laporan praktek kerja nyata
Post on 10-Aug-2015
171 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
DESIGN KOMUNIKASI INTERNAL DIVISI PEMENANGAN
LINGKARAN SURVEI INDONESIA PADA PELAKSANAAN PROGRAM
KAMPANYE PASANGAN JOKOWI-JK DALAM PEMILIHAN
PRESIDEN 2014
Untuk Memenuhi Persyaratan Matakuliah Praktek Kerja Nyata
Oleh :
FEBRI GALUH PRATAMA
Public Relations
115120207111008
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dinyatakan secara sah Laporan Praktek Kerja Nyata (PKN) yang dilakukan
oleh mahasiswa sebagai berikut :
NIM : 115120207111008
Nama : Febri Galuh Pratama
Judul Laporan : DESAIN KOMUNIKASI INTERNAL DIVISI
PEMENANGAN LINGKARAN SURVEI
INDONESIA PADA PELAKSANAAN PROGRAM
KAMPANYE PASANGAN JOKOWI-JK DALAM
PEMILIHAN PRESIDEN 2014
Lokasi : Lingkaran Survei Indonesia
Jalan raya Venesia Blok EB No. 1, Komp. Bukit
Gading Mediterania, Jakarta Utara 14241 – Indonesia.
Waktu : 7 Juli – 15 Agustus 2014
Laporan ini telah diujikan dan dinyatakan LULUS untuk mata kuliah Praktek
Kerja Nyata (PKN).
Ketua Tim Penguji
Galuh Ayu Savitri, S.I.Kom., M.I.Kom
NIP. -
Anggota Tim Penguji
M. Fikri. AR, S.Kom., MA
NIP. -
Mengetahui,
Pembantu Dekan I,
Maya DIah Nirwana, S.Sos., M.Si
NIP. 197706112009122001
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Febri Galuh Pratama
NIM : 115120207111008
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Peminatan : Public Relations
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Universitas Brawijaya
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Bahwa ini adalah karya asli saya, dan tidak ada bagian dari karya ini yang
mengkopi atau mengambil dari sumber atau orang lain. Hal-hal yang
bukan karya saya, yaitu mengutip dari sumber tertentu atau karya orang
lain, diberi tanda dan citasi yang ditunjukkan dalam daftar pustaka.
2. Tidak ada bagian dari karya ini yang telah dikumpulkam dalam institusi
lainnya dan untuk keperluan apapun.
3. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan hukum yang berlaku.
Malang, 14 November 2014
Febri Galuh Pratama
NIM. 115120207111008
i
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Laporan Praktek Kerja Nyata ini dapat
diselesaikan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Dalam
penyusunannya banyak sekali rintangan dan tantangan antara tugas pribadi
sebagai mahasiswa dengan tanggung jawab organisasi. Namun, dengan kerja kerja
dan semangat yang tinggi laporan PKN dengan judul “ DESAIN KOMUNIKASI
INTERNAL DIVISI PEMENANGAN LINGKARAN SURVEI INDONESIA
PADA PELAKSANAAN PROGRAM KAMPANYE PASANGAN JOKOWI-JK
DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2014. Proses penyelesaian ini tidak bisa
dilaksanakan sendiri oleh penulis dan melibatkan berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua, Bapak Sumarsono dan Ibu Wiwik Suharti atas
dukungan doa dan kesempatan yang diberikan untuk kuliah di FISIP
UB, serta ini sebagai laporan pertanggung jawaban atas kerja keras
anak mu.
2. Kedua nenek yang merawat dari kecil yaitu Tumiyati dan Tumirah.
3. Keluarga besar Rajad (Purwanto, Tri wahyuni, Lina Tantina)
4. Keluarga Besar Djemadi Brother (Mulyono, Suparmi, Nunuk, Suryati
dan Sunaryo).
5. Ibu Galuh Ayu Savitri, S.I.Kom., M.I.Kom sebagai dosen pembimbing
dan motivator sehingga terselesaikan dengan lancar.
ii
6. Bapak M. FIkri. AR, S.Kom., MA sebagai dosen penguji yang
memberikan banyak masukan untuk kebaikan laporan ini.
7. Bapak Dr. Antoni sebagai pembimbing selama di kampus sehingga bisa
magang di LSI.
8. Bapak Denny JA sebagai Direktur Eksekutif Lingkaran Survei
Indonesia yang telah banyak memberikan ilmu selama magang.
9. Keluarga besar LSI ( Bapak Ari Nugroho, Bapak Budi, Bang Sopa,
Bang Adjie, Bang Rully, Kang Febry) yang telah memberikan banyak
ilmu tentang konsultan politik.
10. Cyntia Nur Malikfa Nugraha yang udah banyak memberikan masukan
(kritik dan saran) sampai sejauh ini.
11. Aqlima Naili Salsabila yang udah kasih masukan tentang penulisan
dan kedisiplinan sehingga tersusun secara rapi dan komplit.
12. Keluarga besar Camalia 21 ( Aka, Luki, Dimas, Rifan, Kaisar, Gesta,
Peje, Adam dan Spesial buat Mas Dimas).
13. Keluarga Besar BEM FISIP 2013 Satu Perjuangan
14. Keluarga Besar DPM FISIP UB 2014
15. CMCT FC ( Ardhe, Bergas, Arip, Boby, Tom dll)
16. Keluarga Besar Komunikasi 2013 yang tidak bisa di sebut satu persatu.
17. Keluarga Besar Pacitan di Malang
18. Lembaga Kedaulatan Mahasiswa FISIP 2014.
iii
Terima kasih untuk semua dukungan dan doanya. Mohon maaf apabila
masih ada kekurangan. Semoga ini menjadi sejarah penulis dan menjadi cerita
untuk temen-temen yang akan magang di konsultan politik. Selamat “
MENGEJAR MIMPI” dan sepertilah filosofi padi “ Semakin Berisi Semakin
Menunduk, Semakin Berisi Semakin Berbagi.
FebriOne
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS
KATAPENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………... iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………….... v
DAFTAR BAGAN………………………………………………………... vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………….. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………….. 6
1.3 Manfaat……………………………………………………. 6
1.3.1 Bagi Mahasiswa…………………………..………… 6
1.3.2 Bagi Fakultas……………………………..………… 6
1.3.3 Bagi Instansi/Perusahaan………………….………. 6
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan………………………… 7
BAB II KERANGKA KONSEP KEGIATAN
2.1 Tinjuan Teoritis
2.1.1 Komunikasi Internal Pada Konsultan Politik……... 9
2.1.2 Perencanaan Public Relations dalam
Komunikasi Internal……………………………….. 14
2.1.3 Teori Komunikasi Kewenangan…………………... 16
2.2 Fokus Kegiatan
2.2.1 Deskripsi Fokus Kegiatan…………………………. 17
2.2.2 Alasan memilih fokus kegiatan……………………. 18
2.2.3 Target yang ingn dicapai.…………………………... 19
2.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan PKN di LSI……………... 19
v
BAB III HASIL KEGIATAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi
3.1.1 Sejarah Lingkaran Survei Indonesia.……………. 22
3.1.2 Visi………………………………………………… 26
3.1.3 Misi………………………………………………... 26
3.1.4 Struktur Organisasi………………………………... 27
3.1.5 Gambaran Umum Divisi Pemenanga.……………. 29
3.2 Deskripsi Kegiatan
3.2.1 Kordinasi Pelaksanaan Program Pemenanga…….. 32
3.2.2 Aktivitas Penulis dalam Kordinasi
Program Pemenangan…....................................... 35
3.2.3 Membuat Company Profile Perusahaan.………… 41
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Komunikasi Internal pada Konsultan Politik LSI………. 48
4.2 Perencanaan Public Relations dalam
Komunikasi Internal……………………………………… 51
4.3 Media Komunikasi Internal dalam kordinasi pelaksanaan
Program kampanye……………………………..………… 57
4.4 Komunikasi Kordinasi dalam pelaksanaan
program kampanye…………………………...………….. 58
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………….. 65
5.2 Saran……………………………………………………… 66
5.2.1 Bagi Lingkaran Survei Indonesia………..………... 66
5.2.2 Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi……..…………….. 56
5.2.3 Bagi Mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Nyata
( PKN )………………………………………………. 67
vi
5.2.4 Bagi mahasiswa yang akan melakukan Praktek Kerja Nyata
( PKN )……………………………………………. 67
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Metode Pelaksanaan PKN……………………………………. 20
Tabel 2. Nama – Nama Kordinator Masing-Masing Provinsi……….. 30
Tabel 3. Kegiatan Pelaksanaan Program Kampanye………………….. 37
Tabel 4. Kegiatan Pembuatan Company Profile................................... 44
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kedudukan Kordinator Wilayah dalam Aplikasi Kerja
di Provinsi……………………………………………………... 53
Bagan 2. Alur Kerja Masing-masing Kordinator Provinsi…………….. 55
Bagan 3 Bentuk Kedekatan Kordinator Wilayah dengan Komunitas
Sekitar………………………………………………..……….. 56
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo LSI……………………………………………………. 22
Gambar 2. Struktur Organisasi Lingkaran Survei Indonesia………….... 27
Gambar 3. Penulis Sedang Melakukan Rapat Kordinasi Pelaksanaan
Program pemenangan……………………………………….. 32
Gambar 4. Amplop Company Profile…………………………………... 43
Gambar 5. Company Profile LSI……………………………………….. 44
Gambar 6. Penulis dengan Kordinator Jambi Rully Akbar menyelesaikan
Laporan Pertanggung jawaban dengan suasana santai……... 51
Gambar 7. Group BBM Internal LSI………………………………….... 57
Gambar 8 Amplop Company Profile…………………………………... 91
Gambar 9 Cover Company Profile LSI………………………………... 91
Gambar 10 Prestasi LSI………………………………………………… 93
Gambar 11 Prestasi LSI pemenangan Gubernur Seluruh Indonesia…… 93
Gambar 12 Prestasi LSI pemenangan Walikota / Bupati di
Seluruh Indonesia…………………………………………… 93
Gambar 13 Gambaran Umum LSI……………………………………..... 94
Gambar 14 Gambaran Umum LSI………………………………………. 94
Gambar 15 Layanan LSI………………………………………………… 94
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Diary Praktek Kerja Nyata…………………………… 71
Lampiran 2 Proses Rekapitulasi Pemilihan Presiden 2014……… 86
Lampiran 3 Company Profile LSI……………………………….. 91
Lampiran 4 Surat Keterangan Magang LSI………………………. 94
Lampiran 5 Surat Penilaian LSI…………………………………. 95
Lampiran 6 FORM PKN 3………………………………………… 96
Lampiran 7 Kartu Bimbingan Praktek Kerja Nyata………………. 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi internal menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial.
Keberadaan komunikasi internal menjadi media interaksi internal pada lingkungan
kerja. Pengertian komunikasi berkaitan dengan proses interaksi antar individu
dalam mengurangi ketidakpastian. Menurut Mulyana (2010, h.5-6) komunikasi
penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan
hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan
orang lain. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tersebut, maka komunikasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Penyataan
tersebut didukung dengan pendapat Spaho (2011) yaitu tidak mungkin adanya
hubungan manusia yang baik tanpa melakukan komunikasi. Hal ini juga berlaku
dalam organisasi. Salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan dalam organisasi
yaitu komunikasi internal. Komunikasi internal telah berperan penting dalam
membentuk kondisi lingkungan tempat perkerjaan yang didalamnya berkaitan
dengan kenyamanan berinteraksi antar individu.
Menurut Argenti (2009, h.183) jalan terbaik untuk menilai efektivitas
komunikasi internal perusahaan ditentukan melalui sikap karyawan terhadap
perusahaan. Kondisi seperti di atas sejalan dengan lingkungan pekerjaan di
Lingkaran Survei Indonesia sebagai konsultan politik. LSI mempunyai efektifitas
2
komunikasi yang intensif berbeda dengan perusahaan kebanyakan. Perbedaan
komunikasi tersebut terlihat jelas pada konsultan politik yang menekankan
keakraban masing-masing orang yang tergabung di LSI sebagai perwakilan
perusahaan yang bergerak di lapangan.
Konsultan politik di Indonesia merupakan profesi baru yang berkembang
tahun 2000an awal. Dengan perkembangan yang relaif muda, konsultan politik
masih menjadi hal yang tidak biasa di mata masyarakat. Menurut Jhonson (2001)
konsultan politik adalah sebutan orang-orang profesional yang memiliki keahlian
dalam merekomendasikan dan menjalankan program- program kampanye untuk
kemenangan seorang calon atau partai politik pemilihan umum. Awalnya
konsultan politik berkembang di Amerika Serikat abad 19 sebagai upaya bentuk
branding politik atas kebijakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam
perang dunia ke II. Konsultan politik pertama kali adalah organisasi non profit
yang melakukan kajian strategis dalam bidang politik dalam rangka mengeluarkan
kebijakan strategis. Kebijakan konsultan politik tersebut dikhususkan untuk
meningkatkan citra dari Amerika Serikat di mata dunia. Setelah selesai perang
dunia ke II, profesi ini berlanjut dan menjadi kajian strategis untuk pemenangan
pemilihan umum di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data LSI menyatakan bahwa kajian
konsultan politik mulai berkembang abad dua puluh. Perkembangan profesi
komunikasi politik ini dipengaruhi dengan perkembangan sistem demokrasi
Indonesia yang semakin dewasa yang ditandai berlakunya regulasi pemilihan
secara langsung. Pemilihan langsung tersebut meliputi Kepala Negara dan Kepala
3
Daerah yang dipilih langsung oleh rakyat. Data hasil wawancara dengan peneliti
senior LSI Adjie Alfaraby di kantor LSI tanggal 10 Juli 2014, profesi konsultan
politik menjadi fenomena menarik sebagai kajian baru dalam bidang akademis.
Sebagai fenomena profesi baru, konsultan politik berkembang dengan waktu yang
relatif singkat dan mendapatkan perhatian khusus di media massa. Perhatian
khusus tersebut dibuktikan dengan banyak hasil survei yang dipublikasikan dan
akurasinya dapat dipertanggung jawabkan secara akademis.
Konsultan politik secara umum sama seperti perusahaan kebanyakan.
Persamaan tersebut terletak pada pengelolaan sumberdaya baik secara internal dan
eksternal sehingga menjadi sebuah perusahaan yang bonafit dan kuat.
Berdasarkan data LSI yang ditulis dalam company profile, Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) merupakan konsultan politik yang professional dan mempunyai
track record baik dalam pemilihan umum. Prestasi tersebut didapatkan karena
adanya kerjasama tim yang solid dalam pemilu dan managemen sumberdaya
manusia yang terstruktur. Kerja sama tersebut diperlukan untuk menunjang kerja
sama tim yang solid.
Sebagai upaya peningkatan kinerja perusahaan yang maksimal diperlukan
desain komunikasi internal yang baik dan terstruktur. Menurut Argenti (2009,
h.188-191) komunikasi internal dibagi menjadi dua bagian yaitu bentuk
komunikasi internal dan media yang digunakan dalam komunikasi internal.
Desain komunikasi internal merupakan perencanaan komunikasi yang dilakukan
oleh perusahaan guna mengkondisikan dan mengkordinasikan karyawan yang
berkerja dilapangan. Untuk merancang desain komunikasi internal maka
4
melibatkan perencanaan sesuai dengan perencanaan public relations. Perencanaan
PR tersebut meliputi penempatan orang-orang yang berpengalaman secara
geografis dan pernah menjalankan program di daerah tersebut. Berdasarkan
pertimbangan tersebut maka orang-orang yang mempunyai klasifikasi itu
ditempatkan sebagai kordinator wilayah. Dengan pengalaman yang dimiliki
masing-masing kordinator wilayah akan mempermudah dalam melaksanakan
kordinasi pelaksanaan program.
Berdasarkan data LSI dari hasil wawancara, pelaksanaan tugas tersebut
dibagi dalam 11 provinsi besar di Indonesia. Seorang kordinator masing-masing
wilayah tersebut sekaligus perwakilan perusahaan yang ada di daerah. Tugas dan
tanggung jawab kordinator wilayah yaitu: (1) Sebagai penanggung jawab program
yang telah di rancang oleh LSI meliputi (door to door dan poster), (2) Merupakan
perwakilan perusahaan yang berada di daerah, (3) Melaksanakan pelatihan kepada
relawan di daerah, (4) Melaksanakan fungsi kontrol program yang telah di
rancang, dan (5) Membuat laporan pelaksanaan program sebagai bentuk
pertanggung jawaban dari masing - masing kordinator wilayah.
Untuk menjalankan desain komunikasi internal yang sudah dibentuk
tersebut, maka diperlukan media komunikasi sebagai sarana kordinasi. Selain
media komunikasi diperlukan bentuk komunikasi internal sebagai implementasi
dari desain komunikasi internal. Desain komunikasi internal ini penting karena
berkaitan dengan kedudukan perusahaan dan sistem yang terbentuk. Sebagai
gambaran perusahaan dalam hal ini konsultan politik menjadi instrumen hulu dan
sistem organisasi dalam perusahaan menjadi instrumen hilir. Secara spesifik
5
instrumen hulu adalah awal mula terbentuknya budaya organiasi melalui
komunikasi internal, sedangkan instrumen hilir adalah hasil dari terjalinnya
komunikasi internal yang berdampak pada sistem organiasi.
Berdasarkan data LSI dari hasil wawancara, bentuk komunikasi internal
yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia mempunyai karakteristik unik.
Keunikan tersebut terlihat dari kegiatan komunikasi dilakukan dengan cara non
formal yang terstruktur dengan baik. Sebagai contoh karakteristik tersebut terlihat
jelas saat pelaksanaan program kampanye pasangan Jokowi-JK. Pola komunikasi
yang digunakan santai dangan menekankan tanggung jawab masing – masing
wilayah. Luas wilayah tidak menjadi hambatan yang berarti dalam melakukan
efektifitas komunikasi. Karakteristik inilah yang dipandang penulis berbeda
dengan perusahaan kebanyakan. Sehingga penulis menetapkan fenomena tersebut
sebagai fokus laporan pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Nyata. Karena penulis
ingin menjelaskan desain komunikasi internal LSI dalam melaksanakan kordinasi
program pemenangan Jokowi-JK pada pemilihan presiden 2014.
Berdasarkan data dari Lingkaran Survei Indonesia, tanggung jawab yang
dilaksanakan oleh tim pemenangan yang dalam hal ini dibagi dalam kordinator
wilayah sangat luas. Luas wilayah tersebut meliputi Nanggroe Aceh Darusalam
sampai dengan Irian Jaya. Dengan tugas yang demikian banyak maka desain
komunikasi internal yang solid dan berkesinambungan sangat penting, sehingga
dalam pelaksanaan tugas yang terpisah jarak, ruang dan waktu dapat dilaksanakan
sesuai dengan standar yang telah dibuat oleh LSI. Berdasarkan pemaparan di atas,
maka penulis menjadikan alasan tersebut sebagai landasan untuk menentukan
6
judul Praktek Kerja Nyata (PKN) yaitu DESAIN KOMUNIKASI INTERNAL
DIVISI PEMENANGAN LINGKARAN SURVEI INDONESIA PADA
PELAKSANAAN PROGRAM KAMPANYE PASANGAN JOKOWI-JK DALAM
PEMILIHAN PRESIDEN 2014.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan Praktek Kerja Nyata (PKN) ini adalah untuk
mendeskripsikan desain komunikasi internal divisi pemenangan Lingkaran Survei
Indonesia dalam kordinasi pelaksanaan program kampanye Jokowi-JK dalam
pemilihan presiden 2014.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan Praktek Kerja Nyata (PKN) ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui relevansi antara teori-teori yang telah didapat selama
diperkuliahan mengenai komunikasi internal dengan prakteknya secara nyata di
dunia kerja.
1.3.2 Bagi Fakultas
Menambah relasi dan memungkinkan adanya hubungan kerja sama antara
pihak fakultas dengan instansi atau perusahaan tempat mahasiswa melakukan
Praktek Kerja Nyata (PKN). Selain itu, juga menjadi sarana promosi bagi Fakultas
terutama Jurusan Ilmu Komunikasi.
7
1.3.3 Bagi Instansi/Perusahaan
Mengetahui mutu pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik melalui kinerja yang diperlihatkan oleh mahasiswa yang
melakukan kegiatan Praktek Kerja Nyata (PKN). Instansi/perusahaan juga akan
mendapatkan masukan atas desain komunikasi internal yang telah diterapkan
selama ini. Selain itu perusahaan mendapatkan upgrading kajian komunikasi
organisasi yang sedang berkembang waktu sekarang melalui kajian ilmiah yang
dilakukan oleh mahasiswa Praktek Kerja Nyata (PKN).
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Nyata dilaksanakan pada Divisi Pemenangan Lingkaran
Survei Indonesia. Divisi pemenangan merupakan bagian struktur yang ada di
konsultan politik LSI. Berdasarkan data LSI dari hasil wawancara, profesi ini
dipelopori oleh Denny JA yang tidak lain merupakan Direktur Eksekutif
Lingkaran Survei Indonesia. Praktek Kerja Nyata yang dilakukan di konsultan
politik, penulis dapat belajar langsung kepada aktor yang mempelopori praktik
terbentuknya konsultan politik
Berdasarkan data LSI yang ditulis dalam company profile, sebagai
konsultan politik pertama di Indonesia Lingkaran Survei Indonesia mempunyai
pengalaman panjang dalam upaya pemenangan pada pelaksanaan pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden, pemilihan Gubernur, pemilihan Bupati dan
Walikota. Berdasarkan pengalaman tersebut, LSI di percaya dan mendapatkan
8
kontrak dari pasangan nomor urut 2 Jokowi – JK sebagai konsultan resmi dalam
pertarungan pemilihan presiden 2014.
Pemilihan divisi pemenangan sebagai tempat Praktek Kerja Nyata
dikarenakan divisi pemenangan merupakan divisi stategi yang merencanakan
program-program konsultan politik. Hal tesebut menjadikan divisi pemenangan
menjadi instrumen inti dari konsultan politik dalam pemenangan pemilihan
bupati, gubernur, presiden dan DPR. Perancangan dan pelaksanaan program-
program diperlukan pengalaman, dengan komunikasi yang baik, sehingga terjalin
kordinasi yang baik antar jaringan di dalam sistem.
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Nyata ( PKN) dilaksanakan selama 5
minggu dari tanggal 7 Juli 2014 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2014. Waktu
PKN dilaksaakan pada jam kerja, yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat
pukul 09.00 - 16.00 WIB.
9
BAB II
KERANGKA KONSEP KEGIATAN
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Komunikasi Internal pada Konsultan Politik
Realita kehidupan sehari – hari organisasi tidak akan pernah berdiri tanpa
adanya komunikasi. Gambaran jelas bahwa untuk menjalankan dan
menghidupkan organisasi diperlukan komunikasi. Menurut Spaho (2011) bila
organisasi melakukan komunikasi yang buruk maka organisasi tersebut tidak akan
sukses. Hal ini di perkuat dengan pendapatnya, In practice there is no
organization without communication (Spaho, 2011). Dalam prakteknya
dibutuhkan bentuk komunikasi internal yang baik.
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Lena Satlita (2006) yang berjudul “
Program Komunikasi Internal, untuk meningkatkan kinerja karyawan”,
disebutkan bahwa antar anggota organisasi direkatkan dengan komunikasi
sehingga terbentuk kerbersamaan yang memungkinkan organisasi dapat
menjalankan fungsinya. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi
dapat berjalan lancar dan berhasil begitu pula sebaliknya kurangnya atau tidak
adanya komunikasi, organisasi dapat macet atau berantakan. Seperti yang di
katakanan oleh Katz & Kahn bahwa komunikasi organisasi sebagai proses
penyampaian informasi, dan pengertian dari satu orang ke orang lain merupakan
cara satu – satunya manajemen aktivitas dalam suatu organisasi (Ruslan, 1999,
h.80).
10
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Laksmana (2010) dalam
bukunya yang berjudul internal public relations mengatakan bahwa masukan dan
umpan balik dari karyawan akan sangat berguna karena para staf bisa saling
bertukar informasi dan bahkan memberikan solusi dan ide – ide yang bisa
membantu kinerja perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang baik antar
anggota dalam organisasi maka akan tercipta hubungan yang harmonis antar
anggota sehingga berpengaruh pada iklim organisasi.
Untuk membentuk iklim organisasi, menurut Kohler ada dua model
komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan organisasi
yaitu: (1) Komunikasi kordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk
menyatukan bagian-bagian perkantoran; (2) komunikasi interaktif yaitu proses
pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran
pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub – sub
bagian dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja.
Frekuensi dan intensitas berpengaruh dalam proses perekatan komunikasi
(Muhammad, 2004, h.60)
Menurut Paul Argenti dalam bukunya corporate communication ( 2009,
h.183-199) cara terbaik untuk menilai efektivitas upaya komunikasi internal
perusahaan adalah dengan menentukan apa karyawan sikap sekitar perusahaan.
Penilaian ini dapat dilakukan melalui audit komunikasi internal. Berdasarkan
bentuk komunikasi, menurut Argenti (2009, h.188-189) dibangun dengan kegiatan
formal yaitu :
11
1. Communication Up and Down
Bantuk komunikasi Up and Down ini adalah bentuk pesan komunikasi dari
atasan ke bawahan dan dari karyawan ke managemen perusahaan. Komunikasi ini
bisa dilakukan dalam bentuk formal dan lebih efektif dilakukan dengan informal.
Menurut Argenti (2009, h.189) The best approach to communicating with
employees is through informal discussions between employess and supervisior.
Komunikasi ini untuk membentuk budaya organisasi dan memlakukan
pencegahan ketidakpastian informasi yang ada dalam sebuah organisasi.
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Argenti, menurut Nirwana
dan Riani (2012, h.15-17) mengelompokkan bahwa berdasarkan bentuk
komunikasi internal dibagi dalam dua bentuk yaitu komunikasi formal dan non
formal :
1. Komunikasi formal
a. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Secara sederhana pesan komunikasi disampaikan dari atas
kebawah adalah bentuk pola komunikasi yang bersumber pada atasan atau
dalam hal ini seorang direktur kepada orang – orang yang ada di bawahnya
sehingga terbentuk kesamaan presepsi di masing – masing struktur
organisasi, sehingga antara pimpinan dan bawahan terdapat kesepahaman
dalam melaksanakan aktivitas organisasi.
b. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Komunikasi ini dilakukan dari bawah ke atas, dengan kata lain
pesan komunikasi disampaikan dari bawahan kepada atasan sebagai
12
bentuk laporan dari bawahan terhadap kondisi yang ada di lapangan.
Bentuk komunikasi ini penting karena bawahan harus menyampaikan
informasi termasuk keluh kesahnya.
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi yang terjadi antara bagian bagian yang memiliki posisi
sejajar / sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal
sebagai upaya untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan
informasi kepada bagian atau departemen, yang memiliki kedudukan yang
sejajar. Komunikasi ini dapat juga dijadikan bentuk kordinasi dengan
orang – orang yang mempunyai kedudukan sejajar dalam sebuah
organisasi.
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tingkat
organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya adalah penyebaran informasi yang bisa menjadi
lebih cepat ketimbang komunikasi tradisional dan memungkinkan individu
dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan
masalah.
2. Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal, orang – orang yang ada dalam
suatu organisasi tanpa mempedulikan jaringan hirarki, pangkat dan
kedudukan/ jabatan dapat berkomunikasi secara luas. Komunikasi
13
informal cenderung luwes, fleksibel dan tidak ketat, sebagaimana
komunikasi yang terjadi saat – saat istirahat kerja di kantor.
Berdasarkan bentuk kegiatan yang ada dalam organisasi, menurut Argenti
(2009, h.190) perlu diadakannya make time for face to face meeting. Kegiatan
face to face meeting ini untuk melakukan kordinasi antara holding, management
dan karyawan yang ada dalam organisasi. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam
bentuk terbuka yaitu melalui rapat terbuka. Face to face meeting ini untuk
menjaga keharmonisan antara pimpinan dan karyawan serta melakukan dialog
atas permasalahan – permasalahan yang ada. Bentuk kegiatan ini merupakan
lanjutan bentuk komunikasi internal yang diaplikasikan dalam kegiatan. Selain
melakukan face to face meeting dapat juga melakukan kordinasi melalui media
komunikasi internal. Menurut Argenti (2009, h.191) komunikasi internal dapat
dilakukan dengan communication online. Komunikasi online ini sangat penting
untuk mengetahui berita penting tentang perusahaan, news on event, program
perusahaan dan membangun kepercayaan.
Konsep yang dikemukakan diatas sebagai landasan dalam menganalisis
fenomena komunikasi internal yang ada di divisi pemenangan Lingkaran Survei
Indonesia. Komunikasi internal tersebut meliputi komunikasi antara atasan
dengan bawahan dan sebaliknya. Sehingga konsep ini dipakai sebagai landasan
untuk melihat kaitan konsep dengan realita di konsultan politik.
14
2.1.2 Perencanaan Public Relations dalam Komunikasi Internal
Untuk membangun sistem organisasi yang baik, maka diperlukan
perencanaan program yang dijalankan oleh seorang public relations. Menurut
Cutlip, Center dan Broom (2011, h.6) menjelaskan bahwa public relations sebagai
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik
dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan
atau kegagalan organisasi tersebut. Menjadi seorang PR diperlukan kemampuan
khusus. Menurut Menurut Soemirat dan Ardianto (2009, h.71-73), sebagai
seorang praktisi PR (Public Relations Officer) dituntut agar memiliki beberapa
persyaratan mendasar, antara lain :
a. Ability to Communicate (kemampuan berkomunikasi )
Kemampuan seseorang untuk melakukan komunikasi dengan baik
dan jelas dalam bentuk lisan dan tulisan. Yang dimaksud kemampuan
melakukan komunikasi dengan baik dan jelas adalah pesan yang
disampaikan mudah dipahami dan terjadi kesamaan presepsi antara
komunikator (seorang PR) dengan orang yang diajak berkomunikasi.
`b. Ability to Organize ( kemampuan manajerial atau kepemimpinan )
Kemampuan manajerial atau kepemimpinan dapat diartikan
sebagai kemampuan mengantisipasi masalah di dalam maupun luar
organisasi, termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan
melaksanakannya.
15
c. Ability to Get On with People ( kemampuan bergaul)
Praktisi PR harus mampu bergaul artinya harus mampu
berhubungan dan bekerjasama dengan berbagai macam orang dan mampu
menjaga komunikasi yang baik dengan orang-orang yang berbeda,
termasuk dengan orang –orang dari berbagai kalangan. Yang dimaksud
dengan berbagai kalangan adalah berbagai latar belakang profesi, dan
budaya.
d. Credibility On the People ( kredibilitas yang baik)
Mereka harus memiliki kredibilitas yang tinggi, artinya dapat
diandalkan dan dipercaya oleh orang lain. Praktisi PR harus menjadi
sumber berita bagi pers atau media massa, dan informasi yang
disampaikan dapat dipercaya dan memiliki nilai berita tinggi.
Keberadaan seorang PR menjadi penting dalam sebuah organisasi, karena
PR memegang peranan penting dalam membangun internal dan eksternal
organisasi. Dalam penerapannya pada kehidupan sehari – hari diperlukan
perencanaan yang disusun secara baik dan tepat. Hal ini disampaikan oleh Jefkins
(2003, h.10) yang mengatakan bahwa PR merupakan bentuk komunikasi yang
terencana, ke internal perusahaan maupun ke eksternal perusahaan. .
Perencanaan program PR harus terdapat beberapa keriteria, menurut
Effendy (1992), ciri-ciri kegiatan PR adalah komunikasi timbal balik atau two-
way traffic communication (Ruslan, 2007, p.10-11). Dijelaskan sebagai berikut
ini:
16
a. Komunikasi yang dilancarkan berlangsung dua arah secara timbal balik
b. Kegiatan yang dilakukan adalah penyebaran informasi, penggiatan
persuasi
dan pengkajian pendapat umum
c. Tujuan yang dicapai adalah tujuan organisasi / perusahaan
d. Sasaran yang dituju adalah public internal dan eksternal perusahaan
Perencanaan program komunikasi internal masuk dalam tugas dan fungsi
public relations. Konsep yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan landasan
yang akan dijadikan analisis karena berkaitan erat dengan komunikasi internal
pada konsultan politik.
2.1.3 Teori Komunikasi Kewenangan
Komunikasi organisasi diperlukan untuk mensukseskan tujuan dari
organisasi. Menurut Richmond, dkk (2005) komunikasi organisasi sebagai proses
dimana individu merangsang makna dalam pikiran lainnya individu dengan cara
pesan verbal atau nonverbal dalam konteks organisasi formal (Spaho, 2011).
Komunikasi organisasi ini bertujuan untuk melakukan kordinasi bagian-bagian
yang ada dalam organisasi. Teori organisasi yang berkaitan erat dengan kordinasi
bagian-bagian organisasi yaitu :
Teori Komunikasi-Kewenangan, Chester Barnard.
Menurut Bernard bahwa organisasi adalah sistem orang, bukan struktur
yang direkayasa secara mekanis. Bernad mengatakan eksitensi suatu organisasi
(sebagai suatu sistem kerja sama) bergantung pada kemampuan manusia untuk
17
berkomunikasi dan kemampuan untuk bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
yang sama pula. Sehingga, fungsi pertama seorang eksekutif adalah
mengembangkan dan memelihara suatu sistem komunikasi (Gabor dan Mahoney,
2010).
Teori kewenangan ini sebagai penguat landasan analisis yang meliputi
komunikasi internal dan perencanaan public relations. Selain itu, teori
kewenangan untuk meliiha kewenangan masing-masing struktur organisasi dalam
rangka kordinasi divisi pemenangan untuk mencapai tujuan bersama organisasi.
2.2 Fokus Kegiatan
2.2.1 Deskripsi Fokus Kegiatan
Fokus kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis pada Praktek Kerja Nyata
yaitu untuk mendeskripsikan desain komunikasi internal LSI dalam kordinasi
pelaksanaan program kampanye. Deskripsi ini berkaitan dengan komunikasi
internal yang dilakukan oleh konsultan politik. Berdasarkan fenomena yang
terjadi dalam konsultan politik, desain komunikasi internal yang terbentuk
berbeda dengan perusahaan secara kebanyakan.
Perbedaan konsultan politik dengan perusahaan kebanyakan adalah
perencanaan yang dilakukan dengan menempatkan orang-orang yang tepat
berdasarkan pengalaman dia dalam menjalankan program. Hal ini sejalan dengan
konsep perencanaan public relations. Selain itu, desain komunikasi internal
membutuhkan media komunikasi internal sebagai alat untuk melakukan kordinasi
dan bentuk komunikasi sebagai implementasi. Untuk itu, penulis berusaha untuk
18
mendeskripsikan desain komunikasi internal yang dilakukan divisi pemenangan
LSI dalam rangka kordinasi pelaksanaan program pemenangan Jokowi-JK yang
meliputi perencanaan dan komunikasi kordinasi.
2.2.2 Alasan Memilih Fokus Kegiatan
Alasan memilih fokus kegiatan ini adalah penulis melihat bahwa
fenomena komunikasi internal yang terjadi pada konsultan politik berbeda dengan
perusahaan kebanyakan. Perbedaan tersebut terlihat melalui desain komunikasi
internal divisi pemenangan dalam melakukan kordinasi pelaksanaan program
kampanye Jokowi-JK. Dalam desain tersebut penulis melihat adanya perencanaan
yang dilakukan oleh LSI dan komunikasi kordinasi untuk menunjang kelancaran
kordinasi program.
Berdasarkan pertimbangan tersebut penulis akan mendeskripsikan desain
komunikasi internal divisi pemenangan LSI dalam kordinasi pelaksana program
pemenangan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Dengan deskripsi
tersebut diharapkan orang yang tidak terlihat dapat mengetahui aktivitas
komunikasi internal dalam kordinasi pelaksanaan program pemenangan. Selain
alasan tersebut, berdasarkan pengalaman melakukan PKN penulis ingin melihat
relevansi komunikasi internal yang telah dipelajari dalam sisi akademis dengan
praktek kerja pada dunia pekerjaan yang sesungguhnya.
19
2.2.3 Target Yang Ingin Dicapai
Target yang ingin dicapai adalah penulis ingin mendeskripsikan secara
detail desain komunikasi internal divisi pemenangan dalam melakukan kordinasi
pelaksanaan program Jokowi-JK. Dengan diskripsi secara menyeluruh tersebut
maka penulis berharap orang yang tidak terlibat langsung dalam tim pemenangan
LSI dapat melihat dengan jelas gambaran kordinasi yang terjadi.
Dengan terlibat langsung dalam divisi pemenangan tersebut, penulis akan
membandingkan dengan konsep-konsep sudah ada di kajian komunikasi internal
dengan fakta dilapangan. Sehingga terlihat jelas relevansi konsep dengan
implemantasi dilapangan. Selain itu, berdasarkan pengalaman tersebut dapat
menjadi referensi untuk penulis dan pembaca dalam melakukan perencanaan
desain komunikasi internal dalam sebuah perusahaan.
2.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan PKN di Lingkaran Survei Indonesia
Metode yang digunakan penulis dalam melakukan Praktek Kerja Nyata
(PKN) pada divisi pemenangan Lingkaran Survei Indonesia adalah dengan
melakukan observasi, dan berpartisipasi langsung dalam pelaksanaan
komunikasi internal yang terjadi pada divisi pemenangan Lingkaran Survei
Indonesia. Kegiatan ini dilakukan oleh penulis saat pelaksanaan program
kampanye Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Berikut ini adalah alur proses kegiatan
Praktek Kerja Nyata (PKN) yang dilakukan oleh penulis.
20
Tabel 1. Metode Pelaksanaan PKN
No KEGIATAN PELAKSANAAN PENANGGUNG
JAWAB
KETERANGAN
1. Pembekalan
PKN
Jurusan / Fakultas Fakultas Dilaksanakan pada kegiatan
cangkrukan oleh Himpunan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
( HIMANIKA)
2. Penyusunan
Proposal
PKN
Mahasiswa Mahasiswa /
Dosen
Pembimbing
Melakukan konsultasi
dengan Dr. Antoni selaku
dosen pembimbing PKN dan
Penyusunan proposal PKN
yang ditujukan pada
Lingkaran Survei Indonesia
Network dilakukan oleh
penulis. Pengiriman
proposal dilakukan pada
bulan Mei 2014.
3. Pelaksanaan
PKN
Mahasiswa Mahasiswa Pelaksanaan PKN dilakukan
selama ± 5 minggu yaitu
mulai tanggal 7 Juli 2014
hingga tanggal 15 Agustus
2014.
4. Penyusunan Dosen Penyusunan Laporan PKN
21
laporan PKN Pembimbing /
Jurusan
sesuai dengan pedoman
buku PKN dengan
dibimbing oleh Ibu Galuh
Ayu Savitri, S.Ikom,
M.Ikom. Dikarenakan Dr.
Antoni tugas akademis di
luar negeri.
5. Evaluasi Jurusan/fakultas Fakultas Evaluasi tertulis dan lisan
dilakukan oleh dosen
pembimbing.
Sumber : Dokumentasi penulis
22
BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi
3.1.1 Sejarah Lingkaran Survei Indonesia
Gambar 1. Logo LSI
Sumber : Lingkaran Survei Indonesia
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merupakan lembaga survei dan
konsultan politik pertama di Indonesia. LSI didirikan pada tahun 2005 oleh
sejumlah pembuat opini publik, peneliti, ahli survei, yang sejak lama terlibat
dalam dunia penelitian. LSI telah aktif melakukan survei politik, pada Pemilu dan
Pilkada. Berdasarkan data yang ditulis pada company profile LSI, pada tahun
2011, Universitas Kristen Indonesia (UKI) memberikan penghargaan
“Achievement Award” kepada LSI karena telah berjasa memberikan warna bagi
ilmu sosial, komunikasi politik dan politik pemilu di Indonesia. LSI membawa
23
tradisi ilmu sosial kuantitatif dengan kemampuannya memprediksi hasil pemilu
yang belum terjadi. LSI juga dianggap berjasa membuat hasil riset menarik
diberitakan bahkan menjadi "headline" di media nasional.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) didirikan pada tahun 2005 oleh Denny
JA, Phd. Sebelum mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny
mendirikan dan sempat menjadi direktur Lembaga Survei Indonesia. Denny
mendirikan Lingkaran Survei Indonesia untuk menunjukkan bahwa lembaga
survei dan konsultan bisa hidup dan menguntungkan secara bisnis. Berbekal
pengalaman membantu tim pemenangan pemilihan presiden untuk SBY tahun
2004, Denny JA mendirikan LSI dengan fokus melakukan survei politik dan
menjadi konsultan politik partai dan kandidat.
Sebagai lembaga survei, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) membantu
partai politik dan kandidat dalam memetakan kekuatan dan kelemahan. Sejumlah
partai politik, seperti Partai Golkar, menggunakan hasil survei LSI sebagai
pertimbangan dalam mendukung calon dalam Pilkada. Sebagai konsultan politik,
klien pertama LSI adalah Ismeth Abdullah, Gubernur Kepulauan Riau. LSI
membantu kemenangan Ismeth Abdullah pada Pilkada Provinsi Riau tahun 2005.
Setelah itu, LSI membantu banyak klien kepala daerah dan anggota legislatif.
Hingga tahun 2014, LSI total berhasil memenangkan 3 presiden, 28 gubernur dan
58 bupati/walikota di seluruh Indonesia.
Saat ini, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) berkembang menjadi 6 anak
usaha, yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Konsultan Citra Indonesia (KCI),
24
Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), Citra Publik Indonesia (CPI), Citra
Publik Advertising (CPA) dan Citra Komunikasi LSI (Cikom).
Sejak Lingkaran Survei Indonesia (LSI) berdiri pada tahun 2005, LSI
menjadikan lembaga survei dan riset sosial menjadi instrumen penting
pertarungan politik. LSI banyak meyakinkan partai politik, kandidat presiden,
kandidat kepala daerah dan elit politik lainnya akan pentingnya survei pemilih.
Lewat survei, posisi, kekuatan dan kelemahan partai atau kandidat bisa diketahui
sedini mungkin. Strategi politik bisa dilakukan secara efektif dan efisien karena
memperhatikan data mengenai apa yang dibutuhkan oleh pemilih. Dari tahun
2004 hingga 2012, LSI telah mengerjakan lebih dari 800 survei perilaku pemilih
di seluruh Indonesia dari beragam klien mulai dari partai politik, kandidat
presiden, kandidat anggota DPR/DPRD/DPD dan kandidat kepala daerah.
Banyaknya survei yang telah dikerjakan oleh LSI ini memperlihatkan bagaimana
stakeholder politik saat ini telah menerima survei dan riset sosial sebagai
instrumen penting dalam pemilihan.
Sejumlah partai (seperti Partai Golkar) saat ini telah menjadikan survei
LSI sebagai indikator utama untuk memilih kandidat dalam Pemilu legisltif atau
kepala daerah. Partai Golkar secara resmi dalam Juklak-nya telah menempatkan
survei sebagai alat untuk menyaring kandidat yang didukung dalam Pilkada.
Partai lain (seperti Demokrat, PDIP, PAN, PKS) juga menggunakan data survei
sebagai pertimbangan utama dalam mendukung calon kepala daerah Ini
perkembangan menarik karena survei politik semula tidak diperhitungkan oleh
partai politik. Rekruitmen politik sejak lama lebih didasarkan pada kedekatan
25
dengan pengurus partai, elit politik dan sebagainya. Lewat survei, partai bisa
melakukan rekruitmen secara lebih transparan dan bisa diperhatikan. LSI sedikit
banyak turut berperan dalam mendorong perkembangan tersebut.
Sejak tahun 2005, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) telah aktif dalam
melakukan survey pemilihan dan memprediksikan siapa yang akan
memenangkan pemilihan dimulai dari partai politik, kandidat presiden, kandidat
anggota DPR/DPRD/DPD dan kandidat kepala daerah. LSI berani
mempublikasikan hasil prediksi tersebut lewat konferensi pers dan iklan di media
massa. Tujuan publikasi tersebut bukan untuk mempengaruhi pemilih, tetapi
untuk membuktikan dan menunjukkan bahwa survei dan riset sosial bisa dipakai
sebagai alat prediksi. Hasil-hasil prediksi LSI selama ini selalu tepat. Apa yang
diprediksikan oleh survey indonesia LSI, tercermin dari hasil aktual ketika Pemilu
atau Pilkada diumumkan.
Harian Republika menyebut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) sebagai
“dukun politik” karena kerap memprediksi kemenangan seorang kandidat ataui
partai jauh sebelum pemilihan dilakukan. Museum Rekor Indonesia (MURI)
memberikan lima buah penghargaan karena ketepatan dan akurasi LSI dalam
memprediksikan hasil pemilihan. (1) Survei Indonesia pertama yang akurat yang
diiklankan, pada Pilkada Provinsi Kepulauan Riau tahun 2005. (2) Survei
prediksi pemilu legislatif pertama yang akurat yang diiklankan, tahun 2009. (3)
Survei prediksi pemilu presiden yang akurat yang diiklankan, tahun 2009. , (4)
Survei prediksi Pilkada akurat terbanyak yang diiklankan dalam satu musim
Pilkada (13 Pilkada, tahun 2005-2008). (5) Lembaga Riset yang Paling Banyak
26
Membuat prediksi berdasarkan Survey yang akurasinya 100% dalam satu bulan
yakni 5 prediksi yang akurat di bulan maret 2006.
3.1.2 Visi
Menjadi lembaga riset terkemuka dalam survei regional dan nasional
dengan teori yang kokoh, data yang akurat untuk mendorong demokrasi dan
politik Indonesia yang lebih baik.
3.1.3 Misi
1 Mengembangkan bisnis konsultan berbasis riset.
2 Memastikan Lingkaran Survei Indonesia menjadi lembaga riset no.
1 di Indonesia.
3 Lingkaran Survei Indonesia menjadi mitra utama pemerintah, partai
politik, politikus dan pengambil kebijakan.
27
3.1.4 Stuktur Organisasi
Gambar 2. Struktur Organisasi Lingkaran Survei Indonesia
Sumber : HRD LSI
Berdasarkan data dari LSI, masing – masing bagian dalam struktur
organisasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Direktur Eksekutif
Merupakan pimpinan tertinggi dari perusahaan yang membawahi 6
perusahaan dibawahnya yaitu LSI, KCI, LSKP, CPI, CPA, dan CIKOM. Semua
perusahaan tersebut yang tergabung dalam LSI Network bertanggung jawab
kepada direktur eksekutif sebagai pemegang kendali perusahaan.
28
b. Sekretaris Perusahaan
Merupakan assistant pimpinan yang mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan surat menyurat, agenda rapat dan agenda perusahaan.
c. Direktur Operasional
Merupakan holding direktur yang mengatur 6 perusahaan yang
dibawahnya dan bertugas untuk mengkordinasikan perusahaan-perusahaan
tersebut sehingga terkondisikan dengan baik, serta dapat berjalan sesuai dengan
visi dan misi perusahaan.
d. Divisi Riset
Divisi ini bertugas untuk melakukan riset opini publik, dan melakukan
analisis hasil dari riset tersebut untuk dijadikan sebagai peta dalam melakukan
perencanaan program pemenangan yang nantinya akan diserahkan kepada divisi
strategi (pemenangan).
e. Divisi Strategi
Divisi ini bertugas untuk merancang dan melaksanakan program
pemenangan yang telah disusun sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Proses
penyusunan ini melihat hasil survei lapangan yang dilakukan oleh divisi riset.
Selanjutnya merancang program sesuai dengan kebutuhan masing-masing
wilayah.
f. Manager SDM
Manager sumber daya manusia ini bertugas untuk melakukan perekrutan
dan pembinaan sumber daya manusia sehingga berkualitas dan mempunyai
29
kinerja yang baik. Salah satunya melaksanakan kegiatan-kegiatan formal dan non
formal.
g. Divisi Keuangan
Divisi keuangan ini bertugas untuk melakukan pengelolaan keuangan yang
terjadi pada Lingkaran Survei Indonesia sehingga perencanaan keuangan dapat
berjalan dengan baik dan dapat dibukukan.
3.1.5 Gambaran Umum Divisi Pemenangan
Divisi pemenangan Lingkaran Survei Indonesia ini merupakan gabungan
dari divisi pemenangan dari anak perusahaan LSI. Tujuan dibentuknya tim
gabungan ini dalam rangka pemenangan Jokowi-JK dalam pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden 2014. Seperti yang dipaparkan pada sejarah LSI, divisi
pemenangan ini diambil dari semua anak perusahaan LSI yang bekerja sama
secara nasional dalam pemilihan umum. Pelaksanaan program di lapangan, divisi
ini di bentuk dalam satu team yang di ketuai oleh ketua pelaksana yaitu Muchajjir
Aslami yang di kenal sebagai Adjie Alfaraby yang terdiri dari 11 provinsi yang
dibawahi. Pendampingan tersebut dilakukan berdasarkan pengaruh 11 provinsi
tersebut dalam persentase suara nasional. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
oleh divisi riset Lingkaran Survei Indonesia menyatakan bahwa masih terjadi
pergerakan secara masif dari waktu ke waktu pada 11 provinsi tersebut. Sehingga
memerlukan pendampingan secara berkelanjutan.
Setiap provinsi mempunyai kordinator wilayah unuk melaksanakan
program pemenangan. Pemilihan masing-masing kordinator wilayah tersebut atas
30
pertimbangan pengalaman seseorang dalam melakukan pendampingan pada
pemilihan kepada daerah pada sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua pelaksana Adjie Alfaraby pemilihan tersebut menggunakan konsep
menempatkan orang yang tepat dalam posisi yang tepat. Yaitu masing-masing
kordinator wilayah tersebut telah mempunyai spesialisasi pada wilyaah masing-
masing berdasarkan pengalaman sebelumnya. Sehingga memudahkan dalam
melaksanakan program yang berdampak pada tingkat keberhasilan program.
Dalam kordinasi pelaksanaan kerja tersebut, bentuk struktur perintah di dalam
team yaitu kordinatif. Yaitu semua kordinator wilayah mempunyai kewewenang
untuk menyampaikan pendapat terkait dengan pelaksanaan dan kebaikan team.
Atas pertimbangan pengalaman dalam melaksanakan program maka, 11 provinsi
menempatkan kordinator wilayah sebagai berikut:
Tabel 2. Nama – Nama kordinator masing-masing Provinsi
NO PROVINSI KORDINATOR
1
2
3
4
5
6
7
8
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Banten
Provinsi Lampung
Provinsi Sumatra Selatan
Provinsi Jambi
Provinsi Riau
Aji Andhika dan Tri Abdi
Ardian Sopa
Wimbo
Tri Ambar Widiantoro
Imam Suherman
Darwan
Rully Akbar
Rasmudin
31
9
10
11
Provinsi Kepulauan Riau
Provinsi Sumatra Utara
Provinsi Sumatra Barat
Ikram
Ade Mulyana
Sasmoko
Sumber : Lingkaran Survei Indonesia
3.2 Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) yang dilakukan oleh penulis
dilaksanakan selama 5 minggu terhitung sejak tanggal 7 Juli 2014 hingga 15
Agustus 2014. Selama ini penulis melaksanakan kegiatan pada divisi pemenangan
( strategic division ). Dalam melaksanakan aktivitas sehari – hari, penulis
mengikuti pola yang sudah ada dan selayaknya karyawan Lingkaran Survei
Indonesia yang masuk pada pukul 09.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Jam
kerja kantor di tetapkan pada hari senin sampai dengan hari jumat. Pakaian yang
digunakan penulis bebas rapi sesuai dengan kegiatan perkuliahan.
Kegiatan Praktek Kerja Nyata penulis diberikan kebebasan untuk
melaksanakan interaksi pada semua divisi termasuk divisi riset. Sebagai orang
yang berada pada barisan paling depan konsultan politik, divisi pemenangan
diharuskan cakap dalam berkomunikasi, berperilaku dan mampu menjalin
kedekatan dengan semua pihak baik internal maupun eksternal secara cepat dan
cakap. Hal ini memang diterapkan pada orang baru yang masuk dalam divisi
pemenangan untuk melakukan test of survive dalam menjalin relasi. Dalam tugas
utamanya penulis melakukan design dan analisis komunikasi internal pada team
32
pemenangan Jokowi – JK dalam pemilihan Presiden tahun 2014. Selain
melaksanakan tugas utama, penulis diberikan tugas untuk membuat company
profile perusahaan sebagai marketing kit dalam presentasi kepada client yang
berkerjasama dengan manager perusahaan Ardian Sopa. Dan diberikan tugas
untuk mempersiapkan kegiatan konferensi pers pada release survey, exit poll dan
Quick Count. Berikut ini adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai kegiatan-
kegiatan yang penulis lakukan selama Praktek Kerja Nyata, yaitu
3.2.1 Kordinasi Pelaksanaan Program Pemenangan
Gambar 3. Penulis sedang melakukan rapat kordinasi
pelaksanaan program pemenangan
Sumber : Dokumentasi Penulis
33
a. Gambaran Tentang Kordinasi Program Pemenangan
Team pemenangan merupakan team yang menangani secara langsung di
lapangan terkait dengan program – program pemenangan. Program – program
pemengan ini disusun berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh divisi survei
LSI. Berdasarkan hasil survei tersebut maka disusunlah program – program
pemenangan sesuai dengan kebutuhan masing – masing daerah di 11 provinsi di
Indonesia.
Awal terbentuknya divisi pemenangan adalah dibentuk oleh direksi
Lingkaran Survei Indonesia yang direktur eksekutifnya Denny JA. Berdasarkan
pertimbangan maka dipilihlah Adjie Alfaraby sebagai ketua pelaksana program
pemenangan Jokowi – JK. Dalam penyusunan program – program ini dilakukan
melalui rapat – rapat formal yang diadakan oleh ketua pelaksana beserta team dan
pimpinan LSI. Rapat inilah yang menjadi awal mula terbentuknya kordinasi team
pemenangan LSI.
Setelah terbentuknya team pemenangan LSI maka selanjutnya melakukan
pematangan program – program yang akan ditawarkan. Selain itu team yang
dikordinatori oleh seorang ketua pelaksana membuat beberapa kesepakatan terkait
dengan komunikasi dan kordinasi dilapangan dalam rangka melaksanakan
program pemenangan. Salah satunya kedudukan ketua pelaksana kepada 11
kordinator di masing – masing provinsi yaitu bersifat kordinatif.
Kordinatif ini berkaitan dengan kedudukan pada masing – masing
kordinator mempunya kewenangan untuk menjalankan fungsi masing – masing
job description yang sudah disepakati dan tetap melakukan kordinasi dengan
34
ketua pelaksana. Dalam pelaksanaan program, sudah terdapat panduan khusus
sebagai pedoman. Setelah 11 kordinator wilayah melaksakan program di
lapangan, ketua pelaksana dalam melakukan kordinasi dilakukan melalui media
telephon dan group BBM untuk melakukan kontrol dan mengecek kondisi
dilapangan pada 11 provinsi yang dilakukan program pemenangan. Tidak hanya
melakukan kordinasi melalui media telephone dan BBM, ketua pelaksana di
beberapa provinsi mengecek secara langsung program yang sudah terlaksana dan
kendala di lapangan.
Setelah menjalankan program – program di lapangan, kordinator masing –
masing provinsi kembali ke kantor pusat untuk melakukan kordinasi dan
melakukan kontrol program. Pada tahap ini ketua pelaksana melakukan rapat
untuk melakukan kordinasi dan laporan progress report masing – masing
provinsi. Selain itu untuk melakukan proses pelaporan program yang sudah
terlaksana di masing – masing provinsi.
Selanjutnya pada tahap akhir ketua pelaksana melakukan rapat tahap akhir
untuk mempersiapkan pelaporan dan pengumpulan laporan pertanggung jawaban
program di 11 provinsi di Indonesia. Ini merupakan tahap akhir pelakanaan
kordinasi program dan penyusunan laporan. Berdasarkan hasil diskusi yang
dilakukan oleh penulis, media yang digunakan oleh tim LSI untuk melakukan
kordinasi melalui group blackbery massangger (BBM), via telphone, SMS dan
email.
Group BBM ini bersifat tertutup hanya karyawan yang berkerja di LSI saja
yang bisa berkomunikasi secara langsung. Menurut ketua pelaksana, komunikasi
35
dilakukan kapan pun sesuai dengan kebutuhan. Biasanya ketua pelaksana
melakukan kordianasi dengan semua penanggung Jawab setiap maksimal 2 hari
sekali dan stand by 24 jam, Sebagai bentuk kontrol pelaksanaan program dan
melakukan pengecekan kondisi yang terjadi di masing – masing daerah. Selain itu
kapel beberapa kali melakukan pengecekan langsung ke daerah untuk melihat
sejauh mana pelaksanaan program kampanye.
3.2.2 Aktivitas Penulis Dalam Kordinasi Program pemenangan
Dalam Praktek Kerja Nyata ini penulis mempunyai aktivitas sebagai
berikut :
a. Melakukan Observasi Design dan Analisis Komunikasi internal
Analisis desain komunikasi internal ini merupakan tugas utama yang
dikerjakan oleh penulis dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Nyata.
Analisis desain ini merupakan tugas utama untuk melihat sejauh mana efektifitas
desain komunikasi internal yang digunakan oleh LSI dalam pelaksanaan kerja
lapangan berskala nasional. Selain itu analisis ini sebagai upaya untuk evaluasi
pelaksanaan komunikasi internal selama kerja dilapangan. Dalam pelaksanaan
analisis desain komunikasi internal ini, penulis lebih memfokuskan pada
komunikasi internal divisi pemenangan dalam menjalankan program di lapangan
sebagai seorang konsultan politik, dikarenakan penulis masuk dalam team
pemenangan sudah setengah perjalanan dan team pemenangan sudah terbentuk.
Selain melakukan analisis, penulis bertugas untuk membantu mengontrol
program yang sedang berjalan dilapangan dan sesekali melakukan diskusi dengan
36
tim pemenangan yang terdiri dari ketua pelaksana Adjie Alfaraby, manajer
laporan pertanggung jawaban kegiatan Ade Suhendra, kordinator provinsi Jambi
Rully Akbar, dan kordinator provinsi Jawa Timur Ardian Sopa untuk melakukan
kordinasi dan melakukan observasi. Pelaksanaan diskusi ini dalam rangka untuk
menggali informasi untuk keperluan kordinasi laporan, dan memahami bentuk
komunikasi internal dalam konsultan politik khususnya divisi pemenangan dalam
pelaksana program.
Kegiatan komunikasi internal diselenggarakan oleh tim pemenangan
dalam rangka membangun kordinasi tim pemenangan nasional pada pelaksanaan
program kampanye Jokowi-JK dalam pemilihan presiden 2014. Bentuk
komunikasi awal kegiatan ini terdiri dari berbagai macam kegiatan baik formal
maupun informal. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyamakan presepsi dan
kerja sama dalam anggota tim.
Untuk mencari data dan informasi tambahan, penulis melakukan diskusi
dengan ketua pelaksana kegiatan program kampanye Jokowi-JK Adjie Alfaraby.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kegiatan awal yang diselenggarakan dalam
bentuk kegiatan rapat-rapat. Kegiatan rapat-rapat ini diikuti oleh direksi dari
Lingkaran Survei Indonesia dan kordinator masing – masing wilayah. Rapat ini
bertujuan untuk melakukan kordinasi dan perencanaan strategi program
kampanye. Selama kagiatan awal ini penulis belum berada pada lokasi magang
sehingga belum terlibat langsung dengan tim. Sehingga kegiatan pencarian
informasi dilakukan dengan diskusi langsung dengan orang-orang yang terlibat
dalam team kampanye.
37
Setelah melakukan pelaksanaan program di seluruh Indonesia, penulis
diberikan tanggung jawab untuk membantu pemuatan laporan pertanggung
jawaban kepada pihak client. Dalam pelaporan ini, penulis diberikan tugas sebagai
pembantu karena pada masing-masing kordinator sudah mempunyai tugas untuk
membuat laporan pertanggung jawaban. Berikut ini adalah tabel pelaksanaan
program kampanye :
Tabel 3. Kegiatan Pelaksanaan Program Kampanye
NO Hari / Tanggal Kagiatan Keterangan
1 Kamis, 10 Juli
2014
- Melakukan
Wawancara dengan
Ketua pemenangan
Adjie Alfaraby untuk
melakukan audit
komunikasi internal
pada divisi
pemenangan LSI pada
saat pendampingan
Jokowi-JK.
- Rapat laporan
pertanggung Jawaban
tim pemenangan.
Dalam hal ini penulis
melakukan wawancara
terstruktur kepada ketua
pemenangan Jokowi-JK
Adjie Alfaraby untuk
mendapatkan informasi
secara mendalam kegiatan
dan pelaksanaan lapangan
dalam rangka pemenangan
Data ini yang ada digunakan
untuk menganalisis
komunikasi internal yang
terjadi. Dalam pelaksanaan
wawancara ini penulis di
38
berikan kesempatan diskusi
untuk menggali lebih jauh
kegiatan dan diikutkan
dalam rapat laporan
pertanggung jawaban
kegiatan.
2 Jumat, 11 Juli
2014
Membuat job
deskription relawan
untuk mengawal
jalannya rekapitulasi
suara dari tingkat
TPS, Desa,
Kecamatan,
Kabupaten/Kota,
Provinsi dan
Nasional.
Penulis diberikan tugas oleh
manager untuk membuat
daftar job deskription yang
nantinya akan di bagikan
kepada relawan daerah di
seluruh Indonesia untuk
mengawal jalannya
penghitungan suara.
Sehingga suara yang sudah
direkapitulasi di TPS tetap
terjaga.
3 Senin, 14 Juli
2014
Membuat laporan
internal dan audit
hasil laporan dari
masing – masing
provinsi yang telah
menjadi daerah
Laporan internal ini
merupakan hasil evaluasi
dan sekaligus laporan
pertanggung jawaban dari
program yang telah berjalan
di masing – masing daerah
39
tanggung jawab
masing – masing
kordinator divisi
pemenangan.
di 11 provisi di seluruh
Indonesia yaitu Sumatra
utara, Jawa Barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah,
Banten, Lampung, Sumatra
Selatan, Jambi, Riau,
Kepulauan Riau, dan
Sumatra Utara. Dalam
perkerjaan ini penulis
bekerjasama dengan
supervisior Rully Akbar.
4 Selasa, 15 Juli
2014
Berkordinasi dengan
supervisior Rully
Akbar untuk
melakukan audit
laporan internal
pemenangan dan
analisis hasil laporan
dari daerah.
Penulis melanjutkan
kegiatan melakukan
penyusunan laporan
kegiatan program yang di
kerjakan pada hari
sebelumnya. Kegiatan ini
dilakukan karena pada hari
sebelumnya laporan belum
selesai.
5 Rabu, 16 Juli
2014
Menyerahkan laporan
internal bersama
dengan supervisior
Penulis mendampingi
Supervisior untuk
menyerahkan hasil laporan
40
Rully Akbar kepada
ketua pemenangan
Adjie Alfaraby.
internal kegiatan program
pemenangan Jokowi-JK
kepada kordinator
pemenangan LSI Adjie
Alfaraby.
6 Kamis, 17 Juli
2014
Melakukan
wawancara tahap dua
kepada Adjie
Alfaraby untuk
memperdalam
komunikasi internal
yang ada dalam divisi
pemenangan dan
sebagai bahan analisis
lebih mendalam.
Pelaksanaan wawancara ini
lebih memperdalam bentuk
dan pola komunikasi yang
terjadi pada divisi
pemenangan Lingkaran
Survei Indonesia Network
dalam pemenangan Jokowi-
JK pada saat pemilihan
presiden dan wakil presiden
tahun 2014. Wawancara ini
bersifat non formal dan
sekaligus mendiskusikan
kajian tentang konsultan
politik serta kelanjutan
konsultan politik pada masa
– masa yang akan datang.
7 Rabu, 23 Juli
2014
Melengkapi laporan
internal divisi
Melengkapi laporan
pertanggung jawaban dari
41
pemenangan dalam
pemilihan presiden
sebagai alat bukti.
masing – masing wilayah
dalam kegiatan
pemenangan. Banyaknya
provinsi mengakibatkan
kebutuhan akan laopran
pertanggung jawaban yang
banyak, sehingga tidak bisa
diselesaikan dalam waktu
satu hari.
Sumber : Dokumentasi penulis
3.2.3 Membuat Company Profile Perusahaan
Penulis diberikan kepercayaan untuk membuat Company profile (CP)
sebagai bentuk upaya memperbaruhi tampilan perusahaan. Pembuatan company
profile ini merupakan sebuah program pembaharuan yang sudah lama
direncanakan oleh perusahaan tetapi tidak terlaksana sampai dengan sekarang
dikarenakan terlalu sibuk mengurus kegiatan di lapangan. Sehingga penulis
diberikan tanggung jawab untuk merancang dan memproduksi dalam jumlah yang
banyak. Company profile ini nantinya akan dijadikan untuk keperluan marketing
tools oleh perusahaan dalam rangka penawaran program pendampingan kepada
kandidat dalam pemilukada di tahun 2015 sampai dengan 2019 di wilayah seluruh
Indonesia. Proses pembuatan company profile ini penulis bekerjasama dengan
manajer Ardian Sopa dan designer senior Febry Brathawidjaya Lingkaran Survei
42
Indonesia, untuk merencakan dan menentukan konsep dari Company Profile yang
akan dibuat. Dalam pelaksanaannya penulis melaksanakan kordinasi secara
tersetruktur dan intesif kepada manajer Ardian Sopa untuk menentukan isi dari
Company Profile. Kordinasi terstruktur yang dilakukan bertujuan untuk
memperdalam visi dan misi perusahaan serta menentukan tujuan dari perusahan
dalam penawaran pendampingan pada kandidat yang akan bertarung dalam
pemilu dan pemilihan umum kepala daerah.
Selanjutnya penulis melakukan konsultasi kepada designer senior LSI
untuk menentukan layout dari company profile yang akan dibuat. Hasil kegiatan
kosultasi ini sebagai bahan referensi dan komunikasi awal untuk menentukan
model dan typografi dari company profile yang nantinya akan dipergunakan
sebagai pertimbangan dalam pembuatan CP. Selanjutnya penulis melakukan
serangkaian konsultasi beserta melakukan pertukaran ide untuk mendapatkan
bentuk CP yang pas dengan semangat, visi dan misi perusahaan, sehingga
kandidat yang nantinya akan menjadi client dari Lingkaran Survei Indonesia akan
dengan mudah memahami penjelasan bentuk kerjasama yang akan ditawarkan
dari LSI.
Hasil diskusi tersebut akan menjadi dasar dari penulis untuk membuat
sejelas mungkin company profile yang akan dibuat. Konsep yang sudah dibuat
selanjutnya presentasikan pada saat rapat internal LSI di hadapan direktur baik
direktur keuangan bapak Haryanto, direktur strategi Bapak Budi dan holding
direktur bapak Ari Nugroho. Setelah dipresentasikan sebayanyak tiga kali
pertemuan dan melakukan serangkain revisi, kemudian design company profile
43
yang sudah selesai siap cetak diserahkan kepada manajer pengadaan bapak Winas
untuk dilakukan tender pengadaan sebanyak 1000 paket. Bentuk company profile
yang sudah selesai sebagai berikut :
Gambar 4. Amplop Company Profile LSI
Sumber : Lingkaran Survei Indonesia
44
Gambar 5. Company Profile LSI
Sumber : Lingkaran Survei Indonesia
Tabel 4. Kegiatan Pembuatan Company Profile
NO Hari / Tanggal Kagiatan Keterangan
1 Senin, 21 Juli
2014
Melakukan observasi
dan ide awal untuk
membuat design
company profile
perusahaan
Lingkaran Survei
Indonesia. Dan
mempersiapkan
konferensi pers hasil
survei nasional
tentang pendapat
Penulis lebih fokus kepada
perencanaan design
Company profile LSI,
sebelum di presentasikan
kepada jajaran pimpinan LSI.
Selain itu penulis membantu
kegiatan konferensi pers.
45
masyarakat terkait
dengan hasil pemilu
yang akan
diumumkan pada
tanggal 22 juli 2014.
2 Kamis, 24 Juli
2014
Melakukan kordinasi
dengan manajer
Ardian Sopa terkait
pembuatan dan isi
dari company profile.
Berkordinasi dengan manajer
Ardian Sopa untuk
menentukan dan membuat isi
dari company profile yang
dilaksanakan pada kantor
kelapa gading.
3 Selasa, 5 Agustus
2014
Membuat design awal
company profile
untuk di
presentasikan pada
rapat internal divisi
pemenangan
Lingkaran Survei
Indonesia.
Penulis melakukan observasi
pada internet untuk mencari
bentuk CP yang sesuai
dengan semangat
perusahaan, visi dan misi
yang nantinya di
konsultasikan kepada
designer senior LSI.
4 Rabu, 6 Agustus
2014
Melakukan revisi
design company
profile dan
berkodinasi dengan
Pembuatan design company
profile ini berkerja sama
dengan designer senior LSI
yaitu Febry Bratawidjaya
46
designer senior
Lingkaran Survei
Indonesia.
untuk menkonsep awal dan
membuat gambaran awal
yang nantinya di
presentasikan pada rapat
internal LSI.
5 Kamis, 7 Agustus
2014
Melakukan kordinasi
dengan manajer
Ardian Sopa untuk
melakukan revisi
akhir sebelum
melakukan
percetakan dalam
skala banyak.
Setelah melakukan revisi dan
berkordinasi dengan designer
senior LSI, selanjutnya
diserahkan kepada manajer
Ardian Sopa untuk
melakukan kordinasi terakhir
sebelum dilakukan presentasi
dan pencetakan dalam
jumlah banyak sampai
dengan 1000 lembar.
6 Senin, 11
Agustus 2014
Melakukan rapat
internal Lingkaran
Survei Indonesia dan
presentasi kepada
pimpinan Lingkaran
Survei Indonesia.
Penulis melakukan rapat
dengan seluruh direktur baik
holding direktur, direktur
keuangan, direktur
pemenangan, manajer dan
supervisor untuk melakukan
perencanaan dan strategi
perusahaan dalam
47
menghadapi pemilihan
kepala daerah pada tahun
2015 dan mempresentasikan
hasil design company profile
perusahaan.
7 Selasa, 12
Agustus 2014
Mencari dan
membuat data base
alamat, no telephone
dan fax kantor bupati
/ walikota seluruh
Indonesia.
Melakukan kordinasi dengan
manajer pengadaan bapak
Winas untuk melakukan
pemesanan sejumlah 1000
paket company profile.
Sumber : Data Penulis
48
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Komunikasi Internal pada Konsultan Politik
Realita kehidupan sehari – hari organisasi tidak akan pernah berdiri tanpa
adanya komunikasi. Pertama kalinya organisasi berdiri dengan melakukan
komunikasi, hal ini didukung oleh (Spaho, 2011) yang mengatakan bahwa, In
practice there is no organization without communication. Pendapat tersebut
sekaligus memberikan gambaran bahwa komunikasi menjadi modal penting
dalam terbentuknya organisasi termasuk pada konsultan politik. Konsultan politik
merupakan organisasi karena didalamnya terdapat struktur yang diisi oleh
individu-individu yang tergabung dalam organisasi. Kemampuan berkomunikasi
yang baik akan menciptakan suasana yang harmonis dan efektif dalam
menjalankan fungsinya. Untuk menciptakan komunikasi yang baik maka
dibutuhkan desain komunikasi internal organisasi yang tersusun secara rapi.
Menurut Jurnal yang ditulis oleh Satlita (2006) mengatakan bahwa antar
anggota organisasi direkatkan dengan komunikasi sehingga terbentuk
kerbersamaan yang memungkinkan organisasi dapat menjalankan fungsinya.
Komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi internal untuk merekatkan
masing-masing struktur sehingga terbentuk kebersamaan dalam menjalankan
fungsinya. Sebagai sebuah organisasi yang berbasis perusahaan, Lingkaran Survei
Indonesia wajib membuat iklim komunikasi yang baik antar karyawan yang ada
didalamnya. Karena komunikasi menjadi penentu keberlangsungan organisasi
49
dimasa yang akan datang. Fungsi komunikasi yang dilakukan di konsultan ini
untuk menjaga keharmonisan dan iklim iklim organisasi sehingga akan berjalan
bersama-sama sekaligus menjaga organisasi untuk bertahan.
Sejalan dengan pembentukan iklim dan meningkatkan kinerja karyawan
Kohler mengatakan ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan
kinerja dan mencapai tujuan organisasi yaitu: (1) Komunikasi kordinatif, yaitu
proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian perkantoran;
(2) komunikasi interaktif yaitu proses pertukaran informasi yang berjalan secara
berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar
penyesuaian di antara sub – sub bagian dalam perkantoran, maupun antara
perkantoran dengan mitra kerja (Muhammad, 2004, h.60). Berdasarkan hasil
observasi, konsultan politik LSI telah menjalankan model komunikasi yang
dijelaskan oleh kohler, sebagai contoh nyata dalam LSI memberikan raung yang
seluas-luasnya untuk melakukan komunikasi dengan adanya ruang publik.
Komunikasi internal yang dilakukan lebih kepada komunikasi informal sehingga
tercipta suasana yang harmonis dan kekeluargaan dengan terstruktur dan
berkelanjutan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas kinerja karyawan maka
diperlukan desain komunikasi internal yang digunakan. Di konsultan politik yang
lebih khusus pada divisi pemenangan menerapkan bentuk-bentuk komunikasi
internal namun tidak terlihat secara pasti. Menurut Paul Argenti dalam bukunya
corporate communication ( 2009, h.183-199) cara terbaik untuk menilai
efektivitas upaya komunikasi internal perusahaan adalah dengan menentukan apa
50
karyawan sikap sekitar perusahaan. Untuk menilai efektifitas komunikasi yang
dilakukan oleh divisi pemenangan LSI maka dapat menggunakan sikap karyawan
yang ada di organisasi dalam hal ini lebih fokus pada kordinasi pelaksanaan
program kampanye pasangan Jokowi-JK.
Sebagai konsultan resmi Jokowi-JK, LSI mempunyai tugas untuk
menjalankan program kampanye untuk menaikkan elektabilitas Jokowi-JK.
Pelaksaan program kampanye ini tersebar dalam 11 Provinsi bersar di Indonesia.
Dengan letak geografis yang luas ini maka diperlukan desain komunikasi internal
untuk melakukan kordinasi pelaksanaan program kampanye. Komunikasi interal
tersebut berfungsi untuk menciptakan kebersaamaan dan efektifitas individu-
individu yang ada didalam divisi pemenangan. Dalam desain komunikasi internal
ini didalamnya terdapat bentuk dan media yang digunakan dalam melakukan
kordinasi. Menurut Argenti (2009, h.188-189) menjelaskan bahwa bentuk
komunikasi internal adalah communication up and down seperti yang telah
dibahas sebelumnya di Bab II, bentuk komunikasi internal yang dimaksud yaitu:
communication up and down. Komunikasi pada divisi pemenangan dilakukan
dalam dua hal yaitu dari atas kebawah dalam hal ini pimpinan kepada masing –
masing kordinator provinsi dan dari bawah keatas yaitu dari kordinator provinsi
kepada pimpinan. Hal ini sejalan dengan konsep yang disampaikan oleh Argenti
pada bab II tentang bentuk komunikasi internal.
51
Gambar 6. Penulis dengan kordinator Jambi Rully Akbar
menyelesaikan laporan pertanggung jawaban dengan suasana santai.
Sumber : Dokumentasi Penulis
4.2 Perencanaan Public Relations dalam Komunikasi Internal
Sangat erat kaitan antara perencanaan public relations dengan komunikasi
internal di konsultan politik Lingkaran Survei Indonesia. Sebagai divisi yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program pemenangan, divisi pemenangan
melakukan seleksi sesuai dengan spesialisasi individu dalam menjalankan
program pemenangan dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria tersebut
adalah lebih merujuk kepada kriteria seorang public relations. Sebagai bentuk
nyata yaitu proses seleksi yang dilakukan oleh divisi pemenangan dalam
menentukan kordinator masing-masing wilayah. Menurut hasil wawancara dengan
Adjie Alfaraby selaku Ketua Pelaksana di kantor LSI tanggal 10 Juli 2014,
pemilihan didasarkan oleh the right man of the right place. Hal ini berdasarkan
pengalaman orang tersebut dalam pelaksanaan pendampingan program pada
52
pemilihan kepala daerah, sehingga dengan pengalaman tersebut maka diharapkan
sudah memahami kondisi geografis dan budaya lingkungan sekitar.
Untuk memahami kondisi geografis dan budaya lingkungan sekitar maka
diperlukan persyaratan khusus, dan ini berkaitan erat dengan public relations.
Menurut Jefkins (2003, h.10) yang telah dibahas di bab II mengatakan bahwa
dalam merencanakan strategi komunikasi public relations, yang paling mendasar
adalah mengenali publik yang mempunyai keterkaitan terhadap
perusahaan/organisasi (stakeholders), baik itu berposisi pada internal, maupun
eksternal perusahaan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang kordinator
wilayah adalah kemampuan mengenali publik yang mempunyai keterkaitan
terhadap perusahaan/organisasi (stakeholders).
Untuk itu dibutuhkan kordinator wilayah yang mempunyai kemapuan
berkomunikasi dengan baik dan dapat diterima disemua kalangan, kemapuan
mengorganisasikan orang lain dengan kemapuan menejerial, mempunyai
kepribadian yang mampu bergaul dengan semua orang dan terakhir mempunyai
kepribadian yang utuh dan jujur atau dengan kata lain kredibilitas yang bagus.
Penjabaran ini telah dijelaskan secara rinci pada bab II. Untuk itu hubungan antara
ke empat hal tersebut akan berdampak pada keberhasilan pelaksanaan program.
Kordinator wilayah masing-masing pada divisi pemenangan mempunyai empat
kategori yang telah disebutkan yaitu:
a. Ability to Communicate ( Kemampuan Berkomunikasi )
Kemampuan komunikasi ini diperlukan oleh masing-masing kordinator
wilayah untuk mengkomunikasikan pesan yang disampaikan oleh ketua pelaksana
53
sebagai penanggung jawab tertinggi pelaksanaan program. Program yang sudah
direncanakan kemudian dikomunikasikan pada masing-masing wilayah sehingga
dibutuhkan kemapuan menyampaikan pesan dengan baik. Contoh implementasi di
lapangan yaitu program door to door yang telah disusun oleh divisi pemenangan
kemudian masing-masing kordinator bertanggung jawab untuk melaksananakan di
lapangan. Untuk melaksanakan program tersebut terlebih dulu masing-masing
kordinator melakukan pelatihan kepada para relawan untuk memberikan informasi
sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah di buat. Seorang kordinator
wilayah harus mampu mengkomunikasikan dengan baik sehingga mudah
dipahami dan dilaksanakan oleh relawan di masing-masing kabupaten dalam satu
lingkup provinsi.
Bagan 1. Kedudukan kordinator wilayah dalam aplikasi kerja di Provinsi
Sumber : Lingkaran Survei Indonesia
Kordinator Provinsi
Kabupaten A
Kabupaten B
Kabuptaen C
Kabupaten D, dst.
54
Bagan di atas merupakan bentuk komunikasi yang harus dilakukan oleh
masing-masing kordinator wilayah kepada kordinator relawan yang ada di
kabupaten dalam satu lingkup provinsi. Tugas kordinator untuk memastikan
masing-masing kordinator mendapatkan informasi yang sama dan menyamakan
presepsi sehingga ada kesepahaman dalam menjalankan program yang sudah di
susun.
b. Ability to Organize ( Kemampuan Manajerial atau Kepemimpinan )
Kemampuan mengorganisasikan ini berfungsi untuk mengatur dan
menjalankan program sesuai dengan standar operasional prosedur yang sudah
ditetapkan dalam perencanaan program. Maka dari itu dibutuhkan kemapuan
manajerial yang bagus demi kelancaran dan kesuksesan program. Kordinator
wilayah ini wajid dan harus memiliki kemapuan ini. Contoh implementasi di
lapangan yaitu masing-masing kordinator provinsi harus membentuk kordinator
lagi di masing-masing kabupaten untuk mengantur program yang telah
direncanakan oleh divisi pemenangan LSI. Sehingga seorang kordinator wilayah
harus mampu menguasai kordinator yang ada dibawahnya sehingga program yang
telah dirancang dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak terjadi kegagalan.
55
Bagan 2. Alur kerja masing-masing kordinator provinsi
Sumber : Lingkaran Survei Indonesia
c. Ability to Get On with People ( kemampuan bergaul)
Kordinator wilayah wajib memiliki kemapuan bergaul secara baik karena
masing-masing provinsi hanya ada saatu perwakilan sehingga dibutuhkan adaptasi
yang cepat untuk mengenali medan dan mengenali lokasi tempat pelaksanaan
program kampanye. Selain mempunyai tugas untuk mengkomunikasikan dan
mengorganisasikan, maka kemuampuan bergaul yang baik diperlukan untuk
mendapatkan dukungan dari komunitas pada masing-masing daerah dalam
mendukan salah satu calon yang menjadi klien LSI. Untuk itu diperlukan
kemampuan bergaul yang baik formal maupun informal.
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi Kordinator Provinsi
Kordinator Kabupaten A
Kordinator Kecamatan A
Kordinator Kecamatan B,
Kordinator Kabupaten B,
dst
Kordinator Kecamatan C,
dst
56
Bagan 3. Bentuk kedekatan kordinator wilayah dengan komunitas sekitar
Sumber : Lingkaran Survei Indonesia
d. Ability to Get On with People ( kredibilitas yang baik)
Kredibilitas yang baik ini akan berhubungan dengan kemampuan
kordinator dalam menyampaikan kebenaran informasi sehingga mempunyai
kelebihan dan ahli dalam bidang ini. Selain itu, keberadaan kordinator dalam
suatu wilayah adalah representasi dari perusahaan atau perwakilan dari
perusahaan yang ada didaerah. Selain itu kemapuan yang harus dimiliki oleh
seorang kordinator adalah cakap dalam berbicara dan menguasai bidang ini.
Sehingga mudah relawan di masing-masing daerah mudah digerakkan.
Kordinator provinsi
Komunitas A
Komunitas B
Komunitas C, dst
57
4.3 Media Komunikasi Internal dalam Kordinasi Pelaksanaan Program
Kampanye
Merujuk pada yang disampaikan oleh Argenti (2009) pada bab II. Media
internal yang digunakan oleh divisi pemenangan LSI dalam melaksanakan
program kampanye adalah communication online. Sejalan dengan pendapat yang
disampaikan oleh Argenti maka divisi pemenangan Lingkaran Survei Indonesia
dalam menjalankan program kampanye menggunakan media internal dalam
bentuk communication online. Bentuk dari communication online adalah Group
BBM, dan E-mail.
Gambar 7. Group BBM Internal LSI
Sumber : Lingkaran Survei Indonesia
58
4.4 Komunikasi Kordinasi dalam Pelaksanaan Program Kampanye
Sejalan dengan konsep yang disampaikan oleh Argenti, Nirwana dan Riani
(2012, h.15-17) yang di kemukakan di Bab II yaitu bentuk komunikasi dijabarkan
lebih jauh sesuai yang di lakukan oleh team program kampanye Jokowi-JK ada
sebagai berikut :
a. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Komunikasi dari Atas ke Bawah ini dilakukan oleh divisi pemenangan LSI
dalam hal ini Adjie Alfaraby sebagai seorang ketua kepada masing – masing
kordinator wilayah yang tersebar dalam 11 provinsi besar di Indonesia. Bentuk
komunikasi ini dilakukan oleh Ketua Pelaksana program kampanye LSI untuk
menyamakan presepsi antara atasan dan bawahan sekaligus sebagai bentuk
kordinasi kegiatan. Pelaksanaan kegiatan komunikasi ini dilakukan dalam
berbagai hal yaitu, komunikasi secara langsung melalui rapat atau komunikasi
melalui media yaitu telephone dan blackberry massangger group ( BBM ).
Berdasarkan wawancara penulis dengan ketua program, komunikasi ini efektif
dilakukan untuk menjalin kordinasi di daerah dan untuk mengetahui kondisi
pelaksanaan program di daerah yang bersangkutan.
Selain komunikasi yang dilakukan oleh ketua program kampanye dengan
kordinator wilayah komunikasi ini juga digunakan oleh kordinator program di
masing – masing provinsi dengan kordinator kabupaten yang ada di bawahnya
untuk melakukan kordinasi dan penyatuan pandangan pelaksanaan program
59
kampanye. Selain itu, komunikasi ini bertujuan untuk menyampaikan pesan –
pesan komunikasi yang berasal dari struktur atasnya yaitu ketua pelaksana
program kampanye pemenangan Jokowi – JK.
Bentuk komunikasi dari atas ke bawah selain kedua bentuk tersebut adalah
komunikasi yang dilakukan oleh direktur eksekutif lingkaran survei Indonesia
kepada ketua pelaksana yang memberikan perintah dan arahan untuk kelancaran
program kampanye. Bentuk komunikasi ini dijadikan penulis sebagai bentuk yang
terakhir karena penulis tidak terlibat langsung pada pola komunikasi ini dan hanya
ketua pelaksana saja yang mendapatkan akses untuk ini. Sehingga penulis
mencantumkan pada bentuk komunikasi atas ke bawah pada bagian akhir.
Berdasarkan bentuk komunikasi dari atas ke bawah yang dibahas pada bab
II, maka ketiga bentuk komunikasi diatas di kategorikan sebagai komunikasi up to
down.
b. Komunikasi Bawah ke Atas
Bentuk komunikasi dari bawah ke atas ini kebalikan dari komunikasi dari
atas ke bawah, seperti yang di kemukakan oleh Nirwana dan Riani (2012, h.15-
17) pada bab II, dalam prakteknya bentuk pelaksanaan komunikasi dari bawah ke
atas yaitu pada tingkatan paling rendah komunikasi dilakukan oleh kordinator
masing – masing kabupaten kepada kordinator masing – masing provinsi yang
sebanyak 11 provinsi besar di Indonesia. Masing – masing kordinator wilayah
menyampaikan pesan komunikasi yang terdiri dari kondisi lapangan pelaksanaan
program kampanye kepada kordinator provinsi.
60
Masing – masing kordinator wilayah menyampaikan informasi hasil
komunikasi dari masing – masing kordinator kabupaten sebagai bentuk laporan
kondisi lapangan dan memberikan beberapa saran kepada ketua pelaksana untuk
mengeluarkan kebijakan yang menunjang kegiatan program kampanye sesuai
dengan kondisi lapangan yang ada. Sehingga kegiatan dan kordinasi dapat
berjalan dengan lancar tanpa ada kendala yang menghambat di lapangan.
Komunikasi ini diperlukan demi kelancaran program.
Selanjutnya komunikasi dari bawah ke atas juga dilakukan oleh ketua
pelaksana untuk menginformasikan kondisi di lapangan dari masing – masing
provinsi di Indonesia kepada direktur eksekutif LSI. Bentuk laporan ini
merupakan hasil komunikasi dan kordinasi antara kordinator provinsi dengan
ketua pelaksana. Dari ketiga bentuk komunikasi di atas menurut Nirwana dan
Riani (2012, h.15-17) di kategorika sebagai komunikasi dari bawah ke atas karena
sesuai dengan konsep yang telah dibahas pada pada bab II yaitu pesan komunikasi
disampaikan dari bawahan kepada atasan.
c. Komunikasi Horizontal
Berdasarkan observasi yan dilakukan oleh penulis selama melakukan
praktek kerja nyata di lingkaran survei Indonesia, bentuk komunikasi horizontal
terjadi juga pada team pelaksanaan program kampanye pasangan Jokowi – JK
yang tersebar pada 11 provinsi besar di Indonesia. Masing – masing kordinator
provinsi mempunyai kedudukan yang sama dalam pelaksanaan program dengan
kata lain sejajar. Berdasarkan konsep yang di kemukakan oleh Nirwana dan Riani
61
(2012, h.15-17) pada bab II maka bentuk komunikasi yang terjadi ini
dikategorikan sebagai bentuk komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal yaitu
komunikasi yang terjadi antara bagian bagian yang memiliki posisi sejajar /
sederajat dalam suatu organisasi.
d. Komunikasi Informal
Team pelaksana program kampanye pasangan Jokowi-JK selain memiiliki
bentuk komunikasi formal, mereka juga menerapkan bentuk-bentuk komunikasi
informal yang dilakukan kepada masing – masing anggota. Bentuk kegiatan
komunikasi informal diantaranya kegiatan buka bersama, dan kegiatan nonton
bareng sebagai upaya untuk melepaskan penat pada aktivitas pelaksanaan
program kampanye. Selain itu, bentuk komunikasi ini lebih menekankan pada
proses pembentukan komunikasi interpersonal masing – masing orang dalam
team. Sesuai dengan fungsinya komunikasi informal adalah upaya untuk
meleburkan posisi dan jabatan sehingga membaur menjadi satu Nirwana dan
Riani (2012, h.15-17). Konsep tersebut sejalan dengan pengamatan dan observasi
yang dilakukan peneliti selama melakukan aktivitas praktek kerja nyata di LSI.
Penulis memasukkan bentuk komunikasi informal ini pada bagian terakhir karena
merupakan unsur unik yang ada pada konsultan politik, dan tidak banyak orang
mengetahui sisi ini.
62
Gambar 5. Kegiatan nonton bareng saat Fitri Hari peneliti LSI
sedang konferensi pers di Metro TV
Sumber : Dokumentasi Penulis
e. Face to Face Meeting
Jenis kegiatan komunikasi internal dapat dilakukan melalui face to face
meeting. Menurut argenti (2009, h.190) kegiatan face to face meeting ini untuk
melakukan kordinasi antara holding, management dan karyawan yang ada dalam
organisasi. Dalam divisi pemenangan LSI ini kegiatan face to face meeting sering
dilakukan untuk membangun budaya organisasi yang saling memiliki satu sama
lain. Kegiatan face to face ini dilakukan dalam kondisi formal dan non formal.
Seperti yang disampaikan oleh Argenti pada bab II kegiatan ini dilakukan untuk
melakukan kordinasi antara pimpinan dengan karyawan.
63
Gambar 6. Kegiatan face to face meeting non formal Divisi Pemenangan LSI
Sumber : Dokumentasi Penulis
Berdasarkan bentuk komunikasi internal yang telah dibahas tersebut di
atas maka, desain komunikasi internal yang ada di konsultan politik LSI berbeda
dengan perusahaan lain. Perbedaan tersebut terlihat dengan keakraban yang
terjalin pada karyawan. Keakraban yang terjalin itu, karyawan LSI mempunyai
rasa solidaritas yang tinggi sehingga dapat menjalankan kordinasi pekerjaan
dengan baik.
Desain komunikasi internal yang ada dalam konsultan politik LSI dimulai
dengan perencanaan komunikasi internal divisi pemenangan. Perencanaan itu
diantaranya penempatan orang yang tepat berdasarkan pengalaman pelaksanaan
program dan pengetahuan geografis wilayah tersebut. Berbekal pengalaman dan
pengetahuan itu diharapkan mampu dengan mudah menjalankan kordinasi
pelaksanaan program pemenangan.
64
Untuk menjalankan perencanaan komunikasi internal maka diperlukan
media komunikasi internal. Media komunikasi internal ini berfungsi sebagai alat
kordinasi divisi pemenangan LSI dalam menjalankan program. Selain itu
komunikasi kordinasi dilakukan untuk meminimalisir kesalahan program di
masing-masing daerah.
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Nyata yang telah dilakukan, maka
penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Desain komunikasi internal yang ada di konsultan politik LSI berbeda
dengan perusahaan lain. Perbedaan itu terlihat dengan keakraban sesama
karyawan yang ada di LSI, sehingga tidak ada jarak diantara mereka.
b. Desain komunikasi internal Lingkaran Survei Indonesia dimulai dengan
perencanaan komunikasi internal divisi pemenangan. Perencanaan itu
diantaranya penempatan orang yang tepat berdasarkan pengalaman
pelaksanaan program dan pengetahuan geografis wilayah tersebut. Dengan
kapabilitas tersebut akan memudahkan untuk menjalankan kordinasi
program pemenangan.
c. Untuk menjalankan perencanaan komunikasi internal maka diperlukan
media komunikasi internal. Media komunikasi internal ini berfungsi
sebagai alat kordinasi divisi pemenangan LSI dalam menjalankan
program. Selain itu komunikasi kordinasi dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan program di masing-masing daerah.
66
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan diatas, maka berikut ini
penulis memberikan saran kepada beberapa pihak, yaitu :
5.2.1 Bagi Lingkaran Survei Indonesia
Terdapat dua poin yang penulis sarankan untuk kemajuan Lingkaran
Survei Indonesia, yaitu :
a. Lingkaran survei Indonesia untuk mempertahankan kegiatan – kegiatan
yang sifatnya informal, karena hal ini sangat menunjang semangat kerja
masing – masing orang untuk lebih baik kepada perusahaan.
b. Peningkatan inovasi dalam program – program komunikasi internal
sehingga kesan yang di tidak membosankan dan bervariasi.
5.2.2 Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi
Terdapat 3 poin yang penulis sarankan demi kelancaran kegiatan Praktek
kerja Nyata pada tahun yang akan datang, yaitu :
a. Pelaksanaan pembekalan magang seharusnya mulai dilakukan pada
semester 5. Hal tersebut agar tidak membuat mahasiswa yang ingin
melakukan Praktek
Kerja Nyata pada semester 6 telah dapat memahami dengan baik
bagaimana pelaksanaan Praktek Kerja Nyata yang baik.
67
b. Sosialisasi mengenai alur dalam mengurus berkas-berkas terkait dengan
Praktek Kerja Nyata harus dilakukan dengan baik dan jelas, agar
mahasiswa
tidak bingung ketika sudah akan melakukan Praktek Kerja Nyata.
c. Menjaga hubungan baik dengan perusahaan Lingkaran Survei Indonesia
karena sangat tepat untuk menjadi rekomendasi tempat melakukan Praktek
Kerja Nyata terutama peminatan public realtions.
5.2.3 Bagi mahasiswa yang akan melakukan Praktek Kerja Nyata
(PKN ).
Terdapat 3 poin yang penulis sarankan untuk dapat diperhatikan demi
kelancaran kegiatan Praktek Kerja Nyata.
a. Mulai merencanakan dan juga mencari tahu informasi mengenai tempat
pelaksanaan Praktek Kerja Nyata yang diinginkan sejak awal semester 5.
Hal tersebut mencegah terjadinya kebingungan mahasiswa yang belum
memiliki rencana tempat Prakte Kerja Nyata pada waktu yang telah
ditentukan untuk pelaksanaan Praktek Kerja Nyata.
b. Segera melakukan bimbingan dan konsultasi dengan dosen pembimbing
PKN setelah dilakukan plotting oleh pihak jurusan. Hal tersebut
dimaksudkan agar dosen dapat mengetahui dengan pasti keadaan
mahasiswa bimbingannya dan agar persiapan sebelum melaksanakan
Praktek Kerja Nyata dapat lebih matang.
68
c. Mencari informasi kepada kakak tingkat yang sudah melakukan kegiatan
PKN dan mempersiapkan segala bentuk administrasi sebagai alat
kelengkapan Praktek Kerja Nyata.
69
DAFTAR PUSTAKA
Argenti, P. (2009). Corporate Communication. Nort American, USA: The
McGraw-Hill
Cutlip, S, Center,A, dan Broom, G. (2011). Effective Public Relations. New
Jersey: Prentice Hall
Jefkins, F. (2003). Public Relations.Jakarta: Erlangga
Laksamana, A. (2010). Internal Public Relations. Jakarta : Republika
Masmuh, A. (2008). Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek.
Malang :UMM Press
Muhammad, A. (2004). Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Nirwana, M dan Riani, Y (2012). Modul Bahan Ajar Komunikasi Internal.
Malang : UB Press.
Ruslan, R. (1999). Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Soemirat, S. dan Ardianto, E.(2009). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Gabor, A. dan Mahoney, J. (2010). Chester Barnard and the System Approach to
Nurturing Organization. Journal Online.
Satlita, L. (2006). Strategi Komunikasi dalam Menangani Krisis Organisasi.
Jurnal online 1-
70
Spaho, K. (2011). Organization Communication As An Important Factor Of
Company Success : Case Study Of Bosnia And Hezegovina. Online
Journal. Center for Techological and Economical Developmen
71
Lampiran 1
Diary Praktek Kerja Nyata
Di Lingkaran Survei Indonesia
Jalan Pemuda 70, Rawamangun Jakarta Timur
Nama : Febri Galuh Pratama
NIM : 115120207111008
Jurusan / Peminatan : Ilmu Komunikasi / Public Relations
No Hari / Tanggal Kegiatan Keterangan
1 Senin, 7 juli
2014
Membantu persiapan dan
analisis survey di Minggu
terakhir sebelum pilpres.
Mempersiapkan
konferensi pers
pelaksanaan survei
terakhi sebelum
pemilihan presiden.
Pada persiapan ini
menghubungi Ajeng
Dewi dan Fitri Hari
sebagai moderator dan
pembicara dari
Lingkaran Survey
Indonesia untuk
72
mempresentasikan hasil
survey yang telah
dilakukan dalam rentang
waktu dari tanggal 1-6
Juli 2014.
2 Selasa, 8 Juli
2014
Membuat analisis 7
lembaga survey sebagai
perbandingan hasil Survey.
Melakukan pencarian
hasil Survei yang telah
di release masing –
masing lembaga survey
seperti Indobarometer,
SMRC, LSI, Poltrack,
JSI, dll. sebagai
perbandingan.
3 Rabu, 9 Juli 2014 Persiapan kegiatan release
exit poll, dan hasil quick
count dalam rangka
pemilihan presiden 2014.
Menmpersiapkan
kegiatan konferensi pers
untuk melakukan
release exit poll pada
jam 11. 00 WIB hari H
pemilihan umum. Pada
exit poll ini melakukan
wawancara kepada
responden di masing –
73
masing TPS dengan
sample 4 orang
responden( 2 Laki –
laki, dan 2 perempan)
seluruh Indonesia.
Selain itu penulis
diberikan tugas untuk
melakukan persiapan
dalam rangka konferensi
pers hasil quick count
Lingkaran Survei
Indonesia untuk di
umumkan kepada publik
pada pukul 14.00 WIB
dan mngatur jalannya
konferensi pers.
4 Kamis, 10 Juli
2014
-Melakukan Wawancara
dengan Ketua pemenangan
Adjie Alfaraby untuk
melakukan audit
komunikasi internal pada
divisi pemenangan LSI
pada saat pendampingan
Dalam hal ini penulis
melakukan wawancara
terstruktur kepada ketua
pemenangan Jokowi-JK
Adjie Alfaraby untuk
mendapatkan informasi
secara mendalam
74
Jokowi-JK.
- Rapat laporan
pertanggung Jawaban tim
pemenangan.
kegiatan dan
pelaksanaan lapangan
dalam rangka
pemenangan Data ini
yang ada digunakan
untuk menganalisis
komunikasi internal
yang terjadi. Dalam
pelaksanaan wawancara
ini penulis di berikan
kesempatan diskusi
untuk menggali lebih
jauh kegiatan dan
diikutkan dalam rapat
laporan pertanggung
jawaban kegiatan.
5 Jumat, 11 Juli
2014
Membuat job deskription
relawan untuk mengawal
jalannya rekapitulasi suara
dari tingkat TPS, Desa,
Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi
dan Nasional.
Penulis diberikan tugas
oleh manager untuk
membuat daftar job
deskription yang
nantinya akan di
bagikan kepada relawan
daerah di seluruh
75
Indonesia untuk
mengawal jalannya
penghitungan suara.
Sehingga suara yang
sudah direkapitulasi di
TPS tetap terjaga.
6 Senin, 14 Juli
2014
Membuat laporan internal
dan audit hasil laporan dari
masing – masing provinsi
yang telah menjadi daerah
tanggung jawab masing –
masing kordinator divisi
pemenangan.
Laporan internal ini
merupakan hasil
evaluasi dan sekaligus
laporan pertanggung
jawaban dari program
yang telah berjalan di
masing – masing daerah
di 11 provisi di seluruh
Indonesia yaitu Sumatra
utara, Jawa Barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah,
Banten, Lampung,
Sumatra Selatan, Jambi,
Riau, Kepulauan Riau,
dan Sumatra Utara.
Dalam perkerjaan ini
penulis bekerjasama
76
dengan supervisior
Rully Akbar.
7 Selasa, 15 Juli
2014
Berkordinasi dengan
supervisior Rully Akbar
untuk melakukan audit
laporan internal
pemenangan dan analisis
hasil laporan dari daerah.
Penulis melanjutkan
kegiatan melakukan
penyusunan laporan
kegiatan program yang
di kerjakan pada hari
sebelumnya. Kegiatan
ini dilakukan karena
pada hari sebelumnya
laporan belum selesai.
8 Rabu, 16 Juli
2014
Menyerahkan laporan
internal bersama dengan
supervisior Rully Akbar
kepada ketua pemenangan
Adjie Alfaraby.
Penulis mendampingi
Supervisior untuk
menyerahkan hasil
laporan internal kegiatan
program pemenangan
Jokowi-JK kepada
kordinator pemenangan
LSI Adjie Alfaraby.
9 Kamis, 17 Juli
2014
Melakukan wawancara
tahap dua kepada Adjie
Alfaraby untuk
memperdalam komunikasi
Pelaksanaan wawancara
ini lebih memperdalam
bentuk dan pola
komunikasi yang terjadi
77
internal yang ada dalam
divisi pemenangan dan
sebagai bahan analisis lebih
mendalam.
pada divisi pemenangan
Lingkaran Survei
Indonesia Network
dalam pemenangan
Jokowi-JK pada saat
pemilihan presiden dan
wakil presiden tahun
2014. Wawancara ini
bersifat non formal dan
sekaligus
mendiskusikan kajian
tentang konsultan politik
serta kelanjutan
konsultan politik pada
masa – masa yang akan
datang.
10 Jumat, 18 Juli
2014
Melaksanakan konferensi
pers tentang “ AWAS
KRIMINALISASI
TEMUAN ILMIAH “
Konferensi pers ini
dilakukan untuk
mengklarifikasi adanya
dualisme hasil quick
count yang ditampilkan
pada dua televisi swasta
dan media massa
78
lainnya. Sehingga
menjadi isu yang
berkembang di
masyarakat sehingga
menimbulkan efek
kebingungan dikalangan
masyarakat. Konferensi
pers ini dilakukan
karena kedapatan
adanya indikasi
pelaporan kepada
kepolisian atas
informasi pembohongan
publik hasil quick count
lembaga survei.
11 Senin, 21 Juli
2014
Melakukan observasi dan
ide awal untuk membuat
design company profile
perusahaan Lingkaran
Survei Indonesia. Dan
mempersiapkan konferensi
pers hasil survei nasional
tentang pendapat
Penulis lebih fokus
kepada perencanaan
design Company profile
LSI, sebelum di
presentasikan kepada
jajaran pimpinan LSI.
Selain itu penulis
membantu kegiatan
79
masyarakat terkait dengan
hasil pemilu yang akan
diumumkan pada tanggal
22 juli 2014.
konferensi pers.
12 Selasa, 22 Juli
2014
Membantu supervisior
Rully Akbar kordinasi
kepada kordinator terkait
pengumpulan foto sebagai
tanda bukti program. Dan
melakukan persiapan
konferensi pers klarifikasi
pernyataan Denny JA
terhadap klaim
kemenangan pada tanggal 9
Juli 2014.
Penulis membantu
supervisior Rully Akbar
menambahkan foto pada
laporan dan membantu
pelaksanaan konferensi
pers ini dilakukan untuk
mengklarifikasi
pelaporan Denny JA
kepada kepolisian atas
klaim kemenangan pada
saat 9 juli 2014 setelah
hasil exit poll di
keluarkan oleh LSI
sebagai lembaga survei.
Dalam konferensi pers
ini diundang media
nasional baik cetak,
elektronik, dan online.
80
Dalam kegiatan ini
setidaknya ada 25
wartawan yang hadir.
Dalam hal ini penulis
diberikan tugas untuk
mempersiapkan dan ikut
mengatur jalannya
konferensi pers selama
kurang lebih 1 jam.
Pada konferensi pers
kali in Adjie Alfaraby
sendiri yang menjadi
narasumber dari team
peneliti Lingkaran
Survei Indonesia.
13 Rabu, 23 Juli
2014
Melengkapi laporan
internal divisi pemenangan
dalam pemilihan presiden
sebagai alat bukti.
Melengkapi laporan
pertanggung jawaban
dari masing – masing
wilayah dalam kegiatan
pemenangan.
Banyaknya provinsi
mengakibatkan
kebutuhan akan laopran
81
pertanggung jawaban
yang banyak, sehingga
tidak bisa diselesaikan
dalam waktu satu hari.
14 Kamis, 24 Juli
2014
Melakukan kordinasi
dengan manajer Ardian
Sopa terkait pembuatan dan
isi dari company profile.
Berkordinasi dengan
manajer Ardian Sopa
untuk menentukan dan
membuat isi dari
company profile yang
dilaksanakan pada
kantor kelapa gading.
15 Jumat, 25 Juli
2014
Buka bersama dengan
wartawan dan syukuran
kemenangan LSI dalam
menghantarkan Jokowi-Jk
dalam pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden 2014.
Hari terakhir sebelum
libur hari raya idul fitri
kegiatan kantor tidak
dilaksanakan dengan
formal. Dalam hal ini
diisi dengan kegiatan
buka bersama dengan
wartawan nasional baik
cetak, elektronik dan
online.
16 Senin, 4 Agustus
2014
Halal Bi Halal Lingkaran
Survei Indonesia.
Halal bi halal seluruh
karyawan LSI.
82
17 Selasa, 5 Agustus
2014
Membuat design awal
company profile untuk di
presentasikan pada rapat
internal divisi pemenangan
Lingkaran Survei
Indonesia.
Penulis melakukan
observasi pada internet
untuk mencari bentuk
CP yang sesuai dengan
semangat perusahaan,
visi dan misi yang
nantinya di
konsultasikan kepada
designer senior LSI.
18 Rabu, 6 Agustus
2014
Melakukan revisi design
company profile dan
berkodinasi dengan
designer senior Lingkaran
Survei Indonesia.
Pembuatan design
company profile ini
berkerja sama dengan
designer senior LSI
yaitu Febry
Bratawidjaya untuk
menkonsep awal dan
membuat gambaran
awal yang nantinya di
presentasikan pada rapat
internal LSI.
19 Kamis, 7 Agustus
2014
Melakukan kordinasi
dengan manajer Ardian
Sopa untuk melakukan
Setelah melakukan
revisi dan berkordinasi
dengan designer senior
83
revisi akhir sebelum
melakukan percetakan
dalam skala banyak.
LSI, selanjutnya
diserahkan kepada
manajer Ardian Sopa
untuk melakukan
kordinasi terakhir
sebelum dilakukan
presentasi dan
pencetakan dalam
jumlah banyak sampai
dengan 1000 lembar.
20 Jumat, 8 Agustus
2014
Mengikuti perpisahan salah
satu direktur di Lingkaran
Survei Indonesia network
yaitu bapak Barkha.
Mengikuti perpisahan
dengan direktur
komunikasi citra
Indonesia beserta semua
karyawan LSI.
21 Senin, 11 Agustus
2014
Melakukan rapat internal
Lingkaran Survei Indonesia
dan presentasi kepada
pimpinan Lingkaran Survei
Indonesia.
Penulis melakukan rapat
dengan seluruh direktur
baik holding direktur,
direktur keuangan,
direktur pemenangan,
manajer dan supervisor
untuk melakukan
perencanaan dan strategi
84
perusahaan dalam
menghadapi pemilihan
kepala daerah pada
tahun 2015 dan
mempresentasikan hasil
design company profile
perusahaan.
22 Selasa, 12
Agustus 2014
Mencari dan membuat data
base alamat, no telephone
dan fax kantor bupati /
walikota seluruh Indonesia.
Melakukan kordinasi
dengan manajer
pengadaan bapak Winas
untuk melakukan
pemesanan sejumlah
1000 paket company
profile.
23 Rabu, 13 Agustus
2014
Mencari dan membuat data
base alamat, no telephone
dan fax kantor bupati /
walikota seluruh Indonesia.
Dan melakukan kontak
pengiriman company
profile.
Mencari alamat, no
telpone, dan fax kantor
bupati / walikota seluruh
Indonesia sebagai bahan
untuk melakukan
strategi pendekatan
kepada kandidat dan
membangun hubungan
baik.
85
86
Lampiran 2
PROSES REKAPITULASI PEMILIHAN PRESIDEN 2014
NO JADWAL
REKAPITULASI
TUGAS RELAWAN
1.
Tanggal 9 Juli
2014
( TPS )
Mengecek kotak suara untuk
memastikan kotak suara masih dalam
keadaan disegel sebelum di buka untuk
dihitung.
Mengawasi proses pencoblosan dan
mengawasi jalannya penghitungan
Mengawasi penulisan hasil rekapitulasi
yang di tulis dalam C1 yang berlogo
hologram.
Menghitung jumlah pemilih yang hadir
dengan suara total yang masuk baik sah
maupun rusak dan memastikan
jumlahnya sama.
Mengawasi penyegelan C1 yang
dimasukan dalam amplop yang
dilaksanakan oleh PPS.
Menulis hasil penghitungan suara
87
pemilihan presiden dari semua calon
dan melaporkan kepada kordinator
desa.
2. Tanggal, 10 – 12
Juli 2014
( DESA /
KELURAHAN )
Mengetahui secara pasti pelaksanaan
rekapitulasi di tingkat desa
Mengawasi surat suara yang akan di
rekapitulasi di tingkat desa / kelurahan
dan memastikan dalam keadaan di
segel.
Mengecek masing – masing kordinator
TPS untuk menyetorkan hasil
rekapitulasi relawan
Kordinator relawan di tingkat desa
mengetahui suara total calon presiden
hasil laporan dari relawan tingkat TPS
sebagai referensi / perbandingan.
Mencatat hasil rekapitulasi total yang
ada pada tingkatan desa / kelurahan dan
melaporkan ke kordinator tingkat
kecamatan.
2.
Tanggal, 13 – 15
Mengetahui secara pasti pelaksanaan
rekapitulasi di tingkat kecamatan
Mengawasi surat suara yang akan di
88
Juli 2014
( KECAMATAN
)
rekapitulasi di tingkat kecamatan dan
memastikan dalam keadaan di segel.
Mengecek masing – masing kordinator
Desa / Kelurahan untuk menyetorkan
hasil rekapitulasi relawan
Kordinator relawan di tingkat desa
mengetahui suara total calon presiden
hasil laporan dari relawan tingkat Desa
yang menjadi tanggung jawabnya
sebagai referensi / perbandingan.
Mencatat hasil rekapitulasi total yang
ada pada tingkatan desa / kelurahan dan
melaporkan ke kordinator tingkat
Kabupaten / Kota.
3.
Tanggal, 16 – 17
Juli 2014
( KABUPATEN
/ KOTA )
Mengetahui secara pasti pelaksanaan
rekapitulasi di tingkat Kabupaten
Mengecek masing – masing kordinator
Kecamatan untuk menyetorkan hasil
rekapitulasi relawan.
Kordinator relawan di tingkat
kecamatan mengetahui suara total calon
presiden hasil laporan dari relawan
tingkat Desa yang menjadi tanggung
89
jawabnya sebagai referensi /
perbandingan.
Mencatat hasil rekapitulasi total yang
ada pada tingkatan desa / kelurahan dan
melaporkan ke kordinator tingkat
Kabupaten / Kota.
Berkordinasi dengan Banwaslu
Kabupaten / Kota apabila terjadi
ketidak sesuaian penyelenggaraan
rekapitulasi suara.
Berkordinasi secara intensif kepada
kordinator kecamatan dan kordinator
LSI.
4.
Tanggal, 18 – 19
Juli 2014
( PROVINSI )
Mengetahui secara pasti pelaksanaan
rekapitulasi di tingkat Provinsi
Mengecek masing – masing kordinator
Kabupaten / Kota untuk menyetorkan
hasil rekapitulasi relawan.
Kordinator relawan di tingkat
kecamatan mengetahui suara total calon
presiden hasil laporan dari relawan
tingkat Desa yang menjadi tanggung
jawabnya sebagai referensi /
90
perbandingan.
Mencatat hasil rekapitulasi total yang
ada pada tingkatan desa / kelurahan dan
melaporkan ke kordinator tingkat
Kabupaten / Kota.
Berkordinasi dengan Banwaslu
Provinsi apabila terjadi ketidak
sesuaian penyelenggaraan rekapitulasi
suara.
Berkordinasi secara intensif kepada
kordinator Kabupaten / Kota dan
kordinator LSI.
91
Lampiran 3
COMPANY PROFILE LINGKARAN SURVEI INDONESIA
Gambar 8. Amplop Company Profile LSI
Gambar 9. Cover Company Profile LSI
92
Gambar 10. Prestasi LSI
Gambar 11. Prestasi LSI pemenangan Gubernur Seluruh Indonesia
Gambar 12. Prestasi LSI Pemenangan Walikota Seluruh Indonesia
93
Gambar 13. Gambaran Umum LSI
Gambar 14. Gambaran Umum LSI
Gambar 15. Layanan LSI
94
Lampiran 4.
Surat Keterangan Magang LSI
95
Lampiran 5
Surat Penilaian LSI
96
Lampiran 6
Nilai Final Lapangan / Survei / Magang
top related