lampiran - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/711/8/lampiran.pdf · penulis dan melisensikan ciptaan turunan...
Post on 02-Mar-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Narasumber 1 : Mc. M. Tri Ananda, S.Sos
Jabatan : Bidang Umum & Humas Sekolah PINUS
Tempat : Sekolah PINUS (Ruang Guru)
R : Apa yang menjadi latar belakang dibuatnya program Sekolah Gratis
PINUS?
N : Ya jadi, Sekolah PINUS itu berdiri awalnya itu berasal dari Sekolah Athalia ,
kemudian beberapa pendiri melihat ketika sudah berdiri Athalia dari mulai
TK,SD,SMP, sampai SMA, terdapat anak-anak yang masih tidak bisa
bersekolah. Sehingga saat itu yayasan terdorong untuk membicarakan masalah
tersebut, agar bisa membantu orang-orang yang tidak bisa bersekolah tersebut.
Jadi itu sebenarnya sudah diumumkan sudah cukup lama, kalau tidak salah dari
tahun 2000 an. Jadi orang tua yang di sekolah Athalia sudah dimumkan soal
mimpi ini. Mimpi untuk membantu masyarakat di sekitar sini yang tidak bisa
mengenyam pendidikan. Jadi latar belakangnya seperti itu. Karena Athalia
sendiri bergerak di bidang pendidikan, kemudian Athalia melihat banyak anak
sekitar yang tidak punya kesempatan untuk pendidikan, maka tergeraklah para
pengurus yayasan untuk bisa mewujudkan program ini. Dari 2004 atau 2003 itu,
kemudian baru terealisasi tahun 2012. Jadi program ini cukup lama
menggodoknya, dan mengajak orang untuk berpartisipasi.
R : Kalo begitu isu sosial yang menjadi fokus dari program ini karena
tingginya angka putus sekolah di daerah ini?
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
N : iya, iya isu seperti itu. Meskipun kita tidak punya data yang valid saat itu ya,
tetapi melihat beberapa anak yang saat itu tidak bisa bersekolah sudah cukup
menggerakan para pendiri Athalia. Apalagi kalo misalnya kita melakukan
pendataan saat itu, mungkin kita bisa menemukannya lagi. Kan saat itu hanya
yang terlihat di permukaan saja.
R : Apa makna pengadaan program CSR bagi Sekolah Athalia?
N : ya kalo, karena kita sebenarnya adalah organisasi yang berlandaskan nilai
Kristen. Jadi CSR tidak hanya untuk keperluan agar orang tidak terjadi konflik
dengan orang di sekitar sini. Tidak hanya itu, tetapi kita juga bersaksi. Ya itu
hanya sekedar efek saja kalo akhirnya kita bisa berhubungan dengan harmonis
dengan masyarakat sekitar sini. Itu hanya nilai tambahnya saja, tetapi nilai
utamanya karena kita punya, tuntutan dan tanggung jawab untuk berbuat baik
kepada masyarakat. Itulah yang menjadi makna utama dari program CSR ini.
R : Siapa saja yang terlibat dalam program CSR ini, apakah ada tim
khusus yang dibuat?
N : Awalnya yayasan sudah membentuk tim, sebelum saya mengelola program
ini. Yang jelas dari yayasan. Kemudian Yayasan menunjuk bidang pendidikan di
Athalia. Jadi orang yang berada di bidang pendidikan inilah yang merancang dan
membentuk tim untuk program ini, khususnya dalam materi pembelajaran. Lalu
setelah berjalan, baru diserahkan ke kami ini sebagai pelaksana operasionalnya.
Jadi guru, kepala sekolah, kemudian Humas sebagai staf pelaksananya. Tetapi
awal-awalnya ada tim juga yang membuat program ini. Dari yayasan, guru-guru
Athalia yang menjadi bagian dari tim itu
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
R : Apakah ada analisa yang dilakukan Athalia sebelum melaksanakan
program ini?
N : Ya tadi, tim tadi yang melakukan sosialisasi ya. Sosialisasi untuk
mengetahui persepsi masyarakat, apresiasi masyarakat. Apakah memungkinkan
program ini dibuat di sini. Mereka melakukan survey sekaligus sosialisasi, ya
awal-awalnya seperti itu.
R : Berarti survey yang dibuat seputar tingkat pendidikan di daerah sini
N : Diantaranya, tetapi tidak fix itu karena saat itu kita tidak mendapat data
secara kuantitatif. Tetapi yang utama lebih melihat pada penerimaan masyarakat
saat itu dan respon masyarakt kalo nanti didirikan sekolah itu, responnya gimana,
apakah positif atau negatif. Kalo negatif kan kita bisa saja tidak jadi, tapi ketika
positif, lalu ada kebutuhan dan masyarakat bisa menerima. Ya itu, program itu
baru dimulai. ya jadi surveynya lebih ke situ. Bagaimana persepsi masyarakat
tentang keberadaan program sekolah ini.
R : Siapa saja yang menjadi target sasaran utama dari program Sekolah
Gratis PINUS ini?
N : Target utama adalah masyarakat yang kalo dilihat dari wilayah administratif
adalah masyarakat Kelurahan Jelupang, Pondok Jagung, dan Pondok Jagung
Timur. Jadi ada tiga kelurahan/wilayah yang menjadi target sasaran. Itu kalo
dilihat dari wilayah administratif. Tetapi kalo dilihat dari segi masyarakatnya,
masyarakat yang kita sasar adalah masyarakat dengan perekonomian lemah,
atau masyarakat pra-sejahtera. Itu yang menjadi sasaran utamanya. Artinya, ya
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
mungkin saat ini yang kita jadikan standar adalah masyarakat dengan pendapat
kurang dari 1,5 jt/bulan.
R: Apa yang menjadi tujuan jangka panjang dan jangka pendek dari
pelaksanaan program Sekolah PINUS ini?
N : Tujuan jangka panjang jelas untuk membuat semua orang menjadi murid
Tuhan. Pemahamannya menjadi murid Tuhan bukan harus menjadi umat Kristen,
bukan begitu. Jangan sampai timbul pikiran itu. Menjadi murid Tuhan artinya
mereka dapat memiliki karakter yang baik, jadi tujuan jangka panjangnya bisa
membentuk anak-anak agar memiliki karakter yang baik, sehingga ketka mereka
terjun ke masyarakat, mereka juga bisa memiliki karakter yang baik. Kalo tujuan
jangka pendek ya bisa memberikan kesempatan pada anak-anak kurang
mampu, agar bisa mengenyam pendidikan yang baik. Rencana kami minimal
mereka bisa mengenyam pendidkan wajib belajar 9 tahun, itu juga bisa menjadi
tujuan jangka menengah kami.
R : Apa harapan/ hasil yang ingin diperoleh dari pelaksanaan program
ini?
N : Ya harapannya tadi, hasilnya adalah anak-anak bisa memiliki karakter baik.
Kemudian harapan yang lain kita bisa memiliki hubungan yang baik dengan
masyarakat sekitar ini. Baik Athalia atau PINUS bisa memiliki hubungan baik
dengan masyarakat sekitar ini. Harapan berikutnya adalah kita bisa memiliki
peran dan memberikan kontribusi dalam mencerdaskan bangsa, mengingat
Athalia kan juga merupakan organisasi yang bergerak di bidang pendidikan
R : Bagaimana prosedur dan realisasi program ini?
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
N : Untuk prosedur tidaklah mudah. Jadi meskupun istilahnya ini untuk
kepentingan masyarakat tetapi tetap tidak mudah untuk memperoleh ijin resmi
untuk operasionalisasi sekolah ini. Meskipun saat ini masyarakt sudah bisa
menerima, tetapi secara resmi itu tidaklah mudah. Jadi sampai saat ini kita juga
masih berjuang untuk mendapat ijin secara resmi, sehingga saat ini kita memang
sudah bisa beroperasi tetapi kita belum terakreditasi dan terdaftar di dinas
pendidikan.
R : Kalo untuk prosedur penerimaannya sendiri itu gimana pak?
N : Untuk prosedur penerimaan, di awal kita memang kita tidak ada prosedur
yang terlalu ribet, karena saat itu untuk menarik minat siswa saja kita susah,
karena kepercayaan masyarakat belum ada toh. Sehingga di awal kita cuman
melihat siapa yang mau saja. Lalu prosedur di tahun kedua itu yang kita baru
perbaiki. Di prosedur tahun kedua, yang pertama adalah kita melihat pada
berapa jumlah siswa dari tahun sebelumnya yang akan melanjutkan, baru liat
berapa jumlah murid baru yang bisa mengisi. Jadi misalnya dari PAUD B berapa
yang akan melanjutkan ke kelas 1, misal 70%, nah berarti kita akan mengambil
siswa baru 30% Lagi. Jadi tetep yang menjadi prioritas adalah anak yang telah
studi di situ. Setelah itu baru kita beri kesempatan kepada masyarakat. Kita
Umumkan bahwa kita menerima murid baru. Salah satunya dengan pemasangan
spanduk Lalu setelah mereka mendaftar, kita seleksi adminstrasi/ Kalo di sini kita
lihat pada ketepatan umur, apakah dia sudah siap untuk sekolah. Administratif itu
dari segi umur dan jarak, yang artinya kalo diluar tiga kelurahan itu dan jaraknya
diluar dari 2 km itu tidak menjadi prioritas kita. Setelah itu kita melakukan survey
mengenai ekonominya. Jadi bedanya kalo sekolah lain menerima siswa dengan
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
ekonomi yang mampu bayar, tapi kalo kita nyari siswa yang tidak mampu bayar.
Kita wawancara apa pekerjaannya, berapa pendapatannya. berapa
pengeluarannya. Terus setuju nggak kalo di sini itu sekolah campuran, bukan
homogen Kristen atau homogen Islam. Kalo tidak setuju ya tetap tidak lolos
seleksi, walaupun ekonominya tidak mampu.
R : Bagaimana peran Humas dalam pelaksanaan program ini?
N : Peran yang pertama ya yang tadi, ketika kita melakukan survey, kita juga
melakukan sosialisasi. Jadi kita melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang
keberadaan sekolah ini,mengenai latar belakangnya, policy dan tujuannya,
sehingga nantinya masyarakat bisa mengerti, dan bisa menerima keberadaan
sekolah ini. Sosialisasi yang dilakukan juga biasanya melalui tokoh masyarakat
seperti RT. Jadi nanti RT bisa bantu untuk jelasin ke masyarakat
R : Berarti tidak ada media atau channel tertentu yang digunakan untuk
berkomunikasi
N : iya, nggak ada. Jadi lebih menggunakan komunikasi langsung. Diantaranya
adalah apa yang kita sebut sebagai parenting class. Parenting class itu juga
sebagai media komunikasi ke mereka. Jadi Ortu setiap 3 bulan sekali kita
kumpulkan untuk parenting class, dalam rangka untuk menjelaskan tujuan
sekolah serta sekaligus untuk mengajarkan mereka cara mendidik anak dengan
benar. Kemudian kalo dengan masyarakat umum, atau bukan orang tua siswa,
biasanya kita melakukan event-event keagamaan seperti buka puasa bersama.
R : Buka puasa itu untuk semua masyarakat atau cuman untuk orang tua
siswa?
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
N : kalo buka bersama, biasanya orang tua dan masyarakat yang ada disekitar
sini. Kemudian komunikasi lain, sebagai humas kita mendorong dan mengajak
orang tua untuk ikut memiliki sekolah ini, misalnya lewat acara bersih-bersih
bersama. Jadi begitu bentuk komunikasi tidak menggunakan media elektronik
ataupun cetak.
R : Pesan atau informasi apa yang disampaikan pada saat
berkomunikasi?
N : Pesan yang pertama adalah, bahwa pendidikan penting dan ketika kita
melihat orang yang tidak mampu, kami bisa menjadi solusinya. Menjadi solusi
bagi masyarakat yang tidak bisa mengenyam pendidikan. Pesan itu yang kita
sampaikan, dengan berbagai bentuk. Pesan kedua adalah, ya kita sebenarnya
bisa berbagi. Jadi bukan karena kita memiliki kesamaan suku atau agama, tapi
kita bisa berbagi kepada siapapun, nah sekarang kita berbagai lewat pendidikan.
R : Bagaimana respon masyarakat mengenai program ini?
N : Secara umum positif, tetapi ya sebagian masih ada yang curiga, tidak
menerima. Mareka melihat karena ini Athalia, kemudian pasti ini akan ada misi-
misi lain diluar misi pendidikan. Di situ ada yang curiga juga. Tapi secara umum
positif.
R : Apakah benar saat pelaksanaan program terdapat isu kristenisasi?
N : Iya
R : Lalu pada saat itu bagaimana cara penanganan dari pihak Athalia atau
PINUS, untuk merubah persepsi negatif masyarakat?
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
N : Kita tidak responsif ya. Ketika kita menghadapi isu itu kita menunjukan bukti
bahwa isu itu tidak ada. Melalui program kita, ataupun kegiatan yang kita adakan
buat mereka, misalnya kita ada acara program buka puasa bersama. Jadi bukan
acara-acara yang berhubungan dengan agama Kristen saja. Ya jadi melalui itu.
Sehingga kita tidak menggunakan counter balik dengan menjawab isu itu. Yang
penting kita tunjukan dengan program dan kegiatan kita yang sama sekali
memang tidak ada unsur kristenisasi.
R : Pada saat isu itu beredar, apa dampak yang dirasakan oleh PINUS
maupun Athalia?
N : Dampaknya jelas, seperti yang saya kemukan tadi pada awal-awal. Kita
jadi susah untuk menarik minat siswa baru. Padahal dinas menyaratkan minimal
untuk mendirikan sekolah harus ada 10 siswa. Pada saat itu cuman ada 11
siswa. Sehingga saat itu kita jantungan juga gimana kalo mereka sampai keluar.
jadi dampaknya ketika itu terjadi ya mengancam, mengancam keberlanjutan
program ini. Apalagi saat itu ada juga beberapa siswa yang akhirnya tidak mau
melanjutkan ke tingkat berikutnya karena adanya isu itu. Selain itu kita juga
sempat mendapat terror. Kita sempat dilempari dengan bangkai binatang dan
kotoran manusia
R : Teror yang terjadi hanya sekali saja, atau berkali-kali pak? Lalu apa
saat ini masih terdapat teror-teror lainnya?
N : Teror yang ada terjadi berkali-kali, bahkan 2-3 kali dalam satu bulan. Tapi
Puji Tuhan sudah berhenti dan semoga tidak terjadi lagi.
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
R : Kalo untuk Athalia sendiri, apakah dampak langsung yang
mempengaruhi operasional Athalia isu ini?
N : Tidak, ya memang karena itu yang kita buat, maksudnya yang kita buat
adalah karena Athalia sudah menempatkan kami-kami ini disini gitu. Jadi kalau
ada sesuatu ya kami yang bertanggung jawab. Ya makanya tidak ada direct ke
sana. Ya makanya itulah mengapa ditempatkan pekerja full timer untuk bisa
melayani langsung jika ada pertanyaan mengenai PINUS. Kalo mungkin di sini
buka full timer, lalu ada protes ya mungkin bisa jadinya ke Athalia.
R : Sejauh ini apakah ada isu-isu lain yang berkembang di masyarakat
selain kristenisasi?
N : Ya sebenarnya itu ya, mungkin bentuknya bukan isu, tapi saya merasakan
bahwa ada anggapan, kok sekolah ada di sini tapi yang diterima anak-anak dari
para pendatang. Itu isu lain
R : Pendatang maksudnya bukan penduduk asli sini
N : Iya bukan penduduk asli sini. Ya mereka ada yang punya KTP sini ada
yang nggak, tapi dia bukan penduduk asli sini. Pendatang dari luar kota. Itu-itu
isu yang lain. Tetapi problem itu membuat munculnya anggapan buat apa ada
sekolah di sini, tapi warga di sini tidak bisa menikmati, tetapi kan ada juga warga
di sini yang menikmati kalo itu sesuai dengan kriteria sasaran kita, artinya
mereka benar-benar kurang mampu. Artinya bagi warga sini yang masih mampu,
ya bukan menjadi sasaran kami.
R : Lalu untuk menangani isu tersebut apa tindakan yag dilakukan?
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
N : Selama ini kita menjelaskan kepada RT, tokoh masyarakat. Karena selama
ini tidak ada yang langsung komplain ke kita hanya melalui ketua RT saja.
Cuman berita itu tetap beredar, namanya juga isu. Siapa yang mengembangkan
kita juga tidak tahu. Tapi kita tetep jelaskan ke melalui RT mengenai policy dari
sekolah kita, bahwa walaupun warga sini kalo mereka mampu ya bukan menjadi
target kami. Kami juga menjelaskan bahwa ada juga warga sini yang benar-
benar tidak mampu kita terima.
R : Apakah ada evaluasi yang dilakukan untuk program ini?
N : Secara metodologis, seperti survey, survey tentang kepuasan masyarakat
dsb. itu belum pernah. tapi biasanya kita bisa tanya ke orang tua lewat
pertemuan-pertemuan yang diadakan dengan orang tua ataupun acara parenting
class. Lalu ketika ingn mendaftar ulang kita juga menanyakan
pendapat/komentar mereka.
R : Hambatan apa yang dirasakan dalam pelaksanaan program ini?
N : Ya hambatannya tadi, bahwa terkadang berbuat baik itu belum tentu di
respon dengan baik juga. Hambatan kedua ya karena seperti tadi ya, perhatian
masyarakat yang kurang mampu kepada pendidkan, membuat program tidak
optimal. Artinya ya anak-anak di sekolahkan, belajar di sini, tapi ketika di rumah
mereka tidak didampingi lagi. Biasanya terjadi ketika libur panjang, pada saat
mereka masuk lagi, kita harus ngajarin mereka dari nol lagi. Jadi mereka
menganggap anak-anak itu hanya menjadi tanggung jawab sekolah saja. Maka
dari situ di sini tadi ada parenting class, supaya bisa mendidik orang tua juga.
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Narasumber 2 : Charlotte K. Priatna ,M.Pd
Jabatan : Direktur Sekolah Athalia
Lokasi : Sekolah Athalia ( Ruang Tamu)
R : Apa yang menjadi latar belakang dari pelaksanaan program “Sekolah
Gratis PINUS”?
N : Iya jadi Sekolah Athalia ini boleh dibilang menampung anak-anak yang
mampu secara financial. Jadi memang satu hari saya melihat ada sekelompok
anak-anak kampung begitu, ketika lewat di depan sekolah dan mereka melihat
gedung sekolah, tapi seolah olah mereka tidak mungkinlah masuk ke sini. Dari
situlah awal mula, visi itu, visi yang berasal dari Tuhan untuk kita membangun
sekolah gratis. Sekolah dimana dapat membantu mereka untuk menempuh
pendidikan yang layak
R : Apa makna program CSR bagi Sekolah Athalia?
N : Sebuah sekolah yang sudah mapan, ini harus dipikirkan, kelebihannya itu
harus disalurkan. Sekolah itu kan awal-awal ada masalah dengan keuangan, tapi
suatu saat ketika semua sudah terpenuhi, tercukupi nah mesti ada saluran.
Biasanya kan sekolah mendirikan lagi sekolah yang kedua, sekolah yang ketiga,
sekolah yang keempat. Nah Jadi mestinya menurut saya pikirkan level bawah. Ini
kan seperti segitiga, yang berada di pucuk itu kan sekolah-sekolah yang
menampung anak-anak the head, lalu level tengah, nah kemudian level bawah
itu kan yang paling besar. Nah berarti yang paling bawah ini nih yang nggak bisa
sekolah, yang nggak punya kesempatan untuk mengecap pendidikan yang baik.
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Nah mestinya sekolah-sekolah yang berada di pucuk-pucuk ini harusnya
memperhatikan yang dibawahnya, jadi jangan cuman sekedar mikirin, wah
gimana ya cara buka cabang lagi.
R : Jadi intinya Athalia tidak sekedar memperhatikan keuntungan saja
N : oh iya, kita juga harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat
khususnya pada bidang pendidikan. Karena kan pendidikan sebenarnya untuk
seluruh masyarakat Indonesia, jadi tidak boleh sebuah sekolah terlalu
dikomersilkan, dijadikan tempat untuk mendapatkan keuntungan semata.
R : Apakah dalam pengadaan program ini ada makna lain, seperti
tuntutan hukum atau membentuk citra positif di mata masyarakat?
N : Kalo itu sih nggak kepikir sih. Lebih kepada tanggung jawab moral,
obligation dan kita melakukan itu memang karena kita terpanggil. Jadi memang
tidak ada tujuan untuk mendapat citra positif. Menurut saya kalo damapaknya
bisa baik, dengan sekolah-sekolah lain mengikuti apa yang kita lakukan, maka
lapisan bawah ini lebih ter- cover kan.
R : Apa analisa/langkah yang dilakukan Athalia sebelum menyusun
program ini?
N : Ada, ya kita melihat di kampung dengan radius 2 km. ada nggak sekolah
yang baik, memang ada sekolahan negeri, tapi kan ada keluhan perihal
kualitasnya, dan sebagainya.
R : Lalu apakah ada riset, atau survey yang dilakukan untuk mengetahui
kondisi ekonomi masyarakat?
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
N : iya, tapi tidak secara metodologis. Jadi kita hanya mendatangi langsung
masyarakat, lalu melihat dan ikut datang ke satu warung, ke warung lain untuk
ngobrol dan mencari tau kondisi masyarakat sekaligus untuk
mengkomunikasikan Sekolah PINUS ini
R : Apakah ada tim yang dibuat untuk proses perencanaan dan
pelaksanaan program ini?
N : Nggak ada sih, ya teman-teman saja dari yayasan. Orang-orang kami saja
yang berasal dari operasional. Jadi tidak ada orang khusus dari luar. Ya paling
kita tanya ke teman-teman yang pernah membuat program seperti ini
R : Apa tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang yang ingin
dicapai dari program Sekolah PINUS?
N : Tujuan jangka pendeknya adalah untuk menolong masyarakat sekitar sini,
supaya mereka bisa dapat pendidikan yang baik dan berkualitas juga. Tujuan
jangka panjangnya adalah agar menjadi model yang bisa diikuti oleh sekolah-
sekolah lain, sehingga pada akhirnya nanti bisa tidak ada lagi kesenjangan
antara sekolah untuk anak-anak mampu dan untuk anak-anak tidak mampu.
R : Bagaimana bentuk komunkasi yang dilakukan untuk memperkenalkan
kepada masyarakat?
N : iya itu, ke warung, ke orang-orang.
R : Berarti komunikasinya langsung ya, tanpa menggunakan media
tertentu
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
N : iya, Jadi ya kita kan ada cleaning service, satpam yang juga masyarakat
kampung Jelupang. Kita mulai dari mereka untuk mulai mengkomunikasikan
Sekolah PINUS.
R : Siapa yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut?
N : ya teman-teman yang ngumpulin terus datangin ke RT, RW, untuk
melakukan sosialiasi mengenai sekolah PINUS ini.
R : Berapa lama waktu untuk sosialisasi?
N : Mungkin bertahun-bertahun, sekitar 2-3 tahun
R : Saya pernah dengar ide ini sudah sejak 7 tahun lalu, kenapa baru
terealisasi pada tahun 2012?
N : Ide awalnya memang sudah ada sekitar 10 tahun lalu, cuman baru
terealisasi 3 tahun yang lalu. Karena kita perlu mengumpulkna dananya dulu.
R : Apa pesan atau informasi yang disampaikan ketika memperkenalkan
program ini?
N : Artinya anak-anak itu kan harus sekolah, jangan sampai tidak sekolah.
Untuk menyampaikan pesan ini saja tidaklah mudah. Orang-orang
menangkapnya kan yang penting bisa baca tulis, tidak bodoh, tapi dia tidak
melihat sekolah itu untuk apa kedepannya. Dan yang kita tekankan adalah
karakter, tetap character building
R : Bagaimana repon masyarakat kita dikomunikasikan program ini?
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
N : Baik sih, ya nggak penolakan yang sifatnya sampai bagaimana gitu
R : Untuk isu negatif?
N : Isu negatif ada cuman g sampai ada demo dsb. Jadi artinya ketika mereka
tau kita sekolah Kristen, wah untuk kristenisasi tuh.
R : Berarti sempat ada isu kristenisasi itu ya?
N : Tidak isu yang berarti secara jelas, dalam arti hanya rumor saja begitu.
R : Menurut ibu, munculnya isu itu dikarenakan apa?
N : Karena kita kan sekolah Kristen yang mendirikan
R : Bagaimana bentuk penanganan terhadap isu tersebut?
N : Ya kita cuman bisa memberithukan saja ke orang tua, bahwa kita tidak
usaha kristenisasi. Maksudnya kan bagi orang tua yang anak-anaknya sudah
sekolah di sana, kita memang tidak ada usaha mengkristenkan anak-anak.
R : Dari pelajarannya sendiri juga tidak ada ya?
N : Iya tidak ada, lebih umum
R : Apakah Athalia melakukan evaluasi untuk pengadaan program
Sekolah Gratis PINUS?
N : Karena sudah mengacu pada Athalia, ya semestinya sudah benar, Kan kita
tidak memulai sesuatu dari awal lagi kan. Sebetulnya kan programnya sama,
materinya pun hanya disederhanakan sedikit saja.
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
R : Apakah ada evaluasi terhadap dampak dari program ini, seperti dari
sisi tingkat pendidikannya?
N : O itu terlalu jauh, karena ini kan baru berjalan 3 tahun. Kalo mau menilai itu
mungkin kalo sudah 20 tahun kedepan. Lulusan anak-anak PINUS ada dimana,
bagaimana masa depan mereka
R : Apa dampak yang dirasakan Athalia sejak diadakannya program
“Sekolah Gratis PINUS” ini, baik secara financial, ataupun non financial?
N : Dampak itu, kita kan sudah persiapkan secara financial, yang artinya kita
sudah pikirkan untuk menyisihkan dana tersendiri. Dampak yang lain cukup
pisitif, kita bisa menarik orang tua Athalia untuk bisa lebih ikut berpartisipasi
dengan kegiatan sekolah
R : Menurut ibu, apakah dengan adanya program CSR PINUS ini dapat
meningkatkan citra dan reputasi Athalia?
N : Saya sih nggak bisa bilang baik ya, tetapi sih selama ini respon dari orang
tua murid dan sekolah-sekolah lain baik, ada nilai lebih ketika melihat Athalia
karena ada Sekolah PINUS
R : Apa harapan yang ingin dicapai dari program ini?
N : Saya ingin anak-anak dari lapisan bawah ini suatu hari bisa menjadi
pemimpin bangsa di negara kita, dengan kepanjangan Sekolah Athalia yaitu
dengan adanya Sekolah PINUS, sehingga kita memiliki kontribusi kepada negara
ini
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
R : Apakah benaar pada saat munculnya isu kristenisasi, sempat
mendapat terror
N : oh iya-iya, tapi kan kita juga tidak tau siapa, memang tidak ada bukti,
walaupun saat itu ada bangkai binatang. Ya saya tidak mau melihat itu sebagai
bentuk terror, ya pokoknya kita cegah aja. Munkin bisa aja ada orang iseng.
Yang penting kita antisipasi saja
R Bentuk antisipasinya seperti apa?
N : ya paling kita pasangin pager, supaya tidak ada orang yan masuk.
Penjagaan yang ketat.
R : Apa benar pada awal hanya 11 orang yang mendaftar di PINUS?
N : iya awal-awal sekali, cuman kayaknya nggak 11 deh, keliatannya bisa 20
an deh antara SD sama PAUD. Jadi sampai 28 ya, apa berapa gitu angkatan
yang pertama
R : Apa betul saat itu ada siswa yang tidak melanjutkan dikarenakan isu
kristenisasi?
N : Ada beberapa, tapi beda-beda kasusnya. Ada yang karena orang tua nya
harus pindah. Kalo Karena kristenisasi ada beberapa, jadi ya mungkin ada
saudaranya yang ngomong jadi nggak tahan gitu. Dia nggak tahan dengan
omogan sodaranya. Tapi ya menurut saya itu tidak perlu dibesar-besarkan,
karena kan mereka juga sudah tau bahwa sekolah ini kita yang dirikan.
Sebenarnyakan tidak ada paksaan, mereka mau sekolah di sini boleh nggak juga
nggak apa-apa
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Narasumber 3 : Agnes E Purwantari
Jabatan : Expert CSR
Tempat : Pacific Place
Q : Bagaimana suatu program CSR dapat dikatakan ideal?
A : Ya baik, jika dilihat dari kacamata saya sebagai pembuat program ya
melibatkan pihak-pihak yang terkait seperti target CSR-nya
selanjutnya adanya continuity jadinya tuh program yang dijalankan
tidak sekali dilakukang dan langsung selesai. Contohnya ya misalnya
bagi-bagi buku. Buku yang dibagikan gak asal langsung dibagiin aja
terus kitanya lepas tangan. Tidak seperti itu, melainkan kita
memonitor proses pembagian bukunya sampai diterima target kita.
Kita follow up terus sampai benar-benar selesai kemudian juga kita
harus menyampaikan manfaat dari buku tersebut. Jika tidak
dikomunikasikan target dari CSR kita juga tidak mengetahui manfaat
apa dari buku tersebut. Akan sangat merugikan tentunya buat kita
maupun target kita. Jadi intinya dari awal perencanaan sampai tahap
akhir itu harus dimonitoring secara terus menerus.
Q: Apakah tepat memilih isu CSR khususnya bidang pendidikan
jika melihat dari pemerintahan saat ini?
A: Sebenarnya tidak hanya bidang pendidikan tetapi meliputi bidang
lainnya juga. Alangkah lebih baik jika melihat dampak dan manfaat
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
dari program CSR yang ingin dilakukan. Artinya ya seperti tadi, ketika
memilih isu harus melihat apa yang benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat sekitar dan lebih baik jika kita melibatkan beberapa pihak
karena ketika mengimplementasikan program CSR akan sangat sulit
kalau kita hanya mengandalkan diri kita sendiri tanpa dibantu pihak-
pihak lain. Lebih bagus lagi ketika memilih program CSR itu yang
spesifik. Misalnya seperti tadi ingin membagikan buku nah buku yang
ingin bagikan itu kita lebih spesifikan lagi misal buku anak-anak TK.
Tentunya hal tersebut akan lebih efektif dalam memonitoring karena
terbatas pada cangkupan tertentu. Membatasi daerahnya juga lebih
baik lagi. Jakarta atau suatu daerah tertentu. Jadi intinya kita harus
menentukan target dan wilayah secara spesifik. Sehingga ada hasil
dan manfaat yang dapat dilihat.
Q : Isu apa yang cocok untuk dijadikan tema dalam program CSR
yang dibuat oleh sebuah sekolah?
A: Ada contoh misalnya sekolahan disuatu daerah. Mereka bekerja
sama dengan pemerintah setempat seperti ketua RT ataupun RW
untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan masyarakat sekitar.
Ternyata yang dibutuhkan masyarakat sembako. Kemudian dari
sekolahan itu mengajak muridnya untuk menyumbangkan sembako.
Kelas 1 dan 2 Sd menyumbangkan beras, selanjutnya kelas 3-4
menyumbangkan minyak, kelas 5-6 bawa gula. Nah terus barang-
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
barang tersebut disumbangkan ke pasar murah yang di buat RW
setempat. Melihat kebutuhan warga setempat
Q: Pemilihan isu yang berkaitan dengan sekolah idealnya
bagaimana cara menentukannya untuk program CSR
A: Balik lagi kita harus kebutuhan masyarakat sekitar. Misalnya kita
sekolah dan kita memutuskan untuk membagi-bagi buku tetapi
nyatanya buku tersebut tidak dibutuhkan dan malah jadi tidak
bermanfaat. Balik lagi intinya melihat apa yang dibutuhkan
masyarakat. Apa yang kita lihat baik belum tentu dilihat mereka
secara baik juga
Q : Dalam membuat program CSR apa tahap atau langkah yang
diambil untuk menentukan program yang akan dijalankan?
Apakah sepenuhnya dari pihak konsultan atau ada request dari
klien?
A : Bisa saja keduanya dari klien ataupun dari kita. Dengan klien
biasanya kita saling bertukar pikiran, brainstorming untuk
menentukan program apa yang lebih tepat. Kalau sudah ditentukan
dana sekian bisa juga dengan melakukan research dulu untuk
mengetahui kebutuhan dari masyarakat. Jika tema sudah ditentukan
seperti kesehatan. Misalnya rumah sakit mata dan ingin menangani
kasus operasi katarak. Kebetulan mereka mempunyai mitra yang
bersedia untuk mengeluarkan uang untuk membayar. Nah
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
selanjutnya kita mencari komunitas. Komunitas gereja ataupun
komunitas lainnya yang dekat dengan masyarakat yang mengalami
katarak. Kemudian menngajak masyarakat itu untuk ikut kedalam
event pengobatan mata gratis. Ataupun event yang berkaitan dengan
kesehatan lainnya misalnya rumah sakit di daerah. Ingin
mengadakan penyuluhan kesehatan kita bisa menyumbangkan
dokter untuk melakukan penyuluhan tersebut. Balik lagi kita melihat
kebutuhan dari masyarakat sekitar dan memberikan solusi atas
masalah tersebut.
Q : apa langkah yang harus kita lakukan untuk melihat kebutuhan
masyarakat sekitar?
A : Ya bisa melakukan mapping social. Bisa melalui kegiatan kegiatan
kelurahan. Kemudian kita hadir untuk untuk membantu apa yang
menjadi kebutuhan mereka.
Q : Apakah penting ketika ingin menjalankan program kita
melakukan research untuk melihat persepsi ketika program
tersebut dijalankan?
A : Perlu sih. Dengan mengetahui persepsi kita bisa benar-benar
menyasar apa yang menjadi kebutuhan
Q : Ada contoh kasus sekolahan yang saya teliti. Sekolah tersebut
sudah melakukan research mengenai persepsi ketika
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
menjalankan program CSR tersebut dan responnya mayoritas
positif tetapi ternyata ada beberapa persepsi negative yang
diiringi dengan terror juga ketika program tersebut akan
dijalankan. Bagaimana pendapat ibu ketika mereka sudah
mengetahui persepsi negative yang mungkin timbul dari
pelaksanaan CSR tersebut tetapi masih tetap dijalankan?
A : Dari sisi PR kan biasa melibatkan media. Nah kalo program CSR
yang dijalankan menimbulkan konflik berarti tidak ada poin plus
didalam program CSR tersebut. Berarti akan sangat disayangkan
tentunya
Q : Dalam kasus ini CSR nya tidak dipublikasikan dan hanya orang-
orang sekitar yang tahu. Bagaimana pendapat ibu jika program
ini tetap diimplementasikan?
A : Agak bingung sih saya. Tujuan dari CSR kan tentunya mendapatkan
image yang positif. Cuman karena memaksakan CSR malah tujuan
CSR yang harusnya baik malah menjadi negative. Malah merugikan
sekolah tersebut. Harusnya memikirkan tentang dampak
kedepannya. Salah satu solusi yang bisa diambil adalah melibatkan
pemerintah setempat. Karena peran pemerintah sangat besar.
Mengajak keluharan untuk ikut terlibat. Seperti pemerintah menjadi
endorser kita yang membicarakan hal positif tentang kita. Sehingga
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
masyarakat lebih yakin bahwa CSR yang dilakukan benar-benar
murni CSR.
Q: Menurut Ibu apa solusi yang perlu dilakukan untuk mengatasi
isu tersebut?
A: Kalo menurut saya sih ya, dibuka aja, kasih unjuk aktivitas yang
dilakukan ke masyarakat untuk membuktikan bahwa di dalam
sekolah itu nggak ada tindakan kristenisasi
Q : Apa saja tahapan-tahapan evaluasi yang dilakukan? Dan model
evaluasi apa yang dipakai ketika mengevaluasi suatu program?
A : Biasanya jika berhubungan denga media. Kita sudah menyiapkan
list-list pertanyaan yang akan ditanyakan oleh media. Sehingga
ketika ditanya kita dapat menjawabnya. Media biasanya akan
bertanya berapa target yang akan disasar dan apakah tercapai
semua. Sehingga kita sudah mempunyai persiapan atas pertanyaan
tersebut
Q : Apakah penting untuk menentukan tujuan dan indicator
keberhasilan dari suatu program?
A : Sebenarnya untuk semua activity ya, maksudnya dalam
perencanaan kita pasti harus bikin targetnya apa, terus kayak jangka
waktunya. Itu kan untuk evaluasi. Kalaupun nantinya tidak tercapai,
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
kita kan bisa mengevaluasi apa sih yang salah, itu sih harus, saya
rasa semua kegiatan nggak cuman CSR
Q : Bagaimana penetapan tujuan yang baik dalam membuat
program CSR? Melihat dari aspek output maupun outcome.
A: Tujuan memang dibutuhkan. Tetapi lebih baik lagi menjalin hubungan
baik dengan banyak pihak. Misalnya kerja sama dengan kelurahan,
nah ketika sewaktu-waktu dia terkena isu tentang perizinan atau apa
kan bisa membantu dia. Jadi sebaiknya program CSR tidak
melakukan sendiri tetapi melibatkan pihak lain. Contoh campaign
kanker payudara oleh karena itu kita dapat bermitra dengan yayasan
kanker payudara. Karena tentunya mereka lebih mengerti di bidang
tersebut. Disamping itu dapat membangun relasi dengan pihak
tersebut. Karena itu akan sangat menguntungkan kita. Contohnya
ketika mereka melakukan publikasi nama kita juga akan ikut terbawa
atau ketika mereka mengadakan event bisa saja kita yang dijadikan
mitra selanjutnya.
Q : Peran PR dalam implementasi CSR yang ideal seperti apa?
A : Menjadi pihak ketiga yang memberikan advice yang berimbang.
Misal campaign kanker payudara melibatkan banyak pihak. Kita
membuat pesan equal waktu itu ada 3 yayasan dan 1 mall ikut.
Memang penyelanggara program ini dari mall tetapi bukan berate kita
bisa mengabaikan yayasan karena mengenai hal ini pengetahuan
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
yayasan seputar kanker kan lebih baik jadi kita dapat menemerima
informasi dari mereka juga. Kemudian jika ingin membuat berita yang
bernilai positif kita bisa meminta testimony dari survivor kanker untuk
ikut bercerita membagikan ilmu pengetahuan dll. Kita mengajak pihak
tersebut untuk berkomunikasi satu suara sehingga pesan yang
disampaikan bisa lebih kuat. Kita lebih memberi saran, menjaga dan
memonitoring kegiatan CSR ini sudah sampai sejauh mana.
Q : Bagaimana pendapat Anda mengenai perkembangan CSR yang
ada di Indonesia saat ini?
A : sejauh ini sudah semakin baik sih trennya. Banyak perusahaan
sudah menjalankan CSR tidak sebatas hanya charity. Banyak
perusahaan juga mengerti media tidak akan begitu saja meliput kalau
perusahaan hanya menyumbang walaupun nominalnya besar. Lebih
baik kan dibuat event kayak event lari jadinya lebih menarik. Intinya
sih perusahaan udah semakin baik dalam mengemas program CSR
sehingga memiliki news value
Q : Apakah penting melakukan evaluasi dari kegiatan CSR?
A : Penting dan harus. karena ketika melakukan evaluasi kita dapat
menentukan langkah apa yang akan kita lakukan selanjutnya sesuai
dengan evaluasi tersebut
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
A: Lebih tepat sasaran aja ya, kita kan juga sering liat juga ya. Kita kan
memang punya peraturan. kalo nggak salah kan setiap perusahaan
di Indonesia harus melakukan CSR
Q: Kalo untuk sekolah sendiri sebaik perlu melakukan CSR nggak
si bu?
A: Itu tadi, kalo mau yang sederhana ikut kegiatan apa yang ada di
sekitarnya. Tapi tetap melihat pada masalah yang ada di situ.
Misalnya bisa ada sekolah sore yang gratis, atau kursus cuma-cuma.
Jadi mereka dilihatnya kebih ke pengabdian masyarakat ya,
tanggung jawab sosial juga sama. Cuman karena bisa sensitive bisa
melibatkan tokoh masyarakat atau pemerintah setempat, kayak RT
RW
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Tabel Respon Orang Tua Murid PINUS
NAMA
PERTANYAAN
Bagaimana pendapat mereka mengenai
Sekolah PINUS
Apakah pernah dengar isu yang berkaitan dengan
Sekolah PINUS
Harapan Bagai Sekolah PINUS
Monika
Sekolah PINUS ini membantu ya, terutama bagi kami masyarakat
menegah kebawah, udah gitu anak-anak mendapat pendidikan yang bagus.
Maksudnya cara mengajarnya, cara
mendidiknya benar-benar diperhatikan, nggak dilepas begitu aja.
Kalo saya dengar yang secara langsung sih nggak
ada, cuman ada teman-teman yang suka curhat,
suka ngomong ngapain sih anaknya di sekolahin di sini,
kan ini sekolahan Kristen lah, apalah. Cuman ya menurut pendapat saya agama sama pendidikan
nggak boleh dikait-kaitkan. Soalnya kan kalo agama kita bisa masing-masing, mau di gereja atau kalo
muslim kan bisa ke mesjid atau apa, nggak boleh
digabungin seperti. Soalnya kan masalah agama
sensitive kan ya menurut saya. Setelah tau anak sini perkembangannya bagus,
kadang ada yang ngomong bagus juga cara
pendidikannya, sedangkan di sekolah lain baru kelas 1
itu, baca tulis aja belum ngerti, sedangkan yang di
sini yang TK aja udah paham.
Harapan saya sih, semoga bisa....kan
katanya mau sampai SMA, ya mudah-mudah
aja ada donatur lagi yang mau membantu jadi sekolah ini bisa
berkembang lagi, untuk membantu kami-kami
ini.
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Hendra
Menurut saya sekolahnya bagus, terus
pelajarannya ya bagus juga, cepat ditangkap.
Kita juga ngerasa terbantu. Soalnya kan sekolah ini kan nggak bayar, gratis, jadi kita sedikit banyaknya lagi
usaha kecil bisa terbantu ya
Belum, belum sih, jarang ngobrol juga saya soalnya
Ya kalo harapan ya, biarin anak saya bisa
sampai kelas 6. Pengennya lagi kalo
bisa sampai SMP
Wahyuni
Bagus, menurut saya sih enakan ya sekolah di sini
karena jauh dari jalan, muridnya juga sedikit,
terus saya juga ngerasa sangat terbantu
Nggak sih, belum pernah denger
Ya mudah-mudahan sekolah ini berdiri
sampai SMP, kita enak jadinya
Mimin
Sangat senang dan sangat membantu. Kalo tempat-tempat lain kan dengan keuangan kita yang...., ya saya kan
cuman kuli gosok kerjanya, makanya
dengan adanya sekolah ini sangat membantu
sekali
Ya paling kalau di tetangga ngomong, sekolah di PINUS
mah kan gratis ya, pendidikannya kuranglah.
Cuman menurut saya gapapa lah, zaman
sekarang ini ada sekolah gratis dengan gurunya
bagus mana ada sih, yang penting mah kita bisa baca,
bisa nulis. waktu itu ada juga yang nanyain soal
agamanya apa, di sana kan sekolah Kristen. Cuman ya saya bilang ini kan sekolah
gratis jadi umumlah, campur
Ya kalo bisa sih perkembang lebih luas
lagi, jadi anak-anak bisa sampai SMP, jadi kan
kita nggak usah kemana-mana. Soalnya
di sini kan juga pendidikannya akhlak ya, keliatan tuh anak-
anak saya kalo di rumah pergaulan nya lain,
bahasa
Yesri
Sangat membantu sekali, membantu saya. Soalnya kan saya dibilang orang
yang kurang mampu, punya anak 3, yang TK nggak saya sekolahan
soalnya saya nggak kuat
Pernah ada yang ngomong, terus nanya itu sekolah Kristen ya, cuman saya
bilang nggak sih itu umum kok. Mereka juga soalnya
ada yang nggak tau. Pengen masukin anak ke
sini cuman takut surveynya sama takut pelajaran
agamanya
Ya harapan saya sih pengennya bisa sampai
atas lagi, lebih besar lagi, SMP SMA ada di
sini. Jangan cuman sampai PAUD, SD
aja.Soalnya kan di sini pendidikannya bagus,
karakter anak juga baik gitu
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Hanke
Sekolah ini bagus, pendidikan di sini
terjangkau buat kita yang di bawah, jadi ngerasa
terbantu sekali.
awal pernah, anak saya kan sekolahnya TK di muslim kan, saa ditanyain mau sekolah di mana, saya
bilang di PINUS punya nya Athalia. Mereka tanya di sana terima apa, saya
bilang umum. Terus banyak kata mereka di luar katanya ini mah kan sekolah Kristen
ya
Lebih ada pembangunan untuk
kedepannya, kan kalo ada pembangun biar
bisa sampai SMP, SMA
Nungsiati Pendapat saya sekolah
ini bagus ya, terus disiplin. ya yang pasti
itulah. Cukup terbantu ya
Saya sih belum pernah denger ya, soalnyakan saya
kalo pagi anak sekolah, saya berangkat kerja
Mudah-mudahan tambah maju, buat ke masa depan, ada SMP
ama SMA
Emi Sekolah ini sangat bagus, terus cara pengajarannya bagus daripada sekolah lain. Iya terbantu sekali
emang ada sih, katanya itu “kan sekolah Kristen
ngapain sekolah di situ” Cuman mah saya ngambil positif aja. emang sekolah Kristen cuman boleh buat
orang Kristen aja, Buat semua agama kan bisa.
Kalo orang lain mah pikirannya buat apa
sekolahin di situ sekolah Kristen. kalo saya mah yang
penting anak saya pinter, soal agama kan bisa sendiri
Ya harapan saya sekolah ini bisa lebih maju lagi, sukses lagi
Kusniti
O ya di sini mah sekolahnya bagus ya,
anak saya sekolah di sini jadi bisa lansung baca ya, tadinya sekolah di Blok I nggak bisa baca tuh ya, terus sekolah di sini berapa bulan ya, langsung bisa baca
Ya ada yang ngomong “saya mah nggak mau sekolah di situ soalnya
agamanya Kristen, takut ntar masuk Kristen. Ya paling gitu aja pernah
dengar dari orang-orang, Ya yang penting mah buat saya
mah, tetep ngaji gitu
Harapan ya, pokoknya bagus aja lah, mudah-mudah bisa maju terus
sampai SMP
Siti
Pendidikannya bagus, terus sangat terbantu ya. Buat orang yang kurang mampu,misalnya yang
tadinya nggak bisa sekolah jadi bisa sekolah.
iya sering, saya juga pernah di komentarin yang tidak baik. Mereka nomong “ masa anak kamu mau dimasukin ke sini, ke
Kristen” Cuman mah saya
Mudah-mudahan bisa sampai SMA ya nanti, soalnya kan tiap tahun muridnya juga nambah
ya
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Tapi saya sih pertama udah masuk negeri,
cuman kebetulan ini pas buka saya langsung
masukin ke sini. saya nggak mikir panjang lagi. Saya mikirnya pendidkan
di sini lebih bagus
ngak pikir panjang lagi ke negeri, saya mah juga udh tau kalo negeri tuh gimana gitu ya, kurang. Bukan mau ngejelekin gitu, cuman adek saya dua-duanya di negeri
kalo misalnya ngambil rapot atau rapat, saya ikut. Jadi
saya udh tau tuh kalo lingkungan sekolah negeri
itu gimana
Ningrum
Ya bagus, baik. Maksudnya anak saya
bisa nerima dengan baik
Ya ada yang ngomong, “kok sekolahin di situ, itu kan
sekolahan yayasan Kristen” Tapi saya sih biasa aja,
maksudnya biarin aja orang mau ngomong apa, mungkin
karena anaknya nggak di sini aja
Lebih bagus lagi, lebih maju, ya buat kelanjutan
ke depannya
Sumirnah
Bagus sih dari cara ngajarnya, guru-gurunya
lebih telaten
Pernah sih. Ya soal pelajarannya aja gitu, ada
agama Kristen gitu
Ya lebih baik lagi, kalo bisa dari PAUD sampai
seterusnya, sampai SMA
Tina
Ya bagus ya. Ngebantu lah, cara belajarnya kan bagus ya. Ibaratnya dulu
anak saya belum tau apa-apa, ya sekarang
alhamdulilah
Ya mungkin ada ya, soalnya agamanya kan Kristen, ya
jadinya orang-orang mandang nya ya gimana
gitu. Kayak yang di sepelein lah gitu, nanti nggak kayak
sekolah lain
Ya lebih bagus aja lah, ya pengennya kan
agama Islam belum ada ya, bisa nggak gitu
pelajarannya, gurunya. Terus kalo kayak
seragam gitu kan PAUD belum ada
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Lokasi Program “Sekolah Gratis PINUS”
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Dokumentasi Aktivitas Program “Sekolah Gratis PINUS”
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
Curriculum Vitae
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Blasius Ryan
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 3 Febuari 1993
Alamat : Villa Melati Mas Blok H7 no 11, Serpong-Tangerang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Katholik
Status : Belum menikah
Tinggi/berat badan : 170 cm/65kg
Telepon : 085710856393
Email : Blasius_ryan@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
Formal
SD Santa Ursula BSD - Serpong (1999-2005)
SMP Theresiana 1 - Semarang (2005-2008)
SMK Grafika Desa Putera - Jagakarsa (2008-2011)
Mahasiswa Public Relation Universitas Multimedia Nusantara –Serpong (2011-sekarang)
KEMAMPUAN
Menguasai dengan baik program Ms Office
Menguasai program Adobe Photoshop
Bahasa Inggris (pasif)
PENGALAMAN KERJA
Januari 2012 – Juni 2014 : Guru Bimbel “Rumah Ilmu” yang berlokasi di Alam Sutera
Juni 2012 – Oktober 2010 : Magang di Print Press digital printing yang berlokasi di Serpong
Juni 2014 – September 2014 : Magang di PT Adi Sarana Armada pada bagian Marcomm
Analisa implementasi..., Blasius Ryan, FIKOM UMN, 2015
top related