laporan kasus anestesi
Post on 14-Jul-2015
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 1/9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Anestesia
Anestesi adalah…..
Anestesi dibedakan atas tiga golongan yaitu :
a. anetesia lokal ; bersifat ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang hanya
perlu waktu singkat. Oleh karena itu efek anestesi yang didapat hanya mampu
dipertahankan selama kurun waktu sekitar 30 menit seusai injeksi, bila lebih dari
itu maka akan diperlukan tambahan untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa nyeri.
Caranya, menginjeksi obat-obatan anestesi tertentu pada area yang akan dilakukan
sayatan atau jahitan. Obat-obat yang diinjeksi ini lalu bekerja memblokade saraf-
saraf tepi yang ada di area sekitar injeksi sehingga tidak mengirimkan impuls
nyeri ke otak.
b. anestesia regional ; dengan menginjeksi obat-obatan bius pada bagian utama
pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu saraf utama yang ada di dalam tulang
belakang. Sehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls saraf di area itu.
Sensasi nyeri yang ditimbulkan organ-organ melalui sistem saraf tadi terhambat
dan tak dapat diregister sebagai sensasi nyeri otak. Dan sifat anestesi akan lebihluas dan lama dibandingka anestesi lokal.
c. anestesia general/umum ; anestesia yang biasanya dimanfaatkan untuk tindakan
operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih
panjang.
Caranya, memasukkan obat-obatan anestesi secara inhalasi ataupun intravena
beberapa menit sebelum pasien dioperasi. Obat-obat ini akan bekerja menghambat
impuls ke otak sehingga sel otak tak bisa menyimpan memori atau mengenali
impuls nyeri diarea tubuh manapun dan membuat pasien dalam kondisi tak sadar
(loss of consciousness).
Cara kerjanya selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran dan
membuat amnesia, juga merelaksasikan seluruh otot. Maka, selama pengguanaan
1
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 2/9
anestesia juga diperlukan alat bantu nafas selain deteksi jantung untuk
meminimalisasi fungsinya selama operasi dilakukan.
Kebutuhan dan cara kerja anestesi beraneka ragam. Anestesia juga memiliki cara
penggunaan yang berbeda sesuai kebutuhan. Untuk cara penggunaan anestesia ada
beberapa cara yaitu :
a. inhalasis ; beberapa obat anestesi seperti gas isoflurane, hallotan, enflurane,
nitrous oxida, dapat dimasukkan melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas
ini mempengaruhi kerja SSP di otak, di otot jantung, serta di paru sehingga
bersama-sama menciptakan kondisi tak sadar pada pasien.
Penggunaan anestesi inhalasi ini lebih ditujukan untuk pasien dengan operasi
besar yang belum diketahui berapa lama tindakan operasi berlangsung.
b. injeksi intravena ; sedangkan ketamine, thiopetal, opioids (fentanyl, sufentanil)
dan propofol adalah obat-obatan yang diberikan intravena. Obat-obat ini
menimbulkan efek menghilangkan nyeri, mematikan rasa secara menyeluruh, dan
membuat depresi pernafasan sehingga pasien tidak sadarkan diri. Masa bekerja
cukup lama dan akan ditambahkan bila ternyata lama operasi bertambah.
c. injeksi pada spinal/epidural ; obat-obatan jenis iodokain dan buvipacaine yang
sifatnya lokal dapat diinjeksi dalam ruang spinal maupun epidural untuk menghasilkan efek anestesi pada paruh tubuh tertentu.
d. injeksi lokal ; kedua obat diatas juga dapat diinjeksi di bawah kulit, untuk
menghasilkan efek anestesi diarea lokal. Dengan cara memblokade saraf dan
sensasi nyeri dari saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas dan mati rasa.
Sebagaimana penggunaan obat-obatan, anestesi juga memiliki risiko tersendiri. Pada
anestesi regional dan umum, ROYS menggolongkan efek samping berdasarkan
tingkat kejadian :
a. cukup sering ;
b. jarang ;
c. sangat jarang ;
2
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 3/9
B. Ameloblastoma
Ameloblastoma atau adamantinoma adalah tumor yang berasal dari ameloblast atau
adamantoblast, berupa sel yang tidak berdiferensiasi membentuk email. Tumor yang
multikistik ini tumbuh sangat lambat, terdapat pada orang muda atau dewasa, sering
di daerah premolar atau molar rahang bawah. Ameloblastoma dapat tumbuh sampai
besar sekali, tetapi tidak bermetastasis. Dinding kista tipis sehingga memberikan
fenomena bola pingpong pada palpasi. Diagnosa dipastikan dengan foto Rontgen.
Tumor ini perlu direseksi karena setelah ekskokleasi biasanya kambuh.
Gambar 1. Ameloblastoma
3
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 4/9
BAB II
LAPORAN ANESTESI
I. Identitas Pasien
No. RM : 30 85 74
Nama : Ny. Y.N
Umur : 37 tahunJenis Kelamin : Perempuan
Agama : KP
Alamat : Sarmi
Suku Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan : IRT
Ruangan : RBW
II. Anamnesa
Riwayat Penyakit
Pernapasan
: Alergi (-), asma (-), TBC (-),
Riwayat Penyakit
Kardiovaskular
: -
Riwayat Penyakit
Lain
: DM (-), HT(-)
Riwayat Alergi : -
Riwayat Operasi : -Kebiasaan : Merokok (-), alkoholik (-), makan pinang (+), obat-
obatan (-)
III. Kondisi Umum :
Pemeriksaan kondisi umum dilakukan sesaat setelah pasien tiba dari ruangan di
OK. Pemeriksaannya adalah :
KU : demam (-), anemis (+), sesak (-), dehidrasi (-), sianosis (-).
4
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 5/9
Status Lokalis :Tampak benjolan pada daerah dagu, ukuran ± 6-7cm,
nyeri (+), konsistensi padat, tidak mobile, , kesulitan membuka mulut (+).
IV. Hasil Laboratorium :
Pre Operasi : (10/11/2009)
Hb : 10,4 gr%Leukosit : 11.000/mm.3
Trombosit : 246.000/mm3
V. Status Anestesi
PS. ASA : 3
Hari/Tanggal : Selasa, 10/11/2009Ahli Anestesiologi Dr. Diah, Sp.An (KIC)
Ahli Bedah Dr. Alban Dien, Sp.B (K)Diagnosa Pra
Bedah
Tumor Mandibula susp. Ameloblastoma
Diagnosa Pasca
BedahKeadaan Pra Bedah
- KU
- TB
- BB- Gol. Da
- TTV
- SpO2
- Hb Pre Op
:
:
:
::
:
:
:
Puasa (-),
158 cm
50 kg‘O’
TD :120/70 mmHg, N: 63x/m, SB: afebris
100 %
10,4 g%
B1 : Bebas, gerak leher bebas, Mallampati score: 2, simetris
+/+, suara napas bronchovesikuler, ronchi -/-, wheezing
-/-, RR: 24x/m, roentgen thoraks (+)B2 : Perfusi: hangat, kering, tampak pucat. Capilari refill < 2
detik, BJ: I-II murni regular.B3 : Kontak (+), kesadaran: CM, GCS: E4V5M6, riwayat
pingsan (-), riwayat kejang (-).
B4 : Terpasang DC No.18, BAK (+) warna kuning keruh,
5
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 6/9
volume urine 400cc
B5 : Abdomen supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba, timpani, BU (+) 3-4x/m
B6 : Akral hangat (+), edema (-), ekstremitas tampak pucat
(+),
Metabolic : Riwayat DM (-)
Hati : Riwayat ikterus (-), ikterus (-)
Medikasi Pra
Bedah
:
Jenis Pembedahan : Radikal Mandibulektomi, recounstruksi mandibula +
wire
Lama Operasi : 09.50 – 13.40 wit
Jenis Anestesi : General Anestesi
Lama Anestesi : 09.35 – 13.40 wit
Anestesi Dengan : Isoflurane, O2
Relaksasi Dengan :
Teknik Anestesi : Pasien tidur terlentang, Induksi i.v, ekstensikan kepala,
intubasi non apnoe nasal sebelah dekstra dengan ETT G
7 via nasal dengan tuntunan laringoskope,
mengembangkan cuff fiksasi, vaporizer (+), anesthesia
(+)
Teknik Khusus : Intubasi non apnoe via nasal
Pernafasan : Ventilator
Posisi : Terlentang, kepala ektensi
Infus : Ta-ki : Asering
Ka-ka : HES
Penyulit selama pembedahan
: -
Keadaan Akhir
pembedahan
: TD: 106/68 mmHg, N: 103x/m, SB: afebris, RR: 24x/m
Terapi Khusus
Pasca Bedah
:
6
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 7/9
Penyulit Pasca
Bedah
: -
Hipersensitivitas/
Alergi
: -
Premedikasi : Lidocain spray 1% (09.10 wit), fentanil 50µg (09.37wit)
Medikasi : Propofol 50mg
Propofol 50mg
Petidin 40mg
Ceftriaxone 2g
Asam Traneksamat 1 amp
Efedrin 50mg
Dexametazone 10mg
Antrain® 1amp
Ondansentron 1 amp
VI. Catatan :EBV = 50kg x 65cc = 3250 cc ≈ Hb 10,4 g%
EBL = 10 % = 325 cc ≈ Hb 9,4 g%
20 % = 650 cc ≈ Hb 8,4 g%
30 % = 975 cc ≈ Hb 7,4 g%
VII. Table Observasi
Waktu Nadi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)09.35 68 126 75
09.40 68 126 76
09.50 65 126 76
09.55 69 77 4010.00 70 77 40
10.05 99 73 43
10.10 96 81 4510.15 89 94 67
10.20 88 106 64
10.25 85 114 7410.30 86 136 82
10.35 86 136 82
10.40 86 136 82
10.45 86 136 82
7
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 8/9
10.50 90 107 71
10.55 90 108 68
11.00 71 110 6811.05 72 110 68
11.10 98 118 53
11.15 98 131 5311.20 97 130 53
11.25 88 132 55
11.30 97 114 6711.35 97 115 70
11.40 116 128 66
11.45 110 126 67
11.50 117 88 5611.55 111 99 57
12.00 99 100 56
12.05 96 62 40
12.10 96 62 3512.15 100 99 57
12.20 100 114 6512.25 97 111 73
12.30 100 105 77
12.35 99 112 70
12.40 97 109 7812.45 103 104 77
12.50 100 105 74
12.55 106 108 6813.00 80 115 68
13.05 90 119 6713.10 97 100 6813.15 77 95 56
13.20 79 95 57
13.25 78 99 5813.30 80 99 60
13.35 77 101 63
13.40 70 104 68
VIII. Diagram Observasi
8
5/12/2018 laporan kasus anestesi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-anestesi-55a4d79f6de37 9/9
BAB III
PEMBAHASAN
9
top related