lampiran tentang rencana pembangunan industri … b. dasar hukum aspek yuridis dalam dokumen ini...
Post on 04-Dec-2020
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 3 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2019-2039
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan RPIP didasarkan pada 3 (tiga) alasan. Pertama, adanya
alasan yuridis dalam UU Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
yang mengamanahkan setiap tingkat pemerintahan untuk merancang
rencana pembangunan industri. Dimana, pada level nasional disebut
RIPIN (Rencana Pembangunan Industri Nasional), pada level provinsi
disebut RPIP (Rencana Pembangunan Industri Provinsi), dan pada level
kabupaten/kota disebut RPIK (Rencana Pembangunan Industri
Kabupaten/Kota). Sebagai konsekuensinya, RPIP diharapkan mampu
menjadi acuan pembangunan industri bagi tiap Perangkat Daerah
Provinsi yang tentunya telah terintegrasi baik dengan RIPIN maupun
RPIK.
Kedua, hingga saat ini, tepatnya pada akhir 2017, Jawa Timur dapat
dikatakan sebagai provinsi industri (Industrial Province). Hal ini
ditunjukan dari besarnya kontribusi industri Jawa Timur yang sudah
mendekati 30 persen dari PDRB. Di samping itu, industri strategis baik
yang berskala nasional maupun internasional telah tumbuh pesat di
Jawa Timur, seperti industri kimia dasar, industri semen, industri
perkapalan, industri kereta api, dan industri militer. Untuk itu,
perencanaan pembangunan industri jangka panjang di Jawa Timur perlu
dilakukan, mengingat permasalahan industrialisasi yang dihadapi besifat
kompleks, seperti keterkaitan antara penguatan daya saing dengan
peningkatan inklusivitas industri yang merupakan basis kebijakan
pembangunan ekonomi Jawa Timur kedepan.
Ketiga, revolusi industri 4.0 merupakan tantangan untuk mewujudkan
Jawa Timur sebagai salah satu provinsi industri yang unggul.
Gelombang revolusi industri 4.0 ini tidak mungkin dihindari, khususnya
pada era keterbukaan ekonomi global. Sehingga, pembangunan industri
- 2 -
yang berkarakteristik digitalisasi tidak bisa diabaikan, jika tetap
mengharapkan adanya pembangunan industri Jawa Timur yang
tangguh. Gambar 1.1 menjelaskan implikasi revolusi industri 4.0
terhadap pembangunan industri. Pada era ini, lingkungan usaha industri
dicirikan dengan tingkat ketidakpastian (uncertainty) usaha yang tinggi,
ketidakteraturan perubahan iklim usaha sulit diprediksi (unpredictable).
Artinya, ekosistem industrialisasi menuntut adanya pengelolaan industri
yang fleksibel, khususnya pada aspek regulasi. Sehingga, pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang lebih mutakhir (advance)
sangat dibutuhkan, agar pelaku industri mampu mengubah tantangan
menjadi sebuah peluang.
Sumber: Pratikno (2018) Gambar 1.1
Industrialisasi Pada Era Revolusi Industri 4.0
Pada era revolusi industri 4.0, pembangunan industri bersifat multi
dimensi, sehingga diperlukan adanya perencanaan pembangunan
industri yang bersifat holistik. Gambar 1.2 mengilustrasikan adanya lima
dimensi tata kelola sebagai prasyarat terwujudnya pembangunan
industri yang unggul. Kelima dimensi tata kelola tersebut adalah:
(i) Tata kelola pemanfaatan sumber daya alam (nature) yang dapat
menjamin terjadinya peningkatan kualitas hidup (life) dan
lingkungan (ecosystem) secara berkelanjutan.
(ii) Tata kelola penguatan struktur (structure) yang dapat menjamin
adanya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya, sehingga
memiliki kemanfaatan bagi seluruh masyarakat, seperti
- 3 -
peningkatan kualitas manusia, management usaha dan terjadinya
akumulasi kapital.
(iii) Tata kelola pembangunan infrastruktur (infrastructure) yang dapat
menjamin adanya peningkatan kuantitas maupun kualitas, seperti
ketersediaan prasarana dan prasarana transportasi, teknologi,
maupun pranata sosial.
(iv) Tata kelola penguatan kelembagaan (superstructure) yang dapat
mengindari terjadinya kegaduhan (chaos) dalam setiap perumusan
kebijakan pembangunan ekonomi, sosial dan politik.
(v) Tata kelola transformasi budaya (culture) yang menjamin
berkembangnya kearifan lokal (local wisdom) melalui pengembangan
budaya lokal (tradition) yang syarat dengan tata nilai inovasi dan
interaksi.
Sumber: Ahmadjayadi (2017) Gambar 1.2
Lima Dimensi Industrialisasi Pada Era Revolusi Industri 4.0 Sebagai Kerangka Konseptual Penyusunan RPIP
Memahami adanya tuntutan perubahan tersebut, hingga saat ini,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengembangkan dan
mengimplementasikan 7 bentuk layanan e-government. Walaupun
ketujuh layanan digital tersebut belum terintegrasi secara sempurna,
ketujuh layanan tersebut merupakan modal dasar bagi industrialisasi
- 4 -
digital di Jawa Timur. Gambar 1.3 merupakan desain industrialisasi
yang ingin diwujudkan. Dimana pengguna layanan dapat secara cepat
dan terintegrasi memanfaatkan enam pokok layanan, yaitu:
(i) aksesibilitas pada konsumen secara cepat dan akurat,
(ii) desiminasi pengembangan teknologi secara inklusif,
(iii) kebijakan dan peraturan yang transparan untuk diakses oleh
semua pihak yang berkempentingan,
(iv) aksesibilitas pada pasar domestik dan global,
(v) informasi tentang ketersediaan dan kompetensi sumber daya
manusia, dan
(vi) aksesibilitas terhadap sumber daya lainnya, seperti keuangan dan
bahan baku.
Sumber: Modifikasi dari Smart Governance and Technology Report, Price Water-
House Coopers India (2015).
Gambar 1.3
Desain Tata Kelola Industrialisasi Jawa Timur, Kedepan
B. DASAR HUKUM
Aspek yuridis dalam dokumen ini menyangkut dasar hukum yang
mengatur RPIP Jawa Timur 2019-2039. Adapun dasar hukum yang
dimaksud, diantaranya:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian, Pasal 10 ayat (1) bahwa setiap Gubernur menyusun
Rencana Pembangunan Industri Provinsi; dan Pasal 10 ayat (2)
bahwa Rencana Pembangunan Industri Provinsi mengacu kepada
PenyediaLayanan
Pengembangan IndustriBentuk Layanan
Access to
consumer
Technology
development
Rules &
regulation
Access to global
market &
investment
Disperindag
Diskominfo
Metode
Penyampaian
Web Browser
Smartphone
Social Media
Help-desk
Personal Computer
PenggunaLayanan
(End User)
EntitasKonsumen
Entitas
Ketenakerjaan
EntitasBisnis
Entitas
Pemerintahan
Bappeda
Human capital
Access to
resources
E-Budgeting
SISKAPERBAPO
E-AgrobisJatim
P2T
SIPAP
EJISC (East Java Investment Super Corridor)
Dashboard Pengendalian Ekspor Impor
OPD Lain Terkait
Modal Dasar:
- 5 -
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan Kebijakan
Industri Nasional;
2. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 100/M-
IND/PER/12/2015, Pasal 4 bahwa Rencana Pembangunan Industri
Provinsi disusun dengan memperhatikan:
a. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan Kebijakan
Industri Nasional;
b. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi;
c. Potensi sumber daya industri daerah;
d. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan/atau Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
e. Keserasian dan keseimbangan dengan kebijakan pembangunan
industri di kabupaten/kota serta kegiatan sosial ekonomi dan
daya dukung lingkungan; dan
f. Proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan
untuk industri.
Gambar 1.4
RPIP dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika RPIP Jawa Timur Tahun 2019-2039 memodifikasi
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 110/M-IND/PER/12/2015
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi
dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota, dimana
sistematika yang disusun adalah sebagai berikut:
- 6 -
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menguraikan secara rinci alasan pentingnya penyusunan Rencana
Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Jawa Timur.
B. Dasar Hukum
Menguraikan aspek yuridis yang melatar belakangi penyusunan
RPIP Jawa Timur 2019-2039.
C. Sistematika Penulisan
Menguraikan sistematika penyusunan RPIP Provinsi Jawa Timur.
II. GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN INDUSTRI
A. Kondisi Daerah
Menguraikan secara kuantitatif aspek geografis, demografi,
serta aspek infrastruktur seperti jalan, pelabuhan bandar udara,
air dan listrik, aspek pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan dan
kontribusi sektor industri, kontribusi masing-masing sektor
industri, jumlah unit usaha setiap sektor industri, ekspor
dan impor produk industri. Selain itu juga menyajikan
permasalahan makro ekonomi dan sektor industri yang terjadi.
B. Sumber Daya Industri
Menguraikan sumber daya manusia sektor industri, sumber
daya alam sebagai bahan baku dan energi, lembaga diklat
dan litbang serta pembiayaan industri. Di sisi lain juga
menampilkan masalah terkait.
C. Sarana dan Prasarana
Menguraikan pengelolaan lingkungan, lahan Industri berupa
Kawasan Industri dan/atau kawasan peruntukan Industri,
fasilitas jaringan energi dan kelistrikan, fasilitas jaringan
telekomunikasi, fasilitas jaringan sumber daya air, fasilitas
sanitasi, fasilitas jaringan transportasi dan infrastruktur
penunjang seperti lembaga uji, kawasan berikat, kawasan
pergudangan. Di tempat lain juga menyajikan masalah terkait
sarana dan prasarana yang terjadi.
- 7 -
D. Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Menguraikan tentang pengembangan IKM, unit pelayanan teknis
(UPT), jumlah tenaga penyuluh lapangan (TPL), konsultan IKM,
dan pusat-pusat promosi pengembangan IKM. Selain itu juga
menampilkan masalah terkait.
III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN
SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH
A. Visi dan Misi Pembangunan Industri Jawa Timur
B. Tujuan Pembangunan Industri Jawa Timur.
C. Sasaran Pembangunan Industri Jawa Timur.
Meliputi pertumbuhan sektor industri, kontribusi industri non-
migas terhadap PDRB, nilai ekspor produk industri, jumlah
tenaga kerja di sektor industri, nilai Investasi sektor industri.
IV. STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI
A. Strategi Pembangunan Industri
Pernyataan yang mengintegrasikan pendekatan dan langkah-
langkah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
industri melalui program-program indikatif.
B. Program Pembangunan Industri
1. Industri Unggulan Jawa Timur.
Penentuan industri unggulan provinsi berdasarkan
pendekatan kompetensi inti industri daerah dan mengacu
kepada industri prioritas nasional, serta sasaran dan
program pengembangan Industri Unggulan Provinsi.
2. Pengembangan Perwilayahan Industri.
Program-program yang terkait dengan pengembangan wilayah
pusat pertumbuhan industri, pengembangan Kawasan
Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan Sentra Industri
Kecil dan Industri Menengah.
3. Pembangunan Sumber Daya Industri
Program-program yang terkait pengembangan sumber daya
manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam untuk
industri, pengembangan teknologi industri, pengembangan
inovasi dan kreativitas industri, serta dukungan pembiayaan
industri.
- 8 -
4. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri.
Program–program yang terkait pengembangan pengelolaan
lingkungan, lahan Industri fasilitas jaringan energi dan
kelistrikan, fasilitas jaringan telekomunikasi, fasilitas
jaringan sumber daya air, fasilitas sanitasi, fasilitas jaringan
transportasi, sistem informasi industri, serta infrastruktur
penunjang standardisasi industri.
5. Pemberdayaan Industri
Program–program yang terkait pengembangan IKM
mencakup perumusan kebijakan dan pengembangan
kelembagaan, penumbuhan wirausaha baru dan pemberian
fasilitas bagi IKM.
V. PENUTUP
Menguraikan ringkasan keterkaitan Bab I s/d Bab IV dan
harapan-harapan dalam mensukseskan implementasi rencana
pembangunan industri provinsi selama 20 tahun ke depan.
- 9 -
II. GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN INDUSTRI
Berdasarkan tinjauan kondisi daerah, terdapat lima belas temuan terkait
dengan potensi dan tantangan industrialisasi di Jawa Timur. Kelima belas
temuan tersebut diuraikan dalam empat pilar tata kelola pembangunan
industri Jawa Timur. Pertama, dalam penguatan struktur industri, terdapat
enam potensi yang dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan
struktur industri Jawa Timur kedepan, yaitu:
(i) Sentra industri telah berkembang pesat. Sentra industri telah
berkembang pesat pada tiap kabupaten/kota di Jawa Timur. Halini
tidak terlepas dari perencanaan pengembangan IKM yang telah
terintegrasi dengan penganggaran. Di mana APBD Provinsi secara
spesifik membiayai pembangunan IKM unggulan daerah yang
didasarkan pada empat kategori, yaitu: (i) kompetensi inti, (ii) one
village one product (OVOP), (iii) industri kreatif, dan (iv) industri agro.
(ii) Tingkat aksesibilitas kredit IKM Jawa Timur yang tinggi. Fakta ini
dibuktikan dengan tingginya serapan kredit IKM Jawa Timur terhadap
kredit dalam skala nasional. Angka ini hanya sedikit lebih rendah
daripada serapan kredit IKM DKI Jakarta. Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa sebagian besar IKM di Jawa Timur masuk ke dalam
kategori “bankable”.
(iii) Pada tingkat Nasional, indeks Smart Province Jawa Timur tertinggi.
Berdasarkan hasil pengukuran Smart Region Index yang dilakukan
oleh Citiasia Center for Smart Nation, angka indeks Jawa Timur berada
dalam kategori functional. Kondisi tersebut tidak terlepas dari angka
indeks smart region beberapa daerah di Jawa Timur yang relatif tinggi.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian kabupaten/kota di Jawa
Timur telah berhasil mengembangkan smart regency/city.
(iv) Pelaku industri memiliki akses pasar secara daring. Fakta ini dapat
dilihat dari semakin tingginya pengguna internet utamanya dalam
urusan usaha. Selain itu, kemudahan akses toko berbasis daring
(online shop) menyebabkan komunikasi, informasi, dan transaksi
antara produsen dan konsumen semakin baik.
(v) Ketersediaan SDM bagi pengembangan industri sangat memadai. Hal
ini dapat dilihat dari angkatan kerja dengan kualifikasi pendidikan
tinggi yang tersebar secara merata di Jawa Timur. Jumlah penduduk
di Jawa Timur diperkirakan akan meningkat, meskipun dengan
proporsi terhadap total penduduk nasional yang semakin menurun.
- 10 -
(vi) Indeks Pendidikan dan Kesehatan (IPM) lebih tinggi daripada nasional.
Hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya manusia di Jawa Timur
telah berkembang seiring dengan kemajuan ilmu teknologi serta
memiliki daya tahan yang kuat terhadap penyakit. Hal ini penting
mengingat perubahan teknologi industri dan wabah penyakit bersifat
dinamis dan sulit untuk diprediksi.
Di sisi lain, Jawa Timur juga menghadapi enam tantangan dalam
pembangunan struktur industrinya, yaitu:
(i) Penguatan subtitusi impor. Tingginya nilai impor bahan baku atau
penolong memiliki makna bahwa pertumbuhan industri belum dapat
memanfaatkan bahan baku lokal yang merupakan hasil olahan sektor
pertanian dan pertambangan.
(ii) Penguatan keterkaitan IKM dan IB. Industri berskala kecil dan
menengah cenderung mengalami kesulitan dalam perluasan pangsa
pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa sinergisitas antara IKM dengan
Industri Besar (IB) masih lemah.
(iii) Penguatan keterkaitan sektor hulu dan sektor hilir/andalan. Masih
tingginya rantai distribusi dari sektor hulu menuju sektor hilir,
menjadikan sektor hulu memiliki nilai value added yang rendah. Hal
ini menandakan bahwa sektor hulu masih belum efisien dan efektif.
(iv) Peningkatan jiwa kewirausahaan khususnya pada industri pedesaan.
Rendahnya jumlah wirausahawan baru dapat menghambat akselerasi
pembangunan industri. Dalam konteks ini, penumbuhan populasi
wirausahawan baru di pedesaan mendorong terjadinya transformasi
dari sektor pertanian menuju sektor industri.
(v) Penurunan defisit neraca perdagangan internasional. Peningkatan
nilai ekspor industri Jawa Timur ke luar negeri diupayakan lebih
tinggi daripada nilai impornya, sehingga dapat mencegah terjadinya
defisit pada neraca perdagangan.
(vi) Peningkatan produktivitas tenaga kerja. Pada dasarnya, produktivitas
tenaga kerja Industri di Jawa Timur tidak jauh berbeda dengan
produktivitas nasional. Sehingga, ketika masalah ketenagakerjaan
merupakan faktor penyebab rendahnya peringkat daya saing industri
nasional pada pasar global, maka hal ini mengindikasikan bahwa
tingkat produktivitas tenaga kerja Jawa Timur juga rendah.
- 11 -
Kedua, dalam pembangunan infrastruktur industri terdapat dua potensi
yang dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan infrastruktur
industri di Jawa Timur kedepan, yaitu:
(i). Ketersediaan sumber daya lahan. Hal ini bisa ditelaah pada peta
pemanfaatan ruang yang tertuang dalam RTRW dan rekomendasi
pemanfaatan lingkungan yang disusun KLH. Kedua peta tersebut
memiliki kesesuaian pemanfaatan lahan untuk pengembangan industri.
Hal ini menandakan sumber daya lahan telah ditata dalam pola
pemanfaatan ruang, sehingga mampu mendukung percepatan
industrialisasi Jawa Timur.
(ii). Kawasan industri Jawa Timur telah terintegrasi dengan sarana dan
prasarana yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan sarana
dan prasarana penunjang industrialisasi Jawa Timur yang cukup
memadai, seperti ketersediaan baik kuantitas maupunkualitas jalan
bebas hambatan, bandara, pelabuhan, dan kereta api.
Di sisi lain, Jawa Timur menghadapi dua tantangan terkait dengan
pembangunan infrastruktur industri di masa mendatang, yaitu:
(i). Peningkatan investasi baik PMA maupun PMDN. Adanya
kecenderungan kesenjangan antara izin prinsip dan realisasi investasi
yang semakin lebar. Hal ini mengindikasikan bahwa investor potensial
masih menghadapi hambatan dalam mengeksekusi izin prinsip yang
telah dimilikinya.
(ii). Pemerataan pembangunan infrastruktur industri. Pembangunan
infrastruktur masih terkonsentrasi pada daerah dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Walaupun tidak ada daerah terisolasi di Jawa
Timur, ketidak merataan pembangunan infrastruktur ini berpengaruh
pada tidak optimalnya keterkaitan pembangunan industri secara
spasial, yang berakibat pada mahalnya biaya logistik.
Ketiga, dalam pembangunan superstructure, terdapat dua potensi yang
bermanfaat bagi peningkatan pembangunan superstructure industri pada
masa mendatang, yaitu:
(i). Penataan Kawasan yang telah dituangkan dalam RTRW. Penataan
kawasan, baik Wilayah Pusat Pengembangan Industri (WPPI) dan
Kawasan Peruntukan Industri (KPI), telah dituangkan dalam rencana
tata ruang yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan Jawa
Timur lainnya. Hal ini menjadikan pembangunan infrastruktur lebih
tepat sasaran dalam percepatan industrialisasi di Jawa Timur.
- 12 -
(ii). Jawa Timur telah mengembangkan E-government. Berbagai bentuk
layanan terhadap industri telah dikembangkan. Setidaknya terdapat
tujuh layanan e-governance, yaitu: (i) e-newbudgeting; (ii) e-
AgrobisJatim; (iii) EJISC/East Java Investment Super Corridor; (iv)
SISKAPERBAPO; (v) P2T; (vi) SIPAP; dan (vii) Dashboard Pengendalian
Ekspor Impor.
Pada sisi yang lain, Jawa Timur menghadapi tiga tantangan dalam
pembangunan superstructure kedepan, yaitu:
(i). Peningkatan kepastian hukum. Semakin tinggi tingkat kepastian
hukum, maka tingkat ketidakpastian usaha (uncertainty) akan
semakin rendah. Dengan demikian, tingkat pengembalian hasil
investasi dapat diprediksi dan pada akhirnya akan meningkatkan
minat berinvestasi di Jawa Timur.
(ii). Peningkatan penegakan peraturan. Aturan yang telah dibuat harus
mampu dipatuhi dan dijalankan oleh seluruh stakeholder. Penegakan
hukum yang tidak optimal menciptakan celah untuk rent seeking,
dimana hal ini menciptakan inefisiensi pada industri.
(iii). Peningkatan fleksibilitas pelayanan publik. Terdapat indikasi adanya
kekakuan birokrasi dalam pelayanan publik yang berdampak pada
peningkatan biaya operasional usaha. Dalam konteks yang lebih luas,
hal ini berimplikasi pada rendahnya daya saing industri.
Terakhir, dalam pengelolaan sumber daya alam, terdapat lima potensi dari
hasil industrialisasi Jawa Timur, yaitu:
(i). Kinerja makroekonomi Jawa Timur lebih baik daripada nasional.Dari
aspek pertumbuhan ekonomi misalnya, capaian Jawa Timur selalu
lebih tinggi daripada nasional selama periode 2007-2016, kecuali pada
masa krisis. Artinya, Jawa Timur telah menjadi kontributor penting
bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan dari aspek
pengangguran, capaian Jawa Timur cenderung lebih rendah dari
nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan tingkat
pengangguran di Jawa Timur berdampak signifikan pada penurunan
tingkat pengangguran nasional
(ii). Sektor industri telah menjadi prime mover pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur. Hal ini dapat diindikasikan dari tingkat pertumbuhan
industri pengolahan yang tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur, dimana kontribusi sektor industri terhadap
PDRB selalu berada diatas 28%. Selain itu, sektor industri mempunyai
- 13 -
peran penting dalam penyediaan lapangan kerja dan juga ekspor di
Jawa Timur.
(iii). Industrialisasi Jawa Timur sangat berpengaruh terhadap nasional.
Perindustrian Jawa Timur memiliki kontribusi yang besar bagi
perindustrian nasional, baik ditinjau dari penyerapan tenaga kerja
maupun jumlah industri besar. Selain itu, Jawa Timur memiliki
perusahaan industri strategis yang berskala nasional bahkan
internasional, seperti Petrokimia, Semen Indonesia, Pindad, PAL
Indonesia, dan INKA.
(iv). Jawa Timur sebagai pusat pengembangan Kawasan Timur Indonesia.
Dalam hal ini, Jawa Timur berfungsi sebagai sumber pengembangan
Kawasan Timur Indonesia. Artinya, akselerasi pengembangan kawasan
timur Indonesia ditopang oleh Jawa Timur.
(v). Jawa Timur memiliki industri berdaya saing global. Fakta ini
ditunjukkan dari besarnya kontribusi ekspor dari hasil industri. Hal
ini diindikasikan dari pesatnya perkembangan kawasan Industri di
Jawa Timur, seperti Kawasan Industri Surabaya, Gresik, Tuban,
Mojokerto dan Pasuruan. Dengan demikian, Jawa Timur dapat
dikatakan sebagai provinsi industri utama di Indonesia.
Bersamaan dengan potensi tersebut, Jawa Timur memiliki empat
tantangan dalam pembangunan industri, khususnya terkait dengan
peningkatan pemanfaatan sumber daya, yaitu:
(i). Penurunan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Meskipun
penurunan kemiskinan Jawa Timur lebih cepat daripada penurunan
tingkat kemiskinan Nasional, namun persentase penduduk miskin
Jawa Timur masih lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional. Lebih
jauh indeks gini di Jawa Timur menunjukkan adanya peningkatan.
Hal ini mengindikasikan bahwa hasil pembangunan lebih besar
dinikmati oleh golongan menengah ke atas.
(ii). Perluasan lapangan kerja di sektor industri. Kondisi tersebut
berkaitan dengan elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri
cenderung menurun, yang artinya penyediaan lapangan kerja dari
sektor industri semakin rendah;
(iii). Penurunan ketimpangan pembangunan antardaerah. Pembangunan
industri di Jawa Timur masih terkonsentrasi pada tujuh
kabupaten/kota. Hal ini pada titik tertentu dapat memperburuk
- 14 -
tingkat ketimpangan pembangunan antardaerah di Jawa Timur,
sehingga diperlukan pemerataan persebaran pembangunan industri.
(iv). Perbaikan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).IKLH dinilai
masih pada tingkat yang kurang baik sehingga diperlukan
pengendalian lingkungan terhadap dampak industrialisasi.
Pada dasarnya, potensi dan tantangan dalam pembangunan industri Jawa
Timur pada bahasan sebelumnya diperoleh dari kajian kondisi eksisting
berdasarkan empat aspek utama, yaitu kondisi daerah, sumber daya
industri, sarana prasarana dan pemberdayaan industri kecil dan menengah
(IKM). Untuk itu, berikut disajikan analisis lebih mendalam terkait keempat
aspek tersebut guna memperoleh gambaran daya dukung Jawa Timur
dalam mendorong keberhasilan pembangunan industri.
A. KONDISI DAERAH
Kajian tentang kondisi daerah Jawa Timur dalam upaya mendorong
pembangunan sektor industri nampaknya tidak terlepas dari aspek
geografisnya. Secara geografi, Provinsi Jawa Timur sangat strategis,
terutama sebagai pusat pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Hal
ini ditandai dengan letak Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan
Laut Jawa-Pulau Kalimantan di utara, Selat Bali-Pulau Bali di timur,
Samudera Indonesia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat.
Pentingnya letak geografis Jawa Timur dibuktikan dengan peran Jawa
Timur dalam konteks jalur pelayaran dan perdagangan tradisional yang
terus berlanjut hingga saat ini. Pemanfaatan potensi geografis ini
penting, mengingat dinamika pembangunan di Jawa Timur tidak saja
mempengaruhi daerahnya sendiri, tetapi juga mempengaruhi
pembangunan daerah lainnya di Kawasan Timur Indonesia.
Lebih lanjut, berperan sebagai input dalam proses produksi, kuantitas
dan kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam
industrialiasi. Secara demografi, Jawa Timur termasuk daerah dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Indonesia. Dari sisi
ketenagakerjaan misalnya, kepadatan penduduk mengindikasikan
bahwa terdapat sumber daya manusia (SDM) yang berlimpah.
Keberlimpahan SDM diharapkan mampu memberikan banyak alternatif
bagi pasar tenaga kerja sebagai input produktif. Selanjutnya dari sisi
produksi, kepadatan penduduk yang tinggi dapat dianggap sebagai
potensi peningkatan permintaan akan barang dan jasa. Pada gilirannya,
- 15 -
peningkatan permintaan ini dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di
suatu wilayah.
Pada dasarnya, aktivitas ekonomi Jawa Timur telah menunjukkan
capaian yang cukup baik. Berdasarkan dua indikator ekonomi makro
ekonomi, perkembangan perekonomian Jawa Timur berkembang lebih
baik daripada Nasional. Pertama, pada Gambar 2.1, selama 2005-2017,
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur hampir selalu berada di atas
pertumbuhan ekonomi nasional kecuali pada masa krisis yaitu 2007-
2008. Sejak tahun 2007 hingga kini, pola pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur mengikuti pola pertumbuhan ekonomi nasional. Artinya, Jawa
Timur telah menjadi kontributor penting bagi pertumbuhan ekonomi
nasional.
Kedua, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Timur relatif lebih baik
daripada tingkat pengangguran terbuka nasional. Gambar 2.1
menunjukkan bahwa pola pengangguran di Jawa Timur identik dengan
pola pengangguran nasional selama. Kondisi ini tampaknya konsisten
dan tidak mengalami pola perubahan yang berarti. Hal ini
mengindikasikan bahwa penurunan tingkat pengangguran di Jawa
Timur berdampak signifikan pada penurunan tingkat pengangguran
Nasional.
Sumber: BPS, berbagai tahun
Gambar 2.1 Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur
4
5
6
7
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
% 1. Pertumbuhan Ekonomi
Jatim Nasional
4
6
8
10
12
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
%
2. TPT
Jatim Nasional
- 16 -
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tinggi, tidak
terlepas dari peranan sektor industri sebagai prime mover perekonomian
Jawa Timur. Hal ini dicerminkan dengan peranan sektor industri
terhadap PDRB Jawa Timur yang besar. Gambar 2.2 menunjukan
bahwa sejak 2008 hingga 2017 peranan sektor industri memang
cenderung menurun, namun, besar peranannya masih sangat besar,
yaitu sebesar dari 30,9% pada tahun 2008, dan turun menjadi 29,03%
pada tahun 2017. Selain itu, sektor industri juga menyerap tenaga kerja
sekitar 14 hingga 15% dari total lapangan kerja di Jawa Timur.
Sumber: BPS Jatim, berbagai tahun, data diolah
Gambar 2.2
Keterkaitan Antara Share Industri dan Share Penyerapan Tenaga Kerja
Selain itu, pertumbuhan sektor industri Jawa Timur memiliki pola yang
sama dengan pertumbuhan industri Nasional. Gambar 2.3
menunjukkan bahwa sejak tahun 2012, pertumbuhan sektor industri
tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Bahkan
pada tahun 2014, pertumbuhan sektor industri melampaui
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur itu sendiri. Sementara jika
dibandingkan dengan rata-rata aktivitas industri nasional,
pertumbuhan sektor industri Jawa Timur relatif lebih baik, jika tidak
dikatakan jauh lebih agresif. Artinya, industrialisasi Jawa Timur sangat
berpengaruh terhadap industrialisasi nasional.
30,9 30,7 29,6 29,1 29 28,79 28,95 29,31 28,88 29,03
10
15
20
25
30
35
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
%
SHARE INDUSTRI SHARE TENAGA KERJA
- 17 -
Sumber: BPS, berbagai tahun
Gambar 2.3 Posisi Pertumbuhan Sektor Industri di Jawa Timur
Sumber: Hasil Kajian PKEPK Tentang Industri Besar Jawa Timur (2016)
Gambar 2.4 Peranan Industri Besar (IB) Jawa Timur terhadap Nasional
Indikasi lainnya tentang tingginya peranan industri Jawa Timur dalam
industrialisasi Nasional dilihat dari empat fakta, yaitu (Gambar 2.4):
(i)hingga tahun 2015, sekitar 4,5 persen jumlah industri besar Nasional
berada di Jawa Timur; (ii) sekitar 25,8% dari total penyerapan tenaga
kerja Nasional terserap dalam industri besar Jawa Timur, (iii) nilai
tambah industri besar di Jawa Timur cenderung mengalami
peningkatan namun peningkatannya tidak sebesar industri besar di 33
provinsi lainnya; dan (iv) ekspor Jawa Timur cenderung meningkat,
sebaliknya, ekspor ke-33 provinsi lainnya, secara rata-rata, mengalami
penurunan.
Selanjutnya, jika melihat lebih dalam peranan sektor industri dalam
bingkai perdagangan internasional, sektor industri mampu
menggerakkan aktivitas ekspor dimana setiap tahunnya selalu
mengalami peningkatan. BPS mewartakan bahwa aktivitas ekspor Jawa
4
5
6
7
8
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
%
Jatim Nasional
2253 2411
385 383
1017
1831
935 927
106114
107 133
136
140
162.5 171.2
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2012 2015 2012 2015 2012 2015 2012 2015
Jumlah IB (10 Unit) Penyerapan TenagaKerja (10.000 jiwa)
Nilai Tambah(Trilyun)
Ekspor (100 ribuUSD)
33 Provinsi Lainnya Jawa Timur
- 18 -
Timur meningkat secara masif, dimana pada tahun 2006 adalah
sebesar 8.35 Milyar US$ meningkat lebih dari 300% pada akhir 2016
menjadi 27.28 Milyar US$. Pesatnya pertumbuhan ekspor ini didukung
oleh sepuluh komoditas utama Jawa Timur, yaitu pengolahan tembaga,
timah; kimia dasar; pengolahan kayu; besi baja; pulp dan kertas;
makanan dan minuman; tekstil; pengolahan karet; udang; dan alat-alat
listrik. Kesepuluh komoditas tersebut memberikan kontribusi terbesar
terhadap ekspor Jawa Timur, yaitu sebesar 78,10%.
Sumber: BPS, berbagai tahun Gambar 2.5
Tingkat Kemiskinan Jawa Timur dan Nasional
Kendatipun kondisi makro ekonomi Jawa Timur berkembang lebih baik
daripada nasional, tingkat kemiskinan Jawa Timur masih terbilang
tinggi. Prosentase penduduk miskin Jawa Timur masih relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan nasional meskipun penurunan kemiskinan
Jawa Timur lebih cepat daripada penurunan tingkat kemiskinan
nasional. Komparasi tingkat kemiskinan Jawa Timur dan Nasional
ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Berdasarkan data tersebut, sektor industri dapat dikatakan sebagai
prime mover pertumbuhan ekonomi dan ekspor Jawa Timur. Namun,
pada sisi lainnya, pembangunan industri di Jawa Timur, pada
dasarnya, menghadapi lima permasalahan utama. Pertama, besar
penyediaan lapangan kerja dari sektor industri cenderung menurun.
Berdasarkan Gambar 2.2, share penyerapan tenaga kerja di sektor
industri cenderung konstan pada angka sekitar 14%. Hal ini
mengindikasikan semakin rendahnya kemampuan sektor industri
9
11
13
15
17
19
21
23
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
%
Jawa Timur Nasional
- 19 -
dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
Kedua, persebaran industri di Jawa Timur terpusat di beberapa daerah.
Jika dibandingkan tahun 2010 dan 2017, hanya terdapat lima
Kabupaten/Kota yang mendominasi PDRB dari sektor industri, artinya
persebaran industri terkonsentrasi pada lima Kabupaten/Kota saja.
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa kontribusi PDRB sektor industri secara
konsisten didominasi oleh lima daerah dimana kontribusinya tidak
pernah di bawah level 68%.
Tabel 2.1 Share PDRB Industri Kab/Kota Terhadap Jawa Timur
Kab/Kota 2010 2017
1. Kota Surabaya 15 16
2. Kota Kediri 16 16
3. Kab. Sidoarjo 14 14
4. Kab. Pasuruan 12 12
5. Kab. Gesik 10 10
Total 5 kab/kota 68 68
Sumber: BPS Jawa Timur 2018, data diolah.
Ketiga, masih tingginya prosentase kemiskinan, semakin turunnya
penyediaan lapangan kerja sektor industri, dan terpusatnya industri,
maka kondisi ini menunjukkan adanya persoalan inklusivitas. Artinya
Jawa Timur saat ini sedang mengalami masalah terkait pertumbuhan
yang masih belum inklusif. Menurut laporan World Bank pada tahun
2012, tingkat inklusifitas Jawa Timur masih lebih rendah dibandingkan
dengan beberapa daerah, bahkan lebih rendah dari provinsi Banten dan
DIY. Laporan ini ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Sumber: World Bank, 2012
Gambar 2.6 Tingkat Inklusivitas Beberapa Daerah di Indonesia, 2010-2012
- 20 -
Keempat, neraca perdagangan sektor industri mengalami defisit, hingga
2017. Meskipun nilai ekspornya terus bertambah, namun sayangnya
nilai impor dari sektor industri juga cenderung meningkat lebih tinggi
daripada ekspornya. Gambar 2.7 menunjukkan bahwa kondisi neraca
perdagangan luar negeri selalu defisit walaupun dengan kecenderungan
menurun.Selanjutnya, jika aktivitas impor dikelompokkan menurut tiga
golongan barang yakni barang konsumsi; bahan baku penolong; dan
barang modal, proporsi terbesar dimiliki oleh bahan baku penolong.
Hingga saat ini, persoalan yang timbul adalah tingginya impor bahan
baku atau penolong industri, dimana besaran proporsinya masih di
atas 75% walaupun memiliki kecenderungan yang menurun dalam lima
tahun terakhir.
Sumber: BPS Jatim dan BRS EXIM, berbagai tahun, data diolah
Gambar 2.7
Posisi Neraca Perdagangan Sub-Sektor Industri Tahun 2006-2017 dan Perkembangan Proporsi Impor Bahan Baku dan Penolong
Terakhir, perkembangan investasi yang terjadi di Jawa Timur, baik PMA
maupun PMDN, cenderung tidak stabil, khususnya untuk izin dan
realisasi PMDN. Gambar 2.8 menyajikan data realisasi dan izin
investasi baik PMA dan PMDN dalam rentang tahun 2002 hingga 2017.
Dimana, kesenjangan antara izin prinsip investasi dengan realisasi PMA
cenderung meningkat, terutama pada tahun 2015. Selain itu, pada tiga
tahun terakhir, baik izin maupun realisasi PMA mengalami tren yang
menurun. Sementara itu, kesenjangan izin prinsip dengan realisasi
PMDN cenderung turun.
83,62
82,46
80,52 80,19
79,47
78
79
80
81
82
83
84
2013 2014 2015 2016 2017
Proporsi Bahan Baku Impor (%)
-12
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
0
5
10
15
20
25
30
35
Ekspor (LN) Impor (LN) Neraca Perdagangan
- 21 -
Sumber: BPS, berbagai tahun
Gambar 2.8 Perkembangan Realisasi dan Izin PMA-PMDN Jawa Timur
B. SUMBER DAYA INDUSTRI
Sumber daya industri terdiri dari : (1) sumber daya manusia (2) sumber
daya alam (3) teknologi (4) inovasi dan kreativitas dan (5) pembiayaan.
1. Sumber Daya Manusia
Jawa Timur memiliki jumlah penduduk total yang relatif besar,
yaitu mencapai 37.476 juta jiwa pada tahun 2010. Apabila
dibandingkan dengan Indonesia, maka prosentase jumlah penduduk
di Jawa Timur adalah 15% dari total penduduk nasional. Meskipun
secara tren kontribusi terhadap nasional semakin berkurang
(Gambar 2.9), diproyeksikan jumlah penduduk terus mengalami
peningkatan hingga tahun 2035.
Sumber: Jatim dalam Angka, data diolah
Gambar 2.9 Prosentase dan Jumlah Penduduk di Jawa Timur
0
5
10
15
20
25
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
1971 1980 1990 1995 2000 2010 2015 2020 2025 2030
Jumlah Penduduk Jawa Timur (Juta Jiwa)
Proporsi dengan populasi nasional (%)
0
20
40
60
80
100
120
140
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
Ijin Real PMA Selisih
0
10
20
30
40
50
60
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
Ijin Real PMDN Selisih
- 22 -
Jika dikaitkan dengan industrialisasi, besarnya jumlah penduduk
dapat bermakna sebagai potensi pasar dan juga sebagai indikator
berlimpahnya ketersediaan tenaga kerja bagi industri Jawa Timur.
Apabila dilihat lebih lanjut, dependency ratio di Jawa Timur pada
tahun 2015 sebesar 44,3. Dengan perbandingan provinsi lainnya,
maka Jawa Timur menempati urutan dependency ratio terendah
setelah DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
penduduk di Jawa Timur merupakan angkatan kerja yang sangat
potensial untuk dapat bekerja di sektor industri
Selain itu, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia Jawa
Timur jika dipetakan ke dalam empat kuadran, seperti pada
Gambar 2.10, maka mengindikasikan bahwa ketersedian tenaga
kerja pada berbagai tingkat keterampilan cukup memadai bagi
pengembangan industri di Jawa Timur. Dimana, kuadran I,
menunjukan daerah yang memiliki SDM dengan TPAK dan
pendidikan yang tinggi. Artinya, daerah ini mempunyai ketersediaan
tenaga kerja dengan kompetensi tinggi, sehingga daerah ini sangat
unggul untuk pengembangan industri yang berbasis pada teknologi
sedang hingga tinggi. Selanjutnya, kuadran II yaitu daerah dengan
SDM yang TPAK-nya tinggi, tetapi tingkat pendidikan formalnya
rendah. Maknanya, ketersediaan tenaga kerja dengan tingkat
kompetensi rendah sangat melimpah di daerah ini, sehingga
industri yang berbasis unskilled labour akan unggul jika didirikan
didaerah ini. Sementara itu, kuadran III adalah daerah yang
memiliki SDM dengan TPAK dan pendidikan yang rendah.
Maknanya, daerah ini sudah mengalami kelangkaan untuk unskilled
labour, sehingga industri dengan basis teknologi rendah sudah tidak
menguntungkan didaerah ini. Akhirnya, kuadran IV adalah daerah
dengan SDM yang TPAK-nya rendah, namun pendidikan formalnya
tinggi, yang berarti adalah daerah yang ketersediaan tenaga kerja
dengan kompetensi tinggi mulai mengalami kelangkaan.
- 23 -
Sumber: Hasil Kajian PKEPK FEB UB Tentang Kualitas SDM Jawa Timur (2015)
Gambar 2. 10 Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia
Sungguhpun ketersediaan tenaga kerja dengan berbagai kompetensi
sangat memadai, persoalan rendahnya daya saing masih menjadi
isu utama dalam percepatan industrialisasi Jawa Timur. Hal ini
dapat ditelusuri dari dua fakta. Pertama, tingkat daya saing industri
Indonesia relatif masih rendah. Gambar 2.11 menunjukkan posisi
Indonesia dalam penilaian Global Competitiveness Index (GCI) dan
perbandingannya dengan negara-negara ASEAN. Dapat dilihat
bahwa Indonesia, dengan peringkat daya saing menempati urutan
ke-41, berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Buruknya daya saing industri terutama menyangkut
ketidakefisienan pasar tenaga kerja yang cenderung distortif
sehingga penilaian terhadap pasar tenaga kerja di Indonesia adalah
yang paling rendah dibandingkan Negara ASEAN lainnya.
Sumber: World Economic Forum, 2017
Gambar 2.11 Perbandingan Global Competitiveness Index Negara-Negara ASEAN
- 24 -
Sumber: Hasil Kajian PKEPK tentang Industri Besar Jawa Timur (2016)
Gambar 2.12 Indikator Kinerja Industri Besar (IB) terhadap Nasional
Terakhir, daya saing industri Jawa Timur, yang diukur dari
produktivitas tenaga kerja, tidak jauh berbeda dengan daya saing
industri nasional. Pernyataan ini dapat dibuktikan melalui
keterkaitan tiga indikator yakni rata-rata penyerapan tenaga
kerja/unit, rata-rata nilai tambah/unit, serta tingkat produktivitas
tenaga kerja. Gambar 2.12 menunjukkan bahwa meskipun setiap
10 unit industri besar di Jawa Timur mampu menyerap hingga 1000
tenaga kerja dan relatif lebih unggul daripada 33 provinsi lainnya
yang hanya mampu menyerap 200 tenaga kerja, namun,
produktivitas tenaga kerja Jawa Timur justru mengalami penurunan
yaitu sekitar 22 juta/orang hingga tahun 2015 sebaliknya
produktivitas tenaga kerja provinsi lainnya mengalami peningkatan
yang signifikan sekitar 148 juta/orang di tahun yang sama. Pola
serupa terlihat juga dalam nilai tambah produksi industri besar
Jawa Timur yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan
provinsi lainnya. Hal ini mengindikasikan adanya disguised
employment (pengangguran terselubung) di Jawa Timur karena
banyaknya tenaga kerja yang tidak bekerja sesuai dengan
kemampuannya sehingga bekerja tidak optimal. Disguised
employment diindikasikan dengan penyerapan tenaga kerja yang
tinggi, tetapi di sisi lain produktivitas tenaga kerja rendah disertai
dengan nilai tambah produksi juga rendah.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2012 2015 2012 2015 2012 2015
Penyerapan rata-ratatenaga kerja per unit
IB (10 Jiwa)
Nilai tambah rata-rataper unit IB (Milyar)
Produktifitas TenagaKerja (Juta/orang)
Jawa Timur Nasional
- 25 -
2. Sumber Daya Alam
Tidak hanya sumber daya manusia, Provinsi Jawa Timur juga
memiliki keberlimpahan sumber daya alam. Dengan topografi
wilayah yang sebagian berupa pegunungan, keanekaragaman hayati
berupa flora dan fauna di Jawa Timur sangat beragam. Didukung
dengan iklim dan tanah yang subur, mayoritas wilayah Jawa Timur
dapat menghasilkan komoditas agrikultur yang unggul. Sedangkan
wilayah pesisir Jawa Timur memiliki potensi perikanan yang besar.
Gambar 2.13
Peta Pemanfaatan Ruang dan Rekomendasi Pemanfaatan Lingkungan di Jawa Timur
Sementara itu, lahan kritis seluas 1.673.388,10 Ha dapat
dimanfaatkan sebagai kawasan industri. Gambar 2.13 menunjukan
peta pemanfaatan ruang yang tertuang dalam RTRW dan
rekomendasi pemanfaatan lingkungan yang disusun KLH. Kedua
peta tersebut terdapat kesesuaian pemanfaatan lahan untuk
pengembangan industri. Hal ini menandakan sumber daya lahan
- 26 -
telah ditata dalam pola pemanfaatan ruang sehingga mampu
mendukung percepatan industrialisasi Jawa Timur.
a. Sumber daya Pertambangan
Gambar 2.14
Persebaran Sumber Daya Mineral di Jawa Timur
Jawa Timur juga memiliki potensi sumber daya mineral dimana
memiliki peran yang besar dalam menunjang industrialisasi di
Jawa Timur. Gambar 2.14 menunjukan sebaran potensi sumber
daya tambang unggulan di Jawa Timur. Pacitan, Trenggalek,
Tulungagung, Ponorogo, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan,
Nganjuk, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Bangkalan,
Sampang, Pamekasan, Sumenep, dan Gresik terdapat potensi
mineral berupa batu gamping dengan cadangan total sebesar
1.259.438.298 m3. Batuan lainnya yang dapat ditemukan di
Jawa Timur adalah batu andesit dan marmer yang tersebar di
wilayah Magetan, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Nganjuk,
Tulungagung, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang,
Bojonegoro, Situbondo, dan Banyuwangi. Sementara itu,
terdapat potensi bagi pertambangan emas, perak, dan tembaga
di wilayah Pacitan, Malang, Lumajang dan Banyuwangi.
Dikaitkan dengan industrialisasi, maka aneka sumber daya
mineral yang tersebar di Jawa Timur mampu untuk mendukung
percepatan pembangunan industri.
- 27 -
Tabel 2.2
Perkembangan Produksi Pertambangan Mineral Non Logam dan Batuan
No Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017
1 Andesit m3 1.598.038,00 71.660,00 41.884,00 1.034.947,31
2 Pasir m3 1.131.310,00 257.300,00 111.700,00 561.851,00
3 Marmer m3 16.950,00 2.308,00 386,00 1.093,00
4 Tras m3 1.980.025,00 16.431,00
3.382,00
5 Sirtu m3 91.116,00 220.245,00 742.925,00 410.765,74
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur
Meskipun demikian, tingkat pencemaran lingkungan masih
relatif tinggi dan menjadi ancaman nyata bagi akselerasi
industialisasi Jawa Timur. Gambar 2.15 menunjukkan Indek
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Jawa Timur DAN Nasional
pada tahun 2011 hingga 2017. Hingga akhir tahun 2017,
kualitas lingkungan hidup di Jawa Timur masih dalam kategori
kurang baik dengan nilai indek 57. Sementara jika dibandingkan
dengan IKLH nasional, kualitas lingkungan hidup di Jawa Timur
persisten lebih buruk dimana nilai indeknya selalu lebih rendah.
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar 2.15
Indek Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Jawa Timur dan Nasional
b. Sumber daya Pertanian
Berikut tabel luas panen dan produksi pertanian untuk tanaman
padi, jagung dan kedelai. Luas Panen padi sedikit mengalami
peningkatan pada tahun 2017.
60,22
57,61 56,25 56,48
61,7
63,98
57,46
65,76 63,96
63,2 63,42
68,23
65,73 66,46
50
55
60
65
70
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
IKLH Jawa Timur IKLH Nasional
- 28 -
Tabel 2.3 Produktivitas Pertanian Jawa Timur
Tahun
Padi Jagung Kedelai
2013 Luas Panen (ha) 2.037.021 1.199.544 210.618
Produksi (ton) 12.049.342 5.760.959 329.461
2014 Luas Panen (ha) 2.072.630 1.202.300 214.880
Produksi (ton) 12.397.049 5.737.382 355.464
2015 Luas Panen (ha) 2.152.070 1.213.654 208.067
Produksi (ton) 13.154.967 6.131.163 344.998
2016 Luas Panen (ha) 2.278.460 1.238.616 181.810
Produksi (ton) 13.633.701 6.278.264 274.317
2017 Luas Panen (ha) 2.285.232 1.257.111 133.593
Produksi (ton) 13.060.464 6.335.252 200.916
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
c. Sumber daya Perternakan
Peternakan merupakan sub sektor pertanian yang membantu
dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Peran serta sektor
peternakan sebagai pemasok bahan baku bagi industri olahan
pangan sangat besar.
Tabel 2.4 Populasi ternak di Jawa Timur
No Jenis Ternak 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sapi Potong 3.949.097 4.125.333 4.267.325 4.407.807 4.511.613
2 Sapi Perah 237.673 245.246 255.947 265.002 273.881
3 Kerbau 28.118 28.507 27.792 27.304 26.622
4 Kambing 2.937.980 3.090.159 3.178.197 3.279.732 3.376.323
5 Domba 1.185.472 1.221.755 1.282.910 1.370.878 1.362.062
6 Babi 46.090 41.875 44.602 50.243 57.906
7 Kuda 10.581 10.536 10.368 10.416 10.758
8 Ayam Buras 33.806.963 34.539.123 35.728.314 36.490.697 36.439.200
9 Ayam Petelur 43.066.361 41.156.842 43.221.466 45.880.658 46.900.549
10 Ayam Pedaging 52.288.601 179.830.682 194.064.874 200.895.528 224.815.584
11 Itik 4.213.379 4.912.393 4.983.776 5.543.814 5.600.921
12 Entok 946.323 1.261.425 1.354.956 1.444.691 1.494.137
13 Kelinci 326.776 331.476 265.865 344.597 365.990
14 Burung Dara 734.378 978.134 986.371 1.176.582 1.008.033
15 Burung Puyuh 2.377.749 2.770.908 2.931.450 3.281.998 3.682.453
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
- 29 -
Tabel 2.5 Produksi daging di Jawa Timur
No Produksi Daging (Kg) 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sapi Potong 96.372.771 93.551.789 90.163.718 97.728.512 93.025.651
2 Sapi Perah 4.334.625 4.356.242 5.267.266 4.000.566 3.891.360
3 Kerbau 119.994 158.673 94.223 93.873 64.011
4 Kambing 15.499.152 16.621.842 16.465.385 17.950.347 18.680.539
5 Domba 5.341.438 5.782.950 5.703.604 7.290.950 5.984.628
6 Babi 3.136.334 3.159.337 3.072.818 3.579.541 3.368.294
7 Kuda 12.096 36.784 32.165 40.552 25.755
8 Ayam Buras 38.576.877 37.199.456 35.885.187 31.566.818 42.114.651
9 Ayam Petelur 18.551.741 25.726.190 30.311.827 33.105.541 32.288.327
10 Ayam Pedaging 162.891.634 198.016.292 203.139.209 219.833.235 270.881.906
11 Itik 4.854.515 5.647.747 5.972.686 7.385.604 6.193.190
12 Entok 921.596 866.335 965.681 1.283.699 1.250.794
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
d. Sumber daya Perkebunan
Sub sektor perkebunan sampai sekarang masih mempunyai
peranan yang cukup besar dalam pengembangan sektor
pertanian. Peluang bisnis perkebunan di Jawa Timur masih bisa
ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari produksi perkebunan
Jawa Timur yang masih menunjukkan peningkatan walaupun
tidak untuk semua komoditas.
Tabel 2.6 Produktivitas Perkebunan Jawa Timur
Komoditi 2013 2014 2015 2016 2017
Tebu Luas lahan (Ha) 212.661 219.111 202.829
200.205 192.005
Produksi (Ton) 1.244.284 1.253.848 1.212.133
1.038.317 1.010.447
Tembakau Luas lahan (Ha) 95.824 119.127 108.328
64.143 101.098
Produksi (Ton) 73.996 108.004 99.429 42.191 99.345
Kelapa Luas lahan (Ha) 295.362 287.022 286.107
284.380 280.016
Produksi (Ton) 269.275 252.672 254.333
257.535 253.899
Kopi Luas lahan (Ha) 102.658 102.215 103.807
105.223 106.687
Produksi (Ton) 56.986 58.136
60.780 64.695 64.695
Jambu mente Luas lahan (Ha) 52.243 48.626
48.316
48.305 47.170
Produksi (Ton)
13.744 12.849
13.555
14.596 16.208
Cengkeh Luas lahan (Ha)
45.177 42.305
45.475
45.900 45.824
Produksi (Ton)
10.113 9.122
9.878
10.769 10.874
Kakao Luas lahan (Ha)
65.431 52.436
55.052
57.877 58.019
Produksi (Ton)
33.311 30.299
30.617
31.775 33.146
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
- 30 -
3. Teknologi
Sebagaimana diketahui, bahwa peningkatan daya saing sektor
industri khususnya industri manufaktur menjadi hal yang sangat
penting karena sektor tersebut memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Banyak sektor
produksi yang strategis di industri kurang dapat berkembang dengan
baik. Hal ini karena lemahnya penguasaan berbagai bidang teknologi
yang terkait. Di pihak para pesaing, bidang bidang teknologi yang
terkait dengan sektor produksi yang strategis mengalami kemajuan
kemajuan yang semakin cepat dan cukup berarti. Oleh karena itu,
tanpa dilakukan usaha yang serius dan jangka panjang dalam
penguasaan teknologi, perkembangan sektor produksi itu akan
semakin tertinggal.
Perguruan Tinggi di Jawa Timur terdapat banyak Pergurun Tinggi
Negeri maupun Swasta yang mempunyai pusat penelitian yang
masing masing memiliki fokus dengan kekhasan penelitian masing-
masing. Hal tersebut ditunjukan dengan beragam jenis pusat
penelitian yang dimiliki masing-masing PTN. Keberagaman kekhasan
penelitian merupakan potensi yang harus dikembangkan. Selain itu
terdapat juga pusat-pusat penelitian yang dimiliki institusi-institusi
pemerintah, berupa sub unit pengembangan, balai besar penelitian,
dan balai penelitian. Tabel II-16 menjelaskan sub unit
pengembangan, balai besar penelitian, dan balai penelitian yang
berada di Jawa Timur.
Tabel 2.7 Daftar Pusat Penelitian Institusi BUMN Institusi BUMN Fokus Penelitian
PT Sucofindo Laboratorium Pengujian
PT Kimia Farma Produk Farmasi (Bioteknologi, Radiofarmasi, dan Herbal
PT Pindad Alutsista dan Peralatan Industri
Sumber : diolah dari berbagai sumber
Tabel 2.8 Daftar Pusat Penelitian Institusi Pemerintah Institusi Lokasi
UPT. Logam dan Perekayasaan Logam Sidoarjo
UPT. Makanan Minuman dan Kemasan Sidoarjo
UPT. Aneka Industri Surabaya
UPT. Kulit dan Produk Kulit Magetan
UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan
UPT.PMPI-TK Surabaya Surabaya
- 31 -
Institusi Lokasi
UPT.PMPI-TK Malang Malang
Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Sidoarjo
Balai Riset dan Standarisasi Surabaya Surabaya
UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang & Lembaga Tembakau Surabaya
Surabaya
UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang & Lembaga Tembakau Jember
Jember
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultur
Surabaya
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur (BPTP Jatim)
Malang
Balai Penelitian Tanaman Pemansi dan Serat
Malang
Pusat Veteriner Farma Surabaya
Balai Penelitian Tanaman Kacang kacangan dan umbi umbian
Malang
Pusat Penelitian Kakao Jember
Sumber : diolah dari berbagai sumber
4. Inovasi dan Kreativitas
Disaat tingkat persaingan semakin meningkat, ide, kreativitas dan
pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai. Memiliki
keunggulan komparatif saja tidak cukup untuk memasuki pasar
dengan persaingan yang semakin ketat, diperlukan keunggulan
kompetitif yang diukur dari tingkat efisiensi dan produktivitas
kinerjanya. Efisiensi dan produktivitas dalam sebuah proses produksi
sangat dipengaruhi oleh inovasi dan kreativitas. Apabila proses
produksi efisien, maka biaya produksi dapat ditekan, sehingga harga
jual semakin murah.
Inovasi dan kreativitas diperlukan untuk mendiversifikasi produk,
karena pasar cenderung semakin spesifik (bukan massal). Perilaku
harga produk yang bersifat unik/spesifik adalah “price maker”
sehingga diharapkan memiliki kemampuan bersaing di pasar global.
Produk dan jasa kreatif pada umumnya bersifat unik/spesifik.
Sehingga produk dan jasa kreatif diharapkan memiliki daya saing
yang tinggi dan mampu mengimbangi semakin beragamnya produk
impor yang masuk akibat perdagangan bebas.
Di Jawa Timur tumbuh kembangnya inovasi dan kreativitas dapat
ditemukan pada inkubator bisnis antara lain :
- 32 -
Tabel 2.9
Daftar Lembaga Pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur
Institusi Fokus Inovasi
Jatim Information Technologi Kreatif ( JITC ) Malang Film-Video
Desain Komunikasi
Fotografi
Game
Jatin Information Technologi Kreatif ( JITC ) Surabaya Film-Video
Pusat Inovasi Industri
Desain Komunikasi
Fotografi
Game
Gedung Kreatif Digital Iptek dengan ekonomi digital
Inkubator Bisnis Universitas Airlangga Riset Bioproduk
Inkubator Industri ITS Iptek dengan ekonomi digital Sumber : diolah dari berbagai sumber
5. Pembiayaan
Salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan Jawa Timur
adalah mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan peran swasta
dalam bentuk PPP (Public Private Partnership) maupun swasta murni
terutama dalam pembangunan infrastruktur. Disamping pembiayaan
melalui kredit perbankan, alternatif penggunaan municipal bond,
corporate bond, serta instrumen keuangan syariah seperti optimalisasi
penggunaan wakaf dan zakat untuk sektor yang produktif dapat
menjadi alternatif bagi sumber pembiayaan infrastruktur.
Kucuran kredit perbankan di Jawa Timur (Jatim) selama triwulan
I/2017 tercatat naik 7,9% dibanding periode sama tahun lalu menjadi
sebesar Rp458 triliun. Sedangkan besaran kredit untuk sektor usaha
kecil, mikro dan menengah (UMKM) tercatat Rp127 triliun, naik
22,26% dibanding periode sama tahun lalu.
Dari total kredit UMKM tersebut, data Kantor Perwakilan Bank
Indonesia (KPBI) Jatim menunjukkan, untuk kredit mikro sebesar
Rp27 triliun, turun 3,09%, kecil Rp37 triliun, tumbuh 0,89% dan
menengah sebesar Rp63 triliun, tumbuh20,88%. Kredit UMKM
mayoritas didorong dari peningkatan kredit investasi dan kredit modal
kerja serta sektor pertanian. Industri pengolahan dan sektor
konstruksi juga berkontribusi besar dalam peningkatan kredit sektor
UMKM.
- 33 -
C. SARANA DAN PRASARANA
Ketersediaan infrastruktur dalam hal ini sarana dan prasarana
penunjang industri di Jawa Timur cukup memadai dan memberikan
banyak alternatif baik berupa jalan, bandara, pelabuhan, dan kereta
api. Selain itu, Jawa Timur telah membangun dan merencanakan
pengembangan kawasan industri. Kawasan industri tersebut telah
terintegrasi dan terkoneksi dengan prasarana dan sarana penunjang
industri sehingga mampu mempercepat industrialisasi di Jawa Timur.
Sarana dan prasarana penunjang yang dimaksud meliputi transportasi
dan energi.
Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi merupakan salah satu komponen
vital untuk menunjang terjadinya percepatan industrialisasi.
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai dapat
meningkatkan konektivitas dan mobilitas bagi bahan baku dan hasil
produksi industri. Sehingga apabila tersedia secara efisien, sarana dan
prasarana transportasi mampu meningkatkan daya saing industri
melalui komponen biaya transaksi yang lebih rendah. Gambar 2.16
menunjukkan sarana dan prasarana transportasi telah
menghubungkan seluruh kawasan industri di Jawa Timur. Untuk
mempercepat industrialisasi, perlu dilakukan pembangunan
infrastruktur baru di daerah selatan mengingat terjadi pemusatan
sarana dan prasarana transportasi di daerah utara.
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur
Gambar 2.16 Konektivitas Sarana dan Prasarana Transportasi dengan Kawasan Industri di Jawa
Timur
- 34 -
Sarana dan prasarana transportasi yang dimaksud dapat
diklasifikasikan menjadi empat yaitu sebagai berikut:
a) Kondisi jalan; Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai
jalan arteri primer, diantaranya jalur pantura (Anyer-Jakarta-
Surabaya-Banyuwangi) dan jalan nasional lintas tengah (Jakarta-
Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Lebih lanjut, rute jalan arteri di
Jawa Timur dapat diklasifikasikan menjadi tiga: (i) rute utara, (ii)
rute tengah, dan (iii) rute selatan. Rute utara meliputi Tuban-
Surabaya-Banyuwangi sepanjang 218 km. Sedangkan rute tengah
meliputi Ngawi-Jombang-Surabaya sepanjang 231 km. Sementara
rute selatan meliputi Pacitan-Malang-Banyuwangi sepanjang 618
km. Jawa Timur juga memiliki jembatan terpanjang di Indonesia
dan menjadi jembatan terpanjang kelima di dunia yaitu jembatan
Suramadu. Jembatan ini melintasi Selat Madura sepanjang 5 Km,
yang menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura.
b) Bandara; Provinsi Jawa Timur mempunyai bandara Internasional
yakni Bandara Juanda yang terletak 20 km dari kota Surabaya
dengan luas bandara mencapai 396 hektar, mampu menampung
pesawat jenis Boeing -737 dan Airbus -300, serta mempunyai
kapasitas kargo sebesar 152 juta ton. Di tempat lain, terdapat
bandara domestik yang tersebar di Sumenep, Malang, Jember,
Blitar, dan Banyuwangi.
c) Pelabuhan; Jawa Timur mempunyai beberapa pelabuhan besar,
yang terbesar dan berskala internasional adalah pelabuhan
Tanjung Perak di Surabaya. Sedangkan pelabuhan berskala
nasional di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten
Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi,
Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan
Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten
Sumenep, Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan
Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Paiton di Kabupaten
Probolinggo, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, serta
Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep. Selain pelabuhan,
konektivitas perairan Jawa Timur juga didukung dengan sejumlah
pelabuhan penyeberangan, diantaranya Ujung-Kamal
(menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura) dan Pelabuhan
- 35 -
Ketapang (menghubungan Banyuwangi dengan Gilimanuk, Bali),
Pelabuhan Kalianget (menghubungkan Madura dengan kepulauan
di sekitarnya), serta Pelabuhan Jangkar di Situbondo.
d) Stasiun Kereta Api; Jawa Timur mempunyai stasiun yang tersebar
di 29 titik dengan rel sepanjang 895.750 km.
Energi
Selain transportasi, sarana dan prasarana energi merupakan komponen
vital bagi pembangunan industri. Untuk itu, Jawa Timur telah
menyiapkan pengembangan sistem jaringan energi untuk menunjang
industrialisasi. Dalam hal ini, sarana dan prasarana energi yang
dimaksud adalah:
a) Kelistrikan; Jawa Timur memenuhi kebutuhan energi listriknya
dari pembangkit interkoneksi Jawa-Bali. Saat ini kapasitas
pembangkit eksisting masih mampu untuk memenuhi kebutuhan
listrik di Jawa Timur. Namun secara nasional, pemerintah telah
berencana menambah kapasitas pembangkit interkoneksi Jawa-
Bali antara lain rencana pembangunan pembangkit baru yaitu
Tanjung Jati B dan C, serta Paiton III. Dengan bertambahnya
pembangkit di area Jawa Bali, diharapkan kebutuhan energi listrik
khususnya di Jawa–Bali sampai dengan 15 tahun ke depan tidak
perlu dikhawatirkan.
b) Migas; berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur, prasarana migas
adalah jaringan/distribusi minyak dan gas bumi melalui pipa di
darat dan laut, perkeretaapian dan angkutan jalan raya. Sampai
sekarang pertamina telah memiliki jaringan pipa bawah laut yang
menghubungkan Kepulauan Kangean hingga ke Stasiun MR/S di
Porong Kabupaten Sidoarjo yang diteruskan hingga Kecamatan
Bungah Kabupaten Gresik. Sedangkan PT. Perusahaan Gas Negara
memiliki jaringan gas lebih luas. Jaringan gas ke arah utara hanya
menjangkau Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik; ke arah barat
hanya terbatas pada Kota Mojokerto; ke arah selatan hanya
terbatas pada Pandaan; dan ke arah timur sudah berkembang
hingga Probolinggo serta Leces. Rencana pengembangan sumber
dan prasarana minyak dan gas bumi, meliputi: Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Gresik, Kabupaten
Lamongan, Kabupaten Pemekasan, Kabupaten Sidoarjo,
- 36 -
Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban,
Kabupaten/kota lain berdasarkan hasil eksplorasi.
c) Sumber Daya Air; Pengembangan jaringan sumber daya air lintas
provinsi dan lintas kabupaten/kota untuk mendukung air baku
pertanian dilakukan dengan prinsip keberlanjutan dan kesamaan
hak antar wilayah. Rencana pengembangan jaringan irigasi
didukung rencana pengembangan daerah tangkapan air (catchment
area) dan sumber air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan
sumber air permukaan lainnya dilaksanakan dengan
memperhatikan karakteristik dan fungsi sumber air oleh adanya
waduk, antara lain:
(i). Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan;
(ii). Saluran Pelayaran di Kabupaten Sidoarjo;
(iii). Singolatri dan Kedawang di Kabupaten Banyuwangi;
(iv). Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo; dan
(v). Waduk meliputi Waduk Kresek di Kabupaten Madiun, Waduk
Kedung Bendo di kabupaten Pacitan, Waduk Jipang di
Kabupaten Bojonegoro, Waduk Beng di Kabupaten Jombang,
Waduk Genting di Kabupaten Malang, Waduk Bajulmati di
Kabupaten Banyuwangi, Waduk Nipah di Kabupaten
Sampang, Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan, Waduk
Kedung Brubus di Kabupaten Madiun, Waduk Gonggang di
Kabupaten Magetan, Waduk Bendo di Kabupaten Ponorogo,
Waduk Banjaranyar di Kabupaten Gresik, Waduk Tawun di
Kabupaten Bojonegoro, Waduk Pejok di Kabupaten
Bojonegoro, Waduk Tugu di Kabupaten Trenggalek, dan
Waduk Antrogan di Kabupaten Jember.
Pengembangan sumber air tanah untuk peningkatan cadangan air
baku dilakukan dengan melakukan penurapan mata air dan
membangun sumur bor, pencegahan pencemaran pada Cekungan
Air Tanah (CAT) yang berada pada 23 titik. Sedangkan rencana
pengembangan jaringan air baku untuk industri meliputi Jaringan
Telaga Sarangan – Magetan, jaringan irigasi Delta Brantas, sumber
mata air Umbulan, dan pengambilan air tanah dalam untuk
kebutuhan kawasan industri di PIER (Pasuruan), Ngoro
(Mojokerto), dan Paiton (Probolinggo).
- 37 -
Energi Baru dan Terbarukan
Sebagian energi yang digunakan oleh industri di Jawa Timur
merupakan energi yang tidak terbarukan. Untuk mengantisipasi
kelangkaan, maka pemerintah Jawa Timur juga mengembangkan energi
alternatif terbarukan. Pengembangan energi baru dan terbarukan oleh
pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota meliputi energi air untuk
pembangkit listrik tenaga mikrohidro, energi angin, energi surya, energi
panas bumi, energi gelombang laut, energi biogas dan energi biomassa.
D. PERWILAYAHAN INDUSTRI
Pengembangan perwilayahan industri di Provinsi Jawa Timur dilakukan
melalui 4 (empat) pendekatan, yaitu: (1) Pengembangan Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI), (2) Kawasan Peruntukan Industri (KPI),
(3) Kawasan Industri, dan (4) Sentra IKM.
Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
Selain itu, dalam rencana pengembangan perwilayahan industri yang
termaktub dalam RIPIN, Jawa Timur termasuk ke dalam Wilayah
Pengembangan Industri (WPI) Jawa, bersama dengan Provinsi Banten,
Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Jika
diperinci, Jawa Timur memiliki Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
(WPPI) yang berperan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi
dalam WPI. WPPI di Jawa Timur meliputi wilayah Kabupaten Tuban,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten
Sidoarjo, Kota Mojokerto dan Kabupaten Bangkalan.
Sementara itu, di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Jawa Timur 2012-2032, pola ruang dapat diartikan sebagai distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya. Setidaknya terdapat tiga fugsi lindung: (i) pemantapan,
pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung untuk mencapai
perlindungan lingkungan sumber daya alam/buatan dan ekosistemnya,
(ii) meminimalkan risiko dan mengurangi kerentanan bencana, serta (iii)
mengurangi efek pemanasan global. Sementara itu, fungsi budidaya
dimaksudkan sebagai peruntukkan lahan untuk kegiatan produktif
dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat.
- 38 -
Lebih lanjut, fungsi budidaya tercermin ke dalam pengembangan
kawasan budidaya, dimana kawasan peruntukkan industri termasuk di
dalamnya. Kawasan peruntukan industri sebagaimana yang dimaksud
direncakan dengan luas sekurang-kurangnya 69.288,52 Ha.
Kawasan Peruntukan Industri
Selain itu, Jawa Timur telah memiliki penataan pengembangan
kawasan peruntukan industri (KPI). Dalam hal ini, kawasan industri
dapat dibangun di luar maupun di dalam WPPI. Terdapat tiga model
kawasan peruntukan industri di Jawa Timur. Pertama, kawasan
peruntukan industri. Industri di daerah ini tidak memiliki
pengelola/industrial estate. Kedua, kawasan peruntukan industri dalam
WPPI. Daerah WPPI selain memiliki Kawasan Industri yang dikelola
industrial estate juga memiliki kawasan industri yang tidak dikelola
industrial estate. Daerah dengan model ini dapat mengembangkan
industrinya pada kedua kawasan tersebut. Ketiga, kawasan peruntukan
industri di luar WPPI. Model ini hampir serupa dengan model dua,
hanya saja pada model ini kawasan industrinya tidak ditetapkan
sebagai WPPI.
Gambar 2.17 Kawasan Peruntukan Industri
- 39 -
Tabel 2.10 Jumlah Industri Besar Di Jawa Timur
No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH IB
1 KAB. BANGKALAN Industri Makanan 1
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Alat Angkut Lainnya 1
2 KAB. BANYUWANGI Industri Makanan 23
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Tekstil 4
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
1
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
6
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 6
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
2
Industri Furnitur 2
3 KAB. BLITAR Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 2
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
4
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Furnitur 1
4 KAB.BOJONEGORO Industri Makanan 1
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 10
Industri Pakaian Jadi 2
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
1
Industri Barang Galian Bukan Logam 2
Industri Furnitur 2
Industri Pengolahan Lainnya 1
5 KAB. BONDOWOSO Industri Makanan 5
Industri Pengolahan Tembakau 6
Industri Furnitur 2
6 KAB. GRESIK Industri Makanan 21
Industri Tekstil 8
Industri Pakaian Jadi 6
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 4
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
22
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 10
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media
Rekaman
2
Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan Minyak Bumi
2
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
18
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
3
- 40 -
No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH
IB
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 15
Industri Barang Galian Bukan Logam 11
Industri Logam Dasar 11
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
8
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 1
Industri Peralatan Listrik 2
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 4
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi
Trailer
4
Industri Alat Angkut Lainnya 1
Industri Furnitur 17
7 KAB. JEMBER Industri Makanan 12
Industri Pengolahan Tembakau 10
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
1
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 16
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 1
8 KAB. JOMBANG Industri Makanan 8
Industri Pengolahan Tembakau 3
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 6
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
3
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
1
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 3
Industri Furnitur 2
Industri Pengolahan Lainnya 2
9 KAB. KEDIRI Industri Makanan 10
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
3
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media Rekaman
2
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
1
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 1
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
2
Industri Furnitur 3
Industri Pengolahan Lainnya 1
10 KAB. LAMONGAN Industri Makanan 7
Industri Pengolahan Tembakau 3
Industri Tekstil 2
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 1
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia
1
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 4
- 41 -
No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH
IB
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
Industri Alat Angkut Lainnya 1
Industri Pengolahan Lainnya 1
11 KAB. LUMAJANG Industri Makanan 4
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Tekstil 1
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
9
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 2
12 KAB. MADIUN Industri Makanan 1
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisional
1
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
13 KAB. MAGETAN
Industri Makanan 2
Industri Minuman 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
2
14 KAB. MALANG Industri Makanan 11
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 27
Industri Tekstil 4
Industri Pakaian Jadi 4
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 6
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
3
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 6
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
1
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
2
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 3
Industri Barang Galian Bukan Logam 7
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
3
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi Trailer
9
Industri Furnitur 5
Industri Pengolahan Lainnya 4
15 KAB. MOJOKERTO Industri Makanan 7
Industri Minuman 4
Industri Pengolahan Tembakau 4
Industri Tekstil 3
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
2
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 6
Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan
Minyak Bumi
1
- 42 -
No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH
IB
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
8
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 12
Industri Barang Galian Bukan Logam 9
Industri Logam Dasar 7
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
5
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 1
Industri Peralatan Listrik 1
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi
Trailer
1
Industri Alat Angkut Lainnya 1
Industri Furnitur 12
Industri Pengolahan Lainnya 2
16 KAB. NGANJUK Industri Makanan 2
Industri Minuman 2
Industri Pengolahan Tembakau 4
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media
Rekaman
1
17 KAB. NGAWI Industri Makanan 2
Industri Pengolahan Tembakau 2
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 1
Industri Furnitur 1
18 KAB. PACITAN Industri Pengolahan Tembakau 2
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
3
19 KAB. PAMEKASAN Industri Makanan 3
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 6
20 KAB. PASURUAN Industri Makanan 42
Industri Minuman 13
Industri Pengolahan Tembakau 17
Industri Tekstil 17
Industri Pakaian Jadi 8
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 16
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
11
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 5
Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan
Minyak Bumi
1
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
7
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 13
Industri Barang Galian Bukan Logam 8
Industri Logam Dasar 5
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan Peralatannya
3
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 2
Industri Peralatan Listrik 5
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 1
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi
Trailer
3
- 43 -
No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH
IB
Industri Alat Angkut Lainnya 2
Industri Furnitur 24
Industri Pengolahan Lainnya 4
21 KAB. PONOROGO Industri Makanan 1
Industri Pengolahan Tembakau 2
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
1
22 KAB.
PROBOLINGGO
Industri Makanan 7
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 2
Industri Pakaian Jadi 3
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
1
23 KAB. SAMPANG Industri Makanan 1
24 KAB. SIDOARJO Industri Makanan 68
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 13
Industri Tekstil 9
Industri Pakaian Jadi 4
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 27
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
8
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 13
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media
Rekaman
11
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
20
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisional
7
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 35
Industri Barang Galian Bukan Logam 12
Industri Logam Dasar 8
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
17
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 1
Industri Peralatan Listrik 9
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 3
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi
Trailer
3
Industri Alat Angkut Lainnya 3
Industri Furnitur 20
Industri Pengolahan Lainnya 8
25 KAB. SITUBONDO Industri Makanan 7
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia
1
Industri Barang Galian Bukan Logam 2
26 KAB. SUMENEP Industri Makanan 3
Industri Pengolahan Tembakau 1
27 KAB. TRENGGALEK Industri Makanan 1
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Pakaian Jadi 3
- 44 -
No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH
IB
Industri Barang Galian Bukan Logam 1
28 KAB. TUBAN Industri Makanan 3
Industri Pengolahan Tembakau 4
Industri Tekstil 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
1
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan
Minyak Bumi
1
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia
1
Industri Barang Galian Bukan Logam 2
29 KAB.
TULUNGAGUNG
Industri Makanan 7
Industri Pengolahan Tembakau 13
Industri Tekstil 1
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi
Trailer
1
30 KOTA BATU Industri Makanan 1
31 KOTA BLITAR Industri Pengolahan Tembakau 3
32 KOTA KEDIRI Industri Makanan 7
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Pakaian Jadi 1
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisional
1
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 1
33 KOTA MADIUN Industri Makanan 2
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
1
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
1
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 1
Industri Alat Angkut Lainnya 1
34 KOTA MALANG Industri Makanan 6
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 26
Industri Tekstil 1
Industri Pakaian Jadi 3
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 3
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 2
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media
Rekaman
2
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
1
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
1
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 6
Industri Barang Galian Bukan Logam 2
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
3
Industri Peralatan Listrik 4
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 1
- 45 -
No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH
IB
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi
Trailer
1
Industri Alat Angkut Lainnya 2
Industri Furnitur 2
Industri Pengolahan Lainnya 1
35 KOTA MOJOKERTO Industri Makanan 1
Industri Pengolahan Tembakau 1
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 4
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 1
Industri Furnitur 1
36 KOTA PASURUAN Industri Makanan 1
Industri Pakaian Jadi 4
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
3
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
1
37 KOTA
PROBOLINGGO
Industri Makanan 4
Industri Tekstil 2
Industri Pakaian Jadi 7
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 1
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
3
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia
2
Industri Barang Galian Bukan Logam 3
38 KOTA SURABAYA Industri Makanan 38
Industri Minuman 1
Industri Pengolahan Tembakau 7
Industri Tekstil 7
Industri Pakaian Jadi 8
Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 15
Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur) Dan Barang Ayaman Dari
Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
10
Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 11
Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media
Rekaman
3
Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan
Kimia
20
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
4
Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 30
Industri Barang Galian Bukan Logam 15
Industri Logam Dasar 9
Industri Barang Logam Bukan Mesin Dan
Peralatannya
18
Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik 3
Industri Peralatan Listrik 6
Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl 5
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi
Trailer
6
Industri Alat Angkut Lainnya 5
- 46 -
No KAB/ KOTA URAIAN KBLI JUMLAH
IB
Industri Furnitur 10
Industri Pengolahan Lainnya 4
Reparasi Dan Pemasangan Mesin Dan Peralatan 5
Kawasan Industri
Mengacu pada UU No. 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian, kawasan
industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan
dan dikelola oleh perusahaan kawasan indusri. Pembangunan kawasan
industri diprioritaskan pada daerah-daerah yang berada dalam WPPI.
Daerah-daerah di luar WPPI yang mempunyai potensi, juga dapat
dibangun kawasan industri yang diharapkan menjalin sinergi dengan
WPPI yang sesuai. Kawasan Industri di Jawa Timur tersebar di beberapa
wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur dengan prioritas pengembangan
meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Malang,
Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Tuban, Kota Madiun, dan Kota
Surabaya. Daerah tersebut telah ditetapkan oleh RIPIN sebagai pusat
pertumbuhan industri di Jawa Timur. Gambar 2.17 menunjukkan
terdapat tujuh kawasan industri eksisting di Jawa Timur dimana lima di
antaranya termasuk dalam WPPI Jawa Timur.
Gambar 2.18
Kawasan Industri Eksisting di Jawa Timur
- 47 -
Saat ini kawasan industri eksisting dikelola oleh PT. Modern Industrial
Estate/MIE seluas 690 Ha, PT. Kawasan Industri Gresik/KIG seluas 135
Ha, PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut/SIER seluas 245 Ha, PT.
Sidoarjo Industrial Estate Berbek/SIEB seluas 97 Ha, PT. Ngoro
Industrial Park/NIP seluas 500 Ha, PT. Pasuruan Industrial Estate
Rembang/PIER seluas 563 Ha, dan PT. Java Integrated Industrial and
Ports Estate/JIIPE seluas 2.933 Ha.
Sentra IKM
Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM)
dilakukan pada setiap wilayah Kabupaten/Kota yang dapat berada di
dalam atau di luar kawasan industri. Bagi kabupaten/kota yang tidak
memungkinkan dibangun kawasan industri karena tidak layak secara
teknis dan ekonomis, maka pembangunan industri dilakukan melalui
pengembangan Sentra IKM yang mampu menghasilkan nilai tambah
serta menyerap tenaga kerja. Sungguhpun demikian, terdapat arahan
pengembangan IKM di Jawa Timur yang dapat dikelompokkan ke dalam
empat kategori yaitu (i) kompetensi inti, (ii) one village one product
(OVOP), (iii) industri kreatif, dan (iv) industri agro. Lebih jauh, Jawa
Timur telah menetapkan sentra IKM di setiap kabupaten/kota.
Gambar 2.19 Peta Overlay Alokasi Ruang dengan Indikasi Arahan Kecamatan Prioritas
Pengembangan IKM
Berdasarkan kompetensi intinya, IKM yang dapat dijadikan prioritas
yakni industri makanan (11 Kab/Kota), furnitur (6 Kab/Kota), dan tekstil
(4 Kab/Kota). Sedangkan berdasarkan kategori OVOP, IKM yang dapat
menjadi prioritas yakni industri makanan (12 Kab/Kota), Kayu (5
Kab/Kota), dan Tekstil (4 Kab/Kota). Sementara dalam kategori industri
kreatif, IKM prioritas mencakup industri tekstil (11 Kab/Kota), Kayu (8
- 48 -
Kab/Kota) dan pengolahan lainnya (4 Kab/Kota). Terakhir, IKM prioritas
berdasarkan kategori industri agro meliputi industri makanan lainnya
(15 Kab/Kota), pengolahan buah-buahan (14 Kab/Kota), serta
pengolahan ikan dan biota laut (5 Kab/Kota).
Terkait dengan pengembangan kawasan industri Jawa Timur, terdapat
dua masalah yang harus segera dipecahkan. Pertama, tingkat kemacetan
yang begitu tinggi di beberapa daerah di Jawa Timur. Tingginya tingkat
kemacetan dapat menimbulkan ketidak efisienan karena bertambahnya
biaya distribusi. Hal ini menjadi hambatan dalam percepatan
industrialisasi di Jawa Timur. Gambar 2.20 menunjukkan data
mengenai kapasitas jalan di Jawa Timur pada tahun 2015. Secara
umum, jalan sepanjang 3.20 km di Jawa Timur menampung 1000
kendaraan. Sementara di Kota Surabaya, terdapat 1000 kendaraan di
jalan sepanjang 0.79 km. Lebih parah adalah Kota Malang dimana 1000
kendaraan mengisi jalan sepanjang 0.37.
Sumber: Hasil Studi PKEPK tentang Transportasi Jawa Timur (2015) Gambar 2.20
Kapasitas Jalan di Jawa Timur
Kedua, berdasarkan hasil FGD didapatkan informasi bahwa masih
dijumpai pembangunan sarana dan prasarana yang belum optimal,
khususnya ikhwal energi, di beberapa kawasan industri. Investor
pengembang kawasan industri di Banyuwangi dan Gresik menyatakan
bahwa hampir lebih dari 4 tahun, investasi awal yang telah mereka
lakukan belum mempunyai titik terang untuk dapat segera
menghasilkan. Kondisi demikian diamini oleh PLN bahwa pembangunan
ketenagalistrikan memang belum bisa mengakomodir pembangunan
kawasan industri baru. Belum optimalnya sarana dan prasarana dapat
berdampak pada pelemahan pertumbuhan industri karena dari kaca
mata para investor, tingkat resiko investasi di Jawa Timur relatif masih
cukup tinggi.
0,37 0,79
3,20
0,0
2,0
4,0
Malang Surabaya Jawa Timur
- 49 -
E. PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
Dalam konteks Jawa Timur, Industri Kecil Menengah (IKM) memiliki
posisi yang strategis dalam mendukung industrialisasi. Strategisnya IKM
dapat ditinjau dari kontribusi terhadap sektor industri dan penyerapan
tenaga kerja. Kontribusi IKM terhadap PDRB sektor industri mencapai
54,98%, sisanya bersumber dari Industri Besar (IB). Sementara dari sisi
penyerapan tenaga kerja, IKM tercatat mampu menyerap tenaga kerja
sektor industri sebesar 91,2% sedangkan sisanya diserap oleh IB (Dinas
Koperasi dan UMKM, 2014).
Berdasarkan hasil kesepakatan dengan kabupaten/kota di Jawa Timur,
telah ditetapkan berbagai produk unggulan di setiap daerah. Produk
unggulan tersebut menjadi prioritas pengembangan dalam lingkup
provinsi. Artinya, pengembangan pada produk unggulan tersebut, dalam
sisi pendanaan, lebih diutamakan daripada produk yang lain. Lebih
jauh, produk unggulan dikelompokkan ke dalam empat domain: (i)
industri makanan; (ii) industri kayu, barang dari kayu, rotan, furnitur,
dan kerajinan dari tanaman; (iii) industri barang galian bukan logam,
logam, kerajinan logam dan bukan logam; dan (iv) industri tekstil,
pakaian jadi, kulit, dan alas kaki. Kesepakatan dengan daerah terkait
produk unggulan IKM yang terbaru disepakati pada Pebruari 2016,
namun data tersebut diperbarui dalam dua tahunan.
Tabel 2.11. Produk Ungulan IKM di Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Timur
No Kabupaten/
Kota Unggulan Komoditas Unggulan
1 Kabupaten Pacitan*)
Industri Makanan Olahan Ikan Dan Gula Kelapa
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis Motif Pace
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Batu Mulia
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan dari Tanaman
Meubel
2 Kabupaten
Ponorogo
Industri Makanan Sate Ayam
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Meubel, Kerajinan Reog
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Genteng Glasur
3 Kabupaten
Trenggalek
Industri Makanan Kripik Pisang &
Pengolahan Rumput Laut, Kripik Tempe
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis
- 50 -
No Kabupaten/
Kota Unggulan Komoditas Unggulan
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan Logam dan Bukan Logam
Genteng
4 Kabupaten
Tulungagung*
)
Industri Makanan Olahan Pisang &
Krupuk Rambak
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Konveksi, Batik
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Kerajinan Onyx Dan
Marmer, Aneka Logam
5 Kabupaten Blitar
Industri Makanan Makanan Olahan Berbabahan Baku
Telur, Emping Mlinjo,
Gula Kelapa, Geti &
Jenang, Dodol Blimbing
& Aneka Kripik
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Kerajinan Tempurung Kelapa & Gerabah Seni
6
Kabupaten
Kediri
Industri Makanan Olahan Mangga Podang,
Olahan Nanas, Olahan
Jagung & Umbi-Umbian
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik
7
Kabupaten
Malang
Industri Makanan Pengolahan Kopi
Bubuk, Pengolahan Buah Dan
Aneka Kripik
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Jaket Kulit Dan Batik
Tulis
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Anyaman Mendong &
Eceng Gondok
8
Kabupaten Lumajang
Industri Makanan Olahan Makanan Berbasis Pisang, Gula
Kelapa & Aneka Kripik
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Perhiasan Perak
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis Motif Pisang
9
Kabupaten Jember
Industri Makanan Hasil Tembakau, Suwar-Suwir,
Pengolahan Ikan
(Tepung Ikan & Terasi
Udang)
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Kerajinan Manik-Manik
10
Kabupaten Banyuwangi
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit & Alas Kaki
Batik Khas Banyuwangi
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Kerajinan Dari Bahan
Alam
Industri Makanan Kepala & Turunannya,
Olahan Buah Naga &
Jeruk
11
Kabupaten Bondowoso*)
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Furnitur
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Kerajinan Logam
- 51 -
No Kabupaten/
Kota Unggulan Komoditas Unggulan
Industri Makanan Tape, Kopi
12
Kabupaten
Situbondo
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan dari Tanaman
Kerajinan Kerang Dan
Kayu
Industri Makanan Rengginang & Olahan
Ikan, Olahan Kopi &
Jahe
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Motif Biota Laut
13
Kabupaten
Probolinggo
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan dari Tanaman
Meubel Kayu Antik
Pendalungan, Olahan Bambu & Handycraft
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis
Pendalungan (Elok),
Kerajinan Bordir
Industri Makanan Pengolahan Kuantitas
Dan Kualitas Garam,
Aneka Olahan Buah,
Mamin Berbahan Baku Pemanis Gula Aren
14
Kabupaten
Pasuruan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Bordir
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Mebel
Industri Makanan Pia
15 Kabupaten
Sidoarjo
Industri Makanan Kerupuk, Produk
Mamin Lainnya
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit & Alas Kaki
Kulit Dan Turunannya, Batik Tulis, Bordir &
Aksesoris
16
Kabupaten
Mojokerto
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Pigura
Industri Barang Galian bukan Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Patung Batu, Cor Kuningan Dan Perak
Industri Makanan Keripik Kedelai &
Samiler
17
Kabupaten
Jombang*)
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Manik-Manik Kaca, Cor
Kuning
Industri Makanan Aneka Pengolahan Mamin
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Mebel
18
Kabupaten
Nganjuk*)
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Meubel Kayu
Industri Makanan Minyak Atsiri, Olahan Jahe, Bawang Merah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Khas Nganjuk,
Handycraft
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Shuttle chock, Pande
besi
19 Kabupaten
Madiun*)
Industri Makanan Chip Porang, Kue
Manco, Tapioka,
- 52 -
No Kabupaten/
Kota Unggulan Komoditas Unggulan
Cassava, Brem, Tempe,
Tahu, Sambel Pecel, Lempeng, Minyak atsiri,
aneka kripik, aneka
sirup buha, jamu
tradisional, aneka
olahan kopi dan coklat, aneka dodol, emping
garut
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Konveksi, Batik Tulis,
Bordir, Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Kerajinan kayu (mebel,
gembol, suvenir), sapu
ijuk, sangkar burung,
anyaman bambu
Industri Barang Galian bukan Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Pande besi, bata merah, beton pra cetak, mesin
pertanian, anyaman
plastik
20
Kabupaten
Magetan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Konveksi, Batik Tulis,
Bordir, Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan dari Tanaman
Anyaman Bambu
Industri Makanan Makanan olahan &
Pengolahan Jeruk
Pamelo (Kurmelo)
21
Kabupaten
Ngawi
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Aneka Produk Kayu
Unik Primitif
Industri Makanan Aneka Kripik, Tepung Mocaf
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik tulis
22
Kabupaten
Bojonegoro
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Produk Olahan Kayu,
Mebel & Kerajinan Akar
Tunggak
Industri Makanan Ledre, Olahan Salak
dan Olahan Bawang Merah
23
Kabupaten
Tuban
Industri Makanan Tepung Ikan, Olahan
Buah Siwalan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Tenun Gedhog, Batik
Tulis
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Gerabah Seni
24
Kabupaten
Lamongan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Tenun Ikat, Batik
Sendang, Konveksi, Songkok
Industri Makanan Wingko, Olahan
Bandeng & Aneka
Kripik
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Anyaman Bambu
25
Kabupaten Gresik
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit & Alas Kaki
Kopyah
Industri Makanan Keripik Singkong &
Gayam
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Meubel Pelepah Pisang
- 53 -
No Kabupaten/
Kota Unggulan Komoditas Unggulan
26
Kabupaten
Bangkalan*)
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis, Kerajinan
Agel, Kerajinan Kian Perca Batik
Industri Makanan Krupuk Hasil Laut,
Pengolahan Buah Salak
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Ukiran Kayu, Aneka
Suvenir,
27
Kabupaten
Sampang*)
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan dari Tanaman
Anyaman Pandan/
Bambu, Miniatur Kapal Rakyat
Industri Makanan Pengolahan Garam,
Krupuk Ikan, Jamu
Herbal, olahan umbi-
umbian, buah-buahan,
dan kacang-kacang, olahan berbasis ikan
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Olahan tanah liat
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik tulis, Alas kaki
28
Kabupaten
Pamekasan
Industri Makanan Garam beryodium,
keripik singkong (teteh)
& Kerupuk Raksasa, Pengolahan
RumputLaut, Jamu,
Camilan
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan dari Tanaman
Anyaman
29
Kabupaten
Sumenep
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Kerajianan &
Pengolahan Hasil Laut,
Kerajinan Keris
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Mebel dan Ukiran Kayu
Industri Makanan Olahan Mente dan Bawang Merah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis
30
Kota Kediri
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Tenun Ikat, Batik Tulis
Industri Makanan Tahu Takwa, Getuk
Pisang & Madumongso
31
Kota Blitar
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Kendang Bung Karno &
Kerajinan Kayu,
Kerajinan Batik dan Batik Kayu
Industri Makanan Makanan Olahan
(Koyah, Opak Gambir &
Kue Kering Lainnya),
Olahan Belimbing
Karangsari Dan Buah Lainnya
32
Kota Malang*)
Industri Makanan Tempe dan Kripik
Tempe, Kripik Buah,
Olahan Makanan
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Keramik
- 54 -
No Kabupaten/
Kota Unggulan Komoditas Unggulan
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan dari Tanaman
Aneka kerajinan, mebel
33
Kota
Probolinggo
Industri Makanan Produk Olahan Ikan,
Olahan Ikan Jenggelek,
Punti, Abon Ikan,
Produk Olahan Kedelai,
Susu Jagung & Mangga
Industri Barang Galian bukan Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Batik Tulis, Bordir, Anyaman Plastik &
Keramik
34
Kota
Pasuruan*)
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Aksesoris sepeda motor,
mobil, sparepart motor
dan mobil serta
sparepart kapal (baling-
baling), gerbah
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis, Alas Kaki
(sepatu dan sandal
kulit)
Industri Makanan Makanan olahan
(keripik singkong dan
keripik aneka buah),
minuman olahan (sirup dan jamu kebonagung,
minuman berempah-
rempah), Garam.
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Kerajinan mebel kayu
dan kerajinan kayu
(craft)
35
Kota Mojokerto
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit & Alas Kaki
Alas Kaki, Batik Tulis & Cap, Kerajinan Batik &
Handycraft (aksesoris,
sulam pita, flanel &
bambu)
Industri Barang Galian bukan
Logam, Logam, Kerajinan
Logam dan Bukan Logam
Kerajinan Miniatur
Perahu
Industri Makanan Onde-onde & Krupuk Singkong
36
Kota Madiun
Industri Makanan Sambal Pecel, Tempe
dan Kripik Tempe, Tahu
Industri Tekstil, Pakaian Jadi,
Kulit & Alas Kaki
Kerajinan Batik
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan
Kerajinan dari Tanaman
Mebelair/ Pengolahan
Kayu
37
Kota Surabaya
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit & Alas Kaki
Batik Tulis Mangrove & Batik Tulis Tugu
Industri Makanan Pengolahan Hasil Laut
38
Kota Batu
Industri Makanan Olahan Apel dan Buah
Lainnya, Sari Apel dan
Buah Lainnya, Olahan
Kentang dan Singkong
Industri Kayu, Barang dari
Kayu, Rotan Furnitur, dan Kerajinan dari Tanaman
Kerajinan Kayu & Batik
Kayu
*) Diperbarui pada Mei 2017, dalam Sosialisasi RPIP Jawa Timur
Sumber: Berita Acara Kesepakatan Kab/Kota Se-Jawa Timur, 2016 (Diolah)
Selain itu, Jawa Timur telah berhasil melakukan pemberdayaan IKM
melalui peningkatan aksesibilitas kredit. Ini dilakukan dalam upaya
- 55 -
untuk menstimulus UMKM agar berdaya, mandiri dan terus
menggerakkan aktivitas ekonomi. Aspek kebijakan pembiayaan salah
satunya berupa skema pembiayaan bunga kompetitif yakni Dagulir
(Dana Bergulir). Kredit dana bergulir bagi IKM ini, mensyaratkan besaran
agunan kredit sampai dengan Rp. 100 juta menurut Taksiran Harga
Umum Minimal 50%, kredit di atas Rp. 100 juta besaran agunan
minimal 75%. Sampai dengan Triwulan I tahun 2016, realisasi kredit
mencapai Rp. 915,509 milyar dengan jumlah debitur sejumlah 16.833
IKM. Perbaikan kinerja pembiayaan IKM ini didukung dengan system
elektronisasi pembiayaan (e-Financing).
Sumber: Asian Development Bank, 2016
Gambar 2.21 Komparasi Aksesibilitas Kredit IKM Antar Provinsi, 2016
Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan tingkat aksesibilitas IKM
terhadap kredit didukung dengan survei yang telah dilakukan Asian
Development Bank (ADB) pada tahun 2016. Gambar 2.21 menunjukkan
bahwa IKM Jawa Timur telah mampu menyerap lebih dari 13% pagu
kredit yang ada. Serapan IKM Jawa Timur terhadap kredit hanya sedikit
lebih rendah daripada DKI Jakarta. Hal ini dapat diartikan bahwa
sebagian besar IKM di Jawa Timur merupakan IKM yang “bankable”.
Pada sisi yang lain, masih terdapat beberapa persoalan yang menghantui
pembangunan industri kecil. Berdasarkan studi yang telah dilakukan
BAPPEDA Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016, tercatat ada berbagai
hambatan yang merintangi pengembangan industri kecil. Gambar 2.22
menunjukkan bahwa terdapat dua permasalahan pokok yang merintangi
pengembangan IKM yaitu pangsa pasar yang cenderung menurun dan
akses permodalan yang terbatas.
- 56 -
Gambar 2.22 Problematika Utama Industri Kecil
Sumber: BAPPEDA Prov Jatim, 2016
- 57 -
III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN SASARAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH
Berdasarkan hasil analisis potensi dan tantangan yang dihadapi oleh Jawa
Timur dalam pembangunan industri, terdapat tiga isu strategis, yaitu:
1. Penguatan dan pemantapan struktur industri. Isu ini sangat erat
kaitannya dengan penguatan keterkaitan pembangunan industri baik
pada sisi hulu, hilir, maupun penunjang. Sehingga, permasalahan
rendahnya efisiensi baik pada aspek biaya produksi maupun transaksi
menjadi penghambat utama bagi peningkatan nilai tambah (value added).
2. Peningkatan daya saing industri. Isu ini merupakan backbone dari
pembangunan keberlanjutan industri di Jawa Timur, yang dituangkan
baik dalam bentuk pengembangan pasar maupun kelestarian lingkungan.
3. Peningkatan peran industri dalam pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Isu ini bertumpu pada upaya memerangi kemiskinan dan ketimpangan
pembangunan antardaerah, serta upaya perluasan lapangan kerja.
Selanjutnya, ketiga isu strategis di atas dapat dirumuskan menjadi visi
dan misi industrialisasi Jawa Timur dengan menggunakan analisis SWOT
(Strength-Weakness-Opportunity-Threat), yang disinkronisasikan dengan
beberapa dokumen perencanaan, antara lain: (i) visi dan misi pembangunan
industri nasional yang tertuang dalam RIPIN Tahun 2015-2035 yang berbunyi:
“Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh”, (ii) visi dan misi pembangunan
provinsi Jawa Timur, baik yang tertuang pada dokumen RPJMD maupun
RPJPD, Visi RPJPD Jawa Timur adalah “Jawa Timur menjadi Pusat Agrobisnis
Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur
Makmur dan Berakhlak”. Sedangkan, visi RPJMD Jawa Timur adalah: “Jawa
Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak,
dan (iii) pengembangan industri yang tertuang dalam RTRW Jawa Timur.
Sedangkan Misi pembangunan industri Jawa Timur dalam RPJMD adalah:
1. Mengembangkan perekonomian modern berbasis agrobisnis
2. Mewujudkan sumber daya manusia yang handal, berakhlak mulia,
dan berbudaya
3. Mewujudkan kemudahan memperoleh akses untuk meningkatkan
kualitas hidup
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan
5. Mengembaangkan infrastruktur bernilai tambah tinggi
6. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang baik
- 58 -
Lebih lanjut, penajaman visi dan misi serta tujuan RPIP dilakukan dengan
pendekatan expert judgement melalui focus group discussion (FGD). Stakeholder
yang terkait dalam FGD antara lain: (i) OPD bidang perindustrian baik pada
pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota; (ii) pelaku industri di Jawa
Timur termasuk Kadin; (iii) akademisi; dan (iv) legislatif.
Pada dasarnya, analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)
adalah metode pengambilan keputusan kebijakan untuk masa depan
berdasarkan hasil indentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dialami di masa
kini dan di masa lalu. Identifikasi kekuatan dan peluang yang dimiliki dapat
dianggap sebagai faktor positif, sedangkan kelemahan dan ancaman sebagai
faktor negatif. Hasil analisis SWOT dapat digunakan sebagai dasar perumusan
isu-isu strategis dalam RPIP. Selanjutnya, visi dan misi RPIP ini ditetapkan
berdasarkan hasil perumusan isu strategis. Oleh karena itu, sebelum
merumuskan visi dan misi industrialisasi di Jawa Timur, terlebih dahulu
dilakukan analisis potensi, tantangan, dan isu stretegis.
A. Visi dan Misi Pembangunan Industri Jawa Timur
Berdasarkan tiga isu strategis tersebut, berbagai stakeholder industri
Jawa Timur melalui berbagai FGD merumuskan visi RPIP sebagai berikut:
“Jawa Timur sebagai Leading Smart Industrial Province”.
Pada hakikatnya, visi industrialisasi Jawa Timur ini terdiri dari dua
harapan, yaitu:
(i). Leading (Unggul), yang bermakna bahwa industri Jawa Timur harus
berdaya saing tinggi. Artinya, struktur industri harus mampu
menciptakan efisiensi yang tinggi, baik melalui penguatan struktur
industri maupun peningkatan pangsa pasar baik domestik maupun
internasional. Tentunya, optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam
harus diwujudkan baik melalui peningkatan pelestarian lingkungan,
maupun peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya alam.
(ii). Smart (cerdas), yang dapat diartikan sebagai perluasan kesempatan bagi
seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas industri.
Artinya, pembangunan industri memiliki prioritas untuk mempercepat
terwujudnya tranformasi budaya masyarakat industri yang mengalir
tanpa kendala berarti (going smoothly). Tentunya hal ini membutuhkan
adanya kecerdasan dalam pengelolaan industrialisasi (smart industrial
governance).
- 59 -
Selanjutnya, berdasarkan perumusan visi dan isu stretegis, terdapat tiga
misi RPIP, yaitu:
1. Menguatkan dan memantapkan struktur industri.
2. Meningkatkan daya saing industri yang berbasis pada pelestarian
lingkungan hidup.
3. Meningkatkan inklusivitas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Ketiga misi tersebut diatas didasarkan pada tiga kerangka konsep
industrialisasi. Pertama, penguatan, pemantapan, dan pendalaman struktur
industri yang bertujuan untuk meningkatkan keterkaitan baik antarsektor
industri maupun antarskala produksi. Tentunya, peningkatan keterkaitan ini
diharapkan dapat mengurangi tingkat ketergantungan kebutuhan bahan baku
dan juga memperluas pemasaran hasil produksi. Keduanya menjadi indikator
industri yang tangguh dimana mampu mengurangi tingkat ketergantungan
pembangunan industri terhadap luar negeri, baik ketergantuan pada bahan
baku impor maupun pemasaran hasil produksinya.
Kedua, pembangunan industri hijau mencerminkan berkembangnya
industri, yang dalam proses produksinya, mengutamakan peningkatan
efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Sehingga, pembangunan industri harus mampu menyelaraskan dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberikan manfaat bagi
masyarakat luas. Peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dapat
diartikan sebagai upaya peningkatan daya saing global. Dimana dapat
diartikan pula sebagai kemampuan industri dalam memperluas pangsa pasar
baik penguasaan pasar luar negeri maupun pasar dalam negeri. Dengan
demikian, daya saing global juga dimaknai sebagai kemampuan dalam
mengurangi ketergantungan impor.
Ketiga, pertumbuhan ekonomi yang inklusif diartikan sebagai pro-poor,
pro-job, ataupun pro-equalities. Makna ketiganya dapat diwujudkan dengan
meningkatkan peran pembangunan industri yang memperluas lapangan kerja
dan tingkat pendapatan, baik tenaga kerja maupun pemilik atau pengelola
industri. Dengan demikian, diharapkan terjadi perbaikan tingkat disparitas
pembangunan antarwilayah maupun disparitas pendapatan antar individu.
B. Tujuan Pembangunan Industri Jawa Timur
Berdasarkan pemahaman konsep yang mendasari perumusan visi dan
misi, terdapat sembilan tujuan RPIP , yaitu:
- 60 -
1. Memperkuat sinergisitas pembangunan industri baik antarwilayah
maupun antarsektor produksi;
2. Memperkuat kelembagaan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai bagian
yang terintegrasi dengan upaya pemberdayaan IKM untuk terwujudnya
smart IKM;
3. Mempercepat terwujudnya smart province;
4. Meningkatkan pangsa pasar ekspor industri;
5. Mempercepat tumbuhnya industri subtitusi impor yang berbasis pada
potensi sumber daya daerah;
6. Meningkatkan daya tarik investasi asing maupun domestik pada sektor
industri;
7. Mempercepat tumbuhnya industri hijau (green industries) sebagai bagian
percepatan terwujudnya smart environment di Jawa Timur;
8. Meningkatkan peranan industri dalam perekonomian Jawa Timur;
9. Meningkatkan peranan industri dalam mengurangi disparitas
pembangunan ekonomi Jawa Timur.
C. Sasaran Pembangunan Industri Jawa Timur
Berdasarkan tujuannya, RPIP Jawa Timur memiliki dua sasaran
industrialisasi. Pertama, sasaran kualitatif yang terdiri dari:
1. Meningkatnya konektivitas antarkawasan pertanian, industri, dan
perdagangan.
2. Menguatnya keterkaitan antara industri hulu dengan industri
hilir/andalan.
3. Meningkatnya keterkaitan baik antarIKM maupun dengan industri besar.
4. Meningkatnya kematangan penggunaan teknologi informasi.
5. Meningkatnya penguasaan pangsa pasar domestik dan juga internasional.
6. Meningkatnya bahan baku industri yang dihasilkan oleh industri dari
Jawa Timur.
7. Meningkatnya lingkungan usaha yang lebih kondusif bagi pengembangan
industri di Jawa Timur.
8. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup bagi masyarakat Jawa Timur
dengan semakin pesatnya pembangunan industri.
9. Mempercepat terwujudnya transformasi ekonomi Jawa Timur menuju
masyarakat industri.
10. Meningkatnya pemerataan pembangunan industri Jawa Timur.
Kedua, sasaran kuantitatif yang diestimasi dalam dua tahapan, yaitu:
- 61 -
1. Analisis time series digunakan sebagai dasar estimasi penetapan target
pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Hasil prediksi ini, selanjutnya,
digunakan sebagai dasar penetapan indikator sasaran pembangunan
industri yang lainnya. Hasil estimasi ini terdiri dari tiga skenario yaitu: (i)
pesimis, (ii) moderat dan (iii) optimis.
2. Hasil prediksi tersebut, kemudian didiskusikan dengan stakeholder terkait,
seperti para pejabat daerah baik pada level provinsi maupun
kabupaten/kota serta pelaku industri, untuk mendapatkan justifikasi,
khususnya terkait tentang tingkat kerealistisannya. Selain itu, target
RPJMD dan hasil studi sebelumnya yang relevan, juga digunakan dasar
evaluasi hasil pada tahap pertama. Setelah melalui berbagai tahapan, maka
skenario moderat dipilih sebagai target RPIP Jawa Timur.
Tabel 3.1 Sasaran Kuantitatif Pembangunan Industri
Provinsi Jawa Timur, 2019-2039
No Sasaran Kuantitatif BASE LINE
(2017)
Tahun
2019
2023
2024
2028
2029
2033
2034
2039
1 Laju pertumbuhan
ekonomi (%) 5.5 6.4 7.7 8.6 8.8
2 Pertumbuhan sektor
industri non-migas (%) 6.1 6.4 7.1 7.9 8.9
3 Kontribusi industri non-
migas terhadap PDRB (%) 29,03 29,56 30,03 30,51 30,98
4
Indeks kematangan
smart industrial province
(indeks)
61.6 65.2 72.9 80.4 90.7
5
Nilai ekspor produk
industri non-migas
(milyar USD)
16,73 22,03 26,32 30,62 34,91
6
Jumlah tenaga kerja di
sektor industri non-
migas (juta orang)
3.13 4,37 5,44 6,52 7,59
7
Nilai Investasi sektor
industri non-migas
Penanaman Modal Asing
( Juta US$)
1,566.66 1.899,66 2.177,16 2.454,66 2.732,16
8
Nilai Investasi sektor
industri non-migas
Penanaman Modal Dalam
Negeri
(Rp.Milyar )
45,044.54 46.101,33 46.977,57 47.853,82 48.730,07
- 62 -
No Sasaran Kuantitatif BASE LINE
(2017)
Tahun
2019
2023
2024
2028
2029
2033
2034
2039
9
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH)
Daerah
64.2 65.2 67.2 69.7 72.9
10 ketimpangan wilayah
(Indeks Williamson) 0.9 0.9 0.8 0.7 0.6
Sumber: Hasil Analisis (2017)
Pada dasarnya, sasaran kuantitatif yang disepakati untuk digunakan
adalah skenario moderat. Tabel 3.1 merupakan sasaran kuantitatif yang
ditetapkan dalam RPIP. Selanjutnya, pencapaian sasaran kuantitatif tersebut
didasarkan pada tujuh asumsi, yaitu:
(i). Stabilitas sosial, politik, dan ekonomi yang mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional antara 5-7% per tahun.
(ii). Guncangan ekonomi (shocks) tidak bersifat fundamental.
(iii). Perkembangan ekonomi global yang predictable.
(iv). Iklim investasi dan pasar keuangan dunia yang stabil.
(v). Koordinasi yang semakin efisien dan efektif antara kabupaten/kota
dengan provinsi dan pemerintah pusat.
(vi). Peran dan fungsi e-government berjalan optimal.
(vii). Peran dan fungsi kantor perwakilan dagang Jawa Timur berjalan optimal.
Dalam rangka mempercepat industrialisasi Jawa Timur, maka dibutuhkan
tema pembangunan industri. Tema tersebut mencerminkan prioritas
pembangunan dan target yang harus dicapai. Gambar 3.1 menunjukkan tema
pembangunan industri Jawa Timur yang dibagi dalam empat tahap. Penjelasan
keempat tahap RPIP Jawa Timur adalah sebagai berikut:
Sumber: hasil analisis.
Gambar 3.1
Tahapan Industrialisasi di Jawa Timur
Sinegisitas antar sektor dan spasial untuk meningkatkan efisiensi industri yang ramah lingkungan
Sinergitas antar skala produksi untuk memperkuat daya saing industri yang ramah lingkungan
Perluasan Pangsa Pasar industri Jawa Timur yang ramah lingkungan
Terwujudnya Jawa Timur sebagai Smart industrial province
2018-20222023-2027
2028-20322033-2037
Tingkat Kematangan Pengembangan Smart Industrial Province
(Basic)• e-Raw Material• SDM Adaptive• Hi Tech Research• E-Directory Production
(Emerging)• Sistem informasi yang
mutakhir• Hi Tech Research• Mega Data Technology
(Functional)•Advance Mega Data
Technology• SDM Hi Tech•Artificial Intelligence
Support
(Leading)•Advance Mega Data
Technology• SDM Hi Tech•Artificial Intelligence
Support• IT Market advace
terintegrasi
2019-2023 2024-2028
2029-2033 2034-2039
- 63 -
Tahap I (Tahun 2019-2023)
Arah rencana pembangunan industri pada tahap ini dimaksudkan untuk
membangun sinergisitas antarwilayah pembangunan industri dan antarsektor,
baik sektor on-farm, industri hulu, industri andalan, maupun industri
penunjang. Tujuan dari sinergisitas ini, selain untuk meningkatkan efisiensi
produksi juga untuk mewujudkan industri ramah lingkungan. Pada tahap ini,
pengembangan smart industry berada pada fase persiapan (basic). Empat
komponen yang disiapkan adalah: (i) E-raw material; (ii) SDM adaptive (iii) Hi-
Tech Research; dan (iv) E-directory production.
Tahap II (Tahun 2024-2028)
Arah rencana pembangunan industri pada tahap ini tidak hanya dimaksudkan
untuk membangun sinergisitas antarsektor dan spasial, tetapi juga
dimaksudkan untuk membangun sinergisitas antarskala produksi. Sinergisitas
ini bertujuan memperkuat daya saing industri yang tetap memperhatikan
tercapainya pengembangan industri yang ramah lingkungan. Sementara itu,
pengembangan smart industry pada tahap ini berada pada fase kesiapan
awal/pengembangan (emerging) dimana menekankan penguatan atas apa yang
dikembangkan pada tahap sebelumnya, disertai dengan pemantapan sistem
informasi yang mutakhir. Dengan kata lain, seluruh data mengenai industri
telah terintegrasi secara mantap dalam Sistem Informasi Industri Nasional.
Tahap III (Tahun 2029-2033)
Pada tahap ini, pengembangan industri diarahkan untuk meningkatkan nilai
ekspor industri, yang berarti tidak hanya menguasai pasar domestik.
Perluasan pangsa pasar ini tetap harus memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Sejalan
dengan hal tersebut, pengembangan smart industry pada tahap ini telah
berada pada tahap lanjut (functional) yang diharapkan mampu
mengintegrasikan empat komponen, yaitu: (i) advance mega data technology;
(ii) SDM Hi Tech; (iii) Artificial Intelligence Support; dan (iv) Integrated IT Market
advance.
Tahap IV (Tahun 2034-2039)
Tahapan ini dimaksudkan untuk mewujudkan visi industrialisasi Jawa Timur
yakni provinsi industri yang berkualitas dunia dengan berbasis SDM dan IT
High-Tech. Pembangunan industri pada tahap ini diharapkan telah memiliki
kemampuan mengatasi setiap perubahan kondisi ekonomi global serta
perkembangan era digital. Percepatan perubahan ekonomi global haruslah
- 64 -
diantisipasi secara tepat oleh industri dengan tidak mengabaikan fungsi
kelestarian lingkungan hidup yang memberikan manfaat bagi seluruh
masyarakat Jawa Timur. Pada tahap ini, industri baik skala kecil menengah
dan besar telah sangat siap (leading) dalam penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi mutakhir.
- 65 -
IV. STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI
A. Strategi Pembangunan Industri
Strategi industrialisasi yang sistematis dan komprehensif diperlukan
untuk mencapai sasaran RPIP. Strategi ini merupakan respon dari adanya dua
fakta kondisi makro ekonomi nasional, yaitu:
1. Indonesia merupakan pasar potensial bagi barang luar negeri. Sehingga,
pangsa pasar domestik bagi pengembangan produksi industri Jawa Timur
masih sangat luas.
2. Proporsi penyaluran kredit pada sektor pertanian adalah yang paling
rendah, sehingga berdampak pada sulitnya pengembangan industri hulu,
yang diharapkan mempunyai peran penting dalam percepatan transformasi
ekonomi Jawa Timur.
Selanjutnya, strategi industrialisasi di Jawa Timur ini, disusun
berdasarkan arah kebijakan pembangunan ekonomi Jawa Timur, yang
didasarkan pada tiga pilar utama yaitu: (i) peningkatan produksi yang efisien;
(ii) pembiayaan usaha yang kompetitif; dan (iii) perluasan pasar baik nasional
maupun global.
Ketiga pilar tersebut dikelola dalam bentuk pelayanan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi digital (ICT). Dengan
didukung komitmen yang kuat oleh gubernur dan DPRD, strategi
industrialisasi Jawa Timur disusun dalam 12 arahan, yang terbagi dalam tiga
strategi. Pertama, peningkatan produksi, terdiri dari lima strategi, yaitu:
(i) Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya industri;
(ii) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana industri;
(iii) Penguatan pola dan struktur perwilayahan industri untuk mendorong
penyebaran pemerataan industri (pengembangan wilayah pusat
pertumbuhan industri, kawasan peruntukan industri, kawasan industri,
dan sentra IKM);
(iv) Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) industri yang
terintegrasi antara IKM dan IB; dan,
(v) Peningkatan sinergisitas pemerintah dan swasta dalam mewujudkan
industri hijau baik pada industri baru maupun industri eksisting.
Kedua, pembiayaan usaha, terdiri dari empat strategi pembiayaan
pengembangan industri, yaitu:
(i) Peningkatan peran dan sinergitas antar stakeholder terkait dalam
penyediaan permodalan yang kompetitif;
- 66 -
(ii) Penyediaan strategi afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan
kapasitas kelembagan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil dan
industri menengah;
(iii) Penguatan komitmen dalam memberikan kepastian hukum dan jaminan
investasi; dan
(iv) Percepatan terwujudnya pembiayaan yang terintegrasi dengan digital
teknologi
Ketiga, perluasan pasar baik nasional maupun global, yang terdiri dari
tiga strategi perluasan pangsa pasar industri, yaitu:
(i) Pengintegrasian jejaring, baik untuk mendapatkan bahan baku, maupun
perluasan pemasaran, melalui pendirian Kantor Perwakilan Dagang (KPD)
Jawa Timur baik pada tingkat nasional, ASEAN maupun internasional;
(ii) Peningkatan kerja sama internasional pada bidang pengembangan
industri; dan
(iii) Peningkatan pemasaran dengan teknologi informasi.
Selain itu, sebagai upaya percepatan pengembangan IKM, strategi
afirmatif pemberdayaan dan pengembangan IKM Jawa Timur, meliputi:
1. Pengembangan dan penataan Sentra IKM unggulan;
2. Peningkatan kualitas SDM;
3. Mendorong tumbuhnya wirausaha IKM baru;
4. Peningkatan efisiensi dan kualitas produk yang terstandardisasi;
5. Penguatan kelembagaan IKM dalam menghadapi persaingan global;
6. Peningkatan skala IKM;
7. Penjaminan pembiayaan yang kompetitif;
8. Pengembangan kemitraan dengan industri besar; dan
9. Peningkatan pemasaran dengan teknologi informasi.
B. Program Pembangunan Industri
1. Penetapan Sasaran dan Program Pengembangan Industri Unggulan
Provinsi
Secara umum, bangun industri unggulan RPIP terdiri dari: (i) industri
hulu, (ii) andalan, dan (iii) penunjang. Pembangunan industri hulu merupakan
prioritas yang didasarkan pada tiga alasan. Pertama, pembangunan industri
Jawa Timur berfungsi untuk merevitalisasi sektor pertanian yang identik
dengan berbagai permasalahan pembangunan, seperti pengangguran
tersembunyi, kemiskinan yang tinggi, dan produktivitas tenaga kerja yang
rendah. Kedua, sumber daya alam yang dimiliki oleh Jawa Timur tergolong
- 67 -
melimpah dengan sebaran yang merata di seluruh daerah, sehingga diperlukan
bangun industri yang menjamin sinergisitas antara sektor pertanian dalam arti
luas dengan sektor industri hulu.
Terakhir, adanya perbedaan karakteristik antara industri hulu, andalan,
dan penunjang. Di mana industri hulu umumnya masih pada tahap
pengembangan basic sampai intermediate. Sementara itu, industri andalan dan
penunjang, umumnya, telah mencapai tahapan pengembangan yang advanced.
Sehingga, perbedaan kebutuhan teknologi dan pengembangan sumber daya
yang berbeda ini perlu dipadukan dalam bangun industri yang terintegrasi.
Lebih lanjut, penetapan industri unggulan didasarkan pada analisis
kondisi eksisting industri Jawa Timur. Di mana, metode penentuan industri
unggulan didasarkan pada:
(i). analisis keterkaitan antarsektor berdasarkan data Input–Output 2006,
2010, dan 2015 untuk mengukur kinerja pertumbuhan industri;
(ii). analisis Total Factor Productivity (TFP) untuk mengukur elastisitas tenaga
kerja sektor industri; dan
(iii). analisis permintaan ekspor berdasarkan revealed comparative advantage
(RCA) dan trade balance index (TBI) untuk mengukur daya saing industri.
Dengan demikian, penetapan industri unggulan Jawa Timur didasarkan
pada hasil evaluasi tiga kinerja industri, yaitu: (i) kinerja industri dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (prime mover), (ii) kinerja industri dalam
meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan (iii) kinerja industri dalam
persaingan.
Setelah itu, hasil analisis kondisi eksisting industri diselaraskan dengan
sepuluh industri prioritas nasional yang tertuang dalam RIPIN meliputi;
a) Industri Pangan
b) Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
c) Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
d) Industri Alat Transportasi
e) Industri Elektronika dan Telematika/ICT
f) Industri Pembangkit Energi
g) Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri
h) Industri Hulu Agro
i) Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam
j) Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara
- 68 -
Catatan: (…) Kode ISIC
Sumber: Hasil analisis.
Gambar 4.1: Penetapan Industri unggulan dalam Bangun Industri Jawa Timur
Selanjutnya, hasil temuan tersebut dipertajam melalui FGD bersama para
pakar industri dan stakeholder terkait. Gambar 4.1 merupakan penetapan
industri unggulan Jawa Timur yang dituangkan dalam bangun industri.
Penguatan bangun industri Jawa Timur memerlukan modal dasar yang terdiri
dari: (i) sumber daya alam, (ii) sumber daya manusia, dan (iii) teknologi sebagai
basis inovasi dan kreativitas. Sedangkan, prasyarat yang diperlukan dalam
pembangunan industri unggulan adalah penataan ruang, kebijakan dan
regulasi, serta pembiayaan.
Dengan demikian, hingga tahun 2039, Jawa Timur dapat mewujudkan
industrialisasi yang berkarakteristik sebagai:
1. Industri berkelas dunia (world class manufacture) yang berbasis pada:
a. pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal;
b. pemanfaatan teknologi yang efisien dan fleksibel sebagai modal dasar
dan prasyarat pengelolaan industri yang inovatif dan kreatif; dan
c. pemanfaatan potensi pasar domestik sebagai modal dasar
pengembangan skala industri yang ekonomis.
2. Penggerak utama perekonomian (prime mover) baik pada tingkat regional
maupun nasional, yang bercirikan:
a. memiliki peran besar dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia;
- 69 -
b. memiliki daya saing yang dominan baik pada tingkat regional, nasional
maupun internasional;
c. memiliki ketangguhan yang prima dalam menghadapi segala
ketidakpastian perekonomian domestik mapun global.
d. memiliki kemampuan untuk berkembang secara berkelanjutan yang
ramah lingkungan.
3. Industri yang memiliki kemampuan berperan sebagai rantai pasok,
khususnya kemampuan dalam membangun sinergitas antarskala industri.
Tentunya sinegisitas antarskala usaha industri ini harus saling
menguntungkan dan saling membutuhkan.
4. Industri yang mampu mewujudkan Jawa Timur sebagai smart industrial
province.
Secara spesifik, enam belas industri unggulan Jawa Timur, baik industri
hulu, penunjang, dan andalan, memiliki tahapan pengembangan yang berbeda.
Tabel 4.1 menguraikan tahapan pengembangan industri unggulan Jawa Timur
disertai dengan rencana aksinya.
Tabel 4.1
Pengembangan Industri Unggulan dan Rencana Aksi
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
1
INDUSTRI
PENGOLAHAN
DAGING DAN
SUSU
Jenis Industri
Pasuruan,
Malang, Sampang,
Sumenep,
Bangkalan,
Pamekasan,
Surabaya
Tulungagung, Blitar, Batu,
Kediri,
Probolinggo
1. Industri
pengolahan
dan
pengawetan daging
2. Industri
pengolahan
produk dari
susu
3. Industri susu untuk
kesehatan
(susu cair,
susu bubuk)
1. Industri
pengolahan
dan
pengawetan daging
2. Industri
pengolahan
produk dari
susu
3. Industri susu untuk
kesehatan
(susu cair,
susu bubuk)
1. Industri
pengolahan
dan
pengawetan daging
2. Industri
pengolahan
produk dari
susu 3. Industri susu
untuk
kesehatan
(susu cair,
susu bubuk)
Rencana Aksi
Peningkatan efisiensi
produksi aneka
olahan daging
dan susu serta
pangan fungsional
lainnya
Peningkatan efisiensi networking
produk aneka
olahan daging
dan susu serta
pangan fungsional
lainnya
1. Peningkatan
subtitusi impor
2. Perluasan pangsa pasar
3. Efisiensi
jaringan
pemasaran
produk olahan
daging dan susu serta
pangan
fungsional
lainnya
- 70 -
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
2
INDUSTRI
PENGOLAHAN
KOPI DAN
KAKAO
Jenis Industri
Bondowoso, Jember,
Banyuwangi,
Malang, Kediri,
Lumajang, Blitar,
Pasuruan
Madiun, Pacitan, Trenggalek,
Ponorogo
1. Industri
pangan
olahan
berbasis kopi
2. Industri kopi 3. Industri
olahan kakao
1. Industri
pangan
olahan
berbasis kopi
2. Industri kopi 3. Industri
olahan kakao
1. Industri
pangan olahan
berbasis kopi
2. Industri kopi
3. Industri olahan kakao
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi
produksi
produk aneka olahan kopi dan
kakao
Penguatan brand image &
Peningkatan
efisiensi networking
produk olahan
kopi dan kako
Perluasan pangsa
pasar produk
aneka olahan kopi dan kakao
3
INDUSTRI
PENGOLAHAN HASIL LAUT
Jenis Industri
Lamongan,
Banyuwangi, Sumenep,
Bangkalan,
Pamekasan,
Probolinggo,
Trenggalek, Gresik, Malang,
Sampang
Situbondo,
Surabaya, Tuban,
Sidoarjo,
Pasuruan, Pacitan
1. Industri
aneka olahan ikan & hasil
laut (minyak
ikan,suplemen
pangan
fungsional
lainnya) 2. Industri
rumput laut
1. Industri
aneka olahan
ikan dan hasil laut (minyak
ikan,
suplemen,
pangan
fungsional lainnya)
2. Industri
rumput laut
1. Industri
aneka olahan
ikan dan hasil laut
(minyak ikan,
suplemen,
pangan
fungsional lainnya)
2. Industri
rumput laut
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi
produksi
produk aneka
olahan hasil
laut
Peningkatan
efisiensi networking
produk aneka
olahan hasil
laut
Perluasan pangsa
pasar produk
aneka olahan
hasil laut
4
INDUSTRI
PENGOLAHAN
KAYU
Jenis Industri
Bojonegoro,
Malang, Tuban,
Banyuwangi,
Trenggalek, Nganjuk, Madiun,
Ngawi
1. Industri kayu,
barang dari kayu
2. Industri
pengolahan
kayu(kerajinan
dari kayu,
penggergajian kayu )
3. Industri
mebel dan
furnitur
1. Industri kayu,
barang dari kayu
2. Industri
pengolahan
kayu(kerajina
n dari kayu,
penggergajian kayu )
3. Industri
mebel dan
furnitur
1. Industri kayu,
barang dari kayu
2. Industri
pengolahan
kayu(
kerajinan dari
kayu, penggergajian
kayu )
3. Industri mebel
dan furnitur
Rencana Aksi
1. Peningkatan
inovasi &
model kreatif
produk mebel
dan furniture
kayu
2. Peningkatan
efisiensi
produksi
aneka
kerajinan dan
1. Penguatan
brand image
produk mebel
dan furniture
kayu
2. Peningkatan
networking
aneka
kerajinan
dan barang
Perluasan pangsa
pasar produk
pengolahan kayu
- 71 -
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
barang dari
kayu
dari kayu
5 INDUSTRI
KIMIA DASAR
Jenis Industri
Tuban, Gresik,
Lamongan,
Mojokerto,
Surabaya,
Sidoarjo Pasuruan,
Malang,
1. Industri
petrokimia
hulu dan
aromatic
2. Industri
kimia
organik.
3. Industri
pupuk
4. Industri resin
sintetik dan
bahan
plastik
1. Industri
petrokimia
hulu dan
aromatic 2. Industri
kimia
organik.
3. Industri
pupuk 4. Industri resin
sintetik dan
bahan plastik
1. Industri
petrokimia
hulu dan
aromatic 2. Industri
kimia
organik.
3. Industri
pupuk. 4. Industri resin
sintetik dan
bahan plastik
Industri Pupuk
Peningkatan
efisiensi
produksi dan networking
produk industri
kimia dasar
Perbaikan
distribusi
produk industri
kimia dasar
Peningkatan
subtitusi impor
produk industri
kimia dasar
INDUSTRI
LOGAM DASAR
Jenis Industri
1. Industri
pengolahan
dan pemurnian
besi dan baja
dasar
2. Industri
pengolahan logam
3. Industri baja
untuk
keperluan
khusus
(kesehatan, pertahanan,o
tomotif )
1. Industri
pengolahan
dan pemurnian
besi dan baja
dasar
2. Industri
pengolahan logam
3. Industri baja
untuk
keperluan
khusus
(kesehatan, pertahanan,ot
omotif )
1. Industri
pengolahan
dan pemurnian
besi dan baja
dasar
2. Industri
pengolahan logam
3. Industri baja
untuk
keperluan
khusus
(kesehatan, pertahanan,ot
omotif )
Pacitan, Malang,
Lumajang,
Banyuwangi, Surabaya,
Pasuruan,
Sidoarjo
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi produksi dan networking
produk industri
logam dasar
Perbaikan
distribusi produk industri
logam dasar
Peningkatan
subtitusi impor
dan perluasan pasar barang
industri logam
dasar
- 72 -
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
7
INDUSTRI
BARANG
GALIAN
BUKAN LOGAM
Jenis Industri
Pacitan,
Tulungagung,
Ponorogo, Ngawi,
Lumajang, Gresik,
Lamongan, Tuban,
Bojonegoro,
Nganjuk,
Trenggalek,
Jember,
Bondowoso, Bangkalan,
Sampang,
Pamekasan,
Sumenep,
Magetan, Pasuruan,
Situbondo,
Banyuwangi
1. Industri
logam mulia
2. Industri
semen, kapur dan
gips
3. Industri
keramik
4. Industri kaca
5. Industri genteng
6. Industri batu
bata
7. Industri batu
mulia (akik)
1. Industri logam
mulia
2. Industri
semen, kapur dan gips
3. Industri
keramik
4. Industri kaca
5. Industri genteng
6. Industri batu
bata
7. Industri batu
mulia (akik)
1. Industri logam
mulia
2. Industri semen, kapur
dan gips
3. Industri
keramik
4. Industri kaca
5. Industri genteng
6. Industri batu
bata
7. Industri batu
mulia (akik)
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi
produksi aneka
produk barang
galian bukan logam
Peningkatan networking
aneka produk
barang galian bukan logam
Perluasan pangsa
pasar produk
barang galian
bukan logam
8
INDUSTRI
BARANG
MODAL,
KOMPONEN,
BAHAN PENOLONG,
Jenis Industri
Gresik, Mojokerto,
Surabaya,
Sidoarjo, Malang,
Kediri
1. Industri
komponen
2. Industri
kemasan
karton dan plastik
3. Industri zat
pewarna
tekstil
4. Industri zat aditif
5. Katalis
6. Pelarut
1. Industri
komponen
2. Industri
kemasan
karton dan plastik
3. Industri zat
pewarna
tekstil
4. Industri zat aditif
5. Katalis
6. Pelarut
1. Industri
komponen
2. Industri
kemasan
karton dan plastik
3. Industri zat
pewarna
tekstil
4. Industri zat aditif
5. Katalis
6. Pelarut
Rencana Aksi
Peningkatan efisiensi
produksi dan networking
aneka produk
industri barang modal,
komponen,
bahan
penolong, dan
jasa industri
Perbaikan
distribusi aneka
produk industri
barang modal,
komponen, bahan
penolong, dan
jasa industri
Peningkatan
subtitusi impor
aneka produk
industri barang
modal, komponen, bahan
penolong, dan
jasa industri
- 73 -
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
9
INDUSTRI
MAKANAN DAN MINUMAN
Jenis Industri
Gresik, Mojokerto,
Surabaya, Sidoarjo,
Lamongan, Tuban
1. Industri pengolahan
dan
pengawetan
buah-buah
dan sayuran
dalam kaleng 2. Industri
pengolahan
sari buah dan
sayuran
3. Industri tempe kedelai
4. Industri
minyak
goreng kelapa
5. Industri
minyak goreng kelapa
sawit
6. Industri
tepung terigu
7. Industri produk roti
dan kue
8. Industri gula
pasir
9. Industri
kecap 10. Industri kue
basah
11. Industri
produk makanan
lainnya
1. Industri
pengolahan
dan
pengawetan
buah-buah dan sayuran
dalam kaleng
2. Industri
pengolahan
sari buah dan
sayuran 3. Industri tempe
kedelai
4. Industri
minyak goreng
kelapa 5. Industri
minyak goreng
kelapa sawit
6. Industri
tepung terigu
7. Industri produk roti
dan kue
8. Industri gula
pasir
9. Industri kecap 10. Industri kue
basah
11. Industri
produk
makanan
lainnya
1. Industri
pengolahan
dan
pengawetan
buah-buah
dan sayuran dalam kaleng
2. Industri
pengolahan
sari buah dan
sayuran 3. Industri tempe
kedelai
4. Industri
minyak goreng
kelapa
5. Industri minyak goreng
kelapa sawit
6. Industri
tepung terigu
7. Industri produk roti
dan kue
8. Industri gula
pasir
9. Industri kecap
10. Industri kue
basah
11. Industri
produk
makanan lainnya
Rencana Aksi
1. Peningkatan
efisiensi
produksi dan networking
produk aneka
makanan
ringan dan
mamin 2. Peningkatan
daya saing
melalui
pendampinga
n packaging
yang dapat memasuki pasar luar negeri
Peningkatan
teknologi proses produksi aneka
makanan ringan
dan mamin dan
peningkatan
diversifikasi
produk
Perluasan pasar produk aneka
makanan ringan
dan mamin di
pasar luar negeri
- 74 -
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
10
INDUSTRI
TEKSTIL DAN
ALAS KAKI
Jenis Industri
Gresik, Mojokerto,
Surabaya, Sidoarjo,
Lamongan,
Magetan,
Pasuruan
1. Industri serat
tekstil
2. Industri
benang
3. Industri garmen fashion
4. Industri
tekstil
5. Industri alas
kaki 6. Industri
produk kulit
khusus
7. Industri kulit
sintetis 8. Industri
tekstil lainnya
9. Industri rajut
10.Industri
sulam dan
bordir
1. Industri serat
tekstil
2. Industri
benang
3. Industri garmen fashion
4. Industri tekstil
5. Industri alas
kaki 6. Industri
produk kulit
khusus
7. Industri kulit
sintetis
8. Industri tekstil lainnya
9. Industri rajut
10.Industri
sulam dan
bordir
1. Industri serat
tekstil
2. Industri
benang
3. Industri garmen fashion
4. Industri
tekstil
5. Industri alas
kaki 6. Industri
produk kulit
khusus
7. Industri kulit
sintetis 8. Industri
tekstil lainnya
9. Industri rajut
10.Industri
sulam dan
bordir
Rencana Aksi
Peningkatan efisiensi
produksi dan networking
aneka produk
tekstil dan alas
kaki
Penguatan brand image
dan
peningkatan
inovasi aneka
produk tekstil
dan alas kaki
Perluasan pangsa
pasar aneka
produk tekstil dan
alas kaki
11 INDUSTRI
KERTAS
Jenis Industri
Gresik, Nganjuk,
Mojokerto,
Surabaya,
Sidoarjo,
Probolinggo,
Situbondo
1. Industri
Kertas dan
barang dari
kertas.
2. Industri
pulp kertas
3. Industri
kemasan
1. Industri
Kertas dan
barang dari
kertas
2. Industri pulp kertas
3. Industri
kemasan
1. Industri
Kertas dan
barang dari
kertas
2. Industri pulp kertas
3. Industri
kemasan
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi produksi aneka
produk dari
kertas
Peningkatan
efisiensi networking
aneka produk
dari kertas
Peningkatan
subtitusi impor
dan perluasan pangsa pasar
aneka produk dari
kertas
- 75 -
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
12
INDUSTRI
FARMASI,
OBAT KIMIA
DAN
TRADISIONAL
Jenis Industri
Gresik, Mojokerto,
Surabaya,
Sidoarjo,
Lamongan
1. Industri jamu
2. Industri
kosmetik
3. Industri
garam industri dan
farmasi
4. Industri
bahan baku
tambahan
pembuatan obat
5. Industri
produk
herbal
6. Industri vaksin dan
serum
1. Industri jamu
2. Industri
kosmetik
3. Industri garam industri dan
farmasi
4. Industri bahan
baku
tambahan
pembuatan obat
5. Industri
produk herbal
6. Industri
vaksin dan serum
1. Industri jamu
2. Industri
kosmetik
3. Industri garam industri dan
farmasi
4. Industri bahan
baku
tambahan
pembuatan obat
5. Industri
produk herbal
6. Industri
vaksin dan serum
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi
produksi aneka
produk farmasi, obat kimia, dan
tradisional
Peningkatan
efisiensi networking
aneka produk farmasi, obat
kimia, dan
tradisional
Peningkatan
subtitusi impor
dan perluasan
pangsa pasar aneka produk
farmasi, obat
kimia, dan
tradisional
13
INDUSTRI
BARANG DARI
KARET DAN
PLASTIK
Jenis Industri
Gresik, Mojokerto,
Surabaya,
Sidoarjo,
Lamongan
1. Industri barang dari
plastik
2. Industri
bahan
plastik
untuk kemasa
(LDPE,HDPE
,PP,PVC,)
3. Industri Ban
dan Vulkanisir
Ban
4. Industri
Barang Karet
Untuk
keperluan Industri
1. Industri barang dari
plastik
2. Industri
bahan plastik
untuk
kemasan (LDPE,HDPE,
PP,PVC,)
3. Industri ban
dan
Vulkanisir Ban
4. Industri
Barang Karet
Untuk
keperluan
Industri
1. Industri barang dari
plastik
2. Industri
bahan plastic
untuk
kemasan (LDPE,HDPE,
PP,PVC,)
3. Industri Ban
dan
Vulkanisir Ban
4. Industri
Barang Karet
Untuk
keperluan
Industri
Rencana Aksi
Peningkatan efisiensi
produksi aneka
produk barang
dari karet dan
plastik
Peningkatan
efisiensi networking
aneka produk
barang dari
karet dan
plastik
Peningkatan subtitusi impor
aneka produk
barang dari karet
dan plastik
- 76 -
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
14
INDUSTRI
PERALATAN
LISTRIK
Jenis Industri
Gresik, Mojokerto,
Surabaya,
Sidoarjo,
Lamongan
1. Industri
kabel listrik dan
elektronika
2. Industri
motor listrik
3. Industri bola
lampu 4. Industri
peralatan
listrik rumah
tangga
1. Industri kabel
listrik dan elektronika
2. Industri motor
listrik
3. Industri bola
lampu 4. Industri
peralatan
listrik rumah
tangga
1. Industri kabel
listrik dan elektronika
2. Industri motor
listrik
3. Industri bola
lampu 4. Industri
peralatan
listrik rumah
tangga
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi
produksi dan networking
aneka produk
peralatan listrik
Penguatan brand image
dan
peningkatan
inovasi aneka
produk
peralatan listrik
Peningkatan
subtitusi impor
dan perluasan
pangsa pasar
aneka produk
peralatan listrik
15
INDUSTRI
MESIN DAN
PERLENGKAPA
N
Jenis Industri
Gresik, Mojokerto,
Surabaya,
Sidoarjo
1. Industri
mesin untuk
keperluan umum
2. Industri
sparepart
mesin
3. Industri
mesin pompa dan
kompresor
4. Industri
mesin dan
peralatan kantor
1. Industri mesin
untuk keperluan
umum
2. Industri
sparepart
mesin 3. Industri mesin
pompa dan
kompresor
4. Industri mesin
dan peralatan kantor
1. Industri mesin
untuk keperluan
umum
2. Industri
sparepart
mesin 3. Industri mesin
pompa dan
kompresor
4. Industri mesin
dan peralatan
kantor
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi
produksi aneka produk mesin
dan
perlengkapan
Peningkatan
efisiensi networking
aneka produk
mesin dan
perlengkapan
Peningkatan
subtitusi impor dan perluasan
ekspor mesin dan
perlengkapan
16 INDUSTRI
ALAT ANGKUT
Jenis Industri
Gresik, Mojokerto,
Surabaya,
Sidoarjo, Madiun
Lamongan,
Tuban, Sampang,
Bangkalan, Situbondo,
Banyuwangi
1. Industri komponen
otomotif
2. Industri
perkereta
apian
3. Industri perkapalan
4. Industri
kendaraan
bermotor
1. Industri komponen
otomotif
2. Industri
perkereta
apian
3. Industri perkapalan
4. Industri
kendaraan
bermotor
1. Industri komponen
otomotif
2. Industri
perkereta
apian
3. Industri perkapalan
4. Industri
kendaraan
bermotor
- 77 -
No Industri
Unggulan
Jenis Industri dan Rencana Aksi Lokasi
2019-2023 2024-2028 2029-2039
Rencana Aksi
Peningkatan
efisiensi produksi dan networking
produk dan
jasa industri
perkapalan
Peningkatan
inovasi produk dan penguatan brand image
dan jasa
industri
perkapalan
Peningkatan
subtitusi impor dan perluasan
ekspor produk
dan jasa industri
perkapalan
Selanjutnya, program pengembangan setiap industri unggulan di Jawa
Timur berbeda. Hal ini cukup beralasan mengingat masing-masing industri
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Agar lebih aplikatif, pelaksanaan
program ini, dibagi dalam empat tahapan yang disesuaikan dengan masa
jabatan Gubernur Jawa Timur. Sehingga, tahapan awal program ini dimulai
dari 2019-2023. Penetapan program ini didasarkan hasil sinkronisasi dari
tujuan dan target pencapaian industrialisasi Jawa Timur. Secara lebih spesifik,
program pengembangan industri hulu dapat dilihat pada tabel 4.2.1-4.2.7,
sedangkan program pengembangan industri penunjang ditunjukkan pada tabel
4.2.8, sementara program pengembangan industri andalan dapat diamati pada
tabel 4.2.9-4.2.16.
-78-
Tabel 4.2.1 Pengembangan Industri Pengolahan Daging dan Susu
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan
ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian,
Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian,
Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar Industri Pengolahan Daging dan Susu dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan
kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian
Perindustrian
Dinas Terkait
Perindustrian
Dinas Terkait
Perindustrian
Asosiasi
Pengusaha v v v
- 79 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar
global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi,
Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Pengolahan Daging dan Susu
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 80 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Mengembangkan pemetaan neraca pasokan dan kebutuhan daging dan susu untuk kebutuhan industri dan rumah tangga
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, dan Pangan
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, dan Pangan
v v v v
10
Meningkatkan dukungan bagi terciptanya kemitraan antara peternak dan industri
pengolahan daging dan susu
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
v v v v
- 81 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
11
Meningkatkan dukungan pemenuhan Good Farming Practices (GFP) pada
industri pengolahan daging dan susu
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan
Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan
Pertanian
v v v v
12
Meningkatkan diversifikasi industri pengolahan daging dan susu dengan memanfaatkan potensi bahan baku
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
v v v v
13
Mengembangkan dan menerapkan penanda molekuler (molecular marker) pada hewan ternak dan
unggas
Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Perguruan Tinggi
v v
14
Mengembangkan bioteknologi melalui kloning sel induk dewasa
Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Perguruan Tinggi
v v v v
- 82 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
15
Mengembangkan plasma nutfah hewan ternak dan unggas yang memiliki nilai tambah khusus
Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Penelitian, Dinas
Terkait Pertanian
Badan Terkait Penelitian, Dinas
Terkait Pertanian
Perguruan Tinggi
v v v v
16
Mengembangkan penanggulangan penyakit hewan dan identifikasi gen fungsional
Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Perguruan Tinggi
v v v v
17
Mengembangkan molekuler hewan ternak dan unggas untuk resistensi penyakit
Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Perguruan Tinggi
v v v v
18
Mengembangkan pemuliaan hewan ternak melalui
molekuler multifungsi
Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Penelitian, Dinas
Terkait Pertanian
Badan Terkait Penelitian, Dinas
Terkait Pertanian
Perguruan Tinggi
v v
- 83 -
Tabel 4.2.2 Pengembangan Industri Pengolahan Kopi dan Kakao
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan
ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar Industri Pengolahan Kopi dan Kakao dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui
penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 84 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri
baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Pengolahan Kopi dan Kakao
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 85 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Meningkatkan mutu dan diversifikasi produk olahan kopi dan kakao
Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian
v v v v
10
Meningkatkan kemitraan antara petani, industri dan pedaganga kopi dan kakao
Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian
v v v v
11
Mengembangkan
litbang turunan kopi dan kakao non-pangan
Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Badan Terkait Penelitian, Dinas Terkait Pertanian
Perguruan Tinggi
v v v v
- 86 -
Tabel 4.2.3 Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Laut
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar Industri Pengolahan Hasil Laut dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya
saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 87 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan
penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi,
Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan
eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Pengolahan Hasil Laut
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 88 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk industri pengolahan hasil laut (GMP, HACCP, dan sertifikasi Halal) dan penerapan sertifikasi produk (SNI) melalui pendidikan dan pelatihan manajemen mutu
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian, Perdagangan, Lingkungan Hidup
Dinas terkait Perindustrian, Perdagangan, Lingkungan Hidup
Perguruan Tinggi
v v v v
- 89 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
10
Meningkatkan kemampuan uji
mutu laboratorium untuk produk hasil laut melalui bantuan alat dan bantuan teknis;
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian, Perdagangan, Lingkungan Hidup
Dinas terkait Perindustrian, Perdagangan, Lingkungan Hidup
Perguruan Tinggi
v v v v
11
Mengembangkan sarana dan prasarana industri pengolahan hasil laut antara lain melalui bantuan mesin/peralatan pengolahan hasil laut ke daerah-daerah yang
potensial
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
12
Melakukan penanganan pencemaran limbah perikanan di sentra perikanan.
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Pengelola Sentra
v v v v
- 90 -
Tabel 4.2.4 Pengembangan Industri Pengolahan Kayu
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar Industri Pengolahan Kayu dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 91 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring
pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan
Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Pengolahan Kayu
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 92 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk
dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Mempercepat realisasi pembangunan HTI dan Hutan Rakyat dan mendorong penerapan SFM
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Kehutanan
v v v v
10 Menyempurnakan pengaturan tata niaga kayu/rotan
Kementerian Kehutanan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan
Dinas Terkait Kehutanan, Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Terkait Kehutanan, Perindustrian dan Perdagangan
v v v v
11
Memfasilitasi pembangunan Pusat Desain Furniture dan pengembangan fasilitas pendidikan dan pelatihan industri furniture;
Kementerian Perindustrian, Badan Ekonomi Kreatif
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
- 93 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
12
Mengembangkan dan memperkuat Market Intelligence serta meningkatkan kerjasama bilateral dan multilateral untuk mendukung pemasaran produk-produk furniture, baik melelui pameran dan misi-misi dagang;
Kementerian Perindustrian, Kementerian Luar Negeri
Kementerian Perindustrian, Kantor Perwakilan Dagang
Kementerian Perindustrian, Kantor Perwakilan Dagang
v v v v
- 94 -
Tabel 4.2.5 Pengembangan Industri Kimia Dasar
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar Industri Kimia Dasar dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
- 95 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri
besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-
government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
- 96 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Kimia Dasar
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
- 97 -
Tabel 4.2.6 Pengembangan Industri Barang Galian Bukan Logam
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar Industri Barang Galian Bukan Logam dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 98 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan
penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi,
Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap
industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup
dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup
dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Barang Galian Bukan Logam
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 99 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
- 100 -
Tabel 4.2.7 Pengembangan Industri Logam Dasar
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar Industri Logam Dasar dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing
melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 101 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan
penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi,
Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7 Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Logam Dasar
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 102 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Meningkatkan kapasitas produksi bijih/pasir besi dalam negeri sebagai bahan baku direct reduction furnace dan blast furnace
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
10
Revitalisasi industri baja untuk efisiensi konsumsi energi dan ramah lingkungan
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
11
Memfasilitasi pembangunan smelter pengolahan bauksit menjadi alumina
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
- 103 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
12
Memfasilitasi pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel menjadi nikel pig iron, ferronikel atau nikel matte
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
13
Memfasilitasi peningkatan kapasitas produksi smelter tembaga dan smelter aluminium
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
14
Memfasilitasi pembangunan smelter tembaga tambahan dari yang sudah ada
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
15
Meningkatkan kapasitas produksi semen atau mendirikan pabrik baru dengan memanfaatkan terak tembaga yang dihasilkan smelter
tembaga
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
16
Meningkatkan kapasitas produksi industri steel making (slab, billet, HRC, CRC, besi beton, wire rod)
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
- 104 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
17
Meningkatkan kapasitas produksi pengecoran (casting), ekstrusi (extrusion), penempaan (forging),
penarikan (wire drawing), penggilingan (rolling) besi dan paduannya serta bukan besi dan paduannya
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
18
Memfasilitasi pembangunan industri baja untuk keperluan khusus (special steel) termasuk baja paduan untuk industri permesinan, otomotif dan alat berat
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
- 105 -
Tabel 4.2.8 Pengembangan Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Peningkatan efisiensi melalui penguatan
keterkaitan antara Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
2
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
3
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan
Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 106 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan
kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian,
Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi
dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
5
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
6
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 107 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Melakukan kajian menyeluruh (integrated supply chain mulai dari bahan baku sampai penguasaan teknologi) terhadap industry pemesinan sebagai industri yang berperan vital dan menjadi tulang punggung pembangunan industri pada banyak sektor
Kementerian Perindustrian
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas Terkait Perindustrian
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas Terkait Perindustrian
v v
9
Meningkatkan penguasaan teknologi proses dan rekayasa produk industri penunjang industri unggulan melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v v v
- 108 -
Tabel 4.2.9 Pengembangan Industri Makanan dan Minuman
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan
ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar industri makanan berteknologi tinggi dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 109 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor industri makanan berteknologi tinggi
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 110 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan
produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi produk pangan
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan Perhubungan
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan Perhubungan
v v v v
10
Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di bidang industri pangan melalui pendidikan dan pelatihan industri dan pendampingan
Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketanagakerjaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Dinas Terkait Perindustrian,
Ketenagakerjaan
Dinas Terkait Perindustrian,
Ketenagakerjaan
Asosiasi Ketenagakerjaan
v v v v
- 111 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
11
Meningkatkan kualifikasi,
kapasitas dan kemampuan laboratorium uji mutu produk pangan
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v v v
- 112 -
Tabel 4.2.10 Pengembangan Industri Tekstil dan Alas Kaki
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan ketersediaan pasokan
bahan baku (dari alam dan sintetis), baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian,
Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian,
Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar industri tekstil-alas kaki dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 113 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan
kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian,
Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian,
Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor industri tekstil-alas kaki
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
8
Penguatan penggunaan produk
dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
- 114 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
9
Meningkatkan kemampuan (terutama ergonomical design) industri alas
kaki yang telah memiliki pangsa pasar tinggi untuk bersaing secara global
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait
Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait
Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan
Tinggi v v v v
10
Memfasilitasi perlindungan hak kekayaan intelektual design produk alas kaki yang dihasilkan di dalam negeri
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM, Badan Standardisasi Nasional
Dinas Terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Terkait Perindustrian dan Perdagangan
v v v v
11
Meningkatkan kemampuan produksi industri kulit khusus untuk penggunaan industri
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementeria Pertanian
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
v v v v
- 115 -
Tabel 4.2.11 Pengembangan Industri Kertas
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan
ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar kertas dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 116 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7 Peningkatan minat investasi pada sektor industri kertas
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 117 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri
(penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi,
Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi,
Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi,
Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif (bekas limbah perkebunan/ pertanian).
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
v v
10
Mendorong penerapan penggunaan teknologi modern yang efisien dan ramah lingkungan.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v
11
Memfasilitasi restrukturisasi permesinan industri
pulp dan kertas.
Kementerian Perindustrian Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v
12
Melakukan diversifikasi produk industri kertas yang bernilai tambah tinggi
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, dan Pertanian
v v v
- 118 -
Tabel 4.2.12 Pengembangan Industri Farmasi, Obat Kimia, dan Tradisional
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan
ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antara industri Farmasi, Obat Kimia, dan Tradisional dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
- 119 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan
antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil
dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan
Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan
Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
- 120 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Farmasi, Obat Kimia, dan Tradisional
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
- 121 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
9
Memperkuat infrastruktur dalam rangka
penerapan Standar Farmakope Indonesia bagi industri farmasi dan kosmetik
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v
10
Mengembangkan sektor petrokimia hulu untuk mengurangi ketergantungan bahan baku
Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM
Dinas Terkait Perindustrian dan ESDM
Dinas Terkait Perindustrian DAN sdm
v v v v
11
Mengembangkan riset dan manufaktur produk bioteknologi dan herbal yang terstandar dan terintegrasi
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v v
- 122 -
Tabel 4.2.13 Pengembangan Industri Barang dari Karet dan Plastik
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan
ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antar Industri Barang dari Karet dan Plastik dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 123 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar
global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip
industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
- 124 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Barang dari Karet dan Plastik
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
- 125 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
9
Memfasilitasi penelitian dan pengembangan terintegrasi sebagai upaya
penguasaan teknologi proses dan rekayasa produk industri plastik, pengolahan karet dan barang dari karet
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v v v
10
Memperkuat kemampuan nasional untuk memproduksi mesin dan peralatan produksi dari industri plastik dan karet hilir
Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Perindustrian
Dinas terkait Perindustrian
v v v v
11
Memfasilitasi
pengembangan sektor plastic hulu untuk mengurangi ketergantungan bahan baku
Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Perindustrian
Dinas terkait Perindustrian
v v v v
- 126 -
Tabel 4.2.14 Pengembangan Industri Peralatan Listrik
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan
ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antara Industri Peralatan Listrik dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 127 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar
global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri
baru dan eksisting
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Peralatan Listrik
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 128 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk dalam
negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Mengembangkan penguasaan teknologi pembuatan turbin.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v v v
10
Memfasilitasi
pemenuhan standar mesin listrik dan peralatan listrik.
Kementerian
Perindustrian, Badan Standardisasi Nasional, PLN
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
- 129 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
11
Meningkatkan dukungan terciptanya kolaborasi EPC nasional dan
industri mesin listrik dan peralatan listrik untuk pembangunan pembangkit tenaga listrik dan sistem transmisi-distribusi.
Kementerian
Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, PLN
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
- 130 -
Tabel 4.2.15 Pengembangan Industri Mesin dan Perlengkapan
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan
ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antara Industri Mesin dan Perlengkapan dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya
saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 131 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
- 132 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
7
Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Mesin dan
Perlengkapan
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian
Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
8
Penguatan penggunaan produk dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9 Mengembangkan prototipe produk potensial.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v v v
- 133 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
10
Memfasilitasi kerjasama
investasi/teknologi/pengembangan produk mesin dan perlengkapan dengan luar negeri.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
v v v v
11
Memfasilitasi kolaborasi EPC nasional dan industri mesin peralatan umum.
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
12
Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi rotating equipment industri dalam negeri.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait
Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait
Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan
Tinggi v v v v
- 134 -
Tabel 4.2.16 Pengembangan Industri Alat Angkut
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pemenuhan ketersediaan pasokan bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
2
Peningkatan efisiensi melalui penguatan keterkaitan antara Industri Alat Angkut dengan sektor lain yang terkait
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v
3
Peningkatan daya saing melalui penguatan kemitraan antarindustri besar, sedang, dan kecil
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi Pengusaha
v v v
- 135 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Perluasan pangsa pasar melalui penguatan jejaring pasar global dan
penguasaan ICT
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi,
Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi Pengusaha
v v v
5
Peningkatan keterkaitan industri besar, sedang, dan kecil dengan pelayanan e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
v v v
6
Menerapkan praktek prinsip industri hijau
terhadap industri baru dan eksisting.
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
v v v v
7 Peningkatan minat investasi pada sektor Industri Alat Angkut
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal dan Perindustrian
v v v v
- 136 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Penguatan penggunaan produk
dalam negeri (penguasaan pasar domestik)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan,
Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
v v v v
9
Melaksanakan pengembangan road map industri alat transportasi secara komprehensif yang bersifat antar moda dengan memperhatikan kapasitas, kualitas, teknologi, dan karakteristik kebutuhan transportasi/ konektivitas
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas Terkait Perindustrian dan Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas Terkait Perindustrian dan Perhubungan
v v
- 137 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
10
Mengembangkan regulasi melalui koordinasi dengan instansi terkait tentang izin
transportasi darat, laut, dan udara
Kementerian Perhubungan
Dinas Terkait Perhubungan
Dinas Terkait Perhubungan
v v v v
11
Mengembangkan sistem untuk status legal kepemilikan mesin yang diperlukan bagi penjaminan pinjaman
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
12
Mengembangkan regulasi alih daya yang memadai untuk pembentukan iklim usaha agar dapat memberikan jaminan pasokan melalui kegiatan alih daya (outsourcing) proses, produk, dan SDM
Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan
Dinas Terkait Perindustrian dan Ketenagakerjaan
Dinas Terkait Perindustrian dan Ketenagakerjaan
v v v v
13 Mengembangkan design center industri alat transportasi.
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
v v v v
- 138 -
2. Program Pengembangan Perwilayahan Industri
Penetapan program pengembangan wilayah industri di Jawa Timur perlu
memperhatikan tujuan, sasaran, dan lingkup pengembangan perwilayahan
industri yang direncanakan. Pada dasarnya, tujuan pengembangan
perwilayahan industri adalah percepatan penyebaran dan pemerataan industri
di Jawa Timur. Berdasarkan RIPIN, Jawa Timur merupakan salah satu
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI). Dimana terdapat tujuh
kabupaten/kota yang termasuk dalam Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
(WPPI), yaitu: (i) Sidoarjo; (ii) Surabaya; (iii) Gresik; (iv) Bangkalan; (v) Tuban;
(vi) Lamongan; dan (vii) Mojokerto.
WPPI yang ditetapkan dalam RPIP disebut dengan WPPI Jawa Timur dan
usulan pengembangan WPPI Jawa Timur. Sasaran pengembangan
perwilayahan industri Jawa Timur, selain yang telah ditetapkan dalam RIPIN,
adalah:
1. Mendorong pertumbuhan investasi pada sektor industri di WPPI Jawa
Timur.
2. Peningkatan kontribusi sektor industri hulu dan hilir/andalan diluar WPPI
Jawa Timur.
3. Percepatan pertumbuhan industri di luar WPPI Jawa Timur perlu dilakukan,
mengingat bahwa pengembangan kawasan industri membutuhkan lahan
lebih dari 50 Ha, sehingga sangat sulit atau tidak kompetitif jika dibangun
pada kabupaten/kota yang telah ditetapkan dalam WPPI Jawa Timur.
Berdasarkan sasaran pengembangan wilayah industri tersebut diatas,
penetapan WPPI Jawa Timur menjadi strategis untuk dilakukan. Penetapan
WPPI Jawa Timur dan usulan pengembangan WPPI Jawa Timur dapat dilihat
pada Peta 1.
Adapun program pengembangan perwilayahan industri Jawa Timur tahun
2019-2039 disajikan pada Tabel 4.3.1 – table 4.3.4 sebagai berikut:
- 139 -
Peta 1. Penetapan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
WPPI Jawa Timur
Usulan Pengemb. WPPI Jawa Timur
- 140 -
Peta 2. Arahan Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI)
Rencana Kawasan Industri (KI)
KPI
Sentra Industri
- 141 -
Peta 3: Arahan Pengembangan Sentra Industri
- 142 -
Tabel .4.3.1 Pengembangan Perwilayahan Industri
Pengembangan WPPI
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
1
Penyusunan rencana terpadu
pengembangan WPPI
Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V
2
Penguatan dukungan terhadap
kebijakan pengembangan
WPPI
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 143 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
3
Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan
SDM
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
V V V V
4
Survey dan pemetaan potensi pengembangan sumber daya industri dalam WPPI
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola kawasan, Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
5
Peningkatan promosi dan kerjasama
investasi di wilayah WPPI
Jawa Timur
Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi
Penanaman Modal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas
Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas
Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola
kawasan, Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 144 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
6
Pembangunan
infrastruktur untuk mendukung WPPI (jalan, kereta api, pelabuhan, bandara), energi
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas
Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola
kawasan, Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
7
Peningkatan
percepatan pembangunan Kawasan
Industri di Wilayah WPPI Jawa Timur
Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian
Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola kawasan, Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 145 -
Tabel 4.3.2 Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Penyusunan
rencana terpadu pengembangan KPI
Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait
Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait
Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V
2
Penguatan dukungan
terhadap kebijakan
pengembangan KPI
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 146 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
3
Peningkatan
kualitas layanan pengembangan KPI berbasis IT
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
4
Peningkatan
promosi dan kerjasama investasi di KPI
Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian
Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 147 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
5
Pembangunan sarana dan
prasarana pengembangan SDM
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan,
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Asosiasi
Pengusaha dan Industriawan
V V V V
6
Pembangunan infrastruktur
untuk mendukung KPI
(jalan, kereta api, pelabuhan, bandara)
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan,
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 148 -
Tabel 4.3.3 Pengembangan Kawasan Industri
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Penyusunan
rencana terpadu pengembangan KI,
Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait
Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait
Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V
2
Penguatan dukungan
terhadap kebijakan
pengembangan KI
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 149 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
3
Penguatan dukungan
terhadap kebijakan kawasan
konservasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
V V V V
4
Peningkatan
kualitas layanan pengembangan
Kawasan industri berbasis IT
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola kawasan, Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
5
Peningkatan promosi dan kerjasama
investasi di Kawasan
Industri Jawa Timur
Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan
Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan
Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola kawasan, Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 150 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
6
Pembangunan sarana dan
prasarana pengembangan SDM
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan,
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola kawasan,
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
7
Pembangunan infrastruktur untuk
mendukung kawasan
industri (jalan, kereta api, pelabuhan,
bandara)
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan,
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola kawasan, Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 151 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
8
Peningkatan percepatan pembangunan
Kawasan Industri di
Wilayah WPPI Jawa Timur
Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal,
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola kawasan,
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 152 -
Tabel 4.3.4 Pengembangan Sentra Industri
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Penyusunan
rencana terpadu pengembangan Sentra
Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait
Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait
Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V
2
Penguatan dukungan
terhadap kebijakan
pengembangan Sentra Industri
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 153 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
3
Peningkatan kualitas layanan
pengembangan Sentra industry
berbasis IT
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian
Perindustrian, , Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait
Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas
Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Asosiasi
Pengusaha dan Industriawan
V V V V
4
Peningkatan promosi dan
kerjasama Sentra Industri
Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Kementerian Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 154 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
5
Penguatan dukungan
terhadap kebijakan terkait dampak
lingkungan
Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
V V V V
6
Pembangunan
sarana dan prasarana
pengembangan SDM
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan,
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Pengelola kawasan, Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V V V V
- 155 -
3. Program Pembangunan Sumber Daya Industri
Pendekatan penyusunan program pembangunan sumber daya industri
berdasarkan pada empat komponen analisis, yaitu: (i) analisis kebijakan
pembangunan sumber daya industri Jawa Timur; (ii) analisis sinkronisasi
dengan program pembangunan sumber daya industri nasional; (iii) analisis
sinkronisasi dengan tujuan dan target pencapaian industrialisasi; dan (iv)
analisis prediksi perkembangan makro ekonomi dan industri Jawa Timur.
Program pengembangan sumber daya industri Jawa Timur mengacu pada
empat komponen dasar industrialisasi, yaitu: (i) pengembangan sumber daya
manusia industri (lihat Tabel 4.4.1), (ii) pemanfaatan, penyediaan, dan
penyaluran sumber daya alam (lihat Tabel 4.4.2), (iv) penyediaan sumber
pembiayaan (lihat Tabel 4.4.3); serta (iv) pengembangan dan pemanfaatan
teknologi, inovasi, dan kreativitas (lihat Tabel 4.4.4).
- 156 -
Tabel 4.4.1
Pengembangan Sumber Daya Manusia
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
1
Penguatan infrastruktur dalam sertifikasi kompetensi wajib tenaga kerja
Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketanagakerjaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan
Asosiasi Ketenagakerjaan
V V
2
Penguatan peran balai pendidikan dan pelatihan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarananya.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketanagakerjaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan
Asosiasi Ketenagakerjaan
V V
3 Penguatan peran komunitas industri
Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Dinas Terkait Perindustrian
Asosiasi pengusaha dan ketenagakerjaan
V V
4
Penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan baik dalam bentuk kelas maupun dalam bentuk on the job training
Kementerian Perindustrian, Kementeriak Ketenagakerjaan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan, Pendidikan
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan, Pendidikan
Perusahaan dan Perguruan Tinggi
V V V V
- 157 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
5
Peningkatan kompetensi tenaga kerja selaras dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketanagakerjaan,
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan
Asosiasi Ketenagakerjaan
V V V V
5
Penguatan sinergitas antarstakeholder dalam peningkatan produktivitas SDM
Kementerian Perindustrian, Kementeriak Ketenagakerjaan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan, Pendidikan
Dinas Terkait Perindustrian, Ketenagakerjaan, Pendidikan
Asosiasi Pengusaha, Ketenagakerjaan dan Perguruan Tinggi
V V V V
- 158 -
Tabel 4.4.2
Pengembangan Sumber Daya Alam
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
1
Penyusunan rencana pemetaan, penetapan, dan pemanfaatan SDA dalam pengembangan industri secara terpadu berbasis IT
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
V
2
Pengembangan industri berbasis pelestarian lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
V V V
3 Monitoring pemanfaatan kualitas SDA
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
V V V V
4
Pemanfaatan sumber daya alam secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan melalui tata kelola yang baik
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
Dinas Terkait Lingkungan Hidup dan Perindustrian
V V V V
- 159 -
Tabel 4.4.3
Pengembangan Sumber Pembiayaan
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
1
Penyediaan dan diseminasi informasi sumber pembiayaan usaha yang kompetitif berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan
Dinas terkait Penanaman Modal, Perizinan Terpadu, Perindustrian, Informasi dan Komunikasi, BUMD sektor perbankan dan keuangan
Dinas terkait Penanaman Modal, Perizinan Terpadu, Perindustrian, Informasi dan Komunikasi, BUMD sektor perbankan dan keuangan
Perbankan V V V V
2
Perluasan akses permodalan dan kerjasama pendanaan melalui peningkatan investasi baik PMDN dan PMA
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian,
Dinas terkait Penanaman Modal, Perizinan Terpadu, Perindustrian.
Dinas terkait Penanaman Modal, Perizinan Terpadu, Perindustrian,
V V V V
3 Peningkatan inklusi keuangan
Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan
Dinas terkait Perindustrian, Informasi dan Komunikasi, BUMD sektor perbankan dan keuangan
Dinas terkait Perindustrian, Informasi dan Komunikasi, BUMD sektor perbankan dan keuangan
Perbankan V V V V
- 160 -
Tabel 4.4.4
Pengembangan Teknologi, Informasi, dan Kreatifitas
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
1
Penguatan kebijakan
percepatan alih teknologi industri untuk meningkatkan kemandirian
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset
dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V
2
Fasilitasi pengembangan kapasitas dan kapabilitas R&D pada industri besar
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V
3
Penguatan kerjasama dengan
perguruan tinggi dan lembaga penelitian
Kementerian Perindustrian,
Kementerian Riset dan Teknologi
Dinas terkait Perindustrian
dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian
dan Perdagangan
Perguruan
Tinggi V V
- 161 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Penguatan penelitian industri terapan baik yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi maupun pemerintah.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V V V
5
Monitoring dan evaluasi kebutuhan teknologi untuk pengembangan industri hulu.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V V V
6
Pengolahan data industri dan pemanfaatan sistem teknologi informasi selaras dengan perubahan pasar global dan
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Dinas terkait Perindustrian, Perdagangan, Komunikasi dan Informasi
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V V V
- 162 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
perkembangan era digital
7
Pelatihan desain dan penggunaan teknologi seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset
dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V V V
8
Peningkatan fasilitasi perlindungan hak kekayaan intelektual
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM
Dinas Terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Terkait Perindustrian dan Perdagangan
V V V V
9
Peningkatan kualitas pelayanan e-
government dalam pengembangan industri
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian Komunikasi dan Informasi,
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian,
Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian,
Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
V V V V
- 163 -
4. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana
Berdasarkan analisis kebutuhan industri, program pembangunan sarana
dan prasarana industri Jawa Timur terdiri dari enam aspek, meliputi: (i)
pembangunan sumber daya energi (lihat Tabel 4.5.1); (ii) pembangunan
sumber daya air (lihat Tabel 4.5.2); (iii) pembangunan pengolahan limbah (lihat
Tabel 4.5.3); (iv) pembangunan transportasi (lihat Tabel 4.5.4); (v)
pengembangan penunjang sistem informasi industri (lihat Tabel 4.5.5); dan (vi)
pengembangan penunjang standardisasi industri (lihat Tabel 4.5.6).
- 164 -
Tabel 4.5.1 Pembangunan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Energi
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Penyusunan rencana
penyediaan energi untuk mendukung
pembangunan industri
Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian BUMN, PLN, Pertamina
Badan Terakit Perencanaan
Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral
Badan Terakit Perencanaan
Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral
V
2
Pembangunan pembangkit listrik untuk
mendukung pembangunan industri;
Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian BUMN, PLN
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral
v v v v
3
Pembangunan dan
pengembangan jaringan
transmisi dan distribusi
Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, Kementrian BUMN, PLN
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian,
Energi dan Sumber Daya Mineral
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian,
Energi dan Sumber Daya Mineral
v v v v
- 165 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Pengembangan
sumber energi yang terbarukan
Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, Kementrian BUMN, PLN, Pertamina
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian,
Energi dan Sumber Daya Mineral
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian,
Energi dan Sumber Daya Mineral
v v v v
5
Diversifikasi dan konservasi
energi
Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian BUMN, PLN, Pertamina
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral
v v v v
6
Pengembangan
industri pendukung pembangkit
energi.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian BUMN, PLN,
Pertamina
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral
Badan Terakit Perencanaan Pembangunan, Dinas Terkait Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral
v v v v
- 166 -
Tabel 4.5.2 Pembangunan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1 Optimalisasi pemanfaatan DAS dan Bendungan
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Pekerjaan Umum danc Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dinas terkait perindustrian, Pekerjaan Umum dan lingkungan hidup
Dinas terkait perindustrian, Pekerjaan Umum dan lingkungan hidup
v v
2 Optimalisasi penyediaan air bersih
Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum danc Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dinas terkait perindustrian, Pekerjaan Umum dan lingkungan hidup
Dinas terkait perindustrian, Pekerjaan Umum dan lingkungan hidup
v v
- 167 -
Tabel 4.5.3 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengolahan Limbah
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Mendukung pembangunan
pengolahan B3 untuk seluruh KI, KPI, dan Sentra Industri
Kementrian Perindustrian
Dinas terkait perindustrian,
Pekerjaan Umum dan lingkungan hidup
Dinas terkait perindustrian,
Pekerjaan Umum dan lingkungan hidup
v v v v
2
Menyediakan sarana dan prasarana Instalasi Pengolahan Limbah Industri
Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dinas terkait perindustrian, Pekerjaan Umum dan lingkungan hidup
Dinas terkait perindustrian, Pekerjaan Umum dan lingkungan hidup
v v v v
- 168 -
Tabel 4.5.4 Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi
Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Penetapan rencana konektivitas antarKPI, termasuk KI dan Sentra IKM dengan daerah pemasaran
Kementerian Perindustrian,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Badan Terkait
Perencanaan Pembangunan, Dinas Terakit Perindustrian, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang
Badan Terkait
Perencanaan Pembangunan, Dinas Terakit Perindustrian, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang
Asosiasi Pengusaha dan Industriawan
V
2
Peningkatan kualitas infrastruktur pada wilayah KI, KPI, dan Sentra Industri sesuai dengan RTRW
Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan, Dinas Terakit Perindustrian, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan, Dinas Terakit Perindustrian, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang
v v v v
3
Pengembangan jalan arteri primer sebagai penghubung antar kawasan
Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan, Dinas Terakit Perindustrian,
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan, Dinas Terakit Perindustrian,
v v
- 169 -
Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang
Pekerjaan Umum, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang
Pekerjaan Umum, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang
4
Pengembangan jalan lokal sebagai penghubung antara kawasan penunjang industri yang ada di Jawa Timur.
Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan, Dinas Terakit Perindustrian, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan, Dinas Terakit Perindustrian, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang
v v v v
- 170 -
Tabel 4.5.5 Pembangunan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi Industri
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Penyediaan data
basis pengembangan industri yang terinci dan terverifikasi menggunakan e-government (Mendukung SIINAS)
Kementerian Perindustrian,
Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
V V V V
2
Penerapan smart governance dalam regulasi pengembangan industri
Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, Perizinan Terpadu
V V V V
- 171 -
Tabel 4.5.6 Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang Standardisasi Industri
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pembinaan terhadap Perusahaan Industri dalam menerapkan standardisasi dan sertifikasi
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V
2
Penyediaan, peningkatan, dan pengembangan sarana dan prasarana laboratorium pengujian standar Industri
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V
3
Fasilitasi pelatihan industri hijau seperti ISO 50001, ISO 9001, ISO 14001
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Standardisasi Nasional
Dinas terkait Perindustrian, Perdagangan,
Lingkungan Hidup
Dinas terkait Perindustrian, Perdagangan,
Lingkungan Hidup
Perguruan Tinggi
V V
- 172 -
5. Pemberdayaan Industri
Pemberdayaan industri pada bagian ini lebih terfokus pada pemberdayaan
IKM. Di Jawa Timur, kebijakan ini tidak bisa dipisahkan dari kebijakan
afirmatif IKM nasional yang dirumuskan dalam RIPIN yang berbunyi sebagai
berikut:
1. Dalam rangka keberpihakan terhadap IKM dalam negeri ditetapkan bahwa
industri kecil hanya dapat dimiliki oleh warga negara indonesia, industri
yang memiliki keunikan dan merupakan warisan budaya bangsa hanya
dapat dimiliki oleh warga negara indonesia, dan industri menengah
tertentu dicadangkan untuk dimiliki oleh warga negara indonesia;
2. Dalam rangka penguatan struktur industri nasional, peran IKM perlu
ditingkatkan secara signifikan dalam rantai suplai industri prioritas; dan
3. Dalam upaya meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan IKM,
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan perumusan
kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan, dan pemberian fasilitas
bagi IKM.
Selanjutnya, kebijakan di Jawa Timur berlandaskan dua konsep
pemberdayaan IKM yang terkait erat dengan tiga pokok kebijakan afirmatif IKM
nasional. Pertama, pembentukan holding atau pengelompokan IKM sebagai
strategi peningkatan daya saing, melalui peningkatan efisiensi, khususnya
pada aspek penetrasi pasar baik untuk pembelian bahan baku maupun
pemasaran. Konsep ini sejalan dengan konsep pembentukan sentra industri,
dimana kegiatan industri yang sejenis dikembangkan pada satu wilayah
tertentu.
Kedua, pengembangan IKM secara paripurna. IKM paripurna yang
dimaksud merupakan IKM yang unggul dalam persaingan global, mampu
meningkatkan kesejahteraan, dan memiliki keberlanjutan. Untuk mempercepat
terwujudnya IKM paripurna dibutuhkan pembinaan secara utuh dan
menyeluruh, yang dimulai dari tahapan produksi maupun pascaproduksi.
Pembinaan IKM diawali dengan bantuan bahan baku sebagai stimulan.
Tabel 4.6 menunjukkan program pemberdayaan IKM di Jawa Timur yang
terkait dengan kebijakan afirmatif IKM nasional. Pada dasarnya, semua IKM
yang dibina oleh pemerintah provinsi Jawa Timur adalah milik warga negara
Indonesia yang terdiri dari lima jenis pembinaan IKM, yaitu: (i) bantuan alat,
(ii) pendampingan, (iii) peningkatan kualitas SDM, (iv) peningkatan kapasitas
teknologi, dan (v) bimbingan standardisasi dan sertifikasi termasuk di
dalamnya packaging dan perlindungan HKI.
- 173 -
Tabel 4.6 Pemberdayaan IKM
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-
2023
2024-
2028
2029-
2033
2034-
2039
1
Pengembangan Sentra IKM prioritas (unggulan) untuk mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur
Kementerian
Perindustrian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan
Pembangunan Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Badan Terkait Perencanaan Pembangunan
Daerah, Dinas Terkait Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM), Agraria dan Tata Ruang, Pekerjaan Umum, Perhubungan
Asosiasi Pengelola Sentra IKM
V V V V
2
Peningkatan keterampilan teknis, standardisasi, pemasaran dan manajemen melalui pendidikan, pelatihan dan pendampingan berbasis teknologi informasi
Badan Standardisasi Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V V V
3
Peningkatan fasilitasi kemudahan perizinan investasi pengembangan IKM berbasis teknologi informasi
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal, Perizinan Terpadu dan Perindustrian
Dinas terkait Penanaman Modal, Perizinan Terpadu dan Perindustrian
V V V V
- 174 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
4
Peningkatan dan pemberian insentif untuk mendorong tumbuhnya
wirausaha baru, khususnya di pedesaan
Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas terkait Pengelolaan Keuangan Daerah, Perindustrian, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas terkait Pengelolaan Keuangan Daerah, Perindustrian,
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
V V V V
5
Penyediaan fasilitasi dan informasi pembiayaan yang kompetitif melalui e-government
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM), Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan
Dinas terkait Penanaman Modal, Perizinan Terpadu, Perindustrian, Informasi dan Komunikasi, BUMD sektor perbankan dan keuangan
Dinas terkait Penanaman Modal, Perizinan Terpadu, Perindustrian, Informasi dan Komunikasi, BUMD sektor perbankan dan keuangan
Perbankan V V V V
6
Penguatan peran IKM sebagai penyedia bahan baku lokal yang kompetitif bagi industri besar dan sedang
Kementerian
Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait
Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
V V V V
- 175 -
No Program
Pemangku Kepentingan Tahun
Pusat Provinsi Kab/Kota Lain-lain 2019-2023
2024-2028
2029-2033
2034-2039
7
Peningkatan ketersediaan, baik secara kuantitas
maupun kualitas, bahan baku yang dibutuhkan IKM
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian,
Pangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
Dinas Terkait Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Pangan,
Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (K-UKM)
V V V V
8 Diseminasi teknologi tepat guna pada IKM prioritas (unggulan)
Badan Standardisasi Nasional, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Dinas terkait Perindustrian dan Perdagangan
Perguruan Tinggi
V V V V
9
Peningkatan fasilitasi promosi dan perluasan jaringan pemasaran produk IKM pada level
provinsi, nasional, regional maupun internasional melalui e-government
Kementerian Perindustrian, Kemeneterian
Komunikasi dan Informasi, Kementerian Luar Negeri
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan
Informasi, dan Kantor Perwakilan Dagang
Dinas Terkait Perindustrian, Komunikasi dan Informasi, dan
Kantor Perwakilan Dagang
Asosiasi
Pengusaha V V V V
- 176 -
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengembangkan tiga kategori
IKM unggulan yaitu: (i) kompetensi inti; (ii) industri kreatif; dan (iii) industri
agro. Dengan demikian, penyusunan program pemberdayaan IKM dilakukan
berdasarkan hasil analisis tentang: (i) analisis potensi daerah; (ii) analisis
eksisting pengembangan IKM Jawa Timur; (iii) analisis sinkronisasi tujuan
pencapaian industrialisasi; dan (iv) prediksi pertumbuhan makro ekonomi dan
industri Jawa Timur.
- 177 -
V. PENUTUP
Penyusunan RPIP merupakan keharusan seperti yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Di samping itu,
RPIP dibutuhkan agar:
a. Arahan pembangunan infrastruktur, penataan dan pemanfaatan ruang
dapat dilakukan secara optimal;
b. Masyarakat dapat menerima industrialisasi melalui pemahaman informasi
yang benar tentang rencana industrialisasi Jawa Timur;
c. Tingkat kerusakan lingkungan dapat dikendalikan secara efisien dan
efektif;
d. Terjadinya percepatan terwujudnya East Java Smart Province; dan
e. Terciptanya Jawa Timur sebagai Provinsi Industri yang tangguh berbasis
IT High Tech melalui peningkatan efisiensi on farm yang akhirnya
mempengaruhi peningkatan efisiensi pada industri hulu (primer) dan
hilir/andalan (sekunder); peningkatkan peranan industri penunjang
(tersier) dalam menurunkan biaya transaksi.
Selain diharapkan sebagai dasar penyusunan dan evaluasi RPIK, RPIP
juga berperan sebagai pedoman bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi dalam melaksanakan fungsi pengawasan agar penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan sektor industri sejalan dengan aspirasi
masyarakat.
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd
KHOFIFAH INDAR PARAWANSA
top related