laporan pendahuluan suhu
Post on 26-Oct-2015
123 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN DAN OBSERVASI / TINDAKAN
KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan : Pemeriksaan Suhu Bayi
A. Konsep dasar
1. Pengertian :
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai
keseimbangan antara pembantukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan
menunjuk peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi
demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat,
hiperventilasi dan lain-lain.
2. Tujuan :
Tujuan tindakan pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui
rentang suhu tubuh
3. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :
1. Kecepatan metabolisme basalKecepatan metabolisme basal tiap
individu berbeda- beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas
yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimanadisebutkan
pada uraian sebelumnya, sangat terkaitdengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatisRangsangan saraf simpatis dapat
menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat.
Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak
coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hampir
seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya,
rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang
menyebabkan peningkatan produksi ephineprin dan norephineprin
yang meningkatkan metabolisme
3. Hormone pertumbuhanHormone pertumbuhan ( growth hormone )
dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-
20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroidFungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir
semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin
dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas
normal.
5. Hormon kelaminHormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan
metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan
peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih
berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone
progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-
0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )Proses peradangan dan demam dapat
menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap
peningkatan suhu 10°C.
7. Status giziMalnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan
metabolisme 20-30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat
makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan
demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami
penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan
lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena
lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak
menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan
yang lain.
8. AktifitasAktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang
menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3-40,0 °C.
9. Gangguan organKerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada
hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh
mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat
terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan
kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10.LingkunganSuhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan
lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat
lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan
dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara
manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
4. Hal- hal yang harus diperhatikan pada saat pengukuran suhu tubuh :
a. Termometer harus dalam keadaan nol suhunya
b. Penggunaan termometer untuk tiap tempat pengukuran harus pisah
c. Cara menurunkan suhu harus dilakukan hati-hati jangan sampai
thermometer jatuh dan pecah
d. Sebelum melakukan pengukuran harus dijelaskan dengan benar
tentang tempat dan tujuan pengukuran suhu
e. Fungsi thermometer harus menghadap keluar untuk arah yang dibaca
f. Pembacaan thermometer harus ditempat yang cukup cahaya
5. Perencanaan
No Langkah – langakah1 Persiapan alat dan bahan
a. Termometerb. Tiga buah botol
- Botol pertama berisi larutan sabun- Botol kedua berisi larutan desinfeksi- Botol ketiga berisi air bersih
c. Bengkokd. Kertas tisue. Buku catatan suhuf. Sarung tangan
2 Tahap pra interaksia. Verifikasi orderb. Persiapan diri perawatc. Siapkan alatd. Siapkan lingkungan
3 Tahap orientasia. Berikan salam terapeutik/ berbicara dengan bayi
4 Tahap kerjaa. Cuci tanganb. Gunakan sarung tanganc. Atur posisi pasiend. Tentukan letak aksila dan bersihkan dengan tisue. Turunkan termometer dibawa suhu 34-35ºcf. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleks di atas
dadag. Setelah 3-10menit termometer di angkat dan di baca hasilnyah. Bersihkan termometer dengan kertas tisui. Cuci tangan dengan air sabun, disinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkanj. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
5 TerminasiLakukan komunikasi
6 Dokumentasi : catat hasil7 Sikap
a. Telitib. Hati-hatic. Rapi dan bersihd. Bertanggung jawab
B. Laporan Tindakan Keperawatan
Nama Mahasiswa : Yessika Puspitasari
Semester / Tingkat : VI/3
Tempat Praktek : Ruang PSH/VK
Tanggal : 1-6 Juli 2013
Observasi / Tindakan : Mengukur Suhu Bayi
Nama klien : Bayi Ny. T
Umur : 3 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Alamat : Depok, Sleman
Diagnosa medis :
Data Subyektif ( S ) : -
Data Obyektif ( O ) : - Bayi tenang saat di ukur suhu
- Suhu 37,2ºc
Analisa ( A ) : Untuk mengetahui apakah bayi mengalami
Hipotermi atau hipertermi, terkena infeksi
atau tidak.
Planing ( P ) : Mengukur suhu bayi
Tujuan : Untuk mengetahui rentang suhu tubuh
Implementasi ( I ) : Langkah-langkah, dilanjutkan dengan rasional untuk
setiap sistem
No Langkah –langkah Rasional1 Persiapan alat dan bahan
a. Termometerb. Tiga buah botol- Botol pertama berisi larutan
sabun- Botol kedua berisi larutan
desinfeksi- Botol ketiga berisi air bersihc. Bengkokd. Kertas tisue. Buku catatan suhuf. Sarung tangan
Perawat sering memakai sarung tangan saat melakukan pengukuran suhu mengunakan termometer
2 Tahap pra interaksia. Verifikasi orderb. Persiapan diri perawatc. Siapkan alatd. Siapkan lingkungan
Perawat selalu siap saat sudah berada didekat bayi dan selalu siap melakukan tindakan keperawatan
3 Tahap orientasiBerikan salam terapeutik/ berbicara dengan bayi
Saat berdada di dekat bayi perawat selalu komunikasi dengan bayi
4 Tahap kerjaa. Cuci tangan
b. Gunakan sarung tangan
c. Atur posisi pasiend. Tentukan letak aksila dan
bersihkan dengan tisue. Turunkan termometer dibawa
suhu 34-35ºcf. Letakkan termometer pada
daerah aksila dan lengan pasien fleks di atas dada
g. Setelah 3-10menit termometer di angkat dan di baca hasilnya
h. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
i. Cuci tangan dengan air sabun, disinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
a. Perawat selalu cuci tangan saat akan melakukan tindakan
b. Perawat memakai sarung tangan saat melakukan tindakan mengukur suhu
c. Selalu mengatur posisi pasiend. Perawat tidak membersihkan area
ketiak karena masih bersihe. Perawat selalu melakukan saat
mengukur suhuf. Tangan bayi tetap di samping
g. Perawat selalu tepat dalam mengukur dan membaca hasil pengukuran suhu
h. Perawat tidak mencuci termometer selesai pengukuran
i. Perawat selalu melakukan cuci tangan setelah selesai pengukuran
j. Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
5 TerminasiLakukan komunikasi
Perawat selalu berbicara pada bayi bila tibdakan telah selesai
6 Dokumentasi : catat hasil Nama dan hasil selalu di catat di buku vital sign dan status pasien
7 Sikapa. Telitib. Hati-hatic. Rapi dan bersihd. Bertanggung jawab
Evaluasi (E) :
S : -
O : - Bayi tenang
- Suhu 37,2ºC
- Kulit bayi kemerahan
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik Praktikan
Ns. Yohana Martini, SKep Sri Wahyuni, S. SiT Yessika Puspitasari
LAPORAN PENDAHULUAN DAN OBSERVASI / TINDAKAN
KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan : Pemeriksaan Suhu Bayi
Disusun Oleh
Yessika Puspitasari
1002112
PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
TA 2012/2013
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC:
Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan (Edisi 4), Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
top related