laporan rangka
Post on 03-Jul-2015
644 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka
hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua
jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang, sistem rangka manusia dibagi menjadi dua
yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.sistem rangka adalah salah satu sistem penyokong
tubuh pada vertebrata.
Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang
ditunjang oleh struktur lain. Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras tubuh sebagai unsur
utama kerangka tubuh. Fungsi tulang memberi bentuk tubuh, melindungi organ dalam, menyimpan
mineral, kalsium dan fosfat, tempat melekatnya otot, sebagai pengungkit (tuas) dalam pergerakan
sendi dan mengandung sum-sum tulang tempat pembentukan sel darah merah.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi pada praktikum ini adalah bagaimana cara mengetahui dan
memahami struktur anatomi dan histologi tulang dan rawan dari mamalia (vertebrate).
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami struktur anatomi dan
histologi tulang dan rawan dari mamalia (vertebrate).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Rangka
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka
hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua
jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang (Anonim, 2008).
Skeleton adalah istilah untuk rangka tubuh hewan. Pada vertebrata, skeleton tersusun oleh
kartilago, tulang dan kombinasi keduanya. Skeleton merupakan endoskeleton yang berasal dari
mesodermis. Jaringan–jaringan skeletal dapat dibedakan menjadi jaringan ikat, kartilago dan tulang.
Sistem rangka dibagi menjadi 2 bagian, yaitu skeleton axial dan skeleton apendikular
(Nurhayati, 2004).
2.2 Skeleton Axial
Skeleton axial primitif tersusun oleh notokord yang dapat ditemukan pada perkembangan
awal pada semua chordate yang selanjutnya digantikan oleh columna vertebratalis. Skeleton axial
terdiri dari tulang tengkorak, columna spinalis, vertebrae, corpus dan sentrum, costae (rusuk), dan
sternum (Nurhayati, 2004).
2.2.1 Tulang Tengkorak (Cranium)
Tulang tengkorak merupakan salah satu endoskelet yang terdapat di daerah kepala.
Tersusun oleh bagian–bagian tulang yang bermacam–macam yang menjadi satu kesatuan yang
kompleks. Pada Cranium terdapat neurocranium, splanchnocranium (viscerocranium), dan
dermatocranium. Neurocranium merupakan tulang tempat otak disimpan. Splanchnocranium
merupakan tulang atau skelet yang mengelilingi mulut, faring, dan insang. Dan dermatocranium
adalah seluruh skelet cranium yang berasal dari penulangan dermal, baik neuro maupun
splanchnocranium (Nurhayati, 2004).
2.2.2 Tulang Belakang (Columna Vertebralis)
Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung
yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung
membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx).
Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12
tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal. Banyaknya tulang belakang dapat saja
terjadi ketidaknormalan. Bagian terjarang terjadi ketidaknormalan adalah bagian leher.
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari
badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus
vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh penonjolan
atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus. Procesus
tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun,
foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla
spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale
(Anonim, 2008).
2.2.3 Tulang Rusuk (Costae)
Dalam anatomi, tulang rusuk atau iga (Latin: costae adalah tulang panjang yang
melengkung dan membentuk rongga rusuk.) Tulang rusuk melindungi dada (Latin: thorax), paru-
paru, jantung, hati, dan organ dalam lainnya di rongga dada.
Pada mamalia, tulang rusuk terdapat hanya di bagian dada. Namun pada reptil, tulang rusuk
terkadang terdapat dari bagian leher hingga sacrum. Manusia (baik pria dan wanita) memiliki 24
tulang rusuk (12 pasang). Hal ini pertama kali dikemukakan oleh Vesalius pada 1543 untuk
menyelesaikan kontroversi yang terjadi pada saat itu (Anonim, 2008).
2.2.4 Tulang Dada (Sternum)
Tulang dada berbentuk seperti pisau belati. Tulang dada terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu
(manubrium), badan, dan taju pedang (xipoid processus). Manubrium bersambungan denagan
klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk
berikutnya (Syamsuri, 2004).
2.3 Skeleton Apendikular
Skeleton apendikular dibangun oleh gelang pectoral dan gelang pelvic. Gelang pectoral
padanya melekat ekstremitas depan yang dapat berupa rawan dan tulang. Gelang pelvic padanya
melekat ekstrimitas belakang juga dapat berupa rawan atau tulang (Nurhayati, 2004).
Tulang anggota gerak atas meliputi tulang lengan atas (humerus), tulang hasta (ulna),
tulang pengumpil (radius), tulang pangkal tangan (karpus), tulang telapak tangan (metacarpus), dan
jari tangan (falang). Tulang hasta terletak satu garis dengan kelingking, sedangkan tulang pengumpil
terletak satu garis dengan ibu jari (Syamsuri, 2004).
Tulang anggota gerak bawah meliputi tulang paha (femur), tulang tempurung lutut (patella),
tulang betis (fibula), tulang kering (tibia), tulang pangkal kaki (tarsal), tulang telapak kaki
(metatarsus), dan tulang jari kaki (falang). Tulang-tulang tungkai menyangga tubuh untuk berdiri
sehingga dapat bebas bergerak (Syamsuri, 2004).
2.4 Proses pembentukkan tulang (osifikasi)
Rangka manusia terbentuk pada saat masih embrio berusia genap dua bulan, walaupun
masih berupa tulang rawan (cartilago).
Proses pembentukan tulang adalah :
a. Jaringan embrional (mesenkim) membentuk tulang rawan sebagai rangka awal. Tulang rawan
tersebut berongga dan menghasilkan sel induk tulang (osteoblast).
b. Osteoblast kemudian membentuk sel-sel tulang. Masing-masing tulang menghasilkan matriks
tulang yang di dalamnya diendapkan garam-garam kalsium (Ca) dan phospor (P) sehinggan
tulang menjadi keras.
(Tedy, 2008).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Perlatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Mikroskop.
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah rangka manusia dan rangka Sapi.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Rangka Manusia
- Diamati
- Digambar
- Diberi keterangan
3.2.2 Rangka Sapi
- Diamati
- Digambar
- Diberi keterangan
Hasil
Rangka sapi
Hasil
Rangka manusia
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Rangka Manusia
Keterangan :
1. Cranium 6. Columna vertebratalis
2. Maxilla 7. Sternum
3. Mandibula 8. Costae
4. Klavikula 9. Humerus
5. Skapula 10. Radius
11. Ulna 18. Femur
12. Karpal 19. Patela
13. Metakarpal 20. Tibia
14. Falang 21. Fibula
15. Pelvis 22. Tarsal
16. Sakrum 23. Metatarsal
17. Falang 24. Pubis
Deskripsi :
Skeleton adalah istilah untuk rangka tubuh hewan. Pada vertebrata, skeleton tersusun oleh
kartilago, tulang dan kombinasi keduanya. Skeleton merupakan endoskeleton yang berasal dari
mesodermis. Jaringan–jaringan skeletal dapat dibedakan menjadi jaringan ikat, katilago dan tulang.
Sistem rangka dibagi menjadi 2 bagian, yaitu skeleton axial dan skeleton apendikuler
(Nurhayati, 2004).
Skeleton axial terdiri dari tulang tengkorak (cranium), columna spinalis, vertebrae, corpus
dan sentrum,costae (rusuk), dan sternum (tulang dada). Skeleton apendikular dibangun oleh gelang
pectoral dan gelang pelvic. Gelang pectoral padanya melekat ekstremitas depan yang dapat berupa
rawan dan tulang. Gelang pelvic padanya melekat ekstrimitas belakang juga dapat berupa rawan
atau tulang. Tulang anggota gerak atas meliputi tulang lengan atas (humerus), tulang hasta (ulna),
tulang pengumpil (radius), tulang pangkal tangan (karpus), tulang telapak tangan (metacarpus), dan
jari tangan (falang). Tulang hasta terletak satu garis dengan kelingking, sedangkan tulang pengumpil
terletak satu garis dengan ibu jari.
Tulang anggota gerak bawah meliputi tulang paha (femur), tulang tempurung lutut (patella),
tulang betis (fibula),tulang kering (tibia),tulang pangkal kaki (tarsal), tulang telapak kaki (metatarsus),
dan tulang jari kaki (falang). Tulang-tulang tungkai menyangga tubuh untuk berdiri sehingga dapat
bebas bergerak (Syamsuri, 2004).
4.2 Kranium
4.2.1 Tampak Atas dan Bawah
Tampak Atas Tampak Bawah
Keterangan :
1. tulang frontal
2. tulang parietal
3. sutura koronalis
8. sutura sagitalis
9. sutura lamboidalis
10. tulang oksipital
4. lengkung zigomatik
5. tulang zigomatik
6. foramen magnum
7. kondilus oksipitalis
Deskripsi :
Tulang tengkorak merupakan salah satu endoskelet yang terdapat di daerah kepala.
Tersusun oleh bagian–bagian tulang yang bermacam–macam yang menjadi satu kesatuan yang
kompleks. Pada Cranium terdapat neurocranium, splanchnocranium (viscerocranium), dan
dermatocranium. Neurocranium merupakan tulang tempat otak disimpan. Splanchnocranium
merupakan tulang atau skelet yang mengelilingi mulut, faring, dan insang. Dan dermatocranium
adalah seluruh skelet cranium yang berasal dari penulangan dermal, baik neuro maupun
splanchnocranium (Nurhayati, 2004).
4.3 Lumbalis
Keterangan :
Depan :
1. Prossesus spinosus
2. Prezigopofisis
3. Arcus neuralis
4. Foramen vertebra
5. Santrum
6. Prossesus transversus
Deskripsi :
Vertebrae lumbalis (tulang pinggang) bentuknya lebih besar dari vertebrae thoracalis.
Processus spinosusnya pendek, tebal dan tumpul. Processus transversusnya panjang, lebar dan
tidak berlubang. Arcus neuralis berfungsi untuk melindungi sumsum tulang belakang serta foramen
vertebrae yaitu rongga tempat sumsum tulang belakang. Prezygapophysis berhubung
postzygapophysis vertebrae berikutnya. Vertebrae lumbalis terdiri dari 5 ruas. Badan ruasnya besar,
tebal, dan kuat. Bagian ruas kelima yang agak menonjol disebut promontorium (Yatim, 1992).
4.4 Thorakalis
Keterangan :
1. prosessus spinosus
2. prosessus tranversus
3. feromen vertebrae
4. arcus neuralis
5. prezigofisis
6. postzigofisis
7. sentrum
Deskripsi :
Vertebrae thoracalis ditandai dengan adanya prosesus spinosus yang lebih panjang serta
kukuh dibandingkan dengan vertebrae yang lain. Prosessus tranversus atau taju sayap terdapat
disamping kiri dan kanan lebih pendek dibanding dengan prosessus spinosusnya. Terdapat feromen
vertebare yang merupakan lubang tempat sumsum tulang belakang. Sentrumnya merupakan tipe
heterocoel dimana permukaan depan dan belakang berbentuk pelana. Vertebrae thoracalis terdiri
dari 12 ruas. Badan ruas besar dan kuat. Prosessus spinosusnya panjang dan melengkung. Pada
bagian dataran sendi sebelah atas, bawah kiri, dan kanan membentuk persendian dengan tulang iga
(Gardner, 1995).
4.5 Sternum
Keterangan :
1. Manubium sternis
2. Corpus sterni
3. Prosesus xyphoid
Deskripsi:
Tulang dada berbentuk seperti pisau belati. Tulang dada terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu
(manubrium), badan, dan taju pedang (xipoid processus). Manubrium bersambungan denagan
klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk
berikutnya (Syamsuri, 2004).
4.6 Costae
Keterangan :
1. tuberkullum
2. capitulum
Deskripsi :
Dalam anatomi, tulang rusuk atau iga (Latin: costae adalah tulang panjang yang
melengkung dan membentuk rongga rusuk.) Tulang rusuk melindungi dada (Latin: thorax), paru-
paru, jantung, hati, dan organ dalam lainnya di rongga dada.
Pada mamalia, tulang rusuk terdapat hanya di bagian dada. Namun pada reptil, tulang rusuk
terkadang terdapat dari bagian leher hingga sacrum. Manusia (baik pria dan wanita) memiliki 24
tulang rusuk (12 pasang). Hal ini pertama kali dikemukakan oleh Vesalius pada 1543 untuk
menyelesaikan kontroversi yang terjadi pada saat itu (Anonim, 2008).
4.7 Osifikasi
Rangka manusia terbentuk pada saat masih embrio berusia genap dua bulan, walaupun
masih berupa tulang rawan (cartilago).
Proses pembentukan tulang adalah :
a. Jaringan embrional (mesenkim) membentuk tulang rawan sebagai rangka awal. Tulang rawan
tersebut berongga dan menghasilkan sel induk tulang (osteoblast).
b. Osteoblast kemudian membentuk sel-sel tulang. Masing-masing tulang menghasilkan matriks
tulang yang di dalamnya diendapkan garam-garam kalsium (Ca) dan phospor (P)
sehinggan tulang menjadi keras.
(Tedy, 2008).
4.8 Pembagian tulang berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Tulang pipa, contohnya : tulang lengan, paha, tungkai & ruas-ruas tulang jari.
b. Tulang pipih, contoh : tulang rusuk, dada, belikat, panggul, & dahi.
c. Tulang pendek, contoh : tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan, telapak
kaki, & ruas-ruas tulang belakang.
d. Tulang tak berbentuk, contoh : tulang belakang, tulang belakang.
(Anonim, 2008).
4.9 Sel Tulang
Sel tulang adalah sel-sel yang menyusun tulang, sel ini membuat tulang bersifat dinamik.
Secara terus menerus, sepanjang hidup kita, di dalam tubuh terjadi perombakan tulang yang terdiri
dari proses penyerapan dan pembentukan tulang. Proses penyerapan dan pembentukan ini
dimaksudkan untuk menunjang terjaminnya kadar ion kalsium dalam plasma darah.
Sel tulang dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Sel Osteoblast, sel ini berperan dalam proses pembebentukan tulang.
b. Sel Osteoklast, sel ini berperan dalam proses penyerapan tulang, ketika tubuh
membutuhkan kalsium.
c. Sel Osteosit, mempertahankan matrik tulang
Pada keadaan normal, sel-sel tersebut bekerja secara kompak sehingga antara
pembentukan sel tulang (mineralisasi) dan penguraian sel tulang (demineralisasi) secara fisiologik
berjalan seimbang. Artinya, pada saat itu tulang adalah sebagai tempat cadangan kalsium tanpa
menyebabkan kerusakan tulang itu sendiri. Osteoporosis dapat terjadi pada saat penyerapan
melebihi pembentukan tulang (Anonim, 2002).
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang telah dilakuakn adalah, Sistem rangka
dibagi menjadi dua bagian, yaitu rangka aksial dan apendikular, rangka aksial terdiri dari kranium,
columna vertebral, costae, dan sternum, sedangkan rangka apendicular terdiri dari gelang pectoral
dengan rangka anggota depan, dan gelang pelvic dengan rangka anggota belakang. Tulang tidaklah
langsung terbentuk, namun melalui proses osifikasi, proses osifikasi melibatkan sel tulang
Osteoblast sebagai sel pembentukan tulang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonoim.(2002).118.97.48.164:8796/public/publikasi/infopom0902.pdf.diakses Oktober 2008
Anonim a.(2008).id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rangka.diakses Oktober 2008
Anonim b.(2008).id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggung.diakses Oktober 2008
Anonim c.(2008).id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusuk.diakses Oktober 2008
Anonim.(2008).tedbio.multiply.com/journal/item/16.diakses Oktober 2008
Anonim.(2008).www.crayonpedia.org/mw/1._Tulang_11.1#d.29_Tulang_tak_berbentuk.diakses
Oktober 2008
Gardner. 1995. Anatomi. UI Press: Jakarta
Nurhayati. 2004. Diktat Struktur Hewan. FMIPA ITS: Surabaya.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga: Jakarta
Yatim. 1992. Histologi Modern. Larsita: Bandung
top related