laporan praktikum modul 1 pengenalan kominusi
Post on 02-Mar-2018
280 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
1/12
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL 1
Pengenalan Kominusi
Praktikan :
ANNISA TERAH QODRATILLAH
123.13.008
Sabtu, 5 Desember 2015
PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
BEKASI
2016
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
2/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 1
Tujuan Percobaan
1. Memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk.
2.
Memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat gerus.
3.
Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat ayak
Tinjauan Pustaka
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Yang dimaksud
dengan proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih tersebut dari ikatnnya yang
merupakan gangue mineral dengan menggunakan alat crusher atau grinding mill. Kominusi
terbagi dalam 3 tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing dan fine crushing.
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih
kecil,hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral
pengotor yang melekat bersamanya. (Jefri Hansen Siahaan, ST)
Kominusi atau penghancuran adalah proses pertama yang dilakukan dalam operasi mineral
dressing , bertujuan untuk memecahkan batuan besar menjadi ukuran yang lebih kecil,
kemudian dilakukan tahap pengolahan. (Masanafi, Gian)
Dasar Teori
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau bahan galian.
Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar lebih daripada 1 meter
dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100 mikron. Pada umumnya bijih,mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran cukup besar. Sehingga sangat tidak
mungkin dapat secara langsung digunakan atau diolah lebih lanjut. Bijih atau mineral dalam
ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat dengan mineral pengotornya.
Liberasi mineral berharga masih rendah pada ukuran bijih yang besar. Sehingga untuk dapat
diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral tertentu harus melalui operasi pengecilan
ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya dibagi dalam dua tahapan
yaitu: operasai peremukan atau crushingdan operasi penggerusan ataugrinding.
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
3/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 2
Gambar 1. Diagram
Operasi Kominusi Untuk
Pengecilan Ukuran Bijih
Peremukan, crushing biasanya digunakan untuk pengecilan ukuran sampai ukuran bijih
kurang lebih 20 mm, sedangkan penggerusan, grindingdigunakan untuk pengecilan ukuran
mulai dari 20 mm sampai halus. Umumnya pengecilan ukuran bijih dilakukan secara
bertahap yaitu:
1.
Peremukan tahap pertama, primary crushing, mengecilkan ukuran bijih sampai
ukuran 20 cm.
2. Peremukan tahap kedua,secondary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari sekitar 20
cm sampai 5 cm.
3. Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari 5 cm
menjadi sekitar 1 cm
4. Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari sekitar 1 cm
menjadi selkitar 1 mm.
5.
Penggerusan halus,finegrinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1 mm menjadi
halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang dari 0,075 mm.
Kemampuan alat dalam mengecilkan ukuran sangat terbatas, sehingga pengecilan selalu
dilakukan bertahap. Tahap peremukan biasanya dilakukan dengan reduksi rasio antara 4
sampai 7, sedangkan penggerusan pengecilan dilakukan dengan reduksi rasio 15 sampai 60.
Reduksi rasio ukuran merupakan perbandingan ukuran umpan terhadap ukuran produk.
Salah satu besaran yang penting dalam operasi kominusi adalah rasio ukuran bijih awal
terhadap ukuran bijih hasil atau produk, atau biasa disebut denganreduction ratioatau rasio
reduksi. Nilai Reduction ratio akan berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan juga
berpengaruh terhadap energi produksi. Pada operasi crushing, rediction ratio biasanya
berkisar antara dua sampai dengan sembilan. Untuk pengecilan ukuran yang menggunakan
Jaw crusher atau cone crusher akan lebih efisien jika menerapkan reduction ratio sekitar
tujuh. Pada operasigrindingatau penggerusan reduction rasiobisa mencapai lebih daripada
200. Artinya ukuran umpan 200 kali lebih besar daripada ukuran produk.
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
4/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 3
Crushing
Cara kerja jaw crusher secara umum; bahan galian di masukkan melalui rahang kemudian
bahan galian tersebut akan di tekan oleh dinding-dinding Fixed Jaw Plate dan Kinetic jaw
plate. Kemudian kinetic jaw plate akan bergerak yang digerakkan oleh fly wheel.
Kemudian dinding-dinding tersebut bergerak maju mundur dengan di atur oleh Toggle
Plate sehingga bahan galian akan tertumbuk oleh dinding-dinding tersebut sehinnga bahan
galian akan pecah dan berubah ukuran menjadi lebih kecil dari sebelumnya.
Ball Mill
Prinsip kerja Ball mill adalah memutarkan tabung berisi dengan peluru besi seperti bola
bola yang sudah diisikan di dalam mesin grinding tersebut terbuat dari baja. Proses
penghaluskan terjadi karena mesin grinding yang berputar sehingga ball di dalamnya ikut
menggelinding, menggerus dan menggiling seluruh material di dalam grinding sampai
halus. Jika kecepatan putaran terlalu cepat maka bola bola yang ada di dalam mesin
grinding akan menempel pada tabung dan hasil yang dihasilkan tidak akan bagus jadi
pengaturan harus disesuaikan untuk hasil yang maksimum.
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
5/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 4
Prosedur Percobaan
1. Peremukan
2.
Penggerusan
3. Pengayakan
Diamati
Hasil roll crusher diayak pada vibrating screen
Diamati
Ball mill dijalankan selama 10
menit
Umpan hasil roll crusher dimasukkan
Silinder diisi dengan bola gerus hingga 50% volume
Hasil diamati
Hasil jaw crusher dimasukkan sebagai feed roll crusher
Roll crusher dihidupkan
Gape pada roll crusher diatur
Roll crusher disiapkan
Diamati
Feed dimasukkan dan hasilnya ditampung
Jaw crusher dihidupkan
Open setting dan close setting jaw crusher diukur
Bijih disiapkan
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
6/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 5
Pengolahan Data
1. Crushing
No. Ukuran BijihGalena
Produk JawCrusher
1. 4 x 5 inch 1,75 x 2,75 inch
2. 4 x 4,5 inch 3 x 3,75 inch
3. 4,5 x 4 inch 2,75 x 2,5 inch
4. 3 x 5 inch 1,75 x 2,5 inch
5. 3,5 5 inch 1,5 x 3 inch
Ukuran Open setting = 0,5 inch
2. Grinding
No. MeshMassa ( gram)
15 menit Pengayakan 25 menit Pengayakan
1. 20 50 50
2. 15 100 300
3. 25 150 200
4. 40 200 200
5. 50 300 150
6. -150 200 100
Total 1000 1000
Pembahasan
Crushing
Bijih Hematite
(Fe2O3) (in2)
Bijih Hematite
(Fe2O3) (mm2)
Produk Jaw
Crusher (in2)
Produk Jaw
Crusher (mm2)
20 12903.2 48.125 31.048.325
17.8 11.483.848 11.25 7258.05
14 9032.24 5.625 3.629.025
159677.4 4.375 2.822.575
17.5 11290.3 4.5 2903.22
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
7/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 6
Reduuction Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus : =
Run-NoUkuran Bijih Hematite
(Fe2O3) (in2)
Produk Jaw
Crusher (in2)RR
1 20 4,81 4,16
2 18 11,25 1,6
3 18 6,88 2,62
4 15 4,38 3,43
5 17,5 4,5 3,89
Reduction Ratio menunjukkan perbandingan ukuran feed pada saat awal dan ukurn
feed setelah dicrushing. Semakin besar Reduction Rationya maka semakin baik. Dari data
yang didapatkan Reduction Ratio yang didapatkan pada hasil produk Jaw crusher yang
terbesar adalah = 4,16 dan yang terkecil adalah = 1,60. Itu artinya, feed setelah dicrushing
memiliki ukuran 4,16 atau 1,60 kali lebih kecil dari ukuran feed semulu. Pengecilan ukura ini
kurang efisien karena menurut teori Jaw crusher atau cone crusher akan lebih efisien jika
menerapkan reduction ratiosekitar tujuh.
Grinding
Data yang didapat untuk dianalisis pada praktikum grinding adalah data dari proses
pengayakan, dari data tersebut dapat dicari nilai kumulatif berat lolos dari masing-masing
mesh yang digunakan.
SIZE CONVE RSION TABLE
U.S. Mesh Tyler Mesh Inches Microns
4 4 0 . 1 8 5 0 4 6 9 95 5 0 . 1 5 6 0 3 9 6 2
6 6 0 . 1 3 1 0 3 3 2 7
7 7 0 . 1 1 0 0 2 7 9 4
8 8 0 . 0 9 3 0 2 3 6 2
1 0 9 0 . 0 7 8 0 1 9 8 1
1 2 1 0 0 . 0 6 5 0 1 6 5 1
1 4 1 2 0 . 0 5 5 0 1 3 9 7
1 6 1 4 0 . 0 4 6 0 1 1 6 8
1 8 1 6 0 . 0 3 9 0 9 9 12 0 2 0 0 . 0 3 2 8 8 3 3
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
8/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 7
2 5 2 4 0 . 0 2 7 6 7 0 1
3 0 2 8 0 . 0 2 3 2 5 8 9
3 5 3 2 0 . 0 1 9 5 4 9 5
4 0 3 5 0 . 0 1 6 4 4 1 7
4 5 4 2 0 . 0 1 3 8 3 5 15 0 4 8 0 . 0 1 1 6 2 9 5
6 0 6 0 0 . 0 0 9 7 2 4 6
7 0 6 5 0 . 0 0 8 2 2 0 8
8 0 8 0 0 . 0 0 6 9 1 7 5
1 0 0 1 0 0 0 . 0 0 5 8 1 4 7
1 2 0 1 1 5 0 . 0 0 4 9 1 2 4
1 4 0 1 5 0 0 . 0 0 4 1 1 0 4
1 7 0 1 7 0 0 . 0 0 3 5 8 9
2 0 0 2 0 0 0 . 0 0 2 9 7 4
2 3 0 2 5 0 0 . 0 0 2 4 6 1
2 7 0 2 7 0 0 . 0 0 2 1 5 3
3 2 5 3 2 5 0 . 0 0 1 7 4 3
4 0 0 4 0 0 0 . 0 0 1 5 3 8
Konversi ukuran mesh ke ukuran millimeter.
Mesh Milimeter
20 0.991
35 0.41760 0.246
100 0.147
150 0.104
Sehingga berdasarkan data yang dimiliki didapat hasil sebagai berikut :
- 15 menit pengayakan
No MeshWeight
(Gram)%W
%KumulatifBerat
Tertampung
%Kumulatif
Berat Lolos
BeratKumulatif
Lolos (g)
1 20 50 5 5 95 950
2 15 100 10 15 85 850
3 25 150 15 30 70 700
4 40 200 20 50 50 500
5 50 300 30 80 20 200
6 -150 200 20 100 0 0
Total 1000 100
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
9/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 8
-
20 menit pengayakan
No MeshWeight
(Gram)%W
%Kumulatif
Berat
Tertampung
%Kumulatif
Berat Lolos
Berat
Kumulatif
Lolos (g)
1 20 50 5 5 95 950
2 15 300 30 35 65 650
3 25 200 20 55 45 450
4 40 200 20 75 25 250
5 50 150 15 90 10 100
6 -150 100 10 100 0 0
Total 1000 100
Dimana:% =
Maka hasil yang di dapatkan :
Ukuran
(mm)
%Kumulatif Berat Lolos
(15 menit pengayakan)
%Kumulatif Berat Lolos
(25 menit pengayakan)
0.991 95 95
0.417 85 65
0.246 70 450.147 50 25
0.104 20 10
- Grafik hubungan antara waktu pengayakan dengan ukuran bijih yang dihasilkan
0
20
40
60
80
100
0 1 2 3 4 5 6
%KumulatifBeratLolos
Ukuran (mm)
Hubungan Waktu Pengayaan dan
Ukura Bijih
15 Menit
25 Menit
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
10/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 9
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa untuk waktu pengayakan 25 menit lebih tinggi
dibandingkan dengan grafik pada waktu pengayakan selama 15 menit, ini dapat
disimpulkan bahwa waktu pengayakan berpengaruh terhadap %berat kumulatif lolos yang
didapatkan pada proses grinding, artinya semakin lama waktu pengayakan, semakin
banyak berat sisa bijih yang tertahan dalam ayakan dapat dilewatkan dan semakin lama
waktu pengayakan membuat bijih PbS yang di dapatkan semakin banyak.
Kesimpulan dan Saran
Proses Kominusi adalah proses pengecilan ukuran bijih dari batuan hingga berukuranhalus dengan melakukan proses peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding).
Proses Crushing merupakan proeses pengecilan ukuran bijih tahap pertama, dalam
percobaan, proses crushing menggunakan alat bernama Jaw Crusher, dengan proses
crushing tersebut dapat menghasilkan ukuran bijih PbS yang awalnya berukuran 20-15
inch menjadi berukuran 11.25- 4.375 inch.
Proses Grinding merupakan proses pengecilan ukuran bijih lanutan dari proses crushing,
pada percobaan proses grinding dilakukan pengayakan untuk mendapatkan material yang
lebih halus lagi dariproduk yang dihasilkan pada crushing, yaitu hingga berukuran
0.000991 mm - 0.000104 mm.
Reduction ratio antara bijih Hematite (Fe2O3) dari produk hasil Jaw Crusher adalah
berkisar antara 1-4, yaitu pada percobaan didapat 1.60 untuk nilai RR terkecil dan 4.16
untuk nilai RR terbesar.
Produk hasil kominusi sangat berhantung pada waktu pengerjaan (Crushing dan Grinding).
Bila waktu pengerjaan semakin lama maka produk atau material yang dihasilkan akan
semakin halus.
Dapat disimpulkan bahwa pengecilan yang dilakukan pada batuan bertujuan untuk
memperkecil ukuran batuan tersebut. Selain itu pada tahap ini juga bertujuan
untukmemisahkan unsur berharga dari pengotornya.
Saran
Karena pada praktikum kali ini hanya diberi penjelasan saja tanpa melihat kerja alat, semoga
praktikum selanjutnya bisa sekaligus melihat alatnya bekerja.
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
11/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 10
Daftar Pustaka
Anon. 2010. Laporan Kominusi. http://laporanp.blogspot.co.id/2010/02/bab-ii-kominusi-
kominusi-adalah-proses.html. Diakses 31 Januari 2016
Ansyari, Isya. 2014. Pengertian dan Cara Kerja Jaw Crusher.
http://learnmine.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-dan-cara-kerja-jaw-crusher.html.
Diakses 18 Januari 2016
Kelly, Errol dan David Spottiswood. Introduction to Mineral Processing. John Wiley and
Sons. 1982.
Siahaan, Jefri Hansen. 2011. Kominusi.
http://arsipteknikpertambangan.blogspot.co.id/2011/01/kominusi.html, Diakses 17
Januari 2016
Lampiran
-
7/26/2019 Laporan Praktikum Modul 1 Pengenalan Kominusi
12/12
Laboratorium Metalurgi I | Modul 1 Pengenalan Kominusi 11
top related