laporan kunker reses m.p. i/ 2016-2017 ke prov. maluku
Post on 06-Feb-2017
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
LAPORAN HASIL
KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI MALUKU
MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016 – 2017
TANGGAL 31 OKTOBER S.D 1 NOVEMBER 2016
KOMISI VIII DPR RI JAKARTA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata
Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI dalam kunjungan Kerja Reses Masa
Persidangan I Tahun Sidang 2016-2017 telah membentuk 3 Tim yakni ke Provinsi NTT,
Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Maluku.
B. DASAR KUNJUNGAN KERJA
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A, 21
dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan.
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesianomor 1tahun 2014
tentangtata Tertib
4. Keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI tanggal 22 Agustus 2016
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR –RI
dengan daerah, baik Pemerintah Daerah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan dibidang Agama, Sosial,
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
3
Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang
termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah
maupun masyarakat.
2. Tujuan
Untuk mengumpulkan dan mendapatkan bahan-bahan masukan berupa data dan
kondisi faktual tentang pelaksanaan program pembangunan secara umum di daerah,
khususnya berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan dibidang Agama, Sosial,
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
4
BAB II
PELAKSANAAN KUNJUNGAN
A. SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM
NO NO
ANGG
NAMA ANGGOTA
KET
1. A-86/F.PKS H. ISKAN QOLBA LUBIS, MA WAKIL KETUA K VIII
KETUA TIM
2. A-227/F-PDIP DRS. SAMSU NIANG, M.Pd ANGGOTA
3. A-175/F-PDIP ALFIA REZIANI ANGGOTA
4. A-154/F-PDIP DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si. ANGGOTA
5. A-152/F-PDIP DR. JALALUDIN RAKHMAT, M.Sc ANGGOTA
6. A-298/F-PG H. MUHAMMAD LUTFI ANGGOTA
7. A-394/F-GER DRA. HJ. RUSKATI ALI BAAL ANGGOTA
8. A-328/F.GER SUASANA DACHI, SH ANGGOTA
9. A-472/F-PAN HJ. DESY RATNASARI, M.Si, M.Psi ANGGOTA
10. A-70/F.PKB H. AN’IM F MAHRUS ANGGOTA
11. A-92/F-PKS DRS. H. MOHAMMAD IQBAL ROMZI ANGGOTA
12. A-526/F.PPP ACHMAD MUSTAQIM, SP, MM ANGGOTA
13. SIGIT BAWONO PRASETYO, M.Si SEKRETRIAT
14. ABDUL ROJAK SEKRETRIAT
15. YUSUP KAMALUDIN SEKRETRIAT
16. Dr. ASTRIANA BAITI SINAGA, MS. TENAGA AHLI
17. SUCIATI JURU KAMERA
5
B. KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Kunjungan lapangan Desa Tangguh Bencana ke desa Laha. Dalam kunjungan ke
desa Tanggung Bencana ini Tim Kunker sempat melakukan dialog dengan
masyarakat yang berada di Desa Tanggunh Bencana ini . Adapun hasil dialog
tersebut adalah:
a. Bahwa wilayah ini merupakan daerah pesisir yang sangat rawan terjadi
bencana, keinginan masyarakat adalah memperpanjang waktu untuk daerah
tangguh bencana yang akhir berakhir 3 tahun.
b. Kesuloitan melakukan koordinasi dan komunikasi karena tidak ada jaringan
komunikasi
c. Membutuhkan dibangunnya posko-posko sekretariatan Desa Tangguh
Bencana serta mengharapkan bahwa setelah terjadi bencana tetap dilakukan
pendidikan dan pelatihan masyarakat untuk tanggap bencana.
2. Tim juga melakukan kunjungan ke IAIN Ambon. Tim Kunjungan selain diterima
oleh Rektor IAIN Ambon dan seluruh civitas Akademik juga dihadiri oleh Ketua
Sekolah Tinggi Agama Kristen. Dalam Dialog yang dilaksanakan di IAIN Ambon
ada beberapa catatan sebagai berikut:
a. Keinginan alih status Institut Agama Islam Negeri Ambon (IAIN Ambon)
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN ) IAIN dengan beberapa lasan antara
lain :
1) Ambon adalah satu-satunya perguruan tinggi Islam negeri di Maluku.
2) Jumlah dan animo masyarakat untuk berkuliah di IAIN Ambon dari tahun
ke tahun terus mengalami peningkatan signifikan.
3) IAIN memiliki lahan baru yang sangat memadai dan strategis dalam
pengembangannya sebagai perguruan tinggi yang dapat berkontribusi
secara signifikan terhadap pembangunan berikut memberi jawaban solutif
akibat effect multiplayer yang diakibatkannya terutama di Maluku.
6
4) Dukungan Pemerintah Daerah Maluku untuk pengembangan status dari
IAIN menjadi UIN.
5) Dukungan Kemetrian Agama terhadap pengembangan IAIN Ambon
sebagai kampus yang concern pada pengembangan multikulturalisme.
6) IAIN Ambon mendapat kepercayaan masyarkat dan pemerintah daerah
sebagai dapur untuk menggodok pengembangan Maluku sebagai
laboratorium kerukunan dan perdamaian
Selanjutnya berkaitan dengan alih status IAIN menjadi UIN, rektor juga
menyampaikan mengharapkan agar agar persyaratan administrasi tidaklah
harus sama dengan persyaratan yang ditetapkan Pusat sebagaimana PTAIN
yang berada di Jawa, khususnya terkait dengan jumlah mahasiswa.
b. Keinginan memiliki Ma’had buat mahasiswa baru
c. Sementara Ketua STAK Ambon memohon bantuan laboratorium Musik.
3. Kunjungan ke P2TP2A, namun karena gedung P2TP2A masih baru belum
digunakan akhirnya Tim langsung ke Kantor Gubernur Provinsi Maluku.
4. Pertemuan dengan Pertemuan dengan Gubernur Prov. Maluku, Anggota DPRD
Prov. Maluku, Kakanwil Kemenag, Kadinsos, Kepala BPBD, Kepala Badan PP &
PA, Kapolda Prov. Maluku beserta jajarannya, Tokoh Masyarakat.Dalam
pertemuan dengan Gubernur dengan seluruh jajaran SKPD ada beberapa hal
yang menjadi catatan antara lain:
a. Berkaitan dengan agama
1). Terkait kondisi sarana dan prasarana Kanwil Kementerian Agama maupun
Kankemenag Kab/Kota di Provinsi Maluku sesungguhnya belum bisa
dikatakan terpenuhi secara kuantitas maupun kualitas karena
sesungguhnya keberadaan Kanwil dan Kankemenag Kab/Kota belum
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka
7
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agama secara baik sesuai
tuntutan reformasi birokrasi. Hal ini disebabkan Moratorium pembangunan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buru Selatan, Kota Tual dan
Maluku Barat Daya, berdampak pada pelayanan publik yang dilakukan
kementerian Agama tidak bisa maksimal karena terbatasnya infrastruktur
dan SDM.
2). Komisi VIII DPR RI memberikan apresiasi terhadap kerukunan hidup
beragama di Provinsi Maluku. Pasalnya pasca konflik belasan tahun lalu
yang melanda daerah ini, kini masyarakat Maluku hidup dalam
kerukunanan beragama yang mendapat acungan jempol, bahkan bisa
dijadikan laboratorium kerukunan hidup beragama.
3). Berkaitan dengan haji, Maluku adalah daerah kepulauan, sehingga
mobilitas dari satu wilayah ke wilayah lain memerlukan tenaga dan waktu
dan biaya yang sangat besar lebih-lebih lagi jika jama haji harus bertolak
dan menginap di kota Makassar. Selanjutnya juga disampaikan bahwa
Kondisi asrama Haji Maluku sangat tidak layak dilihat dari banyak aspek,
mulai dari ketersediaan air, kebersihan, kenyamanan kamar tidur dan
fasilitas yang lain. Ambon mengusulkan agar berubah menjadi
embarkasi haji antara (EHA),
b. Berkaitan dengan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Secara umum permasalahan pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak di Provinsi Maluku antara lain :
1) Tindak kekerasan terhadap perempuan dan akan di Provinsi Maluku
masih terjadi dan cenderung meningkat;
2) Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap hak-hak perempuan dan
anak;
3) Penanganan/pendampingan terhadap perempuan dan anak korban
kekerasan masih bersifat prasial, sehingga dan yang diperoleh sangat
beragam;
8
4) Belum maksimalnya pelayanan kepada perempuan dan anak korban
tindak kekerasan, karena secara geografis Provinsi Maluku berbentuk
kepulauan.
5) Masih adanya perempuan dan anak korban tindak kekerasan yang belum
terlaporkan/tertangani;
c. Berkaitan dengan Kebencanaan
Dalam rangka membangun kesiapsiagaan, BPBD Provinsi Maluku telah
memiliki peta Risiko Bencana sebagai bahan perencanaan program dan
kegiatan sesuai tahun anggaran berjalan. Namun tentunya peta rawan
bencana perlu disusun pada masing-masing kabupaten/kota, sehingga
kerawanan bencana di suatu wilayah dapat dilihat secara detail. Salah satu
poin penting yang harus dilaksanakan adalah sosialisasi peta kerawanan
bencana kepada masyarakat serta integrasi peta kerawanan dengan proses
perencanaan daerah. Tindak lanjut program kesiapsiagaan yang sesuai
dengan Rencana Aksi di Provinsi Maluku belum tertangani secara baik. Hal ini
disebabkan kurangnya alokasi anggaran baik dari APBD maupun APBN.
d. Berkaitan dengan Permasalahan sosial
Program dan Kegiatan Prioritas yang telah dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi
Maluku pada Tahun 2015-2016 adalah :
1) Penanganan Fakir Miskin dengan mekanisme pemberian bantuan Usaha
Ekonomi Produktif (UEP) kepada 1.900 kk / 190 kelompok di Kab.MTB,
MBD, SBT, Tual dan Malteng pada tahun 2015, dan 1.300 kk/ 130
kelompok di Aru, Malra, Bursel, SBB, Ambon dan Malteng pada tahun
2016.
2) Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) dengan pola pemukiman
sebanyak 179 kk di lokasi Waeflan dan Waereman, Kab.Buru pada tahun
2015 dan 86 kk di lokasi Manusela, Kab.Maluku Tengah pada tahun
2016.
9
3) Penghambat/Kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah
Rasionalisasi Anggaran melalui penghematan oleh Kementerian Sosial RI
menjadikan seluruh kegiatan tahun 2016 tertunda.dan kondisi iklim yang
berubah-ubah turut mempengaruhi kegiatan terutama pada daerah-
daerah terpencil dan jauh.
10
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari hasil Kunker Ke Provinsi Maluku ini maka dapat disimpulkan dan
direkomendasikan antara lain:
A. Berkaitan dengan Agama
1) Alih status IAIN menjadi UIN Ambon adalah hak setiap Provinsi untuk
mengusulkannya namun pengalihan status ini tentunya namun perlu tiga di
dasari atas 3 value utama, sehingga menjadi dasar yang kuat bagi Komisi VIII
DPR RI untuk memperjuangkannya di Badan Anggaran.
2) Ambon adalah provinsi yang dijadikan sebagai laboratorium kerukunan agama,
Kementerian Agama tentunya perlu menginisiasi program yang tepat dan
strategis bagi Ambon sehingga “ Ambon sebagai laboratorium kerukunan
Agama “ ini bisa terawat. .
3) Terkait kondisi sarana dan prasarana Kanwil Kementerian Agama maupun
Kankemenag Kab/Kota di Provinsi Maluku sesungguhnya belum bisa dikatakan
terpenuhi secara kuantitas maupun kualitas, untuk itu perlu dilakukan oleh
Kementerian Agama perimbangan yang adil antara Indonesia Timur dan Jawa.
4) Ambon mengusulkan agar berubah menjadi embarkasi haji antara (EHA),
yang tentunya perlu dilakukan kajian yang mendalam ditinjau dari berbagai
aspek baik oleh Provinsi maupun Pusat.
B. Berkaitan dengan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1) Tindak kekerasan terhadap perempuan dan akan di Provinsi Maluku
masih terjadi dan cenderung meningkat;
2) Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap hak-hak perempuan dan anak;
3) Penanganan/pendampingan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan
masih bersifat prasial, sehingga dan yang diperoleh sangat beragam;
11
4) Belum maksimalnya pelayanan kepada perempuan dan anak korban tindak
kekerasan, karena secara geografis Provinsi Maluku berbentuk kepulauan.
Selanjutnya direkomendasikan untuk mengoptimalkan fungsi dari BP3 A
Provinsi dengan melibatkan berbagai stakeholder di daerah.
C. Berkaitan dengan Kebencanaan
Perpanjangan waktu desa Tangguh Bencana
Peningkatan Program pendidikan, pelatihan dan kesiapsiagaan masyarakat akan
bencana atau tanggap bencana.
Direkomendasikan untuk senantiasa melakukan komunikasi dan koordinasi antara
Pemerintah Daerah melalui BPBD dan BNPB untuk menyampaikan berbagai
kendala dalam penanggulangan bencana baik dari aspek anggaran, kelembagaan
serta regulasi.
D. Berkaitan dengan permasalahan sosial
Penanganan Fakir Miskin dengan mekanisme pemberian bantuan Usaha Ekonomi
Produktif (UEP) dan program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dengan pola pemukiman dirasakan masih sangat sedikit jangkauannya, sehingga
perlu ada peningkatan jumlah sasarannya dengan mempertimbangkan kondisi
wilayah di Provinsi Ambon, khususnya pada daerah-daerah terpencil dan jauh.
12
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah laporan kunjungan kerja ini dibuat, yang selanjutnya perlu ditindaklanjuti oleh
Komisi VIII DPR RI bersama mitra.
PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI KETUA TIM
H. ISKAN QOLBA LUBIS, MA
top related