laporan kunjungan kerja komisi vi dpr ri tahun …...laporan kunjungan kerja komisi vi dpr ri ke...
Post on 08-Feb-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI JAWA TIMUR
PADA MASA RESES PERSIDANGAN II
TAHUN SIDANG 2019 – 2020
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
2020
-
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
Pasal 67 dan 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (MD3), sebagaimana diubah
terkahir kali dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang
MD3, diatur bahwa DPR RI memilki 3 (tiga) fungsi, yakni Fungsi Legislasi,
Fungsi Anggaran dan Fungsi Pengawasan. Untuk menjalankan ketiga fungsi
tersebut, dapat dilaksanakan melalui pelaksanaan kunjungan kerja, baik di
dalam maupun ke luar negeri, sebagaimana diatur dalam Pasal 98 UU MD3.
Pelaksanaan Kunjungan Kerja Ke Provinsi Jawa Timur didasarkan pada
aturan pada undang-undang tersebut. Selain itu, pelaksanaan kunjungan ini
juga didasarkan pada Keputusan Pimpinan DPR RI tentang Penugasan
Anggota Komisi I s.d. XI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja pada
Masa Reses Persidangan II Tahun Sidang 2019 – 2020, dan Keputusan
Rapat Intern Komisi VI DPR RI mengenai Sasaran dan Objek Kunjungan
Kerja Komisi VI DPR RI dalam Masa Reses Persidangan II Tahun Sidang
2019–2020.
B. Susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI
NO NO.
ANGG. NAMA
ANGGOTA
FRAKSI KETERANGAN
FOTO
1
A-33 FAISOL RIZA, SS F.PKB
KETUA TIM/KETUA
KOM. VI
2
A-189 ARIA BIMA F.PDIP
WAKIL KETUA KOM. VI
3
A-327 GDE SUMARJAYA LINGGIH,
SE, MAP
F.PG
WAKIL KETUA KOM. VI
-
4
A-181 Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc. F.PDIP
ANGGOTA
5
A-209 SONNY T. DANAPARAMITA F.PDIP ANGGOTA
6
A-232 I NYOMAN PARTA, SH F.PDIP ANGGOTA
7
A-334 Drs. MUKHTARUDIN F.PG ANGGOTA
8
A-305 H. SINGGIH JANURATMOKO,
SKH, MM
F.PG ANGGOTA
9
A-115 KHILMI F.GERINDR
A
ANGGOTA
10
A-131 Ir. H. LA TINRO LA
TUNRUNG
F.GERINDR
A
ANGGOTA
11
A-94 MUHAMMAD HUSEIN
FADHLULLOH, B.BUS, MM,
MBA
F.GERINDR
A
ANGGOTA
12
A-374 H. SUBARDI, SH, MH F.NASDEM ANGGOTA
13
A-357 Hj. PERCHA LEANPURI,
B.Bus, MBA.
F.NASDEM ANGGOTA
14
A-21 Drs. H. MOHAMMAD TOHA,
S.Sos, M.Si.
F.PKB ANGGOTA
15
A-36 Ir. H.M. NASIM KHAN F.PKB ANGGOTA
-
16 A-544 DR. Ir. E. HERMAN
KHAERON, M.Si.
F.PD ANGGOTA
17 A-542 H. ANTON SUKARTONO
SURATTO, M.Si.
F.PD ANGGOTA
18 A-554 EDHIE BASKORO
YUDHOYONO, M.Sc.
F.PD ANGGOTA
19 A-447 AMIN, Ak, MM F.PKS ANGGOTA
20 A-500 DAENG MUHAMAD, SE, M.Si. F.PAN ANGGOTA
21 A-472 H. ACH. BAIDOWI S.Sos,
M.Si.
F.PPP ANGGOTA
II. INFORMASI DAN TEMUAN KUNJUNGAN KERJA
1. PT. PAL Indonesia (Persero)
Rencana strategis PT PAL Indonesia (Persero) untuk meningkatkan
kapabilitasnya sehingga perusahaan dapat berkembang dan berdampak pada
peningkatan produktivitas dan pemanfatannya langsung bisa diterima di Provinsi
Jawa Timur dapat dilihat dari bidang yang difokuskan adalah pembangunan
alutsista dan energi/elektrifikasi baik untuk pasar untuk pasar dalam dan luar
negeri. Dalam pembangunan kapal dan energi pada PT PAL selalu melibatkan
industri komponen/pendukung yang berlokasi di Jawa Timur, seperti
pembangunan kapal KCR dan LPD melibatkan industri di Jawa Timur seperti PT
Barata Indonesia (Persero), PT Teknik Tadakara Sumber Karya, PT
Valutekindo, PT Purnomo Teknik dan lain-lain. Hal tersebut merupakan import
substitution sehingga TKDN meningkat.
Hal ini akan menjadi sangat signifikan bilamana produk PT PAL
(Alutsista dan Energi) tersebut di ekspor. Offshore Patrol Vessel With Missile
(KCR 60M) nilai TKDN (Material dan Labor) kapal KCR sebesar 41,41%.
-
Komponen utama adalah Total jumlah komponen : 3.586, Komponen dalam
negeri : 2.434 (68%), Komponen luar negeri : 1.152 (32%). Nilai/nominal
komponennya adalah Komponen dalam negeri : 35,83%, Komponen luar negeri
: 64,17%. Total keterlibatan industri (sinergi) adalah 4 BUMN (LEN, PINDAD,
BARATA & KS) : 5,90%, 62 BUMS : 29,93% dan Penghematan Subtitusi Impor:
9,28%. Sedangkan Landing Platform Dock (LPD 124M) memiliki nilai TKDN
(Material dan Labor) kapal LPD sebesar 40,95% dengan memiliki komponen
utamanya adalah total jumlah komponen : 7.005, komponen dalam negeri :
5.408 (77%), komponen luar negeri : 1.597 (23%). Nilai/nominal komponen
adalah Komponen dalam negeri : 32,7%, komponen luar negeri : 67,3%. Total
keterlibatan industri (sinergi) adalah 3 BUMN (LEN, BARATA & KS) : 10,72% ,
94 BUMS : 21,99% dan Penghematan Subtitusi Impor: 8,10%. Seperti terlihat
pada gambar 1.
Gambar 1.
Backward linkage PT PAL dan supplier yaitu pada produk kapal KCR 60 meter dan Kapal
Landing Platform Dock (LPD)
Proses monitoring dan evaluasi PT PAL dengan pemerintahan Daerah
(Provinsi/Kab.Kota) Provinsi Jawa Timur adalah dapat dicontoh dengan kapal
selam pertama buatan Indonesia (KS Alugoro) saat ini melaksanakan
rangkaian uji tes di timur laut Kabupaten Banyuwangi. Rangkaian uji tes yang
dilaksanakan di Banyuwangi adalah Sea Acceptance Test (SAT) dimana
dalam penentuan lokasi, baik pihak PT PAL maupun user (dhi TNI AL)
mendapat dukungan penuh dari pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi.
Adapun lokasi yang digunakan adalah dermaga APBN Pelabuhan
Tanjungwangi Banyuwangi. Selain itu PT PAL mendapat predikat Proper
peringkat Biru pada penilaian peringkat kinerja perusahaan oleh dinas
lingkungan hidup Provinsi Jawa Timur serta program keselamatan dan
kesehatan kerja (zero accident) SMK3 yang juda dari pemprov. Jawa Timur.
-
2. PT. Barata Indonesia (Persero)
Visi dari PT Barata Indonesia adalah Menjadi perusahaan yang kuat,
kaya dan kompetitif, berdasarkan inovasi dan teknologi dalam Food, Energy,
Water dan industri pendukung lainnya (FEW +) dan misinya adalah :
Memperkuat kompetensi Manufaktur dan Konstruksi berbasis Enjinering,
Meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi melalui
kerjasama strategis, Memperkuat bidang bisnis Pembangkit, Minyak & Gas,
Agro, Material Handling & Industri Hidromekanikal, Menyediakan solusi
terintegrasi yang tepat guna berorientasi peningkatan kepuasan pelanggan,
Memproduksi mesin dan peralatan untuk industri hilir dan Meningkatkan
ekspansi pasar lokal dan internasional.
PT Barata Indonesia (Persero), berencana membangun pabrik untuk
memproduksi roda kereta api tahun ini. Perusahaan pelat merah yang
bergerak di bidang industri manufaktur ini ingin menutupi kebutuhan akan
roda kereta api di dalam negeri yang selama ini 100 persen impor. Seperti
terlihat pada gambar 2.
Gambar 2.
Pengembangan Roda Kereta
Sinergi yang dilakukan perusahaan kepada Provinsi Jawa Timur
adalah diberbagai bidang sosial yaitu bidang sosial, agama, kesehatan,
-
pendidikan dan lingkungan dengan area distribusi Gresik, Surabaya, Sidoarjo,
Malang, Madura dan Lamongan.
Gambar 3.
Corporate Social Responsibility di Provinsi Jawa Timur
3. PT Garuda Indonesia (Persero)
Pada tahun 1950 sesuai akta No. 137 dari notaris raden kadiman,
perusahaan memiliki bidang usaha angkutan niaga berjadwal, dan tidak
berjadwal, reparasi dan pemeliharaan pesawat, jasa penunjang operasional
angkutan pesawat katering dan ground handling, jasa layanan sistem
informasi, jasa layanan konsultasi, jasa layanan pendidikan dan pelatihan.
Adapun segmentasi bisnis yang dimiliki yaitu penumpang pesawat
80,3%, Cargo 8,7%, Haji & Charater 7,5% dan other 3,4%. Komponan biaya
umum adalah biaya bahan bakar 30%, biaya sewa pesawat 28,2%,
maintenance A/C 5,7%, human capital 11% dan lain-lain 25,1%.
Operasionalnya 20,2 juta penumpang, 48 destinasi domestik, 24 destinasi
international, 436 flight/days.
Garuda Indonesia telah memobilisasi kurang lebih 20,2 juta penumpang
di 48 destinasi domestik dan 24 destinasi international serta menghubungkan
lalu lintas logistik antar pulau antar negara. Kontribusi devisa di tahun 2019
adalah $ 636,5 juta pendapatan tiket international dan kontribusi perpajakan
$ 63,4 juta PPN dan $ 31,9 juta.
-
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia ditutup sementara
rute penerbangan dari dan ke China guna mencegah penyebaran virus
Corona yang sudah ditetapkan darurat oleh WHO. Hal tersebut dilakukan atas
kebijakan. Penyebaran wabah virus Covid-19 tentu membuat hampir seluruh
industri di berbagai belahan dunia tidak terkecuali industri penerbangan
menghadapi situasi yang cukup berat dari dampak yang ditimbulkan. Garuda
melayani 6 rute China dengan frekuensi 40 penerbangan per minggu.
Selaras dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah, mulai sejak
tanggal 5 Februari 2020, Garuda telah melakukan penutupan sementara rute
dari dan ke China sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran virus
Covid-19. Selain penutupan sementara untuk rute Tiongkok, Garuda juga
melakukan pengawasan ketat dan berkoordinasi secara intensif dengan
otoritas kebandarudaraan untuk rute-rute lainnya yang rentan akan wabah
virus Covid-19, namun penerbangan Garuda masih beroperasi seperti Hong
Kong, Singapura dan Korea Selatan. Untuk rute Singapura, saat ini Garuda
menerapkan kebijakan pengurangan frekuensi dari yang sebelumnya 9x/day
menjadi 5-3x/day. Selain dalam rangka antisipasi penyebaran virus Corona,
pengurangan frekuensi ini juga dilakukan sebagai upaya menyesuaikan
supply & demand dari kondisi pasar. Menyusul pemberitahuan yang
disampaikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh pada tanggal 27
Februari 2020 terkait penghentian sementara kunjungan warga negara asing
ke Kerajaan Arab Saudi dan ziarah ke Masjid Nabawi, maka Garuda
memberlakukan pemberhentian sementara penerbangan ke Arab Saudi yang
mulai siang hari di tanggal 27 Februari 2020. Garuda melakukan koordinasi
untuk pemulangan penumpang Garuda Indonesia yang saat ini berada di
Saudi. Kondisi kesehatan para awak pesawat juga terus dipantau secara
ketat dengan melakukan pemeriksaan secara berkala baik sebelum
keberangkatan maupun setelah kepulangan dari seluruh penerbangan.
Ketersediaan hand sanitizer dan masker dipersiapkan di setiap penerbangan.
Garuda Indonesia mewajibkan seluruh kru dan pegawai Garuda Indonesia
yang tiba dari Tiongkok untuk mengikuti pemeriksaan di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu, kegiatan disinfeksi kabin
pesawat dan penggantian filter alat penyaring udara (High Efficiency
Particulate Arrestor (HEPA)) juga telah dilaksanakan khususnya untuk
-
armada yang sebelumnya mengoperasikan penerbangan dari dan menuju
Tiongkok.
PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk memutuskan untuk menunda
layanan penerbangan dengan rute dari dan menuju China mulai tanggal 5
Februari 2020 pukul 00.00. Rute penerbangan Garuda ditunda karena
menyusul adanya peningkatan skala penyebaran virus Corona. Setidaknya
Garuda Indonesia memprediksi lebih dari 16,000 kursi per bulannya atau 30
kali penerbangan setiap minggunya yang terdampak dari adanya kebijakan
penutupan sementara untuk rute-rute Tiongkok, yaitu Beijing, Shanghai,
Guangzhou, Zhengzhou, dan Xi’an. Adapun untuk penerbangan rute Arab
Saudi yang saat ini dilayani dengan frekuensi penerbangan 24 flights/week
(18 flights cgk-jed/week, 6 flights cgk-med/week), saat ini dihentikan
sementara layanan penerbangan terkait selaras dengan kebijakan dari
pemerintah Arab Saudi untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.
Sementara itu terkait penerbangan internasional Garuda Indonesia yang
dilayani dari Jawa Timur masih berlangsung normal. Adapun saat ini Garuda
Indonesia melayani rute penerbangan Surabaya – Singapura sebanyak 7x
per minggu. Namun demikian akan tetap melakukan antisipasi penyesuaian
frekuensi rute penerbangan tersebut, berdasarkan perkembangan situasi
terkini. Namun demikian telah melakukan serangkaian langkah mitigasi untuk
memastikan keberlanjutan bisnis Perusahaan, di antaranya dengan
optimalisasi rute-rute regional dan domestik serta program pemasaran
(promo, harga khusus tiket penerbangan) pada rute-rute tertentu.
Dampak penyebaran virus Corona semakin terasa terhadap
perekonomian Indonesia. Baik dari sisi ekspor-impor, cadangan devisa
karena penurunan jumlah wisatawan asing, dan sebagainya. Untuk
mencegah dampak Corona terhadap perekonomian semakin meluas,
Pemerintah memberikan insentif terhadap maskapai di Indonesia yakni diskon
tiket pesawat hingga 50%. Berapakah insentif yang diterima PT Garuda
Indonesia (Persero), terkait dengan rencana pemerintah untuk memberikan
insentif tiket penerbangan sebagai upaya untuk mengantisipasi wabah virus
Corona terhadap aspek pariwisata, Garuda Indonesia sudah berkoordinasi
dengan pihak kementerian dalam mengkaji alternatif penetapan komponen
harga tiket selama periode pemberian insentif berlangsung. Hal tersebut juga
-
merupakan salah satu upaya Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional
untuk mendukung pariwisata nasional khususnya dalam mengembangkan 10
destinasi prioritas yang telah ditetapkan pemerintah. yakni Batam, Denpasar,
Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung
Pandang, dan Tanjung Pinang. Sesuai wacana awal pemerintah, salah satu
alternatif skema pemberian insentif tersebut adalah dengan memberikan
potongan harga selama 3 bulan kedepan (Maret, April, Mei), dimana
pemerintah menetapkan besaran insentif untuk maksapai full service adalah
dengan potongan harga sebesar 45%. Garuda tengah mengkaji secara
mendalam terkait implementasi kebijakan insentif tersebut dengan model
bisnis yang dijalankan perusahan.
Sesuai dengan koordinasi bersama Pemerintah terkait upaya terhadap
sektor terdampak virus Corona, Garuda terus melakukan upaya komunikasi
intensif dengan memastikan dukungan Pemerintah dapat selaras dengan
kebutuhan sektor transportasi udara dalam meningkatkan kinerja
Perusahaan. Sejumlah kajian telah dilakukan bersama Pemerintah, baik
melalui pemberian insentif hingga beragam kajian terkait diskon avtur dan
optimalisasi kunjungan wisata ke pasar lain selain China yaitu di Negara
seperti Australia, Amerika, dan Eropa.
4. Subsidi Listrik Oleh PT. PLN (Persero)
Penyediaan listrik oleh PT. PLN (Persero) di wilayah Provinsi Jawa
Timur dilaksanakan oleh kantor Regional Bisnis Jawa Bagian Timur Bali dan
Nusa Tenggara (JBTBN). Berdasarkan informasi dari perusahan, Rasio
Elektrifikasi (RE) di Provinsi Jawa Timur telah mencapai 100 persen. Per
Desember 2019, jumlah pelanggan yang terlayani adalah sebesar 12,0 Juta
(4,74 %), daya tersambung 20,65 GVA (5,98 %), penjualan 37,23 TWh
(3,94%) dan pendapatan Rp. 40,05 Triliun (4,40 %). Penyumbang terbesar
pendapatan sebesar Rp 30,8 triliun adalah golongan industri dan rumah
tangga (Tabel 1).
Tabel 1. Komposisi Penjualan Per Kelompok Tarif 2019
-
Kawasan industri di Jawa Timur yang merupakan Penyumbang terbesar
pendapatan sebesar Rp 17,1 triliun adalah Kawasan Industri Gresik (KIG),
Kawasan Industri Tuban (KIT), Ngoro Industrial Park (NIP), Java Integrated
Industrial and Ports Estate (JIIPE), Kawasan Industri Maspion (KIM), Sidoarjo
Rangkah Industrial Estate (SiRIE), Safe n Lock Warehouse and Industrial
Complex, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Industrial Estate
Wira Jatim (IEWJ), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari.
Pelanggan bersubsidi tahun 2019 sebanyak 6.906.560 pelanggan,
atau sebesar 57,49 % dari total pelanggan Jawa timur sebanyak 12.013.382
pelanggan yang didominasi oleh pelanggan tarif Rumah Tangga sebesar
5.958.850 pelanggan. Adapun data pengusahaan pelanggan tarif subsidi
tahun 2019 sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel 2. Data Pengusahaan Pelanggan Tarif Subsidi Tahun 2019
Besarnya subsidi ditahun 2019 sebesar Rp. 6.361.452.547.394,-
-
Pada tahun 2016 seluruh pelanggan rumah tangga 900 VA termasuk
dalam kategori pelanggan yang mendapatkan subsidi. PLN melakukan
pemadanan data bersumber dari data TNP2K yang selanjutnya bagi
pelanggan yang tidak masuk dalam BDT-TNP2KN dikeluarkan dari tarif
subsidi.
Tabel 3. Data Pelanggan Subsidi dan Non Subsidi Tahun 2017-2020
Pada tahun 2016, pelanggan rumah tangga 900 VA subsidi yang
dianggap mampu dan dikeluarkan dari data pelanggan subsidi sebanyak
3.124.354 pelanggan. Pada tahun 2020 sudah berkembang menjadi
3.450.093 pelanggan.
Tabel 4. Data Pelanggan Subsidi Tahun 2020
-
Terkait dengan kebijakan subsidi listrik bagi pelanggan R1 450 VA dan
900 VA di Provinsi Jawa Timur, trend subsidi dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Pada 2017 sebesar Rp5,4 juta, tahun 2018 sebesar Rp5,5 juta dan pada
tahun 2019 sebesar Rp6,4 juta.
Dari sisi pelanggan, jumlah subsidi yang dijual pada posisi Januari
2020 sebesar 9.395.839 pelanggan. Jumlah pelanggan bersubsidi paling
besar ada di rumah tangga subsidi. Kemudian disusul oleh Rumah Tangga
Mampu (RTM) dan rumah tangga subsidi (R) (tabel 5).
Tabel 5. Jumlah Pelanggan R1 450 dan 900 VA posisi Januari 2020
Agar pelaksanaan subsidi listrik tepat sasaran, perusahaan
menerapkan posko pengaduan dalam rangka penanganan pengaduan
subsidi listrik dari masyarakat. Rumah tangga miskin dan tidak mampu yang
belum menerima subsidi tarif tenaga listrik dapat menyampaikan pengaduan
melalui posko pengaduan di Desa/Kelurahan. Dalam pelaksanaannya, posko
pegaduan ini melibatkan jajaran aparatur pemerintah daerah hingga tingkat
kelurahan dan desa. Pengaduan masyarakat yang diterima di
Desa/Kelurahan akan ditindaklanjuti dengan melakukan entri data pengaduan
melalui sistem yang sudah disediakan di Kecamatan untuk diteruskan
berjenjang ke posko pengaduan Kabupaten/Kota dan Pusat. Di posko
pengaduan pusat dibentuk tim ad-hoc lintas instansi untuk menindaklanjuti
pengaduan masyarakat tersebut, yang terdiri dari perwakilan Kementerian
ESDM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, TNP2K dan PT. PLN
(Persero).
Dalam pelaksanaan penyaluran subsidi listrik terdapat 2 (dua) kendala
utama yang dihadapi oleh perusahaan yakni:
Masih terdapat data BDT yang invalid contoh :
-
- NIK double,
- NIK kosong,
- NIK pindah, dll
Hal ini berpengaruh kepada pelaksanaan survey pendanaan data
(verifikasi) kelapangan masih terdapat temuan data tidak teridentifikasi.
Asumsi masyarakat bahwa subsidi listril ditentukan oleh PLN.
Aparat pelaksana di tingkat terendah belum memahami mekanisme
pengaduan, sehingga masyarakat masih mendatangi PLN untuk
memperoleh subsidi listrik.
Dalam menghadapi kendala tersebut, ada beberapa hal yang sudah
dilakukan oleh perusahaan, yakni:
Melakukan sosialisasi dan audiensi kepada Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa,
mendistribusikan buku petunjuk teknis, FAQ dan formulir pengaduan ke
Kecamatan/Kelurahan/Desa, serta
Melakukan refreshment operasional aplikasi pengaduan kepesertaan
subsidi listrik di Kecamatan.
Dalam rangka memastikan subsidi listrik tepat sasaran, kebijakan
perusahaan yang diterapkan adalah melakukan survei pelanggan
berdasarkan data TNP2K, pelaksanaan sisir tarif, pengawasan mutasi tarif
berjenjang serta mempersyaratkan surat izin usaha bagi pelanggan dengan
tarif bisnis dan industri.
5. Dukungan Digitalisasi Ekonomi Oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk.
Dalam mendukung pengembangan ekonomi digital Indonesia,
termasuk di Provinsi Jawa Timur, pengembangan bisnis digital yang
dilakukan oleh perusahaan terbagi ke dalam 3 (tiga) pilar, yakni digital
connectivity, digital platform, dan digital sevices. Digital connectivity adalah
menyediakan broadband di seluruh wilayah Indonesia melalui jalur darat
(FFTH, 4G), udara (satelit), dan laut (submarine cable). Upaya yang dilakukan
perusahaan untuk memperkuat pilar ini adalah melakukan perluasan
coverage, peningkatan bandwith, low latecy dan virtualisasi network.
-
Pilar digital platform adalah membangun berbagai digital platform (DC,
Cloud, Big Data, IOT, API, Payment, Cyber Security) yang dapat mendukung
pengembangan digital ecosystem. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk
memperkuat pilar ini adalah membangun hyperscale data center & cloud
platform, melakukan patnership dengan Himpunan Bank Negara (Himbara)
untuk inisiatif LinkAja, pengembangan platform IOT, serta peningkatan
capacity platform big data & cyber security.
Pilar digital services adalah membangun aplikasi digital yang dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam melengkapi digital ecosystem.
Upaya yang dilakukan perusahaan untuk memperkuat pilar ini adalah
melakukan internal development, inkubasi, venture capital, akuisisi dan
pengembangan digital talent.
Gambar 4.
Pilar Bisnisi Digital Telkom
Terkait program pemerintah dalam rangka memajukan sector
pariwisata di Provinsi Jawa Timur, TELKOM Regional memiliki 9 Witel, 42
Datel dengan Jumlah Penduduk sebanyak 40 Juta dan sudah berkontribusi
dengan membangun 2,1 Juta (Port ODP) setara dengan 609 Kecamatan di
Jawa Timur dan 98% Coverage Sinyal Telkomsel (Gambar 8.).
Gambar 5. Population Profile, Alpro Fiber dan BTS Telkomsel
-
Tiga sektor utama penunjang ekonomi Jawa Timur adalah Industri
Pengolahan , Perdagangan dan Pertanian. Sektor Pariwisata merupakan
penunjang ekonomi ke-6 di Jawa Timur Gambar 9.).
Gambar 6. Sektor penunjang ekonomi Jawa Timur
Terkait jaringan fiber optic jangkauan PT Telkom (Persero) Tbk
Sabang sampai Merauke memiliki id-Access untuk jaringan Mobile Network
212,235 BTS (50,297 BTS 2G dan 161,938 BTS 3G&4G) Jangkauan TSEL
99% Populasi. Telkomsel sebanyak 33.892 Tower (18.000 Tower Telkomsel
dan 15.892 Tower Mitratel) sedangkan Fiber Optic Access Network Indihome
sebanyak 10,1 Juta Optical Port, Access Pointwifi.id sebanyak 386.420 AP
dan Home Passed 32,51 Mio. Sedangkan untuk id-Ringnya terdata adalah
Jaringan FO Backbone164.770 km (4x keliling bumi), Domestik 100.070 km,
Internasional 64.700 km, Jangkauan IKK 458 IKK, Point of Presence 56 PoP
Domestik, 64 Pop Internasional, Telkom-2 (24) Transponder,Telkom-3S (49)
Transponder, Merah Putih 60 Transponder dan Terakhir untuk id-Connya
adalah 22 Data Center (106.9K Sqm) yaitu 5 Data Center termasuk
1 tier 4 (luar negeri), 3 Data Center (dalam negeri), 14 Data Center
neuCentrix (dalam negeri). Digital Platforms yaitu Big Data & Analytics, API
Factory, Internet of Things, Cloud Computing, Customer Engagement dan
Ecosystem.
Untuk di Jawa Timur itu sediri untuk fiber optic coverage overnya yang
terealisasi sebanyak 38 Pemkab/Pemkot sudah dibangun Fiber 100 % dan
609 kecamatan sudah dibangun fiber 92 % dari 664 kecamatan. Sedangkan
coverage telkomsel Jawa Timur area jaringan 2 G, 3 G dan 4 G dimana
Telkomsel telah menjangkau Coverage jaringan Telkomsel sejumlah 98%
-
Area Jawa Timur termasuk daerah terpencil di Jawa Timur dan terdapat
2.881 BTS baru yang akan diimplementasikan d i Tahun 2020 di Jawa Timur.
Telkom telah bersinergi dengan BUMN dan Pemerintahan daerah
Provinsi Jawa Timur dengan melakukan beberapa kegiatan diantaranya :
1. Project Digitalisasi SPBU-Pertamina
a. SCOPE :
Implementasi Infrastruktur SPBU
- ATG (Automatic Tank Gauge)
- POS (Point of Sales) System & FCC (Fore Court Control)
- EDC (Electronic Data Capture)
Data Center
- Dashboard Stock BBM
- Dashboard Penyaluran BBM
- Dashboard Revenue
Connectivity
b. Digital Transformation PT SIER with ERP merah putih company
c. Koordinasi implementasi big data analytic dengan Pemeprov. Jawa
Timur
2. Project Digitalisasi BUMN dengan Telkom
Implementasi ICT Layanan Managed service dengan PT PAL
Implementasi Industri 4.0 lingkungan Barata Indonesia
Courtesy visit dalam rangka opportunity smart metering gas-PGN
Implementasi smart building dengan PT PJB & pemanfaatan tiang
tumpu PLN
6. Subsidi BBM & LPG 3 Kg Oleh PT. Pertamina (Persero)
Dalam memberikan layanan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi
Jawa Timur PT. Pertamina (Persero) Overview Pertamina MOR V 13 DPPU,
19 TBBM, 2 D. LPG Milik, 3 D. LPG Swasta, 1 BPG & 1 PAG, Mobil Tanki
579, Skidtank 227, Refueller 30, SPBU 1255, SPD, SPBN,SPBB 82, APMS
21, AMT PSO & NPSO 55, Agen BBM Industri 31, Agen Petkim 18, SPPBE
PSO 124, SPPBE Non PSO 15, Agen LPG PSO 760, Agen LPG Non PSO
107 dan Pangkalan LPG PSO 31.153.
-
Supply point dan distribusi pertamina MOR V memiliki terminal BBM
ada 6 TBBM Jawa Timur adalah TBBM Surabaya Group, TBBM Tuban,
TBBM Malang, TBBM Madiun, TBBM Camplong dan TBBM Tanjungwangi.
Sedangkan untuk penyuplaiannya adal 7 suplai LPG yaitu Terminal LPG
Perak, Terminal LPG Manggis, Terminal LPG Gresik/MEM, Terminal LPG
Banyuwangi/Bossowa, Kilang Swasta MKS, Kilang Swasta Arsynergy dan
STS Kalbut. Untuk DPPU nya ada si Juanda/Surabaya, Abdul Rachman
Saleh/Malang, Iswahyudi/Madiun dan Blimbing Sari/Banyuwangi.
Marketshare Ritel dan Korporat di Pertamina MOR V yaitu Untuk
volume penjualan di Pertamina MOR V didominasi di Volume penjualan Retail
meliputi all produk Gasoline, Gasoil, Minyak Tanah serta LPG sebesar 77%
dari total volume yang disalurkan ke masyarakat, Untuk volume penjualan
Corporate (23%) sendiri meliputi Penjualan BBM langsung ke Industri,
Marine, maupun ke pelanggan korporate PLN, Polri/TNI, serta penjualan
Avtur, Asphal, Bitumen, Solvent, dan Special Chemical, Detail Penjualan Per
Lini Produk MOR V :
Pasar Jenis Produk
Marketshare (KL) %
Retail
BBM 805.297 59%
LPG 248.452 18%
BBM 143.546 11%
Corporate Avtur 120.189 9%
Petrochemical 44.213 3%
Total 1.361.697
-
Penyaluran solar subsidi Jawa Timur tahun 2019 melebihi kuota
sebesar 18% (seluruh 38 kabupaten/kota over). kuota tahun 2020 yang
diberikan BPH Migas lebih rendah 7.8 % terhadap realisasi 2019. Realisasi
penyaluran solar subsidi 2019 melebihi kuota disebabkan oleh Kuota 2019
lebih kecil dari realisasi 2018, Meningkatnya konsumsi karena pertumbuhan
ekonomi (5,2%) dan pertumbuhan kendaraan dan Meningkatnya konsumsi
akibat event pileg/pilpres (gambar 7. dan Tabel 6).
Gambar 7. Kuota vs Realisasi Solar Subsidi Prov. Jawa Timur
Tabel 6. Kuota vs Realisasi Solar Subsidi Prov. Jawa Timur
Kuota LPG 3 kg tahun 2020 sesuai Surat Dirjen Migas No
1568/15//DJM/2020 tanggal 20 Februari 2020 perihal Besaran Alokasi/Kuota
Isi Ulang LPG Tabung 3 kg tahun 2020. (Gambar 8. Dan Tabel 7.)
-
Gambar 8.
Kuota vs Realisasi LPG 3 Kg Prov. Jawa Timur
Tabel 7.
Kuota vs Realisasi LPG 3 Kg Prov. Jawa Timur
Untuk mengantisipasi kelangkaan LPG 3 Kg, Pertamina
mencanangkan program One Village One Outlet LPG PSO, dimana setiap 1
desa memiliki 1 pangkalan dan untuk wilayah Jawa Timur telah tercover di
7,436 Kelurahan/Desa.
Tantangan pelaksanaan penyaluran BBM di Jawa Timur, diantaranya
adalah Masih terdapat wilayah dengan kondisi geografis yang sulit khususnya
wilayah kepulauan Madura yang sangat luas, dimana pendistribusian BBM
dan LPG mengandalkan moda transportasi air yang sangat tergantung pada
kondisi cuaca, Pengawasan dan Pengamanan distribusi membutuhkan
perhatian ekstra, Meningkatnya kebutuhan masyarakat di wilayah kepulauan,
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sehingga arus lalu lintas barang dan
-
jasa juga meningkat yang berimbas pada naiknya konsumsi BBM, sehingga
potensi terjadinya over kuota sangat besar di Tahun 2017 dengan kuota
2.206 KL dengan realisasi 2.002 KL, Tahun 2018 dengan kuota 2.120 KL
dengan realisasi 2.174 KL dan Tahun 2020 dengan kuota 1.910 KL dengan
realisasi 2.331 KL, Perlunya regulasi yang mengatur lebih detail mengenai
pengguna yang berhak untuk mendapatkan BBM Bersubsidi serta
peningkatan pengawasan dari Badan Pengatur maupun aparat keamanan
untuk penyalurannya dan Disparitas harga BBM Subsidi dan Non Subsidi
yang cukup lebar.
Upaya yang Dilakukan Mengatasi Permasalahan Penyaluran BBM &
LPG dengan Melaksanakan program digitalisasi SPBU sehingga dapat
membantu untuk memonitoring stok serta penyaluran ke konsumen. Saat ini
di Jawa Timur untuk digitalisasi sudah aktif di 402 SPBU, Melakukan
pendataan konsumen khususnya Solar JBT sehingga penggunaannya
semakin tepat sasaran, Menambah sarfas untuk daerah – daerah dengan
geografis yang sulit melalui program Pemerinta “BBM Satu Harga” dan
Meningkatkan kehandalan supply BBM untuk seluruh wilayah Jawa Timur.
7. Pengelolaan Gas Bumi di Jawa Timur PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk.
Di Jawa Timur PGN beroperasi di Area Surabaya, Area Sidoarjo yang
meliputi Sidoarjo dan Mojokerto serta Area Pasuruan yang meliputi Pasuruan
dan Probolinggo yaitu 156 BBTUD (Niaga Gas Bumi), 563 (Pelanggan
Komersial dan Industri), Pengoperasian jaringan pipa gas 1.946 Kilometer,
203 pelanggan kecil dan 83.201 pelanggan rumah tangga. Pemanfaatan Gas
Bumi di Jawa Timur dengan kebutuhan Gas Bumi di Jawa Timur dipenuhi dari
pasokan Lapindo Brantas, Pertamina PHE WMO, HCML Husky - CNOOC,
Ophir, dan KEI TSB. Industri pengguna gas bumi terbesar di Jawa Timur
adalah sektor Kelistrikan, disusul dengan Petrokimia Gresik kemudian terakhir
Badan Usaha Niaga lainnya.
Sektor pelanggan Gas Bumi Jawa Timur adalah industri 26% PGN &
BU Niaga lain, Pupuk 27% Petrokimia Gresik dan Kelistrikan 47% PLN
Gresik, PLTGU Grati (PLTGU Pasuruan).
-
Kendala pasokan gas di Jawa Timur dengan realiasi pasokan gas bumi
PGN di wilayah Jawa Timur selama Tahun 2019 belum pernah mencapai nilai
daily contract quantity. Terdapat gap antara 20 s.d 50 BBTUD setiap
bulannya. PGN memerlukan tambahan sumber pasokan gas bumi untuk
pemenuhan kebutuhan gas bumi pelanggan PGN di Jawa Timur. Solusi
pemenuhan pasokan gas bumi dengan pembangunan floating storage unit di
teluk lamong. Phase 1 (Short Term Regasification Solution) Pembangunan
Terminal Penerimaan LNG menggunakan FSU dan membuat Fasilitas Regas
untuk memenuhi kebutuhan 30 MMSCFD, Phase 2 (LNG Filling Station),
Pembangunan Terminal Pengisian LNG skala kecil (Iso Tank 20 feet – 40 feet
container) untuk distribusi LNG diluar sistem pipa PGN, sebesar 10
MMSCFD, Phase 3 (Long Term Regasification Solution), Pembangunan tanki
LNG permanen untuk pemenuhan demand PGN di Jawa Timur ± 180
MMSCFD (Tahun 2023), dan dapat berkembang untuk pemenuhan semua
kebutuhan gas di Jawa Timur sebesar 600 MMSCFD. Dalam pembangunan
PGN bersinergi dengan Pelindo III dan Dalam Pemanfaatan, PGN akan
bersinergi dengan PKG dan PLN.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah mengenai target bauran energi.
Saat ini, Realisasi Rasio Gasifikasi Nasional masih rendah terhadap target
yang dicanangkan Pemerintah pada RUEN, yaitu sebesar 12% dari target
sebesar 4 juta SR di tahun 2025. Sehingga Pemerintah menugaskan
Pertamina melalui PGN untuk membangun Jargas 1 Juta Sambungan dengan
dana investasi mandiri sampai dengan tahun 2021. (Gambar 9.)
Gambar 9.
Road Map Pembangunan Jargas Nasional
-
Sebaran Jaringan Gas di Jawa Timur s/d Tahun 2019 total yang
tersebar adalah 83.201 SR yaitu di (Tahun 2010 di Kabupaten Sidoarjo 4.061
SR, Tahun 2011 di Kabupaten Sidoarjo 2.457 SR), (Tahun 2012 di Kabupaten
Sidoarjo 2.230 SR), (Tahun 2014 di Kabupaten Sidoarjo 1.702 SR), (Tahun
2016 di Kota Surabaya 24.000 SR), (Tahun 2017 di Kota Mojokerto Sidoarjo
5.000 SR, Kabupaten Mojokerto 5.101 SR), (Tahun 2018 di Kota Pasuruan
6.314 SR, Kota Probolinggo 5.088 SR, Kabupaten Sidoarjo 7.093 SR),
(Tahun 2019 di Kabupaten Probolinggo 4.055 SR, Kabupaten Pasuruan
4.100 SR, Kota Mojokerto 4.000 SR, Kabupaten Mojokerto 4.000 SR,
Kabupaten Lamongan 4.000 SR.(Gambar 10.)
Gambar 10.
Sebaran Jargas di Jawa Timur s/d 2019
Gambar 11.
Rencana Pembangunan Jargas Jawa Timur 2020
-
Besaran kontribusi PGN untuk pengembangan mayarakat di wilayah
kerja PGN termasuk Jawa Timur sangat dipengaruhi oleh kinerja keuangan
dan kinerja operasional. PGN sebagai Subholding Gas akan senantiasa
berkomitmen untuk tetap memberikan kontribusi dalam pelaksanaan
pengembangan masyarakat khususnya di Jawa Timur.
Selama tahun 2019 PGN menyalurkan CSR sebesar lebih dari Rp 6
Milyar untuk masyarakat di wilayah Jawa Timur dengan proporsi terbesar
untuk pendidikan dan pelatihan, disusul dengan sarana ibadah dan
kesehatan. PGN melihat bahwa pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani
merupakan modal utama dalam membangun masyarakat indonesia yang
unggul sehingga perlu mendapatkan prioritas utama.
8. Pelaksanaan Subsidi Pupuk Oleh PT. Pupuk Indonesia (Persero)
Pada periode 2017-2019, jumlah kuota pupuk bersubsidi di Provinsi
Jawa Timur mengalami penurunan. Pada 2019 sebesar 2.786.284 ton dan
2020 sebesar 1.349.594 ton (tabel 6).
Tabel 8. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Provinsi Jawa Timur
Tahun 2019 – 2020 (Ton)
Untuk tahun anggaran 2020, Provinsi Jawa Timur memperoleh kuota
pupuk bersubsidi sebesar 1.349.594 Ton. Dari sisi distribusi kuota menurut
wilayah, penerima kuota terbesar Alokasi Tahun 2020 adalah Kabupaten
-
Jember sebesar 93.050 Ton, Kabupaten Lamongan sebesar 83.764 Ton, dan
Kabupaten Bojonegoro sebesar 83.687 Ton (tabel 9).
Tabel 9.
Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi TA 2020 di Provinsi Jawa Timur
-
Sampai Dengan 26 Februari 2020, realisasinya baru mencapai
sebesar 25 persen, 2019 (94 persen). Berdasarkan jenis pupuk, realisasi jenis
pupuk terendah Sampai Dengan 26 Februari 2020 adalah jenis pupuk NPK,
yakni baru mencapai 20 persen. Untuk SP-36 sebesar 32 persen, Organik
sebesar 30 persen, Za sebesar 29 persen dan Urea sebesar 26 persen.
Terkait dengan sinergitas atau kerjasama antara PT. Pupuk Indonesia
(Persero) dengan pemerintah daerah pada saat proses penetapan kuota,
monitoring dan evaluasi, perusahaan telah melakukan koordinasi dengan
Kementerian Pertanian di tingkat pusat. Sedangkan produsen anak
perusahaan melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian setempat terkait
penyediaan data, monitoring dan evaluasi penyaluran pupuk bersubsidi.
Selain itu, produsen anak perusahaan juga telah berkoordinasi dengan Dinas
-
Pertanian setempat maupun stakeholder lainnya selaku anggota KP3 (Komisi
Pengawas Pupuk dan Pestisida) untuk melakukan pengawasan pupuk
bersubsidi di lapangan.
Isu kelangkaan yang terjadi dibeberapa kabupaten di Provinsi Jawa
Timur disebabkan karena belum tersedianya e-RDKK di kios/pengecer
sedangkan di Peraturan Menteri Pertanian RI No. 01 Tahun 2020 tentang
Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian TA
2020 khususnya pasal 4 dan 5 diatur bahwa Pupuk Bersubsidi diperuntukan
bagi petani yang telah tergabung dalam kelompok tani dan wajib menyusun
e-RDKK.
Dalam menjalankan kebijakan pupuk bersubsidi yang ditugaskan oleh
Pemerintah, ada beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi oleh
perusahaan, yakni:
Kuota pupuk bersubsidi ditetapkan oleh Kementerian Pertanian baik
melalui ketentuan yang diatur dalam Permentan maupun SK Dirjen
menjadi dasar produsen untuk menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai
dengan kuota/alokasi tersebut.
Permentan yang mengatur tentang alokasi pupuk bersubsidi untuk
masing-masing provinsi tersebut dalam pelaksanaannya perlu diikuti
dengan SK Dinas tingkat Provinsi (alokasi per kabupaten) maupun
kabupaten (alokasi per kecamatan) sehingga apabila penerbitan SK
Dinas tersebut terlambat mengakibatkan produsen akan mengalami
kesulitan dalam penyaluran pupuk bersubsidi di lapangan, selain itu,
untuk tahun anggaran 2020 diatur bahwa penyaluran pupuk
bersubsidi harus berdasarkan e-RDKK sehingga apabila e-RDKK
tersebut belum diterbitkan maka produsen belum dapat melayani
penyaluran pupuk bersubsidi.
Alokasi yang ditetapkan tersebut belum tentu menggambarkan
kebutuhan yang sebenarnya sehingga diperlukan realokasi baik antar
provinsi maupun antar jenis pupuk. Ketetapan realokasi merupakan
kewenangan dari Kementerian Pertanian dan menjadi dasar bagi
produsen dalam menyalurkan pupuk bersubsidi di wilayah tersebut
-
9. Pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) Oleh PT. Pelni (Persero)
PT PELNI saat ini mengoperasikan 113 unit kapal terdiri atas 26 kapal
penumpang tipe 3.000 dan 2.000 pax sebanyak 12 unit, tipe 1.000 pax 9 unit
dan tipe 500 atau Roro 5 unit, 53 kapal perintis, 13 kapal barang tol laut, 3
kapal barang komersial, 1 kapal ternak dan 17 kapal rede.
PT PELNI mampu mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang
hingga 33 persen sepanjang 2019, penumpang yang telah dilayani mencapai
4.808.716 orang atau naik 33 persen dibandingkan dengan 2018. Tahun 2018
penumpang yang dilayani mencapai 3.615.817 orang. Terdapat lima kapal
dengan tipe 2000 pax yang mengalami kenaikan siginifikan, terdiri atas :
KM Kelud Jakarta-Batam-Tanjungbalai-Belawan, naik dari 190.607
pelanggan menjadi 393.924 pelanggan atau naik 107 persen.
KM Dorolonda dari 178.978 menjadi 305.482 pelanggan atau naik 71
persen.
KM Sinabung dari 198.412 menjadi 337.253 penumpang atau naik 70
persen.
KM Gunung Dempo dari 147.220 menjadi 245.590 penumpang , naik
67 persen
KM Nggapulu dari 230.352 menjadi 310.084 pelanggan, naik 35
persen.
Kapal rute Jakarta-Surabaya-Makasar-Ambon-Jayapura naik rata-rata
di atas 60 persen.
Untuk pelayaran dari dan menuju Provinsi Jawa Timur (Pelabuhan
Tanjung Perak), kapal penumpang perusahaan yang melayani ada 13 (Tga
Belas) kapal, yakni: KM Umsini, KM Awu, KM Bukit Raya, KM Kelimutu, KM
Dobonsolo, KM Ciremai, KM Nggapulu, KM Dorolonda, KM Gn. Dempo, KM
Labobar, KM Sinabung, KM Leuser, KM Egon. Dalam periode 2016-2020,
jumlah penumpang baik dari maupun menuju Jawa Timur mengalami
peningkatan setiap tahunnya (gambar 12). Untuk embarkasi Jawa Timur,
tingkat pertumbuhan rata-ratanya mencapai 5,45 persen. Sedangkan untuk
debarkasi mencapai 6,54 persen.
-
Gambar 12. Tren Kinerja Produksi Surabaya
PT. Pelni (Persero) sebagai penyelenggara angkutan laut diwajibkan
untuk melaksanakan angkutan laut penumpang kelas ekonomi ke seluruh
pelosok tanah air dengan tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah sejak tahun
2003, khususnya untuk kelas ekonomi. Untuk pelaksanaan kewajiban
tersebut PT. Pelni (Persero) memperoleh kompensasi berupa dana public
service obligation (PSO) dari Pemerintah1. Dalam kurun waktu 2015-2020,
nilai alokasi anggaran PSO yang diterima oleh perusahaan berfluktuasi,
dimana 2015-2017 mengalami tren meningkat, 2017-2019 mengalami
penurunan, serta meningkat kembali pada 2020. Dari sisi realisasi, mayoritas
realisasi anggaran PSO melampaui alokasi anggarannya, kecuali tahun 2017
(gambar 4)2. Kenaikan yang cukup tajam pada 2019 disebabkan oleh imbas
kenaikan harga tiket pesawat.
Gambar 13. TREN Penyaluran PSO (dalam 5 Tahun) PT. Pelni (Persero)
1 Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation) adalah Kewajiban Pelayanan Publik Bidang Angkutan Laut untuk
penumpang kelas ekonomi sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan yang pelaksanaannya ditugaskan kepada PT. PELNI (Persero). Kompensasi adalah Kewajiban Pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan penugasan PSO yang besarnya adalah selisih antara biaya produksi dan tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah. Biaya Produksi adalah Biaya Pokok Penjualan PSO angkutan penumpang kelas ekonomi yang merupakan semua biaya yang bisa dibebankan untuk penyelanggaran Pelayanan publik ditambah keuntungan dan pajaknya. Tarif adalah harga jasa angkutan yang harus dibayar oleh pengguna jasa pada satu trayek angkutan laut dalam negeri yang ditetapkan oleh pemerintah 2 Kelebihan dari target PSO ditagihkan kepada Direktorat Jenderal Hubungan Laut Kementerian Perhubungan dan biasanya
dibayarkan di tahun depan (carry over).
-
Untuk profil penugasan kapal penumpang dan kapal barang yang
dilayani dengan alokasi PSO dengan Kapal, Unit, Pelabuhan, Trayek dan
Ruas yang ada (Tabel 10).
Tabel 10. Profil Penugasan TREN Penyaluran Subsidi PT. Pelni (Persero)
Gambar 14. TREN Kinerja Produksi Penumpang (Kapal Penumpang dan Perintis) PT. Pelni (Persero)
TREN kinerja produksi penumpang (kapal penumpang dan perintis)
dan muatan (kapal penumpang, kapal barang dan kapal ternak PT. Pelni
(Persero). Dalam kurun waktu 2015-Januari 2020, nilai alokasi anggaran PSO
yang diterima oleh perusahaan berfluktuasi, dimana 2015-2019 dan
mengalami penurunan pada Tren kinerja produksi penumpang (kapal
penumpang dan perintis) 2016-2018 mengalami penurunan dibanding tahun
2015 dan di tahun 2019 naik lebih meningkat dibanding 2015, yaitu Kapal
penumpang 4.818.383 jiwa, Kapal perintis 516.629 jiwa dan kapal rede
19.2017.
-
Gambar 15. TREN Kinerja Produksi Muatan (Kapal Penumpang, Kapal Barang dan Kapal Ternak)
PT. Pelni (Persero)
TREN kinerja produksi muatan (kapal penumpang, kapal barang dan
kapal ternak) PT. Pelni (Persero), dalam kurun waktu 2015-Januari 2020,
nilai alokasi anggaran PSO yang diterima oleh perusahaan berfluktuasi,
dimana 2015-2019 dan mengalami peningkatan. Pada Tren kinerja produksi
muatan (kapal penumpang, kapal barang dan kapal ternak) 2016-2019
mengalami penurunan dibanding tahun 2015. Sedangkan Kapal barang
2015-2019 dan di tahun 2019 mengalami peningkatan dibanding 2015 yaitu
kapal penumpang 11.356 Teus terkecuali untuk kapal barang turun 3.587
Teus di 2016-2018 dan walaupun kapal ternak 2015 tidak ada angkutan jika
dibandingkan 2016-2019 sangat terlihat mengalami penurunan angkutan
yaitu 2019 sebanyak 7.899 Ekor ternak sapi.
10. Penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM
Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan dana bergulir,
Kementerian Koperasi dan UKM memiliki satuan kerja yang bernama
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (LPDB-KUMKM) yang bertugas melaksanakan pengelolaan dana
bergulir untuk pembiayaan KUMKM dan pengelolaan dana negara di bidang
pengembangan ekonomi lokal, tugas LPDB-KUMKM adalah (Melakukan
manajemen keuangan negara yang terkait dengan proyek di bidang KUMKM
(Pembangunan Pasar, Pemasaran, dan Pembiayaan Ekspor-Impor),
(Melakukan standarisasi keuangan dan manajemen produk di kalangan
-
KUMKM), (Mendistribuskan dan mengelola dana APBN yang beredar di bank
daerah, BPR, dan Koperasi untuk memaksimalkan penggunaan anggaran
agar tepat guna, dan tepat sasaran), (Melakukan kerjasama dengan lembaga
dalam dan luar negeri terkait sektor KUMKM, terutama di bidang intergrasi
standar dan pembiayaan), (Melakukan kajian dan rekomendasi kebijakan
terkait pelaksanaan teknis program dan pendanaan KUMKM di lapangan)
LPDB-KUMKM dibentuk dengan Surat Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 19.4/Per/M.KUMKM/VIII/2006
tanggal 18 Agustus 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor
11/Per/M.KUKM/VI/2008 tanggal 26 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil
dan Menegah Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-
292/MK.5/2006 Tanggal 28 Desember 2006 LPDB-KUMKM ditetapkan
sebagai instasi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Independen dan Terpisah, sehingga LPDB-KUMKM berhak melakukan
kebijakan sesuai dengan kebutuhan. Dengan dibentuknya LPDB-KUMKM
diharapkan pengelolaan dana bergulir dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya untuk mencapai tujuan dan menghasilkan manfaat berkelanjutan atas
dana negara yang menyasar kalangan Koperasi dan UMKM.
Tabel 11. Capaian Tahun 2019 LPDB-KUMKM
-
Tabel 12. Sebaran Penyaluran Provinsi Jawa Timur
Gambar 16. Sebaran Penyaluran Provinsi Jawa Timur
-
11. Pelaksanaan Subsidi Bunga KUR Oleh Himbara
(PT. Bank Mandiri, Tbk., PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk., PT. Negara
Indonesia, Tbk., PT. Bank Tabungan Negara, Tbk.)
a. PT. Bank Mandiri, Tbk.
Dalam memberikan layanan perbankan di seluruh Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Timur data Januari 2020, perusahaan memiliki 322
jaringan kantor konvensional Mandiri (terdiri dari 169 kantor cabang, 153
kantor mikro). Jaringan kerja elektronik terdiri dari ATM 2.326 (Merah
Putih 2.105 dan Regular 221 ATM) dan Agen Branchless 5.259 dan
Turunan Agen 43.175, Electronic Data Capture 24.186 (Merah Putih
6.764 dan Regular 17.422).
Bank Mandiri berperan aktif dalam mendukung program Pemerinah
dan aktif dalam sinergi BUMN seperti Bansos di Jawa Timur dengan
Penyaluran selama tahun 2019 pada 295 ribu KPM dengan nominal Rp.
218 Milyar, Rumah Kreatif yaitu dengan memberikan Fasilitas Rumah Kreatif
di Surabaya yang telah membina 915 UKM terdaftar, Sinergi HIMBARA
Konversi 2.096 unit ATM Merah Putih dan 6.764 unit EDC Merah Putih,
Switching Company yaitu Integrasi jaringan elektronik HIMBARA di bawah
pengelolaan PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN) dan Kredit Talangan
BPJS telah melayani 41 Rumah Sakit dengan total dana talangan Kredit
sebesar Rp. 442 Milyar.
Selama tahun 2019, Bank Mandiri Region VIII telah menyalurkan
KUR kepada 73.197 nasabah atau total Rp. 5,2 Tn (naik 53%) di seluruh
Jawa Timur yaitu di area Surabaya dengan Limit Rp. 677,6 Miliar
sebanyak 8.188 Nasabah, Area Jember dengan Limit Rp. 1.589,8 Miliar
sebanyak 24.134 Nasabah, Area Malang dengan Limit Rp. 826,2 Miliar
sebanyak 10.483 Nasabah, Area Madura dengan Limit Rp. 254,3 Miliar
sebanyak 3.405 Nasabah, Area Kediri dengan Limit Rp. 1.266,6 Miliar
sebanyak 18.654 Nasabah, Area Gresik dengan Limit Rp. 625,1 Miliar
sebanyak 8.333 Nasabah. Pencapaian Terhadap Target KUR 2019
sebanyak 102% dan Approval Rate 98%.
-
Secara umum kinerja Bank Mandiri Peningkatan penyaluran KUR
sepanjang tahun 2019 pada Region VIII selaras dengan pertumbuhan
baki debet yang sehat dan sustain selama 3 tahun terakhir yaitu
Tahunnya 2017 sebesar 2,9 T dengan 1,2%, Tahunnya 2018 sebesar 4,0
T dengan 0,6%, Tahunnya 2019 sebesar 6,3 T. Penurunan suku bunga
meningkatkan penyaluran KUR secara YoY Baki Debet 57,4% dan NPL YoYnya
0,3%. (gambar 17).
Gambar 17. Peningkatan penyaluran KUR sepanjang tahun 2019 pada Region VIII selaras dengan
pertumbuhan baki debet yang sehat dan sustain selama 3 tahun terakhir
Penyaluran KUR memberikan dampak positif pada segmen UMKM
Jawa Timur itu terlihat dari penyaluran dan suku bunganya yang terlihat di
Gambar 18 dibawah ini, disitu terlihat penyaluran Januari di Tahun 2019
sebanyak 243 M dengan Penurunan suku bunga meningkatkan
penyaluran KUR secara YoY 100,7% dan Penyaluran Januari 2020 naik
mencapai 487 M. Tahun 2019 7% dan di Tahun 2020 suku bunga
penyaluran KUR seluruh sektor usaha sama turun 6%. Dimana KUR terus
mensejahterakan bisnis UMKM secara berkelanjutan dengan jumlah
debitur KUM naik kelas dari 2018 6.342 di Tahun 2020 menjadi 7.764.
Penurunan suku bunga meningkatkan penyaluran KUR secara YoY 22%.
Sedangkan untuk Baki debet KUM juga naik kelas dari semula di Tahun 2018
-
357 M naik kelas di Tahun 2019 mencapai 487 M dengan Penurunan suku bunga
meningkatkan penyaluran KUR secara YoY 36%.
Gambar 18.
Penyaluran KUR dan Suku Bunga penyaluran KUR seluruh sektor usaha pada
UMKM Jawa Timur
b. PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.
Dalam memberikan layanan perbankan di seluruh Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Timur, perusahaan memiliki 1,274 jaringan kantor
konvensional BRI (2 kantor wilayah, 49 kantor cabang, 75 KCP, 818 BRI
Unit, 44 Kantor Kas, 284 Teras BRI, 2 Teras Keliling), 94,190 jaringan
kerja elektronik (terdiri dari 68,448 Agen Brilink, 2,503 ATM, 585 CRM dan
22,654 EDC).
Secara umum kinerja Bank BRI dalam 5 (lima) tahun terakhir
2015-2019 di Provinsi Jawa Timur untuk pinjaman mengalami tren
meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan dana pihak
ketiga sebesar Rp. 9.9 T/Tahun dan pinjaman sebesar Rp. 8.6 T/Tahun.
(gambar 19), dengan aset mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar Rp.
105 T/Tahun.
-
Gambar 19. Kinerja Finansial Simpanan, Pinjaman dan Aset BRI Jawa Timur
Penyaluran dan sektor ekonomi KUR BRI Nasional dimana KUR
BRI di 2019 dengan kinerja hingga bulan Desember 2019 menyalurkan
sebanyak 87,8 T dengan 4,07 Juta Debitur. KUR Mikro 75,709,433, 86%
KUR TKI 181,181,0% dan KUR Mikro12,008,950,14%. KUR Mikro
memiliki 4,004,051 Debitur nilai 75,709,433 Rupiah mencapai target
75,648,600 dan berhasil mencapai 100.08%. KUR TKI memiliki 14,427
Debitur nilai 181,181 Rupiah mencapai target 222,002 dan berhasil
mencapai 81.61%. KUR Kecil memiliki 53,923 Debitur nilai 12,008,950
Rupiah mencapai target 12,100,000 dan berhasil mencapai 99.25%.
Penyaluran KUR BRI meningkat di 5 tahun terakhir di Provinsi Jawa
Timur dengan total penyaluran kredit KUR BRI yaitu di Tahun 2015
mencapai 92% (154,771 Debitur, 2,170 T dan targetnya 2,370 T),
Tahun 2016 mencapai 98% (701,634 Debitur, 10,250 T dan targetnya
-
10,420 T), Tahun 2017 mencapai 110% (736,712 Debitur, 11,830 T dan
targetnya 10,750 T), Tahun 2018 mencapai 92% (748,487 Debitur, 12,236
T dan targetnya 13,364 T), Tahun 2019 mencapai 102% (772,543 Debitur,
14,708 T dan targetnya 14,484 T).
Berdasarkan sektor usaha, Pada tahun 2017-2018 KUR BRI lebih
banyak disalurkan pada sektor Perdagangan. Namun pada tahun 2019,
sektor produksi lebih mendominasi walaupun belum mencapai target
sebesar 60% (Gambar 20.).
Gambar 20. Penyaluran KUR BRI per Sektor Ekonomi Area Jawa Timur
Penyaluran KUR BRI 2019 Jawa Timur berdasarkan sektor
ekonomi, seperti Pertanian, perburuan dan kehutanan (Total Debitur
262,176 dan Total Platfon 4,562,810), Perikanan (Total Debitur 10,248
dan Total Platfon 244,459), Industri Pengolahan (Total Debitur 61,776 dan
Total Platfon 1,259,401), Konstruksi (Total Debitur 496 dan Total Platfon
8,902), Perdagangan Besar dan Eceran (Total Debitur 350,132 dan Total
Platfon 6,952,770), Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan
Minum (Total Debitur 16,778 dan Total Platfon 334,636), Transportasi,
Pergudangan dan Komunikasi (Total Debitur 4,531 dan Total Platfon
111,560), Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan (Total
Debitur 2,308 dan Total Platfon 52,073), Jasa Pendidikan (Total Debitur
668 dan Total Platfon 13,162), Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (Total
Debitur 1,290 dan Total Platfon 25,255) dan Jasa Kemasyarakatan, Sosial
Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya (Total Debitur 62,120 dan Total
Platfon 1,137,916). Penyaluran terbesar ada di sektor Perdagangan Besar
-
dan Eceran, yaitu sebesar 350.132 debitur dengan Plafon sebesar Rp.
6.952.770 (Tabel 13.).
Tabel 13. Penyaluran KUR BRI per Sektor Ekonomi Area Jawa Timur
Target penyaluran KUR BRI tahun 2019 di provinsi Jawa Timur
sebesar Rp 14,48T, dan selama tahun 2019 sudah tersalurkan sebesar
Rp 14.708 T atau tercapai sebesar 101.55 % (Tabel 14.).
Tabel 14. Penyaluran KUR BRI Jawa Timur 2019 (Berdasarkan Besaran Kredit)
Realisasi Penyaluran KUR BRI Jawa Timur berdasarkan karakteristik
nasabah Berdasarkan Karakteristik Nasabah, dari total penyaluran
Rp 14,700.732 juta, sebesar Rp. 7.574 Juta atau 0,052% adalah nasabah
non-perorangan seperti CV dan Koperasi.
Non-Performing Loan (NPL) KUR BRI Jawa Timur dengan kualitas
penyaluran kredit KUR terjaga dengan baik masih dibawah 3% dan suku
bunga KUR berlaku sama untuk semua sektor usaha, baik untuk modal
kerja maupun investasi.
-
Dalam melaksanakan penyaluran KUR di wilayah Provinsi Jawa Timur,
perusahaan menghadapi beberapa tantangan dan hambatan. Pertama,
banyaknya wilayah remote area yang menyebabkan terhambatnya KUR ke
beberapa wilayah tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor akses transportasi
dan komunikasi yang cukup sulit ke wilayah-wilayah tersebut. Kedua,
kurangnya sosialisasi tentang KUR kepada masyarakat. Kurangnya
sosialisasi tersebut menyebabkan terdapatnya persepsi di masyarakat
bahwa KUR merupakan program kredit bantuan dari pemerintah dan tidak
menjadi kewajiban masyarakat untuk membayar sampai pinjaman tersebut
lunas. Secara umum penyaluran KUR di Provinsi Jawa Timur berjalan
dengan Lancar. Namun masih ditemukan sedikit Kendala yang terjadi di
lapangan, yaitu Gangguan koneksi saat proses Request SIKP.
Dampak penurunan tingkat suku bunga KUR adalah Mengingat
suku bunga KUR tahun 2020 turun menjadi 6%, Hal ini menjadikan pelaku
usaha mendapatkan kemudahan/keringanan dalam pembayaran kewajiban
sehingga semakin meningkatkan besar plafond yang dapat diperoleh untuk
lebih meningkatkan skala usaha. Sehingga solusi dan strategi penyaluran
KUR yang ditawarkan adalah Melakukan Sosialisasi dan Edukasi kepada
pengusaha UMKM di kelurahan, kecamatan, RT/RW, dan lain lain,
Penyaluran KUR dengan Sistem Cluster, Melakukan pemasaran langsung
kepada calon nasabah potensial KUR dan Mempercepat proses bisnis BRI
dengan layanan digitalisasi melalui Aplikasi BRISpot.
Dampak program KUR terhadap Produktivitas dan perkembangan
usaha UMKM adalah dengan Jumlah debitur BRI dari tahun 2018 ke 2019
meningkat sebesar 809.828 debitur, Terdapat debitur yang naik kelas
dengan total Rp. 250.075 Juta, Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS), angka kemiskinan Jawa Timur terus menurun dari tahun 2016
hingga 2018 terlihat di Jumlah Penduduk Miskin dari 2016 (4.703.30
Ribu/12.05%), 2017 (4.617,01Ribu/11,77%), 2018 (4.332,59 Ribu/10,98%).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan
Jawa Timur terus menurun dari tahun 2016 hingga 2018, Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Jawa Timur meningkat dari tahun 2015 – 2018 Yaitu (Tahun 2015
memiliki PDRB 1,650,133), (Tahun 2016 memiliki PDRB 1,808,694), (Tahun
-
2017 memiliki PDRB 1,961,324) dan (Tahun 2018 memiliki PDRB
2,127,972).
c. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk.
BNI memiliki komitmen tinggi dalam mendukung pemberdayaan
UMKM melalui pertumbuhan penyaluran KUR yang solid dengan mitigasi
risiko yang terkontrol. Penyaluran KUR di Provinsi Jawa Timur yang
diberikan oleh Bank Negara Indonesia tumbuh rata-rata 94.1% per tahun,
dengan jumlah KUR disalurkan di 2019 mencapai Rp4,301 Milyar, kepada
lebih dari 102 ribu debitur. NPL terjaga di level 0,45%.
Gambar 21. Kinerja Penyaluran KUR BNI Jawa Timur
Penyaluran KUR Mikro dan KUR Kecil di Provinsi Jawa Timur yang
signifikan menyebabkan porsi KUR Kecil menjadi 87% dari total
penyaluran KUR di 2019. KUR Mikro (2015-2019 dari Rp. 2,73 M
meningkat mencapai Rp. 1.654,08 M di Tahun 2019) sedangkan untuk
jumlah debitur 2015-2019 dari 134 Debitur meningkat 65.889 Debitur di
Tahun 2019. KUR Kecil (2015-2019 dari Rp. 473,91 M meningkat
mencapai Rp. 2.644,36 M di Tahun 2019) sedangkan untuk jumlah debitur
2015-2019 dari 1.879 Debitur meningkat 41.990 Debitur di Tahun 2019.
KUR TKI (2015-2019 dari Rp. 0 M meningkat mencapai Rp. 2,80 M di
-
Tahun 2019) sedangkan untuk jumlah debitur 2015-2019 dari 0 Debitur
meningkat 55 Debitur di Tahun 2019. (Gambar 22.).
Gambar 22. Penyaluran KUR per Jenis Produk Jawa Timur
Penyaluran KUR per sektor ekonomi Provinsi Jawa Timur
mencapai 73% Penyaluran KUR BNI selama 2019 diberikan pada sektor
Produksi (Non Perdagangan). Sektor Pertanian mendapat Rp. 2,567
M/59%, Sektor Perdagangan Rp. 1,145 M/27%, Sektor jasa-jasa
Rp. 229 M/5%, Sektor Industri Pengolahan Rp. 331 M/8% dan Sektor
Pengangkutan, Pergudangan Rp. 30 M/1%. Sedangkan komposisi
penyaluran KUR per sektor Ekonomi di (Tahun 2015 sebanyak 0,48 T
yaitu Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel 78,02%, Sektor
Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 1,65%, Sektor Industri
Pengolahan 7,86%, Sektor Pertanian, Perburuan & Sarana Pertanian
8,71% dan Sektor Jasa-jasa 3,77%) terjadi peningkatan dan penurunan
berdasarkan sektornya sampai di Tahun 2019 yaitu (Tahun 2019
sebanyak 4,30 T mengalami kenaikan daripada tahun sebelumnya.
Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel 26,61% mengalami penurunan
dari 4 tahun sebelumnya, Sektor Pengangkutan, Pergudangan dan
Komunikasi 0,69% juga mengalami penurunan, Sektor Industri
Pengolahan 7,70% mengalami penurunan, Sektor Pertanian, Perburuan
& Sarana Pertanian 59,6% mengalami kenaikan dari 4 Tahun
sebelumnya dan Sektor Jasa-jasa 3,77% mengalami penurunan dari
tahun 2017 dan 2018.) Sejalan dengan target pemerintah, maka secara
-
gradual porsi KUR pada sektor perdagangan menurun digantikan sektor
produksi. (Gambar 23.)
Gambar 23. Penyaluran KUR per Sektor Ekonomi Produk Jawa Timur
Realisasi Penyaluran KUR BNI 2019 yang sudah terelalisasi per
Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yaitu Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan,
Lumajang, Pamekasan, Jombang, Gresik, Blitar, Mojokerto, Madiun,
Jember, Kediri, Bojonegoro, Lamongan, Ponorogo, Probolinggo,
Banyuwangi, Tulungagung, Malang, Tuban, Kab. Lainnya. Dari realisai di
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dapat diketahui Plafond penyerapan
KUR terbesar ada di Kota Surabaya sebesar 588,02 sedangkan jumlah
Debitur KUR terbesar adalah di Kabupaten Tuban sebanyak 12.440
Debitur. (Gambar 24.)
Gambar 24. Realisasi Penyaluran KUR BNI 2019 Per Kab/Kota Provinsi Jawa Timur
-
Keberhasilan Program KUR BNI dengan Graduasi Nasabah KUR
yaitu Sejak 2015, total debitur KUR BNI yang telah memperoleh kredit
naik kelas berjumlah 12.459 orang dengan maksimum kredit setelah naik
kelas sebesar Rp. 6.183 M.
Survey secara nasional kepada 2.403 debitur KUR (termasuk 40%
diantaranya debitur KUR BNI), menunjukan adanya peningkatan kualitas
debitur dalam bentuk: 33,5% Responden mengakui adanya penambahan
dalam hal jumlah tenaga kerjanya setelah mendapatkan KUR, 82,6%
Responden mengakui adanya kenaikan omzet dan 82,3% Responden
mengakui adanya kenaikan Profit.
Keberhasilan penyaluran kredit dengan pola Clustering Pertanian
Tebu, Dampak Bisnisnya : Penyaluran pada 7.310 Petani Tebu dengan
total Penyaluran Rp.985 Miliar di 15 SKC/STA, Kualitas kredit
(Kolektibility) saat ini 99,99% dan Kemudahan Monitoring (dibantu
Pendamping/Sindur) mengurangi load JRM/AKS. Dan Key Poinnya
adalah Close Loop (Cashless) karena kredit dikelola Pabrik Gula sampai
pelunasan kredit, Pencairan kredit sesuai dengan kebutuhan penanaman
(Rekomendasi Pabrik Gula), Sifat Komoditas Tebu dimana terhadap
ketergantungan buyer tinggi dan Kondisi Perusahaan Pabrik Gula. Peran
Pabrik Gula (PG) yaitu untuk Memberikan rekomendasi petani Calon
Debitur beserta informasi lahan petani (Rekomendator), Men-supply
Benih, Pupuk, Obat (Agroinput), Membeli hasil Panen Petani pada saat
panen (Offtaker), Pada penjualan hasil panen, PG memotong untuk
pelunasan kredit dan sisanya diberkan cash pada petani (Collection).
Keberhasilan Program KUR BNI Ekosistem Bisnis Smartfarming 4.0
BNI Smartfarming merupakan metode pertanian cerdas berbasis Internet
of Things (IoT), dengan menerapkan teknologi Sensor Tanah dan Cuaca
untuk pemantauan secara realtime, diimplementasikan sebagai bagian
Program Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0.
-
d. PT. Bank Tabungan Negara, Tbk.
Realisasi dan Perkembangan Penyaluran KUR Prov. Jawa Timur
Periode 3 Tahun Terakhir di Provinsi Jawa Timur di Tahun 2017 dengan
Platfondnya Rp. 1,175 Juta dan 5 Debitur, Tahun 2018 Platfondnya Rp.
20,270 Juta dan 74 Debitur, Tahun 2019 Platfondnya Rp. 14,288 Juta dan
75 Debitur. Terbanyak Total Platfond dan Debiturnya adalah di Kota
Surabaya (2017-2019 dengan Total Rp 8,150 Juta dan Total 26). (Tabel
15.)
Tabel 15. Realisasi penyaluran KUR BTN Provinsi Jawa Timur
Realisasi penyaluran KUR BTN Provinsi Jawa Timur menurut
Sektor Usahanya adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib, Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional
Lainnya, Industri Pengolahan, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,
Hiburan dan Perorangan Lainnya, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, Jasa
Pendidikan, Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga, Kegiatan yang
Belum Jelas Batasannya, Konstruksi, Listrik, Gas, dan Air, Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, Perantara KeuanganPerdagangan Besar dan
Eceran, Perikanan, Pertambangan dan Penggalian, Pertanian, Perburuan
dan Kehutanan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan dan
Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi. Capaian yang dihasilkan di
(Tahun 2017 Platfond Rp.1,175 Juta dan 5 Debitur), (Penaikan daripada
Tahun 2017 dimana Tahun 2018 Platfond Rp.20,270 Juta dan 74 Debitur),
(Mengalami penurunan dari 1 Tahun sebelumnya Tahun 2019 Platfond
-
Rp.14,288 Juta dan 75 Debitur), (Januari Tahun 2020 Platfond Rp.580 Juta
dan 3 Debitur).
Tabel 16. Realisasi penyaluran KUR BTN Provinsi Jawa Timur menurut Sektor Usaha
Realisasi dan Perkembangan Penyaluran KUR Prov. Jawa Timur
Periode 2017 – 2019 dimulai dengan Kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan penyaluran KUR yaitu Kapasitas SDM UMKM masih rendah
khususnya dalam pencatatan keuangan, Persyaratan legalitas usaha yang
belum terpenuhi (seperti NPWP, Surat Keterangan Usaha) Kelembagaan
UMKM yang dapat mengkoordinir dalam bentuk kelompok usaha untuk
pengajuan KUR masih sedikit.
Kendala dan permasalahan dalam proses pengajuan KUR adalah
Kendala dan permasalahan yang dihadapi calon nasabah (yang mengajukan
KUR, Persyaratan legalitas usaha yang belum terpenuhi seperti NPWP,
Surat Keterangan Usaha) Riwayat kredit calon debitur yang kurang
baik/memiliki kolektibilitas NPL), Dampak penurunan tingkat suku bunga
KUR terhadap pengembangan sektor UMKM (Berdasarkan data realisasi
KUR YoY Prov. Jawa Timur bulan Januari 2019 dan Januari 2020, terdapat
pertumbuhan realisasi KUR sebesar 30.34% atau tumbuh sebesar 135 juta
dengan adanya penurunan tingkat suku bunga KUR).
-
Permasalahan dalam mengimplementasi Program KUR yaitu
Kapasitas SDM UMKM masih rendah khususnya dalam pencatatan
keuangan dan Persyaratan legalitas usaha yang belum terpenuhi (seperti
NPWP, Surat Keterangan Usaha) Kelembagaan UMKM yang dapat
mengkoordinir dalam bentuk kelompok usaha untuk pengajuan KUR masih
sedikit.
Solusi serta strategi untuk mengatasi permasalahan adalah
Sehubungan Bank BTN merupakan Bank fokus perumahan, penyaluran KUR
diarahkan pada sektor housing dan housing related. Salah satunya dengan
penyaluran KUR dengan Pola Kemitraan (yaitu penyaluran KUR kepada
kontraktor, subkontraktor dan supplier dari Developer Prima mitra Bank BTN)
Untuk sektor non konstruksi penyaluran pola kemitraan dengan kerjasama
offtaker.
Persentase Pengajuan KUR : Persentase Pengajuan yang Diterima
Pengajuan dan Persentase yang Ditolak Pengajuan. Maksudnya adalah
Selama tahun 2019 persentase tingkat pengajuan KUR yang diterima dan
ditolak di Provinsi Jawa Timur sebesar 50% : 50%. Sedangkan untuk
Permasalahan Pengajuan yang Ditolak maksudnya adalah Riwayat kredit
calon debitur yang kurang baik (memiliki kolektibilitas NPL) Tercatat sebagai
mitra bank penyalur lainnya.
Dampak Program KUR kepada Produktivitas dan Perkembangan
UMKM yaitu Program KUR Bank BTN memberikan dampak positif kepada
perkembangan UMKM diantaranya mendorong pengembangan usaha mikro,
kecil dan menengah pada bidang konstruksi di mana sebesar 23% dari posisi
realisasi KUR di Provinsi Jawa Timur termasuk dalam sektor usaha
konstruksi dan Dampak positif program KUR di Provinsi Jawa Timur dapat
dilihat dari kenaikan penjualan usaha debitur dan laba bersih dari pada saat
awal pengajuan KUR.
Startegi KUR Bank BTN tahun 2020 : (1) Penyaluran KUR pada 4
sektor housing related KUR dengan pola kemitraan bekerjasama dengan
bouwheer developer prima Bank BTN dan pengembangan program
homestay (wilayah Banyuwangi, borobudur dan Mandalika). (2) Penyaluran
KUR pada sektor non housing related yaitu kerjasama kemitraan untuk
penyaluran KUR dan PK di sektor Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan
-
Perikanan dengan offtaker. (3) Program sales dan promosi yaitu Pengadaan
media promosi, KUR (Brosur, Banner, Video dan iklan di Media Sosial),
Sponsorship Event / Expo dan Pameran UMKM dan Gathering Developer.
Adapaun pencapaian KPR Subsidi Provinsi Jawa Timur Posisi Januari
Tahun 2020 yaitu di kantor cabang Bangkalan, Banyuwangi, Gresik, Jember,
Kediri, Kupang, Madiun, Malang, Mojokerto, Sidoarjo. Grand Total dari
Target 2020 mencapai Platfond 872,318 Juta 6,884 Unit. Target Januari
2020 sebesar Platfond 56,613 Juta di 387 Unit dan Realisasinya Januari
2020 tersalurkan sebanyak Platfond 15,276 Juta di 122 unit. Tertinggi dalam
realisasinya di Januari 2020 adalah Kantor Cabang di Banyuwangi sebanyak
Platfond 4,988 Juta di 41 Unit. (Tabel 17.).
Tabel 17. Pencapaian KPR Subsidi Provinsi Jawa Timur Posisi Januari Tahun 2020
III. CATATAN DAN REKOMENDASI
Dari pertemuan yang dilakukan kepada seluruh mitra pada saat
pelaksanaan kunjungan kerja reses ini, ada beberapa catatan yang perlu
menjadi perhatian mitra atau BUMN yang diundang dalam pertemuan. Catatan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a. Bahan bakar minyak (subsidi dan non subsidi), subsidi listrik dan ketersediaan
energi listrik:
Terkait distribusi bahan bakar di Provinsi Jawa Timur, PT.Pertamina
(Persero) harus yang berhubungan Seperti mengantisipasi perubahan
cuaca yang akan terjadi. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi
permasalahan kelangkaan karena kendala teknis. Pertamina Bisa melihat
kondisi kebutuhan masyarakat khusus nelayan yaitu kurangnya SPBU
untuk nelayan.
-
Dalam rangka menciptakan distribusi subsidi LPG 3 Kg yang tepat
sasaran, PT. Pertamina (Persero) bersama Pemerintah diminta untuk
mempercepat pelaksanaan mekanisme distribusi tertutup LPG 3 Kg
dengan matang. Selain itu, perusahaan juga diminta untuk memperkuat
kerjasama pendistribusian antara perusahaan dengan pemerintah daerah
dan pihak terkait, termasuk BBM.
Terkait dengan kualitas tabung LPG 3 Kg, PT. Pertamian (Persero)
diminta untuk melakukan monitoring dan evaluasi agar tabung yang
didistribusikan kepada masyarakat layak secara kualitas dan aman.
Terkait dengan bantuan solar panel yang diberikan oleh PT. PLN
(Persero) ke beberapa desa di Provinsi Jawa Timur, perusahaan diminta
untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Hal ini diperlukan karena
adanya solar panel di beberapa desa yang sudah lama tidak aktif dan
diperlukan bantuan solar panel bagi rumah tangga yang berada di desa-
desa yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik perusahaan.
Terkait pembangkit listrik yang dimiliki oleh PT.PLN (Persero) di wilayah
Provinsi Jawa Timur, perusahaan diminta untuk mengutamakan
penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Terkait dengan perwujudan Green Energy di Provinsi Jawa Timur yang
dicanangkan oleh pemerintah daerah, PT. Pertamina (Persero) dan PT.
PLN (Persero) harus memiliki komitmen yang sama dengan pemerintah
daerah melalui penerapan pendekatan energi baru terbarukan.
Dalam rangka menjaga ketersediaan dan distribusi energi nasional
(national security), kesiapan perusahaan dalam menghadapi potensi
cyber attack perlu menjadi perhatian PT. PLN (Persero) dan PT.
Pertamina (Persero).
Terkait dengan aduan pelaksanaan subsidi energi, PT. PLN (Persero) dan
PT. Pertamina (Persero) diminta untuk menyediakan saluran pengaduan
yang berbasis digital atau pemanfaatan teknologi informasi.
b. Pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi dan non-bersubsidi:
Terkait pendistribusian pupuk bersubsidi, PT. Pupuk Indonesia (Persero)
diminta untuk terus meningkatkan ketepatan penyaluran pupuk bersubsidi
melalui pelaksanaan distribusi yang tepat jumlah, tepat waktu dan tepat
harga. Ketepatan distribusi pupuk bersubsidi dengan musim tanam masih
-
menjadi masalah di lapangan. Oleh karena itu, perlu menjadi perhatian
perusahaan dan pemerintah. Selain itu, penyaluran dengan pemanfaatan
teknologi dan mekanisme distribusi tertutup (penerima subsidi diberikan
indentitas) harus juga dilakukan untuk mengurangi fraud di lapangan.
Dalam rangka efektivitas penyaluran pupuk bersubsidi, perusahaan
diminta untuk terus memperkuat koordinasi dan monitoring dengan
instansi teknis terkait, baik di pusat maupun daerah.
Terkait dengan wacana pencabutan subsidi pupuk, hal ini harus
dipertimbangkan dengan matang. Hal ini disebabkan pencabutan subsidi
pupuk akan berimplikasi pada kinerja keuangan PT. Pupuk Indonesia
(Persero). Di satu sisi harga input pupuk yang tinggi dan di sisi yang lain
pemerintah menetapkan harga eceren tertinggi (HET) yang rendah untuk
menjaga kemampuan petani. Jika pencabutan subsidi dilakukan pada
kondisi yang bertolak belakang tersebut, maka pencabutan tersebut akan
berimplikasi pada tekanan beban yang besar bagi perusahaan.
PT. Pupuk Indonesia (Persero) dan pemerintahan daerah untuk
bekerjasama dimana pemerintah memberikan jaminan kenaikan pupuk
agar quantum bertambah dan dialokasikan ke daerah-daerah yang sudah
terpotong banyak kuotanya.
Sebagai bagian dari hasi evaluasi subsidi input (pupuk, pestisida, dan lain
sebagainya), pemerintah perlu mempertimbangkan untuk melakukan
transformasi menjadi subsidi hasil. Hal ini perlu dilakukan dengan
pertimbangan bahwa hasil produksi petani merupakan komoditas
strategis dan subsidi hasil lebih mampu melindungi kesejahteraan petani
dibanding subsidi input.
Pemerintah dan perusahaan perlu untuk melakukan transformasi jenis
pupuk yang disubsidi saat ini menjadi pupuk organik. Hal ini perlu
dilakukan karena pupuk yang disubsidi saat ini (basis zat kimia) akan
memberikan dampak pada beban atau biaya yang harus dikeluarkan oleh
petani sebagai akibat penggunaan pupuk berbasis zat kimia.
Perlu dilakukan kajian atau evaluasi terhadap dampak subsidi pupuk
terhadap produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
c. Sesuai Kebijakan Pemerintah dalam memberikan intensif kepada sektor
terdampak virus Corona, salah satunya Maskapai PT Garuda Indonesia agar
-
dapat melakukan koordinasi yang baik dengan Pemerintah, sehingga tetap
memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia.
Mengenai penyebaran Virus Corona baru atau Covid-19 di seluruh dunia,
Pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara pintu masuk untuk orang
yang hendak umroh dan Indonesia termasuk terkena dampaknya yaitu
dengan pembatalan keberangkatan Jama’ah Umroh Indonesia. Maka dari Itu
Komisi VI berharap langkah solusi yang diambil PT Garuda Indonesia dari
permasalahan tersebut yaitu dengan mengembalikan biaya yang sudah
dikeluarkan dalam pembelian Tiket penerbangan Garuda atau fasilitas lainnya
yang berhubungan dengan PT Garuda Indonesia.
d. Terkait untuk meningkatkan kapabilitasnya perusahaan PT PAL (Alutsista
dan Energi) dan PT BARATA (Food, Energy, Water dan industri pendukung
lainnya) dapat berkembang dan berdampak pada peningkatan produktivitas
dan pemanfatannya langsung bisa diterima masyarakat Indonesia khususnya
di Provinsi Jawa Timur dengan membuat produk yang unggul dan berkualitas
khususnya untuk memproduksi alat industri pertanian yang akan dipasarkan
nasional maupun internasional sehingga dapat meningkatkan keuntungan
Nasional dan Negara.
e. Terkait dengan Penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM kepada masyarakat
di Provinsi Jawa Timur yang dilakukan oleh PT LPDB, perusahaan perlu
menetapkan batasan waktu yang ditargetkan dalam pencapaian perbaikan
kesejahteraan atau naik level bagi kelompok atau nasabah yang sudah
diberikan pembiayaan. Hal ini diperlukan agar dapat menjadi tolak ukur
kinerja perusahaan dalam menjalankan penugasan yang diberikan oleh
Pemerintah.
f. Terkait dengan pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan BUMN yang
berada di wilayah Provinsi Jawa Timur, perusahaan sebaiknya memberikan
pelatihan kepada UMKM dengan materi yang lebih spesifik dan khusus
(pendalaman) agar peserta pelatihan mendapatkan manfaat yang lebih besar.
g. Terkait peran agen of development BUMN terhadap pemberdayaan UMKM
yang dilakukan hampir seluruh BUMN yang ada, Pemerintah (cq.
Kementerian BUMN) perlu melakukan pengaturan lintas BUMN agar setiap
program pemberdayaan yang dilakukan oleh perusahaan BUMN tidak saling
tumpang tindih dan dampak pengembangan yang dilaksanakan lebih optimal.
-
Selain itu, perusahaan BUMN dan Kementerian BUMN juga perlu melakukan
sinergitas yang kuat dengan Kementerian/Lembaga lain yang juga melakukan
pemberdayaan UMKM.
h. PT. Telekomunikasi Indonesia Terkait dengan layanan yang diberikan sangat
membantu industri kreatif khususnya di Jawa Timur tetapi juga sangat
diharapkan untuk meminimalisir urusan impor dalam hal apapun dengan cara
memanfaatkan produk yang ada dalam negeri terdahulu sebelum mengambil
langkah impor dari luar negeri.
Dari berbagai data dan informasi, serta catatan yang diperoleh pada saat
pelaksanaan kunjungan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Komisi
VI DPR RI, antara lain:
1. Komisi VI DPR RI perlu menyampaikan berbagai catatan yang telah
diperoleh selama kunjungan untuk disampaikan kepada Kementerian BUMN
dan Perusahaan BUMN terkait agar dilaksanakan sesuai dengan tugas,
fungsi dan kewenangannya menurut aturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Komisi VI DPR RI perlu melakukan rapat gabungan dengan Kementerian
BUMN, Kementerian Koperasi dan UMKM, dan Kementerian terkait berkaitan
dengan sinergitas pemberdayaan UMKM yang dilakukan perusahaan BUMN
dengan pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga
lainnya. Hal ini diperlukan agar pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh
setiap entitas negara tidak saling tumpang tindih dan mampu memberikan
dampak yang optimal terhadap perkembangan UMKM di Indonesia.
3. Komisi VI DPR RI perlu menyampaikan dan meminta kepada Kementerian
BUMN dan Pemerintah agar BUMN yang mendapat penugasan PSO (subsidi
dan KUR) dan Kementerian/Lembaga terkait untuk:
a. Melakukan penguatan sosialisasi dalam rangka mengurangi persepsi
yang salah di masyarakat terkait berbagai aturan atau regulasi terkait
pelaksanaan subisidi dan KUR.
b. Melakukan perbaikan kebijakan subsidi energi, pupuk, dan kredit usaha
rakyat baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan, monitoring maupun
evaluasi (termasuk jenis subsidi dan sistem distribusi) agar mampu
memberikan dampak yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat
-
dengan tetap memperhatikan kesehatan dan kinerja operasional BUMN
yang ditugaskan oleh Pemerintah.
IV. PENUTUP
Demikian laporan kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Timur
pada masa Reses Persidangan II Tahun Sidang 2019-2020. Kami
mengharapkan berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam laporan ini
dapat menjadi bahan pertimbangan serta ditindaklanjuti dalam rapat-rapat
Komisi VI DPR RI.
Jakarta, 3 Maret 2020
Ketua Tim Kunker Komisi VI DPR RI
Ke Provinsi Jawa Timur
TTD.
FAISOL RIZA, S.S A - 33
top related