laporan kinerja -...
Post on 03-Mar-2019
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA
DINAS
KESEHATAN
KABUPATEN SIDOARJO
TAHUN 2016
Disusun :
TAHUN 2016
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya sehingga
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2016 dapat tersusun. Kami sadari sepenuhnya bahwa penyusunan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar
karena proses pengumpulan dan validasi datanya belum sepenuhnya
memanfaatkan sarana tehnologi informasi.
Laporan Kinerja disusun sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan. Informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja ini berisi
keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai, serta kendala atau kekurangan
yang ada. Selain itu, Laporan Kinerja ini disusun sebagai sarana pengendalian
dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah
yang baik dan bersih (good governance and clean government) serta sebagai
umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pada tahun
berikutnya. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 disusun dengan
mengacu pada Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
cara Revieu atas laporan Kinerja instansi Pemerintah, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Laporan ini memuat pencapaian kinerja
pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan serta Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021.
Pada Laporan Kinerja Dinas Kesehatan ini dijelaskan upaya
mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan
program/kegiatan Dinas Kesehatan pada tahun 2016. Tingkat pencapaian
sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh pada tahun 2016 berorientasi
pada pencapaian visi dan misi. Keberhasilan pada tahun 2016 akan menjadi
tolok ukur untuk peningkatan kinerja Dinas Kesehatan di tahun 2017.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada
Sekretaris, seluruh Kepala Bidang, Kepala Subbag, Kepala Seksi beserta staf di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Kepala Puskesmas serta
Lintas sektor terkait yang telah bekerjasama dalam pengumpulan data dan
penyusunan Laporan Kinerja ini.
3
Mudah-mudahan dengan tersusunnya Laporan Kinerja ini akan
diperoleh manfaat sebagai umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja
di seluruh unit kerja Dinas Kesehatan dimasa yang akan datang. Berkaitan
dengan hal tersebut, masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.
Sidoarjo, Januari 2017 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO
dr. IKA HARNASTI Pembina Utama Muda NIP. 19600227 199001 2 001
4
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dalam menjalankan tugas dan
fungsi yang menjadi kewenangannya, senantiasa berusaha untuk meningkatkan
kinerjanya secara profesional dan proporsional. Salah satu upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan kinerjanya tersebut adalah dengan disusunnya
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016-
2021. Berdasarkan Renstra yang telah tersusun tersebut diharapkan telah
tergambar rencana kinerja yang ingin dicapai dalam jangka menengah.
Penyelenggaraan pemerintahan di tahun 2016 adalah bagian dari
penggalan perjalanan rencana jangka menengah daerah. Berdasarkan sasaran
di dalam Renstra yang ingin dicapai pada tahun 2016, disusun Rencana Kerja
(Renja) Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang dijabarkan dalam anggaran
yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran tahun 2016. Rencana
Kerja tersebut selanjutnya digunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
sebagai bahan penyusunan Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun sebagai bahan evaluasi
terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, informasi yang
disajikan bukan hanya berisi tentang keberhasilan-keberhasilan yang telah
dicapai, tetapi juga harus memuat kekurangan-kekurangan yang masih dijumpai,
sehingga dapat dirumuskan solusi perbaikan di masa mendatang. Dengan
demikian, diharapkan segenap stakeholder. Pemerintah Kabupaten dapat
memberi masukan bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan.
Keberhasilan dan kekurangan tersebut terumuskan dalam pengukuran
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan Kinerja (PK) tahun 2016
sebanyak 12 sasaran. Sasaran tersebut dicapai melalui program dan kegiatan
yang terencana dan dibiayai menggunakan anggaran APBD Kabupaten Sidoarjo
tahun 2016. Berdasarkan penilaian pencapaian sasaran tahun 2016 sebanyak
12 sasaran tercapai dengan kategori sangat berhasil.
Berdasarkan evaluasi terhadap capaian dalam Laporan Kinerja tahun
2016 ini, diakui masih dijumpai beberapa kekurangan yang masih perlu
mendapatkan perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Untuk itu, Dinas
5
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo bersama seluruh jajarannya berkomitmen akan
melakukan perbaikan pada masa yang akan datang, sehingga seluruh kinerja
dapat tercapai dengan baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Sidoarjo.
Pada akhirnya , semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten
Sidoarjo. Segala prestasi yang berhasil diraih tidak menyebabkan munculnya
rasa bangga yang berlebihan sehingga melupakan tujuan awal untuk selalu
berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Sebaliknya
segala kekurangan yang masih dijumpai tidak menyebabkan lemahnya motivasi,
tetapi justru harus menjadi cambuk untuk bekerja lebih baik lagi di masa yang
akan datang.
Sidoarjo, Januari 2017 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO
dr. IKA HARNASTI
Pembina Utama Muda NIP. 19600227 199001 2 001
6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
IKHTISAR EKSEKUTIF
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Gambaran Umum SKPD
a) Struktur Organisasi
b) Tugas Pokok dan Fungsi
c) Kondisi SKPD (Internal & Eksternal)
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
2.1. Keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD
2.2. Perencanaan Strategis
a) Matriks Rencana Strategis
b) Program dan Kegiatan
2.3. Perjanjian Kinerja
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
a) Pengukuran Kinerja Tujuan
b) Pengukuran Kinerja Sasaran
c) Pengukuran Kinerja Program dan Kegiatan
3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
a) Evaluasi Capaian Kinerja Per-Sasaran
b) Perkembangan (Tren) Capaian Kinerja
c) Analisis Keberhasilan dan Kegagalan
d) Program dan Kegiatan Yang Mendukung
3.3. Akuntabilitas Keuangan
a) Realisasi Anggaran
b) Alokasi Anggaran Per Sasaran
3.4 Efektivitas dan Efisiensi Kinerja
a) Pencapaian Kinerja dan Anggaran
b) Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
BAB IV : PENUTUP
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka
kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang
nyata dan bertanggung jawab, yang dalam penyelenggaraannya menekankan pada
prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan.
Pemberlakuan Otonomi Daerah yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2002 telah
membawa implikasi yang luas dan serius, sehingga tidak sedikit masalah,
tantangan dan kendala yang dihadapi oleh daerah. Implikasi nyata adalah
penyelenggaraan pemerintahan yang mengalami pergeseran dari sentralistik
birokratis ke arah demokratis partisipatoris. Di samping itu dalam penyelenggaraan
pemerintahan perlu dipenuhi tata pemerintahan yang baik antara lain perlu adanya
partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan
ke depan, pengawasan, efisiensi dan efektifitas, profesionalisme dan akuntabilitas.
Sebagaimana amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimana setiap penyelenggara
pemerintahan wajib melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan
tujuan organisasi.
Akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo merupakan
perwujudan kewajiban Dinas Kesehatan untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan / kegagalan pencapaian visi dan misi yang diwujudkan melalui
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas kinerja
dilaksanakan melalui pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk melakukan
penilaian atas keberhasilan / kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Pengukuran kinerja tersebut di samping
sebagai upaya pengembangan strategi organisasi ke depan, secara teknis dapat
dilihat sebagai sistem lacak kinerja masing-masing program di Dinas Kesehatan
yang merupakan langkah awal pengendalian fungsi manajerial secara menyeluruh.
Penilaian atas keberhasilan/kegagalan lebih difokuskan pada pencapaian
sasaran, hal ini berkaitan dengan kinerja yang sebenarnya, dimana sasaran
8
merupakan hasil yang ingin dicapai / diwujudkan dalam kurun waktu 1 tahun atau
kurang.
Dalam mewujudkan sasarannya, Dinas Kesehatan ditunjang dengan
beberapa potensi antara lain :
1. Wilayah
Kabupaten Sidoarjo secara geografis terletak di antara 112,5o - 112,9o Bujur
Timur dan 7,3o - 7,5o Lintang Selatan.
Batas-batas wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah :
- Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
- Timur : Selat Madura
- Selatan : Kabupaten Pasuruan
- Barat : Kabupaten Mojokerto
Letak ketinggan wilayah Kabupaten Sidoarjo dari permukaan laut terbagi
menjadi 3 bagian, meliputi 40,81 % berketinggian 3-10 m yang berada di bagian
tengah dan berair tawar; 29,99% berketinggian 0-3 m berada di sebelah timur yaitu
daerah pantai dan pertambakan; 29,2% berketinggian 10-25 m berada di bagian
barat.
Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah 714,25 Km2 yang terbagi menjadi 18
kecamatan dengan 321 desa dan 32 kelurahan (3 kelurahan dan 1 desa tenggelam
oleh luapan Lumpur Lapindo).
2. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2016 berdasarkan
proyeksi BPS Propinsi Jawa Timur sebanyak 2.150.482 orang.
9
1.2. Gambaran Umum SKPD
a) Struktur Organisasi
SUB BAGIAN PERENCANAAN
DAN PELAPORAN
ETIK DWI K, SKM
KEPALA DINAS KESEHATAN
dr. IKA HARNASTI
BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN
dr. IDONG DJUANDA
SEKSI
YANKES. DASAR DAN
RUJUKAN
ST ANIS S, SKM, M. Kes
SEKSI
YANKES KHUSUS DAN
PENUNJANG
UMI SIYAMIYATI,SKM
SEKSI
PELAYANAN KES.
KELUARGA
ENDAH S, SKM
SEKSI
PEMBERANTASAN
PENYAKIT
SRI YULIWATI, SKM
SEKSI
PENCEGAHAN, PENYAKIT
DAN SURVEILANS
QUDROTIN, S.Keb
SEKSI
PENYEHATAN
LINGKUNGAN
SUPAAT S, SKM, M.Kes
BIDANG PENGENDALIAN
PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN
Dr. TAMAT EDI S, M.Si
BIDANG
SUMBER DAYA KESEHATAN
ENDANG SULASTRI, SKM.
SEKSI
TENAGA KESEHATAN
MASHURI, ST
SEKSI
FARMASI, MAKANAN
MINUMAN DAN PERBEKALAN
KESEHATAN
Dra. NOOR LAILY , Apt
SEKSI
KELEMBAGAAN
KESEHATAN
PONTJORINI,SKM, M.Kes
SEKSI
PROMOSI KESEHATAN
ENDANG SAWITRI, B.Sc
SEKSI
PERAN SERTA KESEHATAN
MASYARAKAT
ROCHATI, SKM
SEKSI
GIZI MASYARAKAT
SRI ANDARI E, SKM, MM
BIDANG
PEMBERDAYAAN KESMAS
Dra. IDA ERNANI, Apt
SEKRETARIAT
Drs. SETYO WINARNO, M.Si
SUB BAG UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
NUR FADILAH, SKM
SUB BAGIAN
KEUANGAN
Dra. KULIYAH N, M.Si
UPTD
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
10
b) Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo dan Peraturan Bupati Nomor 40
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo, Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
1) Unsur Pimpinan yaitu Kepala Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas
memimpin, melaksanakan koordinasi dan pengawasan, evaluasi dan
penyelenggaraan kegiatan Dinas Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas Kesehatan menyelenggarakan
fungsi :
a. Perencanaan program bidang pemberdayaan kesehatan masyarakat, sumber
daya kesehatan, pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan serta kesekretariatan
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas satuan kerja
d. Pembinaan pelaksanaan tugas bawahan
e. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.
Kepala Dinas berwenang menandatangani ijin bidang kesehatan yang tidak
ditangani oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu.
11
2) Unsur Staf : Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan,
pelaporan, umum, kepegawaian dan keuangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat mempunyai fungsi :
1. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program kebijakan teknis
2. Pelayanan administrasi umum dan kepegawaian
3. Pengelolaan administrasi keuangan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang
tugasnya
3) Unsur Pelaksana, terdiri dari :
a. Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :
1. Seksi Promosi Kesehatan
2. Seksi Peran Serta Kesehatan Masyarakat
3. Seksi Gizi Masyarakat
Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat mempuyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan dalam bidang
pemberdayaan kesehatan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan program dan petunjuk teknis promosi kesehatan, peran serta
kesehatan masyarakat serta gizi masyarakat
2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan program promosi kesehatan, peran
serta kesehatan masyarakat, gizi masyarakat serta fasilitasi pelayanan
3) Pelaporan pelaksanaan tugas bidang promosi kesehatan, peran serta
kesehatan masyarakat serta gizi masyarakat
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
12
b. Bidang Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Tenaga Kesehatan
2. Seksi Farmasi, Makanan, Minuman dan Perbekalan Kesehatan
3. Seksi Kelembagaan Kesehatan
Bidang Sumber Daya Kesehatan, mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Kesehatan di bidang sumber daya kesehatan.
Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi :
1) Penyusunan program dan petunjuk teknis tenaga kesehatan, farmasi,
makanan minuman dan perbekalan kesehatan, kelembagaan kesehatan
2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan program tenaga kesehatan, farmasi,
makanan minuman dan perbekalan kesehatan, kelembagaan kesehatan
3) Pelaporan pelaksanaan tugas bidang tenaga kesehatan, farmasi, makanan
minuman dan perbekalan kesehatan, kelembagaan kesehatan
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
c. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Penunjang
3. Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas di bidang Pelayanan Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi
:
1) Penyusunan program dan petunjuk teknis pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan penunjang, pelayanan kesehatan
keluarga;
2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan program pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan penunjang, pelayanan
kesehatan keluarga;
3) Pelaporan pelaksanaan tugas bidang pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan penunjang, pelayanan kesehatan
keluarga;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
13
d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,terdiri dari :
1. Seksi Pemberantasan Penyakit
2. Seksi Pencegahan Penyakit dan Surveilans
3. Seksi Penyehatan Lingkungan
Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam bidang pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, mempunyai fungsi :
1) Penyusunan program dan petunjuk teknis pemberantasan penyakit,
pencegahan penyakit dan surveilans serta penyehatan lingkungan;
2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan program pemberantasan penyakit,
pencegahan penyakit dan surveilans serta penyehatan lingkungan;
3) Pelaporan pelaksanaan tugas bidang pemberantasan penyakit,
pencegahan penyakit dan surveilans serta penyehatan lingkungan;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
e. UPT Dinas, terdiri dari :
a) Kepala UPT Dinas - Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin,
melaksanakan koordinasi, pengawasan, evaluasi penyelenggaraan
sebagaian kegiatan teknis operasional Dinas.
b) Sub Bagian Tata Usaha - Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan perencanaan, pelaporan, umum, dan
kepegawaian UPTD.
f. Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Kesehatan sesuai dengan keahlian dan/atau keterampilan tertentu
serta bersifat mandiri.
14
c) Kondisi SKPD (Internal & Eksternal)
1.SDM
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan berdasarkan
jenis pendidikan sbb:
No Jenis Pendidikan Jumlah
1 Dokter 79
2 Dokter gigi 34
3 Apoteker 5
4 Akademi Farmasi 21
5 SAA 26
6 D3 Refraksi 1
7 Sarjana Kesehatan Masyarakat 19
8 Akademi Penilik Kesehatan 3
9 Akademi Kesehatan Lingkungan 15
10 SPPH 8
11 Diploma ATEM 3
12 S1 Nurs 4
13 Akademi Perawatan 257
14 SPK 66
15 D3 Gizi 18
16 SPRG 16
17 Akademi Kebidanan 82
18 P2B 282
19 Akademi Analis Kesehatan 31
20 SMAK 14
21 Akademi Gizi 36
22 SPAG 6
23 Pekarya Kesehatan 64
2. SARANA & PRASARANA
Sarana dan prasarana yang di Dinas Kesehatan sbb
No Sarana & Prasarana Jumlah
1 Puskesmas Rawat Inap 13 bh
2 Puskesmas Rawat Jalan 13 bh
3 Puskesmas PONED 6 bh
4 Pustu 57
5 Mobil Puskesmas keliling / Ambulance 48 bh/ 8 bh
15
3. ANALISIS SWOT
a. Peluang dan Tantangan Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan
Untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi Dinas Kesehatan dapat
digambarkan dalam matrik SWOT (Strenghness - Weakness- Opportunities –
Threats) sebagai berikut
Internal
Eksternal
Kekuatan / Strenghness (S)
1. Jml. Sarana kesh yg cukup
2. Adanya sumber pembiayaan kesh
3. Jml.sumber daya kesh yg cukup
4. Regulasi yg mendukung yankes
Kelemahan / Weakness (W)
1.Krgnya peningkatan kualitas SDM
2.Krgnya pemberdayaan masy &
kemitraan
3.Krg proporsionalnya pembagian
APBD
4.Sist Informasi Manaj Kesh blm
optimal
5.Kurang optimalnya pelayanan
kesehatan
Peluang / Opportunities (O)
1.Sarana UKBM
2.Sarana kesh dan penunjang kesh
swasta
3.Kemitraan
4. Jumlah peserta JKN yang terus
meningkat
5.Aksesibilitas mudah
6.IPTEK
7.Tingkat pendidikan masy meningkat
8.Dukungan politis
SO / Strategi
1.Meningkatkan akses masy thd
pelayanan kesh
2.Meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan pada masyarakat
WO / Strategi
1.Meningkatkan pemberdayaan masy
& kemitraan
2.Meningkatkan sistim informasi dan
manaj kesh. Terpadu
3.Mengoptimalkan & meningkatkan
kualitas SDM
4.Memanfaatkan sarana kesh
pememerintah dan swasta
Tantangan / Threats (T)
1.Meningkatnya jml penduduk miskin
2.Beban ganda penyakit
3.Krgnya PSM dlm PHBS
4.Pembiayaan kesh yg out of pocket
5.Tuntutan masy akan pelayanan kesh
6.Transisi epidemiologi
7.Kualitas lingk. Menurun
8.Krgnya peran lintas sektor
ST / Strategi
1.Menggerakkan dan memberdayakan
masy, swasta dan LS dlm
pembangunan kesh
WT / Strategi
1.Meningkatkan sistim surveilans
2.Meningkatkan advokasi
penganggaran kesh
3.Meningkatkan peran institusi kesh
pemr utk mendorong PHBS
Dari matrik tersebut dapat diuraikan peluang dan tantangan yang dihadapi
Dinas Kesehatan Kabupatn Sidoarjo, antara lain :
1. Peluang / Opportunities (O)
a. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
16
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi
dan sumber daya yang ada di masyarakat. Sarana Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat di Kabupaten Sidoarjo antara lain : Pondok
Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu). Dengan adanya UKBM tersebut diharapkan
dapat membantu pencapaian program-program kesehatan.
b. Sarana Kesehatan dan Penunjang Swasta
Sarana Kesehatan swasta terdiri dari : Rumah Sakit Umum, Rumah
Sakit Bersalin, Rumah Sakit Anak dan Bersalin, Balai Pengobatan, Klinik
dan Apotek dan Laboratorium. Dalam sudut pandang analisis ini, sarana
kesehatan swasta bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
merupakan perwujudan peran swasta dalam kontribusi meningkatkan
akses pelayanan kesehatan dan dapat ikut meningkatkan cakupan
program kesehatan.
c. Kemitraan
Prinsip kemitraan dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat
yang didasari semangat, kebersamaan dan gotong royong dengan
melibatkan lintas sektor, organisasi kemasyarakatan, dan sektor swasta.
d. Aksesibilitas wilayah – wilayah di Kabupaten Sidoarjo secara umum
relatif mudah menjangkau terhadap pelayanan kesehatan yang
didukung sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
e. Adanya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan kesehatan.
f. Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin meningkat secara tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan
kesehatan karena semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat
diharapkan akan semakin baik derajat kesehatannya.
g. Komitmen politis dari legislatif terhadap pembangunan kesehatan
diharapkan mampu mendukung percepatan pembangunan di bidang
kesehatan.
17
2. Tantangan / Threats (T)
a. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin yang semakin meningkat diikuti dengan masih
rendahnya status kesehatannya. Masyarakat miskin menjadi kelompok
rentan karena kurangnya pengetahuan dan akses masyarakat miskin
pada sarana pelayanan kesehatan.
b. Adanya Beban Ganda Penyakit di Masyarakat (double burden)
Permasalahan lain adalah adanya beban ganda penyakit, dimana
mayoritas penyakit di masyarakat adalah penyakit infeksi menular, akan
tetapi pada saat yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak
menular seperti penyakit degeneratif (diabetes mellitus, hipertensi,
jantung, stroke,dll).
c. Kurangnya Peran Serta Masyarakat dalam rangka mewujudkan PHBS
Peran masyarakat di Kabupaten Sidoarjo masih kurang mendukung
perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya
persentase masyarakat yang merokok dalam rumah, rendahnya
cakupan pemberian ASI eksklusif dan cakupan penimbangan bayi dan
balita setiap bulan.
d. Pembiayaan Kesehatan Masyarakat
Pembiayaan kesehatan masyarakat sebagian besar masih
menggunakan sistem out of pocket , masih tingginya ketergantungan
masyarakat pada pemerintah. Sistem JKN (Jaminan Kesehatan
Masyarakat) masih belum terlaksana dan berjalan dengan baik. Kondisi
ini dipengaruhi pula oleh kebijakan yang selalu berganti setiap tahun.
Sedangkan pembiayaan kesehatan dari pemerintah belum tergali
dengan optimal, karena pembiayaan kesehatan dari berbagai lintas
sektor yang belum jelas.
f. Kualitas Lingkungan yang menurun karena pemanasan global yang
berdampak pada kesehatan masyarakat.
g. Kurangnya peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan.
18
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD
Berdasarkan kondisi masyarakat dan lingkungan Kabupaten Sidoarjo saat ini,
visi Kabupaten Sidoarjo sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD 2006-2025
adalah ”Mewujudkan Masyarakat yang Mandiri, Sejahtera, dan Madani”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Terpilih harus
memiliki visi yang sejalan dengan visi Kabupaten Sidoarjo. Oleh karena itu, visi
Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo Tahun 2016-2021 adalah:
”KABUPATEN SIDOARJO YANG INOVATIF, MANDIRI, SEJAHTERA
DAN BERKELANJUTAN”
Misi yang merupakan perwujudan visi pembangunan Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2016–2021 dijabarkan ke dalam misi sebagai berikut:
1. Pemerintahan yang bersih dan akuntabel melalui penyelenggaraan
pemerintahan yang aspiratif, partisipasif dan transparan;
2. Meningkatnya perekonomian daerah melalui optimalisasi potensi basis
Industri pengolahan, pertanian, perikanan, pariwisata, UMKM dan Koperasi
serta pemberdayaan masyarakat;
3. Meningkatnya kualitas dan standar pelayanan Pendidikan dan
kesehatan;
4. Meningkatnya tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan
berakhlaqul Karimah, berlandasan keimanan kepada Tuhan YME, serta
dapat memelihara kerukunan, ketentraman, dan ketertiban;
5. Infrastruktur publik yang memadai dan berkualitas sebagai penunjang
pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
Berdasarkan telaah visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kabupaten Sidoarjo dan disesuaikan tugas dan pokok, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo mengakomodir misi ke 3 yaitu Meningkatnya
Kualitas dan Standar Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan. Hal tersebut
diakomodir melalui progam dan kegiatan yang telah dibuat dan dilaksanakan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dalam rangka menciptakan pelayanan
19
kesehatan yang berkualitas. Hal tersebut sesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan di RPJMD mengenai pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
merata dengan ditandai meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang
merata.
Dalam rangka merealisasikan tugas pokok Dinas Kesehatan untuk mengatur
fungsi pelayanan kesehatan bagi masyarakat Sidoarjo, maka diperlukan
rumusan tujuan dan sasaran-sasaran strategis tahun 2016-2021 yang lebih
jelas yaitu menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya dukungan terhadap
perwujudan capaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih Kabupaten Sidoarjo. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.
1. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan
2.2. Perencanaan Strategis
a) Matriks Rencana Strategis
Tujuan SKPD
Sasaran SKPD Indikator Sasaran
SKPD Strategi Kebijakan
Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
S.1 Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan masalah gizi
Persentase desa siaga aktif purnama mandiri
St.1 Mendorong optimalisasi cakupan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional
K.1 Mengoptimalkan fasilitasi monev dan pembinaan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan jamkesmas
Persentase Balita Gizi Buruk Persentase Balita Stunting
Persentase keluarga sehat
S.2 Meningkatnya upaya pencegahan & pemberantasan penyakit serta penyehatan lingkungan
Persentase Desa/Kel UCI
St.2 Menguatkan pelayanan kesehatan lingkungan dan penanggulangan penyakit
K.2 Mendorong fasilitasi penanggulangan penyakit melalui pengawasan dan pembinaan kesehatan lingkungan masyarakat
Persentase Desa/Kel yang melaksanakan Posbindu PTM Persentase Penanggulangan Kejadian Luar biasa < dari 24 jam
Angka kesakitan
20
Tujuan SKPD
Sasaran SKPD Indikator Sasaran
SKPD Strategi Kebijakan
HIV
CNR seluruh kasus TB Case Fatality Rate DBD
Persentase desa STBM
S.3 Meningkatnya kualitas kesehatan dasar dan rujukan
AKI St.3 Mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat ke dalam cakupan pelayanan kesehatan yang lebih luas
K.3 Mendorong optimalisasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan Dasar, Khusus, Penunjang dan Kesehatan Keluarga
AKB
Jumlah Puskesmas Terakreditasi
Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan
S.4 Terwujudnya sumber daya kesehatan yang memadai
Rasio Dokter per 100.000 penduduk
St.4 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pengembangan kapasitas sumber daya kesehatan
K.4 Fasilitasi pembinaan dan pengembangan kualitas tenaga kesehatan dan sarana kesehatan masyarakat
Rasio Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Dasar, Rujukan dan Penunjang) per satuan penduduk
Persentase Pemenuhan Alat Kesehatan terstandar Persentase produk sediaan farmasi yang memenuhi standar
Persentase sarana Produksi dan Distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar Persentase produk dan tempat pengelolaan mamin sesuai standar
21
Tujuan SKPD
Sasaran SKPD Indikator Sasaran
SKPD Strategi Kebijakan
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
S.5 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar
Indeks Kepuasan Masyarakat
K.5 Mendorong peningkatan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di puskesmas kecamatan
b) Program dan Kegiatan
Tabel : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
Tujuan
Sasaran
Indikator
sasaran
Program & Kegiatan
Indikator Kinerja program (outcome) &
Indikator Kinerja Kegiatan (output)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya
kualitas kesehatan
masyarakat
Meningkatnya kualitas
kesehatan dasar dan
rujukan
1. AKI
2. AKB
3. Jumlah Puskesmas
Terakreditasi
P.9 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Dasar,
Khusus dan Penunjang serta
Kesehatan Keluarga
Cakupan Nifas Paripurna
Cakupan Kesehatan anak Balita Paripurna
Jumlah Puskesmas yang dinilai akreditasinya
Cakupan Rawat Jalan Puskesmas
Persentase Puskesmas dengan kondisi baik
Persentase Puskesmas Melakukan Pelayanan
Kesehatan Jiwa
Persentase Puskesmas Melakukan Pelayanan
Kesehatan Khusus (mata,gigi, PHN, Lab, P3k,
Jiwa)
Pembinaan Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan Keluarga
Prosentase cakupan kesehatan ibu :
a. K4
b. Komplikasi maternal
c. Pertolongan persalinan
d. KB aktif
Perseentase cakupan kesehatan bayi & anak :
a. KN lengkap
b. Komplikasi neonatal
c. Bayi paripurna
d. Anak balita paripurna
23
Persentase tenaga kesehatan terlatih ABPK-KB
Jumlah forum PENAKIB yang terbentuk di Kab
Jumlah forum PENAKIB yang terbentuk di Kec
Monev Pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan Keluarga
Persentase validitas laporan kesehatan ibu, bayi,
balita dan anak prasekolah tepat waktu
Jumlah Audit Maternal Perinakel
Pembinaan dan Monev
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
dasar dan Rujukan
Jumlah Puskesmas yang didampingi dalam
penyusunan elemen standar Penilaian Pelayanan
Puskesmas (Output Terakreditasi)
Pembinaan Pelayanan Kesehatan
di Ponkesdes
Persentase Ponkesdes dengan standar baik
Pembangunan dan Rehabilitasi
Gedung RS
Progres Pembangunan RSUD Sidoarjo Barat
Pembangunan dan Rehabilitasi
Puskesmas, dan Puskesmas
Pembantu
Jumlah Gedung Puskesmas yang
dibangun/direhabilitasi
Jumlah Gedung Puskesmas Pembantu yang
dibangun dibangun/direhabilitasi
Pembinaan dan Monev
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
khusus dan Penunjang
Jumlah kasus Pasung yang ditangani
Prosentase penemuan kasus refraksi mata
Rasio kasus gigi tetap dicabut terhadap gigi tetap
ditambal
Prosentase keluarga rawan mendapat asuhan
keperawatan
Persentase ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
berat yg mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar
Prosentase pemeriksaan laboratoium di Puskesmas
Prosentase kegiatan terlayani Tim P3K
24
Meningkatnya upaya
Pencegahan &
pemberantasan penyakit
serta penyehatan
lingkungan
1. Persentase
Desa/Kel UCI
2. Prosentase Desa /
Kelurahan yang
melaksanakan
Posbindu PTM
3. Persentase
Penanggulangan
Kejadian Luar
biasa < dari 24
jam
4. Angka kesakitan
HIV/AIDS
5. CNR seluruh
kasus TB
6. Case Fatality Rate
DBD
7. Persentase desa
STBM
P.8 Program Pencegahan
Penanggulangan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
Persentase Puskesmas Inisiasi ARV
Persentase Capaian Imunisasi Dasar Lengkap
Persentase penduduk > 15 tahun yang dilakukan
screaning PTM
Persentase penduduk memiliki akses air bersih dan
jamban
RFT Rate kusta :
-Tipe PB
-Tipe MB
Persentase ODHA dengan ARV
Insiden rate DBD per 100.000 penduduk
Persentase cakupan diare
Persentase cakupan pneumonia
Persentase keberhasilan pengobatan TB
Pembinaan dan pelayanan
pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular dan PTM
Persentase Bencana yang dilaksanakan pelayanan
kesehatan
Persentase penyakit menular wabah yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi
Jumlah kelompok populasi yang dilakukan
pelayanan screening faktor risiko PTM
Persentase Penduduk usia 15-59 Th mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar
Persentase penderita hipertensi mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar
Persentase penderita Diabetes mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar
25
Persentase jamaah haji yang diperiksa dan
diimunisasi
Jumlah pembinaan terhadap petugas pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular dan PTM
Persentase penyakit menular wabah dilakukan PE
Jumlah kegiatan pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular dan PTM yang di evaluasi
Jumlah kegiatan Surveilance PD3I yang dilakukan
Pembinaan dan pelayanan
pemberantasan penyakit menular
dan tidak menular
Jumlah kasus Penyakit menular yang difasilitasi
Jumlah kasus Penyakit tidak menular yang
difasilitasi
Jumlah Pembinaan pelaksanaan Pemberantasan
Penyakit Menular
Jumlah kegiatan Fogging fokus dan TTU
Prosentase kegiatan penjangkauan test HIV
Jumlah Puskesmas dengan layanan TB MDR
Persentase orang dg TB yg mendapatkaan
pelayanan TB sesuai standard dlm kurun waktu satu
tahun
Persentase orang beresiko terinfeksi HIV
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
Pengawasan, pembinaan, dan
penanggulangan penyehatan
lingkungan
Jumlah Desa yang sudah dilakukan pemicuan
Jumlah Sarana Air Minum Yang di Inspeksi
Sanitasi
Jumlah rumah yang diperiksa
Jumlah pembinaan kepada petugas
Jumlah Puskesmas dengan IPAL memenuhi syarat
26
Penyelenggaraan operasional
KPAD
Persentase pelaksanaan operasional KPAD dengan
baik
Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dengan penyediaan
fasilitas Perawatan kesehatan bagi
penderita akibat dampak rokok
Persentase sarana prasarana penderita akibat
dampak rokok layak fungsi
Meningkatnya
pemberdayaan masyarakat
dan penanggulangan
masalah gizi
1. Persentase desa
siaga aktif
Purnama mandiri
2. Persentase Balita
Gizi Buruk
3. Persentase Balita
Stunting
4. Persentase
Keluarga Sehat
P.6 Program Pemberdayaan
Kesehatan Masyarakat dan
Jaminan Kesehatan Masyarakat
Miskin Daerah
Persentase Desa Siaga (Desi) Aktif
Persentase posyandu PURI
Persentase rumah tangga sehat berPHBS
Persentase Balita Gizi buruk
Persentase Balita Stunting
Persentase Kecamatan sadar gizi
Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja
Cakupan pelayanan kesehatan LANSIA
Pelaksanaan dan pengembangan
promosi kesehatan dan desa siaga
aktif
Persentase media KS yang diterima oleh RT strata
pra sehat dan strata tidak sehat
Persentase desa siaga aktif madya yang dibina
Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan pengembangan
promosi kesehatan dan desa siaga
aktif
Persentase program prioritas yang disosialisasikan
melalui media
Persentase posyandu PURI yang menjadi taman
posyandu
Persentase UKBM yang dibina
Persentase Posyandu PURI yang dibina
Pelaksanaan dan pembinaan
perbaikan gizi keluarga dan
masyarakat
Prosentase Balita gizi buruk yang mendapat
Perawatan
Prosentase Baduta di Timbang BBnya
Prosentase Balita di Timbang BBnya
Prosentase Bayi 0 - 6 bulan yang mendapat ASI
Eksklusif
27
Prosentase Rumah Tangga yang mengkonsumsi
Garam Beriodium
Prosentase Balita 6-59 bulan yang dapat Vit A
Prosentase Ibu Hamil yang dapat TTD min 90 tab
Prosentase bumil/ibu nifas KEK Gakin yang
mendapat PMT Pemulihan
Prosenatse Balita Kurus yang mendapat PMT
Pemulihan
Jumlah Remaja Putri dapat TTD
Prosentase ibu nifas dapat Vitamin A
Prosentase Bayi baru lahir yang mendapat IMD
Prosentase Balita yg mempunyai buku KIA/KMS
Prosentase Balita ditimbang yg Naik Bbnya
Prosentase Balita ditimbang 2 kali Tidak Naik
BBnya (2T)
Prosentase Balita BGM
Prosentase Ibu hamil Anemia (Hb <11)
Prosentase Ibu Hamil yang diperiksa hipotiroid dg
pemeriksaan Kandungan Iodium dalam Urine
(UYE)
Prosentase Bayi yang di Skrinning Hipotiroid
Kongenital (Ne0natus)
Prosentase Nakes menjadi Konselor Menyusui &
PMB
Prosentase Kader/Masyarakat sebagai motivator
menyusui & PMBA
Prosentase Pengadaan MP-ASI dalam rangka
Intervensi Gizi bagi Ibu Hamil Kurang Energi
Kronis (KEK), buffer stock MP-ASI bagi balita
Monitoring dan evaluasi Prosentase Pos Gizi yang aktif di desa
28
pelaksanaan dan pembinaan
perbaikan gizi keluarga dan
masyarakat
Prosentase KP-ASI & PMBA yang aktif di desa
Persentase Ruang Laktasi (Puskesmas &
Perusahaan) di yang dimanfaatkan
Persentase balita dengan status gizi kurang dan
lebih melalui survey Pemantauan Status Gizi (PSG)
Persentase kecamatan bebas rawan gizi
Persentase kecamatan Kadarzi
Pelaksanaan dan pembinaan peran
serta kesehatan masyarakat
Prosentase Nakes yang memiliki kompetensi
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Prosentase sekolah yang dibina Puskesmas dalam
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Prosentase Anggota/lingkungan sekolah yang
mendapat pembinaan UKS
Prosentase Kader UKS yang kompeten (kelas awal)
Prosentase Nakes yang memiliki kompetensi dalam
pelayanan kesehatan lansia
Persentase penduduk usia 60 Th keatas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan pembinaan peran
serta kesehatan masyarakat
Prosentase sekolah yang melaksanakan program
UKS
Persentase anak usia pendidikan dasar yang
mendapat screning kesehatan sesuai standar
Persentase Puskesmas santun lansia
Prosentase Puskesmas yang melaksanakan Upaya
Kesehatan Kerja
Prosentase calon jamaah haji dan anak sekolah yang
mendapat tes kebugaran jasmani
Prosentase Battra yang dibina Pusk
Prosentase Pos UKK yang dibina Puskesmas
Prosentase Posyandu lansia yang di bina Puskesma
29
Fasilitasi dan monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan
jamkesmas miskin
Persentase masyarakat miskin mendapat pelayanan
kesehatan
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
kesehatan
masyarakat
Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan dasar
sesuai standar
Indek Kepuasan
Masyarakat
P.8 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
1.Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
2.Hasil Penilaian UKM esensial dan keperawatan
kesehatan masyarakat
3. Hasil Penilaian UKM pengembangan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Tarik
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Prambon
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Krembung
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Porong
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Kedungsolo
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Jabon
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
30
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Tanggulangin
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Candi
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Tulangan
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Kepadangan
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Wonoayu
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Sukodono
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Sidoarjo
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Urangagung
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Sekardangan
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
31
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Buduran
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Sedati
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas waru
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Medaeng
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Gedangan
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Ganting
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Taman
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Trosobo
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Krian
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
32
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Barengkrajan
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Balongbendo
1.Jumlah pelayanan UKM esensial yang
dilaksanakan
2. Jumlah pelayanan UKM pengembangan yang
dilaksanakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Tarik
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Prambon
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Krembung
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Porong
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Kedungsolo
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Jabon
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Tanggulangin
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Candi
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
33
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
tulangan
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Kepadangan
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Wonoayu
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Sukodono
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Sidoarjo
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Urangagung
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Sekardangan
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Buduran
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Sedati
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Waru
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
34
Medaeng
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Gedangan
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Ganting
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Taman
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Trosobo
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Krian
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Barengkrajan
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Penyediaan Biaya Operasional
dan Pemeliharaan Puskesmas
Balongbendo
Jumlah jenis sarana & prasarana yang disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Tarik
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Prambon
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
Krembung
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
35
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Porong
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
Kedungsolo
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Jabon
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
tanggulangin
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Candi
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Tulangan
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
Kepadangan
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Wonoayu
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Sukodono
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
36
PPK BLUD Puskesmas Sidoarjo disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
Urangagung
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
Sekardangan
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Buduran
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Sedati
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Waru
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
Mdedaeng
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Gedangan
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Ganting
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Taman
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
37
PPK BLUD Puskesmas Trosobo
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas Krian
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
Barengkrajan
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Pelayanan serta pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung
PPK BLUD Puskesmas
Balongbendo
Jumlah jenis sarana & prasarana pendukung yang
disediakan
Meningkatnya
kualitas sumber
daya kesehatan
Terwujudnya sumber daya
kesehatan yang memadai
1. Rasio Dokter per
100.000 penduduk
2. Rasio Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan (Dasar,
Rujukan dan
Penunjang) per
satuan penduduk
3. Persentase
Pemenuhan Alat
Kesehatan
terstandar
4. Persentase produk
sediaan farmasi
yang memenuhi
standar
5. Persentase sarana
Produksi dan
Distribusi sediaan
farmasi dan alat
kesehatan sesuai
standar
6. Persentase produk
P.7 Program Pengembangan dan
Pembinaan Sumber Daya
Kesehatan
Jumlah Produk makanan minuman yang memiliki
ijin (ijin edar, laik sehat, registrasi, terdaftar)
Jumlah produk yang memiliki higiene sanitasi jasa
boga
Persentase Fasyankes yang mampu menyediakan
pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai
standart
Persentase tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan yang mepunyai ijin (ijin
praktek / ijin kerja) dan kompetensi teknis
Prosentase Sarana pelayanan kesehatan pemerintah
dan swasta serta jasa usaha yang berkaitan dengan
kesehatan memiliki ijin operasional
Jumlah sarana produksi distribusi farmasi makanan
minuman yang berijin dan teregistrasi
Pengawasan, pembinaan sarana
dan produk Farmasi, makanan ,
minuman dan alat kesehatan
Persentase Puskesmas yang memiliki sistem
aplikasi pengelolaan alat kesehatan terstandar
Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Yang
dibina
Jumlah Industri rumah Tangga Pangan (IRTP) yang
dibina dalam memproduksi makanan yang aman,
38
dan tempat
pengelolaan
mamin sesuai
standar
bermutu dan bergizi
Persentase produk makanan olahan industri rumah
tangga pangan (IRTP) yang dinilai memenuhi
syarat
Penyediaan perbekalan kesehatan Jumlah puskesmas yang tercukupi alat kesehatan
standar
Pembinaan dan pengembangan
SDM tenaga kesehatan
Persentase JFT kesehatan yang mendapatkan
penetapan angka kredit
Frekuensi monitoring evaluasi, validasi jumlah dan
mutu tenaga kesehatan
Persentase tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi teknis di bidang pelayanannya
Jumlah dokumen perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan
Persentase peran organisasi profesi secara aktif
dalam pengembangan profesi dan mutu nakes
Penyelenggaraan legalitas tenaga
kesehatan
Persentase tenaga kesehatan yang menjalankan
praktek profesi yang memiliki ijin
Penyelenggaraan lomba tenaga
kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan teladan terpilih
Persentase tenaga kesehatan Kab yang masuk
nominasi provinsi
Pembinaan dan pengembangan
lembaga dan sarana kesehatan
Jumlah monev sarana pelayanan kesehatan terkait
pemenuhan standar perijinan
Jumlah sarana kesehatan yang meningkat status
jenis pelayanannya
Penyelenggaraan registrasi,
akreditasi, sertifikasi dan ijin
sarana kesehatan
Jumlah fasilitas sarana usaha pelayanan kesehatan
yang berijin
Jumlah fasilitas sarana usaha pelayanan kesehatan
yang teregistrasi
Penyelenggaraan registrasi,
akreditasi, sertifikasi dan ijin
sarana kesehatan
Jumlah fasilitas sarana usaha pelayanan kesehatan
yang terakreditasi (puskesmas)
P.8 Program Pengelolaan Obat, Bahan Persentase pemenuhan kebutuhan obat PKD dan
39
dan Alat Kesehatan Habis Pakai bahan habis pakai
Persentase obat yang dimanfaatkan sesuai
perencanaan
Pengelolaan Operasional Gudang
Farmasi
Persentase sarana dan prasarana Gudang Farmasi
yang layak fungsi
Perencanaan dan Analisa
Kebutuhan Obat
Persentase Puskesmas yang ketersediaan obatnya
cukup sesuai kebutuhan
P.1 Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Indeks kepuasan masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi perkantoran dan
kenyamanan kantor
Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
Jumlah paket Penyediaan jasa komunikasi, sumber
daya air dan listrik
Penyediaan jasa pemeliharaan dan
perizinan kendaraan
dinas/operasional
Jumlah paket Penyediaan jasa pemeliharaan dan
perizinan kendaraan dinas/operasional
Penyediaan jasa administrasi
keuangan
Jumlah personil yang mendapatkan honor
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Penyediaan jasa kebersihan kantor Jumlah paket Penyediaan jasa kebersihan kantor
Penyediaan alat tulis kantor Jumlah paket Penyediaan alat tulis kantor
Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan
Jumlah paket Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan
Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan
kantor
Jumlah paket Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantor
Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan perundang-undangan
Jumlah paket Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan perundang-undangan
Penyediaan bahan logistik kantor Jumlah logistik yang disediakan
Penyediaan makanan dan
minuman
Jumlah pertemuan pembinaan yang dilakukan
Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke luar daerah dan
dalam daerah
Jumlah koordinasi dan konsultasi yang dilakukan
40
P.2 Program Peningkatan Disiplin
Aparatur
Prosentase jumlah dokumen perencanaan, laporan
kinerja dan laporan keuangan SKPD yang tepat
waktu
Pengadaan pakaian khusus hari-
hari tertentu
Jumlah paket pakaian khusus yang disediakan
P.3 Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Prosentase aparatur yang disiplin
Pendidikan dan pelatihan non
formal
Jumlah paket diklat yang dilaksanakan
P.4 Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja Dan
Keuangan
Tingkat penyelesaian tugas setelah mengikuti
peningkatan kapasitas SDM
Penyusunan laporan keuangan Jumlah laporan keuangan yang disusun
Penyusunan dokumen
perencanaan dan laporan capaian
kinerja SKPD
Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran
yang disusun
P.5 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
Persentase sarana dan prasarana aparatur yang layak
fungsi
Pengadaan kendaraan
dinas/operasional
Jumlah paket sarana kendaraan dinas operasional
yang diadakan
Pengadaan perlengkapan dan
peralatan gedung kantor
Jumlah paket perlengkapan dan peralatan gedung
kantor
Pemeliharaan rutin/berkala
gedung kantor
Jumlah paket Pemeliharaan rutin/berkala gedung
kantor
Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
Jumlah paket Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional
Pemeliharaan rutin/berkala
perlengkapan dan peralatan
gedung kantor
Jumlah paket Pemeliharaan rutin/berkala
perlengkapan dan peralatan gedung kantor
41
2.3. PERJANJIAN KINERJA
PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Meningkatnya kualitas
kesehatan dasar dan rujukan
1. AKI 71,9
2. AKB 6,75
3. Jumlah Puskesmas
Terakreditasi
4
2 Meningkatnya upaya
Pencegahan & pemberantasan
penyakit serta penyehatan
lingkungan
4. % Desa/Kel UCI 86
5. Prosentase Desa /
Kelurahan yang
melaksanakan Posbindu
PTM
20
6. % Penanggulangan
Kejadian Luar biasa <
dari 24 jam
100
7. Angka Kesakitan HIV /
AIDS.
<0,5
8. CNR seluruh kasus TB 115,08
9 Case Fatality Rate DBD < 1
10. Persentase desa STBM 10
3 Meningkatnya pemberdayaan
masyarakat dan
penanggulangan masalah gizi
11. Persentase desa siaga aktif Purnama mandiri
42
12. Persentase Balita Gizi Buruk
1,20%
13. Persentase Balita Stunting
28,2
42
14. Persentase keluarga sehat
50
4 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan dasar
sesuai standar
15. Indeks kepuasan masyarakat
76,5
5 Terwujudnya sumber daya
Kesehatan yang memadai
16. Rasio Dokter per
100.000 penduduk
62
17. Rasio Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(Dasar, Rujukan dan
Penunjang) per satuan
penduduk
1: 1093 DAN
1:81.433
18. Persentase Pemenuhan
Alat Kesehatan
terstandar
86
19. Persentase produk
sediaan farmasi yang
memenuhi standar
86
20. Persentase sarana
Produksi dan Distribusi
sediaan farmasi dan alat
kesehatan sesuai standar
86
21. Persentase produk dan
tempat pengelolaan
mamin sesuai standar
86
43
JUMLAH ANGGARAN TAHUN 2016 :
NO PROGRAM ANGGARAN Rp. KET.
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1.869.430.000 APBD
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
1.011.047.081 APBD
3 Program peningkatan disiplin aparatur
27.500.000 APBD
4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
25.000.000 APBD
5
Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan
609.203.000 APBD / DAK
6 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
28.133.699.133 APBD / DAK
7 Program Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Masyarakat
22.480.295..382 APBD / BK
8 Program Pengembangan dan Pembinaan Sumberdaya Kesehatan
1.970.787.000 APBD
9
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar, Khusus dan Penunjang serta Kesehatan Keluarga
22.420.206.447 APBD/
BK/DAK
10 Program Pencegahan, Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
5.474.851.371 APBD
11 Program Pengelolaan Obat, Bahan dan Alat Kesehatan Habis Pakai
11.139.585.436 APBD /
DAK
12 Program Peningkatan Pelayanan pada PPK BLUD Puskesmas
79.759.749.765 BLUD
J U M L A H 174.921.355.065
44
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja Sasaran
No Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi
1 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar, Khusus dan Penunjang serta Kesehatan Keluarga
Cakupan Nifas Paripurna 95 % 96,99 %
Cakupan Kesehatan anak Balita Paripurna
83 % 81,6 %
Jumlah Puskesmas yang dinilai akreditasinya
4 8
Cakupan Rawat Jalan Puskesmas
60 88,7
Persentase Puskesmas dengan kondisi baik
75% 78%
Persentase Puskesmas Melakukan Pelayanan Kesehatan Jiwa
100%
100%
Persentase Puskesmas Melakukan Pelayanan Kesehatan Khusus (mata,gigi, PHN, Lab, P3k, Jiwa)
100%
100%
2 Terlaksananya Program Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Persentase Puskesmas Inisiasi ARV
3,8% 3,8%
Persentase Capaian Imunisasi Dasar Lengkap
91,5% 97,7%
Persentase penduduk > 15 tahun yang dilakukan screaning PTM
35%
36%
Persentase penduduk memiliki akses air bersih dan jamban
85%
90,4%
RFT Rate kusta :
-Tipe PB 95% 91%
-Tipe MB 90% 74%
Insiden rate DBD per 100.000 penduduk
49/100.000 78,25
Persentase cakupan diare 100% 114%
Persentase cakupan pneumonia
100% 87%
Persentase keberhasilan 95% 89,2%
45
pengobatan TB
3 Program Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin Daerah
Persentase Desa Siaga (Desi) Aktif
85% 98,30%
Persentase posyandu PURI
68% 82,28%
Persentase rumah tangga sehat berPHBS
53% 62,9%
Pengukuran Kinerja Program dan Kegiatan
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi
1 Terlaksananya Pembinaan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keluarga
Prosentase cakupan kesehatan ibu :
a. K4 94 95,14
b. Komplikasi maternal 80 71,75
c. Pertolongan persalinan 95 97,37
d. KB aktif 70 76,09
Perseentase cakupan kesehatan bayi & anak :
a. KN lengkap 97 98,6
b.. Bayi paripurna 96 99,55
c. Anak balita paripurna 83 81,77
Persentase tenaga kesehatan terlatih ABPK-KB
47,6 50,48
2 Terlaksananya Monev Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keluarga
Persentase validitas laporan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak prasekolah tepat waktu
95%
92%
TerlaksananyaPembinaan dan Monev Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dasar dan Rujukan
Jumlah Puskesmas yang didampingi dalam penyusunan elemen standar Penilaian Pelayanan Puskesmas (Output Terakreditasi)
8 8
Pembinaan Pelayanan Kesehatan di Ponkesdes
Persentase Ponkesdes dengan standar baik
81% 81%
TerlaksananyaPembangunan dan Rehabilitasi Gedung RS, Puskesmas, dan Puskesmas Pembantu
Persentase Puskesmas dengan kondisi baik
75% 78%
Persentase Puskesmas Pembantu dengan kondisi baik
70% 70%
Progress Pembangunan RSUD Sidoarjo Barat
5% 5%
Terlaksananya Pembinaan dan Monev Pelaksanaan
Jumlah kasus Pasung yang ditangani
4 4
46
Pelayanan Kesehatan khusus dan Penunjang
Prosentase penemuan kasus refraksi mata
50% 38,9%
Rasio kasus gigi tetap dicabut terhadap gigi tetap ditambal
55%
55%
Prosentase keluarga rawan mendapat asuhan keperawatan
10%
10%
Persentase ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) berat yg mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar
100%
100%
Prosentase pemeriksaan laboratoium di Puskesmas
70% 100%
Prosentase kegiatan terlayani Tim P3K
75% 75%
Terlaksananya Pembinaan dan pelayanan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
Jumlah kasus Penyakit menular yang difasilitasi 10 Penyakit
8 Penyakit
Jumlah Pembinaan pelaksanaan Pemberantasan Penyakit Menular 5 kali
8 kali
Jumlah kegiatan Fogging fokus dan TTU
342
714
Prosentase kegiatan penjangkauan test HIV
90%
99%
Jumlah Puskesmas dengan layanan TB MDR
16
14
Penyelenggaraan operasional KPAD
Persentase pelaksanaan operasional KPAD dengan baik
100% 100%
Terlaksananya Pengawasan, pembinaan, dan penanggulangan penyehatan lingkungan
Jumlah Desa yang sudah dilakukan pemicuan
85%
58,07%
Jumlah Sarana Air Minum Yang di Inspeksi Sanitasi 85%
86,8%
Jumlah rumah yang diperiksa 85%
41,19%
Jumlah pembinaan kepada petugas 85%
85%
Jumlah Puskesmas dengan IPAL memenuhi syarat 85%
53,3%
Terlaksananya Pembinaan dan pelayanan pencegahan dan penanggulangan
Persentase Bencana yang dilaksanakan pelayanan kesehatan
100%
100%
47
penyakit menular dan PTM Persentase penyakit menular wabah yang dilakukan penyelidikan epidemiologi
100%
100%
Jumlah kelompok populasi yang dilakukan pelayanan screening faktor risiko PTM
3
5
Persentase jamaah haji yang diperiksa dan diimunisasi
100% 100 %
Jumlah pembinaan terhadap petugas pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan PTM
8
8
Persentase penyakit menular wabah dilakukan PE
100% 100%
Jumlah kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan PTM yang di evaluasi
4
5
Jumlah kegiatan Surveilance PD3I yang dilakukan
100%
100%
Terlaksananya kegiatan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan keshatan bagi penderita akibat dampak rokok
Persentase sarana prasarana penderita akibat dampak rorkok layak fungsi
70 %
85%
Terlaksananya Pelaksanaan dan pembinaan perbaikan gizi keluarga dan masyarakat
Prosentase Balita gizi buruk yang mendapat Perawatan
100% 100%
Prosentase Baduta di Timbang BBnya
70% 72,2%
Prosentase Balita di Timbang BBnya
70% 64,6%
Prosentase Bayi 0 - 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif
80% 64,7%
Prosentase Rumah Tangga yang mengkonsumsi Garam Beriodium
90% 95,8%
Prosentase Balita 6-59 bulan yang dapat Vit A
85% 86,4%
Prosentase Ibu Hamil yang dapat TTD min 90 tab
85% 92%
Prosentase bumil/ibu nifas KEK Gakin yang mendapat PMT Pemulihan
100% 100%
Prosentase Balita Kurus yang mendapat PMT
100% 100%
48
Pemulihan
Jumlah Remaja Putri dapat TTD
80% 96,3%
Prosentase ibu nifas dapat Vitamin A
85% 90,7%
Prosentase Bayi baru lahir yang mendapat IMD
80% 72,6%
Prosentase Balita ditimbang yg Naik Bbnya
75% 77,4%
Prosentase Balita ditimbang 2 kali Tidak Naik BBnya (2T)
5% 6,49%
Prosentase Balita BGM 2,5% 0,69%
Prosentase Ibu hamil Anemia (Hb <11)
30% 36%
Prosentase Bayi yang di Skrinning Hipotiroid Kongenital (Ne0natus)
80% 0,93%
Terlaksanananya Monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pembinaan perbaikan gizi keluarga dan masyarakat
Prosentase Pos Gizi yang aktif di desa
40% 40%
Persentase balita dengan status gizi kurang dan lebih melalui survey Pemantauan Status Gizi (PSG)
17% 6,2%
Persentase kecamatan bebas rawan gizi
85% 100%
Terlaksananya Pelaksanaan dan pengembangan promosi kesehatan dan desa siaga aktif
Persentase media KS yang diterima oleh RT strata pra sehat dan strata tidak sehat
100% 100%
Persentase desa siaga aktif madya yang dibina
8% 47,59%
Terlaksananya Monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pengembangan promosi kesehatan dan desa siaga aktif
Persentase program prioritas yang disosialisasikan melalui media
100% 100%
Persentase UKBM yang dibina
53% 100%
Persentase Posyandu PURI yang dibina
68% 82,28%
Terlaksananya kegiatan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pembinaan peran serta kesehatan masyarakat
Prosentase sekolah yang melaksanakan program UKS
100% 100%
Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapat screning kesehatan sesuai standar
100% 99%
Prosentase Pos UKK yang dibina Puskesmas
100% 100%
Prosentase Posyandu lansia yang di bina Puskesmas
100% 100%
Terlaksananya kegiatan Pelaksanaan dan pembinaan peran serta kesehatan
Prosentase Nakes yang memiliki kompetensi Pelayanan Kesehatan Peduli
20 % 73%
49
masyarakat Remaja
Prosentase sekolah yang dibina Puskesmas dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
87,5% 100%
Prosentase Anggota/lingkungan sekolah yang mendapat pembinaan UKS
21% 100%
Prosentase Kader UKS yang kompeten (kelas awal)
10% 6,5%
Prosentase Nakes yang memiliki kompetensi dalam pelayanan kesehatan lansia
20% 100%
Prosentase pra lansia dan lansia yg mendpt pelayanan kesehatan
55% 58,3%
Terlaksananya kegiatan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pembinaan peran serta kesehatan masyarakat
Prosentase sekolah yang melaksanakan program UKS
100% 100%
Persentase anak sekolah yg melaksanakan mendpt skrining kesehatan
100% 100%
Persentase Puskesmas santun lansia
15% 80,7%
Prosentase Puskesmas yang melaksanakan Upaya Kesehatan Kerja
100% 100%
Prosentase calon jamaah haji dan anak sekolah yang mendapat tes kebugaran jasmani
80% 27,47%
Prosentase Battra yang dibina Pusk
55% 55%
Prosentase Pos UKK yang dibina Puskesmas
100% 100%
Prosentase Posyandu lansia yang di bina Puskesma
100% 100%
Terlaksananya kegiatan Fasilitasi dan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan jamkesmas miskin
Persentase masyarakat miskin mendapat pelayanan kesehatan
100% 100%
Terlaksananya kegiatan pembinaan dan pengembangan SDM dan tenaga kesehatan
Persentase JFT (Jabatan Fungsional Tertentu) kesehatan yang mendapatkan penetapan angka kredit
90%
91%
Frekuensi monitoring evaluasi, validasi jumlah dan mutu tenaga kesehatan
2x
3x
50
Persentase tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi teknis di bidang pelayanannya
100%
100%
Persentase peran organisasi profesi secara aktif dalam pengembangan profesi dan mutu nakes
100%
100%
Terlaksananya kegiatan Penyelenggaraan legalitas
Persentase tenaga kesehatan yang menjalankan praktek profesi yang memiliki ijin
100%
100%
Terlaksananya kegiatan Penyelenggaraan lomba tenaga kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan teladan terpilih 4
9
Persentase tenaga kesehatan Kab yang masuk nominasi provinsi
4
1
Pembinaan dan pengembangan lembaga dan sarana kesehatan
Jumlah monev sarana pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar perijinan
2kl / th / jenis sarana faskes
2kl / th / jenis sarana
faskes
Penyelenggaraan registrasi, akreditasi, sertifikasi dan ijin sarana kesehatan
Jumlah sarana kesehatan yang meningkat status jenis pelayanannya
1 0
Jumlah fasilitas sarana usaha pelayanan kesehatan yang berijin
225 292
Jumlah fasilitas sarana usaha pelayanan kesehatan yang teregistrasi
5 9
Jumlah fasilitas sarana usaha pelayanan kesehatan yang terakreditasi (puskesmas)
5 8
51
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
1. Angka kematian bayi
Angka kematian bayi (AKB) menunjukkan keberhasilan pelayanan
kesehatan suatu wilayah. Di Kabupaten Sidoarjo tahun 2016 Angka
kematian bayi (AKB) mencapai 4,26 per 1.000 kelahiran hidup lebih
rendah dari target adalah sebesar < 12 per 1.000 kelahiran hidup. turun
dari kejadian tahun 2015 sebesar 6,27 per 1.000 kelahiran hidup.
Penurunan angka kematian bayi dikarenakan ketrampilan dan
pengetahuan tentang tata laksana penanganan gawat darurat bayi dan
deteksi dini risiko sudah cukup optimal selain itu kesadaran para ibu hamil
untuk memeriksakan kandungannya pada tenaga kesehatan di
Puskesmas setempat dan atau pada fasilitas kesehatan ibu dan anak
lainnya, sehingga kesehatan ibu dan anak mulai dari dalam kandungan
selalu terjaga sampai dengan lahirpun dalam keadaan baik dan selamat
baik ibu maupun bayi yang dilahirkannya. Ini merupakan upaya
mendukung “Gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK), yakni
mulai masa konsepsi (kehamilan) s/d anak usia 2 tahun dan masa ini
adalah di sebut masa “Emas & masa kristis” karena masa pertumbuhan
dan perkembangan otak dan masa rentan apabila kecukupan asupan
makanan tidak seimbang antara yang dibutuhkan dan di serap (dimakan/
in take nya).
Proporsi kematian bayi khususnya berdasar masa, 2/3 kematian
terbanyak adalah masa neonatus. Hal tersebut disebabkan karena masa
neonatus merupakan masa rentan untuk ketahanan tubuh. Berat badan
lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu faktor utama
yang memberikan kontribusi terhadap kematian perinatal dan neonatal.
Keadaan ini terjadi karena beberapa kemungkinan antara lain dari faktor
ibu dan janin itu sendiri, yang akhirnya menghambat pertumbuhan hasil
konsepsi dan atau merangsang terjadinya persalinan sebelum waktunya.
Perkembangan angka kematian bayi sampai dengan 2016 terlihat pada
grafik berikut ini :
52
Gambar 3.1
Angka Kematian Bayi Th. 2012-2016 di Kabupaten Sidoarjo
Selain itu juga bisa digambarkan dari angka kematian Neonatus antara
lain di evaluasi berdasarkan :
1. Berdasarkan Penyebab, secara rinci perkembangan dari tahun 2015 ke tahun
2016 mayoritas disebabkan karena BBLR sebesar 58,56% turun dibanding
tahun 2015 sebesar 66%, menyusul Asfeksia sebesar 17,16% naik dibanding
tahun 2015 sebesar 12% lebih jelasnya dapa dilihat pada diagram dibawah
sebagai berikut :
2012 2013 2014 2015 2016
Angka KematianBayi per 1000
kelahiran hidup10,39 8,85 6,86 6,27 4,26
10,39
8,85
6,86 6,27
4,26
53
Gambar 3.2 Presentase Kematian Neonatus Berdasarkan Penyebab Th. 2015 & 2016
Tahun 2015
Tahun 2016
Beberapa Upaya yang dilakukan dalam penurunan angka kematian bayi
adalah :
Peningkatan ketrampilan petugas tentang manajemen BBLR, asfiksia,
dan penanganan kegawat daruratan bayi;
Adanya rujukan dini terencana;
Melaksanakan skill assesment pada gawat darurat neonatal dengan
sasaran tenaga kesehatan
Pemberian pelayanan ANC terpadu (10 T)
BBLR; 58, 56% Asfiksi;
17,16%
Infeksi; 6,6%
Kel Kongenital; 11, 11%
Lain - lain; 12,11%
54
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita (usia 0 – 4 tahun) di tingkat Nasional sebesar < 46
per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan di kabupaten Sidoarjo tahun 2016
sebesar 5,39 per 1.000 KH turun dibanding tahun 2015 sebesar 7,1 per 1.000
KH dan masih dibawah angka Nasional. Perkembangan angka kematian balita
di Kabupaten Sidoarjo sampai dengan tahun 2016 lebih detail dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
Grafik 3.3 Angka Kematian Balita Th. 2012-2016
Kematian Balita seperti tersebut diatas penyebab terbanyak karena Gastro
Enteritis Acute (diare).
Menurunnya angka kematian balita pada tahun 2016 disebabkan karena
meningkatnya pelaksanaan PHBS di masyarakat serta upaya deteksi
tumbuh kembang dan pelaksanaan pemantapan ketrampilan manajemen
terpadu balita sakit di fasilitas pelayanan kesehatan.
2012 2013 2014 2015 2016
Angka KematianBalita per 1000kelahiran hidup
11,09 10,08 7,56 7,1 5,39
11,09
10,08
7,56 7,1
5,39
55
3. Angka Kematian Ibu
Kematian Ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa
kehamilan, persalinan dan masa nifas, kecuali kasus kecelakaan. Angka
kematian ibu di kabupaten Sidoarjo tahun 2016 sebesar 66,34 per 100.000
kelahiran hidup lebih rendah dibanding degan target yaitu sebesar < 87 per
100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu (AKI) turun apabila dibandingkan tahun 2015 yaitu
sebesar 72,1 per 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan AKI ini karena adanya peningkatan upaya dalam penanganan 3
Terlambat yaitu
- Terlambat mendeteksi dan ambil keputusan
- Terlambat melakukan rujukan
- Terlambat mendapat penanganan di tempat rujukan
Perkembangan angka kematian ibu sampai dengan tahun 2016 terlihat pada
grafik berikut ini
Grafik 3.4 Angka Kematian Ibu Th. 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
AKI 95,8 72,8 80 72 66,34
95,8
72,8 80
72 66,34
56
Adapun penyebab kematian ibu mayoritas disebabkan karena Pre Eklamsi
sebesar 12,50% menyusul karena Pendarahan sebesar 7,29% lebih rinci
penyebab kematian ibu digambarkan sbb :
Gambar 3.5
Penyebab Kematian Ibu Th. 2016
Upaya – upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian
ibu yaitu :
Pelaksanaan penerapan pelayanan standar ibu hamil (ANC terpadu-
10T)
Peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan dalam APN (Asuhan
Persalinan Normal), kelas ibu
Pemanfaatan buku KIA bagi semua ibu dan tenaga kesehatan untuk
memperoleh informasi dan memantau kesehatan ibu hamil
Refreshing deteksi resiko tinggi oleh masyarakat (kader kesehatan,
PKK, dll)
Optimalisasi dan Pemberdayaan Desa dengan P4K (Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) termasuk penempelan stiker
P4K dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
Masyarakat ini dibentuk dalam Pokja I (Pendataan, Penandaan,
Sebab; Perdarahan;
7,29%
Sebab; PE/ PEB; 12,50%
Sebab; Lain - lain; 5,21%
57
Pendampingan), Pokja 2 ( Tabulin & Dasolin). Pokja 3 ( Donor Darah),
Pokja 4 (Ambulance Desa)
Melakukan penilaian tatalaksana pada gawat darurat maternal dan
neonatal melalui skill assesment dengan sasaran tenaga kesehatan
(bidan)
Optimalisasi sistem rujukan : sms gateway, SIJARIEMAS, termasuk
rujukan dini terencana
Melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) pada kasus near miss dan
atau kematian ibu hamil, bersalin, ibu nifas dan pada perinatal dan
neonatal.
Optimalisasi jalinan kerjasama dan koordinasi di wilayah
4. Angka Morbiditas
Untuk menilai pelayanan terhadap penanggulangan penyakit menular maka
perlu diukur angka kesakitan beberapa penyakit yang potensial terjadi.
Penyakit tersebut adalah TB Paru, Demam Berdarah Dengue dan AFP pada
anak < 15 tahun.
4.1. Angka keberhasilan pengobatan TB (Treatment Succes Rate
=TSR)
Angka keberhasilan pengobatan adalah angka yang menunjukkan
prosentase pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakterilogis yang
menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan
lengkap) diantara pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakteriologis yang
tercatat. Sembuh yaitu pasien TB Paru dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya. Pengobatan lengkap yaitu pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu
pemeiksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada
bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan.
58
Grafik 3.6
Angka Keberhasilan Pengobatan TB Patu Th. 2011 - 2016
Target angka keberhasilan pengobatan TB Paru Tahun 2015 adalah sebesar
90%. Angka keberhasilan pengobatan TB Paru (TSR) selama th 2016
tercapai sebesar 89,48%. Realisasi ini sudah mencapai target yang
ditetapkan meskipun sedikit mengalami penurunan dibanding dengan tahun
2015 yang tercapai 93,3%.
4.2. Angka Kesakitan DBD
Target angka kesakitan DBD tahun 2016 adalah sebesar < 49 per 100.000
penduduk.
Perkembangan angka kesakitan DBD ( Inciden Rate )sampai dengan
tahun 2016 terlihat pada grafik berikut ini :
Grafik 3.7
Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
2011 2012 2013 2014 2015 2016
TB Paru 87,1 87,6 90,88 92,5 90,3 89,48
84858687888990919293
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kesakitan DBD 7,03 10,61 10,75 8,12 28,30 79,40
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
59
Angka kesakitan DBD Kabupaten Sidoarjo berfluktuasi. Angka kesakitan
DBD pada tahun 2016 sebesar 79,4 per 100.000 penduduk, meningkat
jika dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar 28,3 per 100.000 penduduk.
Beberapa Penyebab kasus DBD tetap ada antara lain :
1. Pemahaman tentang PSN belum sepenuhnya benar
2. Pelaksanaan PSN masih kurang tepat
3. Pelaksanaan PSN belum serentak dan berkesinambungan
4. Persepsi Masyarakat untuk memutuskan mata rantai penularan masih
dominan dengan cara pengasapan, hal ini tampak pada ABJ masih
<95%
Adapun kalkulasi peningkatan angka kesakitan terdapat pada semua
wilayah Puskesmas.
Stratifikasi 353 desa terdiri dari :
1. Desa endemis terdiri dari 67 Desa/Kelurahan
2. Desa sporadis terdiri dari 259 Desa/Kelurahan
3. Desa potensial terdiri dari 23 Desa/Kelurahan
4. Desa bebas terdiri dari 4 Desa/Kelurahan
Kabupaten Sidoarjo mempunyai 6,57 % Desa/Kelurahan Potensial, Desa
potensial adalah wilayah dengan ABJ <95% sehingga Potensial sebagai
wilayah endemis DBD, yang memungkinkan penularan DBD sangat tinggi,
hal ini dipengaruhi antara lain curah hujan dan mobilitas penduduk yang
tinggi, disertai masalah lemahnya kesadaran masyarakat melaksanakan
PSN dengan benar, rutin dan berkesinambungan.
Namun demikian upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo untuk mencegah penularan DBD yang efektif sehingga
penyebarannya dapat ditekan serendah mungkin. Upaya yang telah
dilakukan pemerintah kabupaten antara lain :
Meningkatkan kerjasama lintas sektor di tingkat kabupaten, kecamatan
dan desa.
60
Meningkatkan kerasama dengan Rumah Sakit dan Puskesmas untuk
menetapkan wilayah sasaran pelaksanaan penanggulangan focus
Memotivasi petugas DBD Puskesmas untuk meningkatkan kualitas dan
frekuensi penyuluhan tentang DBD dan PSN 3M Plus.
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang DBD sehingga
masyarakat dapat mencegah secara dini DBD dengan meningkatkan
intensitas kegiatan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN.
Meningkatkan kualitas SDM juru pemantau jentik (Jumantik)
Desa/Kelurahan melalui refreshing.
Memotivasi tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakat di
sekitarnya melakukan gerakan 3M plus (Menguras, Menutup dan
Mengubur serta Mencegah Gigitan Nyamuk).
\Memberdayakan masyarakat secara berjenjang tentang strategi satu
rumah satu jumantik.
4.3. Angka Penemuan AFP (Acute Flaccid Paralysis = Lumpuh
Layuh Mendadak)
Target angka penemuan AFP (Acute Flaccid Paralysis = Lumpuh
Layuh Mendadak) tahun 2014 adalah sebesar ≥2 per 100.000 penduduk
usia < 15 tahun. AFP rate tahun 2016 tercapai 2,32 per 100.000
penduduk usia < 15 tahun sedangkan pada 2015 tercapai sebesar 1,74
per 100.000 penduduk usia < 15 tahun dan setelah dilakukan cek
laboratorium semuanya bukan kasus polio. Penurunan capaian AFP Rate
ini dimungkinkan karena memang tidak ada lagi kasus AFP di
masyarakat, diharapkan dengan keadaan ini bisa membuktikan bahwa
eradikasi polio di Sidoarjo sudah berhasil.
Perkembangan angka kesakitan AFP sampai dengan tahun 2016 terlihat
pada grafik berikut ini :
61
Grafik 3.8 Perkembangan Angka Penemuan AFP Th. 2011 – 2016
Kegiatan surveilans epidemiologi terhadap kasus AFP pada kelompok
umur <15 tahun terus dilaksanakan. Upaya ini sebagai pencegahan dan
mencari kemungkinan masih adanya virus polio liar yang berkembang di
masyarakat melalui pemeriksaan spesimen tinja penderita AFP yang
ditemukan
Hambatan dalam penanganan kasus AFP selama ini antara lain
kurangnya dukungan lintas sektor untuk tindak lanjut (rehabilitasi medik)
kasus AFP. Untuk itu perlu komitmen dari semua bidang terkait agar
penemuan kasus AFP dapat ditindaklanjuti secara optimal.
4.4. Prevalensi HIV / AIDS
Sebagai salah satu penyakit menular yang memerlukan perhatian khusus,
prevalensi HIV/AIDS yang dihitung per 100.000 penduduk sampai dengan
tahun 2015 mencapai 76 per 100.000 penduduk. Adapun penemuan
kasus HIV/AIDS pada tahun 2015 adalah 435 atau 20/100.000 penduduk
2011 2012 2013 2014 2015 2016
AFP 5,31 3,18 1,79 1,98 1,74 2,31
0
1
2
3
4
5
6
62
sedangkan pada tahun 2014 di Kabupaten Sidoarjo ditemukan sebanyak
351 atau 16/100.000 penduduk (sumber : Laporan SIHA).
Realisasi Prevalensi HIV/AIDS yang cukup tinggi memerlukan usaha yang
serius untuk menangani dan mencegah paling tidak mengendalikan pada
angka minimum, utamanya melalui pencegahan penggunaan dan
penyalahgunaan narkoba oleh para generasi muda.
Tingginya prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo disebabkan :
Semakin aktifnya system survelaince HIV/AIDS
Semakin tingginya kesadaran penderita untuk memeriksakan diri.
Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui penyuluhan
masyarakat, pendampingan kelompok resiko tinggi dan intervensi
perubahan perilaku, layanan konseling dan testing HIV, layanan Harm
Reduction, pengobatan dan pemeriksaan berkala penyakit Infeksi Menular
Seksual (IMS), pengamanan darah donor dan kegiatan lain yang
menunjang pemberantasan HIV/AIDS.
5. Kecamatan bebas rawan Gizi
Kecamatan Bebas Rawan Gizi adalah kecamatan dengan prevalensi balita
gizi kurang < 15%. Hal ini untuk menilai tingkat ketersediaan gizi di
masyarakat perlu diukur jumlah kecamatan yang bebas rawan gizi. Hal ini
berarti bahwa tingkat ekonomi dan ketersediaan pangan di kecamatan
tersebut mampu menopang kebutuhan gizi masyarakatnya.
Kondisi tahun 2016 sebesar 100% kecamatan bebas rawan gizi dari target
kecamatan bebas rawan gizi ditetapkan sebesar 80%. Perkembangan
kecamatan bebas rawan gizi dapat dilihat pada grafik sebagai berikut :
63
Grafik 3.9 Kecamatan Bebas awan Gizi Th.2010-2016
Pencapaian Kecamatan Bebas Rawan Gizi pada tahun 2016 sebesar 100%
atau semua kecamatan sebanyak 18 (delapan belas) kecamatan bebas
rawan gizi dan ini sudah terjadi sejak tahun 2011. Untuk tetap
mempertahankannya perlu promosi kesehatan terus menerus tentang gizi
dan kesehatan masyarakat agar pengetahuan dan pemahaman masyarakat
meningkat, sehingga dengan masyarakat yang mengkonsumsi makanan
yang memenuhi gizi seimbang dan ber PHBS berdampak pada penurunan
prevalensi balita gizi kurang
6. Balita dengan Gizi Buruk
Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi Balita
adalah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U) maupun menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Gizi Kurang adalah status gizi yang berdasarkan indeks berat badan menurut
umur (BB/U) dengan Z-score < -3 SD di sebut BB sangat kurang (BGM) dan
BB kurang dengan Z-score antara > -3 SD s/d < 2 SD. Pada tahun 2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bebas Rawan Gizi 88,9 100 100 100 100 100 100
82,0
84,0
86,0
88,0
90,0
92,0
94,0
96,0
98,0
100,0
102,0
64
persentase gizi buruk dengan BB/U sangat kurang (BGM) sebesar 0,7% (
781) menurun dibanding tahun 2015 persentase gizi buruk dengan BB/U
sangat kurang (BGM) sebesar 0,8% (868)
Untuk balita yang Bawah Garis Merah (BGM) dan 2 kali timbang tidak naik BB
nya (2 T) diverifikasi tinggi badan (TB) apabila BB/TB Z- skore < -3 dan
atau dengan tanda-tanda klinis ada odema (marasmus, kwasiorkor, marasmus
kwasiorkor) disebut Gizi Buruk atau dikenal dengan Kejadian Luar Biasa
(KLB) Gizi Buruk. Di suatu desa apabila ada 1 kasus balita gizi buruk (BB/TB
z-score < -3 SD) desa tersebut dinyatakan sebagai desa dengan KLB Gizi
buruk.
Kondisi ini sangat perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti dengan beberapa
upaya yang bisa dilakukan antara lain pemantauan berat badan Balita melalui
penimbangan di posyandu dan juga yang tidak kalah penting adalah
penyuluhan dan konseling kepada masyarakat, terutama orang tua Balita
tentang pola asuh/ perilaku tentang pemberian nutrisi pada Balita. Kita harus
mengingat 1000 hari pertama kehidupan (mulai di kandungan s/d lahir dan
usia 2 tahun) merupakan masa emas & kritis yang harus diperhatikan, dengan
serius karena masa tersebut adalah masa pertumbuhan otak, apabila gizinya
kurang maka pertumbuhan otaknya tidak optimal dan ini sifatnya permanen.
7. Peningkatan Sarana Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan
Jaringannya.
Kemampuan Puskesmas beserta jaringannya dalam melayani masyarakat
tidak terlepas dari kecukupan dan kehandalan sarana prasarana yang
dimiliki.
Pada tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo merealisasikan
Puskesmas dengan kondisi baik sebesar 78%, sedangkan Puskesmas
Pembantu dengan kondisi baik tercapai sebesar 70%. Peningkatan sarana
65
prasarana tersebut telah diupayakan dan akan terus ditingkatkan di tahun
mendatang.
8. Cakupan Desa dengan Universal Child Immunization (UCI)
Desa yang termasuk dalam cakupan UCI mencerminkan tingginya cakupan
imunisasi dasar lengkap bagi bayi di desa tersebut. Pada tahun 2016, dari
353 desa/kelurahan yang ada, terdapat 345 desa/kelurahan atau 97,73%
sedangkan pada tahun 2015 tercapai 98 % yang telah masuk dalam kriteria
desa UCI.
Yang belum masuk kriteria desa UCI yaitu wilayah
Puskesmas Tanggulangin : Desa Kedungbendo, Kalidawir, Kalitengah
Puskesmas Porong : Desa Renokenongo, Desa Jatirejo, Desa Siring.
Puskesmas Ganting : Desa Tebel
Hal tersebut dikarenakan sasaran dari 4 desa (Kedungbendo, Jatirejo,
Renokenongo, dan Siring) tidak ada ditempat karena desanya tenggelam
oleh lumpur Lapindo.
9. Meningkatnya Pengembangan Media Promosi Informasi Sadar Hidup
Sehat
Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga factor yang timbul
secara bersamaan, yaitu (1) adanya penyakit atau gangguan lainnya. (2)
adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya penyakit, dan (3)
adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap penyakit dan
lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat
ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri.
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dan, oleh, untuk dan bersama masyarakat
melalui pembelajaran dan, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan bersumberdaya
masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
66
Secara operasional, maka upaya promosi kesehatan dilakukan agar
masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) sebagai
bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik
masalah-masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi
mengancam secara mandiri.
Pengembangan Promosi Kesehatan di Kabupaten Sidoarjo dilaksanakan baik
melalui KIE secara langsung di masyarakat dengan pengembangan Desa
Kelurahan Siaga Aktif, peningkatan fungsi Posyandu serta melalui media baik
cetak ( Poster, leaflet, buklet , lembar balik dan Koran dll) serta melaui media
elektronika Radio Siaran Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (RSPK).
Dampak dari Pengembangan Media Promosi Kesehatan yaitu meningkatnya
pengetahuan masyarakat tentang program-program kesehatan dan
membudayanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di lingkungan
keluarga dan masyarakat. Pada Tahun 2016 untuk Capaian Rumah Tangga
ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) tercapai sebesar 62,9 % naik
bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 tercapai sebesar 58,1%
3.3. Akuntabilitas Keuangan
NO KEGIATAN JUMLAH ANGGARAN
Realisasi Prosen
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
372.350.000,00 272.078.931,00 73,07
2 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
17.000.000,00 13.801.800,00 81,19
3 Penyediaan jasa administrasi keuangan
259.320.000,00 214.320.000,00 82,65
4 Penyediaan jasa kebersihan kantor
262.200.000,00 251.450.000,00 95,90
5 Penyediaan alat tulis kantor 50.000.000,00 44.150.000,00 88,30
6 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
71.500.000,00 54.511.575,00 76,24
7 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan
10.000.000,00 10.000.000,00
100,00
67
bangunan kantor
8 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
3.000.000,00
2.946.000,00 98,20
9 Penyediaan bahan logistik kantor
229.680.000,00 212.892.000,00 92,69
10 Penyediaan makanan dan minuman
334.380.000,00 235.193.600,00 70,34
11 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah dan dalam daerah
260.000.000,00 244.035.854,00 93,86
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
12 Pengadaan kendaraan dinas/operasional
750.000.000,00 588.885.000,00 78,52
13 Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor
35.250.000,00 34.350.450,00 97,45
14 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
98.750.000,00 90.179.000,00 91,32
15 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
87.047.081,00 66.739.280,00 76,67
16 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan gedung kantor
40.000.000,00 37.029.200,00 92,57
Program peningkatan disiplin aparatur
17 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
27.500.000,00 27.302.000,00 99,28
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
18 Pendidikan dan pelatihan non formal
25.000.000,00 24.050.000,00 96,20
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
19 Penyusunan dokumen perencanaan dan laporan capaian kinerja SKPD
575.403.000,00 556.261.067,00 96,67
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
20 Penyediaan biaya Operasional dan
498.039.508,00 443.161.938,00 88,98
68
Pemeliharaan PuskesmasSidoarjo
21 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Urangagung
294.805.508,00 261.708.320,00 88,77
22 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Sekardangan
338.489.500,00 309.219.747,00 91,35
23 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Buduran
287.586.908,00 242.302.913,00 84,25
24 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Candi
342.518.708,00 287.130.998,00 83,83
25 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Porong
1.316.530.508,00 1.191.167.300,00 90,48
26 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Kedungsolo
245.553.508,00 216.158.070,00 88,03
27 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Jabon
590.342.381,00 492.155.393,00 83,37
28 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Krembung
574.369.508,00 488.789.998,00 85,10
29 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Tanggulangin
367.063.908,00 333.810.537,00 90,94
30 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Tulangan
352.803.848,00 292.285.569,00 82,85
31 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Kepadangan
252.937.000,00 213.831.596,00 84,54
69
32 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Taman
1.320.102.708,00 1.173.006.583,00 88,86
33 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Trosobo
407.891.708,00 384.828.135,00 94,35
34 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Sukodono
1.465.846.508,00 1.256.301.898,00 85,70
35
Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Sedati
1.040.297.508,00 899.552.124,00 86,47
36 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Waru
506.757.508,00 477.092.804,00 94,15
37 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Medaeng
362.900.000,00 293.878.589,00 80,98
38 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Gedangan
278.089.509,00 187.627.848,00 67,47
39 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Krian
863.349.500,00 762.295.799,00 88,30
40 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Bareng Krajan
581.649.508,00 486.078.439,00 83,57
41 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmaas Tarik
703.445.600,00 560.162.229,00 79,63
42 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Balongbendo
422.551.508,00 367.522.589,00 86,98
43 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Wonoayu
504.665.000,00 423.914.631,00 84,00
70
44 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Prambon
808.618.308,00 667.748.012,00 82,58
45 Penyediaan biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Ganting
293.999.508,00 251.662.668,00 85,60
46 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Tarik
580.952.873,00 367.563.700,00 63,27
47 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Prambon
578.452.873,00 363.619.000,00 62,86
48 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Krembung
522.562.873,00 308.518.000,00 59,04
49 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Porong
378.123.373,00 176.502.300,00 46,68
50 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Kedungsolo
300.912.873,00 190.683.800,00 63,37
51 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Jabon
453.560.000,00 277.953.000,00 61,28
52 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Tanggulangin
541.112.873,00 374.602.800,00 69,23
53 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Candi
802.512.873,00 484.617.500,00 60,39
54 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Tulangan
388.832.873,00 316.292.800,00 81,34
55 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Kepadangan
321.200.000,00 203.280.000,00 63,29
56 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Wonoayu
564.520.000,00 345.807.000,00 61,26
57 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Sukodono
606.000.000,00 339.418.500,00 56,01
58 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Sidoarjo
530.153.000,00 276.704.000,00 52,19
71
59 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Urangagung
352.912.873,00 219.246.000,00 62,12
60 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Sekardangan
292.892.872,00 217.211.600,00 74,16
61 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Buduran
552.003.000,00 337.268.500,00 61,10
62 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Sedati
602.492.873,00 380.424.000,00 63,14
63 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Waru
761.592.873,00 487.275.000,00 63,98
64 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Medaeng
431.792.873,00 180.871.225,00 41,89
65 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Gedangan
410.672.873,00 241.442.000,00 58,79
66 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Ganting
388.832.873,00 239.766.000,00 61,66
67 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Taman
779.952.873,00 474.839.000,00 60,88
68 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Trosobo
457.812.873,00 278.615.000,00 60,86
69 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Krian
607.952.873,00 349.987.200,00 57,57
70 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Barengkrajan
346.832.873,00 216.126.000,00 62,31
71 Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Balongbendo
557.852.873,00 365.890.500,00 65,59
Program Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Masyarakat
72 Pelaksanaan dan pengembangan promosi kesehatan dan desa siaga aktif
962.025.332,00 816.110.482,00 84,83
72
73 Monev pelaksanaan promosi kesehatan desa siaga aktif
39.722.000,00 15.686.000,00 39,49
74 Penetapam kawasan tanpa asap rokok dan pengadaan tempat khusus untuk merokok di tempat umum (dana cukai)
- 1.180.000,00 `
75 Pelaksanaan dan pembinaan peran serta kesehatan masyarakat
89.664.000,00 83.634.000,00 93,27
76 Monev pelaksanaan dan pembinaan peran serta kesehatan masyarakat
195.161.000,00 187.764.800,00 96,21
77 Fasilitasi dan monev penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat
19.486.410.000,00 13.694.491.067,00 70,28
Program peningkatan disiplin aparatur
78 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
-
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
79 Penyusunan Laporan Keuangan
33.800.000,00 13.575.940,00 40,17
Program Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Masyarakat
80 Pelaksanaan dan pembinaan perbaikan gizi keluarga dan masyarakat
1.471.637.500,00 1.378.111.643,00 93,64
81 Monev pelaksanaan dan pembinaan perbaikan gizi keluarga dan masyarakat
235.676.000,00 204.958.000,00 86,97
Program Pengembangan dan Pembinaan Sumberdaya Kesehatan
82 Pengawasan dan pembinaan sarana dan prosuk farmasi dan mamin
148.700.000,00 138.110.500,00 92,88
83 Penyediaan perbekalan kesehatan
180.680.000,00 153.787.000,00 85,12
73
84 Pembinaan dan pengembangan SDM tenaga kesehatan
712.739.000,00 593.646.000,00 83,29
85 Penyelenggaraan legalisasi tenaga kesehatan teladan
77.500.000,00 59.237.960,00 76,44
86 Penyelenggaraan lomba tenaga kesehatan
145.435.000,00 111.820.500,00 76,89
87 Pembinaan dan pengembangan lembaga dan sarana kesehatan
86.783.000,00 66.296.500,00 76,39
88
Penyelenggaraan registrasi, akreditasi, sertifikasi, dan ijim sarana kesehatan 618.950.000,00 615.815.000,00 99,49
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar, Khusus dan Penunjang serta Kesehatan Keluarga
89 Pembangunan dan rehabilitasi gedung puskesmas dan puskesmas pembantu
16.857.020.847,00 13.936.999.500,00 82,68
90 Pembinaan dan Monev pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
2.130.779.900,00 1.694.206.693,00 79,51
91 Pembinaan pelayanan kesehatan di Ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa)
2.882.750.000,00 2.853.946.000,00 99,00
92 Pembinaan dan Monev pelaksanaan pelayanan kesehatan khusus dan penunjang
79.210.000,00 78.808.000,00 99,49
93 Pembinaan pelaksanaan pelayanan kesehatan keluarga
356.950.000,00 353.512.800,00 99,04
94 Monev pelaksanaan pelayanan kesehatan keluarga
113.495.700,00 72.832.800,00 64,17
Program Pencegahan, Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
74
95 Pembinaan dan pelayanan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
1.040.329.830,00 973.679.800,00 93,59
96 Penyelenggaraan operasional KPAD
177.000.000,00 169.905.208,00 95,99
97 Pembinaan dan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular
754.373.000,00 692.491.680,00 91,80
98 Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak rokok
356.139.850,00 338.549.300,00 95,06
99 Pengawasan, pembinaan, dan penanggulangan penyehatan lingkungan
136.220.000,00 126.134.500,00 92,60
100 Penyediaan/pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya
3.010.788.691,00 2.595.334.531,00 86,20
Program Pengelolaan Obat, Bahan dan Alat Kesehatan Habis Pakai
101 Pengelolaan operasional gudang farmasi
527.050.000,00 467.298.514,00 88,66
102
Perencanaan dan analisa kebutuhan obat
10.612.535.436,00 10.379.028.767,00 97,80
Program Peningkatan Pelayanan pada PPK BLUD Puskesmas
103 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Tarik
5.084.438.518,00 3.770.649.255,00 74,16
104 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Prambon
4.283.080.622,00 2.105.169.597,00 49,15
75
105 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Krembung
4.582.757.665,00 2.678.653.243,00 58,45
106 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Porong
2.544.982.497,00 2.085.501.038,00 81,95
107 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Kedungsolo
1.833.190.484,00 1.334.616.952,00 72,80
108 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Jabon
3.689.746.450,00 2.233.422.151,00 60,53
109 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Tanggulangin
2.642.825.947,00 1.995.584.066,00 75,51
110 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Candi
3.795.710.802,00 1.891.982.609,00 49,85
111 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Tulangan
2.258.984.692,00 1.607.208.309,00 71,15
112 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Kepadangan
1.318.108.174,00 865.012.650,20 65,63
113 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Wonoayu
3.944.633.757,00 2.676.574.701,00 67,85
114 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Sukodono
3.739.197.198,00 3.189.189.519,00 85,29
115 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Sidoarjo
3.308.161.228,00 1.856.599.274,00 56,12
116 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana 1.378.871.146,00 946.083.802,00 68,61
76
pendukung PPK BLUD Puskesmas Urangagung
117 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Sekardangan
1.425.380.137,00 1.224.361.882,66 85,90
118 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Buduran
2.572.509.803,00 1.847.212.666,70 71,81
119 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Sedati
2.922.073.097,00 2.272.859.127,00 77,78
120 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Waru
4.179.728.100,00 2.042.627.140,00 48,87
121 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Medaeng
1.716.481.150,00 1.279.034.239,00 74,51
122 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Gedangan
2.136.894.396,00 1.598.530.807,12 74,81
123 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Ganting
1.040.142.348,00 707.511.853,00 68,02
124 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Taman
5.806.631.100,00 4.691.831.544,00 80,80
125 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Trosobo
1.622.285.611,00 1.233.585.186,00 76,04
77
126 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Krian
5.183.849.844,00 3.637.010.213,00 70,16
127 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Barengkrajan
2.162.649.659,00 1.777.805.605,00 82,20
128 Pelayanan serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung PPK BLUD Puskesmas Balongbendo
4.586.435.340,00 3.433.205.761,80 74,86
JUMLAH 174.921.355.065,00
131.806.871.585,48
75,35
78
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016 ini
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang capaian kinerja.yang merupakan
wujud transparansi dan akuntabilitas Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dalam
melaksanakan berbagai kewajibannya. Sangat disadari bahwa laporan ini belum
secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang
diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan
dapat memperoleh gambaran tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah
dilakukan oleh jajaran Dinas Kesehatan. Di masa mendatang, Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo akan melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan
pelaporan ini agar terwujud prinsip transparansi dan akuntabilitas kinerja yang
diharapkan.
Berdasarkan evaluasi terhadap indikator sasaran yang telah disepakati dalam
Rencana Strategis 2016-2021, sesuai dengan tahapan target pencapaian per tahun,
maka pada tahun 2016 seluruh indikator sasaran sudah dapat diidentifikasi
perkembangan capaiannya, meskipun disadari masih terdapat kekurangan dalam
penyelenggaraannya. Hal ini akan menjadi strategi untuk diselesaikan
pemecahannya pada tahun berikutnya.
79
4.2 SARAN
Guna mempertahankan dan memperbaiki pencapaian kinerja, Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo sangat mengharapkan adanya peningkatan kerja
sama berbagai pihak yang terkait dalam pelaksanaan tugas dalam bentuk :
1. Partisipasi stakeholders, antara lain : SKPD terkait, pemerintah Propinsi dan
Pusat, lembaga kemasyarakatan dan LSM, pihak swasta serta para tokoh
masyarakat untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan kesehatan di
wilayah Kabupaten Sidoarjo.
2. Koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan antar bidang dan seksi di
lingkup Dinas Kesehatan dalam rangka mewujudkan kinerja yang lebih baik.
top related