laporan skenario b
Post on 02-Dec-2015
39 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Skenario B Blok XIX
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri adalah blok kesembilan belas pada
semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang
memaparkan kasus Rizky, laki-laki, usia 15 bulan, dibawa ke klinik karena berat
badannya tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Saat ini Rizky juga belum
bisa duduk, merangkak dan masih sering ngiler.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
1
Skenario B Blok XIX
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Dimyanti
Moderator : Agus Subhan
Sekretaris Meja : Tri Wahyu Ningsih
Sekretaris Papan : Vidro Alif Gunawan
Waktu : Selasa, 9 Juli 2012Kamis, 11 Juli 2012
Pukul. 13.00 – 15.30 wib.
Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan
2.2 Skenario Kasus
Rizky , laki-laki , usia 15 bulan, dibawa ke klinik karena berat badannya tidak sesuai dengan anak-anak seusianya.Saat ini risky juga belum bisa duduk , merangkak, dan masih sering ngiler.Tidak ada riwayat kejang.
Riwayat nutrisi :
0-6 bulan : ASI ekslusif , on demand
6-12 bulan : ASI ON demand , bubur susu kemasan 2xsehari @ 1 sendok makan.
12bulan s/d sekarang : nasi tim saring 2xsehari dengan kecap manis @ 2 sendok makan.
Riwayat Kehamilan dan persalinan :
Rizky anak pertama dari ibu usia 22 tahun. Selama hamil ibu sehat dan periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 36 minggu. Setelah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit 2 dan 5 menit 5. Berat badan lahir 2000gram. Panjang badan lahir 45 cm. Lingkar kepala lahir 32 cm.
Riwayat Pertumbuhan :
Usia 1 bulan : 2,5 kg
2
Skenario B Blok XIX
Usia 2 bulan 3,5 kg
Riwayat Perkembangan : tengkurap 8 bulan , bisa berbalik sendiri usia 11 bulan.
Riwayat Imunisasi : BCG , Polio 2 kali , DPT 1 kali.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tampak kurus , sadar , berat badan 6,0 kg , panjang badan 70cm, lingkaran kepala 41 cm , lingkar lengan atas 9 cm
Tanda vital : HR : 112x/menit , RR 32x/menit , T : 36,8 derajat C
Keadaan spesifik :
Kepala :
- Wajah dismorfik tidak ada
- Wajah tidak seperti orang tua
- Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah dicabut
- Kontak mata baik
- Melihat dan tersenyum kepada pemeriksa
- Menoleh ketika dipanggil namanya
Thoraks : tidak ada iga gambang ( piano sign )
Abdomen : dalam batas normal
Genitalia : baggy pants tidak ada
Ekstremitas :
- Edema tidak ada
- Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
Kulit : kelainan kulit ( dermatosis ) tidak ada
Status neurologikus :
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
- Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik.
- Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3
3
Skenario B Blok XIX
- Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk
- Pada waktu diangkat keposisi vertical kedua tungkai saling menyilang
- Refleks moro dan reflex menggenggam masih ditemukan
- Refleks tendon meningkat
2.3. Seven Jump Steps
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Kejang
Peningkatan tonus otot yang tidak terkontrol.
2. On demand
Pemberian tidak teratur / tidak dibatasi waktu.
3. Asi Ekslusif
Pemberian Asi tanpa tambahan makanan dan minuman pendamping asi lainnya selama 6 bulan.
4. Lahir spontan
Lahir secara fisiologis pervaginam menuruti tahap kala.
5. Wajah dismorfik
Kelainan bentuk wajah yang tidak normal.
6. Baggy pants
Pada daerah bokong tampak seperti memakai celana longgar.
7. Refleks moro
Reflex spontan dari ekstremitas untuk menanggapi rangsangan.
8. Refleks tendon
Reflex yang ditimbulkan oleh ketukan tajam pada tendon atau otot yang tepat sehingga menghasilkan pengerutan segera otot tersebut yang di ikuti oleh kontraksinya.
9. Piano sign
Tulang rusuk tampak karena BB rendah.
4
Skenario B Blok XIX
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Rizky , laki-laki , usia 15 bulan, dibawa ke klinik karena berat badannya tidak sesuai dengan anak-anak seusianya.Saat ini risky juga belum bias duduk , merangkak, dan masih sering ngiler.Tidak ada riwayat kejang.
2. Riwayat nutrisi :
0-6 bulan : ASI ekslusif , on demand
6-12 bulan : ASI ON demand , bubur susu kemasan 2xsehari @ 1 sendok makan.
12bulan s/d sekarang : nasi tim saring 2xsehari dengan kecap manis @ 2 sendok makan.
3. Riwayat Kehamilan dan persalinan :
Rizky anak pertama dari ibu usia 22tahun. Selama hamil ibu sehat dan periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 36 minggu. Sefera setalah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit 2 dan 5 menit 5. Berat badan lahir 2000gram. Panjang b adan lahir 45 cm. Lingkar kepala lahir 32 cm.
4. Riwayat Pertumbuhan :
Usia 1 bulan : 2,5 kg
Usia 2 bulan 3,5 kg
Riwayat Perkembangan : tengkurap 8 bulan , bias berbalik sendiri usia 11 bulan.
Riwayat Imunisasi : BCG , Polio 2 kali , DPT 1 kali.
5. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tampak kurus , sadar , berat badan 6,0 kg , panjang badan 70cm,
lingkaran kepala 41 cm , lingkar lengan atas 9 cm
Tanda vital : HR : 112x/menit , RR 32x/menit , T : 36,8 derajat C
Keadaan spesifik :
- Kepala : Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah dicabut
- Status neurologikus :
Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan enahan kepala beberapa detik.5
Skenario B Blok XIX
Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3
Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk
Pada waktu diangkat keposisi vertical kedua tungkai saling menyilang
Refleks moro dan reflex menggenggam masih ditemukan
Refleks tendon meningkat
2.3.3 Analisis Masalah
1. a. Bagaimana pertumbuhan normal pada anak usia 15 bulan pada kasus ini ?
b. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 15 bulan pada kasus ini?
c. apa saja factor penyebab yang mempengaruhi lambatnya pertumbuhan dan perkembangan ?
d. Apa saja dampak pada bayi yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan ?
e. apa makna tidak ada riwayat kejang pada kasus ini ?
f. apa makna masih sering ngiler pada kasus ini?
2. a. Apa kandungan ASI ?
b. Bagaimana interpretasi dan riwayat nutrisi pada kasus ( nasi tim dan bubur susu kemasan ?
c. Bagaimana hubungan riwayat nutrisi dengan riwayat tumbuh kembang pada kasus ini ?
d. Berapa kebutuhan kalori berdasarkan pada infant ?
3. a. Apa makna bayi lahir spontan dengan kehamilan 36 minggu terhadap pertumbuhan dan perkembangan ?
b. Apa makna dan dampak lahir tidak langsung menangis dengan APGAR 2,5 ?
4 a. Apa interpretasi dari riwayat pertumbuhan pada kasus?
6
Skenario B Blok XIX
b. Apa interpretasi dari riwayat perkembangan pada kasus?
c. Apa interpretasi dari riwayat imunisasi pada kasus ?
d. Bagaimana seharusnya pemberian imunisasi yang baik dan benar pada kasus ?
5 a. Apa interpretasi pemeriksaan fisik :
Keadaan umum
Tanda vital
b. Apa makna keadaaan spesifik kepala ?
d. Apa makna status neurologis :
Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan enahan kepala beberapa detik.
Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3
Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk agus dea jaka
Pada waktu diangkat keposisi vertical kedua tungkai saling menyilang
Refleks moro dan reflex menggenggam masih ditemukan
Refleks tendon meningkat
6. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?
7. Bagaimana DD pada kasus ini ?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini ?
9. Bagaimana WD pada kasus ini ?
10. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?
11. Bagaimana komplikasi pada kasus ini ?
12. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini ?
13. Bagaimana etiologi pada kasus ini ?
14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
15. Bagaimana KDU pada kasus ini?
7
Rizky, lahir Premature( 36 minggu)
BBLR Asfiksia beratSKOR APGAR
1 menit 25 menit 5
Skenario B Blok XIX
16. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?
2.3.4 Hipotesis
Rizky, laki-laki, 15 bulan menderita gizi buruk dengan gejala Cerebral Palsy
akibat kurang asupan nutrisi
2.3.5 Kerangka Konsep
8
Skenario B Blok XIX
1. a. Bagaimana pertumbuhan normal pada anak usia 15 bulan pada kasus ini ?
Jawab :
Pertumbuhan adalah penambahan jumlah dan ukuran sel dan jaringan
interseluler yang akan menyebabkan bertambahnya ukuran tubuh. Indikator
untuk melihat pertumbuhan bayi adalah berat badan, panjang badan/tinggi
badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.
1. Berat badan
Age Body weight (kg)
Newborn
5-6 mo
1 yr
2 yr
3 yr
> 3 yr
2,5 – 4,1 kg
2 x birth weight
3 x birth weight
4 x birth weight
5 x birth weight
2 n + 8
Tabel 1. BB normal bayi berdasarkan usia
Berdasarkan tabel 1, berat badan normal pada bayi berusia 15 bulan atau 1,3
tahun adalah 3 kali dari berat badan lahir. Berat badan lahir yang normal berkisar
antara 2,5 hingga 4,1 kg.
o 2,5 x 3 = 7,5 kg
o 4,1 x 3 = 12,3 kg
Pada usia 1 tahun, BB normal bayi berkisar 7,5 - 12,3 kg. Bila dihubungkan dengan
kasus , berusia 15 bulan, memiliki berat badan 7,2 yang menunjukkan bahwa risky
memiliki BB di bawah normal.
10
Skenario B Blok XIX
2. Panjang badan/tinggi badan
Age Body height / length
Newborn
1 yr
4 yr
5 yr
13 yr
+ 50 cm
1,5 x birth length
2 x birth length
2 x birth length + 5
cm
3 x birth length
Tabel 2. Panjang badan/tinggi badan normal anak-anak
Berdasarkan tabel 2, panjang badan bayi berusia 1 tahun adalah sekitar
75 cm (1,5 x 50 cm). panjang badan pada bayi berusia 1 tahun normalnya
berkisar antara 70 – 81 cm. risky yang berusia 15 bulan dengan panjang badan
70 cm menunjukkan bahwa panjang badan risky berada dalam kisaran normal.
3. Lingkar kepala
Kisaran lingkaran kepala bayi normal:
a. Bayi baru lahir : 33 – 35 cm
b. 1 tahun : 45 – 47 cm
c. 2 tahun : 48 – 50 cm
d. 5 tahun : 51 – 53 cm
Pada usia 1 tahun, lingkar kepala normal bayi berkisar 45-47 cm. Bila
dihubungkan dengan kasus, Risky yang berusia 15 bulan hanya memiliki lingkar
kepala 41 cm. Hal ini mengindikasikan bahwa Risky mengalami microcephaly.
b. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 15 bulan pada kasus ini?
Jawab :
Pada rentang usia 15-18 bulan, anak menunjukkan aktivitas-aktivitas seperti:
1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan
11
Skenario B Blok XIX
2. Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
3. Berjalan mundur 5 langkah
Memanggil ayah dengan kata ”papa” dan memanggil ibu dengan kata
”mama”
Menumpuk 2 kubus
Memasukkan kubus di kotak
Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis / merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.
Perkembangan Motorik atau Gerak Kasar
1. Bermain di luar rumah
2. Bermain ayunan, memanjat tangga, berlari-lari, di halaman atau di taman
bermain untuk umum.
3. Bermain air
4. Bermain air di pancuran, kolam renang, dan lain-lain. Menuang air ke cangkir
plastik dan ember plastik kecil untuk menampung air.
5. Menendangbola
Menendang sebuah bola besar ke arah tonggak-tonggak agar roboh. Bola
dapat dibuat dari potongan koran atau kain, tonggak dapat dibuat dari kotak
atau kaleng susu dan lain-lain.
Perkembangan Motorik atau Gerak Halus
1. Meniup
Meniup busa sabun dengan menggunakan alatnya.
2. Membuat untaian
Anak membuat untaian benda-benda seperti manik-manik besar, kancing
besar, macaroni.
Perkembangan Aspek Bicara dan Bahasa
1. Bercerita tentang gambar di buku/majalah
12
Skenario B Blok XIX
2. Telepon-teleponan
3. Permainan menelpon nenek atau ayah di kantor menggunakan “telpon” dari
gulungan kertas/kardus bekas.
4. Menyebut berbagai nama barang
Perkembangan Aspek Sosialisasi dan Kemandirian
1. Memeluk dan mencium
2. Membereskan mainan/membantu kegiatan di rumah
3. Anak mengambil dan menyimpan mainan, baju dan lain-lain miliknya. Mula
mula anak perlu dibantu, tetapi sedikit demi sedikit kurangi bantuan dan ia
akan melakukannya sendiri. Anak juga diminta membantu menyiapkan meja
makan dan melakukan pekerjaan ringan di sekitar rumah.
4. Bermain denganteman sebaya
Ajak teman-teman anda yang mempunyai anak sebaya anak anda bertemu
secara teratur. Anak dapat bermain dengan teman sebayanya, sementara pars
prang tua berbicara mengenai bagaimana menstimulasi anak.
5. Permainan baru
Permainan baru seperti main kejar-kejaran, putar-putaran, petak umpet dan
lain-lain.
c. apa saja factor penyebab yang mempengaruhi lambatnya pertumbuhan dan perkembangan ?
Jawab :
1. Faktor genetik
Merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir proses tumbuh
kembang anak, melalui instruksi genetik yang terkandung dalam ovum yang
telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Gangguan pertumbuhan di negara berkembang seperti Indonesia selain
genetik, faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang
optimal anak, bahkan faktor ini menyebabkan kematian anak-anak sebelum
mencapai usia balita.
13
Skenario B Blok XIX
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat menentukan tercapai tidaknya potensi bawaan.
Lingkungan yang kurang baik akan menghambat potensi bawaan.
A. Faktor Lingkungan Prenatal
a. Gizi ibu waktu hamil
Gizi Ibu yang jelek sebelum kehamilan maupun waktu hamil, lebih
sering menghasilkan BBLR, atau lahir mati dan jarang menyebabkan
cacat bawaan, disamping itu, gangguan pertumbuhan otak, anemia,
mudah terkena infeksi, abortus, dan lainnya.
b. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan
bawaan pada bayi yang dilahirkan.
c. Toksin/zat kimia
Masa organogenesisi sangat peka terhadap teratogen seperti obat-
obatan, ibu perokok, minum alkohol dan keracunan logam berat
menyebabkan cacat bawan.
d. Endokrin
Hormon yang berperan berupa somatotropin, hormon plasenta, homon
tiroid, insulin, dan peptida dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like
Growth Factors/IGFs)
e. Radiasi
Radiasi umur kehamilan <18 minggu, dapat menyebabkan kematian
janin, kerusakan otak, mickrosefali, atau cacat bawaan lain.
f. Infeksi
Infeksi TORCH, varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, HIV, Polio,
campak, listeriosis, virus influensa dan virus hepatitis dapat
menyebabkan cacat bawaan.
g. Stres
Menyebabkan gangguan pertumbuhan tumbuh kembang janin, seperti
cacat bawaan dan kelainan jiwa.
h. Imunitas
14
Skenario B Blok XIX
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidropsfetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
i. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan plasenta
B. Faktor Lingkungan Postnatal
a. Lingkungan biologis
- Ras/suku bangsa
- Jenis kelamin
- Umur
- Gizi
- Perawatan kesehatan
- Kepekaan terhadap penyakit
- Penyakit kronis
- Fungsi metabolisme
- Hormon
Somatotropin
Hormon tiroid
Glukokortikoid
Hormon seks
IGFs
b. Faktor fisik
- Cuaca, musim, keadaan geografis wilayah
- Sanitasi
- Keadaan rumah
- Radiasi
c. Faktor psikososial
- Stimulasi
- Motivasi belajar
- Ganjaran atau hukuman
- Kelompok sebaya
- Stres
15
Skenario B Blok XIX
- Sekolah
- Cinta dan kasih sayang
- Kualitas interaksi anak-orang tua
d. Faktor keluarga dan adat istiadat
- Pekerjaan/pendapatan keluarga
- Pendidikan ayah/ibu
- Jumlah saudara
- Jenis kelamin dalam keluarga
- Stabilitas keluarga
- Kepribadian ayah/ibu
- Adat-istiadat, norm-norma
- Agama
- Urbanisasi
- Kehidupan politik masyarakat
d. Apa saja dampak pada bayi yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan ?
Jawab :
Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi,
dan perilaku.
Dan pada Kasus penyebab gizi buruk berdampak pada kebutuhan tubuh akan
kalori, protein atau keduanya tidak tercukupi sehingga menimbulkan KEP
(Kurang Energi Protein) dimana berdampak pada beberapa organ,seperti :
- Saluran Pencernaan : Malnutrisi berat menurunkan sekresi asam dan melam-
batkan gerak lambung. Lapisan mukosa terlihat sepanjang edema. Mukosa
usus halus mengalami atrofi. Villi pada mukosa lenyap, permukaannya
berubah menjadi datar da diinfiltrasi oleh sel-sel limfosit. Pembaruan sel-sel
epitel, indeks mitosis, kegiatan disakarida berkurang. Sehingga kemampuan
untuk mempertahanan normal mucin dala mukosa terganggu dan laju peny-
erapan asam amino serta lemak berkurang.
16
Skenario B Blok XIX
- Pankreas :
Malnutrisi menyebabkan atrofi dan fibrosis sel-sel asinar yang akan
mengganggu fungsi pancreas sebagai kelenjar eksokrin. Gangguan fungsi
pancreas bersama-sama dengan intoleransi disakarida akan menimbulkan
malabsorpsi, yang selanjutya berlanjut ke diare.
- Hati
Pengaruh malnutrisi pada hati bergantung pada lama serta jenis zat gizi yang
berkurang. Glikogen pada penderita marasmus cepat sekai terkuras sehingga
zat lemak kemudian tertumpuk dalam sel-sel hati. Manakala kelaparan terus
berlanjut, hati mengerut sementara kandungan lemak menyusut dan protein
habis meskipun jumlah hepatosit relative tidak berubah.
- Ginjal
Meskipun fungsi (sedikit) normal ginjal masih dapat dipertahankan, GFR
(glomerular filtration rate) dan RPF (Renal plasma flow) telah terbukti
menurun. Penelitian di Minnesota membuktikan bahwa keadaan
semikelaparan dapat mengakibatkan poliuri (tampak jelas setelah 6 minggu
kelaparan) dan nokturia. Gangguan kemampuan untuk pemekatan urine
diperkirakan sebagai akibat dari penurunan jumlah urea dalam medulla yang
disertai penyusutan medulary osmolar gradient.
- Sistem Hematologik
Perubahan ada system melputi anemia, leucopenia, trombositpenia,
pembentukan akantosit, serta hipoplasia sel-sel sumsum tulang yang
berkaitan dengan transformasi substansi dasar, tempat nekrosis sering terihat.
Derajat ini terlihat tergantung pada berat serta lamanya kekurangan kalori
berlangsung
- Sistem Kardiovascular
Kondisi semikelaparan akan menyusutkan berat badan sebanyak 24 %,
mengerutkan volume jantung hingga 17% disamping menyebabkan
bradikardia, hipotensi arterial ringan, penurunan tekanan vena, konsumsi
oksigen, stroke volume dan penurunan curah jantung. Dampakya adalah
17
Skenario B Blok XIX
kerja jantung menurun, penjenuhan (saturasi) oksigen vena dan kandungan
arterial berkurang.
- Sistem pernafasan
Hasil otopsi penderita malnutrisi menunjukkan tanda-tanda yang
menyiratkan bahwa selama hidup mereka pernah terserang bronchitis,
tuberculosis, serta pneumonia. Penyulit ini terutama disebabkan oleh
lenyapnya kekuatan otot perut, sela iga, bahu dan diafragma. Akibatnya
fungsi ventilisasi terganggu, kemampuan untuk mengeluarkan dahak
menjadi rusak sehingga eksudat menumpuk dalam bronkus.
- Penyembuhan luka
Gangguan penyembuhan luka baru akan timbul manakala berat badan
menyusut lebih dari sepertiga berat badan normal karena kekuatan mekanis
otot serta kulit perut telah berkurang.Sehingga penyusutan jaringan kolagen
lebih sedikit daripada jaringan parietal.
e. apa makna tidak ada riwayat kejang pada kasus ini ?
Jawab :
Tidak ada riwayat kejang (normal)
Menunjukkan bahwa tidak ada penyakit pada keadaan kurang gizi.
f. apa makna masih sering ngiler pada kasus ini?
Jawab :
Ngeces adalah sesuatu yang normal semasa bayi, bahkan masih
ditoleransi sampai anak usia 4 tahun. Ngeces dalam istilah kedokterannya
disebut shaloremerupakan pengeluaran cairan ludah dari rongga mulut yang
tidak disengaja, akibat ketidakmampuan bayi untuk menelan. Ini berkaitan
dengan proses kematangan saraf otot mulut pada bayi yang belum sempurna.
18
Skenario B Blok XIX
Namun, seiring dengan bertambahnya usia maka proses kematangan di saraf otot
mulut pun akan bertambah baik.
Jadi, ia akan lebih mampu mengendalikan air liur yang diproduksi.
Tambahan lagi, air liur memang tidak diproduksi secara berlebihan. Bila
diproduksi berlebihan dapat menjadi pertanda adanya penyakit.
Bayi yang mengalami gangguan saraf pusat (seperti pada
penderita cerebral palsy) juga akan sering ngeces karena refleks menelannya
tidak baik. Biasanya terjadi pula pada anak yang menderita retardasi mental
berkaitan dengan koordinasi otot mulutnya yang kurang baik sehingga membuat
refleks menelan yang seharusnya otomatis teratur jadi terganggu. Inilah yang
membuatnya jadi sering ngiler.
Hal lain yang dapat diperhatikan pada ngeces dengan gangguan saraf
pusat adalah tumbuh kembang si bayi. Bila bayi mengalami keterlambatan
dalam tumbuh kembangnya, maka patut dicurigai telah terjadi gangguan saraf
pusat. Misal, sampai dengan usia 6 bulan lehernya belum mampu tegak atau
mengangkat kepala maka patut diwaspadai.
2. a. Apa kandungan ASI ?
Jawab :
KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:
aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis,
ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
19
Skenario B Blok XIX
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada
hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung
karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi
pada hari-hari pertama kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI
ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam
ASI tersebut.
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara
Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein
merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang
berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi
taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak
tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk
pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI
sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari
20
Skenario B Blok XIX
substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam
linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek Imunologik
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli
dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang
mengikat zat besi di saluran pencernaan.
Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak
daripada susu sapi.
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.
Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)
antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi
saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT)
antibodi jaringan payudara ibu.
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora
usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
3. Aspek Psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan
produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi
ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon
terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi
tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena
berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan
21
Skenario B Blok XIX
merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan
mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam
rahim.
4. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ
point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia
3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan
bayi yang tidak diberi ASI.
5. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan
menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan
peralatannya.
7. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga
dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal
sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes
RI,2001
Dermatosis adalah suatu penyakit yang menyerang organ kulit dimana kulit
mengalami inflamasi.
22
Skenario B Blok XIX
Nasi tim termasuk salah satu jenis makanan pendamping Asi yang
direkomendasikan untuk bayi usia 7 - 9 bulan.
ASI ekslusif on demand adalah ASI diberikan sesuai kebutuhan bayi, setiap hari
setiap malam/ pemberian ASI tanpa jadwal (sesuka bayi)
Pemberian ASI secara eksklusif menurut DepKes (2003) adalah pemberian ASI
saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai
usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin.
b.Bagaimana interpretasi dan riwayat nutrisi pada kasus (nasi tim dan bubur susu kemasan) ?
Jawab
0-6 bulan : ASI ekslusif, on demand ( normal )
6-12 bulan : bubur susu kemasan 2x sehari @1 sendok makan ( abnormal )
Bayi dapat diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan
juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapa dibuat
dari beras. Bayi juga dapat diberikan bubur susu sebagai makan pagi,
siang dan malam.
12- sekarang : nasi tim saring 2x sehari dengan kecap manis @2 sendok makan.
Pemberian nasi tim sudah benar namun jumlah kalori dan nutrien
didalam nya masih kurang.
c. Bagaimana hubungan riwayat nutrisi dengan riwayat tumbuh kembang pada kasus ini ?
Jawab :
Hubungan riwayat nutrisi Rizky dengan tumbuh kembang:
Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.
Untuk tumbuh kembang anak, diperlukan zat makanan yang adekuat (masukan 23
Skenario B Blok XIX
makanan kualitatif dan kuantitatif) termasuk dalam hal ini bahan pembangun
tubuh yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan protein.
Pada kasus, kurangnya asupan nutrisi yang diperoleh Rizky mengakibatkan
terjadinya gangguan tumbuh kembang.
d. Berapa kebutuhan kalori pada infant ?
Jawab :
Kandungan gizi adalah jumlah zat gizi terutama energi dan protein yang harus ada di dalam MP-ASI lokal setiap hari yaitu sebesar 250 Kalori.
Sedangkan kebutuhan kalori untuk anank usia 1-3 tahun = 100 kalori/kgBB/hari
3. a. Apa makna bayi lahir spontan dengan kehamilan 36 minggu terhadap pertumbuhan dan perkembangan ?
Jawab :
Lahir spontan 36 minggu
Kehamilan preterm : usia kehamilan 28-36 minggu
Kehamilan aterm : usia kehamilan 37-42 minggu
Kehamilan postterm : usia kehamilan > 42 minggu
Pada kasus usia kehamilan ibu melahirkan adalah 36 minggu jadi termasuk
kedalam kehamilan preterm. Normalnya kelahiran 37- 42 minggu
Interpretasi :
kelahiran < 37 minggu merupakan kelahiran preterm, faktor risiko terjadinya
cerebral palsy. Bayi Kurang Bulan (BKB) atau bayi premature memiliki organ-
organ pernafasan yang belum sempurna. Hal ini memungkinkan terjadinya skor
APGAR yang rendah. Kelahiran preterm juga merupakan faktor risiko dari cere-
bral palsy. Pada bayi preterm mempunyai pernafasan yang abnormal yang bisa
mengarah ke apneu. Apneu ini bisa menyebabkan asfiksia yang bisa berujung ke
palsi serebralis.
24
Skenario B Blok XIX
Bayi preterm mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak lebih banyak dibandingkan bayi aterm, karena pembuluh darah masih rapuh akibat membrane basalis yang masih tipis dan enzim serta factor pembekuan darah belum sempurna
b. Apa makna dan dampak lahir tidak langsung menangis dengan APGAR 2,5 ?
Jawab :
Cara penilaian APGAR score
Sign Score
0 1 2
Heart rate Absent <100/ menit ≥100/ menit
Respiration - Lambat, tidak teratur Baik, menangis
Muscle tone Lemah Beberapa gerakan fleksi Bergerak aktif
Reflex irritability Tidak ada
respon
Meringis Batuk, bersin,
menangis
Colour Cyanosis atau
pucat
Merah muda, ekstremitas
biru
Seluruhnya merah
muda
a. Interpretasi
1. Vigorous baby: skor APGAR 7-10 bayi dianggap sehat dan tidak
memerlukan tindakan istimewa.
2. Asphyxia mild-moderate (sedang). Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan
fisik akan terlihat tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflex
iritabilitas tak ada.
3. a) Asphyxia berat. Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat
dan kadang-kadang pucat, reflex iritabilitas tak ada.
b) Asphyxia berat dengan henti jantung. Keadaan bunyi jantung fetus
menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap, bunyi jantung
menghilang postpartum. Pemeriksaan fisik lainnay sesuai dengan penderita
asphyxia berat.
25
Skenario B Blok XIX
Asphyxia yang ditemukan pada bayi dapat menyebabkan rendahnya
suplai oksigen pada otak bayi pada periode lama, sehingga anak tersebut
akan mengalami kerusakan otak. Angka mortalitas meningkatkan kondisi
asphyxia berat, tetapi beberapa bayi yang bertahan hidup dapat menjadi
cerebral palsy.
Skor APGAR menit pertama menunjukkan asphyxia berat.
Skor APGAR menit kelima menunjukkan bahwa Kamaru masih
menderita asfiksia sedang.
Tidak langsung menangis ketika lahir dan skor APGAR menit pertama 2, menit kelima 5 menandakan adanya asfiksia berat pada awal kehidupan, yang tentunya sangat berpengaruh pada pertumbuhan organ-organ tubuh , terutama pertumbuhan otaknya
4 a. Apa interpretasi dari riwayat pertumbuhan pada kasus?
Jawab :
Usia 1 bulan: 2,5 kg → gizi buruk
Usia 2 bulan: 3,5 kg → gizi buruk
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, bila anak mendapat gizi
yang baik adalah berkisar antara :
26
Skenario B Blok XIX
a) 700 – 1000 gram/ bulan pada triwulan I
b) 500 -600 gram/ bulan pada triwulan II
c) 350 – 450 gram/ bulan pada triwulan III
d) 250 – 350 gram/ bulan pada triwulan IV
b. Apa interpretasi dari riwayat perkembangan pada kasus?
jawab :
Riwayat perkembangan tengkurap 8 bulan, bisa berbalik sendiri usia 11
bulan, Menunjukkan terjadinya gangguan perkembangan motorik dimana
normalnya pada usia 4 bulan (3-6 bulan) bayi sudah dapat tengkurap dan terlentang.
Di bulan ke-5 usianya, gerakan beyi semakin bervariasi. Misalnya ketika diletakkan
terlentang, ia menggunakan tangannya untuk mendorong dan berguling
membalikkan badannya. Dan pada usia 6 bulan sudah bisa melakukan tengkurap
dan terlentang sendiri, Membalikkan badan tanpa bantuan siapapun. Usia 9-12
bulan anak sudah belajar berdiri selama 30 detik dan berpegangan di kursi.
Interpretasi: gangguan pada perkembangan motorik kasar.
Mekanisme: Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru
belum sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ <<
hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area precentralis
gerakan pinggul dan motorik kasar belum bisa berbalik sendiri
c. Apa interpretasi dari riwayat imunisasi pada kasus ?
Jawab :
Riawayat Imunisasi pada rizki belum lengkap. Dianjurkan sebelum anak
berumur satu tahun sudah dapat imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali,
Hepatitis-B 3 kali, dan campak.
27
Skenario B Blok XIX
d. Bagaimana seharusnya pemberian imunisasi yang baik dan benar pada kasus ?
Jawab :
Jadwal imunisasi di Indonesia
Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI, periode 2004:
Umur Vaksin Keterangan
Saat
lahir
Hepatitis
B-1
HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan
pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam
waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan
vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan
ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg
positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7
hari.
Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di
RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari
transmisivirus vaksin kepada bayi lain)
1 bulan Hepatitis Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1
28
Skenario B Blok XIX
B-2bulan.
0-2
bulan
BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada
umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan
BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
2 bulan DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan
DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1
(PRP-T)
Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1
dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
4 bulan DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 bulan DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3
(PRP-T).
Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak
perlu diberikan.
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
Hepatitis
B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun
optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
29
Skenario B Blok XIX
9 bulan Campak-
1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program
BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR
pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.
15-18
bulan
MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak,
MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.
Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
18
bulan
DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
2 tahun Hepatitis
A Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua
kali dengan interval 6-12 bulan.
2-3
tahun
Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2
tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
6 tahun. MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang belum
mendapatkan MMR-1.
10
tahun
dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk
mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.
5 a. Apa interpretasi pemeriksaan fisik :
Keadaan umum
30
Skenario B Blok XIX
Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan dan Laki-laki, Usia 0 s.d. 9 Bulan, menurut Berat Badan dan Umur
Sumber: Departemen Kesehatan RI
Anak Perempuan
Umur (Bulan)
Gizi Buruk (kg)
Gizi Kurang (kg)
Gizi Lebih (kg)
Gizi Lebih (kg)
0 1.7 1.8 - 2.1 2.2 - 3.9 4.0
1 2.1 2.2 - 2.7 2.8 - 5.0 5.1
2 2.6 2.7 - 3.2 3.3 - 6.0 6.1
3 3.1 3.2 - 3.8 3.9 - 6.9 7.0
4 3.6 3.7 - 4.4 4.5 - 7.6 7.7
5 4.0 4.1 - 4.9 5.0 - 8.3 8.4
6 4.5 4.6 - 5.4 5.5 - 8.9 9.0
7 4.9 5.0 - 5.8 5.9 - 9.5 9.6
8 5.3 5.4 - 6.2 6.3 - 10.0 10.1
9 5.6 5.7 - 6.5 6.6 - 10.4 10.5
10 5.8 5.9 - 6.8 6.9 - 10.8 10.9
11 6.1 6.2 - 7.1 7.2 - 11.2 11.3
12 6.3 6.4 - 7.3 7.4 - 11.5 11.6
13 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 11.8 11.9
14 6.6 6.7 - 7.7 7.8 - 12.1 12.2
15 6.8 6.9 - 7.9 8.0 - 12.3 12.4
16 6.9 7.0 - 8.1 8.2 - 12.5 12.6
17 7.1 7.2 - 8.2 8.3 - 12.8 12.9
18 7.2 7.3 - 8.4 8.5 - 13.0 13.1
19 7.4 7.5 - 8.5 8.6 - 13.2 13.3
20 7.5 7.6 - 8.7 8.8 - 13.4 13.5
21 7.6 7.7 - 8.9 9.0 - 13.7 13.8
22 7.8 7.9 - 9.0 9.1 - 13.9 14.0
23 8.0 8.1 - 9.2 9.3 - 14.1 14.2
24 8.2 8.3 - 9.3 9.4 - 14.5 14.6
25 8.3 8.4 - 9.5 9.6 - 14.8 14.9
26 8.4 8.5 - 9.7 9.8 - 15.1 15.2
27 8.6 8.7 - 9.8 9.9 - 15.5 15.6
28 8.7 8.8 - 10.0 10.1 - 15.8 15.9
31
Skenario B Blok XIX
29 8.8 8.9 - 10.1 10.2 - 16.0 16.1
30 8.9 9.0 - 10.2 10.3 - 16.3 16.4
31 9.0 9.1 - 10.4 10.5 - 16.6 16.7
32 9.1 9.2 - 10.5 10.6 - 16.9 17.0
33 9.3 9.4 - 10.7 10.8 - 17.1 17.2
34 9.4 9.5 - 10.8 10.9 - 17.4 17.5
35 9.5 9.6 - 10.9 11.0 - 17.7 17.8
36 9.6 9.7 - 11.1 11.2 - 17.9 18.0
37 9.7 9.8 - 11.2 11.3 - 18.2 18.3
38 9.8 9.9 - 11.3 11.4 - 18.4 18.5
39 9.9 10.0 - 11.4 11.5 - 18.6 18.7
40 10.0 10.1 - 11.5 11.6 - 18.9 19.0
41 10.1 10.2 - 11.7 11.8 - 19.1 19.2
42 10.2 10.3 - 11.8 11.9 - 19.3 19.4
43 10.3 10.4 - 11.9 12.0 - 19.5 19.6
44 10.4 10.5 - 12.0 12.1 - 19.7 19.8
45 10.5 10.6 - 12.1 12.2 - 20.0 20.1
46 10.6 10.7 - 12.2 12.3 - 20.2 20.3
47 10.7 10.8 - 12.4 12.5 - 20.4 20.5
48 10.8 10.9 - 12.5 12.6 - 20.6 20.7
49 10.8 10.9 - 12.6 12.7 - 20.8 20.9
50 10.9 11.0 - 12.7 12.8 - 21.0 21.1
51 11.0 11.1 - 12.8 12.9 - 21.2 21.3
52 11.1 11.2 - 12.9 13.0 - 21.4 21.5
53 11.2 11.3 - 13.0 13.1 - 21.6 21.7
54 11.3 11.4 - 13.1 13.2 - 21.8 21.9
55 11.4 11.5 - 13.2 13.3 - 22.1 22.2
56 11.4 11.5 - 13.3 13.4 - 22.3 22.4
57 11.5 11.6 - 13.4 13.5 - 22.5 22.6
58 11.6 11.7 - 13.5 13.6 - 22.7 22.8
59 11.7 11.8 - 13.6 13.7 - 22.9 23.0
Anak Laki-laki
UmurGizi Buruk
(kg)Gizi Kurang
(kg)Gizi Baik
(kg)Gizi Lebih
(kg)
32
Skenario B Blok XIX
0 1.9 2.0 - 2.3 2.4 - 4.2 4.3
1 2.1 2.2 - 2.8 2.9 - 5.5 5.6
2 2.5 2.6 - 3.4 3.5 - 6.7 6.8
3 3.0 3.1 - 4.0 4.1 - 7.6 7.7
4 3.6 3.7 - 4.6 4.7 - 8.4 8.5
5 4.2 4.3 - 5.2 5.3 - 9.1 9.2
6 4.8 4.9 - 5.8 5.9 - 9.7 9.8
7 5.3 5.4 - 6.3 6.4 - 10.2 10.3
8 5.8 5.9 - 6.8 6.9 - 10.7 10.8
9 6.2 6.3 - 7.1 7.2 - 11.2 11.3
10 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 11.6 11.7
11 6.8 6.9 - 7.8 7.9 - 11.9 12.0
12 7.0 7.1 - 8.0 8.1 - 12.3 12.4
13 7.2 7.3 - 8.2 8.3 - 12.6 12.7
14 7.4 7.5 - 8.4 8.5 - 12.9 13.0
15 7.5 7.6 - 8.6 8.7 - 13.1 13.2
16 7.6 7.7 - 8.7 8.8 - 13.4 13.5
17 7.7 7.8 - 8.9 9.0 - 13.6 13.7
18 7.8 7.9 - 9.0 9.1 - 13.8 13.9
19 7.9 8.0 - 9.1 9.2 - 14.0 14.1
20 8.0 8.1 - 9.3 9.4 - 14.3 14.4
21 8.2 8.3 - 9.4 9.5 - 14.5 14.6
22 8.3 8.4 - 9.6 9.7 - 14.7 14.8
23 8.4 8.5 - 9.7 9.8 - 14.9 15.0
24 8.9 9.0 - 10.0 10.1 - 15.6 15.7
25 8.9 9.0 - 10.1 10.2 - 15.8 15.9
26 9.0 9.1 - 10.2 10.3 - 16.0 16.1
27 9.0 9.1 - 10.3 10.4 - 16.2 16.3
28 9.1 9.2 - 10.4 10.5 - 16.5 16.6
29 9.2 9.3 - 10.5 10.6 - 16.7 16.8
30 9.3 9.4 - 10.6 10.7 - 16.9 17.0
31 9.3 9.4 - 10.8 10.9 - 17.1 17.2
32 9.4 9.5 - 10.9 11.0 - 17.3 17.4
33 9.5 9.6 - 11.0 11.1 - 17.5 17.6
34 9.6 9.7 - 11.1 11.2 - 17.7 17.8
35 9.6 9.7 - 11.2 11.3 - 17.9 18.0
33
Skenario B Blok XIX
36 9.7 9.8 - 11.3 11.4 - 18.2 18.3
37 9.8 9.9 - 11.4 11.5 - 18.4 18.5
38 9.9 10.0 - 11.6 11.7 - 18.6 18.7
39 10.0 10.1 - 11.7 11.8 - 18.8 18.9
40 10.1 10.2 - 11.8 11.9 - 19.0 19.1
41 10.2 10.3 - 11.9 12.0 - 19.2 19.3
42 10.3 10.4 - 12.0 12.1 - 19.4 19.5
43 10.4 10.5 - 12.2 12.3 - 19.6 19.7
44 10.5 10.6 - 12.3 12.4 - 19.8 19.9
45 10.6 10.7 - 12.4 12.5 - 20.0 20.1
46 10.7 10.8 - 12.5 12.6 - 20.3 20.4
47 10.8 10.9 - 12.7 12.8 - 20.5 20.6
48 10.9 11.0 - 12.8 12.9 - 20.7 20.8
49 11.0 11.1 - 12.9 13.0 - 20.9 21.0
50 11.1 11.2 - 13.00 13.1 - 21.1 21.2
51 11.2 11.3 - 13.2 13.3 - 21.3 21.4
52 11.3 11.4 - 13.3 13.4 - 21.6 21.7
53 11.4 11.5 - 13.4 13.5 - 21.8 21.9
54 11.5 11.6 - 13.6 13.7 - 22.0 22.1
55 11.7 11.8 - 13.7 13.8 - 22.2 22.3
56 11.8 11.9 - 13.8 13.9 - 22.5 22.6
57 11.9 12.0 - 14.0 14.1 - 22.7 22.8
58 12.0 12.1 - 14.1 14.2 - 22.9 23.0
59 12.1 12.2 - 14.2 14.3 - 23.2 23.3
UmurBerat (Gram) Tinggi (Cm)
Standar 80% Standar Standar 80% StandarLahir 0 - 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan
3.4004.3005.0005.7006.3006.9007.4008.0008.4008.9009.3009.6009.900
2.7003.4004.0004.5005.0005.5005.9006.3006.0007.1007.4007.7007.900
50.555.058.060.062.564.566.067.569.070.572.073.574.5
40.543.546.048.049.551.052.554.055.556.557.558.560.0
1 tahun 3 Bulan 10.600 8.500 78.0 62.5
34
Skenario B Blok XIX
6 Bulan 9 Bulan
11.30011.900
9.0009.600
81.584.5
65.067.5
2 tahun 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
12.40012.90013.50014.000
9.90010.50010.80011.200
87.089.592.094.0
69.571.573.575.0
3 tahun 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
14.50015.00013.50016.000
11.60012.00012.40012.900
96.098.099.5101.5
77.078.579.581.5
4 tahun 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
16.50017.00017.40017.900
13.20013.60014.00014.400
103.5105.0107.0108.0
82.5
85.586.5
5 tahun 0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI
Tanda vital
b. Apa makna keadaaan spesifik kepala?
Jawab :
- Wajah dismorfik tidak ada : normal bukan marasmu, sindrom down dan kwa-
siorkor
- Wajah tidak seperti wajah orang tua : normal bukan marasmus
- Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah dicabut: normal
(bukan marasmus atau kwarsiorkor)
- Kontak mata baik : normal (bukan autis)
- Melihat dan tersenyum kepada pemeriksa : normal (tidak autis)
- Menoleh ketika dipanggil namanya : normal ( tidak tuli)
c. Apa makna status neurologis :
Jawab :
-posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detikadanya
keterlambatan perkembangan motorik kasar pada rizky,yang normalnya mulai
terjadi pada usia 3 bulan
-Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3:
0 Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot,lumpuh total
35
Skenario B Blok XIX
1 terdapat sedikit kontraksi,namun tidak didapatkan gerakan pada persendian yang
yang harus digerakkan oleh otot tersebur
2 didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat
(gravitasi)
3 dapat mengadakan gerakan melawan gaya gravitasi
4 disamping dapat melawan gravitasi ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang
diberikan
5 tidak ada kelumpuhan (normal)
-Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk fenomena pisau lipat karena hipertoni
pada otot.
-Pd waktu diangkat keposisi vertikal ke2 tungkai saling menyilang(fenomena
scissoring leg) tonus otot adduktor lebih tinggimenunjukkan adanya kelumpuhan
pada tungkainya (spastik)
-refleks moro +adanya defek neurologis(cerebral palsy),normalnya hilang pada
usia 6 bulan
-refleks mengenggam + adanya defek neurologis (cerebral palsy),menghilang
pada umur 6 bulan dan akan menetap pada bayi yang mengalami cerebral palsy
-refleks tendon meningkat pada umn,menyebabkan refleks primitif bayi men etap
seperti refleks moro dan mengenggam.
6. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?
Jawab:
Anamnesis
1. Riwayat kehamilan
2. Riwayat kelahiran
3. Perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi keterlambatan
4. Kebutuhan nutrisi
Pemeriksaan fisik
1. Apgar score 1 menit 1 dan menit kelima 5
36
Skenario B Blok XIX
2. Masih terdapat refleks moro dan refleks menggenggam
3. Terdapat tanda spastik ( refkleks tendon meningkat )
7. Bagaimana DD pada kasus ini ?
Jawab:
Cerebral palsy Sindrom
down
DMD(duscent
muscle
distropy
Motorik kasar
(duduk dan
merangkak)
Terlembat dan
statis
Terlambat/
normal
Normal/sedikit
terlambat
padaawal
umur,
selanjutnya
mengalami
kemunduran
progresif
Usia kehamilan 75%
aterm/preter
m
Aterm Aterm
Motorik kasar
(duduk dan
merangkak)
Terlembat dan
statis
Terlambat/
normal
Normal/sedikit
terlambat
padaawal
umur,
selanjutnya
mengalami
kemunduran
progresif
APGAR Asfiksia berat -/+ -/+
37
Skenario B Blok XIX
pertumbuhan Terganggu
karna
gangguan otot
pencernaan
(otot
orofaring),sus
ah menelan
-/+ -/+
Gambaran wajah
dismorfik
- + -
Gerakan yang
tidak terkontrol
(choreoathetosis
_ -/+ _
Refleks primitif
(moro,
menggenggam,
tendon
meningkat)
+ -/+ -/+
Kekuatan kedua
lengan dan
tungkai
menurun Normal/
menurun
Menurun
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini ?
Jawab :
1. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis CP
ditegakkan.
Foto kepala (X-ray) dan CTScan.
2. MRI untuk melihat infark yang terjadi di otak
38
Skenario B Blok XIX
3. Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pendidikan
yang diperlukan.
4. Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain retardasi men-
tal.
5. Pungsi lumbal untuk menyingkirkan penyebab suatu proses degenerative
dan meningitis (pada CP : CSS normal)
6. MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan
bawaan
7. CT scan untuk identifikasi adanya perdarahan, kelainan struktur, maupun
kelainan bawaan
EEG berguna untuk mengevaluasi severe hypoxic-ischemic injury. EEG merupakan alat penting pada diagnosis seizure disorder. Jika CP tidak disertai kejang (epilepsy atau epileptic syndrome), EEG tidak diindikasikan
9. Bagaimana WD pada kasus ini ?
Jawab :
Gizi buruk dengan gejala Cerebral Palsy
10. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?
Jawab :
Cerebral Palsy
Penderita Cerebral palsy mempunyai banyak kelainan sesuai dengan lesi yang
terjadi di otak, bersama-sama dengan gangguan motorik. Dengan kondisi
tersebut penanganan penderita CP memerlukan kerjasama yang baik dan
merupakan satu tim yang terdiri atas dokter anak, neurolog, psikiater, dokter
mata, dokter THT, ahli ortopedi, fisioterapis, okupasional terapis, dokter gigi
dan ahli gizi. Tujuan utama terapi adalah meminimalisasi kecacatan dan
meningkatkan kemampuan untuk beraktifitas mandiri, fungsi sosial dan
intelektual.
39
Skenario B Blok XIX
Tujuan pengobatan bukan membuat anak menjadi seperti anak normal lainnya,
tetapi mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seooptimal
mungkin, sehingga diharapkan anak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa
bantuan atau dengan sedikit bantuan.
Dalam menangani penderita CP, harus memperhatikan berbagai aspek dan
diperlukan kerjasama multidisiplin seperti disiplin anak, saraf, mata, THT,
bedah ortopedi, bedah saraf, psikologi, rehabilitasi medis, ahli wicara, pekerja
social, guru sekolah luar bisaa. Disamping itu juga harus disertakan peranan
orang tua dan masyarakat.
Prinsip manajemen :
a. Komunikasi-Informasi-Edukasi
b. Terapi nutrisi
c. Stimulasi
d. Fisioterapi
e. Farmakologi
f. Operatif
Aspek medis
a. Aspek medis umum:
- Gizi: gizi yang baik perlu bagi setiap anak, khususnya bagi penderita ini.
Karena sering terdapat kelainan pada gigi, kesulitan menelan, sukar untuk
menyatakan keinginan untuk makan. Pencatatan rutin perkembangan BB
anak perlu dilaksanakan.
- Nutrisi diberikan per oral dalam bentuk yang tidak perlu diproses mekanik.
Untuk rentang usia 1-3 tahun, Kebutuhan energi 100 kkal/kgBB/hari,
kebutuhan protein 2 gr/hari.
- Hal-hal lain yang sewajarnya perlu dilaksanakan, seperti imunisasi,
perawatan kesehatan, dan lain-lain.
- Terapi dengan obat-obatan
Sesuai kebutuhan anak (tergantung gejala), seperti obat-obatan untuk
relaksasi otot (untuk spastisitas bisa diberikan baclofen dan diazepam; bila
40
Skenario B Blok XIX
gejala berupa rigiditas bisa diberikan levodopa; Botolinum toxin (Botox)
intramuskuler bisa mengurangi spastisitas untuk 3-6 bulan. Hal ini akan
meningkatkan luas gerak sendi (ROM), menurunkan deformitas,
meningkatkan respon terhadap fisioterapi dan okupasional terapi dan
mengurangi tindakan operasi untuk spastisitas.), anti kejang, athetosis,
ataksia, psikotropik, dan lain-lain.
Skeletal muscle relaxant
Baclofen merupakan analog GABA yang menginhibisi influks Ca ke
terminal presinaptik dan mensupresi neurotransmitter eksitasi
10-15 mg/hari PO dinaikkan 5 mg/hari. Tidak > 60 mg/hari
Dantrolene 0,5 mg/kg PO , dimulai dari 25 mg/hari, dapat dinaikkan
sampai 40 mg/hari
Benzodiazepine untuk memicu relaksasi otot, tidak direkomendasikan
untuk > 6 bln, diazepam 0,8-0,12 mg/kg PO
Dosis 12 U/kg, max 400U, masing-masing otot kecil menerima 1-2 U/kg
dan otot besar 4-6 U/kg, injeksi, Usia > 12 tahun: 1,25-2,5 ml (0,05-0,1
ml tiap 3-4 bulan)Apabila belum berhasil dosis berikutnya dinaikkan 2
x/tidak lebih 25 ml perkali atau 200 ml perbulan
- Terapi rehabilitasi
i. Teknik tradisional : latihan luas gerak sendi, “stretching”, latihan
penguatan dan peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan
berdiri, latihan pindah, latihan jalan. Contohnya adalah teknik dari
Deaver.
ii. “Motor function training” dengan menggunakan system khusus, yang
umumnya dikelompokkan sebagai “neuromuscular facilitation exercise”.
Dimana digunakan pengetahuan neurofisiologi dan neuropatologi dari
refleks didalam latihan, untuk mencapai suatu postur dan gerak yang
dikehendaki. Secara umum konsep latihan ini berdasarkan prinsip bahwa
dengan beberapa bentuk stimulasi akan ditimbulkan reaksi otot yang
41
Skenario B Blok XIX
dikehendaki, yang kemudian bila ini dilakukan berulang-ulang akan
berintegrasi ke dalam pola gerak motorik yang bersangkutan.
- okupasional terapi
terutama untuk latihan melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi penggunaan
alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan dan aktivitas “bimanual”. Latihan
“bimanual” ini dimaksudkan agar menghasilkan pola dominan pada salah satu
sisi hemisfer otak.
- Ortotik
Dengan penggunaan bracing, bertujuan untuk mengurangi beban aksial,
stabilisasi serta untuk pencegahan dan koreksi deformitas.
- Terapi wicara
Gangguan bicara disini dapat berupa disfonia, disritmia, disartria, disfasia,
dan bentuk campuran. Bertujuan untuk mengembangkan anak dapat
berbahasa secara pasif dan aktif.
b. Aspek non medis
a. Pendidikan
Mengingat selain kecacatan motorik, juga sering disertai kecacatan mental,
maka pada umumnya pendidikannya memerlukan pendidikan khusus
(SLB).
b. Pekerjaan
Tujuan yang ideal dari suatu usaha rehabilitasi adalah agar penderita dapat
bekerja secara produktif, sehingga dapat berpenghasilan untuk membiayai
hidupnya. Mengingat kecacatannya, sering kali tujuan tersebut sulit
dicapai. Tetapi meskipun dari segi ekonomis tidak menguntungkan,
pemberian kesempatan kerja tetap diperlukan, agar dapat menimbulkan
harga diri bagi penderita yang bersangkutan.
c. Problem sosial
Bila terdapat masalah social, diperlukan pekerja social untuk membantu
menyelesaikannya.
d. Lain-lain
42
Skenario B Blok XIX
Hal-hal lain seperti rekreasi, olahraga, kesenian dan aktifitas-aktifitas
kemasyarakatan perlu juga dilaksanakan oleh penderita ini.
KEP
Prinsip dasar penanganan 10 lanhkah utama (diutamakan penanganan
kegawatan)
- penanganan hipoglokemi, hipotermi, dan dehidrasi
- koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
- pengobatan infeksi
- pemberian makanan
- fasilitas tumbuh kembang
- koreksi defisiensi nutrisi mikro
- melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental
- penrencanaan tindak lanjut setelah sembuh
Mikrosefali
Dilakukan fisioterapi, speech therapy, dan sebagainya. Mikrosefali tidak dapat
diobati, sehingga pencegahan sangat penting. Pencegahan meliputi bimbingan
dan penyuluhan genetika, pencegahan bahaya infeksi terutama selama
kehamilan, obat-obatan.
11. Bagaimana komplikasi pada kasus ini ?
Jawab :
Malnutrisi jika tidak ditanggulangi dengan baik maka akan menyebabkan
malnutrisi berat.
Cerebral palsy jika tidak di tatalaksana dengan benar maka akan menyebabkan
kronik meningitis, retardasi mental dan kelumpuhan.
12. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini ?
Jawab :
43
Skenario B Blok XIX
Insidensinya kurang lebih 5,5 tiap 1000 kelahiran hidup dan tersebar
merata pada kedua jenis kelamin, segala ras dan berbagai negara (Garrison,
1995). Di Inggris 1,7 per 1000 menurut Ashner & Schonell, 1950 dikutip oleh
(Pearson, 1972), 1,9 per 1000 menurut Woods, 1956 & Ingram, 1964 dikutip
oleh (Pearson, 1972). Di Indonesia sendiri angka kejadian cerebral palsy belum
dapat dikaji secara pasti.
13. Bagaimana etiologi pada kasus ini ?
Jawab :
Penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu:
1) Pranatal :
a) Malformasi kongenital.
b) Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin (misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi virus lainnya).
c) Radiasi.
d) Tok gravidarum.
e) Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa,
anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2) Natal :
a) Anoksialhipoksia.
b) Perdarahan intra kranial.
c) Trauma lahir.
d) Prematuritas.
3) Postnatal :
a) Trauma kapitis.
44
Skenario B Blok XIX
b) Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,
ensefalomielitis.
c) Kern icterus
14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
Jawab :
Ad fungsion and vitam : dubia ad bonam
15. Bagaimana KDU pada kasus ini?
Jawab :
3B. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis anak yang relevan (kasus
gawat darurat).
16. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?
45
Skenario B Blok XIX
Jawab :
Didalam Al-Qur’an terdapat anjuran untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein seperti yang terdapat dalam QS. Al-Mu’minuun : 21
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat
pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu
yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu
terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu
makan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arisman, 2004, Gizi dalam daur kehidupan, Jakarta : EGC
2. Betz, L & Linda S, 2002, Buku saku peditrik, Alih bahasa monica ester edisi 8,
jakarta, EGC
3. Nelson, & behrman, kliegman, 2000, Nelson teks book of pediatric 15/e, vol. 2,
Ed 15, alih bahasa A Samik Wahab, Jakarta, EGC
4. Nuchsan .A, 2002, Penatalaksanaan Busung lapar pada balita, Cermin Dunia
Kedokteran no. 134, 2002 : 10-11
5. Behrman, R. E. 1999. Ilmu Kesehatan Anak:Nelson, Edisi 15, vol 1. Jakarta:EGC
6. Mansjoer,Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Jakarta: Media
Aescullapius.
7. Markum, A, H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1. Jakarta : FKUI
8. Martondang, Corry. 2003. Diagnosis Fisik pada Anak, ed.2. Jakarta: CV Sagung
Seto
9. Departemen Kesehatan RI; Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Balita bagi petugas kesehatan. Jakarta, 1996.
46
top related