laporan akuntabilitas kinerja instansi … · dilakukannya melalui laporan akuntabilitas kinerja...
Post on 29-May-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
NOMOR : LAKIP -1000/PW17/1/2013
TANGGAL : 31 DESEMBER 2013
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJAINSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur i
Setiap Instansi Pemerintah yang telah menerima anggaran dari
pemerintah wajib menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien, efektif, transparan dan
akuntabel. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
mempertanggungjawabkan pelaksanaan program dan kegiatan yang
dilakukannya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas kepada stakeholders. Hal
tersebut juga sejalan dengan penerapan manajemen berbasis kinerja.
LAKIP ini telah membandingkan antara realisasi kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013 dengan Penetapan Kinerja
Tahun 2013. Hasil pembandingan menunjukkan bahwa rata-rata capaian
kinerja telah memuaskan, dengan tercapainya 6 (enam) dari 8 (delapan)
sasaran strategis dan tercapainya 31 (tiga puluh satu) dari 36 (tiga puluh enam)
Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian IKU tersebut jika dikaitkan dengan
program BPKP, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Sebanyak 19 dari 23 IKU pada Program Pengawasan Intern mencapai
predikat memuaskan;
2) Sebanyak 12 dari 13 IKU pada Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya serta Program Sarana dan Prasarana
Aparatur Negara mencapai predikat memuaskan.
Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban
dan kinerja yang telah ditetapkan, LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2013 menginformasikan kondisi kinerja melalui
Kata Pengantar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur ii
perbandingan pencapaian IKU tahun 2013 dengan tahun 2012 serta target IKU
di akhir periode Renstra tahun 2014.
Kami mengharapkan kiranya LAKIP Tahun 2013 ini dapat menjadi
media transparansi atas pelaksanaan kegiatan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur, dan dapat menunjukkan arah yang sesuai dengan harapan-
harapan yang diinginkan pemberi mandat dan stakeholders .
Semoga LAKIP Tahun 2013 ini selain sebagai media
pertanggungjawaban atas amanah yang diemban oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur, juga dapat menjadi sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja serta memberikan umpan balik bagi upaya perbaikan
kinerja pada masa yang akan datang.
Samarinda, 31 Desember 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur iii
HHaallaammaann
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iDAFTAR ISI ........................................................................................................ iiiDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ivDAFTAR TABEL ................................................................................................ viDAFTAR BAGAN .............................................................................................. viiRINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi .................................... 2B. Aspek Strategis Organisasi ............................................................... 4
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi .................................... 5D. Struktur Organisasi .......................................................................... 6E. Sistematika Penyajian ........................................................................ 7
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA............................. 9A. Rencana Strategis 2011 – 2014 ......................................................... 9
1. Pernyataan Visi ............................................................................ 92. Pernyataan Misi ........................................................................... 103. Tujuan Strategis............................................................................. 124. Sasaran Strategis .......................................................................... 135. Indikator Kinerja Utama ............................................................. 146. Program dan Kegiatan ................................................................ 17
B. Perjanjian Kinerja 2013 ..................................................................... 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.............................................................. 22
A.Capaian Kinerja .................................................................................. 22B. Analisis Capaian Kinerja.................................................................... 30
Sasaran Strategis 1 ............................................................................. 30Sasaran Strategis 2 ............................................................................. 42Sasaran Strategis 3 ............................................................................. 45Sasaran Strategis 4 ............................................................................. 51Sasaran Strategis 5 ............................................................................. 60Sasaran Strategis 6 ............................................................................. 66Sasaran Strategis 7 ............................................................................. 69Sasaran Strategis 8 ............................................................................. 81
BAB IV PENUTUP .............................................................................................83
Daftar Isi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur iv
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Perwakilan BPKPProvinsi Kalimantan Timur
Lampiran 2 Perbandingan Realisasi IKU S.D Tahun 2013 Dengan Target
Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan TimurLampiran 3 Capaian Kinerja Kegiatan PKPT dan PKAU Tahun 2013
Perwakilian BPKP Provinsi Kalimantan TimurLampiran 4 Capaian Kinerja Kegiatan Non PKPT Tahun 2013 Perwakilian
BPKP Provinsi Kalimantan TimurLampiran 5 Perbandingan Realisasi Output 2013 Dengan Realisasi Output
2012 dan Target Output 2014Lampiran 6 Dukungan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama
a. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunanlaporan keuangan
b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperolehopini minimal WDP
c. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang DijadikanBahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
d. Persentase Masukan yang Dimanfaatkan Presiden
e. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur v
Daftar Tabel
Tabel RE.1. Capaian Sasaran StrategisTabel 1.1 Perbandingan Komposi Pegawai Tahun 2012 Dan 2013 Pada
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan TimurTabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan TimurTabel 2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan TimurTabel 3.1 Capaian Per Sasaran Strategis Tahun 2013 Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan TimurTabel 3.2 Capaian Penugasan Non PKPT Tahun 2013 Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan TimurTabel 3.3 Capaian Sasaran Strategis 1Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis 2Tabel 3.5 Capaian Sasaran Strategis 3Tabel 3.6 Capaian Sasaran Strategis 4Tabel 3.7 Capaian Sasaran Strategis 5Tabel 3.8 Perkembangan Opini BPK atas LKPD di Wilayah Provinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Tahun 2010 – 2012Tabel 3.9 Capaian Sasaran Strategis 6Tabel 3.10 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013Tabel 3.11 Capaian Sasaran Strategis 7Tabel 3.12 Capaian Sasaran Strategis 8Tabel 4.1 Pencapaian IKU Dominan Per Sasaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur vi
Daftar Bagan
Bagan 1.1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Bagan 1.2 Alur pikir penyajian LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur vii
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu dari 33
perwakilan yang dimiliki BPKP, yang memiliki tugas untuk memberikan
dukungan atas pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan
intern. Dalam menjalankan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010 – 2014 dengan
visi sebagaimana visi BPKP yaitu menjadi “Auditor Presiden yang Responsif,
Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara
yang Berkualitas”. Renstra tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam
menyusun perencanaan tahunan perwakilan yang dituangkan dalam
Perencanaan Kinerja tahunan dan Usulan PKPT. Setelah mendapatkan
persetujuan dari BPKP Pusat, perencanaan kinerja tersebut kemudian
ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (Tapkin) dan PKPT.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam Tapkin
Tahun 2013 dalam rangka pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) atas
PKPT Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Penyusunan LAKIP
mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja selama tahun 2013
menunjukkan bahwa rata-rata capaian sasaran strategis Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 adalah 99,78% yang dapat dilihat pada
Tabel RE.1.
Ringkasan Eksekutif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur viii
Tabel RE.1.Capaian Sasaran Strategis
No. Sasaran Strategis Capaian Sasaran
1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 106,52
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50% 90,96
3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranyaGood Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD
100,00
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan PemberantasanKorupsi Menjadi 80%
101,07
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda 80,00
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintahyang Profesional danKompeten pada 80% Pemda
116,67
7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90%dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
103,03
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan PengambilanKeputusan bagi Pimpinan
100,00
Rata-rata Capaian Sasaran 99,78
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang
menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam
memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran
strategis meliputi pengukuran atas realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi
capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 36 IKU yang telah ditetapkan
dalam Tapkin Tahun 2013.
Adapun rincian capaian masing-masing indikator dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Capaian Indikator Input
Capaian indikator input adalah realisasi penggunaan dana dibandingkan
targetnya. Realisasi penggunaan dana dalam tahun 2013 secara keseluruhan
mencapai Rp13.792.493.000,00 atau 97,88% dari target sebesar
Rp14.091.834.000,00. Jumlah realisasi dana tersebut, digunakan untuk
membiayai kegiatan PKPT sebesar Rp12.139.864.000,00 dan untuk kegiatan
non PKPT sebesar Rp1.652.629.000,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur ix
Selain menggunakan dana dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur, kegiatan perwakilan juga didanai dari Mitra Kerja sejumlah
Rp4.349.405.799,00
2. Capaian Kinerja Indikator Output
Capaian kinerja indikator output dalam tahun 2013 secara keseluruhan
mencapai 113,59% dari target tahun 2013. Output yang dihasilkan adalah
dalam bentuk :
- Laporan Hasil Pengawasan sebanyak 28 jenis laporan dengan jumlah
seluruhnya sebanyak 375 laporan.
- Laporan Kegiatan Dukungan berupa laporan ketata-usahaan kantor
dengan jumlah sebanyak 60 laporan.
- Pengadaan sarana dan prasarana sebanyak 25 unit alat pengolah data.
- Pembangunan fisik sebanyak satu jenis fisik bangunan dengan volume
125 m2.
Di samping output PKPT tersebut di atas, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur juga menghasilkan output dari kegiatan non PKPT
sebanyak 27 jenis laporan dengan jumlah seluruhnya 572 laporan.
3. Capaian Indikator Kinerja Utama (outcome)
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2013 dapat dijelaskan dalam
dua indikator outcome, yaitu lower outcome, dan middle outcome. Indikator
lower outcome diukur dengan “telah dimanfaatkannya output oleh pihak
yang berkepentingan”. Indikator lower outcome ini tidak ditargetkan
dalam tahun 2013, namun dapat dijelaskan dalam LAKIP ini bahwa semua
output atau 100,00% hasil pengawasan tahun 2013 telah dimanfaatkan oleh
pihak yang berkepentingan, yaitu:
- Laporan-laporan yang dikirim ke BPKP Pusat telah dimanfaatkan oleh
BPKP Pusat dalam rangka pengambilan keputusan oleh BPKP Pusat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur x
- Laporan-laporan yang dikirim ke Instansi Pemerintah Vertikal dan
Daerah di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah
imanfaatkan dalam pengambilan keputusan intansi vertikal dan instansi
daerah yang bersangkutan
- Fisik bangunan hasil pengadaan tahun 2013 telah dimanfaatkan dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas pengawasan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Indikator lower outcome tersebut tidak ditargetkan dalam tahun 2013.
Indikator outcome yang ditargetkan dalam tahun 2013 adalah Indikator
Kinerja Utama (IKU), yaitu indikator yang diteapkan dalam Tapkin BPKP
Tahun 2013. Capaian IKU tahun 2013 selanjutnya digunakan untuk menilai
Capaian Sasaran Strategis tahun 2013. Capaian masing-masing IKU tahun
2013 dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis sebagaimana digambarkan
dalam Tabel RE.1 adalah sebagai berikut :
1) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95%
LKPD” tahun 2103 sebesar 106,52% tercermin dalam capaian 7 (tujuh)
IKU sbb :
a. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan
keuangan tercapai 100,00%
b. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini WDP
tercapai 111,11%
c. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang
memperoleh opini dukungan wajar tercapai 121,95%
d. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke
pusat tercapai 100,00%
e. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat tercapai 100,00%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xi
f. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang
dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders tercapai
112,57%
g. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan
akuntansi tercapai 100,00%.
2) Capaian sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara sebesar 87,5%” tahun 2013 sebesar 90,96 tercermin dari capaian 2
(dua) IKU sbb:
a. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah
yang ditindaklanjuti tercapai 81,93%
b. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
tercapai 100,00%.
3) Capaian sasaran strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan
Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan
terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BMD”
tahun 2013 sebesar 100% tercermin dari capaian 3 (tiga) IKU sbb:
a. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM) tercapai 100,00%
b. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosiallisasi/asistensi
GCG/KPI tercapai 100,00%
c. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja 100,00%.
4) Capaian sasaran strategis “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan
K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%” tahun 2013 sebesar 101,07%
tercermin dari capaian 7 (tujuh) IKU sbb:
a. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi tercapai 100,00%
b. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang
mendapatkan Sosialisasi/ DA/Asistensi/Evaluasi FCP tercapai
50,00%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xii
c. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian
peraturan yang berpotensi TPK tercapai 0,00%
d. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian
harga tercapai 104,17%
e. Persentase pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA tercapai
103,30%
f. Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi
berwenang tercapai 250,00%
g. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat tercapai 100,00%.
5) Capaian sasaran stategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di
70% K/L/Pemda” tahun 2013 sebesar 80,00% tercermin dari capaian 3
(tiga) IKU sbb:
a. Persentase pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60
tahun 2008 tercapai 40,00%
b. Jumlah pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai
PP No.60 tahun 2008 tercapai 100,00%
c. Jumlah pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian
Intern tercapai 100,00%.
6) Capaian sasaran stategis “Meningkatanya kapasitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80%
K/L/Pemda” tahun 2013 sebesar 116,67% tercermin dari capaian IKU :
a. Persentase pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA tercapai
116,67%.
7) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Efektifitas Perencanaan
Pengawasan sebesar 90% dan Kulaitas Pengelolaan Keuangan sebesar
100%” tahaun 2013 sebesar 106,03% tercermin dari capaian 11 (sebelas)
IKU sbb:
a) Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisasi tercapai
108,99%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xiii
b. Persentase keseuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan
SAP tercapai 100,00%
c. Persentase kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan
kepegawaian tercapai 105,77%
d. Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA tercapai
100,00%
e. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran ayng
diajukan sesuai prosedur tercapai 105,92%
f. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa tercapai
114,81%
g. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana
prasarana tercapai 90,85%
h. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat tercapai
100,00%
i. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke
Puslitbangwas tercapai 100,00%
j. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment
tata kelola APIP tercapai 100,00%
k. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat tercapai
110,00%.
8) Capaian sasaran strategis “Terselenggaranya satu Sistem Dukungan
Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan” tahaun 2013 sebesar 100%
tercermin dari capaian IKU :
a. Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif tercapai
100,00%.
4. Capaian Indikator Benefit/Impact
Benefit/Impact adalah suatu kondisi yang terjadi setelah sekian tahun
dilakukan kinerja pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur. Kondisi tersebut terbentuk karena adanya multiplier effect hasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xiv
pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur selama periode 2010-2013. Capaian benefit/impact yang akan
disampaikan di bawah ini bukan semata-mata hasil kinerja pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur saja, melainkan sebagai hasil
dari kolaborasi berbagai kinerja instansi pemerintah di Provinsi Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara yang memperoleh Quality Assurance dan
Consultancy dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang pada
akhirnya menimbulkan multiplier effect hasil pengawasan dan membentuk
sebuah kondisi atau benefit/impact.
Benefit/Impact ini tidak ditargetkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2013,
namun dalam LAKIP tahun 2013 ini Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur berusaha menginformasikan beberapa indikator benefit/impact yang
diperoleh dari sumber data eksternal, a.l sebagai berikut :
1) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2013
terhadap lima belas LKPD tahun 2012 di wilayah kerja Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur, menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan
Timur telah terbebas dari opini Disclaimer. Semua pemda memperoleh
opini minimal WDP, bahkan tiga diantaranya memperoleh opini WTP
dan dua belas LKPD lainnya memperoleh opini WDP. Hal ini
menunjukkan pengawasan yang dilakukan telah membawa
benefit/impact adanya peningkatan opini sejak karena pada tahun 2010
hingga 2012 menjadi lebih baik, karena pada tahun 2010 beberapa
pemda memperoleh opini Disclaimer dan belum ada yang memperoleh
opini WTP.
2) Semakin membaiknya Dukungan Laporan Keuangan Instansi Vertikal
di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terhadap Laporan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xv
Keuangan Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(LPNK)
Kegiatan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
untuk mendukung penyusunan Laporan Keuangan Instansi Vertikal
adalah berupa bimbingan teknis maupun asistensi penatausahaan
keuangan dan penyusunan Laporan Keuangan di tingkat satuan kerja
yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Kegiatan tersebut secara tidak langsung telah memberikan andil pada
peningkatan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/LPNK yang
pada tahun 2010 sebanyak 53 Laporan Keuangan mendapatkan opini
WTP meningkat menjadi 69 Laporan Keuangan dengan opini WTP pada
tahun 2012.
3) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Usaha Milik
Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
Kondisi Laporan Keuangan BUMD di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara menunjukkan kondisi yang semakin baik.
Jika pada tahun 2010 hanya 10 Laporan Keuangan BUMD yang
mendapatkan opini WTP dari 30 BUMD, maka pada tahun 2012 naik
menjadi 16 Laporan Keuangan BUMD yang mendapatkan opini WTP.
4) Semakin membaiknya kinerja Badan Usaha Milik Daerah di Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara
Kinerja entitas BUMD di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Utara menunjukkan kondisi yang stabil, yaitu 12 BUMD memiliki
kinerja sehat sejak tahun 2010 hingga tahun 2012.
5) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xvi
Badan Layanan Umum Daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur
dan Kalimantan Utara adalah sebanyak 15 BLUD yang berbentuk RSUD.
Sedangkan yang masih dalam proses menjadi BLUD adalah sebanyak 5
buah. Secara umum kondisi Laporan Keuangan RSUD di Provinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara mengalami peningkatan, dari
sejumlah 3 Laporan Keuangan RSUD yang mendapatkan opini WTP
pada tahun 2010 naik menjadi 9 RSUD yang mendapatkan opini WTP di
tahun 2012.
6) Semakin membaiknya peran APIP Daerah di Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
Peningkatan kualitas APIP Daerah dapat dilihat antara lain dari
meningkatnya maturitas tata kelola APIP. Meskipun belum ada APIP
yang mencapai level Infrastructure secara utuh tetapi ada perbaikan di
beberapa elemen terutama pengembangan sumber daya manusia. Hal
ini tidak terlepas dari peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur yang senantiasa melakukan pembinaan terhadap APIP melalui
berbagai kegiatan pelatihan maupun bimbingan teknis lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 1
Terwujudnya good governance dalam praktik-praktik pemerintahan dan
kenegaraan merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan
kebijakan dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan akan selalu dikaitkan
dengan konsep tata kepemerintahan yang baik (good governance) dengan tiga
pilar utamanya yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas.
Asas akuntabilitas adalah salah satu asas dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah
diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Substansi dari Sistem AKIP pada intinya
adalah penyelarasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan
orientasi kepada hasil (result oriented). Proses penyelarasan ini dilakukan
melalui penyusunan suatu Rencana Stratejik dalam jangka menengah (5
tahun), Rencana Kinerja tahunan atau Penetapan Kinerja yang merupakan
kontrak kinerja, serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja tiap tahunnya.
Maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini adalah
sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Dari laporan ini diharapkan
dapat diperoleh suatu simpulan pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi serta dapat digunakan sebagai titik tolak dan bahan analisis dalam
rangka meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur di
tahun-tahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan fungsi utama
LAKIP yaitu sebagai media pertanggungjawaban dan sebagai alat untuk
meningkatkan kinerja suatu organisasi.
Bab IPendahuluan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 2
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun
2013 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND). BPKP adalah LPND yang berkedudukan dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-
286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan
BPKP. Perwakilan BPKP merupakan unit organisasi BPKP yang melaksanakan
tugas di daerah.
Berdasarkan keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001
tanggal 30 Mei 2001, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mempunyai
tugas pokok:
Untuk melaksanakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
negara serta pengurusan barang milik/kekayaan negara;
Melaksanakan pengawasan keuangan
dan pembangunan serta
penyelenggaraan akuntabilitas di
daerah sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 3
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan daerah atas permintaan
daerah;
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat
strategis dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah;
5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Pusat dan Daerah;
6. Melaksanakan pengawasan terhadap Badan Usaha Milik Negara,
Pertamina, Cabang Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja
sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah
pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara, Pertamina, Cabang
Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain
yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha
milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
8. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara,
Badan Usaha Milik Negara dan badan-badan lain yang di dalamnya
terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan
kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada
penyidik dan Instansi pemerintah lainnya;
9. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan;
10. Melaksanakan administrasi Perwakilan BPKP.
Dengan telah berubahnya paradigma sistem pertanggungjawaban/
akuntabilitas keuangan negara di Indonesia seiring reformasi di bidang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 4
keuangan negara, perubahan sangat mendasar terjadi tidak hanya dalam hal
penerapan penganggaran namun juga dalam sistem pencatatan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan atas akuntabilitas keuangan negara.
Lebih lanjut dalam reformasi di bidang keuangan negara tersebut, pemerintah
telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Dalam PP ini dinyatakan
bahwa BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden, bertugas untuk melakukan pengawasan
intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah, serta pengembangan alat kendali
Presiden dan Wakil Presiden.
Wewenang BPKP berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum, penugasan lain dari Presiden dan melakukan reviu atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Selain itu, BPKP juga memiliki tugas
untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana ditegaskan
dalam Inpres Nomor. 4 Tahun 2011.
B. Aspek Strategis Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang yang diembannya,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Tahun 2011 – 2014 yang memuat visi, misi, program dan
kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2011 – 2014 berikut target output dan
outcome yang akan dicapai.
Renstra Perwakilan tersebut telah selaras dengan Renstra BPKP dan
restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas maupun PP Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Renstra
tersebut diharapkan telah mencakup strategi penguatan BPKP ke depan yang
meliputi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 5
1. Product Differences
Kekuatan BPKP bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan.
Kualitas produk BPKP harus bersifat strategis, makro dan nasional. Tugas
BPKP bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan
keuangan negara oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan
akuntabilitas Presiden dalam menjalankan amanah rakyat.
2. Market Differences
Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali dengan baik
shareholders maupun stakeholders yang menjadi pengguna layanan BPKP
baik dari eksekutif, legislatif, yudikatif maupun badan usaha milik
negara/daerah.
3. Methodology Differences
BPKP senantiasa mengembangkan metodologi pengawasan yang
kontemporer, spesifik dan membawa manfaat, baik untuk kegiatan yang
bersifat assurance maupun consulting.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sesuai dengan Renstra, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melaksanakan kegiatan pengawasan sebagai berikut:
1. Pre-emptive
Kegiatan pre-emptive bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur
yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik,
dan pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya
penyakit birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventive
Kelompok kegiatan preventive mencakup kegiatan konsultasi manajemen
untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi
penciptaan sistem peringatan dini (early warning system) atas proses
governance, manajemen risiko dan pencegahan KKN berdasarkan pola
kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah
meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 6
3. Repressive
Kelompok kegiatan repressive berupa audit investigatif untuk
menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau
tidak diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.
Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan
dan perbuatan melawan hukum.
D. Struktur Organisasi
Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur memiliki Struktur Organisasi yang mengacu
pada Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal
30 Mei 2001 tersaji pada Bagan 1.1.
Bagan 1.1
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Dalam melaksanakan kegiatan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur pada awal tahun 2013 didukung dengan SDM sebanyak 141 orang.
Sedangkan komposisi pegawai per 31 Desember 2013 mengalami perubahan
menjadi 128 orang sebagaimana tersaji pada Tabel 1.1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 7
Tabel 1.1Perbandingan Komposisi Pegawai Tahun 2012 dan 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
No Uraian 2013 2012
1 Pejabat Struktural 10 102 Auditor 74 863 Analis Kepegawaian 2 2
4 Arsiparis 3 35 Pranata Komputer 1 16 Fungsional Umum 12 147 Calon Auditor 26 25
Jumlah 128 141
E. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya LAKIP ini bertujuan mengkomunikasikan kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2013. Capaian
kinerja (performance result) dalam tahun 2013 tersebut dibandingkan dengan
Rencana Kinerja (Performance Plan) sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap)
bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.
Alur pikir penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur dapat diilustrasikan dalam Bagan 1.2.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 8
Bagan 1.2
Alur Pikir Penyajian LAKIP
Referensi Bab
PENDAHULUAN Bab I
Bab IVPENUTUP
RencanaStrategis2011-2014
PerjanjianKinerja/PenetapanKinerja 2013
Bab II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab IIIAKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 9
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi berpedoman pada rencana stratejik BPKP yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 4 (empat)
tahun, yaitu untuk tahun 2011–2014 dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Renstra
Tahun 2011 – 2014 dan telah selaras dengan Renstra BPKP Pusat periode
2011 – 2014 yang mengalami perubahan yang signifikan diselaraskan dengan
restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas dan adanya mandat
baru BPKP seiring dengan terbitnya PPNomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Dalam tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai
suatu instansi yang merupakan perpanjangan tangan dari BPKP Pusat,
mempunyai tugas mewujudkan Rencana Stratejik yang telah dirumuskan
BPKP Pusat. Rencana Stratejik tersebut dijadikan acuan dalam menyusun
Rencana Kinerja (Performance Plan) Tahun 2013, dimodifikasi dengan Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2013, dan Penetapan Kinerja
(Tapkin) tahun 2013.
A. Rencana Strategis 2011 - 2014
1. Pernyataan Visi
Dengan memperhatikan posisi dan mandat yang diterima Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwakilan BPKP Pusat, serta
Bab IIPerencanaan dan
Perjanjian Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 10
melihat latar belakang dan mencermati isu-isu stratejik yang muncul, visi yang
akan diuraikan ini adalah visi dari BPKP, sebagai berikut:
Pernyataan visi tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam
membangun pemerintahan yang baik dan bersih dan meningkatkan
kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.
2. Responsif, tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah dan
segera memberikan masukan.
3. Interaktif, memperhatikan kepentingan atau kebutuhan stakeholders. BPKP
akan menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam
menjalankan perannya.
4. Terpercaya, adanya kepercayaan akan mendorong stakeholders untuk
memanfaatkan BPKP. Kepercayaan akan timbul jika BPKP terus menjaga
profesionalisme, kompetensi, dan integritas.
2. Pernyataan Misi
Untuk mendukung visi tersebut di atas yang berorientasi pada
perwujudan tujuan akhir dari keberadaan BPKP, maka visi tersebut
dirumuskan menjadi beberapa misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan
bebas KKN
Misi ini menjelaskan bahwa peran BPKP sebagai pengawas intern
pemerintah sesuai PP Nomor 60 tahun 2008 mempunyai tugas melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercayauntuk mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang
berkualitas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 11
lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain
berdasarkan penugasan Presiden. Tugas tersebut bertujuan mendorong
meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kinerja
program Pemerintah, dan mewujudkan iklim yang mencegah KKN. Hal
tesebut erat kaitannya dengan fungsi utama auditor internal di bidang good
governance, pengelolaan risiko, dan penerapan sistem pengendalian dalam
rangka mengamankan aset dan mencegah kecurangan yang mungkin
terjadi.
2. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan penyelenggaraan SPIP,
adalah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi SPIP, pendidikan dan
pelatihan SPIP, serta bimbingan dan konsultasi SPIP. Kegiatan-kegiatan
tersebut bertujuan agar SPIP dapat segera diterapkan pada instansi
pemerintah daerah dan instansi vertikal di daerah.
3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten
Pengembangan kemampuan sumber daya manusia baik internal maupun
eksternal dilaksanakan melalui pembinaan kompetensi Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP), pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA),
penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, serta
sinergi dengan APIP lainnya.
4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi auditor/pemerintah
Sistem dukungan untuk pengambilan keputusan yang terintegrasi dan
andal harus dikuasai BPKP. Pengelolaan data dan informasi dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga pengambilan keputusan oleh auditor/
pemerintah dilaksanakan dengan cepat dan optimal.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 12
BPKP telah memiliki nilai-nilai luhur yang diharapkan dapat mengilhami
seluruh staf BPKP dalam memaknai visi dan misi BPKP. Kata kunci yang
mengandung nilai-nilai luhur tersebut adalah PIONIR yang terdiri atas:
Profesional: profesional birokrat, kompetensi teknis/sertifikasi, proses
internal, kepatuhan pada standar profesi dan kode etik ataupun ketentuan
perundang-undangan.
Integritas: kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan konsekuen.
Orientasi pada pengguna: mengutamakan dan memperhatikan kebutuhan
pengguna.
Nurani dan Akal Sehat: etika pengawasan pada tahapnya yang tertinggi,
minimalisasi distorsi, mengutamakan esensi, nilai untuk bertindak
proporsional.
Independen: independen dalam sikap dan penampilan.
Responsibel: obligation to act – obligation to answer, kewajiban untuk
bertindak sesuai dengan tanggung jawabnya serta menjelaskan/menjawab
apa yang telah dilaksanakan.
3. Tujuan Strategis
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah
ditetapkan, serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.
Dalam penetapan tujuan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
mengadopsi konsep Balanced Score Card (BSC) dengan beberapa modifikasi
disesuaikan dengan karakteristik Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis
yang berorientasi kepada profit, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder
dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna
Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 13
tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder
utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan
tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tercermin dalam tujuan-tujuan
strategis sebagai berikut:
1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;
2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik;
3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah;
4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah;
5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten;
6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi Presiden/Pemerintah.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun
waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis
merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran
strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini,
dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur untuk tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD;
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
75% BUMN/BUMD;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 14
4) Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;
5) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% Pemda;
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%.
8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi
pimpinan.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama (outcome) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi
stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program
dan kegiatan yang mendukung program tersebut. Indikator ini digunakan
untuk mengukur keberhasilan program, sedangkan keberhasilan kegiatan
diukur dengan indikator keluaran (output).
Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Kalimantan Timur dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 15
Tabel 2.1Indikator Kinerja Utama Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan TimurNo. Indikator Kinerja Utama
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opinidukungan wajar
1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam
1.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian
1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan oleh stakeholders
1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Keuangan Daerah
1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian
1.1.6.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
1.1.7.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
1.1.7.2 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yangditindaklanjuti
1.2.1.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Perekonomian
1.2.1.2 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
1.2.2.1 Laporan hasil pengawasan BUN bidang perekonomian
1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam
1.2.2.3 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%.Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75%
BUMN/BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 16
No. Indikator Kinerja Utama
2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapankasus yang merugikan keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda,BUMN/BUMdalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%
3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturanyang berpotensi TPK.
3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan
3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim
3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberianketerangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
3.1.5.2 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberianketerangan ahli atas permintaan Instansi lainnya
3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
3.1.7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
3.1.7.1 Laporan hasil peer review atas laporan penugasan investigasi
Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;
Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda
4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
4.1.1.1 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah
4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60Tahun 2008
4.1.2.1 Jumlah K/L dan Pemda yang mendapatkan sosialisasi SPIP bidang Polsoskam
4.1.3 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
4.1.3.1 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Polsoskam
Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dankompeten;
Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yangprofesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dankualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 17
No. Indikator Kinerja Utama
5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
5.2.4 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA
5.2.5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukansesuai prosedur
5.2.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
5.2.7 Persentase pemanfaatan aset
5.2.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
5.2.8.1 Jumlah Sarana Prasarana
5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
5.2.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
5.2.11.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.11.2 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagiPresiden/Pemerintah.
Sasaran strategis 6.1: Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagipimpinan
6.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
6.1.1.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Keterangan:Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putihmerupakan kode IKU Output.
6. Program dan Kegiatan
Implementasi penjabaran Rencana Stratejik dalam rangka mencapai visi
dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dituangkan dalam
dokumen perencanaan berupa Penetapan Kinerja Tahun 2013. Penetapan
Kinerja ini merupakan sebuah bentuk Rencana Kinerja Tahunan yang di
dalamnya memuat rumusan indikator kinerja utama (outcome) beserta
targetnya. Indikator kinerja outcome diimplementasikan ke dalam program dan
kegiatan. Program dan kegiatan diukur dengan indikator kinerja output.
Program Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013
sebagai penjabaran dari tujuan stratejik adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP.
2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 18
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara.
Program pertama dilaksanakan melalui 315 kegiatan, program kedua
dilaksanakan melalui 60 kegiatan, program ketiga dilaksanakan melalui 2
kegiatan.
Dengan Penetapan Kinerja, diharapkan penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat lebih terarah
dan terdapat tolok ukur bagi manajemen untuk memastikan bahwa
pelaksanaan program dan kegiatan telah selaras dengan upaya pencapaian visi
dan misi BPKP. Penetapan Kinerja tahun 2013 juga merupakan komitmen
seluruh unsur Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai
target kinerja yang telah ditetapkan.
B. Perjanjian Kinerja 2013
Untuk dapat mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana
Stratejik tahun 2013 di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
menetapkan target untuk masing-masing kegiatan yang harus dicapai sebagai
pelaksanaan dari program.Target ini dituangkan dalam dokumen Penetapan
Kinerja (Performance Plan) tahun 2013 sebagaimana tersaji pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2Penetapan Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampinganpenyusunan laporan keuangan
Persen 100
1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunanLKKL bidang Perekonomian
Lap 3
1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunanLKKL bidang Polsoskam
Lap 11
1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperolehopini minimal WDP
Persen 90
1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Lap 9
1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukungan wajar
Persen 82
1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Lap 9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 19
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yangdisampaikan ke Pusat
Persen 100
1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidangPolsoskam
Lap 33
1.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintas sektor BidangPerekonomian
Lap 10
1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang KeuanganDaerah
Lap 7
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presidenyang disampaikan ke Pusat
Persen 100
1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presidenBidang Keuangan Daerah
Lap 11
1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presidenBidang Polsoskam
Lap 10
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahan pengambilan keputusan olehstakeholders
Persen 86,67
1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Perekonomian
Lap 1
1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Polsoskam
Lap 1
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi
Persen 100
1.1.7.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Lap 18
Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaannegara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen 80
1.2.1.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negaraBidang Perekonomian
Lap 1
1.2.1.2 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negarabidang Polsoskam
Lap 1
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan kePusat
Persen 100
1.2.2.1 Laporan hasil pengawasan BUN bidang perekonomian Lap 1
1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam Lap 9
1.2.2.3 Laporan hasil pengawasan BUN bidang KeuanganDaerah
Lap 44
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%.Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
75% BUMN/BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuaiStandar Pelayanan Minimal
Persen 100
2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publikbidang Keuangan Daerah
Lap 16
2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi GCG/KPI
Persen 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 20
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Lap 6
2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 100
2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Lap 16
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapankasus yang merugikan keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,BUMN/BUMdalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan SosialisasiProgram Anti Korupsi.
KelompokMasyarakat
2
3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Lap 6
3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraudyang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasiFCP
Instansi 2
3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Lap 4
3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yangdilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1
3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan Lap 1
3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim danpenyesuaian harga
Persen 84
3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi danKlaim
Lap 4
3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persen 85
3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugiannegara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaanInstansi Penyidik
Lap 50
3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK olehinstansi berwenang
Persen 40
3.1.7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persen 100
3.1.7.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugiannegara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaanInstansi lainnya
Lap 4
Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;
Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda
4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 50
4.1.1.1 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIPbidang Keuangan Daerah
Lap 16
4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan AsistensiPenyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 3
4.1.3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring SistemPengendalian Intern
Pemda 10
Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesionaldan kompeten;
Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yangprofesional dan kompeten pada 80% Pemda
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 21
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapanJFA
Persen 40
5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIPDaerah
Kegiatan 9
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dankualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yangterealisasi
Persen 90
5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan PerwakilanBPKP dengan SAP
Persen 100
5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanankepegawaian
skala likert1-10
7,1
5.2.4 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persen 100
5.2.5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuai Prosedur
skala likert1-10
7,1
5.2.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di mediamassa
Jumlahberita
54
5.2.7 Persentase pemanfaatan aset Persen 100
5.2.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanansarpras
skala likert1-10
7,1
5.2.8.1 Jumlah Sarana Prasarana Unit 15
5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil auditInspektorat
Persen 100
5.2.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan kepuslitbangwas
TopikPenelitian
1
5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
InstansiAPIP
14
5.2.11.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIPDaerah
Kegiatan 2
5.2.11.2 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 2
5.2.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditorbersertifikat
skala likert1-10
7
Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagiPresiden/Pemerintah.
Sasaran strategis 6.1: Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusanbagi pimpinan
6.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Persen 100
6.1.1.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60
Keterangan:Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putihmerupakan IKU Output.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 22
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana dinyatakan
dalam keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei
2001 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan
pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara umum, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
memenuhi tugas dan fungsi yang dibebankan. Hal ini tercermin dari dapat
dicapainya 8 (delapan) sasaran strategis, yang kemudian dilaksanakan dalam
3 (tiga) program pada tahun 2013. Ikhtisar pencapaian sasaran strategis dapat
dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan perbandingan capaian indikator kinerja
outcome tahun2013 dan target Renstra tahun 2014 tersaji dalam Lampiran 2.
A. Capaian Kinerja
Kelompok indikator kinerja yang digunakan adalah indikator kinerja
outcome dari sasaran strategis. Keseluruhan kelompok indikator kinerja
tersebutdirumuskan berdasarkan perumusan dari BPKP Pusat.
Indikator kinerja input adalah sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator
input yang digunakan adalah dana dengan satuan rupiah yaitu besarnya dana
yang digunakan untuk membiayai suatu kegiatandan penggunaan SDM
dengan satuan hari pengawasan (HP).
Indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis
kegiatan yang dilaksanakan, seperti jumlah laporan hasil pelaksanaan
asistensi/bimbingan teknis penyusunan Renstra, LAKIP, Neraca, Laporan
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 23
Pertanggungjawaban Kepala Daerah, Laporan Hasil Evaluasi dan Audit yang
diterbitkan, dan sebagainya.
Indikator outcome adalah indikator yang mengambarkan berfungsinya
suatu output, antara lain persentase atau perbandingan antara jumlah IPP/IPD
yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan dengan
jumlah keseluruhan IPP/IPD yang didampingi di Provinsi Kalimantan Timur,
persentase jumlah IPD/BUMD yang mendapat opini laporan keuangan
minimal WDP, laporan pengawasan IPP/IPD/BUMD tentang peningkatan
akuntabilitas keuangan negara/daerah, tata kelola pemerintahan/korporasi
yang baik, dan sebagainya.
Indikator kinerja outcome yang diukur sebanyak 36 indikator seluruhnya
merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari IKU tersebut 12 merupakan
IKU dominan yaitu IKU yang secara langsung menentukan ketercapaian
sasaran strategis. Sedangkan 24 IKU merupakan IKU selain IKU dominan yang
juga membentuk sasaran strategis walaupun tidak secara langsung
menentukan ketercapaian sasaran strategis.
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun
2013 secara keseluruhan adalah sebesar 99,78% dari 36 Indikator Kinerja Utama
(IKU). Nilai capaian tersebut merupakan rata-rata capaian seluruh indikator
outcome yang ditetapkan. Capaian per sasaran strategis pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1Capaian Per Sasaran Strategis Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunanlaporan keuangan
Persen 100,00 100,00 100,00
1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL bidangPerekonomian
Lap 3 3 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 24
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL bidangPolsoskam
Lap 12 12 100,00
1.1.2 Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP
Persen 90,00 100,00 111,11
1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensipenyusunan LKPD
Lap 13 14 107,69
1.1.3 Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukungan wajar
Persen 82,00 100,00 121,95
1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atasProyek PHLN
Lap 9 9 100,00
1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintassektor yang disampaikan ke Pusat
Persen 100,00 100,00 100,00
1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintassektor bidang Polsoskam
Lap 33 33 100,00
1.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintassektor bidang Perekonomian
Lap 10 10 100,00
1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintassektor bidang Keuangan Daerah
Lap 7 7 100,00
1.1.5 Persentase hasil pengawasan ataspermintaan Presiden yangdisampaikan ke Pusat
Persen 100,00 100,00 100,00
1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan ataspermintaan presiden BidangKeuangan Daerah
Lap 11 11 100,00
1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan ataspermintaan presiden BidangPolsoskam
Lap 10 11 110,00
1.1.6 Persentase hasil pengawasan ataspermintaan stakeholders yangdijadikan bahan pengambilankeputusan oleh stakeholders
Persen 86,67 97,56 112,57
1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan ataspermintaan stakeholder bidangPerekonomian
Lap 1 8 800,00
1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan ataspermintaan stakeholder bidangPolsoskam
Lap 1 1 100,00
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraanakuntansi
Persen 100,00 100,00 100,00
1.1.7.1 Laporan hasil bimtek/ asistensipenyusunan LK BUMD
Lap 18 18 100,00
Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 25
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
1.2.1 Persentase hasil pengawasanoptimalisasi penerimaannegara/daerah yangditindaklanjuti
Persen 80,00 65,54 81,93
1.2.1.1 Laporan hasil pengawasan ataspenerimaan negara bidangPerekonomian
Lap 1 1 100,00
1.2.1.2 Laporan hasil pengawasan ataspenerimaan negara bidangPolsoskam
Lap 1 1 100,00
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUNyang disampaikan ke Pusat
Persen 100,00 100,00 100,00
1.2.2.1 Laporan hasil pengawasan BUNbidang perekonomian
Lap 1 2 200,00
1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUNbidang Polsoskam
Lap 8 62 775,00
1.2.2.3 Laporan hasil pengawasan BUNbidang Keuangan Daerah
Lap 44 44 100,00
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%.Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
75% BUMN/BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakanpelayanan sesuai StandarPelayanan Minimal
Persen 100,00 100,00 100,00
2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan ataskinerja pelayanan publik bidangKeuangan Daerah
Lap 12 13 108,33
2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yangdilakukan sosialisasi/asistensiGCG/KPI
Persen 100,00 100,00 100,00
2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensiGCG/KPI sektor korporat
Lap 6 6 100,00
2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukanaudit kinerja
Persen 100,00 100,00 100,00
2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan ataskinerja BUMD
Lap 16 16 100,00
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapankasus yang merugikan keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
3.1.1 Kelompok Masyarakat yangmendapatkan Sosialisasi ProgramAnti Korupsi.
KelompokMasyarak
at
2 2 100,00
3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalahkorupsi
Lap 6 6 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 26
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yangmendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasiFCP
Instansi 2 1 50,00
3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensiimplementasi FCP
Lap 4 3 75,00
3.1.3 JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1 0 0,00
3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan Lap 1 0 0,00
3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasanHKP, klaim dan penyesuaian harga
Persen 84,00 87,50 104,17
3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atasHKP, Eskalasi dan Klaim
Lap 4 4 100,00
3.1.5 Persentase pelaksanaan auditinvestigasi /PKKN/PKA
Persen 85,00 87,80 103,30
3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi,perhitungan kerugian negara, danpemberian keterangan ahli ataspermintaan Instansi Penyidik
Lap 51 50 98,04
3.1.6 Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK oleh instansiberwenang
Persen 40,00 100,00 250,00
3.1.7 Persentase hasil telaahanpengaduan masyarakat
Persen 100,00 100,00 100,00
3.1.7.1 Laporan hasil audit investigasi,perhitungan kerugian negara, danpemberian keterangan ahli ataspermintaan Instansi lainnya
Lap 3 1 33,33
Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;
Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda
4.1.1 Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun 2008
Persen 50,00 20,00 40,00
4.1.1.1 Laporan dukungan pembinaanpenyelenggaraan SPIP bidangKeuangan Daerah
Lap 16 16 100,00
4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penyelenggaraan SPIPsesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 3 3 100,00
4.1.3 Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring Sistem PengendalianIntern
Pemda 10 10 100,00
Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesionaldan kompeten;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 27
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yangprofesional dan kompeten pada 80% Pemda
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukanasistensi penerapan JFA
Persen 40,00 46,67 116,67
5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtekpenerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 9 9 100,00
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dankualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
5.2.1 Persentase jumlah rencanapenugasan pengawasan yangterealisasi
Persen 90,00 98,10 108,99
5.2.2 Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP
Persen 100,00 100,00 100,00
5.2.3 Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanankepegawaian
skalalikert 1-10
7,1 7,51 105,77
5.2.4 Persentase pagu dana yang tidakdiblokir dalam DIPA
Persen 100,00 100,00 100,00
5.2.5 Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuaiprosedur
skalalikert 1-10
7,1 7,52 105,92
5.2.6 Jumlah publikasi kegiatanperwakilan BPKP di media massa
Jumlahberita
54 62 114,81
5.2.7 Persentase pemanfaatan aset Persen 100,00 100,00 100,00
5.2.8 Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanansarpras
skalalikert 1-10
7,1 6,45 90,85
5.2.8.2 Jumlah Sarana Prasarana Unit 15 25 166,67
5.2.8.3 Gedung/Bangunan M2 125 125 100,00
5.2.9 Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat
Persen 100,00 100,00 100,00
5.2.10 Jumlah masukan topik penelitianyang disampaikan kepuslitbangwas
TopikPenelitian
1 1 100,00
5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessmenttata kelola APIP
InstansiAPIP
14 14 100,00
5.2.11.1 Jumlah sosialisasi dan bimtekpenerapan tatakelola APIP Daerah
Kegiatan 2 2 100,00
5.2.11.2 Laporan evaluasi penerapantatakelola APIP Daerah
Laporan 2 2 100,00
5.2.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemdaatas auditor bersertifikat
skalalikert 1-10
7,0 7,7 110,00
Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagiPresiden/Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 28
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
Sasaran strategis 6.1: Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusanbagi pimpinan
6.1.1 Jumlah Sistem Informasi yangdimanfaatkan secara efektif
Persen 100,00 100,00 100,00
6.1.1.1 Laporan Dukungan ManajemenPerwakilan BPKP
Laporan 60 60 100,00
Keterangan:Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putihmerupakan IKU Output (capaian PKP2T).
Capaian sasaran tersebut di atas, selain didukung oleh pelaksanaan penugasan
PKP2T juga didukung dengan penugasan non PKP2T sebagaimana terdapat
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2Capaian Penugasan Non PKP2T Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan TimurNo. Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi
1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunanLKKL bidang Perekonomian
Lap 9
1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunanLKKL bidang Polsoskam
Lap 62
1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Lap 143
1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opinidukungan wajar
1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Lap 81.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam Lap 81.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang
PerekonomianLap 11
1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang KeuanganDaerah
Lap 3
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presidenBidang Keuangan Daerah
Lap 7
1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presidenBidang Polsoskam
Lap 1
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan oleh stakeholders
1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Perekonomian
Lap 1
1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Polsoskam
Lap 42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 29
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi
1.1.6.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderBidang Keuangan Daerah
Lap 7
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
1.1.7.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Lap 871.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti
1.2.1.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidangPerekonomian
Lap 1
1.2.1.2 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidangPolsoskam
Lap 3
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
1.2.2.1 Laporan hasil pengawasan BUN bidang perekonomian Lap 7
1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam Lap 11
1.2.2.3 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Lap 42.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publikbidang Keuangan Daerah
Lap 40
2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Lap 292.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Lap 13.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Lap 43.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Lap 03.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan
yang berpotensi TPK.
3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan Lap 0
3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi danKlaim
Lap 8
3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugiannegara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaanInstansi Penyidik
Lap 32
3.1.7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
3.1.7.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugiannegara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaanInstansi lainnya
Lap 0
3.1.7.2 Laporan hasil peer review atas laporan penugasaninvestigasi
Lap 2
4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
4.1.1.1 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIPbidang Polsoskam
Lap 2
4.1.1.2 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIPbidang Keuangan Daerah
Lap 40
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 30
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi
5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah Kegiatan 0
5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
InstansiAPIP
5.2.11.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIPDaerah
Kegiatan 0
5.2.11.2 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 0
B. Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,
khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap
sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU selain IKU dominan
yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun
berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis
dilakukan dengan mengaitkan kemungkinan tercapainya sasaran Renstra
Tahun 2014.
Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai alat untuk mewujudkan tujuan
strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/
Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat,
kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah merupakan tekad Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya
strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran
ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur sehingga dapat melakukan pendampingan
penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh
K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 31
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini
yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas, 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”
diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya selain IKU dominan, realisasi
IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan
dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3Capaian Sasaran Strategis 1
Indikator Kinerja Utama SatuanTarget
2013Kinerja
2013Capaian
2013Target
2014
Capaians.d. 2013–
Target2014
1 2 3 4 5=4/3 6 7
1. Persentase IPP yang
mendapat pendampinganpenyusunan laporankeuangan
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 93,02
2. Persentase IPD yang laporankeuangannya memperolehopini minimal WDP
Persen 90,00 100,00 111,11 95,00 105,26
3. Persentase jumlah laporan
keuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukunganwajar
Persen 82,00 82,00 100,00 82,00 121,95
4. Persentase hasil pengawasanlintas sektor yangdisampaikan ke Pusat
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
5. Persentase hasil pengawasan
atas permintaan Presidenyang disampaikan ke Pusat
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
6. Persentase hasil pengawasan
atas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahanpengambilan keputusan oleh
stakeholders
Persen 86,67 97,56 112,57 93,33 89,55
7. Persentase BUMD yang
mendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 97,62
Secara keseluruhan dari tabel tersebut terlihat bahwa dua IKU dominan
sasaran strategis tahun 2013 tercapai 105,56%. Secara keseluruhan dengan
tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 106,52%. Uraian masing-masing capaian
IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 32
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan pendampingan
atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) pendukung dalam
rangka pelaksanaan pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk membantu terlaksananya penyelenggaraan
akuntansi dan penyajian LKPP sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% sesuai dengan target 100,00%.
Dibandingkan dengan tahun 2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami
kenaikan sebesar 6,67%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar
93,02% masih di bawah target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar
100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp238.689.000,00 atau 187,24% dari anggarannya sebesar Rp124.475.000,00
dan menyerap SDM sebanyak 1.191 OH atau 433,09% dari rencananya
sebanyak 275 OH, serta menghasilkan output berupa 86 laporan terdiri dari
PKP2T sebanyak 15 Laporan, dan Non PKP2T sebanyak 71 Laporan.
2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal
WDP
Selain Instansi Pemerintah Pusat (IPP), BPKP juga berupaya mendorong
akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan
IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang
laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan
dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh BPKP.
Dalam tahun 2013, 100% atau seluruh laporan keuangan IPD (sebanyak 15
IPD) di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memperoleh
opini minimal WDP. Capaian indikator IKU dibandingkan dengan target
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 33
adalah 111,11% yaitu terealisasi 100% dari target 90%. Dari lima belas
pemerintah daerah diantaranya sebanyak tiga pemda memperoleh opini
WTP yaitu, Kota Tarakan, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Provinsi
Kalimantan Timur. Sedangkan dua belas pemerintah daerah lainnya
memperoleh opini WDP. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan yang
dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berjalan
dengan baik.
Capaian tahun 2013 mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun
2012. Pada tahun 2012 capaian kinerja IKU ini adalah 69,23% naik menjadi
100,00% pada tahun 2013. Capaian kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 100%
telah melebihi target Renstra tahun 2014 sebesar 95%.
Dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada
SKPD dan satker di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan secara
aktif melalui kegiatan pendampingan dan asistensi kepada pemerintah
daerah dan kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman
atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dengan pemerintah daerah. Pada tahun 2013 telah
dilakukan penandatanganan MoU dengan dua daerah otonomi baru, yaitu
Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Mahakam Ulu serta
perpanjangan MoU dengan dua pemerintah daerah, yaitu Kabupaten Kutai
Kartanegara dan Kota Bontang.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2013 adalah sebagai
berikut:
a. Penguatan SPIP pada pemerintah daerah melalui kegiatan sosialisasi,
bimbingan teknis, dan pemetaan penerapan SPIP. Hasilnya sampai
dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 34
b.
No Uraian / Dokumen SPIP Jumlah Pemda
1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 15
2. Diagnostic Assessment (DA) SPIP 11
3. Monitoring perbaikan SPIP 8
4. Monitoring lanjutan SPIP 3
5.Perkada/keputusan kepala daerah tentang
petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan SPIP7
6. Grand design SPIP 2
7. Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 2
c. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada
lima belas pemerintah daerah meliputi antara lain penyusunan
anggaran, penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan dengan
aplikasi SIMDA, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD.
d. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2012 dengan Inspektorat Provinsi/
Kota/Kabupaten pada tujuh pemerintah daerah yaitu pada Pemerintah
Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan,
Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten
Kutai Timur, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Langkah strategis yang diperlukan dalam upaya mempertahankan capaian
tersebut pada tahun 2014 yaitu dengan mengoptimalkan penyelenggaraan
SPIP secara komprehensif. Selain itu perlu dilakukan pendampingan ke
pemerintah daerah di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
terutama dalam pengembangan kompetensi SDM pengelola keuangan dan
aset pemerintah daerah, serta penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (berbasis akrual).
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp329.012.000,00 atau 115,89% dari anggaran sebesar Rp283.909.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 2.990 OH atau 263.44% dari rencana
sebanyak 1.135 OH, serta menghasilkan output berupa 156 laporan terdiri
dari PKP2T sebanyak 142 Laporan, dan Non PKP2T sebanyak 14 Laporan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 35
3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh
opini dukungan wajar
IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh
opini dukungan wajar” merupakan IKU dalam pencapaian Sasaran
Strategis 1. IKU ini diukur dari ketepatan waktu penyampaian laporan
audit dukungan atas keuangan proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN).
Realisasi IKU ini tahun 2013 sebesar 100,00%, melebihi dari target 82,00%.
Dengan demikian capaian IKU tahun 2013 sebesar 121,95% dari target.
Capaian lebih besar 21,95% dari target karena keberhasilan pembinaan
proyek PHLN dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).
Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit)
laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun 2013 yang terdiri atas:
a) PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan
No. 7504-ID.
b) PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan
No.7505-ID.
c) Program SMK-SBI ADB Indonesia Vocational Educational Strengthening
Project (INVEST) yang dananya bersumber dari Loan ADB No. 2416-
INO.
d) Dam Operational Improvement and Safety Project(DOISP) yang dananya
bersumber dari Loan IBRD Nomor 7669-ID.
Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah
dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun masih
terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, antara lain kelebihan
pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan terhadap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 36
ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang kurang dimanfaatkan. Hasil
audit yang menjadi temuan penghematan keuangan negara sebesar
Rp189.933.580,00, dari jumlah tersebut sebesar Rp18.144.500,00 telah
ditindaklanjuti pada tahun berjalan 2013.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% sama dengan capaian tahun 2012.
Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 100,00 telah melampau
target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 82,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp137.136.000,00 atau 180,74% dari anggaran sebesar Rp75.875.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 824 OH atau 163,17% dari rencana
sebanyak 505 OH, serta menghasilkan output berupa 17 laporan terdiri dari
PKP2T sebanyak 9 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 8 Laporan.
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP
mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi
dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral
dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas
program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan
berbagai aspek dapat dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur.
IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke
Pusat” diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat
dibandingkan target laporan dari pusat, dengan target kinerja 100,00%.
Dalam tahun 2013, persentase laporan yang telah dikirim adalah sebesar
100,00%. BPKP Pusat menargetkan 32 laporan hasil pengawasan lintas
sektor pada tahun 2013 dan seluruh laporan yang ditargetkan tersebut telah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 37
dikirim dengan tepat waktu. Jika dibandingkan dengan targetnya, maka
capaian IKU ini sebesar 100,00%. Capaian tersebut sekaligus juga telah
memenuhi target Renstra tahun 2014.
Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target
IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa
penyempurnaan pelaksanaan pengawasan yang interaktif dengan auditan
(dengan media Kerangka Acuan Pengawasan) sehingga setiap
permasalahan yang dijumpai selama penugasan selalu dikomunikasikan.
Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada
keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program
tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan
obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai
tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat
pengendalian kebijakan.
Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan
pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2013 melakukan pengawasan
pada pelaksanaan program-program strategis. Program-program strategis
ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional. Dalam
laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau
berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Utara.
Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada
audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas
sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam
rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).
Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan 2013
diuraikan sebagai berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 38
1) Audit operasional atas dana dekonsentrasi dan tugas perbantuan
Kementerian Sosial.
2) Audit kinerja atas program RASKIN.
3) Audit operasional atas penyelenggaraan ibadah haji.
4) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan.
5) Audit Kinerja atas Program Peningkatan Kesehatan berupa Bantuan
Operasional Kesehatan.
6) Pengawasan atas program di bidang pendidikan pada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
7) Reviu usulan harga pokok pupuk bersubsidi Tahun 2014.
Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program prioritas
sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan
dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang ditemukan
telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung jawab program
terkait.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan
dana sebesar Rp399.620.000,00 atau 53,81% dari anggaran sebesar
Rp742.657.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.486 OH atau
81,29% dari rencana sebanyak 3.058 OH, serta menghasilkan output berupa
72 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 50 Laporan dan Non PKP2T
sebanyak 22 Laporan.
5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan
ke Pusat
IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis
1 dalam rangka pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya
berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat
(2) butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 39
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim
ke pusat dibandingkan target laporan dari pusat atas penugasan-penugasan
berdasarkan permintaan Presiden, dengan target kinerja untuk tahun 2013
adalah 100,00%.
Jumlah laporan pengawasan atas permintaan Presiden yang diterbitkan
pada tahun 2013 adalah sebanyak 11 dan seluruhnya telah disampaikan ke
BPKP Pusat. Capaian IKU tahun 2013 sebesar 100,00% telah mencapai
target sebesar 100,00%.
Dalam tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
melakukan pengawasan atas perintah presiden dalam bentuk monitoring
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional pada beberapa kementerian/
lembaga, yang merupakan pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan
dan pengendalian dengan Unit Kerja Presiden Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan (UKP4). Kegiatan monitoring tersebut
dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Penajam Paser
Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten
Bulungan, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota
Samarinda, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan.
Hasil monitoring telah disampaikan kepada UKP4 sebagai bahan laporan
kepada Presiden.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 telah mencapai target pada akhir
periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp266.270.000,00 atau 108,16% dari anggaran sebesar Rp245.161.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.410 OH atau 171,12% dari rencana
sebanyak 824 OH, serta menghasilkan output berupa 30 laporan terdiri dari
PKP2T sebanyak 22 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 8 Laporan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 40
6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang
dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan
IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar
86,67%. IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan
pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu (sesuai
Rencana Penerbitan Laporan (RPL) dalam KM4).
Dari laporan pengawasan atas permintaan stakeholder dalam periode tahun
2013 sebanyak 45 buah, hanya satu laporan yang terbit melampaui RPLnya.
Dengan demikian sebanyak 44 laporan telah terbit tepat waktu, sehingga
dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders. Realisasi
IKU sebesar 97,56% dibandingkan dengan targetnya sebesar 86,67%, maka
capaian IKU adalah sebesar 112,57%.
Hasil pengawasan atas permintaan stakeholder kepada Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur yuang menonjol dalam tahun 2013 antara lain :
- Audit hibah BMN pada Kemenakertrans,
- Proses seleksi CPNS Tahun 2013,
- Audit pemenuhan kewajiban pajak bahan bakar
- Verifikasi pelaksanaan sisa pekerjaan di Universitas Borneo
- Probity Audit terhadap Proses lelang Pembangunan Jembatan Mahkota II
Kota Samarinda yang menghubungkan Samarinda kota dengan
Samarinda Seberang
- Probity Audit terhadap Proses lelang Peningkatan Jalan Padat Karya
(Sempaja) dan rehabilitasi/pemeliharaan jalan Lambung Mangkurat
- QA Probity Audit Inspektorat Kaltim terhadap kegiatan pembangunan
konstruksi sisi udara Bandara Samarinda Baru, pembangunan jembatan
Pulau Balang bentang pendek (400 M) yang menghubungkan Kota
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 41
Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, dan pembangunan
education centre;
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 83,58% masih di bawah
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 93,33%.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan
dana sebesar Rp138.899.000,00 atau 248,63% dari anggaran sebesar
Rp55.865.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 884 OH atau 971,43%
dari rencana sebanyak 91 OH, serta menghasilkan output berupa 59 laporan
terdiri dari PKP2T sebanyak 9 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 50
Laporan.
7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan
akuntansi
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun
2004 Pasal 58 ayat (2), Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang
wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan,
dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada
umumnya masih belum memadai,Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan
Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum. Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung
pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang
mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”. IKU ini diukur
dengan menghitung jumlah BUMD (PDAM) yang mendapatkan
pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh
BUMD (PDAM) di wilayah kerja perwakilan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 42
Sampai dengan akhir tahun 2013 Perwakilan BPKP telah menandatangani
MOU dengan 13 PDAM, sebagai upaya peningkatan kualitas akuntabilitas
keuangan daerah di BUMD.
Selain PDAM, terdapat 4 BUMD (Perusda) yang berdiri di wilayah kerja
perwakilan, dan seluruhnya mendapat pendampingan penyelenggaraan
akuntansi.
Laporan Keuangan PDAM yang mendapatkan opini WTP sebanyak empat
PDAM yaitu Kabupaten Nunukan, Kota Samarinda, Kota Balikpapan dan
Kabupaten Paser. Sedangkan sembilan PDAM lainnya mendapatkan opini
WDP.
Selain itu, tujuh PDAM telah menggunakan aplikasi billing system, yaitu
PDAM Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang, Tarakan dan Kabupaten
Kutai Timur, Berau, serta Paser.
Realisasi IKU sebesar 100,00%, sesuai dengan target 100,00% dan sama
dengan capaian pada tahun 2012. Secara kumulatif s.d. tahun 2013 realisasi
IKU tersebut sebesar 97,62% masih di bawah target akhir periode Renstra
tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp233.645.000,00 atau 101,07% dari anggaran sebesar Rp231.182.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 2.190 OH atau 622,16% dari rencana
sebanyak 352 OH, serta menghasilkan output berupa 105 laporan terdiri
dari PKP2T sebanyak 18 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 87 Laporan.
Sasaran Strategis 2:Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar
87,50%” memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 43
keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan optimalisasi
penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti, dengan capaian sebesar
90,96%. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.4, rata-rata
capaian Sasaran Strategis 2 tahun 2013 sebesar 81,93%.
Tabel 3.4Capaian Sasaran Strategis 2
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah
yang Ditindaklanjuti
Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan “Persentase hasil
pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti”
sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian Sasaran
Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target
80,00%. Pengawasan atas penerimaan negaraantara lain untuk mendorong
upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal
dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.
Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/
saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD.
Dalam tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan audit atas pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Indikator Kinerja Utama SatuanTarget2013
Kinerja2013
Capaian2013
Target2014
Capaians.d. 2013–
Target2014
1 2 3 4 5=4/3 6 7
1. Persentase hasil pengawasanoptimalisasi penerimaannegara/daerah yang
ditindaklanjuti
Persen 80,00 65,54 81,93 87,50 74,91
2. Persentase hasil pengawasanBUN yang disampaikan ke
Pusat
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 44
berupa verifikasi dan validasi piutang PNPB atas uang pengganti Tipikor
dan pemeriksaan PNBP Kantor Pelayanan Pelabuhan Tanah Grogot. Selain
itu juga dilakukan kegiatan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD)
meliputi: Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor.
Dari hasil pengawasan tersebut dalam tahun 2011 sampai dengan tahun
2013 telah menghasilkan potensi pendapatan asli daerah untuk pajak hotel
dan restoran sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar sebesar Rp93.736.588.826,00 dengan rincian sebagai
berikut:
Pokok Pajak Rp17.845.605.624,00
Sanksi Administrasi Rp75.890.983.202,00
Jumlah Rp93.736.588.826,00
Realisasi IKU ini tahun 2013 adalah sebesar 65,54%, dari target 80,00%,
sehingga capaian IKU sebesar 81,93%. Dibandingkan tahun 2012, realisasi
IKU ini mengalami peningkatan sebesar 1,29% dari semula 64,25%.
Rendahnya capaian indikator ini disebabkan kurangnya komitmen dari
objek pemeriksaan untuk menindaklanjuti rekomendasi. Realisasi IKU ini
masih jauh dari target akhir Renstra pada tahun 2014 sebesar 87,50%%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp74.803.000,00 atau 477,06% dari anggaran sebesar Rp15.680.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 128 OH atau 90,78% dari rencana
sebanyak 141 OH, serta menghasilkan output berupa 6 laporan terdiri dari
PKP2T sebanyak 2 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 4 Laporan.
2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pasal 49 ayat (2) butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan
Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 45
kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam
Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur membentuk IKU
berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”.
Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang
dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.
Jumlah laporan hasil pengawasan BUN adalah sebanyak 64 laporan dan
seluruhnya (100%) yaitu 64 laporan telah disampikan ke BPKP Pusat.
Dibandingkan dengan targetnya sebesar 100,00%, maka capaian IKU tahun
2013 sebesar 100,00%.
Hasil pengawasan atas permintaan BUN yang menonjol adalah Monitoring
Kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Transfer lainnya meliputi Bidang Pendidikan, Kesehatan Dasar,
Infrastruktur Air Minum, Kelautan dan Perikanan, DPID, dan DPPID pada
tiga pemerintah daerah. Hasil Monitoring DAK dan Dana Transfer Lainnya
pada tahun 2013 yang menjadi temuan penghematan keuangan negara
adalah sebesar sebesar Rp229.360.313,71.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% telah mencapai
target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp377.581.000,00 atau 68,01% dari anggaran sebesar Rp555.146.000,00 dan
menggunakan SDM sebanyak 736 OH atau 25,25% dari rencana sebanyak
2.915 OH, serta menghasilkan output berupa 130 laporan terdiri dari PKP2T
sebanyak 108 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 22 Laporan.
Sasaran Strategis 3:
Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada
60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya
Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah,dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 46
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah
urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga
negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata
ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata
dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah
struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk
meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai
perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya
merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban
menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam
meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP
perlu mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah
ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk
menerapkan GCG.
Sasaran Strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM)
pada 60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good
Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD”diindikasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan
sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BLU
/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 47
Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013
dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam
Tabel 3.5.
Tabel 3.5Capaian Sasaran Strategis 3
Indikator Kinerja Utama SatuanTarget2013
Kinerja2013
Capaian2013
Target2014
Capaian s.d.2013–Target
2014
1 2 3 4 5=4/3 6 7
1. Persentase IPD yangmelaksanakan pelayanansesuai Standar Pelayanan
Minimal
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
2. PersentaseBUMN/D/BLU/D yang
dilakukansosialisasi/asistensiGCG/KPI
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3. Persentase BUMD yang
dilakukan audit kinerja
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Dari tabel tersebut nampak bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun
2013 tercapai 100,00%. Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, rata-rata capaian
sasaran 100,00%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini
adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal.
Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang
mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan
indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan
serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1
Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan
oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat (2) butir a dan pasal 50 ayat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 48
(1) butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern
antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan
pemda yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD
yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal”. IKU ini
diukur dengan menghitungjumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam
dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.
Dalam tahun 2013, Persentase IPD yang telah mencantumkan SPM ke
dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 100,00% dari target
sebanyak 100,00%, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2013 sebesar
100,00%.
Dalam periode 2010 s.d 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
telah melakukan audit kinerja atas pelayanan publik kepada lima IPD,
antara lain Pemerintah Kota Samarinda, Kota Tarakan, Kota Balikpapan,
Kabupaten Berau dan Kabupaten Bulungan. Sampai dengan tahun 2013,
tiga belas dari lima belas IPD di wilayah Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen
perencanaannya.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebanyak 100,00% telah memenuhi
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp369.963.000,00 atau 123,87% dari anggaran sebesar Rp298.677.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.789 OH atau 175,56% dari rencana
sebanyak 1.019 OH, serta menghasilkan output berupa 53 laporan terdiri
dari PKP2T sebanyak 13 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 40 Laporan.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi
GCG/KPI
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian
pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BLU/BLUD di bidang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 49
GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/
BUMD/BLU/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/
BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI”. IKU
ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang
dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan
target PKP2T.
Dalam tahun 2013, BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 6 BUMD atau sebesar
100,00% dari 6 BUMD target PKP2T. Bila dibandingkan dengan target IKU
sebesar 100,00%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 100,00%. Selain
itu terdapat realisasi assessment penerapan GCG pada PT PLN Tarakan.
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% telah memenuhi
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp106.270.000,00 atau 120,31% dari anggaran sebesar Rp88.329.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 895 OH atau 639,29% dari rencana
sebanyak 140 OH, serta menghasilkan output berupa 35 laporan terdiri
dari PKP2T sebanyak 6 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 29 Laporan.
Untuk mencapai skor yang baik dalam implementasi GCG telah
dilaksanakan kegiatan pengawasan strategis terhadap Pembangunan
Proyek Kaltim-5, PT Pupuk Kalimantan Timur.
Proyek Kaltim-5 merupakan pembangunan pabrik amonia dan urea
dengan nilai keseluruhan proyek sejumlah US$446,340,877 dan
Rp1.661.404.829.954,00. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan pendampingan sejak tahap pelelangan sampai dengan tahap
pelaksanaan yang sampai saat ini masih berjalan dengan progress sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 50
80,73.% (s.d 20 Oktober 2013). Proyek Kaltim-5 ini direncanakan akan
selesai pada bulan Juni 2014. Proyek tersebut sangat strategis karena
diharapkan dapat menghasilkan 2.500 ton amoniak dan 3.500 ton urea per
hari. Dengan kapasitas produksi tersebut maka PT Pupuk Kalimantan
Timur akan menjadi produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara dan nomor
dua di dunia setelah Qatar.
3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”,
dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang
dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD.
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja
dibandingkan target PKP2T.
Dalam tahun 2013, BUMD yang diaudit kinerja sebanyak 13 BUMD
(PDAM) dari 13 BUMD yang menjadi target PKP2T. Realisasi IKU sebesar
100,00%, sehingga capaian kinerja IKU ini sebesar 100,00% dari target
100,00%.
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% telah mencapai
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp284.505.000,00 atau 100,79% dari anggaran sebesar Rp282.289.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 574 OH atau 103,80% dari rencana
sebanyak 553 OH, serta menghasilkan output berupa laporan sebanyak 17
terdiri dari PKP2T sebanyak 16 sebanyak Laporan dan Non PKP2T satu
Laporan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 51
Sasaran Strategis 4:
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,
BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi
jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang
Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah
pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya
Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas
Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi peraturan perundang-undangan;
4. Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor;
5. Pendidikan dan budaya antikorupsi;
6. Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur perlu mengambil peran dalam
mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian
intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas
tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 52
Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana
korupsi di wilayah provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
Dalam Upaya Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait
langsung dengan kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yaitu indikator
persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga.
Bersama enam IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013
dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6Capaian Sasaran Strategis 4
Dari tabel tersebut terlihat bahwa dua IKU dominan sasaran strategis tahun
2013 tercapai 103,73%. Secara keseluruhan, dengan lima IKU lainnya, rata-rata
Indikator Kinerja Utama SatuanTarget2013
Kinerja2013
Capaian2013
Target2014
Capaians.d. 2013–
Target2014
1 2 3 4 5=4/3 6 7
1. Kelompok Masyarakat yangmendapatkan Sosialisasi
Program Anti Korupsi.
KelompokMasy
2 2 100,00 10 60,00
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang
mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 2 1 50,00 9 66,67
3. JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajianperaturan yang berpotensi
TPK.
Instansi 1 0 0 4 50,00
4. Persentase pelaksanaanpenugasan HKP, klaim dan
penyesuaian harga
Persen 84,00 87,50 104,17 84,00 100,86
5. Persentase pelaksanaan audit
investigasi /PKKN/PKA
Persen 85,00 87,80 103,30 85,00 112,86
6. Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK olehinstansi berwenang
Persen 40,00 100,00 250,00 50,00 200,00
7. Persentase hasil telaahan
pengaduan masyarakat
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 53
capaian sasaran 101,07%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis
ini adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur menetapkan suatu IKU berupa Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Fokus Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timurdalam kegiatan
Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok
dunia pendidikan karena dunia pendidikan yang anti korupsi akan
menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan
bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian
Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan
anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa
konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan
pemahaman dan edukasi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timurberharap korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan.
Realisasi IKU ini tahun 2013 adalah sebanyak 2 Kelompok Masyarakat, dari
target 2 Kelompok Masyarakat. Capaian ini dilakukan melalui kegiatan
Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK) kepada mahasiswa baru dan
penerima bantuan sosial. Jika dibandingkan dengan target IKU, maka
capaian IKU sebesar 100,00%.
Secara kumulatif capaian IKU ini s.d. tahun 2013 sebanyak 6 kelompok
masyarakat masih di bawah target periode Renstra tahun 2014 sebesar 10
kelompok masyarakat.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp39.101.000,00 atau 20,99% dari anggaran sebesar Rp186.312.000,00 dan
dengan SDM sebanyak 108 OH atau 95,58% dari rencana sebanyak 113 OH,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 54
serta menghasilkan output berupa 10 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 6
Laporan dan Non PKP2T sebanyak 4 Laporan.
Selain melakukan Sosialisasi Program Anti Korupsi Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur, dalam tahun 2013 juga melakukan kegiatan
Kordinasi Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Korupsi yang merupakan
kerja sama BPKP dengan KPK meliputi:
1) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor
Pertanahan Kota Samarinda Tahun 2012
2) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor Imigrasi
Kelas I Samarinda Tahun 2012
3) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan
APBD Kota Samarinda Tahun 2012
4) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan
APBD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012
5) Pengamatan atas perubahan APBD Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2012
6) Pengamatan pada Dinas Pendapatan Provinsi Kalimantan Timur
7) Pengamatan pada Dinas Pertambangan dan Energi Kota Samarinda
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap
kualitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-
prinsip Good Governance.
FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk
mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri
dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 55
Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,
Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar
Perilaku dan Disiplin.
Indikator kinerja utama “IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko
fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP” ini
merupakan suatu upaya perbaikan yang dilakukan Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur dalam penyelenggaraan manajemen organisasi
pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menargetkan sebanyak 2
instansi/BUMN/BUMD dapat mengimplementasi FCP pada tahun 2013.
Realisasinya pada tahun 2013 hanya 1 instansi yaitu RSUD Tarakan.
Capaian IKU tersebut dapat diukur sebesar 50,00% dari target.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebanyak 6 instansi masih di bawah
target akhir periode renstra tahun 2014 sebanyak 9 instansi.
Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp55.176.000,00 atau sebesar 74,21% dari anggaran sebesar Rp74.348.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 135 OH atau 60,00% dari rencana
sebanyak 225 OH, serta menghasilkan output berupa 3 laporan PKP2T.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian
peraturan yang berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang
mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini
dimaksudkan untuk mengukur IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Dalam tahun 2013 tidak terdapat realisasi IKU ini dari target IKU tahun
2013 sebanyak 1 kajian, maka capaian IKU adalah sebesar 0,00%. Pada
tahun 2013 tidak terdapat realisasi kegiatan kajian peraturan yang
berpotensi TPK disebabkan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 56
lebih memprioritaskan kegiatan PKKN/PKA untuk memenuhi permintaan
dari instansi penyidik.
Secara kumulatif s.d tahun 2013 realisasi IKU sebanyak 2 kajian, masih di
bawah target renstra tahun 2014 sebanyak 4 kajian.
IKU ini dianggarkan sebesar Rp11.095.000,00 dengan menggunakan SDM
sebanyak 63 OH, namun tidak terealisasi pada tahun 2013.
4. Persentase pelaksanaan penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan,
klaim dan penyesuaian harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian
harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap
peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut
berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. Persentase
terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan klaim ditetapkan
sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP, klaim dan
penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan
penyesuaian harga yang memenuhi syarat diterbitkan surat tugas.
Pada tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timurmenargetkan 84,00% permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga
yang memenuhi syarat diterbitkan surat tugas.
Dari 8 permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga, yang diterbitkan
surat tugas adalah sebanyak 7 permintaan. Satu permintaan tidak
diterbitkan surat tugas karena lebih memprioritaskan kegiatan PKKN/PKA
untuk memenuhi permintaan dari instansi penyidik. Sehingga realisasi
untuk indikator ini adalah 87,50%. Jika dibandingkan dengan targetnya
capaian IKU sebesar 104,17%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 57
Capaian IKU lebih tinggi dari target karena kinerja auditor yang profesional
dan dukungan serta kerjasama dari pihak-pihak terkait lainnya.
Realisasi kumulatif IKU tahun 2013 sebesar 84,72%, telah memenuhi target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 84,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp144.272.000,00 atau sebesar 176,86% dari anggaran sebesar Rp81.573.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 364 OH atau 183,84% dari rencana
sebanyak 198 OH, serta menghasilkan output berupa 12 laporan terdiri dari
PKP2T 4 sebanyak Laporan dan Non PKP2T sebanyak 8 Laporan.
5. Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara
lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi
KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
antara lain berupa pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian
keuangan Negara maupun pemberi keterangan ahli. Dengan demikian,
indikator “Persentase pelaksanaan audit investigasi/Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara/Pemberi Keterangan Ahli” merupakan salah satu IKU
yang tepat bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya
pencapaian sasaran strategis.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/
PKKN/PKA yang diterbitkan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/ PKA dari instansi
penegak hukum.
Dalam upaya merealisasikan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur telah melaksanakan upaya represif meliputi kegiatan
sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 58
a. Audit Investigatif sebanyak 2 laporan/kasus dengan nilai kerugian
negara sebesar Rp11.453.211.990,00
b. Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) sebanyak
26 laporan/kasus senilai Rp34.267.675.340,52
c. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) sebanyak 40 kali oleh auditor
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 87,80%, dengan target sebesar 85,00%,
sehingga capaian IKU sebesar 103,30%. Capaian IKU ini lebih tinggi
dibandingkan dengan targetnya karena banyaknya permintaan dari
penyidik atas Audit Investigatif dan PKKN yang telah dipenuhi dan
ditindaklanjuti.
Capaian IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 95,93% telah melampaui
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 85,00%.
Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar
Rp492.307.000,00 atau 94,11% dari anggaran sebesar Rp523.107.000,00dengan
menggunakan SDM sebanyak 2.033 OH atau 127,54% dari rencana sebanyak
1.594 OH, serta menghasilkan output berupa 83 laporan terdiri dari PKP2T
sebanyak 51 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 32 Laporan.
6. Persentase tindak lanjut hasil audit investigasi non TPK oleh instansi
berwenang
Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya
kerugian keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku untuk ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan
bagian dari upaya pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang
mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang
merugikan keuangan Negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti
oleh instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur
rekomendasi non tindak pidana korupsi pada suatu instansi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 59
pemerintah/BUMN/BUMD yang disampaikan kepada manajemen untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang disarankan.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah tindak lanjut atas temuan
investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan
tahun berjalan.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% dari target sebesar 40,00%, maka
capaian IKU pada tahun 2013 adalah sebesar 250,00%. Capaian IKU ini
lebih besar dari target karena penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil
audit investigatif non TPK sangat tinggi.
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 100% telah melebihi target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 50,00%.
Kegiatan untuk IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena melekat pada
kegiatan rutin Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
7. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan
dan pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber
data bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat
pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara
langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai
sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat
yang Ditindaklanjuti.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan
investigatif untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan
dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke perwakilan
BPKP.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00%, sesuai dengan target 100,00%,
maka capaian IKU nya sebesar 100,00%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 60
Realisasi IKU s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% telah mencapai target akhir
periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tetapi menyerap
dana sebesar Rp18.085.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 18 OH,
serta menghasilkan output berupa laporan sebanyak 2 laporan Non PKP2T.
Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-
masing menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur bertanggung jawab melakukan
pembinaan kepada unit kerja kementerian/lembaga/pememerintah daerah di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara sesuai
pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pada
prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat
menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang
terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda.
Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor
60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan
instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU
lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun
2012 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 61
Tabel 3.7Capaian Sasaran Strategis 5
Indikator Kinerja Utama SatuanTarget
2013Kinerja
2013Capaian
2013Target
2014
Capaian s.d.2013–Target
2014
1 2 3 4 5=4/3 6 7
1. Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuai
PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 50,00 20,00 40,00 60,00 33,33
2. Jumlah Pemda yang dilakukanAsistensi Penyelenggaraan SPIP
Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 3 3 100,00 9 33,33
3. Jumlah Pemda yang dilakukan
monitoring SistemPengendalian Intern
Pemda 10 10 100,00 13 76,92
Dari tabel tersebut terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013
memiliki capaian 40,00%. Secara keseluruhan, dengan dua IKU lainnya, rata-
rata capaian sasaran 80,00%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60
Tahun 2008
Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat
maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP
dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan
SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008” diukur dengan menghitung jumlah
Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh
Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem
pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60
Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI
mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian Pemda.
Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2013 terhadap
lima belas LKPD tahun 2012 di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur, tiga laporan keuangan memperoleh opini WTP. Dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 62
demikian capaian tahun ini adalah 20,00%. Bila dibandingkan dengan
targetnya sebesar 50,00%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar
40,00%. Namun demikian terdapat kenaikan jumlah LKPD yang
memperoleh opini wajar dengan pengecualian (WDP) dari sebelas LKPD
pada tahun 2011 menjadi 12 LKPD pada tahun 2012. Perkembangan opini
atas LKPD untuk tahun buku 2010 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada
Tabel 3.8.
Tabel 3.8Perkembangan Opini BPK atas LKPD di
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan UtaraTahun 2010 – 2012
No. Pemerintah DaerahOpini BPK Per Tahun Buku
2010 2011 2012
1 Provinsi Kalimantan Timur WDP WDP WTP
2 Kota Balikpapan WDP WDP WDP
3 Kota Samarinda TMP TMP WDP
4 Kota Bontang WDP WDP WDP
5 Kabupaten Kutai Timur TW TW WDP
6 Kabupaten Kutai Kartanegara TMP TMP WTP
7 Kabupaten Kutai Barat TW WDP WDP
8 Kabupaten Paser TW WDP WDP
9 Kabupaten Penajam Paser Utara TW WDP WDP
10 Kabupaten Berau WDP WDP WDP
11 Kota Tarakan WDP WDP WTP
12 Kabupaten Nunukan TW WDP WDP
13 Kabupaten Bulungan TW WDP WDP
14 Kabupaten Tana Tidung TMP TMP WDP
15 Kabupaten Malinau TW WDP WDP
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK [Semester II tahun 2013]Keterangan :WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian;.TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Kondisi ini mencerminkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur perlu berupaya lebih keras untuk mendorong Pemda agar
menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60 tahun 2008 guna mencapai target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00%. Rencana tindak yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 63
akan dilakukan adalah mempertegas komitmen Pemda melalui
penandatanganan Kesepakatan Tindak Lanjut menuju WTP antara Kepala
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan Kepala Daerah.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana
sebesar Rp182.983.000,00 atau 140,56% dari anggaran sebesar
Rp130.182.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 715 OH atau
157,49% dari rencana sebanyak 454 OH, serta menghasilkan output berupa
56 Laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 16 Laporan dan Non PKP2T
sebanyak 40 Laporan.
2. Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai
PP No 60 Tahun 2008
Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain
penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain
adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan
penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak
lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP
berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal
25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam
rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas
penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 3, sesuai target tahun 2013 sebesar 3
Pemda. Namun jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014
sebesar 9 Pemda, capaian kumulatif s.d. tahun 2013 adalah 3 Pemda atau
33,33%. Rendahnya capaian IKU ini karena peraturan Kepala BPKP yang
mengatur tentang desain penyelenggaraan SPIP baru diterbitkan pada
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 64
tahun 2012. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur perlu bekerja
lebih keras untuk dapat mencapai target Renstra.
Upaya akan dilakukan pada tahun 2014 adalah berupa pendampingan
penyusunan desain penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda.
Dana untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena
melekat dengan kegiatan untuk IKU “Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”.
3. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selaku pembina
penyelenggaraan SPIP pada wilayah kerjanya, berkewajiban memantau
perkembangan penyelenggaraan SPIP Pemda. Pelaksanaan monitoring
perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada
Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman
Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun
Anggaran 2011.
Sampai dengan tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
telah melakukan monitoring terhadap 10 Pemda yang telah memperbaiki
Sistem Pengendalian Internnya, sesuai dengan target 10 Pemda. Capaian
IKU nya sebesar 100,00%. Capaian tahun 2013 dibandingkan dengan
capaian tahun 2012 mengalami kenaikan sebanyak 6 Pemda.
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 10 Pemda masih di bawah
target pada akhir periode Renstra, tahun 2014, sebanyak 13 Pemda atau
76,92%.
Belum tercapainya seluruh IKU terkait penyelenggaran SPIP tersebut
disebabkan:
a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional
instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 65
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan
Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat
nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh Pemda.
Upaya strategis yang direncanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur untuk mencapai target pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur
penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Subkegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mendukung kegiatan tersebut antara lain:
1) Mengefektifkan satgas pembinaan SPIP untuk kegiatan pembinaan
penyelenggaraan SPIP dan melakukan penilaian tingkat maturitas
SPIP pada K/L/Pemda;
2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat,serta
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah;
3) Meningkatkan intensitas bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.
b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemerintah Daerah untuk
percepatan implementasi dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara
integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kinerja instansi, termasuk peningkatan kualitas
akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar.
Dana untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena
melekat dengan kegiatan untuk IKU “Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 66
Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat
pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai
konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern
oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah
kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor
manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang
kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan
pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar
yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang
profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai
dengan bidang keahliannya.
Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik
melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan nongelar
dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP),
yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai,
yang terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang
dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset
sosial lainnya yang dimiliki pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda”
diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan
JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan
BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang
profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 67
(APIP) non-BPKP. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan
dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9Capaian Sasaran Strategis 6
Indikator Kinerja Utama SatuanTarget
2013Kinerja
2013Capaian
2013Target
2014
Capaian2013–Target
2014
1 2 3 4 5=4/3 6 7=4/6
Persentase Pemda yangdilakukan asistensi
penerapan JFA
Persen 40,00 46,67 116,67 50% 93,33
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pencapaian IKU dominan sebesar 116,67%.
Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai
dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan
dalam program sertifikasi.
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan nomor 220 tahun 2008 tanggal 4 Juli
2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab,
dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi
pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat
kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang
diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA
sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas
pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor
bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan Perwakilan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 68
BPKP Provinsi Kalimantan Timurselaku instansi Pembina JFA dalam
mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pemerintah provinsi/kabupaten/kota
se-Kalimantan Timur. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini
adalah jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sampai
dengan tahun berjalandibandingkan jumlah seluruh Pemda.
Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan
fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan
yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah
sertifikasi auditor.Realisasi IKU pada tahun 2013 adalah 46,67%, di atas
target 40,00%.
Sampai dengan tahun 2013, persentase Pemda yang dilakukan asistensi
penerapan JFA sebanyak 7 Pemda dari total 15 Pemda. Terdapat
penambahan 2 Pemda jika dibandingkan dengan capaian tahun 2012.
Kenaikan capaian IKU tersebut disebabkan adanya peningkatan kesadaran
APIP daerah untuk menerapkan JFA.
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2013 sebesar 46,67% jika dibandingkan
dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini di bawah target
sebesar 50,00%.
Rencana tindak untuk memperbaiki pencapaian sasaran strategis ini pada
tahun 2014 adalah intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan
peningkatan jumlah kelulusan sertifikasi auditor.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan upaya-
upaya dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, antara lain melalui
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pembinaan Pejabat Fungsional
Auditor (PFA), tenaga perbantuan, dan pendampingan penerapan SIM-HP.
Tabel 3.10 menyajikan peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
dalam peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 69
Tabel 3.10Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP
di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 - 2013
No. KegiatanJumlah Pemda
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1. Pendidikan dan Latihan SPIP 14 8 2
2. Pembinaan JFA 2 12 9
3. Pengadaan Barang dan Jasa 1 4 1
4.Pendidikan dan PelatihanSertifikasi Auditor
- 1 1
5 Kegiatan Peningkatan lainnya - 5 13
Jumlah
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar sebesar
Rp13.157.000,00 atau 21,96% dari anggaran sebesar Rp59.925.000,00,dengan
menggunakan SDM, sebanyak 87 OH atau 75,65% dari rencana sebanyak
115 OH, serta menghasilkan output berupa 9 Laporan PKP2T.
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90%
dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar
sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur
tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait
langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan
penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan
disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik
sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang
terbaik pula.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan
dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama delapan IKU lainnya, realisasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 70
IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan
dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11Capaian Sasaran Strategis7
Indikator Kinerja Utama SatuanTarget
2013Kinerja
2013Capaian
2013Target 2014
Capaian s.d.2013–Target
2014
1 2 3 4 5=4/3 6 7
1. Persentase jumlahrencana penugasan
pengawasan yangterealisasi
Persen 90,00 98,10 108,99 95,00 102,11
2. Persentase kesesuaian
laporan keuanganPerwakilan BPKPdengan SAP
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3. Persepsi kepuasan
pegawai perwakilanterhadap layanankepegawaian
skala
likert 1-10
7,10 7,51 105,77 7,20 104,31
4. Persentase Pagu Danayang tidak Diblokirdalam DIPA
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
5. Persepsi KepuasanPegawai Perwakilanatas PencairanAnggaran yang
Diajukan sesuaiProsedur
skalalikert 1-10
7,10 7,52 105,92 7,2 104,44
6. Jumlah publikasi
kegiatan perwakilanBPKP di media massa
Jumlah
berita
54 62 114,81 204 68,14
7. Persentase Pemanfaatanaset
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
8. Persepsi kepuasan
pegawai perwakilanterhadap layanansarpras
skala
likert 1-10
7,10 6,45 90,85 7,2 89,58
9. Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil audit
Inspektorat
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
10. Jumlah masukan topik
penelitian yangdisampaikan kepuslitbangwas
Topik
Penelitian
1 1 100,00 3 33,33
11. Jumlah Instansi APIPyang telah disosialisasidan atau di-assessment
tata kelola APIP
InstansiAPIP
14 14 100,00 15 93,33
12. Tingkat persepsikepuasan Pemda atas
auditor bersertifikat
skalalikert 1-10
7 7,7 110,00 7,2 106,94
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 71
Dari tabel tersebut terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun
2013 tercapai 104,50%. Secara keseluruhan, dengan 12 IKU, rata-rata capaian
sasaran 102,91%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini
adalah sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”
diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap
rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013
sebesar 108,99%.
Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 98,10% melebihi dari target 90,00%.
Capaian IKU tersebut adalah 108,99%, lebih besar 8,99% dari target karena
kinerja profesional dari auditor dalam pelaksanaan tugas.Realisasi IKU
tahun 2013 telah melampaui dari target akhir Renstra BPKP tahun 2014
sebesar 95,00%.
Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target
IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa
penyusunan rencana dan evaluasi, diantaranya:
a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timurdalam rangka menyamakan persepsi antara bagian tata usaha dan
bidang teknis.
b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timurmengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP). Hasil penerapan SAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur dalam tahun 2012 didokumentasikan dalam bentuk SOP Rencana
Kinerja, Rencana Kinerja Tahun 2012, Rencana Kerja Tahun 2013,
Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2012, Rencana Kegiatan Tahunan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013, LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 72
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur serta Revisi Indikator
Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah
tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap
penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”dibuat untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan SAP.
Realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100,00% dan jika dibandingkan
dengan target kinerja sebesar 100,00%, maka capaian kinerja adalah
100,00%.
Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan
pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah,
didukung dengan penerapan sistem informasi yang memadai antara lain
SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, dan SPPD.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 sebesar 100,00% sudah memenuhi
target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
3. Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Kepegawaian
Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal
akan berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 73
pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good
governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan
terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan
perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian
sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM dan proses kerja internal
yang dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut.
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan
dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh
melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert
1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan
kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji
petik kepada pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur.
Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian
dan organisasi” pada tahun 2013 adalah sebesar 7,10 dari skala Likert 1-10.
Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas
pelayanan kepegawaian, antara lain: (a) Pelayanan kenaikan pangkat
pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu
dilaksanakan secara tepat waktu; (b) Penandatanganan pakta integritas atau
pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun
untuk seluruh pegawai.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 7,51 dari skala Likert 1-
10, diatas target 7,10 dari skala Likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar
105,77%, atau lebih tinggi 5,77% dari target. Capaian kumulatif IKU s.d.
tahun 2013 telah melebihi target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar
7,20 dari skala likert 1-10.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 74
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai
pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran,
yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan
pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam
DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau
Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan yang pada saat
penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang
memadai/lengkap.
Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang
tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Target IKU sebesar 100,00%, sedangkan realisasi sebesar 100,00%, maka
capaian IKU adalah sebesar 100,00%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun
2013 tersebut telah mencapai target akhir periode renstra tahun 2014
sebesar 100,00%.
Kegiatan yang mendukung capaian kinerja sasaran adalah Pengelolaan
Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah, melalui sub-sub kegiatan
penyusunan pedoman anggaran dan penyusunan dokumen anggaran.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
5. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan
Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur secara keseluruhan dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 75
pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus
senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan
keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia
dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan
akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan
kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan
dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan
pengguna anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan
uang untuk membiayai kegiatan yang telah dianggarkan.
Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2013 sebesar 7,52 dari skala likert
1-10 telah melewati target sebesar 7,10 dari skala likert 1-10. Capaian IKU
ini sebesar 105,92%, atau lebih tinggi 5,92% dari target.
Dalam hal pengelolaan keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur juga mendapatkan pengakuan dari Kementerian
Keuangan dengan mendapatkan penghargaan Penyerapan Anggaran
Terbaik dan peringkat ketiga terbaik Pengelola UAPPA-Wilayah se-
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun 2013.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 belum mencapai target akhir
periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses
kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan
waktu yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi
perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan
anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta
rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 76
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
6. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi
yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang ditentukan juga oleh
citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu alat ukur
yang relevan dalam menilai kinerja.
Kinerja IKU ini diukur dengan cara menghitung jumlah berita tentang
kegiatan perwakilan BPKP di media massa.
Target Indikator Kinerja Utama “Jumlah publikasi kegiatan perwakilan
BPKP di media massa” pada tahun 2013 sebesar 62 publikasi, lebih tinggi
dari target 54 publikasi. Capaian IKU tersebut sebesar 114,81% atau lebih
tinggi 14,81% dari target karena banyak kegiatan Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur yang diliput oleh media massa.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 baru mencapai 68,14% dari target
akhir periode Renstra 2014 sebesar 204 publikasi.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
7. Persentase pemanfaatan asset
IKU “Persentase pemanfaatan asset” merupakan indikator tambahan
untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%.
Indeks Persentase pemanfaatan asset digunakan untuk mengukur
pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan melalui
pengelolaan urusan tata usaha dan perlengkapan bagi seluruh pegawai.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 77
Dalam tahun 2013, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah
100,00% dari target yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan masih
seluruh aset yang diadakan pada tahun 2013telah dimanfaatkan.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan
perlengkapan, meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating
akuntansi aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% dari target 100,00%, sehingga
capaian IKU ini diukur sebesar 100,00%. Capaian IKU ini sesuai target
akhir periode renstra 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp295.920.000,00 atau 98,97% dari anggaran sebesar Rp299.000.000,00
dengan menggunakan SDM 30 OH atau 32,61% dari rencana sebanyak 92
OH.
8. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan
sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungannya.
IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras”
merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7
dengan target sebesar 7,10 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dari
tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang
dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas
pengelolaan sarpras.
Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2013,
realisasi IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras
sebesar 6,45 dari skala likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar 90,85% atau
lebih rendah 9,15% dari target karena kurangnya kelayakan sarana dan
prasarana kerja.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 78
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 jika dibandingkan dengan target
akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini belum mencapai target sebesar
7,20 dari skala Likert 1-10.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
9. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara
lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap
pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan timur. Hasil
kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian
dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional
untuk mencapai dan meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat” merupakan
IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar
100,00%. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi
yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/
diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang
tertuang dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit.
Dalam tahun 2013, tidak terdapat temuan inspektorat yang harus
ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2013 sebesar
100,00%, maka capaian IKU sebesar 100,00%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% telah sesuai dengan target jika
dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar
100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 79
10. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas
IKU “Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke
Puslitbangwas” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis
7 dengan target sebanyak satu topik penelitian. Pada tahun 2013 target ini
telah tercapai 100,00%.
Namun jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 maka capaian
kumulatif s.d. tahun 2013 masih di bawah target yaitu baru tercapai 1 dari
3 yang direncanakan.
Rendahnya tingkat capaian ini menuntut Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur untuk lebih menggali permasalahan yang ditemui pada
saat pelaksanaan penugasan yang dapat diusulkan sebagai topik penelitan
ke Puslitbangwas BPKP.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata
kelola APIP
IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment
tata kelola APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran
Strategis 7 dengan target sebanyak 14 kegiatan. IKU ini diukur dari jumlah
instansi APIP yang telah disosialisasi dan/atau di-assessment tata kelola
APIP.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah
melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2013 adalah
berdasarkan hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang
mengacu kepada model Internal Audit Capability Model (IACM).
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 14 Pemda atau mencapai 100,00% dari
target sebesar 14 Pemda.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2013 masih di bawah target akhir
periode Renstra tahun 2014 sebesar 15 Pemda.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 80
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana
sebesar 49.226.000,00 atau 90,04% dari anggaran sebesar Rp54.673.000,00.
dengan menggunakan SDM sebanyak 53 OH atau 72,60% dari rencana
sebanyak 73 OH, serta menghasilkan output berupa 4 laporan PKP2T.
12. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
IKU ini menjadi salah satu alat ukur bagi BPKP selaku instansi pembina
JFA untuk mengetahui keberhasilan pembinaan yang telah dilakukan
terhadap auditor Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor
Bersertifikat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7,
dengan target sebesar 7,00 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan
pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Capaian IKU didapatkan dengan mengukur tingkat kepuasan dari SKPD
di lingkungan Pemda terhadap kualitas auditor Inspektorat dalam
menjalankan tugasnya.
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan
BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas
yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat
meningkatkan mutu pengawasan.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,70 dari skala likert 1-10 atau mencapai
108,54% dari target sebesar 7,00 skala Likert 1-10. IKU ini dicapai melalui
kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang didukung sub-sub
kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat JFA APIP,
evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi.
Pengukuran tingkat kepuasan ini baru mulai dilaksanakan pada tahun
2013 sehingga tidak dapat dilakukan pembandingan dengan periode
sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 sebesar 7,20 maka
capaian tahun 2013 telah melebihi target. Hal ini menuntut kerja keras
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 81
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur agar dapat menjaga kinerja
pembinaan terhadap APIP di tahun 2014.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Sasaran Strategis 8:Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilankeputusan bagi pimpinan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan
terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai
Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan
informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas
permasalahan yang dihadapi pemerintah. Selain itu, BPKP juga harus mampu
memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan internal
BPKP.
Sasaran strategis ini memiliki satu IKU, di mana satu IKU dominan untuk
mengukur keberhasilan sasaran strategis. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran
Strategis pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012, dan dikaitkan
dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.12.
Tabel 3.12Capaian Sasaran Strategis 8
Indikator Kinerja Utama SatuanTarget
2013Kinerja
2013Capaian
2013Target
2014
Capaian s.d.2013–Target
2014
1 2 3 4 5=4/3 6 7=4/6
Jumlah Sistem Informasi yangdimanfaatkan secara efektif
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.10, terlihat bahwa IKU dominan Sasaran Strategis pada tahun 2013
tercapai 100,00%. IKU dominan yang digunakan untuk mengukur capaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 82
sasaran adalah “Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif”.
Dengan tersedianya sistem dukungan pengambilan keputusan internal,
diharapkan pencapaian tujuan BPKP berupa “Terselenggaranya sistem
dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah”
dapat terwujud. Capaian IKU adalah sebagai berikut:
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/implementasi sistem
informasi yang dikembangkan oleh BPKP untuk menghasilkan/ menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh unit kerja di Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur. IKU ini diukur dari jumlah sistem informasi yang
dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib dimanfaatkan
BPKP terdiri dari SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN,
RKAKL, SPM, SPPD, DMS, dan SIMPEG.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% mencapai target sebesar 100,00%.
Kesepuluh sistem informasi yang diwajibkan tersebut, seluruhnya telah
dimplementasikan dengan baik di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur.
Realisasi IKU tahun 2013 telah mencapai target akhir periode renstra tahun
2014 sebesar 100,00%.
Capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp9.545.873.000,00 atau 99,01%
dari anggaran sebesar Rp9.641.359.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak
4.953 OH atau 106,13% dari rencana sebanyak 4.667 OH, serta menghasilkan
output berupa 60 Laporan PKAU.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 83
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah sebagai wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur periode tahun 2013. Pada awal tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan Rencana
Kinerja (Renja)/Penetapan kinerja yang merupakan penjabaran dari Rencana
Stratejik. Penetapan Kinerja (Tapkin)yang berisi target-target kinerja pada
hakikatnya merupakan kontrak kinerja yang harus dicapai. Kontrak kinerja
tersebut pada akhir tahun harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah memberikan mandat pada
Perwakilan BPKP untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas
keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada seluruh Instansi
Pemerintah. Secara umum, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
memenuhi tugas dan fungsi yang dibebankan. Hal ini dapat tercermin dari
pelaksanaan kegiatan tiga program yang harus diwujudkan selama tahun 2013.
Perbaikan sistem AKIP yang telah dilakukan terhadap lima komponen
sistem AKIP adalah:
1. Perencanaan Kinerja
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen
renstra dengan menambahkan indikator outcome di samping indikator output
yang telah ada sebelumnya.
Bab IV
Penutup
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 84
2. Pengukuran Kinerja
Perbaikan dalam pengukuran kinerja difokuskan terutama pada perbaikan
mekanisme pengumpulan data kinerja dengan memanfaatkan aplikasi SIM
Monev RKT.
3. Pelaporan Kinerja
Perbaikan dalam pelaporan kinerja yang utama adalah dengan menyusun
laporan bulanan RKT tepat pada waktunya sebagai dasar untuk menyusun
LAKIP tahunan. Sebelum menyusun laporan bulanan RKT dilakukan
rekonsiliasi data realisasi keuangan antara Subbag Keuangan dan Subbag
Prolap sehingga data realisasi keuangan dalam laporan bulanan RKT sama
dengan data realisasi keuangan dalam LARA.
4. Evaluasi Kinerja
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai
kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal
maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
5. Capaian Kinerja
Perbaikan capaian kinerja dilakukan melalui penuntasan tindak lanjut hasil
audit/evaluasi Inspektorat tahun sebelumnya agar tidak berulang kembali
di tahun 2014.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan
termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan
dalam tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU,
telah dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran.
Realisasi tahun 2013, sebanyak 6 dari 8 sasaran strategis telah mencapai target,
dan 10 dari 12 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut:
Tabel 4.1Pencapaian IKU Dominan Per Sasaran
SasaranJumlahSeluruh
IKU
JumlahIKU
Dominan
JumlahIKU
DominanTercapai
CapaianSasaran
(%)
Sasaran 1 7 2 2 106,52
Sasaran 2 2 1 0 90,96
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 85
SasaranJumlahSeluruh
IKU
JumlahIKU
Dominan
JumlahIKU
DominanTercapai
CapaianSasaran
(%)
Sasaran 3 3 2 2 100,00
Sasaran 4 7 2 2 101,07
Sasaran 5 3 1 0 80,00
Sasaran 6 1 1 1 116,67
Sasaran 7 12 2 2 103,03
Sasaran 8 1 1 1 100,00
Jumlah 36 12 10 99,78
Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tindak lanjut atas hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/
daerah masih perlu ditingkatkan.
2. Pelaksanaan FCP di lingkungan instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah agar lebih ditingkatkan.
3. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah
100% disebabkan:
a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional
instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan
Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat
nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:
1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan
termasuk pemantauan tindak lanjut secara berkesinambungan.
2. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
diupayakan dengan cara:
a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur
penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 86
penyelenggaraan SPIP. Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mendukung kegiatan tersebut antara lain:
1) Mengefektifkan satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara
fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
3) Meningkatkan intensitas bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.
b. Berkoordinasi lebih intensif dengan unit kerja Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi
penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional
instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi
termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang
wajar.
3. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan
capaian IKU.
LAKIP Tahun 2013 ini merupakan wujud kesungguhan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam menerapkan Good Governance untuk
menciptakan Clean Government, dan meningkatkan kualitas pelayanan,
terutama dalam memberikan jasa assurance dan consulting. LAKIP ini juga
merupakan wujud introspeksi diri terhadap amanah yang diemban. Dengan
diterapkannya Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), maka capaian kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat menjadi salah satu indikator
keberhasilan Perwakilan dalam mengemban amanah PP Nomor 60 tahun 2008.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat menjadi media
evaluasi, sekaligus menjadi instrumen untuk melakukan perbaikan yang
berkesinambungan.
---o0o---
top related