lapkas dermatitiskontak iritan
Post on 14-Jul-2016
24 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan kasus
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Oleh:
RIYANI RADIYUS10101028
Pembimbing :
Dr. Imawan Hardiman. Sp.KK
KKS BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD. BANGKINANGFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah
dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul “DERMATITIS KONTAK IRITAN” yang diajukan sebagai persyaratan
untuk mengikuti KKS Ilmu Kulit dan Kelamin. Terima kasih penulis ucapkan
kepada dokter pembimbing yaitu dr. Imawan Hardiman, Sp.KK yang telah
bersedia membimbing penulis, sehingga laporan kasus ini dapat selesai pada
waktunya.
Penulis memohon maaf jika dalam penulisan laporan kasus ini terdapat
kesalahan, dan penulis memohon kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan
laporan kasus ini. Atas perhatian dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih.
Bangkinang,27 Januari 2015
Penulis
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I : PENDAHULUAN 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Definisi 5
2.2 Epidemiologi 5
2.3 Etiologi 6
2.4 Patogenesis 7
2.5 Manifestasi klinis 8
2.6 Penegakan diagnosis 9
2.7 Pemeriksaan penunjang 10
2.8 Diagnosis banding 10
2.9 Penatalaksanaan 11
2.10 Prognosis 11
BAB III : LAPORAN KASUS 13
DAFTAR PUSTAKA 19
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 3
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan,
bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kronis. Dermatitis kontak merupakan kelainan yang sering ditemui. Di
Amerika, angka kejadian dermatitis kontak sekitar 20% pada populasi umum.
Dermatitis kontak merupakan penyakit yang bersifat multifaktorial. Selain adanya
pajanan terhadap alergen dan iritan, banyak faktor individual dan lingkungan yang
turut berperan dalam perkembangan penyakit tersebut.
Dermatis kontak merupakan istilah umum pada reaksi inflamasi akut atau
kronis dari suatu zat yang bersentuhan dengan kulit. Ada dua jenis dermatis
kontak. Pertama, dermatis kontak iritan (DKI) disebabkan oleh iritasi kimia,
dermatis kontak alergi (DKA) disebabkan oleh antigen (alergen) dimana
memunculkan reaksi hipersensitvitas tipe IV (cel-mediated atau tipe lambat).
Karena DKI bersifat toksik, maka reaksi inflamasi hanya terbatas pada daerah
paparan, batasnya tegas dan tidak pernah menyebar. Sedangkan DKA adalah
reaksi imun yang cenderung melibatkan kulit di sekitarnya (spreading
phenomenon) dan bahkan dapat menyebar di luar area yang terkena.
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi 1,2
Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan
iritan baik fisika maupun kimia, yang bersifat tidak spesifik, pada sel-sel
epidermis dengan respon peradangan pada dermis dalam waktu dan konsentrasi
yang cukup.
Gambar 1. Dermatitis kontak iritan
2.2 Epidemiologi 1
Dermatitis kontak iritan (DKI) dapat diderita oleh semua orang dari
berbagai golongan umur, ras dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI
diperkirakan cukup banyak terutama yang berhubungan dengan pekerjaan (DKI
akibat kerja), namun dikatakan angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini
disebabkan antara lain oleh banyaknya penderita dengan kelainan ringan tidak
datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh. Berdasarkan jenis kelamin, DKI
secara signifikan lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki. Tingginya
frekuensi ekzem tangan pada wanita dibanding pria karena faktor lingkungan,
bukan genetik.
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 5
2.3 Etilologi 1,2,3
Penyebab munculnya DKI adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya
bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam alkali, serbuk kayu, bahan abrasif,
enzim, minyak, larutan garam konsentrat, plastik berat molekul rendah atau bahan
kimia higroskopik. Kelainan kulit yang muncul bergantung pada beberapa faktor,
meliputi faktor dari iritan itu sendiri, faktor lingkungan dan faktor individu
penderita.
Iritan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada setiap
orang jika terpapar pada kulit dalam konsentrasi yang cukup, pada waktu yang
sufisien dengan frekuensi yang sufisien. Masing-masing individu memiliki
predisposisi yang berbeda terhadap berbagai iritan, tetapi jumlah yang rendah dari
iritan menurunkan dan secara bertahap mencegah kecenderungan untuk
menginduksi dermatitis. Fungsi pertahanan dari kulit akan rusak baik dengan
peningkatan hidrasi dari stratum korneum (suhu dan kelembaban tinggi, bilasan
air yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi (suhu dan kelembaban rendah).
Efek dari iritan merupakan concentration-dependent, sehingga hanya mengenai
tempat primer kontak.
Pada orang dewasa, DKI sering terjadi akibat paparan terhadap bahan yang
bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali,
dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran
molekul, daya larut, konsentrasi, vehikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu lama kontak, kekerapan
(terus-menerus atau berselang), adanya oklusi menyebabkan kulit lebih
permeabel, demikian pula gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban
lingkungan juga berperan (Fregert, 1998). Faktor lingkungan juga berpengaruh
pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai
tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak dibawah umur 8 tahun
lebih muda teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih), jenis
kelamin (insidensi dermatitis kontak alergi lebih tinggi pada wanita), penyakit
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 6
kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan
turun), misalnya dermatitis atopik.
Sistem imun tubuh juga berpengaruh pada terjadinya dermatitis ini. Pada
orang-orang yang immunocompromised, baik yang diakibatkan oleh penyakit
yang sedang diderita, penggunaan obat-obatan, maupun karena kemoterapi, akan
lebih mudah untuk mengalami dermatitis kontak
2.4 Patogenesis 1,3,5
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahaniritan
melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi
keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk dan mengubah daya ikat air kulit.
Kebanyak bahan iritan (toksin) merusak membran lemak keratinosit tetapi
sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria atau
komplemen inti. Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan
asam arakidonat (AA), diasilgliserida (DAG), faktor aktivasi platelet, dan
inositida (IP3). AA dirubah menjadi prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). PG
dan LT menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vaskuler
sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga
bertindak sebagai kemotraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta
mengaktifasi sel mast melepaskan histamin, LT dan PG lain, dan PAF, sehingga
memperkuat perubahan vaskuler.
DAG dan second messenger lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis
protein, misalnya interleukin-1 (IL-1) dan granulocyte macrophage-colony
stimulating factor (GM-CSF). IL-1 mengaktifkan sel T-helper mengeluarkan IL-2
dan mengekspresi reseptor IL-2 yang menimbulkan stimulasi autokrin dan
proliferasi sel tersebut. Keratinosit juga mengakibatkan molekul permukaan
HLADR dan adesi intrasel (ICAM-1). Pada kontak dengan iritan, keratinosit juga
melepaskan TNF-α, suatu sitokin proinflamasi yang dapat mengaktifasi sel T,
makrofag dan granulosit, menginduksi ekspresi molekul adesi sel dan pelepasan
sitokin.
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 7
Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik di
tempat terjadinya kontak di kulit tergantung pada bahan iritannya. Ada dua jenis
bahan iritan, yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan
kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang dan menimbulkan
gejala berupa eritema, edema, panas, dan nyeri. Sedangkan iritan lemah hanya
pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang, dimulai
dengan kerusakan stratum korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan
desikasi dan kehilangan fungsi sawar, sehingga mempermudah kerusakan sel
dibawahnya oleh iritan. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan,
gesekan, dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.
2.5 Manifestasi Klinis 1,2
Gejala klinis dermatitis iritan dibedakan atas dermatitis kontak iritan akut dan
dermatitis iritan kronik.
1. Dermatitis kontak iritan akut
Reaksi ini bisa beraneka ragam dari nekrosis (korosi) hingga keadaan yang
tidak lebih daripada sedikit dehidrasi (kering) dan kemerahan. Kekuatan reaksi
tergantung dari kerentanan individunya dan pada konsentrasi serta ciri kimiawi
kontaktan, adanya oklusi dan lamanya serta frekuensi kontak.
Satu kali kontak yang pendek dengan suatu bahan kimiawi kadang-kadang
sudah cukup untuk mencetuskan reaksi iritan. Keadaan ini biasanya disebabkan
oleh zat alkali atau asam, ataupun oleh detergen. Uap dan debu alkali dapat
menimbulkan rekasi iritan pada wajah. Jika lemah maka reaksinya akan
menghilang secara spontan dalam waktu singkat. Luka bakar kimia merupakan
reaksi iritan yang terutama terjadi ketika bekerja dengan zat-zat kimia yang
bersifat iritan dalam konsentrasi yang cukup tinggi.
Kontak yang berulang-ulang dengan zat iritan sepanjang hari akan
menimbulkan fissura pada kulit (chapping reaction), yaitu berupa kekeringan dan
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 8
kemerahan pada kulit, akan menghilang dalam beberapa hari setelah pengobatan
dengan suatu pelembab. Rasa gatal dapat pula menyertai keadaan ini, tetapi yang
lebih sering dikeluhkan pasien adalah rasa nyeri pada bagian yang mengalami
fissura. Meskipun efek kumulatif diperlukan untuk menimbulkan reaksi iritan,
namun hilnganya dapat terjadi spontan kalau penyebabnya ditiadakan.
2. Dermatitis kontak iritan kronis
DKI kronis disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah yang
berulangulang, dan mungkin bisa terjadi oleh karena kerjasama berbagai macam
faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan
dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu. Kelainan
baru nyata setelah berhari-hari, berminggu-minggu atau bulan, bahkan bisa
bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor
paling pentin.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
dan terjadi likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung
maka dapat menimbulkan retak kulit yang disebut fisura. Adakalanya kelainan
hanya berupa kulit kering dan skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh
penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian.
2.6 Penegakan diagnosis 1,2,4
Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan
gambaran klinis. DKI akut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih cepat
sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa yang menjadi penyebabnya.
Sebaliknya DKI kronis timbul lambat serta mempunyai variasi gambaran klinis
yang luas, sehingga kadang sulit dibedakan dengan DKA. Untuk ini diperlukan uji
tempel dengan bahan yang dicurigai.
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 9
2.7 Pemeriksaan Penunjang 3,4,5
HISTOPATOLOGIS
Gambaran histopatologis DKI tidak mempunyai karakteristik. Pada DKI
akut (oleh iritan primer), dalam dermis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel
mononuklear di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas. Eksositosis
diepidermis diikuti spongiosis dan edema intrasel dan akhirnya menjadi nekrosis
epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan epidermis dapat menimbulkan vesikel
atau bula. Di dalam vesikel atau bula ditemukan limfosit atau neutrofil. Pada DKI
kronis dijumpai hiperkeratosis dengan area parakeratosis, akantosis dan
perpanjangan rete ridges.
2.8 Diagnosis Banding 1,2
Diagnosis banding dari dermatitis kontak iritan antara lain :
1. Neurdermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal,
dan terdapat likenifikasi akibat garukan atau gosokan berulang-ulang. Gejalanya
terasa sangat gatal,awalnya berupa eritema, edema,papul. Karena digaruk, bagian
tengah berskuama, daerah sekitar hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal
tidak jelas.
Gambar 2.Neurodermatitis ditelapak tangan dan wajah
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 10
2. Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi adalah dermatitis yang disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas tipe lambat terhadap bahan-bahan kimia yang kontak dengan
kulit dan dapat mengaktivasi reaksi alergi.
Gambar 3. Dermatitis kontak Alergi
2.9 Penatalaksanaan 1,3,4
Upaya pengobatan DKI yang terpenting adalah menghindari pajanan
bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisis atau kimiawi serta menyingkirkan
faktor yang memperberat. Bila dapat dilakukan dengan sempurna dan tanpa
komplikasi, maka tidak perlu pengobatan topikal dan cukup dengan pelembab
untuk memperbaiki kulit yang kering.
Apabila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan
kortikosteroid topikal. Pemakaian alat perlindungan yang adekuat diperlukan bagi
mereka yang bekerja dengan bahan iritan sebagai upaya pencegahan.
2.10 Prognosis1
Prognosis baik pada individu non atopi dimana DKI didiagnosis dan
diobati dengan baik. Individu dengan dermatitis atopi rentan terhadap DKI. Bila
bahan iritan tidak dapat disingkirkan sempurna, prognosisnya kurang baik,
dimana kondisi ini sering terjadi pada DKI kronis yang penyebabnya multifaktor.
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 11
BAB IIILAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama : Ny.Rohayati Pendidikan : SMP
Umur : 56 tahun Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan Suku : Sunda
Pekerjaan : Ibu rumah tangga No.MR : --
Alamat : Batang batindih Tanggal : 27-1-2015
Status perkawinan: Sudah menikah
3.2 Anamnesis1. Keluhan Utama
Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan gatal-gatal dikulit tangan dan tampak kemerahan dan bersisik sejak 1 bulan yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan gatal-gatal dikulit tangan dan tampak kemerahan dan bersisik sejak 1 bulan yang lalu Terasa pedih jika terkena air.
Awalnya keluhan muncl di tangan, terasa sangat gatal dan digaruk hingga tampak kemerahan dan bersisik,dan selanjutnya muncul keluhan di wajah dengan keluhan gatal dan tampak kemerahan. Riwayat alergi makanan di sangkal, terdapat riwayat pemakaian deterjen dan sabun yang berganti, dan jika terkena deterjen atau sabun tersebut kulitnya terasa pedih.
2. Riwayat Penyakit DahuluTidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya
3. Riwayat Penyakit Keluarga
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 12
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa, tidak ada riwayat alergi dikeluarga,tidak ada riwayat atopi
4. Riwayat PengobatanPasien pernah berobat di puskesmas dan diberi obat
pil dan salap untuk mengurangi rasa gatal3.3 Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalisataa. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tekanan darah : Tidak diperiksa
d. Nadi : Tidak diperiksa
e. Nafas : Tidak diperiksa
f. Suhu : Tidak diperiksa
g. Keadaan gizi : Baik
h. Pemeriksaan thorax : Tidak diperiksa
i. Pemeriksaan abdomen : Tidak diperiksa
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 13
2. Status Dermatologisa. Lokasi : Telapak tangan dan punggung tangan kiri dan
kanan
b. Distribusi : Simetrik bilateral
c. Bentuk : Tidak teratur
d. Susunan : Polisiklik
e. Batas : Sirkumskrip
f. Ukuran : Plakat
g. Efloresensi : Plak eritema, makula eritema, erosi,skuama,
likenifikasi
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 14
3. Kelainan mukosa : Tidak ditemukan kelainan
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 15
4. Kelainan Mata : Tidak ditemukan kelainan
5. Kelainan kuku : Tidak ditemukan kelainan
6. Kelainan Rambut : Tidak ditemukan kelainan
7. Kelainan KGB : Tidak ditemukan pembesaran KGB
3.4 Resume
Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan gatal-gatal dikulit tangan dan tampak kemerahan dan bersisik sejak 1 bulan yang lalu. Terasa pedih jika terkena air.
Awalnya keluhan muncl di tangan, terasa sangat gatal dan digaruk hingga tampak kemerahan dan bersisik,dan selanjutnya muncul keluhan di wajah dengan keluhan gatal dan tampak kemerahan. Riwayat alergi makanan di sangkal, terdapat riwayat pemakaian deterjen dan sabun yang berganti, dan jika terkena deterjen atau sabun tersebut kulitnya terasa pedih.
Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa, tidak ada riwayat alergi dikeluarga, tidak ada riwayat atopi. Pasien pernah berobat di puskesmas dan diberi obat pil dan salap untuk mengurangi rasa gatal.
3.5 Diagnosis KerjaDermatitis kontak iritan ec. deterjen
3.6 Diagnosis Banding Dermatitis kontak alergi
3.7 Penatalaksanaan1. Umum
Menghindari pajanan dengan bahan iritan seperti deterjen dan sabun dengan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 16
2. Khusus Hidrokortison 1%
3.8 Prognosis1. Quo ad sanam : dubia ad bonam 2. Quo ad vitam : Bonam3. Quo ad functionam : Bonam 4. Quo ad kosmetikum : Bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.
2. Siregar, RS. Atlas Bewarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2013
3. Amiruddin MD. Ilmu penyakit kulit. Makassar: Percetakan LKiS, 2013
4. Wirya Duarsa. Dkk.: Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. 2010
5. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin
Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier;
2011.
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 17
Pertanyaan :
1. Bagaimana komplikasi dari dermatitis kontak alergi ?2. Bagaimana gambaran histopatologi dermatitis kontak
alergi ?
Jawaban :
1. Komplikasi dermatitis kontak alergi : Meningkatkan sensititasi pengobatan topikal Lesi kulit bisa mnyebabkan infeksi skunder khususnya oleh
staphylococcus aureus Neurodermatitis skunder terutama pada pekerja yang
terpapar iritan di tempat kerjanya atau denga stress psikologik
Hiperpigmentasi/hipopigmentasi post inflamasi pada daerah yang terkena
Jaringan parut munculpada daerah ekskoriasi atau korosif2. Gambaran histopatologis DKI tidak mempunyai karakteristik. Pada DKI
akut (oleh iritan primer), dalam dermis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 18
mononuklear di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas. edema intrasel
dan akhirnya menjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan
epidermis dapat menimbulkan vesikel atau bula. Di dalam vesikel atau
bula ditemukan limfosit atau neutrofil. Pada DKI kronis dijumpai
hiperkeratosis dengan area parakeratosis, akantosis dan perpanjangan rete
ridges.
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 19
top related