laporan pengabdian masyarakateprints.ulm.ac.id/5200/1/pengabdian masyarakat - aryadi... ·...
Post on 18-May-2019
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
PENERAPAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN MASSAGE
2018
Oleh :
Aryadi Rachman, S.Pd., M.Pd., AIFMO
PRODI PENDIDIKAN JASMANI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Penerapan Praktikum Keterampilan Massage 2018
Mitra : Mahasiswa JPOK FKIP ULM Angkatan 2016
Ketua Pelaksana
a. N a m a : Aryadi Rachman, S.Pd., M.Pd., AIFMO.
b. NIDK : 8819430017
c. Fakultas/Jurusan : FKIP ULM / JPOK
d. Alamat Institusi : Jl. Taruna Praja Raya Banjarbaru
Lokasi Kegiatan : JPOK FKIP ULM Banjarbaru
Hasil : Model Praktek
Waktu Kegiatan : Tahun 2018
Jumlah Biaya : Rp. 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah)
Sumber Dana : Mandiri
Banjarbaru, 22 November 2018
Menyetujui, Ketua Pelaksana
Dekan FKIP ULM
Prof. Dr. H. Wahyu, MS. Aryadi Rachman, S.Pd., M.Pd., AIFMO.
NIP. 19550910 198103 1 005 NIDK. 8819430017
Mengetahui
Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat
Prof. Dr. Ir. H. Mochamad Arief Soendjoto. M.Sc.
NIP.19600623 198801 1 001
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 4
BAB II TARGET DAN TUJUAN
A. Target .............................................................................................. 22
B. Tujuan .............................................................................................. 22
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Waktu .............................................................................................. 23
B. Peserta ............................................................................................ 23
C. Pendanaan ........................................................................................ 23
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya ............................................................................... 25
B. Jadwal Kegiatan............................................................................... 26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 29
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 30
iv
RINGKASAN
PENERAPAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN MASSAGE
Massage merupakan sebuah keahlian yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan kewirausahaan. Oleh karena massage dapat digunakan sebagai
alat terapi baik untuk pencegahan, kesehatan, dan penyembuhan penyakit.
Selain itu, wirausaha dalam bentuk pengembangan terapi dengan
menggunakan massage tidak memerlukan modal yang terlalu besar, melainkan
keterampilan yang baik. Berdasarkan kenyataan di atas, tim pengabdi merasa
perlu untuk memberikan keterampilan massage bagi mahasiswa JPOK FKIP
ULM Banjarbaru.
Tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah: (1) Memberi bekal
pengetahuan dan teori tentang massage bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Jasmani JPOK FKIP ULM Banjarbaru, (2) Membekali keterampilan
massage untuk pencegahan, kesehatan, dan penyembuhan pada peserta didik
maupun atlet secara umum, dan (3) Memberikan peluang kerja baru bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani JPOK FKIP ULM Banjarbaru.
Metode yang ditempuh adalah demonstrasi, tanya jawab dan praktek
langsung proses massage.
Hasil kegiatan adalah sebagai berikut: (1) Peserta termotivasi dan
menyadari pentingnya massage, (2) Peserta merasa puas terhadap hasil pelatihan
dan berharap diadakan pengalaman lapangan pada tahapan yang lebih luas lagi
tentang pengetahuan massage.
v
Sebagai saran selama kegiatan, di antaranya: (1) Pelaksanaan kegiatan
perlu ditambah sehingga peserta dapat lebih banyak berlatih secara langsung
dilapangan dan (2) Materi pelatihan ditingkatkan pada tahap sport massage dan
tidak terbatas pada beberapa peserta saja.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Massage merupakan sebuah keahlian yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan kewirausahaan. Oleh karena massage dapat digunakan
sebagai alat terapi baik untuk pencegahan, kesehatan, dan penyembuhan
penyakit. Selain itu, wirausaha dalam bentuk pengembangan terapi dengan
menggunakan massage tidak memerlukan modal yang terlalu besar,
melainkan keterampilan yang baik.
Kata masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang berarti menekan
dengan lembut, atau dari Yunani “massien” yang berarti memijat atau
melulut. Masase merupakan salah satu manipulasi sederhana yang pertama-
tama ditemukan oleh manusia untuk mengelus-elus rasa sakit. Hampir setiap
hari manusia melakukan pemijatan sendiri. Semenjak 3000 tahun sebelum
masehi, masase sudah digunakan sebagai terapi. Di kawasan Timur Tengah
masase merupakan salah satu pengobatan tertua yang diakukan oleh manusia.
Menurut Tjipto Soeroso (1983: 3) masase adalah suatu seni gerak
tangan yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan dan memelihara
kesehatan. Gerak tangan secara mekanis ini akan menimbulkan rasa tenang
dan nyamam bagi penerimanya. Ahmad Rahim (1988: 1) mendefinisikan
pemijatan (masase) sebagai suatu perbuatan melulut tubuh dengan tangan
(manipulasi) pada bagian-bagian yang lunak, dengan prosedur manual atau
2
mekanik yang dilaksanakan secara metodis dengan tujuan menghasilkan efek
fisiologis, profilaktif, dan terapeutik bagi tubuh.
Menurut Susan (2001: 10) masase merupakan bentuk sentuhan
terstruktur dengan menggunakan tangan atau kadang-kadang bagian tubuh
yang lain seperti lengan atas dan siku digunakan untuk menggerus kulit dan
memberikan tekanan pada otot-otot dalam. Menurut Tarumetor (2000: 1-2)
masase adalah suatu metode refleksologi yang bertujuan untuk memperlancar
kembali aliran darah, dengan penekanan-penekanan atau pijatan-pijatan
kembali aliran darah pada titik-titik sentra refleks. Hal ini senada dengan
yang diutarakan oleh Kardinal (1990: 7-8) bahwa massage merupakan suatu
tindakan yang bertujuan untuk menyembuhkan suatu penyakit melalui urat-
urat saraf dan memperlancar peredaran darah. Menurut Toru Namikoshi
(2006: 8) masase adalah suatu metode preventif dalam perawatan kesehatan
untuk meningkatkan gairah hidup, menghilangkan rasa letih, dan merangsang
daya penyembuhan tubuh secara alamiah dengan jalan memijat titik-titik
tertentu pada tubuh.
Massage merupakan suatu ilmu alami masyarakat yang berkembang
dengan pesat, hal itu merupakan akibat dari manfaat massage itu sendiri yang
begitu besar terhadap fisik dan psikis manusia. Hembing (2002) menyatakan
bahwa massage sebagai salah satu kelompok pengobatan tradisional sudah
mulai dikenal dan dikembangkan sekitar lima abad lalu di Cina, Mesir,
Jerman, Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Selanjutnya Ika (2007)
3
mengatakan pijat atau massage tak hanya ampuh mengusir lelah dan stres,
tapi juga berkhasiat mengembalikan kebugaran tubuh.
Massage menjadi salah satu alternatif pengobatan yang diandalkan
dalam pengobatan beberapa gangguan kesehatan manusia sejak
disertifikasinya massage therapy sejak tahun 1992 oleh America Therapy
Association. Selanjutnya Greene (2007) mengatakan bahwa terapi massage
selama 25 tahun dari Amerika, memberi pengaruh besar pada tubuh secara
keseluruhan, diantaranya meningkatkan sirkulasi darah dan aliran limpa, serta
dapat merangsang dan memperlancar pencernaan dan pernafasan, sedangkan
secara psikologis, seperti sentuhan, massage juga bisa menyampaikan
perhatian, penerimaan, dukungan dan empati.
ADT (2007) mengatakan bahwa rasa pegal dan rasa lelah bisa
diminimalkan dengan pemijatan selama beberapa menit dan bahkan cara
tradisional ini juga bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan kesehatan.
Selain itu Sujayanto (2007) mengatakan melalui massage, proses pengeluaran
sisa-sisa pembakaran (asam laktat) ke dalam aliran darah dipercepat, sehingga
pemulihan juga akan menjadi lebih cepat.
Pada saat ini ada beberapa jenis massage yang telah dikembangkan
dan telah dipergunakan dengan umum seperti massage kecantikan, Thai
massage, Warm Stone massage, Shiatsu massage, Swedish / Sport massage,
dan lain-lain (Nova, 2007). Pada penelitian ini massage therapy yang
digunakan adalah Sport massage, hal ini didasarkan atas penelitian yang telah
dilakukan oleh para ahli yang ternyata memberikan dampak yang positif
4
dalam menurunkan tingkat kelelahan (fatigue) dari atlet dan juga dapat
meningkatkan prestasi diri mereka. Sport massage merupakan terapi yang
sangat efektif untuk mengurangi kelelahan otot dan menyeimbangkan sistem
musculoskeletal, apabila dilakukan secara teratur dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan kerja otot yang berlebihan (Coach, 2007).
Peningkatan keterampilan bagi mahasiswa JPOK FKIP Unlam
Banjarbaru khususnya di bidang tenaga masase olahraga merupakan kegiatan
yang rutin dilakukan oleh Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya peningkatan keterampilan dalam
menanggulangi atau meminimalisir cedera yang terjadi pada atlet yang
berdampak negatif bagi prestasi atlet.
Kegiatan praktikum keterampilan massage yang diselenggarakan oleh
JPOK FKIP Unlam ini dilakukan di Kota Banjarbaru tepatnya di laboratorium
masase Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
B. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Massage
Kata pijat (massage) sejak zaman kuno hingga saat ini telah
dipakai dalam berbagai bahasa di dunia. Pertama kali pijat (massage)
ditemukan oleh manusia di muka bumi ini sebagai salah satu kegiatan
sederhana yaitu mengelus-ngelus dengan lembut bagian yang dirasa sakit,
5
misalnya dahi dan bagian tubuh lainnya yang terasa panas. Hal ini
dilakukan sebagai permulaan sikap atau gerakan spontan untuk dapat
menghasilkan efek yang lebih baik (Debdikbud, 1980: 4).
Sampai saat ini belum ada data yang pasti untuk menerangkan
siapa manusia pertama kali yang menemukan massage, namun dari
keterangan di atas telah terbukti bahwa massage telah berkembang di
seluruh dunia, antara lain: di Cina, India, dan Mesir, hingga hal tersebut
menjadikan suatu kebudayaan yang tinggi bagi setiap negara.
Massage dipergunakan oleh manusia tidak hanya untuk
memelihara kesehatan tubuh saja, melainkan sebagai salah satu cara untuk
mengobati suatu penyakit. Seperti halnya di Cina (3000 tahun SM)
massage digunakan dengan tujuan utama untuk mengaktifkan sirkulasi
darah dan hormone di dalam tubuh sebagai penenang, perangsang saraf,
dan sebagai pengobatan penyakit tertentu. Sedangkan di India kuno
massage telah dikenal dan dipraktekkan pada seluruh masyarakat. Hal ini
terbukti dengan ditemukannya sebuah buku peninggalan bangsa India
yaitu “Veda” (1800 SM) dari salah satu bab yang berjudul “Ayur”,
terdapat ulasan panjang lebar menceritakan tentang kesehatan, massage
dan senam penyembuhan penyakit.
Negara-negara Eropa, seperti: Swedia, Perancis, Inggris, Belanda,
Jerman, dan Rusia merupakan negara pertama kali yang menggunakan
pijat (massage) swedia untuk memelihara olahragawan dan pesenam yang
sakit atau mengalami cedera. Hal ini bagi mereka sangat berguna untuk
6
melawan kelelahan, serta mengembalikan kesalahan bentuk atau gangguan
fungsi patologis manusia (Debdikbud, 1980: 4-6). Perkembangan massage
juga terjadi dengan pesat di negara-negara Eropa seperti Swedia, Inggris,
Perancis, Belanda, dan Jerman. Negara-negara Eropa menggunakan
massage untuk perawatan orang sakit dan cedera, pesenam dan
olahragawan, serta untuk mengembalikan kebugaran dan melawan
kelelahan yang diakibatkan oleh latihan fisik (Bambang Priyonoadi, 2008:
2).
Banyak ahli kesehatan menyadari dan membuktikan bahwa
massage tidak sekadar cara untuk mendapatkan kesegaran badani,
kekuatan tubuh, dan ketenangan jiwa, tetapi mempunyai pengaruh yang
lebih luas terutama dalam membantu proses penyembuhan suatu penyakit,
kelainan atau gangguan fisik, serta mencegah atau memulihkan cedera
(Tjipto Soeroso, 1983: 6). Semakin berkembangnya zaman, pijat
(massage) akan makin meluas dan dapat dipergunakan oleh masyarakat di
seluruh dunia sebagai pusat terapeutik, tempat rehabilitasi atau rumah
sakit, dengan perguruan tinggi atau sekolah-sekolah tertentu sebagai
penjamin keilmiahan dan keilmuannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Ali Satia Graha dan Bambang
Priyonoadi (2009: 9), bahwa era modern saat ini massage di dunia
olahraga Indonesia dapat berkembang melalui pendidikan formal maupun
non formal yang didapat dari pendidikan lewat perkuliahan di perguruan
7
tinggi keolahragaan yang menjamin keilmiahan dan manfaat dari massage
tersebut.
2. Massage
Massage dikembangkan dan diinspirasikan oleh para ahli massage
di dunia maupun di Indonesia dari zaman nenek moyang hingga saat ini.
Perkembangan massage tersebut digunakan secara lebih khusus dengan
tujuan untuk mendapatkan pengaruh yang lebih tepat dengan hasil yang
maksimal. Di Indonesia massage berkembang dan bertambah populer di
kalangan atlet pada saat diadakannya pertandingan olahraga akbar, seperti:
Olympiade, Sea Games, Pekan Olahraga Nasional (PON), dan kegiatan
olahraga lainnya yang membutuhkan massage sebagai penyembuhan
untuk melawan kelelahan (Bambang Nurdiansyah, 2011: 4).
Bila dilihat dari artinya, massage berasal dari kata sport yang
artinya “olahraga” dan kata massage berasal dari kata Arab “mash” yang
berarti “menekan dengan lembut” atau kata Yunani “massien” yang
berarti “memijat atau melulut”. Atas dasar ini massage disebut ilmu lulut
olahraga (Tjipto Soeroso, 1983: 9). Istilah ini muncul karena massage
khusus diberikan kepada orang yang sehat badannya, terutama
olahragawan karena pelaksanaannya memerlukan terbukanya hampir
seluruh badan. Massage ini, sebagai salah satu ilmu yang sangat penting
bagi mereka yang bergerak dibidang keolahragaan, dan kesehatan,
termasuk para pelatih (coach) di klub-klub olahraga dan pusat latihan
olahraga yang perlu menguasai pengetahuan tentang massage, baik
8
pengetahuan teori maupun penguasaan keterampilan dalam praktek. Sebab
massage penting bagi olahragawan didalam usaha meningkatkan dan
mempertahankan kondisi fisik serta prestasinya.
Seperti yang diungkapkan oleh Mashoed (1979: 3), bahwa
massage merupakan manipulasi yang diterapkan dengan tangan kosong
pada kulit yang tidak tertutup dari olahragawan yang sehat pasif, dengan
tujuan mempertahankan kondisi tubuh para atlet. Massage tidak hanya
berkembang di negara timur saja, melainkan di negara Asia, seperti: di
negara Cina terkenal dengan akupunturnya, di India terkenal dengan
ayuveda massage, dan di Thailand terkenal akan Thai massage-nya,
sedangkan di Indonesia khususnya di Yogyakarta saat ini terkenal akan
sport massage. Sport massage memiliki teknik dan pegangan (grip) yang
berbeda-beda pada setiap penatalaksanaannya. Seperti yang diungkapkan
oleh Tjipto Soeroso (1978: 11), bahwa manipulasi merupakan cara
pegangan atau grip, maksudnya adalah cara penggunaan tangan untuk me-
massage pada daerah-daerah tertentu, serta untuk memberikan pengaruh
tertentu pula.
3. Efek Massage
Setiap jenis manipulasi massage yang dilakukan memberikan efek
tertentu sesuai dengan teknik perlakuan dan tujuan yang diharapkan dari
massage tersebut secara fisik. Adapun efek dari pemberian massage
seperti yang dikatakan Coach (2007), antara lain :
9
a. Mengurangi tingkat kelelahan otot.
b. Menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah.
c. Merelaksasi otot.
d. Meredakan ketegangan otot.
e. Mencegah terjadinya cedera.
f. Mempercepat penyembuhan akibat dari overuse otot.
g. Memberikan rasa nyaman pada tubuh dan pikiran.
4. Manipulasi dalam Massage
Menururt Bambang Priyonoadi (2008: 8-18) massage diyakini
memiliki berbagai macam manipulasi, diantaranya: efflurage
(menggosok), petrissage (comot-tekan), shaking (menggoncang),
tapotement (memukul), friction (menggerus), walken, vibration
(menggetar), stroking (mengurut), skin-rolling (melipat kulit), chiropraktik
(menggeletuk). Berikut penjelasan dari masing-masing manipulasi
massage :
a. Efflurage (mengosok)
Manipulasi efflurage merupakan manipulasi yang paling pokok
dalam sport massage. Caranya adalah dengan menggunakan seluruh
permukaan tapak tangan dan jari-jari untuk menggosok daerah-daerah
tubuh yang lebar dan tebal, misalnya: daerah paha, pinggang, dan
punggung. Gosokan untuk daerah tubuh yang sempit biasanya
10
menggunakan bagian tapak tangan atau bahkan hanya ujung jari tangan,
misalnya menggosok pada daerah antara tulang rusuk (intercostalis)
dan daerah jari-jari. Manfaat dari manipulasi ini yaitu dapat membantu
melancarkan peredaran dan mengalirkan darah di pembuluh balik vena
(darah veneus) agar dapat cepat kembali ke jantung, sebab dengan
cepatnya darah veneus ini kembali ke jantung akan mempercepat pula
proses pembuangan sisa-sisa pembakaran yang berasal dari seluruh
tubuh untuk dibuang melalui alat-alat pembuangan (Tjipto Soeroso,
1983: 11). Berikut contoh gambar manipulasi efflurage:
Gambar 1. Manipulasi Efflurage
(Sumber: Bambang Priyonoadi, 2008: 47)
b. Petrissage (comot-tekan)
Manipulasi petrissage merupakan gerakan tangan dengan cara
menekan dan mengangkat otot menggunakan tangan, siku, ibu jari, atau
tiga tangan. Gerakan ini dilakukan dengan continue, berirama, bergeser
ke samping, dan tangan selalu berhubungan dengan otot-otot
(Depdikbud, 1980: 11). Manipulasi petrissage ini mempunyai manfaat
sebagai pendorong keluarnya sisa-sisa pembakaran dan mempercepat
11
aliran darah ke seluruh tubuh. Berikut contoh gambar manipulasi
petrissage:
Gambar 2. Manipulasi Petrissage
(Sumber: Bambang Priyonoadi, 2008: 50)
c. Shaking (mengguncang)
Manipulasi shaking dapat dilakukan menggunakan seluruh
permukaan tapak tangan dan jari-jari dengan cara bersamaan pada
bagian otot yang tebal dan lebar. Otot yang panjang dan sempit cukup
dengan menggunakan jari-jari atau satu tapak tangan saja, seolah-olah
menjepit otot dengan ujung-ujung jari kemudian digoncang kekanan
dan kekiri atau ke atas dan bawah. Shaking biasanya hanya diberikan
beberapa saat dengan singkat dan kuat karena berat dalam
melakukannya (Depdikbud, 1980: 19).
Manfaat dari manipulasi shaking adalah: (1) meningkatkan
kelancaran peredaran darah, terutama dalam penyebaran sari-sari
makanan kedalam jaringan, (2) memacu serabut-serabut otot untuk siap
menghadapi tugas yang lebih berat, tanpa memberi pengaruh yang
12
merugikan pada persarafan maupun serabutserabut otot itu sendiri.
Berikut contoh gambar manipulasi shaking:
Gambar 3. Manipulasi Shaking
(Sumber: Bambang Priyonoadi, 2008: 52)
d. Tapotement (memukul)
Dalam sport massage manipulasi tapotement di bagi menjadi 3
macam, yaitu:
1) Tapotement beating
Tapotement ini dilakukan dengan menggunakan dua tangan dalam
posisi menggenggam. Pukulan dilakukan pada bagian yang lunak
atau tebal dari sisi bawah tapak tangan. Pukulan dilaksanakan
dengan cukup kuat di daerah sepanjang ruas-ruas tulang belakang
(columa vertebralis).
Manfaat dari manipulasi ini adalah: (1) memberikan rangsang yang
kuat terhadap pusat saraf spinal beserta serabut-serabut saraf, (2)
dapat membantu mendorong keluar sisa-sisa pembakaran yang masih
tertinggal di sepanjang sendi ruas-ruas tulang belakang beserta otot-
otot disekitarnya, terutama di daerah pinggang (vertebrae lumbalis)
13
dan punggung (vertebrae thoracalis) (Tjipto Soeroso,1983: 15).
Berikut contoh gambar manipulasi tapotement beating:
Gambar 4. Manipulasi Tapotement Beathing
(Sumber: Bambang Priyonoadi, 2008: 74).
2) Tapotement Clapping
Tapotement clapping dilakukan menggunakan seluruh permukaan
tapak tangan dan jari-jari dengan membentuk cekungan. Tapotement
ini akan merangsang serabut-serabut syaraf tepi (perifeer), terutama
diseluruh daerah pinggang dan punggung. Bantalan udara yang
ditimbulkan oleh adanya cekungan tapak tangan akan menimbulkan
rasa hangat dan mengurangi rasa sakit. Warna merah yang kemudian
timbul pada kulit menunjukkan terjadinya pelebaran pembuluh darah
(vasodilatasi pada pembuluh darah), berarti meningkatnya
kelancaran peredaran darah dan penyebaran sari makanan di daerah
tersebut (Bambang Priyonoadi, 2008: 12-13). Berikut contoh gambar
manipulasi tapotement clapping:
14
Gambar 5. Manipulasi Tapotement Claping
(Sumber: Bambang Priyonoadi, 2008: 75).
3) Tapotement Hacking
Tapotement hacking yaitu manipulasi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan seluruh jari-jari. Pukulan dilakukan dengan posisi
miring diseluruh daerah pinggang dan punggung, dengan jari-jari
kendor dan relaks memukul kulit secara bergantian dan berirama.
Pukulan yang dilakukan dengan cukup kuat tetapi luwes ini akan
merangsang serabut saraf tepi, melancarkan peredaran darah dan
juga merangsang organ-organ tubuh dibagian dalam.
Tapotement yang dilakukan dengan lembut dan halus memberikan
pengaruh penenangan dan penyegaran, hingga dapat menidurkan
seseorang. Tapotement yang dilakukan dengan cukup kuat dan lunak
akan merangsang saraf dan serabut otot untuk meningkatkan
kemampaun kontraksinya untuk menghadapi kerja yang lebih berat.
Berikut contoh gambar manipulasi tapotement hacking:
15
Gambar 6. Manipulasi Tapotement Hacking
(Sumber: Bambang Priyonoadi, 2008: 76).
e. Friction (menggerus)
Pelaksanaan friction biasanya menggunakan ujung-ujung jari untuk
daerah yang berlekuk-lekuk sempit, misalnya: otot-otot di kiri-kanan
ruas-ruas tulang belakang. Daerah tubuh yang datar dan lebar biasanya
menggunakan pangkal tapak tangan, kadang digunakan pula ujung siku
untuk daerah otot yang sangat tebal, misalnya: pada daerah otot pantat
dan otot punggung, dengan maksud supaya dapat mencapai sasaran
yang lebih dalam.
Manipulasi friction biasanya dilakukan dengan gerakan melingkar
seperti spiral yang mempunyai manfaat, diantaranya: (1) dapat
merangsang serabut saraf dan otot-otot yang terletak di dalam
permukaan tubuh, (2) gerakannya yang spiral akan membantu
menghancurkan miogelosis, yaitu timbunan dari sisa sisa pembakaran
yang menyebabkan pengerutan pada otot (Wara Kushartanti, 2003: 11).
Berikut contoh gambar manipulasi friction:
16
Gambar 7. Manipulasi Friction
(Sumber: Bambang Priyonoadi, 2008: 68).
f. Walken (variasi dari menggosok)
Manipulasi walken merupakan variasi dari manipulasi effleurage
(menggosok). Manipulasi ini hanya digunakan untuk daerahdaerah
tertentu, misalnya: daerah pinggang dan punggung, dengan maksud
untuk lebih menyempurnakan pengambilan sisa-sisa pembakaran oleh
darah dan segera dapat dibawa ke jantung.
Gerakan walken merupakan gosokkan dengan menggunakan
seluruh tapak tangan dan jari-jari dengan pergerakan maju mundur
bergantian antara tangan kanan dan kiri. Tekanan pada walken akan
mendapatkan hasil yang lebih baik apabila dilakukan dengan cukup
kuat, dan otot-otot pada tubuh benar-benar tertekan atau terperas.
Manipulasi walken baik diberikan sesudah friction, dimana banyak
sisa pembakaran yang terdorong keluar sesudah terjadinya gerakan
gerusan. Berikut contoh gambar manipulasi walken:
17
Gambar 8. Manipulasi Walken
(Sumber: Bambang Priyonoadi, 2008: 81).
g. Vibration (menggetar)
Menurut Mashoed, (1979: 55) bahwa Manipulsi vibration
menggunakan ujung-ujung jari atau seluruh telapak tangan. Manipulasi
vibration merupakan manipulasi yang sulit dan sukar. Getaran yang
terjadi dari gerakan vibration merupakan kontraksi isometrik dari otot-
otot lengan bawah dan otot-otot lengan atas.
Manipulasi vibration akan merangsang saraf secara halus dan
lembut sehingga akan menenangkan serta melemahkan ketegangan
saraf. Tujuan vibration adalah menghilangkan ketegangan jaringan-
jaringan pada jalan syaraf.
h. Skin-rolling (melipat kulit)
Manipulasi skin-rolling dapat menggunakan satu tangan atau dua
tangan bersama-sama. Manipulasi dilakukan dengan menjepit kulit
dengan ibu jari di satu pihak serta tiga atau empat jari di pihak yang
lain. Jepitan digerakkan dengan berjalan ke depan. Ibu jari mendorong
ke depan dan jari yang lain berjalan ke mukanya (Bambang priyonoadi,
2008: 6).
18
i. Chiropraktis (Menggeletuk)
Memiliki fungsi hampir sama dengan skin-rolling hanya berbeda
perkenaanya adalah daerah persendian (Bambang Priyonoadi, 2008:
18).
5. Manfaat Sport Massage
Bambang Priyonoadi (2008: 5-6) mengungkapkan, tujuan dan
manfaat Sport massage secara umum adalah:
a. Melancarkan peredaran darah, terutama dorongan terhadap darah
veneus atau darah yang menuju ke jantung. Kelancaran peredaran darah
ini selanjutnya akan mempercepat proses pembuangan sisasisa
pembakaran dan penyebaran sari makanan ke jaringan-jaringan tubuh.
b. Merangsang persarafan, terutama saraf tepi (perifer) untuk
meningkatkan kepekaan terhadap rangsang.
c. Meningkatkan ketegangan otot dan kekenyalan otot (elastisity) untuk
mempertinggi daya kerjanya. Sport massage akan membantu proses
kontraksi otot yaitu penegangan dan pemendekan otot dengan
maksimal.
d. Membersihkan dan menghaluskan kulit.
e. Mengurangi atau menghilangkan ketegangan saraf dan mengurangi rasa
sakit, hingga dapat menidurkan pasien.
Sport massage ini diberikan setelah melakukan masa pertandingan
dengan maksud untuk merelaksasi otot dan persendian yang telah bekerja
keras, beberapa efek dari Sport massage adalah sebagai berikut:
19
a. Sport massage membantu dalam menghilangkan tumpukan asam laktat.
b. Sport massage membantu otot untuk mengambil oksigen dan gizi yang
lebih cepat sehingga mempercepat penyembuhan.
c. Sport massage untuk melepaskan ketegangan atau stres otot yang
disebabkan karena kelebihan aktivitas fisik.
d. Sport massage membantu membongkar jaringan parut yang biasanya
berpengaruh pada otot, tendons dan ligament yang merusak kinerja.
e. Sport massage membantu meningkatkan elastisitas dari jaringan.
Efek fisiologis dari Sport massage adalah:
a. Sport massage membantu mengurangi rasa sakit.
b. Sport massage membatu relaksasi otot.
Efek psikologis dari Sport massage termasuk:
a. Mengurangi tingkat stress, karena otot dan syaraf menjadi relaksasi.
b. Merangsang rasa senang dan nyaman
Efek Sport massage terhadap peredaran darah, limfe, kulit, otot dan
saraf menurut Bambang Wijanarko dan Slamet Riyadi (2010: 41),
dijelaskan sebagai berikut:
a. Efek Sport massage terhadap peredaran darah dan lymphe Sport
massage menimbulkan efek memperlancar peredaran darah. Manipulasi
yang dikerjakan dengan gerakan yang menuju kearah jantung, secara
mekanis akan membantu mendorong pengaliran darah dalam pembuluh
vena menuju kejantung. Massage juga membantu pengaliran cairan
20
limfe menjadi lebih cepat, ini berarti membantu penyerapan sisa-sisa
pembakaran yang tidak diperlukan lagi.
b. Efek Sport massage terhadap kulit Sport massage memberi efek
melonggarkan perlekatan dan menghilangkan penebalan-penebalan
kecil yang terjadi pada jaringan dibawah kulit, dengan demikian
memperbaiki penyerapan.
c. Efek Sport massage terhadap jaringan otot Sport massage memberi efek
memperlancar proses penyerapan sisa-sisa pembakaran yang berada
didalam jaringan otot yang dapat menimbulkan kelelahan. Dengan
manipulasi yang memberikan penekanan dan peremasan kepada
jaringan otot maka darah nyang ada didalam jaringan otot, yang
mengandung zat-zat sisa pembakaran yang tidak diperlukan lagi
terlepas keluar dari jaringan otot dan masuk kedalam pembuluh vena.
Kemudian saat penekanan kendor maka darah yang mengandung bahan
bakar baru mengalirkan bahan tersebut kejaringan, sehingga kelelahan
dapat dikurangi.
Bambang Priyonoadi (2008: 35) mengungkapkan, hal- hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan Sport massage antara lain:
a. Frekuensi massage
Olahragawan idealnya harus dimassage setiap hari, atau setidaknya
setelah sesi pelatihan yang sangat berat. Perlakuan standar bagi
olahragawan di banyak negara eropa timur, tetapi untuk alas an
ekonomis dan praktis hal ini tidak umum di barat. Para olahragawan
21
kompetitif harus diberikan sport masssage setidaknya sekali seminggu.
Idealnya dilakukan setelah sesi pelatihan yang paling sulit dalam
seminggu (Bambang Priyonoadi, 2008: 35).
b. Lama waktu Sport massage
Waktu normal untuk Sport massage seluruh tubuh baiknya antara satu
dan satu setengah jam, masseur sering menemukan daerah yang
memerlukan perhatian khusus yang juga harus ditangani selama waktu
yang dialokasikan untuk sesi secara keseluruhan (Bambang Wijanarko
dan Slamet Riyadi, 2010: 37).
c. Tekanan
Tidak ada standar khusus untuk besar tekanan dalam Sport massage.
Setiap olahragawan dan massage masing-masing akan memiliki
kebutuhan yang berbeda, tekanan dan gosokan terhadap tulang harus
dihindari atau dikurangi kekuatannya, terutama pada manipulasi
effleurage, petrissage dan friction
22
BAB II
TARGET DAN TUJUAN
A. Target
Target dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah membantu
mahasiswa untuk memiliki pengetahuan baik teori dan praktek sehingga dapat
mengabdikan diri di lingkungan masyarakat.
1. Memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa agar memiliki
komitmen terhadap tujuan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas pada individu, keluarga dan komunitas/masyarakat.
2. Mendorong partisipasi mahasiswa untuk mengaplikasikan program
pemerintah di masyarakat
B. Tujuan
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini tujuan yang dicapai
sebagai terapan praktik keterampilan massage yaitu mampu memberikan
dampak langsung kepada masyarakat. Adapun beberapa tujuan yang secara
khusus adalah:
1. Bagi mahasiswa mendapat ilmu penanganan cedera olahraga sebagai
tindakan rehabilitasi ketika menemukan cedera di lapangan pada atlet
untuk segera mendapatkan pertolongan pertama.
2. Bagi masyarakat luas dapat memahami bagaimana praktek massage yang
sesuai dengan keilmuan.
23
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode yang akan digunakan dalam program ini adalah memberikan
Penerapan Praktikum Keterampilan Massage kepada mahasiswa yang bermanfaat
bagi kesehatan dan kebugaran. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa JPOK FKIP
ULM Banjarbaru. Program ini mulai dilakukan selama 6 (enam) bulan.
A. Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap minggu pada hari
rabu selama 6 (enam) bulan di Jurusan Pendidikan Olahraga Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
B. Peserta
Peserta penerapan praktikum keterampilan massage adalah mahasiswa
Prodi Pendidikan Jasmani JPOK FKIP ULM Banjarbaru angkatan tahun 2016
sebanyak 30 orang
C. Pendanaan
Pendanaan dalam kegiatan ini bersifat mandiri.
24
Adapun pelaksanaannya akan dilaksanakan dalam beberapa tahap sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan program ini meliputi:
a. Pembuatan proposal kegiatan.
b. Menyelesaikan administrasi perizinan.
c. Menyiapkan bahan praktikum
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mitra Kerja
Dalam hal ini mahasiswa JPOK FKIP ULM Banjarbaru merupakan mitra
tunggal.
b. Kepanitiaan
Panitia penyelenggara kegiatan ini adalah tim penyusun program
praktikum keterampilan massage.
3. Alat alat yang diperlukan dalam kegiatan
a. Matras
b. Minyak/pelumas
c. Camera Digital
d. Publikasi hasil pengabdian
25
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya
No. Nama Nama Barang Harga
Satuan
Banyak
Barang Jumlah
1 ATK 300.000
2 Peralatan
Penunjang Matras
Milik
Pribadi 15 -
Kamera
Digital
Milik
Pribadi 1 -
Cream/minyak 30.000 10 300.000
3 Konsumsi Snack peserta 5.000 30x4x4 2.400.000
4 Total Biaya 3.000.000
B. Daftar Nama Peserta
No Nama Peserta NIM
1 Adi Joko Sutrisno 1610122210001
2 Ahmad Junaidi 1610122210004
3 Arhamni 1610122210010
4 Fani Arifin 1610122210013
5 Irvan Aditya 1610122210018
6 Mardiansyah 1610122210022
7 Muhammad Budhi Rifani 1610122210026
8 Muhammad Rezqi 1610122210030
9 Muhammad Zainuddin Fannany 1610122210031
10 Syamson 1610122210039
11 I Gusti Kadek Agus Indrawan 1610122110007
12 I Wayan Krismayadi 1610122110008
13 Mahdianur 1610122110013
14 Muhammad Akbar Hidayat 1610122110014
15 Muhammad Army Akbar 1610122110018
16 Muhammad Rezki 1610122110023
17 Noviyadi 1610122110029
18 Nurjani 1610122110030
19 Okta Rusmaditya Rahim 1610122110031
20 Ricky Andre Setiawan 1610122110035
21 Rizki Mutaqinor 1610122110036
22 Syahriansyah 1610122110039
26
No Nama Peserta NIM
23 Bayu Anggara Saputro 1610122310007
24 Henderianor 1610122310016
25 Muhammad Anton Hidayat 1610122310029
26 Muhammad Hafizi 1610122310032
27 Muhammad Khairullah 1610122310035
28 Muhammad Saubari 1610122310037
29 Rikza Syafiq Rahman 1610122310046
30 Rio Sultan Sabilullah 1610122310047
C. Jadwal Kegiatan
Berikut jadwal kegiatan yang dilaksanakan:
No Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
Minggu
ke
Minggu
ke
Minggu
ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perizinan kegiatan v v
2 Persiapan kegiatan v v v v
3 Pelaksanaan kegiatan v v v v v v v v
4 Pembuatan laporan
5 Evaluasi dan monitoring
No Kegiatan
Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6
Minggu
ke
Minggu
ke
Minggu
ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perijinan kegiatan
2 Persiapan kegiatan
3 Pelaksanaan kegiatan v v v v v v v v
4 Pembuatan laporan v v v
5 Evaluasi dan monitoring v v v v v v
27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan penerapan
praktikum keterampilan masasge, sebagai berikut:
1. Pengetahuan mahasiswa bertambah dalam menerapkan keterampilan
masasge kepada masyarakat luas.
2. Memberikan pengetahuan tentang terapi masase olahraga baik secara teori
maupun praktek agar dapat diterapkan oleh mahasiswa sebagai salah
upaya peningkatan prestasi olahraga bagi atlet.
B. Saran
Hal yang dapat disarankan dari hasil kegiatan ini sebagai berikut:
1. Pemberian pengetahuan tentang pelatihan perlu dioptimalkan terutama
kepada para pemakai jasa massage.
2. Bagi mahasiswa JPOK FKIP ULM Banjarbaru agar lebih memaksimalkan
lagi kualitas yang dimiliki.
34
DAFTAR PUSTAKA
Brukner dan Khan. 1993. Clinical Sports Medicine. Australia: Mc.Graw-Hill
Book Company.
Bloomfield J, Ackland TR, Ellott BC. 1995. Applied Anatomy and Biomechanics
in Sport. Blackwell.
Clews W. 1990. Sport Massage and Stretching. Bantam Sports.
Coach. Sport Massage. http://www.sportcoach.com/ 2007.
Ambarukmi, Dwi Hatmisari. dkk. 2010. Masase Olahraga. Jakarta: Deputi
Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga ASDEP tenaga Keolahragaan
(KEMENPORA RI).
Greene, Elliot. Bugar Dengan Pijat. http://www.KCM.com/ Wanita 2007
Ilyas EI. 1993. Anatomi dan Fisiologi Alat Gerak. Bahan kuliah kursus
keterampilan paramedis dalam bidang ortotik prostetik.
Indra Darma Sujayanto, G. Pijat Untuk Kebugaran. http://www.intisari.com//
2007.
Piarce. C. E., 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia
Press.
Priyonoadi, Bambang. 2008. Sports Massage (Masase Olahraga). Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
Sanyoto, W. K. 1995. Praktek Aneka Penyembuhan Dengan Pijat, Kerikan, dan
Gosokan, Pekalongan: CV. Bahagia Press.
Soewito.M.D.S. 1995. Reflesiologi Penyembuhan Tanpa Obat Injeksi dan
Operasi, Jakarta: Titik Terang Press.
Salvo, Susan G. 1999. Massage Therapy. W,B. Saunders Company. USA.
Vitahealth, 2006, Pengobatan Alternatif dan Komplementer, Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer.
Whichello, Denise Brown. 2000. Therpeutic Massage. A Practical Introduction.
Quantum Publishing. Singapore.
35
36
37
38
39
top related