laporan bio 1
Post on 24-Oct-2015
25 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap BIOLOGI DASAR dengan judul praktikum “ Cara
menggunakan mikroskop” disusun oleh
Nama : Nasrawati
Nim : 091304016
Kelas/ klp : A/V
Jurusan : Kimia
Telah dikoreksi dan dikoreksi oleh Asisten / koordinator Asisten maka
dinyatakan dinyatakan diterima.
Makassar,21Oktober 2009
Koordinator Asisten Asisten
( Wahyuniar Basir, S.Pd ) ( Nurul Magfirah, S.Pd )
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Rachmawati,S.Si.M.Si
(NIP. 132205575 )
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami peranan mikroskop merupakan hal yang sangat diperlukan dalam
mempelajari mikroorganisme. Mengingat mikroorganisme tersebut tidak dapat dilihat
secara kasat mata. Mikroskop bernilai hakiki sebagai alat pembesar suatu objek atau
sediaan. Dimana ukuran benda yang kecil dapat dilihat dengan mata manusia dengan
menggunakan mikroskop tersebut tentunya juga dengan perbesaran tertentu. Jika
jarak mata setengahnya maka ukuran benda yang tampak dua kalinya. Akan
tetapi,mata tidak dapat memusatkan pada benda-benda yang jaraknya kurang dari 25
cm. Sebab itu merupakan jarak yang paling maksimum untuk pembesaran efektif.
Supaya semua dapat terlihat, suatu benda harus berlawanan dengan mata pada sudut
1º atau lebih besar dari 25 cm. Hal ini sesuai untuk partikel dengan diameter kira-kira
0,1 mm.
Kebanyakan mikroorganisme seperti sel terlalu kecil untuk dilihat oleh kasat
mata manusia. Untuk dapat mencarinya dan juga untuk memperhatikan struktur dan
bentuknya maka penggunaan mikroskop sangat perlu fungsi pembesaran sistem lensa
alat untuk diletakkan antara benda dan mata, terutama untuk memperbesar sudut
nyata yang berlawanan dengan mata terhadap benda di dalam medan mikroskopis.
Selain dari pembesaran ini, ada dua faktor lain yang sangat penting ialah kontras dan
resolusi.
Untuk dapat menggunakan mikroskop ini secara maksimal, maka diperlukan
pengetahuan tentang penggunaan mikroskop yang benar sehingga diperoleh hasil
pengamatan yang tepat. Selain itu penggunaan mikroskop yang sesuai dengan
prosedur yang benar akan menjaga mikroskop dari kerusakan..Oleh karenanya, perlu
diadakan percobaan seperti ini.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa terampil
menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk sediaan sederhana.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini adalah mahasiswa terampil menggunakan mikroskop
biologi dengan cepat dan aman untuk sediaan sederhana.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati
obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop
berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi
(mikroskop cahaya) dan mikrookop tiga dimensi ( mikroskop stereo ). Sedangkan
berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. (Anonim, 2009)
Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi ( monokuler ) dan
mikroskop binokuler.
Menurut tim pengajar, 2009, mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan
benda tipis transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau
lampu. Pada mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif
dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut :
a. Objektif 4x dan okuler 10x, pembesaran total 40x
b. Objektif 10x dan okuler 10x, pembesaran total 100x
c. Objektif 40x dan okuler 10x, pembesaran total 400x
d. Objektif 100x dan okuler 100x, pembesaran total 1000x
Kebanyakan obyek yang diamati dengan menggunakan mikroskop monokuler
harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis, sehingga dapat ditembus cahaya.
Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih besar dari wujud sebenarnya,
hal ini disebut perbesaran. ( Goldston,2004 ).
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan
stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda ( binokuler ). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. sistem lensa yang
ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa
mikroskop yang lain. (Anonim, 2009)
Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini
menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri
penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai
aperture (NA). Nilai aperture adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang
akan menentukan daya pisah spesimen. (Anonim,2009)
Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk
berkisar antara 4-25 kali. (Anonim,2009)
Lensa kondensor berrfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada
obyek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya
pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi
satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.
(Anonim,2009)
Mikroskop binokuler atau stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda
yang tidak terlalu, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun
dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua buah
okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah
mata. Kekuatan pembesaran lensanya tidak terlalu kuat, umumnya sebagai berikut :
Objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x. ( Tim Pengajar,2009 )
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antonio Van Leuwenhoek yaitu
mikroskop denga lensa tunggal pada abad ke-17. Cara penggunaan mikroskop ini
adalah dengan meletakkan objek yang diperiksa pada ujung jarum dan di sisi lain
lensa dibawa ke dekat mata kemudian menekan atau mengendorkan jarum di depan
lensa, sehingga diperoleh titik fokusnya.
Mikroskop merupakan alat optik untuk mengamati benda- benda yang sangat
kecil, misalnya rambut, bakteri, dan sel sel sehingga tampak jelas. Mikroskop
sederhana terdiri dari dua buah lensa positif ( cembung ). Lensa positif yang
berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. Lensa
positif yang berdekatan denga benda disebut lensa objektif.
Berdasarkan sistem pencahayaannya, mikroskop dibagi menjadi dua yaitu
mikroskop optik dan mikroskop bukan optik. Mikroskop optik, yaitu mikroskop yang
proses perbesaran benda menggunakan cahaya biasa ( cahaya tampak ). Mikroskop
bukan optik, mikroskop yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi panjang
gelombang sinar pendek. Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop
biologi atau monokuler dan mikroskop stereo atau binokuler. Mikroskop biologi
digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan.
Untuk menggunakan mikroskop maka diperlukan pengetahuan tentang
penggunaan mikroskop yang benar sehingga diperoleh hasil pengamatan yang tepat.
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Hari / tanggal : Rabu, 21 Oktober 2009
Pukul : Pukul 15.00 s.d. 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Mikroskop Biologi
b. Kotak Peralatan berisi : 1. Kaca Benda
2. Kaca Penutup
c. Pisau silet baru
d. Kain Planel
e. Lap katun
2. Bahan :
1. Daun waru ( Hibischus tiliaceus )
2. Daun Labu ( Cucurbita muschata )
3. Daun Kembang Sepatu ( Hibischus rosa- sinensis )
4. Bawang merah ( Allium cepa )
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
1.1. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat di hadapan.
1.2. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali
menggosok lensa dengan kain.
1.3. Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca
benda dan kaca penutup. Membersihkan kain benda dengan kain katun
atau kertas saring.
1.4. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya,
buku catatan, bahan-bahan untuk praktikum. Selainnya disingkirkan
pada tempat yang lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
2.1. Memperhatikan keadaan ruangan praktikum, darimana arah datangnya
cahaya yang lebih terang ( dari depan, kiri atau kanan ). Mengarahkan
cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka diafragma atau
putar lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang memiliki
kondensor diatur posisinya mendekati meja sediaan dan meenggunakan
cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin
cekung.
2.2. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek
menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
2.3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-
10 mm atau tubus turun maksimal.
2.4. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata
kanan ( perlu latihan ) akan tampak medan bundar putih ( medan padang
). Jika terangnya tidak merata, menggerakkan sedikit cermin sampai
terangnya rata. Kalau terlalu silau, persempit diafragma atau lubang
pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya
yang masuk, membuka diafragma pasang lubang lebih besar pada
lempeng.
2.5. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1. Dengan tangan memutar pengatur kasar atau makrometer ke arah
empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil,
melakukan sebaliknya. Apa yang terjadi?. Mikroskop model lain
yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan
yang bergerak naik turun apabila makrometer dan mikrometer
diputar.
3.2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan
sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang
meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10
mm. Jika jarak itu longgar, tangan memutar makrometer menurunkan
tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda
sampai maksimum 5-10 mm.
3.4. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer
menaikkan tubus perlahan-lahan. Amati medan pandang sampai muncul
bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer
belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan. Mengulangi kembali
mulai pada 3.3. kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka
teropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai
bayangan jelas garis atau batasan – batasannya.
3.5. Memeriksa okuler ( pembesaran berapa? ) dan objektif ( pembesaran
berapa? ). Menghitung pembesaran bayangan yang anda lihat.
3.6. Setelah diamati, preparat dikeluarkan.
4. Membuat Preparat Sederhana
Mengamati irisan bawang merah ( allium cepa )
4.1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan.
4.2. Meletakkan satu sayatan bawang merah di tengah-tengah.
4.3. Memegang kaca penutup dengan tangan yang sebelahnya antara empu
jari dengan telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan.
4.4. Menyentuhkan sisi kaca penutup pada kaca benda dengan kemiringan 45
derajat, kemudian melepaskannya.
4.5. Memasang preparat pada meja sediaan dan amati 3.2;3.3;3.4 dan 3.5.
5. Mengganti Pembesaran
5.1. Memutar lensa objektif sampai lensa objektif yang lebih panjang ( kuat )
tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik ( periksa pembesaran ).
5.2. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan
yang lebih besar. Mengamati bayangan yang ada.
5.3. Apabila akan mengamati bahan yang lain, maka menaikkan tubus.
Mengeluarkan preparat yang sudah diamati dan bersihkan kaca benda
dan kaca penutup.
5.5. Membuat sediaan baru sesuai langkah 4.1. sampai dengan 4.6.
5.6. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, memperhatikan hal-
hal berikut :
a. Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan, harus
dikeluarkan.
b. Preparat basah harus dibersihkan dengan lap katun ( kaca benda
+ kaca penutup ). Simpan dalam cawan petri dan masukkan ke
dalam kotak perlengkapan.
c. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Tubus
diturunkan serendah mungkin.
d. Simpan mikroskop dalam kotak mikroskop.
e. Semua peralatan yang telah dipakai dibersihkan dengan lap katun
dan disimpan dalam kotaknya.
f. Peralatan sendiri, disimpan sendiri untuk dipakai untuk kegiatan
berikutnya.
g. Sisa bahan yang tidak digunakan lagi dibuang ke tempat sampah
yang tersedia.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
1. Trikoma Bentuk Bintang pada Daun Waru ( Hibischus tiliaceus )
Pembesaran 5 x 15
Keterangan :
1. Trikoma Bentuk Bintang
2. Trikoma Bentuk Tanduk pada Daun Labu ( Cucurbita muschata )
Pembesaran 10 x 15
3. Sel Kubus pada Bawang Merah ( Allium cepa )
Pembesaran 10 x 15
Keterangan :
1. Trikoma Bentuk Tanduk
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Inti sel
3. Sitoplasma
4. Stomata pada Daun Kembang Sepatu ( Hibiscus rosa sinensis )
Pembesaran 10 x 15
Keterangan :
1.Stomata
Keterangan Gambar :
1. Makrometer ( Pengattur Kasar ),sebagai alat penggerak tubus ke atas atau ke
bawah secara kasar.
2. Mikrometer ( Penagtur Halus ), sebagai alat penggerak tubus ke ata atau ke
bawah secara halus.
3. Lengan atau pemegang, bagian yang dipegang bilamana kita mengangkat
mikroskop.
4. Penggerak Mekanik, sebagai alat pengatur letak kaca benda pada meja..
5. Sumbu Inklinasi
6. Pengatur Kondensor, apabila diputar berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan kondensor.
7. Kaki, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
8. Cermin, sebagai alat penangkap dan pemantul cahaya.
9. Diafragma, sebagai alat pengatur banyaknya cahaya yang masuk ke
kondensor.
10. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke
lubang meja sediaan.
11. Meja sediaan, sebagai tempat meletakkan kaca benda ( objek glass )
12. Sengkeling, sebagai penjepit atau pengatur letak sediaan ( objek glass )
13. Lensa Objektif, berfungsi menerima bayangan sediaan kemudian
membesarkannya.
14. Revolver, sebagai tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
15. Tubus, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
16. lensa Okuler, berfungsi menerima bayangan dari objektif dan
membesarkannya.
B. Pembahasan
Sebelum menggunakan mikroskop, terlebih dahulu kita harus memperhatikan
keadaan ruangan, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang ( dari depan, kiri
atau kanan ). Lalu mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut.
Membuka diafragma atau putar lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang
memiliki kondensor diatur posisinya mendekati meja sediaan dan gunakan cermin
datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor gunakan cermin cekung. Mengatur posisi
revolver sehingga lensa objektif yang paling pendek menghadap ke sediaan.
Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif atau tubus turun maksimum.
Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan. Jika
medan pandang sudah nampak maka mikroskop siap dipakai untuk mengamati
preparat.
Setelah itu letakkan preparat di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga
bahan yang di amati berada di tengah lubang meja, jepit kaca benda dengan
sengkeling sehingga tidak goyang. Jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari
10 mm, jika longgar putar markometer menurunkan tubus sambil dilihat dari samping
ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5 – 10 mm. Meneroponglah
lewat lensa okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-
lahan. Amati medan pandang sampai muncul bayangan. Dan apabila akan mengamati
bahan yang lain, maka naikkan tubus. Keluarkan preparat yang sudah diamati dan
bersihkan kaca benda dan kaca penutup. Lalu masukkan kembali preparat yang lain
yang akan diamati.
Setelah selesai melakukan pengamatan atau menggunakan mikroskop, maka
preparat harus dikeluarkan dan dibersihkan. Kemudian bersihkan badan mikroskop
dengan kain planel. Tubus diturunkan serendah mungkin. Semua peralatan yang telah
dipakai dibersihkan dengan lap katun dan disimpan dalam kotaknya.
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat optik untuk mengamati benda-benda yang sangat
kecil. Mikroskop pada dasarnya memiliki dua komponen utama yaitu komponen
optik dan komponen mekanik yang masing-masing memiliki fungsi masing-masing.
Dalam pengamatan sediaan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop
akan mengalami pembesaran yang bermacam-macam sehingga objek atau bayangan
yang dihasilkan dapat mencapai maksimum dan jelas.
B. Saran
1. Untuk Laboratorium : Kelengkapan bahan-bahan praktikum sebaiknya
diperhatikan agar tidak menjadi hambatan dalam
melakukan aktifitas praktikum.
2. Untuk Asisten : Sebaiknya asisten terus mendampingi dan mengawasi
praktikan, sehingga apabila praktikan melakukan hal
yang keliru atau bahkan berbahaya, semuanya dapat
segera diantisipasi.
3. Untuk Praktikan : Semua praktikan harus aktif dalam kegiatan
pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Mikroskop. www.google.com. Diakses pada 24 Oktober 2009
Goldston,P. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi II. Jakarta: PT. Ikrar
Mandiri Abadi Jakarta
Nasir, Mochamad, Johanes Sogiyanto, Jesmandt Situmorang. 1993. Penuntun
Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Pengajar, Tim. 2009. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek
yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia
tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada
kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya)
dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber
cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
A. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan
stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung
mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa
yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan
lensa-lensa mikroskop yang lain.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah
kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya
matahari.
Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan
struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa
obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA).
Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan
daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan
sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung,
berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar
antara 4 - 25 kali.
Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek
yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah
maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu.
Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.
B. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga
dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya.
Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan
mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk
tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek
yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa
obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali,
sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop
terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang
dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai
mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
C. Mikroskop Elektron
Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini.
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan
sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop
elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan
untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek
diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur
detil internal sel.
top related