laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecamatan driyorejo, gresik
Post on 25-Oct-2015
433 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Dosen Pembimbing:
Belinda Aulia, ST., M.sc.
Disusun oleh :
Koni Dwi Prasetya 3511100035
Bayu Aristiw ijaya 3511100036
Muhammad Irsyadi Firdaus 3512100015
Joko Purnomo 3512100037
Eliya Nur Fadilah 3512100040
Juwita Arfaini 3512100056
Muhammad Iqbal Al Giffary 3512100100
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013
i
Laporan Hasil Survei Perencanaan Wilayah
Profil Kawasan Peruntukan Industri Kecamatan Driyorejo, Gresik
Dosen Pembimbing:
Belinda Aulia, ST., M.sc.
Disusun oleh :
Koni Dwi Prasetya 3511100035
Bayu Aristiw ijaya 3511100036
Muhammad Irsyadi Firdaus 3512100015
Joko Purnomo 3512100037
Eliya Nur Fadilah 3512100040
Juwita Arfaini 3512100056
Muhammad Iqbal Al Giffary 3512100100
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik
walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Laporan ini diberi judul �Profil Kawasan Peruntukan Industri Kecamatan
Driyorejo, Gresik� disusun untuk tugas mata kuliah perencanaan wilayah, penulis
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh beberapa
pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Belinda Aulia, ST., M.sc. selaku Dosen perencanaan Wilayah atas segala
bimbingan, pengarahan, dan kesabaran yang diberikan kepada penulis selama
penyusunan Laporan ini;
2. Bapak Drs. Haris Irianto, MM selaku camat Driyorejo yang telah memberikan data-
data keperluan untuk laporan ini.
3. Teman-teman yang telah membantu selama penyusunan dari awal hingga selesainya
Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan saran diharapkan dari pembaca. Semoga Laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya penulis.
Surabaya, 25 Mei 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1
1.4 Ruang Lingkup ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Struktur Ruang dan Pola Ruang .......................................................... 3
2.2 Pengertian Kawasan Peruntukan Industri ............................................. 4
2.3 Lokasi Industri ................................................................................. 5
BAB III METODELOGI
3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 6
3.2 Metode Analisis ................................................................................. 8
BAB IV PROFIL KAWASAN
4.1 Gambaran Umum Kawasan Driyorejo .................................................. 9
4.2 Batas Administrasi Kecamatan Driyorejo ..............................................10
4.3 Penggunaan Lahan di Kecamatan Driyorejo ..........................................12
4.4 Infrastruktur Kecamatan Driyorejo ......................................................14
4.5 Potensi dan Permasalahan Kecamatan Driyorejo ...................................19
4.6 Isu Strategis yang Ada di Kecamatan Driyorejo ....................................22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................24
5.2 Rekomendasi ....................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................26
LAMPIRAN .......................................................................................................27
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Administrasi Kecamatan Driyorejo ................................................. 11
Gambar 2 (a) Perdagangan Dan Jasa (b) Permukiman .......................................... 12
Gambar 3 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Driyorejo ....................................... 13
Gambar 4 Akses Jalan di Kecamatan Driyorejo ...................................................... 14
Gambar 5 Gardu Induk dan SUTET di Kecamatan Driyorejo ................................... 16
Gambar 6 Kantor Telekomunikasi Indonesia di Kecamatan Driyorejo ...................... 16
Gambar 7 a) Polsek Driyorejo b) Fasilitas Kesehatan c) Fasilitas Pendidikan
d) Kantor Pemerintahan e) Tempat Ibadah .......................................... 17
Gambar 8 Peta Infrastruktur Kecamatan Driyorejo, Gresik ..................................... 18
Gambar 9 Salah Satu Lokasi Industri Besar di Kecamatan Driyorejo ......................... 19
Gambar 10 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha .......................... 28
Gambar 11 Peta Potensi dan Permasalahan Kec. Driyorejo ......................................35
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Desain Survey Kecamatan Driyorejo ........................................................ 7
Tabel 2 Metode Analisis Data .............................................................................. 8
Tabel 3 Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Driyorejo .............. 10
Tabel 4 Keseluruhan Kebutuhan Sumberdaya Air Bersih di Kecamatan Driyorejo ... 13
Tabel 5 Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Penggunaan Tanah Kecamatan
Driyorejo 2011 ..................................................................................... 27
Tabel 6 Jumlah Sekolah Umum Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Sekolah Kecamatan
Driyorejo Tahun 2011 ........................................................................... 29
Tabel 7 Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Driyorejo
2011 ................................................................................................... 30
Tabel 8 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Driyorejo .. 31
Tabel 9 Jumlah Industri Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Driyorejo 2011 ......... 32
Tabel 10 Jumlah Mini Market, Kelompok Pertokoan, Pasar Tradisional, dan Pasar Hewan
Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Driyorejo 2011 ............................... 33
Tabel 11 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Desa/Kelurahan Kecamatan
Driyorejo 2011 ..................................................................................... 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Gresik merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur
yang berdasarkan struktur keruangan masuk dalam pengembangan
�Gerbangkertosusila Plus�. Kabupaten ini dalam perkembangannya mengalami
perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan industri yang
sebagian berlokasi di Kabupaten Gresik. Adanya perkembangan industri yang cukup
besar tersebut harus didukung oleh ketersediaan infrastruktur. Infrastruktur
transportasi dan infrastruktur lainnya seperti jaringan listrik, ketersediaan air bersih,
dan jaringan telepon telah mampu mendukung kegiatan industri.
Penelitian ini memilih Kecamatan Driyorejo sebagai wilayah studi karena dalam
Angka Tahun 2008, jumlah industri besar yang paling banyak di Kabupaten
Gresik berada di Kecamatan Driyorejo atau sebanyak 46 industri besar. Kegiatan
industri di Kecamatan Driyorejo semakin berkembang setelah adanya kebijakan
Gerbangkertosusila tahun 1989. Jumlah tersebut semakin bertambah ketika tahun
2009 yang berjumlah 254 industri (Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik,
2009).
1.2 Rumusan Masalah
Menurut uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum kawasan peruntukan industri Driyorejo?
2. Bagaimana batas administrasi Kecamatan Driyorejo?
3. Bagaimana penggunaan lahan di Kecamatan Driyorejo?
4. Bagaimana infrastruktur Kecamatan Driyorejo?
5. Bagaimana potensi dan permasalahan Kecamatan Driyorejo sebagai Kawasan
Peruntukan Industri?
6. Apa isu - isu strategis Kecamatan Driyorejo sebagai kawasan peruntukkan
industri?
1.3 Tujuan
Dari segala aspek untuk menyusun RTRW ataupun RDTK tampak jelas bahwa
yang menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah selain waktu adalah
2
kualitas dari dampaknya itu sendiri, oleh karena itu pengamatan kami mengenai
kawasan peruntukan industri ini adalah untuk membuat profil kawasan di daerah
Driyorejo, Gresik. Sasaran yang akan diperoleh adalah:
1. Mengidentifikasi potensi � potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Driyorejo;
2. Mengidentifikasi Permasalahan yang dimiliki oleh Kecamatan Driyorejo sebagai
kawasan peruntukan industri;
3. Menyusun profil kawasan peruntukan industri di Kecamatan Driyorejo.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian dan pengamatan daerah peruntukan industri ini di
daerah Driyorejo, Gresik. Batasan yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu batasan
administratif Kecamatan Driyorejo Gresik. Batas administrasi Kecamatan Driyorejo adalah
sebagai berikut (Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten
Gresik, 2007):
§ Sebelah Utara : Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya
§ Sebelah Timur : Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya
§ Sebelah Selatan : Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo
§ Sebelah Barat : Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik
Kecamatan Driyorejo terletak pada bagian selatan Kabupaten Gresik. Secara
geografis wilayah Kecamatan Driyorejo terletak antara 1120 � 1130 Bujur Timur dan 70 �
80 Lintang Selatan. Wilayah Kecamatan Driyorejo memiliki luas 5.130 Ha, terdiri
dari 16 desa/kelurahan, 47 dusun, 98 RW, 380 RT. Peta ruang lingkup disajikan
dipembahasan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Struktur Ruang dan Pola Ruang
Menurut UURI Nomor 26 Tahun 2007, struktur ruang adalah susunan
pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan, Pola ruang adalah distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Beberapa pendekatan untuk mengkaji struktur ruang kota antara lain
pendekatan ekologikal dan pendekatan morfologikal. Pendekatan ekologikal
memandang kota sebagai suatu objek studi yang didalamnya terdapat
masyarakat manusia, telah mengalami proses interelasi antarmanusia dan antara
manusia dengan lingkungannya sehingga tercipta pola keteraturan penggunaan
lahan (Yunus, 2004). Ada beberapa model teori struktur ruang kota yang
dikemukakan oleh para ahli terkait dengan pendekatan ekologikal, antara lain
teori konsentris, teori sektor,
teori poros, dan teori multiple nuclei. Sedangkan pendekatan morfologi
kota menurut Herbert (1973) dalam Yunus (2004) lebih difokuskan pada
bentuk-bentuk fisik dari lingkungan perkotaan yang dapat diamati melalui
sistem-sistem jaringan jalan, blok-blok bangunan, dan juga bangunan-bangunan
individual. Pendekatan ini dapat mencerminkan karakteristik struktur ruang kota
suatu wilayah yang membedakannya dengan wilayah lainnya. Ekspresi keruangan
yang dapat menunjukkan struktur ruang kota dengan pendekatan morfologi
kota (Yunus, 2004), yaitu bentuk kompak dan bentuk tidak kompak.
Rencana pola ruang wilayah berfungsi untuk mengalokasikan ruang untuk
berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan
sehingga akan terbentuk keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.
Perencanaan pola ruang dapat dijadikan dasar sebagai pemberian izin dalam
pemanfaatan ruang pada suatu wilayah.
Rencana pola ruang wilayah dirumuskan berdasarkan orientasi-orientasi yang
terdapat pada wilayah tersebut seperti kebijakan dan strategi penataan ruang
wilayah, daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup, kebutuhan peruntukkan
4
kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan, serta peraturan perundang-undangan yang
terkait.
2.2 Pengertian Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
fungsional serta memiliki ciri tertentu/spesifik/khusus (Soefaat et.al., 1997:116).
Menurut Isard dalam Smith (1981:40), definisi dari kawasan industri adalah
sekumpulan kegiatan yang timbul di tempat yang ditentukan dan dimiliki oleh
sekelompok kegiatan yang mementingkan produksi, pemasaran, atau hubungan
timbal baliknya.
Secara umum, fisik ruang kegiatan industri dinyatakan dengan istilah kawasan
industri. Akan tetapi dalam realisasinya ruang untuk kegiatan industri dapat dipilah-
pilah lagi dalam bentuk yang lebih spesifik. Menurut manajemennya, kawasan
industri dapat dibagi menjadi kawasan industri dengan manajemen dan kawasan
industri non manajemen. Kawasan industri dengan manajemen berbentuk berupa
Kawasan Industri (Industrial Estate), Kawasan Berikat, Sarana Usaha Industri Kecil
(SUIK), Permukiman Industri Kecil (PIK) dan Lingkungan Industri Kecil (LIK).
Kawasan industri yang non manajemen berbentuk Lahan Peruntukan Industri,
Kantong Industri dan Sentra Industri Kecil (Dirdjojuwono, 2004:113).
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1996 tentang
Kawasan Industri mencantumkan adanya istilah kawasan peruntukan industri.
Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi
kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Soefaat et.al. (1997:116)
menyebutkan zone industri adalah kawasan yang diperuntukan untuk
pengembangan berbagai industri yang mencakup beberapa wilayah. Dirdjojuwono
(2004:114) menyebutkan lahan peruntukan industri adalah bentang lahan yang
dalam kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) diperuntukan bagi
berbagai kegiatan industri.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa istilah kawasan
industri memiliki dua pengertian,yaitu pengertian secara umum dan pengertian
secara spesifik. Pengertian kawasan industri secara umum adalah segala bentuk fisik
ruang untuk pemusatan kegiatan industri yang telah ditetapkan dalam rencana tata
ruang, sedangkan pengertian kawasan industri secara spesifik adalah bentuk fisik
5
ruang untuk pemusatan kegiatan industri yang telah ditetapkan dalam rencana tata
ruang dan dikelola oleh perusahaan pengelola kawasan. Kawasan industri yang
dikelola oleh perusahaan pengelola kawasan ini biasa diistilahkan dengan Industrial
Estate.
2.3 Lokasi Industri
Banyak faktor yang dapat menjadi pertimbangan untuk menentukan lokasi
industry yang tepat. Dari teori Weber, dijabarkan faktor lokasi dari sisi makro dengan
rincian sebagai berikut :
1. Transportasi
· Jarak terhadap pemasok, konsumen.
· Ketersediaan komunikasi (pos, bank, Telkom, dll).
· Posisi terhadap jaringan jalan (arteri, kolektor, tol).
· Posisi terhadap jaringan kereta api dan terminal container.
· Posisi terhadap kanal, angkutan sungai dan penyeberangan.
· Posisi terhadap bandara, pelabuhan.
2. Tenaga Kerja
· Ketersediaan tenaga kerja dan Upah tenaga kerja.
· Kemampuan/ketrampilan (profesional, tukang,buruh).
· Tempat pelatihan tenaga kerja (BLK).
· Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
3. Iklim (temperatur, kelembagaan, curah hujan, dll).
4. Pajak, retribusi, pungutan, insentif.
Untuk faktor lokasi dari sisi mikro, Weber merincikannya sebagai berikut :
1. Lahan
2. Layanan transportasi
3. Penyediaan energi
· Kelistrikan (tegangan, kinerja, gardu induk, biaya SAMB).
· Gas (jenis pelayanan, jaringan distribusi, harga, biaya, SAMB).
· Batubara.
4. Penyediaan air bersih
· Layanan jaringan PDAM (sambungan, kinerja, sumber air, harga jual).
· Penggunaan air tanah (kualitas, kuantitas).
5. Pengelolaan limbah padat dan limbah cair
6. Kegiatan usaha yang berdekatan.
6
BAB III
METODELOGI
3.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang rencananya akan dipakai dalam rieview kali ini adalah data sekunder
dan data primer atau data lapangan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara
dengan narasumber dari institusi pemerintahan yang terkait yaitu pemerintah
Kecamatan Driyorejo dan masyarakat Kecamatan Driyorejo dari serta data primer
didapat hasil observasi lapangan di wilayah studi. Data sekunder diperoleh dari studi
literatur.
Metode pengumpulan data yang direncanakan untuk setiap aspek yaitu sebagai
berikut :
1. Admistratif Kawasan
Data administratif didapat dari data sekunder dan data primer. Data sekunder
meliputi Lokasi Kecamatan Driyorejo, koordinat Kecamatan Driyorejo, Batas
Admistratif Kecamatan Driyorejo, tipografi Kecamatan Driyorejo, Pertumbuhan
jumlah penduduk, dan mata pencaharian masyarakat Kecamatan Driyorejo. Data
primer pada aspek ini meliputi Lokasi Kecamatan Driyorejo, Mata pencaharian
masyarakat yang didapat dengan wawancara kepada masyarakat Kecamatan
Driyorejo.
2. Penggunaan Lahan Kawasan
Data penggunaan lahan didapat dari data primer yaitu dengan data hasil
pengamatan dilapangan melalui foto-foto dilapangan. Data penggunaan lahan juga
didapat melalui studi literatur peta penggunaan lahan di Kecamatan Driyorejo.
3. Infrastruktur kawasan
Data Infrastruktur kawasan didapat dari data primer yaitu dengan data hasil
pengamatan di lapangan yang berupa foto-foto infrastruktur yang ada di Kecamatan
Driyorejo. Data infrastruktur ini meliputi jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan air
minum dan drainase, tempat ibadah, akses pendidikan, akses kesehatan, serta
perdagangan dan jasa.
4. Potensi dan Permasalahan Kawasan
Data potensi dan permasalah kawasan didapat dari data primer dan data
sekunder. Data primer bersal dari : (1) wawancara dengan masyarakat Kecamatan
Kecamatan Driyorejo dan Instansi pemerintahan Kecamatan, wawancara meliputi
ketercukupan sarana dan prasarana, dampak lingkungan dengan adanya kawasan
7
industri Driyorejo, dampak adanya kawasan industri Driyorejo terhadap mata
pencaharian dan pendapatan masyarakat Kecamatan Driyorejo, serta perubahan
social masyarakat dengan adanya kawasan industri Driyorejo. (2) Pengamatan
keadaan alam yang mungkin dikembangkan dikembangkan potensinya seperti
waduk. Data sekunder dilakukan untuk mendapatkan data potensi Kecamatan
Driyorejo serta permasalahan yang sedang terjadi di Kecamatan Driyorejo sebagai
Kawasan Industri melalui artikel ilmiah dsb.
5. Isu Strategis pengembangan kawasan
Data isu strtegis kawasan diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data
primer didapat melalui wawancara tentang isu-isu pembangungan. Data sekunder
didapat dari Rencana Detail Tata Ruang Kota Driyorejo Kabupaten Daerah Tingkat II
Gresik.
Tabel 1 Desain Survey Kecamatan Driyorejo
No Data Data Yang
Diperlukan Sumber Data
Metode
Pengambilan
Data
Instansi
1
Kondisi
geografi
dan
Topografi
Batas dan peta
administrative
Kecamatan
Driyorejo dalam
Angka 2012
· Survey
Sekunder
Pemerintah
Kecamatan
Driyorejo Luas daerah
Topografi Jurnal Ilmiah · Survey
Sekunder ITS
3 Penggunaan
lahan
Lahan Terbuka · Masyarakat
· Pengamatan
Lapangan
· Jurnal Ilmiah
· Survey
Sekunder
· Survey Primer
ITS Lahan Terbangun
4 Infrastruktur
Jaringan jalan · Pengamatan
Lapangan
· Jurnal Ilmiah
· Kecamatan
Driyorejo
dalam Angka
2012
· Survey
Sekunder
· Survey
Primer
Pemerintah
Kecamatan
Driyorejo
Jaringan air minum
dan drainase
Jaringan listrik
Jaringan
Telekomunikasi
Fasilitas umum
8
3.2 Analisa Data
Data data yang diperoleh kemudian dianalisis. Cara menganalis data yang diperoleh
sesuai dengan tabel berikut :
Tabel 2 Metode Analisis Data
No Data Sub Metode Analisis Output
1
Kondisi
geografi
dan
Topografi
Batas administrative
Analisis kulantitatif
secara deskriptif Profil kawasan
Luas daerah
Topografi
3 Penggunaan
lahan
Lahan Terbuka Analisis kulantitatif
secara deskriptif
Peta penggunaan
lahan dan profil
kawasan Lahan Terbangun
4 Infrastruktur
Jaringan jalan
Analisis kulantitatif
secara deskriptif
Peta infrastruktur
kawasan dan Profil
kawasan
Jaringan air minum
dan drainase
Jaringan listrik
Jaringan
Telekomunikasi
Fasilitas umum
5 Lain-lain
Sosial ekonomi
Analisis kualitatif Permaslahan dan
potensi kawasan
Sarana dan Prasarana
topografi
Kondisi eksisting
9
BAB IV
PROFIL KAWASAN
4.1 Gambaran Umum Kawasan Driyorejo
Kecamatan Driyorejo terletak pada bagian selatan Kabupaten Gresik.
Secara geografis wilayah Kecamatan Driyorejo terletak antara 1120 � 1130 Bujur
Timar dan 70 � 80 Lintang Selatan. Wilayah Kecamatan Driyorejo memiliki luas
5.130 Ha, terdiri dari 16 desa/kelurahan, 47 dusun, 98 RW, 380 RT. Batas
administrasi Kecamatan Driyorejo adalah sebagai berikut (Badan Perencanaan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik, 2007).
· Sebelah Utara : Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya
· Sebelah Timur : Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya
· Sebelah Selatan : Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo
· Sebelah Barat : Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik
Rata-rata petumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir di Kecamatan
Driyorejo sebesar 8,8 %. Jenis mata pencaharian penduduk di Kecamatan Driyorejo
terdiri dari petani, pegawai negeri, buruh/karyawan, perdagangan, TNI, jasa dan lain
sebagainya, dimana pada tahun 2008 didominasi oleh penduduk yang
bekerja di sektor industri sebesar 64,63% (Kecamatan Driyorejo dalam Angka
tahun 2008)
Topografi di Kecamatan Driyorejo berkisar antara 6,25-50 meter di atas
permukaan laut. Dari segi topografi Kecamatan Driyorejo sesuai untuk
pengembangan perkotaan mengingat topografinya berada pada daerah
dataran rendah.
Infrastruktur teknis jalan raya, jalan kereta api, listrik, PDAM, telepon, drainase,
dan refuse plan. Sarana prasarana transportasi dan infrastruktur lainnya di
Kecamatan Driyorejo telah mendukung kegiatan perindustrian. Jaringan listrik telah
menjangkau hampir seluruh Kecamatan dengan menggunakan jasa perusahaan
listrik. Ketersediaan sumber air bersih dari PDAM, sumur gali atau sumur pompa di
Kecamatan Driyorejo dapat memenuhi kebutuhan air bersih industri. Jaringan
telekomunikasi telah menjangkau di seluruh Kecamatan baik melalui telepon kabel
maupun nirkabel. Begitu pula dengan jaringan drainase dan sistem persampahan.
Infrastruktur tersebut telah mampu mendukung kegiatan industri di Kecamatan
Driyorejo, sedangkan pengolahan limbah masih ada industri yang belum memiliki
10
pengolahan limbah, sehingga limbah industri langsung dibuang ke Kali Tengah.
Infrastruktur lain yang juga memiliki pengaruh bagi keberadaan industri yaitu saluran
drainase. Saluran drainase berupa saluran terbuka dengan kondisi permanen dan non
permanen. Kondisi saluran drainase di sebagain besar wilayah di Driyorejo masih
belum optimal dan tidak semua ruas jalan dilengkapi oleh saluran tersebut, sehingga
mengakibatkan banyaknya ruas jalan yang rusak berat akibat air hujan menggenangi
jalan yang belum dilengkapi oleh saluran tersebut.
4.2 Batas Administratif Kecamatan Driyorejo
Kecamatan Driyorejo terletak pada bagian selatan Kabupaten Gresik. Secara
geografis wilayah Kecamatan Driyorejo terletak antara 1120 � 1130 Bujur Timar dan
70 � 80 Lintang Selatan. Wilayah Kecamatan Driyorejo memiliki luas 5.130
Ha, terdiri dari 16 desa/kelurahan, 47 dusun, 98 RW, 380 RT. Batas administrasi
Kecamatan Driyorejo adalah sebagai berikut (Badan Perencanaan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik, 2007).
· Sebelah Utara : Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya
· Sebelah Timur : Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya
· Sebelah Selatan : Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo
· Sebelah Barat : Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik
Kecamatan Driyorejo memiliki 16 desa yaitu Krikilan, Driyorej, Cangkir, Bambe,
Mulung, Tenaru, Kesamben Wetan, Sumput, Tanjungan, Banjaran,Karangandong,
Mojosari Rejo, Wedoroanom,Randegansari, Gadung.
Rata-rata petumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir di Kecamatan
Driyorejo sebesar 8,8 %.
Tabel 3 Rata-Rata Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Driyorejo
Tahun Jumlah (Jiwa) Pertambahan Tiap Tahun (Jiwa)
2004 79144
2005 79954 810
2006 80695 741
2007 81515 820
2008 82276 761
Jenis mata pencaharian penduduk di Kecamatan Driyorejo terdiri dari petani,
pegawai negeri, buruh/karyawan, perdagangan, TNI, jasa dan lain sebagainya,
dimana pada tahun 2008 didominasi oleh penduduk yang bekerja di
sektor industri sebesar 64,63% (Kecamatan Driyorejo dalam Angka tahun 2008).
12
4.3 Penggunaan Lahan di Kecamatan Driyorejo
Luas wilayah Kecamatan Driyorejo yaitu 51.290 Ha. Penggunaan lahan di
Kecamatan Driyorejo meliputi lahan terbangun dan Belum terbangun
4.3.1 Ruang Terbuka dan Lahan Belum Terbangun
Penggunaan lahan di Kecamatan Driyorejo didominasi oleh lahan terbuka
seluas 3.839,26 Ha yang terdiri dari lahan pertanian berupa sawah tadah hujan
seluas 3.064,3 Ha, sawah irigasi seluas 3,88 Ha, kebun campur seluas 447,21 Ha,
Madang, 133.04, semak belukar seluas 13,1 Ha, Ruang Terbuka Hijau (Makam
dan lainnya) seluas 35,61 Ha, padang rumput seluas 90,02 Ha, kolam 48,18
seluas 45,03 Ha dan waduk seluas 3,90 Ha. (RDTR Kecamatan Driyorejo Tahun
2007 � 2027).
4.3.2 Lahan Terbangun
Lahan terbangun di Kecamatan Driyorejo seluas 1.290,74 Ha yang meliputi
permukiman seluas 770,34 Ha, perdagangan dan jasa seluas 30,42 Ha, Industri
dan Gudang seluas 436,28 Ha, bangunan umum (Tiga Gardu Induk PLN) seluas
20,70 Ha, fasilitas pemerintahan seluas 5,10 Ha, fasilitas pendidikan seluas 15,94
Ha, fasilitas peribadatan seluas 11,32 Ha dan Fasilitas kesehatan seluas 0,62 Ha
(RDTR Kecamatan Driyorejo Tahun 2007 � 2027).
Gambar 2. (a) Perdangan dan jasa (b). Pemukiman
(sumber : pengamatan lapangan, 2013)
Selain permukiman, lahan terbangun yang memiliki luasan yang cukup besar
yaitu guna lahan industri dan pergudangan. Perkembangan industri di Kecamatan
Driyorejo cukup signifikan. Daerah yang potensial untuk jenis industri kecil
terdapat di Desa Petiken, Kesamben Wetan, Tanjungan, Banjaran, Karangandong,
Mojosarirejo, Wedoroanom, Randegansari, Gadung, sedangkan untuk industri
sedang di Desa Bambe, Mulung, Tenaru, Kesamben Wetan, Sumput, dan
b a
13
Karangandong sedangkan industri besar potensial berkembang di Desa Krikilan,
Driyorejo, Cangkir, Bambe dan Tenaru.
Gambar 3 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Driyorejo
14
4.4 Infrastruktur Kecamatan Driyorejo
4.4.1 Jaringan Jalan
Sebagian besar jaringan jalan yang ada di Kecamatan Driyorejo memiliki
jenis perkerasan berupa jalan aspal, jalan cor/paving, jalan diperkeras/beton. Jenis
perkerasan jalan yang ada memiliki kondisi yang cukup baik terutama untuk jalan
aspal, paving dan beton. Namun, kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Legundi-Jalan
Raya Bambe sering terjadi karena kapasitas jalan yang tidak seimbang dengan
volume. Jenis kendaraan yang melintas sebagian besar adalah kendaraan
pengangkut barang, hal ini juga menjadi factor pendukung terjadinya kemacetan.
Biasanya kemacetan terjadi menjelang maghrib hingga tengah malam.
Gambar 4. Akses jalan di Kecamatan Driyorejo
(sumber : pengamatan Lapangan, 2013)
Sarana angkutan transportasi darat yang digunakan salah satunya adalah
angkutan umum. Kecamatan Driyorejo sudah terlayani oleh angkutan umum yang
melayani rute Krian, Cerme, Karangpilang, Sidoarjo, Kedamean, Menganti,
Wringinanom.
4.4.2 Jaringan Air bersih dan drainase
Saluran drainase di Kecamatan Driyorejo sebagian merupakan saluran
terbuka dengan kondisi permanen dan non permanen. Kondisi saluran drainase di
sebagain besar wilayah di Driyorejo masih belum optimal, tidak semua ruas jalan
dilengkapi oleh saluran tersebut, sehingga mengakibatkan banyaknya ruas jalan
yang rusak berat akibat air hujan menggenangi jalan yang belum dilengkapi oleh
saluran tersebut. Selain itu masyarakat menggunakan sungai Kali Tengah sebagai
saluran drainase. Sungai Kali Tengah juga dimanfaatkan oleh industri-industri yang
berkembang sebagai saluran pembuangan limbah cair.
15
Jumlah kebutuhan akan air bersih di Kecamatan Driyorejo pada umumnya
cukup tinggi.
Tabel 4 Keseluruhan Kebutuhan Sumberdaya air bersih di Kecamatan Driyorejo
(Sumber: JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271)
Kebutuhan air bersih tersebut sebagian besar terlayani oleh jaringan
perpipaan PDAM. Hal ini bisa dilihat dari tingginya pengguna/pelanggan air bersih
dari PDAM. Sumber air baku PDAM di Kecamatan Driyorejo berasal dari Kali
Surabaya. Selain dari PDAM kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kecamatan
Driyorejo juga diperoleh dari sumur gali ataupun sumur pompa.
4.4.3 Jaringan Listrik
Kebutuhan listrik di Kecamatan Driyorejo dikelola oleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN). Perkembangan pembangunan kelistrikan di Kecamatan Driyorejo
telah mampu menjangkau hampir seluruh wilayah, dengan pelanggan yang terdiri
dari kelompok sosial, rumah tangga, bisnis/usaha, industri, gedung pemerintah dan
penerangan jalan. Kebutuhan listrik yang terbesar yaitu pada golongan/kelompok
pelanggan industri, karena industri di Kecamatan Driyorejo sangat membutuhkan
listrik sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan produksi. Di Kecamatan
Driyorejo terdapat 3 gardu induk yang melayani jaringan listrik di seluruh wilayah
perencanaan yang dihubungkan oleh jalur SUTT/SUTET yang melintasi beberapa
desa di Kec. Driyorejo
16
Gambar 5. Gardu induk dan SUTET di Kecamatan Driyorejo
(sumber : pengamatan lapangan, 2013)
4.3.4 Jaringan Komunikasi
Jumlah pelanggan telepon di Kecamatan Driyorejo cukup besar pada tahun
2006 sebanyak 5.220 pelanggan yang tersebar di seluruh desa yang ada di wilayah
perencanaan walaupun saat ini sarana telekomunikasi cukup berkembang dengan
pesat, seiring dengan perkembangan telepon sesuler yang semakin canggih dan
modern sehingga hubungan komunikasi dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
Berkembangnya telepon sesuler tersebut didukung dengan pengembangan dan
pembangunan beberapa menara/tower milik beberapa perusahaan telekomunikasi
(diantaranya PT Telkomsel, Indosat dsb) yang tersebar di Kecamatan Driyorejo.
Gambar 6. Kantor Telekomunikasi Indonesia di Kecamatan Driyorejo
(sumber: pengamatan lapangan, 2013)
4.3.5 Fasilitas Umum
Fasilitas Umum yang ada di Kecamatan Driyorejo antara lain fasilitas
peribadatan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan dan
ketertiban dan kantor pemerintahan. Kecamatan Driyorejo memiliki fasilitas
pendidikan berupa TK sebanyak 24 unit, SD/MI sebanyak 38 unit. SLTP/MTS
sebanyak 11 unit, SLTA/MA sebanyak 5 unit, Pondok Pesantren sebanyak 4 unit.
Untuk fasilitas peribadatan, Kecamatan Driyorejo memiliki 53 unit Masjid dan 270
17
unit surau/langgar, dan Gereja 3 unit. Untuk Fasilitas Kesehatan terdiri dari,
Puskesmas sebanyak 2 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 3 unit, Poliklinik
sebanyak 8 unit, Polindes sebanyak 10 unit, Apotik sebanyak 2 unit dan praktik
dokter sebanyak 22 unit. Tersedianya beberapa sarana tersebut menunjukkan
bahwa kebutuhan masyarakat telah terpenuhi.
Gambar 7. a) Polsek Driyorejo b) Fasilitas Kesehatan c) Fasilitas Pendidikan
d) Kantor Pemerintahan e) Tempat Ibadah
(sumber : pengamatan Lapangan, 2013)
a b
d c
e
19
4.5 Potensi dan Permasalahan Kecamatan Driyorejo
4.5.1 Potensi Kecamatan Driyorejo
Kecamatan Driyorejo memiliki potensi yang bisa dikembangkan
kedepannya untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Potensi tersebut dapat dilihat dari segi sosial ekonominya, keadaan fisiknya,
Sarana dan Prasarananya dan lain sebagainya.
1 Sosial Ekonomi
Kegiatan Industri berkembang pesat di Kecamatan Driyorejo, baik industri
kecil, sedang dan besar. Industri besar terdapat di Desa Krikilan, Driyorejo,
Cangkir, Bambe dan Tenaru. Hasil analisa tersebut sesuai dengan kondisi yang
ada bahwa perkembangan industri besar di Kecamatan Driyorejo lebih
mengarah di desa-desa tersebut. Bagi industri sedang terletak di Desa Bambe,
Mulung, Tenaru, Kesamben Wetan, Sumput, dan Karangandong. Jumlah
industri kecil yang berkembang di Kecamatan Driyorejo sebanyak 17 jenis
yang tersebar di Desa Krikilan, Bambe, Petiken, Kesamben Wetan, Sumput,
Tanjungan, Banjaran, Karangandong, Mojosarirejo, Wedoroanom,
Randegansari, dan Gadung. Bagi industri kecil di Kecamatan Driyorejo adalah
Desa Petiken, Kesamben Wetan, Tanjungan, Banjaran, Karangandong,
Mojosarirejo, Wedoroanom, Randegansari, Gadung. Kegiatan-kegiatan industri
tersebut memiliki peranan penting bagi perkembangan perekonomian
Kecamatan Driyorejo. Perkembangannya industry yang demikian akan semakin
menarik investor-investor asing untuk menanam modal pada industri-industri
tsb.
Gambar 9. Salah Satu Lokasi Industri Besar di Kecamatan Driyorejo
(sumber : pengamatan Lapangan, 2013)
Kecamatan Driyorejo memiliki lokasi yang strategis karena berdekatan
dengan Kota Surabaya, ibu kota Propinsi Jawa Timur, merupakan kota Orde I
sebagai pusat pelayanan sekaligus sebagai kota yang perkembangannya paling
20
kompleks. Dengan adanya Kota tersebut maka akan memberikan pengaruh bagi
perkembangan industri di sekitarnya, termasuk Kecamatan Driyorejo yang
letaknya juga sangat berdekatan dengan Kota Surabaya
2 Fisik (Keadaan Alam)
- Kecamatan Driyorejo memiliki ketinggian 6,25-50 meter dpl, dengan
kelerengan 0-8 % (99 % dari luasan), 8-15 % (1 % dari luasan). Hal ini lebih
cukup memudahkan di dalam pelaksanaan pembangunan. Jika disesuaikan
dengan standar karakteristik industri, maka Kecamatan Driyorejo sesuai untuk
pembangunan lokasi industri. Hal ini dikarenakan lokasi yang sesuai untuk
lokasi industri adalah lokasi dengan kemiringan lereng yang sesuai dan berkisar
0% - 25%, pada kemiringan >25% - 45% dapat dikembangkan kegiatan
industri dengan perbaikan kontur, serta ketinggian tidak lebih dari 1000 meter
dpl;
- Ketersediaan lahan masih luas dan arahan pengembangan wilayah Kecamatan
Driyorejo sebagai kawasan industri semakin memberikan peluang besar bagi
pengembangan industri di wilayah ini.
3 Sarana dan Prasarana
- Jangkauan jaringan listrik PLN dan telepon telah merata seluruh wilayah,
demikian juga dengan jaringan jalan sebagian besar sudah diaspal dan
dipaving. Hal ini akan mendukung berkembangnya industri yang terlayani oleh
jaringan listrik dan telekomunikasi yang secara tidak langsung akan
meningkatkan perekonomian wilayah Kecamatan Driyorejo;
4.5.2 Permasalahan Kecamatan Driyorejo
Kecamatan Driyorejo memiliki hambatan yang bisa menghambat
perkembangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Hambatan tersebut
dapat dilihat dari segi sosial ekonominya, keadaan fisiknya, Sarana dan
Prasarananya dan lain sebagainya.
1. Sosial - Ekonomi
- Kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Legundi-Jalan Raya Bambe karena
kapasitas jalan yang tidak seimbang dengan volume dan jenis kendaraan
yang melintasnya. Kondisi tersebut diperparah dengan ketidaksadaran
masyarakat dalam berlalu lintas. Hal ini akan berpengaruh dan akan
menghambat mobilitas kegiatan industri, dimana sektor transportasi
menjadi faktor utama dalam kegiatan tersebut.
21
- Sementara, jika didasarkan pada tingkat pendidikan, masyarakat di
Kecamatan Driyorejo mayoritas berpendidikan setingkat Sekolah Dasar. Hal
inilah yang menyebabkan kurangnya sumberdaya manusia yang memiliki
keterampilan sehingga akan menyebabkan berdatangannya pekerja
industri dari luar daerah ataupun pekerja asing.
2. Fisik (Kondisi Alam)
- Jenis tanah yang ada di Kecamatan Driyorejo secara garis besar
dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis tanah yaitu aluvial dan grumosol. Dari
2 (dua) jenis tanah tersebut, secara umum kondisi sifat fisik tanah pada
umumnya mempunyai daya dukung yang relatif rendah, oleh karena
tingginya kadar kandungan tanah liat yang bertipe �montmorrilllonite�
(bersifat retak pada saat kering, dan lekat/memuai pada saat basah
(Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten
Gresik, 2007). Jika disesuaikan dengan standar karakteristik lokasi
industri, maka jenis tanah di wilayah ini kurang mendukung, karena kurang
menunjang konstruksi bangunan industri.
- Keadaan geologi umum yang menonjol di Kecamatan Driyorejo adalah
terdapatnya daerah perlipatan antiklinorium yang melintang dari timur ke
barat. Daerah perlipatan demikian ini sangat labil karena ada kemungkinan
terjadinya pergeseran batuan dasar, terutama pada area sinklinal dan
antiklinal. Selain itu juga terdapat sesar (patahan yang memotong
antiklinorium tersebut pada dua tempat dan melintang dari timur laut ke
arah barat daya. Daerah patahan ini merupakan daerah yang sangat
berbahaya untuk pembangunan sarana dan prasarana fisik karena
kemungkinan terjadinya gempa. Kerawanan ini didukung pula oleh batuan
jenis napal tufaan (yang mudah mengalami patahan/keretakan) yang
membentang dari timur ke barat. Lokasi patahan tersebut terdapat di Desa
Karangandong, Mojosarirejo, sebagian Desa Sumput, Kesamben wetan dan
Petiken. Keadaan ini juga mempengaruhi secara negatif terhadap
pembangunan lokasi industri, karena daya dukung lahan kurang sesuai
untuk menunjang konstruksi bangunan industri di wilayah ini.
3. Sarana dan Prasarana
- Daerah rawan banjir di Kecamatan Driyorejo terdapat pada beberapa desa
diantaranya adalah Desa Krikilan, Driyorejo, Cangkir, Petiken, Mulung dan
Sumput. Lokasi banjir tidak seluruhnya menggenangi desa tersebut namun
22
hanya pada beberapa titik atau lokasi yang disebabkan oleh beberapa
permasalahan yang dapat mengakibatkan banjir. Salah satu penyebab
banjir tersebut adalah kondisi saluran yang kurang memadai untuk
menampung limpahan air hujan, sehingga air meluap keluar dari
salurannya dan juga tidak adanya saluran pembuangan tepi jalan yang
banyak terdapat di beberapa ruas jalan di Kecamatan Driyorejo. Hal ini
berpengaruh negatif terhadap mobilitas industri dimana dukungan prasana
sangat penting dalam menunjang beroperasinya kegiatan mobilitas
industri.
- Saluran drainase di Kecamatan Driyorejo berupa saluran pinggir jalan
sebagai penampung air hujan. Pada umumnya saluran drainase di
Kecamatan Driyorejo merupakan saluran terbuka dengan kondisi permanen
dan non permanen. Kondisi saluran drainase di sebagian besar wilayah di
Kecamatan Driyorejo masih belum optimal dan tidak semua ruas jalan
dilengkapi oleh saluran tersebut, sehingga mengakibatkan banyaknya ruas
jalan yang rusak berat akibat air hujan menggenangi jalan yang belum
dilengkapi oleh saluran tersebut.
- Limbah yang berasal dari pabrik diantaranya mengakibatkan polusi udara
yang berasal dari asap, salah satunya yang dihasilkan oleh pabrik MDQ.
Selain itu, pembuangan air limbah baik industri maupun domestik banyak
memanfaatkan Kali Tengah, sebagai saluran pembuangan. Kegiatan
Industri tersebut memberikan kontribusi air limbah yang cukup besar selain
domestik. Pembuangan air limbah inilah yang memberikan kontribusi
pencemaran yang signifikan pada Kali Surabaya. Disisi lain Kali Surabaya
sebagai sumber penyediaan air minum. Selain limbah cair yang mencemari
sungai, asap yang dihasilkan oleh industri-industri di Kecamatan Driyorejo.
Oleh karena itu Industri yang berkembang pesat di Kecamatan Driyorejo
perlu diantisipasi dengan bangunan pengolah limbah untuk menghindari
kerusakan lingkungan. (Peta Permasalahan dan Potensi terlampir)
4.6 Isu Strategis yang Ada di Kecamatan Driyorejo
4.6.1 Isu pencemaran lingkungan
Di Kecamatan Driyorejo sebagain industri tidak memiliki saluran
pengolahan limbah dan membuang limbah hasil produksi tersebut ke sungai.
Pembuangan air limbah industri ke sungai di Kecamatan Driyorejo dengan
23
memanfaatkan Kali Tengah, sebagai saluran pembuangan. Di sepanjang aliran
Kali Tengah terdapat beragam jenis industri yang berkembang. Industri tersebut
terdiri dari industri kertas, minuman ringan, pengolahan kayu, kawat, sepeda,
detergen, farmasi, biskuit dan keramik. Industri-industri tersebut memberikan
kontribusi air limbah yang cukup besar selain limbah domestik.
Kali Tengah merupakan anak sungai dari Kali Surabaya. Kali Tengah
menjadi avour penampung aliran limbah bagi industri-industri di wilayah
pengalirannya. Pembuangan air limbah inilah yang memberikan kontribusi
pencemaran yang signifikan pada Kali Surabaya. Disisi lain Kali Surabaya sebagai
sumber penyediaan air minum.
Dalam upaya menangani masalah tersebut pemerintah Kecamatan
Driyorejo berencana melakukan sistem pengelolaan air buangan di Kecamatan
Driyorejo diarahkan pada sistem komunal dengan mengumpulkan air limbah yang
berasal dari industri dan air limbah domestik yang terdapat di sepanjang daerah
tangkapan Kali Tengah untuk dikelola secara terpusat dan untuk mengoptimalkan
pengelolaan penanganan limbah, sistem pengelolaan air limbah di Kecamatan
Driyorejo dibagi dalam beberapa zona kawasan pengelolaan limbah, setiap zona
kawasan ditempatkan 1 (satu) IPAL secara terpusat. Pembagian IPAL di Desa
Bambe, Kesamben Wetan dan Tanjungan.
Selain pencemaran sungai, pencemaran udara juga terjadi di Kecamatan
Driyorejo. Limbah yang berasal dari pabrik MDQ misalnya. Akibat kegiatan
produksi dari pabri MDQ tersebut menimbulkan polusi udara yang mengganggu
aktifitas masyarakat.
4.6.2 Isu Pembangunan
Rencana pembangunan jalan tol Surabaya-Gresik-Lamongan �Tuban akan
memberikan peluang pengembangan industri di Kecamatan Driyorejo, karena
pengembangan jalur transportasi akan mendukung mobilitas industri. Hal ini
dikarenakan faktor transportasi harus diperhitungkan dalam arti diusahakan
bahwa biaya transportasi penjualan (ke konsumen) adalah yang relatif paling
murah, biaya pengangkutan bahan baku dari sumbernya adalah relatif yang
termurah. Pembangunan pelabuhan khusus migas dan barang di Lamongan yang
lokasinya berada di perbatasan Kab. Gresik dan Kab. Lamongan yakni LIS
(Lamongan Integrated Shorbase) yang juga akan mendukung sistem transportasi
dalam mobilitas industri.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis profil kawasan Driyorejo terhadap (5) faktor
yang diteliti, yaitu Batas Administrasi, Penggunaan Lahan, Infrastruktur, Potensi dan
Permasalahan, yang dikaitkan dengan Isu Strategis Pengembangan Kawasan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1 Penggunaan lahan di Kecamatan Driyorejo didominasi oleh lahan tidak
terbangun seluas 3.839,26 Ha yang terdiri dari lahan pertanian, ruang terbuka
hijau, dan waduk sedangkan lahan terbangun di Kecamatan Driyorejo seluas
1.290,74 Ha yang terdiri dari permukiman, perdagangan dan jasa, industri dan
pergudangan serta fasilitas umum lainnya. lahan terbangun tersebut yang
memiliki luasan yang cukup besar yaitu guna lahan industri dan pergudangan.
2 Infrastruktur kawasan berupa jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan drainase
dan air bersih. Jaringan jalan di Kecamatan driyorejo berupa jalan aspal, cord
an diperkeras yang. Jaringan listrik di kecamatan driyorejo dilayani oleh 3
Gardu induk dan persebarannya telah merata. Jaringan drainase di kecamatan
Driyorejo berupa drainase permanen dan non permanen. Fasilitas Umum yang
ada di Kecamatan Driyorejo antara lain fasilitas peribadatan, fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan dan ketertiban dan kantor
pemerintahan.
3 Permasalahan yang dimiliki oleh Kecamatan Driyorejo antara lain Kemacetan
lalu lintas jalan raya karena kapasitas jalan yang tidak seimbang dengan
volume dan jenis kendaraan yang melintasnya, daya dukung lahan kurang
sesuai untuk menunjang konstruksi bangunan industri, dan kondisi saluran
drainase di sebagian besar wilayah di Kecamatan Driyorejo masih belum
mendukung kegiatan industry.
4 Potensi yang dimiliki Kecamatan Driyorejo antara lain perkembangan industri
baik skala besar, skala sedang dan skala besar yang cukup pesat dan didukung
letak Kecamatan Driyorejo cukup strategis terhadap Kota Surabaya dapat
menarik Investor dari dalam maupun luar negeri. Potensi lain yang dimiliki
Kecamatan Driyorejo sebagai kaawasan peruntukan industri yaitu kelerengan
lahan yang sesuai untuk kawasan industri, lahan yang masih luas dan
tersedianya sarana dan prasarana yang baik.
25
5 Isu Strategis meliputi isu pencemaran lingkungan dan isu pembangunan di
Kecamatan Driyorejo. Isu pencemaran yang terjadi d Kecamatan Driyorejo
yaitu dibuangnya limbah industry ke kali tengah dan pencemaran udara oleh
industry-industri. Sedangkan isu pembangunan di Kecamatan Driyorejo adalah
rencana pembangunan jalan tol Surabaya-Gresik-Lamongan yang akan
mendukung system transportasi dalam mobilitas industry di Kecamatan
Driyorejo.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk memecahkan permasalahan tidak
berkembangnya Kawasan Peruntukan Industri di Kecamatan Driyorejo, penulis
menyampaikan beberapa usulan kepada Pemerintah Kabupaten Gresik dan
masyarakat, sebagai berikut:
1 Memperbaiki kondisi ruas-ruas jalan penghubung antara Kawasan
Peruntukan Industri Driyorejo dengan jalan utama melalui peningkatan
kapasitas beban dan lebar perkerasan jalan, sehingga sesuai dengan sesuai
dengan standar jalan untuk kendaraan industri;
2 Meningkatkan kapasitas jaringan listrik pada Kawasan Peruntukan Industri
Driyorejo sehingga mencukupi untuk kebutuhan industri;
3 Menerapkan pola-pola insentif dan disinsentif terhadap lokasi-lokasi industri
yang ada di Kabupaten Gresik, yang mengarah pada masuknya industri ke
Kawasan Peruntukan Industri Driyorejo;
4 Membentuk badan pengelola Kawasan Peruntukan Industri Driyorejo;
5 Melakukan promosi atau sosialisasi Kawasan Peruntukan Industri Driyorejo
sehingga keberadaan Kawasan Peruntukan Industri Driyorejo lebih dikenal
oleh para pelaku industri.
26
DAFTAR PUSTAKA
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Perindustrian.
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik Nomor 23 Tahun 1992 Tentang
Rencana Detail, Tata Ruang Kota Driyorejo Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik.
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik Nomor 26 Tahun 1992 Tentang
Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik.
Hariani, Septiana. 2011. Strategi Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Pada Kawasan
Dengan Potensi Pengembangan Industri. Surabaya: ITS
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik. 2007.
Rencana Detail Tata Ruang Kota Kecamatan Driyorejo Tahun 2007 �
2027. Gresik: Bappelitbangda Gresik.
Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Driyorejo dalam Angka 2012. Gresik: BPS Gresik.
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik. 2010. Profil.
http://perijinan.gresik.go.id/profil-kami.html [ 3 Juni 2013]
27
LAMPIRAN
Tabel 5 Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Penggunaan Tanah
Kecamatan Driyorejo 2011
28
Gambar 10 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
(Sumber : Kantor Kecamatan Driyorejo, 2013)
29
Tabel 6 Jumlah Sekolah Umum Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Sekolah
Kecamatan Driyorejo Tahun 2011
31
Tabel 8 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan
Driyorejo.
(Sumber : Puskesmas Kec. Driyorejo)
33
Tabel 10 Jumlah Mini Market, Kelompok Pertokoan, Pasar Tradisional, dan
Pasar Hewan Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Driyorejo 2011
top related