laporan kel 1 gizi makro
Post on 25-Jun-2015
515 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Daftar Isi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 1
BAGIAN 1
A. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 2
B. Skenario 1 ………………………………………………………………... 2
C. Daftar Kata Kunci………………………………………………………... 2
D. Daftar Pertanyaan………………………………………………………... 3
E. Pengelompokan Pertanyaan
Berdasarkan Tujuan Pembelajaran ……………………………………. 4
F. Pembahasan…………………………………………………………….... 5
Hunger dan Appetite .................................................................................... 5
Zat Gizi Makro…………………………………………………………….. 8
Komposisi Tubuh …………………………………………………………. 14
Keseimbangan Energi …………………………………………………….. 15
Marasmus …………………………………………………………………. 18
BAGIAN 2
A. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 21
B. Skenario 2 ………………………………………………………………... 21
C. Daftar Kata Sulit ………………………………………………………… 21
D. Daftar Kata Kunci………………………………………………………... 22
E. Daftar Pertanyaan………………………………………………………... 22
F. Pengelompokan Pertanyaan
Berdasarkan Tujuan Pembelajaran ……………………………………. 23
G. Pembahasan…………………………………………………………….... 24
Pembahasan Skenario.................................................................................... 24
Obesitas ………..………………………………………………………….. 28
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 37
1
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi hunger dan
appetite
2. Mampu menjelaskan komposisi tubuh
3. Mampu menjelaskan zat gizi makro
4. Mampu menjelaskan fungsi zat gizi makro
5. Mampu menjelaskan pencernaan, absorpsi, dan ekskresi zat gizi makro
6. Mampu menjelaskan akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi makro
7. Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat gizi makro
8. Mampu menjelaskan keseimbangan energi
9. Mampu menghitung kebutuhan energi, dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan
energi
10. Mampu menghitung kebutuhan energi
11. Mampu menilai komposisi tubuh
12. Mampu menilai status karbohidrat, lemak, dan protein
B. Skenario 1
Di suatu daerah perkampungan nelayan di Kelurahan Penjaringan ditemukan beberapa
anak sekolah SD yang terlihat kurus, perut buncit, pendek, rambut berwarna merah, tipis
dan mudah dicabut. Anak-anak ini tidak terbiasa untuk sarapan pagi, kecuali minum teh
dan makan gorengan satu buah. Mereka sering jajan di pinggir jalan di dekat sekolah
seperti cireng, cimol, minuman yang berwarna. Sementara di rumah hanya makan nasi
setengah piring sekitar 50-75 gr satu kali atau dua kali dengan lauk tahu atau tempe dan
kerupuk serta kecap. Mereka sering tidak masuk sekolah dengan alasan sakit seperti batuk,
pilek, dan diare.
C. Daftar Kata Kunci
1. Kurus
2. Perut buncit
3. Pendek
4. Rambut merah, tipis, dan mudah dicabut
5. Tidak biasa sarapan
6. Jajan dipinggir jalan
7. Sakit batuk, pilek, diare
2
8. Makan nasi setengah piring
9. Lauknya tahu dan tempe
10. Makan 1 atau 2 kali sehari
D. Daftar Pertanyaan
1. Apakah definisi dari hunger dan appetite?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hunger dan appetite?
3. Apa itu komposisi tubuh?
4. Apa saja yang menjadi komponen dari komposisi tubuh?
5. Apa dampak ketidakseimbangan komposisi tubuh?
6. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan komposisi tubuh?
7. Jelaskan pengertian dari zat gizi makro?
8. Apa saja yang termasuk ke dalam zat gizi makro? Jelaskan masing-masing
fungsinya!
9. Jelaskan definisi dari makanan dan zat gizi?
10. Bagaimana mekanisme pencernaan, absorpsi, dan ekskresi dari masing-masing zat
gizi makro?
11. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi dan eksresi
zat gizi makro?
12. Apa saja akibat dari kekurangan dan kelebihan zat gizi makro?
13. Apa saja sumber bahan-bahan makanan yang mengandung zat gizi makro?
14. Jelaskan definisi dari energi dan keseimbangan energi?
15. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keseimbangan energi?
16. Berapakah kebutuhan energi normal?
17. Bagaimana cara menghitung kebutuhan energi?
18. Bagaimana komposisi tubuh yang normal?
19. Berapa jumlah kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak dalam 1 hari?
20. Apakah kebiasaan makan pada anak-anak SD tersebut sudah memenuhi kebutuhan
normal? Mengapa demikian?
21. Apa yang menyebabkan perut anak tersebut menjadi buncit?
22. Apa pentingnya sarapan?
23. Apa yang menyebabkan rambut anak tersebut menjadi berwarna merah, tipis, dan
mudah dicabut?
3
24. Apa penyebab anak tersebut pendek dan kurus?
25. Apa yang membuat anak tersebut menjadi sakit (batuk, pilek, diare)?
26. Termasuk ke dalam kategori apakah kondisi anak tersebut?
E. Pengelompokan Pertanyaan Berdasarkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan 1 : Mampu menjelaskan definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
hunger dan appetite.
(1) Apakah definisi hunger dan appetite?
(2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hunger dan appetite?
Tujuan 2 : Mampu menjelaskan komposisi tubuh.
(1) Apa itu komposisi tubuh?
(2) Apa saja yang menjadi komponen dari komposisi tubuh?
(3) Apa dampak ketidakseimbangan komposisi tubuh?
(4) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan komposisi tubuh?
(5) Bagaimana komposisi tubuh yang normal?
Tujuan 3&4 : Mampu menjelaskan zat gizi makro & mampu menjelaskan fungsi zat
gizi makro
(1) Jelaskan pengertian dari zat gizi makro?
(2) Apa saja yang termasuk ke dalam zat gizi makro? Jelaskan masing-
masing fungsinya!
Tujuan 5 : Mampu menjelaskan pencernaan, absorpsi, dan ekskresi zat gizi makro
(1) Bagaimana mekanisme pencernaan, absorpsi, dan ekskresi dari masing-
masing zat gizi makro?
(2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi
dan eksresi zat gizi makro?
Tujuan 6 : Mampu menjelaskan akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi makro
(1) Apa saja akibat dari kekurangan dan kelebihan zat gizi makro?
(2) Apa yang menyebabkan perut anak tersebut menjadi buncit?
(3) Apa yang menyebabkan rambut anak tersebut menjadi berwarna merah,
tipis, dan mudah dicabut?
(4) Apa penyebab anak tersebut pendek dan kurus?
(5) Apa yang membuat anak tersebut menjadi sakit (batuk, pilek, diare)?
4
Tujuan 7 : Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat gizi
makro
(1) Apa saja sumber bahan-bahan makanan yang mengandung zat gizi
makro?
Tujuan 8 : Jelaskan definisi dari energi dan keseimbangan energi?
(1) Jelaskan definisi dari energi dan keseimbangan energi?
Tujuan 9 : Mampu menghitung kebutuhan energi, dan faktor yang mempengaruhi
kebutuhan energi
(1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan energi?
(2) Apa pentingnya sarapan?
Tujuan 10 : Mampu menghitung kebutuhan energi
(1) Berapakah kebutuhan energi normal?
(2) Bagaimana cara menghitung kebutuhan energi?
(3) Apakah kebiasaan makan pada anak-anak SD tersebut sudah memenuhi
kebutuhan normal? Mengapa demikian?
Tujuan 11 : Mampu menilai komposisi tubuh
(1) Berapa jumlah kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak dalam 1 hari?
F. Pembahasan
Hunger dan Appetite
Berdasarkan Merriam Webster Medical Dictionary kata hunger memiliki tiga definisi.
Yang pertama adalah kebutuhan makanan yang mendesak. Kedua berarti sensasi tidak
menyenangkan yang biasanya terjadi akibat kekurangan makanan dan secara langsung di
akibatkan oleh stimulus pada saraf sensoris di perut karena adanya kontraksi dan gerakan
berputar pada perut yang kosong. Ketiga berarti kondisi lemah yang diakibatkan oleh
kelaparan yang berkepanjangan. Sedangkan appetite berarti hasrat untuk makan.
Pengertian yang hampir sama mengenai hunger juga dijabarkan dalam California and
Western Medicine Volume XXX No.3. Dalam jurnal tersebut di sebutkan bahwa hunger
adalah sensasi tidak menyenangkan yang sulit untuk dijelaskan dan terjadi secara periodic
selama perut dalam keadaan kosong. Lebih mudahnya biasanya dideskripsikan sebagai
rasa kekosongan di dalam epigastrum. Hal tersebut memungkinkan timbulnya rasa sakit
yang perih sekali disertai dengan sakit kepala, lemah, pusing (puyeng), dan mudah marah.
Sedangkan pengertian hunger menurut buku Perspective in Nutritions adalah hal fisiologis
5
utama (internal) yang mendorong manusia untuk mencari makanan dan memakannya,
terutama diatur oleh isyarat bawaan untuk makanan.
Pengertian yang lebih spesifik mengenai appetite juga terangkum dalam jurnal tersebut
dimana dinyatakan bahwa appetite adalah hasrat terhadap makanan dan minuman yang
berupa kesenangan. Hasrat terebut bergantung kepada pertemuan sebelumnya dengan
makanan tersebut dan penampilan secara fisik dari makanan. Kemungkinan dapat terjadi
secara tiba-tiba sesaat sebelum waktu makan dan biasanya membangunkan rasa,
pandangan, dan bau dari makanan tertentu yang dikatakan lezat oleh beberapa individu.
Dalam buku Perspective in Nutrition, appetite merupakan pengaruh fisiologis utama
(eksternal) yang mengenbangkan untuk mencari makanan dan memakannya, tanda ini
sering tidak hadir pada orang yang sangat kelaparan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hunger diantaranya:
1. Sistem peripheral tubuh: hormon
2. Sistem saraf pusat: hipotalamus, nervus vagus
3. Lingkungan: suhu, kelembaban, kemampuan
4. Emosional: mood
5. Penyakit tertetu: obesitas, anorexia nervosa, psikopatologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi appetite diantaranya:
1. Lingkungan: suhu dan kelembaban
2. Emosional: stress
3. Pengaruh metabolik: kebutuhan energi, tingkat neurotransmitter berbagai hormon
4. Penyakit
5. Pengaruh obat
6. Sosial: agama dan budaya
7. Kesenangan: kelezatan, rasa, tekstur, bau
Beberapa teori tentang peran nutrient pada terjadinya rasa lapar dan kenyang telah
dikenal, antara lain:
1. Teori glukostatik : kemoreseptor di nucleus ventromedialis mempunyai afinitas
terhadap glukosa dan diaktifkan olehnya. Bila utilisasi glukosa tinggi respto ini
berlaku sebagai “rem” terhadap nucleus lateralis sehingga proses makanan
kemudian berhenti. Sebaliknya, bila utilisasi glukosa rendah, tidak terjadi stimulasi
pada reseptor ventromedialis dan timbul rasa lapar yang menyebabkan terjadinya
konsumsi makanan.
6
2. Teori lipostatik : menurut teori ini, terdapatnya metabolit seperti lipoprotein lipase
yang beredar dalam darah mempengaruhi hipotalamus untuk membentuk set point
yang menentukan masukan energi. Set point ini dapat berubah setiap waktu sesuai
jumlah jaringan lemak tubuh.
3. Teori aminostatik : kadar asam amino pada sirkulasi darah menentukan mulai atau
berakhirnya rasa lapar. Binatang akan makan lebih banyak pada diet rendah protein
untuk menunjukan kecendrungan untuk memilih makanan dengan kandungan asam
amino yang seimbang.
4. Teori termostatik : pada lingkungan dingin binatang makan lebih banyak
dibandingkan pada lingkungan panas.
Diketahui juga bahwa ada sekitar 20-30 peptida usus bersifat sebagai hormone dan
neurotransmitter sehingga merupakan pertanda internal. Diantaranya adalah:
1. Gastrin : meningkatkan kontraksi lambung menyebabkan masukan makanan
meningkat.
2. Kolesistokinin : mengurangi kontraksi lambung menyebabkan masukan makanan
menurun.
3. Glikogen hati rendah menyebabkan rasa lapar.
4. Insulin menurunkan glukosa darah sehingga masukan makanan yang dibutuhkan
meningkat.
5. Dopamin menyebabkan makan lebih banyak.
6. Serotanin menyebabkan makan berkurang.
Bukan hanya itu rasa lapar juga dipengaruhi oleh beberapa keadaan seperti kegiatan
fisik yang, keadaan sakit, lingkungan fisik maupun psikis.
Secara ringkasnya rasa lapar atau hunger dipengaruhi oleh susunana saraf pusat
dimana hipotalamus sebagai sentranya. System lain seperti keadaan liver, jaringan lemak,
hormone, dan saluran cerna. Lingkungan terkait dengan ketersediaan makanan, suhu, dll.
Penyakit yang dipengaruhi oleh keadaan obesitas beserta anoreksia/bulimia dan gangguan
jiwa. Emosi juga ikut mempengaruhi rasa lapar yang berupa stress, nuansa jiwa, dan
persepsi.
Berdasarkan Bender’s dictionary of nutrition, control appetite terdapat di hipotalamas
lateral. Amygdala juga mengontrol perilaku makan. Amygdala adalah Disisi lain ada
beberapa faktor yang mempengaruhi nafsu makan (appetite). Pemilihan atau penolakan
makanan yang terjadi pada suatu makanan baru merupakan salah satu faktornya. Pengaruh
social meliputi budaya dan agama. Lingkungan dan suhu. Metabolik berupa meningkatnya
7
kebutuhan energi. Faktor farmakologik serta faktor hedonic yang berupa sensasi kelezatan
yaitu rasa, tekstur, dan aroma.
Keadaan malnutrition pada seorang anak juga mempengaruhi nafsu makan seseorang.
Contohnya saja pada anak yang kwashiorkor maka nafsu makannya akan berkurang.
Sedangkan pada anak yang mengalami marasmus tingkat nafsu makan tidak dipengaruhi.
Zat Gizi Makro
Makanan adalah bahan yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh dan berguna bila dimasukkan ke
dalam tubuh. Menurut Kamus Gizi makanan adalah bahan pangan yang telah mengalami
pengolahan atau pemasakan sehingga siap untuk disajikan.
Pengertian zat gizi menurut buku Prinsip Dasar Ilmu Gizi adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan. Menurut Kamus Gizi, zat gizi
adalah substansi dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup sehat, terdiri
dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Di dalam tubuh zat-zat gizi tersebut
berfungsi sebagai sumber energi/tenaga (utamanya karbohidrat dan lemak), sumber zat
pembangun (protein), terutama untuk pertumbuhan, perkembangan, pertahanan dan
perbaikan jaringan tubuh, serta sumber zat pengatur (vitamin dan mineral). Bila
kekurangan/kelebihan dapat menyebabkan perubahan karakteristik biokimia dan fisiologis
tubuh.
“Makro” berarti besar, zar gizi makro adalah zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah besar untuk menjalankan fungsinya dalam tubuh. Zat-zat gizi makro terdiri
dari zat gizi yang dapat menghasilkan kalori atau energi. Zat gizi dapat mahkluk hidup
peroleh dari makanan. Zat – zat gizi yang termasuk ke dalam golongan zat gizi makro
adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Pada
tumbuhan, glukosa disintesis dari karbondioksida dan air melalui fotosintesis dan
disimpan sebagai pati. Hewan dapat menyintesis karbohidrat dari asam amino, tetapi
sebagian besar karbohidrat hewan berasal dari tumbuhan. Karbohidrat diklasifikasikan
menjadi:
8
1) Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana, contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2) Diskarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltose
dan sukrosa.
3) Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh unti
monosakarida, contohnya rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa. Sebagian besar
oligosakarida tidak dapat dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.
4) Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unti monosakarida,
contohnya pati dan dekstrin.
Fungsi dari karbohidrat antara lain:
1) Sebagai sumber energi
2) Pemberi rasa manis pada makanan
3) Penghemat protein
4) Pengatur metabolisme lemak
5) Membantu pengeluaran feses
Pencernaan, Absorpsi, dan Ekskresi Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat:
Makanan + enzim amilase → menghidrolisis pati / amilum → disakarida maltosa
→ ke lambung → amilase ludah dicerna oleh asam klorida dan enzim pencerna protein
→ enzim amilase yang dikeluarkan pankreas mencernakan pati menjadi dekstrin dan
maltosa → penyelesaian pencernaan karbohidrat → oleh enzim-enzim disakaridase →
dikeluakan sel-sel mukosa usus halus, berupa maltase, sukrase dan laktase.
Absorpsi karbohidrat:
Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) → diabsorpsi→ melalui sel epitel
usus halus.
Bila konsentrasi monosakarida cukup tinggi : absorpsi secara pasif . Bila
konsentrasi turun : absorpsi secara aktif. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorpsi
daripada fruktosa. Monosakarida melalui vena porta dibawa ke hati di mana fruktosa
dan galaktosa diubah menjadi glukosa. Jadi, semua disakarida pada akhirnya diubah
menjadi glukosa.
Ekskresi karbohidrat:
Dalam waktu 1-4 jam setelah makan, serat makanan dan sebagian kecil pati yang
tidak dapat dicerna memasuki usus besar untuk difermentasikan oleh mikroorganisme.
9
Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida,
hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap. Pada
kadar rendah, sebagian besar gas-gas hasil fermentasi akan dikeluarkan melalui paru-
paru, tetapi bila melampui kemampuan kolon untuk mengabsorpsi, gas akan
dikeluarkan melalui anus (flatus).
Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat terdapat dalam padi-padian/serealia, umbian-umbian, kacang-
kacangan, gula; hasil olahan seperti mie, roti, bihun, tepung-tepungan, selai, sirup.
Kekurangan karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya
kurang gizi. Sedangkan apabila terlalu berlebih karbohidrat akan menimbulkan
obesitas.
2. Lemak
Lipid adalah sekelopok senyawa heterogen meliputi lemak, minyak, steroid,
malam (wax), dan senyawa terkait yang berikatan lebih. Lipid memiliki sifat umum
berupa relatif tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar seperti eter dan
kloroform.
Lipid diklasifikasikan menurut komposisi kimianya menjadi:
1) Lipid sederhana
a. Lemak netral
b. Ester asam lemak dengan berbagi alkohol
2) Lipid kompleks/ majemuk
a. Fosfolipida
b. Glikolipid/ glikosfingolipid
c. Lipid kompleks lain (contohnya sulfolipid, aminolipid, lipoprotein)
3) Lipid turunan (contohnya asam lemak, gliserol, steroid, aldehida lemak,
vitamin larut lemak, badan keton, hormon, hidrokarbon).
Fungsi dari lemak antara lain:
1) Sumber energi terbesar
2) Sumber asam lemak esensial
3) Alat angkut vitamin larut lemak
4) Menghemat protein
5) Memberi rasa kenyang dan kelezatan
10
6) Sebagai pelumas
7) Memelihara suhu tubuh
8) Sebagai pelindung tubuh
Pencernaan, Absorpsi dan Ekskresi Lemak
Makanan + air ludah → mengeluarkan enzim lipase lingual → hidrolisis
trigliserida → digliserida dan asam lemak (lebih banyak lemak susu) → asam empedu
→ mengemulsi lemak.
Lipase (dari pankreas dan dinding usus halus) → menghidrolisis lemak → emulsi
→ digliserida, monoliserida, gliserol dan asam lemak
Fosfolipase (dari pankreas) → menghidrolisis fosfolipida → asam lemak dan
lisofosfogliserida.
Kolesterol esterase (dari pankreas) → menghidrolisis ester kolesterol
Proses absorpsi lemak:
Hasil pencernaan lipida → diabsorpsi ke dalam membran mukosa usus halus →
dengan cara difusi pasif.
Hasil Pencernaan Lipida Lipida Aborpsi
Gliserol
As. Lemak rantai pendek Diserap langsung ke dalam darah
As. Lemak rantai menengah
Asam lemak rantai panjang Diubah menjadi trigliserida di dalam
Monogliserida sel-sel usus halus
Trigliserida Membentuk kilomikron, masuk kedalam
limfe,
Koleserol kemudian ke dalam aliran darah
Fosfolipida
Sumber lemak
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa
sawit, jagung, dll), mentega, margarine, lemak hewani, kacang-kacangan, susu, keju,
serta makanan yang dimasak dengan minyak.
11
Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan
mengakibatkan terjadinya katabolisme/perombakan protein. Defisiensi asam lemak
akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan, terjadinya kelainan pada kulit,
umumnya pada balita terjadi luka “eczematous” pada kulit. Sedangkan kelebihan
lemak berhubungan dengan kenaikan trigliserida dalam plasma (hipertrigliseridemia)
juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma
banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan.
3. Protein
Protein pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda bernama Gerardus
Mulder (1802-1880). Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai berat molekul antara lima ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat
oleh ikatan peptida. Protein diklasifikasikan menjadi:
1) Protein bentuk serabut
2) Protein globular
3) Protein konjugasi
Fungsi dari protein diantaranya :
1) Membantu proses pertumbuhan dan pemeliharaan
2) Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh
3) Mengatur keseimbangan air
4) Memelihara netralitas tubuh
5) Membentuk antibodi
6) Mengangkut zat-zat gizi
7) Sumber energi
Pencernaan, Absorpsi, dan Ekskresi Protein
Pencernaan protein :
Asam klorida lambung → membuka gulungan protein (proses denaturasi) →
enzim pencernaan → memecah peptida → asam klorida → mengubah enzim
pepsinogen tidak aktif → menjadi bentuk aktif pepsin → hingga terbentuk campuran
polipeptida, protease dan pepton → pankreas → mengeluarkan tripsinogen,
kimotripsinogen, prokarboksipeptidase, dan proeastase.
12
Sentuhan kimus teradap mukosa usus halus merangsang dikeluarkannya enzim
enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pankreas
menjadi tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh tripsin sendiri secara oto-
katalitik. Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari
pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif;
prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase
aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah protein dari polieptida menjadi peptida
lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino.
Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang memecah
polipeptida menjadi asam amino bebas. Mukosa usus halus juga mengandung enzim
dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu. Enzim-enzim proteolitik pada akhirnya
dapat mencernakan sebagian besar protein makanan menjadi asam amino bebas.
Absorpsi protein :
Asam amino segera di absorpsi 15 menit setelah makan.
Empat sistem absorpsi aktif usus halus :
1) Asam amino netral
2) Asam amino asam dan basa
3) Prolin
4) Hidroksiprolin
Absorpsi ini menggunakan mekanisme transpor natrium seperti halnya pada
absorpsi glukosa.
Asam amino → memasuki sirkulasi darah → melalui vena porta → dibawa ke
hati → sebagian digunakan oleh hati dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa
ke sel-sel jaringan.
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung
usus halus.
Beberapa jenis protein karena struktur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan
dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Protein yang tidak dapat diabsorpsi
akan masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi metabolisme mikroflora
kolon dan produknya dikeluarkan dalam bentuk feses.
Sumber protein
Sumber protein yang baik adalah bahan makanan hewani seperti telur, susu,
daging, unggas, ikan, kerang. Selain itu, ada juga sumber protein nabati seperti
13
kacang-kacangan & hasil olahnya tahu, tempe, dengan asam amino pembatas
metionin. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah kandungan protein. Protein tidak
komplit dengan asam amino pembatas lisin.
Kekurangan protein dapat menimbulkan penyakit kwashiorkor, marasmus.
Sedangkan kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan
amoniak darah, kenaikan ureum darah, demam, dan obesitas.
Komposisi Tubuh
Komposisi tubuh adalah berat tubuh dikurangi Ether akstrak Fat dan hal ini adalah
sama dengan (sinonim) FFM ( fat-free-mass)
Komponen terbesar ditempati oleh air sebanyak 62,4% dan selebihnya merupakan
senyawa:
1. Organik
Terdiri dari protein 15%-; lipid 15%-; dan hidrat arang 5%- berat badan. Senyawa-
senyawa organik ini dijumpai dalam bentuk:
A. Berstruktur = sebagai senyawa protein, fosfolipid, kolesterol, glikolipid, dll.
B. Tidak berstruktur = sebagai senyawa yang merupakan cadangan makanan, zat
sampah, senyawa-senyawa intermediate dalam berbagai jalur metabolisme
nutrien.
2. Anorganik
Terdiri dari mineral 5% berat badan; dan mineral ini dijumpai dalam bentuk:
A. Kation kation utama adalah Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, Fe3+. Kation lainnya
dalam jumlah kecil adalah Zn2+ dan Cu2+.
B. Anion terdiri dari Cl-, HCO3-, H2PO42-, PO4
3-, SO44-. Komposisi ini masih
dipengaruhi oleh faktor makanan, penyakit, umur, dll. (Ikhtisar Biokimia A,
FKUI, 2000: 3)
Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi tubuh diantaranya:
1. Umur dan jenis kelamin
2. Stature (Tinggi Badan, Perawakan)
3. Ras
4. Herediter
5. Kehamilan
6. Aktivitas fisik
14
Pengaruh dari ketidakseimbangan komposisi tubuh akan menyebabkan :
1. Kelebihan energi energi yang hilang lebih banyak dari energi yang masuk
melalui makanan
2. Kekurangan energi terjadi penambahan berat badan karena LBM (lean body
mass = basis lemak bebas) ataupun lemak.
Keseimbangan Energi
Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup,
menunjang pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Dalam Kamus Gizi energi adalah
kapasitas tubuh, jaringan, atau sel untuk bekerja, yang diukur dalam kilokalori. Energi
dapat diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak. Keseimbangan energi dapat dicapai
apabila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang
dikeluarkan. Sedangkan dalam Kamus Gizi, keseimbangan energi didefinisikan sebagai
perbedaan antara asupan energi dari makanan dengan pengeluaran energi karena
metabolisme basal dan aktivitas fisik. Keseimbangan energi dapat menghasilkan berat
badan ideal atau normal. Keseimbangan energi positif akan meningkatkan proses
pertumbuhan. Pada orang dewasa, keseimbangan energi positif akan meningkatkan
cadangan lemak, yang mengakibatkan kegemukan. Keseimbangan energi negatif akan
mengakibatkan penggunaan cadangan lemak dan protein tubuh, mengakibatkan kurang
gizi dan wasting (kurang gizi akut). Jika konsumsi sama dengan energi yang dikeluarkan,
tidak menghasilkan pertambahan/pengurangan berat badan.
Kebutuhan Energi
Definisi kebutuhan energi menurut FAO/WHO adalah konsumsi energi berasal
dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia
mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan
keadaan jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang
dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.
Terdapat tiga komponen yang mempengaruhi tingkat kebutuhan energi seseorang,
diantaranya:
1. BMR (Basal Metabolic Rate)
BMR merupakan komponen terbesar dari keluaran energi harian (sekitar 2/3
total energi). BMR adalah energi minimal untuk menjalankan proses faal dalam
tubuh (fungsi alat pernapasan, sirkulasi darah, peristaltik usus, kegiatan kelenjar,
15
tonus otot, kerja organ tubuh seperti jantung, paru, ginjal, pankreas dll,
metabolisme dalam sel, untuk mempertahankan suhu tubuh) ketika tubuh istirahat.
Adapun faktor yang mempengaruhi BMR adalah:
1) Faktor primer
a. Luas permukaan tubuh
Sebagai contoh BMR orang yang berpostur lebih pendek akan lebih rendah
dengan orang yang kurus jangkung karena luas permukaan tubuhnya
memang lebih kecil.
b. Jenis kelamin
BMR wanita lebih rendah 5-10% dengan laki-laki dengan BB sama karena
wanita lebih banyak mengandung lemak sementara laki-laki banyak
mengandung otot. BMR wanita dewasa berfluktuasi menurut siklus haid.
Titik terendah 1 minggu sebelum ovulasi sebesar 6-15% karena progesteron
tinggi. Tertinggi sebelum haid karena estrogen lebih dominan. Dengan
perbedaan 359 kkal/hari.
c. Usia
Pengaruh usia terhadap BMR berkaitan dengan kegiatan metabolisme sel-
sel tubuh. Pada masa pertumbuhan BMR cukup besar karena keaktifan sel-
sel tubuh. Setelah usia 25 tahun, BMR akan susut sebanyak 2-5% per
dekade hingga usia 65 tahun. Pada usia 65 tahun nilai BMR akan tetap.
d. Komposisi tubuh
Otot, organ tubuh, kelenjar lebih aktif daripada lemak dan tulang. Oleh
karena itu, kebutuhan energi per BB lebih tinggi bila tubuh lebih banyak
mengandung otot daripada lemak dan tulang. Massa tubuh tak berlemak
(LBM) adalah faktor pengaruh paling besar terhadap BMR karena
metabolisme jaringan tersebut memang besar. Pada atlet BMR akan lebih
besar 5% daripada orang yang bukan atlet.
e. Keaktifan kelenjar penghasil hormon
Sekresi kelenjar tiroid dan adrenal meningkatkan BMR. Kekurangan
sekresi kelenjar tirod berupa hormon tiroksin menurunkan BMR. Begitu
pula sebaliknya. Sekresi kelenjar adrenal berupa epinefrin atau adrenalin
terjadi sebagai akibat stimulasi emosional yang berlebihan misalnya terjadi
saat marah, ketakutan, atau stress. Akibatnya, BMR akan meningkat.
16
f. Kehamilan
Selama hamil terjadi kenaikan aktivitas metabolik pada jaringan ibu dan
tambahan aktivitas metabolik karena janin dan plasenta. Semakin lanjut
kehamilan semakin tinggi BMR. Kehamilan akan meningkatkan BMR
sebesar 20-25%
2) Faktor sekunder
a. Status gizi
Status gizi kurang akan menurunkan BMR hingga 20%. Ini merupakan
upaya untuk mempertahankan BB pada konsumsi makanan di bawah
kebutuhan.
b. Aktivitas fisik
c. Tidur
Selama tidur otot tubuh dan emosi mengalami relaksasi. Ini akan
menurunkan BMR sebanyak 10%.
d. Demam
Demam akan menaikkan BMR. Penambahan suhu tubuh sebesar 1℃ diatas
37℃ akan menaikkan BMR 12-13%.
2. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Aktivitas fisik memerlukan energi diluar kebutuhan untuk
metabolisme basal. Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung dari banyaknya
otot yang bergerak, lama dan beratnya aktivitas yang dilakukan.
3. SDA (Specific Dinamic Action)/ pengaruh dinamik khusus makanan
SDA adalah energi tambahan yang diperlukan tubuh untuk pencernaan
makanan, aborpsi dan metabolisme zat-zat gizi yang menghasilkan energi.
Untuk menghitung kebutuhan normal energi seseorang diperlukan penjumlahan tiga
komponen berikut:
1) AMB/ BMR (Basal Metabolic Rate)
a. Rumus Harris-Benedict
AMB laki-laki = 66,5 + 13,7BB (kg) + 5,0 TB (cm) – 6,8 U
AMB Perempuan = 655 + 9,6 BB (kg) + 1,8 TB (cm) – 4,7 U
17
b. WHO/FAO 1985
Umur Rumus
0-3 tahun Laki-laki = 60,9 BB – 54/ Perempuan = 61,0 BB – 51
3-10 tahun Laki-laki = 22,7 BB + 495/ Perempuan = 22,5 B + 499
10-15 tahun Laki-laki = 17,5 BB + 651/ Perempuan = 12,2 BB + 746
18-30 tahun Laki-laki = 15,3 BB + 679/ Perempuan = 14,7 BB + 496
30-60 tahun Laki-laki = 11,6 BB + 879/ Perempuan = 8,7 BB + 829
>60 tahun Laki-laki = 13,5 BB + 487/ Perempuan = 10,5 BB + 596
Selain itu, terdapat rumus yang lebih mudah:
AMB = 1 kkal (pria) atau 0,9 kkal (wanita) × BB (kg) × 24 jam, atau
AMB = 30 kkal (pria) atau 25 kkal (wanita) × BB (kg)
2) Aktivitas fisik
Aktivitas ringan = 20% × AMB
Aktivitas sedang = 30% × AMB
Aktivitas berat = 40% × AMB
Aktivitas sangat berat = 50% × AMB
3) SDA/ pengaruh dinamik khusus makanan
SDA = 10% × AMB
Jadi, besar kebutuhan energi seseorang adalah jumlah dari:
AMB + aktivitas fisik + SDA
Marasmus
Marasmus merupakan salah satu sindrom klinis gizi kurang yang parah. Marasmus
ditandai oleh pelisutan tubuh yang ekstrem; tubuh penderita marasmus hanya terlihat
“tulang dan kulit”. Marasmus merupakan adaptasi fisiologis terhadap keterbatasan energi
dari makanan. Pada keadaan ini terjadi pengurangan secara nyata jumlah jaringan lemak
dan subkutan disamping terdapat pula atrofi jaringan visceral. Mereka yang mengalami
marasmus akan membatasi aktivitas fisiknya dan memiliki laju metabolisme dan
pergantian protein yang menurun untuk menghemat nutrient. Penderita marasmus akan
lebih rentan terhadap penyakit dan memiliki kemungkinan besar untuk meninggal atau
mengalami disabilitas karena infeksi. The Wellcome Trust Working Party dalam tahun
18
1970 mendefinisikan marasmus dengan kriteria berat badan menurut usia yang berada di
bawah 70% dari standar internasional.
Penderita marasmus memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut:
1. Perut tampak buncit karena penegangan lambung dan usus yang terpuntir. Hati
membesar dengan sudut tumpul dan lunak disebabkan infiltrasi lemak.
2. Rambut merah yang disebabkan oleh depigmentasi
3. Pendek dan kurus.
Kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak bagi anak-anak beruisa 7-12 tahun jika
diperhitungkan secara kasar adalah:
Karbohidrat
1 gram karbohidrat = 4kkal. Kebutuhan karbohidrat tiap hari sekitar 55% - 75%.
Kebutuhan kalori anak 7-9 tahun = 1800kkal
55% x 1800kkal = 990kkal : 4kkal = 247,5 gram
75% x 1800kkal = 1350kkal : 4kkal = 337,5 gram
Kebutuhan kalori anak 10-12 tahun = 2050kkal
55% x 2050kkal = 1127,5 kkal : 4kkal = 281,86 gram
75% x 2050kkal = 1537,5 kkal : 4kkal = 384,38 gram
Jadi kebutuhan karbohidrat anak tersebut 247,5 gram - 384,38 gram
Protein
1 gram protein = 4kkal. Kebutuhan karbohidrat tiap hari sekitar 10% - 15%.
Kebutuhan kalori anak 7-9 tahun = 1800kkal
10% x 1800kkal = 180kkal : 4kkal = 45gram
15% x 1800kkal = 270kkal : 4 kkal = 67,5 gram
Kebutuhan kalori anak 10-12 tahun = 1800kkal
10% x 2050kkal = 205kkal: 4kkal = 51,25 gram
15% x 2050kkal = 307,5kkal : 4kkal = 76,86 gram
Jadi kebutuhan protein anak tersebut 45 gram – 76,86 gram
19
Lemak
1 gram lemak = 9kkal. Kebutuhan karbohidrat tiap hari sekitar 20% - 30%.
Kebutuhan kalori anak 7-9 tahun = 1800kkal
20% x 1800kkal = 360kkal : 9kkal = 40gram
30% x 1800kkal = 540kkal : 9kkal = 60gram
Kebutuhan kalori anak 10-12 tahun = 1800kkal
20% x 2050kkal = 410kkal : 9kkal = 45,56 gram
30% x 2050kkal = 615kkal :9kkal = 68,5 gram
Jadi kebutuhan lemak anak tersebut 40gram - 68,5 gram
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah marasmus adalah:
1. Penyuluhan ibu dan anak
2. Penyuluhan sadar gizi (misalnya penyuluhan sarapan)
3. Membiasakan makan ikan
4. Menaikan status ekonomi/ pendapatan dengan kerajinan
20
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi hunger dan
appetite
2. Mampu menjelaskan komposisi tubuh
3. Mampu menjelaskan jenis zat gizi makro
4. Mampu menjelaskan fungsi zat gizi makro
5. Mampu menjelaskan pencernaan, absorpsi, dan ekskresi zat gizi makro
6. Mampu menjelaskan akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi makro
7. Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat gizi makro
8. Mempu menjelaskan keseimbangan energi
9. Mampu menghitung kebutuhan energi, dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan
energi
10. Mampu menghitung kebutuhan energi
11. Mampu menilai komposisi tubuh
12. Mampu menilai status karbohidrat, protein, dan lemak
B. Skenario 2
Di suatu wilayah kumuh perkotaan ditemukan banyak ibu-ibu yang gemuk. Kebiasaan
makan ibu-ibu tersebut makan besar 3 kali. Di samping makan besar, ibu-ibu tersebut
sering jajan goreng-gorengan di sore hari, menghabiskan makanan anaknya yang tidak
habis, serta sering jajan mie goreng, bakso di malam hari menjelang tidur. Mereka
berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan sedikit aktivitas fisik. Mereka jarang
memasak makanan untuk keluarga tetapi lebih sering membeli makanan matang untuk
makan keluarga dengan alasan lebih irit daripada harus memasak sendiri. Mereka biasa
membeli lauk seperti telur goreng, tahu goreng, tempe goreng tanpa sayuran. Mereka
mengeluhkan pusing kepala, dada berdebar-debar, sesak napas, dan tensi darah tinggi.
C. Daftar Kata Sulit
1. Kumuh : keadaan lingkungan tidak layak huni dilihat dari segi
kebersihan, tata letak, kesehatan, ekonomi, keamanan.
2. Gemuk : keadaan dimana terjadi penumpukan lemak berlebih
sehingga menyebabkan berat badan melebihi normal.
21
3. Dada berdebar-debar : kondisi dimana denyut jantung yang lebih cepat dari
normal
4. Tensi darah tinggi : tekanan darah seseorang yang di atas normal (>120/80)
5. Sedikit aktivitas fisik : aktivitas yang memerlukan sedikit pembakaran energi.
D. Daftar Kata Kunci
1. Gemuk
2. Makan Besar 3x
3. Jajan goreng-gorengan
4. Tanpa sayuran
5. Makan bakso menjelang tidur
6. Sedikit aktivitas fisik
7. Pusing kepala
8. Dada berdebar-debar
9. Sesak napas
10. Tensi darah tinggi
11. Wilayah kumuh perkotaan
12. Menghabiskan makanan sisa anaknya
13. Membeli lauk yang digoreng
E. Daftar Pertanyaan
1. Apa definisi dari obesitas?
2. Apa penyebab dari obesitas
3. Apa gejala dan ciri-ciri obesitas?
4. Apa faktor risiko obesitas?
5. Berapa kalori yang dihasilkan dari tempe goreng, tahu goreng, telur goreng?
6. Berapa kebutuhan energi yang dibutuhkan ibu umur 17-49 tahun?
7. Berdasarkan keluhan yang dirasakan, apakah ibu-ibu tersebut menderita suatu
penyakit?
8. Apa dampak dari obesitas yang berkelanjutan?
9. Bagaimana cara mengatasi obesitas?
10. Apakah kualitas dari gorengan mempengaruhi tingkat keamanan makanan?
11. Bagaimana pola makan yang seimbang dan teratur?
22
12. Apakah ada hubungan antara tidak mengonsumsi sayuran dengan keluhan ibu-ibu
tersebut?
13. Mengapa obesitas dapat terjadi pada lingkngan kumuh yang secara ekonomi juga
rendah?
14. Apakah makan menjelang tidur itu buruk? Jelaskan!
15. Berapa perkiraan kasar energi yang masuk dari pola makan yang dilakukan ibu-ibu
tersebut?
16. Apakah hubungan antara hunger dan appetite dengan obesitas?
17. Mengapa ibu-ibu tersebut mengalami pusing kepala, sesak napas, dada berdebar-
debar, tekanan darah tinggi?
18. Apa perbedaan komposisi tubuh ibu normal dengan ibu obesitas?
19. Bagaimana seseorang bisa digolongkan obesitas?
F. Pengelompokan Pertanyaan Berdasarkan Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan 1 : Mampu menjelaskan definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
hunger dan eppetite.
Pertanyaan: Apakah hubungan antara hunger dan appetite dengan obesitas?
2. Tujuan 2 : Mampu menjelaskan komposisi tubuh.
Pertanyaan: Apa gejala dan ciri-ciri obesitas?
3. Tujuan 4 : Apakah ada hubungan antara tidak mengonsumsi sayuran dengan keluhan
ibu-ibu tersebut?
4. Tujuan 5 : Apakah makan menjelang tidur itu buruk? Jelaskan!
5. Tujuan 6 : Mampu menjelaskan akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi makro.
Pertanyaan: (1) Apa penyebab obesitas?
(2) Apa defenisi obesitas?
(3) Apa faktor risiko obesitas?
(4)Berdasarkan keluhan yang dirasakan, apakah ibu-ibu tersebut menderita
suatu penyakit?
(5) Apa dampak dari obesitas yang berkelanjutan?
(6)Mengapa obesitas dapat terjadi pada lingkungan kumuh yang secara
ekonomi juga rendah?
(7)Mengapa ibu-ibu itu mengalami pusing kepala, sesak napas, dada
berdebar-debar, tekanan darah tinggi?
23
6. Tujuan 7 : Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat
makro.
Pertanyaan: (1) Bagaimana cara mengatasi obesitas?
(2) Apakah kualitas dari gorengan mempengaruhi tingkat keamanan
makanan?
(3) Bagaimana pola makan yang seimbang dan teratur?
(4) Apakah ada hubungan antara tidak mngonsumsi sayuran dengan
keluhan ibu-ibu tersebut?
7. Tujuan 8 : Mampu menjelaskan keseimbangan energi
Pertanyaan : (1) Apa penyebab obesitas?
(2) Bagaimana pola makan yang seimbang dan teratur?
8. Tujuan 9 : Mampu menghitung kebutuhan energi, dan factor yang mempengaruhi
kebutuhan energi
(1) Berapa kebutuhan energi yang dibutuhkan ibu berumur 17-49 tahun?
(2) Apakah makan menjelang tidur buruk? Jelaskan!
9. Tujuan 10 : Mampu menghitung kebutuhan energi
(1) Berapa kalori yang dihasilkan dari tempe goreng, tahu goreng, dan
telur goreng?
(2) Berapa kebutuhan energi yang dibutuhkan ibu-ibu umur 17-49 tahun?
(3) Apakah makan menjelang tidur itu buruk? Jelaskan!
(4) Berapa perkiraan kasar energi yang masuk dari pola makan yang
dilakukan ibu-ibu tersebut?
10. Tujuan 11 : Mampu menilai komposisi tubuh
(1) Apa gejala dan cirri-ciri obesitas?
(2) Apa perbedaan komposisi tubuh orang normal dengan orang obesitas?
(3) Bagaimana seseorang bisa digolongkan obesitas?
G. Pembahasan
Pembahasan Skenario
a. Obesitas dapat terjadi pada lingkungan kumuh :
1. Genetik
24
2. Social ekonomi yang lemah
3. Pendidikan rendah
4. Aktivitas tubuh kurang
5. Kemajuan teknologi
Faktor genetik adalah faktor yang paling mempengaruhi obesitas, lalu faktor
lingkungan. Masayarakat pada tringkat ekonomi rendah cenderung berpersepsi bahwa,
gemuk terkait dengan kesejahteraan, jika pada sosial ekonomi tinggi tubuh yang gemuk
bukan gambaran yang kesejahteraan, tubuh rampinglah yang lebih baik. sosial ekonomi
lemah juga ada kecenderungan terjadi peninggian kolesterol, tidak benar yang jajan hanya
kelompok ekomomi lemah kaya, justru karena tinggal di kampung kumuh yang rumahnya
hanya satu kamar dan keadaan miskin uang untuk penyediaan alat alat dapur tidak ada,
biasanya lebih murah beli makanan matang dan jajan dari pada memasak sendiri. karena
pendidikan ibu yang rendah, akibatnya displin terhadap anak kurang diperhatikan maka
sudah biasa anak jajan makanan yang tidak ada gunanya seperti teh botol atau teh di
dinginkan dimasukan plastik dan dijual 200 - 500 rupiah, ubi gorengan, tahu pong dan lain
jajanan yang harganya berkisar antara 500 - 1000 rupiah dan bila anak tidak habis
biasanya di habiskan ibu nya (sebab ada persepsi makanan adalah rejeki tidak boleh
dibuang), ditambah ibu tidak bekerja akibatnya ada kecenderungan terjadi obesitas pada
ibu di kalangan miskin, kelebihan berat badan. Kemudahan teknologi yang berkembang
pesat, menurutnya juga membatasai gerak. "Remote TV, eskalator, antar jemput dengan
kendaraan mengakibatkan malas bergerak (Dokter Endang Darmoutomo MS, SpGK, ).
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang,
akan mengalami obesitas.
b. Memakan makanan sebelum tidur meningkatkan tingkat trigliserida darah. Tingkat
trigliserida yang tinggi juga berkaitan dengan sindrom metabolik dan resistensi insulin
yang pada nantinya terkait dengan peningkatan berat badan. Asupan kalori yang dimakan
sebelum tidur dengan tidak melakukan aktivitas fisik apapun tubuh tidak memiliki pilihan
tetapi langsung menyimpan kalori sebagai bentuk lemak. Selain itu AMB semasa tidur
juga berkurang 10% hal tersebut menyebabkan pengeluaran energi selagi tidur tidak
sebesar pengeluaran energi ketika beraktivitas.
25
c. Kualitas makanan (gorengan) dapat mempengaruhi tingkat keamanan makanan,
missal minyak yang digunakan adalah minyak jlantah (bekas) bersifat karsinogen dan
berbahaya bagi tubuh, pemasakan/menggoreng dengan api yang kecil terus-menerus akan
meningkatkan jumlah minyak yang terserap dalam makanan. Minyak kelapa sawit
mengandung 100 gr lemak dalam 100 gr jumlahnya.
Lemak mudah teroksidasi menimbulkan radikal bebas yang akan mencari kestabilan &
akan menempel pada makanan.
Makanan makin sering dipanaskan makin banyak lemak trans (biang kerok kanker).
Minyak goreng = minyak kelapa sawit (100%lemak) lemak jenuh
Minyak kelapa = lemak tak jenuh
d. Kalori dari tempe goreng, tahu goreng, dan telur goreng
Tahu goreng : 115 kkal
Tempe goreng : 350 kkal ( tempe pasar ) atau 336 kkal (tempe murni)
Telur goreng : 251 kkal
e. Tidak ada kaitan antara sayuran dengan ciri-ciri yang ditimbulkan, tetapi berkaitan
dengan obesitas itu sendiri. Dalam sayur ada serat dengan beberapa manfaat dapat
menurunkan kolesterol.
1. Serat berhubungan dengan waktu transit (makanan melalui mulut sampai anus; secara
umum waktu transit pengosongan lambung (kenyang lebih lama)
a. Makanan rendah serat menghasilkan feses yang keras dan keriting
Makanan tinggi serat meningkatkan berat feses
b. Serat dapat mengontrol metabolisme glukosa dan lipida
c. Serat makanan diduga menghalangi siklus yang berkaitan dengan pembuatan asam
empedu yang disintesis dalam hati dari kolesterol. Serat menyerap asam empedu,
sehingga diperlukan pengganti asam empedu tersebut dengan mensintesis kembali
dari kolesterol.
Sedangkan menurut Chien dan Anderson : sintesis kolesterol dalam hati mungkin
berubah oleh asam lemak rantai pendek yang diperoleh oleh serat larut air.
26
d. Waktu transit : makanan setelah ditelan adalah waktu yang diperlukan makanan
untuk melalui mulut sampai anus. Waktu transit ada dua : pengosongan lambung
dan transit dalam usus halus : dipengaruhi oleh viskositas polisakarida. Serat
mempunyai viskositas yang tinggi sehingga memperlambat pengosongan lambung,
yang menimbulkan rasa kenyang lebih besar dan keterlambatan penyampaian zat-
zat gizi ke usus halus.
e. Dari buku gizi kesmas
Obes terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi :
asupan energi berlebih dapat terjadi karena asupan lemak berlebih. Pada berat yang
sama asupan lemak akan lebih tinggi dari karbohidrat (serat itu masuk kedalam
karbohidrat)
2. Energi lemak serat maka jika org obes makan lemak akan bnyk energi yg tersimpan
3. Sayur : membantu penglihatan, meningkatkan konsentrasi, antioksidan (hijau),
kuning-orange (vit C), merah (penglihatan).
f. Penyakit kardiovaskular memiliki keluhan dan gejala antara lain:
1. Sakit di dada yang berkepanjangan
2. Nafas yang pendek atau sesak nafas
3. Berkeringat
4. Mual dan muntah
5. Pusing
6. Lemah
7. Sakit di rahang, leher, dan bahu
8. Detak jantung yang irregular
Tanda-tanda yang dialami oleh ibu-ibu tersebut terdapat dalam beberapa gejala penyakit
kardiovaskuler. Hipertensi juga merupakan salah satu factor risiko terjadi penyakit
kardiovaskuler. Namun masih belum bisa di tentukan bahwa ibu itu benar-benar mengidap
penyakit kardiovaskuler.
27
g. Perbedaan komposisi tubuh antara orang normal dan orang obesitas :
Lean man
70 kg
Obese man
100kg
Water 60% 47%
Protein 17% 13%
Fat 17% 35%
Remainder 6% 5%
Obesitasa. Defenisi Obesitas
Menurut Soetjiningsih (1999); Obesitas merupakan suatu keadaan patologis yaitu
terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh
yang normal. Menurut WHO (2000); Secara sederhana mendefinisikan obesitas sebagai
kondisi abnormal atas akumulasi lemak yang ekstrim pada jaringan adiposa yang dapat
mengganggu kesehatan. Inti dari obesitas ini adalah terjadinya keseimbangan energi
positif yang tidak diinginkan dan bertambahnya berat badan. Menurut Kamus Gizi;
Obesitas adalah suatu penyakit dengan ciri-ciri timbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Batasan obesitas beragam antar para ahli, namun biasanya digunakn patokan kelebihan
berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Namun berat badan saja tidak
cukup karena tinggi badan, bentuk dan besar rangka ikut menentukan berat badan. Pada
berat badan yang sama bisa berbeda tingkat obesitas. Di Indonesia dinilai dengan memakai
indeks massa tubuh (IMT), berat badan (kg) : tinggi2 (m). Disebut obesitas jika nilainya
lebih dari 27,0.
b. Klasifikasi Obesitas
Berdasarkan IMT :
(Internasional) : Obesitas tingkat 1 : 30-34,9
Obesitas tingkat 2 : 35-39,9
Obesitas tingkat 3 : > 40
(Asia) : Normal : 18,5-22,9
: Overweight : > 23
28
: Pre obesitas : 23-24,9
: Obesitas tingkat 1 : 25-29,9
: Obesitas tingkat 2 : > 30
c. Gejala dan Ciri-ciri Obesitas
1. Gangguan pernafasan dan sesak napas.
Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru-paru, walaupun hanya melakukan aktivitas ringan.
2. Nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah
pinggul, lutut dan pergelangan kaki)
3. Kelainan kulit
4. Memiliki pertumbuhan tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan dengan
berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat di buang secara efisien dan
mengeluarkan keringat lebih banyak.
5. Edema di tungkai dan pergelangan kaki
Gejala obesitas berdasarkan distribusi jaringan lemak:
1. Apple shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak di bagian dada dan
pinggang)
2. Pear shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak di bagian pinggul dan
paha)
Ciri-ciri Obesitas :
a. Wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap
b. Leher relatif pendek
c. Dada membusung dengan payudara membesar
d. Perut membuncit
e. Pada anak laki-laki: burried penis(penis terkubur)
f. Pubertas dini
g. Tungkai berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling
menempel dan bergesekan
h. Lingkar lengan dan paha lebih besar dari normal
i. Tangan relatif lebih kecil dan jari-jari bentuknya meruncing
29
d. Diagnosis
Seseorang dapat diketahui menderita obesitas dilihat dari pengukuran
antropometrinya. Dari pengukuran antropometri ini dapat diketahui berat badan, tinggi
badan, serta lipatan lemak bawah kulit yang dapat dijadikan tanda obesitas. Indikasi
obesitas jg dapat dilihat dari normal atau tidaknya IMT. IMT merupakan rumus matematis
yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan
(dalam kiogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter): IMT= BB/TB2.
Selain itu juga dapat dikukan:
- Dengan desintrometri
- Pengukuran total kalium tubuh, total air tubuh,
- Dengan USG, CT, MRI.
- Water displacement test
- Tes darah : apakah obesitas ini disebabkan penyakit lain. Sebelumnya dilakukan
anamnesis.
BODPOD cara : orang dimasukkan dalam satu alat (sejenis kapsul) diruangan itu suhu
konstan 24-26 derajat celsius, tekanan darah dan kelembaban relatif, masukkan data-data,
ada prediksi dari volume paru dan presentase lemak tubuh baru bisa diprediksikan.
Perhitungan dari hokum Boyle.
Deteksi sedini mungkin obesitas :
Kenaikan BB yang signifikan
Kenaikan BMI
Kenaikan lipatan perut (gejala klinik)
Banyak makan
e. Penyebab
Faktor Tipe Pengaruh terhadap penumpukan
lemak
Umur Unmodified Kelebihan lemak tubuh lebih sering
terjadi pada orang dewasa dan orang
yang paruh baya
30
Menopause Unmodified Peningkatan deposit lemak abdominal
Jenis Kelamin Unmodified Umumnya wanita memiliki lemak
yang lebih banyak
Keseimbangan
energi positif
Modified Dalam jangka waktu yang panjang,
keseimbangan energi mempromosikan
penyimpanan lemak
Komposisi pada
makanan
Modified Peningkatan asupan energi dari asupan
lemak tinggi, intake alcohol, dapat
berkontribusi terhadap obesitas
Aktivitas fisik Modified Penurunan aktivitas fisik
mempengaruhi keseimbangan energi
dan penyimpanan lemak tubuh.
Metabolisme
Basal
Modified Nilai yang kecil indetik dengan
besarnya berat badan.
Meningkatnya
sensasi
kelaparan
Modified Dipengaruhi oleh hormone dan
stimulasi kepada otak
Rasio masa
tubuh bebas
lemak dan masa
tubuh berlemak
Modified Tingginya rasio tubuh berlemak
terkait dengan besarnya berat badan
Keberagaman
social dan faktor
perilaku
Modified Obesitas terkait dengan status
sosioekonomi, kondisi keluarga,
relasi, gaya hidup, konsumsi makanan
cepat saji tinggi lemak. TIngginya
wkatu menonton televise, merokok,
meningkatanya intake alcohol, kurang
tidur.
Genetik Unmodified Mempengaruhi keseimbangan energi
melalui pengeluaran energi,
penyimpanan kelebihan energi sebagai
jaringan adipose atau jaringan oto, dan
proporsi yang relative antara lemak
dan karbohidrat yang digunakan oleh
31
tubuh.
Melahirkan Modified Perempuan yang baru saja melahirkan
akan menuju ke peningkatan berat
badan
Faktor genetik adalah faktor yang paling mempengaruhi obesitas, lalu faktor
lingkungan. Masayarakat pada tringkat ekonomi rendah cenderung berpresepsi bahwa,
gemuk terkait dengan kesejahteraan, jika pada sosial ekonomi tinggi tubuh yang gemuk
bukan gambaran yang kesejahteraan, tubuh rampinglah yan lebih baik. Sosial ekonomi
lemah juga ada kecenderungan terjadi peninggian kolesterol, tidak benar yang jajan hanya
kelompok ekomomi lemah kaya, justru karena tinggal di kampung kumuh yang rumahnya
hanya satu kamar dan keadaan miskin uang untuk penyediaan alat-alat dapur tidak ada,
biasanya lebih murah beli makanan matang dan jajan dari pada memasak sendiri. Karena
pendidikan ibu yang rendah , akibatnya displin terhadap anak kurang di perhatikan maka
sudah biasa anak jajan makanan yang tidak ada gunannya seperti teh botol atau teh di
dinginkan dimasukan plastik dan dijual 200 - 500 rupiah, ubi gorengan, tahu pong dan lain
jajanan yang hargannya berkisar antara 500 - 1000 rupiah dan bila anak tidak habis
biasanya di habiskan ibu nya (sebab ada persepsi makanan adalah rejeki tidak boleh
dibuang) ditambah ibu tidak bekerja akibatnya ada kecenderungan terjadi obesitas pada
ibu di kalangan miskin, kelebihan berat badan. Kemudahan teknologi yang berkembang
pesat, menurutnya juga membatasi gerak. "Remote TV, eskalator, antar jemput dengan
kendaraan mengakibatkan malas bergerak (Dokter Endang Darmoutomo MS, SpGK, ).
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang,
akan mengalami obesitas.
f. Dampak
1. Diabetes Melitus Tipe 2
NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) III menyebutkan
bahwa kurang lebih 12% orang dengan BMI 27 menderita diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2
merupakan tipe diabetes yang paling sering ditemui, yaitu sekitar 85% - 90% dari
keseluruhan penderita diabetes. Obesitas merupakan faktor risiko utama pada diabetes tipe
2. Sebanyak 80% dari penderita penyakit tersebut menderita obese.
32
Bagi mereka yang mengalami kegemukan di sekitar perut (abdominally obese), salah
satu mekanisme yang diduga menjadi predisposisi diabetes tipe 2, adalah terjadinya
pelepasan asam-asam lemak bebas secara cepat, yang berasal dari suatu lemak visceral
yang membesar. Proses ini menerangkan terjadinya sirkulasi tingkat tinggi dari asam-asam
lemak bebas di hati sehingga kemampuan hati untuk mengikat dan mengekstrak insulin
dari darah menjadi berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan hiperinsulinemia. Akibat
lainnya adalah peningkatan glukoneogenesis - dimana glukosa darah meningkat.
Efek kedua dari peningkatan asam-asam lemak bebas adalah menghambat
pengambilan glukose oleh sell otot, dengan demikian, walalupun kadar insulin meningkat,
namun glukosa darah tetap abnormal tinggi. Hal ini menerangkan suatu resistensi
fisiologis terhadap insulin seperti yang terdapat pada diabetes tipe 2.
2. Hipertensi
Obesitas merupakan suatu faktor utama (bersifat fleksibel ) yang mempengaruhi
tekanan darah dan juga perkembangan hipertensi. Kurang lebih 46% pasien dengan BMI
27 adalah penderita hipertensi. Framingham Studi telah menemukan bahwa peningkatan
15% BB dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 18%.
Dibandingkan dengan mereka yang mempunyai BB normal, orang yang overweight
dengan kelebihan BB sebesar 20% mempunyai risiko delapan kali lipat lebih besar
terhadap hipertensi.
3. Hiperkolesterolemia
Kadar abnormal lipid darah erat kaitannya dengan obesitas. Kurang lebih 38% pasien
dengan BMI 27 adalah penderita hiperkolesterolemia. Pada kondisi ini, perbandingan
antara HDL (High Density Lipoprotein) dengan LDL (low Density Lipoprotein)
cenderung menurun (dimana kadar trigliserida secara umum meningkat) sehingga
memperbesar risiko Atherogenesis.
Framingham Studi memperlihatkan bahwa untuk setiap 10% kenaikan BB terjadi
peningkatan plasma kolesterol sebesar 12 mg/dL.
Dari data NHANES II juga ditemukan bahwa risiko hiperkolesterolemia (serum
kolesterol 250 mg/dL) pada orang Amerika yang overweight adalah 1.5 kali lebih besar
dibandingkan pada individu normal usia 20 sampai 75 tahun.
4. Penyakit Jantung Koroner (PKH)
Kurang lebih sebanyak 40% kejadian CHD terjadi pada seseorang dengan BMI di atas
21, sehingga penyakit ini sebetulnya dapat dicegah.
5. Stroke
33
Overweight merupakan faktor risiko utama terhadap stroke. Kegemukan (terutama di
sekitar perut/abdomen) dapat meningkatkan risiko stroke (kondisi ini tidak tergantung
besarnya BMI).
6. Penyakit Kantung Empedu
Orang obese cenderung lebih mudah terkena batu empedu.
7. Osteoarthritis (OA)
Overweight berhubungan dengan OA pada sendi tangan dan lutut. Bagaimanapun,
keterbatasan kemampuan berolah raga pada pasien OA juga dapat peranan terhadap
timbulnya overweight.
8. Kanker
Obesitas dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit kanker tertentu. Suatu studi
yang dilakukan oleh American Cancer Society menjelaskan bahwa kematian yang
diakibatkan oleh kanker prostat dan rektal-colon (colorectal) meningkat pada laki-laki
obese, sedangkan kanker endometrium, uterus, mulut rahim (cervix), dan indung telur
(ovarium) meningkat pada wanita obese. Dibandingkan wanita dengan berat normal pada
masa post-menopausal, wanita obese mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap kanker
payudara.
Selain itu dampak dari obesitas adalah :
1. Peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas
Peningkatan kematian di antara orang obes adalah kejadian untuk penyakit parah yang
mengancam nyawa meliputi diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskuler, hormone yang
sensitif, dan kanker gastrointestinal
2. Dislipidemia
3. Kelainan menstruan dan fertilitas
4. Menganggu fungsi respirasi : menimbulkan sleep apnea
5. Penyakit gastrointestinal
6. Masalah psikososial
g. Pencegahan
Ada beberapa pencegahan obesitas diantaranya:
1. Biasakan sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi hari. Sebab dengan sarapan
anda akan menjaga konsistensi asupan energi sepanjang hari.. Sarapan yang dipilih
34
juga menentukan, gunakan sarapan sereal, karena sereal mengandung kandungan-
kandungan yang baik berupa efek kenyang dengan energi yang tidak begitu tinggi.
Orang yang jarang sarapan pagi cenderung akan mengkonsumsi cemilan-cemilan, atau
malah akan mengkonsumsi energi yg lebih banyak di waktu siang hari untuk
menggantikan kebutuhan energinya. Hal ini lah yang bisa menyebabkan kenapa orang
yang tidak sarapan cenderung lebih gemuk. Sebab dengan mengkonsumsi makanan
sekaligus dengan energi tinggi, tubuh cenderung akan menyimpan kelebihannya
sebagai lemak
2. Perbanyak Serat Dari Buah dan Sayuran, yang akan melapisi dinding usus sehingga
Anda akan lebih mudah cepat merasa kenyang.
3. Hindari Cemilan Padat Kalori, misalnya gula yang terkandung dalam keripik kentang
jauh lebih besar dari gula yang terkandung dalam sepiring nasi.
4. Mengubah pola hidup
5. Asupan gizi seimbang
(3-20) % lemak
(10-20) % protein
(50-70)% karbohidrat
6. Mengatur pola makan
Pola makan seimbang yang dikembangkan sejak tahun 1950 oleh Prof. DR. dr. Poerwo
Soedarmo dan telah mengakar di kalangan masyarakat adalah 4 Sehat 5 Sempurna.
Komposisinya adalah makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan susu.
Pada tahun 1995 Direktorat Gizi Depkes mengeluarkan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari 4 Sehat 5 Sempurna
dan dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat untuk medapatkan pola makan yang
sehat dan seimbang. 13 pesan dasar PUGS tersebut adalah sebagai berikut:
1. Makanlah aneka ragam makanan,
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi,
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi,
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhanenergi,
5. Gunakan garam beryodium,
6. Makanlah makanan sumber zat,
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan
8. Biasakan makan pagi,
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya,
35
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur,
11. Hindari minum minuman beralkohol,
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan,
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
FAO/WHO menganjurkan bagi negara berkembang standar konsumsi pangan tersiri
atas: 50% kalori berasal dari makanan pokok, 15-20% energi dari pangan hewani, 20-
25% energi dari kacang-kacangan/ biji berminyak, 8% energi dari gula, serta 5%
energi dari sayur dan buah-buahan.
h. Treatment
1. Mengubah gaya hidup
2. Mengurangi appetite , jgn menunda makan
3. Substitusi makanan (pengobatan)
Pilih Makanan Pengganti. Daripada makan es krim yang berkalori tinggi, lebih baik
pilih yogurt untuk camilan sehari-hari. Karena, yogurt mampu menurunkan kolesterol
darah, sehingga kesehatan jantung Anda tetap terjaga. Yogurt juga menjaga microflora
yang berfungsi mencegah masuknya penyakit ke dalam saluran penceranaan Anda.
Cukup mengonsumsi yogurt 1 atau 2 gelas sehari saja sudah.
4. Mengurangi yang berbau lemak
5. Pengaturan diet (pengobatan)
Diet dan olahraga. Jika berat badan Anda mulai berlebih di atas batas normal, maka
Anda perlu sedikit melakukan diet karbohidrat (nasi, keripik, kentang goreng), lemak
(minyak, makanan yang digoreng, margarin) dan semua makanan yang diolah
memakai gula (sirup, permen dan selai). Buat Target. Agar diet semakin bersemangat,
Anda perlu membuat target pencapaian, misalnya bulan ini bisa menurunkan berat
badan 2 kg saja.
6. Olahraga (pengobatan)
7. Penurunan berat badan
8. Dengan suntik leptin.
Leptin adalah hormone yang menghambat rasa keinginan untuk makan, berlawanan
dengan hormone grelin. Ada seorang anak yang obesitas dan disuntik leptin. Anak
tersebut mengalami penurunan berat badan sekitar 15 kg dalam waktu 12 bulan.
36
Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Arisman.2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Gibney, Michael J. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Shinya, Hiromi. 2007. The Miracle of Enzyme. Jakarta: Penerbit Qanita.
Wardlaw, Gordon.M dan Hampl, Jeffrey.S. 2002. Perspectives in Nutrition edisi 7. New
York: Mc Graw Hill.
WHO. 2002. The Asia-Pasific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment.
Australia: WHO.
Wiseman, Gerald. 2002. Nutrition and Health. London: Taylor and Francais.
www.nhlbi.nih.govhttp://www.google.co.id/
#hl=id&q=kelebihan+dan+kekurangan+zat+gizi+makro&fp=e44a1e277da32d7
http://my.opera.com/zones/blog/2008/10/20/gizi-makro-
http://www.who.int/topics/obesity/en/
http://www.scumdoctor.com/obesity/Fast-Food-That-Cause-Obesity.html
http://obesitas.web.id/sebab.html
http://www.scumdoctor.com/obesity/Clinical-Signs-Obesity.html
http://www.scumdoctor.com/obesity/Obesity-And-Eating-Habits.html
http://majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=457
http://freddish.wordpress.com/2007/10/04/khasiat-dan-kandungan-gizi-tempe/
http://pdfgod.com/kandungan-asam-lemak-pada-minyak-goreng-pdf.html
http://www.rowett.ac.uk/edu_web/sec_pup/body_comp.pdf
www.obesitas.web.id
37
top related