laporan praktek elektronika aplikasi transistor
Post on 06-Aug-2015
1.057 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK ELEKTRONIKAPRAKTEK ELEKTRONIKA 8
APLIKASI TRANSISTOR
KELAS LT-2D
KELOMPOK 5 : 1. MUTIARA HERIS SASMITA (17)2. RANI NURLINDA (18)3. SENDY MUTIARA KARLINA (19)4. SEPTIAN DANNI PRASETYO (20)
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG2012
PERCOBAAN 8
APLIKASI TRANSISTOR
1. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan mahasiswa dapat :
1. Membuat aplikasi transistor dalam rangkaian peka cahaya
2. Membuat aplikasi transistor dalam pengukuran atau pemantauan temperatur
3. Membuat apalikasi transistor untuk rangkaian waktu tunda
2. Teori dasar
Dengan mempelajari karakteristik transistor, maka transistor dapat dioperasikan
dalam berbagai keperluan, misalnya digunakan sebagai penegontrol atau dapat juga
sebagai penguat. Tentuan hal ini tidak lepas dari system pemberian bias pada
transistor tersebut. Dalam system pembiasan transistor, hal yang perlu diperhatikan
adalah anatara base emitor harus mendapat bias maju sedangkan antara kolektor basis
mendapat bias mundur.
Dalam percobaan ini transistor akan digunakan untuk mengendalikan lampu atau alat
yang membutuhkan arus cukup besar, sedangkan masukkannya adalah tranduser yang
berubah resistansinya apabila mendapat perubahan besaran. Tranduser yang
digunakan adalah LDR yaitu tranduser yang akan berubah resistansinya bila cahaya
yang mengenainya berubah, dan NTC yaitu tranduser yang berubah nilai resistansinya
jika panas yang mengenainya berubah. Tranduser – tranduserini akan berfungsi
sebagai pengatur arus basis, sehingga dengan berubahan arus basis kecil akan dapat
mengakibatkan perubahan arus kolektor yang cukup besar.
Pada saat nilai resistansi tranduser besar, maka pada basis transistor akan mendapat
tegangan yang relative kecil, sehingga transistor dalam kondisi mati, arus kolektor
yang mengalir sangat kecil, sehingga lampu/beban tidak mendpat tegangan. Pada saat
resistansi tranduser kecil, pembagi tegangan pada basis akan menghasilkan tegangan
maju yang cukup untuk menghidupkan transistor, karena arus basis yang cukup besar
maka transistor “ON”, akibatnya arus kolektor mengalir dan mengakibatkan lampu
beban mendapat tegangan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah perbedaan resistansi pada tranduser dan
resistor pembagi tegangan harus cukup menghasilkan arus yang mampu mendorong
transistor pada kondisi “ON” dan arus kolektor yang mengalir maksimum.
3. Peralatan dan Bahan
1. 1 buah catu daya DC
2. 2 buah multimμeter
3. 1 buah papan percobaan
4. 1 buah transistor BC 109
5. 1 buah tahanan 47Ω,10Ω,47kΩ,100kΩ
6. Kabel hubung
7. 2 buah kapasitor 100μF, 470μF
8. 1 buah LDR
9. 1 buah NTC
GAMBAR PERALATAN DAN BAHAN
Multimeter Kabel Penghubung
Kapasitor 47 μF/50 V Resistor
Relay Protobot (Papan kerja)
4. Diagram Rangkaian
Gambar 8.1 Rangkaian Pendeteksi Cahaya
Gambar 8.2 Diagram Rangkaian Pemantau Temperatur
Gambar 8.3 Diagram Rangkaian Saklar Waktu
BUATLAH RANGKAIAN SEPERTI INI :
(Pengembangan Gambar 8.1 ditambah relay)
5. Langkah Kerja
5.1.Rangkaian Pendeteksi Cahaya
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 8.1.
2. Atur tegangan catu daya 9 volt
3. Ukur Tegangan basis VBE dan tegangan kolektor VCE saat lampu mati
4. Siapkan lampu pijar, hubungkan dengan sumber tegangan sampai menyala
5. Dekatkan lampu dengan LDR tersebut, sampai lampu beban menyala
6. Ukurlah kembali tegangan basis dan tegangan kolektor
7. Amati kerja rangkaian gambar 8.1 , setelah itu matikan sumber tegangan.
5.2.Rangkaian Pemantau Temperatur
1. Rakitlah rangkaian seperti pada gambar 8.2.
2. Atur tegangan catu daya 9 V
3. Atur, ukur tegangan basis VBE dan tegangan kolektor VCE saat lampu mati
4. Siapkan solder daya rendah 20/25 W
5. Panaskan NTC sampai lampu menyala
6. Ukur kembali tegangan basis VBE dan tegangan kolektor VCE
7. Amati kerja rangkaian gambar 8.1 setelah itu matikan sumber tegangan.
5.3. Saklar Waktu
1. Rakitlah rangkaian seperti pada gambar 8.3
2. Atur tegangan catu daya 9 V
3. Siapkan stop watch untuk mengukur waktu
4. Untuk R:47 ΩK dan C:100 μF ukurlah waktu antara saklar ditekan dengan lampu
menyala
5. Ulangi langkah 4 untuk 47 KΩ dan C:470 μF, 100KΩ dan C : 100 μF, 100 ΩK
dan C: 470 μF
6. Catat hasil dalam tabele 8.1
7. Kembalikan potensiometer pada posisi semula.
8. Atur tegangan catu daya 9 V
9. Ulangi langkah 4 s.d 6 catat pada tabel 7.2.2
10.Setelah selesai matikan semua peralatan
6. Tabulasi Data
Lampu Tegangan
VBE VCE
Padam 5,5 V 9 V
Menyala 0,5 V 4,8 V
Lampu Tegangan
VBE VCE
Padam 6 V 8,9 V
Menyala 1,1 V 3 V
Kapasitor (μF) Waktu ( detik)
R : 47 KΩ R : 100 KΩ
100 3.28 3.56
470 3.38 4.00
7. Pertanyaaan dan Tugas
SOAL:
1. Terangkan cara kerja dari rangkaian percobaan alarm peka cahaya dan percobaan
pemantau temperatur?
2. Pada percobaan saklar waktu mengapa lampu menyala secara periodic?
3. Bagaiamana hubungan antara waktu tunda dan pemasangan kombinasi RC?
4. Beri analisa hasil percobaan saudara!
JAWABAN:
1.a. cara kerja alarm peka cahaya:Pada rangkaian alarm peka cahaya ini menggunakan lampu sebagai outputnya.
Lampu akan menyala jika LDR tidak terkena cahaya atau intensitas cahaya
kurang (gelap), Begitu pula sebaliknya.
ketika keadaan gelap, nilai tahanan LDR menjadi kecil.
Pembagi tegangan akan menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk
menghidupkan transistor, transistor akan ON, karena arus basis cukup besar,
akibatnya kolektor mengalir dan mengakibatkan beban/lampunya mendapat
tegangan dan lampu akan menyala.
Sedangkan Ketika cahaya terang, nilai tahanan LDR menjadi besar.
Maka pada basis mendapat tegangan kecil, sehingga transistor dalam kondis
imati, dan arus kolektor yang mengalir sangat kecil, sehingga lampu/beban tidak
mendapat tegangan maka lampu tidak menyala.
b cara kerja rangkaian pemantau temperature:
Pada percobaan pemantau temperatur menggunakan NTC sebagai sebagai
sensornya. Diman prinsip kerja NTC yang akan berubah resistansinya menjadi
turun apabila terkena panas. Jadi ketika NTC dipanasi maka resistansinya
menjadi kecil.
Pembagi tegangan akan menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk
menghidupkan transistor, transistor akan ON, karena arus basis cukup besar,
akibatnya kolektor mengalir dan mengakibatkan beban/lampunya mendapat
tegangan dan hal inilah yang menyebabkan lampu menyala.
2. Karena saklar waktu berfungsi sebagai saklar tunda. Apabila resistor serta kapasitor
yang digunakan dalam percobaan semakin besar, sehingga lampu menyala secara
periodic, semakin besar semakin semakin lama.
3. Hubungan antara saklar tunda dengan kombinasi RC adalah semakin besar resistor
yang digunakan maka semakin lama waktu tundanya, begitu pula jika kapasitor yang
dimana berfungsi menyimpan energy bila semakin besar, maka lampu juga akan
menahan saklar tunda untuk kontak, sehingga lampu menyala sedikit lebih lama jika
dibandingkan dengan yang menggunakn resistor dan kapasitor yang lebih kecil.
4. Rangkaian dan data 8.1 dan 8.2, saat lampu masih padam tegangan yang ada di basis-
emitor adalah 5,5 dan 6 V ,sedangkan tegangan yang ada dikolektor-emitor adalah 9
dan 8,9 V, menandakan bahwa saat padam tegangan yang ada dibasis sebenarnya
masih kecil, sehingga transistor dalam kondisi mati, arus kolektor yang mengalir
sangat kecil sehingga lampu/beban tidak mendapat tegangan. Saat lampu sudah
menyala, resistansi tranduser (LDR dan NTC) kecil, tegangan yang ada di basis-
emitor menjadi 0,5V dan 1,1 V, sedangkan yang ada di kolektor-emitor adalah 4,8V
dan 3 V, sehingga tegangan sesungguhnya yang ada di basis menjadi besar, transistor
ON, akibatnya arus kolektor mengalir dan mengakibatkan lampu mendapat tegangan.
Rangakaian dan data 8.3, ketika saklar ditekan pada saat rangkaian menggunakan
resistor 47KΩ dan kapasitor 100μF, lampu menyala pada 3,28 detik, setelah diganti
kapasitornya menggunakan 470 μF, lampu menyala sedikit lebih lama, yaitu 3,38
detik. Saat praktek menggunakan resistor sebesar 100KΩ dan kapasitor 100μF, lampu
menyala pada 3,56 detik, setelah kapasitornya diganti menjadi 470μF, waktu lampu
menyala berubah menjadi sedikit lebih lama juga, yaitu 4,00 detik. Hal itu berarti
bahwa semakin besar resistornya, maka semakin besar pula waktu lampu menyala,
dan semakin besar kapasitor juga membuktikan bahwa membuat waktu lampu
menyala semakin lama.
8. Kesimpulan
1. Dalam percobaan ini transistor digunakan untuk mengendalikan lampu atau alat
yang membutuhkan arus cukup besar, sedangkan masukannya adalah tranduser
yang berubah resistansinya apabila mendapat perubahan besaran.
2. Pada saat nilai resistansi tranduser besar, maka pada basis transistor dalam kondisi
mati, dan arus kolektor yang mengalr sangat kecil, sehingga lampu/beban tidak
mendapat tegangan (lampu tidak menyala).
3. Pada saat resistansi kecil, pembagi tegangan akan menghasilkan tegangan maju
yang cukup untuk menghidupkan transistor, transistor akan ON , karena arus basis
cukup besar, akibatnya kolektor mengalir daan mengakibatkan beban/lampunya
mendapat tegangan (lampu menyala).
4. Semakin besar nilai tahanan pada percobaab 8.3, maka lampu akan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk menyala sepenuhnya, begitu pula sebaliknya
top related