3
Tabei 2.2. Rekapitulasi perutupan lahan iahun'1990
Penutupal Lahan Luas (ha) %
Hutan
Hutaf tanamanKebun campulanKebun kar€tKebln tehSemak
RumpulSawah
Ladang
Lahan kosongLahan terbangunBadan airNodrta
82778.58 77 A9
Total 1073a1 16 100.00
I/@J463S.41 4.3240s8.06 3.82
0635s03.41 5.13467.55 0.445687.1 5 30
672.3
864
1214.37496 98
1.13
0.46
25.65 A.O2
0010.81 0.00
c) Penutupan lahan tahun 1991
Penutupan lahan tahun 1991 didomlnasi olehbelukar (5.53o/o). Pada tahun ini luas sawahDistribusi spasial disajikan pada Gambar 2.4.
hnrtan alam (75.88yo), diiklri oleh semakmasih orkup tinggi (5.16010) (Iabel 2.3).
Supported by JICA and D€paron€nt oa Fo.esry, lndonesia 10
.!
=
E
E
o
9
ffi2,.'....
rEt t!-a
It=-rl=,l-I
.t:,
a
! :[i:!
o
-c-q
o
4
ci
oE
o1
{
-l
il
g;':i.'.
UT :
oi .
lc
.!
=
E
o
I
;
! :ii t] |!3ilt:
t,t=+ I.: .:
I
:::
,
za
a,
a
a
a.
5
-q
I
(\
IIE
I
{
i'
:E=-EE!
-lo
Land Useand Land Cover ChangeGununs Halimun glak NationalPark 1989 - 2004
Tabel 2.3. Rekapitulasi
Penulupan Lahan
penutupan lahan tahun '1991
Hulan
Hutaa ianam€nKebun campuranKebun karetKebun lehSemak
RumputSawah
Ladang
Lahan kosongLghan lerbangunBadan alrNo dala
81480.783020.586109.742243.U
651.51
5941.17
569.25
5538.331453.50
324.4539 78
7.830.90
75,8B
2815.69
2.W0.615530.53
5.161.35
0.30
0040.01
0.00100 00
d) Penutupan lahan tahun 1992
Penutupan lahan tahun 1992 didominasioleh hutan alam, namun luasannya menurun daritahun sebelunya (74.75%). Semak belukar masih cukup luas (5.53o/o). pada tahun iniluas sawah masih cukup tinggi (5.160/0). Lahan terbangun darj tahun ke tahun semakinbertamhah. Pada tahun '1992, luas lahan terbangln sebesar 39.8 ha (O.O4yo) (fabel2.4).Distribusi spasial disajikan pada Gambar 2.5.
Tabel 2.4. Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1992
Penutupan Lahan Luas (ha)
Total 107381 16
HutanHutafl tanamanKebun campuranKebun karetKetlun tehSemakRumputSawahLadangLahan kosongLahan terbangunBadan airNo dala
80263.534417.65
756.002365.83
s91.4489S3.97799.17
5051.79456.U64.0816.O2
099
74.754.11o.702.200.92
o.742.984.700.430060.01
000Totai 107341 1A 100 00
e) Penutupan lahan tahun 1993
Pada tahun 1993 hutan alam maslh dominan, hanya luasannya lebih keci) dari tahijnsebelumnya. Pada tahun '1993, luas tutupan hutan sebesar 73_12 o/o Sawah menuruntajam dibandingkan tahun sebelumnya digantikan oteh luasan ladang yang naik secarasignifikan. Lahan terbangun naik secara gradual dari tahun sebelumnya (Tabel 2.5)Distribusi spasial disajikan pada cambar 2.6.
Supported byllCAand Departmeflt of ForesEy, lndonesia 13
.q
!a
E
o
I
w:
t l;::l::iii::::i..id:,i'-;rdrri
,
l,
N
c-q
oc.L
i..-.".
:
l'l
I
'.1
-, 4;,!5!E
:1 r!
':'i''.lr-,
'...
,!
E
E
o
I
l
i....
E:a.!:ll!l!Ll!B il
.'1"
a
i lt:
.:
I ir' ,
ac1-q
f
rC;. "i
: -,: E'o
;l
:
Sd
U;
5l
li
l(
Land Us€and Land Corer ChangeGunung Haljmun Salak Natjonal Plrk 1989'2004
Tabel 2.5. Rekapitulasi penutupan lahan tahun 1993
Penuiupan Lahan Luas (ha) o/o
Hutan
Hutaa tanaman
Kebun carnpuran
Kebun karelKebun leh
Semak
RumputSalYah
Ladang
Lahan kosong
Lahan terbangunBadan air
No data
78519.964437.76
3698.646125.40605.07
5697.18605.61
n60.175247.18464.8594.6823.8
1.08
73.123.76
3.44
5.700.565.31
0.56
2.10
4.89
4.430.09
0.02000
Total 107381.16 100.00
e) Penutupan lahan tahun 1994
Penqtupan hutan tahun 1994 menurun dibandingkan dengan tahun sebelumoya, namunmasih menjadi penutupan lahan dominan (70.92olo). Luas ladang masih lebih tinggi daripenggunaan lahan sawah. Lahan terbangun pada tahun ini naik cukup tajam, menjadi0.31% dari0.09 70 tahun 1993 Oabel2.6). Distibusi spasial disajikan pada Gambar2.7.
Tabel 2.6. Rekapitulasi pendupan lahan tahun 1994
Penutupan Lahan Luas (h4 %
Hutan
Hutan taBmanKebun campuran
Kebun karetKebun teh
Semak
RumputSawah
Ladang
Lahan kosong
Lahan terbangunBadan airNo dals
Total 107381.16 100.00
0 Penutupan lahan tahun 1995
Penulupan lahan hulan terus menurun. Pada tahun 1995 hutan mencakup area seluas69.650/0, lebih kecil dar; tahun sebelumnya. Perlanian lahan sawah relatif tetap,sedangkan Ladang naik cukup berarti. Pada tahun 1995 ladang menc€kup area seluas9.97olo (Tabel2.7). Distibusi spasial disajikan pada Gambar2.8.
76156.29 7A 92
401S.04
084
5265 4.905678 37 5.29
898,47
53'12.79
1018.M 0.952243075246.731205.82
332.31
3.69108
2.49
4891.12
0.31
0.000.00
Suppor(ed by llCA a.d Deparrtte.t of Foresr-y, Indonesia 16
=
E
o
I
it!rr :
rE :,
s,'i:
9.;:i
J:t=--1.i,
:.
Ia
=
=:3i?
1
l!:
a 1':,t i;..r
'l ll afrIr i
g
-q
Coici
E
:
-.r.ii'
::
:i
-.iaa
!E
i:!=
_16
.E
E
E
o
I
E
::-
&:'[.t llt
-1,.
1
2
:1:
i i!t-,r:
i.
g
.E
ocd
cici
E
U
-5
f
15
Land Use and Land Cover ChanseGunung Halimun Salak NationalPark 1989 - 2004
Tabel 2.7. Rekapitulasi
Ponulupan Lahan
penutupan lahan tahun 1995
Luas(ha) %Hulan
Hutan tafamanKebun camp!ran(ebun karetKebun teh
Semak
RumputSawah
Ladang
Lahan kosong
Lahan terbangun
Badan airNo data
747 .76
2133.N6861.72
1594.35
1366.56
6300 1B
228 332534.94
10706 94497.34
349.56
4.86
69.651996.40
i.481.21
5.87
4212.&9.970.46
0.33
0.000.00
100.00
g) Penutupan lahan tahun '1997
Penutqpan lahan hqtan secaE gradual menurun daritahun €ebelumnya, walaupun masih
mendorninasi. Tutupan lahan tahun 1997 sebesar 67.36%. Pertanian lahan sawah relatifstabil, sedangkan ladang menurun. Luasan lahan terbangun terus bertambahdibandingkan dengan tahun sebelumnya (Tabel 2.8). Disribusi spasial disajikan pada
Gambar 2.9.
Tabel 2.8. Rekapitulasi penLrtupab lahan tahun 1997
Penutupan Lahan Luas (ha)
Hutan
Hutan lanamanKebun campuranKebun karetKebun tehSemak
Rumput
Sawah
Ladang
Lahan kosong
Lahan tedangunBadan 6irNo daia
Total 107381.16 100.00
Tolel 107381 16
%
72336.15
414€.31
465l.715930.1
1301.761648.N
947.61
2308.59
5746.32
448.56
12 692.16
67 36
4.33
1217.12O,BB
5.35
1.21
0420.01
000
h) Penutupan lahan tahun 1998
Luasan tufupan hutan teaus menurun.sedangkan luasan semak belukar danPerkebunan karet, kebun campuran juqapada Gambar 2.'10.
Pada tahun 1999 luasan hutan tnggal 65.120,/0,
lahan terbangun terus meningkat (Tabel 2.9).secara gradual naik. Distribusi spasial disajikan
Support€d by llCA and Deparoent of Foresry, lndonesaa -19-
.E
=
E
o
I
4.i..
a1
Z
.ii;? z.
.'; i.r'
.,;1:i::
:
is! lili i {,i iri
1::':! :
t-
-q
o
Ioi.i
"o
tl,.i!'
U:hi
!E
r!le
E
,r
E
q
.,./\t:
:.ir- rr ir
I.-" 1"
:
ta:
4
,i.il iiI 1l
. -.'.'r'
I
ffi$''
, rl:, l: i
l
.!!
o_
Ei
.(
E
;3198
il (,
Land Use and Land Cover Ch,ngeGununs Halimun Salak Nasonal Park 1989 - 2004
Tabel 2.9. Rekapitulasi penutupab lahan tahun '1998
Ponutupan Lahan Luas (ha) %
Hutan
Hutan tanaman
Kebun campuran
Kebun karelKebun teh
Semak
Rumput
Sawah
Ladang
Lahan kosong
Lahan terbangun
Badan akNo data
Total 107380.26 100 00
i) Penutupan lahan tahun 2001
Penutupan lahan pada tahun 2001 lebih rendah dari tahun sebe{umnya, namun masih
dominan (62.49%). Penurunan hutan tersebut diikuti dengan peningkatan secara gradual
luasan semak belukar. Pada tahun ini luas semak belukar mencapai 11.360/0- Demikian
juga dengan lahan terbangun nampak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
(0.7%) (Tabel 2.10). Distribusi spasial disaiikan pada Gambar 2.11.
Tabel 2.10, Rekapitulasi penutupan lahan tahun 2001
63923.3442t8.7547 42.28
6163.21207.26
10428.93
964.82cf.2.8
5830.381204 ?fi614.52
26.462 IF,
65.12
3924.42
5.i 41.129.71
0901.92
5.431.12
0.57
0.020.00
Penutupan Lahan Luas (ha)
Hutan
Hulan lanam?nKebun campuranKebun karelKebun teh
Semak
Rumput
Sawah
LadangLahan kosong
Lahan terbangun
Badan airNo data
67100.045725.98
6365.72743.83
788 85121W.32
912.81
4945.14
5299.7 4
477.54754.n
486216
62.49
5.932.56
0.7311.36
0.91
4614.940.M0.700.00
000
Total 107M.26 100.00
j) Penutupan lahan tahun 2003
Tutupan lahan hutan maslh dominan, namun liJtupan semakin menurun. Pada iahi]n2003 tutupan hutan mencapai 58.24yo, lebih rendah darj tahun sebelumnya (62.49%).
Sebaliknya luas ladang meningkat cukup tinggi, menjadi 6.43% dari 4.94% pada tahun
sebelumnya (Tabel 2.1'l). Distribusi spasialnya disaiikan pada Gambat 2.12.
Supported by JICA and D€paffinent of Foresry, lndonesia
=
E
o
I
1! ti
&,'-!
i,
', --'1.
j
I
.::
zz
:2
:-Ht Et
oN
-qc
c
-oE
&
frl+l
;,
:tiJ
JtTII
i::,]
!i.,,:
.!
E
E
o
I
-i"a
:
,..)
;1
'<a :'
-c-q
:,
o-
(.i
..i
E
0
UJ
UT
ri
Land Use and Land Cover ChangeGunurg l-ralhun salak NaooFal hrt 1989 -2004
Tabel 2.11. Rekapitulasi penutupan lahan tahun 2003
Penutupan Lahan Luas {ha) %Hutan
Hutan tanamaflKebun campuran
Kebun karelKebun iehSemak
Rumput
Sawah
Ladang
Lahan koslngLahan terbangunBadan air
No data
62537.542fi5.719634.68
4591.82611.62
11835.54
590.582895.396905.43
2620.71
844 653.96216
8.242.158974.282.43
11 A2
0.552.706.432440.79
0.000.00
Total 147330.17 100.00
k) Penutupan lahan tahun 2004
Dibandingkan dengan tahun 2003, luasafl hdan pada tahun 2004 sedikit mengalafiipenurunan. Pada iahun ini luas tutupan hutan 58.19%. Namun semak belukar mencapai15.26010, mingkat kurang lebih 4olo dari tahun sebelumnya (Tabel2-12). Distribusi spasiatdisajikan pada Gambar 2.13.
Tabel 2.12. Rekapitulasi penutupan lahan tahun 2004
Penulupan Lahan Luas (ha)
Hutan
Hutan tanarmnKebun campuranKebun karctKebun tehSemak
RumpulSawah
LadangLahan kosongLahan lerbangunBadan airNo data
1473ff.17 100.00
6248A 2539B6.2B
47M.625531.4
2648.971mm.03
824.76
n58.846365.88
5m.8874.825.38216
58 19
3.71
4.385152.47
0.772.76
5.93
0.550.81
0.02
000
Supported by JICA and Department o{ Forestry, lndonesia t5
.e
s
o
I
!iieg
.i,
:,t ::
! :ll:ii l,d. tl
l.F l,rt'
i
az:.?z
-c
-q
o
(I
*,n::
I
'i.i
IE
{"
tjll.:
r.i
;U,:
U]
!.!
li
J(
:
Land Useand Land CoYer ChangeGunung Halimun Snlak National Pirk 1989 - 2004
2.3. Perubahan lahan di Taman NasionalGunung Halimun Satak
a) Penutupan Hutan
Luas hutan alam di Taman Nasional Gunung Halimun Salak secara grErdual menutun,sadangkan hutan tanaman relatif stabil dengan fluktuasi naik dan turun tidak signifikan(Gambar 2.'14) Se,ama periode 1998-2001, hutan alam berkurang 25 o/a, atau bed.uzngsebesar 22 dbu hekiar (Tabel 2.13 dan Tabel 2.14). Penurunan ini diikuti dengankenaikan semak belukar, Iadang dan lahan terbangun. Hal ini menjadi indikasi bahwaproses konversi hutan terutama untuk tujuan pemanenan kayu, pertarjian danpembangunan perumahan (Gambar 2. r5)
I
f
I
l
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
TAHUN
Gamba.2.14. Perubahan luasan hutan 1989 - 2004
--.- SenEk Sar,\ah Ladang Lahan terbangun,
I949 19C0
TA}IUNGambar 2.15. Perubahan luasan semak, lahan pertanian dan terbangun i989 - 2004
Bila diteliti berdasarkan periode perubahan, maka proses kehilangan hutan alam banyakteriadi pada periode tahun 2001 sampai dengan 2003 (Tabel 2.13) Kemungkinanperistjwa inj berkaitan dengan proses implementasi otonomidaerah, dimana pada saat jtu
terjadi ketidaktentuan hukum.
1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1997 1998 2AA1 2AA3 2AA4
2AA1 2@3 2004
Supported by JICA and Department o{ Fd6E/, lndonesia -27-
Land Use and Land Coy€r ChanEeGunung Ft limun Sahk Mt ooai Park 1989 - 2004
Tab€l 2.13. Rekapitulasi deforcsrasi 19@ - 2W4
I{o. Peniod€ lrtrrestasi (ha}
I'10
11
198S1990
199G1991
IWl.t9a21992-1993
13931994'19941995
1gSF19S7
1997-1998
199&2001
2fo1-2!0,32003-2004
1287.81
1n7.N12'17.25
17 43.57
23f;3.67
1360.53
2Tt2.fi2638.62
3111.15
&7.7997551
S'rppofted ry nCA and D+arhrent oJ For€sr/, Ldonesia -2*
=
E
o
I
I
d6NN-NN6N-i^idi
u,
qcq.-:<:nn.c-.cqqul 9
c!\.!..1 qq..!-c?\q(]
q9claqqcq\.:a2\cq
o--djts<t=.d-Nts@'
I(q.!qr--$Qqa?!ta?.-:
\q=lo').-1 u2aeq\--\
914 a2 1\.-\qaq.2
^idiotdidi..i+di6-NR
n.\]q1--c2=i - qcqIq
;cd-ddN-6ioi<rio;@.rT, N'r_.?6
9q9\=t.!.2n\qcqq
E g; E br! oJ.i3 = __:90
5E:::EEEEFFEatYa a jifi)
+
xtsN
g5
qtHg
lo:
s
r?.?qnqoocqq.qan
so q() ^i @_ N-(o
q\\.q9(?9nn>\9
!No+N--_ N_@N_
o@,t.i@oi-iuioN++
N-L,)-@-.i 6i <'d
atcqc2!'\.29.q.q1n(29
o+<@--d 6iqt-j
@@{o-cdN.d@oo-i
r).ers@odi<oNoi+
<- c\i <t .j .j <i .i o_
@oocd.d6idi-id(jGiei
cd<:uid d-_Nrj-_-
otsdidrin6-iN<*dor <-.D@ o ..i (i
(qc2<t--91q,-:=tq\9
N-<$6.6'-.
cf! =E q: E k
c o o; 6:.=t!or! = ^;.tg o* i€ E- c.SsaaeitrYsPF*;;9e9 3P3 EI6,S
o3s*EA
tsd(j-<oidi-d+d,
oo.q--o@d+ojN.D-dc.i (i lo--
t::
ia
ab
q
t-z
-1gl:t
5i
z
IlE
fl
el
U
-5
l
15
L.nd Use and tand Coyer ChngeGunuf,g Fl.alimun Sahk tlatiohal Park 1989 - 2004
2.4. Perubahan lahan di Koridor
Gambar 2,16. Perubahan penutupan lahan di Koridor antara tahun 1983 - 1989
Pada tahun 1989, tidak banyak teriadi perubahan pada penutupan lahan di kawasankoridor Salak - Halimun. Hal i,i dapat diihat pada kedua citra di atas, yaitu data yangdiambil pada tahun 1983 dan 1989, dim€na tutupan disekitar koridor masih relatif sama.Walaupun dem;kian dapat dilihat bahwa hutan yarE berada agak ke timur ko Jor teiahsedikit terputus dan ditutupi oleh semak belukar.
Hasil klasilikasi penggunaan/penutupan lahan pada tahun '1989 di wilayah koridorkawasan TNGHS digambarkan pada gambar di bawah ini.
II:lTI:uIT_lEr
=-I
6 Juli 1989
Gambar2.17. Kondisi penutupan l€han sekitar Koridor tahun 1989
Berdasarkan gambar di ataskorjdor masih sangat baik.
dapat dilihat balwaDi sebelah utara
pada tahun 1989, hltan di wilayahkoridor, hutan berbatasan dengan
Supported b/ JICA and D€F trnent of ForerEy, lnd6rE*r i0-
Land Use znd L.nd CoYer ChanSeGununs Halimur thk Mrioflal P.* 1989 - 20@l
perkebunan teh dan ladang, sedangkan di bagian selatan koridor berbatasan denganhutan tanaman dan semak beluker
Gambar 2-18. Pembukaan hutan sekita, Ko.idor yang terjad, tahun 1990
Perubahan tutupan hutan di wilayah koador mulai terlihat pada tahun 1990, dimana terjadipenebangan hutan seluas t 35 Ha. Penebangan ini hampir memutus koridor yangmenghubungkan antara G. Salak dan G- Halimun-
Gambar 2.19. Deforestasi yang terjadi di sekitar Koridor yang terjadi hingga tahun 1990
Penebangan yang terjadi pada tahun 1990 diduga dilakukan oleh Perhutani, karenaberdasarkan peta kawasan yang diperoleh dari Badan Planologi Kehutanan (BAPLAN),lokasi tersebut temasuk ke dalam hutan produksi/produksi terbatas (sebelum ditetapkan
Supported by JICA and Depaftmenr o{ For6!'y. lndorlesia il-
Land Use and Lrnd Cover ChargeGunung Halimun Sahk National Plrk 1989 - 2004
sebagai kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak dengan SK Na. 175 Tahun2003). Selain itu, lokasi tersebut juga termasuk ke dalam lembar peta Pefiutani No.36-XXXIX-26 yang termasuk ke dalam Unit lll KPH Sukabumi.
Gambar2.20. Perbandingan penutupan lahan sekitar Koridor tahun 1991 - 1992
Berdasarkan data Landsat tahun 1991 dan 1992 di atas, dapat diljhat bahwa datamkjsaran tahun 1990 sampai 1992 tidak terjadi penebangan hutan yang signifikan,sebagaimana yang terjadi pada lahun 1990. Area yang telah dibuka pada tahunsebelumnya (tahun 1990), telah sedikit demi sedikit diumbuhi oleh semak belukar.
Walaupun demikian, dapat dilihat bahwa teiadi sedikit pembukaan lahan di bsgian baratd€ri koridor Halimun - Salak (seluas 15.2 Ha). Pembukaan hutan tersebut semakinmeluas di tahun berikutnya, sebagaimana ditunjukkan oleh data Landsat dibawah ini.
Gambar 2.2t. Kondisi penutupan
Hasil klasjrikasi penutupan lahan diatas menunjukkanpada awal tahun 1992, semakin meluas di tahun 1993.akhir tahun 1993 adalah seluas + 22.5 Ha.
bahwa hutan yang telah dibukaAreal baru yang ditebang hingga
iortahun'1991 - 1gg2
lahan sekitar Koridor tahun 1993
Supported by llCA and Department of ForesEy, ;ndorcsia 3l
Land Use and tind Cover ChangeGunung Halimun Sahk National Prrk 1989 - 2004
Dapat dilihat bahwa perubahan penutupan hutan yang terjadi di koridor Halimun - Salakhingga tahun 1993, banyak teriadi dari arah selaian koridor.
Gambat 2.22. Deforestasi yang terjadi sekitar Koridor tahun 1993
Gambar 2.23. Perubahan penutupan lahan antara tahun 1994 - 1995
Tahun 1994, tidak terjadi penebangan hutan yang signifikan d, area koridor Halimun -Salak, tetapi penebangan kembali terjadi tahun 1995. Penebangan hutan tahun 1995 diarea koridor mencapail '13.5 Ha.
Supported b/ JICA a"d D€partmen! ot For6cy, lndon€sia 33
Land Use and Land CoYer ChangeGunuhg Halimun glak l.i.tional hrk 1989 -2004
Gambar 2.24. Kondjsi penutupan lahan sekitar Ko.idor tahun '1997
Data Landsat yang diambil pada tanggal 28 Juli 1997, menunjukkan bahwa terjadikembali penebangan hutan seluas + 43 Ha. Penebangan ini mengakibatkan tutupanhutan di kawasan koridor Halimun - Salak menjadi semakin sempit.
ia
Gambar 2.25. Deforestasi yang terjadi sekitar Koridor tahun '1997
Supported by JICA and Depanment o{ Fore6ry, lndo.resia 34-
Land Useand Land Cover ChangeGLru.g -alrun Salak \rroral Pa.k'989 r00-
Gambar 2.26. Perubahan penutupan lahan antara tahun '1998 - 1999
Tahun 1998, Udak terjadi per,'tbukaan lahan yang signifikan. Beberapa areal ya|g teiahdibuka pada beberapa tahun sebelumnya mulai ditumbLlhi oleh semak belukar atau alang-alang Penebangan hutan mulal terjadi kembali pada tahln 1999 dengan luas mencapai+ 19.5 Ha.
Gambat2.27. Kondisi penutupan lahan sekiiar Koridor tahun 200'l
Perubahan tutupan lahan di kawasan korldor Haltrnun - Salak terlihat semakin jelas pada
data Landsat dengan wakt! pengambtlan 22 Desember 2001. Pada daia tahun 2001 inidapat dlketahui bahwa terjadi penebangan hLrlan yang cukup luas, yaitu mencapai Iuas 149.6 iia
-':" '-"'.'i 'rt
Supporred by llCA and Departmen. of Foreslry, lndonesla
Land Use and Lihd Cove. ChangeGunung Halimun Salak Mdonal P.rk'1989 - 2004
Ga.nbar 2.28. Deforestasi yang terjadi sekitar Koridor tahun 2OO1
Berdasarkan hasil klasifikasi penutupan lahan dari data Landsat dibawah ini (tahun 2003dan 2004), dapat diketahui bahwa seielah iahun 2001, 6dak teiadi lagi penebangan hutanyang signifikan, tetapi perubahan lahan banyak teiadi dari perubahan tutupan semak ataukebun menjadi tutupan lain seperti: lahan pertanian dan lahan terbuka.
Gambar 2.29. Perubahan penutupan lahan antara tahun 2003 - 2004
Supported by JrcA and Deparrmeit o, Fdeso'y, lndo.i€sii 3G
Land Use and Land Cov€r Changecuntrfl8 Halimun salak National &rk 1989 - 2004
Berdasarkan data Landsat tahun 2004, dapat dilihat bahwa areal hutan yang telah terbukapada tahun-tahun sebelumnya ielah ditutupi oleh semak belukar dan alang-alang,
sehingga tidak terlihat lagi sebagai lahan terbuka (da, Lardsaf bertrarna fiErah)
Dikeluarkannya SK ftrenHut No. 175 Tahun 2003 mengenai Taman Nasional Gn. Halimun
Salak dlmana kawasan taman nasional menjadi luas, yang semula seluas 140.000 Ha(SK MenHut No. 282 Tahun 1992) menjadi i 113.357 Ha (SK MenHui No. 175 Tahun
2003), dimungkinkan telah mengu.angi penebangan hutan yarg selama initerjadi, karelrahutan yang semula merupakan kawasan hutan produksi menjadi kawasan tamannasiona
2.5. Perubahan lahan di desa
Dalam analisis penelitian ini terdapat 98 desa yang termasuk di dalarn kawasan Taman
Nasional. Untuk mempermudah membahas perubahan lahan per desa maka desadikelompokkan berdasarkan luasan hutan yang dimiliki pada tahun 1989.
a) Desa dengan luasan hutan 100- 200 hektarTerdapat 15 desa yang masuk ke dalam ketompok ini. Sebagian besar hutan
mengalamii penurunan yang cepat kecuali desa Kuta Jaya, Creruk, Pasir Jaya,Sukaharja, Cipelang dan Tugu Jaya.Ke enam desa ini .elatif stabil luasan hutannya(Gambar 2.30.). lrungkin disebabkan ke enam desa ini sebelum pefluasan termasukke dalam Hutan Lindung G. Salak, wilayah kerja Perum Perhutani.
b) Desa dengan luasan hutan 200 - 300 hektarTerdapat 8 desa yang masuk ke dalam kelompok ini. Sebagian besar mengaiamipenurunan yang tajam kecuali Desa Cisaat dan Sukakersa. Mungkn disebabkan
kedua desa ini sebelum pe.luasan Taman Nasional terletak di HLrtan Ljndufig G.
Salak, yang masuk ke dalam pengelolaan Perum Perhutani (Gambar 2,31.)
Supported by llCA and Departmeot ot ForesEy, lndonesia 37
Land Use and Land Cov€r Chang€Gununs Halimun sahk Nationalh* 1989 " 2004
DESAPASIRHAUR
DESACURUGBITUNG
DESA GIRIJAYA
DESABANJARSARI
s 2004
2003
2001
1998l
1997:1995
1994
1993 -1992
1991 l
2* 300 350
at!o
fiI
xDESA CISAAT
DESAPANGRADIN
DESASUKAKERSA
DESACIHAI\4BALI
100 150 2N
LUAS (Ha)
Gambar 2.30. Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasanhutan pada tahun 1989 antara l0O -200 hektar
Supported by llCA and Deparfnent of Fde6try, ltrdoEsia
Land Use and L.nd Cover ChangeGunung Halimun Sahk National Park 198s - 20Oa
DESA CILEBANG
DESA C1JERUK
DESAGUNUNGPICUNG
DESAPAS]RNANGKA
DESA PASIR.]AYA
DESA SUKAHARJA
DESA CIPEIANG
DESA C KELAT
DESA TUGUJAYA
DESAKARANGCOMBONG
OESAMARGALAKSANA
820042003
B 2001
r 1994
1997
r 1995
1994
E 1993
1992
199'1
8',l990* 1989
I
0 50 100 150 4n 250
LllAs lHa)
Gambar 2.31. Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasanhutan pada tahun 1989 antara 200 - 300 hekiar
c) Desa dengan luasan hutan 30O-500 heKarSeluruh desa yang masuk dalam kategori ini mengalami penurunan luasan hutanyang cepat terkeqrali Desa Gn Bunder. Walaupun mengalami penurunan, prosespenurunannya tidak terlalu cepat. Hal ini mungkin disebabkan desa ini tenrrasiik di
Supported by jlCA and Department of Fo.estry. lndonesia 3r-
Land Use and Land Cover Chafl8eGunung Halimun sahk Nhtional Park 1989 - 2004
dalam Wanawsata Gn Bunder yangtermasuk di dalam Hutan Lindung Gn-
dikelola oleh Perum Perhutani danSalak (Gambar 2-32.)
sebagian
aulo
DESA SUKAJAYA
DESA GUM]NGBUADER
DESA CIKARAI.]G
DESq TAPOSSATU
DESq FARIAI\G
TTESA SOBAiIG
DE,AMEXARNANGKA
DESA
DESA
stxAMt_t_YA
OESA CIBUNAN
DESA
PASIFMADAN]G
DESA
.20042003
2001
1998
1997
1995 l
1994. i
1es3 ]
1ee2 I
1ee1 ..1
r 1990 I
r 1989 |r--- lo 100 200 300 400 500
LUAS ([ta)
Gambar 2.32. Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasanhutan pada tahun 1989 antara 300 - 500 hektar
II
rsI
S'rpported by JICA and D€part rHr o{ For6E . lodon€.ia -4{l"
Land Use and Land CoverChangeGunung Halimun Salak National Pnrk 1989 - 2004
d) Desa dengan luasan hutan 500 - 1000 hektarTerdapat 15 desa yang pada tahun 1989 memiliki luas hutan berkisar dari 50O - 1000hektar. Pada tahun 2004 sebanyak 6 desa, luasan huiannya sudah lurun di bawah500 hekiar yaitu Hegar Manah, Citujah, Lebak sangka, Cikate, cn Malang dan GnGede- Sedangkan yang masih cukup tinggi adalah Desa Taman sari- Desa Tamansari sebelum perluasan termasuk ke dalam Wana wisata dan Hutan Lindung Gn
Salak, yang dikelola di bawah Perum Perhutani (Gambar 2.33.).
e) Desa dengan luasan hutan 1000 - 2000 heKarTerdapat 13 desa yang termasuk dalam kategofi ini. Pada tahun 2004 yang masihmempunyai luasan hutan di atas 10OO hektar adalah Desa Bantar karet, irajasari,Kujangsari, Mekaiaya, Ciparay, Cikiray dan Sitimulya. Bila dilihat pola perubahan
hutannya, Desa Ciki.ay dan Desa Bantarkaret yang peRibahannya gradual (Gambar2.34.). Ke dua desa ini, sebagian besar sudah menjadi bagian dai Taman Nasionat.
0 Desa dengan luasan hutan 2000 - 6000 hektarTerdapat 13 desa yang termasuk dalam kategori ini. Sebagian besar {qasan desamengalami penurunan gradual, kecuali Citorek dan Simarasa. Desa Citorek terietakdi Enclave dan sebagian di dalam kawasan hukn produksi Perhqtani. SedaflgkanSirnarasa sebagian temasuk di dalam hutan produksi Perum Perhutani. Prosekehilangan hulan yang cepat di desa Simarasa terjadi pada periode 2fi1-2$4. DiDesa Citorek proses deforestasi secara konsisten terjadisejak 1989 (Gambar2.35.).
SuDporred by JICA and Dep&tmenr of For€ss-y, lndoneea 11
Land Use ahd tand CoYer Changecununs Halimun Sahk NationalPark t9S9 " 2004
DESA C]DAFf,J
DESA TAMANSARI
DESAGUNIJTIGGEDE
DESA PULOSARI
DESA JATAKE
DESA PIJRASARI
DESA CIASII-IAN
DESACILEIJT.IGSING
DESAGUNUI]GIVIA LA'{G
DESA CIKATE
OESALEBAKSAhlcKA
DESAPA RA KA I\-SALA K
DESA CASMARA
DESA CITT]JAH
DESAFEAFMANlAH
a 20c,42003
r 2001r 1998. 1997
11995i:i 1994r 1993
1992I 99't
r 1990E 1989
o 200 400 600 aoo 10oo
L(IAS (Fh)
Gambar 2,33. Perubahan luasan fMtan pada desa dengan luasan
hutan p€da tahun 1989 antara 500 - 1000 hektar
Supponed by JICA and Deparan6r oa Fd6:rI, lndorsi!
Land Use and tand Cover ChangeGunung Halimln Salak National Park 1989 " 2004
DESA SITL|\ALYA
EIESA OKIRAY
ESA qPARAY
DESA OCADAS
DESAI\,EXAR,AYA
DESAKUJAhIGSARI
Uj DESA TVIAJASARIo
DESABANTARKARET
DESAKA BAT.DIJI.]GA N
H2O04 l2003
EIESAGUNL'IGSARI
ESA CILEUKSA
DESASlflDAt\lcL-AYA
ESALEEA KGEDOiIG
r 2001
a 1998
1997
i199s i
1994
E 1993
1992
199'1
tr 1990
&e 1989
luasan hutan pada desa dengan luasantahun 1989 antara 1000 - 2000 hektar
1000 1500
LLAS (t-b)
Gambar 2.34. Perubahan
hutan pada
Supported by JICA and DQartmsr of Foresry. lndonesE ,13
Land Us€ aM L.nd Cover ChangeGunung Halimun Salak Mtional Park 1989 -2004
DESA N,4ALASARI
DESA OUSUL
EA CITORE<
ESA CISARLIA
ffiA LEBAKSITU
II
DESA SIRhARESM
{flj ffiA S|R\ARASAo
OESA CIFE.'TE.]Y
DBACISUI\GSANG
DESA SIRIAGALIH
DESAGII-IAMERA$lG
DESqRJRWA&qKTI
.E2OM2003
s 2001
r 1998
1997 l
ll 1995 I
1994
tr 1993
-1992
1991
r 1990
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
LLAS (Fb)
Gambar 2.35. Perubahan luasan hutan pada desa dengan luasan hutanpada tahun '1 989 ar*ara 2000 - 6000 nekar
SupporGd by JICA and D€parori€nr o, For€so'/. lndorEsia
LEnd Useand tand CoYer ChangeGununs Halimun Salak National Park 1989 - 2004
III KESIMPULAN DAN SARAN
Secara gradual penutupan hutan di Taman Nasional Halimun mengalamipenurunan. Pada periode 1989 - 2004, dipe*irakan terlah teriadi deforestasi
sebesar 25 yo, atau berkuGng sebes€r 22 ribu hekta. Deforestasi tersebut diikuti
dengan kanaikan secara konsisten semak belukar, ladang dan perumahan.
Proses deforestasi lebih banyak leriadi pada periode 2001 - 2003. Faktor yang
mungkin berkorelasi dengan fakia deforcstasi ini adalah peralihan implementasi
otonomi daerah yang menyebabkan terjadinya ketidakpastian hukum yang
berlaku.
Analisis lebih dalam proses deforestasi tiap desa menunjukkan bahwa posesdeforestasi suatu desa lambat dapat dikaitkan dengan status fungsi hutan desa
tersebut. Desa yang terletak pada kawasan hutan lindung (G. Salak) relat'fmempunyaj laju deforestasi yang lebih .endah.
Dari analisis perubahan tutupan lahan tersebut dapat diidentifikasi hutan yang
tidak berubah dari tahun 1989 - 2004, sehingga batas huian tersebut dapatdigunakan sebagai acuan untuk menentukan Zona Inii (Core Zone) TamanNasional Halimun dan Salak.
2.
1.
3.
IV PUSTAKA
Civco, D.L., 2002. A Comparjson of Land Use and Land Cover Change Detection
Methods. ln Proc. ASPRS-ACSM Annual Conference and FIG XXllCongress, 22 - 26 April 2002.
Yang, X. and C.P. Lo, 2000. Relatjve Radiometric No.malization Perrormance for CirangeDetection from Mulli-Date Satellite lmages. In Photogrammetric Engineering
& Remote Sensing, Vol. 66. No. 8, August 2000, pp. 967-980.
Smith, J. A., T. L. Lin, and K. J. Ransgn, 1980. The Lambertian Assumplion and LandsaiData. Photogrammetac Engineering and Remote Sensing, Vol. 46, No. g,
September 1980, pp. 1183 - 1189.
Supported by JICA and Dep tment ot Foresry, Indonesia
top related