(laporan iv) kardiovaskular_antihipertensi 2015 (wiri resky amalia)
Post on 13-Apr-2016
24 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Antihipertensi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius, terapi
sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Kadang-kadang mekanisme
kontrol tekanan darah tidak berfungsi secara benar atau tidak mampu secara
total mengkompensasi perubahan-perubahan yang terjadi. Tekanan darah dapat
meningkat di atas rentang normal (hipertensi apabila di atas 140/90 mmHg)
atau di bawah normal (hipotensi apabila kurang dari 100/60 mmHg) sedangkan
tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg.
Perubahan tekanan darah dirasakan oleh baroreseptor ginjal. Apabila
tekanan tinggi, maka pelepasan hormone resin berkurang. Apabila tekanan
darah turun, maka pelepasan renin meningkat. Pelepasan renin juga dirangsang
oleh saraf simpatis ke ginjal.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata prevalensi (angka
kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai
penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8-26,8%
penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita Hipertensi.
Tekanan darah tinggi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup
dan peningkatan resiko stroke. Penyakit jantung koroner dan penyakit organ
target lainnya (misalnya retinopati, gagal ginjal). Masalahnya adalah bahwa
resiko tersebut berjenjang sehingga tidak ada garis batas yang jelas antara
pasien yang harus diterapi dan yang tidak perlu diterapi. Penurunan tekanan
darah pasien yang tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg menurunkan
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
mortalitas dan morbiditas. Tetapi ini bisa mencakup 25% dari populasi. Di
Inggris secara umum, diterima bahwa pasien tanpa faktor resiko tambahan,
indikasi terapi adalah tekanan diastolik diatas 100 mmHgdan tekanan sistolik
diatas 160 mmHg. Faktor resiko lain untuk penyakit vaskular yang bisa bekerja
sinergis yaitu merokok,obesitas, hiperlipidemia, diabetes, hipertensi ventrikel
kiri. Beberapa pasien mengalami hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal
atau endokrin.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka akan dilakukan
percobaan terhadap efektivitas dari obat antihipertensi dengan menggunakan 3
ekor hewan coba mencit yang akan dibagi menjadi 3 kelompok, setiap
kelompok akan diinduksi dengan menggunakan penginduksi yang sama yaitu
epinephrine dan setelah pemberian obat, nantinya akan diketahui dari
efektivitas obat antihipertensi yang digunakan dalam praktikum ini.
B. Tujuan Pengamatan
Untuk menentukan efektivitas obat antihipertensi yaitu bisoprolol,
amlodipine, dan losartan terhadap hewan coba mencit (Mus musculus) yang
diinduksi dengan epinephrin.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang terasa pada arteri darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba disuatu tempat dimana arteri
melintasi sebuah tulang yang terletak dekat permukaan. Tiap menit sejumlah
volume yang tetap sama kembali ke vena tidak seimbang dan ventrikel gagal
mengimbanginya dengan daya pompa jantung, maka terjadi payah jantung.
Vena-vena besar dekat jantung menjadi membengkak berisi darah, sehingga
tekanan dalam vena naik dan kalau keadaan ini tidak dapat ditangani maka
terjadi udema (Pearce,2002).
Udema karena payah jantung sebagian karena adanya tekanan balik
didalam vena yang meningkatkan perembesan cairan keluar dari kapiler dan
sebagian karena daya pompa jantung rendah dan juga mengurangi pengantaran
darah keginjal. Maka ginjal gagal mengeluarkan garam. Penimbunan garam
menyebabkan penimbunan air (Pearce,evelyn.2002)
Dalam pengendalian tekanan darah berlangsung secara lambat
menggantikan refleks saraf yang telah gagal melaksanakan fungsinya. Dalam
pengendalian tekanan darah secara cepat berlangsung secara terintegrasi
dengan fungsi-fungsi organ yang terkait seperti kardiovaskular dan ginjal.
Pengendalian tekanan darah dilakukan oleh renin-angiotensin diawali dengan
disekresinya bahan renin oleh glomerular (Syaifuddin,2009),
Tekanan darah tinggi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup
dan peningkatan resiko stroke. Penyakit jantung koroner dan penyakit organ
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
target lainnya (misalnya retinopati, gagal ginjal). Masalahnya adalah bahwa
resiko tersebut berjenjang sehingga tidak ada garis batas yang jelas antara
pasien yang harus diterapi dan yang tidak perlu diterapi. Penurunan tekanan
darah pasien yang tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg menurunkan
mortalitas dan morbiditas. Tetapi ini bisa mencakup 25% dari populasi. Di
Inggris secara umum, diterima bahwa pasien tanpa faktor resiko tambahan,
indikasi terapi adalah tekanan diastolik diatas 100 mmHgdan tekanan sistolik
diatas 160 mmHg. Faktor resiko lain untuk penyakit vaskular yang bisa bekerja
sinergis yaitu merokok,obesitas, hiperlipidemia, diabetes, hipertensi ventrikel
kiri. Beberapa pasien mengalami hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal
atau endokrin. (Neal,MJ.2010)
Hipertensi
Hipertensi didenisikan sebagai tekanan darah diastolik tetap yang lebih
besar dari 90 mm Hg disertai dengan kenaikan tekanan darah sistolik (140 mm
Hg). Hipertensi disebabkan oleh peningkatan tonus otot polos vaskuler perifer
yang menyababkan peningkatan resistensi arteriola dan menurunnya kapasitas
sistem pembuluh vena (Mycek, 2013).
Berdasarkan tingginya tekanan darah seseorang dikatakan hipertensi bila
tekana darahnya ˃140/90 mmHg (Gunawan, 2007) :
KlasifikasiSistol Diastol
mm Hg mm Hg
Normal ˂ 120 ˂ 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Hipertensi
Tingkat 1 140-159 90-99
Tingkat 2 ˃ 160 ˃ 100
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi hipertensi esensial
atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar
patologi yang jelas. Penyebebnya multifaktorial meliputi faktor genetika dan
lingkungan. Dan Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus hipertensi.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal
(hipertensi renal), hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat, oabt-obat-obatan
dan lain-lain. Hipertensi renal dapat berupa hipertensi renovaskuler , misalnya
pada stenosis arteri renalisvakulitis internal (Gunawan, 2007).
Ginjal mengatur tekanan darah jangka panjang dengan mengubah
volume darah. Barometereseptor pada ginjal menyebabkan penurunan tekanan
darah (dan stimulasi reseptor ß-adrenergik simpatik) dengan cara
mengeluarkan enzim renin . Pepetidase ini akan mengubah angiotensinogen
menjadi angiotensin I yang selanjutnya dikonversi menjadi angiotensin II
oleh enzim pengkonversi angiotensin (ACE). Angiotensin II adalah
vasokonstriktor yang sangat poten dalam sirkulasi, menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Lebih lanjut, angiotensin II ini memacu sekresi aldosteron,
sehingga reabsorbsi natrium ginjal dan volume darah meningkat, yang
seterusnya juga akan meningkatkan tekanan darah (Mycek, 2013).
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Antihipertensi memiliki beberapa golongan obat yaitu golongan diuretic,
Penyekat-Beta, inhibitor ACE, Antagonis angiotensin II, Penyekat kanal
kalsium, Penyekat –Alfa dan obat golongan lain-lain (Mycek, 2013).
Golongan diuretik tiazid bekerja merendahkan tekanan darah, dimulai
dengan peningkatan sekresi Na+ dan air. Ini menurunkan volume ekstrasel
menimbulkan pengurangan isi sekuncup jantung dan aliran darah ginjal.
Contoh obatnya yaitu hidroklorotiazid. Sedangkan diuretik loop , bekarja cepat
pada pasien contoh obatnya Furosemid. Menyebabkan penurunan resisitensi
vaskuler ginjal. Meningkatkan isi kadar kalsium urine sedangkan diuretika
tiazid menurunkan konsentrsi kalsium pada urine (Mycek, 2013) .
Golongan penyekat ß-adrenoreseptor, contoh obatnya yaitu : Atenolol,
Labetalol, Metoprolol, Nadolol, Propanolol dan Timolol, menyebebkan
penurunan tekanan darah terutama mengurangi isi sekuncup jantung . Obat ini
menurunkan aliran simpatik dari SSP dan menghambat pelepasan renin dari
ginjal, karena itu mengurangi pembentukan angiotensin II dan sekresi
aldosteron (Mycek, 2013).
Golongan inhibitor ACE ,contoh obatnya yaitu Benazepril, Kaptopril,
Enalapril, Fosinopril, Lisinopril, Moeksinipril, Quinapril, Ramipril,
menurunkan tekanan darah dengan mengurangi resistensi vaskuler perifer
tanpa meningkatkan curah jantung, kecepatan ataupun kontraktilitas. Obat-obat
ini menghambat enzim pengkonversi angiotensinogen yang mengubah
angiotensin I membentuk vasokontriksi poten angiotensin II. Vasodilatasi
terjadi sebagai efek kombinasi vasokontriksi yang lebih rendah disebabkan
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
oleh berkurangnya angiotensin II dan vasodilatasi dari peningkatan bradikinin
(Mycek, 2013).
Golongan Antagonis angiotensin II contoh obatnya yaitu Losartan,
menurunkan tekanna darah dengan memblok reseptor angiotensin . Obat ini
mempunyai sifat yang sama dengan inhibitor ACE yaitu menimbulkan
vasodilatasi dan meningkatkan sekresi aldosteron (Mycek, 2013).
Golongan penyekat kanal kalsium contoh obatnya yaitu Amlodipin,
Diltiazem, Felodipin,Isradipin, Nefedipin, dan Verapamil, menurunkan tekanan
darah dengan cara menghambat masuknya kalsium kedalam sel. Hal ini
menurunkan resistensi perifer dan menyebabkan penurunan tekanan darah
(Mycek, 2013).
Golongan penyekat α-Adrenergik menyebabkan penyakatan kompetitif
α1 – Adrenoreseptor contoh obatnya yaitu Doksazosin, Praosin, Terasozin.
Obat-obat ini menurunkan vaskuler periver dan menurunkan tekanan darah
arterial denga menyebabkan bukan hanya perubahan yang kecil dari curah
jantung, aliran darah ginjal dan kecepatan viltrasi glomerulus (Mycek, 2013).
Diuretik
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian , pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urine yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan
jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air (Gunawan, 2007).
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan edema , yang
berarti mengbah keseimbangan cairan sedemiakian rupa sehinnga volume
cairan ekstra sel kembali menjadi normal (Gunawan, 2007).
Diuretika digunakan pada semua keadaan di mana dikehendaki
peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal jantung.
Pada hipertensi guna mengurangi volume darah seluruhnya hingga tekanan
darah (tensi ) menurun (Tjay, 2002).
Penghambat Karbonik Anhidrase obatnya yaitu Asetazolamid ,
menurunkan reabsorbsi bikarbonat pada tubulus proksimal malalui inhibisi
katalisis hidrasi CO2 dan reaksi dehidrasi . Oleh Karen aitu , ekskresi HCO3-,
Na+ dan H2O meningkat. Kehilangan HCO3- menyababkan asidois metabolic
dan efek obat menjadi self-limitingpada saat bikarbonat darah turun Na+ yang
dialirkan ke nefron distal meningkat sekresi K+ (Gunawan, 2007).
“Loop”Diuretik obatnya yaitu Bumatanid, furosemid, torsemid dan asam
ekrinat merupakan empat diuretik yang efek utamanya pada asendens ansa
henle. “Loop” diuretik menghambat kontraspor Na+/K+/Cl- dari membrane
lumen pada pars asendens ansa henle. Karena itu, resorbsi Na+/K+/Cl- menurun.
“Loop”diuretik merupakan obat diuretic yang paling efktif , karena pars
asenden benranggung jawab untuk absorbs 25-30% NaCl yang disaring dan
bagian distalnya tidak mampu untuk mengkompensasi keniakan muatan Na+
(Mycek, 2013).
Diruretik Tiazid contoh obatnya yaitu Klorotiazid. Tiazid merupakan
obat diuretik yang paling banyak digunakan. Derivat Tiazid bekerja terutama
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
pada tubulus distal untuk menurunkan reabsorbsi Na+ dengan menghambat
kontraspoter Na+/Cl- pada membrane lumen . Obat-obat ini memiliki sedikit
efek pada tubulus proksimal. Akibatnya oabt-obat ini meningkatkn konsentrasi
Na+dan Cl- pada ciran tubulus. Keseimbangan asam basa biasanya tidak
dipengaruhi katena tempat kerja derivate tiazid ialah membran lumen (Mycek,
2013).
Diuretik Hemat Kalium contoh obatnya yaitu Spironolakton, amilorid
dan Triamteren. Diuretik ini bekerja pada segmen yang berperan terhadap
aldosteron pada nefron distal, dimana homeostatis K+ dikendalikan. Aldosteon
menstimulasi reabsorbsi Na+, membangkitkan poten sial negative kedalam
lumen , yang mengarahkan ion K+ dan H+ ke dalam lumen (dan kemudian
ekskresinya). Diuretik hemat kalium menurunkan reabsorbsi Natrium dengan
mengantagonis (Spironolakton) atau memblok kanal Na+ (Amilorid dan
triamteren). Hal ini meyebabkan potensial aksi listrik epitel tubulus menurun,
sehingga gaya untuk sekresi K+ berurang (Gunawan, 2007).
Diuretik osmotik , sejumlah zat kimia yang sederhana dan hidrofilik
disaring glomerulus , seperti matinol dan urea menyebabkan berbagai derajat
dieresis. Hal ini terjai karena kemampuan zat-zat ini untuk mengangkut air
bersama kedalam cairan tubulus . Bila zat-zat yang tersaring berikutnya
mengalami sedikit atau tidak direabsorbsi sama sekali kemudian zat yang
disaring akan menyebabkan peningkatan keluaran urine. Hanya dalam jumlah
kecil dari garam-garam yang ditambahkan dapat juga diekskresikan karena
diuretik osmotic digunakan untuk meningkatkan ekskresi air dari pada
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
ekskresi Na+maka obat-obat ini tidak berguna untuk mengobati terjadinya
retensi Na+ . Obat-obat ini digunakan untuk memelihara aliran urine dalam
keadaan toksisk akut setelah manelan zat-zat beracun yang berpotensi
menimbulkan kegagalan ginjal akut (Mycek, 2013).
B. Uraian Bahan dan Obat
1. Uraian Bahan
a. Na-CMC (Dirjen POM, 1979: 401)
Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama Lain : Natrium karboksilmetilselulosa
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau kuning gading,
tidak berbau dan hampir tidak berbau,
higroskopik.
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk
suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%)
P, dalam eter P,dalam pelarut organik lain.
b. Aqua Pro Injeksi (Ditjen POM, 1979 : 97)
Nama Resmi : AQUA STERILE PRO INJECTION
Nama Lain : Air steril untuk injeksi
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Uraian Obat
a. Epinefrin (Dirjen POM, 1979)
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Nama Resmi :
:
EPINEPHRINUM
Nama lain :
:
Epinefrin
RM / BM : C9H13NO3 / 183,21
Pemerian :
:
Serbuk hablur renik, putih atau putih kuning gading
Kelarutan :
:
Agar sukar larut dalam air; tidak larut dalam etanol
(95%) P dan dalam eter P, mudah larut dalam
larutan asam mineral, dalam natrium hidroksida P
dan dalam kalium hidroksida P, tetapi tidak larut
dalam larutan ammonia dan dalam alkali karbonat.
Tidak stabil dalam alkali atau netral, berubah
menjadi merah jika terkena udara
Penyimpanan :
:
Dalam wadah tertutup rapat berisi nitrogen,
terlindungi dari cahaya
Kegunaan : simpatomimetik
b. Bisoprolol
Nama Paten : BISOPROLOL (MIMS, 2014)
Indikasi : Hipertensi sebagai monoterapi (dept.farmakologi
dan terapi UI, 2010
Kontra indikasi
:
: Anti aritmia, kelas II, Beta adrenergik bloker non
selektif
Efek samping : Anti muskarinik, bradikardia, penurunan secret
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
bronchial, retensi urin, mulut kering kulit kering
(Mycek, 2013)
Farmakokinetik
:
: Onset beta-bloker oral 1 – 2 jam , durasi 6 jam.
Distribusi Vd= 3,9 L/kg untuk dewasa menembus
Plasenta, sejumlah kecil masuk air susu. Ikatan
protein pada bayi 68% dan dewasa 93%.
Metabolisme aktif di hati dan kombinasi tidak
aktif. (Dept. farmakologi dan terapi, 2010)
Dosis obat : Awal 5 mg 1 x/hr, dapat ditingkatkan menjadi 10-
20 mg 1 x/hr (MIMS, 2014).
c. Losartan®
Nama Paten : Losartan K (MIMS, 2014)
Indikasi : Hipertensi
Kontra indikasi
:
: Hipersensitif terhadap Losartan K
Efek samping : Pusing, sakit Pusing, sakit kepala, lelah, batuk,
diare, dispepsia, kram otot, malgia, nyeri
punggung, nyeri tungkai, insomnia, hidung
tersumbat, infeksi saluran nafas atas, dan sinusitis.
Farmakokinetik
:
: Losartan diabsorbsi dengan baik melalui saluran
cerna dengan bioavailabilitas sekitar 33%.
Absorpsinya tidak dipengaruhi oleh adanya
makanan dilambung.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
d. Amlodipine
Nama Generik : Amlodipine
Indikasi : Hipertensi, Angina.
Kontra indikasi
:
: Hipersensitivitas terhadap dyhidropiridine.
Efek samping : sakit kepala, udema, letih, somnolensi, mual,
nyeri perut, kulit memerah, palpitasi, pening.
Dosis obat : 1x sehari 1 tablet 5mg atau 10mg; Angina dosis
awal 1x sehari 2,5mg, dosis maksimum 1x sehari
10mg
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
BAB III METODE KERJA
A. Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunnakan dalam praktikum ini adalah batang
pengaduk, botol vial, gelas kimia, kanula, labu ukur, lap kasar, lap halus, dan
spoit.
B. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah API (Aqua
pro injeksi), Bisoprolol, Amlodipine, Epinefrin, Losartan, dan Na-CMC.
C. Hewan Coba
Adapun hewan coba yang digunakan pada praktikum SSO ini yaitu
Mencit (Mus musculus).
D. Prosedur Kerja
a) Pembuatan Bahan
a. Pembuatan Na-CMC 1% b/v
1. Ditimbang Na-CMC sebanyak 1gram
2. Dipanaskan 100 mL air suling hingga suhu 70oC
3. Dimasukkan Na-CMC kedalam lumpang, ditambahkan 100 mL air
yang telah dipanaskan kemudian diaduk hingga homogen
4. Dimasukkan larutan Na-CMC 1% ke dalam wadah dan disimpan
dalam lemari pendingin
b. Epinefrin
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Diambil epinefrin 1 mg/ml kemudian dilakukan pengenceran
dengan dicukupkan 5 ml dengan API (Aqua Pro Injeksi) sehingga
diperoleh konsentrasi 1mg/5ml.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
3. Diambil 1 ml dari pengenceran diatas ke dalam labu ukur 5 mL yag
lain dan dilakukan pengenceran ke-2 dengan dicukupkan dengan
larutan API (Aqua Pro Injeksi) sampai batas tanda , lalu homogen
sehingga diperoleh konsentrasi 0,2 mL
4. Dihitung volume yang akan dipipet dan diperoleh sebanyak 0,625
mL
5. Dipipet larutan pada pengenceran ke-2 sebanyak 0,625 mL ke
dalam labu ukur 5 mL dan cukupkan dengan larutan API sampai
batas tanda
6. Dihomogenkan
7. Ditutup rapat labu ukur tersebut dan disimpan dalam kulkas
b) Pembuatan Obat
a. Amlodipine
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang Amlodipine sebanyak 50 mg
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml
4. Dilarutkan dengan 5 ml Na-CMC 1% (pengenceran pertama)
5. Dihomogenkan
6. Dispoit sebanyak 1,195 mL
7. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml
8. Dicukupkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda (pengenceran
kedua)
9. Dihomogenkan lalu dipindahkan ke botol vial dan diberi etiket.
b. Bisoprolol
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang Bisoprolol sebanyak 50 mg
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml
4. Dilarutkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda (pengenceran
pertama)
5. Dihomogenkan
6. Dispoit sebanyak 0,36 mL
7. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml
8. Dicukupkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda
(pengenceran kedua)
9. Dihomogenkan lalu dipindahkan ke botol vial dan diberi etiket.
c. Losartan
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang Losartan sebanyak 50 mg
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml
4. Dilarutkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda (pengenceran
pertama)
5. Dihomogenkan
6. Dispoit sebanyak 0,708 mL
7. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml
8. Dicukupkan dengan Na-CMC 1% sampai batas tanda (pengenceran
kedua)
9. Dihomogenkan lalu dipindahkan ke botol vial dan diberi etiket.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
c) Perlakuan Pada Hewan Coba
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disiapkan mencit kemudian dibagi menjadi 3 kelompok
3. Masing-masing mencit diamati warna telinga mencit sebelum
diinduksi adrenalin (epinefrin)
4. Diinduksi adrenalin (epinefrin) pada telinga mencit
5. Setelah 30 menit, diamati kembali warna telinga mencit, jika berwarna
pucat menandakan vasokontriksi (hipertensi).
6. Mencit I diberikan obat bisoprolol, mencit II diberikan obat
amlodipine, dan mencit III diberikan obat losartan sesuai dengan
perhitungan VP pada masing – masing mencit
7. Diamati warna telinga mencit pada menit 15, 30 dan 60, jika warna
merah (vasodilatasi) mengalami penurunan tekanan darah dan jika
warna putih pucat (vasokontriksi) mengalami peningkatan tekanan
darah.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
BAB IV HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
OBAT BB VP
Warna Telinga
Sebelum
pemberian
epinefrin
Setelah
pemberian
epinefrin
15’ 30’ 60
Losartan 28 g0,97
mLmerah pucat pucat merah merah
Bisoprolol 29 g0,96
mLmerah pucat
Mulai
merahmerah merah
Amiodipin 26 g0,86
mLmerah pucat pucat merah merah
B. Pembahasan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih berat dari
140 mmgH dana tau diastolic lebih besar dari 90 mmgH. Hipertensi merupakan
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai factor resiko yang
dimiliki seseorang. Factor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak
dapat dikontrol seperti keluarga sedangkan factor yang dapat dikontrol seperti
obesitas.
Golongan obat antihipertensi yang banyak digunakan adalah diuretic
tiazid, beta-blocker, penghambat angiotensin converting enzymes, antagonis
angiotensin II, calcium channel blocker dan alpha blocker.
Diuretic tiazid : dengan potensi menengah yang menurunkan tekanan
darah dengan cara menghambat reabsorpsi sodium pada daerah awal tubulus
distal ginjal, meningkatkan ekskresi sodium dan volume urin. Salah satu
contoh obatnya yaitu furosemide
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Penghambat –β : memblok beta adrenoreseptor. Salah satu contoh
obatnya yaitu acebutolol, bekerja sbagai stimulant beta pada saat aktivitas
adrenergic minimal tetapi akan memblok aktivitas beta pada saat aktivitas
adrenergic meningkat.
Penghambat ACE : menghambat secara kompetitif pembentukan
angiotensin II dari precursor angiotensin I yang inaktif, yang terdapat pada
darah, pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal, dan otak. Salah satu
contoh obatnya yaitu captopril.
Antagonis Reseptor Angiotensin II : mempunyai banyak kemiripan
dengan ACE tetapi AIRA tidak mendegradasi kinin, karena efeknya pada
ginjal dan AIRA dikontra indikasikan pada steonosis arteri ginjal bilateral dan
pada stenosis arteri yang berat merupakan ginjal yang hanya berfungsi satu.
Salah satu contoh obatnya yaitu Losartan.
Penghambat Kanal Ca2+ : menurunkan influks ion Ca2+ ke dalam sel
miokard. Sel-sel dalam sistem konduksi jantung dan sel-sel otot polos dan
pembulu darah. Salah satu contoh obatnya yaitu Dilitiazem
Penghambat -α : memblok adrenoreseptor α-1 perifer, mengakibatkan
efek vasodilatasi karena merelaksasi otot polo pembuluh darah. Diindikasikan
untuk hipertensi yang seseitem. Salah satu contoh obatnya yaitu Doxazosin.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan efektivitas
obat antihipertensi yaitu amioodipin,bisoprolol, dan losartan terhadap hewan
coba tikus (Mus Musculus)yang diinduksikan dengan epinefrin.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu, alat : gelas kimia, kanula,
spoit injuksi 1mL dan 3 mL dan stopwatch. Bahan : aquades, amiodipin,
bsoprolol, epinefrin, losartan dan Na CMC 1 %.
Adapun hewan coba yang digunakan pada percobaan ini yaitu (Mus
Musculus) yang nantinya akan diamati dengan penginduksian oral dnegan
obat-obat golongan antihipertensi yaitu Amiodipin, bisoprolol, dan losartan.
Adapun mekanisme kerja obat yang pertama yaitu Amiodipin : sebagai
blocker kanal Ca2+ yang terikat pada kanal tipe I dan dengan menghambat
masuknya Ca2+ ke dalam sel. Antagonis ini menyebabkan relaksasi otot polos
arteriol. Hal ini menurunkan resistensi perifer dan menyebabkan penurunan
tekanan darah.
Adapun mekanisme kerja obat yang kedua yaitu Bisoprolol :
kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik pada reseptor β1 dari pada
reseptor β2 sehingga dapat melibatkan penurunan curah jantung melalui
inotropic negatif dan efek inotropic jantung dan inhibisi pelepasan renin dari
ginjal.
Adapun mekanisme kerja obat yang ketiga yaitu Losartan : senyawa
imidazole tetrazid ini adalh angiotensin II. Blocker pertama yang dipasarkan,
obat ini berlainan dengan penghambat ACE. Zat ini tidak menghambat enzim
ACE yang merombak angiotensin I menjadi angiotensin II. Melainkan
memblok reseptor Angiotensin II dengan efek vasodilatasi. Kerjanya dari usus
baik tetapi BA nya hanya 3,5%, berhubungan efek besar kadar puncak dalam
darah dicapai sesuai 3-4 jam.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Adapun mekanisme kerja obat yang keempat yaitu Epinefrin : langsung
berikatan dengan reseptor adrenergic sehingga menghasilkan efek, sehingga
terjadi pelebaran atau midriasis serta takikardia atau kontraksi jantung
dipercepat.
Hasil percobaan pada kelompok I dengan menggunakan obat Losarta
dengan Berat badan 28 g dan volume pemberiannya 0,97 mL. sebelum
penginduksian obat, mencit diinjeksikan dengan epinefrin pada telinga mencit.
Kemudian setelah penginjeksian dengan epinefrin diamati selam 30 menit lalu
diamati warna telinga mencit. Jika terjadi vasokontriksi itu artinya telinga
mencit berwarna pucat. Kemudian setelah penginduksian obat losartan yang
VP nya 0,97 mL. maka hasil yang diperoleh yaitu pada menit ke 15 telinga
berwarna pucat, sedangkan pada menit ke 30 dan 60 telinga berwarna merah.
Hasil percobaan pada kelompok IV dengan menggunakan obat
Bisoprolol dengan Berat badan 29 g dan volume pemberiannya 0,96 mL.
sebelum penginduksian obat, mencit diinjeksikan dengan epinefrin pada telinga
mencit. Kemudian setelah penginjeksian dengan epinefrin diamati selam 30
menit lalu diamati warna telinga mencit. Jika terjadi vasokontriksi itu artinya
telinga mencit berwarna pucat. Kemudian setelah penginduksian obat
bisoprolol yang VP nya 0,96 mL. maka hasil yang diperoleh yaitu pada menit
ke 15 telinga mulai berwarna merah, sedangkan pada menit ke 30 dan 60
telinga berwarna merah.
Hasil percobaan pada kelompok V dengan menggunakan obat Amiodipin
dengan Berat badan 26 g dan volume pemberiannya 0,86 mL. sebelum
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
penginduksian obat, mencit diinjeksikan dengan epinefrin pada telinga mencit.
Kemudian setelah penginjeksian dengan epinefrin diamati selam 30 menit lalu
diamati warna telinga mencit. Jika terjadi vasokontriksi itu artinya telinga
mencit berwarna pucat. Kemudian setelah penginduksian obat amiodipin yang
VP nya 0,86 mL. maka hasil yang diperoleh yaitu pada menit ke 15 telinga
berwarna pucat, sedangkan pada menit ke 30 dan 60 telinga berwarna merah.
Sesuai pengamatan dan perbandingan literature pada percobaan pertama
dengan obat Losartan. Pada kali ini berbeda dengan literature. Pada literature
yang didapatkan cara kerja obat dan efeknya yaitu terjadi vasodilatasi
sedangkan pada menit ke 15 mencit mengalami vasokontriksi. Namun pada
menit ke 30 dan 60 terjadi vasodilatasi dengan ditandainya telinga mencit
berubah menjadi warna merah.
Sedangkan pada obat kedua dengan obat Bisoprolol. Pada kali ini sudah
sesuai dengan literature. Dimana literature yang didapatkan cara kerja obat dan
efeknya yaitu dapat menurunkan curah jantung sehingga telingan mencit
mengalami vasokontriksi setelah pemberian obat.
Dan pada obat ketiga dengan obat Amiodipin. Pada kali ini sudah seduai
dengan literature. Dimana literature yang didapatkan cara kerja obat dan
efeknya yaitu menyebabkan penurunan tekanan darah sehingga telinga mencit
mengalami vasodilatasi setelah pemberian obat.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
BAB V KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
1. Obat Losartan. Efek obat yang dihasilkan pada menit ke 15 terjadi
kepucatan pada telingan mencit. Namun pada menit ke 30 dan 60 telinga
mencit berubah warna menjadi merah. Artinya obat sudah memberikan
efek yang baik dan sesuai dengan literature
2. Obat Bisoprolol. Efek obat yang dihasilkan pada menit ke 15 terjadi reaksi
dimana telingan mencit mulai berwarna merah. Kemudian pada menit ke
30 dan 60 telinga mencit sudah berubah menjadi warna merah. Artinya
obat sudah memberikan efek yang baik dan sesuai dengan literature
3. Obat Amlodipin. Efek obat yang dihasilkan pada menit ke 15 terjadi
kepucatan pada telinga mencit. Namun pda menit ke 30 dan 60 telinga
mencit berubah menjadi merah. Artinya obat sudah memberikan efek yang
baik dan sesuai dengan literatur.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2015.Penuntun Farmakologi dan Toksikologi 2. Makassar : FF UMI
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Dirjen POM1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI; Jakarta.
Gunawan, Gan, Sulistia. 2007. Farmakologi Dan Terapi, Edisi V. Gaya Baru; Jakarta.
Mutschaler,Ernst.1991.Dinamika obat Farmakologi dan ToKsikologi.bandung ; ITB
Mycek, Mary. J. Dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar edisi 2. Jakarta: Widya Medika
Price, Sylvia A.,2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC; Jakarta.
Syarif, amir, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Tjay Tan Hoan, Rahardja Kirana. 2007. Obat-obat Penting ed. 6 depkes RI. Jakarta.
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
3 ekor coba mencit
I II III
Diamati warna telinga mencit
Diinjeksi dengan adrenalin (epinefrin) pada telinga mencit
Setelah 30 menit, diamati warna telinga mencit, jika berwarna pucat menandakan vasokontriksi (hipertensi)
Bisoprolol Amlodipine Losartan
Amati warna telinga mencit pada menit 0, 30,60 dan 90
(warna merah (vasodilatasi) penurunan tekanan darah)
(warna pucat (vasokontriksi) peningkatan tekanan darah)
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Perhitungan Dosis
1. Bisoprolol = 10 mg , Berat etiket rata – rata = 122 mg
Dosis dewasa = 10 mg
60 kgBB
= 0,16 mg/kgBB
Dosis mencit = 0,16 mg/kgBB × 373
= 1,973 mg/kgBB
Dosis maks = 1,973mg1000 g
×30 g
= 0,05919 mg
Larutan stock = 5 mL1mL × 0,05919 mg
= 0,29595 mg
BYD = 0,29595 mg
10 mg×122 mg
= 3,61059 mg
Pengenceran :
50 mg → 5 mL (50 mg/5 mL)
↓
X → 5 mL (3, 61059 mg / 5 mL)
X = 3,61059mg
50 mg ×5 mL
= 0,36 mL/5 mL
2. Amlodipine = 10 mg, Berat etiket rata – rata = 403,8 mg
Dosis dewasa = 10 mg
60 kgBB
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
= 0,16 mg/kgBB
Dosis mencit = 0,16 mg/kgBB × 373
= 1,973 mg/kgBB
Dosis maks = 1,973mg1000 g
×30 g
= 0,05919 mg
Larutan stock = 5 mL1mL × 0,05919 mg
= 0,29595 mg
BYD = 0,29595 mg
10 mg× 403,8mg
= 11,95 mg
Pengenceran :
50 mg → 5 mL (50 mg/5 mL)
↓
X → 5 mL (11,95 mg / 5 mL)
X = 11,95mg
50 mg ×5 mL
= 1,195 mL/5 mL
3. Losartan = 50 mg, Berat etiket rata – rata = 229,8
Dosis dewasa = 50 mg
60 kgBB
= 0,83 mg/kgBB
Dosis mencit = 0,83mg/kgBB × 373
= 10,27 mg/kgBB
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
Dosis maks = 10,27 mg1000 g
×30 g
= 0,3081 mg
Larutan stock = 5 mL1mL × 0,3081 mg
= 1,5405 mg
BYD = 1,5405mg
10 mg× 229,8 mg
= 7,08 mg
Pengenceran :
50 mg → 5 mL (50 mg/5 mL)
↓
X → 5 mL (7,08 mg / 5 mL)
X = 7,08 mg50 mg ×5 mL
= 0,708 mL/5 mL
4. Epinefrin 1 mg/ ml
Dosis Dewasa = 1mg60 kg
=0.016 mg / kgBB
Dosis mencit = 0,016mg/kgBB ×373
=0,197 mg /kgBB
Dosis maks = 0,197 mg1000 g
×30 g=0,005 mg
Larutan stok = 5 mL1mL
× 0,005 mg=0,025mg
Pengenceran =
1 mg 5 ml (1 mg/5mL)
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
Antihipertensi
1 mL 5 ml (0,2mg/5mL)
X 5 mL (0,025 mg/5 mL)
X = 0,025 mg
0,2 mg×5 mL=0,625 mL /5 mL
Wiri Resky Amalia Amran Nur, S.farm., Apt.15020140074
top related