laporan pelaksanaan instruksi presiden … inpres5-2011... · c. unit pelaksana teknis 15 ......
Post on 31-Jan-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
1
LAPORAN PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDENNOMOR 5 TAHUN 2004 SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
Laporan Inpers start 26032012.indd 1 28/03/2012 5:31:45 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
2
BAB I. PendahuluanA. Umum 4B. Organisasi Kormonev Pelaksanaan Inpres No. 5 Tahun 2004 di Lingkungan Kementerian Keuangan 6C. Dasar Hukum 7D. Matrik Ringkasan Capaian Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Kementerian Keuangan
pada tahun 20118
Bab II. Struktur Organisasi Kementerian KeuanganA. Unit Organisasi Eselon I 12B. Kantor Vertikal 13C. Unit Pelaksana Teknis 15
Bab III. Laporan Semester II (Tahunan) Tahun 2011 Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004DIKTUM UMUM
A. Diktum PERTAMA 18B. Diktum KEDUA 18C. Diktum KETIGA 19D. Diktum KEEMPAT 20E. Diktum KELIMA 22F. Diktum KEENAM 23G. Diktum KETUJUH 24H. Diktum KEDELAPAN 24I. Diktum KESEMBILAN 24J. Diktum KESEPULUH 25
DIKTUM KHUSUSK. Diktum KESEBELAS Angka 1 26L. Diktum KESEBELAS Angka 2 27
Bab IV. Upaya yang Telah Dilaksanakan Terkait Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Kementerian KeuanganA. MoU/Nota Kesepahaman dengan Instansi Penegak Hukum dan Instansi Terkait Lainnya 36B. Terbentuknya Unit Kepatuhan Internal 37C. Peningkatan Transparansi Kantor Pelayanan 37D. Penerapan PMK No. 103/PMK.09/2010 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan
Pelanggaran (Whistle Blowing) di Lingkungan Kementerian Keuangan
39
E. Transparansi Informasi Kepada Publik 39F. Peningkatan Disiplin Pegawai 41G. Pembinaan Mental dan Agama 41H. Penerapan Manajemen Risiko 41I. Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Berbasis Balanced Score Card 43
Bab V. Penutup 45
Lampiran & Matrik 47
Daftar Isi
Laporan Inpers start 26032012.indd 2 28/03/2012 5:31:45 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
3
Bab I. Pendahuluan
Laporan Inpers start 26032012.indd 3 28/03/2012 5:31:48 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
4
A. Umum
Dari tahun ke tahun informasi tindak pidana korupsi tidak pernah surut, bahkan semakin meningkat baik dari
jumlah kasusnya maupun kualitasnya. Tindak pidana korupsi dilakukan dengan cara-cara yang semakin sistematis,
dan memasuki hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, sehingga mengancam kehidupan dalam masyarakat
dan negara. Kerugian negara yang ditimbulkannyapun semakin besar.
Tindak pidana korupsi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat
sehingga tindak pidana korupsi tidak lagi digolongkan sebagai tindak kejahatan biasa melainkan telah menjadi
tindak kejahatan luar biasa. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan usaha yang sangat serius untuk mencegah
dan memberantasnya. Berbagai upaya sudah dilakukan namun hasilnya masih belum mampu menghilangkan
ttindak pidana korupsi di Indonesia.
Sejalan dengan bergulirnya tuntutan reformasi oleh publik maka pada awal periode Pemerintahan Kabinet
Indonesia Bersatu I, Presiden mencanangkan strategi pemberantasan korupsi dengan menerbitkan Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Inpres Nomor 5 Tahun 2004 berisi 10
(sepuluh) diktum umum dan 1 (satu) diktum khusus. Sebelas diktum tersebut diharapkan dapat mencakup seluruh
aspek yang diperlukan oleh Pemerintah dalam rangka mengantisipasi berbagai modus korupsi serta mampu
menjadi alat dalam percepatan pemberantasan korupsi.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tersebut ini ditujukan kepada:
1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;
2. Jaksa Agung Republik Indonesia;
3. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen;
6. Para Gubernur, dan
7. Para Bupati dan Walikota.
Kepada para pihak yang ditunjuk dalam Inpres tersebut diinstruksikan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan
dalam diktum umum Inpres dimaksud yang meliputi:
1. Seluruh Pejabat Pemerintah termasuk Penyelenggara Negara menyampaikan laporan harta kekayaannya
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi;
2. Membantu KPK dalam rangka penyelenggaraan pelaporan, pendaftaran, pengumuman dan pemeriksaan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungannya;
3. Membuat penetapan kinerja dengan pejabat dibawahnya secara berjenjang;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat;
5. Menetapkan program dan wilayah bebas korupsi;
6. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara konsisten untuk mencegah kebocoran dan pemborosan;
7. Menerapkan kesederhanaan dalam pribadi dan kedinasan;
Laporan Inpers start 26032012.indd 4 28/03/2012 5:31:48 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
5
8. Memberikan dukungan terhadap upaya-upaya pemberantasan korupsi (percepatan informasi yang berkaitan
dengan Tindak Pidana Korupsi dan mempercepat pemberian ijin pemeriksaan terhadap saksi/tersangka);
9. Melakukan kerjasama dengan KPK, menelaah dan mengkaji sistem-sistem yang menimbulkan tindak pidana
korupsi;
10. Meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan aparatur untuk meniadakan perilaku koruptif di
lingkungannya.
Selanjutnya Inpres ini juga memberi instruksi khusus kepada Menko Bidang Ekonomi, Menteri Keuangan, dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS untuk melakukan kajian-kajian dan uji
coba pelaksanaan sistem E-Procurement yang dapat digunakan bersama instansi pemerintah. Selain itu, kepada
Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS, Menteri Negara
PAN, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Negara BUMN, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Komunikasi dan
Informatika, Jaksa Agung RI, KAPOLRI, Gubernur, serta Bupati/Walikota juga diberikan instruksi khusus, yang pada
intinya berupa tugas untuk melaksanakan upaya-upaya percepatan pemberantasan tindak pidana korupsi sesuai
dengan bidang masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
dan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, disebutkan bahwa Kementerian Keuangan
mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah di bidang
keuangan dan kekayaan negara. Tugas dan fungsi Kementerian Keuangan untuk menyelenggarakan sebagian
urusan pemerintah di bidang keuangan dan kekayaan negara menjadikan Kementerian Keuangan mempunyai
peran sangat strategis dalam upaya pemberantasan korupsi, mengingat korupsi tidak terlepas dari keuangan
dan kekayaan negara. Dalam hal ini diperlukan manajemen, aturan dan sumber daya aparatur yang baik untuk
mencegah timbulnya korupsi. Begitu pentingnya peran Kementerian Keuangan dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi sehingga selain harus melaksanakan 10 diktum umum sebagaimana seluruh Kementerian
dan Lembaga, Kementerian Keuangan mendapat amanat khusus pada Diktum Kesebelas Inpres Nomor 5 Tahun
2004.
Diktum Kesebelas angka 2 Inpres Nomor 5 Tahun 2004 menyatakan bahwa khusus kepada Menteri Keuangan
wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan perpajakan, kepabeanan dan cukai,
penerimaan bukan pajak dan anggaran untuk menghilangkan kebocoran dalam penerimaan keuangan
negara, serta mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keuangan negara
yang dapat membuka peluang terjadinya praktik korupsi, dan sekaligus menyiapkan rancangan peraturan
perundang-undangan penyempurnaannya. Untuk itu sebagai tonggak pelaksanaan seluruh diktum Inpres
Nomor 5 Tahun 2004, Kementerian Keuangan telah membuat Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding
atau MoU) dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi, yang ditandatangani oleh para Pimpinan Unit Eselon
I Kementerian Keuangan bersama dengan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sedangkan upaya
nyata yang telah dilakukan oleh Kementerian Keuangan adalah melaksanakan program reformasi birokrasi, yang
meliputi penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, serta peningkatan disiplin dan kualitas sumber daya
BAB
I P
END
AH
ULU
AN
Laporan Inpers start 26032012.indd 5 28/03/2012 5:31:48 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
6
manusia. Hal tersebut ditujukan untuk mewujudkan tata kelola keuangan negara yang profesional, amanah, dan
tepat arah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik demi tercapainya pengelolaan keuangan
dan kekayaan negara yang efektif dan efisien.
B. Organisasi Kormonev (Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi) Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan telah merintis program reformasi birokrasi yang bertumpu kepada penataan organisasi,
penyempurnaan proses bisnis, serta peningkatan disiplin dan kualitas sumber daya manusia sejak tahun 2002.
Berkaitan dengan diterbitkannya Inpres Nomor 5 Tahun 2004, pada awal tahun 2007 Menteri Keuangan telah
menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2007 tentang Pengorganisasian, Personel,
dan Mekanisme Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di Lingkungan
Departemen Keuangan. Selanjutnya untuk memantapkan pelaksanaan Inpres tersebut, setiap tahun susunan Tim
Kormonev Kementerian Keuangan diubah dan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan.
Perubahan susunan keanggotaan dan juga masa kerja Tim Kormonev untuk Tahun 2011 ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KM.1/2011 tentang Perpanjangan Masa Kerja dan Perubahan Susunan
Keanggotaan Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 di
Lingkungan Kementerian Keuangan. Secara garis besar, susunan keanggotaan Tim Kormonev Pelaksanaan Inpres
Nomor 5 Tahun 2004 terdiri atas:
1. Penanggung jawab adalah Menteri Keuangan;
2. Koordinator Pelaksana Inpres Nomor 5 Tahun 2004 adalah Sekretaris Jenderal;
3. Sekretariat Pelaksana adalah Pimpinan unit organisasi di bawah Sekretariat Jenderal, dalam hal ini adalah
Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Kepala Biro Hukum, dan Kepala Biro Sumber Daya Manusia;
4. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi adalah Inspektur Jenderal;
5. Sekretariat Monitoring dan Evaluasi adalah Pimpinan unit dibawah Sekretariat Inspektorat Jenderal;
6. Kelompok Kerja (Pokja) Monitoring dan Evaluasi adalah Inspektur Bidang Investigasi dan para Sekretaris
Ditjen/Badan serta Kepala Bagian yang membidangi organisasi dan tata laksana di lingkungan Kementerian
Keuangan.
Atas dasar Keputusan Menteri Keuangan tersebut, para Pimpinan Unit Eselon I melalui Sekretaris masing-masing
unit eselon I melakukan program-program kegiatan dan pengkajian tentang agenda percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan.
Program Kormonev dan pengkajian yang telah dilaksanakan oleh Tim Kormonev Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di
lingkungan Kementerian Keuangan hingga semester II Tahun 2011 meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Merumuskan indikator-indikator kinerja pelaksanaan 11 (sebelas) diktum dalam Inpres 5 Tahun 2004 pada
awal semester pertama. Dengan berpedoman pada indikator kinerja tersebut, masing-masing unit Eselon
I memiliki persamaan persepsi dan parameter untuk melaksanakan amanat setiap diktum terkait dengan
Laporan Inpers start 26032012.indd 6 28/03/2012 5:31:48 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
7
program percepatan pemberantasan korupsi. Meskipun demikian, indikator kinerja yang digunakan sebagai
pedoman untuk melaksanakan 11 diktum Inpres pada setiap periode semester dapat diubah dan disesuaikan
dengan perkembangan dinamika organisasi dan manajemen keuangan negara;
2. Menyusun Laporan Semesteran dan Tahunan Pelaksanaan Inpres 5 Tahun 2004 di lingkungan Kementerian
Keuangan untuk tahun anggaran 2011. Dalam menyusun laporan pelaksanaan Inpres dimaksud, semua unit
Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan secara aktif memberikan kontribusi, mengingat pelaksanaan
percepatan pencegahan dan pemberantasan korupsi senyatanya dilakukan oleh unit Eselon I. Penyusunan
Laporan Semesteran/Tahunan tersebut secara periodik telah dibuat sejak Tahun 2007;
3. Melakukan penelaahan dan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan Kementerian
Keuangan yang berpotensi menimbulkan tindak pidana korupsi. Kegiatan ini ditujukan untuk mencegah
dan mengurangi peluang timbulnya perbuatan tindak pidana korupsi. Hal tersebut tertuang dalam Instruksi
Menteri Keuangan Nomor 78/MK.01/2009 tentang Penelaahan, Pengkajian, dan/atau Penyempurnaan
Peraturan Perundang-undangan Bidang Tugas Departemen Keuangan Yang Berpotensi Terjadinya Praktik
Korupsi;
4. Penyelenggaraan sosialisasi mengenai Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi kepada seluruh pejabat eselon II dan eselon III yang wajib menyampaikan Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN). Sosialisasi tersebut dilakukan dengan mengundang narasumber dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan KPK. Sampai dengan tahun 2011, Sosialisasi Inpres 5
Tahun 2004 telah diikuti oleh seluruh pejabat eselon II di lingkungan Kementerian Keuangan dan 596 eselon
III/Kepala Kantor Pelayanan.
C. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Laporan Kormonev Semester II Tahun 2011 ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001;
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
4. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/94/M.PAN/ 8/2005 tentang Pedoman
Umum Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan INPRES Nomor 5 Tahun 2004, sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/120/M.PAN/4/2006;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
BAB
I P
END
AH
ULU
AN
Laporan Inpers start 26032012.indd 7 28/03/2012 5:31:48 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
8
Keuangan;
10. Instruksi Menteri Keuangan Nomor 78/IMK.01/2009 tentang Penelaahan, Pengkajian, dan/atau Penyempurnaan
Peraturan Perundang-undangan Bidang Tugas Departemen Keuangan Yang Berpotensi Terjadinya Praktik
Korupsi;
11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KM.1/2010 tentang Perpanjangan Masa Kerja dan Perubahan
Susunan Keanggotaan Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011 tentang Penyelenggara Negara di Lingkungan
Kementerian Keuangan Yang Wajib Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi.
D. Matrik Ringkasan Capaian Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Kementerian Keuangan pada tahun 2011
Diktum Target Realisasi
Pertama • 100% jumlah pejabat yang telah menyampaikan LHKPN • 94,58%
• 100% Persentase pemberian sanksi terhadap pejabat yang belum menyampaikan LHKPN
• 12,44%
Kedua • 100 % NHK yang diumumkan di papan internal • 98,57
Ketiga • 100% pejabat yang menetapkan penetapan kinerja (kontrak kinerja)
• 100%
Keempat • 100% penyusunan SOP layanan publik• 100% janji waktu layanan unggulan • 3,87 indeks kepuasan konsumen• 100% tindak lanjut pengaduan masyarakat• 100% kantor yang telah menyediakan fungsi helpdesk
• 100%• 96,43%• 3,86 (99,74%)• 100%• 100%
Kelima • 100% Jumlah Program• 100% unit kerja yang dijadikan wilayah bebas korupsi
• 100%• 100%
Keenam • Jumlah pejabat yang bersertifikat LKPP sebanyak 2.862 orang • 100% pekerjaan pengadaan barang yang sesuai prosedur
• 10% penghematan belanja barang dan belanja modal dengan pelaksanaan e-procurement
• 3.148 orang (109,99%)• 75% atau 3 sesuai dan 1 masih
ada kesalahan prosedur• 13,40% penghematan
Ketujuh • Menetapkan penghematan penyelenggaraan kegiatan per-kantoran
• Telah diterbitkan 1 (satu) IMK tentang penghematan sehingga capaian 100%
Kedelapan • 100% pemenuhan permintaan informasi dari KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan RI.
• 100% dipenuhi (49 kali permin-taan)
Kesembilan • 17 Jumlah kegiatan kerjasama dengan KPK • 19 kerja sama (101,76%)
Kesepuluh • 117 kegiatan terkait pengawasan dan pembinaan aparatur• 100% penegakan disiplin/pemberian sanksi kepada aparatur
yang melanggar peraturan disiplin pegawai
• 137 kegiatan (117%)• 100%
Khusus angka 1
• 16 /L/Komisi/BUMN/Perguruan Tinggi yang mempergunakan layanan sistem e-procurement Kementerian Keuangan
• 10% penghematan paket pengadaan yang dilakukan oleh pengguna sistem LPSE
• 27 (168,75%) K/L/Komisi/BUMN/ Perguruan Tinggi yang menggu-nakan e-proc KemKeu
• 13,40% penghematan paket pengadaan yang dilakukan oleh pengguna sistem LPSE
Laporan Inpers start 26032012.indd 8 28/03/2012 5:31:48 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
9
Diktum Target Realisasi
Khusus angka 2
• 143 jumlah putusan pengadilan pajak yang diteliti oleh Tim Gabungan BPKP, Itjen, dan KPK
• 100% tercapainya target penerimaan pajak• 100% terinternalisasikannya nilai-nilai organisasi dan kode etik
di Ditjen Pajak• Targetnya 1 kegiatan kerjasama unit penegak hukum internal
Ditjen Pajak dengan KPK • 17 kegiatan pengujian kepatuhan pelaksanaan sistem dan
peraturan• 340 SOP (284 SOP baru dan 56 SOP revisi) di bidang
perpajakan yang disusun dan disempurnakan• 30 penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan PP
dan PMK• 21 usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak
• Target Penerimaan Bea Masuk dan Cukai sebesar Rp 85,77 trilyun
• Adanya 11 unit kepatuhan internal dan unit intelijen atau penyidikan
• Meningkatnya kemampuan pengawasan internal melalui Electronic Data Interchange DJBC dengan target 100%
• 100 % diterapkannya Modul Pelaporan Online (MPO) • Terlaksananya 12 kerjasama unit penegak hukum internal
DJBC, Itjen dan KPK • Tersusunnya peraturan pelaksanaan perundang-undangan.
• PNBP dalam APBN sebesar Rp 250.906.980.000• Piutang PNBP Khusus BUN yang tertagih Rp 2.840.050.000.000• Tersusunnya Kajian Sebagai Bahan Revisi Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP
• Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang jenis dan tarif PNBP pada K/L
• Tersusunnya 1 Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya
• Tersusunnya Satuan Anggaran Per Satuan Kegiatan (SAPSK) tepat waktu
• Tersusunnya Peraturan Menteri Keuangan tentang juknis Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L.
• Tersusunnya RUU APBN dan RUU APBN-P tahun 2011 dengan target 2 Rancangan Undang-Undang.
• Tersusunnya Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-Lain Tepat Waktu
• Terlaksananya penyaluran transfer ke daerah tepat waktu dan efisien
• Tersusunnya 18 peraturan alokasi dana transfer daerah yang akurat
• Kepatuhan Bank Persepsi/Pos Persepsi dalam melaksanakan kontrak (100%)
• Tersusunnya/disempurnakannya 77 peraturan perundang-undangan dan petunjuk pelaksanaan di bidang perbendaharaan
• Tersusunnya RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN Tahun 2010
• 281 putusan (196,50%) yang diteliti
• Penerimaan 97,14%• 106,66%
• 17 kali sosialisasi LHKPN oleh KPK di Ditjen Pajak.
• 20 kegiatan (117,65%)
• 497 SOP atau 146,18% (381 SOP baru dan 116 SOP revisi)
• 33 penyelesaian PP dan PMK (110%)
• 25 penyelesaian pembuatan dan penyempurnaan Perdirjen pajak (119,04%)
• Penerimaan Rp 131,100 trilyun (152,85%)
• Capaian 100%
• Capaian 100%
• Capaian 100%• 7 kegiatan (tingkat capaian
58.39%• Terealisasi sebanyak 13 PMK dan
22 PerDirJen Bea Cukai• Rp 321.205.080.000 (112,09%)• Rp 2.400.000.000.000 (84,51%)• Tersusunnya konsep Naskah
Akademis Revisi UU No 20 Tahun 1997 (capaian 100%)
• Seluruh kegiatan penyusunan RPP telah selesai dilaksanakan (capaian sebesar 100%)
• 2 PMK tentang Standar Biaya (200%)
• Ditetapkannya SAPSK dengan SE MK (100%)
• Ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan tentang juknis Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L.
• Realisasi 100%
• Realisasi 100%
• Realisasi 100,18%
• Realisasi 37 peraturan alokasi dana transfer daerah
• 3 bank tidak patuh (99,4%) sehingga ditegur/didenda
• Realisasi sebanyak 133 peraturan atau capaian sebesar 172,72%
• Terealisasi pada 20 Juni 2011 (100%)
BAB
I P
END
AH
ULU
AN
Laporan Inpers start 26032012.indd 9 28/03/2012 5:31:48 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
10
Halaman sengaja di kosongkan
Laporan Inpers start 26032012.indd 10 28/03/2012 5:31:48 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
11
Bab II.
Struktur Organisasi
Laporan Inpers start 26032012.indd 11 28/03/2012 5:31:49 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
12
A. Unit Organisasi Kantor Pusat
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan, susunan organisasi Kementerian Keuangan terdiri atas:
1. Menteri Keuangan;
2. Wakil Menteri Keuangan;
3. Sekretariat Jenderal (Setjen);
4. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA);
5. Direktorat Jenderal Pajak (DJP);
6. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC);
7. Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB);
8. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN);
9. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK);
10. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU);
11. Inspektorat Jenderal (Itjen);
12. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK);
13. Badan Kebijakan Fiskal (BKF);
14. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK);
15. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara;
16. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara;
17. Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional;
18. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal;
19. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi dan Teknologi Informasi;
20. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan;
21. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai;
22. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan;
23. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik; dan
24. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.
Laporan Inpers start 26032012.indd 12 28/03/2012 5:31:49 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
13
Selain itu, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 24/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/
PMK.01/2007, di lingkungan kantor pusat Kementerian Keuangan terdapat Sekretariat Pengadilan Pajak yang
berada di bawah Sekretarit Jenderal, bersama dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang berdiri berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2011, dan Setretariat Komite Pengawas Perpajakan yang didirikan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2010.
B. Kantor Vertikal
Di lingkungan Kementerian Keuangan juga terdapat 4 (empat) unit eselon I yang memiliki kantor vertikal di daerah,
yaitu:
1. Direktorat Jenderal Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak mempunyai kantor vertikal yang terdiri
atas:
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar;
b. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus;
c. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak selain dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak
BAB
IIST
RUK
TUR
ORG
AN
ISA
SIKE
MEN
TERI
AN
KEU
AN
GA
N
Staff Ahli Menteri Inspektorat Jenderal
Menteri Keuangan
Sekretariat Jenderal
PusatPembinaan Akuntansidan Jasa Penilai
PusatSistem Informasi danTeknologi Keuangan
PusatAnalisis dan
Harmonisasi Kebijakan
PusatLayanan PengadaanSecara Elektronik
PusatInvestasiPemerintah
SekretariatPengadilan Pajak
Sekretariat KomitePengawasan Pajak
Direktorat JenderalAnggaran
Direktorat JenderalPajak
Direktorat JenderalBea dan Cukai
Direktorat JenderalPerbendaharaan
Direktorat JenderalKekayaan Negara
Direktorat JenderalPerimbanganKeuangan
Direktorat JenderalPengelolaan Utang
Badan PengawasPasar Modal danLembaga Keuangan
Badan KebijakanFiskal
Badan Pendidikandan PelatihanKeuangan
WakilMenteri Keuangan
Laporan Inpers start 26032012.indd 13 28/03/2012 5:31:49 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
14
Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus;
d. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;
e. Kantor Pelayanan Pajak Madya;
f. Kantor Pelayanan Pajak Pratama;
g. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP).
2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai
kantor vertikal yang terdiri atas:
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
b. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU BC);
c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC Madya Pabean);
d. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai (KPPBC Madya Cukai);
e. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A;
f. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B;
g. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C;
h. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1;
i. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A2;
j. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3;
k. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe B.
3. Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai kantor
vertikal yang terdiri atas:
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
b. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
4. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.01/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai kantor
vertikal yang terdiri atas:
a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
b. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
Laporan Inpers start 26032012.indd 14 28/03/2012 5:31:49 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
15
C. Unit Pelaksana Teknis
Selain instansi vertikal, Kementerian Keuangan juga memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai berikut:
1. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;
2. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (pada Ditjen Bea dan Cukai);
3. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan);
4. Balai Diklat Kepemimpinan (pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan);
5. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (pada Ditjen Pajak);
6. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (pada Ditjen Pajak);
7. Kantor Pengolahan Data Eksternal (pada Ditjen Pajak);
8. Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara (pada Pusat Sistem Informasi
dan Teknologi Keuangan).
BAB
IIST
RUK
TUR
ORG
AN
ISA
SIKE
MEN
TERI
AN
KEU
AN
GA
N
Laporan Inpers start 26032012.indd 15 28/03/2012 5:31:49 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
16
Halaman sengaja di kosongkan
Laporan Inpers start 26032012.indd 16 28/03/2012 5:31:49 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
17
Bab III.
Laporan Semester II (Tahunan) Tahun 2011
Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004
Laporan Inpers start 26032012.indd 17 28/03/2012 5:31:51 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
18
Uraian Indikator dan Target sesuai dengan diktum dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tampak berikut ini.
DIKTUM UMUM
A. Diktum PERTAMA Diktum pertama, yaitu “Pejabat yang Termasuk Penyelenggara Negara yang belum Melaporkan Harta
Kekayaan agar Segera Melaporkannya Kepada KPK”, diimplementasikan melalui perumusan 2 (dua)
indikator sebagai berikut:
1. Persentase jumlah pejabat yang telah menyampaikan LHKPN s.d. akhir tahun, yaitu perbandingan
antara jumlah pejabat yang telah menyampaikan LHKPN dengan jumlah pejabat yang wajib menyampaikan
LHKPN.
Pada Tahun 2011, jumlah pejabat yang wajib menyampaikan LHKPN kepada KPK berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011adalah sebanyak 24.177 pejabat yang berasal dari seluruh
unit eselon I dilingkungan Kementerian Keuangan. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh seluruh
unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan, pada akhir semester II Tahun 2011 jumlah pejabat di
lingkungan Kementerian Keuangan yang telah menyampaikan LHKPN adalah sebanyak 22.867 Pejabat.
Dengan demikian, capaian untuk indikator 1 pada Diktum PERTAMA ini adalah sebesar 94,58%.
2. Persentase pemberian sanksi terhadap pejabat yang belum menyampaikan LHKPN, yaitu perbandingan
antara jumlah pejabat yang telah diberikan sanksi dengan jumlah pejabat yang belum menyampaikan
LHKPN.
Dari sejumlah pejabat yang wajib menyampaikan LHKPN, dapat diketahui bahwa seluruh unit eselon I di
lingkungan Kementerian Keuangan terdapat 1.310 pejabat yang belum menyampaikan LHKPN Kepada
KPK di Tahun 2011. Sebanyak 163 pejabat (12,44 %) telah diberikan sanksi berupa penyampaian himbauan
dan/atau penyampaian surat teguran/peringatan dari masing-masing unit eselon I yang bersangkutan.
Sedangkan yang lainnya (1.147 pejabat atau 87,56 %) masih dalam tahap proses pemberian peringatan/
sanksi. Perlu disampaikan bahwa kewajiban bagi pejabat lama mulai berlaku 2 (dua) bulan sejak
diberlakukannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011 yang berlaku sejak tanggal 25
April 2011, sehingga bagi pejabat wajib LHKPN yang telah menduduki jabatan sebelum diberlakukannya
keputusan ini maka selambat-lambatnya harus sudah menyampaikan LHKPN pada tanggal 25 Juni 2011.
Sedangkan bagi pejabat menduduki jabatan setelah berlakunya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/
KMK.01/2011 maka wajib menyampaikan LHKPN 2 (dua) bulan setelah menduduki jabatan.
B. Diktum KEDUA Diktum kedua, yaitu “Membantu KPK Dalam Rangka Penyelenggaraan Pelaporan, Pendaftaran,
Pengumuman dan Pemeriksaan LHKPN di Lingkungannya”, diimplementasikan dengan merumuskan 1 (satu)
buah indikator persentase Nomor Harta Kekayaan (NHK) yang telah diumumkan di papan internal, yaitu
perbandingan antara jumlah NHK yang diumumkan di papan internal dengan jumlah NHK yang diterima unit.
Laporan Inpers start 26032012.indd 18 28/03/2012 5:31:51 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
19
Sampai dengan tahun 2011, dari seluruh LHKPN yang dilaporkan (22.867), baru sebanyak 1.394 NHK yang
diterima oleh unit-unit di lingkungan Kementerian Keuangan. Atas sejumlah NHK yang diterima Kementerian
Keuangan tersebut, sebanyak 1.374 NHK telah diumumkan di papan internal (tingkat capaian 98,57%)
dengan rincian Ditjen Anggaran sebanyak 96 NHK (100%), Ditjen Pajak sebanyak 242 NHK (100%), Ditjen
Perbendaharaan sebanyak 802 NHK (100%), Ditjen Perimbangan Keuangan sebanyak 13 dari 54 NHK (24,07%),
Ditjen Kekayaan Negara sebanyak 80 NHK (100%), Inspektorat Jenderal sebanyak 11 NHK (100%), Ditjen
Pengelolaan Utang sebanyak 14 NHK (100%), Bapepam-LK sebanyak 27 NHK (100%), Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan sebanyak 85 dari 105 NHK (80,95%), dan Badan Kebijakan Fiskal sebanyak 4 NHK (100%).
C. Diktum KETIGA Diktum ketiga, yaitu “Membuat Penetapan Kinerja dengan Pejabat dibawahnya secara Berjenjang, yang
Bertujuan untuk Mewujudkan Suatu Capaian Kinerja Tertentu dengan Sumber Daya Tertentu, Melalui
Penetapan Kinerja serta Indikator Kinerja yang Menggambarkan Keberhasilan Pencapaiannya Baik
Berupa Hasil Maupun Manfaat”, diimplementasikan melalui perumusan 3 (tiga) indikator sebagai berikut:
1. Persentase pejabat yang telah menetapkan Penetapan Kinerja (PK), yaitu perbandingan antara jumlah
pejabat eselon I sampai dengan eselon III yang telah menetapkan PK dengan jumlah pejabat eselon I sampai
dengan eselon III.
Jumlah pejabat (eselon I s.d. eselon III) dilingkungan Kementerian Keuangan yang wajib menetapkan PK
sampai dengan semester II tahun 2011 berjumlah 1.984 pejabat. Dari target tersebut, seluruhnya telah
menetapkan PK di tahun 2011, sehingga capaian indikator ini adalah sebesar 100%. Tercapainya target
atas indikator ini dikarenakan setiap tahun seluruh pegawai Kementerian Keuangan wajib menetapkan
Kontrak Kinerja sesuai dengan balanced scorecard yang diterapkan di Kementerian Keuangan sejak tahun
2008, yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 87/KMK.01/2009 tentang
Pengelolaan IKU di lingkungan Departemen Keuangan.
Balanced Scorecard Kemenkeu
Kemenkeu-Wide
Kemenkeu-One
Kemenkeu-Two
Kemenkeu-Three
Kemenkeu-Four
Kemenkeu-FiveBALANCED SCORECARD
RENSTRA 2010-2014
ROADMAP 2010-2014
VISI
Menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara yang dipercaya dan akuntabel untuk
mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan
BAB
IIILA
PORA
N S
EMES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N 2
011
PELA
KSA
NA
AN
INPR
ES N
OM
OR
5 TA
HU
N 2
004
Laporan Inpers start 26032012.indd 19 28/03/2012 5:31:52 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
20
2. Persentase unit kerja yang menyampaikan laporan kinerja (LAKIP), yaitu perbandingan antara jumlah
unit kerja yang telah menyampaikan LAKIP unit eselon I, eselon II serta eselon III unit kantor vertikal dengan
jumlah unit kerja eselon I, II dan III unit kantor vertikal yang wajib menyampaikan LAKIP.
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan,
total jumlah unit eselon I s.d. III di lingkungan Kementerian Keuangan yang wajib menyampaikan LAKIP
adalah sebanyak 839 unit kerja. Atas jumlah tersebut, yang telah menyampaikan LAKIP sampai dengan
semester II adalah sebanyak 839 unit kerja, sehingga tingkat capaian unit kerja yang menyampaikan
LAKIP adalah sebesar 100%.
3. Persentase LAKIP eselon I yang telah dievaluasi, yaitu perbandingan antara jumlah LAKIP unit eselon I yang
telah dievaluasi Inspektorat Jenderal dengan jumlah LAKIP unit eselon I yang telah dilaporkan ke Inspektorat
Jenderal.
Tingkat capaian jumlah LAKIP eselon I Tahun 2010 yang telah dievaluasi Inspektorat Jenderal sampai
dengan semester II tahun 2011 adalah sebesar 100%. Sejumlah 12 unit eselon I dilingkungan Kementerian
Keuangan telah menyampaikan LAKIP dan seluruhnya telah dilakukan evaluasi oleh Inspektorat Jenderal.
D. Diktum KEEMPAT Diktum keempat, yaitu “Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada Publik Baik dalam Bentuk Jasa ataupun
Perijinan melalui Transparansi dan Standardisasi Pelayanan yang Meliputi Persyaratan-persyaratan,
Target Waktu Penyelesaian, dan Tarif Biaya yang Harus Dibayar oleh Masyarakat untuk Mendapatkan
Pelayanan Tersebut sesuai Peraturan Perundang-undangan, dan Menghapuskan Pungutan Liar”,
diimplementasikan melalui perumusan 6 (enam) indikator sebagai berikut:
1. Persentase penyusunan SOP dan penyempurnaan SOP Layanan Publik yang diselesaikan, yaitu
perbandingan jumlah SOP Layanan Publik yang diusulkan unit eselon I dengan jumlah SOP Layanan Publik
Kemenkeu-Wide Level kementerian (individual scorecard Menteri Keuangan)
Kemenkeu-One Level unit eselon I (individual scorecard Pimpinan Unit Eselon I)
Kemenkeu-Two Level unit eselon II (individual scorecard Pimpinan Unit Eselon II)
Kemenkeu-Three Level unit eselon III (individual scorecard Pimpinan Unit Eselon III)
Kemenkeu-Four Level unit eselon IV (individual scorecard Pimpinan Unit Eselon IV)
terdapat Kemenkeu-Five atau Individual Scorecard yang tidak langsung dicascade dari level Kemenkeu-Four, contoh: Staf Ahli dan Pejabat Fungsional.
Kemenkeu-Five Individual Scorecard *
Level Implementasi BSC Kemenkeu
Laporan Inpers start 26032012.indd 20 28/03/2012 5:31:52 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
21
yang direkomendasikan oleh Sekretariat Jenderal.
Pada tahun 2011 target jumlah SOP Layanan Publik adalah sebanyak 1.800 SOP. Realisasinya seluruh
eselon I di Kementerian Keuangan telah mengusulkan sebanyak 1.999 SOP. Atas seluruh usulan tersebut,
Setjen telah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi/persetujuan SOP dimaksud kepada
masing-masing unit eselon I dilingkungan Kementerian Keuangan. Secara keseluruhan, rekomendasi
tersebut mencapai realisasi 100%.
2. Jumlah SOP Layanan Unggulan, yaitu akumulasi SOP Layanan Unggulan (termasuk SOP tahun sebelumnya).
Target jumlah SOP Layanan Unggulan di lingkungan Kementerian Keuangan adalah sebanyak 102 SOP.
Sampai dengan saat ini telah ditetapkan 102 SOP Layanan Unggulan. Adapun rincian SOP Layanan
Unggulan untuk masing-masing unit eselon I adalah sebagai berikut:
a) Sekretariat Jenderal : 19 SOP
b) Ditjen Anggaran : 5 SOP
c) Ditjen Pajak : 16 SOP
d) Ditjen Bea dan Cukai : 21 SOP
e) Ditjen Perbendaharaan : 5 SOP
f) Ditjen Kekayaan Negara : 13 SOP
g) Ditjen Perimbangan Keuangan : 6 SOP
h) Ditjen Pengelolaan Utang : 3 SOP
i) Inspektorat Jenderal : 1 SOP
j) Bapepam : 10 SOP
k) BKF : -
l) BPPK : 3 SOP
3. Persentase SOP layanan publik unggulan yang telah ditayangkan di website Kemenkeu, yaitu
perbandingan antara jumlah SOP Layanan Publik Unggulan yang telah ditayangkan dengan jumlah SOP
Layanan Publik Unggulan.
Seperti yang telah disebutkan dalam penjelasan indikator ke-2 diatas, bahwa Kementerian Keuangan
memiliki 102 SOP layanan unggulkan. Atas jumlah SOP layanan unggulan tersebut, seluruhnya telah
ditampilkan dalam website (laman) Kementerian Keuangan (100%).
4. Rata-rata persentase penyelesaian janji waktu layanan unggulan.
Target penyelesaian janji waktu layanan unggulan untuk semester II tahun 2011 adalah 100% sedangkan
tingkat capaiannya sebesar 96,43%. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya proses kehatian-hatian
dalam menyelesaikan permohonan layanan unggulan agar tidak menimbulkan permasalahan hukum
dikemudian hari.
5. Tercapainya indeks kepuasan konsumen (masyarakat/stakeholder).
Sejak reformasi birokrasi dipublikasikan secara resmi di Kementerian Keuangan pada tahun 2007,
Kementerian Keuangan selalu berusaha untuk meningkatkan layanan publik kepada masyarakat. Untuk
BAB
IIILA
PORA
N S
EMES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N 2
011
PELA
KSA
NA
AN
INPR
ES N
OM
OR
5 TA
HU
N 2
004
Laporan Inpers start 26032012.indd 21 28/03/2012 5:31:52 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
22
mengetahui tingkat layanan publik yang diberikan, Kementerian Keuangan senantiasa melaksanakan
survai kepuasan konsumen dengan menggunakan jasa pihak ketiga untuk menjaga independensinya.
Target capaian indeks survai kepuasan konsumen tahun 2011 adalah sebesar 3.87 dari skala 5. Survai
dilakukan oleh peneliti dari IPB dan hasilnya adalah 3.86.
Survai opini tersebut dilakukan atas 10 indikator yang menentukan tingkat kepuasan layanan Kementerian
Keuangan, yaitu:
a. Keterbukaan;
b. Informasi persyaratan;
c. Kesesuaian prosedur;
d. Sikap petugas;
e. Keterampilan petugas;
f. Lingkungan;
g. Akses terhadap layanan;
h. Waktu penyelesaian;
i. Kesesuaian pembayaran;
j. Pengenaan sanksi.
6. Persentase tindak lanjut pengaduan masyarakat atas layanan publik, yaitu perbandingan antara
jumlah tindak lanjut pengaduan masyarakat dengan jumlah pengaduan masyarakat.
Jika dibandingkan dengan semester I tahun 2011, jumlah pengaduan masyarakat atas layanan publik
dilingkungan Kementerian Keuangan pada semester II meningkat menjadi 1.308 pengaduan. Atas
pengaduan yang diterima tersebut, seluruhnya telah ditindaklanjuti. Dengan demikian, capaian atas
indikator ini adalah sebesar 100%.
7. Persentase kantor/unit kerja yang telah menyediakan fungsi help desk/ customer service.
Seluruh kantor/unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan telah menyediakan fungsi help desk/
customer service (100%). Jumlah kantor atau unit kerja yang telah menyediakan help desk/customer service
dilingkungan Kementerian Keuangan adalah sebanyak 773 kantor. Penyediaan help desk/customer service
juga terdapat pada kantor-kantor vertikal di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea dan Cukai.
E. Diktum KELIMA Diktum kelima, yaitu “Menetapkan Program dan Wilayah yang Menjadi Lingkup Tugas, Wewenang dan
Tanggungjawabnya sebagai Program dan Wilayah Bebas Korupsi”, diimplementasikan melalui perumusan
2 (dua) indikator sebagai berikut:
1. Jumlah program. Program dalam hal ini menunjukkan layanan unggulan yang telah ada SOP-nya. Sampai
dengan semester II tahun 2011 jumlah kumulatif layanan unggulan yang telah dilaksanakan Kementerian
Keuangan sebanyak 102 sehingga jumlah program adalah sejumlah 102 (capaian 100%).
Laporan Inpers start 26032012.indd 22 28/03/2012 5:31:52 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
23
2. Jumlah unit kerja yang dijadikan wilayah bebas korupsi. Sejak program reformasi birokrasi di
lingkungan Kementerian Keuangan dicanangkan tahun 2007, secara otomatis seluruh unit kerja di
lingkungan Kementerian Keuangan dijadikan wilayah bebas dari korupsi (capaian 100%). Hal ini telah
menjadi komitmen setiap pimpinan di Kementerian Keuangan.
F. Diktum KEENAM Diktum keenam, yaitu “Melaksanakan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah secara Konsisten untuk Mencegah Berbagai Macam Kebocoran dan Pemborosan Penggunaan
Keuangan Negara Baik yang Berasal dari APBN maupun APBD”, diimplementasikan melalui perumusan 3
(tiga) indikator sebagai berikut:
1. Jumlah pejabat yang bersertifikat LKPP. Pada tahun 2011 ditargetkan jumlah pegawai Kementerian
Keuangan yang memiliki sertifikat LKPP adalah sebanyak 2.862 orang. Berdasarkan data dari seluruh unit
eselon I diketahui bahwa jumlah pegawai yang telah bersertifikat LKPP adalah sebanyak 3.148 orang
(109,99%). Terpenuhinya capaian atas target tersebut dikarenakan dibeberapa unit eselon I melaksanakan
diklat ujian pengadaan barang dan jasa secara mandiri.
2. Tercapainya ketaatan terhadap prosedur pengadaan barang. Pada tahun 2011 jumlah pengadaan
dengan nilai pagu belanja modal di atas 5M adalah sebanyak 34 pekerjaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak
7 (tujuh) satker melakukan konsultasi dengan Inspektorat V. Atas 7 (tujuh) pekerjaan yang berkonsultasi
tersebut, Itjen melaksanakan audit terhadap 4 (empat) pekerjaan yang hasilnya menunjukkan bahwa
3 (tiga) pekerjaan tidak terdapat kesalahan prosedur dan 1 (satu) pekerjaan masih terdapat kesalahan
prosedur. Atas dasar hasil audit Inspektorat V tersebut, maka capaian atas ketaatan terhadap prosedur
pengadaan barang dan jasa > 5M yang berkonsultasi dengan Itjen mencapai 75%.
3. Persentase penghematan belanja barang dan belanja modal dengan pelaksanaan
e-procurement. Selama Tahun 2011 jumlah pengadaan yang menggunakan e-procurement adalah
sebesar Rp.3.430.663.030.664,00, dan realisasi belanja sebesar Rp.2.970.851.947.091,00. Dengan
demikian Kementerian Keuangan telah melakukan penghematan belanja barang dan modal sebesar
Rp.459.811.083.573,00 atau sebesar 13,40%. Realisasi tersebut telah melebih target penghematan belanja
barang dan belanja modal di tahun 2011 yaitu sebesar 10%.
Pengadaan e-procurement ini dilaksanakan oleh Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
LPSE merupakan salah satu unit di bawah Sekretariat Jenderal yang menangani pengadaan barang/jasa
untuk seluruh eselon I di Kementerian Keuangan dan juga melayani proses pengadaan barang dan jasa di
beberapa Kementerian/Lembaga. Hingga tahun 2011, jumah Kementerian/Lembaga yang telah dilayani
oleh LPSE adalah 27 unit sebagaimana tampak pada uraian tentang Diktum ke sebelas.
BAB
IIILA
PORA
N S
EMES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N 2
011
PELA
KSA
NA
AN
INPR
ES N
OM
OR
5 TA
HU
N 2
004
Laporan Inpers start 26032012.indd 23 28/03/2012 5:31:52 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
24
G. Diktum KETUJUH Diktum ketujuh, yaitu “Menerapkan Kesederhanaan Hidup baik Dalam Kedinasan Maupun dalam
Kehidupan Pribadi serta Penghematan pada Penyelenggaraan Kegiatan yang Berdampak Langsung
pada Keuangan Negara”, diimplementasikan melalui perumusan indikator: Menetapkan penghematan
penyelenggaraan kegiatan perkantoran. Perumusan penghematan penyelenggaraan kegiatan perkantoran
ditetapkan dalam suatu Instruksi Menteri Keuangan (IMK) Nomor 12/IMK.01/2012 tentang Penghematan
Energi dan Air di Lingkungan Kementerian Keuangan. IMK dimaksud telah ditandatangani pada tanggal 17
Januari 2012 oleh Menteri Keuangan. Dengan demikian, maka seluruh eselon I di lingkungan Kementerian
Keuangan berkewajiban untuk melaksanakan instruksi tersebut.
H. Diktum KEDELAPAN Diktum kedelapan, yaitu “Memberikan Dukungan Maksimal Terhadap Upaya-upaya Penindakan Korupsi
yang Dilakukan Oleh Kepolisian Negara, Kejaksaan RI dan KPK dengan Cara Mempercepat Pemberian
Informasi yang Berkaitan dengan Perkara Tindak Pidana Korupsi dan Mempercepat Pemberian Ijin
Pemeriksaan Terhadap Saksi/Tersangka”, diimplementasikan melalui perumusan indikator: persentase
pemenuhan permintaan informasi yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi dari aparat penegak
hukum.
Sepanjang Tahun 2011, Kementerian Keuangan memperoleh 49 permintaan atau permohonan pemenuhan
informasi atas tindak pidana korupsi dari pada penegak hukum seperti KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan RI.
Permintaan informasi tersebut sepenuhnya telah dipenuhi oleh Kementerian Keuangan (capaian 100%).
Permintaan tersebut ditujukan kepada beberapa unit eselon I di Kementerian Keuangan, yaitu Bapepam-LK
19 permohonan sebagai saksi ahli, Ditjen Perbendaharaan 17 permohan sebagai saksi dan/atau saksi ahli,
Ditjen Anggaran 6 permohonan sebagai saksi dan permintaan informasi terkait tindak pidana korupsi, Itjen
6 permintaan informasi/berkas/dokumen terkait Gayus Halomoan Tambunan, dan Ditjen Pajak 1 permintaan
informasi mengenai kasus Gayus Tambunan.
I. Diktum KESEMBILAN Diktum kesembilan, yaitu “Melakukan Kerjasama dengan KPK untuk Melakukan Penelaahan dan
Pengkajian Terhadap Sistem-sistem yang Berpotensi Menimbulkan Tindak Pidana Korupsi dalam Ruang
Lingkup Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-masing”, diimplementasikan melalui perumusan
indikator: Jumlah Kerjasama dengan KPK. Jumlah kerjasama antara Kementerian Keuangan dengan KPK yang
dilaksanakan sepanjang tahun 2011 ditarget berjumlah 17 buah dan realisasinya berjumlah 19 kerjasama,
diantaranya:
1. Secara umum unit-unit di lingkungan Kementerian Keuangan telah melakukan kerja sama dengan KPK
melalui kegiatan sosialisasi LHKPN (5 kali);
2. Membentuk Tim Gabungan Itjen, BPKP, dan KPK untuk menangani keberatan dan banding pada Ditjen
Pajak serta untuk menangani putusan pengadilan pajak di Pengadilan Pajak Sekretariat Jenderal;
3. Pertukaran data informasi terkait penyimpangan/penyalahgunaan wewenang pejabat/ pegawai di
lingkungan Kementerian Keuangan (3 kali);
Laporan Inpers start 26032012.indd 24 28/03/2012 5:31:52 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
25
4. Kegiatan berupa knowledge sharing bersama KPK di Bapepam-LK;
5. Observasi KPK terhadap sistem pengawasan dan pelayanan cukai pada Ditjen Bea dan Cukai;
6. Tindak lanjut monitoring layanan sistem perpajakan;
7. Kerjasama dengan Ditjen Pajak dalam pelaksanaan diklat investigasi;
8. Mengundang KPK sebagai pembicara dalam peringatan hari anti korupsi di Ditjen Pajak;
9. Kerjasama penyediaan layanan drop box LHKPN di Kantor Pusat Ditjen Pajak;
10. Pelatihan teknik wawancara di Ditjen Pajak;
11. Pelaksanaan lelang barang hasil gratifikasi bersama Ditjen Kekayaan Negara;
12. Studi banding kode etik dari BPPK ke KPK;
13. Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) di Ditjen Perbendaharaan.
J. Diktum KESEPULUH Diktum kesepuluh, yaitu “Meningkatkan Upaya Pengawasan dan Pembinaan untuk Meniadakan Perilaku
Koruptif di Lingkungannya”, diimplementasikan melalui perumusan 2 (dua) indikator sebagai berikut:
1. Jumlah kegiatan terkait pengawasan dan pembinaan aparatur. Jumlah kegiatan terkait pengawasan
dan pembinaan aparatur di lingkungan Kementerian Keuangan direncanakan sebanyak 117, sedangkan
realisasinya hingga 21 Desember 2011 adalah sebanyak 137 kegiatan (117,09%), yang antara lain meliputi:
a. Sosialisasi/internalisasi terkait pembinaan pegawai dan penegakan disiplin;
b. Internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan kepada pegawai di seluruh unit eselon I dilingkungan
Kementerian Keuangan;
c. Penandatanganan Pakta Integritas pegawai;
d. Pengawasan dan pelaksanaan atas kegiatan penelaahan RKA-KL;
e. Internalisasi kebijakan di bidang kepatuhan internal dan spot check kegiatan pelayanan dan
pengawasan di 2 KPU dan 14 KPPBC;
f. Perumusan Peraturan Dirjen Bea Cukai tentang Peningkatan Penerapan Kepatuhan Intern di KPPBC
Tipe Madya;
g. Penerbitan Peraturan tentang Pengawasan Melekat;
h. Survei persepsi kepatuhan internal;
i. Sosialisasi LHKPN;
j. Penerbitan Peraturan tentang Pola Mutasi;
k. Revisi Kode Etik.
2. Persentase penegakan disiplin/pemberian sanksi kepada aparatur yang melanggar peraturan
disiplin pegawai.
Pada semester II tahun 2011, target penegakan disiplin/pemberian sanksi kepada aparatur yang
melanggar peraturan disiplin pegawai yang terkait kasus korupsi adalah sebesar 100%. Dari seluruh jumlah
pegawai Kementerian Keuangan yang berjumlah 63.916 pegawai, sebanyak 14 pegawai melakukan
pelanggaran disiplin terkait korupsi (0,02%). Atas pelanggaran yang dilakukan tersebut, setiap pegawai
dikenai hukuman atau sanksi ringan maupun berat dengan perincian sebagai berikut: Ditjen pajak (2
BAB
IIILA
PORA
N S
EMES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N 2
011
PELA
KSA
NA
AN
INPR
ES N
OM
OR
5 TA
HU
N 2
004
Laporan Inpers start 26032012.indd 25 28/03/2012 5:31:52 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
26
pegawai), Ditjen Perbendaharaan (3 pegawai), Ditjen Kekayaan Negara (4 pegawai), BPPK (1 pegawai),
dan Sekretariat Jenderal (4 pegawai). Dengan demikian, seluruh pegawai yang melanggar sepenuhnya
telah dikenai sanksi penegakan disiplin, baik ringan maupun berat (realisasi 100%).
DIKTUM KHUSUS
K. Diktum KESEBELAS Angka 1 Diktum kesebelas angka 1, yaitu “Khusus Kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri
Keuangan, dan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Melakukan Kajian Uji Coba Untuk Pelaksanaan
Sistem E-Procurement Yang Dapat Dipergunakan Oleh Instansi Pemerintah”, untuk lingkungan
Kementerian Keuangan telah dibentuk unit kerja pelaksana sistem e-procurement yang dapat digunakan
oleh seluruh instansi pemerintah yaitu Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (Pusat LPSE). Pusat LPSE
merupakan unit setingkat eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/ 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/
PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana diubah terakhir dengan
PMK Nomor 184/PMK.01/2010.
Diktum Kesebelas Angka 1 ini diimplementasikan melalui perumusan 2 (dua) indikator sebagai berikut:
1. Jumlah K/L/Komisi/BUMN/Perguruan Tinggi yang mempergunakan layanan sistem e-procurement
Kementerian Keuangan. Jumlah K/L/Komisi/BUMN/ Perguruan Tinggi yang menggunakan layanan
sistem e-procurement Kementerian Keuangan adalah sebanyak 27 institusi dari target sebanyak 16
institusi (capaian 168,75%) sebagaimana tampak pada tabel berikut ini.
No. Kementerian/Lembaga Bergabung Sejak No. Kementerian/Lembaga Bergabung
Sejak
1 Kementerian Keuangan 2009 15 Pengadilan Militer Balikpapan 2011
2 Komisi Pemberantasan Korupsi 2010 16 Komisi Pengawas Persaingan Usaha
2011
3 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 17 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta
2011
4 Badan Kepegawaian Negara 2010 18 Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat
2011
5 Sekretariat Negara 2010 19 Kementerian Perhubungan 2011
6 Komisi Yudisial 2010 20 Lembaga Sandi Negara 2011
7 Pusat Pelaporan Dan Analisa Transaksi Keuangan
2010 21 Kementerian PAN dan Refor-masi Birokrasi
2011
8 Badan Pemeriksa Keuangan 2010 22 Arsip Nasional RI 2011
9 Kementerian Kelautan dan Perikanan
2010 23 Kementerian ESDM 2011
10 IAIN Ar Raniry Aceh 2011 24 Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno
2011
11 Perpustakaan Nasional Repub-lik Indonesia
2011 25 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
2011
Laporan Inpers start 26032012.indd 26 28/03/2012 5:31:52 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
27
12 Kementerian Budaya dan Pariwisata
2011 26 Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
2011
13 Kementerian Luar Negeri 2011 27 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
2011
14 Kementerian Sosial 2011
2. Capaian kinerja e-procurement dari K/L/Komisi/BUMN/Perguruan Tinggi yang menjadi pengguna
sistem LPSE Kementerian Keuangan. Capain kinerja e-procurement pada Pusat LPSE Kementerian
Keuangan didasarkan pada penghematan setiap paket pengadaan yang dilakukan oleh pengguna sistem
LPSE. Pada semester II Tahun 2011, seluruh jumlah penghematan paket pengadaan yang dilakukan oleh
pengguna sistem LPSE sebagaimana disebutkan pada Diktum Keenam butir tiga adalah 13,40%. Secara
rinci, penghematan dari masing-masing Kementerian/Lembaga tersebut dapat ditabulasikan menjadi
sebagaimana tampak pada tabel berikut ini.
Kemenkeu Instansi Di Luar Kemenkeu Kemenkeu+ Non Kemenkeu
Jumlah Paket 711 paket 296 paket 1.007 paket
Nilai Pagu (Rp) Rp.2.353.773.051.798 Rp.1.076.889.978.866 Rp.3.430.663.030.664
Hasil Lelang (Rp) Rp.1.978.009.497.411 Rp.992.842.449.680 Rp.2.970.851.947.091
Penghematan (%) Rp.375.763.554.387(15,96%)
Rp.84.047.529.186,00(7,80%)
Rp.459.811.083.573(13,40%)
L. Diktum KESEBELAS Angka 2 Diktum kesebelas angka 2, yaitu “Menteri Keuangan Melakukan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan
Ketentuan Perpajakan, Kepabeanan dan Cukai, Penerimaan Bukan Pajak dan Anggaran Untuk
Menghilangkan Kebocoran dalam Penerimaan Keuangan Negara, Serta Mengkaji Berbagai Peraturan
Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Keuangan Negara yang Dapat Membuka Peluang
Terjadinya Praktik Korupsi dan Sekaligus Menyiapkan Rancangan Peraturan Perundang-undangan
Penyempurnannya”, diimplementasikan melalui 5 (lima) tema untuk merumuskan indikator sebagai berikut:
1. Pengadilan pajak, yaitu jumlah putusan pengadilan pajak yang diteliti oleh Tim Gabungan BPKP,
Itjen, dan KPK.
Target yang ingin dicapai adalah 143 putusan, sedangkan realisasi sampai dengan semester II sebanyak
281 putusan (capaian 196,50%). Adapun rinciannya adalah 61 Putusan Pengadilan Pajak atas 40 WP
dilakukan penelitian dan audit investigasi pada tahap pertama dan kedua, 42 putusan Pengadilan Pajak
atas 35 WP dilakukan penelitian dokumen pemeriksaan pajak, penelaahan keberatan, dan penanganan
banding pada tahap ketiga, 178 putusan pengadilan pajak atas 55 WP yang dikembalikan oleh bareskrim
POLRI telah dilakukan penelaahan, analisis, dan reviu berkas/dokumen.
2. Perpajakan, yaitu (a) tercapainya target penerimaan pajak, (b) terinternalisasikannya nilai-nilai
organisasi dan kode etik Direktorat Jenderal Pajak, (c) terlaksananya kerjasama unit penegak
hukum internal Direktorat Jenderal Pajak, Inspektorat Jenderal dan Komisi Pemberantasan
Korupsi, (d) jumlah kegiatan pengujian kepatuhan pelaksanaan sistem dan peraturan, (e) jumlah
BAB
IIILA
PORA
N S
EMES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N 2
011
PELA
KSA
NA
AN
INPR
ES N
OM
OR
5 TA
HU
N 2
004
Laporan Inpers start 26032012.indd 27 28/03/2012 5:31:52 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
28
penyusunan dan penyempurnaan SOP di bidang perpajakan, (f) jumlah penyelesaian usulan
pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan, dan (g)
jumlah penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
Adapun hasil dan capaian untuk masing-masing butir tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tercapainya target penerimaan pajak.
1) Penerimaan tanpa PPh Migas adalah sebagai berikut:
a) Target penerimaan tahun 2011 : Rp 708.932,54 milyar
b) Semester II tahun 2011 telah terealisasi : Rp 669.535,54 milyar
c) Capaian : 94,44%
2) Penerimaan termasuk PPh Migas:
a) Target penerimaan tahun 2011 : Rp 764.486,23 milyar
b) Semester II tahun 2011 telah terealisasi : Rp 742.631,13 milyar
c) Capaian : 97,14%
b. Terinternalisasikannya nilai-nilai organisasi dan kode etik Direktorat Jenderal Pajak.
Sebanyak 96 kantor telah melakukan internalisasi tentang kode etik dan corporate value di unit-unit
di lingkungan Ditjen Pajak. Sedangkan target yang dicanangkan adalah 25% dari seluruh unit kerja
yang ada di Ditjen Pajak atau sebanyak 90 kantor, sehingga capaiannya adalah sebesar 106,66%.
c. Terlaksananya kerjasama unit penegak hukum internal Direktorat Jenderal Pajak, Inspektorat
Jenderal dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2011 menargetkan 1 (satu) kegiatan kerjasama dengan KPK
dan pada tahun 2011 telah direalisasikan dengan mengadakan sosialisasi LHKPN oleh KPK di Ditjen
Pajak sebanyak 17 kali. Disamping itu Ditjen Pajak telah menandatangani MoU dengan KPK pada
tahun 2005, dengan Kepolisian tahun 2010 dan dengan Kejaksaan Aceh tahun 2010. Kegiatan yang
dilaksanakan meliputi sosialisasi LHKPN, sosialisasi laporan pajak-pajak pribadi (LP2P), sosialisasi Unit
Pelaksana Pemantauan Pengendalian Intern (UP3I). Sosialisasi LHKPN tersebut dilaksanakan dalam
bentuk:
1) Sosialisasi di Kantor Pusat DJP sebanyak satu kali.
2) Sosialisasi dalam bentu ToT (Training of Traineer) sebanyak delapan kali.
3) Sosialisasi LP2P, dengan dibantu oleh Itjen, telah dilaksanakan sebanyak satu.
4) Sosialisasi UP3I telah dilaksanakan sebanyak tujuh kali.
d. Jumlah kegiatan pengujian kepatuhan pelaksanaan sistem dan peraturan.
Kegiatan ini diilaksanakan melalui pengujian terhadap kegiatan penagihan, keberatan, SOP layanan
unggulan, drop box pada unit-unit yang dijadikan sampel, dan mengumpulkan informasi terkait
permasalahan yang dihadapi dari kegiatan tersebut untuk diberikan saran/rekomendasi perbaikan.
Direktorat KITSDA selama tahun 2011 telah melakukan pengujian terhadap kegiatan penagihan
sebanyak 12 kali, kegiatan drop box sebanyak 4 kali dan pengujian SOP layanan unggulan sebanyak
Laporan Inpers start 26032012.indd 28 28/03/2012 5:31:52 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
29
4 kali. Total jumlah kegiatan adalah 20 kali, dari target sebanyak 17 kegiatan. Dengan demikian
realiasinya adalah sebesar 117,65%.
e. Jumlah penyusunan dan penyempurnaan SOP di bidang perpajakan.
Manajemen SOP di Ditjen Pajak dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Penerimaan dan pengolahan masukan SOP;
2) Pengembangan SOP;
3) Pengesahan SOP;
4) Penatausahaan dan publikasi SOP;
5) Monitoring pelaksanaan SOP;
6) Evaluasi SOP.
Penyusunan dan penyempurnaan SOP di bidang perpajakan ditargetkan sebanyak 340 SOP terdiri
atas 284 SOP baru dan 56 SOP revisi. Sedangkan realisasinya sebanyak 497 SOP, terdiri atas 381 SOP
baru dan 116 SOP revisi. Dengan demikian capaiannya adalah sebesar 146,18%.
f. Jumlah penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri Keuangan.
Direktorat Peraturan Perpajakan I dan II telah menyampaikan Nota Dinas Dirjen Pajak ke Menteri
Keuangan sebanyak 33 buah terkait Konsep Rencana Peraturan Pemerintah dan Rencana Peraturan
Menteri Kuangan, melebihi target yang ditetapkan sebanyak 30 buah (realisasi sebesar 110%). Dari
realisasi tersebut, 16 berasal dari Direktorat Peraturan Perpajakan I, dan 17 dari Direktorat Perpajakan
II (lihat Lampiran I).
g. Jumlah penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak.
Direktorat Peraturan Perpajakan I dan II telah menyelesaikan usulan pembuatan Peraturan Dirjen
sebanyak 25 Peraturan, melebihi target yang ditetapkan sebanyak 21 Peraturan (capaian 119,04%).
Dari realisasi tersebut, 10 peraturan berasal dari Direktorat Perpajakan I, dan 15 peraturan dari
Direktorat Perpajakan II (lihat Lampiran II).
3. Kepabeanan dan Cukai, yaitu (a) target penerimaan Bea Masuk dan Cukai, (b) adanya unit
kepatuhan internal dan unit intelijen atau penyidikan, (c) meningkatnya kemampuan pengawasan
internal melalui Electronic Data Interchange DJBC, (d) diterapkannya Modul Pelaporan Online, (e)
terlaksananya kerjasama unit penegak hukum internal DJBC, Itjen dan KPK, dan (f) tersusunnya
peraturan pelaksanaan perundang-undangan. Adapun hasil dan capaian untuk masing-masing butir
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Target Penerimaan Bea Masuk dan Cukai.
Tahun 2011, target penerimaan bea masuk dan cukai adalah sebesar Rp 85,77 trilyun (delapan puluh
BAB
IIILA
PORA
N S
EMES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N 2
011
PELA
KSA
NA
AN
INPR
ES N
OM
OR
5 TA
HU
N 2
004
Laporan Inpers start 26032012.indd 29 28/03/2012 5:31:52 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
30
lima triliun tujuh ratus tujuh puluh miliar rupiah), pada semester II telah terealisasi sebesar Rp 131,100
trilyun (seratus tiga puluh satu triliun seratus miliar rupiah), atau terealisasi sebesar 152,85%.
b. Adanya unit kepatuhan internal dan unit intelijen atau penyidikan.
Dengan target 11 unit, sampai dengan semester II Tahun 2011 telah terealisasi 11 unit (capaian 100%),
yaitu 11 unit KPPBC Tipe Madya Pabean (Ngurah Rai, Juanda, Jakarta, Tangerang, Dumai, Palembang,
Bandar Lampung, Balikpapan, Pontianak, Makassar, dan Marunda). Indikator ini telah terealisasi pada
semester I tahun 2011.
c. Meningkatnya kemampuan pengawasan internal melalui Electronic Data Interchange (EDI)
DJBC.
Dengan target 100%, pada semester II Tahun 2011 terealisasi 100%. Kantor Pelayanan yang melakukan
proses pemeriksaan barang dengan menggunakan EDI yaitu KPU Tanjung Priok Tipe-A, KPPBC Madya
Pabean Tanjung Perak, KPPBC Madya Pabean Belawan, KPPBC Madya Pabean Tanjung Emas, dan
KPPBC Madya Pabean Soekarno Hatta. Indikator ini telah terealisasi pada semester I tahun 2011.
d. Diterapkannya Modul Pelaporan Online (MPO).
Dengan target 100%, pada semester II Tahun 2011 telah terealisasi sepenuhnya. MPO telah diterapkan
di seluruh unit yang memungut penerimaan bea dan cukai, yaitu 2 Kantor Pelayanan Utama dan 113
KPPBC. Indikator ini telah terealisasi pada semester I tahun 2011.
e. Terlaksananya kerjasama unit penegak hukum internal DJBC, Itjen dan KPK.
Pada tahun 2011, Ditjen Bea dan Cukai menargetkan sebanyak 12 kegiatan kerjasama dengan
penegak hukum KPK. Namun sampai dengan akhir tahun 2012, Ditjen Bea dan Cukai baru bisa
merealisasikan sebanyak 7 kegiatan (tingkat capaian 58,33%).
Pada semester I telah terlaksana kerjasama yaitu berupa penandatanganan 1 MoU dengan
KPK. Kerjasama tersebut berupa pengisian Kuesioner Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain itu pada semester II juga telah dilaksanakan 6 kali kerjasama dengan KPK yaitu melakukan
pengawasan dan pelayanan di 3 kantor cukai (survei).
f. Tersusunnya peraturan pelaksanaan perundang-undangan.
Targetnya adalah tersusunnya Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Bea
Cukai yang terkait dengan tata kerja dibidang kepabeanan, kawasan berikat, dan cukai. Pada tahun
2011 telah terealisasi sebanyak 13 Peraturan Menteri Keuangan dan 22 Peraturan Direktur Jenderal
Bea Cukai dibidang kepabeanan, kawasan berikat, dan cukai (lihat Lampiran III).
4. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yaitu (a) target PNBP dalam APBN, (b) Piutang PNBP
Khusus BUN Yang Tertagih, (c) Tersusunnya Kajian Sebagai Bahan Revisi Undang-Undang Nomor
20 Tahun 1997 tentang PNBP, dan (d) Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang jenis
Laporan Inpers start 26032012.indd 30 28/03/2012 5:31:53 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
31
dan tarif PNBP pada K/L. Adapun hasil dan capaian untuk masing-masing butir tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam APBN.
Pada tahun 2011, target PNBP adalah sebesar Rp 250.906.980.000 (dua ratus lima puluh miliar
sembilan ratus enam juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah), dan sampai dengan semester
II tahun 2011 telah terealisasi sebesar Rp 321.205.080.000 (tiga ratus dua puluh satu miliar dua ratus
lima juta delapan puluh ribu rupiah). Dengan demikian capaiannya adalah sebesar 112,09%.
b. Piutang PNBP Khusus BUN yang tertagih.
Pada tahun 2011, jumlah piutang PNBP khusus BUN yang tertagih s.d. semester II tahun 2011 adalah
sebesar Rp 2.400.000.000.000,- dari target APBN 2011 sebesar Rp 2.840.050.000.000,-. Sehingga
tingkat capaiannya adalah sebesar 84,51%.
c. Tersusunnya Kajian Sebagai Bahan Revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang
PNBP.
Pada semester II tahun 2011 telah diselesaikan konsep Naskah Akademis Revisi UU No 20 Tahun 1997
(capaian 100%).
d. Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang jenis dan tarif PNBP pada K/L.
Pada periode Januari s.d. Juni 2011 dilakukan kegiatan penyusunan RPP Jenis dan Tarif PNBP pada
Sekretariat Negara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Kepegawaian
Negara (BKN) dan Kementerian Pertanian. Seluruh kegiatan penyusunan RPP pada keempat
Kementerian/ Lembaga tersebut telah selesai dilaksanakan pada semester II tahun 2011, sehingga
tingkat capaiannya adalah sebesar 100%.
5. Bidang Anggaran, yang meliputi Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Adapun hasil dan capaian untuk masing-masing unit
eselon I tersebut adalah sebagai berikut:
a. Direktorat Jenderal Anggaran.
Target dan realisasi di Direktorat Jenderal Anggaran adalah sebagai berikut:
1) Tersusunnya Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya.
Dengan target 1 Peraturan Menteri Keuangan, sampai dengan semester II tahun 2011 telah
terealisasi 2 Peraturan Menteri Keuangan (capaian 200%), yaitu:
a) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran
2012;
b) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120#/2011 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun 2012.
2) Tersusunnya SP RKA-KL tepat waktu.
SP RKA-KL telah diselesaikan tepat waktu pada bulan November 2011 dengan ditetapkannya
BAB
IIILA
PORA
N S
EMES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N 2
011
PELA
KSA
NA
AN
INPR
ES N
OM
OR
5 TA
HU
N 2
004
Laporan Inpers start 26032012.indd 31 28/03/2012 5:31:53 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
32
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-01/MK.2/2011 tentang Alokasi Anggaran K/L 2012
(capaian 100%).
3) Tersusunnya Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penelaahan RKA K/L.
Telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/AG/2011 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL (capaian 100%).
4) Tersusunnya RUU APBN Tahun 2012 dan RUU APBN-P Tahun 2011 dengan target 2
Rancangan Undang-Undang.
Setelah melakukan pembahasan RUU APBN dan RUU APBN-P dengan DPR, pada semester II
tahun 2011 Ditjen Anggaran telah menetapkan 2 UU (capaian 100%), yaitu:
a) UU No. 22 Tahun 2011 tentang APBN Tahun 2012;
b) UU No. 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011.
5) Tersusunnya Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-Lain (BSBL) Tepat Waktu.
Laporan keuangan BSBL Tahun 2010 telah diselesaikan tepat waktu pada bulan Februari 2011,
dan laporan keuangan semester I Tahun 2011 telah diselesaikan pada bulan Agustus 2011.
b. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
Target dan realisasi di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan adalah sebagai berikut:
1) Terlaksananya penyaluran transfer ke daerah tepat waktu dan efisien.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan telah melakukan penyaluran transfer ke daerah
tepat waktu dan efisien. Persentase target jumlah penyaluran transfer ke daerah dihitung dari
rata-rata periodisasi penyaluran dana transfer ke daerah yang tercantum dalam PMK No. 126/
PMK.07/2010. Perhitungan realisasi didasarkan pada penerbitan SPM yang menjadi kewenangan
DJPK. Meskipun untuk triwulan IV realisasi penyaluran transfer ke daerah hanya mencapai
24,89% atau dibawah target yang sebesar 28%, namun secara total capaian IKU selama satu
tahun mencapai 100,18% atau melebihi target yang ditetapkan sebesar 100%. Hal ini disebabkan
capaian pada triwulan sebelumnya melebihi dari target yang ditetapkan yang merupakan hasil
upaya percepatan penyampaian realisasi penyerapan anggaran Transfer ke Daerah yang terus
dilaksanakan oleh DJPK melalui kegiatan bimbingan teknis dan workshop kepada seluruh
daerah penerima dana Transfer ke Daerah.
Capaian tersebut antara lain ditunjang oleh adanya penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan
Bangunan (DBH PBB) Bagian Daerah berdasarkan data realisasi “buku merah” per 15 Desember
2011 yang telah mencapai sebesar Rp 8 Triliun, sehingga realisasi DBH PBB mencapai 105,70%.
2) Tersusunnya peraturan alokasi dana transfer daerah yang akurat.
Laporan Inpers start 26032012.indd 32 28/03/2012 5:31:53 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
33
Jumlah kebijakan yang direncanakan pada semester ini adalah 18 peraturan, dan yang telah
direalisasikan sampai dengan semester II sebanyak 21. Sehingga capaiannya adalah sebesar
117%. Adapun total peraturan terkait Alokasi Dana Transfer ke Daerah yang dapat diselesaikan
selama Tahun 2011 adalah sebanyak 37 Buah (Lihat lampiran V).
c. Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Target dan realisasi di Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebagai berikut:
1) Kepatuhan Bank Persepsi/Pos Persepsi dalam melaksanakan kontrak.
Yang dimaksud dengan kepatuhan bank persepsi adalah terkait dengan jam buka loket dan
ketepatan pelimpahan penerimaan negara serta penyampaian laporan ke KPPN sesuai dengan
kontrak. Bank Operasional I sebagai mitra kerja KPPN di seluruh Indonesia berjumlah 177 bank.
Pada tahun 2011, dari jumlah tersebut terdapat 3 bank yang ditegur atau didenda karena tidak
patuh sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sehingga persentase kepatuhan Bank Operasional
dalam melaksanakan kontrak adalah 99,4%.
2) Tersusunnya/disempurnakannya peraturan perundang-undangan dan petunjuk
pelaksanaan di bidang perbendaharaan.
Pada tahun 2011, jumlah peraturan perundang-undangan dan petunjuk pelaksanaan di bidang
perbendaharaan yang telah disusun/disempurnakan sebanyak 41 RPMK. Sedangkan peraturan
perundang-undangan dan petunjuk pelaksanaan di bidang perbendaharaan yang telah
disusun/ disempurnakan dalam bentuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan berjumlah
92 peraturan. Sehingga total jumlah peraturan yang telah ditetapkan selama tahun 2011 adalah
sebanyak 133 peraturan, dari target sebanyak 77 peraturan. Dengan demikian capaian untuk
indikator ini adalah sebesar 172,72% (lihat Lampiran IV).
3) Tersusunnya RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN Tahun 2010.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pada akhir bulan Juni 2011 telah disampaikan
Rancangan Undang-Undang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN (RUU P2 APBN) Tahun
2010 kepada Dewan Perwakilan Rakyat. RUU tentang Pertanggungjawaban atas Palaksanaan
APBN Tahun Anggaran 2010 telah disampaikan kepada Presiden tanggal 20 Juni 2011 dengan
Surat Menteri Keuangan Nomor S-336/MK.05/2011 tanggal 20 Juni 2011. Indikator tersebut telah
terealisasi pada semester I Tahun 2011.
BAB
IIILA
PORA
N S
EMES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N 2
011
PELA
KSA
NA
AN
INPR
ES N
OM
OR
5 TA
HU
N 2
004
Laporan Inpers start 26032012.indd 33 28/03/2012 5:31:53 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
34
Halaman sengaja di kosongkan
Laporan Inpers start 26032012.indd 34 28/03/2012 5:31:53 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
35
Bab IV.
Upaya yangTelah Dilaksanakan
Terkait Pemberantasan Korupsi di Lingkungan
Kementerian Keuangan
Laporan Inpers start 26032012.indd 35 28/03/2012 5:31:54 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
36
A. Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman dengan Instansi Penegak Hukum dan Instansi Terkait Lainnya
Penandatanganan Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman (MoU/NK) mengenai kerjasama dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi dilakukan oleh beberapa unit eselon I antara lain Direktorat Jenderal
Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,
Inspektorat Jenderal, Bapepam-LK, serta Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang telah menandatangani pakta integritas sejak tahun 2009, membina kerjasama
dengan Instansi Penegak Hukum dan Instansi Terkait Lainnya dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi,
yaitu:
1. Direktorat Jenderal Pajak dengan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 004/KPK-Menkeu/II/2005 tanggal 23
Februari 2005 tentang Kerjasama dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi dan tindak pidana di
bidang perpajakan;
2. Direktorat Jenderal Pajak dengan Kepolisian RI Nomor KEP-81/PJ/2010 dan B/7/II/2010 tanggal 23 Februari
2010 tentang Penegakan Hukum di Bidang Perpajakan;
3. Kanwil DJP Aceh dengan Kejaksaan Tinggi Aceh tanggal 14 Januari 2010 tentang Penegakan Hukum Pajak.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bekerjasama dengan Kepolisian RI dan Badan Narkotika Nasional yang
tertuang dalam MoU Nomor 07/1/2010/BNN.B/01/I/2010, KEP-04/BC/2010 tanggal 20 Januari 2010 terkait dengan
koordinasi dan komunikasi dalam pelaksanaan tugas pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.
Inspektorat Jenderal kementerian Keuangan juga telah bekerjasama dengan KPK dan Pusat Pelaporan Analisa dan
Transaksi Keuangan (PPATK).
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), bekerjasama dengan Instansi Penegak
Hukum dan Instansi Terkait Lainnya dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu dengan instansi
sebagai berikut:
1. Bapepam dan LK dengan Kejaksaan RI tanggal 27 Mei 1997 tentang Pembinaan Aparat Penegak Hukum di
Bidang Pasar Modal;
2. Bapepam dan LK dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) tanggal 19 Februari 1998 tentang
Pembentukan Aparat Penegak Hukum yang Berkualitas dan Memiliki Teknis Penyidikan yang Handal di Bidang
Pasar Modal;
3. Ketua Bapepam dan LK dan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tanggal 20 Oktober
2003 mengenai Kerjasama dalam Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003;
4. Bapepam dan LK dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) tanggal 19 Desember 2006
tentang Kerjasama dalam Pemberantasan tindak Pidana Korupsi dan Penegakan Hukum di Bidang Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan;
Laporan Inpers start 26032012.indd 36 28/03/2012 5:31:54 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
37
5. Ketua Bapepam dan LK dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor MOU/01/BL/2007 dan Nomor
Pol: B/1861/VII/2007 tanggal 26 Juli 2007 tentang Pembinaan, Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pegawai
Negeri Sipil dan atau Kepolisian Khusus.
Selain itu, pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) menandatangani Pakta Integritas disaksikan
oleh KPK pada tanggal 26 November 2008 setelah adanya sosialisasi pemberantasan korupsi oleh KPK kepada
seluruh pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).
B. Terbentuknya Unit Kepatuhan Internal
Unit Kepatuhan Internal merupakan unit yang akan melakukan pengawasan, mengevaluasi kinerja dan akuntabilitas
pelaksanaan tugas, serta memberikan rekomendasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas.
Untuk itu perlu dibentuk unit kepatuhan internal di lingkungan Kementerian Keuangan. Unit kepatuhan internal di
lingkungan Kementerian Keuangan yang sudah terbentuk terdiri atas:
1. Direktorat Jenderal Pajak (DJP), yaitu unit kepatuhan internal setingkat Eselon II pada Kantor Pusat DJP dan
setingkat eselon III pada Kantor Wilayah DJP.
2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dengan rincian sebagai berikut:
a. Unit setingkat Eselon IV pada KPPBC Madya;
b. Unit setingkat Eselon III pada Kanwil DJBC;
c. Unit setingkat Eselon II pada Kantor Pusat.
3. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), yaitu unit kepatuhan internal setingkat
Eselon II pada Kantor Pusat Bapepam-LK.
4. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), yaitu unit kepatuhan internal setingkat Eselon IV pada
Kantor Pusat BPPK.
5. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), yaitu unit kepatuhan internal setingkat eselon III pada kantor
Pusat DJPU.
6. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), yaitu unit kepatuhan internal setingkat eselon III pada kantor
Pusat DJKN.
7. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), yaitu unit kepatuhan internal setingkat eselon IV pada kantor Pusat DJA.
C. Peningkatan Transparansi Kantor Pelayanan
Dalam rangka meningkatkan transparansi kantor pelayanan di lingkungan Kementerian Keuangan, modernisasi
kantor pelayanan terus dilakukan, antara lain dengan menggunakan layanan yang bersifat unggulan sehingga
tidak memungkinkan bagi customers untuk mendapatkan pelayanan langsung selain dari petugas pada front
office/customer service/help desk. Upaya-upaya peningkatan transparansi di lingkungan Kementerian Keuangan
pada masing-masing unit Eselon I adalah sebagai berikut:
BAB
IVU
PAYA
YA
NG
TEL
AH
DIL
AKS
AN
AK
AN
TE
RKA
IT P
EMBE
RAN
TASA
N K
ORU
PSI
DI L
ING
KUN
GA
N K
EMEN
TERI
AN
KEU
AN
GA
N
Laporan Inpers start 26032012.indd 37 28/03/2012 5:31:55 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
38
1. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA).
a. Dalam rangka mencegah pemberian gratifikasi kepada pejabat/pegawai DJA dalam proses penelaahan
RKA-K/L dan pembahasan PNBP, telah diberikan sosialisasi mengenai larangan memberikan sesuatu yang
menyebabkan terjadinya KKN sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Anggaran Nomor SE-03/
AG/2010 tanggal 2 Juni 2010 tentang Tata Tertib Penelaahan RKA-K/L.
b. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses penelaahan revisi RKA-K/L,
telah dilakukan pemisahan antara ruang rapat dengan ruang kerja dan dilengkapi dengan kamera CCTV.
2. Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Seluruh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sudah modern, dengan 3 klasifikasi yaitu:
a. KPP Pratama;
b. KPP Madya;
c. KPP Wajib Pajak Besar.
3. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
Kantor Madya adalah kantor modern yang dibentuk untuk memberikan pelayanan publik yang efektif dan
efisien kepada masyarakat. Pada tahun 2011 terdapat 11 (sebelas) kantor yang berubah tipe menjadi Kantor
Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) Madya, yaitu:
a. KPPBC Jakarta;
b. KPPBC Tangerang;
c. KPPBC Juanda;
d. KPPBC Ngurah Rai;
e. KPPBC Dumai;
f. KPPBC Pontianak;
g. KPPBC Balikpapan;
h. KPPBC Makassar;
i. KPPBC Palembang;
j. KPPBC Bandar Lampung;
k. KPPBC Marunda, yang merupakan transformasi dari KPPBC Tipe A2 Sunda Kelapa, yang pada saat didirikan
bernama KPPBC Tipe A4 Sunda Kelapa, kemudian berubah menjadi KPPBC Tipe A3 Sunda Kelapa dan
terakhir berubah menjadi KPPBC Tipe A2 Sunda Kelapa.
4. Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB).
Sampai dengan tahun 2011 Ditjen Perbendaharaan telah membentuk 37 kantor pelayanan percontohan, yaitu
kantor modern yang memisahkan fungsi front office, middle office, dan back office dengan dilengkapi dengan
berbagai sistem modern dalam rangka mencegah tingkah laku koruptif dan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
5. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
Sampai dengan tahun 2011, Ditjen Kekayaan Negara telah membentuk kantor percontohan dan kantor
teladan. Adapun jumlah kantor teladan yang telah dibentuk sampai dengan tahun 2011 berjumlah 31 KPKNL
Teladan di seluruh Indonesia.
Laporan Inpers start 26032012.indd 38 28/03/2012 5:31:55 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
39
D. Penerapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.09/2010 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan tersebut bertujuan untuk mendorong peran serta pejabat/pegawai di lingkungan
Kementerian Keuangan dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
serta penyalahgunaan wewenang oleh pejabat/pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan dalam pelaksanaan
tugas pelayanan kepada masyarakat. Untuk menjamin keamanan bagi para pelapornya, Kementerian Keuangan
akan merahasiakan identitas pribadi whistleblower, dan mereka dapat melakukannya secara on-line dengan telah
diluncurkannya aplikasi Wise oleh Menteri Keuangan tanggal 05 Oktober 2011. Masyarakat dapat mengakses
whistleblowing system melalui situs www.wise.depkeu.go.id. Sampai dengan 06 Maret 2012, jumlah pengaduan
per unit yang masuk dalam wise sebanyak 81 pengaduan. Dari jumlah pengaduan yang masuk tersebut 32 aduan
masih dalam tahapan analisis, 16 aduan dinyatakan sedang dalam proses ditindaklanjuti, 14 aduan dinyatakan
selesai, dan sisanya masih dalam tahapan dilimpahkan dan belum dapat ditindaklanjuti.
BAB
IVU
PAYA
YA
NG
TEL
AH
DIL
AKS
AN
AK
AN
TE
RKA
IT P
EMBE
RAN
TASA
N K
ORU
PSI
DI L
ING
KUN
GA
N K
EMEN
TERI
AN
KEU
AN
GA
N
Peluncuran WISE, Aula Dhanapala 5 Oktober 2011
E. Transparansi Informasi Kepada Publik
1. Di Bidang Sumber Daya Manusia.
Sejak tahun 2008, Kementerian Keuangan telah melakukan rekrutmen pegawai secara terbuka yaitu
pengumuman pendaftaran dilakukan melalui media cetak, media elektronik (radio), website Kementerian
Keuangan. Selanjutnya pengumuman setiap tahapan seleksi ditayangkan melaui website. Pendaftaran
tersebut dilakukan secara online dan pengiriman berkas melalui PO BOX. Lembaga yang mencetak naskah
soal Tes Potensi Akademik (TPA) ditetapkan melalui lelang pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara
Laporan Inpers start 26032012.indd 39 28/03/2012 5:31:56 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
40
Forum Diskusi Pengadaan Barang/Jasa, Aula Dhanapala, 24 Nopember 2011
terbuka. Di samping itu, psikotes dilakukan bekerjasama dengan pihak konsultan yang dinyatakan sebagai
pemenang lelang pengadaan barang dan jasa konsultasi psikologi.
Selain itu, telah pula ditetapkan pengisian jabatan secara open bidding dari eselon IV, eselon III bahkan hingga
eselon II dan jabatan fungsional. Dengan cara ini jabatan yang kosong diumumkan melalui situs Kementerian
Keuangan dan peserta mengajukan diri untuk menduduki jabatan tertentu melalui assesment yang hasilnya
juga diumumkan secara terbuka melalui situs Kementerian Keuangan.
Informasi pengenaan hukuman disiplin/peringatan di lingkungan Kementerian Keuangan kepada publik
disampaikan oleh Inspektorat Jenderal yang menyajikan data statistik pegawai yang terkena hukuman
disiplin/peringatan di lingkungan Kementerian Keuangan sejak tahun 2006.
2. Di Bidang Pengadaan Barang/Jasa.
Dalam rangka meningkatkan transparansi pengadaan barang dan jasa yang diselenggarakan di Kementerian
Keuangan, sejak tahun 2009 Kementerian Keuangan telah membentuk Layanan Pengadaan Barang dan
Jasa secara Elektronik (LPSE) untuk mewujudkan hal tersebut. Pusat LPSE di lingkungan Sekretariat Jenderal
mempunyai tugas memberikan pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik kepada seluruh
unit kerja baik di dalam maupun di luar Kementerian Keuangan. Selama Tahun 2011 jumlah pengadaan
yang menggunakan e-procurement adalah sebesar Rp 3.430.663.030.664,- dan realisasi belanja sebesar Rp
2.970.851.947.091,-. Dengan demikian Kementerian Keuangan telah melakukan penghematan belanja barang
dan modal sebesar Rp 459.811.083.573,00 atau sebesar 13,40%.
Laporan Inpers start 26032012.indd 40 28/03/2012 5:31:59 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
41
F. Peningkatan Disiplin Pegawai
Dalam rangka peningkatan disiplin pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan, setiap pegawai di 12 unit
eselon I diwajibkan untuk melakukan presensi dengan mesin finger print. Kewajiban tersebut dituangkan dalam
Surat Edaran pimpinan masing-masing unit eselon I, seperti di lingkungan Sekretariat Jenderal ditetapkan
dengan surat edaran Sekretaris Jenderal Nomor SE-227/SJ/2008 tanggal 3 Maret 2008 tentang Sistem Absensi
Elektronik, di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ditetapkan dengan SE Dirjen Pajak Nomor SE-18/PJ/2009
tanggal 23 Februari 2009 tentang Penggunaan Absensi Elektronik, dan di lingkungan Inspektorat Jenderal
ditetapkan dengan Nota Dinas Sekretaris Inspektorat Jenderal Nomor ND-07/IJ.1/UP.10/2007 tentang Absensi
Pegawai Secara Elektronik. Di lingkungan BKF juga telah ditetapkan Surat Edaran Kepala Badan Kebijakan
Fiskal Nomor SE-720/KF/2007 tentang Pemberlakuan Sistem Absensi Elektronik di Lingkungan BKF.
Selain itu di lingkungan Inspektorat Jenderal juga telah ditetapkan Peraturan Inspektur Jenderal Nomor PER-
07/IJ/2009 tentang Pemantauan Keberadaan Pegawai dalam Jam Kerja di Lingkungan Inspektorat Jenderal
dan pelaksanaan sidak untuk mengetahui kemungkinan adanya pegawai yang keluar kantor tanpa ijin.
Berkaitan dengan Penegakan Disiplin, Menteri Keuangan telah memberlakukan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor PMK 214/PMK.01/2011 tentang Penegakan Disiplin Dalam Kaitannya Dengan Tunjangan Khusus
Pembinaan Keuangan Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan. PMK dimaksud telah disosialisasikan di
hadapan seluruh perwakilan unit-unit eselon I dan perwakilan dari Biro/Pusat di Sekretariat Jenderal, serta
perwakilan dari Kanwil DJP, DJBC, DJPb, dan DJKN. Dengan PMK tersebut setiap pegawai yang terlambat
masuk kerja atau pulang sebelum waktunya akan dikenakan pemotongan tunjangan, dan dalam satu bulan
apabila seorang pegawai melakukannya lebih dari tiga kali akan dikenai teguran secara tertulis.
G. Pembinaan Mental dan Agama
Dalam rangka pembinaan mental pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan, pada beberapa unit
eselon I telah dilaksanakan kegiatan seperti pengajian eksekutif yang dihadiri oleh pejabat eselon I, II dan III
serta adanya program ESQ dan Manajemen Qolbu yang dilakukan secara berkala (setiap bulan) sejak bulan
Juni 2010. Kegiatan pembinaan mental dan agama juga diberikan sejak dini bagi para CPNS di lingkungan
Kementerian Keuangan dalam Diklat Prajabatan Golongan II dan III.
H. Penerapan Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko telah diterapkan di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan
Departemen Keuangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tersebut, saat ini 12 (dua belas) unit eselon
I telah melakukan proses pemetaan risiko. Dampak yang diharapkan dari penerapan manajemen risiko antara
BAB
IVU
PAYA
YA
NG
TEL
AH
DIL
AKS
AN
AK
AN
TE
RKA
IT P
EMBE
RAN
TASA
N K
ORU
PSI
DI L
ING
KUN
GA
N K
EMEN
TERI
AN
KEU
AN
GA
N
Laporan Inpers start 26032012.indd 41 28/03/2012 5:31:59 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
42
lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kesadaran akan terjadinya risiko yang akan dihadapi dan berupaya untuk mengelola dan
mengurangi dampak atas risiko tersebut dengan baik.
2. Penanganan potensi-potensi permasalahan, termasuk risiko fraud (seperti korupsi dan kolusi).
3. Meningkatnya kualitas pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang karena sifat pekerjaannya rawan
untuk terjadinya korupsi, kolusi, nepotisme dan penyalahgunaan wewenang.
4. Setiap potensi risiko dapat segera dimitigasi.
Unit eselon I yang telah menerapkan manajemen risiko di lingkungannya masing-masing antara lain adalah:
1. Sekretariat Jenderal.
Pada tahun 2011, seluruh unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal telah menyusun profil risiko
dan merealisasikan penerapan manajemen risiko. Biro Umum bertindak sebagai unit in charge penerapan
manajemen risiko di lingkungan Sekretariat Jenderal.
2. Direktorat Jenderal Anggaran.
Sejak tahun 2009 Direktorat Jenderal Anggaran telah menyusun peta risiko dengan melibatkan pimpinan,
pejabat eselon II di lingkungan DJA selaku pemilik risiko dan Inspektorat Jenderal sebagai compliance
officer.
3. Direktorat Jenderal Pajak.
Kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk menerapkan manajemen risiko adalah
dengan melakukan uji coba pelaksanaan pemetaan risiko pada 13 unit di Kantor Pusat DJP dan tiga Kantor
Wilayah yaitu Kanwil DJP Jakarta Khusus, Kanwil DJP Jakarta Pusat, dan Kanwil DJP Jakarta Utara.
4. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Pada tahun 2010 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menyusun profil risiko dan melakukan identifikasi
serta inventarisasi terhadap kegiatan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan unit kerja masing-masing.
Hal tersebut dilakukan mengingat sifat pekerjaannya yang rawan untuk terjadinya korupsi, kolusi,
nepotisme dan penyalahgunaan wewenang yang berlangsung sepanjang tahun. Beberapa pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:
a. Pejabat eselon II di lingkungan Kantor Pusat DJBC;
b. Kepala Kantor Wilayah DJBC;
c. Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;
d. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai;
e. Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;
f. Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
5. Inspektorat Jenderal.
Sejak tahun 2009 Inspektorat Jenderal telah melakukan koordinasi pengelolaan risiko dengan
ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tanggal 24 November 2008 tentang
Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan. Adapun kegiatan pengelolaan risiko
tersebut dimulai dari tahapan kegiatan pemetaan, penilaian, penanganan, dan diakhiri dengan pelaporan
Laporan Inpers start 26032012.indd 42 28/03/2012 5:31:59 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
43
risiko. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah pejabat eselon I, II, dan III serta para staf yang
ditunjuk untuk menjadi koordinator dan administrator manajemen risiko.
I. Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Berbasis Balance Score Card dan Nilai Perilaku Pegawai
Penilaian Kinerja Berbasis Balance Score Card dan Nilai Perilaku Pegawai dilakukan berdasarkan Capaian
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Nilai Perilaku dari setiap pegawai dan pejabat di semua level mulai dari
Menteri Keuangan sampai dengan pelaksana. Sampai dengan saat ini di lingkungan Kementerian Keuangan
telah ditandatangani kontrak kinerja mulai dari level Menteri Keuangan (Depkeu Wide), seluruh pejabat
eselon I (Depkeu One), seluruh pejabat eselon II (Depkeu Two), seluruh pejabat eselon III (Depkeu Three),
seluruh pejabat eselon IV (Depkeu Four), sampai dengan level pelaksana (Depkeu Five) dengan berpedoman
pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Keuangan.
Selain itu, saat ini di lingkungan Kementerian Keuangan juga telah disusun Peraturan Menteri Keuangan
pengganti PMK 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan
Jabatan dan Peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana di Lingkungan Departemen Keuangan. Pengganti
peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 246/PMK.01/2011 tentang Mekanisme
Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan, dan PMK 247/
PMK.01/2011 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana Dalam Kelompok Jabatan
Awak Kapal Patroli di Lingkungan Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai.
Penandatanganan Kontrak Kinerja Pegawai Kementerian Keuangan, Aula Mezanine, 27 Juli 2011
Laporan Inpers start 26032012.indd 43 28/03/2012 5:32:02 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
44
Halaman sengaja di kosongkan
Laporan Inpers start 26032012.indd 44 28/03/2012 5:32:02 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
45
Bab V.
Penutup
Laporan Inpers start 26032012.indd 45 28/03/2012 5:32:03 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
46
Pemberantasan korupsi adalah kegiatan yang memerlukan komitmen, waktu, dan tenaga ekstra, karena korupsi
bukan hanya masalah parsial di bidang keuangan negara, tetapi korupsi juga berkaitan dengan sikap dan perilaku
individu ataupun kelompok yang menghambat proses pembangunan masyarakat yang adil dan makmur. Begitu
pentingnya peran Kementerian Keuangan dalam upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi sehingga
Kementerian Keuangan mendapat amanat untuk mengimplementasikan seluruh Diktum Inpres Nomor 5 Tahun
2004 tersebut.
Sebagai pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Kementerian
Keuangan telah memformulasikan berbagai kegiatan dan kebijakan yang digunakan sebagai indikator
pemberantasan dan pencegahan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan. Dengan adanya rumusan
indikator pemberantasan dan pencegahan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan, diharapkan setiap
kegiatan dan capaian kinerja unit maupun individu dapat dipetakan secara transparan menjadi sarana strategis
untuk mengantisipasi perilaku korup.
Adapun indikator-indikator pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan yang telah diformulasikan
dan dilaksanakan mencakup aspek penataaan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia, yaitu antara lain:
1. Kewajiban Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) bagi pejabat/pegawai
Kemenkeu;
2. Kontrak Kinerja Tahunan setiap pegawai;
3. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) eselon I;
4. Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Pelayanan Masyarakat;
5. Pencanangan Wilayah Bebas Korupsi (WBK);
6. Sertifikasi Pejabat Pengadaan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP);
7. Sosialisasi Inpres Nomor 5 Tahun 2004;
8. Implementasi Peraturan Menteri Keuangan tentang pengawasan dan pembinaan aparatur, yaitu antara lain
penetapan kode etik pegawai, pengelolaan pelaporan pelanggaran (whistle blowing), penerapan kedisiplinan
pegawai, dan penilaian kinerja pegawai.
Indikator-indikator tersebut dapat berubah sejalan dengan perkembangan lingkungan dan dinamika organisasi.
Namun pada prinsipnya seluruh upaya pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan adalah
bagian dari proses reformasi birokrasi, yaitu perbaikan birokrasi secara menyeluruh baik dari sisi prosedural
maupun substansial. Hal ini karena perilaku birokrasi menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu
pemerintahan dalam mengemban amanat untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Laporan Inpers start 26032012.indd 46 28/03/2012 5:32:03 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
47
Lampiran& Matriks
Laporan Inpers start 26032012.indd 47 28/03/2012 5:32:05 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
48
Lampiran I
Daftar Usulan Pembuatan Dan Penyempurnaan PP Dan PMK Di Bidang Perpajakan
1. Direktorat Peraturan Perpajakan I
a. RPP tentang Pemberian dan Penghimpunan Data dan Informasi yang Berkaitan dengan Perpajakan.
b. PP Nomor 74 Tahun 2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.
c. PMK Nomor 12/PMK.03/2011 tanggal 19 Januari 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 195/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga.
d. PMK Nomor 17/PMK.03/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran PBB.
e. PMK Nomor 30/PMK.03/2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang Perubahan Keuda atas PMK Nomor 70/
PMK.03/2007 tentang Batasan Kegiatan dan Jenis Jasa Kena Pajak yang atas Ekspornya Dikenai PPN.
f. PMK Nomor 31/PMK.03/2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor
36/PMK.03/2007 tentang Batasan Rumah Sederhana, Rumah Susun Sederhana, Pondok Boro, Asrama
Mahasiswa dan Pelajar serta Perumahan Lainnya yang atas Penyerahannya dibebaskan dari PPN.
g. PMK Nomor 16/PMK.03/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang Tata Cara Penghitungan Kelebihan
Pembayaran Pajak.
h. PMK Nomor 67/PMK.03/2011 tanggal 4 April 2011 tentang Penyesuaian Besarnya NJOPTKP PBB.
i. PMK Nomor 149/PMK.03/2011 tanggal 12 September 2011 tentang Sensus Pajak Nasional.
j. RPMK tentang Batasan Pengusaha Kecil PPN.
k. RPMK tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan PM bagi PKP yang Mempunyai Peredaran Usaha
Tidak Melebihi Jumlah Tertentu.
l. RPMK tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak.
m. RPMK tentang Jasa Pengiriman Surat dengan Perangko yang Tidak Dikenakan PPN.
n. RPMK tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Jasa Pengelolaan Tempat Parkir.
o. RPMK tentang Perubahan atas PMK 147/PMK.01/2011 tentang Kawasan Berikat.
p. RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan PPN dan PPn BM atas
Impor BKP yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk.
2. Direktorat Peraturan Perpajakan II
RPP yang terealisasi
No Perihal Nomor Surat/ ND
1 RPP tentang PPh atas Penghasilan dari Kegiatan Usaha Tertentu yang Diterima oleh WP yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
Surat Ke BKF Nomor S-130/PJ/2011tanggal 10 Juni 2011
2 RPP tentang Perubahan ketiga atas PP Nomor 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Surat ke BKF nomor S-118/PJ/2011tanggal 6 Juni 2011
3 Perubahan PP 62 tahun 2008 tentang Perubahan atas PP No 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas PPh untuk Penanaman Modal di Bi-dang-Bidang Usaha tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu
Surat ke BKF nomor S-53/PJ/2011tanggal 21 Maret 2011
4 RPP tentang PPh di Bidang Usaha Pertambangan Umum termasuk Batu Bara
Surat Ke BKF Nomor S-194/PJ/2011tanggal 19 September 2011
5 RPP tentang Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Panas Bumi Surat ke BKF Nomor S-291/PJ/2011tanggal 11 Nov 2011
Laporan Inpers start 26032012.indd 48 28/03/2012 5:32:06 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
49
RPMK yang terealisasi
No Perihal Nomor Surat/ ND
1 RPMK tentang Komite Verifikasi Pemberian Pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan
disampaikan bersamaan dengan RPMK tax holiday melalui Surat ke BKF nomor S-42/PJ/2011 tanggal 9 Maret 2011
2 RPMK tentang Amanah Pasal 33 ayat (4) PP Cost recovery tentang Ketentuan mengenai perhitungan dan tata cara pembayaran Pajak Penghasilan
Melalui Surat ke DJA Nomor S-814/PJ.031/2011 tanggal 19 Mei 2011, menya-takan bahwa penyelesaian RPMK dimaksud akan disusun oleh DJA
3 RPMK tentang Pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan
Surat ke BKF nomor S-42/PJ/2011 tanggal 9 Maret 2011
4 RPMK tentang Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan Litbang, Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olah-raga, dan Biaya Pembangunan Insfrastruktur Sosial yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Surat ke Biro Hukum Nomor S-46/PJ.03/2011 tanggal 19 Januari 2011 dan S-222/PJ.03/2011 tanggal 28 Januari 2011
5 RPMK tentang Jenis-jenis Harta Berwujud, Amortisasi atas Penge-luaran Harta Tak Berwujud, dan Penyusutan atas pengeluaran harta Berwujud
Surat ke BKF nomor S-115/PJ/2011 tanggal 6 Juni 2011
6 RPMK tentang Amanah Pasal 27 ayat (4) PP Cost Recovery tentang Tata Cara Pemotongan dan Pembayaran atas Pengahsilan Lain Kontraktor
Surat ke BKF nomor S-158/PJ/2011 tanggal 5 Agustus 2011
7 RPMK tentang Amanah Pasal 12 ayat (3) PP Cost Recovery tentang Batasan maksimum biaya yang berkaitan dengan remunerasi tenaga kerja asing
Surat ke BKF nomor S-159/PJ/2011 tanggal 5 Agustus 2011
8 RPMK tentang perubahan PMK No.196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan dengan menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang selain Rupiah serta Kewajiban Peny-ampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
Surat ke BKF nomor S-160/PJ/2011 tanggal 5 Agustus 2011
9 RPMK tentang Amanah Pasal 12 ayat (2) huruf f angka 3 PP Cost Recovery tentang Batasan Pengeluaran Alokasi Biaya Tidak Lang-sung dari Kantor Pusat yang dapat Dikembalikan dalam Penghi-tungan Bagi Hasil dan Pajak Penghasilan Bagi Kontraktor Minyak dan/atau Gas Bumi
Surat ke BKF nomor S-157/PJ/2011 tanggal 5 Agustus 2011
10 RPMK tentang Perubahan Kedua atas KMK Nomor 635/KMK.04/1994 Tentang Pelaksanaan Pembayaran Dan Pemungu-tan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Surat Ke BKF Nomor S-290/PJ/2011 tanggal 11 November 2011
11 RPMK tentang Amanah Pasal 18 ayat (2) PP Cost Recovery tentang Tata cara pengelolaan iuran pesangon dan besarnya pesangon
Surat Ke BKF Nomor S-289/PJ/2011 tanggal 11 November 2011
12 RPMK tentang Perubahan ketiga atas PMK 215/PMK.03/2008 tentang Penetapan Organisasi Internasional
Surat Ke BKF Nomor S-292/PJ/2011tanggal 11 November 2011
LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 49 28/03/2012 5:32:06 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
50
Lampiran II
Daftar Usulan Pembuatan Dan Penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
1. Direktorat Peraturan Perpajakan I
1) Perdirjen Nomor PER-7/PJ/2011 tanggal 21 Maret 2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak.
2) Perdirjen Nomor PER-11/PJ/2011 tanggal 4 April 2011 tanggal Tata Cara Penetapan Wajib Pajak atas
Objek PBB yang belum Jelas Diketahui Wajib Pajaknya dan Pencabutan.
3) Perdirjen Nomor PER-12/PJ/2011 tanggal 4 April 2011 tentang tata Cara Penatausahaan PPN yang
Ditanggung Pemerintah atas Penyerahan Minyak Goreng Kemasan Sederhana dan/atau Minyak Goreng
Sawit Curah di Dalam Negeri.
4) Perdirjen Nomor PER-30/PJ/2011 tanggal 27 September 2011 tentang Pedoman Teknis Sensus Pajak
Nasional.
5) Perdirjen Nomor PER-23/PJ/2011 tanggal 24 Agustus 2011 tentang Bentuk dan Isi Nota Penghitungan,
SKP PBB, Surat Tagihan PBB.
6) Perdirjen Nomor PER-27/PJ/2011 tanggal 19 September 2011 tentang Perubahan Keuda atas Perdirjen
Nomor PER-10/PJ/2010 tentang Dokumen Tertentu yang Kedudukannya Dipersamakan dengan Faktur
Pajak.
7) Perdirjen Nomor PER-36/PJ/2011 tanggal 18 November 2011 tentang Pengenaan PBB Sektor Perhutanan.
8) Perdirjen Nomor PER-37/PJ/2011 tanggal 21 Desember 2011 tentang Pencabutan Kepdirjen Nomor KEP-
251/PJ/2000 tentang Tata Cara Penetapan Besarnya NJOPTKP.
9) Perdirjen Nomor PER-38/PJ/2011 tanggal 21 Desember 2011 tentang Tata Cara Pengangsuran dan
Penundaan Pembayaran PBB.
10) Perdirjen Nomor PER-40/PJ/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang Tata Cara Penerbitan Faktur Pajak
dan Surat Setoran Faktur Pajak atas Penyerahan Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan/atau Liquefied
Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 Kilogram.
2. Direktorat Peraturan Perpajakan II
Perdirjen yang Terealisasi
No Perihal Nomor PER
1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Pelaksanaan Pembayaran dan Pembuatan Bukti Pembayaran atas Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
PER-6/PJ/2011 tanggal 21 Maret 2011
2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan
PER-1/PJ/2011 tanggal 10 Januari 2011
3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pengajuan dan Penelitian atas Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Yang Seharusnya Tidak Terutang
PER-5/PJ/2011 tanggal 21 Maret 2011
4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Hukum di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
PER-20/PJ/2011 tanggal 20 Mei 2011
5 Rancangan Perdirjen Pajak tentang Perubahan perdirjen Pajak Nomor PER-57/PJ/2010 tentang Tata Cara Dan Prosedur Pemingutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain
PER-15/PJ/2011 tanggal 6 Juni 2011
Laporan Inpers start 26032012.indd 50 28/03/2012 5:32:06 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
51
No Perihal Nomor PER
6 Tata Cara Pemberitahuan Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap atas Penanaman Kembali Penghasilan Kena Pajak sesudah Dikurangi Pajak
PER-16/PJ/2011 tanggal 6 Juni 2011
7 Rperdirjen tentang Amanah Pasal 31 ayat (4) PP Cost Recovery tentang Bentuk dan isi SPT Tahunan PPh
PER-28/PJ/2011 tanggal 9 September 2011
8 Rperdirjen tentang Amanah Pasal 25 ayat (9) PP Cost Recovery tentang Ketentuan mengenai penerbitan surat ketetapan pembayaran pajak penghasilan minyak bumi dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan surat keterangan pembayaran pajak penghasilan minyak bumi dan gas bumi sementara
PER-29/PJ/2011 tanggal 9 September 2011
9 Perubahan atas Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
PER- 32/PJ/2011 tanggal 11 November 2011
10 Perdirjen tentang Badan/Lembaga yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah yang Ditetapkan sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari pengahsilan Bruto
PER-33/PJ/2011 tanggal 11 November 2011
11 Perdirjen tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Dalam Rangka Pertukaran Informasi Berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yg Melibatkan Otoritas Pajak Negara Mitra
PER- 41/PJ/2011 tanggal 28 Desember 2011
12 Rancangan Perdirjen tentang Tata Cara Pelaksanaan Bantuan Penagihan Pajak Berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
PER- 42/PJ/2011 tanggal 28 Desember 2011
13 Rancangan Perdirjen tentang Penentuan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri
PER- 43/PJ/2011 tanggal 28 Desember 2011
14 Perdirjen tentang Tata Cara Pelaporan Penggunaan Dana & Realisasi Penanaman Modal bagi WP Badan yg Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan PPh Badan
PER- 44/PJ/2011 tanggal 29 Desember 2011
15 Perdirjen tentang Tata Cara Penetapan Saat Dimulainya Berproduksi Secara komersial bagi WP Badan yg Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan PPh Badan
PER- 45/PJ/2011 tanggal 29 Desember 2011 LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 51 28/03/2012 5:32:06 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
52
Lampiran III
Daftar Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Bea Cukai Yang Disusun Atau Disempurnakan
A. Peraturan Menteri Keuangan Di Bidang Bea dan Cukai
1. PMK Nomor 24/PMK.04/2011 tentang Tata Cara Penagihan di Bidang Cukai;
2. PMK Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai,
Barang Yang Dikuasai Negara dan Barang Yang Menjadi Milik Negara;
3. PMK Nomor 63/PMK.04/2011 tentang Registrasi Kepabeanan;
4. PMK Nomor 122/PMK.04/2011 tentang Penetapan Tarif, Nilai Pabean, Sanksi Administrasi Berupa Denda
Serta Tata Cara Penetapan SAnksi dan Tarif, NP, dan Sanksi Administrasi Berupa Denda;
5. PMK Nomor 123/PMK.04/2011 tentang Tata Cara Pemberitahuan Pembebasan BM atas Impor Barang
Untuk Keperluan Badan International Serta Pejabat Yang Bertugas Di Indonesia;
6. PMK Nomor 142/PMK.04/2011 tentang Impor Sementara;
7. PMK Nomor 143/PMK.04/2011 tentang Gudang Berikat;
8. PMK Nomor 147/PMK.04/2011 tentang Kawasan Berikat;
9. PMK Nomor 148/PMK.04/2011 tentang Ketentuan Pabean di Bidang Ekspor;
10. PMK Nomor 200/PMK.04/2011 tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai;
11. PMK Nomor 243/PMK.04/2011 tentang Pemberian Premi;
12. PMK Nomor 394/PMK.04/2011 tentang Pembebasan KITE;
13. PMK Nomor 253/PMK.04/2011 tentang Pengembalian KITE;
B. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Tahun 2011
1. Perdirjen Per-01/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan di Bidang
Kepabeanan;
2. Perdirjen Per-02/BC/2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan;
3. Perdirjen Per-03/BC/2011 tentang Perubahan Atas P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua
Auditor, Pengendali Teknis Audit dan Pengendalian Mutu Audit Bea dan Cukai;
4. Perdirjen Per-04/BC/2011 tentang Perubahan Atas P-13/BC/2008 tentang Tata Laksana Audit
Kepabeanan dan Cukai;
5. Perdirjen Per-05/BC/2011 tentang Tatalaksana Pemberitahuan Manifest Kedatangan Sarana Pengangkut
dan Manifest Keberangkatan Sarana Pengangkut Dalam Rangka Pengangkutan Barang Impor dan
Barang Ekspor Ke dan Dari Kawasan Pabean di Kawasan PElayanan Pabean Terpadu;
6. Perdirjen Per-08/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan BMAD Terhadap Impor Hot Roll
Coil di Malaysia;
7. Perdirjen Per-09/BC/2011 tentang Perubahan Keempat atas KEP 205/BC/2003 tentang Juklak Tata
Laksana KITE dan Pengawasannya;
8. Perdirjen Per-11/BC/2011 tentang Penyampaian Secara Penuh Mandatory Peralihan Pelayanan dan
Pengawasan KITE dan Kanwil DJBC Jakarta ke Kanwil DJBC Banten;
9. Perdirjen Per-18/BC/2011 tentang Perubahan Kedua Perdirjen Per-02/BC/2011 tentang Pengelolaan
Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan;
10. Perdirjen Per-21/BC/2011 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Registrasi Kepabeanan;
11. Perdirjen Per-22/BC/2011 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Registrasi Kepabeanan di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;
Laporan Inpers start 26032012.indd 52 28/03/2012 5:32:06 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
53
12. Perdirjen Per-23/BC/2011 tentang Rekonsiliasi Penerimaan;
13. Perdirjen Per-24/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan BM Tindak Pengamanan Terhadap
Impor Benang Kapas Selama Benang-Benang Jahit;
14. Perdirjen Per-25/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pertukaran Data Antara DJP dan DJBC;
15. Perdirjen Per-44/BC/2011 tentang Dokumen Pemberitahuan Pabean;
16. Perdirjen Per-51/BC/2011 tentang Gudang Berikat;
17. Perdirjen Per-52/BC/2011 tentang Tata Cara Pengangsuran Pembayaran Kekurangan Utang Cukai, Sanksi
Cukai, dan Sanksi Administrasi;
18. Perdirjen Per-53/BC/2011 tentang Tata Cara Tidak Dipungut Cukai;
19. Perdirjen Per-54/BC/2011 tentang Tata Cara Penimbunan Pemasukan dan Pengeluaran dan
Pengangkutan Barang Kena Cukai;
20. Perdirjen Per-57/BC/2011 tentang Kawasan Berikat;
21. Perdirjen Per-58/BC/2011 tentang Perubahan Per-47/BC/2010.
LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 53 28/03/2012 5:32:06 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
54
Lampiran IV
Daftar Peraturan Perundang-Undangan Dan Petunjuk Pelaksanaan Di Bidang Perbendaharaan Yang Telah Disusun/Disempurnakan Dalam Bentuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
1. PER-01/PB/2011 tanggal 14 Januari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-45/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyaluran dan Pencairan Dana Loan/Credit IBRD/IDA No.4790-IND/4078-IND dan Grant TF-055913 Program
Prakarsa Pembaruan Tata Pemerintahan Daerah/P2TPD (Initiatives For Local Governance Reform Project/ILGRP),
2. PER-02/PB/2011 tanggal 25 Januari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Nomor dan
Nama Subrekening Kas Umum Negara),
3. PER-03/PB/2011 tanggal 25 Januari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Penyusunan Laporan Penerimaan Negara Dalam Mata Uang Asing),
4. PER-04/PB/2011 tanggal 25 Januari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembebanan dan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri melalui Mekanisme Rekening Khusus),
5. PER-05/PB/2011 tanggal 1 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pengelolaan Transaksi Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah pada Kuasa Bendahara
Umum Negara Pusat),
6. PER-06/PB/2011 tanggal 2 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Penyuluh
Perbendaharaan),
7. PER-07/PB/2011 tanggal 9 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemindahbukuan/Transfer Surat Perintah Pencairan Dana dengan Lampiran Lebih Dari 100
Rekening Penerima),
8. PER-08/PB/2011 tanggal 9 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Pendelegasian Sebagian Tugas dan Fungsi Direktorat Sistem Manajemen Investasi Kepada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan),
9. PER-09/PB/2011 tanggal 17 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Nomor TF 098082 Infrastructure Reconstruction Financing Facility Project
Additional Financing),
10. PER-10/PB/2011 tanggal 17 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman
Bimbingan Pelaksanaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Kementerian/Lembaga Negara),
11. PER-11/PB/2011 tanggal 18 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),
12. PER-12/PB/2011 tanggal 22 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Teknis Penentuan Kualitas dan Penyisihan Piutang tidak Tertagih Penerusan Pinjaman),
13. PER-13/PB/2011 tanggal 2 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana APBN yang Kegiatannya Dilaksanakan oleh PT Asabri (Persero)),
14. PER-14/PB/2011 tanggal 3 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pencairan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Lingkup Kementerian Agama),
15. PER-15/PB/2011 tanggal 11 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Nomor TF092629 Global Partnership on Output-based Aid Extending
Telecomunications in Rural Indonesia Project),
16. PER-16/PB/2011 tanggal 11 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Laporan Inpers start 26032012.indd 54 28/03/2012 5:32:06 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
55
Teknis Pelaksanaan User Acceptance Test Sistem Penerimaan Negara pada Bank/Pos Persepsi),
17. PER-17/PB/2011 tanggal 16 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pencairan Dana Bantuan Sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial),
18. PER-18/PB/2011 tanggal 21 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Tunjangan kinerja Pegawai Kementerian Negara/Lembaga yang Dananya
Dialokasikan pada Bagian Anggaran 999),
19. PER-19/PB/2011 tanggal 25 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pengembalian Dana ke Rekening Khusus Sebagai Akibat Kesalahan Pembebanan dan Pengembalian Belanja
Negara Atas Beban Rekening Khusus),
20. PER-20/PB/2011 tanggal 7 April 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan Anggaran Melalui Pemberian Kuasa Antar Kuasa Pengguna Anggaran),
21. PER-21/PB/2011 tanggal 14 April 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pencairan Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat),
22. PER-22/PB/2011 tanggal 18 April 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara Revisi
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2011),
23. PER-23/PB/2011 tanggal 25 April 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Non Project Type Grant Aid 2001 dari Pemerintah Jepang untuk Kegiatan
Pemanfaatan Teknologi Kelautan Guna Pemberdayaan Masyarakat Pesisir),
24. PER-24/PB/2011 tanggal 18 Mei 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pencairan Dana Dalam Rangka Pengembalian Penerimaan Negara yang Berasal Dari Pengelolaan Rekening
Tunggal Perbendaharaan/Treasury Single Account),
25. PER-25/PB/2011 tanggal 26 Mei 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-34/PB/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyaluran dan Pencairan Dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan/PPIP),
26. PER-26/PB/2011 tanggal 26 Mei 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pengelolaan Rekening Pengeluaran pada Bank Indonesia dalam Rangka Pengeluaran Negara untuk
Pembayaran Utang Dalam Negeri, Utang Luar Negeri dan Pengeluaran Negara Lainnya Dalam Valuta Asing),
27. PER-27/PB/2011 tanggal 1 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-29/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyaluran dan Pencairan Dana Loan ADB No.2064(SF)-INO, No.2065-INO dan Grant GON No.4299-INO/
Participatory Irrigation Sector Project-PISP),
28. PER-28/PB/2011 tanggal 6 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan monitoring dan Evaluasi Penyerapan Anggaran),
29. PER-29/PB/2011 tanggal 9 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman
Penyuluhan Perbendaharaan Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan kepada Satuan
Kerja Kementerian Negara/Lembaga),
30. PER-30/PB/2011 tanggal 10 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Mekanisme
Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum),
31. PER-31/PB/2011 tanggal 15 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pengelolaan Rekening Dana Cadangan),
32. PER-32/PB/2011 tanggal 16 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Asian Development Bank (ADB) No.0216-INO Citarum Watershed
Management and Biodiversity Conservation),
33. PER-33/PB/2011 tanggal 16 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana hibah nomor 200766089 kfw Jerman untuk Proyek Forest Programe/Support for
Ministry of Forestry),
LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 55 28/03/2012 5:32:06 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
56
34. PER-34/PB/2011 tanggal 16 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah AusAid EP-58059 Proyek Scholl and District Management/BOS Training),
35. PER-35/PB/2011 tanggal 24 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Nomor TF-098283 Korea Trust Fund (KTF) Support for Statistical Capacity
Building),
36. PER-36/PB/2011 tanggal 27 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Loan IBRD Nomor 4786-IND/7760-ID Urban Sector Development Reform Project),
37. PER-37/PB/2011 tanggal 27 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pencairan Dana Pinjaman IBRD Nomor 7730-ID Urban Water Supply and Sanitation Project),
38. PER-38/PB/2011 tanggal 1 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Teknis
Pemberian Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas dalam Tahun Anggaran 2011 Kepada Pegawai Negeri,
Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun/Tunjangan),
39. PER-39/PB/2011 tanggal 6 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2010 tentang Tunjangan Beras Dalam Bentuk
Natura dan Uang),
40. PER-40/PB/2011 tanggal 7 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF-098862 dan No TF-098819 Third National Program for
Community Empowerment in Rural Areas Disaster Management Support Project (PNPM) Pola Khusus Pasca
Bencana),
41. PER-41/PB/2011 tanggal 7 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2010 tentang Tata Cara Penerbitan SPM dan
SP2D),
42. PER-42/PB/2011 tanggal 14 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-13/PB/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyaluran dan Pencairan Dana Loan Eastern Indonesia National Road Improvement Project (EINRIP) AIPRD
L-002),
43. PER-43/PB/2011 tanggal 15 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pengelolaan Rekening Pembangunan Hutan),
44. PER-44/PB/2011 tanggal 19 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Grant IBRD No. TF056894-IND Multi-Donor Trust Fund for Aceh and North Sumatra
(Infrastructure Reconstruction Enabling Project/IREP)),
45. PER-45/PB/2011 tanggal 19 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Kedua Atas Perdirjen Nomor PER-61/PB/2007 ttg Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Loan
ADB No.2294-INO (SF) Proyek Pengembangan Pendidikan Madrasah (Madrasah Education Development/
MEDP)),
46. PER-46/PB/2011 tanggal 20 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan Atas
Perdirjen Nomor PER-36/PB/2008 ttg Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Hibah TF 091414
(PFM MDTF),
47. PER-47/PB/2011 tanggal 26 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Dana Bantuan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka
Reintegrasi Aceh Tahun Anggaran 2011),
48. PER-48/PB/2011 tanggal 1 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF-096644 (IDF Grant for Support to BPKP on Pilot
Implementation of COSO Framework Project),
49. PER-49/PB/2011 tanggal 9 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
Laporan Inpers start 26032012.indd 56 28/03/2012 5:32:06 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
57
49/PB/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF 099083 Integrated
Management Information System (MIS) for PNPM Mandiri-SIMPADU),
50. PER-50/PB/2011 tanggal 9 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman IBRD Nomor 8010-ID Scholarships for Strengthening Reforming
Institutions Project),
51. PER-51/PB/2011 tanggal 9 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Bantuan Dana Jaminan Sosial bagi Orang dengan Kecacatan Berat
dan Bantuan Dana Jaminan Sosial bagi Lanjut UsiaTerlantar),
52. PER-52/PB/2011 tanggal 9 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Atas Pergeseran Anggaran dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara
Pengelola Belanja Lainnya (BA 999.08) ke Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga),
53. PER-53/PB/2011 tanggal 12 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Uji Coba
Layanan Mobile KPPN Tahap II),
54. PER-54/PB/2011 tanggal 15 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pelaksanaan
Pemilihan Bank Penyimpanan Dana Cadangan),
55. PER-55/PB/2011 tanggal 16 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Revisi Rencana Bisnis dan Anggaran dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum),
56. PER-56/PB/2011 tanggal 26 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pengelolaan Rekening Kas Saldo Anggaran Lebih),
57. PER-57/PB/2011 tanggal 12 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF-099302 (Support for the Implementation of the Extractive
Industries Transparency Initiative (EITI) in Indonesia),
58. PER-58/PB/2011 tanggal 13 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman IFAD No.L-I-835-ID dan Hibah IFAD No.G-I-C-835-ID untuk Proyek
Smallholder Livelihood Development In Eastern Indonesia (SOLID),
59. PER-59/PB/2011 tanggal 21 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Grant IBRD Nomor TF 098870 PNPM Support Faolity Trust Fund (PSF) Third
National Program for Community Empowerment in Urban Areas-Disaster Management Support Project),
60. PER-60/PB/2011 tanggal 22 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Australian Agency for International Development (AusAID) untuk Kegiatan
Infrastructure Enhancement Grant (IEG) Sektor Sanitasi),
61. PER-61/PB/2011 tanggal 23 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-61/
PB/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF 099616 (Third National Program
for Community Empowerment in Rular Areas-PSF Financing),
62. PER-62/PB/2011 tanggal 23 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
62/PB/2011 tentang Tata Cara Pencairan Dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah),
63. PER-63/PB/2011 tanggal 29 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pembayaran Dana Rehabilitasi dan Rekonslruksi Pascabencana Tahun Anggaran 2011),
64. PER-64/PB/2011 tanggal 30 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/P13/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman IBRD Nomor 7730-ID Urban Water Supply and Sanitation
Project),
65. PER-65/PB/2011 tanggal 3 Oktober 2011 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF99721-ID (PCPF REDD- Readiness Preparation),
66. PER-66/PB/2011 tanggal 4 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 57 28/03/2012 5:32:06 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
58
Pelaksanaan Pencairan Dana Grant IBRD Nomor TF 098863 dan TF 098869 PNPM Support Facility Trust Fund
(PSF) Community-Based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (REKOMPAK-PSF),
67. PER-67/PB/2011 tanggal 12 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Beasiswa Miskin Sekolah Dasar),
68. PER-68/PB/2011 tanggal 13 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Bantuan Prasarana dan Sarana Kepemudaan dan Keolahragaan pada
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga),
69. PER-69/PB/2011 tanggal 18 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Loan IBRD No.8079-ID (Fourth National Program for Community Empowerment in
Rural Areas) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan),
70. PER-70/PB/2011 tanggal 24 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-7/PB/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemindahbukuan/Transfer Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dengan Lampiran Lebih dari 100 (Seratus)
Rekening Penerima),
71. PER-71/PB/2011 tanggal 25 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS),
72. PER-72/PB/2011 tanggal 31 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Mekanisme
Pengelolaan Dana Perhitungan Fihak Ketiga),
73. PER-73/PB/2011 tanggal 3 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Langkah-
Langkah dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2011),
74. PER-74/PB/2011 tanggal 3 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Penyelesaian dan Penatausahaan Pengembalian (Retur) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),
75. PER-75/PB/2011 tanggal 15 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman dan Hibah Islamic Development Bank Untuk Proyek Integrated
Community Driven Development Project Phase II),
76. PER-76/PB/2011 tanggal 16 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pembayaran Uang Penghargaan Bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi Pemilihan
Umum, Ketua dan Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Ketua dan Anggota Komosi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota sebagai Penyelenggara Pemilihan Umum Tahun 2004),
77. PER-77/PB/2011 tanggal 22 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/PB/2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman Credit IDA No. 4260-IND dan Loan IBRD No. 7427-IND Kegiatan
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian/Farmers Empowerment Through
Agricultural Technology and Information (P3TIP/FEATI),
78. PER-78/PB/2011 tanggal 24 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembebanan Dana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri melalui Mekanisme Rekening Khusus
pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Khusus Jakarta VI),
79. PER-79/PB/2011 tanggal 28 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pengelolaan Rekening Pengeluaran Bank Indonesia Dalam Rangka Pencairan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Atas Beban Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pada Akhir Tahun Anggaran),
80. PER-80/PB/2011 tanggal 30 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer Pada Bagan Akun Standar),
81. PER-81/PB/2011 tanggal 30 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara
Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga),
82. PER-82/PB/2011 tanggal 30 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman
Laporan Inpers start 26032012.indd 58 28/03/2012 5:32:06 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
59
Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lernbaga),
83. PER-83/PB/2011 tanggal 5 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman
Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umurn),
84. PER-84/PB/2011 tanggal 5 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman Yang Diterushibahkan Japan International Cooperation Agency Nomor
IP-536 Engineering Services For Jakarta Mass Rapid Transit System Project),
85. PER-85/PB/2011 tanggal 5 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga),
86. PER-86/PB/2011 tanggal 12 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-54/PB/2011 tentang Pelaksanaan Pemilihan
Bank Penyimpan Dana Cadangan),
87. PER-87/PB/2011 tanggal 14 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengeluaran Negara Atas Beban Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pada Akhir Tahun
Anggaran 2011),
88. PER-88/PB/2011 tanggal 16 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2010 tentang Tata
Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar Dan Surat Perintah Pencairan Dana),
89. PER-89/PB/2011 tanggal 21 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Mekanisme Pengiriman dan Koreksi Data pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara),
90. PER-90/PB/2011 tanggal 27 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Rekonsiliasi Data Transaksi Penerimaan Negara pada Sistem Modul Penerimaan Negara),
91. PER-91/PB/2011 tanggal 27 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2005 tentang Petunjuk Pencairan
Dana Loan IBRD No. 4788-IND/IDA Credit No. 4076-IND (Support for Poor and Disadvantaged Areas Project),
92. PER-92/PB/2011 tanggal 29 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penatausahaan Penerimaan Negara Dalam Rangka Uji Coba Penerapan Sistem Pembayaran
Pajak Secara Elektronik (Billing System) Dalam Sistem Modul Penerimaan Negara). LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 59 28/03/2012 5:32:07 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
60
Lampiran V
Daftar Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Perimbangan Keuangan Terkait Alokasi Dana Transfer Daerah Yang Akurat
1. PMK No.05/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Migas TA 2008 yang dialokasikan dalam
APBN TA 2011;
2. PMK No.06/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Pertambangan Umum TA 2007, 2008, dan
2009 yang dialokasikan dalam APBN TA 2011;
3. PMK No.07/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Kehutanan TA 2007, 2008, dan 2009 yang
dialokasikan dalam APBN TA 2011;
4. PMK No.08/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA Pertambangan Umum TA 2011;
5. PMK No.09/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Perikanan TA 2009 yang dialokasikan dalam
APBN TA 2011;
6. PMK No.19/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA Kehutanan TA 2011
7. Perpres Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun
2011;
8. PMK No.25/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah
Tahun Anggaran 2011;
9. PMK No.33/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2011;
10. PMK No.39/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA Panas Bumi TA 2011;
11. PMK No.40/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Panas Bumi TA 006, 2007, dan 2008 yang
dialokasikan dalam APBN TA 2011;
12. PMK No.42/PMK.07/2011 Tentang Koreksi Alokasi DAU untuk Kabupaten dan Tahun Anggaran 2010 dalam
Pelaksanaan Penyaluran DAU Daerah Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2011;
13. PMK No.61/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Dana Insentif Daerah (DID) Tahun 2011;
14. PMK No.68/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Tambahan Alokasi DBH SDA Migas TA 2011;
15. PMK No.69/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Tambahan Alokasi DBH SDA Migas untuk Provinsi NAD TA 2011;
16. PMK No.70/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan DBH SDA Migas untuk Provinsi Papua dan Papua Barat dalam
rangka Otsus TA 2011;
17. PMK Nomor 73/PMK.07/2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010
Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggran 2011;
18. PMK Nomor 72/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Tambahan Penghasil Bagi Guru
Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota TA 2011;
19. PMK Nomor 71/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri
Daerah kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota TA 2011;
20. PMK Nomor 96/PMK.07/2011 Tentang Perubahan atas PMK Nomor 33/PMK.07/2011 tentang alokasi
sementara DBH Cukai Hasil Tembakau TA 2011;
21. PMK Nomor 140/PMK.07/2011 Tentang Alokasi dan Pedoman Umum Penggunaan Dana Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Daerah Tahun Anggaran 2011;
22. PMK Nomor 209/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran
2012;
23. PMK Nomor 201/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Bantuan Operasional Sekolah Tahun
Anggaran 2012;
24. PMK Nomor 210/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Definitif Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal
Laporan Inpers start 26032012.indd 60 28/03/2012 5:32:07 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
61
29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun Anggaran 2011;
25. PMK Nomor 203/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25 dan
Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun Anggaran 2012;
26. PMK Nomor 195/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Definitif Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun
Anggaran 2011;
27. PMK Nomor 198/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Definitif Pajak Bumi dan Bangunan Bagian Pemerintah Pusat
Yang Dibagikan Kepada Seluruh Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2011;
28. PMK Nomor 197/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Tahun
Anggaran 2012;
29. PMK Nomor 208/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Umum
Tahun 2011;
30. PMK Nomor 207/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan
Umum Tahun 2012;
31. PMK Nomor 202/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Perikanan Tahun
2012;
32. PMK Nomor 192/PMK.07/2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/
PMK.07/2011 tentang Pelaksanaan Penyaluran Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011;
33. PMK Nomor 172 /PMK.07/2011 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/
PMK.07/2010 tentang Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Anggaran 2011;
34. PMK Nomor 170/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Prognosa Definitif Bantuan Operasional
Sekolah Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2011;
35. PMK Nomor 156/PMK.07/2011 Tentang Pelaksanaan Penyaluran Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011;
36. PMK Nomor 161 /PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil
Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2009 dan Tahun Anggaran 2010 yang Dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2011;
37. PMK Nomor 160 / PMK.07 / 2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Pertambangan Gas Bumi yang Dialokasikan dalam APBN Perubahan TA 2011. LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 61 28/03/2012 5:32:07 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
62
Dik
tum
Inpr
es/
Prog
ram
Ura
ian
Indi
kato
r
Indi
kato
r Kin
erja
Kegi
atan
yan
g D
ilaks
anak
anPe
laks
ana
Kete
rang
anSa
tuan
Targ
et R
ealis
asi
SJTo
tal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Dik
tum
1
Peja
bat y
ang
term
asuk
Peny
elen
ggar
a N
egar
a ya
ng
belu
m m
elap
orka
n ha
rta
keka
yaan
nya
agar
seg
era
mel
apor
kann
ya k
epad
a KP
K
Pers
enta
se ju
mla
h pe
jaba
t yan
g te
lah
men
yam
paik
an L
HKP
N
s.d. A
khir
tahu
n
%
100
%
94
,58%
1. S
elur
uh u
nit w
ajib
men
gisi
ta
rget
den
gan
jum
lah
waj
ib L
HKP
N
2. S
elur
uh u
nit w
ajib
m
engi
ngat
kan
para
pe
jaba
t waj
ib L
HKP
N y
ang
belu
m m
enya
mpa
ikan
Sem
ua U
nit
esel
on I
Jum
lah
Peja
bat W
ajib
LH
KPN
= 2
4.17
7Ju
mla
h Pe
jaba
t Yan
g Te
lah
Men
yam
paik
an
LHKP
N =
22.
867
(94.
58%
)Pe
jaba
t Waj
ib L
HKP
N y
ang
belu
m m
elap
orka
n
LHKP
N =
1.3
10
Pers
enta
se p
embe
rian
sank
si te
rhad
ap p
ejab
atya
ng b
elum
m
enya
mpa
ikan
LH
KPN
%N
/A12
,44%
Mem
buat
sur
at p
erin
gata
n/te
gura
n ke
pada
pej
abat
w
ajib
LH
KPN
yan
g be
lum
m
enya
mpa
ikan
LH
KPN
Sem
ua U
nit
esel
on I
Form
ula:
∑ Pe
jaba
t yan
g te
lah
dibe
ri sa
nksi
(163
)
x
100%
∑ Pe
jaba
t yan
g be
lum
m
enya
mpa
ikan
LH
KPN
(1.3
10)
= Se
bagi
an b
esar
pej
abat
waj
ib L
HKP
N y
ang
belu
m
mel
apor
kan
LHKP
N m
asih
dal
am p
rose
s pem
beria
n sa
nksi
Dik
tum
2M
emba
ntu
KPK
dala
m
rang
ka p
enye
leng
gara
an
pela
pora
n, p
enda
ftar
an,
peng
umum
an d
anpe
mer
iksa
an L
HKP
N d
i lin
gkun
gann
ya
Pers
enta
se L
HKP
Nya
ng te
lah
dium
umka
n di
pa
pan
inte
rnal
%
N/A
98
,57%
1. M
enda
ta N
HK
yang
di
terim
a un
it2.
Men
gum
umka
n LH
KPN
ya
ng te
lah
men
dapa
tkan
N
HK
pada
pap
an in
tern
al
Sem
ua U
nit
esel
on I
Form
ula:
∑ N
HK
yang
diu
mum
kan
x 1
00
∑ N
HK
yang
dite
rima
unit
NH
K ya
ng d
iterim
a un
it =
1.39
4 N
HK
yang
tela
h di
umum
kan
di p
apan
in
tern
al =
1.3
74
Dik
tum
3M
embu
at p
enet
apan
kin
erja
deng
an p
ejab
at d
i ba
wah
nya
seca
ra
berje
njan
g, y
ang
bert
ujua
n un
tuk
mew
ujud
kan
suat
u ca
paia
n ki
nerja
tert
entu
deng
an s
umbe
rday
a te
rten
tu, m
elal
ui p
enet
apan
ta
rget
kin
erja
ser
ta
indi
kato
r kin
erja
yan
g m
engg
amba
rkan
kebe
rhas
ilan
penc
apai
anny
aba
ik b
erup
a ha
sil m
aupu
nm
anfa
at
Pers
enta
se p
ejab
atya
ng te
lah
men
etap
kan
kont
rak
kine
rja (K
K)
%
100%
100%
Men
data
jum
lah
peja
bat
yang
tela
h m
enet
apka
n ko
ntra
k ki
nerja
Sem
ua U
nit
esel
on I
Jum
lah
Peja
bat y
ang
tela
h m
enet
apka
n ko
ntra
k ki
nerja
sam
pai d
enga
n es
elon
III p
usat
dan
dae
rah
seba
nyak
1.9
84 p
ejab
at.
Pers
enta
se u
nit k
erja
yang
men
yam
paik
anla
pora
n ki
nerja
(LA
KIP)
%10
0%10
0%M
enda
ta u
nit k
erja
yan
g m
enya
mpa
ikan
lapo
ran
kine
rja
Sem
ua U
nit
esel
on I
Uni
t Ker
ja e
selo
n I,
II da
n es
elon
III u
nit v
ertik
al
yang
men
yam
paik
an L
AKI
P se
bany
ak 8
39 u
nit.
Pers
enta
se L
AKI
Pes
elon
I ya
ng te
lah
diev
alua
si It
jen
% 10
0%10
0%M
enda
ta L
AKI
P es
elon
I ya
ng
tela
h di
eval
uasi
Itje
nItj
enFo
rmul
a:
LAKI
P es
elon
I ya
ng te
lah
di
eval
uasi
Itje
n
x 1
00%
12LA
KIP
yang
die
valu
asi o
leh
Itjen
seba
nyak
12
LAKI
P
MAT
RIK
PELA
PORA
N IN
STRU
KSI P
RESI
DEN
NO
MO
R 5
TAH
UN
200
4SE
MES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N A
NG
GA
RAN
201
1IN
STRU
KSI U
MU
M (D
iktu
m 1
s.d
10)
KEM
ENTE
RIA
N K
EUA
NG
AN
Laporan Inpers start 26032012.indd 62 28/03/2012 5:32:07 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
63
Dik
tum
Inpr
es/
Prog
ram
Ura
ian
Indi
kato
r
Indi
kato
r Kin
erja
Kegi
atan
yan
g D
ilaks
anak
anPe
laks
ana
Kete
rang
anSa
tuan
Targ
et R
ealis
asi
SJTo
tal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Dik
tum
4M
enin
gkat
kan
kual
itas
pela
yana
n ke
pada
pub
lik
baik
dal
am b
entu
k ja
sa a
taup
un p
eriji
nan
mel
alui
tran
spar
ansi
dan
st
anda
rdis
asi p
elay
anan
yang
mel
iput
i per
syar
atan
-pe
rsya
rata
n, ta
rget
wak
tupe
nyel
esai
an, d
an ta
rif b
iaya
yang
har
us d
ibay
ar o
leh
mas
yara
kat u
ntuk
m
enda
patk
an p
elay
anan
te
rseb
ut s
esua
i per
atur
anpe
rund
ang-
unda
ngan
, dan
men
ghap
uska
n pu
ngut
an
liar
Pers
enta
se P
enyu
suna
nSO
P da
n Pe
nyem
purn
aan
SOP
Laya
nan
Publ
ik y
ang
Dis
eles
aika
n
%
10
0%
10
0%
Men
data
: 1.
jum
lah
SOP
yang
diu
sulk
an
oleh
uni
t 2.
jum
lah
SOP
yang
di
reko
men
dasi
kan
oleh
se
tjen
3. ju
mla
h SO
P ya
ng
dite
tapk
an
Sem
ua U
nit
esel
on I
1. F
orm
ula:
Jum
lah
SOP
Laya
nan
Publ
ik
yang
dite
tapk
an o
leh
unit
esel
on I
x 10
0%Ju
mla
h SO
P la
yana
n Pu
blik
yan
g D
ireko
men
dasi
kan
oleh
set
jen
2. S
OP
Laya
nan
Publ
ik m
erup
akan
inst
ruks
i ya
ng te
rtul
is m
enge
nai a
lur/
taha
pan
kegi
atan
, yan
g di
jadi
kan
pedo
man
org
anis
asi
guna
men
ghin
dari
terja
diny
a va
riasi
ata
u pe
nyim
pang
an d
alam
pro
ses
peny
eles
aian
ke
giat
an p
elay
anan
, dal
am ra
ngka
pem
enuh
an
kebu
tuha
n m
asya
raka
t (pe
mbe
rian
jasa
pe
laya
nan,
bai
k da
lam
ben
tuk
bara
ng p
ublik
at
au ja
sa p
ublik
), m
aupu
n da
lam
rang
ka
pela
ksan
aan
kete
ntua
n pe
ratu
ran
peru
ndan
g-un
dang
an
Jum
lah
SOP
laya
nan
ungg
ulan
(aku
mul
asi)
SOP
Ung
gula
n10
2 10
2 M
enda
ta ju
mla
h SO
P la
yana
n un
ggul
an (a
kum
ulas
i)Se
mua
Uni
t es
elon
I10
2 SO
P La
yana
n U
nggu
lan
Pers
enta
se S
OP
Laya
nan
Publ
ik U
nggu
lan
yang
te
lah
dita
yang
kan
di
web
site
Kem
enke
u
% 1
00%
100
%M
enda
ta ju
mla
h la
yana
n un
ggul
an y
ang
tela
h di
taya
ngka
n di
web
site
Ke
men
keu
Sem
ua U
nit
esel
on I
Form
ula:
Jum
lah
Laya
nan
Ung
gula
n ya
ng te
lah
dita
yang
kan
x 10
0Ju
mla
h La
yana
n U
nggu
lan
yang
ada
Selu
ruh
SOP
Laya
nan
Ung
gula
n (1
02) t
elah
di
taya
ngka
n di
web
site
Kem
enke
u
Rata
-rat
a pe
rsen
tase
peny
eles
aian
janj
i wak
tu
laya
nan
ungg
ulan
% 1
00%
96,4
3%M
enda
ta n
orm
a w
aktu
pe
nyel
esai
an la
yana
n un
ggul
an d
an re
alis
asin
ya
Selu
ruh
unit
esel
on I
Kecu
ali B
KF
dan
ITJE
N
Terc
apai
nya
inde
kske
puas
an k
onsu
men
(mas
y/st
akeh
olde
r)
inde
ksN
A3,
86M
emin
ta p
ihak
ket
iga
untu
km
elak
ukan
sur
vey
kepu
asan
ko
nsum
en
Biro
KLI
Surv
ey d
ilaku
kan
oleh
Lem
baga
Inde
pend
en (I
PB)
Pers
enta
se ti
ndak
lanj
utpe
ngad
uan
mas
yara
kat
atas
laya
nan
publ
ik
% N
A 1
00%
Se
mua
Uni
t es
elon
IJu
mla
h pe
ngad
uan
mas
yara
kat a
tas l
ayan
an p
ublik
se
panj
ang
tahu
n 20
11 a
dala
h se
bany
ak 1
.308
. Se
luru
h pe
ngad
uan
ters
ebut
tela
h di
tinda
klan
juti.
Pers
enta
se K
anto
r/un
itke
rja y
ang
tela
h m
enye
diak
an fu
ngsi
hel
p de
sk/c
usto
mer
serv
ice
(PM
)N
A10
0%
Sem
ua U
nit
esel
on I
Setia
p ka
ntor
di l
ingk
unga
n Ke
men
teria
n Ke
uang
an te
lah
mem
puny
ai fu
ngsi
hel
p de
sk
(bai
k Ka
ntor
Pus
at m
aupu
n Ka
ntor
Ver
tikal
), ya
itu
seba
nyak
773
Kan
tor.
MAT
RIK
PELA
PORA
N IN
STRU
KSI P
RESI
DEN
NO
MO
R 5
TAH
UN
200
4SE
MES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N A
NG
GA
RAN
201
1IN
STRU
KSI U
MU
M (D
iktu
m 1
s.d
10)
KEM
ENTE
RIA
N K
EUA
NG
AN
LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 63 28/03/2012 5:32:07 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
64
Dik
tum
Inpr
es/
Prog
ram
Ura
ian
Indi
kato
r
Indi
kato
r Kin
erja
Kegi
atan
yan
g D
ilaks
anak
anPe
laks
ana
Kete
rang
anSa
tuan
Targ
et R
ealis
asi
SJTo
tal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Dik
tum
5M
enet
apka
n pr
ogra
m d
anw
ilaya
h ya
ng m
enja
di
lingk
up tu
gas,
wew
enan
g da
n ta
nggu
ng ja
wab
nya
seba
gai p
rogr
am d
an
wila
yah
beba
s ko
rups
i
Jum
lah
Prog
ram
SOP
Laya
nan
Ung
gula
n
102
102
Men
data
Lay
anan
ung
gula
n ya
ng a
da s
ebel
umny
a da
n di
tam
bahk
an a
pabi
la a
da
laya
nan
ungg
ulan
yan
g ba
ru m
aupu
n ap
abila
ada
pe
nyem
purn
aan
(dis
ebut
kan
jum
lah
kum
ulat
if da
n ju
mla
h pe
ruba
hann
ya)
Uni
tEs
elon
I ya
ngm
empu
nyai
laya
nan
ungg
ulan
Adan
ya b
ukti
pend
ukun
g be
rupa
PM
K/KM
K ya
ng
men
etap
kan
laya
nan
ungg
ulan
ters
ebut
Jum
lah
Uni
t Ker
ja y
ang
dija
dika
n w
ilaya
h be
bas
koru
psi
Kant
or/
Uni
t Ker
ja10
0% 1
00%
U
nit
Esel
on I
Suda
h m
enja
di k
omitm
en p
impi
nan
bahw
a se
luru
h un
it di
ling
kung
an K
emen
teria
n Ke
uang
an
mer
upak
an w
ilaya
h be
bas
koru
psi
Dik
tum
6M
elak
sana
kan
Kepp
res
80/2
003
tent
ang
Peng
adaa
nBa
rang
/Jas
a Pe
mer
inta
h se
cara
kon
sist
en u
ntuk
m
ence
gah
berb
agai
mac
am
kebo
cora
n da
n pe
mbo
rosa
n pe
nggu
naan
keu
anga
n ne
gara
bai
k ya
ng b
eras
al
dari
APB
N m
aupu
n A
PBD
Jum
lah
peja
bat y
ang
bers
ertifi
kat L
KPP
oran
g 2
.862
3.
148
Men
data
jum
lah
peja
bat
yang
ber
sert
ifika
t LKP
P pa
da
unit
mas
ing-
mas
ing
Itjen
m
engi
si u
ntuk
Lin
gkup
Sem
uaU
nit
esel
on I
Ting
kat c
apai
an s
ebes
ar 1
09,9
9%
Terc
apai
nya
keta
atan
terh
adap
pro
sedu
rpe
ngad
aan
bara
ng
% d
r fre
k.pe
ngad
aan
yang
bern
ilai
100%
75%
Kem
ente
rian
Keua
ngan
da
n w
ajib
dis
erta
i den
gan
kete
rang
an m
enge
nai
unit
esel
on I
man
a ya
ng
mel
akuk
an p
enga
daan
ba
rang
dia
tas
5 M
Itjen
Dar
i 4 p
eker
jaan
pen
gada
an b
aran
g, 3
pek
erja
an
tidak
terd
apat
kes
alah
an p
rose
dur
Pers
enta
se p
engh
emat
an
bela
nja
bara
ng d
an
bela
nja
mod
al d
enga
npe
laks
anaa
n e-
proc
urem
ent
% N
A13
,40%
1. M
elak
sana
kan
peng
adaa
n se
cara
ele
ktro
nik
2. M
enda
ta a
ngga
ran
bela
nja
yang
pen
gada
anny
a di
laks
anak
an s
ecar
a el
ektr
onik
Pusa
t LPS
E Se
tjen
1. A
ngga
ran
bela
nja
yang
dim
aksu
d ad
alah
ak
umul
asi a
ngga
ran
bela
nja
mod
al d
an
angg
aran
bel
anja
bar
ang
2. F
orm
ula
:(N
ilai P
agu-
Real
isas
i Bel
anja
) yan
g m
engg
unak
an e
-pro
cure
men
t x 1
00%
Pa
gu y
ang
men
ggun
akan
e-p
rocu
rem
ent
3. D
ari n
ilai p
agu
sebe
sar R
p3.4
30.6
63.0
30.6
64,-
tere
alis
asi h
asil
lela
ng s
ebes
ar
Rp2.
970.
851.
947.
091,
-. Se
hing
ga te
rdap
at
peng
hem
atan
seb
esar
Rp4
59.8
11.0
83.5
73,-
MAT
RIK
PELA
PORA
N IN
STRU
KSI P
RESI
DEN
NO
MO
R 5
TAH
UN
200
4SE
MES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N A
NG
GA
RAN
201
1IN
STRU
KSI U
MU
M (D
iktu
m 1
s.d
10)
KEM
ENTE
RIA
N K
EUA
NG
AN
Laporan Inpers start 26032012.indd 64 28/03/2012 5:32:07 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
65
Dik
tum
Inpr
es/
Prog
ram
Ura
ian
Indi
kato
r
Indi
kato
r Kin
erja
Kegi
atan
yan
g D
ilaks
anak
anPe
laks
ana
Kete
rang
anSa
tuan
Targ
et R
ealis
asi
SJTo
tal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Dik
tum
7M
ener
apka
n ke
sede
rhan
aan
baik
dal
am k
edin
asan
m
aupu
n da
lam
keh
idup
an
prib
adi s
erta
pen
ghem
atan
pa
da p
enye
leng
gara
an
kegi
atan
yan
g be
rdam
pak
lang
sung
pad
a ke
uang
an
nega
ra
Men
etap
kan
peng
hem
atan
pe
nyel
engg
aran
keg
iata
n pe
rkan
tora
n
pe
ratu
ran
N/A
1M
enyu
sun
kons
ep p
erat
uran
pe
nghe
mat
an e
nerg
i dan
air
Setje
nD
enga
n di
tand
atan
gani
nya
IMK
tent
ang
Peng
hem
atan
Ene
rgi d
an A
ir D
i Lin
gkun
gan
Kem
ente
rian
Keua
ngan
pad
a ta
ngga
l 17
Janu
ari
2012
, mak
a Se
tjen
tela
h be
rhas
il m
enyu
sun
suat
u pe
ratu
ran
tent
ang
efisi
ensi
dan
pen
ghem
atan
.
Dik
tum
8M
embe
rikan
duk
unga
n m
aksi
mal
terh
adap
up
aya-
upay
a pe
nind
akan
ko
rups
i yan
g di
laku
kan
oleh
Kep
olis
ian
Neg
ara,
Ke
jaks
aan
RI d
an K
PK
deng
an c
ara
mem
perc
epat
pem
beria
n in
form
asi y
ang
berk
aita
n de
ngan
per
kara
tin
dak
pida
na k
orup
si d
an
mem
perc
epat
pem
beria
n iji
n pe
mer
iksa
an te
rhad
ap
saks
i/ter
sang
ka
Pers
enta
se p
emen
uhan
perm
inta
an in
form
asi
yang
ber
kaita
n de
ngan
tinda
k pi
dana
kor
upsi
dari
apar
at p
eneg
akhu
kum
%10
0%
100%
Men
data
jum
lah
perm
inta
an
info
rmas
i yan
g di
penu
hiSe
mua
Uni
t es
elon
I
Terd
apat
49
perm
inta
an in
form
asi t
inda
k pi
dana
ko
rups
i dan
sem
uany
a te
lah
dipe
nuhi
.
Dik
tum
9M
elak
ukan
ker
jasa
ma
deng
an K
PK u
ntuk
m
elak
ukan
pen
elaa
han
dan
peng
kajia
n te
rhad
ap s
iste
m-
sist
em y
ang
berp
oten
si
men
imbu
lkan
tind
akpi
dana
kor
upsi
dal
am ru
ang
lingk
up tu
gas,
wew
enan
g da
n ta
nggu
ng ja
wab
m
asin
g-m
asin
g
Jum
lah
kerja
sam
ade
ngan
KPK
Buah
17
19
Men
data
seg
ala
bent
uk
kerja
sam
a de
ngan
KPK
Se
mua
Uni
tes
elon
I
Dat
a ak
umul
atif
tahu
n 20
11 d
ari s
elur
uh u
nit
esel
on I.
MAT
RIK
PELA
PORA
N IN
STRU
KSI P
RESI
DEN
NO
MO
R 5
TAH
UN
200
4SE
MES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N A
NG
GA
RAN
201
1IN
STRU
KSI U
MU
M (D
iktu
m 1
s.d
10)
KEM
ENTE
RIA
N K
EUA
NG
AN
LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 65 28/03/2012 5:32:08 PM
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
66
Dik
tum
Inpr
es/
Prog
ram
Ura
ian
Indi
kato
r
Indi
kato
r Kin
erja
Kegi
atan
yan
g D
ilaks
anak
anPe
laks
ana
Kete
rang
anSa
tuan
Targ
et R
ealis
asi
SJTo
tal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Dik
tum
10
Men
ingk
atka
n up
aya
peng
awas
an d
an
pem
bina
an a
para
tur u
ntuk
m
enia
daka
n pe
rilak
u ko
rupt
if di
lingk
unga
nnya
lingk
unga
nnya
Jum
lah
kegi
atan
terk
ait
peng
awas
an d
anpe
mbi
naan
apa
ratu
r
Jum
lah
117
137
Kegi
atan
yan
g te
rkai
t pe
ngaw
asan
dan
pem
bina
an
apar
atur
term
asuk
pe
nyus
unan
per
atur
an
Sem
uaU
nit
esel
on I
Sega
la b
entu
k ke
giat
an y
ang
terk
ait p
enga
was
an
dan
pem
bina
an a
para
tur t
erm
asuk
pen
yusu
nan
pera
tura
n
Pers
enta
se p
eneg
akan
disi
plin
/pem
beria
nsa
nksi
pad
a ap
arat
urya
ng m
elan
ggar
%10
0%10
0%1.
Men
data
jum
lah
pega
wai
ya
ng d
iken
akan
san
ksi
2. M
enda
ta to
tal j
umla
h pe
gaw
ai u
nit y
ang
bers
angk
utan
Sem
uaU
nit
esel
on I
1. F
orm
ula:
Jum
lah
pega
wai
yan
g di
kena
kan
sank
si x
100
To
tal J
umla
h pe
gaw
ai u
nit y
ang
bers
angk
utan
2. Ju
mla
h pe
gaw
ai y
ang
dibe
rikan
huk
uman
di
sipl
in te
rkai
t pel
angg
aran
kor
upsi
seb
anya
k 13
pe
gaw
ai.
MAT
RIK
PELA
PORA
N IN
STRU
KSI P
RESI
DEN
NO
MO
R 5
TAH
UN
200
4SE
MES
TER
II (T
AH
UN
AN
) TA
HU
N A
NG
GA
RAN
201
1IN
STRU
KSI U
MU
M (D
iktu
m 1
s.d
10)
KEM
ENTE
RIA
N K
EUA
NG
AN
Laporan Inpers start 26032012.indd 66 28/03/2012 5:32:08 PM
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011
67
LAM
PIRA
N D
AN
MAT
RIK
Laporan Inpers start 26032012.indd 67 28/03/2012 5:32:08 PM
top related