lampiran surat no : 372/eq.s/vii/2015, tanggal 14 juli ... · lampiran surat no :...
Post on 11-May-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Lampiran Surat No : 372/EQ.S/VII/2015, tanggal 14 Juli 2015
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK)
DI UB SOLO KAYU RESMI, KABUPATEN SUKOHARJO, KABUPATEN SRAGEN
KOTA SURAKARTA - PROVINSI JAWA TIMUR
Identitas LV-LK :
I. Nama LV-LK : PT. EQUALITY INDONESIA
Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72 Ciater, Kec. Sukaraja
Kabupaten Bogor 16710
Telp. : (0251) 7550722
Fax. : (0251) 7550724
Email : eq@equalityindonesia.com
Website : www.equalityindonesia.com
Identitas Auditee :
II. Nama Kelompok : UB SOLO KAYU RESMI
Nomor Akta : Akte Pendirian No. 54 Notaris Pujiastuti Pangestu, S. H
Tanggal 27 Maret 2013; Addendum No. 03 Notaris Rita
Esti Purnawati, S. H Tanggal 3 Juli 2013
Anggota : 6 Anggota
Alamat Kantor
:
Jln. Adi Sucipto No. 129 Surakarta, Provinsi Jawa
Tengah
Waktu Pelaksanaan : 15 s.d. 22 Juni 2015
III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILIKAN PERTAMA MENDAPAT PREDIKAT
LULUS, SEHINGGA SERTIFIKAT YANG DIBERIKAN
KEPADA UB SOLO KAYU RESMI PROVINSI JAWA TENGAH
DAPAT DIPERTAHANKAN DAN DIREVISI DARI NO.
053/EQC-VLK/VII/2013 MENJADI NO. 053.1/EQC-
VLK/VII/2015 YANG BERLAKU SAMPAI DENGAN 11 JULI
2019.
Demikian agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 14 Juli 2015
PT. EQUALITY INDONESIA
Ucep Sucitra, A.Md
Manager Sub. Div S-LK Industri
Halaman 1 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
LVLK – 006 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor : 037/EQI-KEP.Cert/Rev-Ind/VII/2015
TENTANG
PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) PADA KELOMPOK UB SOLO KAYU RESMI
DI KABUPATEN SUKOHARJO, KABUPATEN SRAGEN DAN KOTA SURAKARTA
PROVINSI JAWA TENGAH
AKTA PENDIRIAN NOMOR : 54 TANGGAL 27 MARET 2013;
ADDENDUM NOMOR : 03 TANGGAL 3 JULI 2013
JUMLAH 6 ANGGOTA
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa sehubungan dengan adanya perubahan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 sebagaimana tercantum dalam sertifikat yang
telah diterbitkan sebelumnya;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Verifikasi pada
Kelompok UB Solo Kayu Resmi Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor 056/EQI-F090
tanggal 6 Juli 2015;
c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor 055/EQI-F037 tanggal 6 Juli 2015 dan Tinjauan Hasil Pemeriksaan
oleh Pengambil Keputusan Nomor 035.1/EQI-F039 tanggal 10 Juli 2015 dan pernyataan
pemeriksaan yang disahkan oleh Pengambil Keputusan;
d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator
Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut 068.1 tanggal 10 Juli 2015 menunjukkan
Kelompok UB Solo Kayu Resmi telah “MEMENUHI” seluruh norma penilaian untuk setiap
verifier Legalitas Kayu (LK), sehingga dengan demikian sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor Nomor P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29
Desember 2014, Kelompok UB Solo Kayu Resmi telah memenuhi syarat dalam
mempertahankan kelanjutan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK);
e. bahwa dengan adanya perubahan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan
sebagaimana dimaksud huruf a, serta hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf
d, maka Surat Keputusan Direktur Utama PT EQUALITY Indonesia Nomor : 066/EQI-
KEP.Cert/VII/2013 tanggal 12 Juli 2013 perlu dilakukan penyesuaian.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik
Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga
Sertifikasi Produk;
Halaman 2 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
LVLK – 006 – IDN
6. Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems;
8. SNI ISO/IEC 17065:2012 tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga
Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa;
9. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO/IEC 19011:2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.30/Menhut-II/2012 tanggal 20 Juli 2012
tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Hak;
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.41/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014
tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Alam;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014
tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Tanaman Industri;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009
tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan
Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :
P.95/Menhut-II/2014 tanggal 29 Desember 2014;
14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
15. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan
Tanda V-Legal;
16. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas
Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan
Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE
dalam kerangka Indonesia National Single Window;
19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014 Tanggal 24
Desember 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
20. Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
21. DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu dan perubahannya;
22. Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-
IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai
Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO/IEC Guide 65:1996 General
requirements for bodies operating product certification systems dengan masa berlaku
sampai dengan 17 Agustus 2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011
Tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang
Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP
& VI);
23. Peraturan Dlrektur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013
tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem
Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan penerbitan dokumen V-Legal;
Halaman 3 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
LVLK – 006 – IDN
24. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014
tanggal 29 Desember 2014 jo. P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang
Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
25. Manual Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Sertifikasi Legalitas
Kayu (SLK) beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan :
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 001/SPK/PPHH/PPBJ-3/2015 tanggal 12 Juni
2015
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) PADA KELOMPOK UB SOLO KAYU RESMI DI
KABUPATEN SUKOHARJO, KABUPATEN SRAGEN DAN KOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA
TENGAH AKTA PENDIRIAN NOMOR : 54 TANGGAL 27 MARET 2013; ADDENDUM NOMOR : 03
TANGGAL 3 JULI 2013 JUMLAH 6 ANGGOTA.
PERTAMA : Kelompok UB Solo Kayu Resmi (Pemegang Sertifikat) yang telah
mendapatkan Sertifikat Nomor 053/EQC-VLK/VII/2013 dinyatakan “LULUS”
karena “MEMENUHI” seluruh norma penilaian untuk setiap verifier Legalitas
Kayu (LK) dalam Verifikasi Penilikan berdasarkan Standar Verifikasi
Legalitas Kayu (SVLK) sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi
Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014.
KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat Legalitas
Kayu (S-LK), sehingga S-LK yang diberikan dapat direvisi dari semula Nomor
053/EQC-VLK/VII/2013 menjadi Nomor 053.1/EQC-VLK/VII/2015.
KETIGA : Masa berlaku sertifikat tetap mulai dari tanggal diterbitkan awal sampai
dengan tanggal 11 Juli 2019 selama Pemegang Sertifikat tetap memenuhi
persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014.
KEEMPAT : Sertifikat, Logo dan Tanda V-Legal yang diterbitkan oleh PT EQUALITY
Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan
publikasi dan promosi di media cetak, brosur atau pun iklan di televisi
sebagaimana Panduan Layanan Sistem yang diterbitkan.
KELIMA : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan
atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan
hak/sub-lisensi penggunaan Tanda V-Legal kepada Pemegang Sertifikat
melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan
hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi sistem legalitas kayu, perubahan
nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau
manajemen Pemegang Sertifikat.
KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
Halaman 4 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
LVLK – 006 – IDN
KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja
Pemegang Sertifikat;
b. Ketidaksesuaian terhadap pemenuhan standar verifikasi LK yang
dilakukan oleh Auditee berdasarkan keluhan yang disampaikan PI;
c. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi
lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;
d. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana
diktum KEENAM;
e. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
f. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap
pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila :
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain pelanggaran
Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau
menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut.
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).
KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 10 Juli 2015
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Ketua Kelompok UB Solo Kayu Resmi, di Surakarta;
2. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.p. Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Hutan di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.p. Kepala Bagian Program dan
Pelaporan.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 1 dari 32
(1) Identitas LVLK
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY Indonesia
b. Nomor Akreditasi : LVLK-006-IDN
c. Alamat : JL Sukaraja No 72 Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Bogor - 16710
d. Nomor Telepon
Nomor Faks
:
:
:
0251-7550722, 7157103
0251-7550724
equalitycert@gmail.com; eq@equalityindonesia.com
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Standar : P.8/VI-BPPHH/2012, P.43/Menhut-II/2014
g. Tim Audit : 1. Ucep Sucitra, A.Md (Lead Auditor)
h. Tim Pengambil
Keputusan
: 1. Ir. Agustri Warsono
2. Rita Sugiarti, S.Hut
(2) Identitas Auditee
Nama Pemegang
Izin/Kelompok
: UB SOLO KAYU RESMI (UB SKR)
Alamat Kelompok : Jln Adi Sucipto No 159 – Surakarta Jawa Tengah.
No dan Tanggal Akta No 3. Tanggal 3 Juli 2013
Notaris penerbit Akta Rita Esti Purnawati, S.H
Susunan Pengurus
Kelompok
Nyonya Sunarti. - Ketua
Nyonya Lucia Anita Rosari - Sekretaris
Tuan Wahyu Wijayanto - Bendahara I
Nyonya Rani Permata Sari - Bendahara II
(3) Unit Usaha ( anggota )n yang disertifikasi
(4) a. Nama Perusahaan : CV ARYA SENA
b. Nomor & Tanggal SK : 503/30/IK.BTDI/VI/2015, tanggal 15 Juni 2015
c. Alamat Perusahaan : DK Jamur RT 01 RW 08 Kl Trangsan Kec Gatak –
Kabupaten Sukoharjo
d. NPWP : 02.305.193.1-528.000
e. Penanggung Jawab : Unggul Kartiko
f. Nilai Investasi : Rp 200.000.000,00
RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 2 dari 32
g. Komoditi : Mebel Kayu dn Rotan, Handicraft
h. Kapasitas Terpasang : 8.000 Unit/2.000 M3
(5) a. Nama Perusahaan : CV ANDATAU JATI ARJUNA
b. Nomor & Tanggal SK : 530/04/IK.B/IV/2013 tanggal 8 April 2013
c. Alamat Perusahaan : Jl. Slamet Riyadi No.248A RT.03 RW.03B Ds
Gumpang Kec Kartasura, Kab Sukoharjo
d. NPWP : 31.708.733.6-532.000
e. Penanggung Jawab : Ir. Eko Irawan Mintorogo
f. Nilai Investasi : Rp 199.142.000,00
g. Komoditi : Mebel
h. Kapasitas Terpasang
: 180 M3
(6) a. Nama Perusahaan : CV NUANSA KAYU BEKAS
b. Nomor & Tanggal SK : 535/3390/29/2014 tanggal 22 Desember 2014
c. Alamat Perusahaan : Dk Wonosari, Ds Sambirambe, Kec Kalijambe, Kab
Sragen
d. NPWP : 02.767.214.6-528.000
e. Penanggung Jawab : Bima Satria Dewa
f. Nilai Investasi : Rp 168.700.000,00
g. Komoditi : Furniture , Handicraft dari kayu
h. Kapasitas Terpasang : 3.500 M3
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 3 dari 32
(7) Ringkasan Tahapan
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Konsultasi
Publik (bila
dibutuhkan)
Tidak ada
Pertemuan
Pembukaan
Tanggal 15 Juni 2015
di ruang rapat
sekrertariat
Kolompok TDI Jl Adi
Sucipto – Surakarta
Jawa Tengah
Pertemuan dilaksanakan di Ruang Meeting di ruang
rapat sekrertariat Kolompok TDI Jl Adi Sucipto –
Surakarta. Perkenalan anggota Tim Audit,
menyampaikan tujuan dan ruang lingkup verifikasi,
menyampaikan jadwal/rencana kerja verifikasi,
menyampaikan metodologi dan prosedur verifikasi,
menyampaikan ketidaksesuaian pada verifikasi,
serta menkonfirmasikan waktu, tempat, dan peserta
pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan pembuatan
BAP.
Verifikasi
Dokumen dan
Observasi
Lapangan
Tanggal 16–17 Juni
2015. Kantor dan
pabrik CV Aryasena
Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen dengan menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 2.7, Peraturan Jenderal
Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-
BPPHH/2014. Untuk menguji kebenaran data, tim
Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik
menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran
2.7 Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan
Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.
Verifikasi
Dokumen dan
Observasi
Lapangan
Tanggal 18–19 Juni
2015. Kantor dan
pabrik CV Andatu Jati
Arjuna.
Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen dengan menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 2.7, Peraturan Jenderal
Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-
BPPHH/2014. Untuk menguji kebenaran data, tim
Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik
menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran
2.7 Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan
Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.
Verifikasi
Dokumen dan
Observasi
Lapangan
Tanggal 20–21 Juni
2015. Kantor dan
pabrik CV Nuansa
Kayu Bekas
Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen dengan menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 2.7, Peraturan Jenderal
Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-
BPPHH/2014. Untuk menguji kebenaran data, tim
Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik
menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 4 dari 32
2.7 Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan
Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.
Pertemuan
Penutupan
Tanggal 22 Juni 2015
di ruang rapat
sekrertariat
Kolompok TDI Jl Adi
Sucipto – Surakarta
Jawa Tengah
Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Kelompok TDI UB Solo Kayu Resmi atas
kerjasamanya selama kegiatan verifikasi.
Menyampaikan daftar periksa VLK
Pertemuan penutupan diakhiri dengan pembuatan
BAP
Pengambilan
Keputusan
Tanggal 10 Juli 2015
di Ruang Meeting PT
EQUALITY Indonesia
Rapat pengambilan keputusan meninjau dokumen
verifikasi yang diajukan untuk menjamin bahwa
verifikasi dilakukan secara efektif dan efisien sesuai
dengan ketentuan PT EQUALITY Indonesia.
(8) Resume Hasil Penilaian :
(a) Unit Usaha : CV Aryasena
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
P.1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.
Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki :
(a) TDI
(b) Industri dengan investasi kurang dari Rp 200.000.000
Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah
1) Verifier a
Akte pendirian perusahaan dan
perubahan terakhir
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan Auditee telah
memiliki Akta Pendirian Perusahaan dengan
nomor : 02, tanggal 9 Desember 2004, yang
diterbitkan oleh Pejabat Notaris Agus Subyanto,
SH.
Selanjutnya pada Bulan Juni 2015 Auditee
melakukan perpindahan lokasi usaha yang
semula di Kabupaten Karanganyar berpindah
ke Kabupaten Sukoharjo yang dibuktikan
dengan akta perubahan lokasi usaha. Secara
umum dokumen Akta Perusahaan Auditee tidak
mengalami perubahan apapun selain pindah
lokasi usaha.
2) Verifier.b.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
atau Izin Perdagangan yang tercantum
dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin
Usaha Industri (IUI) Kecil
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan Auditee telah
memiliki dokumen Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dengan Nomor :
503/176/11.34/SIUP-PK/II/2010 yang
diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu, Pemerintah Kabupaten Karanganyar
tanggal 24 Februari 2010.
Selanjutnya Auditee melakukan perpindahan
lokasi industri makan diterbitkan dokumen SIUP
dengan nomor : 397/11.35/PK/VI/2015,
tanggal 15 Juni 2015 yang diterbitkan oleh
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 5 dari 32
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
Dokumen SIUP Perubahan lokasi berlakuk
sampai dengan 14 Juni 2020. Dengan terbitnya
SIUP perubahan pindah lokasi maka SIUP
sebelumnya ditarik dan dinyatakan tidak
berlaku lagi, jenis barang atau produk yang
diproses dan diperdagangkan adalah Furniture
dari kayu jati telah sesuai dengan izin
perdagangan yang dimiliki Auditee.
3) Verifier.c.
Izin HO atau izin gangguan lingkungan
sekitar
MEMENUHI
Hasil verifikasi bahwa lokasi industri Auditee
sebelumnya berkedudukan di Kabupaten
Karanganyar dengan dokumen HO nomor :
503.530/94 TAHUN 2015 tanggal 5 Maret
2013.
Dikarenakan Auditee melakukan perpindahan
lokasi industri (tempat usaha) ke lokasi baru di
Kabupaten Sukoharjo dengan sendirinya izin
Gangguan diterbitkan oleh Intansi di lokasi
baru.
Auditee dapat menunjukan dokumen Izin
Gangguan (HO) dilokasi yang baru yang
diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo pada tanggal 15 Juni 2015, dengan
nomor : 503/IG/324/VI/2015,
Dokumen Izin Gangguan yang dimiliki oleh
auditee dilokasi yang baru telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan peruntukannya
sesuai dengan
4) Verifier.d.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
MEMENUHI
Hasil verifikasi bahwa lokasi industri Auditee
sebelumnya berkedudukan di Kabupaten
Karanganyar dengan dokumen TDP nomor :
11.3433.600.408 yang diterbitkan oleh Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu, Pemerintah
Kabupaten Karanganyar pada tanggal, 15
Maret 2012.
Dikarenakan Auditee melakukan perpindahan
lokasi industri (tempat usaha) ke lokasi baru di
Kabupaten Sukoharjo dengan sendirinya harus
melakukan pendaftaran Perusahaan kembal,
dan Auditee dapat menunjukan dokumen
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang
dterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo pada tanggal 15 Juni 2015 dengan
nomor : 11.3533.10.1472.
Dokumen Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang
dimiliki oleh auditee dilokasi yang baru telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
peruntukannya sesuai dengan bidang usahanya
dan berlaku sampai tanggal 14 Juni 2020.
5) Verifier,e.
NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)
MEMENUHI
Dokumen perpajakan yang dimiliki Auditee
berupa NPWP Nomor : 02.305.193.1-528.000
dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT), dengan
nomor : PEM-00315/WPJ.32/KP.0703/2008
seluruhnya Atas nama CV Aryasena yang
didaftarkan pada tanggal 23 Desember 2004
untuk NPWP serta tanggal 26 Februari 2008.
Karena perpindahan lokasi industri berbeda
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 6 dari 32
kabupaten, maka dokumen perpajakan harus
dilakukan mutasi kepada kantor Pajak Pratama
Kabupaten Sukoharjo dan sampai dilakukan
verifikasi dokumen perpajakan terkait Mutasi
seluruh dokumen perpajakan sedang dalam
proses mutasi di Kantor Pajak Pratama
Kabupaten Sukoharjo, dibuktikan dengan
tanda terima dari kantor Pajak Pratama
Kabupaten Sukoharjo : PEM-
01003511/528/jun/2015, tanggal 22 Juni
2015.
6) Verifier.f.
Dokumen lingkungan hidup
(AMDAL/UKL – UPL/ SPPL/ DPLH/SIL
/DELH/dokumen lingkungan hidup lain
yang setara
MEMENUHI
Auditee telah memiliki Dokumen SPPL yang
sesuai dengan lingkup usahanya dan
ditandatangani diatas meterai oleh Penanggung
jawab Perusahaan pada tanggal 19 April 2012,
dan telah diketahui dan ditandatangani oleh
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Karanganyar pada tahun 2013 – 2015.
Dikarenakan Auditee telah melakukan
perpindahan lokasi industri dan pada
pelaksanaan surveilance pertama Auditee
menunjukan dokumen SPPL yang telah
dibuatnya serta telah mendapat rekomendasi
atau pengesahan dari Instansi di lokasi baru
dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
Dengan telah disahkannya dokumen SPPL
Auditee dilokasi yang baru menunjukan bahwa
Auditee telah melakukan perpindahan lokasi
Industri yang sebelumnya berkedudukan di
Kabupaten Karanganyar.
7) Verifier g.
Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau
Tanda Daftar Industri (TDI)
MEMENUHI Hasil verifikasi bahwa lokasi industri Auditee
sebelumnya berkedudukan di Kabupaten
Karanganyar dengan dokumen TDI nomor :
503/290/11.34/TDI/VIII/2013.P.2 yang
diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu, Pemerintah Kabupaten Karanganyar
pada tanggal 19 Agustus 2013.
Dikarenakan Auditee melakukan perpindahan
lokasi industri ke lokasi baru di Kabupaten
Sukoharjo. Auditee telah menerima dan dapat
menunjukan IUI – Kecil yang dterbitkan oleh
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo
pada tanggal 15 Juni 2015 dengan nomor :
503/30/IK.B/VI/2015.
Dokumen IUI-Kecil yang dimiliki oleh auditee
dilokasi yang baru telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan peruntukannya
sesuai dengan bidang usahanya dan berlaku
sampai tanggal 14 Juni 2020. dan seluruh
aktifitas operasional serta hasil peroduksi mulai
Juni 2015 dilindungi atau didukung dengan IUI
– Kecil yang baru.
Indikator.1.1.2 Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir
produsen.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 7 dari 32
8) Verifier
Berstatus Eksportir Terdaftar Produk
Industri Kehutanan (ETPIK).
MEMENUHI
Hasil verifikasi Auditee telah memiliki dan dapat
menunjukan kepemilikan dokumen pengakuan
sebagai Eksportir Terdaftar Produk Industri
Kehutanan (ETPIK), yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
dalam hal ini Koordintor dan Pelaksana unit
Pelayanan Perdagangan dengan nomor : 02.ET-
01.14.1857, tanggal 10 Januari 2014.
Auditee melakukan perpindahan lokasi Industri
dari Kabupaten Karanganyar ke Kabupaten
Sukoharjo, dengan demikian dokumen ETPIK
harus dilakukan perubahan, sehingga
informasi yang tercantum dalam dokumen
ETPIK harus sesuai dengan dokumen
pendukung lainnya.
Auditee telah menunjukan bukti tanda terima
permohonan revisi ETPIK CV Aryasena nomor :
225-adm/VI-2015 diterima bagian penerima
kantor Direktorat Perdagangan luar negeri
tanggal 17 Juni 2015.
Indikator 1.2.1. .Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah.
9) Verifier a
Dokumen pengakuan /pengenal
sebagai importir.
NA
Auditee bukan sebagai importir kayu dan
produk kayu, dengan demikian verifier tersebut
tidak diterapkan.
Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (duediligence)
10) Verifier 1.2.2.
Panduan/pedoman/
prosedur pelaksanaan dan bukti
pelaksanaan sistem uji tuntas (due
diligence) importir
NA
Auditee bukan sebagai importir kayu dan
produk kayu, dengan demikian verifier tersebut
tidak diterapkan.
Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan
kelompok
11) Verifier 1.3.1.
Akte notaris pembentukan kelompok
atau dokumen pembentukan kelompok
MEMENUHI
Auditee ( CV Aryasena ) adalah salah satu
anggota kelompok Usaha Bersama Solo Kayu
Resmi dan telah memiliki dokumen
pembentukan kelompok yang diterbitkan oleh
pejabat Notaris pada tanggal 03 Juli 2013
adalah Akta perubahan dikarenakan ada salah
satu anggotanya mengundurkan diri dari
keanggotaan UB Solo Kayu Resmi.
Dokumen pembentukan kelompok yang
diterbitkan oleh pejabat Notaris pada tanggal
03 Juli 2013 adalah Akta perubahan
dikarenakan ada salah satu anggotanya
mengundurkan diri dari keanggotaan UB Solo
Kayu Resmi.
Akta perubahan UB Solo Kayu Resmi,
diterbitkan oleh Notaris Rita Esti Purnawati, SH
(SK Menteri Kehakiman RI 28 Oktober 2002
No. C.1373-HT.03.01 Th. 2002) dengan nomor
akta 03. Tentang Akta perubahan kelompok
usaha bersama serta telah didaftarkan didalam
Buku Daftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 8 dari 32
Surakarta dibawah nomor :
21/HK/UM/VII/2013/PN.Ska. pada hari Senin
tanggal 8 Juli 2013. ini disahkan oleh
Panitera/Sekretaris Pengandilan Negeri
Surakarta (Drs.Toetoeng Tri Harmoko HS, SH.).
Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan
kayu dari asalnya
Kriteria K2.1. Keberadaan dan penerapan system penulusuran bahan baku dan hasil olahannya
Kriterian.K.2.2. Penerapan Penggunaan kayu Impor
Indikator 2.1.1
Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah
12) Verifier a.
Dokumen jual beli/nota atau kontrak
suplai bahan baku dan barang jadi
dilengkapi bukti pembelian
MEMENUHI Hasil verifikasi terhadap dokumen penerimaan
barang untuk pemenuhan bahan baku Auditee
memenuhi dengan membeli produk mebel
setengah jadi (unfinish) kepada beberapa
pengrajin dengan terlebih dahulu menerbitkan
PO (Purchase Order).
Dalam periode pembelian produksi mebel
setengah jadi bulan Juni 2014 – Mei 2015
telah diterima sebanyak : 2.016 unit volume
94,2140 M3. Seluruh produk mebel setengah
jadi yang dibeli Auditee telah dilengkapi
dengan dokumen bukti pembayaran sebagai
sahnya transaksi jual beli.
13) Verifier b
Bukti Penerimaan Bahan Baku
dilengkapi dengan dokumen angkutan
hasil hutan yang sah.
MEMENUHI Dari hasil verifikasi terhadap dokumen
penerimaan bahan baku berupa mebel
setengah jadi selama periode Juni 2014 – Mei
2015. Seluruh barang mebel setengah jadi
yang dikirim pengrajin telah dilengkapi dengan
surat jalan dan disertai dengan dokumen DKP,
selanjutnya Auditee membuatkan tanda terima
barang yang dikrim pengrajin, tanda terima
tersebut sebagai bukti unutk proses
pembayaran selanjutnya oleh Auditee.
Auditee membeli produk mebel setengah jadi
dari beberapa pengrajin, sehingga tidak
terdapat dokumen angkutan hasil hutan yang
sah.
14) Verifier c.
Dokumen angkutan hasil hutan yang
sah
MEMENUHI
Berdasarkan hasil verifikasi terhadap
penerimaan Seluruh penerimaan bahan baku
mebel setengah jadi (unfinish) tidak disertai
dengan dokumen angkutan hasil hutan yang
sah berupa FAKO dikarenakan bahan baku
bekas tersebut bukan sortimen yang wajib
memakai dokumen angkutan hasil hautan yang
sah, tetapi hanya dlengkapi dengan Nota
angkutan biasa yang dibuat oleh penjual.
Seluruh bahan baku kayu yang diterima atau
dibeli oleh pengrajin bukan berasal dari hasil
lelang dan Unit usaha tidak melakukan
pemisahan terhadap bahan baku yang
menggunakan dokumen Surat Angkutan Lelang
(SAL).
15) Verifier. d.
Nota dan Dokumen Keterangan
(Berita Acara dari petugas kehutanan
NA
Auditee tidak memakai kayu kayu bekas atau
kayu bongkaran dari manapun tidak terdapat
keterangan apapun, dengan demiian verifier in i
tidak diterapkan.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 9 dari 32
kabu- paten/kota atau dari Aparat
Desa/ Kelurahan) yang dapat
menjelaskan asal usul untuk kayu
bekas/hasil bongkaran, serta
Deklarasi Kesesuaian
16) Verifeir. e.
Dokumen angkutan berupa Nota untuk
kayu limbah industri
NA
Bahan baku yang digunakan oleh auditee dan
pemasok bukan merupakan kayu limbah
industri, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
17) Verifier.f.
Dokumen catatan/ laporan mutasi
kayu
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap kebenaran dan
kesuaian dokumen catatan/laporan mutasi
kayu periode Juni 2014 – Mei 2015 dengan
dokumen pendukung lainnya seperti laporan
penerimaan barang mebel setengah jadi,
laporan produksi serta laporan pengiriman
barang produk jadi.
Data atau laporan dalam dokumen
catatan/laporan mutasi kayu dengan dokumen
pendukung lainnya dari data yang diperiksa
menunjukan adanya keseimbangan dan
kesesuaian dengan dokumen lainya.
18) Verifier g
Dokumen S-LK/ S- PHPL yang dimiliki
pemasok dan /atau DKP dari pemasok
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap pasokan bahan
baku, Auditee menerima bahan baku
produkmebel setengah jadi dari pemgrajin,
seluruh bahan baku mebel setengah jadi yang
diterima pada periode Januari – Mei 2015
telah dilampirkan dokumen DKP sebanyak 62
lembar.
Auditee telah memiliki prosedur pemeriksaan
terhadap pemasok yang menerbitkan DKP,
memiliki personel yang ditunjuk untuk
bertanggung jawab dalam pemeriksaan
terhadap dokumen DKP yang diterima dari
pemasok (beserta bukti surat penunjukan),
serta tersedia laporan hasil pemeriksaan
kepada pemasok yang menerbitkan DKP.
Indikator 2.1.2. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu
19) Verifier.a.
Laporan produksi hasil olahan
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap realisasi produksi
selama 1 (satu) tahun terakhir antara bulan
Juni 2014 – Mei 2015, pemeriksaan
dilakukan terhadap laporan produksi dan
pemakaian atau mebel setengah jadi yang
diproses, karena yang diproduksi adalah mebel
setengah jadi sehingga pada proses produksi
hanya melakukan perubahan terhadap warna
dengan tidak merubah bentuk.
Untuk laporan pemakaian dan hasil yang
diproduksi dalam periode tersebut adalah :
2.000 unit dan 93,0969 M3 untuk pemakaian
serta 1.995 unit dan 92,9807 M3 mebel yang
diselesaikan.
Laporan hasil produksi sesuai dengan catatan
mutasi kayu dan terdapat hubungan yang logis
antara input-output.
20) Verifier b.
Produksi industri tidak melebihi
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap keberdaaan dan
kesesuaian dokumen izin industri yang dimiliki
Auditee. Realisasi hasil produksi mebel yang
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 10 dari 32
kapasitas produksi yang diizinkan. diproses untuk periode Juni 2014 – Mei 2015
adalah sebesar 1.995 unit sementara
kapasitas berdasarkan dokumen TDI nomor :
503/290/11.34/TDI/VIII/2013.P.2. tanggal 19
Agustus 2013 memiliki izin kapasitas sebesar
6.000 unit. Jadi hasil produksi tidak melebihi
kapasitas yan dizinkan.
Pada bulan Juni 2015 Auditee telah melakukan
perpindahan lokasi Industri dengan demikian
legalitas Izin Industri berubah yang diterbitkan
oleh Instansi di daerah yang baru.
Selanjutnya Auditee telah menerima dokumen
Izin Industri berupa Izin Usaha Industri IUI –
Kecil yang diterbitkan oleh Badan Penanaman
Modal dan Perizinan terpadu Kabupaten
Sukoharjo bernomor : 503/30/IK.B/VI/2015,
tanggal 15 Juni 2015.
Seluruh proses penerimaan bahan baku mebel
setengah jadi dan proses produksi mulai bulan
Juni 2015, didukung dengan Izin industri
berupa IUI-Kecil setara TDI dengan nomor :
503/30/IK.B/VI/2015, tanggal 15 Juni 2015.
Dan dokumen legalitas Izin Industri lokasi
sebelumnya tidak berlaku lagi.
21) Verifier 2.1.2.c
Hasil produksi yang berasal dari kayu
lelang dipisahkan
NA Bahan baku yang diterima auditee bukan
berasal dari kayu lelang, dengan demikian
verifier tersebut tidak diterapkan.
Indikator. 2.1.3
Proses pengolahan kayu menjadi kayu olahan melalui jasa atau kerjasama dengan pihak lain
22) Verifier.a
Dokumen S - LK atau DKP
NA Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
23) Verifier.b
Kontrak jasa pengolahan produk
antara auditee dengan pihak penyedia
jasa (pihak lain)
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
24) Verifier.c
Berita acara serah terima kayu yang
dijasakan
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
25) Verifier.d
Ada pemisahan produk yang dijasakan
pada perusahaan penyedia jasa
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
26) Verifier.e
Adanya pendoku- mentasian bahan
baku, proses produksi dan ekspor
apabila ekspor dilakukan melalui
industri penyedia jasa
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
Indikator 2.2.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah.
27) Verifier .a
Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
NA Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 11 dari 32
28) Verifier 2.2.1.b
Bill of Lading (B/L)
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
29) Verifier 2.2.1.c
Packing List (P/L) Dokumen lisensi
Impor
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
30) Verifier 2.2.1.d
Invoice NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
31) Verifier 2.2.1.e
Deklarasi Impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
32) Verifier 2.2.1.f
Rekomendasi Impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
33) Verifier.g.
Bukti pembayaran beamasuk (bila
terkena bea masuk)
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
34) Verifier 2.2.1.h
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya: CITES) untuk jenis kayu
dibatasi
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
35) Verifier.i.
Bukti penggunaan kayu impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindah- tanganan kayu olahan.
Kriteria. K3.1 Adanya dokumentasi pemindah- tanganan.
Kriteria K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor
Kriteria.K.3.3. Pemenuhan Penandaan Tanda V-legal
Indikator 3.1.1. Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau pemindah
tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.
36) Verifier 3.1.1.
Dokumen angkutan hasil hutan yang
sah
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen
penjualan, seluruh penjualan produk untuk
tujuan domestik telah dilengkapi dengan
dokumen angkutan berupa invoice/nota
penjualan dan surat jalan.
Selama periode Juni 2014 sampai dengan Mei
2015 (satu tahun), auditee telah melakukan
penjualan produk untuk tujuan lokal berupa
mebel finishing sebanyak 358 unit volume
10,5074 M3.
Dokumen surat jelan tersebut sah sebagai
bukti perdagangan atau pemindahtanganan
untuk pasar domestik.
Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
37) Verifier .3.2.1.a
Produk hasil olahan kayu yang diekspor
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen penerimaan bahan baku mebel
setengah jadi dan laporan mutasi selam
periode Juni 2014-Mei 2015,
Auditee dapat menunjukan bahwa seluruh hasil
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 12 dari 32
produksi yang diekspor produk selama periode
Juni 2014 –Mei 2015, dengan volume 1.311
unit 65,2696 M3.
Adalah Produk hasil olahan kayu yang dieskpor
dapat dipastikan merupakan hasil produksi
sendiri.
38) Verifier .b
PEB
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk mebel periode Januari
– mei 2015, Auditee menunjukan 12 dokumen
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang
menyertai 1.311 unit 65,2696 M3 dimana
informasi mengenai penerima, deskripsi
produk, jenis produk, dan kuantitas produk
telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya
(Invoice, Packing List, Bill of Lading).
39) Verifier .c
Packing list
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen ekspor produk kayu olahan ,
dokumen Packing List 12 dokumen P/L yang
menyertai pengiriman ekspor produk selama
periode Juni 2014 – Mei 2015.
Informasi mengenai penerima, deskripsi
produk, jenis produk, dan kuantitas produk
telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya
(Invoice, PEB, Bill of Lading) dan telah ditanda
tangani oleh petugas bagian ekspor.
40) Verifier d.
Invoice
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk kayu olahan. Auditee
dapat menunjukan keseluruhan dokumen
Invoice yang menyertai pengiriman ekspor
produk selama periode Juni 2014 – Mei 2015,
dimana informasi mengenai penerima,
deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas
produk telah sesuai dengan dokumen ekspor
lainnya (Packing List, PEB, Bill of Lading) dan
telah ditanda tangani oleh petugas bagian
ekspor.
41) Verifier e.
B/L
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk kertas, Auditee dapat
menunjukan keseluruhan dokumen Bill Of
Lading yang menyertai pengiriman ekspor
produk selama periode Juni 2014 – Mei 2015,
dimana informasi mengenai penerima,
deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas
produk telah sesuai dengan dokumen ekspor
lainnya (Invoice, PEB, Packing List).
42) Verifier f.
Dokumen V – Legal untuk produk yang
wajib dilengkapi dengan Dokumen V-
Legal.
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor lainnya, Auditee telah
menerapkan penggunaan Dokumen V-Legal
dalam pelaksanaan ekspor periode bulan April -
Desember 2014, dengan realisasi peggunaan
dokumen V-Legal sebanyak 12 lembar.
Dokumen V-legal diterbitkan oleh PT Equality
Indonesia LVLK-006-IDN.
43) Verifier g
Hasil verifikasi teknis (Laporan
Surveyor) untuk produk yang wajib
verifikasi teknis.
NA Selama periode audit, Auditee tidak melakukan
penjualan eksport, dengan demikian verifier
tersebut tidak diterapkan.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 13 dari 32
44) Verifier h.
Bukti pembayaran bea keluar bila
terkena bea keluar
NA Selama periode audit, Auditee tidak melakukan
penjualan eksport, dengan demikian verifier
tersebut tidak diterapkan.
45) Verifier i.
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya : CITES) untuk jenis kayu
dibatasi perdagangannya
MEMENUHI Jenis bahan baku yang digunakan Auditee
untuk produk kayu olahan adalah jenis kayu
kelompok Meranti.
Sesuai Arahan strategis konservasi spesies
Nasioal di mana hanya terdapat 22 jenis kayu
yang dibatasi jumlah perdagangannya, jenis
kayu yang diproses oleh Auditee tidak termasuk
kedalamnya, juga tidak terdaftar dalam CITES
Appendic I, II dan III. Berdasarkan Permenhut
No 57/Menhut-II/2008.
Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal
46) Verifier 3.3.1.
Tanda V – Legal yang dibubuhkan
sesuai ketentuan
MEMENUHI Seluruh hasil produk akan dikirm yang berada
digudang barang jadi oleh Auditee telah
ditandai atau ditempel dengan stiker tanda V –
Legal dengan kode 053-LVLK-006-IDN.
Penandaan atau pembubuhan tanda V- Legal
dengan model stiker telah mengikuti standar
baik ukuran dan warna serta penomoran kode
V – LegalI, II , III
P.4 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan.
Kriteria 4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Indikator 4.1.1. Prosedur dan implementasi K3.
47) Verifier 4.1.1.a
Implementasi prosedur K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki prosedur K3 dalam
pelaksanaan kegiatan operasionalnya, Auditee
dapat menunjukan 3 (tiga) model dokumen
prosedur K3 dan surat keterangan penunjukan
personil K3 yang ditanda tangani oleh Direktur
pada tanggal 15 Desember 2014.
48) Verifier 4.1.1.b
Ketersediaan jalur evakuasi dan
peralatan K3 seperti Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), peralatan P3K dan Alat
Pelindung Diri (APD).
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap sarana K3 telah
tersedia Peralatan K3 sesuai ketentuan dan
kebutuhan serta berfungsi dengan baik, dan
pendataan untuk seluruh sarana APAR tercatat
dengan baik, untuk APD juga telah sesuai
dengan kebutuhan, serta jalur evakuasipun
telah tersedia dengan baik.
49) Verifier 4.1.1.c
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI Auditee telah memiliki prosedur K3 dalam
pelaksanaan kegiatan operasionalnya, Auditee
dapat menunjukan 3 (tiga) model dokumen
prosedur K3 dan surat keterangan penunjukan
personil K3 yang ditanda tangani oleh Direktur
pada tanggal 15 Desember 2014.
Kriteria 4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja.
Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja
50) Verifier 4.2.1
Ada serikat pekerja atau kebijakan
perusahaan yang membolehkan untuk
membentuk atau terlibat dalam
kegiatan serikat pekerja.
MEMENUHI Hasil pemeriksaan, Auditee belum memiliki
serikat pekerja, Auditee atau manajemen telah
membuat pernyataan yang ditandatangani oleh
Pimpinan tertangal 15 Desember 2014 yang isi
tentang persetujuan bahwa karyawan
diperbolehkan membentuk atau terlibat dalam
kegiatan Serikat pekerja dalam lingkungan
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 14 dari 32
Perusahaan, selama tidak mengganggu
kegiatan operasional proses produksi.
Indikator 4.2.2. Adanya Ke sepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Pera-turan Perusahaan (PP) untuk TDI/ IUI
Kecil yg mempekerja- kan karyawan >10 orang
51) Verifier 4.2.2.
Ketersediaan Dokumen KKB atau PP
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan, Auditee telah membuat
Peraturan Perusahaan dan sekaligus disahkan
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Sukoharjo
Nomor pengesahan PP Auditee :
568/450/2015 tanggal 17 Juni 2015 telah
disahkan dan di tetapkan dengan nomor
pendaftaran 31/PP/VI/2015 Peraturan
Perusahaan yang dimiliki Auditee sesuai aturan
berlaku sampai dengan 16 Juni 2016.
Indikator 4.2.3 Tidak mempekerjakan anak di bawah umur.
52) Verifier 4.2.2.
Tidak ada pekerja yang masih di bawah
umur
MEMENUHI Dari seluruh data dan informasi yang diperiksa
tentang tenaga kerja menunjukan Auditee tidak
memperkerjakan tenaga di bawah umur, untuk
tenaga yang paling muda adalah usia 24 tahun.
(b) Unit Usaha : CV Andatu Jati Arjuna
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
P.1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.
Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki :
(c) TDI
(d) Industri dengan investasi kurang dari Rp 200.000.000
Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah
1) Verifier a
Akte pendirian perusahaan dan
perubahan terakhir
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan Auditee telah
memiliki Akta Pendirian Perusahaan dengan
nomor : Akta Nomor : 58 tanggal 14 Februari
2013, yang diterbitkan oleh Pejabat Notaris
Tegar Pembangun Dayu Putro, SH
Perseroan dinamakan CV Andatu Jati Arjuna
dan tujuan didirikan Persroan adalah :
Menjalankan Usaha dalam Bidang Industri .
Menjalankan Usaha dalam bidang
Perdagangan.
pengurus yang bertanggung jawab adalah
1. Tuan Eko Irawan Mintorogo sekaligus
sebagai Direktur
2. dan Nyonya Sundaryati bertindak sebagai
Persero Komanditer.
Akta peendirian telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sukoharjo
pada hari Senin tanggal 11 Maret 2013 dengan
nomor : 63/2013/PN.SKH.
2) Verifier.b.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Auditee telah
memiliki dokumen Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dengan Nomor :
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 15 dari 32
atau Izin Perdagangan yang tercantum
dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin
Usaha Industri (IUI) Kecil
169/11.35/PK/IV/2013, tanggal 8 April
2013
SIUP ini wajib didaftar ulang setiap 5 (lima)
tahun sekali, jenis barang atau produk yang
diproses dan diperdagangkan adalah mebel
dari kayu sesuai dengan izin perdagangan yang
dimiliki Auditee.
3) Verifier.c.
Izin HO atau izin gangguan lingkungan
sekitar
MEMENUHI
Auditee telah memiliki dokumen Izin Gangguan
(HO) dengan Nomor : 503/HO/119/IV/2013
tanggal 1 April 2013, yang diterbitkan oleh
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu,
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
Hasil verifikasi terhadap dokumen Izin
Gangguan yang dimiliki oleh auditee telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
peruntukannya sesuai dengan bidang
usahanya.
4) Verifier.d.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
MEMENUHI
Auditee memiliki dokumen Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) yang diterbitkan oleh Badan
Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan
Terpadu, Pemerintah Kabupaten Ngawi, Nomor
: 11.353.3101.226, tanggal 8 April 2013, telah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Informasi yang tercantum pada TDP sesuai
dengan bidang usaha dan peruntukannya serta
telah sesuai dengan dokumen lainnya tentang
alamat dan penanggung jawab serta jenis
industrinya.
5) Verifier,e.
NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)
MEMENUHI
Dokumen perpajakan yang dimiliki Auditee
berupa NPWP Nomor : 31.708.733.6-532.000.
dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dengan
Nomor : PEM-
0003449ER/WPJ.32/KP.0803/2013 yang
diterbitkan pada tanggal 7 Maret 2013.
Dengan demikian Auditee telah memperlihatkan
keabsahan dokumen perpajakan yang
seluruhnya diterbitkan oleh Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Kabupaten Sukoharjo, sesuai
peraturan Undang Undang No 16 Tahun 2009
pasal 2 ayat 1 tentang ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
6) Verifier.f.
Dokumen lingkungan hidup
(AMDAL/UKL – UPL/ SPPL/ DPLH/SIL
/DELH/dokumen lingkungan hidup lain
yang setara
MEMENUHI
Auditee telah memiliki Dokumen SPPL yang
sesuai dengan lingkup usahanya dan
ditandatangani diatas meterai oleh Penanggung
jawab Perusahaan pada tanggal 31 Januari
2013, dan telah diketahui dan ditandatangani
oleh Plt Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Sukoharjo.
Auditee tidak diwajibkan untuk membuat
laporan secara periodik, tetapi setiap saat
harus bersedia dipantau dampak lingkungan
dari usaha dan/atau kegiatannya oleh pejabat
yang berwenang.
7) Verifier g.
Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau
Tanda Daftar Industri (TDI)
MEMENUHI Dokumen perizinan yang dimiliki oleh Auditee
berupa Izin Usaha Industri Skala Kecil (IUI-Kecil)
dengan Nomor : nomor : 503/04/IK.B/IV/2013
pada tanggal 8 April 2013, yang dikeluarkan
oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu,
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 16 dari 32
Dokumen IUI-Kecil setara dengan TDI karena
nilai Investasi kurang dari Rp 200.000.000
sesuai perdirjen P.14/VI-BPPHH/2014 adalah
masuk standar TDI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap hasil
produksi menunjukan jenis usaha yang
dijalankan telah sesuai dengan IUI -Kecil yang
diberikan.
Indikator.1.1.2 Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir
produsen.
8) Verifier
Berstatus Eksportir Terdaftar Produk
Industri Kehutanan (ETPIK).
MEMENUHI
Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaia
dokumen ETPIK nomor : 02.ET-01.14.0468,
tanggal 15 April 2013 dengan kegiatan
operasional industri produks kehutanan,
dimana terdapat kesesuaian dengan dokumen
pendukung lainnya seperti : IUI-Kecil , TDP dan
NPWP dalam dokumen tersebut seluruhnya
mencantumkan data alamat serta
penanggungjawab yang sama.
Produksi yang dihasilkan sesuai dengan jenis
produksi yang tercantum dalam dokumen ETPIK
dan dokumen ETPIK berlaku sampai dengan 15
April 2018. Dengan demikian dokumen ETPIK
yang dimiliki Auditee telah sesuai dengan
kegiatan dan peruntukannya.
Indikator 1.2.1. .Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah.
9) Verifier a
Dokumen pengakuan /pengenal
sebagai importir.
NA
Auditee bukan sebagai importir kayu dan
produk kayu, dengan demikian verifier tersebut
tidak diterapkan.
Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (duediligence)
10) Verifier 1.2.2.
Panduan/pedoman/
prosedur pelaksanaan dan bukti
pelaksanaan sistem uji tuntas (due
diligence) importir
NA
Auditee bukan sebagai importir kayu dan
produk kayu, dengan demikian verifier tersebut
tidak diterapkan.
Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan
kelompok
11) Verifier 1.3.1.
Akte notaris pembentukan kelompok
atau dokumen pembentukan kelompok
MEMENUHI
Auditee ( CV Andatu Jati Arjuna ) adalah salah
satu anggota kelompok Usaha Bersama Solo
Kayu Resmi dan telah memiliki dokumen
pembentukan kelompok yang diterbitkan oleh
pejabat Notaris pada tanggal 03 Juli 2013
adalah Akta perubahan dikarenakan ada salah
satu anggotanya mengundurkan diri dari
keanggotaan UB Solo Kayu Resmi.
Dokumen pembentukan kelompok yang
diterbitkan oleh pejabat Notaris pada tanggal
03 Juli 2013 adalah Akta perubahan
dikarenakan ada salah satu anggotanya
mengundurkan diri dari keanggotaan UB Solo
Kayu Resmi.
Akta perubahan UB Solo Kayu Resmi,
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 17 dari 32
diterbitkan oleh Notaris Rita Esti Purnawati, SH
(SK Menteri Kehakiman RI 28 Oktober 2002
No. C.1373-HT.03.01 Th. 2002) dengan nomor
akta 03. Tentang Akta perubahan kelompok
usaha bersama serta telah didaftarkan didalam
Buku Daftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Surakarta dibawah nomor :
21/HK/UM/VII/2013/PN.Ska. pada hari Senin
tanggal 8 Juli 2013. ini disahkan oleh
Panitera/Sekretaris Pengandilan Negeri
Surakarta (Drs.Toetoeng Tri Harmoko HS, SH.).
Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan
kayu dari asalnya
Kriteria K2.1. Keberadaan dan penerapan system penulusuran bahan baku dan hasil olahannya
Kriterian.K.2.2. Penerapan Penggunaan kayu Impor
Indikator 2.1.1
Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah
12) Verifier a.
Dokumen jual beli/nota atau kontrak
suplai bahan baku dan barang jadi
dilengkapi bukti pembelian
MEMENUHI Hasil verifikasi terhadap dokumen penerimaan
barang Untuk pemenuhan bahan baku. Auditee
memenuhi kebutuhan bahan bakunya dengan
menlakukan pembelian bahan baku berupa
mebel setengah jadi ( jenis kursi)
Seluruh penerimaan mebel kursi setengah jadi
periode Juni 2014- Mei 2015 yang diterima
oleh Auditee telah memakai surat jalan
sekaligus merupakan bukti pembayaran yang
dilakukan secara tunai, surat jalan ini sekaligus
sebagai sahnya jual beli mebel kursi setengah
jadi.
13) Verifier b
Bukti Penerimaan Bahan Baku
dilengkapi dengan dokumen angkutan
hasil hutan yang sah.
MEMENUHI Dari hasil verifikasi dokumen selama
periodeJuni 2014 - Mei 2015 dilengkapi surat
jalan atau nota dari penjual bahan baku mebel
setengah jadi jenis kursi tersebut sekaligus
sebagai dokumen bukti serah terima.
Dalam nota tersebut dijelaskan banyaknya
barang yang dikirim, nama jenis barang,
Penerimaan mebel setengah jadi untuk Periode
Juni 2014- Mei 2015 berdasarkan rekap
dokumen bukti penerimaan mebel setengah
jadi telah diterima sebanyak 5.750 unit volume
182,4092 M3.
14) Verifier c.
Dokumen angkutan hasil hutan yang
sah
MEMENUHI
Berdasarkan hasil verifikasi terhadap
penerimaan Seluruh penerimaan bahan baku
mebel setengah jadi jenis kursi tidak memakai
dokumen angkutan hasil hutan yang sah,
dikarenakan mebel setengah jadi bukan
sortimen yang wajib memakai dokumen
angkutan hasil hautan yang sah, dan hanya
dlengkapi dengan Nota angkutan biasa yang
dibuat oleh penjual.
Seluruh mebel setengah jadi yang diterima
Auditee bukan berasal dari hasil lelang, Unit
usaha tidak melakukan pemisahan terhadap
bahan baku yang menggunakan dokumen
Surat Angkutan Lelang (SAL).
15) Verifier. d.
Nota dan Dokumen Keterangan
NA
Bahan baku yang diterima auditee bukan
berupa kayu bekas apapun, dengan demikian
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 18 dari 32
(Berita Acara dari petugas kehutanan
kabu- paten/kota atau dari Aparat
Desa/ Kelurahan) yang dapat
menjelaskan asal usul untuk kayu
bekas/hasil bongkaran, serta
Deklarasi Kesesuaian
verifier tersebut tidak diterapkan.
16) Verifeir. e.
Dokumen angkutan berupa Nota untuk
kayu limbah industri
NA
Bahan baku yang diterima auditee bukan
berupa kayu limbah industri, dengan demikian
verifier tersebut tidak diterapkan.
17) Verifier.f.
Dokumen catatan/ laporan mutasi
kayu
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dan
kelengkapan dokumen mutasi bahan baku yang
dibuat oleh Auditee selama periode 1 tahun
terakhir Juni 2014 – Mei 2015, Auditee telah
membuat dan dapat menunjukan pencatatan
penerimaan mebel setengah jadi untuk setiap
bulannya.
Pemeriksaan terhadap kebenaran dan kesuaian
dokumen catatan/laporan mutasi kayu dengan
dokumen pendukung lainnya dari data yang
diperiksa menunjukan adanya keseimbangan
dan kesesuaian dengan dokumen lainya.
18) Verifier g
Dokumen S-LK/ S- PHPL yang dimiliki
pemasok dan /atau DKP dari pemasok
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap pasokan bahan
baku, Auditee menerima bahan baku berupa
mebel setenagh jadi jenis kursi, dan seluruh
bahan baku mebel setengah jadi yang diterima
pada periode Januari – Mei 2015 telah
dilampirkan dokumen DKP.
Auditee selam periode Januari Dan dalam
periode tersebut telah diterima dokumen DKP
sebanyak 110 lembar dan Auditee telah
memiliki prosedur pemeriksaan terhadap
pemasok yang menerbitkan DKP, memiliki
personel yang ditunjuk untuk bertanggung
jawab dalam pemeriksaan terhadap dokumen
DKP yang diterima dari pemasok (beserta bukti
surat penunjukan), serta tersedia laporan hasil
pemeriksaan kepada pemasok yang
menerbitkan DKP.
Indikator 2.1.2. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu
19) Verifier.a.
Laporan produksi hasil olahan
MEMENUHI Realisasi produksi Auditee selama periode Juni
2014 – Mei 2015, Pemakain bahan baku
selam periode tersebut adalah sama dengan
realisasi produksi karena Auditee memesan
barang kepada pengrajin sesuai dengan
pesanan dari buyer.
Furniture Unfinish yang diproses adalah :
5.675 unit dan volume : 178,8686 M3
Produk yang diselesaikan adalah
5.675 unit dan volume : 178,8686 M3
Laporan mutasi, seluruhnya menunjukan
adanya kesesuaian dan terdapat hubungan
yang logis baik input atau output.
20) Verifier b.
Produksi industri tidak melebihi
MEMENUHI Realisasi produksi Periode bulan Juni 2014 -
Mei 2015, berdasarkan hasil pemeriksaan
terhadap laporan produksi harian. Hasil
produksi yang dihasilkan adalah sebesar
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 19 dari 32
kapasitas produksi yang diizinkan. 178,8686 M3 sementara kapasitas yang
dizinkan adalah 180 M3, untuk batasan
sebenarnya tersisa kisaran 2 M3 tetapi masih
bisa dipergunakan dengan memakai batas
toleransi 30 %, namun demikian pada bulan Juli
kapasitas Auditee akan kembali normal karena
kisaran waktu telah kembali ke bulan Juli.
Dengan demikian realisasi produksi sendiri
tidak melebihi kapasitas izin auditee yang
diizinkan.
21) Verifier 2.1.2.c
Hasil produksi yang berasal dari kayu
lelang dipisahkan
NA Bahan baku yang diterima auditee bukan
berasal dari kayu lelang, dengan demikian
verifier tersebut tidak diterapkan.
Indikator. 2.1.3
Proses pengolahan kayu menjadi kayu olahan melalui jasa atau kerjasama dengan pihak lain
22) Verifier.a
Dokumen S - LK atau DKP
NA Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
23) Verifier.b
Kontrak jasa pengolahan produk
antara auditee dengan pihak penyedia
jasa (pihak lain)
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
24) Verifier.c
Berita acara serah terima kayu yang
dijasakan
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
25) Verifier.d
Ada pemisahan produk yang dijasakan
pada perusahaan penyedia jasa
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
26) Verifier.e
Adanya pendoku- mentasian bahan
baku, proses produksi dan ekspor
apabila ekspor dilakukan melalui
industri penyedia jasa
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
Indikator 2.2.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah.
27) Verifier .a
Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
NA Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
28) Verifier 2.2.1.b
Bill of Lading (B/L)
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
29) Verifier 2.2.1.c
Packing List (P/L) Dokumen lisensi
Impor
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
30) Verifier 2.2.1.d
Invoice NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 20 dari 32
31) Verifier 2.2.1.e
Deklarasi Impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
32) Verifier 2.2.1.f
Rekomendasi Impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
33) Verifier.g.
Bukti pembayaran beamasuk (bila
terkena bea masuk)
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
34) Verifier 2.2.1.h
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya: CITES) untuk jenis kayu
dibatasi
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
35) Verifier.i.
Bukti penggunaan kayu impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindah- tanganan kayu olahan.
Kriteria. K3.1 Adanya dokumentasi pemindah- tanganan.
Kriteria K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor
Kriteria.K.3.3. Pemenuhan Penandaan Tanda V-legal
Indikator 3.1.1. Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau pemindah
tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.
36) Verifier 3.1.1.
Dokumen angkutan hasil hutan yang
sah
NA
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen penjualan,
produk tidak dijual untk domestik, tidak ada
dokumen angkutan
Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
37) Verifier .3.2.1.a
Produk hasil olahan kayu yang diekspor
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen penerimaan bahan baku mebel
setengah jadi dan laporan mutasi selam
periode Juni 2014 - Mei 2015,
Auditee dapat menunjukan bahwa seluruh hasil
produksi yang diekspor produk selama periode
Juni 2014 –Mei 2015, dengan volume 5.716
unit 177,9321 M3. Produk mebel yang
dieskpor dapat dipastikan merupakan hasil
produksi sendiri.
38) Verifier .b
PEB
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk mebel periode Juni
2014 – Mei 2015, Auditee menunjukan 45
dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
yang menyertai 5.716 unit 177,9321 M3
dimana informasi mengenai penerima,
deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas
produk telah sesuai dengan dokumen ekspor
lainnya (Invoice, Packing List, Bill of Lading).
39) Verifier .c
Packing list
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen ekspor produk kayu olahan ,
dokumen Packing List 45 dokumen P/L yang
menyertai pengiriman ekspor produk selama
periode Juni 2014 – Mei 2015.
Informasi mengenai penerima, deskripsi
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 21 dari 32
produk, jenis produk, dan kuantitas produk
telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya
(Invoice, PEB, Bill of Lading) dan telah ditanda
tangani oleh petugas bagian ekspor.
40) Verifier d.
Invoice
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk kayu olahan. Auditee
dapat menunjukan keseluruhan dokumen
Invoice yang menyertai pengiriman ekspor
produk selama periode Juni 2014 – Mei 2015,
dimana informasi mengenai penerima,
deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas
produk telah sesuai dengan dokumen ekspor
lainnya (Packing List, PEB, Bill of Lading) dan
telah ditanda tangani oleh petugas bagian
ekspor.
41) Verifier e.
B/L
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk kertas, Auditee dapat
menunjukan keseluruhan dokumen Bill Of
Lading yang menyertai pengiriman ekspor
produk selama periode Juni 2014 – Mei 2015,
dimana informasi mengenai penerima,
deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas
produk telah sesuai dengan dokumen ekspor
lainnya (Invoice, PEB, Packing List).
42) Verifier f.
Dokumen V – Legal untuk produk yang
wajib dilengkapi dengan Dokumen V-
Legal.
MEMENUHI Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor lainnya, Auditee telah
menerapkan penggunaan Dokumen V-Legal
dalam pelaksanaan ekspor periode bulan
Januari- Mei 2015, dengan realisasi peggunaan
dokumen V-Legal sebanyak 19 lembar dengan
2.264 unit dan 74,1131 M3. Dokumen V-legal
diterbitkan oleh PT Equality Indonesia LVLK-
006-IDN.
43) Verifier g
Hasil verifikasi teknis (Laporan
Surveyor) untuk produk yang wajib
verifikasi teknis.
NA Selama periode audit, Auditee tidak melakukan
penjualan eksport, dengan demikian verifier
tersebut tidak diterapkan.
44) Verifier h.
Bukti pembayaran bea keluar bila
terkena bea keluar
NA Selama periode audit, Auditee tidak melakukan
penjualan eksport, dengan demikian verifier
tersebut tidak diterapkan.
45) Verifier i.
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya : CITES) untuk jenis kayu
dibatasi perdagangannya
MEMENUHI Jenis bahan baku yang digunakan Auditee
untuk produk kayu olahan adalah jenis kayu
kelompok Meranti.
Sesuai Arahan strategis konservasi spesies
Nasioal di mana hanya terdapat 22 jenis kayu
yang dibatasi jumlah perdagangannya, jenis
kayu yang diproses oleh Auditee tidak termasuk
kedalamnya, juga tidak terdaftar dalam CITES
Appendic I, II dan III. Berdasarkan Permenhut
No 57/Menhut-II/2008.
Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal
46) Verifier 3.3.1.
Tanda V – Legal yang dibubuhkan
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap seluruh produk
yang sudaj dikemas atau packing yang berada
di gudang barang jadi CV Andatu seluruhnya
telah dibubuhi tanda V Legal dengan model
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 22 dari 32
sesuai ketentuan label dan stiker.
Penandaan atau pembubuhan tanda V- Legal
dengan model stiker telah mengikuti standar
baik ukuran dan warna serta penomoran kode
V – LegalI, II , III.
P.4 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan.
Kriteria 4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Indikator 4.1.1. Prosedur dan implementasi K3.
47) Verifier 4.1.1.a
Implementasi prosedur K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki prosedur K3 dalam
pelaksanaan kegiatan operasionalnya, Auditee
dapat menunjukan 3 (tiga) model dokumen
prosedur K3 dan surat keterangan penunjukan
personil K3 yang ditanda tangani oleh Direktur
Nomor SK : 007/AJA-SK/I/2015 tanggal 15
Desember 2014. adalah Sdr Taryanto yang
dalam jabatan Struktur kerja di Auditee adalah
sebagai Kepala produksi.
48) Verifier 4.1.1.b
Ketersediaan jalur evakuasi dan
peralatan K3 seperti Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), peralatan P3K dan Alat
Pelindung Diri (APD).
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap sarana K3 telah
tersedia Peralatan K3 sesuai ketentuan dan
kebutuhan serta berfungsi dengan baik, dan
pendataan untuk seluruh sarana APAR
sebanyak 2 unit tercatat dengan baik, untuk
APD juga telah sesuai dengan kebutuhan,
serta jalur evakuasipun telah tersedia dengan
baik. Serta telah tersedia kotak P3K, dengan
berisi obat obatan unutk keperluan darurat.
49) Verifier 4.1.1.c
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI Auditee telah memiliki rekaman Laporan
Kecelakaan kerja setiap bulan. Dalam laporan
atau catatan kecelakaan kerja dalam periode
tersebut di atas memperlihatkan tidak pernah
terjadi kasus kecelakaan kerja baik yang kasus
besar atau yang ringan sekalipun (NIHIL).
Laporan tersebut dibuat setiap bulan dan
ditandatangani oleh personil penanggunag
jawab K3.
Kriteria 4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja.
Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja
50) Verifier 4.2.1
Ada serikat pekerja atau kebijakan
perusahaan yang membolehkan untuk
membentuk atau terlibat dalam
kegiatan serikat pekerja.
MEMENUHI Hasil pemeriksaan, Auditee belum memiliki
serikat pekerja, tetapi dalam dokumen
Peraturan Perusahaan khususnya dlam pasal 7
ayat 6 telah tercantum hak hak dan kewajiban
diantaranya Setiap karyawan berhak untuk
berserikat dan berkumpul.
Indikator 4.2.2. Adanya Ke sepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Pera-turan Perusahaan (PP) untuk TDI/ IUI
Kecil yg mempekerja- kan karyawan >10 orang
51) Verifier 4.2.2.
Ketersediaan Dokumen KKB atau PP
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan, Auditee telah memiliki
dokumen Peratura Perusahaan yang telah
disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo
Nomor pengesahan PP Auditee :
568/485/2015 tanggal26 Mei 2015 telah
disahkan dan di tetapkan dengan nomor
pendaftaran 28/PP/V/2015.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 23 dari 32
Indikator 4.2.3 Tidak mempekerjakan anak di bawah umur.
52) Verifier 4.2.2.
Tidak ada pekerja yang masih di bawah
umur
MEMENUHI
Dari seluruh data dan informasi yang diperiksa
tentang tenaga kerja menunjukan Auditee tidak
memperkerjakan tenaga di bawah umur, untuk
tenaga yang paling muda adalah usia 24 tahun
(c) Unit Usaha : CV Nuansa Kayu Bekas.
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
P.1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.
Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki :
(a) TDI
(b) Industri dengan investasi kurang dari Rp 200.000.000
Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah
1) Verifier a
Akte pendirian perusahaan dan
perubahan terakhir
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
dokumen legalitas pendirian Perusahaan,
Dokumen Akta Pendirian Perusahaan Auditee
telah mengalami perubahan :
Akta Pendirian dengan Nomor : 15 tanggal 23
Oktober 2009, yang diterbitkan oleh Pejabat
Notaris Rita Esti Sri Purnawati, SH.
Akta Perubahan anggaran dasar ini diterbitkan
oleh Notaris Rita Esti Sri Purnawati, SH. Dengan
nomor akta 12 tanggal 11 Desember 2012,
tetapi tidak merubah susunan pengrus persero.
Akta perubahan telah didaftarkan kepada
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Sragen pada
hari Senin tanggal 18 Maret 2013 dengan
nomor : 44/CV/2013.
2) Verifier.b.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
atau Izin Perdagangan yang tercantum
dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin
Usaha Industri (IUI) Kecil
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Auditee telah
memiliki dan dapat menunjukan kepemilikan
dokumen Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
dengan Nomor : 517/339/29/2014 yang
diterbitkan oleh Badan Perizinan Terpadu, dan
Penanaman Modal Pemerintah Kabupaten
Sragen tanggal 22 Desember 2014.
SIUP ini wajib didaftar ulang setiap 5 (lima)
tahun sekali tanggal 22 Desember 2022., jenis
barang atau produk yang diproses dan
diperdagangkan adalah mebel dari kayu sesuai
dengan izin perdagangan yang dimiliki Auditee.
3) Verifier.c.
Izin HO atau izin gangguan lingkungan
sekitar
MEMENUHI
Auditee telah memiliki dokumen dokumen Izin
Gangguan (HO) yang diterbitkan Badan
Perizinan Terpadu, dan Penanaman Modal
Pemerintah Kabupaten Sragen dengan Nomor :
503/3376/29/2014 tanggal 22 Desember
2016.
Hasil verifikasi terhadap dokumen Izin Gangguan
yang dimiliki oleh auditee telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan peruntukannya
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 24 dari 32
sesuai dengan bidang usahanya.
4) Verifier.d.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan menunjukan Auditee telah
memiliki dokumen Tanda Daftar Perusahaan
(TDP) dengan Nomor : 11.14.331.00-536 yang
diterbitkan oleh Badan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal, Pemerintah Kabupaten
Sragen pada tanggal 22 Desember 2014.
Informasi yang tercantum pada TDP sesuai
dengan bidang usaha dan peruntukannya serta
telah sesuai dengan dokumen lainnya tentang
alamat dan penanggung jawab serta jenis
industrinya. Tanda Daftar Perusahaan serta
berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember
2020.
5) Verifier,e.
NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)
MEMENUHI
Auditee telah memiliki dan dapat menunjukan
dokumen perpajakan seperti di sebutkan di
bawah ini :
NPWP dengan nomor : 02.767.214.6-528.000.
Surat Keterangan Terdaftar (SKT), nomor : PEM-
03409/WPJ.32/KP.0703/2011 Seluruhnya Atas
nama CV Nuansa Kayu Bekas yang didaftarkan
pada tanggal 22 Desember 2011,.
Dengan demikian Auditee telah memperlihatkan
keabsahan dokumen perpajakan yang
seluruhnya diterbitkan oleh Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Kabupaten Sukoharjo, sesuai
peraturan Undang Undang No 16 Tahun 2009
pasal 2 ayat 1 tentang ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
6) Verifier.f.
Dokumen lingkungan hidup
(AMDAL/UKL – UPL/ SPPL/ DPLH/SIL
/DELH/dokumen lingkungan hidup
lain yang setara
MEMENUHI
Auditee telah memiliki Dokumen UKL – UPL yang
telah disusun pada tahun 2012, tetapi Auditee
tidak belum membuat laporan semester
pengelolaan lingkungan dengan demikian
diterbitkan LKS, tetapi pada tanggal 2 Juli
2015 Auditee (CV Nuansa Kayu Bekas) telah
memenuhi kewajibannya dengan telah membuat
laporan pengelolaan lingkungan semester 1 dan
2 tahun 2014, dengan demikian LKS no 1 telah
ditutup pada tanggal 3 Juli 2015.
7) Verifier g.
Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau
Tanda Daftar Industri (TDI)
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap dokumen legalitas
Industri. Auditee telah memiliki dan dapat
menujukan kepemilikan dokumen Tanda Daftar
Industri (TDI) yang diterbitkan oleh Badan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal,
Pemerintah Kabupaten Sragen dengan nomor :
535/3390/29/2014 pada tanggal 22 Desember
2014. Nilai Investasi Rp 168.700.000,00,
Kapasitas produksi Meubeair, 3.500 M3/tahun,
masa berlaku 3 Februari 2020.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap hasil
produksi menunjukan jenis usaha yang
dijalankan telah sesuai dengan TDI yang
diberikan.
Indikator.1.1.2 Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir
produsen.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 25 dari 32
Verifier
8) Berstatus Eksportir Terdaftar
Produk Industri Kehutanan (ETPIK).
MEMENUHI
Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaia
dokumen ETPIK nomor : 02.ET-01.15.2861,
tanggal 15 Januari 2015 dengan kegiatan
operasional industri produk kehutanan, dimana
terdapat kesesuaian dengan dokumen
pendukung lainnya seperti : TDI , TDP dan NPWP
dalam dokumen tersebut seluruhnya
mencantumkan data alamat serta
penanggungjawab yang sama.
Produksi yang dihasilkan sesuai dengan jenis
produksi yang tercantum dalam dokumen ETPIK
dan dokumen ETPIK berlaku sampai dengan 31
Desember 2020. Dengan demikian dokumen
ETPIK yang dimiliki Auditee telah sesuai dengan
kegiatan dan peruntukannya.
Indikator 1.2.1. .Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah.
9) Verifier a
Dokumen pengakuan /pengenal
sebagai importir.
NA
Auditee bukan sebagai importir kayu dan produk
kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (duediligence)
10) Verifier 1.2.2.
Panduan/pedoman/
prosedur pelaksanaan dan bukti
pelaksanaan sistem uji tuntas (due
diligence) importir
NA
Auditee bukan sebagai importir kayu dan produk
kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan
kelompok
11) Verifier 1.3.1.
Akte notaris pembentukan kelompok
atau dokumen pembentukan
kelompok
MEMENUHI
Sebagai kelompok Usaha Bersama dalam
implementasi sertifikasi kelompok, Auditee ( CV
Nuansa Kayu Bekas) adalah salah satu anggota
kelompok Usaha Bersama Solo Kayu Resmi dan
telah memiliki dokumen pembentukan kelompok
yang diterbitkan oleh pejabat Notaris pada
tanggal 03 Juli 2013 adalah Akta perubahan
dikarenakan ada salah satu anggotanya
mengundurkan diri dari keanggotaan UB Solo
Kayu Resmi.
Akta perubahan UB Solo Kayu Resmi ( UB SKR),
diterbitkan oleh Notaris Rita Esti Purnawati, SH
(SK Menteri Kehakiman RI) 28 Oktober 2002
No. C.1373-HT.03.01 Th. 2002) dengan nomor
akta 03, Tentang Akta perubahan kelompok
usaha bersama serta telah didaftarkan didalam
Buku Daftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Surakarta dibawah nomor :
21/HK/UM/VII/2013/PN.Ska.
Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan
kayu dari asalnya
Kriteria K2.1. Keberadaan dan penerapan system penulusuran bahan baku dan hasil olahannya
Kriterian.K.2.2. Penerapan Penggunaan kayu Impor
Indikator 2.1.1
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 26 dari 32
Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah
12) Verifier a.
Dokumen jual beli/nota atau kontrak
suplai bahan baku dan barang jadi
dilengkapi bukti pembelian
MEMENUHI Hasil verifikasi terhadap dokumen kontrak suplai
dan buikti pembelian bahan baku dalam
pemenuhan bahan baku untuk periode Juni
2014 – Mei 2015. Auditee memenuhi
kebutuhan bahan bakunya dengan melakukan
pembelian bahan baku kayu- kayu bekas serta
melakukan pembelian kepada beberapa
pengrajin untuk pemenuhan mebel setengah
jadi.
Seluruh penerimaan mebel setengah jadi dan
kayu kayu bekas periode tersebut di atas
seluruhnya telah dilengkapi dokumen bukti
pembayaran sebagai sahnya transaksi jual beli.
Auditee umumnya mempergunakan fasilitas
pembayaran tunai dengan transfer sebagi contoh
bukti pembayaran melalui transfer pada tanggal,
01 Juli 2014 Bukti transfer via bank Danamon
dengan pengirim CV Nuasa kayu Bekas.
13) Verifier b
Bukti Penerimaan Bahan Baku
dilengkapi dengan dokumen
angkutan hasil hutan yang sah.
MEMENUHI Dari hasil verifikasi terhadap dokumen
penerimaan bahan baku dan dokumen angkutan
selama periode Juni 2014 - Mei 2015 yang
telah di miliki Auditee.
Seluruh barang mebel setengah jadi yang dikirim
pengrajin dan kayu kayu bekas hasil pembelian
telah dilengkapi dengan surat jalan, dan disertai
dengan dokumen DKP serta keterangan dari
Aparat desa setempat untuk kayu bekas yang
dibeli.
Selanjutnya Auditee membuatkan tanda terima
seluruh barang yang dikrim pengrajin, penjual
kayu bekas dan tanda terima yang dipakai untuk
seluruh penerimaan adalah “Form Mentah
Masuk” sebagai bukti penerimaan bahan baku
mebel Unfinish dan kayu kayu bekas, dan
selanjutnya sebagai bukti pembayaran oleh
Auditee. Dikarenakan Auditee membeli produk
mebel setengah jadi dari pengrajin dan kayu
kayu bekas dari lapak kayu bekas, dengan
demikian tidak terdapat dokumen angkutan hasil
hutan yang sah.
14) Verifier c.
Dokumen angkutan hasil hutan yang
sah
MEMENUHI Seluruh penerimaan bahan baku mebel setengah
jadi tidak didukung dengan dokumen angkutan
hasil hutan yang sah berupa FAKO dikarenakan
mebel setengah jadi tersebut bukan sortimen
yang wajib memakai dokumen angkutan hasil
hutan yang sah, dan hanya dlengkapi dengan
surat jalan atau Nota angkutan biasa yang
dibuat oleh pengrajin. Untuk kayu kayu bekas
yang diterima Auditee sama seperti barang
mebel setengah jadi, kayu kayu bekas ini tidak
memerlukan dokumen angkutan hasil hutan,
melainkan memakai nota surat jalan disertai
dokumen keterangan dari Desa asal kayu bekas
tersebut.
Sedangkan bahan baku kayu yang diterima
pengrajin beberapa diantarnya adalah membeli
dari toko material sehingga dokumen yang
diterima adalah Nota dari toko serta beberapa
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 27 dari 32
pengrajin bahan bakunya telah didukung oleh
dokumen Surat Keterangan Asal Usul (SKAU)
berupa kayu kayu balok dengan jenis kayu
Mahoni dari Hutan Rakyat.
15) Verifier. d.
Nota dan Dokumen Keterangan
(Berita Acara dari petugas kehutanan
kabu- paten/kota atau dari Aparat
Desa/ Kelurahan) yang dapat
menjelaskan asal usul untuk kayu
bekas/hasil bongkaran, serta
Deklarasi Kesesuaian
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap dokumen
keterangan perihal kayu bekas, dalam periode
Juni 2014 – Mei 2015
Auditee dapat menunjukan dokumen
keterangan, bahwa seluruh kayu bekas/hasil
bongkaran dilengkapi dengan Nota dan
dokumen/ Keterangan dari Aparat, sehingga
dapat menjelaskan secara jelas asal usul bahan
baku kayu kayu bekas tersebut.
16) Verifeir. e.
Dokumen angkutan berupa Nota
untuk kayu limbah industri
NA
Bahan baku yang digunakan oleh auditee dan
pemasok bukan merupakan kayu limbah
industri, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
17) Verifier.f.
Dokumen catatan/ laporan mutasi
kayu
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dan
kelengkapan dokumen mutasi bahan baku yang
dibuat oleh Auditee selama periode 1 tahun
terakhir Juni 2014 – Mei 2015, Auditee telah
membuat dan dapat menunjukan pencatatan
penerimaan mebel setengah jadi untuk setiap
bulannya.
Pemeriksaan terhadap kebenaran dan kesuaian
dokumen catatan/laporan mutasi kayu dengan
dokumen pendukung lainnya dari data yang
diperiksa menunjukan adanya keseimbangan
dan kesesuaian dengan dokumen lainya.
18) Verifier g
Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu
yang dimiliki pemasok dan/atau
dokumen Deklarasi Kesesuaian
Pemasok.
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap pasokan bahan
baku, Auditee menerima bahan baku berupa
mebel setenagh jadi jenis kursi, dan seluruh
bahan baku mebel setengah jadi yang diterima
pada periode Januari – Mei 2015 telah
dilampirkan dokumen DKP.
Selama periode tersebut telah diterima Auditee
dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok (DKP)
sebanyak 33 lembar dengan 154,920 SM atau
108,4400 M3 untuk kelengkapan kayu kayu
bekas dan 504 lembar dengan 50.376 unit atau
863,6100 M3 untuk kelengkapan dokumen
mebel setengah jadi.
Auditee telah memiliki prosedur pemeriksaan
terhadap pemasok yang menerbitkan DKP,
memiliki personel yang ditunjuk untuk
bertanggung jawab dalam pemeriksaan terhadap
dokumen DKP yang diterima dari pemasok
(beserta bukti surat penunjukan), serta tersedia
laporan hasil pemeriksaan kepada pemasok yang
menerbitkan DKP.
Indikator 2.1.2. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu
19) Verifier.a.
Laporan produksi hasil olahan
MEMENUHI Realisasi produksi Auditee selama periode Juni
2014 – Mei 2015 dapat dijelaskan secara
singkat seperti di bawah ini :
Pemakaian Unfinish : 99.629 unit volume :
1.664,5900 M3, untuk pemakaian Kayu Bekas
yang pakai sendiri adalah sebesar 209,53 SM
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 28 dari 32
atau 146,6700. M3,kayu bekas yang di Subkon
sebanyak 107,44 SM atau 75,2100 M3,
total pemakaiam kayu bekas adalah 316,97
SM = 221,8800 M3.
Hasil finishing dari unfinish menjadi mebel siap
kirim sebesar 99.629 unit =
1.664,5900 M3, untuk mebel dari kayu bekas
yang diproses sendiri sebanyak 10.902 unit =
99,6600 M3 serta yang disubkon adalah
2.728 unit = 38,0000 M3, sehingga total
hasil produksi keseluruhan adalah sebanyak :
113.259 unit 1.802,2500 M3
Laporan hasil produksi sesuai dengan catatan
mutasi kayu dan terdapat hubungan yang logis
antara input-output.
20) Verifier b.
Produksi industri tidak melebihi
kapasitas produksi yang diizinkan.
MEMENUHI Realisasi produksi Periode bulan Juni 2014 - Mei
2015, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
laporan produksi harian, realisasi hasil
penyelesaian finishing mebel dalam periode Juni
– Desember 2014 sebesar
58.190 unit = 918,9300 M3
Januari – Mei 2015 sebesar
55.069 unit = 883,3200 M3
Sedangkan Kapasitas produksi yang dizinkan
berdasarkan dokumen TDI nomor :
535/3390/29/2014 tanggal 22 Desember
2014 tercantum sebesar 3.500 M3. Dengan
demikian realisasi produksi sendiri tidak melebihi
kapasitas izin auditee yang diizinkan.
21) Verifier 2.1.2.c
Hasil produksi yang berasal dari kayu
lelang dipisahkan
NA Bahan baku yang diterima auditee bukan
berasal dari kayu lelang, dengan demikian
verifier tersebut tidak diterapkan.
Indikator. 2.1.3
Proses pengolahan kayu menjadi kayu olahan melalui jasa atau kerjasama dengan pihak lain
22) Verifier.a
Dokumen S - LK atau DKP
MEMENUHI Proses pelaksanaan jasa produksi tersebut
hanya upah kerja saja, bahan baku berupa kayu
kayu bekas seluruhnya diberikan atau disuplai
oleh Auditee. Auditee dapat menunjukan
salinan dokumen pengiriman surat jalan bahan
baku ke penerima jasa produk berupa Nota
penyerahan bahan baku.
Karena proses jasa tersebut hanya upah kerja
sementara bahan baku berupa kayu kayu bekas
seluruhnya disuplai oleh Auditee, dengan
demikian tidak terdapat dokumen DKP atau S-
LK, Karena Dokumen DKP telah dimiliki Auditee
ketika membeli Kayu kayu bekas tersbut.
23) Verifier.b
Kontrak jasa pengolahan produk
antara auditee dengan pihak
penyedia jasa (pihak lain)
NA
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak
lain, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
24) Verifier.c
Berita acara serah terima kayu yang
dijasakan
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap pengiriman bahan
baku, Auditee telah membuat dokumen serah
terima bahan baku berupa form penyerahan
barang dalam hal ini bahan baku kayu bekas
tetapi sifatnya mirip berita serah terima bahan
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 29 dari 32
baku untuk diproduksi oleh pengrajian penerima
kerja proses produk furniture Auditee. Dalam
form bukti pengiriman barang yang dibuat bagian
Auditee mencantumkan nama penerima, tanggal
pengiriman,nama barang, serta tanda tangan
pengirim, pengangkut serta penerima.
25) Verifier.d
Ada pemisahan produk yang dijasakan
pada perusahaan penyedia jasa
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap pengiriman bahan
baku kepada pengrajin yang mengerjakan
produk Auditee, Para pengrajin mencatat
seluruh penerimaan bahan baku dan hasil
produknya selain sebagai dokumentasi juga
sebagai pembanding ketika menerima upah
kerja proses produksi.
Proses pemisahan produk terjadi dengan
sendirinya karena seluruh pengrajin industri
rumah tangga, hanya menerima dan
memproduksi untuk Auditee saja.
Selain itu dapat dilihat sebagai perbandingan
dalam laporan Mutasi pemakaian Bahan Baku
dan Hasil produksi.
26) Verifier.e
Adanya pendoku- mentasian bahan
baku, proses produksi dan ekspor
apabila ekspor dilakukan melalui
industri penyedia jasa
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan tersebut bahwa seluruh
pengiriman dan penerimaan hasil produksi telah
dipisahkan sesuai dengan laporan Laporan
Mutasi Bahan baku dan hasil produksi, pada
periode laporan mutasi Juni 2014 – Mei 2015
telah dicatat dalam Laporan Mutasi bahan baku
Kayu dan produksi.
Indikator 2.2.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah.
27) Verifier .a
Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
NA Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
28) Verifier 2.2.1.b
Bill of Lading (B/L)
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
29) Verifier 2.2.1.c
Packing List (P/L) Dokumen lisensi
Impor
NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
30) Verifier 2.2.1.d
Invoice NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
31) Verifier 2.2.1.e
Deklarasi Impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
32) Verifier 2.2.1.f
Rekomendasi Impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
33) Verifier.g.
Bukti pembayaran beamasuk (bila
terkena bea masuk)
NA Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
34) Verifier 2.2.1.h
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya: CITES) untuk jenis kayu
NA Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 30 dari 32
dibatasi
35) Verifier.i.
Bukti penggunaan kayu impor NA
Auditee tidak melakukan import bahan baku,
dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan
Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindah- tanganan kayu olahan.
Kriteria. K3.1 Adanya dokumentasi pemindah- tanganan.
Kriteria K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor
Kriteria.K.3.3. Pemenuhan Penandaan Tanda V-legal
Indikator 3.1.1. Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau pemindah
tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.
36) Verifier 3.1.1.
Dokumen angkutan hasil hutan yang
sah NA
Hasil produksi Auditee seluruhnya hanya untuk
pasaran ekspor, tidak terdapat dokumen
angkutan hasil hutan
Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
37) Verifier .3.2.1.a
Produk hasil olahan kayu yang
diekspor
MEMENUHI
Berdasarkan verifikasi terhadap dokumen ekspor
dan laporan mutasi hasil produski, dapat
dijelaskan bahwa hasil produksi yang
dikirim/ekspor telah sesuai dengan data
pendukung lainnya serta produk hasil olahan
kayu yang dieskpor untuk proses produksi
adalah membeli mebel unfinsih dari pengrajin
dan melakukan penjasaan produksi mebel dari
kayu bekas, tetapi seluruh penyelesaianj akhir
atau finishing atau pengecetan dilakukan oleh
Auditee sendiri serta pelaksanaan ekspor adalah
Auditee sendiri yang melakukannya dilokasi
Industri Auditee.
38) Verifier .b
PEB
MEMENUHI
Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk mebel periode Juni
2014 – Mei 2015, Auditee menunjukan 134
dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
yang menyertai 95.259 unit 1.589,5300 M3
dimana informasi mengenai penerima, deskripsi
produk, jenis produk, dan kuantitas produk telah
sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice,
Packing List, Bill of Lading).
39) Verifier .c
Packing list
MEMENUHI
Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen ekspor produk kayu olahan , dokumen
Packing List 134 dokumen P/L yang menyertai
pengiriman ekspor produk selama periode Juni
2014 – Mei 2015.
Informasi mengenai penerima, deskripsi produk,
jenis produk, dan kuantitas produk telah sesuai
dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, PEB,
Bill of Lading) dan telah ditanda tangani oleh
petugas bagian ekspor.
40) Verifier d.
Invoice
MEMENUHI
Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk kayu olahan. Auditee
dapat menunjukan keseluruhan dokumen
Invoice yang menyertai pengiriman ekspor
produk selama periode Juni 2014 – Mei 2015,
dimana informasi mengenai penerima, deskripsi
produk, jenis produk, dan kuantitas produk telah
sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Packing
List, PEB, Bill of Lading) dan telah ditanda
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 31 dari 32
tangani oleh petugas bagian ekspor.
41) Verifier e.
B/L
MEMENUHI
Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor produk kertas, Auditee dapat
menunjukan keseluruhan dokumen Bill Of Lading
yang menyertai pengiriman ekspor produk
selama periode Juni 2014 – Mei 2015, dimana
informasi mengenai penerima, deskripsi produk,
jenis produk, dan kuantitas produk telah sesuai
dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, PEB,
Packing List).
42) Verifier f.
Dokumen V – Legal untuk produk
yang wajib dilengkapi dengan
Dokumen V-Legal.
MEMENUHI
Berdasarkan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen Ekspor lainnya, Auditee telah
menerapkan penggunaan Dokumen V-Legal
dalam pelaksanaan ekspor periode bulan
Januari- Mei 2015, dengan realisasi peggunaan
dokumen V-Legal sebanyak 61 lembar dengan
46.438 unit 781,1200 M3. Dokumen V-legal
diterbitkan oleh PT Equality Indonesia LVLK-006-
IDN.
43) Verifier g
Hasil verifikasi teknis (Laporan
Surveyor) untuk produk yang wajib
verifikasi teknis.
NA Selama periode audit, Auditee tidak melakukan
penjualan eksport, dengan demikian verifier
tersebut tidak diterapkan.
44) Verifier h.
Bukti pembayaran bea keluar bila
terkena bea keluar
NA Selama periode audit, Auditee tidak melakukan
penjualan eksport, dengan demikian verifier
tersebut tidak diterapkan.
45) Verifier i.
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya : CITES) untuk jenis kayu
dibatasi perdagangannya
MEMENUHI Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan
produk mebel dan handy craft oleh Auditee
berasal dari jenis kayu jati, dimana jenis tersebut
tidak terdaftar dalam CITES Appendic I, II, atau
III, sehingga tidak termasuk jenis yang dibatasi
perdagangannya.
Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal
46) Verifier 3.3.1.
Tanda V – Legal yang dibubuhkan
sesuai ketentuan
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap seluruh produk yang
sudaj dikemas atau packing yang berada di
gudang barang jadi CV Nuansa Kayu Bekas
seluruhnya telah dibubuhi tanda V Legal dengan
model label dan stiker.
Penandaan atau pembubuhan tanda V- Legal
dengan model stiker telah mengikuti standar
baik ukuran dan warna serta penomoran kode V
– LegalI, II , III.
P.4 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan.
Kriteria 4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Indikator 4.1.1. Prosedur dan implementasi K3.
47) Verifier 4.1.1.a
Implementasi prosedur K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki prosedur K3 dalam
pelaksanaan kegiatan operasionalnya, Auditee
dapat menunjukan 3 (tiga) model dokumen
prosedur K3 dan surat keterangan penunjukan
personil K3 yang ditanda tangani oleh Direktur
Nomor SK : 023/SK/NKB/I/2015 adalah Sdr
Joko Slamet Widodo yang dalam jabatan
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 32 dari 32
Struktur kerja di Auditee adalah sebagai Kepala
Penerimaan Bahan baku.
48) Verifier 4.1.1.b
Ketersediaan jalur evakuasi dan
peralatan K3 seperti Alat Pemadam
Api Ringan (APAR), peralatan P3K dan
Alat Pelindung Diri (APD).
MEMENUHI Hasil pemeriksaan terhadap sarana K3 telah
tersedia Peralatan K3 sesuai ketentuan dan
kebutuhan serta berfungsi dengan baik, dan
pendataan untuk seluruh sarana APAR
sebanyak 5 unit tercatat dengan baik, untuk APD
juga telah sesuai dengan kebutuhan, serta jalur
evakuasipun telah tersedia dengan baik. Serta
telah tersedia kotak P3K, dengan berisi obat
obatan unutk keperluan darurat.
49) Verifier 4.1.1.c
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI Auditee telah memiliki rekaman Laporan
Kecelakaan kerja setiap bulan. Dalam laporan
atau catatan kecelakaan kerja dalam periode
tersebut di atas memperlihatkan tidak pernah
terjadi kasus kecelakaan kerja baik yang kasus
besar atau yang ringan sekalipun (NIHIL).
Laporan tersebut dibuat setiap bulan dan
ditandatangani oleh personil penanggunag
jawab K3.
Kriteria 4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja.
Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja
50) Verifier 4.2.1
Ada serikat pekerja atau kebijakan
perusahaan yang membolehkan untuk
membentuk atau terlibat dalam
kegiatan serikat pekerja.
MEMENUHI Hasil pemeriksaan, Auditee belum memiliki
serikat pekerja, tetapi Auditee telah membuat
surat pernyataan perihal kebebasan berserikat.
Untuk menyikapi tentang peraturan tersebut,
Auditee melalui Surat keterangan perjanjian
kesepakatan berserrikat yang dikeluarkan pada
tanggal 2 April 2012 dengan nomor surat :
0238.02/SK/NKB/IV/2012 yang ditanda
tangani oleh Pimpinan Perusahaan yang diwakili
HRD, membolehkan kepada seluruh pekerja
untuk terlibat atau serikat pekerja dilingkungan
kerja selama tidak mengganggu efektifitas
pekerjaan.
Indikator 4.2.2. Adanya Ke sepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Pera-turan Perusahaan (PP) untuk TDI/ IUI
Kecil yg mempekerja- kan karyawan >10 orang
51) Verifier 4.2.2.
Ketersediaan Dokumen KKB atau PP
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan, Auditee telah membuat dan
menyusun dokumen Peraturan Perusahaan dan
sekaligus disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Sragen
Nomor pengesahan PP Auditee :
560/1715/24/2015 tanggal 3 Juni 2015 telah
disahkan dan di tetapkan dengan nomor
pendaftaran 116/PP/VI/2015. Peraturan
Perusahaan yang dimiliki Auditee sesuai aturan
berlaku sampai dengan 2 Juni 2017.
Indikator 4.2.3 Tidak mempekerjakan anak di bawah umur.
52) Verifier 4.2.2.
Tidak ada pekerja yang masih di
bawah umur
MEMENUHI Dari seluruh data dan informasi yang diperiksa
tentang tenaga kerja menunjukan Auditee tidak
memperkerjakan tenaga di bawah umur, untuk
tenaga yang paling muda adalah usia 25 tahun.
top related