lapak osmoregulasi edan.docx
Post on 02-Jun-2018
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
1/12
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN AIR
Disusun oleh:
Kelompok 4
Ganisa Tri 230110130086
Angga Nugraha 230110130088
Fakhri Fathurrahman 230110130090
Eki Chandra Nugraha 230110130093
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
2/12
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Air ini. Tugas berupa laporan yang telah
terselesaikan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Proses penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebanyak- banyaknya kepada pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan laporan akhir kali ini. Semoga bantuan, kebaikan dan
dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama penyelesaian makalah ini mendapat
balasan yang tiada terkira dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari
kata sempurna. Akhir kata, kami penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Jatinangor, November 2014
Penulis
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
3/12
Daftar isi
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Tujuan Praktikum
1.3 Manfaat Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi dan Morfologi Ikan Mas
2.1 Habitat
2.3 Perkembangbiakan
2.4 Kebiasaan Makan
BAB III METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Prosedur Praktikum
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
4/12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup / binatang bertulang belakang yang
selama hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan insang, berdarah dingin, bersisik / tidak,
dan bersirip (berpasangan dan tunggal).
Ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, suhu tubuhnya mengikuti suhu
lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan faktor pembatas , oleh karena itu
perubahan suhu media air akan mempengaruhi kandungan Oksigen terlarut, yang akan berakibat
pada laju pernafasan dan laju metabolisme hewan akuatik tersebut.
Kehidupan suatu organisme sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik faktor fisika,faktor kimia dan biologi. Salah satu faktor yang mendukung kehidupan organisme di perairan
adalah kadar salinitas dalam perairan.
Tinggi rendahnya salinitas disuatu perairan baik itu air tawar, payau maupun perairan
asin akan mempengaruhi keberadaan organisme yang ada di perairan tersebut, hal ini sangat
terkait erat dengan tekanan osmotik dari ikan untuk melangsungkan kehidupannya. Ikan akan
mengalami stress dan bahkan akan mengalami kematian akibat osmoregulasi yang tidak
seimbang.
Perubahan salinitas juga dapat mempengaruhi permeabilitas dinding sel ketika salinitas
mengalami perubahan. Pada saat tersebut ikan akan mengalami kecenderungan untuk mampau
atau tidaknya ikan untuk melakukan keseimbangan osmotiknya dalam rangka mengatur dan
berfungsi dengan normal sesuai dengan kebutuhannya, salinitas dalam suatu perairan pada media
yang berbeda juga akan mempengaruhi proses metabolisme untuk pertumbuhannya.
Mengingat betapa pentingnya mengetahui bagaimana ikan menyeimbangkan tekanan
yang ada dari dalam tubuh ikan itu sendiri sehingga ikan tetap dapat melangsungkan
kehidupannya, maka praktikum ini menjadi begitu penting artinya untuk dilaksanakan.
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
5/12
1.2Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati pengaruh salinitas yang berbeda terhadap
proses osmoregulasi pada organisme ikan.
1.3Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah mendapatkan informasi tambahan bagi praktikan tentang
kemampuan ikan dalam menjaga keseimbangan tekanan osmotic tubuhnya dengan tekanan dari
lingkungannya.
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
6/12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi dan Morfologi Ikan Nila
Ikan nila (Oreochromus niloticus) termasuk ikan air tawar yang habitatnya di daerah
perairan yang bersalinitas rendah, mekanisme osmoregulasi pada ikan nila cenderung banyak
masuk air karena tekanan osmotik lingkungannya tinggi dan tekanan osmotik dalam tubuhnya
rendah sehingga air banyak masuk dan akan banyak mengeluarkan urine, biasanya ikan ini akan
mengganti kehilangan banyak air tadi dengan meminum banyak garam-garam mineral dan
supaya tidak terjadi penumpukan maka garam-garam mineral ini dikeluarkan dan disaring
melalui insang yang sering disebut dengan ventilasi opercular dengan cara difusi dan osmosis.
Agung setiarto (2000) menyatakan bahwa tingkat osmoregulasi dipengaruhi oleh salinitastertentu dan akan berpengaruh terhadap tingkat osmolalitas plasma, jika salinitasnya meningkat
maka osmolalitas plasma juga meningkat sedangkan pada kapasitas osmoregulasinya semakin
besar kadar salinitas suatu perairan maka semakin kecil nilai kapasitas osmoregulasinya.
Semakin jauh perbedaan tekanan osmose antara tubuh dan lingkungan, semakin banyak
energy metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi sebagai upaya adaptasi,
namun tetap ada batas toleransi.
Morfologi Ikan Nila
Kordy K.(2000) membuat catatan tentang bentuk tubuh (morfologi) seekor ikan
nila(oreochromis niloticus)secara umum, yaitu mempunyai bentuk badan pipih ke samping
memenjang, warna putih kehitaman. Mata ikan nila tampak menonjol agak besar dengan bagian
tepi berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut ikan terminal, posisi sirip perut terhadap sirip
dada thorocis, garis rusuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang
diatas sirip dada, jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid.
Nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga bisa
dipelihara di dataran rendah yang berair payau hingga di dataran tinggi yang berair tawar.
Habibat hidup ikan ini cukup beragam, bisa di sungai, danau, waduk, rawa, sawah, kolam atau
tambak. Nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-380C dan dapat memijah
secara alami pada suhu 22-370C. Untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, suhu optimum
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
7/12
bagi ikan ni adalah 25-300C. Pertumbuhan nila biasanya akan terganggu jika suhu habitatnya
lebih rendah dari 140C atau pada suhu di atas 38
0C (Khairuman dan Khairul 2003).
Selain suhu, faktor lain yang bisa mempengaruhi kehidupan nila adalah salinitas atau kadar
garam. Nila bisa tumbuh dan berkembangan biak di perairan dengan salinitas 0-29 (promil).
Ikan ini masih bisa tumbuh, tetapi tidak bisa bereproduksi di perairan dengan salinitas 29-35
(Khairuman dan Khairul 2003).
Klasifikasi Ikan Nila
Kingdom :Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis Gambar 2.1 Ikan Nila
Spesies : Oreochromis nilotikus
2.2 Osmoregulasi
Osmoregulasi adalah suatu upaya untuk mengontrol keseimbangan air dan ion-ion antara
tubuh dengan lingkungannya. Pengaturan terhadap tekanan osmotic cairan tubuh yang relative
konstan adalah hal yang dibutuhkan ikan agar proses fisiologi dalam tubuhnya berjalan
normal. Pengaturan tersebut disebut dengan osmoregulasi. Organ yang berperan proses
osmoregulasi adalah ginjal, ingsang, kulit membrane mulut dan beberapa membrane khusus yang
digunakan dengan berbagai cara. Terdapat tiga pola regulasi ion air yaitu :
a. Regulasi hipertonik atau hipersomatik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan
tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi media. Hal ini terjadi misalnya pada ikan air
tawar (Potadrom).
b. Regulasi hipertonik atau hiposomotik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan
tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media. Hal ini terjadi pada jenis ikan air laut
(Oseandrom).
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
8/12
c. Regulasi isotonic atau isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan
konsentrasi media, sama dengan ikan ikan yang hidup pada daerah eustaria (Hartono,
1993).
Fluktuasi salinitas juga dapat membawa dampak yang huruk bagi organisme yang hidup
pada perairan tersebut yang selalu senantiasa untuk beradapatasi terhadap perubahan ion-ion
yang terkandung disuatu media tersebut sehingga dapat mengakibatkan organisme mengalami
stress dan bahkan mengalami kematian jika ikan tak mampu lagi menjaga keseimbangan
osmotiknya (Sukamto, 1992).
2.3 Komponen Penyusun Tubuh Ikan
Komponen utama penyusun tubuh hewan adalah air yang jumlahnya mencapai 60-95%
dari berat tubuh hewan. Air tersebar pada berbagai bagian tubuh baik di dalam sel(sebagai cairan
intra sel : CIS) maupun di luar sel (sebagai cairan ekstra sel: CES). Ces sendiri tersebar pada
berbagai bagian tubuh contohnya plasma dan cairan surebrospinal. Dalam ces terlarut berbagai
macam zatmeliputi bagian ion dan sari makanan,sisa obat, hormon serta zat sisa metabolisme sel.
Seperti urea dan asam urat. Konsentarsi cairan tubuh dapat berubah setiap saat, tergantung pada
berbagai faktor.
Sekalipun demikian hewan harus mempertahankan keseimbangan antara jumlah air dan
zat terlarut pada tingkatan yang tepat.mekanisme untuk mengatur jumlah air dan konsentrasi zat
terlarut disebut sebagai osmoregulasi.
Proses inti dalam osmoregulasi yaitu osmosis.osmosis adalah pergerakan air dari cairan
yang mempunyai kandngan air lebih tinggi(lebih encer)menuju ke cairan yang mempunyai
kandungan air lebih rendah(lebih pekat)contoh osmosis ialah pergerakan air dari larutan gula 5%
menuju larutan gula 15% sampai tecipta keseimbangan antara keduanya. Dengan kata lain
osmosi dapat berhenti apabila kedua larutan mencapai konsentrasi yang sama yaitu 10%. Apabila
ini tercapai kedua larutan sudah mencapai kondisi osmosi.
Istilah isotonis digunakan untuk menyebut dua macam larutanyang mempunyai tekanan
osmotik yang sama (isoosmotik). Dalam kajian osmoregulasi istilah tersebut sering
digunakanpada saat membahas tentang osmotik dua macam cairan.misalnya tekanan osmotic di
dalam dan di luar sel atau cairan tubuh dam air laut (lingkingan hidup).
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
9/12
Konsep tekanan osmotik dapat menimbulkan kebingungan sehingga lebih suka
menggunakan istilah konsentrasi osmotik.jika suatu larutan memiliki konsentrasi osmotik lebih
tinggi tekanan osmotiknya juga tinggi.larutan yang mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi
dibanding larutan yang lain disebut hiperosmotik.sebaliknya larutan yang memiliki konsentrasi
osmotik lebih rendah daripada larutan lainnya disebut hipoosmotik.dan bila konsentrasi osmotik
sama dengan larutan lainnya disebut isotonik atau isoosmotik.
2.4 Peranan Osmoregulasi
1. Mengeluarkan dan membuang hasil sampingan dari metabolisme. Pengeluaran dan
pembuangan ini harus terjadi untuk mencegah tidak seimbangnya ekuilibrium reaksi kimia.
Banyak interaksi metabolik yang arahnya bolak balik. Arah reaksi tersebut ditentukan
olehperbandingan antara reaktan dan produk sesuai dengan hukum aksi masa.
2. Mencegah terganggunya aktivitas metabolik dalam tubuh dengan cara mengeksresikan zat
buangan berupa amoniak. Zat buangan merupakan racun yang dapat mengganggu kerja
enzim yang sangat penting dalam reaksi metabolik.
3. Mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh, garam berkelakuan seperti elektrolit lain
dan dalam cairan tubuh akanterurai menjadi ion-ion.
4. Mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh, jumlah air dalam cairan tubuh dan cara
pengaturannya merupakan salah satu masalah fisiologik yang di hadapi oleh mahluk hidup.
5. Mengatur kadar ion H atau pH cairan tubuh.
2.5 Perbedaan Osmoregulasi Ikan Air Tawar dan Air Laut
2.5.1 Ikan Air Tawar
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik
terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya secara difusi melalui permukaan
tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan
menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan
tubuh tidak dapat menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai
glomeruli dalamjumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat
menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
10/12
banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubulus ginjal, glukosa akan diserap
kembali pada tubulus proksimal dan garam-garam diserap kembali pada tubulus distal.
2.5.2 Ikan Air Laut
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya,
sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam.
Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minumair laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian
berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah
dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan.
Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air
seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubulus ginjal mampu berfungsi sebagai
penahan air. Jumlah glomerulus ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil
daripada ikan air tawar.
Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang, sebagian
besar berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih mengandung
sedikit senyawa tersebut.
Proses inti dalam osmoregulasi yaitu osmosis.osmosis adalah pergerakan air dari cairan
yang mempunyai kandngan air lebih tinggi(lebih encer) menuju ke cairan yang mempunyai
kandungan air lebih rendah(lebih pekat)contoh osmosis ialah pergerakan air dari larutan gula 5%
menuju larutan gula 15% sampai tecipta keseimbangan antara keduanya.dengan kata lain osmosi
dapat berhenti apabila kedua larutan mencapai konsentrasi yang sama yaiti 10%.apabila ini
tercapai,kedua larutan sudah mencapai kondisi osmosi.
Istilah isotonis digunakan untuk menyebut dua macam larutan yang mempunyai tekanan
osmotik yang sama (isoosmotik). Dalam kajian osmoregulasi istilah tersebut sering digunakan
pada saat membahas tentang osmotik dua macam cairan. Misalnya tekanan osmotic di dalam dan
di luar sel atau cairan tubuh dan air laut.
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
11/12
-
8/10/2019 LAPAK OSMOREGULASI EDAN.docx
12/12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Penuntun Fisiologi Hewan Air. Uiversitas Haluoleo. Kendari.
Di akses pada 19 November 2014 pukul 21.00 WIB
Hartono, 1993. Fisiologi Ikan, dasar pengembangan teknik perikanan. Penerbit. Rineka Cipta.
Di akses pada 19 November 2014 pukul 21.05 WIB
Santoso, 1994. Hewan dan Tumbuhan Air. Gramedia. Jakarta.
Di akses pada 19 November 2014 pukul 21.06 WIB
Sukamto, 1992. Fisiologi Hewan Air. UNRI Press. Pekanbaru, Riau
Di akses pada 19 November 2014 pukul 21.09 WIB
top related