laporan observasi dan wawancara siswa
Post on 13-Feb-2016
35 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SISWA
KESULITAN BELAJAR
Disusun Oleh :
AHMAD JEFRY NOVANDIKA
(E1D114004)
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAMTAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada saya
dalam penyusunan laporan ini. Sehingga laporan tugas Pemahaman Individu 1 dapat selesai tepat
pada waktunya. Guna memenuhi tugas.
Tujuan disusunnya laporan ini yaitu untuk mengobservasi dan mewawancarai siswa yang
kesulitan dalam belajar.
Terima kasih atas perhatiannya karna sudah membaca laporan ini. Jika ada kata dan
isinya kurang berkenan dalam laporan ini saya mohon maaf.
Semarang, Mei 2012
Penyusun,
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu
sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar . secara
psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik
dalam kognitif, afektif maupunpsikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam
interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil,
memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar
bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar,
diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang
mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-
buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok,
dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana contoh penyusunan observasi siswa kesulitan belajar?
2. Bagaimana contoh penyusunan wawancara siswa kesulitan dalam belajar?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara penyusunan observasi siswa kesulitan belajar.
2. Mengetahui cara penyusunan wawancara terhadap siswa yang kesulitan dalam belajar.
BAB IIPEMBAHASAN
1. Penyusunan Observasi
Tema : Siswa kelas II SMP yang kesulitan dalam belajar.
Tujuan :
Mengamati perilaku siswa kelas II SMP yang kesulitan dalam belajar.
Mengetahui perilaku siswa ketika belajar di rumah dan mengalami kesulitan dalam belajar.
Jenis Observasi : Observasi Sistematik
Alat Observasi : Check List
Target Person : Siswa kelas II SMP yang mengalami kesulitan dalam belajar
Waktu : Malam hari saat sedang belajar di rumah
Tinjauan Teori
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam
keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut
Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa
dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah
suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya
yang berdampak pada keberhasilan belajar.
2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
(yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau
lingkungan).
a. Faktor Internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu
meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan),
kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit
juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-
menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar,
karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan
yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor psikis diantaranya
adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila
kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar
individu akan mengalami kesulitan belajar.
Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang
mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1. Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental
yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang
perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan,
kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya
penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang
matang.
2. Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b)
gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3. Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang,
situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut
yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang
dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor
social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau
berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara
(nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor
nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana
lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas ruangan,
kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar
(ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas bahwa
dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh
siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar
mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa
dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk
membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan
kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan
layanan, baik yang bersifat preventif maupun kuratif.
Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai
berikut.
a. Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b. Cara membaca buku yang efektif.
c. Cara membuat catatan pelajaran.
d. Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e. Cara belajar kelompok.
f. Teknik menyusun laporan.
Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa
yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas
lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas
belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.
b. Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang
belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.
c. Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab
ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari
diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
d. Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan
penyembuhannya.
e. Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.
Rancangan Observasi:
NO. Perilaku yang Muncul Ya Tidak
1. Kelihatan kebingungan
2. Menonton TV
3. Menangis
4. Marah-marah sendiri
5. Menyendiri
6. Kurang konsentrasi
7. Selalu cemas saat belajar
2. Penyusunan Wawancara
Tema : Siswa kelas II SMP yang kesulitan dalam belajar.
Tujuan :
Mengetahui alasan seorang anak kesulitan dalam belajar.
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.
Bentuk Wawancara : Semi terstruktur
Jenis Wawancara : Wawancara pribadi
Target Person : Siswa kelas II SMP yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Waktunya : Malam hari saat sedang belajar di rumah.
Tinjauan Teori
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam
keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut
Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa
dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah
suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya
yang berdampak pada keberhasilan belajar.
2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
(yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau
lingkungan).
a. Faktor Internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu
meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan),
kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit
juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-
menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar,
karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan
yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor psikis diantaranya
adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila
kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar
individu akan mengalami kesulitan belajar.
Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang
mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1. Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental
yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang
perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan,
kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya
penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang
matang.
2. Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b)
gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3. Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang,
situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut
yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang
dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor
social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau
berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara
(nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor
nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana
lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas ruangan,
kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar
(ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas bahwa
dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh
siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar
mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa
dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk
membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan
kepada para siswa adalah bimbingan belajar.
Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif
maupun kuratif. Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan
informasi sebagai berikut.
a. Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b. Cara membaca buku yang efektif.
c. Cara membuat catatan pelajaran.
d. Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e. Cara belajar kelompok.
f. Teknik menyusun laporan.
Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa
yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas
lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas
belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.
b. Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang
belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.
c. Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab
ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari
diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
d. Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan
penyembuhannya.
e. Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.
Daftar pertanyaan untuk menjalin rapport:
1. Malam, dik! Sedang apa,Dik?
2. Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?
3. Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?
Daftar pertanyaan inti:
1. Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami kesulitan?
2. Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi
sekarang tidak?
3. Apakah adik punya masalah dalam belajar?
4. Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?
5. Memang pelajaran yang seperti apa yang biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?
6. Misalnya pelajaran apa?
7. Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau menjelaskan?
8. Selain gurunya yang terlalu cepat dalam menyampaikan materinya, terus apalagi yang membuat
adik kesulitan belajar?
Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri sama teman di sebelah Adik?
9. Gurunya Adik tidak menegur Adik?
10. Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik menegur Adik?
11. Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah adik?
12. Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar adik, otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau
dimarahi ayah bagaimana karena prestasi adik dalam belajar menurun?
Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi adik menurun?
Laporan Wawancara
Identitas Responden
Nama : Andre Maulana Syahbatullah
Usia : 12 Tahun
Alamat : Jalan Pantesire no. 24b, Rt. 3, Kec. Sandubaya, Kel. Abiantubuh Baru
Pekerjaan : Pelajar
Status : -
No
.
Pertanyaan dan Jawaban Aspek
1. P: Malam, dik! Sedang apa,Dik?
J: Malam juga, Kak. Sedang belajar, Kak.
Aspek pribadi
2. P: Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?
J: Alhamdulillah baik, Kak.
Aspek pribadi
3. P: Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?
J: Sekolah hari ini baik-baik saja, Kak.
Aspekpribadi
4. P: Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami
kesulitan?
J: Ya ini, Kak.
Aspek pribadi
5. P: Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan
kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi sekarang
tidak?
J: Ada, Kak.
Aspek pribadi
6. P: Apakah adik punya masalah dalam belajar?
J: Iya, Kak
Aspek pribadi
7. P: Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?
J: Tidak bisa mengerjakan PR.
Aspek pribadi
8. P: Memang pelajaran yang seperti apa yang Aspek pribadi
biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?
J: Pelajaran yang hitung-hitungan.
9. P: Misalnya pelajaran apa?
J: Matematika itu, Kak. Sulit sekali.
Aspek pribadi
10. P: Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau
menjelaskan materinya?
J: Iya, Kak.
Aspek pribadi
11. P: Selain gurunya yang terlalu cepat dalam
menyampaikan materinya, terus apalagi yang
membuat adik kesulitan belajar?
Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara
sendiri sama teman di sebelah Adik?
J: Susah sekali kalau mau berkonsentrasi. Biasanya
saya memang bicara sendiri dengan teman di
sebelah saya.
Aspek pribadi
12. P: Gurunya Adik tidak menegur Adik?
J: Selalu menegur, Kak.
Aspek pribadi
13. P: Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik
menegur Adik?
J: ketika ditegur diam, terus mendengarkan guru.
Aspek pribadi
14. P: Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah
adik?
J: Diulang lagi kalau gurunya tidak melihat saya,
Kak.
Aspek pribadi
15. P: Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar
adik, otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau dimarahi
Ayah bagaimana karena prestasi adik dalam belajar
menurun?
Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi
adik menurun?
J: Kalau dimarahi ya didengarkan,Kak. Saya akan
lebih giat belajar lagi, Kak.
Aspek pribadi
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa
belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan keberhasilan
belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari
dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, SB. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Widiharto, Chr Argo. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: FIP IKIP PGRI SEMARANG.
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan.2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
top related