laporan perekonomian - bank indonesia › id › publikasi › kajian-ekonomi-regional ›...
Post on 03-Jul-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORANPEREKONOMIANPROVINSI JAWA TIMUR
Februari2020
Salinan Publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi :
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur
Divisi Advisory Ekonomi dan Keuangan
Jl. Pahlawan No.105
Surabaya, 60175 Indonesia
(Telepon) 031-3520011 - 8098/8298
(Faksimili) 031-3520025
(Email) kke_sby@bi.go.id
Publikasi ini dapat diakses secara online pada :
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/jatim/Default.aspx
Visi, Misi dan Nilai Strategis
Bank Indonesia
Visi Bank Indonesia :
bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian
Indonesia dan terbaik di antara negara emerging markets
Misi Bank Indonesia :
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter
dan bauran kebijakan Bank Indonesia.
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan
sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta
mitra strategis lain.
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal
dan reformasi struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk
infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di
tingkat daerah
7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan
sistem informasi Bank Indonesia.
Nilai Nilai Strategis :
Trust and Integrity Professionalism Excellence Public Interest Coordination and
Teamwork yang berdasarkan keluhuran nilai-nilai agama (religi)
iv
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020 ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan perekonomian triwulanan ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan informasi stakeholders eksternal maupun internal yang berkaitan dengan
perkembangan ekonomi makro daerah, keuangan pemerintah, inflasi daerah, stabilitas keuangan dan
pengembangan akses UMKM, penyelenggaraan sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan
kesejahteraan masyarakat, serta perkiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi Jawa Timur ke depan.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai 5,54% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar 5,32% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan nasional
(4,97%-yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan dikontribusi oleh kinerja positif investasi,
serta membaiknya ekspor luar negeri dan net ekspor antar daerah walaupun masih tumbuh negatif.
Sementara dari sisi penawaran, peningkatan kinerja lapangan usaha industri pengolahan dan
perdagangan besar dan eceran menjadi pendorong utama.
Inflasi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai 2,12% (yoy), turun dibandingkan triwulan III 2019
yang sebesar 2,45% (yoy), serta lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional (3,01%-yoy). Lebih lanjut,
kinerja stabilitas keuangan juga terpantau terjaga dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,89% (yoy) dan
tingkat Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,01%.
Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diprakirakan stabil dibandingkan tahun 2019,
yaitu tumbuh di rentang 5,3% - 5,8% (yoy). Pendorong utama pertumbuhan tersebut diperkirakan
bersumber dari konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dan net
ekspor antar daerah. Inflasi diprakirakan berada dalam sasaran inflasi 3,0+1% (yoy) yakni di kisaran
2,80% - 3,30%, namun lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 seiring dengan potensi kenaikan
tekanan inflasi pangan dan harga yang diatur pemerintah.
Dalam penyusunan kajian ini, Bank Indonesia banyak memanfaatkan data dan informasi yang diperoleh
dari berbagai pihak, seperti BPS, perbankan dan instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN
maupun swasta, serta pihak-pihak lainnya. Atas seluruh bantuan dan kerjasama tersebut, kami
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami,
hubungan kemitraan yang terjalin baik selama ini dapat dijaga dan lebih ditingkatkan di masa yang
akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian
agar dapat memberikan manfaat yang maksimal.
Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita semua
dalam menjalankan tugas-tugas kita masing-masing untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi
Provinsi Jawa Timur, serta bangsa dan negara.
Surabaya, Februari 2020
Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jawa Timur
ttd.
Difi Ahmad Johansyah
Direktur Eksekutif
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................... viii
RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................................... xii
TABEL INDIKATOR EKONOMI ................................................................................................ xvi
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKROREGIONAL ...................................................................... 1
1.1. KONDISI UMUM PEREKONOMIAN JAWA TIMUR .......................................................... 2
1.2. PDRB SISI PERMINTAAN .............................................................................................. 5
1.2.1. Konsumsi ...................................................................................................................... 5
1.2.2. Investasi ........................................................................................................................ 9
1.2.3. Ekspor Impor ............................................................................................................ 11
1.3. PDRB SISI PENAWARAN .............................................................................................17
1.3.1. Industri Pengolahan ..................................................................................................... 18
1.3.2. Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ............................. 21
1.3.3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ........................................................................... 23
1.3.4. Konstruksi ................................................................................................................... 25
1.3.5. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ................................................................. 27
KEUANGAN PEMERINTAH .....................................................................................................40
2.1. GAMBARAN UMUM ..................................................................................................41
2.2. APBD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2019 ...............................................................41
2.2.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur ................................... 42
2.2.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Jawa Timur .......................................... 43
2.3. APBD 38 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2019 ........................................45
2.3.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota ........................................ 45
2.3.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota................................................ 47
2.4. APBN DI JAWA TIMUR ...............................................................................................49
2.4.1. Anggaran Belanja APBN di Jawa Timur Tahun 2019 .................................................... 50
2.4.2. Realisasi Belanja APBN di Jawa Timur Tahun 2019 ....................................................... 51
PERKEMBANGAN INFLASI ......................................................................................................53
3.1. KONDISI UMUM ........................................................................................................54
3.2. KINERJA INFLASI JAWA TIMUR ...................................................................................54
3.2.1. Perkembangan Inflasi Triwulan IV 2019 ....................................................................... 54
3.2.2. Analisis Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa ..................................................... 55
3.2.3. Analisis Inflasi Menurut Disagregasi Inflasi ................................................................... 58
3.2.4. Inflasi Jawa Timur di Sepanjang Tahun 2019 ............................................................... 58
3.3. ANALISIS INFLASI SPASIAL JAWA TIMUR ....................................................................60
3.4. AKTIVITAS PENGENDALIAN INFLASI DAERAH .............................................................64
3.5. TRACKING INFLASI TRIWULAN I 2020 ........................................................................65
STABILITAS KEUANGAN, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM ..........................67
4.1. KONDISI UMUM ........................................................................................................68
4.2. STABILITAS KEUANGAN DAERAH DI JAWA TIMUR......................................................68
4.2.1. Asesmen Sektor Korporasi ........................................................................................... 68
4.2.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga .................................................................................. 76
vi
4.3. KINERJA PERBANKAN ................................................................................................81
4.3.1. Asesmen Kinerja Perbankan ........................................................................................ 81
4.3.2. Risiko Perbankan ......................................................................................................... 90
4.4. PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM ....................................................92
4.4.1. Akses Keuangan kepada UMKM ................................................................................. 92
4.4.2. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM .............................................................. 95
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH .................................................. 100
5.1. KONDISI UMUM ...................................................................................................... 100
5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DI JAWA TIMUR ........................................ 100
5.2.1. Pengelolaan Uang Rupiah .......................................................................................... 100
5.2.2. Transaksi Sistem Pembayaran .................................................................................... 104
5.3. UPAYA MENJAGA KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN .......................................... 107
5.3.1. Penanganan Uang Palsu ............................................................................................ 107
5.3.2. Penyediaan Uang Rupiah ........................................................................................... 107
5.3.3. Layanan Keuangan Digital (LKD) ................................................................................ 108
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ......................................................................... 110
6.1. Gambaran Umum .................................................................................................... 111
6.2. Ketenagakerjaan ..................................................................................................... 111
6.2.1. Perkembangan Ketenagakerjaan Jawa Timur ............................................................. 111
6.3. Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan ........................................................................ 114
6.3.1. Kesejahteraan Petani ................................................................................................. 114
6.3.2 Kesejahteraan Nelayan ............................................................................................... 116
6.4 Profil Kemiskinan Jawa Timur.................................................................................... 117
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH .................................................................................... 125
7.1. Prospek Ekonomi Jawa Timur Triwulan I 2020 .......................................................... 126
7.1.1. Sisi Permintaan .......................................................................................................... 126
7.1.2. Sisi Penawaran .......................................................................................................... 126
7.2. Prospek Ekonomi Jawa Timur Tahun 2020 ............................................................... 127
7.2.1. Sisi Permintaan .......................................................................................................... 127
7.2.2. Sisi Penawaran .......................................................................................................... 129
7.2. Prospek Inflasi Jawa Timur Triwulan II 2020 ............................................................. 130
7.3. Prospek Inflasi Jawa Timur Tahun 2020 .................................................................... 131
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur Sisi Permintaan ................................................................ 2 Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur Sisi Penawaran ................................................................. 3
Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019 (Miliar Rp) .... 42 Tabel 2. 2 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019, Miliar Rupiah .. 44 Tabel 2. 3 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2019 ................... 47 Tabel 2. 4 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019 .......... 49 Tabel 2. 5 Anggaran dan Realisasi Belanja APBN di Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019 .......... 50
Tabel 3. 1 Inflasi Tw III 2019 dan Tw IV 2019 Jawa Timur (yoy) ........................................................... 60 Tabel 3. 2 Inflasi 8 kota di Jawa Timur per Kelompok Barang dan Jasa Tw IV 2019 (%yoy) ................. 60 Tabel 3. 3 Tingkat Harga dan Perubahan Harga (qtq) Cabai Merah dan Cabai Rawit .......................... 63 Tabel 3. 4 Tingkat Harga dan Perubahan Harga (qtq) Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras .............. 64 Tabel 3. 5 Upaya Pengendalian Inflasi TPID di Jawa Timur ................................................................... 64
Tabel 4. 1 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi ................................................................................. 71 Tabel 4. 2 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral ................................................................... 72 Tabel 4. 3 Harga Komoditas Internasional ........................................................................................... 73 Tabel 4. 4 Komposisi Konsumsi, Cicilan dan Tabungan Berdasarkan Pendapatan per Bulan ................ 77 Tabel 4. 5 Komposisi Debt Service Ratio (DSR) berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan ................. 78 Tabel 4. 6 Komposisi Tabungan berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan ....................................... 78 Tabel 4. 7 Perkembangan Kinerja dan Risiko Kredit Sektor RT ............................................................. 80 Tabel 4. 8 Klaster Ketahanan Pangan dan Klaster UMKM Bank Indonesia di Jawa Timur..................... 96
Tabel 5. 1 Wilayah Kerja Bank Indonesia di Jawa Timur..................................................................... 100 Tabel 5. 2 Perkembangan Inflow Outflow Jawa Timur (miliar rupiah) ............................................. 101
Tabel 6. 1 Kondisi Ketenagakerjaan Jawa Timur (juta orang) ............................................................. 111 Tabel 6. 2 Perbandingan Kinerja Lapangan Usaha dan Penyerapan Tenaga Kerja .............................. 114 Tabel 6. 3 Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Penggunaan Tenaga Kerja Perusahaan di Jawa Timur ........ 114 Tabel 6. 4 NTP Subsektor Pertanian Jawa Timur ................................................................................ 115 Tabel 6. 5 Indeks Kedalaman & Keparahan Kemiskinan Jatim ........................................................... 118 Tabel 6. 6 Rasio Gini Jawa Timur ...................................................................................................... 118
Tabel 7. 1 Daftar Kabupaten/ Kota di Jawa Timur dalam Pilkada Serentak Tahun 2020 ..................... 128 Tabel 7. 2 Perkiraan Arah Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan 2020 (%yoy) ..................................... 128 Tabel 7. 3 Prospek Perekonomian Dunia World Economic Outlook ................................................ 128 Tabel 7. 4 Perkiraan Arah Pertumbuhan PDRB Sisi Penawaran 2020 (%yoy) ..................................... 130 Tabel 7. 5 Perkiraan El Nino dan La Nina Tahun 2020 ....................................................................... 130 Tabel 7. 6 Faktor Pendorong dan Penahan Inflasi Jawa Timur Triwulan II 2020 ................................ 130 Tabel 7. 7 Faktor Pendorong dan Penahan Inflasi Jawa Timur Tahun 2020 ...................................... 133
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. 1 Perekonomian Jawa Timur, Jawa, Nasional .......................................................................... 2
Grafik 1. 2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Jawa .............................................................................. 2
Grafik 1. 3 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur (yoy) ............................................................................ 4
Grafik 1. 4 Kontribusi Pertumbuhan Sisi Permintaan Jawa Timur, 2013-2019 ....................................... 4
Grafik 1. 5 Kontribusi Pertumbuhan Sektor Utama Jawa Timur, 2013-2019 ......................................... 4
Grafik 1. 6 Pertumbuhan Konsumsi Swasta, Rumah Tangga dan LNPRT ............................................... 5
Grafik 1. 7 Tingkat Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja di Jawa Timur ................................. 5
Grafik 1. 8 Sumber Pembiayaan Konsumsi Rumah Tangga ................................................................... 6
Grafik 1. 9 Pertumbuhan Konsumsi Swasta Kumulatif .......................................................................... 6
Grafik 1. 10 Perkembangan Realisasi APBD Belanja Operasi dan Transfer Provinsi Jawa Timur .............. 7
Grafik 1. 11 Perkembangan Realisasi APBN Belanja Operasi Berdasarkan Jenis Provinsi Jawa Timur ...... 7
Grafik 1. 12 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah Kumulatif ................................................................. 8
Grafik 1. 13 Pertumbuhan Investasi Jawa Timur.................................................................................... 9
Grafik 1. 14 Likert Scale dan Hasil SBT SKDU Investasi ......................................................................... 9
Grafik 1. 15 Konsumsi Semen dan Pertumbuhannya ......................................................................... 10
Grafik 1. 16 Pertumbuhan Impor Material Konstruksi ........................................................................ 10
Grafik 1. 17 Kredit Investasi Korporasi dan Pertumbuhannya .............................................................. 10
Grafik 1. 18 Pertumbuhan PMA dan PMDN Jawa Timur .................................................................... 10
Grafik 1. 19 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah Kumulatif ............................................................... 11
Grafik 1. 20 Pertumbuhan Net Ekspor DN Jawa Timur (yoy, triwulanan) ............................................. 12
Grafik 1. 21 Pertumbuhan Net Ekspor DN Jawa Timur (yoy, kumulatif) .............................................. 12
Grafik 1. 22 Pertumbuhan Ekspor Luar Negeri Jawa Timur ................................................................. 13
Grafik 1. 23 Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Timur berdasarkan Lapangan Usaha .............................. 13
Grafik 1. 24 Pertumbuhan Ekspor LN Kumulatif ................................................................................. 14
Grafik 1. 25 Pangsa Komoditas Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan ................................................ 16
Grafik 1. 26 Pertumbuhan Komoditas Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan ...................................... 16
Grafik 1. 27 Pertumbuhan Impor LN Kumulatif ................................................................................... 16
Grafik 1. 28 Pertumbuhan Tiga Lapangan Usaha Utama ..................................................................... 17
Grafik 1. 29 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 1 ................................................................ 17
Grafik 1. 30 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 2 ................................................................ 18
Grafik 1. 31 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 3 ................................................................ 18
Grafik 1. 32 Pertumbuhan Produksi Industri Mikro Kecil (IMK) dan Indutri Besar Sedang (IBS) ............ 19
Grafik 1. 33 Pertumbuhan Ekspor Industri Makan Minum .................................................................. 19
Grafik 1. 34 Pertumbuhan Nilai Ekspor Industri Unggulan (ISIC 2 Digit) .............................................. 19
Grafik 1. 35 Kredit Industri Pengolahan .............................................................................................. 19
Grafik 1. 36 Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri Pengolahan ........................................................ 20
Grafik 1. 37 Ekspor Industri Pengolahan ............................................................................................. 20
Grafik 1. 38 Perkembangan penjualan kendaran bermotor ................................................................. 21
Grafik 1. 39 Perkembangan indeks konsumsi barang tahan lama ...................................................... 21
Grafik 1. 40 Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil .................................................................................. 22
Grafik 1. 41 Kredit Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran ................................................. 22
Grafik 1. 42 Perkembangan kinerja lapangan usaha perdagangan besar dan eceran .......................... 22
Grafik 1. 43 Indeks Keyakinan Konsumen Jawa Timur ........................................................................ 23
Grafik 1. 44 Indeks Keyakinan Konsumen Wilayah Sulampua ............................................................ 23
Grafik 1. 45 Kinerja Produksi Padi dan Jagung Jawa Timur ................................................................. 23
Grafik 1. 46 Kredit Pertanian .............................................................................................................. 24
Grafik 1. 47 Pertumbuhan PDRB Lapangan Usaha Pertanian Kumulatif 5 tahun terakhir ..................... 24
Grafik 1. 48 Pertumbuhan Ekspor Pertanian Kumulatif 5 tahun terakhir ............................................. 24
Grafik 1. 49 Pertumbuhan IHPR .......................................................................................................... 26
Grafik 1. 50 Impor Material Konstruksi ............................................................................................... 26
Grafik 1. 51 Kredit Konstruksi ............................................................................................................. 26
Grafik 1. 52 Konsumsi Semen dan Pertumbuhannya .......................................................................... 26
Grafik 1. 53 Pertumbuhan Lapangan Usaha Konstruksi (yoy, kumulatif) ............................................. 27
Grafik 1. 54 Pertumbuhan Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ................... 28
Grafik 1. 55 Pertumbuhan Jumlah Wisman dan Lama Menginap ........................................................ 28
ix
Grafik 1. 56 Pertumbuhan Jumlah Penumpang Pesawat Udara ........................................................... 28
Grafik 1. 57 Pertumbuhan Lapangan Usaha Akomodasi dan Makan Minum Tahunan (yoy, kumulatif) 28
Grafik 2.1 Perkembangan Anggaran Belanja dan Transfer Pemerintah di Provinsi Jawa Timur ............. 41
Grafik 2.2 Realisasi Anggaran Belanja dan Transfer Pemerintah di Provinsi Jawa Timur (Kumulatif) ..... 41
Grafik 2.3 Perkembangan Derajat Otonomi Fiskal APBD Provinsi Jawa Timur ...................................... 42
Grafik 2.4 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur (triwulanan) .......................... 43
Grafik 2.5 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur (Kumulatif) ........................... 43
Grafik 2.6 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer Daerah Provinsi Jawa Timur (triwulanan) ............. 44
Grafik 2.7 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer Daerah Provinsi Jawa Timur (Tahunan) ................ 44
Grafik 2.8 Perkembangan APBD Kabupaten/ Kota di Jawa Timur ........................................................ 45
Grafik 2.9 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur .................... 45
Grafik 2.10 Proporsi Komponen Anggaran Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur ............ 45
Grafik 2.11 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten/Kota di Jawa Timur (berdasarkan anggaran) ............... 46
Grafik 2.12 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2019 ........................................ 47
Grafik 2.13 Proporsi Anggaran Belanja APBD Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur ......................... 48
Grafik 2.14 Proporsi Komponen Anggaran Belanja APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur ................... 48
Grafik 2.15 Rasio Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019 ........ 48
Grafik 2.16 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer APBD Kab/Kota Jawa Timur Tahun 2019 .......... 49
Grafik 2.17 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Jenis Belanja .................................. 50
Grafik 2.18 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Fungsi ........................................... 50
Grafik 2.19 Persentase Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Jenis Belanja Per Triwulan ..... 51
Grafik 2.20 Pagu Anggaran Dana Desa Tahun 2018 dan 2019 di Jawa Timur..................................... 52
Grafik 2.21 Persentase Realisasi Penyaluran Dana Desa Triwulan III dan IV 2019 di Jawa Timur ........... 52
Grafik 3.1 Inflasi Jawa Timur dan Nasional ......................................................................................... 54
Grafik 3.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran......................................................................... 54
Grafik 3.3 Laju Inflasi Kumulatif Jawa Timur ....................................................................................... 55
Grafik 3.4 Inflasi Bahan Makanan ....................................................................................................... 55
Grafik 3.5 Inflasi Bahan Makanan Subkelompok Daging dan Hasil-Hasilnya ........................................ 55
Grafik 3.6 Inflasi Makanan Jadi, Minuman, Rokok ............................................................................. 56
Grafik 3.7 Sumbangan Inflasi .............................................................................................................. 56
Grafik 3.8 Inflasi Perumahan, Air, Listrik, Gas ...................................................................................... 57
Grafik 3.9 Inflasi Besi Beton dan Kontrak ............................................................................................ 57
Grafik 3.10 Inflasi Transpor, Angkutan Udara, .................................................................................... 58
Grafik 3.11 Harga BBM Nonsubsidi dan Minyak ................................................................................. 58
Grafik 3.12 Perbandingan Disagregasi Inflasi Jawa Timur & Rata-Ratanya (yoy) ................................... 58
Grafik 3.13 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Tahunan (yoy) .................................................................. 58
Grafik 3.14 Perkembangan Inflasi per Kelompok ............................................................................... 59
Grafik 3.15 Disagregasi Inflasi Kabupaten/Kota di Jawa Timur ............................................................ 61
Grafik 3.16 Tingkat Harga Bawang Merah .......................................................................................... 61
Grafik 3.17 Perubahan Harga Bawang Merah (qtq) ............................................................................ 62
Grafik 3.18 Tingkat Harga Beras ......................................................................................................... 62
Grafik 3.19 Perubahan Harga Beras (qtq) ............................................................................................ 63
Grafik 3.20 Proyeksi Harga Minyak Dunia ........................................................................................... 66
Grafik 4.1 Komposisi Impor Jawa Timur .............................................................................................. 68
Grafik 4.2 Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................................... 69
Grafik 4.3 Pertumbuhan Ekonomi Mitra Dagang Utama ..................................................................... 72
Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor Utama Jawa Timur ................................................... 74
Grafik 4.5 Rasio NPL Kredit Korporasi Sektor Utama Jawa Timur ......................................................... 74
Grafik 4.6 Pertumbuhan KMK Kredit Korporasi .................................................................................. 74
Grafik 4.7 Rasio NPL KMK Kredit Korporasi......................................................................................... 74
Grafik 4.8 Pertumbuhan KI Kredit Korporasi ....................................................................................... 75
Grafik 4.9 Rasio NPL KI Kredit Korporasi ............................................................................................. 75
Grafik 4.10 Perkembangan DPK Korporasi .......................................................................................... 76
Grafik 4.11 Pangsa dan Suku Bunga DPK Korporasi ............................................................................ 76
Grafik 4.12 Indeks Penghasilan & Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini ................................................. 76
Grafik 4.13 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja 6 bulan y.a.d. .......................... 76
x
Grafik 4.14 Alokasi Pengeluaran RT ................................................................................................... 77
Grafik 4.15 Komposisi DPK Sektor RT ................................................................................................ 79
Grafik 4.16 Pertumbuhan DPK Sektor RT ........................................................................................... 79
Grafik 4.17 Perkembangan Suku Bunga DPK RT ................................................................................ 79
Grafik 4.18 Proporsi Kredit Sektor RT Jawa Timur .............................................................................. 79
Grafik 4.19 Perkembangan Kinerja Kredit, NPL dan Suku Bunga Kredit Rumah Tangga ..................... 81
Grafik 4.20 Perkembangan kredit dan DPK perbankan di Jawa Timur ................................................ 81
Grafik 4.21 Posisi Penyaluran Kredit Perbankan Jawa Timur terhadap Nasional .................................. 82
Grafik 4.22 Posisi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Jawa Timur terhadap Nasional 82
Grafik 4.23 Pertumbuhan DPK di Jawa Timur & komponennya ......................................................... 82
Grafik 4.24 Posisi Penghimpunan DPK Perbankan di Jawa Timur berdasarkan kegiatan Bank ............ 83
Grafik 4.25 Pangsa DPK Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah .................................... 83
Grafik 4.26 Pertumbuhan dan Tingkat Suku Bunga DPK Konvensional dan Syariah ........................... 83
Grafik 4.27 Trend dan Normalitas Pertumbuhan DPK Perbankan di Jawa Timur ................................. 83
Grafik 4.28 Pertumbuhan Kredit di Jawa Timur dan komponennya ................................................... 84
Grafik 4.29 Penyaluran Kredit Modal Kerja secara Sektoral ................................................................ 84
Grafik 4.30 Perkembangan Suku Bunga Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ................................. 84
Grafik 4.31 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi Utama Jawa Timur ............................. 85
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Sub Sektor Konstruksi ..................................................................... 85
Grafik 4.33 Posisi Kredit Perbankan di Jawa Timur berdasarkan kegiatan Bank .................................. 86
Grafik 4.34 Pangsa Kredit Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah ................................. 86
Grafik 4.35 Pertumbuhan dan Tingkat Suku Bunga Kredit Konvensional dan Syariah ........................ 86
Grafik 4.36 Trend dan Normalitas Pertumbuhan Kredit Perbankan di Jawa Timur .............................. 86
Grafik 4.37 Proporsi Kredit Bank Umum Spasial Terbesar ................................................................... 87
Grafik 4.38 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Spasial Terbesar .......................................................... 87
Grafik 4.39 Komposisi Kredit Jenis Penggunaan Perbankan Kab/Kota Jawa Timur ............................. 87
Grafik 4.40 NPL Bank Umum Kabupaten/Kota Jawa Timur ................................................................ 88
Grafik 4.41 Komposisi DPK Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur................................ 88
Grafik 4.42 Proporsi Penghimpunan DPK Spasial Terbesar ................................................................. 89
Grafik 4.43 Pertumbuhan Penghimpunan DPK Spasial Terbesar ......................................................... 89
Grafik 4.44 Pertumbuhan DPK Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur .......................... 89
Grafik 4.45 NPL Berdasarkan Jenis Kegiatan Bank .............................................................................. 90
Grafik 4.46 NPL Berdasarkan Sektor Ekonomi Utama ......................................................................... 90
Grafik 4.47 DPK Berdasarkan Jangka Waktu ...................................................................................... 91
Grafik 4.48 Loan to Deposit Ratio Perbankan Jawa Timur .................................................................. 91
Grafik 4.49 Suku Bunga Kredit, DPK dan Spread Perbankan .............................................................. 91
Grafik 4.50 Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM Perbankan di Jawa Timur ................................ 92
Grafik 4.51 Share Kredit UMKM terhadap Total Kredit di Jawa Timur ................................................ 92
Grafik 4.52 Perkembangan Pangsa Kredit UMKM Sektoral ................................................................ 93
Grafik 4.53 Pertumbuhan Kredit UMKM secara Sektoral ................................................................... 93
Grafik 4.54 Perkembangan Suku Bunga Kredit dan DPK Perbankan .................................................. 93
Grafik 4.55 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM terbesar di Kabupaten/Kota di Jawa Timur ................ 94
Grafik 4.56 Pertumbuhan Penyaluran Kredit UMKM 5 besar Kabupaten/Kota di Jawa Timur ............. 94
Grafik 4.57 Pertumbuhan Kredit UMKM Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur ................................ 94
Grafik 4.58 NPL Kredit UMKM di Kabupaten/Kota di Jawa Timur....................................................... 95
Grafik 5.1 Pergerakan Inflow, Outflow, Netflow & Inflasi .................................................................. 101
Grafik 5.2 Rasio UTLE terhadap Inflow Jawa Timur ........................................................................... 102
Grafik 5.3 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan ............................................................................... 103
Grafik 5.4 Pangsa Temuan Uang Palsu berdasarkan Wilayah Kerja Bank Indonesia ........................... 103
Grafik 5.5 Temuan Uang Palsu Per Pecahan ...................................................................................... 103
Grafik 5.6 Perkembangan RTGS Nasabah Provinsi Jawa Timur .......................................................... 104
Grafik 5.7 Perkembangan RTGS Nasabah Spasial .............................................................................. 104
Grafik 5.8 Perkembangan Kliring Jawa Timur .................................................................................... 105
Grafik 5.9 Transaksi Kliring Spasial Jawa Timur ................................................................................. 105
Grafik 5.10 Perkembangan Jumlah Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) .......................... 105
Grafik 5.11 Perkembangan Transaksi APMK dan Jumlah ATM .......................................................... 105
Grafik 5.12 Penggunaan ATM dan Kartu Debit ................................................................................. 106
Grafik 5.13 Penggunaan Kartu Kredit ............................................................................................... 106
xi
Grafik 5.14 Perkembangan Jenis Pembayaram Non-tunai pada e-commerce .................................... 106
Grafik 5.15 Perkembangan Jenis Pembayaran Non-tunai pada transportasi online ............................ 106
Grafik 5.14 Perkembangan Jenis Pembayaram Non-tunai pada e-commerce .................................... 106
Grafik 5.17 Nominal Transaksi Kas Keliling ....................................................................................... 107
Grafik 5.18 Nominal Transaksi Penukaran ......................................................................................... 107
Grafik 5.19 Aktivitas Kas Titipan Jawa Timur ..................................................................................... 108
Grafik 5.20 Jumlah Agen LKD & Pemegang UNIK ............................................................................. 108
Grafik 5.21 Jumlah Agen LKD Spasial Jawa Timur ............................................................................. 109
Grafik 5.22 Jumlah pemilik rekening U-NIK Spasial Jawa Timur........................................................ 109
Grafik 5.23 Frekwensi Transaksi di LKD ............................................................................................. 109
Grafik 5.24 Nominal Transaksi di LKD ............................................................................................... 109
Grafik 6.1 Jumlah Tenaga Kerja Sektor-sektor Utama ....................................................................... 112
Grafik 6.2 Share Tenaga Kerja Sektoral ............................................................................................. 112
Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Formal-Informal ....................................................................... 113
Grafik 6.4 Komposisi Tenaga Kerja Formal-Informal .......................................................................... 113
Grafik 6.5 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................................... 113
Grafik 6.6 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................. 113
Grafik 6.7 Perbandingan Nilai Tukar Petani Provinsi di Jawa .............................................................. 115
Grafik 6.8 NTP Jawa Timur, Indeks yang Diterima (IT) dan Indeks Harga yang Dibayar (IB) ................ 115
Grafik 6.9 NTP Subsektor Pertanian Jawa Timur ................................................................................ 116
Grafik 6.10 NTP Subsektor Pertanian Jawa Timur .............................................................................. 116
Grafik 6.11 Perbandingan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Provinsi di Jawa ............................................... 116
Grafik 6.12 NTN, IT dan IB Nelayan Jawa Timur ................................................................................ 116
Grafik 6.13 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi di Jawa ...................................................................... 117
Grafik 6.14 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa ................................................................. 117
Grafik 6.15 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota ........................................................................ 117
Grafik 6.16 Persentase Penduduk Miskin Desa dan Kota .................................................................. 117
Grafik 6.17 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota....................................... 118
xii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur pada triwulan
IV 2019 sebesar 5,54% (yoy),
meningkat dibandingkan
triwulan III 2019 (5,32%,
yoy), dan lebih tinggi
dibandingkan Nasional
(4,97%).
Kenaikan pertumbuhan
disebabkan oleh kinerja
positif investasi serta masih
stabilnya konsumsi swasta.
Dari sisi penawaran
pendorong perekonomian
adalah lapangan usaha
industri pengolahan dan
perdagangan besar dan
eceran.
Secara kumulatif tahun
2019, pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur
mencapai 5,52% (yoy),
sedikit meningkat
dibandingkan tahun 2018
yang sebesar 5,50%.
Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai 5,54% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar 5,32% (yoy) dan lebih
tinggi dibandingkan nasional (4,97%-yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan
pertumbuhan dikontribusi oleh kinerja positif investasi (dari 5,10% menjadi
5,38%), serta membaiknya ekspor luar negeri dan net ekspor antar daerah
walaupun masih tumbuh negatif. Peningkatan investasi, terjadi baik dari sisi
investasi bangunan maupun non bangunan. Lebih lanjut, realisasi PMA Jawa Timur
pada triwulan ini juga lebih baik, salah satunya karena realisasi pembangunan
proyek kilang minyak Tuban. Lebih lanjut, tingkat konsumsi swasta juga masih
stabil dan resilien sehingga mendorong terjaganya pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur.
Sementara dari sisi penawaran, peningkatan kinerja lapangan usaha industri
pengolahan (dari 6,34% menjadi 6,97%) dan perdagangan besar dan eceran (dari
5,24% menjadi 5,90%) menjadi pendorong utama. Peningkatan kinerja industri
pengolahan lebih disebabkan oleh permintaan domestik dan terjadi pada kelompok
industri kecil mikro kecil khususnya industri pengolahan tembakau dan industri
makanan. Di sisi lain, peningkatan kinerja perdagangan besar dan eceran tercermin
dari membaiknya penjualan kendaraan bermotor seiring dengan meningkatnya
preferensi pembelian barang tahan lama oleh konsumen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2019 mencapai 5,52%
(yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 5,50% (yoy). Dari
sisi permintaan, masih kuatnya konsumsi swasta dan pemerintah seiring dengan
adanya pemilihan umum legislatif dan eksekutif di tahun 2109. Investasi juga masih
tumbuh positif didorong berlanjutnya pembangunan infrastruktur publik. Lebih
lanjut, penurunan impor di tengah stabilnya komponen perekonomian utama lain
juga menyebabkan kuatnya perekonomian Jawa Timur. Dari sisi penawaran,
positifnya kinerja lapangan usaha pertanian menjadi pendorong utama
perekonomian Jawa Timur tahun 2019. Kondisi iklim yang tidak seekstrim tahun
2018 menyebabkan produksi dan produktivitas pertanian menjadi lebih baik.
Kinerja ekonomi Jawa timur pada triwulan I 2020 diperkirakan masih tumbuh
positif, namun melambat dibandingkan triwulan IV 2019. Hal tersebut dari sisi
internal karena kembali normalnya konsumsi masyarakat seiring berakhirnya
momentum Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, dari sisi eksternal adanya
sentimen negatif akibat outbreak COVID-19 diperkirakan akan menahan
perdagangan luar negeri Jawa Timur.
Inflasi Jawa Timur pada
akhir tahun 2019
mencapai 2,12% (yoy),
turun dibandingkan
triwulan III 2019 (2,45%)
dan lebih rendah
dibandingkan inflasi
Nasional (3,01%-yoy).
Asesmen Inflasi Daerah
Inflasi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai 2,12% (yoy), turun
dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar 2,45% (yoy), serta lebih rendah
dibandingkan inflasi Nasional (3,01%-yoy). Penurunan inflasi Jawa Timur tersebut
disebabkan terkendalinya inflasi pada seluruh kelompok, baik volatile food, core
inflation maupun administered prices. Rendahnya inflasi volatile food disebabkan
oleh melimpahnya pasokan komoditas daging ayam ras akibat berlebihnya impor
Grand Parent Stock (GPS). Penurunan tekanan inflasi sewa rumah akibat adanya
kepemilikan rumah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
menahan inflasi kelompok core inflation. Sementara itu, rendahnya inflasi
kelompok administered price terjadi karena penurunan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia.
xiii
Berdasarkan kelompok barang dan jasa, penurunan inflasi Kelompok Transpor,
Komunikasi dan Jasa Keuangan, kelompok Bahan Makanan, serta kelompok
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar menjadi penahan laju inflasi Jawa
Timur.
Pada triwulan I 2020, inflasi Jawa Timur diprakirakan berada pada sasaran inflasi
3,0%+1% namun lebih tinggi dibandingkan inflasi periode yang sama tahun
sebelumnya. Meningkatnya inflasi tersebut diprakirakan didorong oleh kelompok
bahan makanan serta barang konsumsi lainnya. Hal ini disebabkan oleh penurunan
produksi holtikultura akibat perubahan cuaca, serta masih berlangsungnya masa
tanam padi masih pada triwulan I 2020 dan baru memasuki masa panen pada awal
April 2020. Sementara kelompok barang yang harganya diatur pemerintah menjadi
faktor penahan inflasi seiring dengan penurunan harga minyak dunia.
Anggaran Belanja dan
Transfer Pemerintah di
Jawa Timur tahun 2019
setelah perubahan
mencapai Rp225,75
triliun, dengan realisasi
tahun 2019 sebesar
80,38% terhadap pagu
anggaran.
Asesmen Keuangan Pemerintah Daerah
Anggaran belanja dan transfer pemerintah di Jawa Timur tahun 2019 meningkat
18,09% (yoy) dibandingkan tahun 2018 (Rp225,75 triliun). Berdasarkan nominal
dan pangsanya, APBD Kabupaten/Kota mendominasi anggaran pengeluaran
pemerintah di Jawa Timur (Rp122,00 triliun, pangsa 54,04%), diikuti dengan APBN
untuk Jawa Timur (Rp65,74 triliun, pangsa 29,12%), dan terendah adalah APBD
Provinsi Jawa Timur (Rp38,00 triliun, pangsa 16,83%).
Realisasi belanja dan transfer APBD Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 mencapai
89,48% dari pagu anggaran, lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2018 yang
mencapai 92,28%. Rendahnya realisasi belanja tanah (38,35%) yang terkendala
masalah pembebasan lahan, serta belanja jalan, irigasi dan jaringan (76,10%)
seiring telah selesainya mayoritas proyek infrastruktur menjadi penyebab utamanya.
Meskipun persentase terhadap pagu anggaran lebih rendah, namun secara nominal
realisasi belanja tahun 2019 meningkat 10,84% dari tahun 2018.
Stabilitas keuangan Jawa
Timur masih terjaga
terutama ditopang oleh
kinerja korporasi yang
masih positif.
Intermediasi perbankan di
Jawa Timur pada triwulan
IV 2019 sedikit meningkat,
tercermin dari
peningkatan LDR
perbankan.
Dari sisi risiko, risiko
kredit perbankan sedikit
menurun, sedangkan
risiko likuiditas relatif
stabil.
Asesmen Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan UMKM
Stabilitas sistem keuangan Jawa Timur triwulan IV 2019 masih terjaga. Kinerja
sektor korporasi membaik dan sektor rumah tangga tumbuh namun melambat.
Terjaganya kinerja korporasi tercermin dari pertumbuhan kinerja industri
pengolahan yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya (6,9%),
penurunan kontraksi ekspor luar negeri (-2,8%), serta penyaluran kredit korporasi
yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,75%).
Kinerja sektor rumah tangga (RT) tumbuh namun sedikit melambat, tercermin dari
konsumsi RT yang tumbuh sementara likuiditas sektor RT di perbankan tumbuh
melambat. Konsumsi RT tumbuh (2,81%) didorong oleh peningkatan alokasi
konsumsi dalam pengeluaran RT (dari 65,88% menjadi 69,31%). Eksposur kredit
RT pada sektor perbankan melambat (dari 6,19% menjadi 5,70%), dipicu
perlambatan KPA dan KP Ruko/Rukan. Sementara itu, simpanan likuiditas sektor RT
pada perbankan mengalami perlambatan pertumbuhan (dari tumbuh 9,65%
menjadi 8,45%) mengindikasikan sektor RT menggunakan penghasilannya yang
disimpan di perbankan untuk membiayai peningkatan konsumsi.
Intermediasi perbankan di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 membaik, didorong
oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan DPK.
Loan to deposit ratio (LDR) perbankan di Jawa Timur pada triwulan IV 2019
mencapai 101,67%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
98,91%. Meskipun LDR membaik, namun pertumbuhan kredit dan DPK perbankan
di Jawa Timur masih tetap stagnan. Kredit tumbuh 6,89% (yoy), relatif stagnan
dibandingkan triwulan III 2019 (6,93%) khususnya pada kredit modal kerja sektor
konstruksi dan listrik, gas, air. Meskipun masih stagnan, namun mulai terdapat
xiv
perlambatan undisbursed loan (dari 1,43%-yoy menjadi 0,41%-yoy) sehingga
mengindikasikan potensi pertumbuhan kredit ke depan. Risiko kredit sedikit
membaik tercermin dari penurunan rasio NPL (dari 3,34% menjadi 3,01%),
sedangkan risiko likuiditas cenderung stabil, tercermin dari berkurangnya dominasi
DPK berjangka waktu pendek.
Pada triwulan IV 2019,
pergerakan uang tunai
berada dalam posisi net
outflow sebesar Rp3,5
triliun.
Transaksi non tunai
(RTGS dan SKNBI) juga
meningkat seiring
dengan peningkatan
aktivitas ekonomi.
Asesmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
Pada triwulan IV 2019 pergerakan inflow (uang masuk) dan outflow (uang keluar)
di Jawa Timur dalam posisi net outflow sebesar Rp3,5 triliun. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya konsumsi masyarakat pada periode perayaan Hari Raya Natal dan
Tahun Baru 2020.
Pada triwulan IV 2019, transaksi pembayaran melalui Sistem Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-
BI) menunjukkan peningkatan sejalan dengan meningkatnya aktivitas siklus bisnis.
Layanan Pembayaran secara non tunai atas transaksi e-commerce juga meningkat,
sejalan meningkatnya preferensi masyarakat terhadap berbagai platform
pembayaran non tunai.
Pada triwulan IV 2019, jumlah agen LKD di Jawa Timur tercatat meningkat sebesar
47% menjadi 76.420 agen. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya penetrasi
penggunaan smartphone di masyarakat, serta didorong oleh kebijakan Pemerintah
dalam meningkatkan inklusi keuangan Indonesia antara lain melalui program
Bantuan Sosial Non Tunai.
Dibandingkan Agustus
2018, kondisi
ketenagakerjaan
dan kesejahteraan
membaik, tercermin dari
turunnya jumlah
pengangguran di tengah
meningkatnya jumlah
Angkatan Kerja, serta
penurunan angka
kemiskinan.
Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kondisi ketenagakerjaan masyarakat Jawa Timur sampai dengan triwulan IV 2019
relatif stabil, tercermin dari penurunan tingkat kemiskinan dan membaiknya
indikator tenaga kerja dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, terdapat penurunan kesejahteraan untuk petani dan nelayan
dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kondisi ketenagakerjaan pada Agustus 2019 relatif membaik dibandingkan
Agustus 2018, tercermin dari peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) dari 69,37% menjadi 69,45%, penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka
(dari 3,99% menjadi 3,92%) dan peningkatan tenaga kerja dengan lulusan SMA
dan SMK. Berdasarkan data SKDU Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, terdapat
peningkatan serapan tenaga kerja pada triwulan IV 2019 seiring dengan
peningkatan aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun 2019.
Sementara itu, kesejahteraaan masyarakat pedesaan yang direpresentasikan
dengan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) menurun pada
triwulan IV 2019. Penurunan NTP (dari 110,0 menjadi 109,49) disebabkan oleh
subsektor pertanian rakyat, peternakan dan perikanan. Sementara penurunan NTN
(dari 128,52 menjadi 124,89) disebabkan oleh peningkatan indeks harga yang
dibayar nelayan, sedangkan indeks harga yang diterima justru turun.
Jumlah penduduk miskin Jawa Timur pada periode ini semakin berkurang. Tingkat
kemiskinan di Jawa Timur mencapai 10,22% turun dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya yang sebesar 10,85%. Meskipun masih lebih tinggi
dibandingkan tingkat kemiskinan Nasional (9,22%), namun Jawa Timur mengalami
penurunan jumlah penduduk miskin yang tertinggi dibandingkan provinsi lain di
Jawa seiring dengan pelaksanaan berbagai program pengentasan kemiskinan oleh
pemerintah provinsi maupun Kabupaten/Kota Jawa Timur.
xv
Pertumbuhan ekonomi
2020 diperkirakan stabil
di kisaran 5,3%-5,8%.
Inflasi akhir tahun 2020
diperkirakan sejalan
dengan sasaran inflasi
3,5%+1%.
Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2020
Perekonomian Jawa Timur sepanjang tahun 2020 diperkirakan stabil dibandingkan
tahun 2019 yaitu tumbuh di kisaran 5,3% - 5,8% (yoy). Pendorong utama
pertumbuhan tersebut diperkirakan bersumber dari konsumsi pemerintah,
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dan net ekspor antar
daerah. Konsumsi swasta juga diperkirakan masih tumbuh positif, namun relatif
stabil. Peningkatan konsumsi pemerintah dan investasi sejalan dengan
pembangunan infrastruktur untuk percepatan pelaksanaan Peraturan Presiden No.
80 tahun 2019. Walaupun terdapat berbagai potensi risiko global, namun masih
terdapat optimisme pertumbuhan ekspor luar negeri seiring prediksi kinerja positif
ekspor industri pengolahan kepada beberapa negara ASEAN dan Uni Eropa.
Sementara itu, inflasi tahun 2020 diprakirakan berada dalam sasaran inflasi
nasional 3,0+1% (yoy), yakni di kisaran 2,8% - 3,3%. Peningkatan inflasi tersebut
diprakirakan disebabkan oleh kelompok bahan makanan seiring dengan
terhambatnya pasokan bawang putih di awal tahun 2020, serta mundurnya panen
raya. Lebih lanjut, terdapat potensi kenaikan inflasi untuk harga komoditas yang
diatur pemerintah di tahun 2020 seiring kenaikan cukai rokok, serta rencana
penyesuaian tarif listrik.
xvi
TABEL INDIKATOR EKONOMI
A. PDRB
I II III IV Total I II III IV Total
PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp Milliar)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 40.734 42.869 44.877 35.381 163.861 40.789 44.111 45.657 35.108 165.665
Pertambangan dan Penggalian 19.902 20.408 20.720 21.527 82.557 20.348 20.772 21.017 21.634 83.771
Industri Pengolahan 112.266 114.482 120.519 119.640 466.908 120.441 122.296 128.155 127.983 498.875
Pengadaan Listrik dan Gas 1.151 1.101 1.122 1.125 4.499 1.103 1.124 1.157 1.176 4.561
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 371 377 383 385 1.515 391 395 400 402 1.588
Konstruksi 34.185 34.809 37.067 39.079 145.140 36.178 36.985 39.249 41.278 153.690
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 68.712 72.490 75.685 73.512 290.399 73.313 77.026 79.650 77.849 307.838
Transportasi dan Pergudangan 11.224 11.697 11.832 11.959 46.712 11.630 11.996 12.244 12.601 48.471
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 20.502 21.120 21.658 21.967 85.248 21.911 22.835 23.232 23.734 91.711
Informasi dan Komunikasi 21.622 22.821 22.972 23.002 90.416 23.005 24.342 24.791 24.932 97.071
Jasa Keuangan dan Asuransi 9.816 9.935 10.138 9.971 39.860 10.154 10.261 10.445 10.539 41.399
Real Estate 6.600 6.644 6.650 6.929 26.823 6.962 7.035 7.112 7.332 28.442
Jasa Perusahaan 3.004 3.065 3.074 3.165 12.309 3.193 3.281 3.282 3.373 13.128
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7.957 8.398 8.356 9.019 33.730 8.367 8.819 8.657 9.141 34.984
Jasa Pendidikan 9.811 10.085 10.268 10.882 41.046 10.409 10.626 11.171 11.813 44.019
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.534 2.585 2.645 2.722 10.486 2.733 2.774 2.869 2.902 11.278
Jasa lainnya 5.393 5.577 5.592 5.698 22.260 5.704 5.890 5.956 6.103 23.652
PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp Milliar)
Konsumsi RT 223.846 233.728 234.826 234.383 926.784 234.753 245.152 245.996 245.492 971.393
Konsumsi LNPRT 3.712 3.879 3.937 3.967 15.495 4.128 4.252 3.996 4.044 16.420
Konsumsi Pemerintah 12.838 17.181 19.477 21.456 70.952 13.455 18.281 20.267 22.235 74.238
Pembentukan Modal Tetap Bruto 102.208 105.717 111.382 112.615 431.922 106.031 111.393 117.064 118.671 453.159
Ekspor Luar Negeri 50.769 48.044 54.612 50.741 204.167 52.126 50.003 52.062 49.306 203.495
Impor Luar Negeri 62.918 67.353 74.829 74.399 279.498 61.537 64.725 62.345 66.286 254.892
Net Ekspor Antar Daerah 41.181 42.881 46.834 44.789 175.685 43.717 41.473 40.624 42.019 167.834
PDRB Penawaran - (%, yoy)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (2,24) (3,27) (3,42) 1,35 (2,09) 0,14 2,90 1,74 (0,77) 1,10
Pertambangan dan Penggalian 4,37 3,73 (0,73) 2,41 2,38 2,24 1,78 1,43 0,50 1,47
Industri Pengolahan 6,27 7,14 8,78 7,94 7,55 7,28 6,83 6,34 6,97 6,85
Pengadaan Listrik dan Gas 2,70 1,87 (4,65) (7,89) (2,19) (4,13) 2,07 3,13 4,59 1,38
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,27 3,61 4,74 4,10 4,18 5,44 4,92 4,58 4,32 4,81
Konstruksi 7,82 6,37 6,09 6,29 6,61 5,83 6,25 5,89 5,63 5,89
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,37 6,67 6,34 5,79 6,29 6,70 6,26 5,24 5,90 6,01
Transportasi dan Pergudangan 7,39 8,21 5,65 5,14 6,56 3,62 2,56 3,48 5,37 3,77
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,51 8,56 8,24 5,38 7,63 6,87 8,12 7,27 8,04 7,58
Informasi dan Komunikasi 6,76 7,01 6,84 6,39 6,75 6,40 6,67 7,92 8,39 7,36
Jasa Keuangan dan Asuransi 5,42 5,49 6,85 1,25 4,72 3,44 3,28 3,03 5,70 3,86
Real Estate 6,98 6,56 5,65 5,81 6,24 5,48 5,88 6,95 5,82 6,03
Jasa Perusahaan 6,85 7,52 7,53 6,72 7,15 6,29 7,04 6,75 6,55 6,66
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,59 8,36 0,50 3,70 4,20 5,15 5,01 3,60 1,35 3,72
Jasa Pendidikan 5,01 5,81 5,43 5,47 5,43 6,10 5,36 8,79 8,56 7,24
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,82 7,88 7,99 6,82 7,61 7,86 7,32 8,45 6,63 7,55
Jasa lainnya 5,21 5,32 4,32 5,09 4,98 5,77 5,61 6,51 7,11 6,26
PDRB Permintaan - (%, yoy)
Konsumsi RT 3,68 5,63 4,88 5,13 4,84 4,87 4,89 4,76 4,74 4,81
Konsumsi LNPRT 5,11 5,13 8,23 7,77 6,57 11,21 9,64 1,48 1,93 5,97
Konsumsi Pemerintah 5,94 4,64 4,48 5,20 5,00 4,81 6,40 4,05 3,63 4,63
Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,79 5,71 6,50 6,25 6,08 3,74 5,37 5,10 5,38 4,92
Ekspor Luar Negeri 4,81 0,91 3,37 3,09 3,06 2,67 4,08 (4,67) (2,83) (0,33)
Impor Luar Negeri (4,61) 10,79 13,65 11,20 7,70 (2,20) (3,90) (16,68) (10,90) (8,80)
Net Ekspor Antar Daerah (0,91) 20,50 23,05 20,53 15,30 6,16 (3,28) (13,26) (6,18) (4,47)
Pertumbuhan PDRB (%; yoy) 5,42 5,55 5,37 5,65 5,50 5,55 5,69 5,32 5,54 5,52
2018INDIKATOR
2019
xvii
B. INFLASI
C. SISTEM PEMBAYARAN
I II III IV I II III IV I II III IV
INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)
JAWA TIMUR 127,14 128,75 128,86 130,09 131,16 132,19 132,41 133,81 134,24 135,36 135,65 136,65
- Kota Surabaya 128,10 129,57 129,85 131,26 132,35 133,33 133,88 135,24 135,73 136,86 137,13 138,23
- Kota Malang 128,38 130,36 130,07 131,09 132,38 133,29 133,22 134,99 135,63 136,47 136,96 137,60
- Kota Kediri 124,41 126,06 126,09 126,77 127,41 127,92 128,17 129,27 129,56 130,20 130,12 131,63
- Kab. Jember 124,43 125,78 125,83 126,88 127,72 129,50 129,32 130,62 130,53 131,75 132,12 133,28
- Kab. Sumenep 124,44 125,94 125,89 127,19 128,12 129,56 129,41 130,78 130,62 132,14 132,00 133,45
- Kota Probolinggo 124,30 126,19 126,00 127,00 127,59 128,92 128,14 129,77 129,59 131,30 131,41 132,35
- Kota Madiun 125,38 127,53 127,70 128,61 129,76 131,14 131,09 132,09 132,59 134,24 134,26 135,00
- Kab. Banyuwangi 123,49 125,07 125,10 126,38 127,62 128,47 127,82 128,96 129,58 130,85 131,40 131,95
LAJU INFLASI TAHUNAN (% YOY)
JAWA TIMUR 3,85 4,66 3,84 4,04 3,16 2,67 2,75 2,86 2,35 2,40 2,45 2,12
- Kota Surabaya 4,43 4,91 3,98 4,37 3,32 2,90 3,10 3,03 2,55 2,65 2,43 2,21
- Kota Malang 3,79 4,99 3,80 3,75 3,12 2,25 2,42 2,98 2,46 2,39 2,81 1,93
- Kota Kediri 2,59 4,13 3,71 3,44 2,41 1,48 1,65 1,97 1,69 1,78 1,52 1,83
- Kab. Jember 2,84 3,99 3,67 3,52 2,64 2,96 2,77 2,95 2,20 1,74 2,17 2,04
- Kab. Sumenep 3,01 3,66 3,37 3,40 2,96 2,87 2,80 2,82 1,95 1,99 2,00 2,04
- Kota Probolinggo 2,27 3,48 3,02 3,18 2,65 2,16 1,70 2,18 1,57 1,85 2,55 1,99
- Kota Madiun 3,82 5,34 4,97 4,78 3,49 2,83 2,65 2,71 2,18 2,36 2,42 2,20
- Kab. Banyuwangi 1,90 2,96 2,68 3,17 3,34 2,72 2,17 2,04 1,54 1,85 2,62 2,32
DISAGREGASI INFLASI VOLATILE FOOD (% YOY)
JAWA TIMUR 0,57 0,17 -1,87 0,53 2,89 3,35 4,44 3,73 1,05 1,93 2,63 0,82
- Kota Surabaya 0,79 0,06 -2,15 0,94 3,41 3,82 5,94 4,81 1,56 2,09 1,45 2,35
- Kota Malang 2,74 2,73 -0,58 1,99 2,58 1,94 2,85 1,97 -0,73 2,14 5,73 3,19
- Kota Kediri -1,24 0,57 -1,31 -0,57 2,45 1,65 2,48 3,25 3,63 3,93 3,65 4,53
- Kab. Jember 0,42 0,74 -0,21 0,44 1,94 4,81 3,05 3,58 1,44 0,17 2,47 2,19
- Kab. Sumenep 0,41 -0,40 -1,73 -0,73 2,90 4,44 4,72 3,37 2,07 3,49 3,49 4,33
- Kota Probolinggo -2,16 -2,35 -2,44 -0,70 1,79 3,43 2,18 3,44 1,94 2,83 5,72 3,74
- Kota Madiun -0,41 0,57 1,05 1,96 6,12 5,47 4,26 3,41 1,07 1,84 3,23 2,50
- Kab. Banyuwangi -4,53 -6,63 -7,43 -7,11 -1,51 1,19 -1,23 -0,57 -2,15 -1,82 1,01 -0,12
DISAGREGASI INFLASI ADMINISTERED PRICE (% YOY)
JAWA TIMUR 6,51 12,36 11,43 10,69 5,16 2,69 2,41 3,29 3,20 2,18 1,91 0,06
- Kota Surabaya 6,91 11,66 10,17 10,38 4,28 2,56 2,48 3,18 3,01 2,37 1,98 0,39
- Kota Malang 5,44 11,58 11,71 8,24 5,18 2,66 0,82 3,15 5,16 2,23 2,96 1,09
- Kota Kediri 4,99 12,79 12,37 11,57 6,32 2,70 3,66 3,96 2,49 1,35 0,61 0,38
- Kab. Jember 4,64 11,84 12,74 12,36 6,71 3,39 3,84 3,75 1,93 1,42 0,29 0,26
- Kab. Sumenep 7,39 14,22 13,47 13,39 6,19 2,63 3,29 3,66 2,41 1,84 0,51 0,37
- Kota Probolinggo 5,19 12,88 11,49 11,42 5,96 2,55 2,53 3,00 1,69 1,23 0,71 -0,03
- Kota Madiun 7,63 14,60 13,54 13,07 6,59 3,54 3,31 3,34 1,70 1,45 1,77 1,87
- Kab. Banyuwangi 9,87 18,92 18,74 16,38 6,85 2,83 3,08 3,81 3,06 3,11 1,33 1,32
DISAGREGASI INFLASI CORE INFLATION (% YOY)
JAWA TIMUR 4,09 3,88 3,39 3,26 2,69 2,47 2,45 2,50 2,45 2,62 2,52 2,47
- Kota Surabaya 4,79 4,56 4,08 3,77 3,04 2,75 2,55 2,53 2,69 2,86 2,73 2,68
- Kota Malang 3,55 3,45 2,46 2,76 2,58 2,19 2,87 3,18 2,41 2,50 1,99 1,89
- Kota Kediri 2,95 2,66 2,62 2,21 1,23 1,03 0,81 1,02 0,91 1,34 1,23 1,53
- Kab. Jember 3,12 2,56 2,10 1,74 1,48 2,14 2,29 2,41 2,58 2,44 2,74 2,65
- Kab. Sumenep 2,87 2,57 2,75 2,49 2,11 2,37 1,97 2,39 1,79 1,47 1,88 1,65
- Kota Probolinggo 2,96 2,71 2,37 2,03 1,86 1,59 1,26 1,47 1,40 1,71 2,09 2,06
- Kota Madiun 3,85 4,00 3,57 3,16 1,88 1,92 2,04 2,32 2,64 2,80 2,42 2,23
- Kab. Banyuwangi 2,42 2,07 2,37 3,72 3,42 3,30 3,22 2,47 2,51 2,91 3,69 3,63
201920182017INDIKATOR
I II III IV I II III IV I II III IVInflow (Rp. Triliun) 23,92 17,25 35,53 21,74 26,70 29,14 28,94 21,66 27,85 33,25 26,21 26,34
Outflow (Rp. Triliun) 13,47 37,90 16,34 24,22 18,34 36,46 19,46 23,74 16,41 36,05 23,25 29,88
Volume Kliring (Juta Lembar) 2,24 2,00 2,10 2,17 2,06 1,91 2,05 1,78 1,50 1,44 1,58 1,46
Nominal Kliring (Rp. Triliun) 37,19 28,16 29,90 28,60 25,72 23,86 26,16 27,96 43,46 64,92 75,73 86,00
Volume RTGS 42.009 42.152 46.952 54.535 43.625 40.061 46.870 53.465 53.465 34.902 95.540 97.318
Nominal RTGS (Rp. Triliun) 118,91 126,52 138,27 158,22 122,49 73,01 85,36 96,67 96,67 80,83 213,57 253,10
2018INDIKATOR
2017 2019
xviii
D. PERBANKAN
D.1. Bank Umum
I II III IV I II III IV
Kinerja (Miliar Rp)
Total Asset 620.053 641.300 675.091 688.854 681.007 703.746 720.042 722.891
- Bank Pemerintah 310.502 327.567 349.142 360.060 350.714 368.856 378.923 383.455
- Bank Swasta 286.300 291.028 302.137 306.035 305.679 311.385 317.725 317.386
- Bank Asing 23.252 22.704 23.812 22.759 24.615 23.504 23.394 22.050
Dana Pihak Ketiga 502.698 514.149 533.014 542.050 544.931 562.370 579.670 580.848
- Giro 89.755 90.998 94.375 95.105 87.804 94.250 97.984 100.692
- Tabungan 207.853 215.440 220.494 229.446 224.521 231.845 237.550 249.020
- Deposito 205.090 207.711 218.145 217.499 232.606 236.275 244.136 231.136
Kredit Lokasi Bank (LB) 429.343 442.376 460.908 479.476 470.389 480.571 487.346 494.294
- Kredit Modal Kerja 240.688 248.833 260.770 276.677 262.968 269.634 272.996 276.346
- Kredit Investasi 64.471 67.994 71.005 70.072 73.647 75.322 76.531 77.689
- Kredit Konsumsi 124.184 125.550 129.132 132.727 133.774 135.616 137.820 140.260
Kredit Lokasi Proyek (LP) 499.829 517.305 536.208 552.504 552.864 566.741 573.346 590.553
- Kredit Modal Kerja 268.408 281.685 296.230 308.740 298.795 309.196 312.452 324.754
- Kredit Investasi 86.405 87.914 88.797 88.515 97.685 99.227 100.921 102.027
- Kredit Konsumsi 145.016 147.707 151.180 155.248 156.385 158.319 159.973 163.772
Kredit LB ke Sektor Ekonomi Utama 237.338 246.974 260.258 272.497 261.244 268.495 269.780 319.940
- Kredit Sektor Industri Pengolahan 109.221 115.878 123.050 132.321 119.142 121.647 123.311 168.773
- Kredit Sektor Perdagangan 114.410 117.705 122.159 125.327 126.249 127.928 128.567 132.291
- Kredit Sektor Pertanian 13.707 13.392 15.049 14.849 15.853 18.920 17.902 18.876
Pertumbuhan (%, YOY)
Total Asset 10,21 9,89 10,97 11,69 9,83 9,74 6,66 4,94
- Bank Pemerintah 12,53 12,61 15,43 16,72 12,95 12,60 8,53 6,50
- Bank Swasta 9,94 7,68 8,27 7,08 6,77 6,99 5,16 3,71
- Bank Asing -11,54 1,22 -11,18 1,27 5,86 3,52 -1,75 -3,11
Dana Pihak Ketiga 8,89 8,03 7,77 8,54 8,40 9,38 8,75 7,16
- Giro 10,70 13,33 8,85 15,17 -2,17 3,57 3,82 5,87
- Tabungan 9,77 11,08 10,71 6,48 8,02 7,61 7,74 8,53
- Deposito 7,25 3,00 4,51 8,04 13,42 13,75 11,91 6,27
Kredit Lokasi Bank (LB) 10,68 9,78 10,70 10,24 9,56 8,63 5,74 3,09
- Kredit Modal Kerja 10,55 9,14 9,75 10,33 9,26 8,36 4,69 -0,12
- Kredit Investasi 6,92 12,75 14,82 13,15 14,23 10,78 7,78 10,87
- Kredit Konsumsi 12,98 9,50 10,45 8,58 7,72 8,02 6,73 5,67
Kredit Lokasi Proyek (LP) 9,04 8,59 9,92 9,41 10,61 9,56 6,93 6,89
- Kredit Modal Kerja 9,16 9,51 11,75 10,92 11,32 9,77 5,48 5,19
- Kredit Investasi 4,02 4,65 3,73 5,47 13,05 12,87 13,65 15,26
- Kredit Konsumsi 12,04 9,28 10,24 8,78 7,84 7,18 5,82 5,49
Kredit LB ke Sektor Ekonomi Utama 7,37 7,52 9,18 9,54 10,07 8,71 3,66 17,41
- Kredit Sektor Industri Pengolahan 6,34 7,86 8,33 9,56 9,08 4,98 0,21 27,55
- Kredit Sektor Perdagangan 6,97 7,25 9,18 8,82 10,35 8,69 5,25 5,56
- Kredit Sektor Pertanian 20,25 7,02 16,53 15,78 15,65 41,28 18,96 27,12
Rasio Keuangan (%)
NPL Lokasi Bank 3,32 3,33 3,38 2,90 3,35 3,56 3,44 3,26
- NPL Kredit Modal Kerja 4,51 4,51 3,40 3,84 4,50 4,77 4,55 4,34
- NPL Kredit Investasi 2,63 2,49 7,91 2,13 2,52 2,69 2,79 2,59
- NPL Kredit Konsumsi 1,37 1,45 0,84 1,33 1,55 1,64 1,61 1,50
NPL Lokasi Proyek 3,38 3,47 3,37 2,92 2,85 3,49 3,34 3,01
LDR Lokasi Bank 85,41 86,04 86,47 88,46 86,32 85,45 84,07 85,10
LDR Lokasi Proyek 99,43 100,61 100,60 101,93 101,46 100,78 98,91 101,67
20192018INDIKATOR
xix
D.2. Bank Umum Syariah
I II III IV I II III IV
Kinerja (Miliar Rp)
Total Asset 32.115 33.328 34.640 36.992 37.547 38.400 41.415 42.820
Dana Pihak Ketiga 25.378 25.371 26.610 29.432 30.184 30.495 33.408 34.818
- Giro 2.386 2.422 2.853 3.201 2.808 2.906 3.013 2.726
- Tabungan 10.612 10.886 11.324 12.082 7.191 12.655 13.379 14.261
- Deposito 12.380 12.063 12.433 14.148 14.949 14.934 17.015 17.830
Pembiayaan Lokasi Bank (LB) 25.083 25.851 26.643 26.855 27.335 27.877 28.497 28.769
- Modal Kerja 11.109 11.110 11.294 10.723 10.707 10.864 11.075 10.939
- Investasi 4.289 4.619 4.706 4.860 4.993 4.964 4.849 4.840
- Konsumsi 9.685 10.122 10.643 11.272 11.636 12.049 12.574 12.990
Pembiayaan Lokasi Proyek (LP) 27.972 29.740 29.863 29.968 31.307 32.267 35.490 35.781
- Modal Kerja 11.067 12.184 12.356 11.820 11.823 12.443 13.577 13.456
- Investasi 5.873 6.128 5.608 5.709 6.755 6.706 8.309 8.272
- Konsumsi 11.033 11.428 11.899 12.438 12.729 13.118 13.603 14.053
Pembiayaan LB ke Sektor Ekonomi Utama 9.089 9.433 9.527 8.984 8.828 9.073 8.898 12.046
- Pembiayaan Sektor Industri Pengolahan 4.324 4.551 4.678 4.451 4.277 4.200 4.287 6.281
- Pembiayaan Sektor Perdagangan 4.232 4.213 4.164 4.064 4.071 4.179 4.120 4.563
- Pembiayaan Sektor Pertanian 533 670 685 470 481 694 491 1.201
Pertumbuhan (%, YOY)
Total Asset 18,40 22,80 18,43 14,42 16,91 15,22 19,56 15,75
Dana Pihak Ketiga 18,71 19,87 13,35 12,19 18,94 20,20 25,55 18,30
- Giro 36,61 34,96 30,19 24,02 17,70 19,98 5,60 -14,83
- Tabungan 10,22 15,77 10,52 11,98 -32,24 16,25 18,15 18,03
- Deposito 23,75 21,02 12,63 10,00 20,75 23,80 36,86 26,02
Pembiayaan Lokasi Bank (LB) 16,22 16,38 17,60 9,39 8,98 7,84 6,96 7,13
- Modal Kerja 20,20 13,40 13,54 0,21 -3,62 -2,21 -1,94 2,01
- Investasi 9,49 21,54 27,81 13,77 16,42 7,47 3,04 -0,41
- Konsumsi 14,98 17,51 17,91 17,71 20,14 19,04 18,14 15,25
Pembiayaan Lokasi Proyek (LP) 11,67 14,71 13,31 5,69 11,92 8,50 18,84 19,40
- Modal Kerja 8,13 12,23 14,55 2,39 6,83 2,12 9,88 13,84
- Investasi 12,81 17,06 6,54 -2,20 15,03 9,44 48,17 44,89
- Konsumsi 14,84 16,21 15,49 13,38 15,37 14,79 14,32 12,98
Pembiayaan ke Sektor Ekonomi Utama 33,38 31,00 29,82 6,45 -2,86 -3,82 -6,61 34,07
- Pembiayaan Sektor Industri Pengolahan 34,29 34,26 40,79 13,27 -1,08 -7,71 -8,37 41,14
- Pembiayaan Sektor Perdagangan 27,59 19,86 16,41 1,75 -3,80 -0,81 -1,06 12,28
- Pembiayaan Sektor Pertanian 92,02 125,62 56,07 -9,12 -9,89 3,65 -28,32 155,64
Rasio Keuangan (%)
Non Performance Financing (NPF) Lokasi Bank 4,53 4,16 4,97 3,92 4,75 5,07 4,95 3,31
- Modal Kerja 5,67 5,48 7,22 2,20 7,10 2,92 7,39 5,18
- Investasi 7,35 6,49 7,04 1,12 6,35 2,91 6,44 2,39
- Konsumsi 1,97 1,66 1,67 0,61 1,90 5,70 2,23 2,08
Non Performance Financing (NPF) Lokasi Proyek 4,08 5,63 4,52 4,89 7,30 6,88 5,11 3,71
Financing to Deposit Ratio (FDR) Lokasi Bank 98,84 101,89 100,12 91,25 90,56 91,42 85,30 82,63
Financing to Deposit Ratio (FDR) Lokasi Proyek 110,22 117,22 112,23 101,82 103,72 105,81 106,23 102,77
20192018INDIKATOR
xx
D.3. Bank Perkreditan Rakyat
I II III IV I II III IV
Kinerja (Juta Rp)
Total Asset 13.177 13.307 13.585 13.987 14.176 14.224 15.296
Dana Pihak Ketiga 8.558 8.663 8.896 9.288 9.338 9.351 9.786 10.218
- Tabungan 2.782 2.754 2.867 3.046 3.008 2.904 3.128 3.243
- Deposito 5.776 5.910 6.029 6.242 6.330 6.448 6.658 6.974
Kredit 9.338 9.740 9.693 9.789 10.104 10.494 13.063 13.237
- Modal Kerja 6.078 6.388 6.343 6.371 6.591 6.872 7.858 8.197
- Investasi 465 493 514 550 589 614 953 865
- Konsumsi 2.796 2.856 2.835 2.869 2.924 3.008 4.252 4.176
Kredit ke Sektor Ekonomi Utama 5.130 5.349 5.296 5.205 5.361 5.581 6.211 5.064
- Kredit Sektor Industri Pengolahan 179 194 196 204 200 218 256 322
- Kredit Sektor Perdagangan 3.141 3.277 3.288 3.266 3.357 3.447 4.000 3.165
- Kredit Sektor Pertanian 1.810 1.877 1.813 1.736 1.804 1.916 1.956 1.577
Pertumbuhan (%, YOY)
Total Asset 7,78 7,68 6,21 5,45 7,58 6,90 12,59 -100,00
Dana Pihak Ketiga 9,96 11,26 8,51 8,30 9,11 7,94 10,01 10,01
- Tabungan 14,14 15,44 11,58 11,92 8,12 5,45 9,12 6,48
- Deposito 8,05 9,42 7,11 6,61 9,59 9,11 10,43 11,73
Kredit 3,87 2,76 4,08 5,84 8,20 7,74 34,77 35,22
- Modal Kerja 3,52 2,33 3,94 5,44 8,44 7,58 23,88 28,66
- Investasi 27,18 26,59 20,85 22,83 26,72 24,61 85,29 57,35
- Konsumsi 1,53 0,31 1,84 3,97 4,60 5,32 49,97 45,57
Kredit ke Sektor Ekonomi Utama 2,43 1,32 3,47 1,61 4,50 4,35 17,28 -2,72
- Kredit Sektor Industri Pengolahan 12,26 14,72 15,30 19,99 11,66 12,32 31,06 58,38
- Kredit Sektor Perdagangan 3,98 2,04 5,08 3,11 6,88 5,19 21,64 -3,09
- Kredit Sektor Pertanian -0,98 -1,08 -0,39 -2,79 -0,35 2,05 7,88 -9,18
Rasio Keuangan (%)
NPL 7,56 8,16 8,10 7,33 7,96 8,36 7,69 8,21
- Modal Kerja 9,20 9,91 9,91 8,94 9,65 10,13 10,29 8,97
- Investasi 8,32 8,55 8,28 7,59 8,70 8,83 8,75 11,34
- Konsumsi 3,87 4,18 4,02 3,70 4,00 4,23 4,21 6,07
LDR 109,11 112,44 108,96 105,40 108,20 112,22 133,49 129,55
20192018INDIKATOR
xxi
D.4. Bank Berkantor Pusat di Surabaya
Terdapat empat bank berkantor pusat di Surabaya, yaitu BPD Jawa Timur, Bank Maspion, Bank Prima Master
dan Bank Amar
I II III IV I II III IV
Kinerja (Miliar Rp)
Total Asset 72.385 80.284 85.266 89.644 84.719 96.293 99.607 99.352
Dana Pihak Ketiga 48.400 53.440 55.720 53.062 56.736 62.791 65.865 61.083
- Giro 17.743 19.935 19.471 19.313 20.351 23.017 23.864 23.968
- Tabungan 14.766 15.876 16.907 19.689 16.853 18.346 19.010 22.927
- Deposito 16.192 17.629 19.343 14.060 19.533 21.429 22.991 14.188
Kredit Lokasi Proyek (LP) 33.987 34.576 35.736 36.717 36.498 37.617 40.106 40.992
- Kredit Modal Kerja 9.280 9.816 10.331 10.148 9.780 10.610 11.447 11.584
- Kredit Investasi 2.447 2.440 2.482 3.049 3.321 3.546 3.627 4.081
- Kredit Konsumsi 22.260 22.320 22.924 23.519 23.397 23.461 25.031 25.327
Kredit LP ke Sektor Ekonomi Utama 7.684 7.820 7.902 8.265 8.279 8.673 8.804 9.100
- Kredit Sektor Pertanian 609 621 638 695 719 759 751 776
- Kredit Sektor Industri Pengolahan 1.734 1.716 1.702 1.796 1.830 1.915 1.929 2.078
- Kredit Sektor Perdagangan 5.341 5.483 5.562 5.774 5.730 5.999 6.124 6.245
Pertumbuhan (%, YOY)
Total Asset 11,92 20,22 9,65 40,37 17,04 19,94 16,82 10,83
Dana Pihak Ketiga 9,04 16,76 16,48 2,82 17,22 17,50 18,21 15,12
- Giro -6,53 25,83 17,98 2,18 14,70 15,46 22,56 24,10
- Tabungan 15,73 11,70 18,82 2,71 14,13 15,56 12,44 16,45
- Deposito 28,04 12,19 13,08 2,04 20,63 21,55 18,86 0,91
Kredit Lokasi Proyek (LP) 7,43 5,00 8,46 7,46 7,39 8,80 12,23 11,64
- Kredit Modal Kerja -0,08 -0,29 5,79 3,73 5,39 8,09 10,81 14,15
- Kredit Investasi 3,62 1,89 5,29 4,81 35,69 45,35 46,16 33,83
- Kredit Konsumsi 11,37 7,88 10,07 1,97 5,11 5,11 9,19 7,69
Kredit LP ke Sektor Ekonomi Utama -0,37 -2,03 2,31 3,25 7,74 10,90 11,42 10,09
- Kredit Sektor Industri Pengolahan -18,70 -21,53 -5,96 3,58 17,99 22,24 17,62 11,59
- Kredit Sektor Perdagangan -4,11 -11,80 -11,07 3,37 5,54 11,57 13,35 15,75
- Kredit Sektor Pertanian 3,60 4,53 8,39 3,44 7,28 9,41 10,11 8,15
Rasio Keuangan (%)
NPL 3,91 3,95 3,65 3,16 3,15 2,88 2,89 2,76
- Modal Kerja 11,82 11,38 10,19 9,09 9,05 7,63 7,23 6,55
- Investasi 3,57 3,89 3,78 2,90 2,90 2,59 4,62 4,62
- Konsumsi 0,65 0,68 0,69 0,64 0,72 0,77 0,61 0,72
LDR LP 70,22 64,70 64,13 69,19 64,33 59,91 60,89 67,11
20192018INDIKATOR
PERKEMBANGANEKONOMI MAKRO REGIONALI
BAB
2
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
1.1. KONDISI UMUM PEREKONOMIAN JAWA TIMUR
Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya. Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong oleh
peningkatan pertumbuhan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga
(LNPRT), kinerja positif investasi, serta perbaikan kinerja ekspor Luar Negeri (LN) dan net ekspor
antardaerah Dalam Negeri (DN). Sementara itu dari sisi penawaran, pertumbuhan berasal dari
sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta penyediaan akomodasi dan
makanan minuman. Akselerasi yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan konsumsi Rumah
Tangga (RT), konsumsi pemerintah, serta sektor pertanian dan konstruksi.
Kinerja Perekonomian Triwulan IV 2019
Perekonomian Jawa Timur pada triwulan IV 2019 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
serta melampaui pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa dan Nasional. Pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur pada triwulan IV 2019 mencapai 5,54% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 5,32% (yoy). Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan perekonomian Jawa dan nasional
yang masing-masing tumbuh 5,34% dan 4,97% (yoy). Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa,
perekonomian Jawa Timur pada periode ini menempati peringkat tertinggi keempat, lebih tinggi dari Jawa
Barat dan Jawa Tengah1. Dengan kinerja tersebut, kontribusi perekonomian Jawa Timur terhadap Nasional
sebesar 15,07%, terbesar kedua setelah DKI Jakarta yang mencapai 16,8%.
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.1 Perekonomian Jawa Timur, Jawa, Nasional
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Jawa
Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur Sisi Permintaan
Sumber : BPS (diolah)
1 Kinerja ekonomi masing-masing provinsi di kawasan Jawa pada Triwulan IV 2019 dibandingkan Triwulan III 2019 sebagai berikut:
- DIY meningkat dari 5,66% (yoy) menjadi 6,16% (yoy), DKI Jakarta melambat dari 6,07% (yoy) menjadi 5,96% (yoy), Jawa Barat
melambat dari 5,14% (yoy) menjadi 4,11% (yoy), Banten meningkat dari 5,41% (yoy) menjadi 5,90% (yoy), Jawa Tengah
melambat dari 5,54% (yoy) menjadi 5,34% (yoy).
- Dengan dinamika tersebut, perekonomian Jawa turut tumbuh melambat dari 5,56% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi
5,34% (yoy) pada triwulan IV 2019, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Konsumsi RT 3.9 4.3 4.9 5.2 4.6 5.6 4.2 3.7 3.7 5.6 4.9 5.1 4.9 4.9 4.8 4.74
Konsumsi LNPRT 8.4 8.5 7.3 (0.1) 1.9 4.9 (0.1) 2.7 5.1 5.1 8.2 7.8 11.2 9.6 1.5 1.93
Konsumsi Pemerintah (2.1) 7.8 (3.6) (25.6) 4.4 (0.4) 5.2 5.0 5.9 4.6 4.5 5.2 4.8 6.4 4.1 3.63
PMTB 6.1 6.0 6.1 5.8 5.6 5.8 6.3 7.0 5.8 5.7 6.5 6.3 3.7 5.4 5.1 5.38
Perubahan Inventori (55.0) (58.7) (24.9) 43.6 5.2 3.5 (5.1) 20.5 (2.8) 3.4 1.8 3.9 (4.5) 8.0 0.8 0.48
Ekspor Luar Negeri 10.6 18.2 4.0 6.2 (13.1) (19.1) 14.0 2.4 4.9 0.7 3.0 1.2 4.3 5.3 (4.4) -2.83
Impor Luar Negeri (4.4) (7.9) 1.2 12.1 11.6 3.8 14.7 1.8 (4.7) 10.3 13.3 10.7 (0.8) (4.0) (17.3) -10.90
Net Ekspor Antar Daerah 7.4 (17.3) 21.3 58.8 71.2 64.3 21.7 12.4 (1.2) 20.2 23.4 22.5 6.3 (5.0) (15.0) -6.18
PDRB 5.58 5.81 5.64 5.27 5.37 5.05 5.64 5.76 5.42 5.55 5.37 5.65 5.55 5.69 5.32 5.54
Ket: Melambat Meningkat Stabil
2019Komponen
2016 2017 2018
3
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur Sisi Penawaran
Sumber : BPS (diolah)
Akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 didorong oleh konsumsi LNPRT,
kinerja positif investasi, serta perbaikan kinerja ekspor luar negeri dan net ekspor antardaerah DN.
Dari sisi permintaan, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur antara lain : (1) peningkatan
konsumsi LNPRT sejalan dengan banyak diselenggarakannya kegiatan organisasi kemasyarakatan baik
yang bersifat sosial maupun keagamaan di akhir tahun, (2) peningkatan kinerja investasi yang ditopang
oleh kenaikan investasi bangunan dengan berlanjutnya pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional
(PSN) pemerintah serta beberapa proyek swasta, (3) perbaikan kinerja ekspor luar negeri yang didorong
oleh peningkatan ekspor komoditas pertanian, serta (4) perbaikan kinerja net ekspor antardaerah DN
akibat peningkatan permintaan mitra dagang domestik.
Dari sisi penawaran, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur antara lain : (1) akselerasi
kinerja lapangan usaha industri pengolahan seiring perbaikan kinerja ekspor dan net ekspor antardaerah
DN, (2) peningkatan kinerja sektor perdagangan yang didorong oleh peningkatan permintaan mitra
dagang domestik, (3) peningkatan kinerja sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman didorong
oleh momentum libur Natal dan Tahun Baru.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan kinerja
konsumsi Rumah Tangga (RT), konsumsi pemerintah, serta sektor pertanian dan konstruksi.
Perlambatan konsumsi RT disebabkan oleh peningkatan preferensi konsumen RT untuk menabung yang
tercermin dari peningkatan dana pihak ketiga (DPK) RT, serta perlambatan kredit konsumsi RT. Lebih
lanjut, penurunan konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh penurunan realisasi APBN dan APBD Provinsi
Jawa Timur 2019 seiring selesainya pembangunan beberapa proyek strategis. Dari sisi penawaran,
penurunan kinerja sektor pertanian akibat banjir pada beberapa sentra pertanian dan perlambatan
aktivitas konstruksi, menahan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi.
Kinerja Perekonomian Kumulatif Tahun 2019
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2019 meningkat dibandingkan tahun
2018 dan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2019, perekonomian Jawa Timur
tumbuh sebesar 5,52% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan tahun 2018 (5,50%-yoy). Pertumbuhan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.9 3.6 2.6 2.4 3.6 (0.8) 1.5 2.5 (2.2) (3.3) (3.4) 1.3 0.1 2.9 1.7 -0.77
Pertambangan dan Penggalian 10.8 9.7 17.1 18.7 13.0 8.5 4.5 4.9 4.4 3.7 (0.7) 2.4 2.2 1.8 1.4 0.50
Industri Pengolahan 4.8 3.8 4.5 4.7 4.8 4.6 6.7 6.6 6.3 7.1 8.8 7.9 7.3 6.8 6.3 6.97
Pengadaan Listrik dan Gas 0.1 (1.0) (0.6) 4.1 2.0 (4.8) 9.0 4.3 2.7 1.9 (4.6) (7.9) (4.1) 2.1 3.1 4.59
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang3.7 5.4 5.0 6.5 6.9 7.3 6.2 5.4 4.3 3.6 4.7 4.1 5.4 4.9 4.6 4.32
Konstruksi 7.8 6.9 4.3 3.6 6.6 7.3 7.7 6.1 7.8 6.4 6.1 6.3 5.8 6.3 5.9 5.63
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor5.7 6.3 5.9 5.3 5.4 6.8 7.0 5.7 6.4 6.7 6.3 5.8 6.7 6.3 5.2 5.90
Transportasi dan Pergudangan 6.4 7.0 6.7 3.0 4.2 6.4 7.6 8.2 7.4 8.2 5.6 5.1 3.7 2.6 3.5 5.37
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum10.1 9.0 8.9 6.2 8.1 9.6 5.0 9.0 8.5 8.6 8.2 5.4 6.9 8.1 7.3 8.04
Informasi dan Komunikasi 6.8 7.8 7.7 7.9 4.1 8.0 7.9 7.6 6.8 7.0 6.8 6.4 6.4 6.7 7.9 8.39
Jasa Keuangan dan Asuransi 6.9 11.6 6.0 3.9 2.9 2.3 1.4 3.2 5.42 5.5 6.9 1.3 3.4 3.3 3.0 5.70
Real Estate 5.0 6.4 5.1 4.3 3.1 3.1 3.2 6.2 7.0 6.6 5.6 5.8 5.5 5.9 7.0 5.82
Jasa Perusahaan 4.8 4.6 5.6 5.7 5.7 5.2 4.5 6.7 6.8 7.5 7.5 6.7 6.3 7.0 6.7 6.55
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib6.1 9.2 3.7 0.9 6.1 (0.0) 2.7 0.6 4.6 8.4 0.5 3.7 5.2 5.0 3.6 1.35
Jasa Pendidikan 7.6 7.5 5.1 4.0 3.9 4.5 3.5 4.0 5.0 5.8 5.4 5.5 6.1 5.4 8.8 8.56
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.6 5.2 6.3 5.9 6.3 5.9 3.9 5.6 7.8 7.9 8.0 6.8 7.9 7.3 8.4 6.63
Jasa lainnya 4.3 3.9 5.5 5.3 4.2 5.0 4.1 4.6 5.2 5.3 4.3 5.1 5.8 5.6 6.5 7.11
PDRB 5.58 5.81 5.64 5.27 5.37 5.05 5.64 5.76 5.42 5.55 5.37 5.65 5.55 5.69 5.32 5.54
Ket: Melambat Meningkat Stabil
2019Komponen
2016 2017 2018
4
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
perekonomian Jawa Timur tersebut menyamai pertumbuhan ekonomi Jawa yaitu 5,52% (yoy) serta
melampaui nasional (5,02%-yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan tahun 2019
didorong oleh konsumsi swasta serta konsumsi
pemerintah seiring adanya pemilihan umum
legislatif dan eksekutif yang mendorong
permintaan serta kegiatan keagamaan. Dari sisi
penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur tahun 2019 didorong oleh sektor
pertanian serta peningkatan aktivitas industri
informasi dan komunikasi sebagai penunjang
peningkatan aktivitas konsumsi swasta. Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur (yoy)
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.4 Kontribusi Pertumbuhan Sisi Permintaan
Jawa Timur, 2013-2019
Sumber : BPS, (diolah)
Grafik 1.5 Kontribusi Pertumbuhan Sektor Utama Jawa
Timur, 2013-2019
Tracking Kinerja Perekonomian Triwulan I 2020
Kinerja ekonomi Jawa timur pada triwulan I 2020 diprakirakan melambat dibandingkan triwulan IV
2019, yaitu tumbuh di kisaran 5,06% - 5,56% (yoy) seiring berakhirnya Natal dan Tahun Baru serta
selesainya berbagai penyelenggaraan festival belanja akhir tahun yang mendorong konsumsi swasta.
Dari sisi permintaan, perlambatan kinerja ekonomi utamanya disebabkan oleh deselerasi konsumsi LNPRT,
serta perlambatan investasi karena baru dimulainya pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional
(PSN) pemerintah di tahun 2020 serta sentimen negatif akibat wabah Coronavirus yang membuat realisasi
PMA di Jatim terhambat. Namun, perlambatan lebih dalam tertahan oleh masih kuatnya konsumsi RT,
serta akselerasi konsumsi pemerintah yaitu percepatan dan perluasan digitalisasi transaksi daerah dan
penguatan belanja pemerintah yang berkualitas sejak awal tahun 2020. Dari sisi penawaran, kinerja
industri pengolahan, perdagangan, dan penyediaan akomodasi makanan minuman diprakirakan
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebagai dampak wabah Coronavirus (COVID-19) yang
menyebabkan terhambatnya impor bahan baku dan penjualan ekspor dari/ke Tiongkok, serta pembatasan
kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia.
5
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
1.2. PDRB SISI PERMINTAAN
Akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 didorong oleh konsumsi
LNPRT, kinerja positif investasi, serta perbaikan kinerja ekspor dan net ekspor antardaerah.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan konsumsi RT
penurunan konsumsi pemerintah, serta peningkatan impor LN.
1.2.1. Konsumsi
Kinerja konsumsi swasta sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh
penurunan konsumsi RT seiring terlambatnya impor barang konsumsi. Sementara itu, penurunan
konsumsi swasta yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan konsumsi LNPRT .
1.2.1.1. Konsumsi Swasta (Rumah Tangga & LNPRT)2
Kinerja Konsumsi Swasta Triwulan IV 2019
Perlambatan konsumsi swasta pada triwulan IV 2019 diindikasikan disebabkan oleh terbatasnya
pendapatan masyarakat. Konsumsi swasta pada triwulan ini hanya tumbuh 4,69% (yoy), sedikit
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,70%-yoy). Belum cukup kuatnya konsumsi swasta Jawa
Timur dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi RT yang tumbuh 4,74% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya (4,76%-yoy). Perlambatan konsumsi swasta tersebut diindikasikan
disebabkan oleh terbatasnya pendapatan RT. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Jawa Timur,
menunjukkan adanya penurunan indeks penghasilan saat ini (dari 129,4 pada triwulan III 2019 menjadi
126,8 pada triwulan ini) dan indeks ketersediaan tenaga kerja (dari 119,4 menjadi 110,9). Penurunan
indeks tingkat penghasilan dan ketersediaan tenaga kerja tersebut sejalan pula dengan penurunan kinerja
lapangan usaha pertanian (dari 1,74% menjadi -0,77%, yoy) yang merupakan penyerap tenaga kerja
terbesar di Jawa Timur.
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Swasta, Rumah
Tangga dan LNPRT
Sumber : SK Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.7 Tingkat Penghasilan dan Ketersediaan
Lapangan Kerja di Jawa Timur
Perlambatan konsumsi swasta yang lebih dalam tertahan oleh akselerasi konsumsi LNPRT dari 1,48% (yoy)
pada triwulan III 2019 menjadi 1,93% (yoy) pada triwulan ini seiring dengan banyak diselenggarakannya
kegiatan organisasi kemasyarakatan baik yang bersifat sosial maupun keagamaan di akhir tahun.3
2 Konsumsi swasta merupakan penjumlahan dari konsumsi rumah tangga dan konsumsi LNPRT.
3 Perekonomian Jawa Timur masih didominasi oleh konsumsi swasta dengan pangsa mencapai 59,7%. Secara rinci, pangsa konsumsi
rumah tangga dan konsumsi LNPRT terhadap PDRB Jawa Timur pada triwulan IV 2019 masing-masing 58,7% dan 1,0%.
6
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Perlambatan konsumsi swasta diindikasikan juga
disebabkan preferensi sektor RT untuk
menabung. Total DPK tabungan RT pada triwulan
IV 2019 sebesar Rp424,8 triliun (tumbuh 8,70%-
yoy), meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya yaitu Rp414,3 trilliun (8,48%-yoy).
Hasil Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga
menunjukkan peningkatan indeks ekspektasi
tabungan masyarakat dari 129,59 pada triwulan III
2019 menjadi 130,72 pada triwulan ini.
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.8 Sumber Pembiayaan Konsumsi Rumah Tangga
Pembiayaan konsumsi pada periode laporan diindikasikan bersumber dari dana pribadi masyarakat. Hal ini
tercermin dari perlambatan penyaluran kredit konsumsi RT, dari tumbuh 6,19% (yoy) pada triwulan III
2019 menjadi tumbuh 5,70% (yoy) pada triwulan ini.
Kinerja Konsumsi Swasta Tahun 2019
Konsumsi swasta Jawa Timur sepanjang tahun
2019 masih positif, walaupun lebih rendah
dibandingkan tahun 2018. Konsumsi swasta
tumbuh 4,83% (yoy), terdeselerasi dibandingkan
tahun 2018 (4,87% yoy). Masih kuatnya konsumsi
swasta pada tahun 2019 didorong oleh
pelaksanaan Pilkada serentak pada tahun 2019,
serta membaiknya indikator ketenagakerjaan dan
kemiskinan di Jawa Timur. Sementara itu, penahan
pertumbuhan konsumsi swasta yang lebih tinggi
adalah konsumsi barang tahan lama masyarakat.
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.9 Pertumbuhan Konsumsi Swasta Kumulatif
Indeks pembelian barang tahan lama hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Jawa Timur menunjukkan
perlambatan dari 129,63 (tahun 2018) menjadi 128,22 (tahun 2019). Hal ini juga sejalan dengan
pertumbuhan penyaluran kredit sektor RT khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan
Bermotor (KKB) yang juga melambat.4
Tracking Kinerja Konsumsi Swasta Triwulan I 2020
Kinerja konsumsi swasta pada triwulan I 2020 diperkirakan sedikit meningkat, seiring ekspektasi
membaiknya ketersediaan lapangan kerja. Indeks ketersediaan lapangan kerja yang akan datang untuk
posisi triwulan I 2020, menunjukkan peningkatan (dari 124,9 menjadi 126,5). Hal ini sejalan dengan
ekspektasi dimulainya musim panen raya pada akhir triwulan I 2020 yang terus berlanjut sampai dengan
triwulan II 2020. Prakiraan peningkatan konsumsi swasta juga tercermin dari tingginya impor barang
konsumsi pada triwulan IV 2019 (tumbuh 17%, yoy) yang digunakan untuk memenuhi permintaan pada
triwulan I 2020. Hal ini mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap peningkatan konsumsi RT di
4 Pertumbuhan KPR pada tahun 2019 sebesar 8,00% (yoy) lebih rendah dibandingkan tahun 2018 (11,54%). Demikian pula dengan
pertumbuhan KKB yang melambat dari 12,01% (tahun 2018) menjadi 0,41% (tahun 2019).
7
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Jawa Timur. Meskipun demikian, perlu diwaspadai adanya outbreak COVID-19 yang diperkirakan dapat
menahan konsumsi masyarakat khususnya konsumsi untuk aspek leisure.
1.2.1.2. Konsumsi Pemerintah
Kinerja Konsumsi Pemerintah Triwulan IV 2019
Deselerasi konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2019 disebabkan oleh perlambatan realisasi
belanja daerah dan transfer. Pada triwulan IV 2019, konsumsi pemerintah tumbuh 3,63% (yoy),
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,05% yoy). Perlambatan tersebut, utamanya terjadi pada
APBN Provinsi Jawa Timur yang pada triwulan IV 2019 hanya terealisasi sebesar 33,85% dari pagu
anggaran, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan IV 2018 yang sebesar 34,11% dari pagu anggaran.
Secara nominal, realisasi APBN pada triwulan ini juga hanya tumbuh 8,87% (yoy), lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan realisasi APBN pada triwulan sebelumnya (9,16%-yoy).
Sumber : BPKAD Jawa Timur
Grafik 1.10 Perkembangan Realisasi APBD Belanja
Operasi dan Transfer Provinsi Jawa Timur
Sumber : BPKAD Jawa Timur
Grafik 1.11 Perkembangan Realisasi APBN Belanja
Operasi Berdasarkan Jenis Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan jenis belanja, lebih rendahnya pertumbuhan realisasi APBN Jawa Timur pada
triwulan ini terjadi pada belanja pegawai, belanja barang dan belanja bantuan sosial5.
Pertumbuhan realisasi belanja pegawai APBN Jawa Timur pada triwulan IV 2019 sebesar 7,93% (yoy)
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,22% (yoy). Demikian pula dengan
belanja barang yang hanya tumbuh 7,19% (yoy) melambat dibandingkan triwulan III 2019 (19,59%-
yoy). Turunnya pertumbuhan realisasi belanja barang karena sebagian besar pengeluaran telah
direalisasikan pada triwulan sebelumnya untuk mendorong percepatan realisasi. Penyerapan realisasi
penyaluran bantuan sosial dalam bentuk dana desa sampai dengan triwulan IV 2019 juga menurun.
Rendahnya realisasi ini terjadi di seluruh provinsi di Jawa. Realisasi yang rendah disebabkan oleh
optimalisasi sisa dana periode sebelumnya di tengah kenaikan alokasi Dana Desa sebesar 17,31% pada
tahun 2019.
Secara keseluruhan, realisasi TKDD pada triwulan IV tahun 2019 juga lebih rendah. Turunnya
realisasi tersebut disebabkan penurunan realisasi Dana Alokasi Khusus Fisik dibandingkan triwulan IV
2018. Hal ini disebabkan adanya penambahan persyaratan penyaluran Realisasi DAK Fisik, yakni
laporan realisasi yang telah direview Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Daerah. Disamping
5 Belanja pegawai, belanja barang dan belanja bantuan sosial pada triwulan IV 2019 (non kumulatif) terealisasi masing-masing
sebesar 26,73%, 29,69% dan 29,35% dari pagu anggaran. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan pencapaian pada
triwulan IV 2018 (non kumulatif) yang mampu terealisasi masing-masing sebesar 28,03%, 35,09% dan 36,27% dari pagu
anggaran.
8
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
itu, penurunan realisasi didorong oleh tertundanya penyaluran Dana Bagi Hasil untuk penyelesaian
Kurang Bayar pada periode sebelumnya.
Kinerja Konsumsi Pemerintah Tahun 2019
Dengan pencapaian kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2019 tersebut, secara kumulatif
kinerja konsumsi pemerintah Jawa Timur tahun 2019 tumbuh melambat. Secara kumulatif kinerja
konsumsi pemerintah Jawa Timur tahun 2019 tumbuh sebesar 4,63% (yoy) lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan tahun 2018 yang sebesar 5,00% (yoy).
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.12 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah
Kumulatif
Melambatnya kinerja konsumsi pemerintah
sepanjang tahun 2019 dipengaruhi oleh
penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019
yang membuat beberapa realisasi belanja
pemerintah menjadi tertunda. Penurunan yang
lebih tinggi tertahan oleh pembayaran gaji ke-13
bagi PNS, Pegawai Negeri Sipil (PNS), prajurit
Tentara Nasional Indonesia (TNI), anggota
kepolisian, pejabat negara, Gubernur, Walikota,
Bupati dan Wakil Bupati yang mendorong realisasi
belanja pegawai, serta masih berlangsungnya
pembangunan infrastruktur di Jawa Timur
sepanjang tahun 2019.
Berdasarkan jenis anggaran perlambatan konsumsi pemerintah juga tercermin dari realisasi anggaran
APBN maupun APBD di Jawa Timur di sepanjang tahun 2019. APBN di Jawa Timur terealisasi 92,31% dari
pagu anggaran, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2018 (92,57%). Demikian pula dengan APBD
Provinsi Jawa Timur yang hanya terealisasi 88,05% dari pagu anggaran di tahun 2019, juga lebih rendah
dibandingkan pencapaian tahun 2018 (93,22%).
Tracking Kinerja Konsumsi Pemerintah Triwulan I 2020
Kinerja konsumsi pemerintah Jawa Timur pada triwulan I 2020 diperkirakan masih tumbuh positif,
meningkat dibandingkan triwulan IV 2019. Beberapa faktor menjadi pendorong konsumsi pemerintah
pada triwulan I 2020, antara lain perubahan penyaluran Dana Desa (DD) dari pola 20% menjadi 40%
pada triwulan I 2020, peningkatan nilai Program Keluarga Harapan (PKH), serta naiknya nominal Bantuan
Pangan Nontunai (BPNT).
Adanya peningkatan alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) di tahun 2020 sebagian besar
dipengaruhi oleh kenaikan DAU karena adanya penyesuaian bobot formula DAU DBH yang juga tercatat
meningkat karena adanya kenaikan target penerimaan pajak penghasilan (PPh) dan cukai hasil tembakau
(CHT). Secara spasial, peningkatan paling besar terjadi di Jawa Timur yang mencapai Rp114,56 Triliun dari
realisasi tahun 2019. Peningkatan alokasi di tahun 2020 menunjukkan potensi peningkatan ekonomi di
daerah serta diprediksi akan turut mendorong akselerasi konsumsi pemerintah pada triwulan I 2020.
9
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
1.2.2. Investasi
Kinerja investasi pada triwulan IV 2019 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Peningkatan didorong oleh investasi bangunan sejalan dengan penguatan impor nonmigas (barang
modal) serta masuknya arus dana asing seiring pelonggaran kebijakan moneter.
Kinerja Investasi Triwulan IV 2019
Kinerja investasi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 sebesar 5,38% (yoy), terakselerasi dibandingkan
triwulan III 2019 yang sebesar 5,10% (yoy). Akselerasi investasi Jawa Timur disebabkan oleh
peningkatan investasi di sektor industri pengolahan, penyediaan akomodasi dan makan minum, dan
transportasi pergudangan. Peningkatan tersebut terjadi ditengah pelemahan perekonomian global6 dan
penurunan sektor pariwisata Jawa Timur pada triwulan IV 20197. Berdasarkan kelompok investor,
peningkatan investasi juga didorong oleh perbaikan kinerja realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada
periode laporan dibandingkan triwulan III 2019 (dari -43,55%-yoy menjadi -28,57%-yoy). Perbaikan
kinerja realisasi PMA tersebut sejalan dengan adanya pembangunan proyek yang melibatkan investor
asing diantaranya pembangunan kilang di Tuban dengan total nilai investasi Rp300 triliun.8
Peningkatan kinerja investasi juga terkonfirmasi dari peningkatan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) investasi
hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. Kinerja
positif investasi tersebut terjadi pada sektor industri pengolahan (dari 2,29% pada triwulan III 2019
menjadi 3,30% pada triwulan IV 2019), penyediaan akomodasi makanan minuman (dari 0,73% menjadi
0,86%), dan sektor transportasi pergudangan (dari 0,03% menjadi 0,19%). Peningkatan investasi pada
sektor utama penopang perekonomian Jawa Timur tersebut sejalan dengan peningkatan kinerja
pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, penyediaan akomodasi makanan dan
minuman, serta transportasi pergudangan pada periode laporan yang terakselerasi dibandingkan triwulan
III 2019.9
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.13 Pertumbuhan Investasi Jawa Timur
Sumber : Diary Notes dan SKDU (diolah)
Grafik 1.14 Likert Scale dan Hasil SBT SKDU Investasi
Peningkatan investasi disebabkan oleh meningkatnya investasi bangunan. Meningkatnya investasi
bangunan tercermin dari konsumsi semen yang tumbuh 7,6% (yoy) pada periode laporan. Searah dengan
6 Kinerja ekonomi global tumbuh melambat menjadi 2,9% pada tahun 2019 (World Economic Outlook Update Januari 2020),
merupakan proyeksi pertumbuhan ekonomi terendah sejak global financial crisis tahun 2008-2009. Proyeksi tersebut lebih pesimis
dibandingkan proyeksi pada publikasi WEO sebelumnya yang mencapai 3%. Koreksi proyeksi pertumbuhan terdalam terjadi pada
perekonomian berkembang (dari 3,9% menjadi 3,7%) dan perekonomian maju (dari 1,8% menjadi 1,7%).
7 Wisatawan mancanegara yang melalui bandara juanda terkontraksi 24,3% (yoy) pada triwulan IV 2019.
8 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
9 Pertumbuhan ekonomi lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menurun dari 6,26% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi
5,24% (yoy) pada triwulan IV 2019, sementara pertumbuhan ekonomi lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan
minuman menurun dari 8,12% (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 7,33% (yoy) pada triwulan IV 2019.
10
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
perkembangan tersebut, komponen impor material konstruksi yaitu tanah lempung mengalami akselerasi
signifikan pada periode laporan yang mengindikasikan percepatan pembangunan fisik.10
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (diolah)
Grafik 1.15 Konsumsi Semen dan Pertumbuhannya
Sumber : Bea Cukai (diolah)
Grafik 1.16 Pertumbuhan Impor Material Konstruksi
Peningkatan realisasi investasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan aktivitas Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) di sepanjang triwulan IV 2019. Kinerja pertumbuhan PMDN pada
triwulan IV 2019 menunjukkan kontraksi dibandingkan triwulan III 2019. Realisasi PMDN Jatim pada
triwulan III 2019 sebesar 71,98% (yoy) menjadi terkontraksi sebesar 19,16% (yoy) pada triwulan IV 2019.
Perlambatan aktivitas PMDN diprakirakan dikontribusi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kapasitas
ekpansi korporasi yang sudah mulai terbatas di tengah gejolak perekonomian global yang semakin
meningkat.11
Hal tersebut juga tercermin dari perlambatan penyaluran Kredit Investasi (KI) Jawa Timur dari
11,54% (yoy) triwulan III 2019 menjadi 10,77% (yoy) di triwulan IV 2019.
Sumber : LBU (diolah)
Grafik 1.17 Kredit Investasi Korporasi dan
Pertumbuhannya
Sumber : BKPM (diolah)
Grafik 1.18 Pertumbuhan PMA dan PMDN Jawa Timur
Kinerja Investasi Tahun 2019
Kinerja investasi Jawa Timur di tahun 2019 melambat dibandingkan tahun 2018. Kinerja investasi
pada tahun 2019 sebesar 4,92% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 6,08% (yoy).
10 Kinerja impor komoditas material konstruksi Jawa Timur pada periode laporan adalah sebagai berikut:
- Impor material semen dan plaster (SITC 661 Lime, Cement, and Fabricated Construction Materials) sedikit terakselerasi dari
kontraksi sebesar 2,8% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi terkontraksi sebesar 5,3% (yoy) pada triwulan IV 2019.
- Impor tanah lempung (SITC 662 Clay Construction Materials and Refractory Construction Materials) terkontraksi sebesar 46%
(yoy) pada triwulan III 2019 menjadi terakselerasi dan tumbuh 27,5% (yoy) pada triwulan IV 2019.
- Impor besi dan baja (SITC 67 Iron and Steel) tumbuh 27,2% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi terkontraksi 1,2% (yoy) pada
triwulan IV 2019.
11 Beberapa gejolak yang meningkatkan ketidakpastian perekonomian global sepanjang triwulan IV 2019 diantaranya ketidakpastian
perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok tetap tinggi seiring ditundanya pertemuan pada November 2019, pelemahan PDB Eropa,
Jepang, dan India, mundurnya tenggat waktu keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit, serta potensi perlambatan ekonomi
global dan nilai perdagangan dunia yang makin dalam.
11
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Perlambatan kinerja investasi dipengaruhi penurunan realisasi PMA yaitu dari terkontraksi sebesar 15,4%
(yoy) di tahun 2018 menjadi terkontraksi lebih dalam sebesar 17,8% (yoy) pada tahun 2019. Perlambatan
kinerja investasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan realisasi PMDN.
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.19 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah
Kumulatif
Realisasi PMDN mengalami penguatan kinerja dari
terkontraksi sebesar 30,3% (yoy) pada tahun 2018
menjadi 36% (yoy) pada tahun 2019. Secara
nasional, total investasi Jatim tahun 2019
berkontribusi sebesar 7,22%, menduduki
peringkat keempat setelah Jawa Barat 16,98%,
DKI Jakarta 15,31%, dan Jawa Tengah 7,35%.
Investasi Jatim tahun 2019 didominasi oleh sektor
konstruksi sebesar Rp9,88 triliun. Disusul industri
makanan Rp9,5 triliun; listrik, gas, dan air Rp9,13
triliun, gudang dan telekomunikasi Rp6,56 triliun;
dan industri kimia dan farmasi Rp5,95 triliun.12
Tracking Kinerja Investasi Triwulan I 2020
Kinerja investasi pada Triwulan I 2020 diperkirakan sedikit melambat disebabkan oleh baru
dimulainya pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah di tahun 2020 serta
adanya sentimen negatif akibat wabah Coronavirus yang membuat realisasi PMA serta impor barang
modal di Jatim terhambat. Perlambatan kinerja investasi diperkirakan dipengaruhi oleh perlambatan
kinerja investasi non-bangunan seiring perlemahan kinerja industri pengolahan, sektor perdagangan, dan
sektor penyediaan akomodasi makanan minuman. Selain itu, perlambatan kinerja investasi juga
dipengaruhi oleh baru dimulainya pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah di
tahun 2020 serta adanya sentimen negatif akibat wabah Coronavirus yang membuat realisasi PMA di
Jatim terhambat. Proyeksi tersebut didukung oleh adanya perlambatan pertumbuhan Kredit Investasi (KI)
Jawa Timur di Januari 2020 (5,8%, yoy) dibandingkan triwulan IV 2019 yang mencapai 10,77% (yoy).
Selain itu, proyeksi tersebut juga didukung oleh liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa
Timur yang menghasilkan Likert scale investasi pada triwulan I 2020 sebesar LS 0,68, lebih rendah
dibandingkan triwulan IV 2019 yang sebesar LS 0,74. Beberapa faktor yang mempengaruhi perlambatan
pertumbuhan investasi yakni adanya beberapa perusahaan yang baru selesai merealisasikan investasi
dalam jumlah yang signifikan pada triwulan IV 2019 serta memiliki kapasitas produksi yang belum
maksimal sehingga belum memiliki rencana investasi baru dalam beberapa triwulan ke depan.
1.2.3. Ekspor – Impor
Kinerja net ekspor antardaerah membaik pada triwulan IV 2019 seiring dengan peningkatan kinerja
mitra dagang utama domestik Provinsi Jawa Timur. Di sisi lain, ekspor luar negeri juga mengalami
perbaikan meskipun neraca perdagangan luar negeri Jawa Timur masih mencatat defisit sehingga
menahan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2019.
12 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur
12
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
1.2.3.1. Ekspor-Impor Antardaerah
Kinerja Ekspor Impor Antardaerah Triwulan IV 2019
Peningkatan pertumbuhan ekonomi mitra dagang domestik Jawa Timur disertai peningkatan
permintaan serta perbaikan kinerja beberapa industri strategis diperkirakan menjadi faktor utama
akselerasi net ekspor antardaerah Jawa Timur pada periode laporan. Net ekspor antardaerah Jawa
Timur terkontraksi 6,18% (yoy) pada triwulan IV 2019, membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang
juga terkontraksi sebesar 4,98% (yoy). Akselerasi net ekspor antar daerah tersebut didorong oleh :
akselerasi pertumbuhan ekonomi Sumatera (dari 4,50%-yoy pada triwulan III 2019 menjadi 4,61%-yoy
pada triwulan ini) dan akselerasi pertumbuhan ekonomi Sulawesi, Maluku, dan Papua (5,21%-yoy
pada triwulan IV 2019) yang merupakan mitra dagang utama Jawa Timur,
peningkatan konsumsi rumah tangga wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (dari 5,10%-yoy pada
triwulan III 2019 menjadi 5,76%-yoy pada triwulan IV 2019) disertai peningkatan kinerja sektor
pertambangan dan perdagangan,
peningkatan kinerja industri pengolahan wilayah Kalimantan (khususnya industri pengolahan CPO dan
Alumina) dari 2,49% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 2,71% (yoy) pada triwulan IV 2019, serta
peningkatan kinerja sektor pertambangan dan konstruksi wilayah Sumatera.
Sumber : LBU (diolah)
Grafik 1.20 Pertumbuhan Net Ekspor DN Jawa Timur
(yoy, triwulanan)
Sumber : BKPM (diolah)
Grafik 1.21 Pertumbuhan Net Ekspor DN Jawa Timur
(yoy, kumulatif)
Akselerasi kinerja perdagangan antardaerah turut tercermin dari perbaikan kinerja arus neto
bongkar-muat di Pelabuhan Tanjung Perak pada triwulan IV 2019. Walaupun masih mengalami net
bongkar, namun pada triwulan IV 2019 net bongkar di Tanjung Perak sebesar 461 ribu ton, lebih rendah
dibandingkan net bongkar triwulan sebelumnya (491 ribu ton). Hal tersebut didorong oleh arus bongkar
yang meningkat (dari 1.553 ribu ton menjadi 1.866 ribu ton) di tengah penguatan arus muat (dari 1.061
ribu ton menjadi 1.405 ribu ton). Lebih lanjut, berdasarkan data PT Pelindo III, komoditas ekspor
antardaerah terbesar Jawa Timur yang dimuat di Pelabuhan Tanjung Perak pada triwulan IV 2019 (posisi
September 2019) adalah pupuk, batu bara, CPO, mill scale (limbah industri baja), dan besi beton yang
mencatatkan peningkatan volume seiring peningkatan aktivitas lapangan usaha industri terkait di wilayah
KTI dan Sumatera.
Kinerja Ekspor Impor Antardaerah Tahun 2019
Pertumbuhan net ekspor antardaerah sepanjang tahun 2019 turun dibandingkan tahun 2018. Net
ekspor antar daerah turun cukup dalam dari 15,30% (yoy) pada tahun 2018 menjadi -4,47% (yoy) pada
tahun 2019. Kinerja net ekspor yang menurun tersebut sejalan dengan lebih tingginya selisih positif
13
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
barang yang dibongkar (masuk, impor antar daerah dalam negeri) di Pelabuhan Tanjung Perak yang
mencapai 2.082 ton sepanjang tahun 2019, meningkat dibandingkan 1.977 ton sepanjang tahun 2018.13
Melambatnya permintaan domestik Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta kontraksi ekonomi Papua seiring
melambatnya produksi sektor pertambangan akibat pengalihan fokus perusahaan pertambangan di Papua
dari penggalian open pit (yang telah habis) menjadi underground mining menekan kinerja ekspor
antardaerah DN Jawa Timur sepanjang tahun 2019.
Tracking Kinerja Ekspor Impor Antardaerah Triwulan I 2020
Kinerja net ekspor antardaerah di triwulan I 2020 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV
2019 seiring peningkatan pertumbuhan ekonomi mitra dagang domestik Jawa Timur serta
perbaikan kinerja sektor industri strategis. Perekonomian Sulampua pada triwulan I 2020 diproyeksikan
mengalami akselerasi sebesar 5,67% (yoy) yang didorong oleh peningkatan konsumsi RT seiring perbaikan
kinerja sektor pertambangan dan perdagangan. Sementara itu, peningkatan konsumsi RT dan perbaikan
kinerja industri pengolahan juga diprediksi akan terjadi di Wilayah Sumatera dan Kalimantan pada triwulan
I 2020.
1.2.3.2. Ekspor-Impor Luar Negeri
Ekspor Luar Negeri
Kinerja Ekspor Triwulan IV 2019
Perbaikan kinerja ekspor Jawa Timur pada triwulan IV 2019 didorong oleh perbaikan kinerja ekspor
migas. Ekspor luar negeri Jawa Timur di triwulan IV 2019 mencapai Rp49,3 triliun (ADHK 2010) atau
terkontraksi 2,83% (yoy), sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 4,67%
(yoy).14
Secara nominal, nilai ekspor (FOB) Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai USD5,09 miliar
atau terkontraksi sebesar 1,73% (yoy). Nilai ekspor (FOB) nonmigas Jawa Timur pada triwulan IV 2019
mencapai USD4,83 miliar atau terkontraksi sebesar 0,9% (yoy) dan ekspor (FOB) migas Jawa Timur pada
triwulan IV 2019 mencapai USD266,5 juta atau terkontraksi 14,5% (yoy). Ekspor non migas mengalami
penurunan kinerja dibandingkan triwulan III 2019 yang tumbuh sebesar 1,4% (yoy) sedangkan ekspor
migas membaik dibandingkan triwulan III 2019 yang terkontraksi sebesar 50,5% (yoy).15
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.22 Pertumbuhan Ekspor Luar Negeri Jawa
Timur
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.23 Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Timur
berdasarkan Lapangan Usaha
13 Arus bongkar (keluar, ekspor antar daerah dalam negeri) sepanjang tahun 2019 mencapai 6.810 ton, meningkat 16,45% (yoy)
dibandingkan capaian tahun 2018 sebesar 5.848 ton. Arus muat (masuk, impor antar daerah dalam negeri) sepanjang tahun 2019
mencapai 4.728 ton, meningkat 22,2% (yoy) dibandingkan capaian tahun 2018 sebesar 3.871 ton.
14 Ekspor luar negeri Jawa Timur pada triwulan IV 2019 berkontribusi sebesar 12% terhadap total PDRB Jawa Timur.
15 Nilai ekspor (FOB) nonmigas berdasarkan laporan BPS. Pada triwulan IV 2019, 94,7% ekspor luar negeri Jawa Timur merupakan
komoditas nonmigas.
14
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Dari sisi ekspor non migas, perbaikan kinerja ekspor barang luar negeri Jawa Timur pada periode
laporan dikontribusi oleh perbaikan kinerja ekspor sektor pertanian.16
Secara umum, kinerja positif
ekspor sektor pertanian disebabkan oleh komoditas perkebunan, peternakan, serta perikanan.17
Peningkatan permintaan negara mitra dagang menyebabkan peningkatan pada beberapa ekspor
komoditas pertanian secara luas antara lain komoditas udang, lobster, buah-buahan, kacang, coklat
olahan, serta telur. Akselerasi pertumbuhan ekspor lebih tinggi tertahan oleh perlambatan ekspor produk
industri pengolahan yaitu diantaranya produk kimia organik, kimia lainnya, serta kertas.18
Sepanjang triwulan IV 2019, ekspor Jawa Timur ke negara tujuan ekspor utama (Jepang, RRC,
Malaysia, Vietnam) meningkat dibandingkan pada periode sebelumnya.19
Namun demikian, akselerasi
ekspor yang lebih tinggi tertahan oleh turunnya ekspor ke mitra ekspor utama Jawa Timur yakni Korea
Selatan (dari -31,9%-yoy pada triwulan III 2019 menjadi -41%-yoy pada triwulan ini) dan Singapura (dari
51,6%-yoy menjadi -63,5 %-yoy).20
Kinerja Ekspor Tahun 2019
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.24 Pertumbuhan Ekspor LN Kumulatif
Kinerja ekspor Jawa Timur sepanjang tahun 2019
terkontraksi dibandingkan kinerja tahun 2018. Ekspor
luar negeri Jawa Timur pada tahun 2019 terkontraksi
sebesar 0,33% (yoy), menurun dibandingkan tahun
2018 yang tumbuh sebesar 3,06% (yoy). Penurunan
kinerja ekspor sepanjang tahun 2019 dipengaruhi oleh
kontraksi ekspor komoditas industri pengolahan menjadi
sebesar 0,4% (yoy) pada 2019 dibandingkan tumbuh
sebesar 3,26% (yoy) pada 2018 serta penurunan kinerja
ekspor komoditas pertambangan menjadi sebesar 2,8%
(yoy) pada tahun 2019 dibandingkan tumbuh sebesar
77,96% (yoy) pada 2018.
16 Nilai ekspor industri pengolahan Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai USD4,05 miliar. Ekspor industri pengolahan (pangsa:
92,8% terhadap total ekspor) mengalami penurunan dibandingkan triwulan III 2019 (dari -1,2%-yoy menjadi -3,5%-yoy).
Nilai ekspor pertanian Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai USD307,4 juta. Dibandingkan triwulan III 2019, pertumbuhan
ekspor pertanian (pangsa: 7,04% terhadap total ekspor) terakselerasi (dari 1,6% menjadi 7,7%).
17 Dibandingkan triwulan III 2019, pada triwulan IV 2019 akselerasi kinerja ekspor pertanian disebabkan oleh 4 (empat) komoditas :
- Ekspor coklat (SITC 073 - chocolate and other food preparations containing cocoa) tumbuh 358% (yoy).
- Ekspor udang-udangan (SITC 034 crustaceans moluscs and aquatic invertebrates) tumbuh 26,5% (yoy).
- Ekspor buah dan kacang kering (SITC-057 fruit and nut,fresh or dried) tumbuh 91% (yoy).
- Ekspor produk makanan (SITC-098 edible product and preparations) tumbuh 15,7% (yoy).
18 Dibandingkan triwulan III 2019, pada triwulan IV 2019 penurunan kinerja ekspor industri pengolahan dikontribusi oleh:
- Ekspor kimia organik (HS2Digit 029 organic chemicals) terkontraksi 28,7% (yoy).
- Ekspor kimia lainnya (HS2Digit 038 miscellaneous chemical products) terkontraksi 22,1% (yoy).
- Ekspor kertas dan kardus (HS2Digit 048 paper and paperboard) terkontraksi 2,2% (yoy).
19 Kinerja ekspor luar negeri ke mitra dagang utama Jawa Timur yang mengalami peningkatan kinerja pada periode laporan adalah:
- Ekspor ke Jepang (pangsa 16,69%) tumbuh 19,7% (yoy).
- Ekspor ke Amerika Serikat (pangsa 14,69%) membaik dari -2,5% (yoy) menjadi -0,5% (yoy).
- Ekspor ke RRC (pangsa 14%) tumbuh 35,2% (yoy).
- Ekspor ke Malaysia (pangsa 5,83%) tumbuh 3% (yoy).
20 Ekspor Jawa Timur ke Korea Selatan Singapura pada Triwulan IV 2019 memiliki kontribusi masing-masing sebesar 3,45% dan
2,87% dari keseluruhan ekspor luar negeri Provinsi Jawa Timur.
15
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tracking Kinerja Ekspor Triwulan I 2020
Kinerja ekspor LN pada triwulan I 2020 diperkirakan sedikit meningkat seiring stabilnya nilai Rupiah
yang mendorong daya saing produk ekspor. Wabah Corona yang menyerang Tiongkok berdampak
pada penurunan ekspor Jatim ke Tiongkok namun diimbangi oleh peningkatan ekspor Jatim ke
negara lainnya (Jepang, Singapura, Swiss, India, Australia, dan Asean lainnya). Aktivitas sektor
pertanian dan konstruksi yang diproyeksikan terakselerasi pada triwulan I 2020 akan menjadi pendorong
utama kinerja ekspor luar negeri provinsi Jawa Timur pada triwulan I 2020.21
Berdasarkan rilis BPS Provinsi
Jawa Timur, ekspor (FOB) Jawa Timur Januari 2020 mencapai USD 1,80 miliar naik sebesar 4,24% (mtm)
dan 17,85% (yoy) seiring akselerasi ekspor nonmigas yang didominasi komoditas perhiasan/permata,
tembaga, dan kayu/barang dari kayu. Selain itu, likert scale produksi dan penjualan ekspor pada triwulan I
2020 adalah sebesar LS 0,18, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2019 yang sebesar LS 0,12.
Namun, kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur juga berpotensi tertahan seiring (1) penurunan penyaluran
kredit korporasi yang berorientasi ekspor pada Januari 2020 yang menunjukkan perlambatan lebih dalam
dibandingkan triwulan IV 2019 yaitu terkontraksi sebesar 21,24%(yoy), (2) peningkatan harga komoditas
utama ekspor Jawa Timur pada Januari 2020, serta (3) perlambatan ekonomi global yang dipengaruhi oleh
perlambatan mitra dagang LN utama Jawa Timur yakni Amerika Serikat dan Tiongkok serta adanya
fenomena wabah COVID-19. Lebih lanjut, mengutip World Economic Outlook (WEO) Update Januari 2020
yang dirilis oleh International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan
melambat dari 2,9% (yoy) pada tahun 2018 menjadi 2,1% (yoy) pada tahun 2020, sementara ekonomi
Tiongkok diperkirakan melambat dari 6,6% (yoy) menjadi 5,8% (yoy). Hal ini turut mempengaruhi
proyeksi volume perdagangan dunia yang diperkirakan terdeselerasi dari 3,7% (yoy) pada tahun 2018
menjadi 3,2% (yoy) pada tahun 2019.
Impor Luar Negeri
Tracking Kinerja Impor Triwulan IV 2019
Impor luar negeri Jawa Timur mengalami perbaikan kinerja pada triwulan IV 2019 seiring
peningkatan impor nonmigas. Impor luar negeri Jawa Timur pada triwulan IV 2019 sebesar Rp66,2 triliun
(ADHK 2010), terkontraksi sebesar 10,90% (yoy). Pencapaian tersebut membaik dibandingkan triwulan III
2019 yang sebesar Rp62,3 triliun dan terkontraksi 16,68% (yoy). Perlambatan tersebut sejalan dengan
perbaikan kinerja nilai impor (CIF) Jawa Timur dari -18,1% (yoy) sepanjang triwulan III 2019 menjadi -
9,4% (yoy) pada triwulan IV 2019.22
Peningkatan impor terjadi baik pada kelompok nonmigas (dari -
17,8% menjadi -6,6%) dan migas (dari -19,3% menjadi -19,1%).23
Akselerasi impor nonmigas tersebut
sejalan dengan peningkatan aktivitas industri pengolahan, perdagangan, dan penyediaan akomodasi
makanan minuman. Sementara itu, sektor pengadaan listrik dan gas yang mencatat kinerja positif pada
periode laporan telah sedikit mengakselerasi impor migas di Jawa Timur.
Akselerasi impor nonmigas Jawa Timur pada periode laporan terjadi pada kelompok barang
konsumsi dan barang modal. Peningkatan kinerja industri pengolahan, perdagangan, dan penyediaan
21 Sepanjang tahun 2019, nilai ekspor luar negeri Jawa Timur secara keseluruhan mencapai USD17,7 miliar, sementara ekspor luar
negeri sektor pertanian Jawa Timur mencapai USD1,7 miliar, memiliki pangsa sebesar 10,03%.
22 Berdasarkan BPS Provinsi Jawa Timur, nilai impor Jawa Timur (CIF) pada triwulan IV 2019 sebesar USD6,18 milliar, sementara nilai
impor mencapai USD5,75 miliar pada triwulan III 2019.
23 Berdasarkan BPS Provinsi Jawa Timur, pada triwulan IV 2019 pangsa impor migas dan nonmigas Jawa Timur masing-masing
sebesar 19,7% dan 80,3% dari total impor pada Jawa Timur.
16
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
akomodasi makanan minuman yang disertai peningkatan aktivitas investasi serta kapasitas produksi
mendorong akselerasi impor barang konsumsi, barang modal, dan barang antara.24
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.25 Pangsa Komoditas Impor Berdasarkan Jenis
Penggunaan
Sumber : BPS (diolah)
Graf ik 1 .26 Pertumbuhan Komoditas Impor Berdasarkan
Jenis Penggunaan
Akselerasi impor barang konsumsi terutama dikontribusi oleh penguatan impor produk bahan makanan
dan minuman (primary) dan barang semi-tahan lama (non-durable).25
Peningkatan impor barang modal
disebabkan oleh peningkatan impor perlengkapan transportasi yang cukup besar baik untuk keperluan
industri maupun penumpang.26
Selain itu, peningkatan impor barang antara disumbang oleh peningkatan
impor BBM dan minyak pelumas.27
Kinerja Impor Tahun 2019
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.27 Pertumbuhan Impor LN Kumulatif
Kinerja impor Jawa Timur sepanjang tahun 2019
lebih rendah dibandingkan tahun 2018. Impor luar
negeri Jawa Timur pada tahun 2019 terkontraksi
8,8% (yoy), turun dibandingkan tahun 2018 yang
tumbuh 7,7% (yoy). Penurunan tersebut disebabkan
oleh kontraksi kinerja impor nonmigas (dari tumbuh
16%-yoy di tahun 2018 menjadi 8,5%-yoy di tahun
2019) serta kontraksi impor migas sebesar 12,4%
(yoy) pada 2019 dibandingkan pertumbuhan 17,9%
(yoy) pada 2018.
24 Dibandingkan triwulan III 2019, pada periode laporan terdapat peningkatan impor untuk barang konsumsi (dari -19,1%-yoy
menjadi 17%-yoy), impor barang modal (dari -11,2% menjadi 1,25%) dan impor barang antara (dari -18,6% menjadi -11,8%).
25Akselerasi impor barang konsumsi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 dibandingkan triwulan III 2019 sebagai berikut:
- Impor makanan dan minuman tanpa diolah (BEC 112 Food and Beverages (primary), Mainly for Household Consumption)
tumbuh signifikan dari sebesar 4,2% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 31,7% (yoy) pada triwulan IV 2019.
- Impor barang semi durable (BEC 620 semi-durable) yang tumbuh signifikan dari sebesar 5,7% (yoy) pada triwulan III 2019
menjadi tumbuh sebesar 29% (yoy) pada triwulan IV 2019.
26Akselerasi impor barang modal Jawa Timur pada triwulan IV 2019 dibandingkan triwulan III 2019 sebagai berikut:
- Impor perlengkapan transportasi (BEC 510 Passenger Motor Cars) tumbuh signifikan dari terkontraksi sebesar 12,3% (yoy)
pada triwulan III 2019 menjadi tumbuh sebesar 25,7% (yoy) pada triwulan IV 2019.
- Impor perlengkapan transportasi (BEC 521 Industrial) tumbuh signifikan dari terkontraksi sebesar 60% (yoy) pada triwulan III
2019 menjadi tumbuh sebesar 33,5% (yoy) pada triwulan IV 2019.
27 Akselerasi impor barang antara Jawa Timur pada triwulan IV 2019 dibandingkan triwulan III 2019 sebagai berikut:
- Impor bahan baku olahan industri (BEC 220 - Industrial Supplies Not Elsewhere Specified (Processed)) terkontraksi 21,9% (yoy)
pada triwulan IV 2019, menurun lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar 16,2% yoy.
- Impor bahan baku dalam bentuk makanan dan minuman (BEC 111 - Food and Beverages (Primary), Mainly for Industry)
terkontraksi 15,4% (yoy) pada triwulan IV 2019, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,5%, yoy.
- Impor bahan baku olahan industri (BEC 121 - Food and Beverages (Processed), Mainly for Industry) terkontraksi 0,3% (yoy) pada
triwulan IV 2019, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 18,5% yoy.
17
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tracking Kinerja Impor Triwulan I 2020
Kinerja impor Jawa Timur pada triwulan I 2020 diperkirakan membaik dibandingkan triwulan IV
2019 seiring meningkatnya konsumsi pemerintah disertai penguatan sektor konstruksi dan
pertambangan. Peningkatan laju impor diproyeksikan bersumber dari kelompok barang modal dalam
rangka menunjang aktivitas konstruksi dan pertambangan seiring adanya beberapa groundbreaking
proyek baru di awal tahun 2020 yaitu diantaranya bandara Kediri dan Kilang Tuban. Peningkatan laju
impor tersebut turut diperkirakan akan ditunjang oleh tren apresiasi Rupiah, pelonggaran suku bunga
kebijakan Bank Indonesia, serta arus dana asing masuk yang cukup deras.28
Impor diperkirakan meningkat
sejalan adanya perbaikan kinerja penyaluran kredit korporasi yang berorientasi impor dari yang
sebelumnya -2,86%(yoy) menjadi -0,4% (yoy) pada Januari 2020.
1.3. PDRB SISI PENAWARAN
Dari sisi penawaran, peningkatan kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 didorong
lapangan usaha utama Jawa Timur yaitu industri pengolahan serta perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor. Peningkatan kinerja yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan
kinerja lapangan usaha konstruksi serta kontraksi lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan
perikanan.
Lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran mengalami peningkatan
pertumbuhan pada periode ini. Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan domestik
seiring dengan adanya Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, lapangan usaha pertanian mengalami
kontraksi yang disebabkan minimnya produksi, baik karena dimulainya musim tanam maupun karena
rendahnya produktivitas hasil panen karena faktor cuaca.
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.28 Pertumbuhan Tiga Lapangan Usaha Utama
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.29 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 1
28 Hingga Desember 2019, arus dana modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia mencapai Rp224,2 triliun (obligasi
pemerintah atau surat berharga negara (SBN) Rp 168,6 triliun, saham Rp 50 triliun, obligasi korporasi Rp 3 triliun, dan Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) Rp 2,6 triliun.
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
%yoy
Industri Pengolahan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
-5
0
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
%yoy Konstruksi
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Pertambangan dan Penggalian
18
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
1.3.1. Industri Pengolahan
Kinerja lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan IV 2019 meningkat dibandingkan
triwulan III 2019, sejalan dengan peningkatan permintaan domestik dan perbaikan kinerja ekspor
antar daerah.
Kinerja Industri Pengolahan Triwulan IV 2019
Pada triwulan IV 2019, lapangan usaha Industri Pengolahan tumbuh 6,97% (yoy), meningkat
dibandingkan triwulan III 2019 (6,34% yoy). Peningkatan tersebut utamanya didorong oleh permintaan
domestik. Hal ini tercermin dari masih stabilnya konsumsi swasta walaupun sedikit menurun serta
peningkatan kinerja net ekspor antar daerah.29
Permintaan mitra dagang utama juga meningkat, namun
pada level yang terbatas. Adanya momen Natal dan Tahun Baru 2020 juga diindikasikan menjadi salah
satu penyebabnya.
Peningkatan kinerja industri pengolahan didorong oleh Industri Mikro Kecil (IMK). Berdasarkan Rilis
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur BPS Jawa Timur, produksi industri manufaktur mikro dan kecil
di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 tumbuh 11,21% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018
yang tumbuh 4,11% (yoy). Tingginya produksi IMK, utamanya terjadi pada jenis industri mikro kecil
pengolahan tembakau, industri makanan. Industri mikro kecil pengolahan tembakau meningkat
diperkirakan akibat peningkatan cukai rokok pada Januari 2020 yang membuat masyarakat mencari
alternatif rokok dengan harga yang lebih murah. Sementara itu, peningkatan industri makanan sejalan
dengan adanya momen Natal dan Tahun Baru 2020 dan juga tren pemasaran industri mikro kecil
makanan melalui e-commerce yang terus meningkat.
Pertumbuhan yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja industri besar sedang yang mengalami
kontraksi sebesar 3,12% pada triwulan ini, khususnya pada jenis industri percetakan dan reproduksi
media rekaman. Hal ini disebabkan digitalisasi literatur dan musik yang semakin meningkat sehingga
sudah mulai bisa menggantikan peran buku maupun media penyimpanan musik seperti kaset maupun
compact disc (CD).
29 Dibandingkan triwulan III 2019, konsumsi swasta stabil (dari 4,70% menjadi 4,69%), Sementara itu, net ekspor antar daerah
membaik namun masih kontraksi (dari terkontraksi 13,26% menjadi terkontraksi 6,18%), sedangkan ekspor luar negeri mengalami
perbaikan (dari terkontraksi 4,67% menjadi 2,83%).
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.30 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 2
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.31 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 3
-1
1
3
5
7
9
11
13
15
17
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
%yoy Jasa PendidikanJasa Kesehatan dan Kegiatan SosialAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial WajibJasa Keuangan dan AsuransiJasa PerusahaanJasa lainnya
-10-8-6-4-202468
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
%yoy
Informasi dan KomunikasiPengadaan Listrik dan Gas
Real EstateTransportasi dan Pergudangan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
19
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber: BPS (diolah)
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.32 Pertumbuhan Produksi Industri Mikro Kecil (IMK)
dan Indutri Besar Sedang (IBS)
Grafik 1.33 Pertumbuhan Ekspor Industri Makan Minum
Tingginya kinerja industri pengolahan didorong oleh industri makan minum dan industri logam
dasar. Peningkatan kinerja industri pengolahan juga tercermin dari meningkatnya ekspor luar negeri
industri utama Jawa Timur, diantaranya industri makan minum dan industri pengolahan logam dasar.
Ekspor industri makan minum meningkat (dari -6,7% yoy menjadi 10,9%, yoy), utamanya pada jenis
komoditas buah-buahan dan sayuran segar, seiring dengan tibanya musim dingin di negara tujuan ekspor
dengan 4 musim sehingga permintaan akan bahan makanan segar meningkat.
Sementara itu, kinerja industri pengolahan tertahan oleh turunnya ekspor luar negeri komoditas furniture,
bahan kimia, dan produk kayu. Industri furniture Jawa Timur masih kesulitan meningkatkan ekspor akibat
pengalihan pesanan ke Vietnam yang memiliki harga lebih murah dengan kualitas yang bersaing. Industri
bahan kimia masih mengalami kesulitan menghasilkan produk dengan harga kompetitif mengingat harga
gas industri yang masih tinggi dan belum bisa mencapai harga sesuai yang ditetapkan pada Perpres No.
40/2016. Sementara itu para pelaku industri kayu juga mengalami beberapa kendala dalam ekspor terkait
SVLK atau sertifikat verifikasi legalitas kayu.
Peningkatan kinerja industri pengolahan, juga tercermin dari kapasitas utilisas i. Kapasitas utilisasi
pada triwulan IV 2019 pada SKDU sebesar 80,82%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
sebesar 78,76%. Peningkatan tersebut mengindikasikan aktivitas produksi industri pengolahan meningkat
untuk memenuhi pola konsumsi yang menguat pada akhir tahun.
Sumber : BPS (diolah)
Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 1.34 Pertumbuhan Nilai Ekspor Industri
Unggulan (ISIC 2 Digit)
Grafik 1.35 Kredit Industri Pengolahan
Peningkatan kinerja industri pengolahan, diindikasikan didorong oleh penjualan domestik. Hal ini
ditunjukkan dengan likert scale pada liaison Bank Indonesia Likert scale penjualan domestik pada triwulan
IV-2019 sebesar LS 0,09, meningkat stabil dibandingkan triwulan III-2019 sebesar LS 0,08. Selain itu, net
-6,0
-4,0
-2,0
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
16,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
% yoy
Industri Mikro Kecil Industri Besar Sedang
(10,0)
(5,0)
-
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
I II II I IV I II II I IV I II II I IV I II II I IV
2016 2017 2018 2019
(100,00)
(50,00)
-
50,00
100,00
150,00
200,00
(50) (40) (30) (20) (10)
- 10 20 30 40 50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
%yoy
gNilai Ekspor Industri Pengolahan36 - MANUFACTURE OF FURNITURE; MANUFACTURE N.E.C.15 - MANUFACTURE OF FOOD PRODUCTS AND BEVERAGES24 - MANUFACTURE OF CHEMICALS AND CHEMICAL PRODUCTS20 - MANUFACTURE OF WOOD AND OF PRODUCTS OF WOOD AND27 - MANUFACTURE OF BASIC METALS-skala kanan
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
180.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
Volume Kredit (Miliar Rp) g Kredit (%, yoy) - skala kanan
20
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
ekspor antar daerah pada PDRB Jawa Timur juga meningkat (dari -13,26% menjadi -6,18%) yang
menunjukkan tingginya permintaan dari daerah lain ke Jawa Timur.
Pertumbuhan penyaluran kredit di lapangan usaha industri pengolahan terpantau meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya. Sejalan dengan peningkatan kinerja di lapangan industri
pengolahan, penyaluran kredit untuk lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 5,90% (qtq). Adapun
subsektor industri pengolahan dengan pertumbuhan kredit paling tinggi adalah industri bumbu rokok,
industri barang jadi dari kulit, serta industri semen dan kapur.
Kinerja Industri Pengolahan Tahun 2019
Pada tahun 2019 lapangan usaha industri pengolahan tumbuh 6,85% (yoy) melambat dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar 7,55% (yoy). Perlambatan tersebut tercermin pula dari penurunan ekspor luar
negeri industri pengolahan, yaitu dari 3,06%, yoy (tahun 2018) menjadi -0,33% (tahun 2019).
Melambatnya ekspor industri pengolahan di sepanjang tahun 2019, disebabkan baik oleh faktor eksternal
maupun internal. Dari sisi eksternal, belum meredanya perang dagang antara Tiongkok-Amerika Serikat
pada tahun 2019 menyebabkan kinerja ekspor industri pengolahan belum maksimal. Dari sisi internal,
adanya fenomena pergeseran pola konsumsi masyarakat menjadi leisure-and-experience-based, serta
perlambatan ekonomi nasional khususnya kontraksi kinerja perekonomian KTI menahan kinerja ekspor DN
Jawa Timur.
Sumber : BPS (diolah)
Sumber: (diolah)
Grafik 1.36 Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri
Pengolahan
Grafik 1.37 Ekspor Industri Pengolahan
Tracking Kinerja Industri Pengolahan Triwulan I 2020
Kinerja lapangan usaha Industri Pengolahan pada triwulan IV 2019 diperkirakan melambat
disebabkan faktor eksternal, diantaranya outbreak CORVID-19 dan penyesuaian posisi Indonesia
dalam WTO. Potensi melambatnya kinerja lapangan usaha ini tercermin dari perlambatan pertumbuhan
kredit industri pengolahan dari 7,84% (yoy) pada triwulan IV 2019 menjadi 1,65% (yoy) pada Januari
2020. Perlambatan pertumbuhan industri pengolahan berdasarkan hasil liaison diperkirakan terjadi pada
aspek penjualan domestik, dimana Likert scale produksi dan penjualan domestik pada Januari 2020
sebesar LS 0,42, lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2019 sebesar LS 0,57. Lebih lanjut, terdapat revisi
penurunan proyeksi world trade volume oleh IMF di sepanjang tahun 2020, sehingga berpotensi
menurunkan ekspor luar negeri lapangan usaha industri pengolahan.
5,63
4,44
5,69
7,55
6,85
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
2015 2016 2017 2018 2019
%, y
oy)
14.942,24
16.318,37 16.211,76
16.740,02 16.667,31
-0,1
-0,05
0
0,05
0,1
0,15
14.000
14.500
15.000
15.500
16.000
16.500
17.000
2015 2016 2017 2018 2019
(%, y
oy)
(ju
ta R
up
iah
)
Nominal Ekspor Industri Pengolahan
Growth Ekspor Industri Pengolahan
21
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
1.3.2. Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Kinerja lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Jawa
Timur meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, didorong oleh peningkatan penjualan
kendaraan bermotor, perbaikan kinerja ekspor migas, serta peningkatan impor barang konsumsi.
Kinerja Perdagangan Besar dan Eceran Triwulan IV 2019
Kembali normalnya permintaan dari daerah dan negara lain seiring momen hari libur nasional Natal
2020 dan tahun baru 2021 berkontribusi utama terhadap peningkatan kinerja lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran. Pada triwulan IV 2019, kinerja lapangan usaha perdagangan besar dan
eceran tumbuh sebesar 5,9% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,2%
(yoy). Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, peningkatan kinerja
sektor ini pada periode laporan secara umum didorong oleh peningkatan penjualan kendaraan, makanan
dan minuman, bahan bakar dan pelumas, serta komoditas sandang.
Meningkatnya penjualan kendaraan mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha ini.
Berdasarkan data Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur pada triwulan IV 2019, penjualan mobil pribadi
tumbuh 12,48% (yoy) meningkat signifikan dibandingkan triwulan III 2019 (-12,93%, yoy). Peningkatan
pertumbuhan juga terjadi pada penjualan motor (dari -3,68% menjadi 7,16%, yoy). Secara keseluruhan
penjualan kendaraan bermotor baru di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 tumbuh sebesar 7,93% (yoy),
meningkat dibandingkan triwulan III 2019 yang turun 4,15% (yoy). Tingginya pertumbuhan penjualan
kendaraan bermotor ini sejalan dengan perkembangan indeks konsumsi barang tahan lama pada triwulan
IV 2019 sebesar 136,17 meningkat dibandingkan triwulan III 2019 sebesar 129,06.
Dari sisi eksternal, perbaikan permintaan global turut mendorong peningkatan kinerja perdagangan
besar Jawa Timur. Hal ini tercermin dari membaiknya kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur yang
walaupun pertumbuhannya masih terkontraksi, namun lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.30
Peningkatan ekspor luar negeri Jawa Timur tersebut terutama didorong oleh ekspor migas (dari -50,5%,
yoy pada triwulan III 2019 menjadi -14,50% pada periode ini). Peningkatan kinerja perdagangan besar
juga didorong oleh impor barang konsumsi yang pertumbuhannya meningkat signifikan dari -19,1% (yoy)
pada triwulan III 2019 menjadi 17,1% (yoy) pada triwulan ini.
30 Ekspor luar negeri Jawa Timur pada triwulan IV 2019 terkontraksi 2,83% (yoy), membaik dibandingkan triwulan III 2019 (-4,67%).
Sumber: Dinas Pendapatan Jawa Timur (diolah)
Grafik 1.38 Perkembangan penjualan kendaran
bermotor
Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.39 Perkembangan indeks konsumsi barang tahan
lama
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
Jum
lah
Mo
tor
Jum
lah
Mo
bil
mobil pribadi motor105,00
110,00
115,00
120,00
125,00
130,00
135,00
140,00
TW1-18 TW2-18 TW3-18 TW4-18 TW1-19 TW2-19 TW3-19 TW4-19
Ind
eks
Ko
nsu
msi
Bar
ang
Tah
an L
ama
22
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sejalan dengan peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan, volume kredit ke lapangan usaha
perdagangan juga terpantau meningkat. Pada triwulan IV 2019, penyaluran kredit ke lapangan usaha
ini sebesar Rp132,3 triliun atau tumbuh 0,72% (qtq). Adapun kredit sub sektor perdagangan besar
dengan pertumbuhan paling tinggi yaitu impor pupuk, bahan baku pertanian, serta ekspor tambang
setengah jadi.
Kinerja Perdagangan Besar dan Eceran Tahun 2019
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sepanjang tahun 2019 tumbuh 6,01% (yoy) sedikit
melambat dibandingkan 2018 yang tumbuh 6,29% (yoy). Perlambatan kinerja lapangan usaha ini pada
tahun 2019 diantaranya disebabkan oleh terbatasnya konsumsi swasta31
.
Hal ini juga tercermin dari penurunan Indeks Penjualan
Riil SPE Bank Indonesia selama 2019 yang utamanya
disebabkan oleh penurunan penjualan kendaraan.32
Meskipun sepanjang tahun 2019 penjualan kendaraan
turun, namun mulai membaik pada akhir tahun 2019.
Perlambatan kinerja lapangan usaha ini juga tercermin
dari perlambatan kinerja net ekspor antar daerah, serta
penurunan impor barang konsumsi33
. Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.42 Perkembangan kinerja lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran
Tracking Kinerja Perdagangan Besar dan Eceran Triwulan I 2020
Kinerja lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran diperkirakan melambat pada triwulan I 2020
terutama disebabkan oleh berkurangnya permintaan setelah berakhirnya momen Natal dan Tahun
Baru serta penyebaran COVID-19 sejak awal tahun 2020. Berdasarkan data SPE Bank Indonesia hingga
Januari 2020, perlambatan tersebut terkonfirmasi oleh penurunan indeks penjualan riil pada Januari 2020
(-1,5%, yoy) dari sebelumnya tumbuh sebesar 12,98%, yoy (triwulan IV 2019). Penurunan penjualan
31 Konsumsi swasta tahun 2019 tumbuh 4,83% (yoy), sedikit melambat dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 4,87% (yoy).
32 Indeks Penjualan Riil SPE KPw BI Jawa Timur pada tahun 2019 sebesar 27,39, turun dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 43,50.
Penurunan tersebut utamanya terjadi pada pertumbuhan komponen penjualan kendaraan, dari 6,10%-yoy (tahun 2018) menjadi -
0,21% (tahun 2019).
33 Net ekspor antar daerah tahun 2019 terkontraksi 4,47% (yoy), turun dibandingkan 2018 (15,30%-yoy). Impor barang konsumsi
pada sepanjang tahun 2019 terkontraksi 7,39% (yoy) turun dibandingkan 2018 yang sebesar 2,77% (yoy).
5,55
5,81
6,26 6,29
6,01
5,00
5,20
5,40
5,60
5,80
6,00
6,20
6,40
2015 2016 2017 2018 2019
%, y
oy)
Sumber: SPE Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.40 Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 1.41 Kredit Lapangan Usaha Perdagangan Besar
dan Eceran
-40
-20
0
20
40
60
80
100
I II II I IV I II II I IV I II II I IV I II II I IV
2016 2017 2018 2019
% yoy
Total KendaraanSuku Cadang & Aksesori Mamin & TembakauBahan Bakar Peralatan & KomunikasiPerlengkapan RT Barang Budaya & Rekreasi
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
Volume Kredit (Miliar Rp) g Kredit (%, yoy) - skala kanan
23
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
diperkirakan terjadi pada makanan dan minuman, kendaraan, bahan bakar, peralatan dan komunikasi,
serta perlengkapan rumah tangga lainnya. Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga mitra dagang utama Jawa
Timur diperkirakan turut menurun pada triwulan I 2020. Hal ini terindikasi oleh penurunan Indeks
Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Jawa Timur dari sebelumnya 129,82 pada triwulan III 2019 menjadi
128,11 pada triwulan IV 2019, serta penurunan Indeks Keyakinan Konsumen wilayah Sulawes, Maluku,
dan Papua sebagai mitra dagang utama Jawa Timur.
1.3.3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan pada triwulan IV 2019 mengalami
penurunan seiring dengan telah berakhirnya masa panen beberapa komoditas unggulan serta
dimulainya musim tanam.
Kinerja Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Triwulan IV 2019
Penurunan kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan (PKP) terindikasi
disebabkan oleh faktor cuaca yang mempengaruhi produksi sektor pertanian. Kinerja lapangan usaha
pertanian, kehutanan, dan perikanan (PKP) turun 0,77% (yoy) pada triwulan IV 2019, jauh lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,74% (yoy). Penurunan produksi baik pada tanaman
bahan makanan (tabama) maupun komoditas hortikultura menjadi penyebab utamanya.
Berkurangnya panen komoditas padi dan cabai
menyebabkan rendahnya produksi lapangan usaha
pertanian. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, pada triwulan
ini terdapat penurunan produksi tabama yaitu padi dan
jagung. Pada triwulan IV 2019, luas panen padi hanya
sebesar 210.512 ha, jauh lebih rendah dibandingkan
triwulan III 2019 yang sebesar 445.298 ha (turun
52,73%, qtq). Demikian pula dengan luas panen
jagung yang turun 13,89% (dari 265.221 ha menjadi
228.372 ha). Adanya cuaca ekstrim yaitu kemarau
berkepanjangan pada semester II 2019 diindikasikan
menjadi salah satu penyebabnya.
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur
Grafik 1.45 Kinerja Produksi Padi dan Jagung Jawa
Timur
Selain padi dan jagung, juga terdapat penurunan luas panen komoditas hortikultura yaitu cabai rawit (dari
17.892 ha menjadi 7.456 ha, turun 58,33%-qtq) dan bawang merah (dari 12.487 ha menjadi 8.200 ha,
turun 34,33%-qtq). Penurunan drastis tersebut merupakan imbas negatif dari cuaca yang berdampak
Sumber: SK Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.43 Indeks Keyakinan Konsumen Jawa Timur
Sumber : SK Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.44 Indeks Keyakinan Konsumen Wilayah
Sulampua
80
90
100
110
120
130
140
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
Ind
ek
s K
ey
ak
ina
n K
on
sum
en
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
136
123
129
131
116
122
130
137
100
105
110
115
120
125
130
135
140
145
I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
indeks
24
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
gagal panen dan membuat sebagian besar petani cabai menunda bertani. Selain itu, di beberapa wilayah
Jawa Timur, periode panen dan masa tanam tidak berlangsung sesuai jadwal karena mundurnya musim
hujan.
Penurunan kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan juga terlihat dari hasil
survei dan kegiatan liaison yang menunjukkan penurunan. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)
Bank Indonesia mengindikasikan perlambatan kegiatan usaha pertanian pada triwulan IV 2019, sebesar
2,45% lebih rendah dibandingkan perkiraan usaha pertanian pada triwulan sebelumnya sebesar 3,9%.
Selain itu, hasil liaison penjualan domestik pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan
(PKP) terindikasi menurun tercermin dari likert scale (LS) penjualan domestik triwulan IV 2019 yang tercatat
LS -0,44, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2019 yaitu sebesar LS 1,07.
Pembiayaan ke lapangan usaha pertanian juga
melambat, mengindikasikan rendahnya aktivitas
pertanian. Kredit kepada lapangan usaha ini
tumbuh melambat, dari 27,25% (triwulan III 2019)
menjadi 24,76% (triwulan IV 2019). Melambatnya
kredit pertanian disebabkan oleh sub sektor
kehutanan (18,20%-yoy menjadi -45,80%-yoy)
dan sub sektor perkebunan tembakau (-64,22%-
yoy menjadi -79,03%-yoy). Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 1.46 Kredit Pertanian
Kinerja Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Tahun 2019
Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun
2019. Kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 1,10% (yoy) pada
tahun 2019, meningkat dibandingkan tahun 2018 yang terkontraksi sebesar 2,1% (yoy). Peningkatan
kinerja pada tahun 2019 tersebut secara umum didorong oleh faktor cuaca yang sedikit lebih mendukung
dibandingkan kondisi cuaca ekstrim di tahun 2018.
Lebih baiknya kinerja lapangan usaha pertanian juga tercermin dari pertumbuhan ekspor sektor
pertanian tahun 2019 yang mencapai 3,56% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 (0,63%, yoy).
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.47 Pertumbuhan PDRB Lapangan Usaha
Pertanian Kumulatif 5 tahun terakhir
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 1.48 Pertumbuhan Ekspor Pertanian Kumulatif
5 tahun terakhir
25
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Peningkatan ekspor tersebut terjadi pada jenis komoditas pangan, sementara ekspor untuk komoditas
kehutanan dan perikanan justru turun.34
Membaiknya pertumbuhan sektor pertanian di tahun 2019 tidak terlepas dari dukungan penuh
pemerintah dalam mengakselerasi produktivitas pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan)
meluncurkan program Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian yang mengubah mekanisasi pertanian
menuju pertanian modern, yang tujuannya untuk menggenjot produksi pertanian supaya lebih optimal.
Tracking Kinerja Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Triwulan I 2020
Kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan (PKP) pada triwulan I 2020
diperkirakan sedikit meningkat. Hal ini sejalan dengan akan dimulainya panen pada akhir triwulan I 2020
walaupun masih dalam jumlah terbatas. Pertumbuhan kredit sektor pertanian pada Januari 2020
meningkat (dari 24,76% pada triwulan IV 2019 menjadi 28,09% pada triwulan I 2020), terutama pada
subsektor pertanian padi (dari tumbuh 28,47% menjadi 29,82%). Tingginya pertumbuhan kredit
pertanian tersebut menunjukkan peningkatan kebutuhan modal kerja petani pada musim tanam padi di
awal triwulan I 2020, untuk selanjutnya dipanen pada akhir triwulan I sampai awal triwulan II 2020.
Dari sisi penyediaan pupuk, telah terdapat stok pupuk bersubsidi sebanyak 869.358 ton atau empat kali
lipat lebih banyak dari ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah, yakni sebanyak 377.948 ton
untuk pemenuhan kebutuhan secara nasional. Stok ini digunakan untuk menghadapi masa tanam
Oktober 2019 Maret 2020.
1.3.4. Konstruksi
Kinerja lapangan usaha konstruksi pada triwulan IV 2019 terindikasi tumbuh melambat sebesar
5,63% (yoy) dibandingkan kinerja pada triwulan sebelumnya sebesar 5,89% (yoy) seiring dengan
telah selesainya beberapa proyek konstruksi.
Kinerja Konstruksi Triwulan IV 2019
Kinerja lapangan usaha konstruksi pada triwulan IV 2019 tumbuh melambat, sejalan dengan hasil
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia. Perlambatan pertumbuhan lapangan usaha
konstruksi sejalan dengan perlambatan kegiatan usaha konstruksi hasil SKDU Bank Indonesia yang pada
triwulan IV 2019 sebesar 1,17 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,02). Perlambatan kinerja
lapangan usaha konstruksi juga terkonfirmasi dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Primer
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Surabaya
mencapai 2,05 turun dibandingkan 2,26 pada triwulan III 2019 yang didorong oleh perlambatan kinerja
rumah ukuran kecil.35
Perlambatan kinerja lapangan usaha konstruksi pada triwulan IV 2019 juga terkonfirmasi dari
menurunnya angka impor material konstruksi, yaitu batu plaster dan semen (SITC 661 - Lime, Cement,
and Fabricated Construction Materials) serta besi dan baja (SITC 67 - Iron and Steel). Impor material
34 Pertumbuhan ekspor luar negeri (kumulatif tahun 2019 terhadap kumulatif 2018) untuk pertanian ((ISIC 01 Agriculture,
Hunting, and Related Service Activities) meningkat dari -1,26% (yoy) menjadi 6,65% (yoy). Sementara untuk ekspor kehutanan
(ISIC 02 Forestry, Logging and Related Service Activities) turun dari 10,37% menjadi -4,68%, demikian pula dengan ekspor
perikanan (ISIC 03 Fishing, Operation of Fish Hatcheries and Fish) juga turun dari 11,78% menjadi -14,56%.
35 IHPR Primer rumah ukuran kecil tumbuh melambat dengan indeks sebesar 2,36% (yoy) pada periode laporan, lebih rendah
dibandingkan triwulan III 2019 (3,52% yoy).
26
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
konstruksi Jawa Timur (batu plaster dan semen, serta besi dan baja) melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya, hanya impor material tanah lempung (SITC 662 Clay Construction Materials and Refactory
Construction Materials) yang meningkat.36
Hal ini mencerminkan melambatnya aktivitas konstruksi di Jawa
Timur.
Dari sisi penyaluran kredit, terdapat perlambatan kredit konstruksi selama triwulan IV 2019.
Penyaluran kredit untuk lapangan usaha konstruksi di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 sebesar Rp31,4
triliun atau turun 0,63% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 19,2% (yoy) atau
sebesar Rp32,7 triliun. Penurunan penyaluran kredit untuk lapangan usaha konstruksi pada periode
laporan mengindikasikan berkurangnya optimisme terhadap berbagai kegiatan pembangunan fisik dan
infrastruktur di Jawa Timur.
Perlambatan kinerja lapangan usaha konstruksi sedikit tertahan dengan peningkatan konsumsi
semen yang mencapai 2.926 ribu ton pada triwulan IV 2019, meningkat dibandingkan triwulan III 2019
sebesar 2.654 ribu ton. Kenaikan konsumsi semen didorong oleh masih berlangsungnya pembangunan
infrastruktur proyek strategis nasional di Jawa Timur.
36 Impor material plaster dan semen (SITC 661 - Lime,Cement and Fabricated Construction Materials) melambat dari 2,8% (yoy) pada
triwulan III 2019 terkontraksi sebesar -5,3% (yoy) pada triwulan IV 2019. Sama halnya dengan impor material besi dan baja (SITC
67 Iron and Steel) yang mengalami perlambatan cukup signifikan dari 27,2% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 1,2% (yoy)
pada triwulan IV 2019. Sementara itu impor tanah lempung (SITC 662 Clay Construction Materials and Refactory Construction
Materials) tercatat tumbuh meningkat dari -46% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 27,5% (yoy) pada periode laporan.
Sumber: SHPR Primer Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.49 Pertumbuhan IHPR
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.50 Impor Material Konstruksi
Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 1.51 Kredit Konstruksi
Grafik 1.52 Konsumsi Semen dan Pertumbuhannya
27
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Kinerja Konstruksi Tahun 2019
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.53 Pertumbuhan Lapangan Usaha
Konstruksi (yoy, kumulatif)
Kinerja lapangan usaha konstruksi sepanjang tahun
2019 tumbuh 5,89% (yoy) melambat dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar 6,61%. Hal ini dikarenakan
beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Jawa Timur
telah berada dalam tahap finalisasi di tahun 2019, seperti
pembangunan jalan nasional dan ruas jalan tol Trans-Jawa
yang berada di Jawa Timur. Di sisi lain, hasil SHPR Primer
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga
mencatat penurunan pertumbuhan rata-rata IHPR dari
24,8% (yoy) pada tahun 2018 menjadi 10% (yoy) pada
tahun 2019.
Tracking Kinerja Konstruksi Triwulan I 2020
Kinerja lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan meningkat di triwulan I 2020 seiring dengan
dimulainya pembangunan infrastruktur serta peningkatan impor barang modal. Beberapa proyek
infrastruktur di Jawa Timur direncanakan pembangunannya dimulai pada triwulan I 2020, antara lain
pembangunan ruas Jalan Lintas Selatan, pembangunan infrastruktur non-PSN seperti pembangunan
waduk di Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung dan Nganjuk serta pembangunan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) Kabupaten Madiun. Rencana groundbreaking Bandara di Kediri dan
Kilang Tuban juga ikut menyumbang kinerja positif lapangan usaha konstruksi Jawa Timur di awal tahun
2020. Ekspektasi peningkatan kinerja positif lapangan usaha konstruksi di triwulan I 2020 juga didukung
oleh kebijakan Pemerintah dengan mengeluarkan Perpres No. 80 Tahun 2019 terkait Percepatan
Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik Bangkalan Mojokerto Surabaya Sidoarjo Lamongan
(Gerbangkertasusila), Kawasan Bromo - Tengger Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas
Selatan. Prakiraan akselerasi kinerja lapangan usaha konstruksi juga didukung oleh tingkat suku bunga
perbankan pada sektor tersebut yang masih pada tren menurun (suku bunga 10,27% pada triwulan IV
2019, menjadi 10,22% pada Januari 2020). Selain itu, dari sisi impor juga mengkonfirmasi adanya
kenaikan impor barang modal pada Januari 2020 sebesar 25% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV
2019 yang sebesar 0,4% (yoy).
1.3.5. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Kinerja lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Jawa Timur pada triwulan IV
2019 meningkat seiring adanya momentum Natal dan Tahun Baru.
Kinerja Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Triwulan IV 2019
Kinerja lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum meningkat pada periode ini.
Lapangan usaha ini tumbuh 8,04% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
7,27% (yoy). Peningkatan kinerja tercermin dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa
Timur yang sebesar 63,51% pada periode laporan, naik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
56,28%.
28
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Kinerja positif lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ini juga terkonfirmasi dari
rata-rata lama menginap wisatawan mancanegara. Sepanjang triwulan IV 2019, wisatawan
mancanegara yang masuk ke Jawa Timur melalui pintu kedatangan Bandara Juanda memang mengalami
pengurangan sebesar -24,30% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -18,16%
(yoy). Namun demikian, rata-rata lama menginap wisatawan mancanegara di Jawa Timur terpantau
meningkat dari 2,46 hari pada triwulan III 2019 menjadi 3,14 hari pada periode laporan.
Dari sisi transportasi, jumlah penumpang penerbangan di Bandara Juanda Surabaya, baik
penerbangan domestik maupun penerbangan internasional membaik pada triwulan IV 2019.
Walaupun masih tumbuh negatif, namun pertumbuhan jumlah penumpang penerbangan domestik mulai
membaik (dari -26,6%-yoy pada triwulan III 2019 menjadi -17,4%-yoy pada triwulan ini). Sementara itu,
jumlah penumpang penerbangan internasional tumbuh sebesar 17,5% (yoy) pada triwulan IV 2019, naik
signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya (0,1%-yoy). Selain adanya kecenderungan masyarakat untuk
memanfaatkan momentum libur Natal dan Tahun Baru, pertumbuhan positif jumlah penumpang pesawat
udara juga didukung oleh komitmen pemerintah dan maskapai penerbangan untuk menurunkan tarif
pesawat udara dalam rangka mendorong sektor pariwisata Indonesia.
Kinerja Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Tahun 2019
Secara kumulatif, kinerja lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sedikit
melambat pada tahun 2019. Pertumbuhan kinerja pada tahun 2019 sebesar 7,58% (yoy), hampir
menyamai tahun sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar 7,63% (yoy). Kinerja positif lapangan
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.54 Pertumbuhan Lapangan Usaha Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum
Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 1.55 Pertumbuhan Jumlah Wisman dan Lama
Menginap
Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 1.56 Pertumbuhan Jumlah Penumpang Pesawat
Udara
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.57 Pertumbuhan Lapangan Usaha Akomodasi dan
Makan Minum Tahunan (yoy, kumulatif)
29
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum terutama ditopang oleh maraknya penyelenggaraan
event/kegiatan yang diselenggarakan oleh korporasi maupun lembaga pemerintah. Gencarnya strategi
promosi, termasuk melalui kerja sama dengan online travel agent (OTA) dan jasa mobilitas atau
transportasi online turut mendorong pertumbuhan kinerja sektor ini.
Dari sisi infrastruktur, pengembangan ruas Tol Trans-Jawa yang semakin mempermudah aksesibilitas
infrastruktur jalur darat di Pulau Jawa turut mendongkrak kinerja sektor penyedia jasa akomodasi dan
makan minum. Namun demikian, pertumbuhan yang lebih tinggi di sektor ini berpotensi tertahan oleh
cenderung tingginya tarif transportasi udara (terutama untuk penerbangan domestik) dan mewabahnya
virus Corona yang berasal dari China pada penghujung tahun 2019 yang menyebabkan penurunan jumlah
wisatawan mancanegara asal Tiongkok.
Tracking Kinerja Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Triwulan I 2020
Kinerja lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum diperkirakan tumbuh melambat
pada triwulan I 2020 seiring dengan berakhirnya momentum libur Natal dan Tahun Baru dan masih
mewabahnya virus Corona dari China. Hal ini terkonfirmasi dari adanya pelarangan bepergian (travel
warning) bagi wisatawan Tiongkok sebagai dampak virus Corona yang membuat jumlah wisatawan asal
Tiongkok mengalami penurunan sebesar 3,58% (mtm), sementara penurunan jumlah wisatawan asal
Taiwan sebesar 18,72% (mtm). Dari sisi penyaluran kredit, kinerja yang melambat dari lapangan usaha
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tercermin dari peningkatan suku bunga kredit sektor ini dari
9,75% pada triwulan IV 2019, naik menjadi 9,84% pada bulan Januari 2020. Selain itu, NPL kredit sektor
Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum meningkat dari 7,26% pada triwulan IV 2019 menjadi 7,31%
pada bulan Januari 2020.
30
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
2
Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang potensial menjadi sumber pertumbuhan baru dan
penggerak perekonomian Jawa Timur. Selain dapat memaksimalkan keunggulan komparatif Jawa Timur
(dalam hal ini keragaman daerah tujuan wisata baik alam, budaya, sejarah), sektor pariwisata juga dapat
menyerap dan menyediakan lapangan kerja baru karena mengintegrasikan baik sektor formal maupun
informal. Meskipun memiliki potensi yang besar, namun perlu ada upaya pengembangan sektor tersebut,
baik dari aspek 5A (Accommodation, Accessibility, Activities, Amenities, Attractions) maupun 2P (Promosi
dan Pelaku Usaha) yang melibatkan berbagi pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku
usaha maupun masyarakat Jawa Timur.
Peran Sektor Pariwisata dalam Perekonomian Jawa Timur
Pariwisata menyumbang 7,21% perekonomian Jawa Timur, dengan pangsa yang terus meningkat dalam
waktu 6 (enam) tahun terakhir. Dari sisi pertumbuhan, pariwisata juga mampu tumbuh lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan PDRB Jawa Timur secara umum. Hal ini menunjukkan mulai meningkatnya
peran pariwisata dalam mendorong perekonomian Jawa Timur.
Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)
Grafik 1 Pangsa Pariwisata terhadap PDRB Jawa Timur
Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)
Grafik 2 Pertumbuhan Pariwisata dalam PDRB Jawa Timur
Berdasarkan jenis wisatawan, mayoritas wisatawan yang mengunjungi Jawa Timur adalah wisatawan
nusantara. Walaupun pangsa wisatawan mancanegara hanya sebesar 1,0% dari total wisatawan namun
jumlahnya selalu meningkat sejak 6 (enam) tahun terakhir. Berdasarkan asal negara, wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Jawa Timur didominasi wisatawan Asia, khususnya Singapura (15%),
Tiongkok (11%) dan Taiwan (7%).
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, data
s.d. September 2019
Grafik 3 Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Jawa Timur
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
Grafik 4 Negara Asal Wisatawan Mancanegara (%, pangsa)
Potensi dan Kinerja Pariwisata sebagai Penggerak
Perekonomian Jawa Timur
Boks
1
31
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sejalan dengan wisatawan mancanegara, jumlah
wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jawa
Timur juga selalu meningkat. Meskipun demikian,
hanya 10%-15% dari wisatawan nusantara yang
menginap di Jawa Timur, jauh lebih rendah
dibandingkan wisatawan mancanegara yang
sebesar 63%. Hal ini antara lain karena sebagian
besar wisatawan nusantara tersebut berasal dari
Jawa Timur, sehingga tidak memerlukan
akomodasi menginap. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, data
s.d. September 2019
Grafik 5 Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Jawa Timur
Persepsi Wisatawan dan Tantangan terhadap Pariwisata Jawa Timur
Untuk mengidentifikasi lebih dalam tentang persepsi wisatawan mancanegara dan Jawa Timur terhadap
pariwisata di Jawa Timur, Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur melakukan survei kepada wisatawan
yang berkunjung ke daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur.37
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 6 DTW Preferensi Wisatawan Mancanegara di
Jatim
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 7 DTW Preferensi Wisatawan Nusantara di Jatim
Berdasarkan demografi dan tujuan berkunjung, mayoritas wisatawan berada pada usia 10-39 tahun.
Adapun tujuan berkunjung mayoritas adalah berlibur, serta pendidikan (untuk wisman) dan ziarah/wisata
keagamaan (untuk wisnus). Berdasarkan preferensi jenis wisata, mayoritas wisatawan menyukai wisata
alam dan wisata bahari Jawa Timur, sehingga kedua jenis daerah tujuan wisata tersebut dapat lebih
ditingkatkan fasilitasnya.
37 Survey dilakukan terhadap 510 wisatawan yang terdiri dari 209 wisatawan mancanegara dan 301 wisatawan asing. Lokasi survei
yaitu Bromo Tengger Semeru, Banyuwangi, Ijen, Kota Batu, Pacitan, Surabaya, Sumenep, Gresik, Lamongan
32
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 8 Preferensi Wisata Wisatawan di Jawa Timur
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 9 Pemilihan Akomodasi Wisatawan di Jawa Timur
Berdasarkan jenis akomodasi, wisatawan mancanegara lebih memilih menggunakan homestay dan hotel
bintang 3, sedangkan wisatawan nusantara lebih memilih rumah saudara serta homestay. Hal ini
menunjukkan selain faktor harga, experience untuk berbaur dengan kebudayaan lokal menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisatawan mancanegara.
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 10 Alokasi Pengeluaran Wisatawan di Jawa Timur
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 11 Pemilihan Cinderamata Wisatawan di Jawa Timur
Alokasi pengeluaran wisatawan lebih digunakan untuk akomodasi serta makanan dan minuman. Selain
kedua pengeluaran tersebut, bagi wisatawan mancanegara biaya penerbangan juga menjadi komponen
yang cukup besar, sementara bagi wisatawan nusantara, terdapat biaya untuk paket tur dan cinderamata.
Sementara itu, jenis cinderamata yang disukai oleh wisatawan adalah makanan dan minuman. Bagi
wisatawan asing, hiasan dan garmen juga menjadi cinderamata yang disukai sehingga dapat bersinergi
dengan UMKM untuk menyediakan cinderamata sesuai preferensi wisatawan.
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 8 Persepsi terhadap Aspek Atraksi Pariwisata Jawa Timur
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 9 Perbaikan untuk Aspek Atraksi
33
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Secara umum, persepsi wisatawan terhadap pariwisata sudah cukup baik (rata-rata nilai 7 dari skala
10). Rata-rata tertinggi dimiliki oleh aspek atraksi dan terendah aspek promosi.
Untuk aspek atraksi, beberapa aspek yang menurut wisatawan dapat ditingkatkan adalah adanya acara
atau festival kebudayaan yang lebih terintegrasi, ketersediaan wisata kuliner dan cinderamata sesuai
dengan ciri khas masing-masing daerah tujuan wisata. Hal ini sejalan dengan tingkat pengeluaran
wisatawan yang masih relatif rendah untuk cinderamata dan paket tur lokal. Perlu adanya cinderamata
yang unik, personal dan memberi kesan tersendiri terhadap kebudayaan Indonesia.
Untuk aspek layanan/fasilitas penunjang wisata, kebersihan dan kemudahan pembayaran menjadi
faktor dominan yang menurut wisatawan harus ditingkatkan. Kuantitas jumlah tempat pembuangan
sampah, kebersihan fasilitas umum (antara lain toilet, tempat ibadah) menjadi nilai tambah wisatawan
akan kembali mengunjungi daerah tujuan wisata. Selain itu, kemudahan pembayaran dalam hal ini
ketersediaan fasilitas tunai maupun non tunai juga perlu ditingkatkan. Hasil survei menunjukkan bahwa
mayoritas transaksi pembelian tiket daerah tujuan wisata dilakukan secara tunai. Di lain sisi, demografi
wisatawan adalah penduduk usia produktif yang mayoritas telah menggunakan transaksi non tunai.
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 8 Persepsi terhadap Aspek Fasilitas Pariwisata Jawa Timur
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 9 Perbaikan untuk Aspek Fasilitas
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 8 Persepsi terhadap Aspek Akses Pariwisata Jawa Timur
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 9 Perbaikan untuk Aspek Akses
Untuk aspek aksesibilitas wisata, aspek jaringan telekomunikasi dan kualitas transportasi publik menjadi
faktor penting yang harus ditingkatkan. Beberapa daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur merupakan
wisata alam yang lokasinya jauh dari pusat keramaian, sehingga keterjangkauan jaringan telekomunikasi
menjadi terbatas. Masih belum adanya transportasi publik yang terintegrasi sampai ke lokasi wisata juga
menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasinya, mayoritas wisatawan memilih menggunakan
mobil/motor baik milik sendiri maupun sewa.
34
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 8 Persepsi terhadap Aspek Promosi Pariwisata Jawa Timur
Sumber : Survei Pariwisata KPw BI Jawa Timur (diolah)
Grafik 9 Perbaikan untuk Aspek Promosi
Untuk aspek promosi pariwisata, wisatawan mengharapkan adanya peningkatan media promosi dan
cakupan promosi. Media promosi dalam hal ini memperluas jenis media yang digunakan, antara lain
secara online serta meningkatkan kerjasama dan integrasi wisata dengan berbagai pihak agar promosi
dapat lebih luas dan menarik.
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk Mendorong Pariwisata
Untuk mendorong pengembangan pariwisata di Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah
menyusun Peraturan Daerah No.6 tahun 2017 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi Jawa Timur 2017 -2032. Peraturan tersebut mengatur secara detail tentang 4 (empat) pilar
pembangunan kepariwisataan Jawa Timur, yang meliputi pembangunan destinasi pariwisata provinsi,
pemasaran, industri, serta kelembagaan kepariwisataan provinsi.
Gambar 1 Sasaran dan Arah Pengembangan Pariwisata Jawa Timur
Sumber : Focus Group Discussion dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
Dengan kebijakan tersebut, diharapkan dapat mewujudkan sasaran dan arah pariwisata Jawa Timur pada
tahun 2032, sehingga dapat mewujudkan pariwisata sebagai sumber pertumbuhan baru perekonomian
Jawa Timur.
Usulan dan Rekomendasi Pengembangan Pariwisata Jawa Timur
Untuk mendorong percepatan peningkatan kinerja pariwisata di Jawa Timur, beberapa rekomendasi yang
dapat dilakukan antara lain :
35
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
1. Terkait Atraksi
Integrasi berbagai festival di kabupaten/kota di Jawa Timur dalam tourism calender, integrasi MICE
dan leisure sehingga wisatawan dapat memperoleh experience yang lebih besar, serta penyediaan
cinderamata (a.l. makanan minuman, hiasan dan garmen) yang unik, personal dan memiliki unsur
kebudayaan Indonesia (dapat bekejasama dengan UMKM).
2. Terkait Fasilitas
Meningkatkan kebersiahan dan manajemen pengelolaan sampah di daerah tujuan wisata, serta
menyediakan sarana pembayaran non tunai yang memadai untuk memenuhi berbagai jenis metode
pembayaran wisatawan (kerjasama antara pengelola daerah tujuan wisata dengan perbankan).
3. Terkait Akses
Meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi di daerah tujuan wisata, serta menyediakan alternatif
transportasi publik dari stasiun/bandara/terminal menuju daerah wisata. Percepatan pembangunan
infrastruktur publik juga akan meningkatkan kualitas akses ke daerah wisata.
4. Terkait Promosi
Menyusun bundling tourism antar daerah tujuan wisata maupun dengan Provinsi lain (misal : Provinsi
Bali), sehingga cakupan promosi menjadi lebih besar dan menarik. Selain itu, memperluas media
promosi antara lain dengan mengoptimalkan media sosial, integrasi promosi antara hotel dengan
paket wisata juga dapat mendorong promosi pariwisata.
36
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Jawa Timur merupakan provinsi dengan sumbangan perekonomian Indonesia terbesar kedua setelah DKI
Jakarta. Sebagai provinsi dengan skala perekonomian yang cukup besar, Jawa Timur terdiri dari 38
kabupaten/kota yang memiliki karakteristik perekonomian beragam, baik yang mengandalkan
perekonomiannya dari sektor hulu seperti pertanian maupun sektor yang lebih hilir seperti industri
pengolahan. Untuk mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif, maka pembangunan di Jawa
Timur perlu dilakukan dengan mengacu kepada karakteristiknya. Pemerintah Provinsi Jawa Timur
telah mengelompokkan pengembangan wilayah di Jawa Timur berdasarkan Kawasan Prioritas yang
kemudian disahkan dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 tahun 2019 tentang Percepatan
Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo -
Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Dengan adanya Perpres tersebut, diharapkan dapat mendorong percepatan pembangunan
perekonomian Jawa Timur.
Gambaran Umum Perekonomian Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Sebesar 74% perekonomian Jawa Timur disumbang
oleh 12 kabupaten/kota, dengan pangsa ekonomi
terbesar ada di Kota Surabaya yang mencapai 24%.
Mayoritas kabupaten/kota tersebut ditopang oleh
lapangan usaha industri pengolahan dan
perdagangan besar dan eceran sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi utama. Hanya beberapa saja
yang didorong oleh lapangan usaha pertanian,
pariwisata maupun sektor lainnya. Dengan
demikian, perlu ada upaya percepatan
pembangunan agar setiap kabupaten/kota dapat
memaksimalkan potensi ekonomi kedaerahannya. Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)
Grafik 1 Pangsa Pariwisata terhadap PDRB Jawa Timur
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2018, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi
di Kota Batu, sedangkan yang terendah di Kabupaten Sumenep. Tingginya pertumbuhan ekonomi Kota
Batu (6,50%-yoy) didorong oleh peningkatan kinerja pariwisata yang dapat me-leverage pendapatan
masyarakat dan sektor-sektor pendukung lainnya.
Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)
Grafik 2 Pertumbuhan Ekonomi 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur tahun 2018
Penerapan Peraturan Presiden No. 80 tahun 2019
sebagai Katalis Percepatan Pembangunan Perekonomian Jawa Timur
Boks
2
37
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Kawasan Prioritas di Jawa Timur
Berdasarkan Perpres No. 80 Tahun 2019 serta arah pengembangan yang telah disusun oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, Kawasan Prioritas di Jawa Timur dibagi menjadi 5 (lima) kelompok yaitu Gerbang
Kerto Susilo+ (GKS+), Bromo Tengger Semeru (BTS), Selingkar Wilis, Selingkar Ijen dan Prioritas Madura.
Pengelompokkan tersebut, selain berdasarkan lokasi geografis juga berdasarkan potensi pengembangan
dan peruntukkan kawasan tersebut ke depan.
Sumber : Perpres No 80 Tahun 2019
Grafik 3 Pembagian Kawasan Prioritas di Jawa Timur
Apabila dilihat berdasarkan pangsa ekonominya, Kawasan GKS+ mendominasi perekonomian Jawa Timur
dengan pangsa 53%, disusun dengan Kawasan BTS sebesar 18%. Tingginya pangsa Kawasan GKS+
karena kawasan ini merupakan pusat aktivitas industri dan perdagangan, sehingga memberikan output
ekonomi yang lebih besar.
Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)
Grafik 4 Pangsa Ekonomi 5 Kawasan Prioritas di Jawa Timur
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 5 Pangsa Kredit 5 Kawasan Prioritas di Jawa Timur
Dari sisi pangsa penyaluran kredit, mayoritas kredit juga disalurkan dan lebih terkonsentrasi di Kawasan
GKS+ (pangsa 68%). Hal ini juga menunjukkan preferensi perbankan untuk menyalurkan kredit pada
sektor ekonomi utama Jawa Timur.
Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2019 dan Dampaknya terhadap Perekonomian
Perpres No.80 Tahun 2019 mengatur tentang berbagai program untuk pembangunan ekonomi di 5 (lima)
Kawasan Prioritas Jawa Timur. Program dapat meliputi pembangunan infrastruktur, penyediaan sarana
dan prasarana pendukung, serta pengembangan sumber daya manusia. Terdapat 218 program di Jawa
Timur yang mayoritas berada di wilayah GKS+ dan kawasan BTS. Pengembangan di kawasan GKS+ lebih
diarahkan untuk mendorong pengembangan industri dan kelancaran logistiknya. Sementara itu,
pengembangan di BTS ditujukan untuk mendorong kinerja pariwisata yang merupakan sektor ekonomi
unggulan di kawasan tersebut.
38
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : Perpres No.80 Tahun 2019 (diolah)
Grafik 6 Pengembangan Berdasarkan Kawasan
Sumber : Perpres No.80 Tahun 2019
Grafik 7 Pengembangan Berdasarkan Sumber Dana
Untuk meningkatkan cakupan pembangunan dan engagement masyarakat, mayoritas sumber pendanaan
pengembangan 5 (lima) kawasan prioritas Jawa Timur ditargetkan dari Kerjasama Pemerintah Badan
Usaha (KPBU), swasta, serta BUMN/BUMD. Anggaran pemerintah hanya memiliki pangsa 14,34% dari
total kebutuhan sehingga tidak terlalu membebani kebutuhan anggaran.
Sumber : Perpres No.80 Tahun 2019 (diolah)
Grafik 8 Alokasi Dana
Sumber : Perpres No.80 Tahun 2019 (diolah)
Grafik 9 Pemilihan Cinderamata Wisatawan di Jawa Timur
Berdasarkan alokasi anggaran per kawasan Kawasan GKS+ memperoleh alokasi anggaran paling tinggi
karena pusat ekonomi (industri dan perdagangan) yang mengungkit perekonomian Jawa Timur mayoritas
berada di wilayah tersebut. Meskipun alokasi anggaran paling tinggi, namun keberhasilan pembangunan
ekonomi di GKS+ sangat tergantung kepada dapat terealisasinya pembiataan KPBU dan Swasta, karena
dana APBN-APBN dan BUMN-BUMD hanya sebesar 15% dari total kebutuhan dana.
Sementara itu, proporsi alokasi dana pemerintah (APBN dan APBD) yang terbesar berada di Madura
Kepulauan. Sebagai wilayah dengan perekonomian dan kesejahteraan yang lebih terbatas dibandingkan
kabupaten/kota lainnya, Madura Kepulauan memiliki ketergantungan yang lebih tinggi terhadap anggaran
pemerintah.
39
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : Perpres No 80 Tahun 2019 (diolah)
Grafik 10 Pembagian Kawasan Prioritas di Jawa Timur
Secara sektoral, mayoritas pembangunan masih diarahkan untuk pembangunan konstruksi jalan dan
angkutan darat. Pembangunan di BTS, difokuskan pada angkutan darat (36%), konstruksi (34%) dan
Hotel Restoran, sejalan dengan karakter BTS yang memang sektor utamanya adalah pariwisata.
Pembangunan GKS difokuskan pada konstruksi (30%) dan angkutan darat (22%), untuk mendukung
kelancaran logistik industri dan perdagangan. Madura Kepulauan difokuskan pada pertanian (22%), listri,
gas, air (11%) dan konstruksi (8%). Sektor ekonomi utama Madura ada Pertanian dan Perdagangan,
sehingga pengembangan diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan.
Selingkar Ijen difokuskan pada industri alat angkutan (Kereta Api INKA) dan Pembangkit Geotherma Ijen.
Sementara selingkar wilis mayoritas pada konstruksi (60%) dan Kawasan Industri (23%), seiring masih
minimnya infrastruktur yang terintegrasi.
Implementasi Perpres No. 80 tahun 2019 di Jawa Timur akan mendorong percepatan pertumbuhan
ekonomi. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan IRIO, apabila proyek-proyek pembangunan
yang menggunakan dana APBN, APBD dan BUMN/BUMD seluruhnya terlaksana sesuai target, secara
kumulatif dapat meningkatkan perekonomian Jawa Timur di kisaran 2,5% - 3% dalam waktu 5 (lima)
tahun ke depan, dengan peningkatan output terbesar pada sektor konstruksi dan pertanian.
Tantangan dan Rekomendasi Implementasi Perpres No. 80 tahun 2019
Pelaksanaan Perpres No. 80 tahun 2019 ke depan akan menghadapi berbagai tantangan baik dari sisi
regulasi, pembiayaan, ketersediaan sumber daya maupun faktor lain. Untuk meminimalkan tantangan
tersebut, perlu kerjasama dari berbagai pihak agar rencana pembangunan dapat terlaksana sesuai yang
ditargetkan. Beberapa tantangan dan rekomendasi yang dapat diusulkan untuk percepatan implementasi
antara lain sebagai berikut :
KEUANGAN PEMERINTAHII
BAB
41
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
2.1. GAMBARAN UMUM
Total Anggaran Belanja dan Transfer Pemerintah di Jawa Timur tahun 201938 mencapai
Rp224,99 triliun, dengan realisasi kumulatif tahun 2019 sebesar 83,40% terhadap pagu
anggaran.
APBD Kabupaten/Kota masih menjadi kontributor terbesar anggaran Pemerintah di Jawa Timur,
sementara APBN Provinsi di Jawa Timur secara konsisten masih membukukan realisasi tertinggi.
Anggaran pengeluaran pemerintah di Jawa Timur tahun 2019 sebesar Rp224,99 triliun meningkat
17,69% (yoy) dibandingkan tahun 2018. Berdasarkan nominal dan pangsanya, APBD Kabupaten/Kota
mendominasi anggaran pengeluaran pemerintah di Jawa Timur (Rp122,00 triliun, pangsa 54,23%), diikuti
dengan APBN untuk Jawa Timur (Rp64,98 triliun, pangsa 28,88%), dan terendah adalah APBD Provinsi
Jawa Timur (Rp38,00 triliun, pangsa 16,89%). Pada triwulan IV 2019, total realisasi pengeluaran
pemerintah mencapai 83,40% dari pagu anggaran dan lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018
(89,34%). Sebagaimana triwulan sebelumnya, realisasi tertinggi terjadi pada APBN Provinsi Jawa Timur
(92,31%) disusul oleh APBD (89,48% dari pagu anggaran), dan terendah adalah APBD Kabupaten/Kota
yang hanya sebesar 76,75% dari pagu anggaran.
Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur, Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur (diolah)
Grafik 2.1 Perkembangan Anggaran Belanja dan Transfer
Pemerintah di Provinsi Jawa Timur
Grafik 2.2 Realisasi Anggaran Belanja dan Transfer Pemerintah di
Provinsi Jawa Timur (Kumulatif)
2.2. APBD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2019
APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2019 meningkat dibandingkan tahun 2018, dengan nominal
defisit anggaran yang semakin berkurang.
APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2019 sebesar Rp38,0 triliun, meningkat sebesar 14,31%
dibandingkan APBD tahun 2018 sebesar Rp33,25 triliun. APBD Jawa Timur terdiri dari Anggaran
Pendapatan sebesar Rp33,43 triliun serta Anggaran Belanja dan Transfer mencapai Rp38,0 triliun.
Peningkatan anggaran pendapatan pada tahun 2019 disebabkan oleh peningkatan retribusi daerah,
sedangkan peningkatan belanja dan transfer terutama disebabkan peningkatan anggaran belanja operasi,
belanja tak terduga, dan transfer, sedangkan belanja modal justru turun.
38 Menggunakan anggaran dengan beberapa perubahan per posisi akhir triwulan IV 2019
42
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
2.2.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur
2.2.1.1. Anggaran Pendapatan
Anggaran pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2019 meningkat dibandingkan tahun 2018,
didorong oleh Pendapatan Transfer. Pendapatan transfer ditargetkan tumbuh 12,75% dengan
peningkatan terbesar pada Dana Alokasi Khusus (tumbuh 15,48%). Sementara itu, Pendapatan Asli
Daerah (PAD) ditargetkan tumbuh 9,87% dengan pendorong utama dari retribusi daerah.
Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019 (Miliar Rp)
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Rendahnya target PAD pada APBD, mendorong
penurunan Derajat Otonomi Fiskal (DOF)39
APBD
Jawa Timur di tahun 2019. DOF di tahun 2019
mencapai 54,5%, lebih rendah dibandingkan realisasi
DOF tahun 2018 yang sebesar 55,3%. Penurunan
tersebut karena tingginya alokasi Pendapatan Transfer
dari Pemerintah Pusat ke Jawa Timur. Peningkatan
dana transfer ke daerah mengalami peningkatan
7,55% pada tahun 2019 sebesar Rp756,7 miliar.
Sumber : BPKAD Jawa Timur, diolah
Grafik 2.3 Perkembangan Derajat Otonomi Fiskal APBD
Provinsi Jawa Timur
2.2.1.2. Realisasi Pendapatan
Anggaran pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 secara kumulatif terealisasi
sebesar Rp33,45 triliun, atau 100,08% dari pagu anggaran. Realisasi pendapatan tersebut meningkat
4,69% dibandingkan realisasi kumulatif tahun 2018. Pendorong utama tingginya realisasi pendapatan
APBD Jawa Timur adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Transfer. PAD yang merupakan
39 DOF : Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total pendapatan.
Th. 2018 Th. 2019
(Milyar Rp) (Milyar Rp) (Milyar Rp) % Pagu (Milyar Rp) % Pagu
PENDAPATAN DAERAH 29,959 33,428 11.58 31,958 106.67 33,455 100.08 4.69
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 16,576 18,212 9.87 18,550 111.91 19,327 106.12 4.19
PAJAK DAERAH 13,498 14,893 10.33 15,061 111.58 15,522 104.23 3.06
RETRIBUSI DAERAH 74 140 88.22 90 121.02 147 105.02 63.34
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH
YG DIPISAHKAN 384 412 7.25 384 100.00 402 97.61 4.69
LAIN-LAIN PAD YANG SAH 2,619 2,768 5.66 3,015 115.09 3,256 117.64 8.00
PENDAPATAN TRANSFER 13,348 15,050 12.75 13,373 100.19 14,016 93.13 4.81
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA
PERIMBANGAN 13,271 14,976 12.85 13,296 100.19 13,942 93.10 4.86
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT -
LAINNYA 78 74 (4.78) 78 100.00 74 100.00 (4.78)
TRANSFER PEMERINTAH DAERAH -
LAINNYA - - - - - - - -
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 34.7 166.3 379.43 35 100.43 112 67.40 221.76
PENDAPATAN HIBAH 28.6 166.3 482.42 29 100.52 112 67.40 290.51
PENDAPATAN DANA DARURAT - - - - - - - -
PENDAPATAN LAINNYA 6 - - 6 100.00 - - -
g_Realisasi
Th 2019 (%)
Realisasi APBD Provinsi Jawa Timur
Realisasi Th 2018 Realisasi Th 2019Uraian
Pagu APBD Prov. Jawa Timur
% Perubahan
69.8% 69.3%
54.0% 55.3% 54.5%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%
-
5
10
15
20
25
30
35
40
2015 2016 2017 2018 2019
TriliunRp
Pendapatan DaerahPendapatan Asli DaerahDerajat Otonomi Fiskal (skala kanan)
43
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
sumber pendapatan dari Provinsi Jawa Timur terealisasi sebesar 106,12% dengan kontributor terbesar
adalah pajak daerah yang terealisasi sebesar 104,23%. Selanjutnya realisasi kumulatif pendapatan transfer
pada tahun 2019 juga sebesar Rp14,016 triliun atau mencapai 93,13% dari target APBD, meningkat
sebesar 4,81% dibandingkan tahun 2018, turut menjadi pendorong tingginya realisasi pendapatan daerah
Provinsi Jawa Timur.
Sumber: BPKAD Jawa Timur Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.4 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi
Jawa Timur (triwulanan)
Grafik 2.5 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Timur (Kumulatif)
Penerimaan PAD didukung oleh beberapa kebijakan pemerintah Jawa Timur antara lain: (1) Kebijakan
pemutihan pajak40
selama 3 (tiga) bulan, yaitu tanggal 23 September sampai dengan 14 Desember 2019,
(2) Perluasan kerjasama pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor oleh Bapenda Jawa Timur
bersama mitra jaringan ritel nasional untuk kemudahan pembayaran pajak. Partisipasi masyarakat tertib
pajak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Air Permukaan (PAP), serta pajak lainnya mampu mendorong
penerimaan PAD.
2.2.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Jawa Timur
2.2.2.1. Anggaran Belanja
Anggaran belanja dan transfer APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2019 mencapai RP38,0 triliun,
meningkat 14,31% dibanding tahun 2018. Secara nominal, peningkatan terbesar terjadi pada belanja
operasi, khususnya belanja bunga dan belanja bantuan sosial, sedangkan belanja subsidi turun dibanding
tahun 2018.
Melambatnya belanja modal, disebabkan karena telah selesainya beberapa proyek strategis di Jawa
Timur. Anggaran belanja modal turun -3,30%, dengan penurunan terbesar terjadi pada belanja aset
lainnya. Sementara belanja tanah masih meningkat, sebagai upaya untuk pembebasan lahan dalam
rangka mendukung pembangunan infrastruktur strategis.
40 Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 55 Tahun 2019 mengenai kebijakan pemutihan pajak dengan beberapa keringanan yaitu: (i)
pembebasan pokok Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas penyerahan kedua dan seterusnya, (ii) pembebasan sanksi administratif
Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
26 26 27 26 27 27 29 29
24 24 24 24 26
37
13
-
10
20
30
40
50
60
70
80
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lain-lain Pendapatan YgSah
Tw I Tw II Tw III Tw IV(%)
106.7100.1
111.9106.1
100.293.1
0
20
40
60
80
100
120
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
2018-IV 2019-IV 2018-IV 2019-IV 2018-IV 2019-IV
Total Pendapatan Daerah PAD Pendapatan Transfer
Anggaran Realisasi %RealisasiMiliar Rp %
44
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel 2. 2 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019, Miliar Rupiah
Sumber: BPKAD Jawa Timur
2.2.2.2. Realisasi Belanja
Realisasi belanja dan transfer Provinsi Jawa Timur secara kumulatif pada tahun 2019 mencapai
Rp34,00 triliun atau 89,48% dari pagu anggaran. Pencapaian ini lebih rendah dari tahun 2018 yang
terealisasi sebesar 92,28% namun secara nominal meningkat sebesar 10,84% (yoy). Realisasi terendah
terjadi pada komponen belanja tanah yang hanya mencapai 38,35% dari pagu anggaran namun secara
nominal naik 94,63% dibandingkan tahun 2018. Rendahnya realisasi belanja tanah pada umumnya
terkendala masalah pembebasan lahan. Belanja jalan, irigasi dan jaringan mengalami penurunan nominal
realisasi terbesar, yaitu -18,93% (yoy). Rendahnya realisasi tersebut antara lain karena mayoritas
pembangunan infrastruktur telah dilaksanakan. Proyek yang masih berlangsung sampai dengan akhir
tahun 2019 antara lain pembangunan pelabuhan di Probolinggo.
Peningkatan realisasi belanja operasi disebabkan oleh belanja pegawai dan belanja hibah . Belanja
pegawai terealisasi sebesar Rp7,9 triliun atau sebesar 91,15% dari pagu anggaran, meningkat 20,19%
dibandingkan realisasi tahun 2018. Peningkatan realisasi belanja pegawai disebabkan penerimaan formasi
CPNS di bulan November tahun 2019.
Sumber: BPKAD Jawa Timur Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.6 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer Daerah
Provinsi Jawa Timur (triwulanan)
Grafik 2.7 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer
Daerah Provinsi Jawa Timur (Tahunan)
Th. 2018 Th. 2019
(Milyar) Rp (Milyar) Rp (Milyar Rp) % Pagu (Milyar Rp) % Pagu
TOTAL BELANJA DAN TRANSFER 33,246 38,005 14.31 30,681 92.28 34,007 89.48 10.84
BELANJA 25,600 28,756 12.33 23,628 92.30 25,980 90.35 9.95
BELANJA OPERASI 22,075 25,213 14.21 20,761 94.05 23,142 91.79 11.47
BELANJA PEGAWAI 6,978 8,769 25.66 6,650 95.29 7,993 91.15 20.19
BELANJA BARANG 6,318 7,378 16.77 5,577 88.27 6,462 87.58 15.86
BELANJA BUNGA 5 14 214.43 5 106.37 11 74.84 121.22
BELANJA SUBSIDI 193 38 (80.53) 182 94.74 29 76.94 (84.19)
BELANJA HIBAH 8,565 8,898 3.89 8,333 97.29 8,577 96.39 2.92
BELANJA BANTUAN SOSIAL 16 116 603.96 14 85.06 71 61.52 409.16
BELANJA MODAL 3,391 3,279 (3.30) 2,840 83.76 2,804 85.53 (1.26)
BELANJA TANAH 55 89 60.73 17 31.67 34 38.35 94.63
BELANJA PERALATAN DAN MESIN 1,335 1,397 4.65 1,000 74.94 1,228 87.88 22.72
BELANJA GEDUNG DAN BANGUNAN 1,055 943 (10.61) 1,009 95.58 881 93.36 (12.69)
BELANJA JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN 705 665 (5.75) 624 88.47 506 76.10 (18.93)
BELANJA ASET TETAP LAINNYA 205 162 (20.94) 158 77.17 135 83.04 (14.92)
BELANJA ASET LAINNYA 35 23 (33.94) 32 89.56 22 93.01 (31.39)
BELANJA TAK TERDUGA 133 264 97.89 26 19.77 33 12.53 25.42
TRANSFER 7,646 9,249 20.96 7,053 92.24 8,028 86.79 13.82
TRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN
KE KABUPATEN/KOTA6,503 8,376 28.80 5,987 92.06 7,258 86.66 21.24
TRANSFER BANTUAN KEUANGAN KE
PEMERINTAH DAERAH LAINNYA1,143 874 (23.60) 1,066 93.22 769 88.05 (27.84)
Realisasi APBD Provinsi Jawa Timur
g_Realisasi
Tahun 2019 (%)Realisasi Th. 2018 Realisasi Th. 2019
Uraian
Pagu APBD Prov. Jawa
% Perubahan
-
10
20
30
40
50
60
70
80
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Total Belanja &Transfer
Belanja Belanja Operasi Belanja Modal Transfer
Tw I Tw II Tw III Tw IV%
92.3
89.5
92.390.3
94.0
90.7
83.885.5
78
80
82
84
86
88
90
92
94
96
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
2018-IV 2019-IV 2018-IV 2019-IV 2018-IV 2019-IV 2018-IV 2019-IV
Total Belanja &Transfer
Total Belanja Belanja Operasi Belanja Modal
Anggaran Realisasi %RealisasiMiliar Rp %
45
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Pertumbuhan realisasi belanja bantuan sosial menjadi penahan utama realisasi belanja operasi yang
dengan nominal sebesar Rp71 triliun, meningkat 409,16% dibandingkan realisasi tahun 2018. Salah satu
bantuan sosial yang diberikan adalah adanya anggaran APBD untuk Program Keluarga Harapan (PKH) di
Jawa Timur.
2.3. APBD 38 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2019
APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur tahun 201941 meningkat dibandingkan tahun 2018, baik
dari sisi penerimaan maupun belanja.
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Anggaran pendapatan APBD Kabupaten/Kota
mencapai Rp108,00 triliun, dengan anggaran belanja
dan transfer sebesar Rp122,00 triliun. Pertumbuhan
anggaran pendapatan (22,71%, yoy) yang lebih rendah
dibandingkan anggaran belanja (23,97%, yoy)
menyebabkan total defisit anggaran Kabupaten/Kota di
Jawa Timur meningkat dari Rp10,39 triliun pada tahun
2018 menjadi Rp13,99 triliun pada tahun 2019.
Grafik 2. 8 Perkembangan APBD Kabupaten/
Kota di Jawa Timur
2.3.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota
2.3.1.1. Anggaran
Anggaran pendapatan 38 kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2019 didominasi oleh pendapatan
transfer. Pangsa anggaran pendapatan asli daerah pada APBD Kabupaten/Kota sedikit meningkat dari
20,22% pada tahun 2018 menjadi 23,61% pada tahun 2019. Kondisi ini juga tercermin dari
meningkatnya derajat otonomi fiskal Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang secara rata-rata mencapai
17,72% pada tahun 2019, sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2018 yang sebesar 16,97%.
Rendahnya angka persentase derajat otonomi fiskal Kabupaten/Kota di Jawa Timur menunjukkan masih
tingginya ketergantungan Kabupaten/Kota terhadap dana transfer dari Pemerintah Pusat.
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.9 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD Spasial
Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.10 Proporsi Komponen Anggaran Pendapatan
APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur
41 APBD Kabupaten/Kota pada Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur ini menggunakan posisi akhir tahun 2019, yang telah
mengalami beberapa perubahan.
46
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Secara spasial, target anggaran pendapatan tertinggi masih terjadi pada Kota Surabaya yaitu
Rp8,765 triliun atau 10,65% dari total anggaran pendapatan Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Kota
Surabaya merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki realisasi derajat otonomi fiskal terbesar,
yaitu mencapai 61,40% pada tahun 2018 (anggaran DOF sebesar 58,90%). Pada tahun 2019, anggaran
PAD Kota Surabaya ditargetkan mencapai 61,40%, lebih tinggi dibandingkan realisasi DOF tahun 2018.
Struktur ekonomi Kota Surabaya yang didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor; serta penyediaan akomodasi dan makan minum, menyebabkan penghasilan dari
pajak daerah dan retribusi relatif besar. Sementara itu, anggaran pendapatan yang terendah ada di Kota
Pasuruan yaitu sebesar Rp909,41 miliar atau 0,94% dari total anggaran pendapatan Kabupaten/Kota di
Jawa Timur. Kota Pasuruan memiliki ketergantungan terhadap dana Pemerintah Pusat yang sangat tinggi
yaitu 81,56% dari total anggaran pendapatan, sehingga potensi untuk peningkatan PAD yang dapat
mendorong kapasitas fiskal menjadi terbatas.
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.11 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten/Kota di Jawa Timur (berdasarkan anggaran)
Dari sisi kemandirian fiskal, Kabupaten Sampang merupakan daerah tingkat II di Jawa Timur yang
memiliki ketergantungan tertinggi terhadap Pemerintah Pusat. DOF Kabupaten Sampang hanya
sebesar 9,21%, dengan anggaran pendapatan yang berasal dari pajak daerah dan retribusi hanya
mencapai 24,21% dari total PAD. Selanjutnya, berdasarkan DOF masing-masing Kabupaten/Kota,
sebagian daerah (26 kabupaten/kota) ditargetkan mengalami kenaikan DOF melalui pemberdayaan
potensi ekonomi masing-masing, sementara 12 kabupaten/kota lainnya justru mengalami penurunan DOF
dan membutuhkan dana transfer dari pemerintah Pusat.
2.3.1.2. Realisasi
Realisasi pendapatan APBD kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2019 menurun terutama karena
rendahnya realisasi PAD dan pendapatan transfer. Realisasi pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Jawa
Timur tahun 2019 hanya mencapai 88,19% dari pagu anggaran namun secara nominal mengalami
peningkatan 6,87% (yoy) dibandingkan tahun 2018. Cukup rendahnya kinerja realisasi pendapatan
disebabkan oleh PAD yang realisasinya hanya mencapai 78,36% dari pagu anggaran dan pendapatan
transfer yang mencapai 88,04% dari pagu anggaran.
47
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Secara spasial, Kabupaten Tuban merupakan daerah yang mampu merealisasikan anggaran pendapatan
yang tertinggi yaitu 104,32% dari anggaran. Namun, realisasi PAD yang terbesar justru terjadi di
Kabupaten Pamekasan yang mencapai 126,41% dari anggaran. Realisasi pendapatan pajak daerah
Kabupaten Tuban telah mencapai 114,69%, demikian pula dengan realisasi retribusi yang mencapai
99,90% dari pagu anggaran. Pemerintah Kabupaten Tuban secara aktif melakukan upaya peningkatan
penerimaan pajak yang berasal dari pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak Air Permukaan (PAP), Retribusi Jasa Usaha (RJU), dan Parkir
Langganan (PLL). Semua program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang pentingnya membayar pajak dan mengedukasi wajib pajak tentang kemudahan pembayaran dan
pelaporan pajak. Selain itu, Kabupaten Tuban juga menerima Dana Bagi Hasil Gas Bumi dari Pemerintah
Pusat melalui Kemenkeu yang dicairkan per triwulan sekali setiap tahunnya, karena adanya peningkatan
produksi migas.
Tabel 2. 3 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2019
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Pendapatan transfer dari pemerintah pusat lebih rendah dari tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan
transfer Kabupaten/Kota di Jawa Timur hanya mencapai 88,04% dari pagu anggaran 2019 dan menurun
-3,84% (yoy) dibandingkan tahun 2018. Secara spasial, realisasi pendapatan transfer yang tertinggi terjadi
di Kabupaten Tuban (103,82% dari pagu anggaran) dan terendah di Kota Probolinggo (44,68% dari pagu
anggaran).
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.12 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2019
2.3.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota
2.3.2.1. Anggaran
Anggaran belanja dan transfer Kabupaten/Kota di Jawa Timur didominasi oleh belanja operasi yaitu
Rp87,12 triliun atau 71,41% dari total anggaran belanja dan transfer. Secara spasial, Kota Surabaya
memiliki anggaran belanja dan transfer terbesar mencapai Rp9,92 triliun atau 10,90% dari total anggaran
Th. 2018 Th. 2019
(Milyar) Rp (Milyar) Rp (Milyar Rp) % Pagu (Milyar Rp) % Pagu
PENDAPATAN 88.012 108.002 22,71 89.123 101,26% 95.247 88,19% 6,87
Pendapatan Asli Daerah 17.795 25.501 43,30 18.312 102,90% 19.982 78,36% 9,12
Pendapatan Transfer 65.995 73.895 11,97 67.729 102,63% 65.060 88,04% -3,94
Lain-lain Pendapatan yang Sah 4.221 8.607 103,90 3.082 73,01% 10.206 118,57% 231,14
UraianPagu APBD Kab/Kot
%
Perubahan
Realisasi APBD Kab/Kot g_Realisasi
Tahun 2019
(%)
Realisasi Tahun 2018 Realisasi Tahun 2019
48
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
belanja dan transfer kabupaten/kota di Jawa Timur. Sementara itu, Kota Mojokerto merupakan daerah
dengan anggaran belanja terendah yaitu sebesar Rp1,1 triliun atau 1,01% dari total anggaran.
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.13 Proporsi Anggaran Belanja APBD Spasial
Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.14 Proporsi Komponen Anggaran Belanja APBD
Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Mayoritas Kabupaten/Kota mengalami kenaikan anggaran belanja dan transfer, sejalan dengan
kenaikan belanja modal di tiap Kabupaten/Kota dibandingkan tahun 2018. Rasio anggaran belanja
modal terhadap total anggaran belanja dan transfer secara total meningkat dari 19,41% di tahun 2018
menjadi 21,05% di tahun 2019, dengan peningkatan terbesar terjadi di Kabupaten Bojonegoro (dari
21,25% menjadi 28,46%). Rasio belanja modal terhadap total belanja tertinggi di tahun 2019 dimiliki oleh
Kota Surabaya (30,05%) dan Kabupaten Bojonegoro (28,46%). Beberapa proyek pembangunan
infrastruktur di Kota Surabaya antara lain meliputi Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) dan Jalan Lingkar Luar
Barat (JLLB). Sementara pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengalokasikan anggaran yang cukup besar
untuk perbaikan infrastruktur jalan kabupaten serta sejumlah jembatan yang kondisinya rusak.
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.15 Rasio Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019
2.3.2.2. Realisasi
Realisasi belanja dan transfer kabupaten/kota di Jawa Timur pada tahun 2019 mencapai 76,75%
dari pagu anggaran, lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2018. Secara nominal, realisasi
anggaran belanja tersebut juga tumbuh 10,14% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya. Rendahnya realisasi belanja dan transfer disebabkan oleh realisasi belanja operasi yang hanya
mencapai 78,91% dari pagu anggaran walaupun secara nominal meningkat 9,12% (yoy) dibandingkan
tahun sebelumnya.
49
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel 2. 4 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Secara spasial, persentase realisasi kumulatif belanja tertinggi tahun 2019 dicapai oleh Kabupaten
Tulungagung, yaitu 96,18% dari pagu anggaran, sedangkan yang terendah di Kabupaten Bojonegoro
yang hanya sebesar 39,28%. Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja operasi tertinggi terjadi di
Kabupaten Blitar (94,48% dari pagu anggaran). Tingginya pencapaian terutama untuk belanja pegawai
yang terealisasi sebesar Rp974,58 miliar (92,39% dari pagu anggaran) dan belanja barang yang terealisasi
sebesar Rp563,89 miliar (95,15% dari pagu anggaran).
Sementara itu, realisasi belanja modal tertinggi terjadi di Kabupaten Ponorogo yaitu 97,82% dari pagu
anggaran. Tingginya realisasi tersebut didorong oleh belanja modal jalan, irigasi dan jaringan yang
mencapai 98,28% dari pagu anggaran; belanja modal peralatan dan mesin sebesar 96,86% dari pagu
anggaran; serta belanja modal gedung dan bangunan sebesar 96,73% dari pagu anggaran. Kabupaten
Ponorogo memiliki rencana pembangunan dan perbaikan infrastruktur dengan 1.200 titik pekerjaan
diantaranya untuk perbaikan jalan, pembangunan jalan, pembuatan jembatan, dan pembuatan talud yang
sebagian besar telah terealisasi di tahun 2019.
Sumber: BPKAD Jawa Timur
Grafik 2.16 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer APBD Kab/Kota Jawa Timur Tahun 2019
2.4. APBN DI JAWA TIMUR
Alokasi belanja APBN di Jawa Timur tahun 201942
mencapai Rp64,98 triliun atau meningkat 9,18%
(yoy) dibandingkan tahun 2018, dengan peningkatan nominal terbesar pada Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Belanja Modal.
Pemerintah Pusat mengalokasikan sejumlah anggaran APBN untuk direalisasikan di Jawa Timur.
Anggaran penerimaan APBN tersebut berasal dari penerimaan dalam negeri yang bersumber dari pajak,
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta hibah. Sementara itu, anggaran belanja APBN disalurkan
42 Alokasi APBN di Jawa Timur pada tahun 2019 meliputi pula Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Dana Desa. APBN menggunakan
posisi akhir Desember 2019 dan telah mengalami perubahan.
Th. 2018 Th. 2019
(Milyar) Rp (Milyar) Rp (Milyar Rp) % Pagu (Milyar Rp) % Pagu
BELANJA & TRANSFER 98.410 122.001 23,97 85.018 86,39% 93.636 76,75% 10,14
Belanja Operasi 72.411 87.123 20,32 63.005 87,01% 68.751 78,91% 9,12
Belanja Modal 19.099 25.685 34,48 15.444 80,86% 18.243 71,03% 18,13
Belanja Tak Terduga 314 2.350 647,40 51 16,22% 103 26,62% 101,43
Transfer 6.586 6.843 3,90 6.518 98,97% 6.539 95,56% 0,32
Pagu APBD Kab/Kot%
Perubahan
Realisasi APBD Kab/Kot g_Realisasi
Tahun 2019
(%)
Realisasi Tahun 2018 Realisasi Tahun 2019Uraian
50
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
melalui Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun
kabupaten/kota di Jawa Timur.
Tabel 2. 5 Anggaran dan Realisasi Belanja APBN di Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dan 2019
Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur
2.4.1. Anggaran Belanja APBN di Jawa Timur Tahun 2019
Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur
Berdasarkan jenisnya, belanja pegawai masih
mendominasi belanja APBN di Jawa Timur. Dari sisi
kenaikan anggaran, belanja bantuan sosial mengalami
kenaikan tertinggi sebesar 78,00% (yoy), sedangkan
belanja modal hanya meningkat 10,12% (yoy).
Persentase peningkatan belanja modal APBN yang
lebih rendah tersebut sejalan dengan telah selesainya
beberapa proyek besar di Jawa Timur yang
mengandalkan pendanaan dari APBN.
Grafik 2.17 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa
Timur Menurut Jenis Belanja
Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur
Grafik 2.18 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Fungsi
Th. 2018 Th. 2019(Milyar) Rp (Milyar) Rp (Milyar Rp) % Pagu (Milyar Rp) % Pagu
Belanja Pegawai 20.701 22.727 9,79 20.243 97,78 21.848 96,13 7,93
Belanja Barang 19.554 20.191 3,26 17.823 91,14 19.103 94,61 7,19
Belanja Modal 9.090 10.009 10,12 7.300 80,31 7.547 75,40 3,38
Belanja Bantuan Sosial 50 88 78,00 49 98,80 80 90,34 62,76
DAK Fisik 3.779 4.525 19,74 3.351 88,69 3.975 87,84 18,60
Dana Desa 6.344 7.442 17,31 6.331 99,81 7.433 99,88 17,40
Agama 764 866 13,35 744 97,40 842 97,22 13,12
Ekonomi 9.591 10.349 7,93 7.779 81,11 8.196 79,19 5,36
Kesehatan 1.178 962 (18,27) 1.000 84,88 911 94,68 (8,86)
Ketertiban Dan Keamanan 7.258 7.736 6,61 7.128 98,21 7.424 95,96 4,15
Lingkungan Hidup 1.135 1.234 8,81 1.009 88,95 1.169 94,71 15,83
Pariwisata Dan Budaya 3 2 (28,20) 3 93,73 2 98,40 (24,64)
Pelayanan Umum 14.734 16.002 8,63 13.536 91,87 15.080 94,23 11,40
Pendidikan 14.794 15.521 4,94 13.947 94,28 14.772 95,17 5,91
Perlindungan Sosial 41 36 (13,20) 41 98,27 35 96,75 (14,57)
Pertahanan 8.749 11.076 26,62 8.678 99,18 10.509 94,88 21,10
Perumahan Dan Fasilitas Umum 1.272 1.197 (5,87) 1.232 96,87 1.045 87,32 (15,17)
TOTAL 59.517 64.983 9,18 55.097 92,57 59.985 92,31 8,87
Berdasarkan Jenis Belanja
Berdasarkan Fungsi
%
Perubahan
Pagu APBN g_Realisasi
Tahun 2019
(%)
Jenis Belanja
Pagu APBN
Realisasi Tahun 2018 Realisasi Tahun 2019
51
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, alokasi APBN di Jawa Timur sebagian
besar ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tercermin dari alokasi APBN
yang menunjukkan bahwa belanja APBN Jawa Timur difokuskan untuk pelayanan umum sebesar 24,63%,
pendidikan sebesar 23,88%, serta ekonomi sebesar 15,93% dari total anggaran. Peningkatan alokasi
anggaran untuk belanja modal, DAK Fisik dan Dana Desa juga mengindikasikan komitmen pemerintah
untuk mendorong peningkatan infrastruktur, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat khususnya di
wilayah pedesaan melalui program kerja yang bersifat produktif.
2.4.2. Realisasi Belanja APBN di Jawa Timur Tahun 2019
Realisasi kumulatif total belanja APBN di tahun 2019 mencapai 92,31% dari pagu anggaran atau senilai
Rp59,99 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp55,09 triliun atau
92,57% dari pagu anggaran. Apabila dilihat secara nominal, realisasi APBN di Jawa Timur lebih tinggi
10,15% dibandingkan tahun 2018.
Berdasarkan jenis belanja, secara kumulatif di tahun 2019, belanja pegawai merupakan komponen belanja
paling besar dengan realisasi yang tinggi yaitu 96,13% dari pagu anggaran. Penerimaan Calon Pegawai
Negeri Sipil di Bulan November 2019 mendorong realisasi belanja pegawai tahun 2019. Sementara itu,
realisasi beberapa belanja juga berada di atas 90% seperti belanja barang (94,61%), belanja bantuan
sosial (90,34%) dan dana desa (99,88%). Tingginya realisasi belanja bantuan sosial mengkonfirmasi
banyaknya berbagai program sosial dari Kementerian Sosial.
Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur (diolah)
Grafik 2.19 Persentase Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Jenis Belanja Per Triwulan
Pada tahun 2019, secara spasial kenaikan alokasi dana desa yang tertinggi terjadi di Kabupaten
Sampang yaitu meningkat 29,76%. Kabupaten Sampang memiliki 180 desa dan merupakan kabupaten
dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Timur tahun 2018, yaitu mencapai 21,21%. Peningkatan
alokasi dana desa Kabupaten Sampang di tahun 2019 diharapkan dapat mendorong berbagai program
produktif untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sampang.
32 35
28
20
28 31 32
20
31 33
23 20
46 50
37
23
54
41
33 35
-
10
20
30
40
50
60
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Total Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial
Tw I Tw II Tw III Tw IV%%
52
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur (diolah)
Grafik 2.20 Pagu Anggaran Dana Desa Tahun 2018 dan 2019 di Jawa Timur
Pada triwulan IV 2019, secara kumulatif realisasi penyaluran dana desa di Jawa Timur mencapai 99,88%,
meningkat sedikit dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 99,81%. Pada tahun 2019, Pagu Anggaran
Dana Desa sebesar Rp7,44 triliun, meningkat 17,37% dibandingkan tahun 2018. Secara spasial, hampir
seluruh daerah menyalurkan Dana Desa sesuai dengan pagu anggaran kecuali Kabupaten Nganjuk
(99,76%), Kabupaten Blitar (99,85%), Kabupaten Magetan (99,84%), Kabupaten Situbondo (99,76%),
Kabupaten Banyuwangi (99,60%), Kabupaten Lumajang (99,60%), Kabupaten Mojokerto (99,44%),
Kabupaten Sidoarjo (98,96%, serta Kabupaten Pasuruan (99,68%). Hal ini mencerminkan tingginya
komitmen daerah untuk meningkatkan pemberdayaan desa dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat.
Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur (diolah)
Grafik 2.21 Persentase Realisasi Penyaluran Dana Desa Triwulan III dan IV 2019 di Jawa Timur
PERKEMBANGANINFLASIIII
BABBAB
54
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
3.1. KONDISI UMUM
Inflasi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi
Jawa Timur pada triwulan IV 2019 sebesar 2,12% (yoy), menurun dibandingkan triwulan III 2019 yang
sebesar 2,45% (yoy). Penurunan inflasi pada periode laporan disebabkan oleh kelompok Pengeluaran
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan, kelompok Bahan Makanan, serta kelompok Perumahan, Air,
Listrik, Gas dan Bahan Bakar. Perkembangan inflasi IHK Jawa Timur ke depan diprakirakan tetap terkendali
dan berada pada kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% ± 1%. Hal ini sejalan dengan minimnya
kenaikan tiket pesawat pada periode libur Natal dan Tahun Baru akibat penurunan Tarif Batas Atas (TBA)
oleh Kementrian Perhubungan. Lebih lanjut, penguatan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat melalui TPID, dan forum-forum yang ada akan terus dilakukan.
Hal tersebut perlu dilakukan mengingat pengendalian harga memerlukan kerjasama dan harmonisasi
langkah kebijakan dari tingkat pusat hingga daerah, serta komitmen yang kuat dalam implementasi
kebijakan yang telah diputuskan. Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan inflasi Jawa Timur tahun
2020 tetap terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% ± 1%.
3.2. KINERJA INFLASI JAWA TIMUR
3.2.1. Perkembangan Inflasi Triwulan IV 2019
Inflasi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan
dengan kebijakan penurunan Tarif Batas Atas angkutan udara dan penurunan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM). Pada triwulan IV 2019 inflasi Jawa Timur sebesar 2,12% (yoy), menurun dibandingkan
triwulan sebelumnya yang sebesar 2,45% (yoy). Dibandingkan triwulan sebelumnya, 5 (lima) kelompok
pengeluaran mengalami inflasi yang lebih rendah yaitu kelompok Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan,
kelompok Bahan Makanan, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar, kelompok Sandang,
serta kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga. Penurunan inflasi ini didukung oleh cukup terjaganya
pasokan bahan makanan serta terkendalinya peningkatan tarif angkutan udara. Sementara kelompok
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau mengalami peningkatan inflasi mengantisipasi dampak
kebijakan kenaikan cukai rokok yang diberlakukan oleh pemerintah mulai 1 Januari 2020. Realisasi inflasi
pada triwulan IV 2019 tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 2,72% (yoy) dan
rata-rata inflasi Jawa Timur pada triwulan IV selama 3 tahun terakhir yang sebesar 3,01% (yoy).
Sumber: BPS, diolah
Grafik 3.1 Inflasi Jawa Timur dan Nasional
Sumber: BPS, diolah
Grafik 3.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran
55
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber: BPS, diolah
Grafik 3.3 Laju Inflasi Kumulatif Jawa Timur
3.2.2. Analisis Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa
Inflasi kelompok Bahan Makanan pada periode laporan mengalami penurunan. Inflasi kelompok
Bahan Makanan pada triwulan IV 2019 sebesar 2,62% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya
yang sebesar 2,82% (yoy). Penyumbang utama penurunan inflasi pada kelompok ini adalah inflasi
subkelompok daging dan hasil-hasilnya serta padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya.
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah
Grafik 3.4 Inflasi Bahan Makanan Grafik 3.5 Inflasi Bahan Makanan Subkelompok Daging
dan Hasil-Hasilnya
Deselerasi inflasi subkelompok daging dan hasil-hasilnya terutama terjadi pada komoditas daging
ayam ras. Komoditas ini menjadi penahan terbesar inflasi subkelompok daging dan hasil-hasilnya pada
triwulan ini yaitu deflasi 0,05% (yoy) lebih dalam dari triwulan sebelumnya sebesar deflasi 0,01% (yoy).
Penurunan harga komoditas daging ayam ras
terjadi akibat pasokan ayam yang berlebih. Selama
ini Indonesia mengimpor Grand Parent Stock (GPS)
sebanyak 707ribu ekor/tahun atau senilai Rp415
miliar/tahun. Impor GPS dilakukan dalam bentuk
telur dan kelebihan pasokan telah terjadi sejak
pertengahan tahun. Pemerintah telah berupaya
mengurangi pasokan melalui Surat Edaran Ditjen
PKH Nomor: 095009/SE/PK.010/F/09/2019 tanggal
2 September 2019 tentang Pengurangan Day Old
Chicken (DOC) Final Stock (FS) tahun 2019.
Sumber: BPS, diolah
Grafik 3.6 Sumbangan Inflasi Subkelompok Daging dan
Hasil-Hasilnya
56
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Hal ini dilakukan untuk mempercepat berkurangnya produksi DOC FS dengan harapan peternak mandiri
menikmati harga HPP yang stabil sesuai Permendag Nomor 96 Tahun 2018. Namun demikian, pasokan
masih berlimpah sampai dengan akhir tahun dan tidak diimbangi dengan adanya peningkatan konsumsi.
Untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan, Kementrian Pertanian sedang melakukan kajian terkait solusi
jangka panjang disparitas harga ayam. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah kewajiban melakukan
analisis kebutuhan bagi perusahaan pembibit ayam atau integrator sebelum mengajukan impor bibit induk
ayam (GPS) maupun ayam broiler komersial (FS).
Penurunan inflasi pada kelompok bahan makanan pada sub kelompok bumbu-bumbuan, terjadi
pada cabai rawit dan cabai merah. Pada periode laporan, cabai rawit mengalami penurunan inflasi dari
146,64% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 65,37% (yoy). Demikian pula dengan cabai merah, dari
inflasi 30,39% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 2,19% (yoy) pada triwulan IV 2019. Harga cabai
mengalami penurunan seiring dengan melimpahnya stok di pasar karena sudah memasuki masa panen.
Penurunan inflasi yang lebih dalam pada kelompok ini tertahan oleh peningkatan inflasi bawang putih dan
bawang merah. Bawang merah mengalami peningkatan dari deflasi 1,81% (yoy) pada triwulan III 2019
menjadi 18,96% (yoy) pada triwulan IV 2019. Hal ini disebabkan oleh intensitas hujan yang cukup tinggi
sehingga komoditas bawang merah cepat busuk. Bawang putih juga menjadi komoditas penyumbang
inflasi, karena faktor kebijakan impor pemerintah yang mempengaruhi realisasi impor bawang putih
sehingga berdampak pada keterbatasan stok di pasar.
Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau mengalami peningkatan yang
terjadi pada seluruh subkelompok. Inflasi kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
pada triwulan IV 2019 sebesar 2,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (2,46%, yoy).
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan peningkatan inflasi adalah rokok dan gula pasir. Rokok
mulai mengalami peningkatan seiring dengan antisipasi kebijakan kenaikan cukai rokok yang diberlakukan
oleh pemerintah mulai 1 Januari 2020 namun mulai mempengaruhi pembentukan harga rokok pada
triwulan IV 2019. Sementara gula pasir mengalami peningkatan inflasi akibat adanya disparitas harga
antara Jawa Timur dan Lampung yang mendorong distributor yang awalnya mengambil pasokan di daerah
Lampung beralih ke Jawa Timur. Kondisi ini ditambah dengan adanya penurunan kapasitas produksi tebu
di Jawa Timur sehingga menyebabkan terjadinya keterbatasan stok gula di Jawa Timur disertai tingginya
Harga Pokok Produksi (HPP) gula pasir di tingkat petani.
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah
Grafik 3.6 Inflasi Makanan Jadi, Minuman, Rokok
dan Tembakau
Grafik 3.7 Sumbangan Inflasi
Inflasi kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar menjadi salah satu kontributor
penahan laju inflasi tahunan Jawa Timur terutama pada komponen sewa rumah dan kontrak rumah.
Pada triwulan IV 2019, inflasi kelompok ini menunjukkan tren menurun, dari 1,15% (yoy) pada triwulan III
57
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
2019 menjadi 1,09% (yoy) pada periode laporan. Penurunan laju inflasi terjadi pada subkelompok biaya
tempat tinggal (dari 1,50% menjadi 1,48%-yoy) dan terjadi sejak awal tahun 2019. Hal ini terkonfirmasi
pula dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Jawa Timur, dimana pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Surabaya
mengalami penurunan dari 2,26% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 2,05% (yoy) pada periode ini.
Adanya kebijakan penambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) juga diindikasikan
mengurangi kebutuhan biaya tempat tinggal sehingga mengurangi tekanan inflasi subsektor tersebut.43
Selain subkelompok biaya tempat tinggal, inflasi subkelompok perlengkapan rumah tangga juga menurun,
dari 1,91% (yoy) di triwulan III 2019 menjadi 1,13% (yoy). Pergerakan harga barang-barang terutama
barang elektronik seperti Air Conditioner (AC), blender, kipas angin, kulkas menurun sejalan dengan
promo pelaku usaha di sektor perdagangan guna menghabiskan stok yang dimiliki sehubungan dengan
pergantian model dan teknologi baru pada periode tahun mendatang. Hal ini tercermin dari pertumbuhan
Indeks Penjualan Riil kategori perlengkapan rumah tangga lainnya yang menurun dari 64,2% (yoy) pada
triwulan III 2019 menjadi 17,5% (yoy) pada periode laporan. Disisi lain, tarif terkait perumahan lainnya,
yaitu tarif listrik dan tarif air minum pam terpantau stabil.
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, Bank Indonesia, diolah
Grafik 3.8 Inflasi Perumahan, Air, Listrik, Gas
dan Bahan Bakar
Grafik 3.9 Inflasi Besi Beton dan Kontrak
Rumah
Inflasi Kelompok Pengeluaran Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami penurunan
pada peridoe laporan. Pada triwulan IV 2019, inflasi kelompok ini sebesar 0,92% (yoy), lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,42% (yoy). Laju inflasi pada subkelompok transpor
tertahan oleh menurunnya inflasi angkutan udara. Inflasi angkutan udara mengalami penurunan cukup
dalam dari 23,79% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 3,03% (yoy) pada triwulan IV 2019 sejalan
dengan adanya Kemenhub No.106 Tahun 2019 mengenai Penurunan Tarif Batas Atas tiket pesawat pada
semester I 2019 yang berdampak pada harga tiket sepanjang tahun 2019. Penurunan inflasi yang lebih
dalam juga terjadi pada bensin yakni dari deflasi 0,06% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi deflasi 2,51%
(yoy) pada periode laporan. Penurunan inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh penurunan harga BBM
pada Januari dan Februari 2019 yang dampaknya berlanjut sampai dengan akhir tahun 2019 sejalan
dengan tren penurunan harga minyak dunia.
43 Sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Oktober 2019 terkait penambahan dana Fasilitias Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP) Tahun 2019, Pemerintah melakukan penambahan kuota penyaluran FLPP Tahun 2019 sebesar Rp2
triliun. Kebijakan tersebut dikeluarkan dalam rangka mendukung program pengembangan perumahan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR). Hal ini juga terkonfirmasi dari peningkatan kredit real estate perumahan sederhana dari 28,29% (yoy) pada triwulan
III 2019 menjadi 50,39% (yoy) pada triwulan IV 2019.
58
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber: BPS, diolah Sumber: Bloomberg dan BPS, Diolah
Grafik 3.10 Inflasi Transpor, Angkutan Udara,
dan Bensin
Grafik 3.11 Harga BBM Nonsubsidi dan Minyak
Internasional
3.2.3. Analisis Inflasi Menurut Disagregasi Inflasi
Berdasarkan disagregasinya, pada triwulan IV 2019 kelompok inflasi volatile food, kelompok core
dan administered prices seluruhnya mengalami penurunan tekanan inflasi dibandingkan triwulan III
2019. Capaian inflasi ketiga kelompok disagregasi tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata
inflasi 5 (lima) tahun terakhir. Inflasi volatile food pada triwulan IV 2019 tercatat 2,44% (yoy), lebih
rendah dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar 2,63% (yoy). Deselerasi Inflasi volatile food pada
triwulan IV 2019 terutama bersumber dari penurunan harga daging ayam ras. Penurunan harga daging
ayam ras disebabkan oleh kelebihan stok akibat impor Grand Parent Stock (GPS) dilakukan dalam bentuk
telur dan kelebihan pasokan telah terjadi semenjak pertengahan tahun dan berlanjut hingga akhir tahun.
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 3.12 Perbandingan Disagregasi
Inflasi Jawa Timur & Rata-Ratanya (yoy)
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 3.13 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Tahunan (yoy)
Penurunan inflasi core, yakni dari 2,52% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 2,47% (yoy) pada triwulan
IV 2019 terutama disebabkan oleh penurunan tekanan inflasi sewa rumah akibat adanya pergeseran
menjadi kepemilikan rumah seiring dengan adanya Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Inflasi kelompok administered price juga terpantau sedikit menurun, yakni dari 1,91% (yoy) pada triwulan
III 2019 menjadi 0,61% (yoy) pada periode laporan. Penurunan inflasi kelompok ini terutama disebabkan
oleh penurunan harga BBM pada bulan Januari Februari 2019 yang dampaknya berlanjut sampai dengan
akhir tahun sejalan dengan tren penurunan harga minyak dunia.
3.2.4. Inflasi Jawa Timur di Sepanjang Tahun 2019
Pencapaian inflasi Jawa Timur di sepanjang tahun 2019 masih terjaga. Untuk keseluruhan tahun,
inflasi Jawa Timur pada tahun 2019 sebesar 2,12% (yoy) lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar 2,86% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi pada tahun 2019 ditopang oleh perlambatan inflasi
59
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
pada kelompok Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan dari 2,86% (yoy) pada tahun 2018 menjadi 0,92%
(yoy) pada tahun 2019. Penurunan inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh penurunan harga BBM pada
Januari dan Februari 2019 seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia serta penurunan Tarif Batas
Atas (TBA) tiket pesawat oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub No.106 Tahun 2019) pada semester
I 2019. Penurunan inflasi pada tahun 2019 juga disebabkan oleh penurunan inflasi kelompok Rumah, Air,
Listrik, Gas, Bahan Bakar dari 2,50% (yoy) pada tahun 2018 (yoy) menjadi 1,09% (yoy) pada tahun 2019.
Disamping penurunan harga BBM, penurunan inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh penurunan tarif
listrik untuk rumah tangga dengan daya 900VA pada triwulan I 2019 dari Rp1.352,00 per kWh menjadi
Rp1.300,00 per kWh. Insentif ini diberikan sebagai dampak dari penurunan harga minyak yakni
Indonesian Crude Price (ICP) yang selama triwulan I 2019 menurun dari 62,98 USD/barrel menjadi 56,55
USD/barrel.
Dari sisi volatile food, penurunan inflasi terjadi pada kelompok bahan makanan yakni dari 3,60%
(yoy) pada tahun 2018 menjadi 2,62% (yoy) pada tahun 2019 yang disebabkan oleh menurunnya harga
beberapa komoditas antara lain daging ayam ras dan telur ayam ras akibat melimpahnya pasokan
semenjak pertengahan tahun 2019. Pemerintah telah berupaya melakukan pengurangan pasokan melalui
Surat Edaran Ditjen PKH Nomor: 095009/SE/PK.010/F/09/2019 tanggal 2 September 2019 tentang
Pengurangan Day Old Chicken (DOC) Final Stock (FS) tahun 2019. Namun demikian, pasokan masih
berlimpah sampai dengan akhir tahun dan tidak diimbangi dengan adanya peningkatan konsumsi.
Penurunan inflasi yang lebih dalam tertahan oleh
meningkatnya inflasi kelompok bumbu-bumbuan
yakni bawang putih dari deflasi 2,93% (yoy) pada
tahun 2018 menjadi 30,48% (yoy) pada tahun
2019. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian
kebijakan impor sehinggga pedagang besar
banyak yang mulai menahan pasokan bawang
putih yang dimiliki pada akhir tahun 2019. Hal
serupa juga terjadi pada cabai rawit dan cabai
merah.44
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 3.14 Perkembangan Inflasi per Kelompok
Meningkatnya harga cabai merupakan efek domino dari harga yang sempat jatuh di awal tahun 2019.
Dengan rendahnya harga tersebut, banyak petani yang tidak sanggup membayar biaya karyawan dan
transportasi. Kondisi ini menyebabkan petani tidak mau memanen cabai karena akan meningkatkan
kerugian. Selain itu, setelah ditanami cabai lahan harus diselingi dengan tanaman lain, seperti jagung atau
lainnya, agar bisa kembali ditanami pohon cabai sehingga mengakibatkan produksi cabai berkurang. Lebih
lanjut, juga terjadi gagal panen di beberapa daerah penghasil cabai di Jawa Timur pada triwulan III 2019
karena musim kemarau pada tahun 2019 yang lebih panjang dari tahun sebelumnya. Musim kemarau
tahun 2019 telah dimulai pada bulan Maret 2019, sementara pola tahunannya baru dimulai sekitar bulan
Mei.
44 Inflasi cabai rawit pada tahun 2019 meningkat dibandingkan tahun 2018 yakni dari 16,05% (yoy) menjadi 65,37% (yoy).
Demikian pula dengan inflasi cabai merah, yaitu meningkat dari deflasi 2,52% (yoy) menjadi 2,19% (yoy).
60
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
3.3. ANALISIS INFLASI SPASIAL JAWA TIMUR
Pada triwulan IV 2019, secara tahunan inflasi Kabupaten/Kota di Jawa Timur mengalami penurunan
dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan disebabkan oleh turunnya harga bahan makanan
khususnya cabai rawit yang telah memasuki musim panen raya di daerah sentra cabai Jawa Timur
antara lain Kediri, Banyuwangi dan Blitar.
Dari 8 (delapan) kota di Jawa Timur yang dihitung inflasinya oleh BPS, hanya terdapat 2 (dua) kota
yang mengalami peningkatan inflasi pada triwulan IV yakni Kediri dan Sumenep. Inflasi di Sumenep
dipicu oleh adanya Pilkades serentak yang dilaksanakan pada bulan November 2019. Dari 6 (enam)
kota yang mengalami penurunan inflasi tersebut, terdapat 3 (tiga) kota yang mengalami inflasi lebih tinggi
dibandingkan inflasi Jawa Timur yaitu Banyuwangi sebesar 2,32% (yoy), Surabaya 2,21% (yoy) dan
Madiun 2,20% (yoy).
Meskipun turun, pencapaian inflasi Banyuwangi yang lebih tinggi daripada Jawa Timur didorong oleh
kelompok Sandang. Pada akhir tahun 2019, terdapat event-event pariwisata berkelas Nasional maupun
Internasional di yaitu diantaranya adalah Festival Gandrung Sewu, Festival Lembah Ijen serta Banyuwangi
Award 2019 yang menjadi puncak acara dan dilaksanakan bersamaan dengan hari jadi kota Banyuwangi.
Hal tersebut mendorong peningkatan konsumsi di Banyuwangi, diantaranya konsumsi sandang.
Tabel 3. 1 Inflasi Tw III 2019 dan Tw IV 2019 Jawa Timur (yoy)
Sumber: BPS (diolah)
Tabel 3. 2 Inflasi 8 kota di Jawa Timur per Kelompok Barang dan Jasa Tw IV 2019 (%yoy)
Sumber: BPS (diolah)
Sementara itu, turunnya tekanan inflasi di kota Surabaya disebabkan oleh kelompok Kesehatan yang
karena naiknya tarif BPJS yang justru mendorong masyarakat beralih ke kelas dan fasilitas yang lebih
rendah. Kelompok Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan turut mempengaruhi turunnya inflasi kota
Surabaya seiring dengan kebijakan pemerintah dalam menetapkan tarif batas atas (TBA) harga tiket
pesawat yang turun sebesar 15% di bulan Oktober 2019. Penurunan inflasi yang lebih dalam tertahan
oleh peningkatan inflasi pada kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga, dan kelompok Makanan
Minuman, Rokok dan Tembakau. Tingginya inflasi kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga di kota
Surabaya akibat telah dimulainya pendaftaran sekolah tahun ajaran 2020/2021 sejak bulan Oktober 2019
terutama untuk sekolah-sekolah swasta. Sedangkan untuk kelompok sandang yang juga menjadi
akselerator inflasi khususnya di kota Surabaya didorong oleh naiknya konsumsi masyarakat jelang Hari
Raya Natal dan Tahun Baru.
Jawa Timur Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun Banyuwangi
TW III 2019 2.45 2.43 2.81 1.52 2.17 2.00 2.55 2.42 2.80
TW IV 2019 2.12 2.21 1.93 1.83 2.04 2.04 1.99 2.20 2.32
Wilayah
Inflasi YOY
Kelompok Barang Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun Banyuwangi
Umum 2.12 2.21 1.93 1.83 2.04 2.04 1.99 2.20 2.32
Bahan Makanan 2.62 2.49 3.07 4.32 2.03 4.24 3.75 2.46 -0.06
Mamin, Rokok & Tembakau 2.89 2.97 3.02 2.86 2.17 2.43 1.71 4.21 2.56
Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 1.09 1.11 1.15 0.48 1.79 0.34 0.78 0.40 1.36
Sandang 4.98 4.99 4.15 1.67 6.20 4.00 4.83 3.37 10.63
Kesehatan 2.32 2.42 1.20 1.46 3.16 1.60 4.51 2.20 3.28
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 2.62 3.34 0.85 1.17 4.20 2.11 0.35 3.07 2.86
Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan 0.92 0.99 1.02 0.30 -0.15 -0.23 0.26 1.42 2.34
61
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 3.15 Disagregasi Inflasi Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Sementara itu, bagi 30 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang tidak menjadi basis perhitungan inflasi,
perkembangan, dan perubahan harga komoditas pangan utama dipantau melalui Sistem Informasi
Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok (SISKAPERBAPO) yang diperoleh melalui situs
www.siskaperbapo.com45
. Sampai dengan akhir triwulan IV 2019, terlihat bahwa pergerakan harga
komoditas di Jawa Timur masih cenderung divergen. Komoditas dengan simpangan capaian inflasi antar
kabupaten/kota tertinggi adalah komoditas hortikultura yaitu bawang merah, cabai merah serta cabai
rawit.46
Simpangan capaian inflasi triwulan IV 2019 cenderung lebih rendah dibandingkan simpangan
pada triwulan III 2019, kecuali pada komoditas bawang merah yang memiliki simpangan jauh lebih tinggi
daripada triwulan IV 2019. Hal ini disebabkan oleh musim kemarau yang cukup panjang sehingga
mempengaruhi produktivitas komoditas hortikultura pada sentra produksi. Tingkat harga pada daerah
sentra produksi cenderung memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan harga pada daerah bukan
sentra produksi. Hal ini antara lain karena faktor perdagangan antar wilayah, dimana umumnya daerah
sentra memenuhi permintaan daerah di sekitarnya yang memiliki aktivitas perdagangan dan permintaan
konsumsi lebih tinggi.
Sumber: SISKAPERBAPO (diolah)
Grafik 3.16 Tingkat Harga Bawang Merah
45 Situs www.siskaperbapo.com merupakan situs yang dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dan
menyediakan data perkembangan harga bahan pokok di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur secara harian.
46 Simpangan pergerakan harga tiga (3) komoditas dengan simpangan tertinggi yakni bawang merah (20,10%), cabai merah
(13,24%) dan cabai rawit (4,87%).
62
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber: SISKAPERBAPO (diolah)
Grafik 3.17 Perubahan Harga Bawang Merah (qtq)
Secara umum, daerah perkotaan memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi dan memiliki persistensi
inflasi yang cenderung lebih tinggi serta lebih sensitif terhadap berbagai peringatan hari besar keagamaan
maupun hari libur lainnya, sehingga mendorong permintaan yang lebih tinggi. Selain itu beberapa kota
teridentifikasi memiliki sensitivitas lebih tinggi juga akibat pengaruh jarak kota dengan sentra produksi.
Pada triwulan IV 2019, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan memiliki
hargai cabai rawit tertinggi dari 30 Kabupaten/kota di Jawa Timur Sementara itu, Kabupaten Pamekasan
merupakan kabupaten yang memiliki disparitas harga cabai rawit tertinggi secara qtq pada triwulan
laporan. Untuk komoditas bawang merah, Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Pasuruan
tercatat memiliki harga tertinggi pada periode laporan, sementara perubahan harga tertinggi secara qtq
terjadi di Kabupaten Malang.
ntuk komoditas beras, terdapat 3 (tiga) kabupaten yang memiliki harga tertinggi yaitu Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pacitan. Tingginya harga beras di kabupaten tersebut
disebabkan oleh terjadinya musim kemarau panjang yang mengakibatkan kurangnya pasokan yang masuk
ke 3 (tiga) daerah tersebut.
Sumber: SISKAPERBAPO (diolah)
Grafik 3.18 Tingkat Harga Beras
63
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel 3. 3 Tingkat Harga dan Perubahan Harga (qtq) Cabai Merah dan Cabai Rawit
Sumber: SISKAPERBAPO (diolah)
Sumber: SISKAPERBAPO (diolah)
Grafik 3.19 Perubahan Harga Beras (qtq)
Sep-19 Des-19 Sep-19 Des-19 Sep-19 Des-19 Sep-19 Des-19
1 Kabupaten Ngawi 36.333 33.935 -19,20 -6,60 1 Kabupaten Magetan 54.378 36.505 137,12 -32,87
2 Kabupaten Pamekasan 25.067 29.694 -50,39 18,46 2 Kabupaten Ngawi 55.389 35.957 144,80 -35,08
3 Kabupaten Magetan 31.867 29.301 -25,10 -8,05 3 Kota Madiun 52.722 34.290 134,61 -34,96
4 Kabupaten Pacitan 31.256 28.022 -21,49 -10,35 4 Kota Kediri 52.800 33.677 179,28 -36,22
5 Kabupaten Trenggalek 28.483 27.355 -39,59 -3,96 5 Kabupaten Bojonegoro 53.067 33.484 299,51 -36,90
6 Kota Kediri 25.800 27.226 -43,33 5,53 6 Kabupaten Madiun 49.592 33.411 141,71 -32,63
7 Kabupaten Lamongan 28.408 27.000 -16,32 -4,96 7 Kabupaten Pamekasan 45.450 33.097 207,78 -27,18
8 Kabupaten Probolinggo 30.322 26.634 -15,46 -12,16 8 Kabupaten Gresik 55.022 32.591 197,79 -40,77
9 Kota Madiun 25.578 26.570 -42,43 3,88 9 Kabupaten Pacitan 52.489 32.376 154,17 -38,32
10 Kabupaten Madiun 29.350 26.226 -35,89 -10,64 10 Kota Surabaya 51.107 32.303 150,52 -36,79
11 Kabupaten Bojonegoro 26.050 26.065 -43,82 0,06 11 Kabupaten Pasuruan 52.472 32.295 177,54 -38,45
12 Kabupaten Kediri 23.444 25.688 -46,49 9,57 12 Kabupaten Ponorogo 52.633 32.000 178,23 -39,20
13 Kota Surabaya 22.833 25.684 -51,27 12,49 13 Kota Malang 55.687 31.832 209,72 -42,84
14 Kabupaten Sumenep 18.450 25.597 -62,00 38,74 14 Kabupaten Lamongan 48.183 31.750 302,63 -34,11
15 Kabupaten Gresik 22.978 25.355 -48,43 10,34 15 Kabupaten Sidoarjo 48.917 31.387 182,76 -35,84
16 Kota Malang 27.167 25.071 -36,15 -7,72 16 Kabupaten Malang 52.627 31.284 225,10 -40,56
17 Kabupaten Nganjuk 23.689 25.070 -47,28 5,83 17 Kabupaten Banyuwangi 46.253 30.755 163,19 -33,51
18 Kota Mojokerto 22.600 25.000 -40,07 10,62 18 Kabupaten Tulungagung 47.300 30.710 188,73 -35,07
19 Kabupaten Pasuruan 22.792 24.938 -48,28 9,42 19 Kabupaten Jombang 50.706 30.694 212,04 -39,47
20 Kabupaten Jombang 23.333 24.769 -43,93 6,15 20 Kabupaten Sampang 48.200 30.621 240,23 -36,47
21 Kabupaten Blitar 23.133 24.726 -43,39 6,89 21 Kabupaten Probolinggo 55.789 30.559 250,87 -45,22
22 Kabupaten Tulungagung 27.078 24.376 -39,81 -9,98 22 Kabupaten Blitar 46.883 30.484 205,77 -34,98
23 Kota Blitar 20.267 24.113 -48,28 18,98 23 Kota Pasuruan 56.133 30.484 176,14 -45,69
24 Kota Batu 37.750 24.000 -4,15 -36,42 24 Kabupaten Trenggalek 48.150 30.371 155,70 -36,92
25 Kabupaten Tuban 26.589 23.710 -30,60 -10,83 25 Kabupaten Kediri 52.078 30.226 212,26 -41,96
26 Kota Pasuruan 20.267 23.645 -54,65 16,67 26 Kabupaten Nganjuk 46.733 30.075 160,92 -35,65
27 Kabupaten Sidoarjo 23.050 23.210 -48,38 0,69 27 Kabupaten Sumenep 45.250 29.903 201,67 -33,92
28 Kabupaten Malang 23.773 23.135 -42,80 -2,68 28 Kabupaten Mojokerto 50.383 29.831 211,81 -40,79
29 Kabupaten Mojokerto 21.083 23.129 -53,71 9,70 29 Kabupaten Lumajang 45.711 29.667 131,54 -35,10
30 Kabupaten Sampang 23.783 22.871 -54,18 -3,83 30 Kota Blitar 46.267 29.548 209,83 -36,14
31 Kabupaten Bondowoso 21.928 22.511 -45,42 2,66 31 Kota Mojokerto 41.417 29.226 116,63 -29,43
32 Kabupaten Bangkalan 21.156 22.484 -54,06 6,28 32 Kota Batu 52.350 29.169 299,50 -44,28
33 Kota Probolinggo 21.589 22.172 -46,29 2,70 33 Kabupaten Tuban 53.256 29.032 354,17 -45,49
34 Kabupaten Ponorogo 25.217 22.065 -43,77 -12,50 34 Kabupaten Jember 47.367 28.849 184,01 -39,09
35 Kabupaten Jember 19.578 21.826 -50,60 11,48 35 Kabupaten Bangkalan 50.267 28.548 180,99 -43,21
36 Kabupaten Banyuwangi 18.825 20.548 -47,32 9,15 36 Kabupaten Situbondo 48.756 28.070 236,11 -42,43
37 Kabupaten Situbondo 21.422 18.978 -42,80 -11,41 37 Kabupaten Bondowoso 48.760 26.406 228,68 -45,84
38 Kabupaten Lumajang 24.544 18.022 9,33 -26,57 38 Kota Probolinggo 50.356 24.903 182,72 -50,55
Jawa Timur Jawa Timur24.756 0,99 30.597 -38,26
Komoditas Cabai Rawit
Tingkat Harga (Rp) Perubahan Harga (%, qtq) Tingkat Harga (Rp) Perubahan Harga (%, qtq)No Kab / Kota
Komoditas Cabai Merah
No Kab / Kota
64
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel 3. 4 Tingkat Harga dan Perubahan Harga (qtq) Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras
Sumber: SISKAPERBAPO (diolah)
3.4. AKTIVITAS PENGENDALIAN INFLASI DAERAH
Empat program pengendalian inflasi dari TPID Jawa Timur periode 2019-2021 dikenal dengan
strategi roadmap 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi,
Komunikasi Efektif) menjadi dasar pelaksanaan kegiatan pengendalian inflasi TPID Provinsi serta
Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Adapun berbagai program dan upaya pengendalian inflasi yang telah dilakukan TPID Jawa Timur selama
periode laporan, antara lain:
Tabel 3. 5 Upaya Pengendalian Inflasi TPID di Jawa Timur
No Kegiatan
Keterjangkauan Harga
1 Program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Beras Medium (KPSA)
2 Optimalisasi pasar murah / operasi pasar mandiri 10 komoditas bahan makanan pangan strategis,
Sep-19 Des-19 Sep-19 Des-19 Sep-19 Des-19 Sep-19 Des-19
1 Kabupaten Pamekasan 35.567 37.774 -3,53 6,21 1 Kabupaten Pamekasan 21.550 25.355 -1,52 17,66
2 Kabupaten Lamongan 35.342 35.512 -2,46 0,48 2 Kabupaten Lamongan 21.583 25.254 -0,92 17,01
3 Kota Pasuruan 33.783 35.500 -5,39 5,08 3 Kabupaten Sumenep 22.150 25.081 0,53 13,23
4 Kabupaten Sumenep 32.833 35.194 -3,20 7,19 4 Kota Probolinggo 20.533 24.710 -5,76 20,34
5 Kabupaten Sampang 33.583 35.113 -2,75 4,56 5 Kota Surabaya 20.690 24.626 -4,71 19,02
6 Kabupaten Pacitan 32.644 34.720 -6,08 6,36 6 Kabupaten Sampang 21.058 24.556 -4,82 16,61
7 Kabupaten Gresik 32.967 34.409 -7,40 4,37 7 Kabupaten Bangkalan 22.133 24.543 -0,45 10,89
8 Kabupaten Bangkalan 32.344 34.215 -3,80 5,78 8 Kabupaten Pasuruan 20.866 24.446 -3,63 17,16
9 Kabupaten Pasuruan 33.116 33.687 -0,17 1,72 9 Kabupaten Madiun 21.063 24.343 -3,23 15,57
10 Kota Malang 31.387 33.510 -3,96 6,76 10 Kabupaten Ngawi 20.739 24.323 -2,99 17,28
11 Kota Batu 28.500 32.702 -8,53 14,74 11 Kabupaten Sidoarjo 21.542 24.306 -0,92 12,83
12 Kabupaten Ngawi 28.578 32.618 -2,54 14,14 12 Kabupaten Blitar 20.567 24.274 -0,88 18,02
13 Kabupaten Sidoarjo 29.267 32.274 -4,10 10,27 13 Kabupaten Malang 20.513 24.045 -2,81 17,22
14 Kabupaten Bojonegoro 30.000 32.048 -8,35 6,83 14 Kota Pasuruan 21.858 24.040 -0,65 9,98
15 Kabupaten Tuban 29.922 31.914 -5,55 6,66 15 Kabupaten Mojokerto 21.079 23.879 -2,96 13,28
16 Kota Probolinggo 28.067 31.796 -5,46 13,29 16 Kota Blitar 21.500 23.750 -1,68 10,47
17 Kabupaten Ponorogo 29.300 31.774 -3,19 8,44 17 Kabupaten Pacitan 20.389 23.688 -4,44 16,18
18 Kabupaten Malang 28.320 31.755 -7,25 12,13 18 Kabupaten Jember 19.444 23.656 -6,87 21,66
19 Kota Surabaya 28.357 31.677 -2,39 11,71 19 Kabupaten Nganjuk 21.694 23.640 3,03 8,97
20 Kota Madiun 28.344 31.581 -4,57 11,42 20 Kabupaten Gresik 21.483 23.624 -3,49 9,97
21 Kabupaten Nganjuk 28.656 31.516 -4,41 9,98 21 Kota Malang 21.203 23.561 -3,27 11,12
22 Kabupaten Mojokerto 28.600 31.444 -4,75 9,94 22 Kabupaten Jombang 20.236 23.522 -3,82 16,24
23 Kota Blitar 26.883 31.339 -6,11 16,58 23 Kabupaten Banyuwangi 20.097 23.503 -6,14 16,95
24 Kota Kediri 26.767 31.204 -10,61 16,58 24 Kabupaten Magetan 19.633 23.473 -5,66 19,56
25 Kabupaten Jombang 27.739 31.161 -7,86 12,34 25 Kabupaten Tulungagung 20.292 23.452 -3,83 15,57
26 Kabupaten Blitar 25.633 31.065 -5,00 21,19 26 Kota Madiun 20.106 23.430 -3,85 16,53
27 Kabupaten Magetan 27.944 30.935 -5,56 10,70 27 Kabupaten Tuban 20.478 23.376 -1,62 14,15
28 Kabupaten Lumajang 29.000 30.892 -2,97 6,52 28 Kota Batu 21.371 23.331 -0,23 9,17
29 Kabupaten Banyuwangi 27.767 30.890 -6,33 11,25 29 Kabupaten Situbondo 21.333 23.296 -2,71 9,20
30 Kabupaten Jember 25.144 30.710 -2,25 22,14 30 Kabupaten Bojonegoro 19.967 23.258 -5,45 16,48
31 Kota Mojokerto 29.392 30.371 -8,51 3,33 31 Kabupaten Ponorogo 20.533 23.161 -3,22 12,80
32 Kabupaten Probolinggo 28.322 30.323 -6,94 7,07 32 Kabupaten Trenggalek 20.767 23.137 -3,37 11,41
33 Kabupaten Trenggalek 29.783 30.290 -5,68 1,70 33 Kota Kediri 19.483 22.978 -6,68 17,94
34 Kabupaten Bondowoso 26.790 30.286 -1,93 13,05 34 Kabupaten Lumajang 21.528 22.935 -0,47 6,54
35 Kabupaten Madiun 27.217 30.073 -3,20 10,49 35 Kota Mojokerto 21.758 22.935 -1,14 5,41
36 Kabupaten Tulungagung 27.089 29.796 -5,27 9,99 36 Kabupaten Bondowoso 19.954 22.587 -4,33 13,20
37 Kabupaten Situbondo 25.356 29.108 -1,83 14,80 37 Kabupaten Probolinggo 21.156 22.333 -1,47 5,56
38 Kabupaten Kediri 25.622 29.065 -7,09 13,44 38 Kabupaten Kediri 20.117 21.543 -2,58 7,09
Jawa Timur Jawa Timur32.112 9,72 23.736 13,90
No Kab / Kota No Kab / Kota
Komoditas Telur Ayam Ras
Tingkat Harga (Rp) Perubahan Harga (%, qtq)Tingkat Harga (Rp) Perubahan Harga (%, qtq)
Komoditas Daging Ayam Ras
65
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
No Kegiatan
3 Penetrasi pasar di 8 Kabupaten/kota pemantauan IHK
4 Edukasi dan sosialisasi diversivikasi bahan pangan percepatan penganekaragaman konsumsi
pangan
Ketersediaan Pasokan
1 Peningkatan produktivitas komoditas padi > 6 Ton /HA
2 Menjaga kontinuitas pasokan dengan optimalisasi penggunaan kalender tanam
3 Tersedianya CPP (Cadangan Pangan Pemerintah) khusus beras menuju 1-1,5 juta ton
(mendukung kebijakan nasional)
4 Optimalisasi BUMDES dalam ketersediaan pasokan
5 Penataan agribisnis melalui cooperative farming
Kelancaran Distribusi
1 Penurunan disparitas harga antara provinsi dengan rata-rata nasional, termasuk antar waktu
2 Penguatan manajemen distribusi komoditas bahan pokok dan integrasi logistik
3 Peningkatan peran KPD dalam penguatan distribusi dan konektivitas
4 Operasional jembatan timbang di Jawa Timur
Komunikasi Efektif
1 High Level Meeting dan Rapat Koordinasi Wilayah terkait perkembangan inflasi dan penyusunan
roadmap pengendalian inflasi
2 Rapat Koordinasi Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur terkait perkembangan inflasi dan
penyusunan roadmap pengendalian inflasi
3 Peningkatan kualitas dan ketepatan waktu penyampaian data perkembangan harga (PIHPS dan
SISKAPERBAPO)
4 Terimplementasinya SIPAP (Sistem Informasi Perdagangan Antar Provinsi)
3.5. TRACKING INFLASI TRIWULAN I 2020
Inflasi Jawa Timur pada triwulan I 2020 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV 2019
namun masih dalam batas bawah sasaran inflasi 3,5+1% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi
diperkirakan bersumber dari kelompok bahan makanan yang didorong oleh terhambatnya impor
beberapa komoditas bumbu-bumbuan, sayur-sayuran, dan buah-buahan dari Tiongkok, akibat wabah
Corona virus yang menyebabkan peningkatan harga. Selain itu, faktor cuaca turut mempengaruhi
terjadinya penurunan produksi holtikultura. Pada triwulan I 2020, diperkirakan masa tanam padi juga
masih berlangsung dan baru akan memasuki masa panen pada awal April 2020. Dengan intensitas hujan
yang cukup tinggi, menurut BMKG, Jawa Timur memiliki potensi banjir yang diprakirakan berlangsung
pada bulan Februari-Maret 2020 yang dapat mengganggu proses produksi.
Upaya yang dilakukan sebagai penahan peningkatan laju inflasi kelompok bahan makanan antara lain
melalui Program Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan TPID Provinsi Jawa Timur seperti Gerai Stabilisasi
Pangan serta operasi pasar. Adapun kelompok barang konsumsi non pangan lainnya diperkirakan juga
mengalami kenaikan harga seiring penyesuaian harga awal tahun untuk barang konsumsi tahan lama.
Selain itu, Jawa Timur mengalami peningkatan UMK yang cukup tinggi pada triwulan I 2020 yakni sebesar
8,51%.
66
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : BMKG Jawa Timur
Gambar 1. Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir
Sumber : eia.forecastenergy
Grafik 3.20 Proyeksi Harga Minyak Dunia
Di sisi lain, peningkatan total inflasi pada triwulan I 2020 tertahan oleh kelompok energi yang diprediksi
akan menurun seiring penurunan harga minyak dunia akibat kenaikan produksi di AS yang mendorong
penurunan harga BBM domestik serta kembali normalnya permintaan masyarakat untuk transportasi
sejalan dengan berlalunya momen Natal dan Tahun Baru.
STABILITAS KEUANGAN, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKMIV
BAB
68
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
4.1. KONDISI UMUM
Stabilitas sistem keuangan Jawa Timur triwulan IV 2019 masih terjaga. Kinerja sektor korporasi
membaik dan sektor rumah tangga tumbuh namun melambat. Terjaganya kinerja korporasi tercermin
dari pertumbuhan kinerja industri pengolahan yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya (6,9%),
penurunan kontraksi ekspor luar negeri (-2,8%), serta penyaluran kredit korporasi yang tumbuh lebih
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,75%).
Kinerja sektor rumah tangga (RT) tumbuh namun sedikit melambat, tercermin dari konsumsi RT yang
tumbuh sementara likuiditas sektor RT di perbankan tumbuh melambat. Konsumsi RT tumbuh
(2,81%) didorong oleh peningkatan alokasi konsumsi dalam pengeluaran RT (dari 65,88% menjadi
69,31%). Eksposur kredit RT pada sektor perbankan melambat (dari 6,19% menjadi 5,70%), dipicu
perlambatan KPA dan KP Ruko/Rukan. Sementara itu, simpanan likuiditas sektor RT pada perbankan
mengalami perlambatan pertumbuhan (dari tumbuh 9,65% menjadi 8,45%) mengindikasikan sektor RT
menggunakan penghasilannya yang disimpan di perbankan untuk membiayai peningkatan konsumsi.
Intermediasi perbankan di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 membaik, didorong oleh pertumbuhan
penyaluran kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan DPK. Loan to deposit ratio (LDR) perbankan
di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai 101,67%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang sebesar 98,91%. Peningkatan LDR karena pertumbuhan kredit (secara qtq) yang lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan DPK. Meskipun intermediasi membaik, namun pertumbuhan penyaluran
kredit sedikit melambat pada triwulan ini. Risiko kredit juga membaik tercermin dari penurunan rasio NPL
(dari 3,34% menjadi 3,01%), sedangkan risiko likuiditas cenderung stabil, tercermin dari berkurangnya
dominasi DPK berjangka waktu pendek.
4.2. STABILITAS KEUANGAN DAERAH DI JAWA TIMUR
4.2.1.Asesmen Sektor Korporasi
4.2.1.1. Sumber-Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
Pada triwulan IV 2019, sumber kerentanan sektor korporasi Jawa masih diwarnai oleh kondisi struktural
neraca mereka seperti penggunaan bahan baku dan pembiayaan. Kerentanan korporasi tersebut
berpotensi menjadi sistemik secara sektoral jika terjadi common exposure terhadap gejolak baik eksternal
maupun domestik. Beberapa kondisi yang dapat menjadi sumber kerentanan korporasi di Jawa Timur
yaitu:
1. Ketergantungan Industri terhadap Bahan Baku Impor
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Masalah struktural pertama adalah masih rendahnya
kapasitas hulu dalam memproduksi bahan baku industri,
membuat bahan baku impor masih mendominasi
produksi industri di Jawa Timur. Hal ini tercermin dari
proporsi impor bahan baku yang mencapai 77% dari
total impor Jawa Timur. Angka tersebut juga
menunjukkan terintegrasinya korporasi Jatim dengan
global value chain terutama untuk korporasi yang juga
berorientasi ekspor.
Grafik 4.1 Komposisi Impor Jawa Timur
69
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Di lain sisi, ketergantungan impor bahan baku tersebut dapat berkontribusi terhadap kerentanan korporasi
secara sistemik jika terjadi depresiasi nilai tukar, jika korporasi importir tersebut menjual produknya di
pasar domestik dan tidak melakukan hedging transaksi impor tersebut secara kontraktual (currency
mismatch risk).
Beberapa risiko selain volatilitas nilai tukar adalah volatilitas harga baku input misalnya iron ore sebagai
bahan baku, kebijakan proteksionisme seperti safeguard, dan pelemahan permintaan negara mitra dagang
akibat penurunan daya beli atau kebijakan negara mitra dagang.
2. Struktur Biaya Korporasi
Kondisi padat karya ini dapat menjadi sumber kerentanan industri apabila tenaga kerja yang diperoleh
tidak mampu menyesuaikan diri dengan proses rantai bisnis secara optimal maupun perkembangan
teknologi. Hal utama lain yang terjadi adalah kenaikan UMR di Jawa Timur yang secara level sudah relatif
tinggi, ditambah dengan rencana kenaikan UMR di tahun 2020 sebesar 8,51%.
4.2.1.3. Kinerja Korporasi
Kinerja Korporasi Secara Umum
Kinerja korporasi pada triwulan IV 2019 mulai membaik, tercermin dari peningkatan pertumbuhan
lapangan usaha industri pengolahan dan membaiknya kinerja ekspor. Lapangan usaha industri
pengolahan pada PDRB Jawa Timur triwulan IV 2019 tumbuh 6,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
periode sebelumnya yang sebesar 6,34% (yoy).
Perbaikan kinerja korporasi pada triwulan IV 2019 lebih disebabkan oleh perbaikan kinerja ekspor.
Ekspor luar negeri Jawa Timur pada PDRB Jawa Timur terkontraksi 2,83% (yoy), mengalami sedikit
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,67% (yoy). Berdasarkan
komoditasnya, produk ekspor industri yang mengalami peningkatan penjualan antara lain lemak dan
minyak hewan/nabati, ikan dan udang, serta daging dan ikan olahan47
. Dari sisi impor barang,
peningkatan terlihat pada impor barang yang tumbuh mencapai 17% (yoy) setelah triwulan sebelumnya
mencatat kontraksi sebesar 19,1% (yoy) untuk memenuhi kebutuhan Jawa Timur. Konsumsi LNPRT juga
mengalami peningkatan seiring dengan banyak diselenggarakannya kegiatan organisasi kemasyarakatan
47 Ekspor lemak dan minyak hewan/nabati tumbuh 13,24% (yoy) pada triwulan IV 2019, meningkat dibandingkan triwulan II 2019 (-
18,96%). Demikian pula dengan ikan dan udang (dari -3,7% menjadi tumbuh 1,82%) serta daging dan ikan olahan (dari -10,03%
menjadi 1,43%).
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Berdasarkan hasil liaison ke beberapa korporasi
utama di Jawa Timur, struktur biaya terbesar
industri masih didominasi oleh biaya bahan
baku dan biaya upah tenaga kerja.
Penggunaan mesin dan teknologi secara masif
belum menjadi pilihan utama karena
konsentrasi industri di Jawa Timur masih di
dominasi oleh industri hilir yang cenderung
padat karya dibandingkan dengan industri hulu
yang padat modal. Grafik 4.2 Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan
70
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
baik yang bersifat sosial maupun keagamaan di akhir tahun, sementara net ekspor antar daerah justru
turun.
Hasil liaison turut mengkonfirmasi perbaikan kinerja korporasi. Perkembangan kinerja korporasi
tersebut tercermin dari beberapa perkembangan liaison berikut, antara lain:
- Penjualan domestik pada triwulan IV 2019 tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya,
searah dengan proyeksi pertumbuhan konsumsi rumah tangga48
. Peningkatan tersebut sesuai dengan
pola musiman di triwulan IV seperti liburan sekolah, peringatan Natal dan perayaan Tahun Baru.
Peningkatan tersebut didorong oleh sektor utama Jawa timur yaitu sektor Industri Pengolahan dan
sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan. Dari industri pengolahan, subsektor yang mengalami
peningkatan penjualan adalah industri barang galian bukan logam, industri kimia, farmasi dan obat
tradisional, industri makanan dan minuman serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan
dan reproduksi media rekaman. Sedangkan untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
subsektor yang mengalami peningkatan penjualan adalah perkebunan, peternakan dan tanaman
pangan.
- Penjualan ekspor pada triwulan IV 2019 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya terutama
disebabkan oleh peningkatan permintaan global serta dampak perang dagang antara Amerika Serikat
dan Tiongkok49
. Peningkatan kinerja ekspor terjadi pada industri makanan dan minuman, industri
tekstil dan pakaian jadi, dan industri logam dasar. Penjualan ekspor tumbuh dari triwulan sebelumnya
sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekspor Jawa Timur serta didukung oleh stabilnya nilai tukar
rupiah yang meningkatkan daya saing produk ekspor. Secara sektoral, peningkatan ekspor terjadi di
seluruh sektor utama Jawa Timur terutama sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Di sektor
industri pengolahan, peningkatan ekspor terjadi di beberapa subsektor yaitu ekspor industri mesin dan
perlengkapan, industri barang dari logam, industri kertas dan barang dari kertas, industri kimia, farmasi
dan obat tradisional, serta ekspor produk pengolahan tembakau. Sedangkan di sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan peningkatan ekspor berasal dari subsektor perkebunan dan tanaman
holtikultura.
- Kapasitas utilisasi pada periode laporan terpantau stabil dibanding triwulan sebelumnya dan
cenderung meningkat sejalan dengan pertumbuhan penjualan domestik dan ekspor50
. Peningkatan
kapasitas utilisasi terjadi di seluruh sektor utama di Jawa Timur. Di sektor industri pengolahan,
optimalisasi kapasitas utilisasi berasal dari subsektor industri mesin dan perlengkapan YTDL. Sedangkan
di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, peningkatan kapasitas utilisasi terjadi di subsektor
perkebunan dan tanaman holtikultura.
Kinerja Keuangan Korporasi
Berdasarkan laporan realisasi keuangan korporasi pada triwulan III 2019, kinerja keuangan korporasi
masih terjaga baik dengan kecenderungan peningkatan aktivitas usaha. Produktivitas dan solvabilitas
meningkat, sementara profitabilitas dan likuiditas perusahaan terpantau sedikit tertekan pada triwulan III
2019. Meskipun demikian, kualitas kredit korporasi membaik dibandingkan triwulan II 201951
. Hal ini
sejalan dengan meningkatnya aktivitas produksi korporasi untuk memenuhi kenaikan permintaan pada
triwulan III 2019.
48 Likert scale (LS) penjualan domestik pada triwulan ini sebesar LS 0,44, lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2019 sebesar LS 0,16.
49 Likert scale (LS) penjualan ekspor pada triwulan ini sebesar LS 0,12, lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2019 sebesar LS -0,08.
50 Likert scale (LS) kapasitas utilisasi pada periode laporan sebesar LS 0,09 sama dengan triwulan III 2019 sebesar LS 0,09.
51 Tingkat NPL korporasi pada triwulan III sebesar 4,31% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2019 sebesar 4,64%.
71
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel 4. 1 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi
Komponen Penjelasan
Produktivitas
Inventory turnover52 dan Asset turnover korporasi meningkat
dibandingkan triwulan II 2019. Peningkatan tersebut diindikasikan
karena korporasi yang mayoritas adalah produsen besar memenuhi
permintaan stock dan pasokan dari penjual ritel dan distributor
menjelang perayaan Nataru serta musim liburan akhir tahun.
Secara sektoral, inventory turn over tertinggi terjadi pada subsektor
industri dan perdagangan, serta sub industri barang konsumsi yang
dipersiapkan untuk menyambut libur sekolah,peringatan natal dan
tahun baru di triwulan IV 2019.
Profitabilitas
Profitabilitas korporasi cenderung menurun di triwulan III 2019.
Return on Asset (ROA) berada di kisaran 20% dan Return on Equity
(ROE) di kisaran 11%. Penurunan profitabiltas sejalan dengan
berakhirnya permintaan pada momen Ramadhan dan Idul Fitri serta
transisi menuju kegiatan-kegiatan di triwulan IV 2019.
Secara sektoral, beberapa sektor masih mengalami peningkatan
profitabilitas seperti industri barang konsumsi dan properti. Khusus
untuk industri properti, konsumen melakukan price-in kebijakan
pelonggaran LTV dan trend penurunan suku bunga KPR mengikuti
suku bunga kebijakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate.
Solvabilitas
Sementara itu solvabilitas perusahaan terpantau stabil dan cenderung
membaik. Hal ini tercermin dari peningkatan Total Asset (TA) / Total
Liabilities (TL) Ratio diimbangi dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang
stabil. Hal ini ditengarai terjadi karena peningkatan modal disetor
korporasi untuk mengantisipasi masih besar ketidakpastian kondisi
perekonomian dunia karena prolong trade war.
Meskipun demikian, kualitas kredit bermasalah terpantau membaik.
Hal ini tercermin dari NPL korporasi di perbankan pada triwulan III
yang lebih rendah dibandingkan triwulan II 2019.
Berdasarkan subsektor, perbaikan solvabilitas utamanya terjadi pada
industri barang konsumsi, aneka industri, properti serta perdagangan.
Hal ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dimana retained
earnings akan terakumulasi sebagai penambah modal korporasi.
Likuiditas
Secara umum, likuiditas korporasi di Jawa Timur terpantau sedikit
menurun. Current ratio sedikit meningkat sejalan dengan masih relatif
rendahnya kebutuhan modal kerja karena masih lemahnya
permintaan domestik.
Kemampuan membayar bunga pinjaman (ICR) masih tinggi namun
dengan tren menurun. Hal ini mengindikasikan repayment capacity
korporasi yang masih terjaga karena diberikan termin pembayaran
yang akomodatif oleh sebagian besar kreditur utang.
Dibandingkan triwulan sebelumnya, secara sektoral peningkatan
current ratio tertinggi terjadi pada subsektor properti dan industri
perkebunan. Sementara penurunan ICR terjadi pada subsektor industri
dasar dan kimia serta aneka industri. Dalam hal ini pelemahan
permintaan di industri hilir membuat korporasi selalu berusaha
meningkatkan efisiensi manajemen inventori sehingga permintaan
produk hulu berkurang.
Sumber : Bloomberg (diolah)
52 Asset turnover adalah kemampuan dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan assetnya untuk menghasilkan
pendapatan/penjualan. Inventory turnover adalah berapa kali jumlah persediaan/barang dagangan dapat dijual dalam satu periode
72
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel 4. 2 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral
Sumber : Bloomberg (diolah dari 27 korporasi Tbk di Jawa Timur)
4.2.1.3. Risiko Korporasi
Risiko korporasi pada triwulan IV 2019 bersumber baik dari internal maupun eksternal, dengan
tingkat yang relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya. Dari internal, risiko antara lain tingkat
konsumsi masyarakat yang mempengaruhi penjualan, permintaan dari mitra dagang domestik, kebijakan
pemerintah yang mempengaruhi strategi korporasi, serta berbagai kebijakan administered seperti
penyesuaian upah yang dapat mempengaruhi biaya operasional korporasi. Sementara dari eksternal, risiko
bersumber dari permintaan negara mitra dagang, harga komoditas internasional yang mempengaruhi
harga bahan baku impor, persaingan dengan negara peer lainnya, serta berbagai kebijakan
proteksionisme yang mengurangi daya saing ekspor korporasi.
1. Terbatasnya Permintaan Negara Mitra Dagang Utama Jawa Timur dan Perang Dagang
Kinerja korporasi Jawa Timur sangat dipengaruhi oleh tingkat penjualan ekspor luar negeri. Sampai
dengan triwulan IV 2019, permintaan ekspor luar negeri Jawa Timur masih didominasi oleh Jepang,
Amerika Serikat, dan Tiongkok sebagai negara tujuan ekspor utama Jawa Timur.
Sumber : tradingeconomics.com
Pertumbuhan ekonomi ketiga negara tersebut
pada triwulan IV 2019 terpantau stabil dan
cenderung meningkat. Hal ini juga tercermin dari
pertumbuhan ekspor ke Tiongkok dan Amerika
Serikat yang turun dibandingkan triwulan
sebelumnya, serta masih berlanjutnya kontraksi
ekspor ke Jepang. Adanya ketegangan
hubungan antara Jepang dan Korea Selatan
diindikasikan mempengaruhi kebijakan
perdagangan internasional negara tersebut.
Grafik 4.3 Pertumbuhan Ekonomi Mitra Dagang Utama
Sementara itu, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang terus berlanjut tanpa
kesepakatan ditengarai turut berkontribusi terhadap penurunan ekspor ke kedua negara tersebut. Lebih
lanjut, pada tahun 2019, world trade volume diperkirakan tidak sekuat tahun 2018 sehingga terdapat
potensi risiko perlambatan permintaan mitra dagang yang berujung pada perlambatan ekspor Jawa Timur.
Selain itu, persaingan dengan negara-negara berkembang lainnya seperti Vietnam juga dapat berpotensi
mengurangi tingkat ekspor. Apabila tidak disikapi dengan baik melalui penguatan daya saing serta
diversifikasi produk dan negara tujuan ekspor, hal tersebut dapat menahan kinerja ekspor korporasi di
Q3-18 Q3-19 Q3-18 Q3-19 Q3-18 Q3-19 Q3-18 Q3-19
Perkebunan 3.30 2.42 1.00 0.83 17.43 12.03 20.16 14.57
Industri Dasar dan Kimia 1.49 1.62 0.58 0.56 6.00 3.64 11.72 7.87
Industri Barang Konsumsi 3.90 4.05 1.67 1.74 17.73 18.71 27.75 29.05
Aneka Industri 4.42 4.38 0.75 0.75 1.50 1.06 2.36 1.70
Properti dan Real Estate 1.80 1.87 0.26 0.27 8.75 10.69 15.10 16.83
Perdagangan, Service, Investasi 2.61 4.20 0.60 0.72 4.82 4.87 8.75 7.46
ROE (%)Sektor
Inventory TO Asset TO ROA (%)
Q3-18 Q3-19 Q3-18 Q3-19 Q3-18 Q3-19 Q3-18 Q3-19
Perkebunan 0.00 0.05 7.74 5.75 7.44 5.14 0.09 0.02
Industri Dasar dan Kimia 0.68 0.83 2.04 1.86 1.55 1.47 1.49 1.62
Industri Barang Konsumsi 0.15 0.15 2.75 2.81 2.24 2.27 0.46 0.35
Aneka Industri 0.42 0.40 2.64 2.67 1.61 1.58 2.37 3.98
Properti dan Real Estate 0.39 0.33 2.46 2.74 2.18 2.35 0.28 0.26
Perdagangan, Service, Investasi 0.38 0.30 2.39 2.89 1.29 1.29 2.33 1.36
DSRSektor
DER Solvability Ratio Current Ratio
73
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Jawa Timur. Di tengah berbagai risiko global tersebut, beberapa korporasi di Jawa Timur masih memiliki
optimisme peningkatan ekspor ke depan, diantaranya industri kelengkapan transportasi seiring prospek
peningkatan kapasitas utilisasi PT INKA yang sedang melakukan ekspansi usaha produksi gerbong kereta
api yang salah satunya untuk tujuan ekspor.
2. Kenaikan Harga Komoditas Internasional
Salah satu sumber kerentanan korporasi di Jawa Timur adalah tingginya ketergantungan terhadap bahan
baku impor untuk proses produksi.
Tabel 4. 3 Harga Komoditas Internasional Akibatnya, pergerakan harga komoditas
internasional menjadi salah satu risiko utama
korporasi karena dapat meningkatkan biaya,
menggerus margin, mengurangi repayment
capacity dan mengganggu going concern
korporasi. Berdasarkan proyeksi world bank
(posisi Oktober 2019), harga energi cenderung
turun pada tahun 2019 dan 2020 sehingga
menahan kenaikan biaya produksi korporasi.
Sumber : World Bank, proyeksi Oktober 2019
Sebaliknya, harga internasional komoditas ekspor unggulan Jawa Timur diperkirakan meningkat pada
tahun 2019 dan 2020, sehingga dapat menjadi potensi peningkatan nominal ekspor. Di sisi lain, harga
komoditas internasional yang menjadi bahan baku impor juga diperkirakan meningkat, sehingga dapat
mendorong peningkatan biaya produksi dan mengurangi margin korporasi. Peningkatan harga bahan
baku impor tersebut mayoritas terjadi pada industri makanan dan minuman yang umumnya dijual di pasar
domestik (minor currency missmatch).
4.2.1.4. Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi
Penyaluran Kredit Korporasi di Perbankan Jawa Timur
Pertumbuhan kredit korporasi pada perbankan di Jawa Timur pada periode laporan meningkat
dibandingkan triwulan III 201953
. Berdasarkan nominal, kredit korporasi masih didominasi oleh kredit
modal kerja (KMK), sedangkan berdasarkan pertumbuhannya, kredit investasi (KI) korporasi tumbuh lebih
tinggi54
. Peningkatan KMK korporasi disebabkan oleh sektor pertambangan dan penggalian, penyediaan
akomodasi dan penyediaan makan minum, serta listrik, gas dan air, sementara pertumbuhan KI korporasi
terutama didorong oleh sektor perdagangan besar dan eceran55
.
Risiko kredit korporasi menurun (dari rasio NPL 4,3% menjadi 3,8%) disebabkan oleh KMK
korporasi. Penurunan rasio NPL korporasi terutama ditopang oleh perbaikan NPL pada sektor industri
pengolahan, real estate, dan konstruksi. Dengan demikian, dapat diindikasikan bahwa bank telah
53 Pertumbuhan kredit Korporasi pada triwulan IV 2019 sebesar 5,75% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2019 (4,34%-yoy).
54 KMK korporasi mendominasi 74,75% penyaluran kredit korporasi. Berdasarkan pertumbuhannya, KMK meningkat (dari 2,27%,
yoy pada triwulan III 2019 menjadi 4,21%-yoy pada triwulan ini), sedangkan KI melambat (dari 11,54%-yoy menjadi 10,77%-yoy).
55 Peningkatan KMK sektor pertambangan dan penggalian naik dari -68,04% (yoy) di triwulan III 2019 menjadi -10,09% (yoy) di
triwulan IV 2019, sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (naik dari -17,19%-yoy menjadi 6,44%-yoy), serta
sektor listrik, gas dan air (naik dari -8,92%-yoy menjadi -2,38%-yoy). Peningkatan pertumbuhan KI didorong oleh KI sektor
perdagangan besar dan eceran (dari -1,80% menjadi 14,18%).
74
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan kredit bermasalah antara lain restrukturisasi utang
sehingga dapat menahan kenaikan NPL.
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor Utama
Jawa Timur
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.5 Rasio NPL Kredit Korporasi Sektor Utama
Jawa Timur
Kredit Modal Kerja (KMK) Korporasi
Peningkatan KMK korporasi didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian, penyediaan
akomodasi dan penyediaan makan minum, serta listrik, gas dan air . Meningkatnya KMK sektor
pertambangan dan penggalian antara lain disebabkan oleh sub sektor pertambangan minyak dan gas
bumi (naik dari -83,28%-yoy menjadi -37,15%, yoy) dan sub sektor pertambangan bijih tembaga (naik
dari -77,94%-yoy menjadi -29,20%, yoy). Hal ini sejalan dengan adanya cadangan minyak baru yang
ditemukan yang berlokasi di antara Jawa Tengah dan Jawa Timur serta peningkatan penjualan ekspor
tembaga yang menjadi salah satu kontributor terbesar dalam ekspor nonmigas.
Grafik 4.6 Pertumbuhan KMK Kredit Korporasi Grafik 4.7 Rasio NPL KMK Kredit Korporasi
Kualitas KMK membaik, tercermin dari penurunan NPL KMK khususnya pada sektor industri
pengolahan serta perdagangan besar dan eceran. NPL KMK mencapai 4,17% menurun dibandingkan
triwulan sebelumnya (4,72%), dengan NPL terendah berasal dari sektor listrik, gas, dan air (0,00%). Secara
nominal, NPL KMK juga menurun Rp931 miliar (turun 8,14%, qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya.
Secara sektoral, penurunan terbesar NPL didorong oleh sektor industri pengolahan khususnya oleh
subsektor industri barang dari plastik (dari NPL 9,68% menjadi 9,36%) dan sektor real estate, usaha
persewaan, dan jasa perusahaan khususnya subsektor Real Estate Perumahan Sederhana - Perumnas (dari
NPL 35,80% menjadi 26,44%).
75
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Kredit Investasi (KI) Korporasi
Pertumbuhan KI korporasi sedikit melambat namun masih lebih tinggi daripada pertumbuhan KMK,
didorong oleh sektor industri pengolahan. Tingginya pertumbuhan KI sektor perdagangan besar dan
eceran didorong oleh subsektor penjualan mobil (tumbuh 115,54%-yoy) dan perdagangan besar bahan
bakar gas, cair, dan padat, serta produk sejenis (tumbuh 16,88%). Peningkatan KI pada subsektor
dimaksud ditengarai untuk mengantisipasi kenaikan permintaan alas kaki dan produk cetak pada momen
Natal, Tahun Baru, serta Pemilu yang akan berlangsung pada tahun 2020.
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.8 Pertumbuhan KI Kredit Korporasi
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.9 Rasio NPL KI Kredit Korporasi
Sejalan dengan NPL KMK korporasi, NPL KI korporasi juga mengalami penurunan (dari 3,17%
menjadi 2,72%) disebabkan penurunan nominal NPL sektor industri pengolahan serta penyediaan
akomodasi dan makan minum. Penurunan NPL di sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh
perbaikan NPL sub sektor industri logam dasar besi dan baja sedangkan dari sektor penyediaan akomodasi
dan makan minum terutama ditopang oleh sub sektor Restoran / Rumah Makan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Korporasi di Perbankan Jawa Timur
Pertumbuhan DPK Korporasi di perbankan terus mengalami peningkatan56
, disebabkan oleh
komponen giro dan tabungan. DPK korporasi masih didominasi oleh giro (52,36%), disusul oleh
deposito (41,06%) dan tabungan (6,58%). Peningkatan pertumbuhan giro terjadi pada kelompok Bank
Swasta Nasional serta Bank Asing dan Campuran serta BPD. Sedangkan pertumbuhan tabungan hanya
terjadi pada kelompok Bank Persero, Bank Asing dan Campuran serta BPD.
Secara umum suku bunga DPK korporasi sedikit menurun, terutama didorong oleh penurunan pada
komponen deposito. Suku bunga DPK korporasi pada triwulan IV 2019 sebesar 3,58%, menurun
dibandingkan triwulan sebelumnya (3,82%). Suku bunga giro korporasi tercatat menurun dari 1,78%
pada triwulan II 2019 menjadi 1,75% pada periode laporan. Penurunan tersebut mengindikasikan adanya
penurunan kebutuhan dana likuid oleh korporasi pada periode laporan. Berdasarkan jenis bank,
penurunan suku bunga tabungan korporasi terjadi pada semua bank dengan penurunan terbesar terbesar
terjadi pada kelompok BPD serta Bank Asing dan Campuran.57
56 DPK Korporasi tumbuh 0,06% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2019 yang tumbuh -4,33% (yoy). Berdasarkan
komponennya, peningkatan didorong oleh giro (dari tumbuh -12,69% menjadi -4,30%) dan tabungan (dari tumbuh -5,97%
menjadi -0,84%), sedangkan deposito masih mengalami penurunan (dari 7,72% menjadi 6,41%).
57 Suku bunga DPK Korporasi pada kelompok BPD sebesar 2,95% (yoy) di triwulan IV 2019, menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya (3,67%, yoy) dan suku bunga kelompok Bank Asing dan Campuran sebesar 3,22% (yoy) di triwulan IV 2019,
menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (3,86%, yoy).
76
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.10 Perkembangan DPK Korporasi
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.11 Pangsa dan Suku Bunga DPK Korporasi
4.2.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.2.2.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
Faktor utama yang dapat memberikan tekanan pada kinerja sektor rumah tangga di Jawa Timur
yaitu Tingkat Pendapatan dan Kinerja Konsumsi Rumah Tangga (RT) Jawa Timur. Berdasarkan hasil
Survei Konsumen Bank Indonesia Jawa Timur, pada triwulan IV 2019 tingkat penghasilan RT mengalami
sedikit penurunan namun diiringi peningkatan ketersediaan tenaga kerja di Jawa Timur. Di sisi lain, tingkat
konsumsi masyarakat menurun yang tercermin dari pelemahan konsumsi RT58
.
Sumber : Survei Konsumen (diolah)
Grafik 4.12 Indeks Penghasilan & Ketersediaan Tenaga
Kerja Saat Ini
Sumber : Survei Konsumen (diolah)
Grafik 4.13 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan
Lapangan Kerja 6 bulan y.a.d.
Ke depan, masyarakat tetap optimis akan terdapat peningkatan penghasilan pada triwulan IV 2019
dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2019, sejalan dengan pola bonus akhir tahun
karyawan di beberapa korporasi. Optimisme diantaranya karena adanya ekspektasi positif di tahun 2020
paska Pilpres. Sementara itu, lebih tingginya ekspektasi penghasilan menyambut tahun 2020. Lebih lanjut,
berdasarkan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 (enam) bulan yang akan datang, masyarakat
memperkirakan peningkatan ketersediaan lapangan kerja pada triwulan IV 2019 seiring dengan perayaan
Natal dan Tahun Baru. Dengan demikian, sumber kerentanan sektor RT yang bersumber dari tingkat
penghasilan sangat rendah, mengingat adanya rencana kenaikan UMR 8,51% di 2020, sehingga tidak
mengganggu stabilitas sektor RT secara signifikan.
58 Konsumsi RT pada PDRB Jawa Timur di triwulan IV 2019 tumbuh 2,81%(yoy), relatif melambat dibandingkan triwulan III 2019
(4,76 persen, yoy) dan lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018 (4,74 persen, yoy).
77
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
4.2.2.2. Kinerja Keuangan Rumah Tangga
Kinerja konsumsi rumah tangga meningkat pada triwulan IV 2019, sebagai dampak perayaan natal
dan tahun. Alokasi pengeluaran sektor RT pada triwulan ini masih didominasi oleh konsumsi (69,31%)
dan tabungan (18,82%)59
.
Peningkatan konsumsi masyarakat pada
triwulan ini tercermin dari naiknya alokasi
konsumsi dibandingkan triwulan sebelumnya
(dari 65,88% menjadi 69,31%). Masyarakat
meningkatkan konsumsi dan melakukan
deleveraging menggunakan tabungannya
sehingga alokasi tabungan berkurang. Hal
tersebut diperlihatkan oleh deselerasi
penghimpunan DPK RT pada sektor perbankan
dengan risiko kredit yang tetap terjaga.
Sumber : Survei Konsumen (diolah)
Grafik 4.14 Alokasi Pengeluaran RT
Hal ini mengindikasikan bahwa sektor RT Jawa Timur telah memiliki ketahanan yang sangat terjaga serta
manajemen yang cukup baik untuk mengalokasikan penghasilan yang diterimanya sehingga tidak
mengganggu kewajiban dan kebutuhan berjaga-jaga lainnya.
Peningkatan alokasi konsumsi mayoritas terjadi pada masyarakat dengan ke lompok penghasilan
Rp1,1 - 2 juta per bulan. Sebanyak 70,12% masyarakat mengalami peningkatan penghasilan pada
triwulan IV 2019, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 68,22%.
Berdasarkan kelompok penghasilan, peningkatan penghasilan yang tertinggi juga terjadi pada kelompok
RT dengan penghasilan Rp5,1-6 juta per bulan. Berdasarkan sektor ekonomi, kenaikan penghasilan
tersebut utamanya terjadi pada sektor jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa lainnya. Hal ini sejalan
dengan kinerja ketiga sektor tersebut dalam PDRB Jawa Timur. Kinerja sektor jasa asuransi meningkat (dari
tumbuh 3,03% menjadi 5,70%, yoy) dan kinerja sektor jasa lainnya meningkat (dari tumbuh 6,51%
menjadi 7,11%, yoy).
Tabel 4. 4 Komposisi Konsumsi, Cicilan dan Tabungan Berdasarkan Pendapatan per Bulan
Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia (diolah)
Peningkatan alokasi pinjaman RT terjadi walaupun belum cukup mendorong peningkatan
pertumbuhan kredit sektor RT. Penurunan alokasi pinjaman terjadi selama triwulan III ke triwulan IV
2019 dari 12,50% menjadi 12,25%. Penurunan alokasi pinjaman tersebut turut berkontribusi terhadap
perlambatan kredit sektor RT di perbankan (dari tumbuh 6,19% menjadi 5,70%, yoy). Walaupun
59 Berdasarkan hasil Survei Konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur terhadap 500 Rumah Tangga di Jawa
Timur
Pengeluaran/Bulan Rp 1 - 2 Jt Rp 2,1 - 3 JtRp 3,1 - 4 JtRp 4,1 - 5 JtRp 5,1 - 6 JtRp 6,1 - 7 Jt Rp 7,1 - 8 Jt > Rp 8 Jt Average
Konsumsi 68.22 69.37 65.63 64.06 65.34 59.44 55.00 53.13 67.99
Pinjaman 10.80 13.49 16.42 16.37 11.86 20.56 20.00 30.00 12.50
Tabungan 21.19 17.53 18.12 19.56 22.80 20.00 25.00 16.88 19.75
Pengeluaran/Bulan Rp 1 - 2 Jt Rp 2,1 - 3 JtRp 3,1 - 4 JtRp 4,1 - 5 JtRp 5,1 - 6 JtRp 6,1 - 7 Jt Rp 7,1 - 8 Jt > Rp 8 Jt Average
Konsumsi 70.12 69.48 66.87 67.75 67.99 60.79 60.63 61.25 69.31
Pinjaman 10.35 13.48 15.25 16.31 14.17 23.68 20.00 20.63 12.25
Tabungan 20.00 17.32 17.99 16.12 18.28 15.53 19.38 18.13 18.82
Triwulan III 2019
Triwulan IV 2019
78
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
pertumbuhan kredit sektor RT mengalami penurunan, hal tersebut tidak mempengaruhi ketepatan
pembayaran sektor RT di perbankan, tercermin dari rasio NPL kredit RT yang membaik (dari 1,64%
menjadi 1,48%).
Tabel 4. 5 Komposisi Debt Service Ratio (DSR) berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan
TMP: Tidak Memiliki Pinjaman
Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia
Pangsa RT yang tidak memiliki pinjaman meningkat, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan
kredit RT. Pangsa sektor RT yang tidak memiliki pinjaman mencapai 51,88% meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya (49,02%) dan utamanya terjadi pada RT dengan kelompok pengeluaran Rp1-2 juta.
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit RT yang juga melambat (dari 6,19% menjadi 5,70%, yoy).
Sebaliknya, pangsa sektor RT yang tidak dapat menabung berkurang dari 19,12% menjadi 18,32% dan
juga terutama terjadi pada kelompok pengeluaran Rp1-2 juta. Hal ini mengindikasikan adanya kebutuhan
pengeluaran sektor RT berpenghasilan rendah yang dibiayai dengan menggunakan penghasilan sendiri
dan bukan melalui kredit. Peningkatan pangsa sektor RT yang tidak dapat menabung tersebut
menyebabkan pertumbuhan DPK sektor RT di perbankan melambat (dari tumbuh 9,65% menjadi 8,45%).
Tabel 4. 6 Komposisi Tabungan berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan
TBM: Tidak Bisa Menabung
Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia
4.2.2.3. Eksposur Perbankan pada Sektor RT
Dana Pihak Ketiga Sektor RT di Perbankan
Dana sektor RT Jawa Timur mendominasi 73,14% DPK perbankan dan 96,49% diantaranya
ditempatkan dalam bentuk tabungan dan deposito60
. Berdasarkan pertumbuhannya, tabungan
mengalami kenaikan pertumbuhan tertinggi, sedangkan deposito dan giro mengalami perlambatan61
.
Penurunan pertumbuhan DPK RT tersebut diindikasikan lebih karena adanya kebutuhan produktif
60 DPK RT mencapai Rp424,8 triliun, terdiri dari giro Rp14,9 triliun, tabungan Rp235,6 triliun, dan deposito Rp174,3 triliun.
61 Pertumbuhan komponen DPK RT pada triwulan IV 2019 dibandingkan triwulan III 2019 yaitu: Tabungan (dari tumbuh 8,48%
menjadi 8,79%), Deposito (dari tumbuh 12,13% menjadi 9,26%), dan Giro (dari tumbuh 0,57% menjadi -3,52%).
Pengeluaran/Bulan 0-10% 10%-20%20%-30% >30% TMP Pengeluaran/Bulan TMP 0-10% 10%-20% 20%-30% >30%
Rp 1 - 2 Juta 0.34 5.62 13.96 3.02 30.75 Rp 1 - 2 Juta 0.69 -0.11 -0.65 0.42 -0.88
Rp 2,1 - 3 Juta 0.27 3.33 7.38 2.79 13.35 Rp 2,1 - 3 Juta -0.46 -0.19 -0.27 -0.31 -0.92
Rp 3,1 - 4 Juta 0.11 1.72 3.29 1.26 4.40 Rp 3,1 - 4 Juta 0.08 -0.08 0.46 -0.88 -0.50
Rp 4,1 - 5 Juta 0.04 0.31 1.19 0.50 1.38 Rp 4,1 - 5 Juta 0.19 0.00 -0.50 -0.42 -0.19
Rp 5,1 - 6 Juta 0.15 0.57 0.76 0.50 1.68 Rp 5,1 - 6 Juta 0.42 0.11 0.27 -0.31 0.04
Rp 6,1 - 7 Juta 0.00 0.11 0.15 0.23 0.23 Rp 6,1 - 7 Juta 0.04 -0.04 0.04 -0.19 0.11
Rp 7,1 - 8 Juta 0.00 0.04 0.19 0.04 0.04 Rp 7,1 - 8 Juta 0.00 0.00 0.00 0.15 0.00
> Rp 8 Juta 0.00 0.04 0.11 0.08 0.08 > Rp 8 Juta 0.04 0.00 -0.04 0.04 0.00
Total 0.92 11.74 27.04 8.41 51.89 Total 0.99 -0.31 -0.69 -1.49 -2.33
Triwulan IV 2019 (DSR) Triwulan IV 2019 (PERUBAHAN DSR v.s. Tw III 2019)
Pengeluaran/Bulan TBM 0-10% 10%-20%20%-30% >30% Pengeluaran/Bulan TBM 0-10% 10%-20% 20%-30% >30%
Rp 1 - 2 Juta 9.02 2.14 12.85 22.29 7.38 Rp 1 - 2 Juta -0.80 -0.19 1.07 0.11 -0.73
Rp 2,1 - 3 Juta 5.62 1.64 6.00 10.90 2.94 Rp 2,1 - 3 Juta -0.69 -0.54 -0.46 -0.19 -0.27
Rp 3,1 - 4 Juta 2.10 0.50 2.52 4.59 1.07 Rp 3,1 - 4 Juta -0.27 0.04 -0.69 -0.04 0.04
Rp 4,1 - 5 Juta 0.76 0.19 0.88 1.30 0.27 Rp 4,1 - 5 Juta -0.04 0.08 -0.27 -0.46 -0.23
Rp 5,1 - 6 Juta 0.54 0.11 1.11 1.53 0.38 Rp 5,1 - 6 Juta 0.15 -0.15 0.38 0.08 0.08
Rp 6,1 - 7 Juta 0.23 0.00 0.19 0.23 0.08 Rp 6,1 - 7 Juta 0.15 -0.04 -0.11 -0.04 0.00
Rp 7,1 - 8 Juta 0.00 0.00 0.11 0.19 0.00 Rp 7,1 - 8 Juta 0.00 -0.04 0.11 0.08 0.00
> Rp 8 Juta 0.04 0.00 0.19 0.04 0.04 > Rp 8 Juta -0.04 0.00 0.11 -0.04 0.00
Total 18.32 4.59 23.86 41.07 12.16 Total -1.53 -0.84 0.15 -0.50 -1.11
Triwulan IV 2019 (TABUNGAN) Triwulan IV 2019 (PERUBAHAN TABUNGAN v.s. Tw III 2019)
79
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
terutama di sektor UMKM. Hal ini tercermin dari penurunan suku bunga DPK sektor RT di perbankan (dari
3,26% menjadi 3,06%), sehingga perlambatan pertumbuhan DPK dipengaruhi oleh adanya penurunan
suku bunga serta alternatif investasi retail di surat utang pemerintah.
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.15 Komposisi DPK Sektor RT
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.16 Pertumbuhan DPK Sektor RT
Berdasarkan komponennya, suku bunga deposito, giro, dan tabungan menunjukkan adanya penurunan62
.
Deposito RT memiliki pertumbuhan yang paling tinggi diantara kelompok DPK, utamanya terjadi pada
deposito jangka pendek (1-6 bulan) yang mendominasi 88,47% deposito sektor RT. Preferensi sektor RT
untuk menyimpan dananya pada instrumen DPK berjangka waktu pendek diindikasikan untuk
memudahkan pencairan apabila membutuhkan dana sewaktu-waktu sejalan dengan masih tinggi faktor
ketidakpastian.
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.17 Perkembangan Suku Bunga DPK RT
Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)
Grafik 4.18 Proporsi Kredit Sektor RT Jawa Timur
Kredit Sektor RT di Perbankan
Pertumbuhan kredit RT masih dalam trend melambat, utamanya pada Kredit Pemilikan Apartemen
(KPA) dan kredit Ruko/Rukan63
. Perlambatan terdalam terjadi pada KPA (dari tumbuh 18,3% menjadi
hanya satu digit pertumbuhan 8,7%), dan Kredit Ruko/Rukan (dari penurunan 0,21% menjadi penurunan
2,27%). Dari kegiatan liason hal ini juga didukung dengan tutupnya kios-kios tenant di pusat perbelanjaan
dan over ekspansi pembangunan ruko di periode-periode sebelumnya. Dari sisi perbankan, NPL dari kredit
Ruko/Rukan meningkat tajam dari 5,89 ke 6,44 di Tw IV 2019 yang meningkatkan keengganan perbankan
untuk membiayai kredit Ruko/Rukan. KKB juga mengalami penurunan dari pertumbuhan 1,89 % di Tw III
62 Seluruh suku bunga mengalami penurunan. Suku bunga giro RT turun (dari 1,30% menjadi 1,29%), suku bunga tabungan turun
(dari 1,11% menjadi 1,02%), suku bunga deposito turun (dari 6,06% menjadi 5,80%).
63 Kredit RT mencapai Rp163,5 triliun, tumbuh 5,70% (yoy) melambat dibandingkan triwulan III 2019 (6,19%, yoy)
80
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
2019 menjadi 0,41% di Tw IV 2019 sejalan dengan penurunan penjualan kendaraan bermotor di Jawa
Timur, utamanya kendaraan roda dua. Risiko kredit RT menurun (dari NPL 1,64% menjadi 1,48%)
didorong oleh penurunan NPL KPR 0,20% qtq), dan KKB (terkontraksi 0,21%-qtq). Adapun
perkembangan beberapa kredit sektor RT di triwulan IV 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 7 Perkembangan Kinerja dan Risiko Kredit Sektor RT
Kinerja Kredit Risiko
Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Pertumbuhan KPR melambat (dari 8,89%
menjadi 8%).
Penurunan pencairan kredit KPR terdalam terjadi pada KPR
rumah subsidi s.d tipe 21 (dari penurunan 3,88% menjadi
penurunan sebesar 8,89%).
Suku bunga KPR turun (dari 9,34% menjadi 9,06%),
dengan peningkatan terbesar pada KPR tipe 22-70 (dari
9,53% menjadi 9,22%).
Perlambatan KPR sejalan dengan masih lesunya penjualan
properti dan masih lemahnya daya beli masyarakat
NPL KPR menurun (dari 2,48%
menjadi 2,28%), Nominal NPL juga
terkontraksi 6,20% (qtq).
NPL tertinggi ada pada KPR tipe >70 (dari
3,80% menjadi 3,57%).
Nominal kredit dengan kolektibilitas 2
meningkat 4,59% (qtq) untuk kredit KPA
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)
Pertumbuhan KKB melambat (dari 1,89%
menjadi 0,41%).
Penyebab perlambatan adalah KKB untuk kendaraan
lainnya (dari tumbuh 38,95% menjadi 20,01%).
Suku bunga KKB turun (dari 10,32% menjadi 10,31%),
dengan peningkatan terbesar pada KKB kendaraan lainnya
dari 26,99 ke 25,71%
Perlambatan KKB disebabkan penurunan penjualan mobil
pribadi pada triwulan IV 2019
NPL KKB menurun dari 1,17%
menjadi 0,97%, khususnya pada
kendaraan lainnya (dari 5,23%
menjadi 3,77%)
Nominal NPL KKB juga menurun 17,12% (qtq).
Nominal kredit kolektibilitas 2 dan KKB
restrukturisasi, secara nominal juga menurun
8,28% dan 28,31% (qtq). Penurunan terbesar
kredit kolektibilitas 2 terjadi pada jenis truk.
Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)
Pertumbuhan KPA melambat, dari 18,3%
menjadi 8,6%.
Perlambatan tertinggi KPA terjadi pada tipe 22-70 (dari
30,66% tumbuh melambat menjadi 18,38%)
Suku bunga KPA turun (dari 8,55% menjadi 8,38%),
terutama untuk KPA s.d. tipe 21.
Adanya penurunan kerjasama antara developer dengan
perbankan di Jawa Timur, masih mendorong pelemahan
pertumbuhan KPA.
Rasio NPL KPA naik (dari 0,64%
menjadi 0,74%) dan terjadi pada tipe
22-70 dan tipe >70.
Peningkatan rasio NPL disebabkan kenaikan
nominal KPA sebesar 1,62%, qtq.
Nominal kredit kolektibilitas 2 meningkat
4,59%, qtq.
Kredit Multiguna
Pertumbuhan kredit multiguna meningkat (dari
tumbuh 5,77%, yoy menjadi 6,13%).
Suku bunga kredit multiguna sedikit turun (dari 12,28%
menjadi 12,23%).
Penurunan kredit multiguna diindikasikan seiring dengan
upaya mempertahankan tingkat konsumsi serta kegiatan
keluarga seperti acara pernikahan.
NPL kredit multiguna sedikit turun
(dari 1,04% menjadi 0,90%),
demikian pula dengan nominal NPL
yang turun 10, 44,% (qtq).
Kredit multiguna dengan kolektibilitas 2
meningkat 5,29% (qtq), sejalan dengan
peningkatan alokasi pinjaman sektor RT.
81
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Grafik 4.19 Perkembangan Kinerja Kredit, NPL dan Suku Bunga Kredit Rumah Tangga
4.3. KINERJA PERBANKAN
4.3.1. Asesmen Kinerja Perbankan
4.3.1.1 Kondisi Umum
Intermediasi perbankan di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 membaik, didorong oleh peningkatan
pertumbuhan kredit. Loan to deposit ratio (LDR)64
perbankan di Jawa Timur pada triwulan IV 2019
mencapai 101,67%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 98,91%.
Kondisi tersebut ditopang oleh akselerasi
pertumbuhan kredit sebesar 3,00% (qtq) lebih
tinggi dibandingkan dengan DPK yang hanya
tumbuh 0,20% (qtq)65
. Pertumbuhan kredit ini
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
yang hanya tumbuh 1,17% (qtq). Tingginya
aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat pada
triwulan IV 2019 menjadi salah satu pendorong
meningkatnya kebutuhan kredit, baik oleh sektor
korporasi maupun rumah tangga66
. Grafik 4.20 Perkembangan kredit dan DPK perbankan
di Jawa Timur
Posisi perbankan Jawa Timur dalam perkembangan sistem keuangan Nasional pada triwulan IV 2019
relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia,
penyaluran kredit Jawa Timur menyumbang 10,39% dari total kredit Nasional atau tertinggi ketiga setelah
DKI Jakarta dan Jawa Barat. Demikian pula dengan penghimpunan DPK, Jawa Timur merupakan
kontributor DPK terbesar kedua dengan pangsa 9,69%. Posisi tersebut stabil dibandingkan triwulan
64 Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara jumlah kredit atau pembiayaan yang disalurkan bank terhadap Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank.
65 Jumlah Kredit perbankan (lokasi proyek) di Jawa Timur mencapai Rp590,6 triliun, sedangkan penghimpunan DPK mencapai
Rp580,8 triliun. Kredit lokasi proyek adalah kredit yang disalurkan oleh semua perbankan, yang lokasi proyek atau debiturnya
berada di Jawa Timur.
66 Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 sebesar 5,54% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
yang mencapai 5,32% (yoy).
82
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
sebelumnya, namun terdapat sedikit peningkatan pangsa kredit dan penurunan pangsa DPK Jawa Timur
terhadap perbankan Nasional.
Grafik 4.21 Posisi Penyaluran Kredit Perbankan Jawa
Timur terhadap Nasional
Grafik 4.22 Posisi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK) Perbankan Jawa Timur terhadap Nasional
Dari sisi intermediasi perbankan, Jawa Timur memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan Nasional67
.
Kondisi ini karena masih kondusifnya prospek perekonomian Jawa Timur, sehingga menarik berbagai
pelaku ekonomi untuk menjalankan aktivitas usaha di Jawa Timur dan mendorong pertumbuhan kredit.
4.3.1.2 Perkembangan DPK Bank Umum
Pertumbuhan DPK di Jawa Timur sedikit melambat, terutama disebabkan penurunan pertumbuhan
deposito68
. Perlambatan pertumbuhan komponen deposito terjadi pada kelompok bank pemerintah dan
bank swasta nasional.
Perlambatan pertumbuhan DPK perbankan
sejalan dengan penurunan suku bunga DPK
perbankan (dari 3,43% menjadi 3,14%).
Rendahnya pertumbuhan DPK perbankan
mengindikasikan adanya peningkatan
konsumsi sejalan dengan prospek
pertumbuhan konsumsi swasta dan
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan akhir
tahun 2019.
Grafik 4.23 Pertumbuhan DPK di Jawa Timur & komponennya
Berdasarkan valuta, DPK Rupiah tumbuh lebih tinggi dibandingkan DPK valas69
. Kondisi mengindikasikan
tingginya transaksi ekonomi domestik, seiring dengan belum stabilnya perekonomian global. Berdasarkan
jangka waktu, terdapat pergeseran pertumbuhan deposito dibandingkan triwulan sebelumnya. Preferensi
masyarakat pada triwulan ini mengarah pada deposito dengan jangka waktu 1-3 bulan, bergeser
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mayoritas berjangka waktu 3-6 bulan. Hal ini mencerminkan
kebutuhan likuiditas masyarakat bukan dalam jangka menengah melainkan untuk memenuhi pengeluaran
dalam jangka pendek.
67 LDR Jawa Timur mencapai 101,67%, lebih tinggi dibandingkan LDR Nasional (94,87%).
68 Pada triwulan IV 2019, pertumbuhan DPK menurun dari tumbuh 8,75% di triwulan sebelumnya menjadi 7,16%. Pendorong
perlambatan adalah komponen deposito (dari 11,91% menjadi 6,27%), sedangkan pertumbuhan giro meningkat (dari 3,82%
menjadi 5,87%) dan pertumbuhan tabungan meningkat (dari 7,74% menjadi 8,53%).
69 DPK Rupiah tumbuh 7,41% (yoy) dan DPK valas tumbuh 4,30% (yoy).
-5
0
5
10
15
20
350
400
450
500
550
600
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
DPK (Rp, lhs) g_DPK g_Giro
g_Tabungan g_Deposito
Triliun Rp %, yoy
83
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Grafik 4.24 Posisi Penghimpunan DPK Perbankan di Jawa
Timur berdasarkan kegiatan Bank
Grafik 4.25 Pangsa DPK Bank Umum Konvensional
dan Bank Umum Syariah
Berdasarkan kegiatan bank, penghimpunan DPK di Jawa Timur masih didominasi oleh DPK bank
umum konvensional, yaitu mencapai 94,01% dari total DPK. Sementara berdasarkan pertumbuhannya,
DPK Bank Umum syariah mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan DPK Bank Umum
konvensional70
. Peningkatan pertumbuhan DPK Syariah sejalan dengan tingkat suku bunga atau bagi hasil
DPK perbankan syariah lebih tinggi dibandingkan DPK perbankan konvensional sehingga dapat menarik
minat para deposan untuk menempatkan dananya pada DPK syariah 71
.
Grafik 4.26 Pertumbuhan dan Tingkat Suku Bunga DPK
Konvensional dan Syariah
Grafik 4.27 Trend dan Normalitas Pertumbuhan DPK
Perbankan di Jawa Timur
Berdasarkan jenis DPK, perbankan syariah cenderung memberikan bagi hasil yang lebih tinggi untuk
komponen tabungan. Hal ini menunjukkan arah kebijakan perbankan syariah untuk meningkatkan
penghimpunan dana murah, sehingga dapat mengurangi biaya operasional. Sebaliknya perbankan
konvensional memberikan suku bunga yang lebih tinggi untuk komponen deposito dan Giro, sehingga
dapat mendorong peningkatan penghimpunan dana dalam nominal yang lebih besar. Meskipun dalam
waktu 8 (delapan) tahun terakhir terdapat trend penurunan pertumbuhan DPK perbankan di Jawa Timur,
namun kondisi tersebut masih dalam batas koridor pertumbuhan yang sesuai dengan perkembangan
perekonomian Jawa Timur.
70 DPK perbankan syariah tumbuh 18,30% (yoy), sedangkan perbankan konvensional tumbuh 6,52% (yoy).
71 Bagi hasil DPK Syariah sebesar 3,71%, sedangkan suku bunga DPK Konvensional sebesar 3,10%.
84
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
4.3.1.3 Perkembangan Kredit Bank Umum
Penyaluran kredit perbankan pada triwulan ini melambat, utamanya disebabkan oleh kredit modal
kerja (KMK)72
. Perlambatan pertumbuhan KMK utamanya terjadi pada sektor Konstruksi; Listrik, Gas dan
Air; serta Pertanian, Perburuan dan Kehutanan.
Grafik 4.28 Pertumbuhan Kredit di Jawa Timur dan
komponennya
Grafik 4.29 Penyaluran Kredit Modal Kerja secara
Sektoral
Perlambatan KMK sektor Konstruksi disebabkan oleh subsektor Bangunan Jalan Raya (turun -66,93%-yoy),
subsektor Bangunan Jalan dan Jembatan Kereta Api (turun -45,90%-yoy), serta Konstruksi Gedung
Lainnya (turun -39,73%-yoy), yang diindikasikan karena adanya pembayaran dari pekerjaan konstruksi
seiring selesainya proyek jalan tol di Jawa Timur pada akhir tahun 2019. Hal tersebut sejalan dengan
penurunan pertumbuhan konstruksi pada PDRB Jawa Timur sebesar 5,63% (yoy) yang lebih rendah dari
triwulan sebelumnya sebesar 5,89% (yoy).
Perlambatan KMK sektor Listrik, Gas dan Air disebabkan oleh perlambatan kredit subsektor Gas (turun -
36,80%-yoy) serta Pengadaan dan Penyaluran Air Bersih (turun -9,82%-yoy) sejalan dengan penjualan gas
kota yang mengalami penurunan sebesar 3,90% (qtq). Sementara pengadaan listrik dan gas pada PDRB
Jawa Timur juga mencatatkan pertumbuhan yang melambat sebesar 1,65% (qtq) dari triwulan
sebelumnya sebesar 2,98% (qtq).
Sementara itu, perlambatan KMK sektor
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
disebabkan oleh penurunan kredit subsektor
Perkebunan Tembakau (turun -19,70%-yoy),
Jasa Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
(turun -0,92%-yoy), serta Perkebunan
Tanaman Obat / Bahan Farmasi (turun -
3,96%-yoy), yang diindikasikan dengan
menurunnya produksi tanaman akibat
kemarau panjang.
Grafik 4.30 Perkembangan Suku Bunga Kredit Berdasarkan
Jenis Penggunaan
Hal tersebut sejalan dengan penurunan pertumbuhan untuk lapangan usaha pertanian pada PDRB Jawa
Timur sebesar -0,77% (yoy) yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 1,65% (yoy). Dari sisi
72 Pertumbuhan kredit melambat (dari 6,93%, yoy menjadi 6,89%) dan terjadi pada Kredit Modal Kerja (dari 5,48% menjadi 5,19%)
dan Kredit Konsumsi (dari 5,82% menjadi 5,49%), sedangkan Kredit Investasi mengalami peningkatan (dari 13,65% menjadi
15,26%).
85
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
suku bunga, suku bunga kredit perantara keuangan relatif menurun dengan penurunan terbesar pada jasa
penunjang asuransi dan dana pensiun sehingga dapat meningkatkan potensi penyaluran kredit ke depan.
Berdasarkan sektor ekonomi secara umum, perlambatan kredit disebabkan oleh sektor Konstruksi;
Listrik, Gas dan Air; serta Pertanian, Perburuan dan Kehutanan. Pada triwulan ini, pertumbuhan
penyaluran kredit sektor konstruksi tidak sekuat periode sebelumnya. Melambatnya kredit sektor
Konstruksi disebabkan oleh Bangunan Jalan dan Jembatan Kereta Api (turun -37,58%-yoy), Bangunan
Jalan Raya (turun -28,46%-yoy), serta Bangunan Jalan Tol (turun -23,59%-yoy) yang diindikasikan karena
adanya pembayaran dari pekerjaan konstruksi terutama untuk pembangunan jalan tol. Hal tersebut karena
sejumlah ruas jalan tol di Jawa Timur sebagian besar telah beroperasi pada akhir tahun 2019 untuk
mempersiapkan libur Natal dan tahun baru. Dari total panjang jalan tol di Jawa Timur yang direncanakan
sepanjang 619,46 km, sepanjang 403,03 km jalan tol (65% dari rencana) beroperasi pada akhir tahun
2019.
Grafik 4.31 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Sektor
Ekonomi Utama Jawa Timur
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Sub Sektor Konstruksi
Sementara di sektor Listrik, Gas dan Air, perlambatan penyaluran kredit didorong oleh subsektor Gas
(turun -15,06%-yoy) seiring dengan rendahnya kebutuhan modal kerja untuk pembangunan infrastruktur
gas. Di sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan, perlambatan penyaluran kredit didorong oleh
subsektor Perkebunan Lada (turun -3032,50%-yoy), subsektor Pertanian Palawija Kedele (turun -
387,96%-yoy), serta subsektor Pertanian Hortikultura Sayuran (turun -147,17%-yoy). Penahan
perlambatan yang lebih dalam adalah pertumbuhan subsektor Perkebunan Tebu (naik 10,63%-yoy) seiring
dengan tingginya kebutuhan modal kerja untuk persiapan masa tanam dan subsektor Pembibitan dan
Budidaya Sapi Potong (turun 4,80%-yoy) seiring dengan masih tingginya permintaan daging sapi di Jawa
Timur.
Dari sisi kegiatan bank, mayoritas penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit Bank Umum
konvensional. Sebesar 96,76% total kredit perbankan Jawa Timur masih disalurkan oleh bank umum
konvensional, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi pertumbuhan kredit, bank
umum konvensional melambat, sedangkan bank umum syariah meningkat73
. Risiko pembiayaan bank
umum syariah yang cukup rendah (rasio NPF : 3,71%) diindikasikan menjadi salah satu penyebab
peningkatan penyaluran pembiayaan.
73 Pertumbuhan kredit bank umum konvensional melambat dari 6,22% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 6,17% (yoy) pada
triwulan ini, sedangkan pembiayaan bank umum syariah meningkat (dari 18,84% menjadi 19,40%).
86
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Grafik 4.33 Posisi Kredit Perbankan di Jawa Timur
berdasarkan kegiatan Bank
Grafik 4.34 Pangsa Kredit Bank Umum Konvensional
dan Bank Umum Syariah
Pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Timur sempat mengalami titik terendahnya pada tahun 2016.
Berdasarkan koridor pertumbuhan jangka menengah panjang, telah terdapat trend perlambatan
pertumbuhan kredit pada tahun 2018 namun demikian masih terdapat potensi peningkatan pertumbuhan
kredit ke depan. Hal ini sejalan dengan optimisme dunia usaha Jawa Timur74
, yang menunjukkan
perkiraan peningkatan penjualan domestik pada tahun 2019, sehingga kebutuhan modal kerja untuk
transaksi ekonomi masih cukup tinggi.
Grafik 4.35 Pertumbuhan dan Tingkat Suku Bunga
Kredit Konvensional dan Syariah
Grafik 4.36 Trend dan Normalitas Pertumbuhan Kredit
Perbankan di Jawa Timur
4.3.1.2. Kinerja Perbankan Secara Spasial
Penyaluran Kredit
Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik masih menjadi daerah yang mendominasi penyaluran kredit.
Sebesar 63,68% kredit disalurkan di Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kota Malang,
dan Kabupaten Malang. Kelima pusat penyaluran kredit tersebut mayoritas merupakan sentra industri dan
perdagangan, serta daerah dengan aktivitas ekonomi yang tinggi. Hal ini mengindikasikan permintaan
kredit lebih didominasi oleh daerah yang menjadi pusat-pusat perekonomian di Jawa Timur. Konsentrasi
tersebut sedikit menurun dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar 64,36%. Dari kelima daerah
tersebut, kenaikan pertumbuhan kredit yang tertinggi terjadi di Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik.
Pendorong tingginya pertumbuhan kredit di Kota Surabaya disebabkan oleh sektor perdagangan besar
dan eceran, khususnya perdagangan makanan minuman dan tembakau; perdagangan dalam negeri besi
74 Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur
591
325
102164
555
311
94150
36 13 8 14
Total KMK KI KK Total KMK KI KK Total KMK KI KK
Total Bank Umum BU Konvensional BU Syariah
Tw III 2019 Tw IV 2019
Triliun Rp
94,40%
94,25%
94,43%
94,58%
94,34%
94,31%
93,81%
96,76%
5,60%
5,75%
5,57%
5,42%
5,66%
5,69%
6,19%
6,24%
50% 60% 70% 80% 90% 100%
I
II
III
IV
I
II
III
IV
20
18
20
19
BU Konvensional BU Syariah
9
10
11
12
13
14
15
0
5
10
15
20
25
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
g_Kredit Konvensional g_Kredit Syariah
SB_Kredit Konvensional (rhs) SB_Kredit Syariah (rhs)
0
5
10
15
20
25
30
g_Kredit Batas Atas Batas Bawah
87
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
beton; serta penjualan mobil dan sepeda motor. Sementara itu di Kabupaten Gresik disebabkan oleh
sektor industri pengolahan, khususnya industri pupuk; industri semen, kapur dan gips, serta barang-
barang dari semen, dan kapur; serta industri logam dasar besi dan baja.
Grafik 4.37 Proporsi Kredit Bank Umum Spasial Terbesar Grafik 4.38 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Spasial
Terbesar
Secara spasial, penyaluran kredit di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur masih didominasi oleh Kredit
Modal Kerja dan Kredit Konsumsi. Kota Kediri merupakan daerah dengan pangsa penyaluran KMK
terbesar di wilayahnya (76,87%) pada triwulan ini, sedangkan pangsa penyaluran KK yang terbesar terjadi
di Kabupaten Sampang (50,17%). Tingginya KMK di Kota Kediri disalurkan ke sektor industri pengolahan
(83,13% dari total KMK), khususnya industri rokok, serta industri bumbu rokok serta kelengkapan rokok
lainnya75
. Sementara itu, KK di Kabupaten Sampang seluruhnya disalurkan ke sektor penerima kredit
bukan lapangan usaha terutama untuk subsektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal,
kendaraan bermotor, dan multiguna lainnya.
Grafik 4.39 Komposisi Kredit Jenis Penggunaan Perbankan Kab/Kota Jawa Timur
Risiko kredit secara spasial membaik pada triwulan ini, didorong oleh penurunan nominal NPL.
Mayoritas Kabupaten/Kota di Jawa Timur memiliki rasio NPL di bawah threshold 5% kecuali Kota
Pasuruan, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo76
.
75 Pangsa penyaluran terhadap KMK Industri pengolahan utama di Kabupaten Kediri: industri rokok (pangsa 69,56%), serta industri
bumbu rokok serta kelengkapan rokok lainnya (pangsa 9,04%).
76 Terjadi peningkatan NPL yang cukup signifikan pada Kota Pasuruan (dari 5,66% menjadi 8,60%) dan Kabupaten Pasuruan (dari
5,23% menjadi 8,73%), sementara NPL Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan (dari 7,28% menjadi 7,94%).
34,8%
11,7%10,2%
3,5%3,4%
36,3%
Kota Surabaya Kab. GresikKab. Sidoarjo Kota MalangKab. Malang Lainnya
Tw IV
2019
35,2%
12,5%10,0%
3,5%3,1%
35,6%Tw III
20192,33
12,35 12,76
14,35
6,70
2,8
11,6 12,1
13,7
8,1
Kota Surabaya Kab. Gresik Kab. Sidoarjo Kota Malang Kab. Malang
Tw III 2019 Tw IV 2019
67
50 54 52 39 41 45 52
40 49 45 52
65 50
43
73
52 52 50 54
36 27
53 50 47 62
43 53
62 48
56 62
42 41 45 41
77
39
22
23 20 12
10 9 12
7 14
19 14
13
16
15 25
7
12 13 9
15
29 47 9 17
14
11
26 12 6
21 17 9
17 12 8 12
4
15
11 27 26
36 50 50
43 42 46 32
41 35 19
35 33 21
36 34 42
31 35 26
38 32 39 27 31 34 32 31 27 29
41 47 47 48
19
46
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kab.
Gre
sik
Kab
. Si
do
arjo
Ka
b. M
ojo
kert
o
Ka
b.
Jom
ba
ng
Ka
b.
Sam
pa
ng
Kab.
Pam
ekas
an
Kab.
Su
men
ep
Kab.
Ban
gkal
an
Ka
b.
Bo
nd
ow
oso
Kab
. B
anyu
wan
gi
Ka
b.
Jem
be
r
Kab.
Mal
ang
Kab
. P
asu
ruan
Ka
b.
Pro
bo
lingg
o
Kab.
Lu
maj
ang
Kab.
Ked
iri
Kab.
Nga
nju
k
Kab.
Tul
unga
gung
Kab.
Tre
ngga
lek
Kab.
Blit
ar
Kab.
Mad
iun
Kab.
Nga
wi
Kab.
Mag
etan
Kab.
Po
noro
go
Ka
b. P
aci
tan
Kab.
Boj
one
gor
o
Kab
. Tu
ban
Kab.
Lam
ong
an
Kab.
Sit
ubon
do
Kota
Bat
u
Ko
ta S
ura
bay
a
Ko
ta M
ojo
kert
o
Kota
Mal
ang
Kota
Pas
uru
an
Kota
Pro
bolin
ggo
Kota
Blit
ar
Kota
Ked
iri
Ko
ta M
adiu
n
KMK KI KK
88
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Grafik 4.40 NPL Bank Umum Kabupaten/Kota Jawa Timur
Peningkatan NPL yang cukup signifikan di Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan didorong oleh
peningkatan NPL sektor industri pengolahan (dari 11,60% menurun menjadi 11,95%) khususnya
subsektor Industri Rokok dan Industri Barang dari Plastik; serta penerima kredit bukan lapangan usaha.
Sementara itu, sedikit peningkatan NPL pada Kabupaten Probolinggo disebabkan adanya kredit
bermasalah pada sektor pertanian, perburuan dan kehutanan, khususnya subsektor makanan, minuman,
dan tembakau serta komoditi makanan dari hasil pertanian.
Penghimpunan Dana
Secara spasial, berdasarkan komponennya mayoritas penghimpunan DPK Kabupaten/Kota di Jawa
Timur masih didominasi oleh tabungan dan deposito. Secara rata-rata spasial, terdapat pergeseran
komposisi penghimpunan DPK dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari deposito dan giro menjadi
tabungan77
.
Grafik 4.41 Komposisi DPK Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur
77 Dibandingkan triwulan III 2019, pada triwulan ini rata-rata pangsa tabungan naik (dari 62,51% menjadi 56,48%), sedangkan rata-
rata pangsa deposito turun (dari 26,82% menjadi 23,06%), dan rata-rata pangsa giro sedikit menurun (dari 16,70% menjadi
14,43%).
89
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Terdapat penurunan suku bunga tabungan pada periode ini, sehingga pergeseran tersebut diindikasikan
lebih disebabkan karena kebutuhan transaksional masyarakat. Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE)78
menunjukkan peningkatan cukup signifikan untuk penjualan eceran makanan, minuman dan tembakau,
serta serta barang lainnya seperti sandang pada triwulan ini. Hal ini mencerminkan meningkatnya aktivitas
ekonomi masyarakat khususnya yang bersifat ritel atau eceran seiring peningkatan konsumsi pada saat
liburan natal dan tahun baru.
Penghimpunan DPK juga masih terkonsentrasi pada 5 (lima) kabupaten/kota utama, dengan pangsa
mencapai 75,74%. Dalam tiga periode terakhir, tidak terdapat perubahan daerah kontributor DPK, yaitu
masih terkonsentrasi di Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten
Gresik. Selain itu, mulai terdapat sedikit peningkatan pangsa konsentrasi dari kelima daerah tersebut
dibandingkan triwulan sebelumnya (dari 75,60% menjadi 75,74%).
Grafik 4.42 Proporsi Penghimpunan DPK Spasial
Terbesar
Grafik 4.43 Pertumbuhan Penghimpunan DPK Spasial
Terbesar
Grafik 4.44 Pertumbuhan DPK Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Dari 5 (lima) wilayah kontributor terbesar DPK Jawa Timur, Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Kediri dan
Kabupaten Sidoarjo mengalami pertumbuhan DPK yang mengalami peningkatan dari triwulan
sebelumnya. Pertumbuhan DPK di Kota Kediri, Kota Malang, dan Kabupaten Sidoarjo didorong oleh
komponen tabungan, sedangkan di Kota Surabaya disebabkan oleh deposito. Sementara dari 38
kabupaten/kota di Jawa Timur, pertumbuhan DPK tahunan (yoy) yang tertinggi masih terjadi di Kabupaten
78 Hasil Survei Penjualan Eceran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. IRPE untuk sektor makanan, minuman dan
tembakau meningkat (dari 254,41 menjadi 275,45), demikian pula dengan IRPE perlengkapan rumah tangga lainnya (dari 397,98
menjadi 470,34).
90
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Situbondo, didorong oleh komponen tabungan dengan pangsa 69,58% dari DPK, khususnya dari sektor
swasta (korporasi dan rumah tangga).
4.3.2. Risiko Perbankan
4.3.2.1. Risiko kredit
Risiko kredit bank umum membaik pada triwulan IV 2019, dan terjadi pada semua kredit
berdasarkan jenis penggunaan (KMK, KI dan KK). Perbaikan rasio NPL gross bank umum di Jawa Timur
(dari 3,34% pada triwulan III 2019 menjadi 3,01% pada triwulan ini) tercermin dengan adanya penurunan
nominal NPL sebesar Rp1,35 triliun atau 7,08%% (qtq). Berdasarkan jenis kredit, perbaikan NPL yang
tertinggi terjadi pada jenis kredit investasi.
Berdasarkan kegiatan bank, membaiknya risiko kredit terjadi pada perbankan syariah maupun
konvensional. Penurunan risiko kredit terjadi pada semua jenis bank, baik bank pemerintah, bank swasta
nasional, dan bank asing campuran. Membaiknya NPL bank umum konvensional didorong oleh sektor
penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum; perantara keuangan; real estate dan jasa
perusahaan. Untuk bank syariah penurunan risiko kredit didorong oleh sektor industri pengolahan;
perdagangan besar dan eceran; jasa kemasyarakatan.79
Grafik 4.45 NPL Berdasarkan Jenis Kegiatan Bank Grafik 4.46 NPL Berdasarkan Sektor Ekonomi Utama
Berdasarkan sektor ekonomi membaiknya NPL perbankan di Jawa Timur disebabkan oleh sektor
penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum; industri pengolahan; dan perantara keuangan, real
estate dan jasa perusahaan80
. Dengan demikian, kinerja sektor ini sangat terpengaruh oleh ketepatan
waktu penyelesaian pekerjaan dan pembayaran sesuai termin. Cukup tingginya pertumbuhan industri
pengolahan (9,55%-yoy) yang merupakan penyumbang terbesar PDRB di Jawa Timur, diindikasikan
mempengaruhi kinerja sektor ini.
79 Penurunan NPL bank umum konvensional antara lain terjadi pada sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
(dari 2,58% menjadi 2,95%), industri pengolahan (dari 7,31% menjadi 5.17%); perantara keuangan (dari 1,81% menjadi 0,73);
real estate dan jasa perusahaan (dari 3,74% menjadi 3,25%). Perbaikan risiko kredit bank syariah didukung sektor industri
pengolahan (dari 7,23% menjadi 0,98%); perdagangan besar dan eceran (dari 5,48% menjadi 3,63%); jasa kemasyarakatan (dari
17,61% menjadi 16,74%).
80 membaiknya NPL perbankan di Jawa Timur secara sektoral disebabkan oleh sektor industri pengolahan (dari 4,88% menjadi
4,43%), serta real estate dan jasa perusahaan (dari 5,84% menjadi 3,62%).
91
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
4.3.2.2. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas perbankan di Jawa Timur stabil pada triwulan IV 2019. Berdasarkan jangka waktu,
sumber penghimpunan DPK di Jawa Timur masih didominasi oleh likuiditas jangka pendek (< 6 bulan)
yang mencapai 68% dari total dana, cenderung stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Terdapat
penurunan pangsa DPK dengan jangka waktu penempatan 1-6 bulan, yang mengindikasikan tingkat
kebutuhan likuiditas masyarakat dalam jangka pendek seiring dengan penurunan suku bunga deposito
jangka pendek.
Grafik 4.47 DPK Berdasarkan Jangka Waktu Grafik 4.48 Loan to Deposit Ratio Perbankan Jawa Timur
Cadangan likuiditas perbankan meningkat pada triwulan ini. Untuk memitigasi potensi terjadinya risiko
likuiditas, perbankan memiliki berbagai cadangan likuiditas baik dalam bentuk kas, penempatan pada
Bank Indonesia maupun surat-surat berharga lainnya. Pada triwulan IV 2019, pertumbuhan cadangan
likuiditas perbankan meningkat81
. Hal ini mengindikasikan bank mulai menghimpun cadangan
likuiditasnya untuk memenuhi permintaan kredit, karena tidak dapat serta merta meningkatkan suku
bunga untuk menghimpun DPK.
Suku bunga DPK dan kredit perbankan stabil,
sehingga spread juga tidak mengalami perubahan
yang signifikan. Perbankan diindikasikan masih wait
and see terhadap perkembangan kinerja dunia usaha
dan cenderung melakukan efisiensi untuk menjaga
profitabilitas. Berdasarkan jenis bank, perbankan
syariah masih memiliki tingkat bagi hasil pembiayaan
yang lebih tinggi seiring dengan aspek risiko yang
dihadapi. Grafik 4.49 Suku Bunga Kredit, DPK dan Spread
Perbankan
81 Peningkatan pertumbuhan cadangan likuiditas perbankan antara lain surat berharga (dari 3,61%, yoy di triwulan III 2019, menjadi
12,39%, yoy di triwulan IV 2019) dan penempatan pada bank lain (dari -6,30%, yoy menjadi 15,39%, yoy); sedangkan kas
mengalami perlambatan pertumbuhan (dari 21,38%, menjadi 15,37%, yoy); peningkatan; sedangkan penempatan pada Bank
Indonesia menurun (dari -15,06%, yoy menjadi -17,20%, yoy).
42% 41% 42% 44% 43% 41% 35%
32% 35% 36% 34% 33% 36% 33%
23% 21% 19% 19% 21% 20% 21%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tw II 2018 Tw III2018
Tw IV2018
Tw I 2019 Tw II 2019 Tw III2019
Tw IV2019
<1 bulan >1-6 bulan >6-12 bulan >12 bulan
92
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
4.4. PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
4.4.1. Akses Keuangan kepada UMKM
Kredit UMKM Secara Umum
Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan IV 2019 menurun, namun masih lebih tinggi
dibandingkan kredit secara umum. Kredit UMKM di Jawa Timur tumbuh sebesar 10,54% (yoy),
melambat dibandingkan triwulan III yang tumbuh 12,71% (yoy) disebabkan oleh perlambatan kredit
modal kerja (KMK) UMKM82
. Berdasarkan kelompok UMKM, pangsa penyaluran kredit lebih didominasi
oleh kelompok menengah, namun pertumbuhan yang meningkat pada triwulan ini justru terjadi pada
kelompok mikro83
.
Perlambatan kredit UMKM menyebabkan penurunan pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di
Jawa Timur. Berdasarkan jenis penggunaan, KMK UMKM tumbuh 5,20%, melambat dibandingkan
triwulan III 2019 yang tumbuh sebesar 9,74% (yoy). Sebaliknya, kredit investasi tumbuh 33,93% (yoy)
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (24,66%-yoy). Berdasarkan kelompok UMKM, peningkatan
kredit Investasi utamanya terjadi pada kelompok Mikro. Peningkatan pada kelompok mikro tersebut
disebabkan adanya program pemerintah Jawa Timur untuk meningkatkan kulitas dan penguatan koperasi
dan UKM yang berbasis syariah dan digitalisasi. Dimana kedepannya seluruh koperasi dan UKM di Jawa
Timur dapat megikuti era perkembangan digitalisasi yang di barengi dengan maraknya fintech.
Upaya meningkatkan kredit UMKM tercermin dari Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/12/PBI/2012 dan
telah diubah pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/12/PBI/2015, dimana pada tahun 2017 target
proporsi kredit UMKM perbankan adalah 15% dan minimal 20% di tahun 2018. Jawa Timur telah
mencapai target tersebut dan terus mengalami peningkatan proporsi sejak tahun 2013. Hal ini sejalan
dengan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan perbankan untuk bersinergi mendorong peranan
UMKM dalam perekonomian Jawa Timur.
Grafik 4.50 Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM
Perbankan di Jawa Timur
Grafik 4.51 Share Kredit UMKM terhadap Total Kredit di
Jawa Timur
Berdasarkan sektor ekonomi, mayoritas penyaluran kredit UMKM terjadi pada sektor perdagangan
besar dan eceran. Meskipun mendominasi, pertumbuhan kredit UMKM di sektor perdagangan
cenderung stabil selama tahun 2019. Di sisi lain, pertumbuhan kredit UMKM sektor pertanian dan sektor
82KI UMKM tumbuh 33,93%, meningkat dibandingkan triwulan III 2019 (24,66%, yoy), sedangkan KMK UMKM melambat (dari
9,74% menjadi 5,20%, yoy).
83 Pangsa kredit UMKM kelompok mikro, kecil dan menengah masing-masing adalah 15,09%, 37,47% dan 47,45%. Sementara
berdasarkan pertumbuhannya, kredit mikro meningkat (dari 15,64% menjadi 18,23%, yoy), demikian pula dengan kredit kecil
meningkat (dari terkontraksi 4,20% menjadi 3,47%, yoy), dan kredit menengah (dari terkontraksi 1,24% menjadi 16,38%, yoy).
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
Kredit UMKM g_Kredit UMKM
g_KMK UMKM g_KI UMKM
Triliun Rp %, yoy
25,96%
26,31%
25,99%
26,18%
26,59%
26,94%
27,40%
27,07%
74,04%
73,69%
74,01%
73,82%
73,41%
73,06%
72,60%
72,93%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
I
II
III
IV
I
II
III
IV
2018
2019
UMKM Non UMKM
93
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
konstruksi meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun 2018. Hal ini menunjukkan peningkatan peran
UMKM dalam value chain perekonomian diantaranya menjadi sektor hulu yang memasok sektor ekonomi
unggulan Jawa Timur84
.
Grafik 4.52 Perkembangan Pangsa Kredit UMKM Sektoral Grafik 4.53 Pertumbuhan Kredit UMKM secara Sektoral
Pertumbuhan kredit UMKM yang melambat berdampak pada risiko kredit UMKM yang menurun
ditunjukkan oleh penurunan rasio NPL UMKM, baik pada KMK maupun KI . Pada triwulan IV 2019 NPL
kredit UMKM menurun sebesar 15.38% dibandingkan pada triwulan yang sebelumnya sebesar 3,54%,
seiring penurunan NPL KMK dari 1,49% menjadi 1,42%), begitupula pada NPL KI UMKM (dari 0,90%
menjadi 0,84%). Sementara berdasarkan sektor ekonomi terdapat beberapa sektor yang mengalami
penurunan NPL yaitu sektor Industri Pengolahan, sektor Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa
Perusahaan, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Perikanan, sektor Akomodasi dan Makan
Minum, serta sektor Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan. Penurunan NPL tersebut disebabkan karena
bank saat ini sudah mulai berhati-hati dan selektif untuk masuk ke dalam pembiayaan komersial serta
adanya monitoring ketat atas debitur yang selama ini mengalami permasalahan pembayaran. Disisi lain,
kemampuan debitur untuk menyelesaikan kredit kian meningkat yang diikuti dengan peningkatan aktifitas
penyelesaian kredit lainnya seperti penjualan aguan. Sedangkan beberapa sektor yang mengalami
peningkatan NPL yaitu : sektor pertambangan dan penggalian perdagangan besar (dari 0,22% menjadi
0,50%), sektor konstruksi (dari 2,85% menjadi 3,36%), sektor Transportasi, Pergudangan Dan
Komunikasi (dari 2,76% menjadi 2,97%) dan sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan
Perorangan Lainnya (dari 2,96% menjadi 3,28%).
Dari sisi suku bunga, kredit UMKM memiliki suku
bunga yang lebih tinggi dibandingkan kredit non
UMKM. Hal tersebut mengindikasikan potensi risiko
UMKM yang dinilai lebih tinggi. Meskipun
demikian, dibandingkan triwulan sebelumnya, tidak
terdapat kenaikan suku bunga baik UMKM maupun
non UMKM, sebagai salah satu upaya perbankan
untuk tetap mendorong peningkatan penyaluran
kredit
Grafik 4.54 Perkembangan Suku Bunga Kredit dan
DPK Perbankan
84 Pertumbuhan kredit UMKM sektor perdagangan, pertanian dan konstruksi pada triwulan IV 2019 masing-masing mencapai
4,59%, 24,76% dan 1,84% (yoy).
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan Industri Pengolahan
Konstruksi Perdagangan Besar Dan EceranAkomodasi Dan Makan Minum
94
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Kredit UMKM Secara Spasial Kabupaten/Kota
Penyaluran kredit UMKM di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur terdiversifikasi dan didominasi oleh
Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. Malang dan Kota Malang. Pangsa 5 (lima) daerah
utama penyaluran kredit UMKM terbesar di Jawa Timur mencapai 46,76%, dan stabil dibandingkan
triwulan sebelumnya yang mencapai 47,33%. Hal ini mengindikasikan lebih tersebarnya UMKM dan
kegiatan usahanya di berbagai wilayah di Jawa Timur.
Grafik 4.55 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM terbesar di
Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Grafik 4.56 Pertumbuhan Penyaluran Kredit UMKM 5
besar Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Berdasarkan pertumbuhannya, Kabupaten Pacitan mengalami pertumbuhan kredit UMKM yang tertinggi,
yaitu mencapai 45,20% didorong oleh sektor konstruksi dan sektor pertanian. Menurut Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Pacitan, pada 2019 dilaksanakan percepatan pembangunan
infrastruktur terutama untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di Pacitan, dimana salah
satunya pembangunan jalan menuju Pantai Watukarung, Kecamatan Pringkuku. Sebaliknya, kota
Pasuruan masih mengalami penurunan pertumbuhan kredit UMKM yang disebabkan oleh perlambatan
kinerja kredit UMKM di sektor konstruksi, sektor transportasi dan pergudangan, serta sektor real estate85
.
Grafik 4.57 Pertumbuhan Kredit UMKM Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Turunnya pertumbuhan kredit di Kota Pasuruan juga diindikasikan karena tingginya NPL. NPL Kota
Pasuruan mencapai 13,22%, disumbang antara lain oleh NPL sektor pertambangan dan penggalian
(14,42%), industri pengolahan (9,72%) dan perdagangan besar dan eceran (7,94%). Hal tersebut
85 Dibandingkan triwulan III 2019, pertumbuhan kredit UMKM sektoral di Kota Pasuruan yang turun yaitu sektor konstruksi (dari -
29,49 persen menjadi -28,04 persen, yoy), sektor transportasi dan pergudangan (dari 61,93 persen menjadi -4,90 persen, yoy), dan
sektor real estate (dari -89,68 persen menjadi -89,86 persen, yoy).
6,9 8,0
25,6
8,8
20,5
3,46,4
13,6 14,0 14,3
Kota Surabaya Kab. Sidoarjo Kab. Gresik Kab. Malang Kota Malang
Tw III 2019
TW IV 2019
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
Kab
. Pac
itan
Ko
ta M
adi
un
Kab
. Bo
ndo
wo
so
Kab
. Pro
bo
lingg
o
Kab
. Jem
ber
Kab
. Nga
wi
Kab
. Sit
ub
ond
o
Kab
. Nga
nju
k
Kab
. Ma
diu
n
Kab
. Lum
ajan
g
Ko
ta B
atu
Kab
. Tre
ngga
lek
Kab
. Mo
joke
rto
Kab
. Po
noro
go
Ko
ta M
ala
ng
Kab
. Ma
lan
g
Kab
. Lam
ong
an
Kab
. Tu
lun
gagu
ng
Kab
. Blit
ar
Kab
. Gre
sik
Kab
. Ked
iri
Kab
. Ban
yuw
angi
Ko
ta B
litar
Kab
. Pam
eka
san
Kab
. Ma
geta
n
Kab
. Sam
pan
g
Kab
. Tu
ban
Kab
. Jom
ban
g
Kab
. Pas
uru
an
Kab
. Bo
jon
egor
o
Kab
. Ban
gka
lan
Ko
ta K
edir
i
Kab
. Sid
oar
jo
Ko
ta P
rob
olin
ggo
Ko
ta S
ura
bay
a
Ko
ta M
ojo
kert
o
Kab
. Su
men
ep
Ko
ta P
asu
ruan
TW III 2019 TW IV 2019
95
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
menyebabkan perlunya upaya perbaikan kinerja kualitas kredit UMKM di Kota Pasuruan sehingga
menahan penyaluran kredit baru dalam jumlah yang signifikan.
Grafik 4.58 NPL Kredit UMKM di Kabupaten/Kota di Jawa Timur
4.4.2. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan
berkelanjutan, Bank Indonesia senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan UMKM. Peningkatan
akses keuangan UMKM terhadap layanan jasa keuangan perbankan ditujukan untuk mengatasi
kesenjangan informasi antar kedua institusi tersebut. Perbankan memiliki keterbatasan informasi
mengenai kelayakan UMKM, sementara pelaku UMKM memiliki keterbatasan informasi mengenai produk
bank, serta prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam upaya mengakses layanan perbankan.
Mempertimbangkan karakter perekonomian Indonesia yang didominasi oleh sektor UMKM, Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan sektor riil atau
UMKM untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia di bidang Moneter, Stabilitas Sistem
Keuangan, dan Sistem Pembayaran. Selain kebijakan rasio kredit UMKM yang mewajibkan bank umum
untuk menyalurkan kredit kepada UMKM dengan pangsa minimal 20% dari total kredit, Bank Indonesia
juga melaksanakan program pengembangan UMKM melalui pemberian bantuan teknis dalam bentuk
pelatihan, pendampingan, penyediaan informasi, dan fasilitasi yang bertujuan mendorong peningkatan
kapasitas, penguatan kelembagaan, peningkatan akses pembiayaan, perluasan akses pemasaran, dan
peningkatan nilai tambah atau hilirisasi.
Secara umum, program pengembangan UMKM Bank Indonesia diarahkan untuk: (i) mendukung UMKM
komoditas volatile food (VF) dalam rangka mengurangi tekanan inflasi komponen bergejolak (VF) dari sisi
pasokan, (ii) mendorong UMKM berorientasi ekspor dan mendukung pariwisata dalam rangka
mengurangi CAD, (iii) mendorong peningkatan akses keuangan, (iv) mendorong pengembangan
UMKM Syariah dalam rangka meningkatkan peran ekonomi syariah, (v) mendorong pemanfaatan
teknologi digital dalam rangka memperluas akses pemasaran, pembiayaan maupun transaksinya, dan (vi)
mendorong keikutsertaan dalam pameran & event internasional untuk akses pasar global.
Dalam konteks pelaksanaan program pengendalian inflasi (klaster), upaya peningkatan akses keuangan
diimplementasikan dalam satu pola pengembangan yang terintegrasi dengan penguatan daya saing
UMKM, khususnya untuk pengembangan klaster ketahanan pangan dan melakukan pelatihan Aplikasi
Pencatatan Informasi Keuangan (SI-APIK) kepada UMKM binaan. Beberapa klaster ketahanan pangan dan
0
2
4
6
8
10
12
14
Kota Pasu
ruan
Kota Su
rabaya
Kab. Sum
enep
Kab. Pam
ekasa
n
Kota Pro
bolinggo
Kab. Sam
pang
Kab. Mala
ng
Kab. Sidoarjo
Kab. Bojonego
ro
Kab. Pasu
ruan
Kab. Situ
bondo
Kab. Gre
sik
Kab. Pro
bolinggo
Kota Blit
ar
Kab. Jom
bang
Kab. Banyu
wangi
Kab. Bangk
alan
Kab. Jem
ber
Kab. Mojo
kerto
Kota Kediri
Kota M
alang
Kab. Bondowoso
Kab. Kediri
Kab. Lam
ongan
Kab. Tre
nggalek
Kab. Ponoro
go
Kab. Lum
ajang
Kab. Mag
etan
Kab. Blit
ar
Kab. Tulu
ngagung
Kota M
adiun
Kab. Nganju
k
Kab. Tuban
Kab. Mad
iun
Kab. Ngawi
Kota M
ojokerto
Kota Batu
Kab. Pacit
an
TW III 2019 TW IV 2019
Threshold NPL 5%
96
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
klaster UMKM yang dikembangkan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018-2019
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 8 Klaster Ketahanan Pangan dan Klaster UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Jawa Timur
Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Bank Indonesia Jember
Klaster dan Lokasi Klaster
1. Kedelai (Kab. Lamongan)
2. Jagung (Kab. Lamongan)
3. Bawang Merah (Kab. Bojonegoro)
4. Sapi Potong (Kab. Tuban)
5. Batik (Kab. Bangkalan)
6. Padi Organik (Kab. Mojokerto : Desa
Brenjonk)
7. Wisata Edukasi dan Budaya (Kab. Mojokerto :
Desa Bejijong)
8. Klaster Kopi (Kab. Jombang : Wonosalam)
1. Cabai Merah (Kab. Jember)
2. Sapi Merah (Kab. Jember)
3. Sapi Potong (Kab. Situbondo)
4. Padi Organik (Kab. Banyuwangi, Sumberjambe,
Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kab.
Lumajang)
5. Kopi (Kab. Jember)
Bank Indonesia Kediri Bank Indonesia Malang
Klaster dan Lokasi Klaster
1. Kopi (Kab. Kediri)
2. Padi (Kab. Ponorogo, Kab. Madiun, Kab.
Ngawi)
3. Bawang Merah (Kab. Nganjuk)
4. Tenun Ikat (Kab. Kediri)
1. Kentang (Kab. Malang)
2. Bawang Merah (Kab. Kentang dan Kota
Probolinggo)
3. Padi (Kab. Malang)
4. Kopi (Kab. Malang)
5. Cabai Merah (Kab. Malang)
Berbagai aktivitas dan upaya yang telah dilakukan Bank Indonesia Jawa Timur dalam pengembangan
klaster sepanjang triwulan IV 2019 adalah sebagai berikut:
Klaster Ketahanan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Lokal
1. Klaster Agrobisnis Sapi Potong-Tuban
a) Melanjutkan pemantauan penggunaan Inseminasi Buatan (IB) dengan metode semen sexing,
dimana persentase kebuntingan meningkat dari 65,6% menjadi 72,5% dengan tingkat
keberhasilan kelahiran anak sapi jantan juga meningkat dari 60% menjadi 82%.
b) Penambahan jumlah sampel sapi dengan kategori Body Condition Score (BCS) 4 dari 80 ekor
menjadi 120 ekor. Target yang diharapkan adalah percepatan interval antar kelahiran dari 2-3
tahun sekali menjadi 1 tahun sekali.
c) Selain itu juga dilakukan bantuan teknis dalam rangka peningkatan kualitas pemeliharaan, mulai
dari pendampingan pemeriksaan kesehatan sapi, penyuluhan pemberian pakan hijauan dan
konsentrat, hingga pelatihan pengolahan limbah untuk mendukung sistem pertanian terintegrasi.
2. Klaster Bawang Merah-Bojonegoro
Arah pengembangan klaster bawang merah tahun 2019 lebih difokuskan pada pengembangan
hilirisasi klaster melalui peningkatan kuantitas dan kualitas produk turunan berupa bawang goreng dan
sambal bawang serta perbaikan desain dan kualitas kemasan. Penguatan kelembagaan koperasi untuk
menunjang pengelolaan keuangan serta perluasan akses pemasaran produk turunan juga terus
dilakukan melalui penjajakan kerja sama dengan beberapa instansi/agen pemasaran serta keikutsertaan
dalam berbagai event pameran produk UMKM baik yang berskala regional hingga internasional.
97
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
3. Klaster Jagung Kabupaten Bangkalan
a) Pengembangan klaster jagung tahun 2019 mencakup pengembangan lahan percontohan/demplot
varietas jagung Madura 3 yang dikembangkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Trunojoyo Madura.
b) Pada triwulan IV 2019 telah dilaksanakan pengembangan demo farm seluas 30 Ha yang berlokasi
di Desa Duko Tambin dan Banyu Besi, Kab. Bangkalan, sejalan dengan program pengembangan
kawasan inti pertanian jagung yang dilaksanakan oleh Pemkab Bangkalan. Pelatihan dan
pendampingan juga dilakukan untuk mendukung perbaikan teknis budidaya dan target
peningkatan produktivitas. Penggunaan varietas Madura 3 terbukti meningkatkan produktivitas
dari sebelumnya di bawah 3 ton/ha menjadi 5-6 ton/ha
c) Sejalan dengan penguatan teknis budidaya, program penguatan kelembagaan dilakukan melalui
fasilitasi pembentukan koperasi usaha tani.
4. Klaster Padi Organik Kabupaten Mojokerto
a) Pada triwulan IV 2019, Klaster Padi yang berlokasi di Desa Penanggungan, Kec. Trawas, Kab.
Mojokerto telah melalui tahap pengembangan demplot dari sebelumnya 1 Ha menjadi 6 Ha dalam
rangka penguatan aspek budidaya untuk mendorong target sertifikasi padi organik. Jenis beras
yang dihasilkan yaitu beras putih, beras merah, dan beras hitam.
b) Perluasan demo farm juga diikuti dengan bantuan teknis dalam bentuk sekolah lapang/pelatihan
teknik budidaya padi organik dan pendampingan oleh tenaga ahli. Sebagai proses perolehan
sertifikasi pertanian padi organik, telah dilaksanakan inspeksi lapangan oleh lembaga sertifikasi
bertaraf internasional di lahan demo farm klaster padi. Selain itu, telah dilakukan uji coba
penggilingan padi yang didukung oleh Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dalam rangka
pengembangan hilirisasi atau peningkatan nilai tambah di sisi produsen.
5. Klaster Kopi Kabupaten Jombang
a) Program klaster kopi Wonosalam, Kab. Jombang diarahkan pada penguatan aspek teknis budidaya
untuk meningkatkan produktivitas hasil green bean fit serta intensifikasi lahan melalui
penambahan populasi tanaman kopi.
b) Pada triwulan IV 2019 telah dilaksanakan program pelatihan dalam rangka perbaikan teknis
budidaya, mencakup proses pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen,
yang bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) di Jember.
c) Bank Indonesia Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kab. Jombang ke depan akan
melakukan program pengembangan hilirisasi melalui perbaikan pengolahan pasca panen, fasilitasi
perluasan akses pasar, serta fasilitasi perolehan Indikasi Geografis kopi Wonosalam. Produk kopi
Wonosalam juga telah diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pameran komoditas kopi baik skala
regional maupun nasional.
6. Klaster Batik Kabupaten Bangkalan
Program pengembangan klaster batik Tanjungbumi, Kab. Bangkalan diarahkan pada peningkatan
kualitas produk dan kapasitas produksi pengrajin. Pada triwulan IV 2019 telah dilaksanakan program
bantuan teknis pembuatan canting cap serta pelatihan pembuatan motif batik dengan menggunakan
teknik semi cap bekerja sama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Penggunaan teknik
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi tanpa mengurangi nilai seni batik tulis
Tanjungbumi. Selain itu, program pengembangan klaster batik juga diarahkan pada penguatan
98
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
kelembagaan dan perluasan keanggotaan pengrajin dalam koperasi serta perluasan akses pemasaran
melalui keikutsertaan dalam berbagai event pameran dan promosi produk kerajian khas Jawa Timur.
7. Klaster Industri Kreatif/Kerajinan Kabupaten Mojokerto
Klaster industri kreatif yang berlokasi di Desa Bejijiong, Kec.Trowulan, Kab. Mojokerto diarahkan pada
peningkatan kapasitas produksi kerajinan yang terdiri dari produk cor logam, terakota, dan/atau batik,
serta mendukung pariwisata kawasan budaya dan sejarah Majapahit. Pada triwulan IV 2019 telah
dilakukan program pengembangan unit bisnis pendukung pariwisata sejarah dan budaya Majapahit
berupa kerajinan cinderamata. Selain itu, juga dilakukan pendampingan penguatan fasilitas penunjang
seperti homestay, pelatihan hospitality, serta pengembangan atraksi pertunjukan seni budaya khas
Majapahit untuk semakin menarik minat kunjungan wisatawan.
UMKM Go Export
Untuk mendorong perluasan akses pasar produk UMKM unggulan Jawa Timur ke luar negeri, KPw BI
Provinsi Jawa Timur telah menyelenggarakan kegiatan Business Matching yang mempertemukan pelaku
usaha dengan calon pembeli dari Jepang dan Singapura. Pada kesempatan dimaksud juga dilakukan
pembekalan kepada total hampir 100 UMKM mengenai potensi pasar, regulasi, dan persyaratan produk
impor di masing-masing negara bekerja sama dengan Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) serta
Business Indonesia Singapore Association (BISA). Sebagai tindak lanjut, telah difasilitasi kerja sama antara
UMKM Jawa Timur dengan perusahaan importir Singapura yang dituangkan dalam bentuk Kesepakatan
Bersama ekspor produk UMKM khususnya produk makanan/minuman dalam kemasan untuk dipasarkan
di jaringan Supermarket terbesar di Singapura. Dalam rangka peningkatan kualitas produk dan kemasan
agar memenuhi standarisasi, telah dilakukan serangkaian bantuan teknis kepada UMKM yang terpilih
dalam bentuk perbaikan desain dan bahan kemasan serta pendaftaran barcode
UMKM Go Digital
Dalam rangka program pengembangan UMKM berbasis digital, KPw BI Provinsi Jawa Timur bekerja sama
dengan Indonesian E-Commerce Association melaksanakan pelatihan on boarding kepada 360 UMKM
(yang terdiri dari UMKM binaan KPw BI Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa
Timur serta berbagai asosiasi dan komunitas UMKM di Jawa Timur) untuk penggunaan platform e-
commerce dan pemanfaatan digital payment bekerja sama dengan Bukalapak.
SISTEM PEMBAYARAN& PENGELOLAAN UANG RUPIAH V
BABBAB
100
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
5.1. KONDISI UMUM
Pada triwulan IV 2019 pergerakan inflow (uang masuk) dan outflow (uang keluar) di Jawa Timur dalam
posisi net outflow sebesar Rp3,5 triliun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat pada
periode perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2020.
Pada triwulan IV 2019, transaksi pembayaran melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) menunjukkan peningkatan sejalan dengan
meningkatnya aktivitas siklus bisnis . Layanan Pembayaran secara non tunai atas transaksi e-commerce
juga meningkat, sejalan meningkatnya preferensi masyarakat.
Pada triwulan IV 2019, jumlah agen LKD di Jawa Timur tercatat meningkat sebesar 47 persen menjadi
76.420 agen. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya penetrasi penggunaan smartphone di
masyarakat, serta didorong oleh kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan Indonesia
antara lain melalui program Bantuan Sosial Non Tunai.
5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DI JAWA TIMUR
5.2.1. Pengelolaan Uang Rupiah
Aktivitas pengelolaan uang rupiah atau transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia dapat
dipantau melalui beberapa indikator. Jumlah aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan
(outflow), jumlah aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow), serta kegiatan
pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) dan uang tidak asli merupakan indikator yang paling sering
digunakan. Di Jawa Timur, pengelolaan uang rupiah dilaksanakan di 4 (empat) Kantor Perwakilan Bank
Indonesia, yaitu:
Tabel 5. 1 Wilayah Kerja Bank Indonesia di Jawa Timur
Wilayah Kerja Area
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Jawa Timur *)
(Dalam bab ini selanjutnya disebut BI Jawa Timur)
Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten
Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep,
Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban
dan Kabupaten Lamongan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang
(Dalam bab ini selanjutnya disebut BI Malang)
Kota Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo,
Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten
Probolinggo
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri
(Dalam bab ini selanjutnya disebut BI Kediri)
Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Madiun, Kabupaten Kediri,
Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk,
Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten
Madiun, Kabupaten Blitar, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten
Pacitan.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember
(Dalam bab ini selanjutnya disebut BI Jember)
Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, Kabupaten
Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Banyuwangi
*) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur pada prinsipnya mewilayahi seluruh Jawa Timur dan melaksanakan fungsi
koordinasi terhadap Kantor Perwakilan BI Malang, BI Kediri dan BI Jember.
101
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
5.2.1.1. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)
Pada triwulan IV 2019, pergerakan inflow (uang masuk) dan outflow (uang keluar) di Jawa Timur
dalam posisi net-outflow86
sebesar Rp3,5 triliun. Hal ini disebabkan oleh peningkatan outflow pada
triwulan IV 2019 yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan inflow. Outflow meningkat dari
semula Rp23,2 triliun (triwulan III) menjadi Rp29,9 triliun pada triwulan IV 2019 atau meningkat 28,50%.
Sementara itu jumlah inflow meningkat sebesar 0,49% dari Rp26,2 triliun (triwulan III) menjadi Rp26,3
triliun pada triwulan III 2019.
Grafik 5.1 Pergerakan Inflow, Outflow, Netflow & Inflasi
Peningkatan outflow di Jawa Timur disebabkan
oleh meningkatnya kebutuhan uang kertas dan
logam di masyarakat baik dalam bentuk Uang
Pecahan Kecil (UPK) maupun Uang Pecahan Besar
(UPB) untuk belanja kebutuhan Hari Raya Natal dan
Peringatan Tahun Baru 2020. Hal tersebut juga
dikonfirmasi dengan penigkatan PDRB Jawa Timur
pada triwulan IV 2019 sebesar 5,52% dari semula
5,32% (triwulan III). Peningkatan kebutuhan uang
juga dikonfirmasi dengan peningkatan konsumsi
swasta pada triwulan IV 2019 sebesar 4,92% dari
semula 4,76% (triwulan II).
Secara spasial, outflow tertinggi pada triwulan IV 2019 terjadi di KPw Provinsi Jawa Timur sebesar Rp18,0
triliun, disusul oleh KPw BI Kediri sebesar Rp4,3 triliun, KPw BI Jember Rp3,9 triliun, dan KPw BI Malang
Rp3,7 triliun. Layanan kas keliling pada triwulan IV 2019 juga mengalami peningkatan sebesar 2,75% dari
semula Rp42,2 miliar (triwulan III 2019) menjadi Rp43,4 miliar (triwulan IV 2019). Secara spasial layanan
kas keliling tertinggi terjadi pada KPw Provinsi Jawa Timur sebesar Rp23,8 miliar, disusul KPw BI Jember
sebesar Rp9,2 miliar, KPw BI Kediri Rp5,9 miliar, dan KPw BI Malang Rp4,5 miliar.
Tabel 5. 2 Perkembangan Inflow Outflow Jawa Timur (miliar rupiah)
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
86 Uang masuk ke Bank Indonesia melalui perbankan lebih tinggi dibandingkan uang keluar.
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4
SURABAYA
OUTFLOW 5,442 14,226 4,904 4,474 6,548 18,281 8,685 13,383 10,976 18,535 11,152 12,310 9,093 17,301 11,940 18,041
INFLOW 8,022 5,966 12,873 7,847 11,397 8,365 18,748 11,560 13,014 15,373 15,188 10,569 13,123 15,724 12,798 12,588
NETFLOW 2,581 (8,260) 7,969 3,373 4,849 (9,915) 10,063 (1,823) 2,038 (3,162) 4,036 (1,742) 4,030 (1,577) 859 (5,454)
MALANG
OUTFLOW 1,227 4,629 2,069 2,829 1,728 5,346 2,097 3,097 1,946 5,677 1,699 3,307 1,748 5,608 2,787 3,653
INFLOW 4,607 2,904 4,596 3,119 3,951 2,423 5,365 3,205 4,599 4,181 4,377 4,050 5,114 5,940 4,381 5,319NETFLOW 3,380 (1,724) 2,527 290 2,223 (2,923) 3,268 108 2,653 (1,496) 2,678 743 3,366 332 1,594 1,666
KEDIRI
OUTFLOW 2,117 7,665 3,263 4,950 3,369 9,501 3,566 4,679 3,165 6,822 4,014 4,771 3,149 7,833 4,918 4,285
INFLOW 4,007 2,759 5,237 3,819 4,752 3,660 6,835 3,516 4,928 4,799 5,330 3,503 4,872 5,727 4,779 4,323NETFLOW 1,890 (4,905) 1,974 (1,131) 1,383 (5,841) 3,269 (1,163) 1,763 (2,022) 1,316 (1,268) 1,723 (2,107) (139) 38
JEMBER
OUTFLOW 1,215 4,714 2,200 2,986 1,822 4,775 1,991 3,065 2,251 5,424 2,592 3,352 2,423 5,304 3,606 3,899
INFLOW 3,760 3,325 3,991 3,267 3,823 2,797 4,580 3,461 4,161 4,783 4,040 3,537 4,740 5,856 4,256 4,112NETFLOW 2,545 (1,389) 1,791 281 2,001 (1,979) 2,589 396 1,909 (641) 1,448 186 2,317 552 650 213
JAWA TIMUROUTFLOW 10,001 31,233 12,436 15,239 13,467 37,903 16,339 24,224 18,339 36,458 19,457 23,740 16,412 36,046 23,251 29,878
INFLOW 20,397 14,955 26,697 18,052 23,923 17,245 35,528 21,742 26,702 29,137 28,935 21,659 27,848 33,246 26,214 26,342NETFLOW 10,395 (16,279) 14,261 2,813 10,456 (20,658) 19,189 (2,482) 8,363 (7,322) 9,477 (2,081) 11,436 (2,800) 2,963 (3,536)
20182017KETERANGAN
2016 2019
102
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
5.2.1.2. Uang Tidak Layak Edar (UTLE)
Dalam rangka memelihara kualitas uang layak edar kepada masyarakat (Clean Money Policy), Bank
Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) secara rutin. Nominal UTLE
pada triwulan IV 2019 sebesar Rp 9,1 triliun menurun 4,07% (qtq) dibandingkan dengan triwulan III 2019
sebesar Rp9,5 triliun.
Secara spasial, pada triwulan IV 2019 penurunan UTLE terjadi hampir di semua KPw BI se-wilayah Jawa
Timur, kecuali KPw BI Malang. Penurunan UTLE terbesar terjadi di KPw BI Provinsi Jawa Timur sebesar
13,48% (qtq), disusul KPw BI Jember sebesar 4,31%, dan KPw BI Kediri sebesar 2,86%. Sedangkan di
KPw BI Malang jumlah UTLE mengalami peningkatan sebesar 11,96%.
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.2 Rasio UTLE terhadap Inflow Jawa Timur
Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pada
triwulan IV 2019 terjadi penurunan rasio UTLE
terhadap inflow. Rasio UTLE terhadap inflow Jawa
Timur pada triwulan IV 2019 mencapai 34,65%,
menurun dibandingkan triwulan III 2019 yang
tercatat sebesar 36,30%. Penurunan rasio UTLE
terhadap inflow pada triwulan IV 2019
mengindikasikan bahwa uang yang beredar di
masyarakat masih dalam kondisi baik dan layak edar.
Selanjutnya Bank Indonesia akan senantiasa berkomitmen untuk menjaga kualitas uang yang beredar di
masyarakat, melalui optimalisasi kegiatan pengolahan dan pemusnahan UTLE. Dalam rangka
meningkatkan awareness masyarakat untuk menjaga dan merawat uang Rupiah, Bank Indonesia juga
semakin semakin gencar mensosialisasikan tentang tata cara merawat uang melalui Jargon 5 Jangan,
yaitu:
5.2.1.3. Temuan Uang Palsu
Jumlah penemuan uang palsu kembali mengalami peningkatan pada triwulan IV 2019. Penemuan
uang palsu di wilayah Jawa Timur sebanyak 12,217 lembar berdasarkan laporan perbankan dan
masyarakat. Jumlah tersebut meningkat 96,38% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebanyak
6.221 lembar seperti terlihat pada grafik 5.3.
103
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.3 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan
Secara spasial, Laporan uang palsu di Kantor
Perwakilan BI (KPw BI) Provinsi Jatim sebanyak
5.335 lembar, terbanyak se wilayah Jawa Timur.
Sedangkan uang palsu di KPw BI Kediri
sebanyak 4.204 lembar, KPw BI Malang
sebanyak 1.815 lembar, dan di KPw BI Jember
sebanyak 863 lembar. Untuk meningkatlkan
layanan deteksi uang palsu, di KPw BI se wilayah
Jatim telah dilengkapi dengan BI-Counterfit
Analysis Center (BI-CAC).
Berdasarkan proporsinya, pada triwulan IV 2019 temuan uang palsu terbanyak terjadi di KPw BI Provinsi
Jawa Timur (44%), disusul oleh KPw BI Kediri (34%), KPw BI Malang (15%) dan KPw BI Jember sebesar
(7%), seperti terlihat pada grafik 5.4.
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.4 Pangsa Temuan Uang Palsu berdasarkan Wilayah Kerja Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.5 Temuan Uang Palsu Per Pecahan
Pada triwulan IV 2019, penemuan uang palsu didominasi oleh pecahan Rp100.000 (60,18%) dan pecahan
Rp50.000 (32,55%) seperti terlihat pada grafik 5.5. Penemuan uang palsu terbanyak untuk pecahan
Rp100.000 dan pecahan Rp50.000 terjadi di wilayah kerja KPw BI Jawa Timur, yaitu sebanyak 3.120
lembar (pecahan Rp100.000) dan 1.491 lembar (pecahan Rp50.000).
Kenaikan penemuan uang palsu tersebut sejalan dengan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang
ciri-ciri keaslian rupiah yang semakin membaik. Meskipun demikian, KPw BI se wilayah Jawa Timur akan
terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi agar masyarakat dapat mengenali ciri-ciri uang yang diduga
palsu dan melaporkannya kepada kantor Bank Indonesia terdekat atau kepolisian untuk pengecekan lebih
lanjut.
104
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
KPw BI se Wilayah Jawa Timur tercatat melaksanakan sosialisasi mengenai pengenalan Ciri-ciri Keaslian
Uang Rupiah (CIKUR), yang disampaikan pada saat kunjungan pelajar/ mahasiswa di kantor BI, serta
dilakukan di beberapa kampus dan pesantren, baik secara formal maupun melalui panggung hiburan
dengan media kesenian daerah.
5.2.2. Transaksi Sistem Pembayaran
5.2.2.1 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Pada triwulan IV 2019, terjadi peningkatan nominal transaksi BI-RTGS di wilayah Jawa Timur.
Nominal transaksi BI-RTGS Nasabah di wilayah Jawa Timur sebesar Rp253,1 triliun, meningkat 18,19%
dibanding triwulan III 2019. Jika dibandingkan dengan triwulan IV 2018, terjadi peningkatan sebesar
173,91% (yoy). Kenaikan nilai transaksi RTGS Nasabah di Jawa Timur didorong oleh membaiknya faktor
dunia usaha dan banyaknya jumlah hari libur pada triwulan IV 2019. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)
turut mengkonfirmasi perkembangan dunia usaha yang menunjukkan tren meningkat dari 20,49% pada
triwulan III 2019 menjadi 26,77% pada triwulan IV 2019.
Volume transaksi RTGS Nasabah pada triwulan IV 2019 di wilayah Jawa Timur sebanyak 97.318 transaksi,
meningkat 1,49% dibandingkan triwulan III 2019. Secara spasial nominal transaksi RTGS Nasabah di
wilayah Surabaya masih sangat mendominasi dengan pangsa 81,1%, sedangkan RTGS Nasabah di KPw BI
Kediri mencapai 11,6%, diikuti oleh KPw BI Malang sebesar 5,1% dan KPw BI Jember sebesar 2,2%.
sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.6 Perkembangan RTGS Nasabah Provinsi Jawa
Timur
sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.7 Perkembangan RTGS Nasabah Spasial
5.2.2.2 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Nominal kliring di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mencapai Rp86 triliun, naik 10,27% dibandingkan
triwulan III 2019 dan meningkat sebesar 7,12% dibandingkan triwulan IV 2018. Transaksi kliring masih
didominasi oleh Kliring Kredit sebesar 71,89%, sedangkan Kliring Warkat Debet sebesar 28,11%.
Peningkatan transaksi kliring pada periode ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi Jawa Timur
setelah pelaksanaan pemilihan umum pada tanggal 17 April 2019 dan kegiatan keagamaan, serta
didorong oleh pemberlakuan Peraturan Bank Indonesia terkait operasional kliring yang berlaku sejak 1
September 2019. Adapun beberapa perubahan ketentuan dimaksud meliputi, penambahan jadwal
settlement layanan SKNBI dari sebelumnya lima kali menjadi sembilan kali per hari, peningkatan jumlah
uang yang bisa ditransfer dari maksimal Rp500 juta menjadi Rp1 miliar, serta penurunan biaya administrasi
layanan kliring untuk nasabah dari Rp5.000 menjadi Rp3.500. Secara spasial, transaksi kliring masih
105
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
didominasi oleh transaksi kliring di Surabaya dan sekitarnya yang mencapai Rp66,29 triliun atau 77,07%
dari total kliring di Jawa Timur.
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.8 Perkembangan Kliring Jawa Timur
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.9 Transaksi Kliring Spasial Jawa Timur
5.2.2.3 Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)
Jumlah instrumen pembayaran non tunai (ATM, Kartu Kredit dan Kartu Debit) pada triwulan IV 2019
tercatat sebanyak 25,4 juta kartu meningkat 1,6% dibandingkan triwulan III 2019 sebanyak Rp25 juta
kartu. Peningkatan jumlah APMK dimaksud sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah
yang mendorong perluasan elektronifikasi pembayaran di daerah, antara lain melalui Gerakan Nasional
Non Tunai dan Program Bantuan Sosial Non Tunai.
Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) pada triwulan IV 2019, didominasi oleh kartu debit sebesar
22,3 juta kartu (87,66%), disusul oleh kartu kredit sebesar 2,3 juta kartu (9,17%) dan kartu ATM sebesar
803 ribu kartu (3,16%). Adapun sebaran penggunaan kartu ATM dan Debit di Jawa Timur didominasi
untuk penarikan tunai sebesar Rp 86,4 triliun atau 57,39%, diikuti oleh transaksi interbank sebesar Rp
35,9 triliun (23,92%), transaksi antar bank sebesar Rp 22,8 triliun, serta transaksi belanja dan online
sebesar Rp 4,9 triliun (3,3%). Sedangkan sebaran penggunaan kartu kredit adalah untuk transaksi belanja
sebesar Rp7,3 triliun (74,9%), online sebesar Rp1,8 triliun (18,50%), Bill Pay sebesar Rp 420,1 miliar
(4,33%), dan penarikan tunai sebesar Rp 223,6 miliar (2,30%).
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.10 Perkembangan Jumlah Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu (APMK)
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.11 Perkembangan Transaksi APMK dan Jumlah
ATM
106
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.12 Penggunaan ATM dan Kartu Debit
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.13 Penggunaan Kartu Kredit
5.2.2.4 Transaksi Online
Pada triwulan IV 2019, preferensi masyarakat melakuan pembayaran secara non tunai atas transaksi
e-commerce dan transaksi transportasi on-line mengalami peningkatan dibanding triwulan II I 2019.
Nominal transaksi e-commerce pada triwulan III 2019 sebesar Rp.10,21 triliun sedangkan nominal
transaksi transportasi on-line mencapai Rp. 0,97 triliun. Secara spasial pembayaran non-tunai atas
transaksi e-commerce mencapai 95,56% dan pembayaran tunai hanya 4,44%. Secara spasial pembayaran
non tunai atas transaksi transportasi on-line terus mengalami peningkatan mencapai 41,71% dan
mayoritas pembayaran masih dilakuan secara tunai 58,29%. Peningkatan preferensi masyarakat
melakukan pembayaran secara non-tunai antara lain dipengaruhi oleh faktor kemudahan dan keamana
serta pemberian diskon untuk pembayaran non-tunai.
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.14 Perkembangan Jenis Pembayaram Non-
tunai pada e-commerce
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.15 Perkembangan Jenis Pembayaran Non-tunai
pada transportasi online
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.16 Perkembangan Jenis Pembayaram Non-
tunai pada e-commerce
Ke depan dengan mulai diberlakukannya QRIS, maka
pembayaran transaksi e-commerce COD yang
biasanya di bayar secara tunai, dapat juga dilakukan
secara non-tunai melalui scan QRIS. Adapun jenis
barang yang banyak ditransaksikan melalui e-
commerce oleh masyarakat Jatim adalah Fashion
(22,15%), Handphone & Aksesoris (19,78%), serta
Personal Care & Kosmetik (13,32%).
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
I II III IV I II III IV
2018 2019
Rp
. tri
liun
COD UE K Kredit/ Debit Kios/ Minimarket
Kredit Tanpa Kartu Transfer Bank Lainnya Nominal Transaksi
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
I II III IV I II III IV
2018 2019
Rp.
Tri
liun
- UE - Tunai Transport Onl ine
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
I II III IV I II III IV
2018 2019
Rp
. tri
liun
COD UE K Kredit/ Debit Kios/ Minimarket
Kredit Tanpa Kartu Transfer Bank Lainnya Nominal Transaksi
107
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
5.3. UPAYA MENJAGA KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN
5.3.1. Penanganan Uang Palsu
Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan instansi terkait, terus melakukan berbagai upaya
penanganan, langkah preventif dan represif dalam rangka mengurangi peredaran uang palsu. Selama
triwulan IV 2019 tindakan preventif terus dilakukan dengan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, baik secara langsung maupun melalui iklan dan
publikasi di media massa. Upaya preventif dilakukan melalui peningkatan kerjasama dengan instansi
terkait di daerah Jawa Timur. Sementara itu upaya represif dilakukan melalui koordinasi dengan pihak
Kepolisian untuk menangkap dan menindak pembuat maupun pengedar uang palsu. Kerja sama dengan
Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Timur telah dituangkan dalam Pokok-Pokok Kesepahaman tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penanganan Dugaan Tindak Pidana di Bidang Sistem Pembayaran dan Kegiatan Usaha
Penukaran Valuta Asing, serta Dugaan Pelanggaran Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Dugaan Tindak Pidana Terhadap Uang Rupiah.
5.3.2. Penyediaan Uang Rupiah
Dalam rangka menjamin ketersediaan Uang Layak Edar (ULE) di masyarakat, selama triwulan III 2019
Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur terus mengintensifkan berbagai langkah seperti kas keliling dan
kas titipan. Di sisi lain, dalam rangka efisiensi layanan Kas Titipan, maka pada bulan September dilakukan
penutupan Layanan Kas Titipan di Kabupaten Pamekasan. Namun demikian penutupan tersebut tidak
mengurangi kualitas layanan pada masyarakat.
Kegiatan Kas Keliling di provinsi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 menyerap nominal penukaran uang
sebanyak Rp43,38 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan III 2019 yang mencapai Rp42,21 miliar. Secara
spasial penyerapan ULE melalui Kas Keliling pada triwulan IV 2019 didominasi oleh KPw BI Prov Jatim
sebesar Rp23,82 miliar, disusul KPw BI Jember Rp9,21 miliar, KPw BI Kediri Rp5,87 miliar dan KPw BI
Malang Rp4,48 miliar.
Selain itu kegiatan penukaran di provinsi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 mengalami peningkatan
menjadi Rp112,38 miliar, dari semula Rp62,64 miliar (triwulan III 2019) disebabkan oleh meningkatnya
kebutuhan penukaran uang masyarakat sebagai persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru 2020.
Meskipun demikian peningkatan kegiatan penukaran hanya terjadi di KPw BI Provinsi Jawa Timur dan KPw
BI Malang.
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.17 Nominal Transaksi Kas Keliling
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.18 Nominal Transaksi Penukaran
Upaya lain yang dilakukan Bank Indonesia untuk memenuhi ketersediaan uang Rupiah adalah melalui Kas
Titipan. Jumlah Kas Titipan di provinsi Jawa Timur pada triwulan IV 2019 berjumlah 6 (enam) Kas Titipan,
yaitu di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun,
108
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan kas titipan dilakukan melalui kerja Bank
Indonesia dengan Perbankan setempat.
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.19 Aktivitas Kas Titipan Jawa Timur
Jumlah nominal dropping ULE Kas Titipan di
pada triwulan IV 2019 mencapai Rp3.683 miliar,
turun 28,49%% dibanding triwulan III 2019
Penurunan tersebut disebabkan oleh
menurunnya kebutuhan masyarakat setempat
serta adanya penutupan satu kas titipan di
Pamekasan. Meskipun terdapat penutupan Kas
Titipan, namun BI Jatim senantiasa meningkatkan
kerja sama dengan Perbankan dan Perbarindo
untuk memberikan layanan perkasan pada
masyarakat.
5.3.3. Layanan Keuangan Digital (LKD)
Pada triwulan IV 2019, jumlah agen LKD di Jawa Timur naik sebesar 47,35% menjadi 76.420 agen. Di
sisi lain jumlah pemegang UNIK (Uang Elektronik) mengalami penurunan 8,82%, hal ini antara lain
disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga komersial yang menerima pembayaran uang elektronik
melalui berbagai PJSP (Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran). Ke depan dengan penerapan QRIS maka
jumlah pemegang UNIK kemungkin berkurang karena dengan QRIS pembayaran UNIK dan non tunai bisa
dilakukan antara PJSP.
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.20 Jumlah Agen LKD & Pemegang UNIK
Secara spasial sebaran agen LKD di Jawa Timur masih terkonsentrasi di Kota Surabaya (10,79%), Kab
Jember (7,13%), Kab Malang (5,97%) dan Kab. Nganjuk (4,09%). Sedangkan pemegang UNIK masih
terkonsentrari di wilayah Kota Surabaya (12,07%), Kab Jember (8,31%), Kab.Gresik (6,03%) dan Kota
Kediri (5,26%).
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017 2018 2019
Jum
lah
pe
me
gan
UN
IK (
juta
)
Jum
lah
age
n
Agen LKD Pemegang UNIK (rhs)
109
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.21 Jumlah Agen LKD Spasial Jawa Timur
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 5.22 Jumlah pemilik rekening U-NIK Spasial
Jawa Timur
Total Transaksi melalui LKD pada triwulan IV 2019 meningkat 3,85% menjadi Rp. 5,32 triliun. Transaksi
melalui LKD masih didominasi oleh transaksi Isi Ulang/ Top-up (46,38%) dengan nilai nominal Rp.2,47
triliun, Tranfer Person to Account (24,42%) dengan nilai nominal Rp.1,30 triliun dan Pembayaran Tagihan
Rutin (24,09%) dengan nilai nominal Rp.1,28 triliun.
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.23 Frekwensi Transaksi di LKD
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.24 Nominal Transaksi di LKD
8.520 8.758 12.104
9.286
9.291
12.070
10.553
24.279 (162.379)
Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Jember
Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Malang
Kab. Nganjuk Kota Surabaya Lainnya
0,410,37
0,56
0,77
0,34
0,45
0,37
0,330,380,470,47
0,38
0,88
2,65
Kab. Banyuwangi Kab. Bojonegoro Kab. Gresik Kab. Jember
Kab. Jombang Kab. Madiun Kab. Sidoarjo Kab. Tuban
Kab. Tulungagung Kota Kediri Kota Malang Kota Probolinggo
Kota Surabaya Lainnya
-
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
Top Up Tarik tunai BayarTagihan
Registrasi P2P P2A
Frek
uen
si
TW1-19 TW2-19 TW3-19 TW4-19
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
Top Up Tarik tunai BayarTagihan
Registrasi P2P P2A
No
min
al (
mili
ar R
up
iah
)
TW1-19 TW2-19 TW3-19 TW4-19
KETENAGAKERJAAN& KESEJAHTERAANVI
BABBAB
111
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
6.1. Gambaran Umum
Kondisi ketenagakerjaan masyarakat Jawa Timur sampai dengan triwulan IV 2019 relatif stabil,
tercermin dari penurunan tingkat kemiskinan dan membaiknya indikator tenaga kerja dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, terdapat penurunan kesejahteraan
untuk petani dan nelayan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kondisi ketenagakerjaan pada Agustus 2019 relatif membaik dibandingkan Agustus 2018, tercermin dari
peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari 69,37% menjadi 69,45%, penurunan Tingkat
Pengangguran Terbuka (dari 3,99% menjadi 3,92%) dan peningkatan tenaga kerja dengan lulusan SMA
dan SMK. Berdasarkan data SKDU Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, terdapat peningkatan serapan
tenaga kerja pada triwulan IV 2019 seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun
2019.
Sementara itu, kesejahteraaan masyarakat pedesaan yang direpresentasikan dengan Nilai Tukar Petani
(NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) menurun pada triwulan IV 2019. Penurunan NTP (dari 110,0 menjadi
109,49) disebabkan oleh subsektor pertanian rakyat, peternakan dan perikanan. Sementara penurunan
NTN (dari 128,52 menjadi 124,89) disebabkan oleh peningkatan indeks harga yang dibayar nelayan,
sedangkan indeks harga yang diterima justru turun.
Jumlah penduduk miskin Jawa Timur pada periode ini semakin berkurang. Tingkat kemiskinan di Jawa
Timur mencapai 10,22% turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar
10,85%. Meskipun masih lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan Nasional (9,22%), namun Jawa
Timur mengalami penurunan jumlah penduduk miskin yang tertinggi dibandingkan provinsi lain di Jawa
seiring dengan pelaksanaan berbagai program pengentasan kemiskinan oleh pemerintah provinsi maupun
Kabupaten/Kota Jawa Timur.
6.2. Ketenagakerjaan
6.2.1. Perkembangan Ketenagakerjaan Jawa Timur
Dibandingkan Februari 2019, kinerja ketenagakerjaan Jawa Timur pada Agustus 2019 sedikit
menurun. Hal tersebut tercermin dari penurunan jumlah angkatan kerja (dari 21,59 juta orang pada
Februari 2019 menjadi 21,50 juta orang pada Agustus 2019) yang diikuti dengan penurunan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari 70,02% menjadi 69,45%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
juga sedikit meningkat dari 3,83% menjadi 3,92%. Penurunan tersebut karena telah berlalunya puncak
penyerapan tenaga kerja sektor pertanian (yang merupakan sektor dengan tingkat penyerapan tenaga
kerja terbesar) pada saat musim panen.
Tabel 6. 1 Kondisi Ketenagakerjaan Jawa Timur (juta orang)
Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
Angkatan Kerja 20,69 20,27 20,50 19,95 20,89 20,94 21,01 21,30 21,59 21,50
Bekerja 19,80 19,37 19,65 19,11 20,03 20,10 20,20 20,45 20,76 20,66
Penganggur 0,89 0,91 0,85 0,84 0,86 0,84 0,81 0,85 0,83 0,84
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 69,58% 67,84% 68,27% 66,14% 68,93% 68,78% 68,71% 69,37% 70,02% 69,45%
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,31% 4,47% 4,14% 4,21% 4,10% 4,00% 3,85% 3,99% 3,83% 3,92%
Kegiatan2015 20192016 2017 2018
112
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sementara itu, apabila dibandingkan dengan Agustus 2018, kinerja ketenagakerjaan Jawa Timur
pada periode ini lebih baik, baik dari sisi jumlah tenaga kerja, TPAK maupun TPT. Membaiknya kinerja
tenaga kerja dibandingkan Agustus 2018 tersebut didorong oleh peningkatan jumlah angkatan kerja yang
bekerja sebesar 210 ribu orang (1,03%-yoy) seiring penurunan jumlah pekerja setengah pengangguran
(turun 100 ribu orang atau -8,42%-yoy). Penurunan tersebut diindikasikan karena adanya program
pemerintah dalam bentuk pelatihan keterampilan, penyelenggaraan job fair dan penyediaan kredit modal
usaha dengan bunga murah untuk memberikan peluang berusaha bagi angkatan kerja. Berbagai program
tersebut, dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga mendorong peningkatan kualitas jam
kerja.
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.1 Jumlah Tenaga Kerja Sektor-sektor Utama
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.2 Share Tenaga Kerja Sektoral
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, pada Agustus 2019 lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Jawa Timur yaitu 31,22%, diikuti
olehlapangan usaha Perdagangan Besar & Eceran (24,83%). Meskipun masih mendominasi, namun
pangsa penyerapan tenaga kerja sektor pertanian semakin menurun. Dibandingkan Agustus 2018,
terdapat pergeseran penyerapan tenaga kerja, yaitu sektor pertanian menurun (dari 32,49% menjadi
31,22%), sedangkan sektor konstruksi dan PHR meningkat.87
Adanya pembangunan berbagai proyek
infrastruktur seperti jalan tol serta investasi di sektor industri pengolahan dan pariwisata menawarkan
lapangan kerja dengan produktivitas dan potensi kesejahteraan yang lebih tinggi.
Kondisi tenaga kerja di Jawa Timur berdasarkan Status Pekerjaan Utama masih didominasi oleh
sektor informal. Pada Agustus 2019, proporsi penduduk yang bekerja di sektor informal masih tinggi
yaitu 12,51 juta orang (60,58%), sedangkan yang bekerja di sektor formal sebesar 8,14 juta orang
(39,42%). Dibandingkan Agustus 2018, jumlah pekerja formal meningkat 4,53% (yoy) didorong oleh
peningkatan jumlah buruh/karyawan/pegawai yang tumbuh 4,63%. Sebaliknya, pekerja informal turun
1,21% utamanya pada kelompok pekerja keluarga/tidak dibayar (-7,18%-yoy) dan kelompok berusaha
dibantu buruh tidak tetap (-6,07%-yoy). Meningkatnya jumlah pekerja formal sejalan dengan peningkatan
UMKM dan industri kreatif di Jawa Timur, sehingga mendorong kebutuhan tenaga kerja.
87 Pangsa penyerapan tenaga sektor konstruksi dibandingkan Agustus 2018 meningkat, yaitu dari 7,06% menjadi 7,16%. Demikian
pula dengan sektor perdagangan besar, rumah makan dan akomodasi (dari 24,33% menjadi 24,83%).
36% 37% 36% 36% 35% 33% 33% 32% 32% 31%
14% 14% 15% 14% 15% 16% 15% 16% 16% 16%
7% 8% 7% 8% 6% 7% 6% 7% 7% 7%
21% 21% 23% 21% 23% 24%25% 24% 25% 25%
6% 6% 6% 7% 7% 6% 5% 6% 6% 6%
15% 14% 14% 14% 14% 15% 15% 14% 15% 15%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags
2015 2016 2017 2018 2019Jasa Kemasyarakatan
Lainnya (Pertambangan, Listrik, Gas & Air)
Perdagangan Besar & Eceran
113
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Formal-Informal
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.4 Komposisi Tenaga Kerja Formal-Informal
Berdasarkan jenis pendidikan, lulusan SD ke bawah masih mendominasi tenaga kerja namun dengan
pangsa yang semakin menurun. Berdasarkan pertumbuhannya jumlah tenaga kerja lulusan SD
mengalami penurunan sedangkan kelompok pendidikan lainnya meningkat.88
Peningkatan kualitas
pendidikan tenaga kerja tersebut seiring adanya berbagai program sekolah gratis mulai dari tingkat SD
sampai tingkat SMA yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota). Upaya
Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan alokasi lulusan SMK juga mulai terlihat. Dalam waktu
5 (lima) tahun terakhir, pangsa tenaga kerja lulusan SMK meningkat dari 9,38% (Agustus 2015) menjadi
11,53% (Agustus 2019).
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.5 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.6 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Walaupun jumlah tenaga kerja lulusan SMA dan SMK mulai meningkat, namun Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) SMA dan SMK masih tinggi.89
Peningkatan tersebut karena masih adanya permasalahan
antara penawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA dengan permintaan dunia kerja. Untuk itu perlu
dilakukan sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kerja sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap
kerja dan sesuai dengan kebutuhan spesifik dunia usaha. Beberapa program Pemerintah Provinsi Jawa
Timur untuk meminimalkan gap tersebut, antara lain :
- Memberikan kompensasi berupa pengurangan pajak bagi dunia usaha yang memberikan kesempatan
praktik kerja, pemagangan dan atau pembelajaran untuk SMK dan SMA double track di Jawa Timur
(sesuai Perpres No.45 tahun 2019)
88 Dibandingkan Agustus 2018, pertumbuhan tenaga kerja lulusan SD pada Agustus 2019 turun 2,07% (yoy), sedangkan yang
lainnya meningkat yaitu SMP (0,96%), SMA (0,49%), SMK (8,23%), DI/II/III (12,46%) dan Universitas (7,33%).
89 TPT SMA meningkat dari 6,31% (Agustus 2019) menjadi 7,07% (Agustus 2019). TPT SMK sedikit turun walaupun masih tinggi,
yaitu dari 8,83% menjadi 8,65%.
114
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
- Memberdayakan para ahli di bidang tertentu dengan sertifikasi nasional dan internasional sebagai
pendamping tenaga pengajar SMK maupun SMK
Tabel 6. 2 Perbandingan Kinerja Lapangan Usaha dan Penyerapan Tenaga Kerja
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Produktivitas tenaga kerja tertinggi terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan serta
pertambangan dan penggalian, sementara yang terendah pada pertanian. Lapangan usaha yang
menjadi penyerap tenaga kerja tertinggi, justru memiliki produktivitas terendah. Hal ini berdampak pada
rendahnya pendapatan per pekerja di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Sebaliknya,
Industri Pengolahan yang hanya menyerap 15,92% tenaga kerja berkontribusi 30,05% terhadap PDRB
Jawa Timur. Penggunaan teknologi yang masif pada lapangan usaha industri pengolahan serta
pertambangan, serta kualitas tenaga kerja yang lebih tinggi menjadi salah satu penyebab lebih tingginya
produktivitas kedua lapangan usaha tersebut.
Tabel 6. 3 Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Penggunaan Tenaga Kerja Sejumlah Perusahaan di Jawa Timur
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI
Pada triwulan IV 2019, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia
Provinsi Jawa Timur, terdapat peningkatan serapan tenaga kerja. Peningkatan serapan tenaga kerja
tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa (naik 3,27 SBT), perdagangan hotel dan restoran (naik 1,97 SBT) dan
sektor pengangkutan komunikasi (naik 1,19 SBT). Tingginya aktivitas perdagangan dan pengangkutan
logistik untuk memenuhi permintaan Natal dan Tahun Baru 2020 diindikasikan mendorong penyerapan
tenaga kerja yang cukup tinggi pada triwulan IV 2019.
6.3. Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan
6.3.1. Kesejahteraan Petani
Tingkat kesejahteraan petani di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya. Tingkat kesejahteraan petani di Jawa Timur pada triwulan IV 2019 yang direpresentasikan
oleh Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 109,49, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2018 sebesar 110,00.
Jumlah
(juta)Pangsa
Nominal
(Rp. Triliun)Pangsa
Selisih
(PDRB - TK)
Share
(PDRB / TK)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.45 31.31% 73.98 12.20% -19.12% 38.95%
Pertambangan dan Penggalian 0.13 0.63% 23.84 3.93% 3.30% 622.64% Industri Pengolahan 3.28 15.92% 182.25 30.05% 14.12% 188.70%
Penyediaan Listrik, Gas, dan Air 0.09 0.44% 2.28 0.38% -0.06% 86.03%
Konstruksi 1.48 7.18% 56.28 9.28% 2.09% 129.13%
Perdagangan, Akomodasi, Makan Minum 5.11 24.81% 147.52 24.32% -0.49% 98.04%
Transportasi, Pergudangan, dan Informasi Komunikasi 0.73 3.54% 48.11 7.93% 4.39% 223.82%
Jasa Keuangan, Asuransi dan Perusahaan 0.55 2.67% 20.71 3.41% 0.74% 127.89%
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Lainnya 2.78 13.50% 51.63 8.51% -4.98% 63.07%
TOTAL 20.60 100.00% 606.60 100.00% 0.00% 100.00%
Lapangan Usaha
PDRB (ADHB) Ukuran DisproporsionalitasTenaga Kerja
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV1 PERTANIAN 0.04 0.35 -0.72 -0.09 -1.76 -1.32 -2.28 -1.03 1.26 -0.01 1.03 0.33 -0.05 0.71 -0.25 0.442 PERTAMBANGAN 0.39 -0.39 -0.39 -0.49 -0.75 0.00 -0.49 0.00 0.39 -0.19 -0.21 -0.02 0.48 -0.22 0.00 -0.283 INDUSTRI PENGOLAHAN -2.92 2.40 -6.28 -1.43 -2.66 0.85 -0.00 -1.58 -4.00 0.49 -2.24 2.05 -0.86 -1.39 -1.77 -3.484 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH -0.46 -0.04 -0.70 -1.24 -0.46 0.83 1.21 1.24 0.33 -0.02 -0.13 -0.04 -0.13 -0.09 -0.11 -0.045 KONTRUKSI -0.86 0.86 -0.33 0.29 -0.66 0.47 -0.23 0.00 -0.21 -0.28 -0.60 -0.55 -0.65 0.67 0.29 0.78
6 PHR -0.87 -0.28 -0.10 0.59 -0.93 0.76 0.17 -0.39 -0.58 -0.05 -0.17 0.35 0.47 1.15 -0.65 1.327 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.39 0.38 0.56 1.06 0.10 0.00 -0.10 0.44 -1.04 1.76 0.45 0.19 0.72 0.53 0.25 1.408 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN0.27 0.38 -0.63 0.07 -0.23 -0.11 -0.25 0.31 0.14 0.26 0.28 0.29 0.57 0.39 -0.24 0.049 JASA - JASA 0.27 0.18 0.26 0.00 0.24 -0.10 0.28 0.09 0.52 0.70 0.51 -0.80 0.34 0.16 -0.22 3.05
TOTAL -3.73 3.83 -8.34 -1.24 -7.11 1.39 -1.69 -0.91 -3.17 2.65 -1.08 1.79 0.87 1.73 -2.70 3.22
2019No SEKTOR
201820172016
115
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Meskipun lebih rendah, namun dibandingkan provinsi lain di Jawa, NTP Jawa Timur pada triwulan ini
berada pada posisi kedua tertinggi setelah Jawa Barat sebesar 112,36 dan juga lebih tinggi dari NTP
Nasional yang sebesar 104,46.
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.7 Perbandingan Nilai Tukar Petani Provinsi di
Jawa
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.8 NTP Jawa Timur, Indeks yang Diterima (IT) dan
Indeks Harga yang Dibayar (IB)
Turunnya NTP di Jawa Timur karena peningkatan indeks harga yang dibayar (IB) lebih tinggi
dibandingkan indeks harga yang diterima (IT). IT petani hanya meningkat 0,88% (qtq) sedangkan IB
petani meningkat 1,35% (qtq). Peningkatan IB petani didorong oleh komoditas tomat sayur, bawang
merah dan telur ayam ras. Hal ini sejalan dengan inflasi komoditas tersebut pada triwulan IV 2019 dimana
tomat sayur mengalami inflasi 29,24% (qtq), sedangkan bawang merah dan telur ayam ras masing-
masing mengalami inflasi 6,35% (qtq) dan 1,59% (qtq).
Tabel 6. 4 NTP Subsektor Pertanian Jawa Timur
Berdasarkan subsektornya, penurunan NTP di Jawa
Timur disebabkan oleh subsektor perkebunan rakyat (-
4,79%-qtq), peternakan (-1,37%-qtq) dan perikanan (-
1,05%-qtq). Penurunan subsektor perkebunan rakyat
diperkirakan karena faktor iklim yang belum
sepenuhnya kondusif sehingga mengganggu tingkat
produksi. Tingginya pasokan ayam ras pada subsektor
peternakan ayam mendorong terjadinya deflasi
komoditas daging ayam ras (-3,28%-qtq) sehingga
indeks harga yang diterima petani menjadi lebih
rendah. Di lain sisi harga yang dibayar petani untuk
kebutuhan lainnya lebih tinggi. Demikian pula pada
subsektor perikanan dimana biaya yang dikeluarkan
untuk budidaya ikan dan pengeluaran rutin petani juga
relatif lebih tinggi.
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Keterangan Tw III 2019 Tw IV 2019 Perubahan (%)
IT 166,31 169,69 2,03%
IB 144,28 146,30 1,40%
NTP - Pangan 115,27 115,99 0,62%
IT 143,26 148,28 3,50%
IB 140,45 142,52 1,47%
NTP - Hortikultura 102,00 104,04 2,00%
IT 142,43 137,67 -3,34%
IB 140,68 142,82 1,52%NTP - Perkebunan Rakyat 101,24 96,39 -4,79%
IT 151,48 151,11 -0,24%
IB 133,64 135,16 1,14%
NTP - Peternakan 113,35 111,80 -1,37%
IT 164,05 164,52 0,29%
IB 141,87 143,78 1,35%
NTP - Perikanan 115,64 114,42 -1,05%
IT 153,70 155,05 0,88%
IB 139,72 141,61 1,35%
NTP - Total 110,00 109,49 -0,46%
Hortikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
Gabungan/ Jawa Timur
Tanaman Pangan
116
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.9 NTP Subsektor Pertanian Jawa Timur
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.10 NTP Subsektor Pertanian Jawa Timur
Menurunnya NTP di Jawa Timur juga tercermin dari inflasi pedesaan yang pada triwulan IV 2019 ini
mencapai 1,64% (qtq), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (-0,21%-qtq). Hal ini
menunjukkan adanya kenaikan harga secara umum pada barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani di
Jawa Timur, yang belum dapat dikompensasi oleh kenaikan harga yang diterima petani.
6.3.2 Kesejahteraan Nelayan
Kesejahteraan nelayan di Jawa Timur pada periode ini juga mengalami penurunan. Indikator
kesejahteraan masyarakat pedesaan yang lain adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN). Pada triwulan IV 2019,
NTN Jawa Timur sebesar 124,89, turun 2,82% dibandingkan triwulan III 2019 yang mencapai 128,52.
Dibandingkan provinsi lain di Jawa, NTN Jawa Timur kedua tertinggi setelah Provinsi Banten (128,52) dan
masih lebih tinggi dibandingkan NTN Nasional (114,29). Secara umum, semua provinsi di Jawa mengalami
penurunan NTN pada periode ini kecuali Jawa Tengah.
Berdasarkan komponennya, penurunan NTN disebabkan oleh penurunan IT, sedangkan di lain sisi IB
nelayan justru meningkat. IB nelayan meningkat 1,18%-qtq (dari 138,03 menjadi 139,66) dengan
kenaikan tertinggi pada komoditas pangan yaitu tomat sayur, bawang merah dan daging ayam ras.
Sementara itu, IT nelayan justru turun 1,67% (dari 177,39 menjadi 174,43) seiring dengan penurunan
harga beberapa ikan hasil tangkapan nelayan, antara lain ikan kuniran, ikan tongkol dan ikan bawang.
Penurunan IT nelayan tersebut tidak sejalan dengan inflasi subkelompok ikan segar yang pada Desember
2019 justru naik 1,28% (mtm) atau 0,18% (qtq). Hal tersebut mengindikasikan kenaikan harga komoditas
ikan segar tidak sepenuhnya diterima oleh nelayan, seiring dengan adanya rantai distribusi dari nelayan
sampai ke konsumen.
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.11 Perbandingan Nilai Tukar Nelayan (NTN)
Provinsi di Jawa
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.12 NTN, IT dan IB Nelayan Jawa Timur
117
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
6.4 Profil Kemiskinan Jawa Timur
Kemiskinan di Jawa Timur menurun pada September 2019. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk
miskin di Jawa Timur pada September 2019 sebesar 4.056 ribu jiwa atau 10,22% dari total penduduk
Jawa Timur. Angka ini lebih rendah dibandingkan September 2018 yang sebesar 4.112 ribu jiwa atau
10,85% dari total penduduk. Persentase penduduk miskin di Jawa Timur tertinggi ketiga dibandingkan
provinsi di Pulau Jawa dan lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan Nasional yang sebesar 9,22%.
Meskipun lebih tinggi, namun penurunan penduduk miskin di Jawa Timur dalam waktu 1 (satu) tahun
terakhir jauh lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Jawa.
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.13 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi di Jawa
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.14 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi
Jawa
Mayoritas penduduk miskin di Jawa Timur berdomisili di wilayah pedesaan. Sebanyak 1.438,15 ribu
jiwa penduduk miskin (35,5%) berdomisili di perkotaan dan 2.617,85 ribu jiwa (65,5%) tinggal di
pedesaan. Pada September 2019, penduduk miskin di pedesaan turun 7,63% (yoy), jauh lebih tinggi
dibandingkan penurunan penduduk miskin di perkotaan yang hanya sebesar -1,37% (yoy). Tingginya
penurunan tingkat kemiskinan di pedesaan tersebut seiring dengan berbagai program pemerintah dan
peningkatan alokasi Dana Desa. Penggunaan Dana Desa yang optimal dapat mendorong kesejahteraan
masyarakat di pedesaan serta penguatan dan pemberdayaan pembangunan ekonomi masyarakat,
pemberantasan kemiskinan secara komprehensif, dan kepastian layanan dasar yang berkualitas.
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6. 15 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6. 16 Persentase Penduduk Miskin Desa dan Kota
Membaiknya tingkat kemiskinan masyarakat di Jawa Timur juga tercermin dari pergerakan garis
kemiskinan (GK)90
. Pada September 2019, GK meningkat dari Rp384.750 perkapita/bulan pada
90Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhikebutuhan pangan sebesar 2.100 kilokalori
per kapita per hari dan kebutuhan non-pangan esensial, seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan
lainnya. Proporsi Garis Kemiskinan Makanan (GKM) mencapai 75,02% dari total Garis Kemiskinan.
118
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
September 2018 menjadi Rp404.172 perkapita/bulan. Peningkatan GK tersebut tidak diiringi dengan
kenaikan jumlah penduduk miskin sehingga menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan bagi
sebagian penduduk miskin sehingga dapat keluar dari GK Jawa Timur.
Berdasarkan komoditasnya,
sumbangan terbesar Garis
Kemiskinan (GK) adalah beras
(24,06% di perkotaan dan
26,12% di pedesaan),
rokok kretek filter (9,69% di
perkotaan dan 9,86% di
pedesaan), serta telur ayam
ras (3,93% di perkotaan dan
3,50% di pedesaan). Komoditi
lainnya yang mempengaruhi
adalah gula pasir, daging
ayam ras, tempe dan tahu.
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 6.17 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota
Kedalaman kemiskinan di Jawa Timur membaik. Persoalan kemiskinan tidak hanya sekadar berapa
jumlah dan persentase penduduk miskin, tetapi yang juga perlu diperhatikan seberapa besar jarak rata-
rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (tingkat kedalaman) yang disebut sebagai
P1 dan keragaman pengeluaran antar penduduk miskin (P2).
Nilai P1 dalam satu tahun terakhir turun (dari 2,068 pada Agustus 2018 menjadi 1,612 pada September
2019) dan terjadi penurunan baik di perkotaan maupun di pedesaan. Dengan pola yang sama, nilai P2
juga mengalami penurunan 0,188 poin atau menjadi 0,372 pada September 2019. Penurunan nilai P1 dan
P2 memberikan indikasi rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan
dan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin juga semakin kecil.
Tabel 6. 5Indeks Kedalaman & Keparahan Kemiskinan Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Tabel 6. 6Rasio Gini Jawa Timur
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Ketimpangan kemiskinan Jawa Timur yang tercermin dari Gini Ratio juga membaik pada periode ini.
Rasio Gini menunjukkan sedikit penurunan menjadi 0,364 pada September 2019 dari 0,371 pada
September 2018. Penurunan ketimpangan terjadi baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Meskipun
demikian tingkat ketimpangan kemiskinan di wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan.
Perkotaan PedesaanPerkotaam +
PerdesaanPerkotaan Pedesaan
Perkotaam +
Perdesaan
Maret 2011 1,505 2,964 2,270 0,344 0,721 0,541
Sept 2011 1,254 2,671 1,996 0,281 0,626 0,461
Maret 2012 1,249 2,315 1,808 0,270 0,477 0,379
Sept 2012 1,285 2,524 1,935 0,296 0,568 0,439
Maret 2013 1,314 2,318 1,840 0,329 0,525 0,432
Sept 2013 1,423 2,663 2,071 0,335 0,656 0,503
Maret 2014 1,160 2,486 1,853 0,269 0,597 0,440
Sept 2014 1,245 2,415 1,857 0,306 0,589 0,454
Maret 2015 1,279 2,787 2,063 0,314 0,719 0,525
Sept 2015 1,285 2,903 2,126 0,374 0,834 0,613
Maret 2016 1,103 2,832 1,985 0,231 0,708 0,474
Sept 2016 1,331 2,571 1,948 0,341 0,605 0,473
Maret 2017 1,176 2,595 1,872 0,271 0,639 0,451
Sept 2017 1,368 2,862 2,087 0,361 0,769 0,557
Maret 2018 1,167 2,800 1,945 0,280 0,732 0,495
Sept 2018 1,199 3,043 2,068 0,284 0,871 0,560
Maret 2019 1,147 2,549 1,799 0,283 0,646 0,452
Sept 2019 1,012 2,302 1,612 0,229 0,537 0,372
Indeks Kedalamam Kemiskinan (P1) Indeks Kedalamam Kemiskinan (P2)
PeriodePerkotaan Pedesaan
Perkotaan +
Perdesaan
Maret 2011 0,387 0,303 0,374
Sept 2011 0,358 0,298 0,351
Maret 2012 0,385 0,273 0,357
Sept 2012 0,384 0,268 0,362
Maret 2013 0,387 0,285 0,364
Sept 2013 0,386 0,309 0,368
Maret 2014 0,391 0,310 0,369
Sept 2014 0,428 0,339 0,403
Maret 2015 0,442 0,344 0,415
Sept 2015 0,428 0,327 0,403
Maret 2016 0,423 0,333 0,402
Sept 2016 0,433 0,313 0,402
Maret 2017 0,418 0,326 0,396
Sept 2017 0,442 0,317 0,415
Maret 2018 0,387 0,327 0,379
Sept 2018 0,375 0,322 0,371
Maret 2019 0,379 0,318 0,370
Sept 2019 0,374 0,314 0,364
Gini Ratio
Tahun
119
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Penurunan ketimpangan kemiskinan tersebut juga tidak terlepas dari berbagai program yang telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jatim melakukan tiga intervensi
untuk mengatasi masalah kemiskinan, kesenjangan ekonomi, keterbatasan akses layanan masyarakat,
sekaligus untuk menghadapi tantangan dan ketidakpastian di masa depan. Intervensi yang dilakukan
antara lain dengan penguatan dan pemberdayaan pembangunan ekonomi masyarakat, pemberantasan
kemiskinan secara komprehensif, dan kepastian layanan dasar yang berkualitas.
Contoh program Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah bantuan rumah tangga miskin yaitu pemberian
dana bantuan sebesar Rp1,8 Miliar di 3 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang dilakukan oleh Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Jawa Timur pada 10 Agustus 2019. Bantuan yang
telah diberikan kepada 67 Kepala Rumah Tangga ini juga dilaksanakan bersamaan dengan program
pendampingan usaha agar para penerima mampu mengembangkan modal yang diterima dengan harapan
mampu meningkatkan taraf hidup penerimanya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
menengah-panjang.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga turut memfasilitasi Pemerintah Pusat terkait Program Bedah
Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian untuk membantu
pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan dengan berbasis pertanian. Dalam rangka
pelaksanaan program #Bekerja, telah dilakukan pertemuan Sosialisasi Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera
Berbasis Hortikultura di Kantor Kecamatan Pajarakan, Probolinggo pada 5 Agustus 2019. Program
#Bekerja dilaksanakan dengan memberikan bantuan berupa ternak, tanaman sayuran dan buah, tanaman
perkebunan, dan sarana seperti kandang, pakan ternak, dan pupuk. Penerima bantuan adalah Rumah
Tangga Miskin Petani (RTMP) berdasarkan data dari Kementerian Sosial. Bantuan diberikan untuk
memenuhi kebutuhan RTM dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Untuk jangka pendek, RTM
dapat memanen hasil sayuran. Untuk jangka menengah, RTM dapat memanfaatkan hasil ternak,
sedangkan hasil dari tanaman buah dapat dimanfaatkan untuk jangka panjang. Program #Bekerja berbasis
hortikultura dilaksanakan di 11 provinsi pada 14 kabupaten, salah satunya di Kabupaten Probolinggo.
120
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel
GAMBARAN UMUM
United Nations Development Programmme (UNDP) pertama kali mempublikasikan Human
Development Indeks (DHI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 1990. Menurut UNDP
setelah 30 tahun akhirnya IPM Indonesia berhasl mencapai level tinggi yaitu 0,707. Pada tahun 1990 IPM
Indonesia masih 0,525. IPM Indonesia saat ini berada di peringkat 111 dari 186 negara. IPM dibentuk dari
3 (tiga) dimensi yaitu :
Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life)
Pengetahuan (knowledge) dan
Standar hidp layak (decent standard of living)
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 17 Februari 2020 mempublikasikan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) baik secara Nasional, Provinsi hingga Kabupaten/ Kota. IPM Indonesia 2019 mencapai
71,92 meningkat dibandingkan IPM 2018 (71,39) meningkat 0,74% Sejak 2016 IPM Indonesia termasuk
dalam kategori Tinggi. IPM semua provinsi di pulau Jawa juga termasuk kategori Tinggi.
Grafik 1. Perkembangan IPM Indonesia
Peta IPM Provinsi se Indonesia
IPM JAWA TIMUR
IPM Jawa Timur 2019 juga mengalami peningkatan menjadi 71,50, namun masih dibawah IPM
Indonesia (71,92), peringkat 15 secara nasional serta peringkat 6 di Jawa. Pertumbuhan IPM Jatim
tergolong tinggi yaitu tumbuh 1,03%, tertinggi se-pulau Jawa. Sejak 2011, pertumbuhan IPM Jawa Timur
rata-rata 1,00%.
Grafik 2. IPM Jatim terhadap Provinsi Lainnya
Grafik 3. Perkembangan IPM Jawa Timur
Peningkatan IPM Jawa Timur Terus Berlanjut Boks
3
Sumber : BPS
Sumber : BPS
Sumber : BPS
121
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Meskipun IPM Jawa Timur tergolong tinggi, namun jika dilihat lebih mendalam per kabupaten kota, maka
masih terdapat beberapa kabupaten/ kota yang perlu dibenahi secara terintegrasi.
Dari 38 Kabupaten/ kota di Jawa Timur terdapat 4 Kabupaten/ Kota yang masuk kategori Sangat
Tinggi (> 80) yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun dan Kabupaten Sidoarjo. 20 Kabupaten/
Kota masuk kategori Tinggi dan tidak ada Kabupaten/ kota yang masuk kategori Rendah. Pertumbuhan
IPM tertinggi di Jawa Timur terjadi di Kab. Sampang (1,54%), Kab. Sumenep (1,49%) dan Kab. Bangkalan
(1,46%). Sedangkan pertumbuhan IPM terendah terjadi di Kota Malang (0,53%%), Kota Surabaya
(0,59%), dan Kota Pasuruan (0,63%).
Secara spasial, komponen pembentuk IPM Jawa Timur terdiri dari 3 Dimensi yaitu dimensi Umur
Panjang dan Hidup Sehat, dimensi Pengetahuan dan dimensi Standah Hidup Layak.
DIMENSI UMUR PANJANG DAN HIDUP SEHAT
Pada tahun 2019, UHH Jatim sebesar 71,18 tahun, meningkat 0,30% dibanding tahun 2018.
Sejak tahun 2010, rata peningkatan UHH Jatim sebesar 0,20%.
Grafik 4. Umur Harapan Hidup
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemda Jatim dan juga Kabupaten Kota untuk meningkatkan UHH
melalui berbagai program seperti :
Sumber : BPS
122
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan tentang tata laksana penanganan gawat darurat bayi
dan deteksi dini risiko
Pelayanan standar ibu hamil
Peningkatan ketrampilan Nakes (Tenaga Kesehatan) dalam APN (Asuhan Persalinan Normal)
Pemanfaatan buku KIA
Kader kesehatan PKK
Optimalisasi P4K (Perencanaan, Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
Perbaikan tatalaksana gawat darurat maternal dan neonatal melalui skill asesmen dengan sasaran
tenaga kesehatan (bidan)
Optimalisasi sistem rujukan.
Selain itu Dinas Kesehatan Jatim juga sudah mempunyai Rencana Strategis 2019 2024 sebagai
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 52 Tahun 2019 tentang Rencana Strategis Perngkat Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2019 2024. Di dalam Pergub tersebut ditetapkan Indikator Kinerja Utama Dinas
Kesehatan , antara lain Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Persentase Stunting,
Persentase RS Terakreditasi, Persentase Release For Treatment (RFT) Rate Kusta, Persentase penderita HIV
yang mendapat Anti Retroviral (ARV), Persentase keberhasilan pengobatan Tuberkolosis (TB).
AKB Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir cenderung menurun, sementara AKI cenderung
meningkat. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama DI sisi lain permasalahan kurang gizi kronis (stunting)
mengalami perbaikan. Stunting terjadi imulai janin masih dalam kandungan dan nampak saat anak berusia
2 tahun.
Program kerja dan anggaran kesehatan tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut :
DIMENSI PENGETAHUAN
Indikator dimensi Pengetahuan pada IPM adalah Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama
Sekolah (RLS). Indikator dimensi pengetahuan IPM Jatim mengalami peningkatan sejak 2010. HLS Jatim
2019 sebesar 13,16 tahun, tumbuh 0,46% dibanding tahun 2018 dengan rata rata peningkatan 1,52%
sejak 2010. Hal ini berarti bahwa anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan
hingga lulus D1. Sedangkan RLS Jatim 2019 7,59% meningkat 2,71% dibanding tahun 2018, dengan
rata-rata peningkatan tahunan 1,35%sejak 2010. Hal ini berarti penduduk jatim usia 25 tahun ke atas
telah mengenyam pendidikan kelas 7 hingga kelas 8.
123
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Grafik 5. HLS dan RLS
Peningkatan HLS dan RLS Jawa Timur antara lain dipengaruhi oleh Penyaluran BOS (Bantuan
Operasional Sekolah) yang terdiri dari BOS Reguler, BOS Afirmasi, dan BOS Kinerja. Pada tahun 2019,
jumlah BOS yang disalurkan sebesar Rp. 48,35 triliun dengan rincian sebagai berikut :
Selain itu mulai tahun ajaran 2019/2020 Pemprov Jatim telah menggratiskan SPP siswa SMA dan
SMK Negeri dengan alokasi anggaran Rp. 1,8 triliun. Sedangkan SPP siswa SMP telah digratiskan oleh
masing-masing Kabupaten/ Kota di Jawa Timur.
DIMENSI STANDAR HIDUP LAYAK
Indikator dimensi standar hidup layak adalah pengeluaran perkapita penduduk dalam setahun.
Pada tahun 2019 pengeluaran perkapita penduduk Jawa Timur sebesar Rp. 11,74 juta, naik 3,15%
dibanding tahun 2018. Peningkatan pengeluaran per kapita menujukkan kemampuan ekonomi
masyarakat Jawa Timur semakin membaik. Hal ini juga sejalan dengan peningkatan PDRB Jawa Timur
tahun 2019 5,52% (2018: 5,50%). Selain itu tingkat inflasi 2019 yang rendah sebesar 2.12% (2018 :
2,86%) semakin memperkuat daya beli masyarakat Jawa Timur sehingga perekonomian dinamis.
Grafik 7. Pengeluaran perkapita per tahun
Sumber : BPS
Sumber : BPS
124
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Secara spasial, peningkatan pengeluaran per kapita per tahun di Kab. Bangkalan, Kab. Sampang
dan Kab. Pamekasan adalah yang paling rendah, di bawah Rp. 9 juta per tahun. Hal ini juga tercermin
pada tingkat kemiskinan terendah di Jawa Timur yang juga berlokasi kawasan Madura.
REKOMENDASI KEBIJAKAN
Saat ini Pemerintah Pusat telah menetapkan Peraturan Presiden No. 80 tahun 2019 tentang
Percepatan Pembangunan Ekonomi di Gerbangkertosusila, BTS dan Selingkar Wilis dengan nilai Rp.
294,34 triliun. Implementasi Perpres 80/2019 tidak hanya membutuhkan dana yang besar dari pihak
swasta namun juga membutuhkan SDM yang berkualitas dan kompeten. Implementasi Perpres 80/2019
tidak hanya berdampak pada pembangunan fisik, namun juga pembangunan SDM dan juga pemerataan
kesejahteraan. Dengan demikian implementasi Perpres 80/2019 perlu menjadi perhatian semua pihak,
karena dapat menjadi katalis kenaikan IPM pada tahun-tahun mendatang, selain berbagai program yang
telah dijalankan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota selama ini di bidnag kesehatan dan
pendidikan.
Di sisi lain kebijakan UMK yang rata-rata meningkat di atas 8% per tahun, perlu diimbangi
dengan peningkatan produktivitas pekerja, sehingga dampaknya terhadap IPM semakin tinggi. Kenaikan
UMK yang tidak diikuti dengan kenaikan produktivitas akan berdampak pada beralihnya industri ke luar
Jawa Timur, sehingga akan mengurangi kemampuan masyarakat untuk berbelanja.
VIIBABBAB PROSPEK
PEREKONOMIAN DAERAH
126
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
7.1. Prospek Ekonomi Jawa Timur Triwulan I 2020
7.1.1. Sisi Permintaan
Perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2020 diperkirakan berada di kisaran 5,3% - 5,8% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Peningkatan perekonomian
Jawa Timur pada Triwulan II 2020 diperkirakan bersumber dari peningkatan konsumsi RT dan LNPRT,
konsumsi pemerintah, peningkatan investasi, kinerja positif ekspor LN dan net ekspor DN. Adapun faktor
lain yang dapat menahan akselerasi perekonomian Jawa Timur yaitu penyebaran wabah COVID-19 yang
akan berdampak pada kegiatan perdagangan internasional dan pariwisata Jawa Timur.
Konsumsi swasta dan pemerintah diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Peningkatan konsumsi swasta dan pemerintah diperkirakan didorong oleh persiapan
penyelenggaraan PILKADA di 19 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Selain itu, akselerasi konsumsi juga akan
terjadi seiring momentum Ramadhan dan Idul Fitri 2020 yang berlangsung pada 23 April s.d 23 Mei 2020
diiringi long weekend dan cuti bersama yang berlangsung dari 22 s.d. 27 Mei 2020.
Kinerja investasi bangunan diperkirakan masih tumbuh positif lebih tinggi dibandingkan triwulan I
2020. Pertumbuhan investasi bangunan selain didorong oleh proyek infrastruktur pemerintah seperti
penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No 80 Tahun 2019 yaitu
pembangunan ekonomi di kawasan Gerbangkartosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto, Surabaya-Sidoarjo-
Lamongan), kawasan BTS (Bromo-Tengger-Semeru), serta kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan
dengan proyek seperti jalan tol, LRT/MRT, Kereta Api dll, juga didukung oleh proyek swasta seperti
pembangunan perumahan dan hotel/resort. Seluruh 218 proyek yang tercantum dalam perpres tersebut
tersebut memiliki nilai investasi mencapai total Rp 292,4 trilliun. Akselerasi kinerja investasi tersebut
diharapkan untuk terakselerasi pasca proses keputusan Britain Exit (Brexit). Dengan keluarnya Inggris dari
Uni Eropa, Inggris memiliki kesempatan bisnis yang lebih luas karena tak perlu mengikuti regulasi ketat Uni
Eropa dan dapat menambah investasi antara Indonesia dan Inggris.
Ekspor Jawa Timur Ekspor diperkirakan tumbuh positif seiring meredanya perang dagang antara Amerika
Serikat (AS) dan Tiongkok serta selesainya wabah COVID-19. Kesepakatan perdagangan fase I antara AS
dan Tiongkok telah ditandatangani pada Januari 2020 diharapkan akan meredakan perang dagang yang
selama 18 bulan berlangsung. Selain itu, perbaikan pertumbuhan industri pengolahan diprakirakan sejalan
dengan proyeksi peningkatan kinerja ekspor industri pengolahan pada triwulan II 2020. Impor LN
diperkirakan juga mengalami peningkatan yang di dominasi oleh peningkatan permintaan bahan baku
dan barang modal pasca wabah Virus Corona mereda. Hal yang sama terjadi pada Net Ekspor DN yang
diperkirakan akan terakselerasi seiring proyeksi peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah mitra dagang
utama domestik Jawa Timur.
7.1.2. Sisi Penawaran
Kinerja sisi penawaran di triwulan II 2020 diperkirakan masih ditopang oleh positifnya kinerja
industri pengolahan, pertanian, perdagangan, serta penyediaan akomodasi makanan minuman yang
sejalan dengan peningkatan ekspor luar negeri. Sementara itu, akselerasi yang lebih tinggi diprediksi
akan tertahan oleh mulai melambatnya kinerja sektor pertambangan dan informasi komunikasi.
Momentum Ramadhan dan Idul Fitri 2020 serta persiapan penyelenggaraan PILKADA di 19
Kabupaten/Kota di Jawa Timur akan mendorong peningkatan konsumsi swasta dan pemerintah
serta mendorong kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, transportasi,
127
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
serta sektor penyediaan akomodasi makan minum pada triwulan II 2020. Sektor perdagangan
diperkirakan terakselerasi sebagai dampak dari peningkatan konsumsi rumah tangga menjelang
momentum Ramadhan dan Idul Fitri 2020. Pelaksanaan perjalanan mudik menjelang hari raya Idul Fitri
diperkirakan mendorong pertumbuhan signifikan sektor transportasi. Durasi libur hari raya Idul Fitri dan
adanya Tunjangan Hari Raya (THR) yang meningkatkan pendapatan masyarakat akan mendorong
peningkatan konsumsi leisure masyarakat Jawa Timur dan mendorong kinerja sektor akomodasi dan
makan minum.
PILKADA di 19 Kabupaten/Kota di Jawa Timur akan mendorong konsumsi LNPRT dan konsumsi
pemerintah disertai peningkatan sektor industri pengolahan dalam rangka persiapan masa
kampanye. Sementara itu, kinerja sektor pertanian diprakirakan meningkat sejalan dengan panen raya
beras dan hortikultura yang diprakirakan berlangsung pada periode Maret April.
Potensi akselerasi ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi diperkirakan tertahan oleh pe rlambatan
aktivitas sektor melambatnya kinerja sektor pertambangan dan jasa keuangan asuransi. Meskipun
masih tumbuh positif, kinerja lapangan usaha industri pengolahan di Jawa Timur pada triwulan II 2019
diperkirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan jumlah jam kerja yang lebih
sedikit sepanjang triwulan II 2019 seiring momentum Ramadhan dan libur Idul Fitri 1440 Hijriah. Di sisi
lain, selesainya masa panen pada triwulan I 2019 diperkirakan akan menekan laju pertumbuhan sektor
pertanian triwulan II 2019, walaupun masih tumbuh positif dan lebih baik dibandingkan perlambatan
(angka pertumbuhan tahunan negatif) pada triwulan II 2018 seiring cuaca yang lebih mendukung sektor
pertanian.
7.2. Prospek Ekonomi Jawa Timur Tahun 2020
7.2.1. Sisi Permintaan
Perekonomian Jawa Timur sepanjang tahun 2020 diperkirakan stabil dibandingkan tahun 2019 yaitu
di kisaran 5,3% - 5,8% (yoy). Pendorong utama pertumbuhan tersebut diperkirakan bersumber dari
konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dan net ekspor antar
daerah. Konsumsi swasta juga diperkirakan masih tumbuh positif, namun relatif stabil. Walaupun terdapat
berbagai potensi risiko global, masih terdapat optimisme pertumbuhan ekspor luar negeri seiring prediksi
kinerja positif ekspor industri pengolahan kepada beberapa negara ASEAN dan Uni Eropa.
Konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami pertumbuhan positif. Konsumsi
pemerintah diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada tahun 2020. Ditetapkannya Peraturan Presiden No.80
tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto -
Surabaya - Sidoarjo - Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan
Lintas Selatan akan mendorong peningkatan alokasi APBN/APBD di beberapa kawasan prioritas tersebut
dan percepatan realisasinya. Konsumsi pemerintah juga akan terakselerasi seiring pelaksanaan beberapa
Proyek Strategi Nasional (PSN) di Provinsi Jawa Timur. Selain itu, komitmen pemerintah untuk mengadopsi
teknologi baru juga akan meningkatkan kinerja industri pengolahan dan membawa peningkatan daya
saing dalam jangka menengah.
128
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Berbagai realisasi proyek-proyek strategis
pemerintah tersebut selanjutnya akan
menstimulus penguatan sektor konstruksi untuk
pembangunan properti perkotaan sehingga
dapat mendorong konsumsi swasta. Lebih
lanjut, adanya Pilkada serentak yang
dilaksanakan di 19 kabupaten/kota di Jawa
Timur pada triwulan III 2020 diperkirakan
mengakselerasi kinerja konsumsi LNPRT.
Meskipun demikian, pertumbuhan konsumsi
swasta khususnya sektor rumah tangga
diperkirakan stabil dibandingkan tahun 2019,
seiring dengan perkiraan inflasi tahun 2020
yang lebih tinggi walaupun masih dalam target
yang ditetapkan yakni 3%±1% (yoy).
Tabel 7. 1 Daftar Kabupaten/ Kota di Jawa Timur dalam
Pilkada Serentak Tahun 2020
Peningkatan investasi diperkirakan turut mendorong kinerja sektor konstruksi pada tahun 2020
seiring dengan meningkatnya frekuensi penanaman modal serta realisasi investasi korporasi yang
sempat tertahan di tahun 2019. Sektor perdagangan, industri pengolahan, dan konstruksi diperkirakan
mengalami kinerja positif sebagai penopang peningkatan kegiatan investasi. Berdasarkan hasil liaison dan
focus group discussion dengan beberapa pelaku industri di Jawa Timur, tertahannya realisasi investasi
swasta (investasi non bangunan) pada tahun 2019 karena pelaku usaha masih wait and see. Pada tahun
2020, seiring dengan diterapkannya omnibus law serta optimalisasi online single submission (OSS),
diharapkan dapat mendorong percepatan realisasi investasi di Jawa Timur.
Tabel 7. 2 Perkiraan Arah Pertumbuhan PDRB Sisi
Permintaan 2020 (%yoy)
Tabel 7. 3 Prospek Perekonomian Dunia World Economic
Outlook
*) dibandingkan tahun sebelumnya
Sumber: BPS, proyeksi Bank Indonesia
Sumber : WEO IMF
Kinerja ekspor dan impor Jawa Timur diprakirakan tumbuh positif namun masih terbatas, seiring
perbaikan kinerja industri pengolahan, sektor pertambangan, konstruksi, dan perdagangan. Kinerja
ekspor diperkirakan meningkat seiring penguatan perekonomian negara partner dagang pada tahun
2020. Berdasarkan World Economic Outlook (WEO) Januari 2020, pertumbuhan ekonomi dunia
diproyeksikan terakselerasi dari 2,9% (tahun 2019) menjadi 3,3% (tahun 2020) didorong oleh
perekonomian negara berkembang. Proyeksi world trade volume juga menunjukkan peningkatan
signifikan dari 1,1% di tahun 2019 menjadi 2,9% di tahun 2020. Perbaikan perekonomian negara
No . Kabupaten/ Kota Rencana Pelaksanaan
1 Banyuwangi
2 Kabupaten Blitar
3 Kota Blitar
4 Gresik
5 Jember
6 Kabupaten Kediri
7 Kota Pasuruan
8 Kota Surabaya
9 Lamongan
10 Malang
11 Kabupaten Mojokerto
12 Ngawi
13 Pacitan
14 Ponorogo
15 Sidoarjo
16 Situbondo
17 Sumenep
18 Trenggalek
19 Tuban
23 September 2020
Komponen 2016 2017 2018 2019 2020p *)
Konsumsi Swasta 4,6 4,5 4,9 4,8
Konsumsi Pemerintah -8,9 3,6 5,0 4,6
PMTB 6,0 6,2 6,1 -8,8
Ekspor Luar Negeri 10,0 -5,2 2,5 -0,3
Net Ekspor DN 15,6 41,3 15,3 -4,5
PDRB 5,6 5,5 5,5 5,5
2018 2019p 2020p 2019p 2020p
Dunia %yoy 3,6 3,0 3,4 2,9 3,3
Negara Maju %yoy 2,2 1,7 1,7 1,7 1,6
Amerika Serikat %yoy 2,9 2,4 2,1 2,3 2,0
Kawasan Eropa %yoy 1,8 1,2 1,4 1,2 1,3
Jepang %yoy 0,8 0,9 0,5 1,0 0,7
Negara Berkembang %yoy 4,5 3,9 4,6 3,7 4,4
Russia %yoy 2,3 1,1 1,9 1,1 1,9
Tiongkok %yoy 6,6 6,1 5,8 6,1 6,0
India %yoy 7,1 6,1 7,0 4,8 5,8
Brazil %yoy 1,1 0,9 2,0 1,2 2,2
ASEAN-5 %yoy 5,2 4,8 4,9 4,7 4,8
Volume Perdagangan Dunia (Barang dan Jasa) %yoy 3,8 1,1 3,2 1,0 2,9
Lebih tinggi dibandingkan 2018
Lebih rendah dibandingkan 2018
Sama dibandingkan 2018
Januari 2020
Proyeksi IMF
Satuan
Realisasi
Oktober 2019
129
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
berkembang, Uni Eropa, dan Advance Asia country (Singapura, Korea Selatan) pada tahun 2020 akan
berpotensi meningkatkan kinerja perekonomian Jawa Timur seiring dengan pangsa ekspor Jawa Timur
yang cukup besar baik terhadap India, Uni Eropa, Singapura dan Korea Selatan.91
Perkiraan peningkatan
ekspor Jawa Timur menuju India seiring dengan perbaikan ekonomi India pada tahun 2020 yang didukung
oleh stimulus kebijakan moneter dan corporate income tax cuts.
Peningkatan ekspor yang lebih besar tertahan oleh perkiraan penurunan ekspor ke Amerika Serikat
dan Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama Jawa Timur.92
Proyeksi perlambatan ekspor ke
Amerika Serikat pada tahun 2020 disebabkan baik oleh faktor permintaan maupun kebijakan. Adanya
trade diversion (peralihan ke negara lain yaitu Vietnam) khususnya furnitur serta alas kaki dapat menahan
pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi.93
Selain itu, berlanjutnya kebijakan proteksionisme serta potensi
dikeluarkannya Indonesia dari negara berkembang, menyebabkan harga produk ekspor Jawa Timur
menjadi lebih tinggi dan mengurangi keunggulan kompetitif.
Sementara itu, perkiraan perlambatan ekspor ke Tiongkok seiring dengan perlambatan pertumbuhan
ekonomi Tiongkok. Beberapa komoditas ekspor Jawa Timur menuju Tiongkok yang diperkirakan
terpengaruh oleh trade diversion adalah komoditas tembaga (peralihan menuju Chile), sedangkan dampak
tidak langsung diperkirakan terjadi pada ekspor kayu serta kayu veneer dan kayu lapis (peralihan menuju
Vietnam seiring peningkatan ekspor furnitur oleh Vietnam).94
Perlambatan ekspor ke Tiongkok yang lebih
dalam juga berpotensi terjadi seiring dengan adanya outbreak COVID-19.
7.2.2. Sisi Penawaran
Dari sisi penawaran, pertumbuhan positif pada tahun 2020 didorong utamanya oleh sektor industri
pengolahan, konstruksi, serta pertambangan. Sementara itu pertumbuhan sektor ekonomi Jawa Timur
lainnya yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diperkirakan melambat, dan sektor perdagangan
besar dan eceran diperkirakan tumbuh terbatas.
Masih kuatnya permintaan domestik menjadi pendorong pertumbuhan industri pengolahan. Seiring
dengan berbagai tantangan perekonomian global khususnya dari sisi perlambatan permintaan dan
kebijakan proteksionisme, beberapa industri diperkirakan mulai menyesuaikan pangsa pasarnya dengan
memperbesar penjualan ke pasar domestik. Peningkatan pendapatan disposable masyarakat Jawa Timur
seiring peningkatan UMK kabupaten/kota yang rata-rata mencapai 8,51% menjadi salah satu faktor masih
kuatnya permintaan domestik.
Perkiraan peningkatan kinerja konstruksi didorong oleh percepatan pembangunan infrastruktur
publik maupun swasta. Masih berlangsungnya pembangunan proyek-proyek PSN serta pengembangan
kawasan prioritas di Jawa Timur diperkirakan menjadi pendorong peningkatan kinerja sektor konstruksi.
Lebih lanjut, adanya pelonggaran kebijakan loan to value dapat mendorong peningkatan kepemilikan aset
tahan lama, sehingga meningkatkan konstruksi swasta.
91 Sepanjang tahun 2019, pangsa ekspor non migas Jawa Timur ke India sebesar 2,98% dan ke Singapura sebesar 4,81%.
92 Sepanjang tahun 2019, pangsa ekspor Jawa Timur ke Amerika Serikat sebesar 13,54% dan ke Tiongkok 10,70%.
93 Pangsa ekspor Jawa Timur menuju Amerika Serikat tahun 2019 untuk komoditas furnitur (SITC 821 - Furniture and Parts Thereof)
mencapai 14,1% dan merupakan pangsa ekspor terbesar ke-2 sementara komoditas alas kaki (SITC 851 - Footwear) mencapai
3,4% dan merupakan pangsa ekspor terbesar ke-7.
94 Pangsa ekspor Jawa Timur menuju Tiongkok tahun 2019 untuk komoditas tembaga (SITC 682 - Copper) mencapai 11,4% dan
merupakan pangsa ekspor terbesar ke-2, komoditas kayu (SITC 248 - Wood, Simply Worked and Railway Sleeper of Wood)
mencapai 9,7% dan merupakan pangsa ekspor terbesar ke-5, dan komoditas kayu veneer dan kayu lapis (SITC 634 - Veneers,
Plywood, Improved or Reconstituted Wood, Worked, N.E.S) mencapai 3,6% dan merupakan pangsa ekspor terbesar ke-7.
130
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Tabel 7. 4 Perkiraan Arah Pertumbuhan PDRB Sisi
Penawaran 2020 (%yoy)
*) dibandingkan tahun sebelumnya
Sumber: BPS, proyeksi Bank Indonesia
Tabel 7. 5 Perkiraan El Nino dan La Nina Tahun 2020
Sumber : National Oceanic and Atmospheric Administration
Perlambatan kinerja sektor pertanian diperkirakan disebabkan oleh faktor hulu. Faktor cuaca pada
tahun 2020 diperkirakan moderat karena potensi terjadinya EL Nino lebih rendah dibandingkan tahun
2019. Meskipun demikian, terdapat tantangan dari sisi hulu antara lain adanya penurunan alokasi subsidi
pupuk dalam APBN 2020 sebesar28,2% serta bergesernya musim panen dan tanam sektor pertanian di
Jawa Timur. Lebih lanjut, adanya Peraturan Menteri Perdagangan No.7/2020 tentang Harga Acuan
Pembelian di Tingkat Petani dan harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, apabila tidak
diimplementasikan dengan baik dapat menjadi disinsentif bagi petani untuk menanam komoditas pangan.
7.2. Prospek Inflasi Jawa Timur Triwulan II 2020
Tekanan inflasi pada triwulan II 2020 diperkirakan sedikit meningkat dibandingkan triwulan I 2020,
namun masih dalam rentang kisaran sasaran inflasi nasional. Dengan mencermati perkembangan
faktor-faktor pendorong dan penahan inflasi terkini, inflasi Jawa Timur pada triwulan II 2020 berada di
rentang 2,48% - 2,98% (yoy).
Tabel 7. 6 Faktor Pendorong dan Penahan Inflasi Jawa Timur Triwulan II 2020
Faktor Pendorong Inflasi
TW II 2020
Faktor Penahan Inflasi
TW II 2020
Peningkatan konsumsi terutama menjelang momentum
Ramadhan dan Idul Fitri
Realisasi panen raya padi dan holtikultura yang
pasokannya masih terjaga sampai triwulan II 2020
Minimnya ketersediaan komoditas bumbu-bumbuan,
sayuran, dan buah-buahan yang berasal Tiongkok
sebagai dampak Virus Corona
Penurunan harga minyak dunia akibat kenaikan
produksi di AS
Kebijakan peningkatan harga yang diatur pemerintah
serta kenaikan harga emas perhiasan domestik sejalan
dengan proyeksi kenaikan harga emas global
Penurunan harga BBM diperkirakan dapat menahan
dampak 2nd round effect BBM terhadap barang-barang
konsumsi.
Kenaikan tarif tol beberapa ruas di wilayah Jawa Timur Program Pemerintah Jawa Timur termasuk TPID Provinsi
Jawa Timur antara lain Gerai Stabilisasi Pangan
Inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Kelompok Pakaian dan Alas kaki
diprakirakan meningkat seiring peningkatan konsumsi menjelang momentum Ramadhan dan Idul Fitri.
Lebih lanjut, minimnya komoditas bumbu-bumbuan, sayuran, dan buah yang berasal dari Tiongkok
sebagai dampak virus corona masih dirasakan sampai dengan triwulan II 2020. Pada triwulan II 2020,
peningkatan Inflasi pada kelompok ini juga didorong oleh transmisi peningkatan harga rokok seiring
kenaikan tarif cukai mulai awal tahun 2020. Peningkatan laju inflasi pada triwulan II 2020 tertahan oleh
realisasi panen raya padi dan holtikultura seiring dengan prakiraan cuaca yang lebih kondusif
Sektor 2016 2017 2018 2019 2020p *)
Industri Pengolahan 4,4 5,7 7,6 6,7
Perdagangan Besar & Eceran 5,8 6,3 6,3 6,2
Pertanian, Kehutanan,
Perikanan 2,4 1,6 -2,1 1,5
Konstruksi 5,5 6,9 6,6 5,9
Penyediaan Akomodasi &
Makan Minum 8,5 7,9 7,6 7,7
131
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
dibandingkan tahun 2019, sehingga mendorong terjaganya pasokan pangan. Peran aktif TPID Jawa Timur
dalam pengendalian harga pangan seperti Gerai Stabilisasi Pangan serta kecukupan cadangan beras oleh
BULOG Jawa Timur, diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan pasokan pangan di berbagai daerah di
Jawa Timur sehingga dapat meminimalkan kenaikan harga.
Peningkatan inflasi pada triwulan II 2020 juga diprakirakan terjadi Kelompok Perumahan, Air, Listrik,
dan Bahan Bakar lainnya. Salah satu faktor yang mengakselerasi inflasi pada kelompok ini adalah
rencana pencabutan subsidi listrik bagi golongan 900 VA RTM yang akan direalisasikan pada triwulan II
2020. Tekanan inflasi yang lebih tinggi pada kelompok ini tertahan oleh tren penurunan harga minyak
dunia yang diprakirakan masih akan berlanjut sampai dengan triwulan II 2020.
Tekanan inflasi Kelompok Transportasi juga diprakirakan meningkat pada triwulan II 2020 , seiring
momentum Ramadhan dan Idul Fitri 2020 yang mendorong peningkatan biaya transportasi terutama
angkutan mudik lebaran, serta kenaikan tarif tol beberapa ruas di wilayah Jawa Timur yakni Gempol-
Pandaan tahap I, Surabaya-Mojokerto, serta Surabaya-Gempol.
7.3. Prospek Inflasi Jawa Timur Tahun 2020
Inflasi Jawa Timur pada tahun 2020 diprakirakan meningkat dibandingkan tahun 2019, yakni di
kisaran 2,82% 3,32% (yoy), namun tetap berada dalam sasaran inflasi 3,0%+1% (yoy). Peningkatan
tekanan inflasi diperkirakan didorong antara lain oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau;
kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar lainnya, serta Kelompok Informasi, Komunikasi, dan
Jasa Keuangan serta Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran.
Inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau diprakirakan meningkat . Peningkatan laju
inflasi kelompok ini diprakirakan didorong oleh perkiraan terjadinya El Nino sepanjang awal tahun 2020
oleh Badan Klimatologi dan Geofisika Amerika Serikat dan Australia yang berpotensi mengganggu
produksi tanaman pangan95. Selain itu, pergeseran musim panen raya beberapa komoditas pertanian
berpotensi menjadi salah satu risiko inflasi pada kelompok ini. Dari sisi tata niaga, panjangnya rantai
distribusi beberapa komoditas bahan pangan strategis dapat mendorong peningkatan harga. Pada tahun
2020, terjadi peningkatan harga beberapa komoditas bahan makanan terutama buah-buahan dan sayuran
yang diimpor dari Tiongkok seiring dengan adanya wabah virus corona. Potensi kenaikan inflasi kelompok
ini turut didorong oleh peningkatan harga rokok seiring kenaikan tarif cukai sebesar 21,55% per 1 Januari
2020 yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pelaku usaha sudah memberlakukan pricing terhadap
peningkatan tarif cukai rokok semenjak triwulan IV 2019 dan kenaikan harga rokok diperkirakan akan
terus berlanjut sampai dengan tahun 2020. Dampak kenaikan cukai rokok tersebut telah disimulasikan
dan ditransmisikan ke harga jual di level konsumen yang diprakirakan akan meningkat sebesar 52%
sepanjang tahun 2020.
Peningkatan inflasi juga diprakirakan terjadi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar
lainnya. Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga BBM seiring dengan pengurangan subsidi
yang akan diprakirakan akan dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2020. Pemerintah akan melakukan
pengendalian dengan mengurangi besaran subsidi tetap solar menjadi Rp1.000,00/liter dan menerapkan
subsidi selisih harga untuk minyak tanah. Kebijakan ini diambil oleh pemerintah seiring dengan prospek
95 Berdasarkan perkiraan Badan Klimatologi Amerika Serikat (NOAA IRI/CPC) dan Badan Klimatologi Australia (BOM)
132
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
harga minyak di tingkat dunia diprakirakan turut menurun.96
Selain itu, peningkatan inflasi kelompok ini
juga ditengarai bersumber dari kebijakan pengurangan subsidi listrik. Pemerintah menetapkan kebijakan
subsidi listrik hanya diberikan kepada golongan tertentu dengan mengacu pada Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin (DTPPFM) untuk pelanggan rumah tangga 450VA dan 900VA. Hal serupa juga
terjadi pada harga LPG yang pada tahun 2020 akan dikurangi nilai subsidinya. Pemerintah menetapkan
subsidi diupayakan lebih tepat sasaran untuk rumah tangga, usaha mikro, nelayan, dan petani.
Sumber: IRI/CPC, Februari 2020 (diolah)
Grafik 7.1 Proyeksi Terjadinya El Nino/ La Nina - NOAA
Sumber: BOM, Februari 2020 (diolah)
Grafik 7.2 Proyeksi Terjadinya El Nino/ La Nina-BOM
Tekanan inflasi Kelompok Transportasi juga diprakirakan menurun. Tekanan inflasi kelompok ini
tertahan oleh kebijakan pemerintah untuk membuka pintu industri penerbangan bagi maskapai asing atau
kebijakan open sky. Dengan adanya kompetisi, dapat mendorong harga tiket menjadi lebih kompetitif.
Tekanan inflasi Kelompok Informasi,
Komunikasi, dan Jasa Keuangan serta
Kelompok Penyediaan Makanan dan
Minuman/ Restoran diprakirakan
meningkat sepanjang tahun 2020 seiring
peningkatan konsumsi masyarakat yang
didorong oleh adanya peningkatan UMK
wilayah Jawa Timur sebesar 8,51% dari
UMK tahun 2019. Dari sisi domestik,
tekanan utama inflasi kelompok ini pada
pertengahan tahun juga diperkirakan
terakselerasi akibat peningkatan
permintaan masyarakat sejalan dengan
momentum pemilihan kepala daerah yang
masih akan digelar di beberapa kota/
kabupaten Jawa Timur.
Sumber: BMKG, Februari 2020 (diolah)
Grafik 7.3 Daerah Potensi Banjir di Jawa Timur
96 Mengacu pada data United States Energy Information Administration (EIA), secara agregat, harga minyak dunia pada triwulan I
2020 masih menunjukkan trend penurunan menjadi 52.84 USD/ barrel dari sebelumnya 54.62 USD/ barrel.
133
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inflasi di tahun 2020 secara rinci disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 7. 7 Faktor Pendorong dan Penahan Inflasi Jawa Timur Tahun 2020
Faktor Pendorong Inflasi
Tahun 2020
Faktor Penahan Inflasi
Tahun 2020
Potensi terjadinya gangguan cuaca El Nino sepanjang
awal tahun 2020 sehingga mengganggu produksi akibat
kekeringan berkepanjangan, serta pergeseran musim
panen komoditas pertanian sepanjang tahun 2020.
Upaya percepatan pembangunan infrastruktur
berpotensi mendorong peningkatan produksi pertanian
(a.l. waduk dan irigasi), serta bantuan subsidi benih
dan pupuk, serta upaya-upaya pemerintah lainnya
untuk meningkatkan produksi.
Pembatasan impor buah-buahan dan sayur dari China
sebagai dampak virus corona.
Kebijakan pemerintah untuk membuka pintu industri
penerbangan bagi maskapai asing atau kebijakan open
sky.
Peningkatan tarif cukai rokok yang mulai diberlakukan
sejak awal tahun 2020
Insentif Pemerintah untuk mendorong pengembangan
pariwisata di 10 destinasi wisata prioritas, yang berlaku
selama tiga bulan (Maret Mei 2020)
Penurunan besaran subsidi tetap solar, LPG, serta
kebijakan subsidi listrik hanya diberikan kepada
golongan tertentu untuk pelanggan rumah tangga
450VA dan 900VA
Regulasi pemerintah Jatim (Operasi Pasar dan Bantuan
Ongkos Angkut) meminimalkan kenaikan harga
pangan saat terjadi shortage/kenaikan permintaan.
Peningkatan UMK wilayah Jawa Timur
Peran aktif TPID dalam upaya pengendalian harga dan
menjaga ekspektasi masyarakat.
134
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
DAFTAR ISTILAH
Administered price
Harga barang yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang
dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan
daerah.
BI 7 Days Reverse Repo Rate
Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap
bulannya.
BI-RTGS
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban bayar-
membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi transfer
dana.
Bobot inflasi
Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan
yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka
(deposito).
Ekspor dan Impor
Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar
provinsi.
Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam rupiah
dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.
Imported inflation
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di luar
negeri (eksternal).
Indeks Ekspektasi Konsumen
Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi
kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 100.
Indeks Kondisi Ekonomi
Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi
ekonomi saa ini dengan skala 1 100.
135
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
Indeks Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence)
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan
ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 100.
Inflasi IHK
Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks harga
konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat luas.
Inflasi Inti
Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.
Inflow
Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.
Investasi
Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi.
Kredit
Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk :
Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement (NPA)
Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.
Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR)
Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Terminologi FDR untuk bank
syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.
Loan to Funding Ratio (LFR)
Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga dan surat berharga yang diterbitkan bank.
Liaison
Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai
perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan
dalam bentuk laporan.
mtm
Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.
Net Inflow
Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.
Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)
Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank,
baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah, sedangkan NPL
136
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang lancar, (2) diragukan dan
(3) macet.
Omset
Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi.
Outflow
Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, restribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
qtq
Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
Real Time Gross Settlement (RTGS)
Sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu
seketika.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Sistem pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas nama
peserta maupun atas nama nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Volatile Food
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak
karena faktor-faktor tertentu khususnya komoditas bahan makanan.
yoy
Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
137
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
DAFTAR SINGKATAN
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BBM Bahan Bakar Minyak
BBNKB Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal
BLUD Badan Layanan Umum Daerah
BPS Badan Pusat Statistik
BUKU Bank Umum Kelompok Usaha
CIF Cost, Insurance and Freight
DAU Dana Alokasi Umum
DAK Dana Alokasi Khusus
DER Debt Equity Ratio
DOF Derajat Otonomi Fiskal
DPK Dana Pihak Ketiga
DSR Debt Service Ratio
FGD Focus Group Discussion
FOB Free on Board
FTV Financing to Value
IHK Indeks Harga Konsumen
IKK Indeks Keyakinan Konsumen
IPR Indeks Penjualan Riil
JISDOR Jakarta Interbank Spot Dollar Rate
KI Kredit Investasi
KK Kredit Konsumsi
KKB Kredit Kendaraan Bermotor
KMK Kredit Modal Kerja
KPA Kredit Pemilikan Apartemen
KPR Kredit Pemilikan Rumah
LDR Loan to Deposit Ratio
LFR Loan to Funding Ratio
LNPRT Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga
LTV Loan to Value
mtm Month to month
NPF Non Performing Financing
NPL Non Performing Loan
NTN Nilai Tukar Nelayan
NTP Nilai Tukar Petani
PAD Pendapatan Asli Daerah
PDRB Produk Domestik Regional Bruto
138
Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2020
PLN Perusahaan Listrik Negara
PMA Penanaman Modal Asing
PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri
PMTB Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
PPBKB Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
qtq Quarter to quarter
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RTGS Real Time Gross Settlement
SBT Saldo Bersih Tertimbang
SISKAPERBAPO Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok
SITC Standard International Trade Classification
SKDU Survei Kegiatan Dunia Usaha
SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
SPE Survei Penjualan Eceran
TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPID Tim Pengendalian Inflasi Daerah
TPK Tingkat Penghunian Kamar
TPT Tingkat Pengangguran Terbuka
TTL Tarif Tenaga Listrik
UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah
UTLE Uang Tidak Layak Edar
yoy Year on year
top related