laporan tahunan 2001
Post on 31-Dec-2016
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
2
LAPORAN TAHUNAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBI
TAHUN ANGGARAN 2011
Penanggung Jawab
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Dewan Redaksi
Ketua Ir. Linda Yanti, M.Si
Sekretaris
Endang Susilawati, S.Pt
Anggota Ir. Marlina Susy Rangkuti
Ir. Busyra BS, M.Si Ir. Julistia Bobihoe Ir. Nur Asni, MS
Ir. Nur Imdah Minsyah Ir. Firdaus
Desy Nofriati, SP. M.Si
Penerbit :
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal V Kota Baru, Jambi 36128
Jl.Raya Jambi - Palembang km.16, Desa Pondok Meja, Kec. Mestong, Kab. Muara Jambi
Telp. (0741)7053525/40174, Fax. (0741) 40413 Email : bptp_jambi@yahoo.com
Website: http://jambi.litbang.deptan.go.id
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya penerbitan Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jambi Tahun Anggaran 2011. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban
dalam rangka pelaksanaan mandat, tugas dan fungsi BPTP Jambi selama tahun
anggaran tersebut. Selain itu, laporan ini juga merupakan evaluasi pelaksanaan
penelitian dan pengkajian serta perkembangan unit penunjangnya.
Pertanggungjawaban ini merupakan kewajiban moril dan fisik dalam rangka
pelaksanaan mandat. Sedangkan sebagai evaluasi dapat dimanfaatkan untuk
mempertimbangkan dan menentukan program penelitian tahun berikutnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh karyawan BPTP Jambi
yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk melaksanakan mandat, tugas
dan fungsi Balai selama Tahun Anggaran 2011 termasuk kepada tim penyusun
laporan yang telah mewujudkan Laporan Tahunan BPTP Jambi Tahun 2011. Kami
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Jambi, Februari 2012 Kepala Balai,
Ir. Endrizal, M.Sc NIP. 19580101 198503 1 005
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1. Visi dan Misi ............................................................................ 1.2. Tugas ...................................................................................... 1.3. Fungsi ..................................................................................... 1.4. Sasaran dan Tujuan ................................................................ 1.5. Struktur Organisasi .................................................................
II. KETATAUSAHAAN ........................................................................
2.1. Kepegawaian ………………………………………………........ 2.2. Keuangan ............................................................................... 2.3. Umum ....................................................................................
III. PELAKSANAAN KEGIATAN .........................................................
3.1. Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung & Kedelai di Provinsi Jambi……………………………………………………….........
3.2. Pengembangan Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)
3.3. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) di Provinsi Jambi …………………………..
3.4. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) ……….. 3.5. Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan
Informasi Pertanian (P3TIP)/Farmers Empowerment through Agricultural Technology and Information (FEATI) ……………………………………………………….….
3.6. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Provinsi Jambi.......................................................................
3.7. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi Jambi.....................................................................................
3.8. Visitor Plot/Petak Percobaan …………………………………. 3.9. Pameran/Eskpose ……………………………………………... 3.10. Pengelolaan Website ………………………………………….. 3.11. Kegiatan Kompetitif ……………………………………………. 3.12. Kegiatan Kerjasama dengan Lembaga RISTEK ………..….
IV. PENDIDIKAN DAN TRAINING/PELATIHAN ...............................
4.1. Pelatihan Jangka Pendek....................................................... 4.2. Pelatihan Jangka Panjang ....................................................
V. PERPUSTAKAAN ......................................................................
Halaman
i ii iv
1 2 3 3 4 5
6
6 9
10
19
19
22
24
27
29
39
41 44 46 47 49 56
62
62 67
68
iii
VI. PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM SERTA EVALUASI LAPORAN KEGIATAN ………………………………..
VII. PENUTUP ……………………………………………………………
VIII. LAMPIRAN ………………………………………………………….
71
73
74
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Struktur Organisasi BPTP Jambi................................... ........
2. Daftar Kenaikan Gaji Berkala pada Tahun 2011........................
3. Data Cuti Pegawai di BPTP Jambi pada Tahun 2011...............
4. Daftar Pegawai yang Naik Pangkat dan Diangkat sampai Desember Tahun 2011 ........................................................
5. Nama Pegawai BPTP Jambi sampai dengan Desember T.A. 2011. ..........................................................
Halaman
74
75
76
77
78
1
I. PENDAHULUAN
Provinsi Jambi mempunyai luas wilayah sekitar 53.435,38 km2, terletak
antara 0045I-20451 Lintang Selatan serta 101001-1040551 Bujur Timur, membentang
di Pantai Timur pulau Sumatera dan berbatasan dengan Provinsi Riau di sebelah
utara, Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu di sebelah selatan, selat Berhala
di sebelah timur dan Provinsi Sumatera Barat di sebelah barat.
Menurut Undang-Undang No. 54 tahun 1999, secara administratif Provinsi
Jambi dibagi dalam sembilan pemerintahan kabupaten dan satu pemerintahan
kota dengan masing-masing luas wilayah adalah: Kabupaten Kerinci 391.300 ha,
Merangin 768.000 ha, Sarolangun 617.000 ha, Bungo 465.900 ha, Tebo 646.100
ha, Batanghari 612.900 ha, Muaro Jambi 492.100 ha, Tanjung Jabung Barat
553.000 ha, Tanjung Jabung Timur 537.000 ha dan Kota Jambi 16.700 ha.
Berdasarkan topografi, luas wilayah Provinsi Jambi terbagi dalam tiga
kategori, yaitu: (1) dataran rendah dengan ketinggian antara 0-100 meter dpl;
(2) dataran menengah dengan ketinggian antara 100-500 meter dpl dan (3)
daerah pegunungan dengan ketinggian antara 500-3.800 meter dpl. Daerah
dataran rendah mencakup areal seluas 31800 km2 atau kira-kira 60 % dari
seluruh luas wilayah Provinsi Jambi. Daerah dataran menengah mencakup areal
seluas 12.470 km2, selebihnya merupakan daerah pegunungan.
Iklim di Provinsi Jambi adalah iklim tropis yang dipengaruhi angin musim
dengan curah hujan cukup tinggi. Curah hujan berkisar antara 107 - 312
mm/bulan, suhu udara minimum dan maksimum rata-rata 22,20C dan 32,80C.
Serta kelembaban udara rata-rata 84 %. Dengan iklim ini Provinsi Jambi memiliki
hutan tropis yang cukup luas yaitu mencakup 2.220.300 ha, termasuk kawasan
hutan lindung dan suaka alam seluas 588.462 ha yang telah ditetapkan sebagai
Kawasan Hutan Nasional Kerinci Seblat.
Berdasarkan penggunaan tanah, wilayah Provinsi Jambi dikategorikan ke
dalam 7 status penggunaan, yaitu: (1) hutan suaka alam dan hutan wisata yang
luasnya 11,76 %; (2) hutan lindung 2,54 %; (3) hutan produksi terbatas 8,24 %;
(4) hutan produksi tetap; (5) lahan yang dialihkan penggunaannya untuk areal
perkebunan dan transmigrasi 17,69 %; (6) lahan masyarakat 35,31 % dan
(7) kawasan perlindungan setempat 7,31 %.
2
Dilihat dari jenisnya, tanah di Provinsi Jambi terdiri dari: (1) Podsolik Merah
Kuning (PMK) sebesar 39,58 % ; (2) Latosol 18,38 %; (3) Glay Humus Rendah
5,51 %; (4) Organosol 6,86 %; (5) Alluvial 4,49 %; (6) Hidromorfic Kelabu 2,86 %;
(7) Rawang Laut 0,84 % dan (8) Komplek 11,43 %.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi sebagai suatu lembaga
pengkajian regional untuk wilayah Provinsi Jambi diharapkan mampu berperan
sebagai penggerak utama pembangunan pertanian, dengan kata lain mampu
menyediakan teknologi bagi keberhasilan pembangunan pertanian di Provinsi
Jambi.
Tahun anggaran 2011, dalam melaksanakan mandat, tugas dan fungsinya,
BPTP Jambi didukung dengan dana dari DIPA BPTP Jambi T.A. 2011 bersumber
dari APBN.
1.1. Visi dan Misi Visi
Sektor pertanian menjadi tulang punggung pembangunan di Provinsi Jambi,
karena itu optimalisasi sumberdaya pertanian yang ada, antara lain lahan kering,
sawah, rawa/pasang surut dan perairan dengan komoditas utama yang
mempunyai peluang pasar dalam dan luar negeri, komoditas strategis dan
komoditas penunjang diversifikasi pangan dan perbaikan gizi akan mendapat
perhatian besar.
Berdasarkan hal tersebut maka “VISI” BPTP Jambi adalah sebagai lembaga
pengkajian teknologi pertanian regional yang handal, produktif dan proaktif dalam
menghasilkan dan mengembangkan paket teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi di Provinsi Jambi berdasarkan sumberdaya pertanian yang tersedia untuk
mendukung pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis.
Misi
Berdasarkan Visi di atas, maka Misi yang diemban BPTP Jambi adalah
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian, mengentaskan
kemiskinan/peningkatan kesejahteraan, pelestarian sumberdaya/lingkungan,
penumbuhan dan pengembangan agribisnis wilayah Provinsi Jambi serta
penyampaian teknologi pertanian kepada para pengguna. Rumusan misi juga
3
akan menjadi panduan, pendorong motivasi kerja serta citra yang akan mewarnai
BPTP Jambi, yaitu:
1. Menyediakan dan memperkenalkan teknologi tepat guna kepada pengguna
untuk memajukan dan meningkatkan efisiensi usahatani,
2. Menjalin kemitraan dengan berbagai instansi untuk memberdayakan petani
dalam mengelola usahataninya melalui kegiatan Visitor Plot, kegiatan
penyuluhan seperti temu aplikasi teknologi, temu informasi, temu lapang serta
melalui media cetak berupa Liptan, Brosur dan lain lain,
3. Menyediakan alternatif teknologi untuk memanfaatkan dan melestarikan
sumberdaya alam pertanian,
4. Memberikan saran dan bahan untuk perumusan kebijaksanaan di bidang
pembangunan pertanian bagi pemerintah daerah,
1.2. Tugas
BPTP Jambi yang berperan sebagai jembatan teknologi pertanian dari
lembaga-lembaga penelitian komoditas nasional, perguruan tinggi, swasta, LSM,
untuk dirakit dan direkayasa sesuai dengan kondisi daerah Provinsi Jambi.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, tugas BPTP Jambi adalah
melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi.
1.3. Fungsi
Sebagai unit kerja yang berada di daerah, BPTP Jambi akan dikembangkan
menjadi salah satu sumber data dan informasi pertanian, sehingga dapat memberi
masukan kepada pemerintah daerah dalam perencanaan dan pengelolaan
pembangunan pertanian di wilayah Provinsi Jambi. Dalam melaksanakan
tugasnya BPTP Jambi menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut:
1. Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi,
2. Penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi,
4
3. Penyiapan paket teknologi hasil pengkajian dan perakitan untuk bahan
penyusunan materi penyuluhan pertanian,
4. Pelayanan teknik kegiatan pengkajian, penelitian dan perakitan teknologi
pertanian,
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
1.4. Sasaran dan Tujuan
Sasaran
Sasaran penelitian/pengkajian yang ingin dicapai adalah:
1. Dukungan terhadap upaya peningkatan produktivitas, produksi, pendapatan
dan kesejahteraan petani, nelayan dan peternak dari generasi ke generasi,
2. Dukungan terhadap konservasi dan pelestarian sumberdaya pertanian,
lingkungan biofisik dan keanekaragaman hayati melalui penerapan berbagai
alternatif kebijaksanaan,
3. Informasi dan teknologi yang sesuai dengan agroekologi dan kondisi sosial
ekonomi petani setempat.
Tujuan
Sedangkan tujuan penelitian/pengkajian yang ingin dicapai adalah
menghasilkan teknologi yang mempunyai ciri komprehensif untuk mewujudkan
sasaran dan tujuan yang tercantum dalam berbagai kebijakan pembangunan
pertanian. Kebijaksanaan tersebut meliputi swasembada pangan, diversifikasi
hasil pertanian, peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja, serta menekan
peningkatan impor dan membuka peluang ekspor non migas melalui:
1. Inventarisasi, karakterisasi, evaluasi dan konservasi sumberdaya alam,
2. Perbaikan potensi genetik tanaman dan ternak untuk menunjang peningkatan
produksi, produktivitas, kesempatan kerja serta pendapatan dan
pemerataannya,
3. Pengembangan teknologi tepat guna serta metodologi sistem usahatani yang
berkelanjutan dan berorientasi agribisnis,
4. Analisis komoditas, kondisi sosial ekonomi, alternatif kebijaksanaan serta
pengembangan kelembagaan,
5
5. Diseminasi dan transfer hasil penelitian kepada pengguna akhir serta
pengambil keputusan,
6. Pengembangan data ilmiah, teknologi, sumberdaya pertanian untuk
mendukung pembangunan pertanian dalam berbagai subsektor dan bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah kerja.
1.5. Struktur Organisasi
BPTP Jambi adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian.
Sebagai salah satu unit kerja di bawah Eselon II, BPTP Jambi dipimpin oleh
seorang Kepala dengan jabatan Eselon IIIa. Dalam menjalankan tugas, Kepala
BPTP Jambi dibantu oleh unit kerja struktural (2 eselon IVa) yaitu Kepala
Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
dan Kelompok Kerja Non Struktural. Kelompok Kerja Non Struktural berupa empat
Kelompok Pengkaji dan satu Koordinator Program, Monitoring dan Evaluasi serta
satu unit Laboratorium Diseminasi.
Untuk mendukung kelancaran kegiatan penelitian dan pengkajian dibentuk
Kelompok Pengkaji (Kelji) dengan pertimbangan disiplin ilmu dan spesialisasi
masing-masing peneliti. Kelji tersebut adalah: (1) Budidaya Pertanian,
(2) Sumberdaya Pertanian, (3) Sosial Ekonomi Pertanian dan (4) Mekanisasi dan
Teknologi Hasil Pertanian. Untuk mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan
pengkajian secara keseluruhan, terutama dalam penyiapan program, monitoring
dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengkajian, maka dibentuk Koordinator
Program, Monitoring dan Evaluasi (Lampiran 1).
6
II. KETATAUSAHAAN 2.1. Kepegawaian 2.1.1. Ketenagaan
Ketenagaan pada BPTP Jambi hingga Desember 2011 adalah 93 orang.
Perkembangan dan sebaran ketenagaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jambi berdasarkan tingkat pendidikan, kepangkatan dan berdasarkan disiplin ilmu,
seperti tercantum pada Tabel 1 sampai Tabel 3.
Tabel 1. Distribusi Tenaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan sampai dengan
Desember 2011
No. Tingkat Pendidikan
Pegawai Negeri Sipil
Tenaga Harian Lepas
Jumlah
1. S3 - - -
2. S2 18 - 18
3. S1 30 30
4. D III 3 3
5. D II 1 - 1
6. D I - - -
7. SLTA 22 22
8. SLTP 4 - 4
9. SD - - -
Jumlah 78 78
7
Tabel 2. Distribusi Tenaga Berdasarkan Kepangkatan sampai dengan Desember 2011
No. Pangkat/Golongan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pembina Utama Muda/ IV c
Pembina Tk.I/ IV b
Pembina/ IV a
Penata Tk I/ III d
Penata / III c
Penata Muda TK I/III b
Penata Muda / III a
Pengatur Tk I/ II d
Pengatur/ II c
Pengatur Muda Tk I/ II b
Pengatur Muda/ II a
Juru / 1 c
1
5
6
4
13
15
15
5
3
6
3
2
Jumlah 78
8
Tabel 3. Sebaran Tenaga pada BPTP Jambi Berdasarkan pada Disiplin Ilmu sampai dengan Desember 2011
No. Disiplin Ilmu Tingkat Pendidikan
S2 S1
1. Ilmu Pertanian - 1
2. Ilmu Tanah 1 2
3. Penyuluhan dan Pembangunan - -
4. Pengelolaan SDL 1 -
5. Teknologi Pasca Panen 1 -
6. Pembangunan Wilayah Pedesaan 1 -
7. Fitopatologi 1 -
8. Agronomi 2 2
9. Ilmu Ternak 1 -
10. Entomologi 1 -
11. Komunikasi Pembangunan Pertanian 1 -
12. Agroklimatologi - 1
13. Manajemen 1 2
14. Peternakan 1 -
15. Budidaya Pertanian 1 8
16. Social Ekonomi Pertanian - 3
17. Nutrisi Tanaman - 1
18. Biologi - 1
19. Bahasa Indonesia - 1
20. Produksi Ternak - 2
21. Administrasi Negara - 1
22. Teknologi Hasil Pertanian 1 2
23. Teknik Pertanian - 1
24. Hama dan Penyakit Tanaman - 1
25. Pemuliaan Tanaman - 1
Jumlah 16 29
9
Tenaga fungsional BPTP Jambi terdiri atas 28 orang peneliti, 5 orang
penyuluh, 1 orang pustakawan dan 2 orang litkayasa. Sebaran dari masing-
masing jabatan fungsional tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Tenaga Fungsional BPTP Jambi sampai dengan Desember 2011
No. Nama Jabatan Fungsional Jumlah
1. Peneliti Madya 8
2. Peneliti Muda 10
3. Peneliti Pertama 10
4. Penyuluh Pertanian Madya 1
5. Penyuluh Pertanian Muda 1
6. Penyuluh Pertanian Pertama 3
7. Pustakawan 1
8. Litkayasa 2
Jumlah 36
2.1.2. Daftar Kenaikan Gaji Berkala
Daftar Kenaikan Gaji Berkala staf BPTP Jambi selama tahun 2011 dapat
dilihat pada Lampiran 2.
2.1.3. Daftar Pegawai yang Cuti, Mutasi dan Naik Pangkat
Daftar pegawai yang cuti dan naik pangkat sampai Desember 2011 dapat
dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
2.2. Keuangan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya untuk T.A. 2011 didukung oleh dana yang bersumber dari DIPA
T.A. 2011.
Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja dalam DIPA T.A. 2011
disajikan pada Tabel 5.
10
Tabel 5. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja dalam DIPA T.A. 2011
No. Jenis Belanja Pagu Setelah Revisi (Rp)
Realisasi s/d Bulan Desember
(Rp)
Sisa Pagu
(Rp)
1. Belanja Pegawai 3.559.716.000 3.666.016.724 (106.300.724)
2. Belanja Barang 3.370.688.000 3.145.374.341 225.313.659
3. Belanja Modal 581.004.000 570.233.500 10.770.500
Jumlah 7.511.408.000 7.381.624.565 129.783.435
2.3. Umum
2.3.1. Surat menyurat
Rincian surat masuk dan keluar pada tahun 2011 disajikan pada Tabel 6
Tabel 6. Jumlah Surat Masuk dan Keluar per 31 Desember 2011
No. Jenis Surat Masuk Keluar
1. Biasa 1140 633
2. Penting - -
3. Rahasia - -
Jumlah 1140 633
2.3.2. Fasilitas
Fasilitas yang dikelola BPTP Jambi meliputi bangunan kantor, rumah dinas,
fasilitas lapang/mesin pertanian, laboratorium diseminasi dan fasilitas pendukung
lainnya yaitu kendaraan roda dua, kendaraan roda empat dan komputer. Adapun
fasilitas-fasilitas yang tersedia disajikan dalam Tabel 7 sampai Tabel 13.
11
Tabel 7. Keadaan Bangunan Kantor yang Dikelola BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011
No. Jenis Bangunan Lokasi Unit Luas
1. Kantor Kotabaru 1 970 m2
2. Kantor Sungai Tiga 1 1.070 m2
Jumlah 2 2.040 m2
Tabel 8. Jenis dan Jumlah Rumah Dinas BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011
No. Jenis Rumah Dinas Satuan Lokasi Jumlah
Kotabaru Sungai Tiga
1. Type 50 Unit 4 - 4
2. Type 54 Unit - 5 5
3. Type 70 - guest house - Rumah dinas
Unit Unit
- 4
1 4
1 8
4. Type 120 -. Mess/Sweet home - Rumah Kepala
Balai
Unit Unit
1 1
- -
1 1
Jumlah 10 10 20
Tabel 9. Daftar Alat Lapangan/Mesin Pertanian di BPTP Jambi hingga
31 Desember 2011
No. Jenis Alat Type/Merk Dagang
Sumber perolehan
Jumlah Kondisi
1 2 3 4 5 6
1. Power Threser
TPA.100 ARMP-II Jambi 1 Baik
2. Power Threser
P2KP3 Jambi 1 Baik
3. Pompa Air Yamaha/ SE 80
ARMP-II Jambi 1 Baik
4. Mini Drying - ARMP-II Jambi 1 Baik
5. Corn Sheler Pj. 700 ARMP-II Jambi 1 Baik
6. Corn Sheler - P2KP3 Jambi 1 Baik
12
Tabel 9. (lanjutan)
1 2 3 4 5 6
7. Box pengering
- ARMP-II Jambi 1 Baik
8. Altimeter - ARMP-II Jambi 2 Baik
9. Refraktor - ARMP-II Jambi 1 Baik
10. Generator - ARMP-II Jambi 3 Baik
11. Alat pemotong rumput
- Pembelian 2 Baik
12. Mouisture Tester
- ARMP-II Jambi 1 Baik
13. Vacum Frying - P2KP3 Jambi 1 Baik
Tabel 10. Daftar Alat Laboratorium di BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011
No. Nama Alat/Bahan Jumlah
1 2 3
1. Analytical Balance 1
2. Desicator 1
3. Digestion and Destillaton System 1
4. Oven 1
5. Fume Hood 1
6. Laboratory Mill 1
7. Hot Plate With Stirrer 1
8. Binocular Microscope 1
9. Moisture Tester 1
10. Mortar With Pestle 3
11. Muffle Furnace 1
12. Stereo microscope 1
13. pH Meter For Field (Soil) 1
14. pH / MV / EC Meter 1
15. Orbital Shaker 1
16. Sieve ( Soil) 1
17. Soil Hydrometer 2
18. Top Loading Balance 4 Decimal 1
19. Top Loading Balance 1
20. Vacum Pump 1
13
Tabel 10. (lanjutan)
1 2 3
21. UV/VIS Spectrometer 1
22. Vortex Mixer 1
23. Autostill (Water Distillation) 1
24. Pipet Tetes (Dropping Pipete) 12 cm 10
25. Pipet Tetes Komagone (Graduation) 1 ml 5
26. Pipet Tetes Komagone (Graduation) 2 ml 5
27. Pipet Tetes Komagone (Graduation) 5 ml 3
28. Pipet Tetes Komagone (Graduation) 10 ml 2
29. Pipet Takar ( Measuring Serological) 0,1 ml 5
30. Pipet Takar ( Measuring Serological) 0,2 ml 5
31. Pipet Takar ( Measuring Serological) 0,5 ml 5
32. Pipet Takar ( Measuring Serological) 2 ml 5
33. Pipet Takar ( Measuring Serological)10 ml 3
34. Pipet Takar ( Measuring Serological) 25 ml 3
35. Pipet Gondok (Volumetric) 0,5 ml 5
36. Pipet Gondok (Volumetric) 1 ml 5
37. Pipet Gondok (Volumetric) 2 ml 5
38. Pipet Gondok (Volumetric) 5 ml 5
39. Pipet Gondok (Volumetric) 10 ml 3
40. Pipet Gondok (Volumetric) 25 ml 3
41. Flask Erlemeyer (Standar) 30 ml 5
42. Flask Erlemeyer (Standar) 50 ml 5
43. Flask Erlemeyer (Standar) 100 ml 15
44. Flask Erlemeyer (Standar) 250 ml 15
45. Flask Erlemeyer (Standar) 500 ml 4
46. Flask Erlemeyer (Standar) 1000 ml 3
47. Flask Erlemeyer (Standar) 2000 ml 1
48. Labu Kjedhal 50 ml 3
49. Labu Kjedhal 100 ml 3
50. Labu Kjedhal 250 ml 3
51. Labu Kjedhal 500 ml 3
52. Labu Didih (Boiling Flask) 50 ml (round bottom) 5
53. Labu Didih (Boiling Flask) 100 ml (round bottom) 5
54. Labu Didih (Boiling Flask) 300 ml (round bottom) 5
55. Labu Didih (Boiling Flask) 500 ml (round bottom) 3
56. Labu Didih (Boiling Flask) 50 ml (Flat Bottom) 5
14
Tabel 10. (Lanjutan)
1 2 3
57. Labu Didih (Boiling Flask) 100 ml (Flat Bottom) 5
58. Labu Didih (Boiling Flask) 300 ml (Flat Bottom) 5
59. Labu Didih (Boiling Flask) 500 ml (Flat Bottom) 3
60. Gelas Ukur (Clynder) 5 ml 3
61. Gelas Ukur (Clynder) 10 ml 3
62. Gelas Ukur (Clynder) 25 ml 3
63. Gelas Ukur (Clynder) 50 ml 3
64. Gelas Ukur (Clynder) 100 ml 3
65. Gelas Ukur (Clynder) 250 ml 3
66. Gelas Ukur (Clynder) 500 ml 7
67. Buret 10 ml 1
68. Buret 25 ml 1
69. Buret 50 ml 1
70. Corong (Funel/Glass) 75 od/ml 10
71. Corong (Funel/Glass) 100 od/ml 3
72. Tabung Reaksi (Test Tube) With Rim (16x125) 50
73. Tabung Reaksi (Test Tube) Without Rim (16x125) 50
74. Tabung Centrifuce (Conical Palin 16.5x105) 10 ml 15
75. Tabung Centrifuce (Conical Palin 16.5x115) 10 ml 10
76. Gelas Piala (Beaker) 30 ml 5
77. Gelas Piala (Beaker) 50 ml 5
78. Gelas Piala (Beaker) 100 ml 5
79. Gelas Piala (Beaker) 250 ml 5
80. Gelas Piala (Beaker) 500 ml 5
81. Gelas Piala (Beaker) 1000 ml 3
82. Botol Tetes (Botle Incubation) 100 ml 3
83. Botol Tetes (Botle Incubation) 300 ml 3
84. Cawan Porselin 50 ml 5
85. Lumpang dan Alu 21 cm 6
86. Botol Semprot (Wash Botle) 250 ml 2
87. Botol Semprot (Wash Botle) 500 ml 2
88. Botol Semprot (Wash Botle) 1000 ml 2
89. Karet Hisap ( Piptete Filter) 10 ml 2
90. Karet Hisap ( Piptete Filter) 100 ml 2
91. Karet Pipet (Silicon Rubber Bulb) 1 mm 5
92. Karet Pipet (Silicon Rubber Bulb) 2 mm 5
93. Karet Pipet (Silicon Rubber Bulb) 5 mm 5
94. Corong (Funnel)/plastic 60 mm 2
95. Corong (Funnel)/plastic 80 mm 10
15
Tabel. 10. (Lanjutan)
1 2 3
96. Corong (Funnel)/plastic 120 mm 2
97. Rak Tabung Reaksi (Stailes Stell) 2
98. Rak Tabung Reaksi (Wood Stell) 4
99. Rak Pipet Takar 1 Pipette Stand 2
100. Gelas Pengaduk Strring Rods 200x6 mm 10
101. Gelas Pengaduk Strring Rods 250x6 mm 10
102. Gelas Pengaduk Strring Rods 300x6 mm 10
103. Penangas Air (Water Bath) Cap 14 liters 1
104. Centrifuge cap. 12 tube centrifuge 10 ml 1
105. Pengocok 410x410x325 mm 1
106. Tungku Pembakar 6
107. Kasa Pemanas 6
108. Segi Tiga Pemanas 6
109. Gas LPG 2
110. Pipa Gas spiral 1
111. Pipa Gas biasa 2
112. Cawan Alumunium 24
113. Botol Zat 6
114. Brush Cleaning Bottle 5
115. Tabung Film 100
116. Tabung Centrifuse 10
117. Corong Glass 5
118. Rak Tabung Reaksi 4
119. Buret 1
120. Statif + Tiang 2
121. Flamephotometer 1
122. Clamp Botol 4
123. Kertas Saring 5
124. Kertas Lakmus 10
125. Kertas Tissu 10
126. Baju Labor 2
127. Racun Api 2
128. UPS 1
129. Kulkas 2
130. Blender 1
131. Masker 2
132. Portabel Electric Automatic steroclave 1
16
Tabel 10. (Lanjutan)
1 2 3
133. Conector T pipa gas 4
134. Clamp pipa gas 12
135. Ember 5
136. Baskom sedang 5
137. Baskom kecil 5
138. Thermometer 3
139. Timer/Stopwach 2
140. Petridis Ukuran 100 – 150 mm 4
141. Tabung Reaksi Tutup Ulir 20
142. Rak Tabung Reaksi 4
143. Thermohydro Meter 2
144. Disecting Set + Tes 1
145. Knife Set 3
146. Digital Dispensette 1
147. Pipet Gondok 5
148. Test Tube Standar + Tutup 200
149. Test Tube Standar Tanpa Tutup 200
150. Density Hidrometer 1
151. Labu Takar + Tutp 100 ml 6
152. Labu Takar + Tutp 1000 ml 6
153. Botol Zal + Tutup Bening 10
154. Test Tube Rak 24 Lubang Stainless 10
155. Micro Pipet 1 ml 10
156. Pipet Tetes 100
157. Rak Pengering Tanah 1
158. Rak Pengering Alat 1
159. Wadah Tanah Bambu 10
150. Almari Alat Kayu 3
151. Galon Air Palstik 6
152. Kursi Lab Tinggi 6
153. Kursi Lab Standar 6
154. Dispensette Easy Calibration 25 ml 1
155. Oven Listrik 1
17
Tabel 10. (Lanjutan)
1 2 3
156. Silica Gel 5
157. Hot Plate Stirrer 1
158. Kjedhal Digestion Set 1
159. Alat Instalasi Listrik 1
160. Kulkas 1
161. Kompor Gas 1
162. Tabung Gas 1
163. Thermometer Digital 1
164. Enkas 1
165. Exhaouse Fan 1
166. Labu takar tutup 1000 ml 10
167. Labu takar tutup 500 ml 10
168. Labu takar tutup 250 ml 15
169. Labu takar tutup 100 ml 25
170. Dispensete 10 ml 2
171. Kaca mata tahan zat kimia 2
172. Botol zat coklat 1000 ml 5
Tabel 11. Fasilitas Komputer pada BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011
No. Jenis Komputer Baik Rusak Jumlah
1. Desk Top / PC 30 4 34
2. Lap Top 9 1 10
18
Tabel 12. Daftar Alat Diseminasi dan Audio Visual di BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011
No. Jenis Alat Type/Merk Dagang
Sumber/ Perolehan
Jumlah Kondisi
1 2 3 4 5 6
1. LCD Project/In Focus
Sony APBN 2 Baik
2. LCD Project/In Focus
Toshiba APBN 1 Baik
3. TV 29” Panasonic sda 2 Baik
4. TV 32” LG sda 1 Baik
5. Screen BRETFORD/1007-M
sda 1 Baik
6. Wireless Microphone (Mic + Amplifire)
TOA/ WM 270,
TOA/ZW 770
sda 3 Baik
7. Camera Canon E0388 ARMP II Jambi
1 Baik
8. Camera Photo Nikon/D40 DIPA TA 2007
1 Baik
9. Handycam Sony DIPA TA 2007
1 Baik
10. Handycam Sony DIPA TA 2009
1 Baik
11. Camera Sony DIPA TA 2009
1 Baik
Tabel 13. Kendaraan Bermotor BPTP Jambi hingga 31 Desember 2011
No. Jenis Kendaraan
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Jumlah
1. Roda 2 8 - - 8
2. Roda 4 5 - - 5
Jumlah 13 - - 13
19
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan yang dibiayai dari dana Proyek Kelembagaan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian T.A. 2011 kegiatan pengkajian dan kegiatan diseminasi
yaitu meliputi kegiatan SLPTT, UPBS, M-P3MI, M-KRPL, FEATI, PUAP, RISTEK,
Pengkajian Kompetitif, Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi
Jambi, Visitor Plot, Pameran/expose, Pengelolaan Website dan Pengembangan
Pustaka Digital. Hasil kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan pada T.A. 2011
tersebut adalah sebagai berikut:
3.1. Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung & Kedelai di Provinsi Jambi
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk terbesar
keempat didunia, setelah Negara Cina, India dan Amerika Serikat. Dengan jumlah
penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun, maka ketahanan pangan
nasional merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mewujudkan stabilitas
politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Untuk mewujudkan ketahanan pangan
nasional, Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi padi sebesar
70,60 juta ton GKG. Sampai tahun 2014 pertumbuhan produksi padi ditargetkan
meningkat sebesar 5,22% per tahun. Salah satu instrument yang dapat digunakan
untuk mencapai target produksi tersebut adalah peningkatan produktivitas melalui
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi melakukan pendampingan SL-PTT Padi,
Jagung dan Kedelai dalam bentuk; koordinasi/sosialisasi, pengujian Varietas
Unggul Baru (VUB)/display VUB, demonstrasi usahatani (Demfarm), temu lapang
dan pelatihan/nara sumber, penyediaan materi penyuluhan/media cetak.
Tujuan pendampingan SL-PTT oleh BPTP Jambi adalah untuk;
Memasyarakatkan PTT padi, jagung dan kedelai dalam mencapai target produksi
padi > 10%, jagung > 15% dan Kedelai > 5 % dengan melakukan
koordinasi/sosialisasi, pengujian Varietas Unggul Baru (VUB)/display VUB,
demonstrasi usahatani (Demfarm), temu lapang dan pelatihan/nara sumber,
penyediaan materi penyuluhan/media cetak dan elektronik.
20
Keluaran yang diharapkan dari pendampingan adalah Memasyarakatnya
PTT padi, jagung dan kedelai dalam mencapai target produksi padi > 10%,
jagung > 15% dan Kedelai > 5 %, Terlaksananya pengawalan pelaksanaan SL-
PTT padi, jagung dan kedelai melalui pengujian VUB, Demfarm,
Pelatihan/Narasumber, Temu lapang, pemberian materi teknologi melalui media
cetak dan elektronik.
Metodologi : Pelaksanaan pendampingan adalah melakukan sosialisasi /
koordinasi dengan dinas / instansi terkait, kelompok tani dengan pendekatan
partisipatif, agroekosistem, agribisnis, pendampingan dilaksanakan pada 10
kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Pendampingan padi inbrida 1.212 unit terdapat
pada 10 kabupaten/kota, sedangkan pendampingan padi hibrida 90 unit terdapat
pada 4 kabupaten dan pendampingan padi ladang 300 unit terdapat pada 5
kabupaten. Jumlah pendampingan kedelai 330 unit LL tersebar di 8 Kabupaten.
Alokasi pendampingan yang banyak terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan Tanjung Jabung Timur. Kedua kabupaten ini merupakan daerah sentra
produksi kedelai, disamping Kabupaten Tebo.Sedangkan, jumlah pendampingan
jagung hibrida sebanyak 60 unit LL tersebar di 6 Kabupaten. Setiap kabupaten
kota ditempatkan satu koordinator wilayah (korwil) dengan angota 3 orang. Alokasi
pendampingan yang banyak terdapat di Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
Kerinci dan Kabupaten Bungo, yang merupakan daerah sentra produksi jagung di
Provinsi Jambi. VUB dan Demfarm padi inbrida yang diuji Inpari 3, Inpari 8, Inpari
10, Inpari 13, Inpara 3, Inpara 5 dan Mekongga. VUB/Demfarm kedelai yang diuji
Anjasmoro dan jagung Bima 3 dan 14. VUB padi gogo yang diuji Inpago 4,
Inpago 5 dan Inpago 6.
21
Hasil Pendampingan Sosialisasi dan koordinasi dilaksanakan di tingkat
provinsi dan 10 kabupaten kota. Sosialisasi dijelaskan mekanisme, bentuk dan
metode pendampingan oleh BPTP. Sedangkan pada kegiatan koordinasi
menyangkut pelaksanaan SL-PTT secara keseluruhan seperti bulan tanam,
sumber dan distribusi benih. Disamping itu, juga dilaksanakan rapat-rapat
koordinasi mengenai pencapaian target produksi melalui kegiatan SL-PTT. Hasil
VUB Inpari 8, Inpari 10 masing-masing 5,53 t/ha, 5,33 t/ha dan 5,37 t/ha GKP.
Sedangkan hasil Demfarm varietas Inpari 10, Inpari 13 dan Inpara 5 masing-
masing 5,30 t/ha, 6,38 t/ha dan 5,76 t/ha GKP. Kondisi tanaman di kedua
kabupaten ini adalah pada saat musim kemarau. Rata-rata produktivitas kedelai
Anjasmoro 1,4 t/ha. Pelatihan / Nara sumber 6 kali tingkat provinsi (PL-II) dan 18
kali tingkat kabupaten (PL-III). Materi pelatihan / nara sumber merupakan
permintaan langsung oleh provinsi dan kabupaten diantaranya: Teknologi
Persemaian dan Teknik Pertanaman serta Teknik Produksi Padi, Analisa
Kebutuhan dan Ketersediaan Air Untuk Untuk Tanaman Pangan, Pemupukan
Berimbang dan tata Cara Menghitung Campuran Pupuk Majemuk, Peranan BPTP
dalam Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT , Kebijakan Penelitian Kedelai Badan
Litbang Pertanian, Manajemen Teknologi Budidaya Padi dan Perubahan Iklim,
Kajian Ekonomi Penangkaran Benih dan pengembangan Padi dan Teknologi
budidaya jagung dan kedelai. Temu Lapang dilaksanakan 6 (enam) kali yaitu ; 2
kali di Sarolangun dan Muaro Jambi serta 1 kali di Batang Hari dan Kerinci. Temu
lapang dihadiri oleh Bupati, wakil Bupati, Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan
Kabupaten, Badan Pelaksana Penyuluh, BP3K, Penyuluh, kelompok tani dan
petani. Jumlah peserta temu lapang di setiap kabupaten berkisar 100 – 125 orang.
Media cetak bahan penyuluhan bagi penyuluh berupa booklet juknis
pendampingan SL-PTT padi, jagung dan kedelai 200 eks. Leaflet Keuntungan
tananam jajar legowo dan Teknologi Produksi Kedelai maing-masing 100 eks.
Buku saku Diskripsi VUB padi, jagung dan kedelai dan Cara mengendalikan
wereng coklat masing-masing 250 eks. Disamping itu diseminasi SL-PTT juga
dilakukan melalui media elektronik dengan melakukan dialog interaktif di TVRI
Jambi.
22
3.2. Pengembangan Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)
Salah satu komponen teknologi yang nyata meningkatkan produktivitas
adalah benih unggul, namun penggunaan benih unggul tanaman padi relatif masih
rendah dijumpai di tingkat petani. Penyebab rendahnya penggunaan benih
bermutu di tingkat petani adalah; tidak cocoknya suatu varietas yang dianjurkan
kepada petani, mutu benih yang didistribusikan rendah, benih yang tersedia tidak
sesuai dengan luasan areal tanam, tersedianya benih sering terlambat dari jadwal
tanam dan benih yang bermutu masih dianggap mahal oleh petani. Akibat dari
semua permasalahan tersebut petani menggunakan benih yang berasal dari
pertanaman sebelumnya yang tidak memenuhi mutu benih bersertifikat.
Tujuan kegiatan UPBS adalah: (1) Memproduksi benih padi , (2)
Meningkatkan produktivitas padi. Keluaran kegiatan UPBS adalah: (1) Benih padi
sawah 30 ton, (2) Produktivitas sawah meningkat > 5 t/ha.
Kegiatan UPBS pada tahun 2011 dilaksanakan di kabupaten Bungo,
Kerinci, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Sarolangun.
Provinsi Jambi. Kegiatan UPBS dilaksanakan mulai bulan April – Desember 2011.
Paket teknologi yang diterapkan adalah teknologi produksi/perbanyakan benih
sumber padi sawah mengacu kepada pedoman umum produksi benih sumber padi
Badan Litbang Pertanian (2007).
Kegiatan UPBS di Kabupaten Bungo dilaksanakan di Desa Sari Mulya
Kecamatan Jujuhan dengan luas 2 ha. Varietas yang digunakan adalah Inpari 13
(FS/label putih). Penanaman dilaksanakan pada tanggal 4 April 2011 dan panen
dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2011. Produksi benih Inpari 13 yang diperoleh
adalah 3.850 kg (SS/label ungu).
Kegiatan UPBS di Kabupaten Kerinci dilaksanakan di desa Kubang
Gedang kecamatan Depati III Kabupaten Kerinci dimulai pada bulan Juli –
Nopember 2011. Varietas yang digunakan adalah Inpari 10 (SS/label ungu) seluas
1 ha bekerjasama dengan Kelompok Tani Al-Kahfi. Penanaman dilaksanakan
pada tanggal 25 Agustus 2011 dan panen dilaksanakan pada tanggal 10
Nopember 2011. Benih yang dihasilkan dari kegiatan UPBS Kerinci adalah
sejumlah 2 ton (ES/label biru).
23
Kegiatan UPBS di kabupaten Batanghari dilaksanakan di desa Lubuk Ruso
(2 ha) bekerjasama dengan kelompok tani Suko Tani II dan BI Sukajaya (1 ha) di
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Varietas yang digunakan di desa
Lubuk Ruso adalah Inpara 5 (SS/label ungu) dan Indragiri (SS/label ungu), di BBI
Sukajaya menggunakan varietas dan Inpara 3 (FS/label putih). Penanaman di
Lubuk Ruso dilaksanakan pada tanggal 23 Nopember 2011, umur tanaman pada
saat ini 35 hari setelah tanam (HSS) dan di BBI Sukajaya penanaman
dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2011.
Kegiatan UPBS di kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan di desa Pudak
Kecamatan Kumpeh Ulu seluas 5 ha. Varietas yang digunakan adalah Ciherang
(FS/label putih). Lahan yang digunakan adalah jenis lahan rawa lebak tengahan.
Penanaman sudah dilaksanakan pada tanggal 16 Nopember 2011, namun pada
musim hujan lahannya tergenang.
Kegiatan UPBS di kabupaten Sarolangun dilaksanakan di desa
Temanggung Kecamatan Limun seluas 1 ha. Varietas yang digunakan adalah
varietas Inpari 4 (SS/label ungu). Penanaman sudah dilaksanakan pada tanggal
30 Nopember 2011.
Kegiatan UPBS di kabupaten Tanjung Jabung Barat dilaksanakan di desa
Teluk Nilau Kecamatan Pengabuan seluas 3 ha. Varietas yang digunakan adalah
varietas Inpara 5 (SS/label ungu). Persemaian sudah dilaksanakan pada tanggal 8
24
Desember 2011. Rencana penanaman akan dilaksanakan pada akhir
Desember 2011.
3.3. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) di Provinsi Jambi
M-P3MI adalah suatu Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui
Inovasi. M-P3MI merupakan suatu modus kegiatan diseminasi melalui suatu
percontohan kongkrit dilapang. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan peragaan
inovasi yang dilakukan meliputi aspek teknis dan aspek kelembagaan.
Tujuan kegiatan M-P3MI untuk mempercepat arus diseminasi teknologi,
memperluas spektrum atau jangkauan sasaran penggunaan teknologi berbasis
kebutuhan pengguna dan meningkatkan kadar adopsi teknologi inovatif serta
untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna
spesifik pengguna dan lokasi.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis kedalam tiga fase yang masing-
masing terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, dimulai dari fase inisiasi model
(penentuan lokasi, identifikasi permasalahan, perancangan model dan
Implementasi model), fase pengawalan teknologi (identifikasi komoditas unggulan,
peningkatan IP dan nilai tambah,optimalisasi penggunaan sumberdaya
pertanian,meningkatkan kelembagaan pendukung) dan fase pengembangan.
Kegiatan M-P3MI dilaksanakan di Kabupaten Batang Hari yang
merupakan sentra pengembangan komoditas padi. Penentuan lokasi merupakan
hasil rekomendasi Dinas Pertanian Kabupaten Batang Hari yaitu Desa Rantau
Kapas Tuo, desa ini memenuhi kriteria untuk penerapan M-P3MI. Desa ini
merupakan salah satu daerah sentra produksi padi lahan rawa lebak di Kabupaten
Batang Hari dan secara fisik mempunyai cukup air untuk berusaha tani dan
mempunyai Poktan yang cukup dinamis, disamping itu juga merupakan desa yang
sudah ada kegiatan-kegiatan pengkajian baik itu kegiatan dari Pemda sendiri
maupun kegiatan dari Kementrian Pertanian seperti SLPTT, PUAP dll.
Hasil Identifikasi menunjukkan bahwa komoditas unggulan didesa ini
adalah padi rawa lebak yang dalam hal ini masih diusahakan masyarakat sekali
dalam setahun dengan teknologi masyarakat setempat. Disamping itu desa ini
25
memiliki lahan perkebunan yang cukup luas (karet dan kelapa sawit), yang
merupakan perkebunan rakyat yang belum disentuh oleh teknologi.
Perancangan model didasarkan pada hasil identifikasi potensi, masalah
dan peluang pengembangan pertanian. Orientasi perancangan model berbasis
komoditas unggulan yaitu padi rawa lebak, diversifikasi usaha dan komoditas
existing (karet).
Penyusunan model diawali dengan penataan komoditas unggulan (padi).
Inovasi yang diperkenalkan mencakup inovasi teknologi dan kelembagaan.
Wilayah ini sangat cocok untuk menerapkan teknologi minapadi, disamping hanya
memiliki IP 1, wilayah ini merupakan lahan rawa yang memiliki cukup air
sepanjang tahun. Diharapkan dengan adanya teknologi ini dapat membangkitkan
minat masyarakat untuk menerapkan teknologi mina padi dan meningkatkan Indek
Pertanaman menjadi 2 kali dalam setahun (IP 2). Inovasi teknologi yang akan
diterapkan untuk pertanaman padi adalah:
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
Komponen teknologi yang akan diterapkan dalam PTT adalah teknologi
dasar dan pilihan. Komponen dasar akan diterapkan pada kegiatan M-P3MI ini,
sedangkan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi setempat.
26
1. Benih padi digunakan varietas unggul lahan rawa yaitu Inpara 5
2. Benih bermutu dan berlabel
3. Penanaman dengan menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 4 : 1
4. Pemupukan spesifik lokasi dengan menggunakan rekomendasi pemupukan atau penggunaan rekomendasi PUTS
5. Melakukan pengendalian OPT dengan pendekatan PHT
6. Penanganan Panen dan Pascapanen secara tepat
Pengelolaan Mina Padi
Teknologi mina padi dimasukan sebagai salah satu inovasi pada kegiatan
M-P3MI, karena lokasi ini mempunyai air yang cukup. Teknologi ini merupakan
suatu kegiatan pertanian yang memadukan budidaya ikan dengan budidaya padi
sawah. Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan seperti: petani akan
mendapatkan tambahan penghasilan dari ikan tanpa mengurangi pendapatan dari
padi, meningkatkan produksi tanaman padi, meningkatkan efisiensi dan
produktivitas lahan, tanaman padi menjadi lebih terkontrol, memenuhi kebutuhan
protein hewani. Adapun jenis-jenis inovasi yang diterapkan pada kegiatan M-P3MI
tahun 2011 pada komoditas unggulan dan komoditas existing seperti Tabel
dibawah ini.
Tabel 14 . Jenis Inovasi Teknologi pada kegiatan M-P3MI tahun 2011.
No. Komoditas Inovasi Teknologi
1. Padi - Penerapan komponen PTT Padi - Pengelolaan teknologi mina padi - Implementasi sistem kelembagaan dan
usaha agribisnis padi - Penyelenggaraan sistem Informasi melalui
media cetak/elektronik
2. Karet - Penerapan teknologi pembibitan karet - Penerapan teknologi pemupukan - Penerapan teknologi pengendalian JAP - Penerapan teknologi penyadapan - Penerapan teknologi pengolahan hasil - Implementasi sistem kelembagaan dan
usaha agribisnis - Penyelenggaraan sistem Informasi melalui
media cetak/elektronik
27
3.4. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL)
Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan
“Model Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan
Lestari dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk
pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan
yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rumah Pangan Lestari adalah rumah yang memanfaatkan pekarangan
secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang
menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah: (a) Meningkatkan keterampilan keluarga
dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman
pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak
dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi
kompos, (b) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat
secara lestari dalam suatu kawasan dan (c) Mengembangkan kegiatan ekonomi
produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat
secara mandiri. Hasil kegiatan M-KRPL di BPTP Jambi dimulai pada T.A. 2011,
yang terdiri dari satu unit kegiatan. M-KRPL dilaksanakan di Desa Pudak dalam
rangka mensukseskan kegiatan Kunjungan Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 9 Februari 2012 di Provinsi Jambi, dimana Pemerintah Daerah Provinsi
Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi menetapkan Desa Pudak sebagai suatu
kawasan Pertanian Terpadu yang terdiri dari tanaman pangan, palawija, M-KRPL
dan perikanan. Telah dilakukan koordinasi, sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan
dari bulan September 2011, bekerjasama dengan dinas dan instansi terkait tingkat
provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.
Kegiatan dilakukan secara terpadu antar dinas dan instansi terkait lainnya.
Pada tingkat lapangan pelaksanaan kegiatan melibatkan tenaga penyuluh
lapangan sebanyak 8 (delapan) orang yang berada pada kantor BP3K Kecamatan
Kumpeh Ulu, penggerak PKK Kecamatan Kumpeh Ulu dan Desa Rawa Pudak
serta Pokja III PKK Kecamatan Kumpeh Ulu. M-KRPL berada pada satu
desa/kawasan terdiri dari 4 (empat) Rukun Tetangga (RT), yaitu RT: 10, 11, 19
28
dan 20, melibatkan ± 92 kepala keluarga dengan rumah contoh 8 (delapan) buah.
Dari delapan buah rumah contoh terdapat tiga Kebun Bibit Desa (KBD) dan dua
rumah lengkap dengan model kandang ayam dan kolam ikan. Ada 2 rumah yang
memiliki kandang sapi an 1 rumah yang memiliki kandang kambing.
Pada KBD ditanam sayuran mentimun (Pluto, Mars dan Saturnus), kacang
panjang (KP1), cabai (Lembang 1 dan Tanjung 1), bayam (giti hijau dan giti
merah), kangkung (sutera), caisin (LV-145) semua benihnya berasal dari Balai
Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Melon dan Semangka berasal dari Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok. Disamping tanaman sayuran dan buah
tersebut juga ditanam beberapa jenis sayuran yang sumber bibitnya berasal dari
swasta, seperti : pakcoi, selada, kaylan, cabai rawit, terung, sawi, seledri, pare dan
gambas. Disamping tanaman sayuran dan tanaman buah juga dilakukan
penanaman tanaman obat keluarga (toga) dan tanaman sirsak sebanyak 50
batang, yang ditanam pada 8 rumah contoh dan kawasan perumahan lainnya.
Disamping tanaman pada bedengan juga dilakukan penanaman pada pollybag
dan bambu. Tanaman KBD dilakukan pada bedengan dengan menggunakan
mulsa plastik hitam perak, terutama untuk tanaman sayuran penghasil buah
(kacang panjang, mentimun dan cabai) pada halaman pekarangan yang lebih luas,
sedangkan tanaman pada pollybag dilakukan untuk pekarangan yang relatif
sempit dan pekarangan dengan ukuran sedang-luas juga ditambahkan kolam ikan
dan kandang ayam disamping penanaman tanaman sayuran, toga dan tanaman
hias.
29
3.5. Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) / Farmers Empowerment through Agricultural Technology and Information (FEATI)
Program P3TIP / FEATI bertujuan untuk meningkatkan produktivitas,
pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan
organisasi petani dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana
produksi untuk mengembangkan usaha agribisnis dan mengembangkan kemitraan
dengan sektor swasta.
Program P3TIP / FEATI dilaksanakan untuk jangka waktu 5 ( lima )
tahun, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2011 Kegiatan P3TIP / FEATI
dituangkan dalam Program Ketahanan Pangan dan termasuk dalam mata
anggaran Pengembangan Jaringan IPTEK Diseminasi dan Jaringan Umpan
Balik.
3.5.1. Advokasi Hasil Kegiatan FEATI ke Stakeholder di Kabupaten Merangin dan Tanjung Jabung Barat
Pelaksanaan program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan
Informasi Pertanian (P3TIP) atau Farmer Empowerment Through Agricultural
Technology and Information (FEATI) telah berjalan selama 5 (lima) tahun. Dalam
kurun waktu tersebut berbagai kegiatan telah dilaksanakan, baik dalam bentuk
workshop (pertemuan), pelatihan, demonstrasi teknologi maupun kegiatan
diseminasi lainnya dalam rangka transfer teknologi dan pembelajaran kepada
petani FMA. Kegiatan Advokasi hasil kegiatan FEATI ke stakeholder bertujuan
untuk melihat adopsi teknologi hasil Litkaji BPTP oleh penyuluh dan petani FMA
dilokasi FEATI serta untuk mendapatkan kendala dan permasalahan yang
dihadapi penyuluh dan petani dalam mengadopsi teknologi hasil Litkaji BPTP
Jambi. Kegiatan ini dilaksanakan dikabupaten pelaksana program FEATI yakni di
Kabupaten Merangin dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan peserta terdiri
dari petani FMA dan penyuluh pertanian yang bertugas di lokasi desa FMA,
disamping itu dihadiri juga oleh tim FEATI dari BPTP Jambi serta tim FEATI dan
Konsultan FEATI masing-masing kabupaten. Kegiatan Advokasi dilaksanakan
dalam bentuk pertemuan dengan pendekatan partisipatif, sedangkan materi yang
disampaikan oleh nara sumber merupakan intisari dari berbagai kegiatan FEATI
30
yang telah dilaksanakan selama periode 2007 - 2011 oleh Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi maupun oleh Tim FEATI Kabupaten Merangin dan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
serta paparan materi yang disajikan dalam kegiatan Advokasi, diketahui bahwa
pelaksanaan kegiatan FEATI telah memberikan manfaat dan dampak yang
signifikan dalam meningkatkan produktifitas usahatani dan pendapatan para
petani. Secara umum dampak pelaksanaan kegiatan FEATI menunjukkan
peningkatan dalam hal: (i) adanya partisipasi masyarakat dalam kajian agribisnis
untuk menentukan pembelajaran, (ii) petani telah menerapkan inovasi teknologi
spesifik lokasi, (iii) petani telah menerapkan hasil pembelajaran dalam
agribisnisnya, (iv) perempuan terlibat secara langsung dalam kegiatan FMA dan
penyusunan anggaran pembelajaran serta (v) semakin terciptanya kemitraan dan
jalinan koordinasi yang baik antara peneliti, penyuluh dan petani.
3.5.2. Temu Tugas Dalam Pelaksanaan Aktifitas FMA di Kabupaten Merangin
Peningkatan kemampuan petani dalam Program Pemberdayaan Petani
melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP/FEATI) dilakukan melalui
kegiatan Farmer Managed Extension Activities (FMA) yaitu penyelenggaraan
kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh petani yang merupakan wahana
pembelajaran petani. BPTP Jambi dalam pelaksanaan P3TIP/FEATI di kabupaten
Merangin mempunyai peran mendukung dan melaksanakannya secara sinkron
dan bersinergi dengan pelaksanaan FMA di Kabupaten. Untuk itu dilakukan
kegiatan Temu Tugas dalam Pelaksanaan Aktifitas FMA di Kabupaten. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mendukung pelaksanaan FMA di kabupaten melalui
kegiatan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan FMA, penentuan desa
Scalling UP bersama pelaksana FEATI Kabupaten/BPP dan FMA dan
memperoleh umpan balik dari petani FMA dan pihak terkait lainnya terhadap
kegiatan BPTP dan teknologi yang dihasilkan BPTP dalam kegiatan FEATI
Pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan partisipatif dan metode klasikal
(tatap muka dan diskusi). Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2011 di
Bangko, Kabupaten Merangin. Tahap kegiatan meliputi koordinasi dengan Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten,
31
Penyuluh dan pengurus FMA dan pelaksanaan Temu Tugas dalam pelaksanaan
aktifitas FMA.
Hasil kegiatan Temu Tugas dalam pelaksanaan aktifitas FMA merumuskan
Rencana tindak lanjut di kabupaten Merangin diupayakan untuk mensinkronkan
dan menciptakan sinergi kegiatan FMA di Kabupaten, terutama dalam hal
menentukan lokasi desa Scalling UP. Pada pelaksanaan Temu Tugas telah
disampaikan 4 materi yang mendukung materi yang menunjang kegiatan P3TIP di
kabupaten Merangin.
3.5.3. Workshop Pengembangan Scaling-up Inovasi Teknologi FMA di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Peningkatan kemampuan petani dalam Program Pemberdayaan Petani
melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP/FEATI) dilakukan melalui
kegiatan Farmer Managed Extension Activities (FMA) yaitu penyelenggaraan
kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh petani yang merupakan wahana
pembelajaran petani. BPTP Jambi dalam pelaksanaan P3TIP/FEATI di kabupaten
Tanjung Jabung Barat mempunyai peran mendukung dan melaksanakannya
secara sinkron dan bersinergi dengan pelaksanaan FMA di Kabupaten. Sasaran
akhir dari kegiatan di FMA adalah terbentuknya usahatani yang berorientasi pada
skala agribisnis. Dalam hal ini terjadi peningkatan skala usaha (scaling-up)
agribisnis secara bertahap melalui pembelajaran FMA dalam rangka
meningkatkan efisiensi usaha dan standar produk yang diatur berdasarkan
32
permintaan pasar secara berkelanjutan. Peningkatan skala FMA meliputi;
peningkatan kuantitas, peningkatan kualitas, peningkatan kelembagaan dan
kemitraan. Untuk itu BPTP Jambi melakukan kegiatan Workshop Pengembangan
Scaling-up Inovasi Teknologi FMA di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman petani/penyuluh tentang
konsep Scaling-up dan dapat diterapkan di FMA, (2) mendukung pelaksanaan
FMA di kabupaten dalam perencanaan, pelaksanaan FMA, merumuskan FMA
yang di scalin-up bersama pelaksana FEATI Kabupaten/BPP dan FMA serta (3)
memperoleh umpan balik dari petani FMA dan pihak terkait lainnya terhadap
kegiatan BPTP dan teknologi yang dihasilkan BPTP dalam kegiatan FEATI
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan metode
klasikal (tatap muka dan diskusi). Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 9
November 2011. Tahap kegiatan meliputi koordinasi dengan Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten, Penyuluh
dan pengurus FMA dan pelaksanaan Workshop. Hasil kegiatan Workshop adalah;
1) 25 orang petani dan 25 orang penyuluh telah mendapatkan materi scaling – up
dari BPTP Jambi, 2)merumuskan Rencana tindak lanjut di kabupaten Tanjung
Jabung Barat yaitu diupayakan untuk mensinkronkan dan menciptakan sinergi
kegiatan FMA di Kabupaten terutama untuk lokasi FMA yang akan discaling up,
yang terdiri dari 2 UP FMA dan 3) diperoleh umpan balik dari peserta agar BPTP
Jambi melakukan kegiatan pengkajian spesifik lokasi terhadap varitas padi lokal
unggul untuk dilepas sebagai varitas unggul lokal dan kajian terhadap komoditas
lain yang potensial.
33
3.5.4. Demonstrasi Dan Uji Coba Dalam Rangka Kegiatan ARF Dan Penyediaan Materi Inovasi Mendukung FMA
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian
(P3TIP) atau FEATI bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan
kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan tujuan ini dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan diantaranya adalah diseminasi teknologi pertanian melalui
Demonstrasi Dan Uji Coba Bersama FMA, yang bertujuan menyebarkan teknologi
yang dibutuhkan FMA sehingga dapat diterapkan oleh pengguna dalam usaha tani
atau pengembangan usaha agribisnis mereka, disamping itu juga dapat mengolah
sendiri hasil pertaniannya.
Pelaksanaan demonstrasi dan uji coba teknologi pengolahan saus cabai
berkualitas ditingkat petani dilakukan disalah satu desa FMA model yang
merupakan daerah pengembangan cabai di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten
Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Tujuan dari kegiatan demonstrasi dan uji
coba ini adalah tersebar dan diterapkannya oleh petani teknologi pengolahan saus
cabai berkualitas ditingkat petani yang sesuai standar mutu dan aman untuk
dikonsumsi serta dapat mempertahankan mutu bahkan dapat meningkatkan nilai
tambah komoditas cabai. Dalam membuat produk olahan saus cabai, kebersihan
dan keamanan pangan merupakan faktor penting, karena sangat berpengaruh
pada kesehatan konsumen. Oleh sebab itu perlu mengimplementasikan aturan
keamanan pangan secara menyeluruh agar dapat menjamin keamanannya untuk
dikonsumsi oleh masyarakat.
Kegiatan ini merupakan penerapan teknologi yang sudah dikembangkan
oleh BPTP Jambi dan Lembaga riset lainnya, yang kemudian didemonstrasikan
diwilayah pengembangan tanaman cabai untuk mendukung pengembangan
agroindustri diwilayah tersebut. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan
yaitu: (1). Koordinasi dengan Pemda Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (2).
Persiapan demonstrasi teknologi, (3). Pelaksanaan demonstrasi teknologi.
Hasil kegiatan demonstrasi memperlihatkan bahwa: (1). Kegiatan
Demonstrasi dan Uji Coba Teknologi Pengolahan saus cabai berkualitas dalam
rangka kegiatan A.R.F dan penyediaan materi inovasi dalam rangka mendukung
FMA mendapat respon yang cukup positif dari Pemda Kabupaten Tanjung Jabung
Barat dan para peserta, (2). Lokasi pelaksanaan kegiatan Demonstrasi adalah di
34
Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (3). Peserta yang hadir
cukup beragam dan diharapkan dapat mewakili kepentingan dari masing – masing
bidang sehingga penyebaran informasi dapat berjalan efektif, (4). Teknologi
Pengolahan saus cabai berkualitas yang didemonstrasikan adalah teknologi yang
sudah dikembangkan oleh BPTP Jambi dengan perbaikan proses pengolahan
saus cabai berkualitas dan penerapan aspek keamanan pangan dengan
menggunakan analisa Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Metoda
tersebut memperlihatkan bahwa saus cabai yang dihasilkan cukup berkualitas
karena sudah memenuhi standar mutu SNI yaitu mempunyai warna merah cerah,
rasa dan aroma normal, mempunyai pH 4.0, kadar vitamin C cukup tinggi dan
serat kasar yang memenuhi kualitas. (5). Metoda ini dapat dengan mudah
diterapkan oleh petani karena: hanya menggunakan teknologi dan peralatan yang
sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan tinggi dengan hasil yang cukup baik.
Hasil kajian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh petani cabai, terutama untuk
mengatasi permasalahan di lapangan dan dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
3.5.5. Demontrasi Inovasi Teknologi di Kabupaten Merangin dan Tanjung Jabung Barat.
Untuk memberdayakan petani pemerintah melalui Kementerian Pertanian
telah banyak mengeluarkan program dan kebijakan. Satu diantaranya adalah
Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian
(FEATI).
Petani akan menerapkan paket teknologi baik secara parsial maupun
secara utuh, bila: (1) telah merasa yakin bahwa manfaat yang akan diperoleh lebih
besar dibandingkan dengan teknologi yang selama ini mereka terapkan; (2)
manfaat yang akan diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus
dikeluarkan; (3) sesuai dengan kebutuhan teknologi yang dikombinasikan dengan
kondisi ekonominya dan (4) mampu memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapinya.
Kegiatan bertujuan untuk mendemontrasikan teknologi yang telah
direkomendasikan berdasarkan hasil FSA di tingkat lapangan sebagai upaya
35
mendukung pengembangan model sistem usahatani (Farmyng System) dominan
yang telah diidentifikasi di wilayah desa terpilih.
Kegiatan merupakan lanjutan dari tahun 2010, dilaksanakan di Desa Salam
Buku Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin, mulai tahun 2010 s/d
2011. Pada tahun 2011 demonstrasi inovasi teknologi yang dilakukan merupakan
lanjutan kegiatan tahun sebelumnya yaitu: (1). Budidaya tanaman sayuran
kangkung organik, (2). Budidaya sayuran mentimun dan (3). Budidaya tanaman
sayuran kacang panjang. Hasil tanaman disamping untuk konsumsi juga sebagai
tanaman sayuran penghasil bibit.
Tahap Pelaksanaan kegiatan mencakup; (a). Penentuan Calon Petani dan
Calon Lokasi (CPCL); (b). Pendekatan, menggunakan metoda Participatory on
Farm Research, pelaku utama adalah Penyuluh Pendamping; (c). Materi
Demonstrasi di dasarkan pada hasik FSA yang komoditas utamanya menjadi
skala prioritas di tinjau dari ketersediaan teknologi dan aspek permintaan pasar;
(d). Persiapan: 1. perumusan rancangan demonstrasi dan implementasinya oleh
peneliti/penyuluh BPTP, 2. pembagian tugas untuk pelaksanaan demonstrasi
dengan melibatkan peneliti, penyuluh dan instansi lainnya yang terkait, 3.
penyediaan sarana dan prasarana produksi, 4. pembuatan petunjuk teknis
pelaksanaan lapangan dan 5. pelatihan penyuluh/petani pelaksana; (e) sosialisasi,
koordinasi dan monitoring (f). Skala luasan luas lahan untuk petak demonstrasi
tanaman kangkung 20 x 20 m dan tanaman kacang panjang serta mentimun 20 x
25 m dan pengembangannya pada pekarangan masing-masing anggota
Kelompok Wanita Tani (KWT) yang melibatkan 36 orang anggota. (g) Temu
lapang pada setiap tahapan kegiatan mengundang petani (anggota FMA dan
petani sekitar desa) untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan.
Terjadi penambahan anggota KWT 7 orang, dari 29 orang pada tahun 2010
menjadi 36 orang tahun 2011 atau meningkat 19,44% dengan penambahan lahan
usahatani pada pekarangan 212 m2 atau 6,72% dan penambahan luas lahan
kelompok dari 400 m2 menjadi 900 m2 atau 125%. Paket demonstrasi inovasi
teknologi tanaman kangkung dibandingan dengan paket petani terdapat selisih
hasil 877 ikat atau terjadi peningkatan hasil 14,32%. Paket demonstrasi
memberikan keuntungan 4.841.300, B/C ratio 3,77 dan R/C ratio 4,77, sedangkan
36
paket petani diperoleh keuntungan Rp. 4.073.200, B/C ratio 3,47 dan R/C ratio
4,47. Terdapat selisih keuntungan usahatani Rp. 768.100 atau terjadi peningkatan
15,87%. Demonstrasi inovasi teknologi tanaman kacang panjang keuntungan
usahatani Rp. 31.409.200 dengan B/C ratio 1,20 dan R/C ratio 2,20. Sedangkan
paket petani keuntungan usahatani Rp. 26.293.400 dengan B/C ratio 1,15 dan
R/C ratio 2,15. Terdapat selisih keuntungan usahatani Rp. 5.115.800 atau terjadi
peningkatan 16,29%. Demonstrasi inovasi tanaman mentimun keuntungan
usahatani Rp. 15.638.160 dengan B/C ratio 0,63 dan R/C ratio 1,62, sedangkan
paket petani keuntungan Rp. 3.266.300 dengan B/C ratio 0,15 dan R/C ratio 1,15,
terdapat selisih Rp. 12.371.860 atau terjadi peningkatan 79,11 %.
Kegiatan juga dilaksanakan di Desa Makmur Jaya Kabupaten Tanjung
Jabung Barat pada tahun anggaran 2011. Teknologi yang didemonstrasikan
adalah budidaya cabai keriting spesifik lokasi lahan pasang surut, dengan inovasi
teknologi pengelolaan lahan pasang surut, penggunaan varietas unggul,
pemupukan berimbang, penggunaan MPHP, pengendalian hama dan penyakit
berdasarkan konsep PHT dan penanganan panen serta pasca panen.
Demonstrasi Inovasi Teknologi hasil tanam tahun 2010 di Desa Bramitam Kiri,
memberikan hasil lebih baik dari paket petani, dengan hasil 5.684 kg/ha dan paket
petani 4.023 kg/ha terdapat selisih 1.661 kg/ha atau terjadi peningkatan hasil
29,22 % dengan selisih jumlah panen 3 kali lebih baik hasil demonstrasi teknologi
dengan B/C ratio >1. Tingginya hasil demonstrasi teknologi didukung oleh
komponen hasil yang juga lebih baik seperti tinggi tanaman, jumlah cabang
produktif dan jumlah panen. Kegiatan demontsrasi Inovasi Teknologi tahun 2011 di
Desa Makmur Jaya Kecamatan Betara, tidak dapat dilakukan sesuai program
karena masalah kekeringan/kemarau, penanaman dilakukan pada bulan
Nopember 2011 setelah curah hujan cukup untuk pertumbuhan tanaman. Hasil
analisis usahatani cabai ditingkat petani Desa Makmur Jaya tahun 2011 dari 10
orang responden memberikan hasil 3.160 kg/ha dengan penerimaan Rp.
55.300.000 keuntungan usahatani Rp. 36.902.500/ ha, B/C ratio >1.
37
3.5.6 Workshop Antara Staf Peneliti Dan Penyuluh Di Kabupaten Dan Kecamatan Di Kabupaten Merangin
Pembangunan Pertanian tidak lepas dari keberhasilan mengintegrasikan
Iptek dalam program peningkatan produksi Pertanian. Peranan Sektor pertanian
menunjang perekonomian Jambi sangat dominan terlihat dari besarnya tenaga
kerja di sektor pertanian lebih dari 60 %, jadi sektor pertanian menjadi landasan
bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan sumberdaya pertanian adalah dengan
menggunakan teknologi pertanian maju sesuai dengan kondisi lingkungan Jambi,
oleh karena itu Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Provinsi Jambi telah
banyak menghasilkan berbagai teknologi spesifik lokasi namun belum
terdiseminasikan secara baik, untuk itu dengan revitalisasi penyuluhan dimana
penyuluh sebagai Fasilitator dan Motivator mempunyai peranan penting dalam
transformasi teknologi hasil pengkajian baik secara langsung maupun melalui
kegiatan dilapangan. Melalui kegiatan FEATI proses penyampaian hasil Litkaji
BPTP yang telah siap didiseminasikan dilaksanakan melalui Workshop Staf
Peneliti dan Penyuluh di kabupaten dan kecamatan, dimana para peneliti langsung
berinteraksi dengan penyuluh tentang hasil kajian yang telah dilaksanakan.
Workshop ini dilaksanakan melalui pertemuan untuk mengekspose hasil Litkaji
peneliti sesuai dengan permintaan daerah dan diteruskan melalui diskusi untuk
menghasilkan suatu kesepahaman tentang teknologi tersebut. Dari kegiatan ini di
38
dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang Penanganan Budidaya Sayuran
Organik didataran Rendah, Pascapanen Sayuran serta Keamanan Pangan,
Budidaya Ternak Kambing dan masalah yang dihadapi petani sayuran di lapangan
serta upaya pemasaran hasil pertanian untuk meningkatkan pendapatan petani.
Diharapkan kegiatan Workshop ini akan mempercepat adopsi teknologi dari BPTP
serta hambatan dilapangan dapat diatasi secara nyata.
3.5.7. Workshop Pendampingan Pelaksanaan ARF Mendukung FMA
Di Kabupaten Merangin dan Tanjung Jabung Barat. Penyuluhan Pertanian merupakan proses pembelajaran bagi petani agar
mereka mampu dan mau menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya
sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi (P3TIP),
bertujuan untuk mewujudkan sistem penyuluhan pertanian yang mampu
memenuhi kebutuhan petani menghadapi agribisnis berbasis inovasi teknologi.
Salah satu metoda pengembangan kapasitas petani adalah kegiatan
penyuluhan yang dikelola oleh Petani (Famers Managed Extension Activities
/FMA). FMA adalah proses perubahan perilaku, pola pikir dan sikap dari petani
tradisional menjadi petani moderen berwawasan agribisnis, yang dirancang
sebagai wahana pembelajaran yang berkelanjutan dengan pendekatan belajar
sambil berusaha (learning by doing). Keberhasilan kegiatan FMA tergantung
39
metode pendampingan dalam memfasilitasi pembelajaran agribisnis berbasis
inovasi teknologi. Satu diantaranya adalah metode Action Research Facility (ARF)
atau disebut juga dengan istilah “kaji tindak.”
Workshop Pendampingan Pelaksanaan ARF Mendukung FMA di
Kabupaten merupakan salah satu wadah proses perubahan perilaku, pola pikir
dan sikap bagi petani terutama peserta UP-FMA.
3.6. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Provinsi Jambi
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah bagian dari
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis
sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Program PUAP bertujuan untuk
penanggulangan kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran dan penciptaan
lapangan kerja di perdesaan, serta meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi
petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke
permodalan. Pelaksanaan program PUAP di Provinsi Jambi pada tahun 2008
dialokasikan sebanyak 208 Desa/Gapoktan, tahun 2009 sebanyak 369 Desa/
Gapoktan, tahun 2010 sebanyak 151 Desa/Gapoktan dan tahun 2011 sebanyak
211 Desa/Gapoktan yang tersebar di 11 kabupaten/kota. Untuk mengawal
kegiatan PUAP di tingkat lapangan telah dilakukan rekrutmen tenaga Penyelia
Mitra Tani (PMT) sebanyak 34 orang, yang terdiri dari 24 orang tenaga PMT yang
40
telah bertugas pada tahun 2010 dan diperpanjangan kontraknya pada tahun 2011
dan 10 orang tenaga PMT rekrutmen baru tahun 2011 (PMT pergantian antar
waktu). Dalam mendukung keberhasilan kegiatan PUAP, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian sesuai dengan tupoksinya dalam program PUAP telah
berperan dalam melaksanakan fungsi kesekretariatan PUAP di tingkat provinsi,
memfasilitasi dan mengkoordinir pembayaran biaya operasional Penyelia Mitra
Tani, memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi PUAP, verifikasi RUB dan dokumen
administrasi Gapoktan, pendampingan teknologi dan melakukan supervisi
kegiatan PUAP.
Dalam pelaksanaan program PUAP tahun 2011 sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Pertanian tentang Penetapan Desa dan Gapoktan Penerima
Dana Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan tahun 2011, Provinsi Jambi mendapat alokasi program PUAP
sebanyak 225 Desa/Gapoktan. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Tim Teknis
PUAP kabupaten/kota dan verifikasi RUB (Rencana Usaha Bersama) dan
Dokumen administrasi Gapoktan, yang bisa diproses dan terealisasi adalah
sebanyak 211 Desa/Gapoktan. Sedangkan 14 (empat belas) Desa/Gapoktan
mengalami permasalahan dan tidak bisa diproses yang disebabkan antara lain :
(a) duplikasi dengan desa PUAP tahun 2010, (b) adanya kesalahan administratif
dalam penetapan desa PUAP, (c) adanya permasalahan internal dalam
kepengurusan Gapoktan, (d) adanya pemekaran desa dan lain sebagainya.
Selama 4 (empat) tahun pelaksanaan program PUAP di Provinsi Jambi
ternyata telah memberikan dampak dan kontribusi yang signifikan kepada para
petani, dimana berkat adanya dana BLM PUAP yang telah disalurkan kepada
Gapoktan telah banyak membantu petani khususnya dalam mengatasi masalah
permodalan untuk membiayai kegiatan usahatani. Sampai dengan tahun 2011,
telah disalurkan dana BLM-PUAP kepada 1.014 Gapoktan di Provinsi Jambi
dengan jumlah dana sebesar Rp. 101.400.000.000 (seratus satu milyar empat
ratus juta rupiah). Disamping itu dana BLM PUAP yang ada di Gapoktan juga telah
banyak yang berkembang. Pada pelaksanaan PUAP tahun 2008 dari
Rp. 28.300.000.0000 (dua puluh delapan milyar tiga ratus juta rupiah) yang telah
disalurkan kepada Gapoktan telah berkembang menjadi Rp. 33.020.364.989 (tiga
41
puluh tiga milyar dua puluh juta tiga ratus enam puluh empat ribu sembilan ratus
delapan puluh sembilan rupiah) dan pelaksanaan PUAP tahun 2009 dari
Rp. 36.900.000.0000 (tiga puluh enam milyar sembilan ratus juta rupiah) yang
disalurkan kepada Gapoktan telah berkembang menjadi Rp. 43.337.554.760
(empat puluh tiga milyar tiga ratus tiga puluh tujuh juta lima ratus lima puluh empat
ribu tujuh ratus enam puluh rupiah). Untuk kegiatan PUAP tahun 2010 (151
Gapoktan), telah dicairkan/disalurkan dana BLM PUAP kepada anggota Gapoktan
sebanyak Rp. 12.004.950.000 (dua belas milyar empat juta sembilan ratus lima
puluh ribu rupiah) atau sebesar 79,50 % dari total dana PUAP yang tersedia.
Sedangkan untuk pelaksanaan program PUAP tahun 2011, sebanyak 60
Gapoktan (28,44 %) telah mencairkan dana BLM-PUAP kepada anggota dengan
jumlah pencairan sebesar Rp. 3.767.500.000,- ((tiga milyar tujuh ratus enam puluh
tujuh juta lima ratus ribu rupiah). Sementara itu ditinjau dari aspek sistem
pengelolaan dana BLM-PUAP, Gapoktan PUAP Provinsi Jambi telah berhasil
membentuk sebanyak 25 (dua puluh lima) Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis
(LKM-A).
3.7. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi Jambi
Peranan sektor pertanian terhadap PDRB (atas harga berlaku) Kabupaten
Kerinci, Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat
dikategorikan sangat menonjol dan cukup menonjol. Pertama, dilihat dari sisi
kontribusinya terhadap PDRB. Untuk Kabupaten Kerinci, kontribusinya selama
periode 2006 – 2010 sangat signifikan yaitu berkisar antara 66,64 persen – 68,05
42
persen, Kota Sungai Penuh hanya berkisar antara 11,36 persen – 13,24 persen
dan untuk Kabupaten Tanjung Jabung timur antara 12,97 persen – 17,33 persen.
Kedua, dilihat penyerapan tenaga kerja. Untuk Kabupaten Kerinci pada tahun
2008 dan 2010 sektor pertanian menyerapa tenaga kerja sebesar 63,31 persen
dan 61,37 persen. Untuk Kota Sungai penuh pada tahun 2010 sektor pertanian
menyerap 42,08 persen. Untuk kabupaten tanjung jabung Timur pada tahun 2008
dan 2010, sektor pertanian menyerapa tenaga kerja sebesar 69,68 persen dan
69,30 persen. Ketiga, dilihat dari perannya terhadap tercapainya swasembada
beras di Provinsi Jambi. Kontribusi Kabupaten Kerinci + Kota Sungai Penuh dan
Kabupaten Tanjung jabung Timur secara bersama-sama selama periode 2006 –
2010 memberikan kontribusi berkisar antara 40,64 persern – 48,52 persen
terhadap total produksi padi Provinsi Jambi. Peran lain yang dimainkan sektor
pertanian adalah sebagai penyedia bahan baku industri, yang umumnya masih
berbasis produk pertanian (agro industri).
Penyusutan lahan sawah karena beralih fungsi, baik terjadi karena alih
komoditi seperti yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dari tanaman
pangan utamanya padi sawah ke kelapa sawit, maupun beralih fungsi ke
penggunaan di luar sektor pertanian (bersifat permanen) seperti yang terjadi di
Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, merupakan salah satu masalah
“besar” yang dihadapi Provinsi Jambi. Selama periode 2006 – 2010 penyusutan
lahan sawah di kabupaten Kerinci Plus Kota Sungai Penuh mencapai 8.531 ha
atau 2.138 ha/tahun dari 24.259 ha pada tahun 2006 menjadi 15.720 ha pada
tahun 2010, sedangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur penyusutan lahan
sawahnya mencapai 59.043 ha atau 60,97 persen dari 96.847 ha pada tahun 2006
menjadi 37.804 ha pada tahun 2010.
Penyusutan lahan sawah di Kabupaten Kerinci disebabkan karena terjadi
alih fungsi dari areal pertanaman pertanian pangan utamanya padi ke penggunaan
di luar sektor pertanian, seperti menjadi areal pemukiman penduduk, areal
perkantoran, tempat usaha dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan di Kabupaten
Kerinci penyusutan lahan sawah ini terjadi karena alih komoditi dari komoditi
tanaman pangan khususnya padi menjadi areal perkebunan kelapa sawit. Secara
tegas, proporsi alih fungsi lahan sawah dari areal pertanaman tanaman pangan ke
43
penggunaan lain secara rinci proporsi penyebab alih fungsi datanya belum
tersedia.
Walaupun alih fungsi lahan sawah tersebut sampai saat ini belum
memberikan dampak negatif yang nyata terhadap total produksi padi di Provinsi
Jambi (karena laju penurunan luas lahan sawah masih dibawah laju pertumbuhan
luas panen dan produktivitas). Namun pengendalian alih fungsi lahan sawah
tersebut sesegara mungkin di kendalikan, alih fungsi lahan sawah yang terus
berlanjut tanpa ada upaya mengendalikannya, pada satu titik waktu akan sampai
dimana luas panen juga akan berkurang karena areal pertanaman yang semakin
sempit. Akibatnya, penurunan luas lahan sawah dan berlanjutnya alih fungsi lahan
sawah tidak saja akan berpengaruh terhadap total produksi padi, melainkan juga
akan mengancam posisi provinsi Jambi dari “surplus” menjadi “minus” beras.
Pengendalian alih fungsi lahan yang menyebabkan terjadinya penyusutan
lahan sawah yang tidak saja akan berakibat negatif terhadap penurunan produksi
melainkan juga akan merobah posisi Provinsi Jambi dari surplus menjadi minus
beras, perlu dilakukan sedini mungkin. UU No. 41 tahun 2009 yang diberlakukan
sejak tanggal 14 Oktober 2008 yang dilengkapi dengan PP No. 1 tahun 2011,
merupakan instrument yang dapat digunakan. Alas atau dasar pemberlakuan UU
tersebut adalah RT/RW, dimana sesuai dengan amanat UU tersebut di atas,
memerintahkan kepada pemerintah Kabupaten dan Kota untuk memasukkan
penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelajutan, Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan, secara
eksplisit tertulis dalam RTRW paling lambat 2 (tahun) sejak
diundangkannya/diberlakukannya UU No. 41 tersebut di atas.
Disisi yang lain, agar petani pemilik lahan sawah tidak mengalih
fungsikannya ke penggunaan yang lain baik dalam bentuk alih komoditi dari
tanaman pangan utamanya padi ke komoditi lain seperti kelapa sawit apalagi ke
penggunaan di luar sektor pertanian, petani perlu mendapat insentif setimpal.
Insentif tersebut dapat berwujud dalam bentuk jaminan harga jual, dalam bentuk
subsidi baik subsidi harga input maupun harga output maupun dalam bentuk biaya
rekoferi lahan yang telah mengalami penurunan kualitas (degradasi) sehingga
petani mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan modal yang dikeluarkan.
44
Karena salah satu alasan petani mengalihfungsikan lahan pangan menjadi areal
perkebunan kelapa sawit seperti yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
adalah hasil padi yang mereka peroleh tidak sesuai dengan banyaknya korbanan
yang dikeluarkan.
3.8. Visitor Plot/Petak Percobaan
Cara efektif transfer teknologi dapat dilakukan melalui kegiatan visitor plot.
Teknologi pertanian yang didemonstrasikan adalah teknologi unggulan daerah
berwawasan agribisnis yang memiliki peluang untuk dikembangkan disuatu
wilayah. Kegiatan visitor plot BPTP Jambi dilaksanakan mulai bulan Januari
hingga Desember 2011 dan merupakan kegiatan lanjutan. Kegiatan yang
dilakukan terdiri atas : teknologi pembibitan buah-buahan, pembiibitan karet klon
unggul, budidaya ternak kambing, budidaya tanaman sayuran dan palawija.
Tujuan kegiatan ini mendiseminasikan atau menyebarluaskan teknologi melalui
petak percontohan pembibitan buah-buahan, pembiibitan karet klon unggul,
budidaya kambing, budidaya tanaman sayuran dan palawija kepada petani atau
masyarakat lain yang membutuhkan
Pendekatan yang dilakukan pada kegiatan visitor plot menggunakan
demonstrasi lapang berdasarkan metode-metode ilmiah yang telah diuji. Kegiatan
teknologi pembibitan komoditas buah-buahan unggulan Jambi yang dilakukan
meliputi : pembibitan duku, durian dan rambutan. Kegiatan pembibitan karet klon
unggul yang dilakukan meliputi, pengelolaan batang bawah (root stock) dari biji
yang telah direkomendasikan (PB 260 & GT1) dan batang atas (scion) dari mata
tunas klon terpilih (klon G3 dan G4 ; PB 260, BPM 24, RRIC 100 dan IRR 39 ).
Perbanyakan (nursery) varietas unggul karet yang dilakukan menggunakan
metode okulasi (budgrafting). Kegiatan teknologi budidaya kambing terdiri atas :
penambahan dan penyisipan tanaman baru pada lahan kebun HMT, pemeliharaan
ternak, mengawinkan ternak dan recording. Kegiatan budidaya tanaman sayuran
dan palawija komoditi yang dibudidayakan yaitu: cabe keriting, bayam, kangkung,
jagung manis dan kacang tanah. Kegiatan Visitor Plot Tahun 2011 yang telah
dilaksanakan yaitu: Telah dibuat 5 unit petak percontohan diantaranya:
1) teknologi pembibitan buah-buahan, 2) teknologi pembibitan karet klon unggul,
3) teknologi budidaya ternak kambing, 4) teknologi budidaya tanaman sayur-
45
sayuran, 5) teknologi budidaya tanaman palawija. Adapun dampak dari hasil
kegiatan visitor plot 2011 yang telah dilakukan yaitu: adanya respon petani, PPL,
mahasiswa dan pelajar yang berkunjung dan berkonsultasi serta melakukan
praktek lapang baik secara kelompok maupun perorangan di lokasi visitor plot.
Data hasil kegiatan diseminasi visitor plot 2011 diantaranya :
1. Pada bulan Januari 2011 telah berkunjung anggota kelompok tani dari Desa
Tempino dan Desa Pelempam Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi,
dengan jumlah peserta 25 orang petani dan 3 orang PPL, yang bertujuan
belajar dan praktek lapangan tentang teknologi pembibitan karet klon unggul
selama satu hari.
2. Pada bulan Maret 2011 telah berkunjung siswa dari SMK Agromerangin
kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin sebanyak 5 orang yang bertujuan
melakukan magang selama 2 bulan. Para siswa sangat respon belajar
tentang teknologi yang didemonstrasikan di areal visitor plot.
3. Telah mengikuti kegiatan pameran dalam rangka Jambi Ekspo. Pameran
dilaksanakan 5 hari, produk yang dipamerkan yaitu: duku, manggis dan durian
sambung pucuk, bibit karet klon unggul beserta Jupnis.
4. Pada bulan Juni 2011 mengikuti kegiatan pameran dalam rangka Penas di
Kalimantan Timur, produk yang ditampilkan yaitu Pupuk Cair Organik.
5. Pada bulan Agustus 2011 telah berkunjung Petani dan PPL dari seluruh Kab.
Propinsi Jambi Sebanyak 40 orang bertujuan untuk berkonsultasi dan
pelatihan kilat tentang pembibitan karet klon unggul dan pembibitan buah-
buahan kerja sama dengan BAPELTAN Jambi.
6. Pada bulan September 2011 telah berperan serta membatu penelitan S2
Siswa Universitas 11 Maret tentang Pembibitan karet selama 1 Bulan.
7. Pada bulan Oktober 2011 telah berkunjung Siswa SMA 4 Kabupaten
batanghari sebanyak 38 orang, bertujuan untuk belajar dan praktek lapangan
tentang teknologi pembibitan buah-buahan dan pembibitan karet unggul
selama satu hari.
8. Pada bulan Desember 2011 telah berkunjung siswa MAN Model Kota Jambi
selama 3 hari sebanyak 5 orang yang bertujuan untuk berkonsultasi, belajar
praktek lapang tentang teknologi budidaya jagung
46
Hasil akhir kegiatan visitor plot 2011 yaitu terdesiminasikannya hasil
kegiatan berupa tampilan demonstrasi teknologi pertanian (petak percontohan)
dan mendapat respons positif dari petani, PPL, peneliti dan masyarakat luas.
3.9. Pameran/Ekspose
Ekspose/Pameran merupakan salah satu metode penyuluhan dengan
pendekatan secara massal yang dapat disampaikan dengan banyak cara baik
secara lisan, tulisan, gambar, terproyeksi, peragaan atau demonstrasi dan lain-
lain. Kegiatan ini sangat efektif untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan para
pengunjung pameran. Dengan demikian pelaksanaan pameran dapat
mempercepat diseminasi inovasi teknologi pertanian yang telah dihasilkan oleh
BPTP Jambi selama ini.
Pada tahun 2011, BPTP Jambi telah melaksanakan ekspose/pameran
sebanyak empat kali yaitu (1) Ekspose/pameran dalam rangka Jambi Emas Expo
2011 di lokasi MTQ Provinsi Jambi pada bulan Maret, (2) ekspose/Pameran
47
dalam rangka Pekan Nasional (Penas) Pertanian XIII di Kalimantan Timur pada
bulan Juli, (3) ekspose/pameran dalam rangka Perayaan Puncak Hari Krida
Pertanian (HKP) ke 38 di Pematang Lumut – Kuala Tungkalpadabulan Agustus,
(4) ekspose/ pameran dalam rangka Temu Lapang Sayuran Organik di Desa
Salam Buku Merangin pada bulan Oktober 2011.
Dari berbagai kegiatan ekpose/pameran yang telah dilaksanakan, fokus
utama yang dipamerkan adalah hasil Litkaji oleh BPTP Jambi selama ini yang
dikemas dalam bentuk simpel dan menarik dalam bentuk; Roll UP Banner, X
banner, Display, demonstrasi, produk, alat dan lain-lain. Untuk mendukung materi
tersebut disediakan dalam bentuk bahan tercetak seperti buku, brosur, leaflet yang
mendukung materi yang dipamerkan dan dibagikan gratis kepada para
pengunjung pameran.
Umpan balik dari pengunjung pameran merupakan masukan untuk
disampaikan kepada peneliti untuk penyempurnaan inovasi teknologi yang
dipamerkan, sehingga teknologi tersebut dapat diterima dan dimanfaatkan oleh
pengguna akhir teknologi tersebut. Kerjasama dengan pihak terkait khususnya
Pemda, Penyuluh, pengusaha pertanian dan lain-lain sangat dibutuhkan agar
pelaksanaan pameran berjalan dengan baik.
3.10. Pengelolaan Website
Melalui sistem komunikasi E-government yang terkandung dalam internet
merupakan upaya penyelengara pemerintahan yang berbasis penguna elektronik
untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Pengunaan
model internet tersebut memberikan informasi dan diseminasi dari institusi
pemerintah yang lebih cepat dan pelayanan akan lebih baik untuk pengguna.
Tujuan kegiatan ini adalah menyebarluaskan hasil-hasil pengkajian spesifik lokasi
dan kegiatan penting BPTP Jambi dan menyediakan informasi mengenai teknologi
pertanian terbaru bagi user yang dapat digunakan sebagai alternatif aplikasi
teknologi pertanian.
Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Januari – Desember T.A. 2011 di
Laboratorium Diseminasi BPTP Jambi yang berlokasi di Jalan Samarinda Paal V
Kotabaru Kota Jambi. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi: 1) Mengubah
template situs web BPTP Jambi ke versi terbaru (versi 2.1) pada versi bahasa
48
Indonesia, 3) Perbaikan halaman depan situs untuk pemeliharaan situs, maka
dilakukanlah perbaikan halaman depan situs berupa tampilan banner, header,
highlight, visitor counter dan SDM Profesional, 4) update data-data terbaru yang
tertayang didalam static content dan 5) penambahan main menu, category, info
teknologi, artikel dan berita aktual kegiatan BPTP Jambi dengan data-data yang
terupdate.
49
Hasil kegiatan dimana Situs web BPTP Jambi telah tayang dalam bentuk
template web versi terbaru (versi 2.1) yang terdiri dari dua bahasa yaitu versi
bahasa Indonesia dan versi bahasa Inggris dan Situs web BPTP Jambi T.A. 2011
telah mengupdate data-data terbaru hingga tahun 2011 mencakup teknologi
pertanian spesifik lokasi, kegiatan-kegiatan pengkajian, Fasilitas dan layanan,
struktur organisasi, informasi kepegawaian dan lain-lain. Selain itu ada
penambahan main menu, category, artikel dan berita aktual kegiatan BPTP Jambi
dengan data-data yang terupdate dan peningkatan pengunjung situs web melalui
visitor counter.
3.11. Kegiatan Kompetitif
3.11.1. Kajian Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai Pada Lahan Kering Masam Provinsi Jambi
Produktivitas kedelai di tingkat petani sentra produksi lahan kering provinsi
Jambi baru mencapai 1,3 ton/ha. Peluang peningkatan produksi kedelai masih
cukup besar, diantaranya melalui penerapan teknologi budidaya kedelai dengan
pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) produksi kedelai pada lahan
kering masam dapat mencapai lebih dari 2,0 t/ha. Tujuan pengkajian ini adalah
untuk mendapatkan 1-2 varietas unggul baru kedelai yang adaptif pada lahan
kering masam Provinsi Jambi. Mendapatkan teknologi PTT kedelai spesifik di
lahan kering masam guna meningkatkan produktivitas. Pengkajian ini dilakukan
mengacu pada panduan pengkajian teknologi pertanian di lahan petani. Kegiatan
50
dilaksanakan di sentra Produksi Kedelai lahan kering masam Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi. Kegiatan dilakukan mulai bulan Januari – Desember 2011.
Kegiatan pengujian adaptasi varietas kedelai ini menggunakan adalah
rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari
varietas unggul baru kedelai toleran lahan kering masam (Anjasmoro, Kaba,
Burangrang, Wilis dan Argomulyo). Ukuran petak 5 x 4 m, jarak tanam 40 x 15 cm,
2 tanaman/lobang. Pemupukan dengan dosis 50 kg/ha urea, 100 kg/ha SP 36 dan
50 kg/ha KCl. Pupuk kandang 1000 kg/ha dan dolomit 500 kg/ha. Pengendalian
OPT dengan pengendalian hama terpadu. Parameter yang diamati terdiri dari
data pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (persentase tumbuh, keragaan
tanaman, tinggi tanaman saat panen, jumlah cabang, jumlah polong isi, jumlah
polong hampa bobot 100 biji dan hasil (t/ha), ketahanan terhadap hama dan
penyakit utama, serta data pendukung seperti data curah hujan dan kuisioner
untuk menentukan preferensi konsumen (petani) terhadap hasil yang didapatkan.
Data pertumbuhan dan hasil akan dianalisis secara statistik. Dari hasil pengkajian
menunjukkan bahwa keragaan tanaman kedelai menunjukkan cukup beragam,
pada fase vegetatif dan fase generatif terlihat keragaan tanaman kedelai varietas
Kaba, Wilis dan Argomulyo menunjukkan pertumbuhan sedang sampai cukup
baik sedangkan varietas Anjasmoro dan Burangrang pertumbuhannya baik.
Varietas Anjasmoro memberikan hasil yang tertinggi yaitu 1,50 t/ha. Hal ini
menunjukan bahwa varietas Anjasmoro dapat beradaptasi pada lahan kering
masam. Diantara 5 varietas yang diuji adaptasikan ditingkat petani, ada satu
varietas yang dipilih dan diinginkan petani yaitu varietas Anjasmoro karena
memilki hasil tinggi dibanding varietas lainnya, bijinya besar, tahan hama /penyakit
dan tidak mudah pecah.
Paket teknologi PTT kedelai meliputi varietas, pemupukan dan ameliorasi.
Varietas yang digunakan adalah Anjasmoro, jarak tanam 40 x 15 cm, 2
tanaman/lobang. Pemupukan dengan dosis 50 kg/ha urea, 100 kg/ha SP 36 dan
50 kg/ha KCl. Pupuk kandang 1000 kg/ha dan dolomit 500 kg/ha. Pengendalian
OPT dengan pengendalian hama terpadu. Jumlah petani yang menerapkan paket
teknologi PTT kedelai dan paket teknologi petani sebanyak 3 petani kooperator.
Data yang dikumpulkan meliputi keragaan agronomis tanaman, produktivitas,
51
hama dan penyakit tanaman serta data sosial dan analisis ekonomi usahatani
kedelai. Dari hasil pengkajian menunjukkan bahwa pengelolaan tanaman terpadu
(PTT) kedelai dapat meningkatkan produktivitas 0,78 t/ha dibanding teknologi
petani yaitu 1,90 t/ha berbanding 1,12 t/ha. Penerapan teknologi PTT kedelai di
lahan kering masam Jambi secara ekonomis dapat memberikan pendapatan
usahatani sebesar Rp 4.415.000/ha dengan nilai MBCR 1,74 sehingga teknologi
PTT kedelai layak untuk diterapkan.
3.11.2. Pengkajian Efektivitas Dekomposer Dalam Dekomposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Pupuk Organik
Luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi yaitu 484.137 ha dengan
jumlah petani sekitar 168.053 rumah tangga. Dengan adanya luas lahan kelapa
sawit yang tinggi ini, terjadi kenaikan produksi TBS (Tandan Buah Segar) dan
CPO (Crude Palm Oil ), akan tetapi juga menyebabkan semakin tingginya potensi
limbah sawit yang belum termanfaatkan menjadi komoditas yang mempunyai nilai
ekonomis. Limbah TKKS merupakan limbah padat yang jumlahnya sekitar 6 juta
ton, namun pemanfaatannya masih terbatas. Salah satu komponen biaya yang
besar dalam pengusahaan kebun kelapa sawit adalah pemupukan. Pada saat ini,
kelangkaan dan mahalnya harga pupuk terutama pupuk Kalium menjadi masalah
bagi petani dan perkebunan-perkebunan besar. Pengolahan TKKS (Tandan
Kosong Kelapa Sawit) menjadi pupuk organik K menjadi salah satu alternatif
52
pemanfaatan limbah TKKS yang menumpuk dan secara ekonomis sebagai suplai
unsur hara organik bagi tanaman. Akibat kandungan lignin yang tinggi, maka
tandan kosong kelapa sawit memiliki waktu yang lama untuk terdekomposisi. Oleh
karena itu perlu dikaji dekomposer yang dapat mempersingkat waktu dekomposisi
dan menghasilkan pupuk organik dengan kualitas yang baik. Dari hasil pengkajian
ini diharapkan dapat diperolehnya 1-2 jenis dekomposer yang efektif dalam
mendekomposisikan TKKS dalam kurang dari 2 bulan, dengan rendemen kompos
60% dari tandan kosong kelapa sawit serta dihasilkannya pupuk organik dari
dekomposisi tersebut dengan kandungan Kalium 8-10% yang siap diaplikasikan.
Pengkajian ini dilaksanakan di areal petani plasma di Desa Muara Delang
Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin dari bulan Januari-Desember 2010.
Petani kooperator berjumlah satu orang yang tergabung dalam Kelompok Tani Suka
Makmur. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 3
ulangan, terdiri dari : kontrol, jenis dekomposer orlitani, dekomposer M-Dec,
dekomposer Promi dan dekomposer Stardec. Dekomposisi dilakukan dalam
beberapa tahap yaitu: pencacahan, inokulasi dengan dekomposer,
inkubasi/pemeliharaan dan pemanenan kompos. Pengamatan suhu dan
pengambilan sampel untuk menganalisa rasio C dan N diambil dalam periode 2
minggu. Pengamatan suhu hanya untuk memantau sampai dimana aktivitas
dekomposer dalam mendekomposisikan bahan organik. Pemanenan kompos
dilaksanakan setelah masa dekomposisi 3 bulan. Secara visual masih tetap
terlihat bentuk TKKS yang belum hancur, akan tetapi jika diremas-remas maka
seratnya cepat putus dan hancur. Diduga hal ini disebabkan oleh pencacahan
yang dilakukan tidak terlalu halus sehingga setelah 3 bulan, bentuk TKKS masih
tetap terlihat. Pada akhir dekomposisi yang berlangsung selama 3 bulan, dilakukan
analisa rasio C dan N serta kandungan hara tersedia meliputi P, K, Ca dan Mg.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa jenis dekomposer berpengaruh
nyata terhadap rasio C dan N, serta berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen
pupuk organik dan kandungan hara P, K, Ca dan Mg. Hasil Uji Duncan
menyatakan bahwa perlakuan kontrol dengan jenis dekomposer orlitani, promi dan
stardec berbeda tidak nyata tetapi berbeda nyata dengan jenis dekomposer
M-Dec. Hal ini menunjukkan bahwa jenis dekomposer M-Dec belum mampu
53
menurunkan rasio C/N dalam masa dekomposisi selama 3 bulan. Akan tetapi
perlakuan tanpa dekomposer (kontrol) memiliki rasio C/N yang terendah yaitu
19,43 . Diduga aplikasi LCPKS yang berpengaruh terhadap nilai rasio C/N ini.
Hasil analisis sidik ragam rendemen TKKS menunjukkan bahwa pengaruh jenis
dekomposer ini berbeda tidak nyata. Artinya berbagai jenis dekomposer yang
diuji dalam pengkajian ini memiliki kemampuan yang sama dalam
mendekomposisi bahan organik. Jenis dekomposer Stardec dan Orlitani mampu
menghasilkan rendemen TKKS >60% dalam waktu 3 bulan. Akan tetapi, tanpa
dekomposer pun proses dekomposisi dapat menghasilkan rendemen setengah
(50%) dari bahan organik TKKS yang digunakan. Dari hasil uji lanjutan Duncan,
terlihat bahwa jenis dekomposer orlitani, promi dan kontrol berbeda tidak nyata
tetapi ketiganya berbeda nyata dengan jenis dekomposer stardec dan M-dec.
Bahan organik hasil dekomposisi dengan menggunakan M-Dec memiliki
kandungan C-organik yang tertinggi (32,81%). Kualitas pupuk organik asal TKKS
ini digambarkan dengan kandungan unsure hara makro tersedia yaitu 1,08% N-
total, 1,32 ppm P-tersedia, 75,07 ppm K-tersedia, 731,26 ppm Ca-tersedia dan
61,64 ppm Mg-tersedia. Hasil pengkajian ini belum memperoleh jenis decomposer
yang dapat mendekomposisikan TKKS dalam waktu kurang dari 2 bulan dan
menghasilkan pupuk organik dengan kandungan K 5-8%. Hasil pengkajian ini baru dapat
memberikan output berupa dihasilkannya rendemen kompos 60% dari bahan TKKS.
3.11.3. Kajian Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Gogo Pada Lahan Kering Di Jambi
Pembuatan Pupuk Organik dari Tandan Kosong Kelapa sawit
54
Pemanfaatan lahan kering untuk padi gogo belum dilaksanakan secara
optimal, padahal padi gogo dapat dijadikan sebagai solusi dalam menghadapi
ketahanan pangan. Pengembangan padi gogo merupakan salah satu upaya yang
cukup strategis untuk mendukung dan meningkatkan produksi beras secara
nasional. Secara umum petani padi gogo di Provinsi Jambi melakukan budidaya
padi gogo pada Daerah Aliran Sungai (DAS), lahan kering sebagai tanaman sela
diantara tanaman perkebunan yang belum berproduksi dan pada daerah tadah
hujan. DAS Batanghari merupakan DAS terbesar kedua, mencakup luas areal
tangkapan ± 4,5 juta ha, petani pada kawasan ini melakukan budidaya tanaman
pangan, palawija dan hortikultura.
Masalah kekeringan dan tingginya serangan hama dan penyakit
merupakan faktor penghambat produktivitas padi gogo. PTT dan Varietas unggul
merupakan salah satu teknologi inovatif yang handal untuk meningkatkan
produktivitas tanaman padi gogo, baik melalui peningkatan potensi tanaman,
maupun melalui peningkatan toleransi dan ketahanannya terhadap berbagai
cekaman lingkungan biotik dan abiotik.
Penelitian bertujuan untuk (a). mendapatkan varietas unggul baru padi
gogo berumur genjah produksi tinggi dan tahan kekeringan, (b). Mendapatkan
teknologi PTT padi gogo guna meningkatkan produktivitas padi gogo pada lahan
kering.
Penelitian dilaksanakan di Kab. Sarolangun Prov. Jambi mulai Maret 2011.
Ruang lingkup kegiatan meliputi (1). Uji varietas unggul baru dan galur harapan
padi gogo, rancangan yang digunakan RAK, menguji 7 perlakuan terdiri dari 5
VUB, 1 galur harapan dan 1 varietas lokal padi gogo, dengan 4 ulangan dan (2).
Uji paket teknologi PTT dan paket teknologi petani padi gogo, rancangan yang
digunakan uji K membandingkan teknologi PTT dengan teknologi petani, jumlah
ulangan 3 orang petani koperator. Teknologi PTT terdiri dari persiapan lahan,
penggunaan varietas unggul baru, pemupukan berimbang, pengendalian OPT
berdasarkan PHT dan penanganan panen serta pasca panen.
Pada saat pertumbuhan tanaman terutama masa pembungaan kekeringan
terjadi relatif lama, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu yang
memicu tingginya persentase hampa, serangan hama dan penyakit yang berakibat
55
pada rendahnya produksi. Kondisi iklim tidak mendukung untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman, karena curah hujan dan jumlah hari hujan yang rendah
(kemarau), menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak maksimal, memicu
serangan hama dan penyakit serta berakibat pada tingginya persentase gabah
hampa.
Dari lima VUB, satu varietas lokal dan satu galur harapan padi gogo yang
diuji, hasil tertinggi diperoleh pada varietas Limboto 2,85 t/ha dan terendah
varietas Towuti 1,73 t/ha. Tingginya hasil varietas Limboto didukung oleh
komponen hasil yang relatif lebih baik dari semua varietas dan galur harapan yang
diuji serta lebih tahan terhadap cekaman lingkungan terutama kekeringan.
Teknologi PTT memberikan pertumbuhan dan hasil lebih baik dari teknologi
petani. Dari dua varietas (Inpago 4 dan Inpago 5) dengan teknologi PTT
memberikan hasil 2,78 t/ha dan 2,53 t/ha, sedangkan varietas lokal Senimas
dengan teknologi petani memberikan hasil 2,06 t/a.
Hasil analisis usahatani menunjukan bahwa, varietas Inpago 4 memberikan
penerimaan dan keuntungan usahatani lebih tinggi dari varietas Inpago 5 dengan
teknologi PTT dan terendah pada varietas lokal Senimas dengan teknolog petani.
Hal ini ditunjukkan oleh tingginya nilai B/C ratio dan R/C ratio. TIP tertinggi
diperoleh pada varietas Inpago 4 dengan teknologi PTT pada hasil 2.353,41 kg/ha
dan TIH Rp. 5.079,31/kg, sedangkan TIP terendah pada varietas lokal Senimas
dengan teknologi petani pada hasil 1.995,58 kg/ha dan TIH Rp. 5.812,38/kg. Baik
hasil uji varietas dan galur harapan maupun hasil PTT belum memberikan hasil
maksimal, hal ini dikarenakan tidak didukung oleh iklim (kekeringan/kemarau)
yang dibutuhkan tanaman padi gogo, meskipun pertumbuhan tanaman seperti
jumlah anakan produktif dan jumlah gabah permalai cukup tinggi namun
persentase gabah bernas dan hasil belum optimal.
3.12. Kegiatan Kerjasama dengan Lembaga RISTEK
3.12.1. Percepatan Adopsi dan Difusi Varietas Unggul Baru (VUB) Inpara 3 dan Inpara 5 Sebagai Pengganti Varietas Ir 42 Guna Mengatasi Pelandaian Produktivitas dan Mengantisipasi Gagal Panen Akibat Serangan Hama dan Penyakit
56
Provinsi Jambi mempunyai lahan rawa seluas 684.000 ha dan yang punya potensi
untuk pengembangan pertanian 206.832 ha dan lahan lebak 40.521 ha. Untuk mendukung
pengembangan tanaman pangan dilahan rawa, Badan Litbang Pertanian telah
menghasilkan paket teknologi untuk mendukung usahatani atau agribisnis di lahan rawa
dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Diantara komponen teknologi
yang sangat mendukung peningkatan produksi adalah varietas unggul yang adaptif di
lahan rawa yaitu varietas Inpara 3 dan Inpara 5. Kegiatan pengkajian dilaksanakan di desa
Teluk Ketapang, Kec. Senyerang, kab. Tanjung Jabung Barat. Kegiatan dimulai dari bulan
Maret – Oktober 2011.
Kegiatan pengkajian bertujuan untuk; 1). Meningkatkan produksi padi di lahan
rawa pasang surut dengan menerapkan inovasi teknologi VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5
dan 2). Mempercepat adopsi dan difusi VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5 di lahan rawa
pasang surut.
Luaran yang diharapkan adalah: 1). Produksi padi di lahan rawa pasang surut
dengan menerapkan inovasi teknologi VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5 meningkat, 2).
Adopsi dan difusi VUB padi Inpara 3 dan Inpara 5 di lahan rawa pasang surut meningkat
dan dipercepat.
Ruang lingkup kegiatan terdiri dari : (1) Kegiatan Gelar Teknologi, dengan
menerapkan usaha tani padi dengan pendekatan PTT padi rawa pasang surut (2) Temu
Lapang. Analisis usahatani dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil
kegiatan sampai bulan Oktober 2011 meliputi identifikasi lokasi, karakteristik lokasi dan
persiapan lahan penanaman VUB padi. Dari hasil wawancara dengan petani diperoleh
bahwa petani menggunakan varietas IR 42, Cisokan, Ciherang dan varietas lokal Serai.
Produksi padi varietas IR 42, Ciherang dan Cisokan antara 3,5 – 4,0 t/ha sedangkan
varietas lokal 2,5 t/ha. Lokasi pengkajian desa Teluk Ketapang merupakan areal pasang
surut termasuk dalam wilayah Kecamatan Senyerang yang terdapat di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Provinsi Jambi. Luas wilayah Kecamatan Senyerang 12.742 ha. Luas lahan
sawah yang diusahakan 1.881 ha, ladang/kebun 680 ha, perkebunan/kebun 2.745 ha.
Luas desa Teluk Ketapang 6.628 ha, memiliki topografi datar dengan ketinggian dari
permukaan laut 0-5 m. Areal yang sesuai untuk pengembangan tanaman padi yang
memiliki genangan air tipe B dan C. Lahan sawah yang diusahakan terutama pada musim
hujan mencapai 100 persen sedangkan pada musim kemarau lahannya tidak ditanam padi
(bera). Gelar teknologi dilaksanakan di lahan pasang surut dengan luasan 2 ha dengan
menerapkan teknologi budidaya padi dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu
(PTT) padi pasang surut, yang komponen teknologinya terdiri dari : persiapan lahan,
ameliorasi, Varietas Unggul Baru (VUB) Inpara 3 dan Inpara 5, sistem tanam jajar legowo,
57
pemupukan, penggunaan bahan organik, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
(PHT), panen dan pasca panen. Hasil pengkajian melalui gelar teknologi menunjukkan
bahwa penampilan/keragaan pertanaman padi varietas Inpara 3 dan Inpara 5
memperlihatkan keragaan cukup baik dan merata pertumbuhannya.
Hasil pengkajian melalui gelar teknologi menunjukkan bahwa
penampilan/keragaan pertanaman padi varietas Inpara 3 dan Inpara 5 memperlihatkan
keragaan cukup baik dan merata pertumbuhannya. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa
pertumbuhan varietas Inpara 5 lebih baik dibandingkan dengan varietas Inpara 3. Varietas
Inpara 5 memperoleh hasil 4,25 t/ha (GKG), varietas Inpara 3 memperoleh hasil 3,9
t/ha(GKG), sedangkan varietas IR 42 (petani) memperoleh hasil 3,1 t/ha (GKG). Hama
yang menyerang pertanaman padi seperti lembing batu, hama putih palsu, sundep dengan
intensitas serangan rendah dan untuk pengendalian hama sudah dilakukan penyemprotan
insektisida. Dilihat dari pertumbuhan tanaman, serangan hama dan penyakit serta respon
petani terlihat bahwa untuk kedepannya varietas unggul baru Inpara 3 dan Inpara 5
diharapkan akan menjadi alternatif pilihan varietas yang akan dikembangkan oleh petani di
lahan pasang surut selain varietas IR 42.
3.12.2. Kajian Pola dan Faktor Penentu Distribusi Penerapan Inovasi
Pertanian Spesifik Lokasi di Provinsi Jambi
Produksi dan produktivitas padi beragam dari satu daerah dengan daerah
lain. Disamping itu, juga terjadinya kesenjangan hasil di tingkat petani dengan
hasil penelitian. Hal ini disebabkan oleh penerapan teknologi yang tidak sama,
Badan Litbang Pertanian telah banyak menghasilkan paket teknologi produksi
padi, diantaranya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi. Terjadinya
58
keragaman penerapan PTT bias disebabkan oleh faktor teknologi, bio-fisik dan
sosial ekonomi. Untuk itu, diperlukan suatu kajian guna memetakan pola distribusi
dan faktor penentu distribusi dari penerapan inovasi PTT padi, Pengkajian
dilaksanakan di lima kabupaten penghasil padi dari bulan Maret sampai dengan
Oktober 2011. Metode pengkajian survey. Jumlah responden 90 orang. Data
primer dan data sekunder yang dikumpulkan diolah secara deskriptif. Pengkajian
ini bertujuan untuk memetakan distribusi inovasi pertanian PTT padi, menetukan
faktor penentu keberhasilan distribusi inovasi PTT padi dan memetakan
karakteristik sosial ekonomi dan budaya penerima inovasi PTT padi di Provinsi
Jambi. Varietas yang banyak ditanam adalah varietas Ciherang, IR 42, Inpari 3
dan Cisokan, masing-masing seluas 43.369 ha, 25.682 ha, 23.968 ha dan 12.841
ha. Varietas Ciherang disamping luas penanamannya, juga distribusinya merata
pada 11 kabupaten/kota, sedangkan varietas Cisokan dan varietas IR 42 ditanam
pada 9 dan 8 kabupaten, varietas Inpari 3 ditanam pada 7 kabupaten. Kabupaten
yang terluas menanam varietas Ciherang adalah kabupaten Tanjung Jabung
Timur dan Kerinci. Varietas Cisokan banyak ditanam di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Varietas IR 42 banyak ditanam di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi. Varietas Unggul Baru Inpari
3 banyak ditanam di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Kerinci.
3.12.3. Percepatan Adopsi dan Difusi Varietas Unggul Baru (VUB) Kedelai di Lahan Pasang Surut dan Ketersediaan Benih
Penelitian bertujuan untuk 1) mempercepat difusi dan adopsi varietas
unggul baru benih kedelai di lahan pasang surut, 2) meningkatkan ketersediaan
dan Pengelolaan benih kedelai bermutu yang berkelanjutan di tingkat petani dan
3) memberdayakan kelompok tani penangkar benih kedelai dalam pengelolaan
benih kelas FS dengan kapasitas produksi benih >1,5 ton/ha. Kegiatan dilakukan
dalam bentuk survey, on-farm, gelar teknologi, temu lapang dan media tercetak,
yang dilaksanakan dari bulan Maret – Nopember 2011 seluas 2 hektar dengan 3
petani penangkar benih kedelai di Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Provinsi Jambi.
59
Kegiatan diawali dengan Survey dan dilanjutkan kegiatan lapang usaha
penangkaran benih kedelai. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer,
sekunder, pengamatan secara langsung (visual) dan farm record keeping.
Sedangkan pengamatan dilapangan dilakukan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Data yang terkumpul baik data primer maupun data
sekunder diolah dengan menggunakan tenik tabulasi sederhana. Sedangkan
analisisnya berupa analisis diskriptif kuantitatif dan diskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan penangkaran benih kedelai dengan
penggunaan varietas unggul Anjasmoro di lahan pasang surut memberikan hasil
yang cukup tinggi, dengan produktivitas 1,3 t/ha dengan hasil berupa benih
sebesar 60% yang bisa dijadikan benih. Meskipun hasil tersebut melebihi
produktivitas kedelai di Provinsi Jambi tetapi masih tergolong rendah. Rendahnya
hasil disebabkan pada waktu tanam kedelai berumur 15 hari terjadi banjir yang
mengenangi areal pertanaman dan pada waktu stadia pengisian polong terjadi
kemarau panjang sehingga tidak terpenuhi kebutuhan air.
Gelar teknologi kedelai pada lahan pasang surut dapat menjadi media
penyuluhan dan pembelajaran bagi petani. Temu Lapang secara umum mendapat
respon positif dan sangat disambut antusias dari para peserta baik dari pengambil
kebijakan maupun dari para petugas dan masyarakat tani. Pemberdayaa petani
penangkar dilakukan melalui pembinaan berupa teknis penangkaran dalam rangka
menjaga kerjasama baik dengan instansi pemerintah/swasta, maupun sesame
60
kelompok tani dan penyedia modal. Informasi media tercetak pada penelitian ini
berupa pembuatan Leaflet dan Brosur.
3.12.4. Kajian Kelembagaan Formal dan Informal dalam Pengembangan Inovasi Spesifik Lokasi untuk Mendukung Pembangunan Pertanian di Provinsi Jambi
Keberhasilan pembangunan pertanian tidak hanya ditentukan dukungan
teknologi. Dukungan kelembagaan formal dan non formal juga memiliki andil yang
besar. Pengkajian ini bertujuan untuk menelaah kinerja kelembagaan formal dan
informal dalam pengembangan inovasi spesifik lokasi untuk mendukung
pembangunan pertanian di Provinsi Jambi, fokus pada aspek benih padi.
Pengkajian di fokuskan di tiga kabupaten yaitu kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Sarolangun dan Kabupaten Kerinci, periode Maret – November 2011. Data dan
informasi dikumpulkan dari tokoh kunci dan lembaga formal. Tokoh kunci formal
adalah pimpinan wilayah dan atau kelembagaan formal. Pendekatan ini dilakukan
melalui: (a) studi referensi yang relevan dengan kegiatan kelembagaan tersebut,
(b) PRA dilakukan baik melalui pengamatan (observasi) wilayah, wawancara
terhadap kelembagaan formal (Dinas Pertanian, BPSB) dan informasi mengenai
petani penangkar. Pada kegiatan PRA ini data atau informasi yang dikumpulkan
meliputi. Analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif
dipertajam dengan analisis SWOT dan SCP (Structure Conduct Performance).
Pengkajian ini diharapkan akan menghasilkan formulasi sistem kelembagaan
perbenihan padi yang lebih efektif sehingga menjadi pendorong peningkatan
produksi padi di Provinsi Jambi. Hasil yang telah dicapai sebagai berikut : (1)
pengadaan benih padi di Provinsi Jambi masih menghadapi kendala baik kualitas
maupun kuantiitasnya masih kurang. Pengadaan benih oleh kelembagaan formal
maupun informal masih belum dapat memenuhi kebutuhan benih, (2) dinamika
kelembagaan perbenihan selain dipengaruhi faktor internal juga faktor eksternal
antara lain kebijakan pemerintah setempat, (3) untuk mendorong kinerja
kelembagaan perbenihan diperlukan pembinaan yang lebih intensif terutama
dalam hal organisasi dan manajemen, peningkatan pengetahuan dan keterampilan
teknis ditingkat petani, (4) diperlukan upaya jaringan kerjasama perbenihan secara
horizontal maupun vertikal dengan institusi penyelenggara perbenihan, (5) untuk
61
mengatasi persoalan perbenihan di kabupaten-kabupaten diperlukan komitmen
dari berbagai pihak terutama pemerintah daerah untuk memberikan perhatian
lebih serius melakukan pembinaan yang lebih intensif melalui berbagai pelatihan
terhadap penangkar serta menjalin hubungan dengan institusi penyelenggara
pengadaan benih dan (6) penyaluran benih padi dilakukan melalui jalur BBI-BBU-
BBP,penangkar-kelompok tani/petani
62
IV. TRAINING /PELATIHAN
4.1. Pelatihan Jangka Pendek
Penyelenggaraan kegiatan latihan bagi peneliti, penyuluh dan teknisi sangat
bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu
bidang tertentu. Pada tahun 2010 beberapa staf BPTP Jambi telah mengikuti
pelatihan jangka pendek dan magang yang dilaksanakan di dalam negeri yang
dibiayai oleh Proyek yang ada di Badan Litbang Pertanian (Tabel 26).
Tabel 15. Nama Pegawai BPTP Jambi yang Mengikuti Magang/Pelatihan Jangka Pendek pada Tahun 2011
No. Nama Jenis Pelatihan/Workshop/ Lokakarya
Tempat/Waktu
1 2 3 4
1 Ir. Linda Yanti, M.Si Workshop Penyusunan LAKIP 2010, RKT dan PKT 2010
lingkup BBP2tp
Bogor, 24 - 26 Januari 2011
2 Eva Salvia, SP Sda Sda
3 Jon Hendri, SP Pelatihan Bahasa Inggris kelas EAP dan TOEFL Preparation
LBPP LIA Bogor, 24 Januari 2011
4 Defira Suci Gusfarina, SP
Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Kelompok IPS
lingkup BBP2TP
Bogor, 24 Februari - 16 Maret 2011
5 Ir. Endrizal, M.Sc Workshop Koordinasi & Sinkronisasi BPTP-BMKG
dalam rangka percepatan arus Informasi Iklim kepada
Pengguna
Jakarta, 5 Maret 2011
6 Ir. Marlina Susy Rangkuti
Pemasyarakatan Prosedur Pengelolaan BMN (Sosialisasi
PP 6/2006 dan Juknisnya)
Palembang, 30 -31 Maret 2011
7 Suartika Sda Sda
8 Eva Salvia, SP Workshop/Sosialisasi SIMONEV 2011
Yogyakarta, 5 - 6 April 2011
9 Kiki Suheiti, S.TP Forum Apresiasi Statistika & Hasil Penelitan Lingkup Badan
Litbang Pertanian
Bandung, 11 -12 Mei 2011
63
Tabel 15. (lanjutan)
1 2 3 4
10 Endang Susilawt, S.Pt Uji Coba Web Template versi 2.1
BPTP Sumsel, 5 - 6 Mei 2011
11 Masitho, S. Pt Sda Sda
12 Ir. Jumakir Workshop Elektronik Information lingkup BBP2TP
Yogyakarta, 11 -14 Mei 2011
13 Dewi Novalinda, SP Sda Sda
14 Desy Nofriati, SP, M.Si
Diklat prajabatan Golongan III Bogor, 23 Mei - 15 juni 2011
15 drh. Sari Yanti Hayanti Sda Sda
16 Ike Yudi Winarni, SE Sda Sda
17 Kamalia Mulyanti, S.TP
Sda Sda
18 Kiki Suheiti, S.TP Pelatihan Bahasa Inggris Kelas IBT Preparation Lanjutan Badan
Litbang Pertanian
Bogor, 6 -13 Agustus 2011
19 Romanti Sitanggang, A.Md
Apresiasi Peningkatan Manajemen dan Teknis Tenaga
Pustakawan
Bogor, 13 - 15 Juni 2011
20 Ir. Marlina Susy Rangkuti
Standarisasi Standar operasional Prosedur (SOP)
Pelaporan Keuangan Kementan
Bali, 15 - 18 Juni 2011
21 Dewi Novalinda, SP Pelatihan & Penyuluhan Koperasi Lingkup Kota Jambi
Kota Jambi, 15 - 17 Juni 2011
22 Animar Sda Sda
23 Suartika Sistem Informasi Manajemen & Akuntansi BMN (SIMAK BMN
2010) dan Persedian
Sukajadi Hotel, 21 - 25 Juni 2011
24 Ir. Linda Yanti, M.Si Training Improving Social Outcomes of Agricultural Reseach and Extention
Bukittinggi, 20 - 23 Juni 2011
25 Siti Fatimah Bimtek Rekonsiliasi Semester I TA 2011 dan Penyusunan
laporan Keuangan
Kota Jambi, 21 - 22 Juni 2011
26 Ike Yudi Winarni, SE Sda Sda
27 Ir. Syafrial Sosialisasi Regional III & Pemanfaatan Dana PUAP &
Gapoktan se Wilayah Sumatera
Palembang, 19 -21 Juli 2011
64
Tabel 15. (lanjutan)
1 2 3 4
28 Ir. Endrizal, M.Sc Workshop SLPTT Cipayung, 24 - 27 Juli 2011
29 Ir. Adri, M.Si Sda Sda
30 Tri Kunto Prihono, SP Sda Sda
31 Raden Acep Sda Sda
32 Ir. Julitia Bobihoe Workshop Sistem benih Padi UPBS tingkat BPTP
Jakarta, 25 - 27 Juli 2011
33 Suartika Workshop Penyusunan Laporan keuangan SKPA lingkup
BBP2TP
Cipayung, 19 - 22 Agustus 2011
34 Sapriadi Sda Sda
35 Ir. Muzirman, M.si Training of Trainers (ToT) bagi Penyuluh Pertanian dalam
upaya meningkatkan kesadaran terhadap perubahan iklim melalui progrma ICCTF
Jakarta, 9 - 23 September
2011
36 Tri Kunto Prihono, SP Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah lingkup
Badan Litbang pertanian
Jakarta, 13 - 16 September
2011
37 Ir. Endrizal, M.Sc Pembinaan Percepatan Pemberantasan Korupsi dengan
Kegiatan Komitmen Anti Korupsi Menuju WBK lingkup Kementan Wilayah Sumatera
dan Kalimantan
Medan, 13 - 16 September
2011
38 Emi Nursanti Sda Sda
39 Tri Kunto Prihono, SP Sda Sda
40 Ir. Yardha Pelatihan Peningkatan Kemampuan Petugas BPTP dalam pendampingan SLPTT
Kedelai
Malang, 11 - 13 oktober 2011
41 Hery Nugroho, SP Sda Sda
42 Ir. Endrizal, M.Sc Pembinaan Sekretariat UAPPA / B-W
Bogor, 11 -12 Oktober 2011
43 Ir. Linda Yanti, M.Si Pengelolaan Situs Web BPTP dan Lolit lingkup Badan Litbang
Pertanian
Jakarta, 26-29 Oktober 2011
45 Endang Susilawati, S.Pt
Sda Sda
65
Tabel 15. (lanjutan)
1 2 3 4
46 Ir. Julistia Bobihoe Sosialisasi/ Apresiasi Peraturan Perbenihan Tanaman Pangan
UPTD BPSPT - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Jambi
Kota Jambi, 25 26 Nopember 2011
47 Joko Supriyanto, SP Sosialisasi GAP/SOP Jeruk Jambi, 7 Nopember 2011
48 Ir. Marlina Susy Rangkuti
workshop Laporan Keuangan Semester II Tahun 2011 &
Penertiban BMN
Bogor, 10-12 Nopember 2011
49 Drs. Tukimin Workshop Penyiapan Media Diseminasi & Pembuatan Video
Inovasi
Bogor, 16-21 Nopember 2011
50 Hendri Purnama, SP Sda Sda
51 Ir. Julistia Bobihoe Pekan Pertanian Spesifik lokasi Tahun 2011
Bogor, 17-21 Nopember 2011
52 Syafri Edi, SP Sda Sda
53 Ir. Jumakir Sda Sda
54 Ir. Nur Imdah Minsyah Sda Sda
55 Ir. Julistia Bobihoe Lokakarya RTN - sdgt pp Bogor, 30 Nopember 2011
56 Ir. Nur Asni, MS Workshop Pendalaman & Eskalasi M-P3MI
Hotel Accram - Bogor/
28-30 Nopember 2011
57 Ir. Julistia Bobihoe Workshop Evaluasi Pendampingan SLPTT & Koordinasi UPBS 2012
Sukamandi, 28-29 Nopember 2011
58 Ir. Adri, M.Si Sda Sda
59 Kamalia Mulyanti, S.TP
Sda Sda
60 Hery Nugroho, SP Pelaksanaan Program Prioritas Nasional berupa Penelitian &
Diseminasi Dampak Perubahan Iklim
Bandung, 27-30 Nopember 2011
66
Tabel 15. (lanjutan)
1 2 3 4
61 Joko Supriyanto, SP Sosialisasi GAP/SOP Durian Jambi, 3 Nopember 2011
62 Ir. Muzirman, M.Si Workshop Fungsional Penyuluh di lingkup Badan Litbang
Pertanian
Bogor, 5-6 Desember 2011
63 Ir. Julistia Bobihoe Workshop Perempuan Pemangku Jabatan Fungsional
Peran dan Kontribusinya Terhadap Penciptaan & Pengembangan Inovasi
Pertanian Lingkup Badan Litbang Pertanian
Bogor, 6-8 Desember 2011
67
4.2. Pelatihan Jangka Panjang
Untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia di BPTP Jambi sekarang
ini masih 3 orang staf sedang mengikuti pelatihan jangka panjang untuk jenjang
pendidikan S2 dan 7 orang untuk jenjang pendidikan S3 dan 1 orang untuk jenjang
pendidikan D3 di Perguruan Tinggi dalam negeri yang dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 16. Nama Pegawai BPTP Jambi yang Mengikuti Pelatihan Jangka
Panjang hingga T.A. 2011
No N a m a Jenjang Pendidikan yang Diikuti
Tahun Mulai Pendidikan
Tempat
1. Zubir, S.Pt, MP S3 2006 IPB
2. Desi Hernita, SP, MP S3 2007 IPB
3. Hendri Purnama, SP S2 2007 IPB
4. Purnomo Sidhi D3 2007 IPB
5. Lutfi Izhar, SP, M.Sc S3 2008 IPB
6. Hery Nugroho, SP S2 2009 IPB
7. Salwati, SP, M.Si S3 2009 IPB
8. Sigid Handoko, SP, M.Si S3 2010 UGM
9. Araz Meilin, SP, M.Si S3 2010 UGM
10. Erwan Wahyudi,SP, M.Si S3 2010 UGM
11. Mildaerizanti, SP S2 2010 UGM
68
V. PERPUSTAKAAN
Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi adalah
perpustakaan khusus yang tugas utamanya menunjang dan mendukung
penelitian, pengkajian dan kegiatan lainnya yang ada pada BPTP Jambi sebagai
Instansi Induknya. Perpustakaan BPTP Jambi juga terbuka untuk umum seperti
mahasiswa, pelajar, dosen, petani dan lain-lain yang mebutuhkan informasi
tentang pertanian.
Perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi
sebagian besar dalam format digital dan dapat diakses melalui komputer
jaringan.Untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan dengan informasi yang
singkat, padat dan akurat dalam waktu yang relative cepat pada perpustakaan
BPTP Jambi telah diadakan peralatan perpustakaan digital yaitu:
- 1 unit Komputer server dengan system operasional Windows 2003
- 1 unit Scanner untuk mendigitasi bahan pustaka
- 2 unit computer PC yang dipakai untuk buku tamu sekaligus untuk
penelusuran dan pengolahan
- 2 unit printer
- 1 unit UPS
Koleksi perpustakaan sampai dengan Desember 2011 tercetak, digitasi
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Daftar Bahan Pustaka hingga Desember T.A. 2011
No Jenis Bahan Pustaka Jumlah Judul Jumlah Eksemplar
1 Buku/Teks book 2.652 3.356
2 Majalah, Jurnal 60 2.490
3 Brosur 657 759
4 Laporan, Bibliografi, dll 154 157
5 Liptan & Liflet 1.509 1.561
6 CD Room 64 76
7 Album Foto 75 75
8 Digitasi 417 417
69
Perpustakaan digital diadakan pada tahun anggaran 2008 dan telah
berhasil dikembangkan sehingga sampai dengan sekarang hasil database yang
tersedia sebagai berikut :
- Database Buku, monograph/teks book 1.583 rekod
- Database Majalah, Jurnal 95 rekod
- Database IPTAN (Hasil Penelitian UK/UPT Badan Litbang) 346 rekod
- Database Kumpulan Teknologi Komoditas Duku 37 rekod
- Database Kumpulan Teknologi Komoditas Manggis 69 rekod
- Database Kumpulan Artikel Tanaman Obat 358 rekod
- Database Kumpulan Artikel Tanaman Hias 221 rekod
- Database Kumpulan Artikel Ternak 410 rekod
- Database Teknologi Tepat Guna Produksi BPTP Jambi 255 rekod
- Database Offline Proquest dan Science Direct 95 rekod
- Database Bank Data Provinsi Jambi 278 rekod
- CD Interaktif 9 rekod
Adapun alamat web pustaka digital BPTP Jambi yang dapat ditelusuri adalah
http://katalog.pustaka-deptan.go.id/~jambi/ dan alamat intranet pustaka digitalnya
adalah: http://serverpustaka/digilib.
Dengan adanya perpustakaan digital layanan juga bertambah yaitu layanan
elektronis. Pemustaka dapat mencari bahan pustaka digital lewat internet dan
intranet. Jurnal elektronis juga tersedia baik terbitan dalam dan luar negeri. Ini
semua disediakan untuk memuaskan dan memanjakan pemustaka supaya dapat
meningkatkan mutu pengkajian dan penelitian dan hasil akhirnya pasti untuk
mensejahterakan masyarakat petani di seluruh Propinsi Jambi.
Perpustakaan BPTP Jambi sudah berhasil melayani pemustaka selama
tahun 2011 sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Daftar Data Tamu Perpustakaan tahun 2011
No. Jenis Pemustaka Jumlah
1. Pegawai 40 orang
2 . Mahasiswa 36 orang
3. Umum/pelajar 13 orang
Jumlah 89 orang
70
Dari tabel diatas dapat disimpulkan semakin tahun semakin kurang
pemustaka ke perpustakaan tetapi hal ini disebabkan karena pemustaka sudah
dapat mengakses sebagian besar koleksi dari meja kerjanya masing-masing
dengan bantuan LAN dan akses internet. Dalam hal personalitinya memang
kurang, tetapi dalam pemanfaatan informasi tetap bertambah.
71
VI. PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM SERTA EVALUASI KEGIATAN
Monitoring dan evaluasi (monev) pengkajian dan diseminasi adalah suatu
proses pemantauan dan penilaian kemajuan serta keberhasilan suatu Litkaji dan
Diseminasi. Secara garis besar tujuan kegiatan monev adalah untuk melakukan
perbaikan-perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan pengkajian
dan diseminasi hasil monev akan memfasilitasi keterbukaan dan penyediaan
informasi penting yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan untuk
perbaikan program Litkaji di BPTP. Selajutnya, hasil Monev dibutuhkan pula dalam
penentuan keputusan mengenai keberlanjutan, modifikasi/penyempurnaan
ataupun penghentian (apabila dianggap perlu) dari berbagai kegiatan Litkaji dan
diseminasi hasil Litkaji di BPTP. Pelaksanaan kegiatan monev idealnya dilakukan
selama tiga kali dalam setahun, yang meliputi monev perencanaan (ex-ante),
monev pelaksanaan (on going) dan monev akhir kegiatan (ex-post)
Tujuan kegiatan monev adalah menganalisis kinerja pengkajian dan
diseminasi T.A. 2011, mengidentifikasi permasalahan dan keberhasilan (peluang)
sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan selanjutnya dan merumuskan
bahan masukan kepada pimpinan dalam perbaikan arah kebijakan pengkajian dan
diseminasi teknologi. Sedangkan luaran yang diharapkan dalam monev ini adalah
kinerja kegiatan pengkajian dan diseminasi teknologi T.A. 2011. Permasalahan
dan keberhasilan (peluang) kegiatan litkaji dan diseminasi serta bahan masukan
kepada pemimpin (Kepala BPTP) dalam memperbaiki arah kebijakan pengkajian
dan diseminasi teknologi.
Dari hasil evaluasi, kinerja seluruh kegiatan yang ada baik itu yang
diwadahi RKTM, RPTP maupun RDHP sudah berjalan dengan baik. Kegiatan
yang diwadahi RKTM sudah berjalan sesuai dengan perencanaan dan
perkembangan bulan yang ada. Akan tetapi tidak pernah ada laporannya karena
kegiatan ini merupakan kegiatan rutin.
Kegiatan yang diwadahi RPTP terdiri dari kegiatan APBN, pengkajian
kompetitif dan ristek. Untuk kegiatan APBN yaitu analisis kebijakan belum terlihat
kinerja kegiatannya, baik di lapangan maupun pada laporan rutin yang harus
dikumpulkan. Kegiatan pengkajian kompetitif dan ristek berjalan dengan sangat
72
baik dan sesuai dengan perencanaan yang ada. Permasalahannya hanyalah
pada keterlambatan anggaran tetapi hal ini dapat diatasi sehingga tidak ada
hambatan pada pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan yang diwadahi RDHP cukup banyak di balai ini. Kinerja kegiatan
diseminasi ini bervariasi karena cukup banyak permasalahan yang dihadapi,
terutama masalah revisi DIPA yang belum resmi. Kegiatan yang menghadapi
masalah ini adalah perbenihan, MP3MI, MKRPL dan FEATI. Akan tetapi setelah
revisi DIPA terealisasi pada akhir Oktober 2011, kegiatan ini berjalan lancar dan
terkoordinasi dengan baik sehingga pada akhirnya dapat mencapai realisasi fisik
>95%.
Kegiatan diseminasi lainnya (Pameran/Eskpose, Pengelolaan Website dan
Pengembangan Pustaka digital) sudah berjalan dengan sangat baik, dapat terlihat
nilai yang diperoleh. Kegiatan ini sudah rutin dilaksanakan dan berjalan sudah
sesuai dengan perencanaan. Demikian pula dengan laporan rutin. Dari seluruh
kegiatan yang perlu mendapat perbaikan adalah kelengkapan laporan bulanan.
73
VII. PENUTUP
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, pada tahun anggaran 2011 BPTP
Jambi sudah dapat menyelesaikan semua program penelitian dan pengkajian
yang hasilnya diharapkan dapat memberikan sumbangan/kontribusi teknologi
secara optimal bagi kepentingan pembangunan di daerah, khususnya dalam
bidang penelitian komoditas spesifik lokasi, serta mempercepat dan memperlancar
proses alih teknologi dari sumber teknologi kepada pengguna.
Masih seperti tahun-tahun sebelumnya permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan kegiatan adalah fasilitas pendukung yang dirasakan belum
memadai diantaranya, fasilitas laboratorium, sarana transportasi untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan dan jaringan komunikasi yang ada belum bisa digunakan
secara optimal.
Pembinaan sumberdaya manusia dan peningkatan sarana/prasarana
penelitian selama Tahun Anggaran 2011 dirasakan masih kurang, terutama dalam
hal pendidikan S2 dan S3. Sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan penelitian dan pengkajian masih terbatas.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan dukungan dari instansi yang berwenang
di pusat dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana
serta fasilitas pendukung lainnya.
74
Lampiran 1.
Struktur Organisasi BPTP Jambi
Kepala
Subbagian Tata Usaha
Seksi Kerjasama dan
Pelayanan Pengkajian
Laboratorium Diseminasi
Koordinator
Program, Monitoring
dan Evaluasi
Kelompok Pengkaji/Fungsional
75
Lampiran 2. Daftar Kenaikan Gaji Berkala pada Tahun 2011
No.
Nama
Gol
Kenaikan Gaji Berkala
Gaji Lama (Rp) Gaji Baru (Rp)
1 2 3 4 5
1. Aras Meilin, SP. M.Si III/c 1.888.300,- 2.037.000,-
2. Kiki Suheiti, S.Tp III/a 1.509.100,- 1.875.000,-
3. Robby Harianto II/a 1.249.300,- 1.550.600,-
4. Ir. Firdaus III/d 2.577.800,- 2.641.100,-
5. Hery Nugroho, SP. M.Si III/c 2.138.200,- 2.190.700,-
6. Lutfi Izhar, SP. M.Sc III/c 2.138.200,- 2.190.700,-
7. Sigid Handoko, SP. M.Si III/c 2.138.200,- 2.190.700,-
8. Endang Susilawati, S.Pt III/b 2.051.400,- 2.101.800,-
9. Desi Hernita, SP. MP III/c 2.190.700,- 2.244.500,-
10. Erika Siahaan III/b 2.260.400,- 2.315.900,-
11. Hasniarti, A.Md III/c 2.237.700,- 2.413.900,-
12. Fitriyana III/b 2.260.400,- 2.315.900,-
13. Barwanto II/a 1.513.400,- 1.550.600,-
14. Purnomo Sidhi II/c 1.648.500,- 1.725.900,-
15. Ir. Linda Yanti, M.Si III/c 2.237.700,- 2.413.900,-
16. Karmiden Sitorus III/a 2.116.700,- 2.168.700,-
17. Raden Acep III/a 1.962.200,- 2.116.700,-
18. Drs. Suharyon IV/b 2.733.400,- 2.800.500,-
19. Bambang Heryanto, SIP III/c 2.356.100,- 2.413.900,-
20. Ir. Yardha IV/b 2.733.400,- 2.800.500,-
21. Farida II/d 1.982.200,- 2.030.800,-
22. Emi Nursanti III/a 2.168.700,- 2.222.000,-
23. Fauzi II/a 1.441.800,- 1.447.100,-
24. Syamsurizal SY III/b 2.826.800,- 2.905.000,-
25. Animar II/d 2.270.200,- 2.333.000,-
26. Ratima Sianipar, SP III/b 2.604.700,- 2.676.700,-
27. Kusningsih III/a 2.568.100,- 2.639.100,-
28. Wasito II/a 1.847.300,- 1.898.400,-
29. Yondrizal I/c 1.326.900,- 1.438.300,-
30. Amaldi I/c 1.326.900,- 1.438.300,-
31. Ir. Adri, M.Si III/d 2.988.400,- 3.071.000,-
32. Hendri Purnama, SP III/b 2.272.500,- 2.335.400,-
76
Lampiran 2. (lanjutan)
1 2 3 4 5
33. Ir. Endrizal, M.Sc IV/b 3.336.300 3.428.600
34. Trikunto Prihono, SP III/b 2.372.800 2.750.700
35. Jon Hendri, SP III/a 2.180.300 2.240.600
36. Dewi Novalinda, SP III/b 2.151.900 2.211.400
37. Widya Sari Murni III/a 1.902.300 1.954.900
38. Masito, S.Pt III/a 1.902.300 1.954.900
39. Eva Salvia, SP III/a 1.902.300 1.954.900
40. Defira Suci Gusfariana, SP III/a 1.902.300 1.954.900
41. Ani Sumiati, SP III/a 1.902.300 1.954.900
42. Asmin Sianipar III/b 2.260.400 2.315.900
Lampiran 3. Data Cuti Pegawai di BPTP Jambi pada Tahun 2011
No. Nama Pangkat / Golongan
Jenis Cuti Lama Cuti
1. Rima Purnamayani, SP, M.Si III/b Tahunan 4 Hari 2. Erika Siahaan III/b Tahunan 8 Hari 3. Ir. Firdaus III/d Tahunan 5 Hari 4. Ir. Zulkarnaen Batubara, M.Si V/a Tahunan 8 Hari 5. Rima Purnamayani, SP, M.Si III/c Tahunan 4 Hari 6. Amaldy I/c Tahunan 8 Hari 7. Barwanto II/b Tahunan 7 Hari 8. Hasniarti, A.Md III/c Tahunan 9 Hari 9. Widya Sari Murni, SP III/a Sakit 3 bulan 10. Robby Hariyanto II/a Tahunan 4 Hari 11. Trikunto Prihono, SP III/b Tahunan 6 Hari 12. Fauzi II/b Tahunan 8 Hari 13. Karmiden Sitorus III/a Tahunan 4 Hari 14. Emmy Manurung III/a Tahunan 4 Hari 15. Ir. Jumakir III/c Tahunan 8 Hari 16. Kusningsih III/a Tahunan 8 Hari 17. Dewi Novalinda, SP III/b Tahunan 10 Hari 18. Ratima Sianipar, SP III/b Tahunan 8 Hari
77
Lampiran 4. Daftar Pegawai yang Naik Pangkat dan Diangkat Sampai Desember 2011
No. Nama Pangkat Baru
1. Ir. Nur Imdah Minsyah Pembina , IV/a
2. Rima Purnamayani,SP. M.Si Penata, III/c
3. Asmin Sianipar, A. Md Penata, III/c
4. Trikunto Prihono, SP Penata Muda Tk.I, III/b
5. Emi Nursanti Penata Muda Tk. I, III/b
6. Kiki Suheiti, S.Tp Penata Muda Tk I, III/b
7. Desy Nofriati, SP M.Si Penata Muda Tk I, III/b
8. drh. Sari Yanti Hayati Penata Muda Tk I, III/b
9. Agusnadi, SE Penata muda, III/a
10. Widya Sari Murni Penata Muda, III/a
11. Ani Sumiati, SP Penata Muda, III/a
12. Defira Suci Gusfarina, SP Penata Muda, III/a
13. Masito, S.Pt Penata Muda, III/a
14. Eva Salvia, SP Penata Muda, III/a
15. Kamalia Mulyanti, S.TP Penata Muda,III/a
16. Ike Yudi Winarni, SE Penata Muda, III/a
17. Rustan Hadi Pengatur Tk. I, II/d
18. Yesi Fransiska Pengatur Muda Tk. I, II/b
19. Robby Hariyanto Pengatur Muda Tk. I, II/b
20. Barwanto Pengatur Muda Tk. I, II/b
21. Fauzi Pengatur Muda Tk. I, II/b
22. Sapriadi Pengatur Muda Tk. I, II/b
23. Yondrizal Juru I/c
78
Lampiran 5. Nama Pegawai BPTP Jambi sampai dengan Desember T.A. 2011
No. Nama Jabatan
1 2 3
1. Ir. Endrizal, M.Sc Kepala Balai / Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Madya
2. Ir. Marlina Susy Rangkuti Kasubag Tata Usaha / Penyuluh Pertanian Pertama
3. Ir. Linda Yanti, M.Si Kasi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian/ PPK/Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian / Peneliti Muda
4. Ir. Busyra BS, M.Si Koordinator Program, Monitoring dan Evaluasi / Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Madya
5. Ir. Darwin Sitanggang Penjab Laboratorium Diseminasi / Penyuluh Pertanian Madya
6. Ir. Muzirman, M.Si
Penyuluh Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
7. Ir. Julistia Bobihoe Ketua Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Madya
8. Ir. Syafrial Penyuluh Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Penyuluh Pertanian Madya
9. Ir. Nur Asni, MS Ketua Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian / Peneliti Madya
10. Ir. Ahmad Yusri, M.Si Penyuluh Kelompok Pengkaji Sosek Pertanian / Penyuluh Pertanian Madya
11. Drs. Suharyon Peneliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Peneliti Madya
12. Ir. Yardha Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Madya
13. Ir. Zulkarnaen Batubara, M.Si
Penyuluh Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
14. Ir. Nur Imdah Minsyah Ketua Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Peneliti Muda
15. Ir. Firdaus Ketua Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Muda
16. Ir. Adri, M.Si Peneliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Peneliti Muda
79
Lampiran 5. (lanjutan)
1 2 3
17. Ir. Bustami Peneliti Kelompok Budidaya Pertanian / Peneliti Muda
18. Drs. Tukimin Penanggungjawab Subseksi Sarana dan Prasarana
19. Sigid Handoko, SP, M.Si Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Pertama
20. Syafri Edi, SP Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Madya
21. Desi Hernita, SP., MP Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian / Peneliti Muda
22. Zubir, S.Pt., MP Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian / Peneliti Pertama
23. Salwati, SP, M.Si Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Muda
24. Lutfi Izhar, SP, M.Sc Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Muda
25. Endang Susilawati, S.Pt Penanggungjawab Subseksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian / Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian/ Peneliti Pertama
26. Hery Nugroho, SP Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian/ Peneliti Pertama
27. Ir. Jumakir Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian/ Peneliti Muda
28. Mildaerizanti, SP Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian/ Peneliti Pertama
29. Hendri Purnama, SP Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Pertama
30. Joko Supriyanto, SP Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
31. Jainal Abidin Hutagaol, SP Penyuluh Kelompok Pengkaji Sosek Pertanian / Penyuluh Pertanian Pertama
33. Dewi Novalinda, SP Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
80
Lampiran 5. (lanjutan)
1 2 3
34. Kiki Suheiti, S.TP Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian / Peneliti Pertama
35. Araz Meilin, SP, M.Si Anggota Program, Monitoring dan Evaluasi / Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Muda
36. Erwan Wahyudi, SP, MSi Anggota Program, Monitoring dan Evaluasi / Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Peneliti non klas
37. Jon Hendri, SP Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian / Peneliti Pertama
38. Endang Sunandar, SE Urusan Keuangan
39. Fitriyana Urusan Administrasi Kepegawaian
40. Syamsurizal SY Urusan Administrasi Kepegawaian
41. Hasniarti, A.Md Teknisi Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
42. Erika Siahaan Urusan Laboratorium Diseminasi
43. Ratima Sianipar, SP Penyuluh Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian
44. Asmin Sianipar, A.Md Teknisi Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian / Urusan Publikasi Laboratorium Diseminasi
45. B. Heryanto, SIP Koordinator Urusan Kepegawaian/Pengelola Simpeg
46. Tri Kunto Prihono Penyuluh Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanain
47. Emi Nursanti Koordinator Urusan Keuangan/Bendahara Penerimaan
48. Raden Acep Teknisi Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian/ Koordinator Urusan Rumah Tangga
49. Emmy Manurung Bendahara Pengeluaran
50. Suartika Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga Balai / Pelaksana SIMAKBMN
51. Karmiden Sitorus Urusan Perlengkapan Balai
52. Romanti Sitanggang,A.Ma Urusan Perpustakaan Laboratorium Diseminasi
81
Lampiran 5. (lanjutan)
1 2 3
53. Alvan Ronald Sinaga Pengemudi Kendaraan/ Staf Urusan Kepegawaian
54. Farida Urusan Keuangan / Pelaksana SAK
55. Ani Sumiati, SP Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian
56. Eva Salvia, SP Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
57. Widya Sari Murni, SP Sekretaris Kepala Balai/ Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
58. Defira Suci Gusfarina, SP Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian
59. Masito, S.Pt Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi Pertanian
60. Desy Nofriati, SP. M.Si Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
61. drh. Sari Yanti Hayati Calon Peneliti Peneliti Kelompok Sumberdaya Pertanian
62. Kamalia Mulyanti, S.TP Calon Peneliti Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
63. Ike Yudi Winarni, SE Staf Keuangan
64. Siti Fatimah Urusan Administrasi Keuangan / Bendahara Penerima
65. Animar Urusan Perpustakaan Laboratorium Diseminasi
66. Agusnadi Urusan Administrasi Rumah Tangga/staf keuangan
67. Hedi Hermawan Teknisi Kelompok Pengkaji Sumberdaya Pertanian
68. Muslim, BS Pengemudi Kendaraan
69. Rustan Hadi Teknisi Kelompok Pengkaji Budidaya Pertanian
70. Purnomo Sidhi Urusan Administrasi Keuangan
71. Posma Siagian Urusan Rumah Tangga
72. Wasito Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga Balai
82
Lampiran 5. (lanjutan)
1 2 3
73. Rusman Urusan Administrasi Keuangan
74. Yesi Fransiska, A.Ma Urusan Administrasi Keuangan
75. Robby Haryanto Petugas Keamanan Kantor/Satpam
76. Yondrizal Teknisi Kelompok Pengkaji Mekanisasi Teknologi Hasil Pertanian
77. Barwanto Pengemudi Kendaraan
78. Fauzi Staf Sub Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
79. Amaldy Petugas Keamanan Kantor
80. Sapriadi Staf Keuangan
81. Siswadi Petugas Kebersihan
82. Sulastri Petugas Kebersihan
83. Ernawati Petugas Kebersihan
84. Supangatno Petugas Kebersihan
85. Defrianto Darman Petugas Kebersihan
86. Slamet Winarko Petugas Kebersihan
87. Yerry Irmaliasari, S. Kom Staf Sekretaris Kepala Balai
88. Beka Pesi Eliana, A.Md Staf Program
89. Umar Petugas Kebersihan
90. Sherly Agustin, SP Staf Program
91. Meilan Driver
92. Marito Petugas Kebersihan
93. Wega Laksana Petugas Keamanan Kantor
top related