laporan tahunan - kaltimprov.go.id tahunan 2017... · untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah...
Post on 19-Oct-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN TAHUNAN 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangBerdasarkan pengertian dan maknanya, ketahanan pangan adalah
kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari
ketersediaan pangan secara cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau (kecukupan pangan dan kecukupan gizi). Hal ini
tertuang dalam dokumen FAO (Food and Agriculture Organization) : food
security exists when all people, at all time, have physicall and economic
access to sufficiant, safe and nutritions food to meet their dietany need
and food preferences for an aesive and healthy life. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Timur Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Kalimantan Timur, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan digabung menjadi Dinas
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur. Dan
ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 60
Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Peraturan Gubernur
Nomor 97 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit
Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur.Dalam kerangka tersebut, Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura sebagai salah satu unit Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, sesuai tugas dan fungsinya
untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pangan,
tanaman pangan dan hortikultura, bersama-sama instansi terkait lainnya
mempunyai peran strategis dalam mendorong perwujudan ketahanan
pangan daerah menuju kemandirian pangan Kaltim Maju 2018 termasuk
dalam mengurangi angka kemiskinan dan kerawanan pangan di tingkat
rumah tangga, desa, kecamatan, dan kabupaten/kota.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 1
LAPORAN TAHUNAN 2017
Berdasarkan hasil evaluasi atas pembangunan di bidang pangan,
pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang telah dilaksanakan
sampai saat ini, persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi
dimasa mendatang antara lain :1. Ketahanan Pangan
Mengingat permintaan kebutuhan pangan semakin meningkat seiring
peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan baku industri
pengolahan pangan di Provinsi Kalimantan Timur, maka peluang dalam
menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan ketahanan
pangan yang mantap, secara umum masih cukup terbuka peluang
potensi sumberdaya (alam, SDM, budaya, teknologi dan finansial) yang
belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan ketersediaan
pangan, penanganan kerawanan pangan dan aksesibilitas pangan;
mengembangkan sistem distribusi pangan, stabilitasi harga pangan
dan peningkatkan cadangan pangan; mengembangkan
penganekaragaman konsumsi pangan yang beragam, bergizi
seimbang dan aman; serta penguatan kelembagaan ketahanan
pangan pemerintah dan masyarakat. 2. Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global
Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap
siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah
hujan yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan. Bagi
sub sektor pertanian tanaman pangan dampak lanjutannya adalah
bergesernya pola dan kalender tanam, eksplosi hama dan penyakit
tanaman serta pada akhirnya penurunan produksi pertanian.
Tantangan ke depan dalam menyikapi hal ini adalah bagaimana
meningkatkan kemampuan petani dan petugas lapang dalam
melakukan prakiraan iklim serta melakukan langkah antisipasi, mitigasi
dan adaptasi yang diperlukan.3. Ketersediaan infrastruktur sarana prasarana, lahan dan air
masih terbatas.Prasarana pertanian yang saat ini memprihatinkan adalah jaringan
irigasi. Kurangnya pembangunan jaringan irigasi yang baru dan
rusaknya jaringan irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 2
LAPORAN TAHUNAN 2017
bagi pertanian menurun. Tantangan yang dihadapi bagaimana
meningkatkan partisipasi petani dalam perlindungan DAS,
pemeliharaan jaringan irigasi desa, pengembangan sumber-sumber air
alternatif serta pemanfaatan sumber air tanah, danau, rawa dan hujan.Prasarana lain yang dibutuhkan namun keberadaannya masih terbatas
adalah jalan usahatani dan jalan produksi. Tantangan yang dihadapi
adalah bagaimana menyediakan prasarana yang dibutuhkan dalam
jumlah yang cukup.Disisi sarana produksi, permasalahan yang dihadapi belum tersedianya
benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian hingga ketingkat
usahatani serta belum berkembangnya kelembagaan pelayanan
penyedia sarana produksi. Tantangan kedepan adalah bagaimana
mengembangkan penangkar benih/bibit unggul dan bermutu,
menumbuhkembangkan kelembagaan penyedia jasa alat mesin
pertanian, mendorong petani memproduksi dan meningkatkan
pemakaian pupuk organik serta mendorong petani menggunakan
pestisida yang ramah lingkungan.4. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya
suku bunga usahatani. Petani belum memiliki kemampuan untuk
mengakses sumber permodalan, diantaranya diakibatkan oleh tidak
mudahnya pengajuan kredit dan ketiadaan agunan yang
dipersyaratkan. Tantangan ke depan adalah bagaimana pemberdayaan
kelembagaan usaha kelompok untuk menjadi cikal bakal lembaga
keuangan mikro di pedesaan.5. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan dan
hortikultura ke sub sektor non pertanian lainnya.Meningkatnya konversi lahan pertanian untuk keperluan diluar sub
sektor pertanian tanaman pangan seperti pertambangan, perkebunan
kelapa sawit, pemukiman dan fasilitas umum lainnya. Hal ini tidak
hanya menyebabkan kapasitas produksi pangan menurun tapi juga
semakin sempitnya luas garapan usahatani, degradasi tradisi dan
budaya pertanian serta turunnya kesejahteraan petani. Tantangan
untuk menghadapi ini bagaimana melindungi keberadaan lahan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 3
LAPORAN TAHUNAN 2017
pertanian yang ada, meningkatkan optimalisasi, rehabilitasi dan
ekstensifikasi lahan.6. Rendahnya nilai tukar petani (NTP)
Umumnya petani tidak memiliki modal besar, dengan usahatani
berskala kecil dan subsistem, akses petani terhadap sumber
permodalan menjadi terbatas. Selain itu petani belum memiliki fasilitas
penyimpanan hasil pasca panen, sementara produk pertanian bersifat
mudah rusak yang berakibat banyak petani yang terlibat ke dalam
sistem ijon dan/atau tengkulak. NTP sebagai indikator untuk mengukur
tingkat kesejahteraan petani kondisinya di Kalimantan Timur selama
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir bergerak fluktuatif, namun ada
kecenderungan menurun. Hal ini disebabkan yang diterima petani dari
hasil penjualan hasil-hasil pertanian jauh dibawah yang dibayar oleh
petani baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk biaya sarana
produksi pertaniannya.7. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani
Kondisi organisasi petani lebih bersifat budaya dan sebagian besar
berorientasi hanya untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, belum
diarahkan untuk memanfaatkan peluang ekonomi melalui
pemanfaatan aksesbilitas terhadap berbagai informasi teknologi,
permodalan dan pasar bagi pengembangan usahatani usaha
pertanian. Tantangan kedepan bagaimana kelembagaan petani ini
merevitalisasi diri dari kelembagaan pembinaan teknis dan sosial
menjadi kelembagaan yang berfungsi sebagai wadah pengembangan
usaha yang berbadan hukum dan berintegrasi dalam koperasi yang
ada di pedesaan.8. Semakin berkurangnya minat generasi muda untuk terjun di bidang
pertanian, khususnya untuk pertanian tanaman pangan dan
hortikultura. Merosotnya luas lahan garapan kepemilikan pribadi
dinilai sebagai salah satu penyebab keengganan ini dan selama ini
pembangunan pertanian telah mengabaikan peranan pemuda yang
berakibat jarak antara pemuda dengan ladang-ladang pertanian
semakin jauh dan proses regenerasi petani pun sulit berjalan sehingga
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 4
LAPORAN TAHUNAN 2017
pertanian tetap didominasi oleh generasi tua yang tentu mempunyai
implikasi bahwa pertanian berjalan ditempat dan sulit melakukan
perubahan yang mendasar mungkin ini salah satu yang menyebabkan
kondisi pertanian kita mengalami pengeroposan, renta dan kurang
darah. 9. Terbatasnya SDM Penyuluh
Belum berfungsi secara maksimal peran kelembagaan penyuluh (Balai
Penyuluh Pertanian dan Pos Penyuluh) dalam merubah pola pikir dan
prilaku petani yang masih berorientasi pada aspek produksi dari pada
mutu sehingga harga yang diterima petani masih relatif rendah serta
meningkatnya alih fungsi penyuluh ke jabatan struktural ataupun
bidang tugas lainnya sementara penambahan jumlah penyuluh tidak
ada. Dengan meningkatnya tuntutan daya saing bagi masyarakat tani
dipasar regional dan pasar global, petani dituntut merubah pola pikir
dan prilaku dari petani tradisional menjadi petani modern, mandiri dan
berwawasan agribisnis maka jumlah dan kompetensi penyuluh perlu
ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan. 10. Belum padunya antar sektor menunjang pembangunan pertanian.
Pembangunan pertanian tidak bisa berdiri sendiri melainkan
melibatkan banyak sektor terkait. Koordinasi antar sektor sudah sering
dilakukan, hanya saja mengintegrasikan secara fisik kegiatan antar
sektor masih sulit dilaksanakan.
B. Visi Sejalan dengan Visi Gubernur Kalimantan Timur yaitu “Terwujudnya
Kaltim Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan Berbasis Agroindustri dan
Energi Ramah Lingkungan”, maka Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura merumuskan visi sebagai berikut :
“Terwujudnya Swasembada Beras dan Meningkatnya Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura Berbasis Keunggulan Lokal
yang Mampu Beradaptasi dan Mendukung Mitigasi Perubahan
Iklim”
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 5
LAPORAN TAHUNAN 2017
Visi tersebut di atas mengandung beberapa makna sebagai berikut :
- Swasembada Beras adalah suatu kondisi dimana kita mampu
menghasilkan sendiri beras melalui bermacam macam kegiatan
sesuai kebutuhan yang diperlukan.
- Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain
yang mendukungnya baik di sektor hulu maupun hilir untuk
menyediakan bahan pangan.
- Keunggulan lokal berarti gagasan setempat yang bersifat penuh
kearifan, bernilai baik sehingga dianggap unggul dan diikuti oleh
anggota masyarakat.
Jadi keunggulan lokal yang dimaksudkan disini adalah produk – produk
pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang mempunyai ciri khas
dan dikembangkan di Provinsi Kalimantan Timur dengan
menggunakan teknologi spesifik lokasi, seperti berbagai varietas : padi
mayas, sereh, durian/lai, jeruk keprok borneo prima, pepaya mini,
pisang, buah naga dan lain lain.
C. Misi
Misi Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura ditetapkan
berdasarkan Misi Gubernur Kalimantan Timur yang tertuang dalam RPJMD
Provinsi Kalimantan Timur, yaitu: “Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang
Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan”.
Dalam rangka untuk mencapai misi, maka Dinas Pangan, Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur menetapkan Misi sebagai
berikut :
1. Mewujudkan ketersediaan pangan pokok;2. Mewujudkan konsumsi pangan rumah tangga beragam, bergizi,
berimbang dan sehat;3. Mewujudkan penyuluhan yang profesional; 4. Meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura berwawasan
lingkungan;5. Mewujudkan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura berwawasan
lingkungan.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 6
LAPORAN TAHUNAN 2017
D. Tujuan dan Sasaran
Penetapan tujuan dan sasaran Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur adalah untuk dapat memberikan
kejelasan tentang visi, misi, dan isu-isu strategis yang ada.
Tujuan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Timur :
1. Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura2. Meningkatkan penanganan pemasaran hasil3. Meningkatkan ketersediaan pangan;Sasaran Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Timur :
1. Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman pangan dan
hortikultura
2. Meningkatnya daya saing produk pertanian
3. Peningkatan ketersediaan energi dan protein
4. Peningkatan konsumsi energi dan protein
E. Strategi dan Kebijakan
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan
Timur menyusun strategi dengan pola yaitu :
1. Peningkatan persentasi ketesediaan pangan;
2. Peningkatan skor PPH diversifikasi;
3. Peningkatan persentase penurunan konsumsi beras;
4. Peningkatan persentase keamanan pangan;
5. Peningkatan jumlah ketersediaan penyuluh;
6. Peningkatan produksi, kualitas dan nilai tambah produksi padi, jagung,
kedelai dan ubi kayu;
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 7
LAPORAN TAHUNAN 2017
7. Mempertahankan luas lahan fungsional yang ada teutama di lahan
marginal;
8. Perbaikan dan penyediaan sarana dan prasarana pertanian;
9. Pengembangan kawasan sentra padi dengan skala luasan ekonomis
per kecamatan sesuai dengan Good Agriculture Practices (GAP);
10. Pengembangan kawasan sentra hortikultura dengan skala luasan
ekonomis per kecamatan sesuai dengan GAP;
11. Pengembangan diversifikasi tanam;
12. Meningkatkan mutu produk, antara lain melalui penerapan GAP serta
Good Handling Practices (GHP), penerapan teknologi budidaya ramah
lingkungan, fasilitasi sarana panen dan pasca panen;
13. Promosi, edukasi dan fasilitasi dalam usaha peningkatan kemitraan
dengan pemangku kepentingan terutama stakeholder yang terkait
dengan program REDD+;
14. Mengembangkan berbagai teknik pertanian adaptif untuk beradaptasi
terhadap perubahan iklim.
Untuk dapat mewujudkan perbaikan dan pengembangan secara terus
menerus baik secara internal maupun eksternal maka arah kebijakan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Timur difokuskan pada :1. Meningkatkan ketersediaan pangan maka perlu diarahkan pada
meningkatnya ketersediaan sebagai pangan utama dan cadangan
pangan pemerintah melalui pencapaian jumlah ketersediaan pangan
daerah sebesar 200 ton.2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan,
maka perlu diarahkan pada meningkatnya persentase penurunan
konsumsi beras sebesar 1,5%/kap/tahun, meningkatnya skor PPH
diversifikasi pangan sebesar 95 poin serta meningkatnya keamanan
pangan.3. Meningkatkan produksi padi dan ubi kayu dengan memanfaatkan lahan
kritis.4. Meningkatkan nilai tambah produk padi dan ubi kayu.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 8
LAPORAN TAHUNAN 2017
5. Perlindungan tanaman dari OPT dan dampak perubahan iklim dengan
pola tanam yang dapat memutus siklus hama.6. Meningkatkan penggunaan benih unggul yang tahan tergenang dan
tahan terhadap kekeringan dalam mengatasi variabilitas iklim.7. Koordinasi penerapan perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan. Khususnya memperkuat kelembagaan ditingkat petani
dan pembiayaan yang bersumber dari berbagai pendanaan baik
nasional maupun dana internasional.8. Optimasi lahan dan jaringan irigasi9. Menyediakan alat dan mesin pertanian yang rendah emisi dan ramah
lingkungan. 10. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengembangan dan
penerapan teknologi adatif terhadap perubahan iklim berbasis kearifan
lokal.11. Sosialisasi dan adopsi teknologi pertanian yang ramah lingkungan.12. Penguatan akses petani terhadap iptek, pasar dan permodalan.13. Pengembangan kawasan-kawasan serta produksi terpadu dengan
konsolidasi usaha tani produktif.14. Pemasyarakatan produk tanaman pangan dan hortikultura melalui
media cetak dan elektronik, pameran dan gerakan konsumsi buah
lokal.15. Menyelenggarakan temu bisnis pelaku dan produk.16. Menyediakan system informasi harga produk tanaman pangan dan
hortikultura.17. Mendorong minat investasi dan kemitrausahaan melalui promosi.
F. Program Kerja Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Sebagaimana yang termuat di dalam RKPD Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2017, Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Timur beserta 6 UPTD memiliki 22 (dua puluh dua) program
kerja sebagai berikut :
a. Program Prioritas
1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
2. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
3. Program Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 9
LAPORAN TAHUNAN 2017
4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tanaman
Pangan
b. Program Pendukung
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2. Program Penganekaragaman Konsumsi Pangan
3. Program Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Segar
4. Program Peningkatan Pembinaan Pendidikan SPP-SPMA
5. Program Peningkatan Pengolahan Hasil Produksi Pertanian Tanaman
Pangan
6. Program Peningkatan Produksi Pertanian Hortikultura
7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
Hortikultura
8. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Hortikultura
9. Program Peningkatan Produksi Benih Hortikultura
10. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Benih Hortikultura
11. Program Peningkatan Produksi Benih Tanaman Pangan
12. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perlindungan Tanaman
Pangan dan Hortikultura
13. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
14. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura
c. Program Rutin
1. Program Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
4. Program Penyusunan Dokumen Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Sedangkan program dan kegiatan yang bersumber dari APBN baik
dekonsentrasi maupun tugas pembantuan yaitu :
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Pangan untuk mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan,
dengan kegiatan :
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 10
LAPORAN TAHUNAN 2017
- Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka kacang dan Umbi
- Pengelolaan Produksi Tanaman Serelia
- Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
- Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan
DPI
- Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan
2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Tanaman Hortikultura Berkelanjutan, dengan kegiatan :
- Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah
Berkelanjutan
- Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Florikultura
Berkelanjutan
- Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman
Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan
- Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura
- Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura
3. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian,
dengan kegiatan
- Pengelolaan Air irigasi pertanian melalui pengembangan jaringan
irigasi, pemberdayaan petani pemakai air, Konservasi air,
pengembangan pengelolaan irigasi partisipatif- Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian melalui perluasan
areal tanam, optimasi lahan, pengembangan jalan pertanian, SRI- Pengelolaan system penyediaan dan pengawasan alat mesin
pertanian- Fasilitas Pupuk dan Pestisida melalui penguatan komisi pengawas
pupuk pestisida (KP3), pemberdayaan PPNS pupuk dan pestisida- Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP)
4. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan
Ekspor Hasil Pertanian, dengan kegiatan :
- Pengembangan mutu dan standarisasi
- Pengembangan Pemasaran Domestik
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 11
LAPORAN TAHUNAN 2017
- Pengembangan Informasi Pasar
- Pengembangan Usaha dan Investasi
- Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian melalui optimalisasi
peralatan pengolahan hasil pertanian dan Revitalisasi penggilingan
padi
5. Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian, dengan kegiatan :
- Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian
- Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian
6. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, dengan
kegiatan :
- Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
- Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
- Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan
Pangan
- Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Panga
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 12
LAPORAN TAHUNAN 2017
BAB II
KEADAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
A. KEADAAN WILAYAH
Provinsi Kalimantan Timur terletak pada posisi 2 33’ Lintang
Utara (LU) dan 2 25’ Lintang Selatan (LS), 113 44’ Bujur Timur (BT)
dan 119 00’ Bujur Barat (BB). Adapun batas wilayah Provinsi
Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kalimantan Utara.2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan.3. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut
Sulawesi.4. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah,
Kalimantan Barat, dan Malaysia yaitu Negara Bagian Serawak.
Selain itu Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu dari
12 (duabelas) provinsi di Indonesia yang mempunyai wilayah
perbatasan antar negara yang secara langsung berbatasan dengan
negara lain baik darat maupun laut, yaitu dengan Negara Malaysia.
Di sebelah Barat wilayah Kalimantan Timur yang masuk dalam
wilayah Kabupaten Mahakam Ulu berbatasan darat secara langsung
dengan Negara Bagian Serawak.
Kalimantan Timur terdiri dari 10 (Sepuluh) Kabupaten/Kota dan
masing-masing mempunyai potensi wilayah yang berbeda.
Perbedaan tersebut meliputi potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia dan perbandingan luas daratan serta lautan dan lain-
lainnya.
Kalimantan Timur memiliki potensi yang menguntungkan
dengan tersedianya kekayaan alam, baik di darat maupun di laut
yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dan dikembangkan. Oleh
karena itu upaya pembangunan di Kalimantan Timur terus
ditingkatkan terutama pembangunan pertanian tanaman pangan
dan hortikultura.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 13
LAPORAN TAHUNAN 2017
Berdasarkan kondisi fisik dan alam, luas wilayah Provinsi
Kalimantan Timur adalah 127.346,92 km2 dengan rincian
sebagaimana tabel berikut :
Tabel II.1.Luas Wilayah dan Jarak Beberapa Kota dari Samarinda
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016
No Kabupaten/ Kota Kota Luas (Km2)Persent
aseJarak(Km)
1. Pasir Tanah Grogot 11.096,96 8,71 2602. Kutai Barat Sendawar 13.709,92 10,77 3343. Kutai Kartanegara Tenggarong 25.988,08 20,41 314. Kutai Timur Sangatta 31.051,71 24,38 1765. Berau Tanjung Redeb 21.735,19 17,07 5476. Penajam Paser Utara Penajam 2.923,73 2,30 1307. Balikpapan Balikpapan 512,25 0,40 1128. Samarinda Samarinda 716,53 0,56 -9. Bontang Bontang 163,14 0,13 108
10. Mahakam Ulu Long Bagun 19.449,41 15,27 600Provinsi 127.346,92 100
Sumber Data : Provinsi Kalimantan Timur Dalam Angka, 2017
a. Letak Geograf
Kalimantan Timur yang memiliki luas luas daratan 127.346,92
km2 dan luas pengelolaan laut 39.973,74 km2 antara 113044’ –
199000’ Bujur Timur dan 2033’ Lintang Utara dan 2025’ Lintang
Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Utara;
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut
Sulawesi;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Selatan
Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah,
Kalimantan Barat dan Serawak Malaysia Timur.
b. Topograf
Topografi Kalimantan Timur umumnya bervariasi dari landai,
bergelembung sampai curam dengan ketinggian yang juga
bervariasi antara 0 – 1.000 mdpl. Dengan kondisi topografi demikian
maka kemiringannya juga bervariasi antara 0% - lebih 40%.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 14
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sebagian besar wilayah daratan Propinsi Kalimantan Timur
terletak pada ketinggian di atas 500 mdpl. Daerah dataran rendah
pada umumnya dijumpai di kawasan pantai dan kawasan sepanjang
sungai. Sedangkan daerah perbukitan dan pegunungan memiliki
ketinggian rata-rata lebih dari 100 meter dpl, dengan tingkat
kemiringan 30%, terdapat di bagian Barat Laut yang berbatasan
langsung dengan wilayah Malaysia.
Dengan kondisi topografi seperti tersebut di atas, sangat
berpengaruh terhadap peluang budidaya suatu jenis komoditi,
potensi dan persediaan air, dinamika hidrologi dan kerentanan
terhadap erosi.
Persentase penyebaran luas masing-masing kelas ketinggian
wilayah Kalimantan Timur terlihat pada tabel berikut :
Tabel II.2.Persentase Luas Wilayah Menurut Kelas Ketinggian dari
Permukaan Laut Kabupaten/Kota (%)
No.
Kabupaten/Kota
Kelas Ketinggian (m)
0-7M
7-25 M25-100M
100-500M
500-1000
M
>1000
M1. Pasir 18,80 19,88 33,97 22,91 4,41 0,032. Kutai Barat 1,55 28,00 21,89 18,38 21,29 8,893. Kutai Kartanegara 2,46 25,07 20,80 21,65 23,13 6,894. Kutai Timur 4,42 9,70 39,08 35,21 8,04 3,565. Berau 3,75 8,27 26,44 42,27 16,27 3,016. Penajam Paser
Utara7,39 25,58 31,24 35,79 0,01 0,00
7. Balikpapan 13,87 34,29 51,84 0,00 0,00 0,008. Samarinda 20,11 42,77 37,07 0,05 0,00 0,009. Bontang 10,10 41,01 48,89 0,00 0,00 0,0010. Mahakam Ulu* - - - - - -
Jumlah 4,65 20,05 26,81 26,94 16,28 5,28Sumber Data : Provinsi Kalimantan Timur Dalam Angka, 2017 Data Mahakam Ulu masih bergabung dengan Kutai Barat
Dari sisi kemiringan, wilayah Kalimantan Timur mempunyai
kemiringan 0 sampai diatas 60 %. Dapat dikatakan bahwa
kemiringan tanah di Kalimantan Timur berkolerasi positif dengan
ketinggian, sehingga makin tinggi letak suatu hamparan (areal)
tanah, maka kemiringannya semakin terjal.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 15
LAPORAN TAHUNAN 2017
Penyebaran dan luas masing-masing luas lereng wilayah
Kalimantan Timur, seperti tabel berikut :
Tabel II.3.Persentase Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng/Kemiringan
dan Kabupaten/Kota (%) Tahun 2016
No Kabupaten/ KotaKelas Lereng/Kemiringan
0-2% 2-8% 9-15% 16-25% 26-40% 41-60% >60%1. Pasir 19,48 14,72 0,00 22,17 6,26 13,57 23,812. Kutai Barat 14,86 15,67 2,36 33,20 3,83 25,18 4,903. Kutai Kartanegara 26,51 11,85 0,78 25,97 8,43 12,29 14,174. Kutai Timur 6,80 16,25 0,05 28,07 2,94 18,79 27,105. Berau 7,10 18,28 0,00 26,75 0,35 24,30 23,226. Penajam Paser
Utara13,76 14,66 0,00 35,71 11,27 15.44 9,16
7. Balikpapan 12,58 5,73 0,00 36,71 0,77 44,20 0,008. Samarinda 10,34 19,49 0,00 27,14 34,87 8,17 0,009. Bontang 46,50 18,11 0,00 20,62 0,25 14,51 0,00
10. Mahakam Ulu 5,90 0,27 0,81 15,32 2,27 25,10 50,34Provinsi 13,01 13,47 0,59 26,28 4,27 19,62 22,76
Sumber Data : Provinsi Kalimantan Timur Dalam Angka, 2017
c. Jenis Tanah
Iklim di Kalimantan Timur tergolong type iklim Tropika Humida,
sehingga jenis-jenis tanah di daerah ini pun tergolong dalam tanah
yang bereaksi masam.
Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kalimantan Timur, menurut
Soil Taxonomi USDA tergolong jenis tanah : Ultisol, Entisol, Histosol,
Inceptisol dan Mollisol atau bila menurut Lembaga Penelitian Tanah
Bogor, terdiri dari jenis tanah : Podsolik, Alluvial, Organosol, Andosol
dan Renzina.
Jenis tanah Podsolik (Ultisol) merupakan jenis tanah yang
arealnya terluas di Kalimantan Timur dan masih tersedia untuk
dikembangkan sebagai daerah pertanian. Dengan dukungan
ketersediaan air dari curah hujan yang cukup tinggi, penggunaan
tanah jenis ini untuk pertanian biasanya memungkinkan produksi
yang baik pada beberapa tahun pertama selama unsur-unsur hara di
permukaan belum habis melalui proses biocycle. Reaksi tanah yang
masam, kejenuhan basa rendah, kadar Alumunium (Al) yang tinggi
dan kadar hara yang rendah merupakan penghambat utama untuk
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 16
LAPORAN TAHUNAN 2017
pertanian. Sehingga diperlukan pengapuran, pemupukan dan
pengelolaan yang tepat.
d. Perkembangan Luas Jenis Penggunaan Lahan
Perkembangan luas jenis penggunaan lahan di Kalimantan
Timur tahun 2015 dibanding tahun 2016 secara keseluruhan relatif
stabil baik untuk lahan sawah maupun lahan kering. Luas
penggunaan lahan dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Tabel II.4. Luas Penggunaan Lahan di Kalimantan Timur 2012-
2016
Sumber Data : Sidata Kaltim, 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 17
LAPORAN TAHUNAN 2017
e. I k l i m
a) Karakteristik Iklim
Kalimantan Timur yang beriklim tropis mempunyai musim yang
hampir sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu
adanya musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau
biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober,
sedang musim hujan terjadi pada bulan Nopember sampai April.
Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan
musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Namun dalam tahun-
tahun terakhir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur kadang tidak
menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam
kenyataannya tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada
bulan-bulan yang seharusnya kemarau justru terjadi hujan dengan
musim yang jauh lebih panjang.
b) Suhu dan Kelembaban
Suhu udara di suatu tempat antara lain di tentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut, terhadap permukaan laut jaraknya dari
pantai. Suhu udara rata-rata tertinggi di wilayah Stasiun Samarinda
sebesar 34,20C pada bulan Februari dan terendahnya 24,00C pada
bulan Desember. Rata-rata kelembaban udara tertinggi 94,00C pada
bulan Desemebr dan terendahnya 52,00C pada bulan Februari. Rata-
rata kecepatan angin 4,4 knot. Suhu udara rata-rata tertinggi di
wilayah Stasiun Balikpapan sebesar 32,8°C pada bulan Januari dan
Februari dan terendahnya 24,2°C pada bulan Desember. Rata-rata
kelembaban udara tertinggi 95,0% pada bulan November dan
terendahnya 62,0% pada bulan Januari. Rata-rata kecepatan angin
3,7 knot. Suhu udara rata-rata tertinggi di wilayah Stasiun Tanjung
Redep sebesar 34,5°C pada bulan April dan terendahnya 23,0°C
pada bulan Februari. Rata-rata kelembaban udara tertinggi 99,0%
pada bulan Januari sampai Maret dan terendahnya 55,0% pada
bulan April. Rata-rata kecepatan angin 3,9 knot.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 18
LAPORAN TAHUNAN 2017
c) Curah Hujan
Curah hujan di daerah Kalimantan Timur sangat beragam
menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan rata-rata di
wilayah Stasiun Samarinda selama tahun 2016 adalah 223,6 mm3
dan 18,92 hari hujan, dengan intensitas terbesar terjadi pada bulan
April dengan curah hujan mencapai 369,2 mm3. Curah hujan rata-
rata di wilayah Stastiun Balikpapan selama tahun 2016 adalah 173,7
mm3 dan 18,3 hari hujan, dengan intensitas terbesar terjadi pada
bulan Desember dengan curah hujan mencapai 359,0 mm3. Curah
hujan rata-rata di wilayah Stasiun Tanjung Redeb selama tahun 2016
adalah 256,7 mm3 dan 19,8 hari hujan, dengan intensitas terbesar
terjadi pada bulan Oktober dengan curah hujan mencapai 535,0
mm3. Data rata - rata curah hujan tahun 2016 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel II.5.Rata-rata Curah Hujan selama Tahun 2016 di Kalimantan Timur
No. BulanStasiun
Samarinda
Balikpapan
Tanjung Redeb
1. Januari 158,8 67,8 355,5
2. Februari 99,3 166,5 270,1
3. Maret 317,6 177,1 231,5
4. April 369,2 107,1 124,4
5. Mei 224,6 201,1 206,4
6. Juni 202,0 92,0 127,0
7. Juli 162,7 243,9 188,7
8. Agustus 99,3 44,9 137,0
9. September
226,4 141,0 413,8
10. Oktober 174,5 196,5 535,0
11. November
291,9 287,9 192,2
12. Desember 356,5 359,0 298,9Sumber : Kaltim Dalam Angka 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 19
LAPORAN TAHUNAN 2017
Tabel II.6. Rata-rata Hari Hujan selama Tahun 2016 di Kalimantan Timur
No. BulanStasiun
Samarinda
Balikpapan
Tanjung Redeb
1. Januari 11 11 23
2. Februari 12 13 24
3. Maret 14 16 18
4. April 15 16 15
5. Mei 23 21 23
6. Juni 20 22 18
7. Juli 19 17 17
8. Agustus 19 14 15
9. September
24 22 21
10. Oktober 24 27 21
11. November
19 20 18
12. Desember 27 21 25Sumber : Kaltim Dalam Angka 2017
Distribusi dan intensitas curah hujan merupakan elemen iklim
yang sangat penting dalam penentuan pola budidaya komoditi
pertanian di Kalimantan Timur, disamping menjadi salah satu acuan
untuk feasibility study pembangunan sistem irigasi teknis.
B. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Luas total Kaltim adalah 127.346,92 km² dan populasi sebesar
3,3 juta jiwa. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan
penduduk terendah keempat di nusantara. Ibu kotanya adalah
Samarinda. Sebelum pemekaran Provinsi Kalimantan Utara, Kaltim
merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas sekitar
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 20
LAPORAN TAHUNAN 2017
satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas
wilayah Indonesia.
Pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR RI mengesahkan
pembentukan Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan
pemekaran dari Kalimantan Timur. Kabupaten Bulungan, Malinau,
Nunukan, Tana Tidung dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi
baru tersebut, sehingga jumlah kabupaten dan kota di Kalimantan
Timur berkurang menjadi 10 wilayah.
Kalimantan Timur saat ini setelah adanya pemekaran di wilayah
utara hanya terdiri dari 10 Kabupaten/Kota (Samarinda, Balikpapan,
Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Pasir, Berau,
Mahakam Ulu dan Penajam Paser Utara).
Pada tahun 2016 terdapat 103 kecamatan, 1.032
desa/kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 3.501.232 jiwa.
Dari sebanyak 1.032 desa/kelurahan definitif terdapat 794
desa/kelurahan yang masih berstatus swadaya, 200 desa/kelurahan
swakarya dan 38 desa/kelurahan swasembada. Perincian
selengkapnya pada tabel di bawah ini.
Tabel II.7. Jumlah Kecamatan, Desa dan Penduduk Kaltim Tahun 2016
No Kabupaten/KotaJumlah
Kecamatan
Jumlah Jumlah JumlahPendudu
kDesaKeluraha
n1 2 4 4 5 61 Paser 10 131 13 268.2612 Kutai Barat 16 183 11 146.307
3Kutai Kartanegara
18 198 39 735.016
4 Kutai Timur 18 122 13 333.5915 Berau 13 100 10 214.828
6Penajam Paser Utara
4 42 12 156.001
7 Balikpapan 6 2 32 625.9688 Samarinda 10 6 53 828.3039 Bontang 3 2 14 166.868
10 Mahakam Ulu 5 49 1 26.089
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 21
LAPORAN TAHUNAN 2017
Kalimantan Timur 103 834 1983.501.23
2Sumber Data : Kaltim Dalam Angka, 2017, BAPPEDA - BPS
Tabel II.8.Jumlah Desa/Kelurahan Definitif Menurut Klasifikasi Desa
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur
No Kabupaten/Kota SwadayaSwakary
aSwasemba
da1 2 4 4 51 Paser 129 14 12 Kutai Barat 161 32 1
3Kutai Kartanegara
208 25 4
4 Kutai Timur 86 44 55 Berau 99 10 1
6Penajam Paser Utara
10 24 20
7 Balikpapan 20 12 28 Samarinda 39 19 19 Bontang 11 3 1
10 Mahakam Ulu 31 17 2
Kalimantan Timur 794 202 33Sumber Data : Kaltim Dalam Angka, 2017, BAPPEDA - BPS
C. PEREKONOMIAN
a. Struktur Perekonomian Kalimantan Timur
Kinerja ekonomi Kalimantan Timur hingga Triwulan III tahun
2017 ini mulai pulih dari goncangan ekonomi global yang pada
tahun lalu mengalami pelemahan. Didukung oleh beberapa
lapangan usaha yang menunjukkan pergerakan positif secara
keseluruhan mulai mampu mengangkat laju pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Timur hingga Triwulan III-2017 ini ke arah yang positif.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 22
LAPORAN TAHUNAN 2017
Secara kumulatif perekonomian Kalimantan Timur selama Triwulan I-
III Tahun 2017 tumbuh sebesar 3,68 persen. Pertumbuhan tertinggi
secara c-to-c di capai oleh Lapangan Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum dengan pertumbuhan sebesar 10,19 persen, disusul
oleh Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh sebesar 10,07
persen. Sebagian besar lapangan usaha menunjukan arah
pertumbuhan yang positif. Hanya lapangan usaha jasa keuangan
yang mengalami kontraksi sebesar negatif 0,59 persen. Bila dilihat
dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur
secara kumulatif selama Triwulan I-III Tahun 2017 (c-to-c), Lapangan
usaha yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian dengan andil
pertumbuhan sebesar 1,03 persen, diikuti Lapangan Usaha Industri
Pengolahan sebesar 0,93 persen, dan Lapangan Usaha Konstruksi
memberi andil sebesar 0,43 persen.
Dari sisi pengeluaran, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi
hingga triwulan III-2017 tumbuh hingga 3,68 persen (c-to-c). Angka
ini menunjukkan adanya perlambatan jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada semester I-2017. Perlambatan ini terjadi karena
beberapa komponen PDRB pengeluaran mengalami perlambatan
dan juga kontraksi (tumbuh negatif). Komponen Pengeluaran
Pemerintah mengalami pertumbuhan yang tekontraksi hingga 3,13
persen. Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
mengalami perlambatan hingga 0,05 persen, komponen Net Ekspor
Antar Daerah dan Pengeluaran Lembaga Non Profit Rumah Tangga
(LNPRT) juga mengalami perlambatan masing-masing sebesar 12,17
persen dan 5,03 persen. Komponen Ekspor Luar Negeri tumbuh
cukup tinggi mencapai 2,94 persen. Konsumsi rumah tangga juga
mengalami percepatan hingga 2,26 persen. Komponen lainnya yang
juga mengalami percepatan adalah komponen impor luar negeri
yang mampu tumbuh hingga 4,97 persen. Jika dilihat dari kontribusi
terhadap total PDRB Kalimantan Timur, komponen ekspor luar negeri
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 23
LAPORAN TAHUNAN 2017
masih mendominasi perekonomian Kalimantan Timur. Pada triwulan
III2017, share komponen Ekspor Luar Negeri mencapai 42,02 persen,
diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto (26,94 persen) dan Net
Ekspor Antar Daerah (23,29 persen).
Tabel II.9Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha
Triwulan III Tahun 2017
No. Lapangan Usaha
Q to q Y on ySumberPertum-
buhan Y ony Triw III
2017
Triw II2017thdpTriw I2017
Triw III2017thdp
Triw II2017
Triw III2016thdp
Triw III2015
Triw III2017thdp
Triw III2016
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
1,05 0,52 1,60 4,27 0,28
2 Pertambangan dan Penggalian
(1,32) (1,85) (2,88) 1,20 0,58
3 Industri Pengolahan (2,02) 2,12 5,18 3,89 0,834 Pengadaan Listrik dan Gas 2,30 4,55 7,98 8,01 0,005 Pengadaan Air, Pengolahan
Sampah, Limbah Daur Ulang2,05 2,51 7,47 8,83 0,00
6 Konstruksi 3,91 4,16 (1,23) 6,94 0,487 Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
4,24 2,00 2,01 7,93 0,40
8 Transportasi dan Pergudangan
3,36 2,79 3,26 8,61 0,24
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
6,56 4,24 3,89 14,32 0,11
10 Informasi dan Komunikasi 3,16 2,43 7,72 9,09 0,1411 Jasa Keuangan dan Asuransi 2,64 (0,84) (0,28) (0,06) (0,00)12 Real Estat 2,24 0,17 (1,84) 4,29 0,0413 Jasa Perusahaan 1,16 1,74 (4,20) 5,07 0,0114 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
14,92 2,48 (7,76) 12,82 0,23
15 Jasa Pendidikan 4,18 1,86 7,07 7,56 0,1016 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial1,27 2,89 9,49 6,97 0,04
17 Jasa Lainnya 5,14 0,37 10,10 9,06 0,05Produk Domestik Regional Bruto
0,05 0,23 (0,01) 3,54 3,54
Sumber data : Kondisi Sosial Ekonomi dan Indikator Penting Provinsi KalimantanTimur Triwulan IV 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 24
LAPORAN TAHUNAN 2017
D. NILAI TUKAR PETANI ( NTP)
Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Timur bulan Desember
2017 tercatat sebesar 97,28 atau mengalami penurunan sebesar
0,15% persen bila dibandingkan dengan NTP bulan November 2017
yang tercatat sebesar 97,43. Untuk NTP per subsektor di Kalimantan
Timur bulan Desember 2017 diantaranya Nilai Tukar Petani Tanaman
Pangan (NTPP) tercatat sebesar 94,81; Nilai Tukar Petani Hortikultura
(NTPH) 92,14.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi
harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember
2017, indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 122,51 atau
mengalami peningkatan sebesar 0,11 persen dari It bulan November
2017 yang mencapai sebesar 122,37. Dilihat dari subsektornya, It
mengalami penurunan pada subsektor tanaman pangan dan
perkebunan rakyat sebesar 0,01 persen dan 1,81 persen. Sedangkan
subsektor hortikultura, subsektor peternakan, dan subsektor
perikanan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,91
persen, 1,75 persen, dan 0,85 persen.
Pada bulan Desember 2017, NTPP turun 0,27 persen. Hal ini
karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar
0,01 persen sementara indeks yang dibayar petani mengalami
peningkatan sebesar 0,26 persen. Penurunan indeks diterima petani
disebabkan penurunan It pada komoditas padi sebesar 0,02 persen
dari bulan sebelumnya, sedangkan palawija mengalami peningkatan
0,03 persen. Untuk indeks yang dibayar petani (Ib) pada bulan
Desember 2017, peningkatan terjadi karena adanya peningkatan
pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,30 persen
dan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,06 persen.
Pada Bulan Desember 2017, NTPH naik sebesar 0,64 persen.
Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pada indeks yang
diterima petani sebesar 0,91 persen sedangkan indeks yang dibayar
petani hanya mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 25
LAPORAN TAHUNAN 2017
Peningkatan pada It dipengaruhi oleh peningkatan pada komoditi
tanaman sayur-sayuran, tanaman buah-buahan, dan tanaman obat
masing-masing sebesar 1,79 persen, 0,30 persen, dan 0,04 persen.
Pada sisi Ib terjadi penurunan pada indeks kelompok BPPBM sebesar
0,02 persen sementara indeks kelompok konsumsi rumah tangga
mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen.
Tabel 2. 10Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2017 Provinsi Kalimantan
Timur
Bulan
Subsektor
GabTanaman
PanganHorti Bun Nak Kan
Januari 98,73 92,6 98,73 103,01 100,62 98,40
Februari 98,07 93,56 99,41 104,53 101 98,99
Maret 97,34 93,58 97,59 104,47 100,49 98,25
April 95,76 92,76 96,42 103,02 101,02 97,21
Mei 94,64 92 95,92 101,31 100,48 96,30
Juni 93,7 92,08 95,71 102,89 100,52 96,29
Juli 93,6 93,06 93,81 104,08 100,98 96,20
Agustus 93,19 92,4 95,73 104,56 101,36 96,61September 93,45 92 93,85 104,45 102,07
96,17
Oktober 94,16 91,65 96,38 103,2 102,15 96,71November 95,07 91,56 96,99 104,72 102,55
97,43
Desember 94,81 92,14 94,94 106,3 103,24 97,28Sumber : BPS Kaltim, 2017
Tabel 2.11Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2017
No.
Nilai TukarPetani
Tahun2013 2014 2015 2016 2017
1 Tanaman Pangan 86,9 96,41 95,29 96,61 95,18
2 Hortikultura101,5
5 96,65 93,28 92,03 92,45
3 Perkebunan104,4
5102,2
4102,9
9 99,01 96,29
4 Peternakan114,7
2104,0
2102,7
9104,7
8 99,015 Perikanan 88,98 101,4 98,38 99,89 104,78
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 26
LAPORAN TAHUNAN 2017
6 Gabungan 95,3 99,93 98,61 98,14 97,15
Sumber : BPS Kaltim
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 27
LAPORAN TAHUNAN 2017
BAB IIIPOTENSI SERTA TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAHAN
INSTITUSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
A. SUMBER DAYA LAHAN
a. Potensi Sumber Daya Lahan
Potensi ketersediaan lahan Kalimantan Timur sangat luas.
Berdasarkan RUTRW Propinsi Kalimantan Timur (PERDA No. 1 Tahun
2016), sumber daya lahan budidaya yang sudah dipetakan seluas
10.451.331 ha, terdiri dari :
a. Kawasan peruntukan hutan produksi dengan luas kawasan
6.055.793 Hab. Kawasan peruntukan pertanian dengan luas kawasan 3.681.657 Hac. Kawasan peruntukan perikanan dengan luas kawasan 187.304 Had. Kawasan peruntukan industri dengan luasa kawasan 57.176 Hae. Kawasan peruntukan pariwisata dengan luas kawasan 97.442 Haf. Kawasan peruntukan permukiman dengan luas kawasan 396.266 Hag. Kawasan peruntukan pertambangan dengan luas kawasan 5.227.136
Ha h. Kawasan peruntukan lainnya.
Lahan pertanian tanaman pangan sebagian besar termasuk dalam
KBNK. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Tahun 2015, luas lahan pertanian seluas ± 8.910.790 ha
terdiri dari : (a). Lahan Sawah seluas 129.884 ha, berasal dari luas lahan
sawah irigasi sebesar 22.221 ha dan lahan sawah non irigasi seluas
89.954 ha; (b). Lahan Pertanian Bukan Sawah seluas 8.780.906 ha
(Tegal/Kebun 200.005 ha, Ladang/Huma 162.510 ha, Lahan yang
sementara tidak diusahakan 695.145 ha).
b. Jaringan Irigasi
Fasilitas pendukung yang telah di bangun untuk pengembangan
irigasi antara lain pembuatan/rehabilitasi saluran irigasi dan jalan usaha
tani. Namun sampai saat ini belum seluruh lahan irigasi di manfaatkan
untuk pertanaman padi sawah. Hal ini antara lain dikarenakan kondisi
jaringan irigasi yang ada banyak dalam keadaan kurang mantap/rusak.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 27
LAPORAN TAHUNAN 2017
Ini berpengaruh terhadap ketersediaan air yang merupakan kebutuhan
utama tanaman yang secara langsung berdampak kepada pemanfaatan
lahan.
Dari tahun 2011 sampai tahun 2015 dari sumber dana APBN dan
APBD I telah dibangun saluran irigasi seluas 38.980 Ha, belum termasuk
saluran irigasi yang bersumber dana dari APBD Kabupaten/Kota.
TABEL III–1 Pengembangan Jaringan Irigasi Di Kalimantan Timur Sampai
Tahun 2017
No Kab/KotaJARINGAN IRIGASI
TOTAL2011 2012 2013 2014 2015
1Kutai Kartanegara 800 700
1.100
1.100 2.000 5.700
2 Kutai Timur 800 2.500 -
1.000 3.000 7.300
3 Kutai Barat 200 300 500 500 1.500 3.000 4 Samarinda 100 500 - - 500 1.100 5 Balikpapan 50 - - - 125 175
6 Pasir 300 1.000
1.100
1.100 - 3.500
7 PPU 600 1.000
1.500
1.000 6.375 10.475
8 Berau 600 600 2.765
2.765 1.000 7.730
9 Bontang - - - - - 10 Mahulu - - - - -
Jumlah3.45
06.60
06.96
57.465
14.500
38.980
Sumber data : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim
B. SUMBER DAYA INSTITUSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
a. Institusi Perbenihan
Benih adalah salah satu faktor produksi yang sangat diperlukan
untuk kelancaran produksi. Oleh karena itu benih yang memenuhi
syarat, baik kualitas maupun kuantitas sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil usaha tani yang representatif.
Ketersediaan benih padi, palawija dan hortikultura didukung oleh
UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Balai Benih Induk Hortikultura,
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 28
LAPORAN TAHUNAN 2017
serta peran serta masyarakat sebagai penangkar swasta. Pembinaan
dan pengawasan mutu benih dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
khususnya UPTD – PSBTPH.
b. Institusi Pengendalian Hama dan Penyakit
Program peningkatan produksi produktivitas dan mutu tanaman
berkelanjutan dan berawasan lingkungan secara operasional masih
bertumpu pada 2 point kegiatan, yang pertama adalah penguatan
perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan DPI dan yang kedua
adalah pengembangan peramalan serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT).
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan yang diarahkan untuk
mengatasi masalah yang ada baik pada Tanaman Pangan maupun
Hortikultura seperti : pengamatan peramalan OPT Tanaman Pangan dan
Hortikultura, gerakan pengendalian OPT, SLPHT dan SLI Hortikultura,
Sosialisasi penerapan agens hayati dan bio pestisida pada tanaman
hortikultura juga penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan baik di laboratorium (LPHP/LAH) maupun di lapangan.
Dalam proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa yang
namanya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), kerugian akibat
serangan hama bisa mencapai 37%, penyakit 35%, gulma 29%, dan
bahkan akibat yang di timbulkan oleh serangan hama bisa
menyebabkan gagal panen (puso).
Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi
pertanian agar produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah
usaha –usaha manusia untuk menekan populasi hama sampai di bawah
ambang batas yang merugikan secara ekonomi. Pengendalian dapat
dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu
memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian,
sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan
tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan
pertanian yang berkelanjutan diperlukan cara pengendalian yang tepat.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 29
LAPORAN TAHUNAN 2017
Pada kondisi-kondisi tertentu dimana penggunaan pestisida tidak
dapat dihindari dalam upaya menekan serangan OPT, maka
penggunaan pestisida dilakukan atas dasar pertimbangan ekonomis.
c. Tenaga Kerja
Lapangan pekerjaan terdiri atas: sektor pertanian, yang meliputi
pertanian, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri; sektor
listrik, gas dan air minum; sektor bangunan, sektor perdagangan,
restoran dan hotel; sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi;
sektor keuangan, asuransi; sektor jasa-jasa; dan sektor lainnya.
Di Kalimantan Timur, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2017
mencapai 1.654.964 orang, berkurang sebanyak 62.928 orang
dibanding angkatan kerja Agustus 2016 (1.717.892 orang). Penduduk
yang bekerja pada Agustus 2017 mencapai 1.540.675 orang, bertambah
sebanyak 40.564 orang dibanding keadaan pada Agustus 2016
(1.581.239 orang). Jika dilihat menurut sektor, maka yang banyak
menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan sebesar 25,23
persen, berikutnya adalah sektor jasa sebesar 23,16 persen dan sektor
pertanian sebesar 21,32 persen. Walaupun perekonomian Provinsi
Kalimantan Timur didominasi sektor pertambangan dan penggalian,
namun sektor ini hanya menyerap tenaga kerja sebesar 8,16 persen.
Jumlah rumah tangga pertanian di Provinsi Kalimantan Timur
menurut hasil sensus Pertanian 2003 dan 2013 menunjukkan penurunan
sebesar 11,10 persesn dalam kurun waktu 10 tahun (2002-2013) atau
rata-rata menurun 1,11 persen pertahun. Penurunan jumlah rumah
tangga pertanian hampir terjadi di seluruh subsektor, kecuali subsektor
perkebunan, perikanan budidaya dan jasa pertanian.
d. Institusi/Organisasi Dinas
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 30
LAPORAN TAHUNAN 2017
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan
Timur, dan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur No.60 Tahun 2016
tentang Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 60 Tahun 2016
tentang Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pangan,
Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Peraturan Gubernur Kalimantan
Timur Nomor 97 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Pangan, Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsinya mempunyai komposisi struktur sebagai
berikut :
1. Kepala2. Sekretariat :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Programb. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Umum
3. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan :a. Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Panganb. Seksi Distribusi dan Cadangan Panganc. Seksi Harga Pangan
4. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan :a. Seksi Konsumsi Panganb. Seksi Keamanan dan Kelembagaan Panganc. Seksi Penganekaragaman Pangan
5. Bidang Produksi Tanaman Pangan :a. Seksi Pengembangan Produksi Tanaman Panganb. Seksi Pasca Panen, Pengolahan Hasil dan Pemasaran Tanaman
Panganc. Seksi Prasarana dan Sarana Tanaman Pangan
6. Bidang Produksi Hortikultura :a. Seksi Pengembangan Produksi Hortikultura b. Seksi Pasca Panen, Pengolahan Hasil dan Pemasaran
Hortikultura c. Seksi Prasarana dan Sarana Hortikultura
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)a. UPTD – Balai Penyuluhan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia b. UPTD – Proteksi Tanaman Pangan & Hortikultura c. UPTD – Sekolah Pertanian Pembangunan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 31
LAPORAN TAHUNAN 2017
d. UPTD – Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman
Pangan & Hortikultura e. UPTD – Balai Benih Induk Hortikulturaf. UPTD – Balai Benih Induk Padi dan Palawija
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Struktur Organisasi Dinas Pangan, Tanaman Pangan danHortikultura Provinsi Kalimantan Timur
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 32
LAPORAN TAHUNAN 2017
Struktur OrganisasiUPTD Pengawasan & Sertifikasi Benih Tanaman Pangan &
HortikulturaDinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim
Struktur OrganisasiUPTD – Proteksi Tanaman Pangan & Hortikultura
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 33
LAPORAN TAHUNAN 2017
Struktur Organisasi UPTD – Balai Benih Induk Padi dan Palawija
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura ngan ProvinsiKaltim
Struktur Organisasi UPTD – Balai Benih Induk Hortikultura
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 34
LAPORAN TAHUNAN 2017
Struktur Organisasi UPTD – Sekolah Pertanian Pembangunan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim
Struktur Organisasi UPTD – Balai Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
ManusiaDinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 35
LAPORAN TAHUNAN 2017
Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan,Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional
Dalam rangka menjalankan kegiatan organisasi Dinas Pangan,
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur pada akhir
Desember 2017 mempunyai personil sebanyak 288 orang terdiri dari 41
pejabat struktural, 58 pejabat fungsional dan 189 orang staf.
Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Dinas Pangan, Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan peraturan
daerah tersebut di atas adalah: 1 (satu) orang Eselon II ; 11 orang Eselon
III terdiri dari 1 (satu) orang sekertaris dan 4 (empat) orang kepala bidang,
6 (enam) orang Kepala UPTD serta 33 orang Eselon IV, terdiri dari 15
orang Kasubag/Kepala Seksi berada di Dinas Provinsi dan 18 orang
Kasubag/Kepala Seksi terbagi di masing-masing UPTD. Namun sampai
akhir Desember 2017, terdapat kekosongan jabatan pada 1 Eselon III dan 3
Eselon IV.
Dengan rincian sesuai tabel :
Tabel III.2Rekapitulasi Pegawai Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Eselon & Jenis Kelamin Tahun 2017
No ESELONJENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 2 3 4 5
1 IV 17 13 30
2 III 8 2 10
3 II 1 - 1
4 I - - -
JUMLAH TOTAL 26 15 41
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 36
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2017
Tabel III.3Rekapitulasi Pegawai Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Pendidikan Tahun 2017
PENDIDIKANGENDER
JUMLAHL P1 2 3 4
S.3 1 - 1S.2 15 10 25S.1 63 58 121D.IV 1 1 2SM - - -D.III 9 2 11D.II - - 0D.I 5 - 5
SLTA 77 26 103SLTP 14 1 15SD 5 - 5
JUMLAH 190 98 288Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimantan Timur Tahun 2017
Tabel III.4Rekapitulasi Honorer Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
HortikulturaProvinsi Kalimantan Timur Berdasarkan Pendidikan Tahun 2017
N
o
JENIS PENDIDIKAN JUMLAH
1 Strata 2 262 Strata 1 523 Diploma 34 SLTA 995 SLTP 96 SD 10
JUMLAH 173Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 37
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam
menjalankan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan terutama
dalam menciptakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan
Timur sebagai center of knowledge dan learning organization. Komposisi
jumlah pegawai Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Timur dengan latar belakang pendidikan sarjana lebih sedikit
dibandingkan dengan yang bukan sarjana, oleh sebab itu ke depannya
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
akan lebih selektif dan akan terus melakukan pembinaan terhadap
karyawan/ karyawati melalui pendidikan dan pelatihan baik kerjasama
dengan Badan Diklat, Badan Kepegawaian Daerah maupun instansi terkait
sesuai dengan kebutuhan.
Tabel III.5Rekapitulasi Pegawai Dinas Pangan Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 38
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikulura ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 39
LAPORAN TAHUNAN 2017
Adapun Komposisi Pegawai Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura berdasarkan tingkat golongan yaitu
Tabel III.6Rekapitulasi Pegawai Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan TimurBerdasarkan Golongan Tahun 2017
Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikulura ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 42
LAPORAN TAHUNAN 2017
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 60
Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura bahwa Dinas Pangan,
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur mempunyai
tugas pokok, yaitu :
“melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pangan, tanaman
pangan dan hortikultura berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
“
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Pangan,
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur mempunyai
fungsi:
a. Perumusan kebijakan dan melaksanakan pembinaan bidang pangan,
tanaman pangan dan hortikultura; Pengembangan tanaman pangan;b. Pengembangan hortikultura;c. Penataan prasarana pertanian;d. Pengawasan mutu dan peredaran benih/bibit tanaman;e. Pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;f. Pemberian ijin usaha atau rekomendasi teknis pertanian;g. Pembinaan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan;h. Pembinaan distribusi dan cadangan pangan;i. Pembinaan harga pangan;j. Pembinaan konsumsi pangan;k. Pembinaan keamanan dan kelembagaan pangan;l. Pembinaan penganekaragaman pangan;m. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;n. Pelaksanaan unit pelaksana teknis dinas;o. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; danp. Pelaksanaan fungsi lain yang terkait bidang pangan, tanaman pangan
dan hortikultura yang diberikan oleh Gubernur.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 43
LAPORAN TAHUNAN 2017
BAB IVPENCAPAIAN KINERJA PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA TAHUN 2017
A. CAPAIAN KINERJA PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA 2017
a. Ketersediaan Energi dan Protein serta Skor PPH Ketersediaan
(NBM)
Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan
ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan perseorangan
secara berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat
dan meningkatkan kuantitas serta kualitas konsumsi pangan, diperlukan
target pencapaian angka ketersediaan pangan per kapita per tahun
sesuai dengan angka kecukupan gizinya.
1. Situasi Ketersediaan Pangan Berdasarkan Tingkat Ketersediaan
Energi, Protein dan Lemak
a) Energi
Angka Kecukupan Energi (AKE) pada tingkat ketersediaan yang
dianjurkan oleh Widya Karya Pangan dan Gizi (WNPG) Tahun 2012
adalah sebesar 2.400 kkal/kap/hari. Perkembangan ketersediaan energi
tahun 2013-2017 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel IV.1Ketersediaan Energi Tahun 2013-2017
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan,Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim
Selama 5 tahun terakhir, Angka Kecukupan Energi di Kalimantan
Timur telah melebihi standar yang dianjurkan. Dalam kurun waktu
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 44
LAPORAN TAHUNAN 2017
tersebut, ketersediaan kalori tertinggi telah dicapai pada tahun 2017
yaitu sebesar 2.538 kkal/kap/hari sedangkan yang terendah adalah
pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena produksi Kalimantan Timur
berkurang dengan adanya pemisahan 2 provinsi yaitu Kalimantan Timur
dan Kalimantan Utara.
Tabel IV.2Ketersediaan Energi Berdasarkan Kelompok Bahan Makanan
Sumber :Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan, Tanaman Pangandan Hortikultura Prov. Kaltim
Berdasarkan kelompok bahan makanan, sepanjang tahun 2013-
2017 kontribusi terbesar dari ketersediaan kalori berasal dari padi-
padian, diikuti oleh minyak dan lemak selanjutnya jenis pangan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kalimantan Timur masih
sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokoknya.
Tabel IV.3Ketersediaan Energi Berdasarkan Sumber Pangan
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan,Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 45
LAPORAN TAHUNAN 2017
Berdasarkan Tabel IV.3, ketersediaan kalori di Kalimantan Timur
sangat didominasi oleh sumber pangan Nabati. Secara rata-rata selama
5 (lima) tahun terakhir, lebih dari 80% ketersediaan kalori berasal dari
sumber pangan nabati, dan sisa nya berasal dari sumber pangan
hewani.
b) Protein
Angka Kecukupan Gizi untuk ketersediaan protein yang diperlukan
sebesar 63 gram/kap/hari. Perkembangan ketersediaan protein tahun
2013-2017 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel IV.4Ketersediaan Protein Tahun 2013-2017
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan,Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim
Selama kurun waktu 5 tahun yaitu sejak tahun 2013 sampai 2017
Angka Kecukupan Protein (AKP) di Kalimantan Timur telah melebihi
standar yang dianjurkan. AKP tertinggi dicapai pada tahun 2014 yaitu
98,17 gram/kap/hari.
Tabel IV.5Ketersediaan Protein Berdasarkan Kelompok Bahan Makanan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 46
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan, Tanaman Pangandan Hortikultura Prov. Kaltim
Berdasarkan kelompok bahan makanan, maka selama tahun 2013-
2017, kontribusi terbesar dari ketersediaan protein berasal padi-padian,
sedangkan kontribusi terbesar kedua berasal dari ikan.
Tabel IV.6Ketersediaan Protein Berdasarkan Sumber Pangan
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan,Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim
Berdasarkan Tabel VI.6, selama 5 tahun terakhir, ketersediaan
protein di Kalimantan Timur didominasi oleh sumber bahan nabati
namun tidak terlalu dominan. Secara rata-rata 43,52% protein berasal
dari pangan hewani dan 56,47% berasal dari pangan nabati.
c) Lemak
Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi, tidak ada standar Angka
Kecukupan Gizi untuk ketersediaan lemak. Perkembangan ketersediaan
lemak tahun 2013-2017 dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel IV.7Ketersediaan Lemak Tahun 2013-2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 47
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan,Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim
Berdasarkan tabel IV.7 diketahui bahwa ketersediaan lemak di
Kalimantan Timur tertinggi pada tahun 2013 sebesar 64,48
gram/kap/hari dan terendah pada tahun 2017 yaitu sebesar 56,57
gram/kap/hari.
Tabel IV.8Ketersediaan Lemak Berdasarkan Kelompok Bahan Makanan
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan, Tanaman Pangandan Hortikultura Prov. Kaltim
Berdasarkan kelompok bahan makanan, selama 5 tahun terakhir,
kontribusi terbesar dari ketersediaan lemak berasal dari minyak dan
lemak, sedangkan kontribusi terbesar kedua berasal dari daging.
Tabel IV.8Ketersediaan Lemak Berdasarkan Sumber Pangan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 48
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan,Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim
Berdasarkan Tabel IV.8, secara rata-rata selama 5 tahun terakhir,
ketersediaan lemak di Kalimantan Timur didominasi oleh sumber
pangan nabati yaitu lebih dari 70%, dan sisanya berasal dari sumber
pangan hewani.
2. Pola Pangan Harapan Dari Aspek Ketersediaan
Pola Pangan Harapan bertujuan menghasilkan suatu komposisi
standar pangan untuk kebutuhan gizi penduduk, sekaligus juga
mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutritional balance), yang
didukung oleh citarasa (paltability), daya guna (digestability), daya
terima masyarakat (acceptability), kuantitas, dan kemampuan daya beli
(affortability).
Tabel IV.9Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan dari Aspek
Ketersediaan
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2017, Dinas Pangan, TanamanPangan dan Hortikultura Prov. Kaltim
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 49
LAPORAN TAHUNAN 2017
Berdasarkan Tabel IV.9 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 ke
tahun 2014 mengalami kenaikan yang sangat tajam dari 92,53 menjadi
97,75 atau naik sebesar 64%, namun pada tahun 2015 turun menjadi
96,91 atau turun sebesar 0,87%, tahun 2016 kembali naik menjadi
97,26 atau turun sebesar 0,6% dan pada tahun 2017 kembali naik
menjadi 98,16 atau naik sebesar 0,92%.
b. Penurunan Penduduk Rawan Pangan
Dalam rangka mengantisipasi, mencegah dan menangani
persoalan rawan pangan dan gizi buruk harus didukung oleh informasi
ketahanan pangan yang akurat, komprehensif, dan tertata dengan baik.
Informasi ketahanan pangan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
instrumen untuk mengelola krisis pangan dalam rangka upaya
perlindungan/penghindaran dari krisis pangan dan gizi baik jangka
pendek, menengah maupun panjang. Peraturan Pemerintah No. 17
tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, dimana Pasal 75
mengamanatkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya berkewajiban membangun, menyusun, dan
mengembangkan Sistem Informasi Pangan dan Gizi yang terintegrasi,
yang dapat digunakan untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi,
stabilisasi pasokan dan harga pangan serta sebagai sistem peringatan
dini terhadap masalah pangan dan kerawanan pangan dan gizi.
Informasi tentang ketahanan dan kerentanan pangan penting untuk
memberikan informasi kepada para pembuat keputusan dalam
pembuatan program dan kebijakan, baik di tingkat pusat maupun
tingkat lokal, untuk lebih memprioritaskan intervensi dan program
berdasarkan kebutuhan dan potensi dampak kerawanan pangan yang
tinggi. Sejak tahun 2002 Badan Ketahanan Pangan telah bekerja sama
dengan World Food Programme (WFP) untuk menyusun instrumen
monitoring ketahanan pangan. Kerjasama tersebut telah menghasilkan
Peta Kerawanan Pangan (Food Insecurity Atlas - FIA) pada tahun
2005. Pada tahun 2009 BKP bersama WFP melakukan pemuktahiran FIA
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 50
LAPORAN TAHUNAN 2017
yang selanjutnya diberi judul baru yaitu Peta Ketahanan dan 2
Pendahuluan & Indikator FSVA.
Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada September
2017 sebanyak 218,67 ribu (6,08 persen). Pada Maret 2017 sebanyak
220,17 ribu (6,19 persen), berarti jumlah penduduk miskin berkurang
1,50 ribu orang (turun 0,11 persen poin).
Selama Maret 2017 – September 2017, garis kemiskinan (GK) naik
sebesar 2,51 persen, yaitu dari Rp.548.094,- per kapita per bulan pada
Maret 2017 menjadi Rp.561.868,- per kapita per bulan pada September
2017. Periode Maret 2017 – September 2017, Indeks Kedalaman
Kemiskinan turun dari 0,885 pada keadaan Maret 2017 menjadi 0,874
pada keadaan September 2017. Demikian juga Indeks Keparahan
Kemiskinan turun dari 0,208 menjadi 0,187 pada periode yang sama.
Angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Provinsi Kalimantan Timur
masih tinggi yang mencapai 100 kematian per 100.000 kelahiran,
sehingga kondisi ini harus menjadi perhatian serius dari semua pihak
terkait untuk menekan kematian. Guna menekan tingginya AKI
melahirkan yang masih tinggi, salah satunya adalah dengan
meningkatkan kemampuan para bidan, yakni memberikan pengetahuan
dan keterampilan melalui pelatihan medis teknis kontrasepsi IUD dan
implan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kematian ibu dan bayi
ketika lahir/melahirkan sangat tinggi, seperti terlambat mengambil
keputusan dan terlambat merujuk ke rumah sakit. Hal yang dominan
dalam penyebab kematian ibu saat melahirkan adalah 4T, yakni terlalu
muda usianya saat melahirkan, terlalu sering melahirkan, terlalu rapat
jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan.
Perempuan, terutama pada masyarakat petani, memainkan peran
penting dalam mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, karena
pengetahuan mereka tentang kebutuhan gizi anggota rumah tangga
dan karena para perempuan yang melaksanakan produksi pangan:
pembelian, persiapan, distribusi dan pemberian makanan. Efektivitas
program Kementerian Pertanian untuk ketahanan pangan dapat
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 51
LAPORAN TAHUNAN 2017
ditingkatkan dengan peningkatan konsultasi pada tahap perencanaan
program dan dengan memastikan kesiapan perempuan berpartisipasi
dalam pelaksanaan program akan diperhitungkan, termasuk
penggabungan kegiatan seperti pendidikan gizi bagi perempuan,
pelatihan membangun kebun rumah dan lain-lain ke dalam program-
program dengan target para petani.
Perbandingan prevalensi kemiskinan dan kekurangan gizi
memperjelas bahwa gizi buruk bukan hanya masalah bagi orang kurang
mampu: Proporsi stunting masyarakat Indonesia hampir empat kali lebih
besar dari proporsi masyarakat yang miskin. Bagi populasi tidak-miskin
tetapi kurang gizi, hambatan untuk mencapai status gizi yang lebih baik
belum tentu akses ekonomi atau program pengentasan kemiskinan
pemerintah. Sebaliknya, jelas bahwa sektor swasta akan memainkan
peran penting dalam memungkinkan populasi ini mengatasi kekurangan
gizi. Pendidikan dan peningkatan kesadaran akan terus menjadi pusat
dari strategi pemenuhan kebutuhan gizi dari populasi ini, tetapi hanya
dapat berhasil jika pelaku sektor swasta mampu membuat makanan
bergizi tersedia secara komersial. Saat ini sebagian besar pasar terjebak
dalam lingkaran di mana permintaan yang kurang terhadap makanan
bergizi ini menyebabkan kesulitan untuk memproduksi makanan bergizi
dengan harga terjangkau. Ini berarti bahwa konsumen yang ingin
membeli makanan bergizi lebih sering tidak menemukan makanan ini.
Lebih banyak yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa
kandungan gizi makanan khusus memenuhi standar internasional,
bahwa produk dan manfaat dari penggunaannya secara luas dikenal
dan bahwa harganya cukup rendah untuk memastikan makanan bergizi
dapat terjangkau tidak hanya oleh kalangan ekonomi mampu.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dapat memainkan peran penting
untuk memutus lingkaran ini dan memberikan insentif yang tepat bagi
sektor swasta agar menempatkan lebih banyak upaya ke daerah ini,
misalnya dengan pengadaan produk makanan untuk salah satu program
bantuan sosial dari pihak swasta, sehingga menciptakan permintaan,
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 52
LAPORAN TAHUNAN 2017
yang akan menciptakan persaingan dan menyediakan lebih banyak
pilihan dengan biaya lebih rendah.
Keberlanjutan pasokan air dan jasa lingkungan lainnya merupakan
hal penting untuk meningkatkan kemampuan masyarakat lokal
beradaptasi dengan perubahan iklim. Pengelolaan air dapat diperkuat
melalui peningkatan perencanaan tata ruang dan sistem penggunaan
lahan, pengelolaan konservasi dan kawasan ekosistem penting,
rehabilitasi ekosistem yang terdegradasi serta percepatan
pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur yang dibutuhkan untuk
mendukung kegiatan pertanian (termasuk irigasi, bendungan, waduk)
menggunakan teknologi iklim yang sudah terbukti. Peluang lainnya
termasuk meningkatkan sistem peringatan dini untuk bencana yang
terprediksi (slow-onset) dan mendadak (sudden-onset) terkait dengan
perubahan iklim dan menciptakan program insentif untuk penelitian dan
pengembangan dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
kondisi iklim yang baru dan hama.
c. Stabilisasi Harga Pangan Strategis/Panel Harga Pangan
Kegiatan panel harga pangan untuk wilayah Kalimantan Timur
meliputi 10 Kabupaten/Kota dengan melibatkan 11 orang enumerator
panel harga pangan yang berasal dari masing-masing kabupaten/kota
sebagai petugas dan pelapor data dengan lokasi pengumpulan data
yaitu pasar yang ada di wilayah kabupaten/kota serta sentra produksi
padi yang juga merupakan sentra jagung dan kedelai serta
kabupaten/kota non sentra produksi padi.
Variabel yang dipantau dalam panel adalah harga pangan pokok
strategis yaitu beras premium, beras medium, beras termurah, cabai
merah keriting, bawang merah, minyak goreng, daging ayam ras, gula
pasir, daging sapi dan tepung terigu di tingkat pedagang eceran.
Hasil data yang dikumpulkan oleh enumerator kabupaten/kota
dioleh dengan melakukan kompilasi, rekapitulasi dan tabulasi data baik
secara mingguan, bulanan dan tahunan dan selanjutnya data dianalisis
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 53
LAPORAN TAHUNAN 2017
sesuai kebutuhan. Metode analisis yang digunakan adalah
menggunakan metode statistic deskriptif sederhana dengan
menggunakan table dan grafik sehingga lebih mudah dibaca dan
bermakna.
Unruk menunjukkan besaran fluktuasi harga dalam satu periode
digunakan Coevisien Variant (CV) atau Koefisien Keragaman. Coefisien
Variant capaian stabilitas dari harga beras adalah maksimal 5%, cabe
merah keriting dan bawang merah maksimal 25%, daging sapi, telur
ayam ras, daging ayam ras, jagung pipilan kering, kedelai biji kering,
gula pasir local dan minyak goreng maksimal 10%. Semakin besar
koefisien keragaman, maka data semakin fluktuatif. Fluktuatif harga
dapat dipengaruhi factor ketersediaan pasokan pangan. Harga dan
pasokan pangan merupakan indikator-indikator strategis yang saling
terkait, yang biasa digunakan untuk mengetahui status distribusi
pangan.
Perkembangan harga pangan strategis dapat dilihat dalam
lampiran laporan tahunan ini.
d. Cadangan Pangan Pemerintah
Cadangan pangan pemerintah adalah cadangan pangan tertentu
bersifat pokok di tingkat nasional yaitu persediaan pangan pokok
tertentu, misalnya beras, sedangkan di tingkat daerah dapat berupa
pangan pokok masyarakat di daerah setempat. Cadangan pangan
pemerintah provinsi dituangkan dalam bentuk cadangan beras
pemerintah, yang dananya bersumber dari APBD, serta dijadikan
sebagai stok beras pemerintah. Pengelolaan cadangan beras
pemerintah dilakukan oleh Perum BULOG dan dimanfaatkan untuk
bantuan darurat akibat bencana serta mengatasi gejolak harga beras
(OPM). Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota diamanatkan
bahwa provinsi harus memiliki cadangan pangan minimal sebesar 200
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 54
LAPORAN TAHUNAN 2017
ton beras, sedangkan untuk kabupaten/kota minimal sebesar 100 ton
beras.
Pada tahun 2017, stok Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur sebanyak 221.492 kg, dan telah disalurkan kepada
masyarakat rawan pangan (pasca banjir) pada beberapa kecamatan
sebanyak 49.995 kg atau setara dengan Rp. 402.344.261,55 yang
dibagikan pada 18 desa di 2 kecamatan dengan jumlah penerima
sebanyak 1.111 kepala keluarga di Kabupaten Kutai Kartanegara. Maka
sampai dengan bulan Desember 2017 terdapat sisa stok sebesar
171.497 kg cadangan beras pemerintah provinsi yang disimpan di
Perum Bulog atau setara dengan Rp. 1.458.935.738,45.
Kabupaten/kota yang mempunyai cadangan pangan pemerintah
hanya Kabupaten Paser sebanyak 15.000 kg dan telah disalurkan
sebanyak 14.000 kg sehingga sisa stok cadangan yang dititip di Bulog
sebanyak 1.000 kg.
e. Toko Tani Indonesia
Kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui
Toko Tani Indonesia (TTI) merupakan salah satu terobosan program
pemerintah dalam rangka menampung produksi petani khususnya
gabah. Sasaran kegiatan PUPM pada tahun 2017 adalah 6 Gapoktan
yang melayani 14 TTI, untuk kemudahan akses pangan kepada
masyarakat dengan harga yang wajar dan tersebar pada 3 kabupaten di
daerah konsumen utamanya yang menjadi barometer fluktuasi harga
dan pasokan.
Adapun gapoktan pelaksana kegiatan PUPM berdasarkan hasil
verifikasi adalah :
1. Gapoktan Sukaraja, Desa Sukaraja, Kecamatan Sepaku, Kabupaten
Penajam Paser Utara
2. Gapoktan Harapan Bersama, Desa Sebakung Jaya, Kecamatan
Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 55
LAPORAN TAHUNAN 2017
3. Gapoktan Sumber Baru, Kelurahan Sesempu, Kecamatan Penajam,
Kabupaten Penajam Paser Utara
4. Gapoktan Wahan Tani, Desa Sebakung Makmur, Kecamatan Longkali,
Kabupaten Paser
5. Gapoktan Bukit Kencana, Desa Suatang Baru, Kecamatan Paser
Belengkong, Kabupaten Paser
6. Gapoktan Abadi Jaya, Desa Miau, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten
Kutai Timur.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan TTI yaitu :
1. Harga Gabah Kering Giling (GKG) yang tinggi dengan rata-rata
sebesar Rp. 5000,- per kilogram menyebabkan dana pembelian
bahan (modal usaha) menjadi semakin berkurang.
2. Provinsi Kalimantan Timur belum termasuk daerah swasembada
untuk padi atau daerah defisit untuk produksi gabah, sehingga selain
harga gabah yang cukup tinggi dan juga terbatas, selain rendemen
gabah menjadi beras hanya berkisar antara 50 s/d 55%
3. Dengan harga Gabah Kering Giling rata-rata Rp. 5.000,- dan dengan
rendemen sebesar 55% maka modal beras per kilogram adalah Rp.
9.500,- s/d Rp. 10.000,- sehingga dengan penjualan beras di tingkat
gapoktan berkisar antara Rp. 8.300,- s/d Rp. 8.500,- berarti masih
terdapat pengurangan modal untuk pembelian gabah oleh Gapoktan
setiap kilogram beras rata-rata sebesar Rp. 1.000,- s/d Rp. 1.200,-
per kilogram.
4. Tingginya biaya transport menyebabkan biaya operasional juga
menjadi tinggi
5. Harga beras di pasaran umumnya berkisar antara Rp. 9.500,- s/d Rp.
11.000,- dan hal ini karena produktivitas padi berkisar antara 4
sampai 5 ton per hektar, disamping 40% kebutuhan akan beras
mendatangkan dari luar daerah seperti Pulau Sulawesi dan Jawa.
6. Perhitungan biaya operasional sebesar Rp. 60 juta, jika berdasarkan
Petunjuk Teknis dimana minimal pasokan beras ke TTI sebesar 55.000
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 56
LAPORAN TAHUNAN 2017
kg maka modal akan banyak berkurang, sehingga perlu dilakukan
justifikasi perhitungan berdasarkan pengeluaran riel.
f. Konsumsi Energi dan Protein serta Skor PPH Konsumsi
Salah satu pembentuk gizi seimbang yang didasarkan pada triguna
makanan, salah satunya adalah makanan sebagai sumber zat tenaga.
Hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004, jumlah
konsumsi penduduk suatu wilayah disebut Angka Kecukupan Energi
(AKE) sebesar 2.000 kilo kalori perkapita perhari (kkal/kap/hari).
Tabel IV.10Perkembangan Konsumsi Energi Tahun 2016 dan 2017
Sumber : Hasil Analisis Pola Konsumsi Pangan, Dinas Pangan, Tanaman Pangan danHortikultura
Dari tabel diatas terlihat bahwa perkembangan konsumsi energi
tahun 2016 sebesar 1.938,7 terjadi peningkatan konsumsi energi di
tahun 2017 sebesar 43,9 point. Pada tahun 2017, penyumbang energi
terbesar didapat dari kelompok pangan padi-padiann yaitu 59,4% atau
sebesar 1.188,6 kkal/kap/har dan preferensi pangan penduduk
Kalimantan Timur didominasi oleh beras sebagai penyumbang energi
terbesar, sedangkan umbi-umbian hanya menyumbang 2% dari
konsumsi energi ideal 6% sehingga penganekaragaman pangan
(diversifikasi pangan) harus terus digalakkan dan dipromosikan.
Penyuluhan sumber pangan alternatif pengganti beras harus terus
dilakukan agar masyarakat paham bahwa selain beras ada banyak
sumber karbohidrat yang dapat dikonsumsi seperti jagung, ubi jalar,
ganyong, dan uwi yang merupakan kelompok umbi-umbian; jagung,
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 57
LAPORAN TAHUNAN 2017
sorgum dan jelai dari kelompok biji-bijian serta pisang, labu kuning dan
sukun dari kelompok buah-buahan.
Untuk mencukupi konsumsi gizi seimbang selain konsumsi energi
penduduk juga harus mengkonsumsi protein. Banyaknya konsumsi
protein penduduk suatu wilayah dengan satuan gram/kap/hari. Angka
Kecukupan Protein (AKP) adalah banyaknya protein yang dikonsumsi
oleh penduduk berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2013 tentang
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan rata-rata kecukupan protein 57
gram/kap/hari.
Tabel IV.11Perkembangan Konsumsi Protein Tahun 2016 dan 2017
Sumber :Hasil Analisis Pola Konsumsi Pangan, Dinas Pangan, Tanaman Pangan danHortikultura
Konsumsi protein penduduk Kalimantan Timur Tahun 2017 sebesar
58,3 sudah melampaui Angka Kecukupan Protein anjuran 57
gram/kap/hari. Sumbangsih 46,5% diikuti oleh kelompok pangan hewani
memberikan kontribusi protein sebesar 39,4%.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan yang
didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama dari
suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan. PPH merupakan
satuan untuk menyatakan susunan kelompok pangan yang didasarkan
pada kontribusi energinya untuk memenuhi kebutuhan gizi baik secara
kualitas maupun kuantitas. Semakin tinggi skor PPH suatu daerah,
berarti konsumsi pangan keluarga semakin beragam dan bergizi
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 58
LAPORAN TAHUNAN 2017
seimbang. Pola pangan ideal bagi penduduk suatu wilayah sesuai
dengan PPH dengan skor 100.
Tabel IV. 12Perkembangan PPH Tahun 2016 dan 2017
Sumber : Hasil Analisis Pola Konsumsi Pangan, Dinas Pangan, Tanaman Pangandan Hortikultura
Skor PPH penduduk Kalimantan Timur Tahun 2017 sebesar 83,1
poin berarti belum mencapai skor ideal yang diharapkan. Skor ideal
telah dicapai oleh kelompok pangan padi-padian, pangan hewani,
minyak, lemak dan gula. Untuk mencapai sasaran skor PPH yang
diharapkan maka penduduk Kalimantan Timur harus meningkatkan
konsumsi umbi-umbian, buah dan biji berminyak karena jika dilihat
belum mencapai skor ideal. Promosi ataupun penyuluhan gemar makan
buah dan sayur yang aman dikonsumsi harus terus dilakukan.
g. Pengembangan Penganekaragaman Pangan (Kawasan Rumah
Pangan Lestari)
Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya
pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan
sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Upaya ini dilakukan dengan
membudidayakan berbagai jenis tanaman pangan sesuai kebutuhan
pangan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta budidaya
ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan pangan sumber
karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 59
LAPORAN TAHUNAN 2017
lokasi kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan sehingga
akan dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan
yang diproduksi sendiri dari hasil optimalisasi pekarangan. Pendekatan
pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun
kebun bibit dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan
pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian
alam pun tetap terjaga. Implementasi kegiatan ini disebut Kawasan
Rumah Pangan Lestari.
Kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dilakukan
dengan pendampingan oleh Penyuluh Pendamping KRPL desa dan
Pendamping KRPL kabupaten/kota, serta dikoordinasikan bersama
dengan aparat kabupaten/kota. Selain pemanfaatan pekarangan, juga
diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita
membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan
aman (B2SA), termasuk kegiatan usaha pengolahan pangan rumah
tangga untuk menyediakan pangan yang lebih beragam.
Di setiap desa dibangun kebun bibit untuk memasok kebutuhan
bibit tanaman, ternak, dan/atau ikan bagi anggota kelompok dan
masyarakat, sehingga tercipta keberlenjutan kegiatan. Pengembangan
kebun bibit ini diharapkan dapat diintegrasikan dengan kegiatan
pembibitan yang ada di Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan
Litbang Kementerian Pertanian. Untuk itu, pengembangan kebun bibit
ini harus berkoordinasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) setempat, dan mengutamakan menanam tanaman yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat setempat maupun jenis tanaman baru
yang memiliki nilai gizi tinggi.
Kawasan Rumah Pangan Lestari dilaksanakan di 4 Kabupaten/Kota,
21 Kelompok. Rincian pelaksanaan KRPL dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini :
Tabel IV.13Pelaksanaan Kawasan Rumah Pangan Lestari 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 60
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
h. Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
Keamanan Pangan telah menjadi salah satu isu sentral dalam
perdagangan produk pangan. Penyediaan pangan yang cukup disertai
dengan terjaminnya keamanan, mutu dan gizi pangan untuk dikonsumsi
merupakan hal yang tidak bisa ditawar dalam pemenuhan kebutuhan
pangan. Tuntutan konsumen akan keamanan pangan juga turut
mendorong kesadaran produsen menuju iklim persaingan sehat yang
berhulu pada jaminan keamanan bagi konsumen. Masalah keamanan
pangan segar telah menjadi perhatian dunia mengingat Laporan
Tahunan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016 78 bahan pangan segar
adalah produk yang memiliki karakteristik mudah rusak akibat
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 61
LAPORAN TAHUNAN 2017
terkontaminasi oleh cemaran fisik, kimia maupun mikrobiologi.
Keamanan pangan tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan
manusia, akan tetapi juga menentukan nilai ekonomi dari bahan pangan
itu sendiri. Oleh karena itu, dalam perdagangan internasional telah
ditetapkan persyaratan keamanan pangan segar serta penting pula
terus dikuatkan unit kerja atau kelembagaan yang mempunyai peran
penting dalam pengawas keamanan pangan.
Pengawasan mutu dan keamanan pangan segar dilaksanakan
“from farm to table”, namun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura melakukan pengawasan
pangan segar baik di pelaku usaha maupun di peredaran. Pengawasan
di pelaku usaha meliputi pengawasan Good Agriculture Practices
maupun Good Handling Practices. Sedangkan pengawasan di peredaran
meliputi Good Handling Practices ataupun Good Manajemen Practices.
Pengawasan dilakukan sesuai SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia).
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura telah melakukan
beberapa kegiatan terkait pengawasan keamanan pangan segar, antara
lain pengambilan contoh pangan segar dan pengujian di laboratorium.
Secara keseluruhan, diperoleh hasil aman. Sehingga pangan segar tetap
aman dikonsumsi tetapi melalui proses pencucian dan pemasakan
dengan suhu yang tepat. Pangan segar yang beredar di Kalimantan
Timur telah memenuhi syarat dan layak untuk dikonsumsi. Beberapa
sayur mengandung e.coli yang cukup tinggi karena menggunakan
pupuk kandang, namun dengan penanganan yang tepat dapat
mengurangi bahkan mematikan bakteri tersebut. Dalam tabel di bawah
ini dapat dilihat tempat pengambilan dan jenis sampel yang diambil.
Tabel IV.14Kegiatan pengambilan sampel di Kalimantan Timur
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 62
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Beberapa Kab/Kota dalam laporannya masih melaporkan mengenai
pengawasan terhadap produk pangan olahan peternakan, perikanan
maupun jajanan anak sekolah. Hasil pengawasan untuk produk pangan
olahan masih banyak yang tidak memenuhi syarat, karena
pengolahannya belum tepat serta pengemasannya belum memnuhi
syarat, khususnya jajanan anak sekolah. Di beberapa sekolah terdapat
pangan yang mengandung bahan tambahan kimia sehingga sangat
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 63
LAPORAN TAHUNAN 2017
berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia, khususnya anak-anak sebagai
generasi penerus bangsa. Beberapa komoditi perikanan mengandung
bahan tambahan kimia formalin, sehingga diperlukan kerjasama dengan
Dinas Perikanan Kelautan untuk mengatasi hal tersebut. Sedangkan
beberapa komoditi peternakan mengandung cemaran boraks. Sehingga
diperlukan kerjasama dengan Dinas Peternakan. Oleh karena itu perlu
tindak lanjut dari Instansi yang menangani pangan olahan antara lain:
BBPOM, Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian UMKM, Dinas
Peternakan, Dinas Kelautan Perikanan.
Selain pengambilan dan pengujian sampel, juga dilaksanakan
kegiatan peningkatan kompetensi personil yang menangani keamanan
dan mutu pangan segar melalui pertemuan, bimtek, pelatihan dan
sertifikasi teknis yang diikuti pada tahun ini adalah Bimbingan Teknis
Audit Internal OKKPD, Bimbingan Teknis Petugas Pengambilan Contoh
(PPC), Diklat Manajemen Kepemimpinan OKKP dan Temu Teknis OKKP.
i. Perkembangan Perbenihan Tanaman Pangan
Pelaksanaan kegiatan perbanyakan benih sumber padi dan
palawija UPTD BBI Padi & Palawija Prov. Kaltim 2017
Tabel IV.15Perbanyakan Benih Sumber Padi dan Palawija Tahun 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 64
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : UPTD BBI Padi dan Palawija, Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProv. Kaltim, 2017
j. Perkembangan Pendidikan Sekolah Pertanian Pembangunan
Sejak berdirinya lembaga ini pada tahun 1964 hingga sekarang,
SMK-SPP Negeri Samarinda telah meluluskan kurang lebih empat ribuan
lulusan. Pada angkatan ke-49 tahun ini meluluskan sebanyak 108 orang
dengan masing-masing Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura 39 orang dan Program Keahlian Agribisnis Tanaman
Perkebunan sebanyak 79 orang. Dari lulusan tersebut Kepala SMK-SPP
Negeri Samarinda memutuskan untuk masing-masing Program Keahlian
sebanyak 5 orang sebagai Lulusan Terbaik di tahun ini. Diantaranya 5
orang dari Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura, yaitu ; M.Ingada Danure, Arif Rahman Hakim, Qory Aina
Rahman, Devie Endah Safitri, Yeni Almarinda (urut 5 ke 1), kemudian 5
orang untuk Program Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan, yaitu ;
Binowo Aji Pamungkas, Putra Hendriawan, Sarmini, Cristian Jamal,
Lintang Muntias Putri (urut 5 ke 1).
Selain itu UPTD SPP SPMA melaksanakan pembangunan Screen
House, perbaikan Workshop Outlet Agribisnis, dan rehab asrama putra.
Dan Kerjasama UPTD SPP dengan pihak Kementrian Pendidikan dan
DU/DI:
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 65
LAPORAN TAHUNAN 2017
1) Pusat Pengembangan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK) Pertanian, Cianjur
2) OISCA, Jawa Tengah
3) PT. Budi Daya Agro Makmur, Jahab Kukar
4) PT. Jaya Mandiri Sukses, Lekka, Kukar
5) Parinda Bersaudara, Bongan, Kukar
6) PT. INHUTANI, Samboja, Kukar
7) PT. PUPUK KALTIM, Bontang
8) PT. Petrokimia Gresik, Jatim
9) PT. Eswindo, Cab. Kaltim
10)PT. Pertiwi, Cab Kaltim
11)P4S Lau Kawar, Samboja Kukar
12)Penangkar Bawang dan Penangkar Jeruk, Kutai Timur
k. Pengawasan dan Sertifikasi Bibit Unggul
Pengawasan dan sertifikasi bibit unggul dilaksanakan dengan target
150 Ha dan 20 Rekomendasi, sampai dengan Desember 2017 telah
terealisasi sebesar 156,75 Ha dan 22 Rekomendasi. Perkembangan
pelayanan sertifikasi dan pelabelan benih padi tahun 2012-2017 dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel IV.16Pelayanan Sertifikasi dan Pelabelan Benih Padi 2012-2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 66
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : UPTD Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura,Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
l. Produksi Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Data terakhir berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2017
Produksi Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur bersumber dari
BPS Kaltim secara rinci terlihat pada Lampiran.
a. Padi
Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Dinas Pangan, Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur tahun 2017, luas
panen padi sawah mengalami kenaikan sebesar 31,34% dibandingkan
angka tetap (ATAP) tahun 2016, sedangkan produktivitasnya juga
mengalami kenaikan sebesar 3,88% dan produksinya mengalami
penurunan sebesar 36,41%. Untuk lebih rinci, perkembangan luas
panen, produktivits dan produksi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.17Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
Sawah Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 67
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Untuk padi ladang, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Dinas
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
tahun 2017, luas panen padi ladang mengalami penurunan sebesar
11,50% dibandingkan angka tetap (ATAP) tahun 2016, namun
produktivitasnya mengalami kenaikan sebesar 23,22% dan produksinya
mengalami kenaikan sebesar 9,08%. Untuk lebih rinci, perkembangan
luas panen, produktivits dan produksi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.18Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
Ladang Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Untuk padi secara keseluruhan berdasarkan angka sementara
(ASEM) Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, luas panen
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 68
LAPORAN TAHUNAN 2017
padi pada tahun 2017 sebesar 94.393 ha, jika dibandingkan dengan luas
panen tahun 2016 sebesar 80.343 sehingga dapat dikatakan terjadi
peningkatan sebesar 17,492%, selain itu juga terjadi kenaikan
produkvitas sebesar 11,43%. Dikarenakan terjadi kenaikan luas panen
maka berpengaruh terhadap besarnya produksi padi sebesar 31,01%.
Tabel IV.19Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Ketersediaan beras pada tahun 2016 adalah sebesar 48,86 % dari
kebutuhan penduduk Kalimantan Timur, sementara pada tahun 2017
terjadi kenaikan produksi padi sebesar 31,01% dari tahun 2016.
Sehubungan dengan tingkat capaian pemenuhan kebutuhan beras
hanya 62,71 %, maka kekurangan beras sebesar 37,29 % atau 204.121
ton diimpor dari Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan.
Tabel IV.20Situasi Pemenuhan Kebutuhan Beras Provinsi Kalimantan Timur
Periode 2014 – 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 69
LAPORAN TAHUNAN 2017
Data Penduduk = Sensus Penduduk Tahun 2010 (Sumber BPS Provinsi Kaltim) DataProduksi (GKG) Tahun 2014 s/d 2016 Angka tetap Data Produksi (GKG) Tahun 2017 = Angka Sementara (ASEM)Konversi Produksi Padi menjadi beras = Gabah Kering Giling menjadi beras = 63,9%Standar Konsumsi Beras = 114 kg/kapita/tahun
b. PalawijaPerkembangan beberapa komoditi palawija yang terdiri dari jagung,
kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar di Kalimantan
Timur untuk tahun 2017 berdasarkan angka sementara daerah secara
garis besar sbb :
c. Luas panen jagung tahun 2017 seluas 11.139,8 ha, produktivitas
50,80 kw/ha, dan produksi mencapai 56.585 ton
d. Luas panen kedelai tahun 2017 seluas 807,7 ha, produktivitas 14,37
kw/ha, dan produksi mencapai 1.157 ton
e. Luas panen kacang tanah tahun 2017 seluas 774,4 ha, produktivitas
13,02 kw/ha, dan produksi mencapai 1.008 ton.
f. Luas panen kacang hijau tahun 2017 seluas 157 ha, produktivitas
10,83 kw/ha, dan produksi mencapai 170 ton.
g. Luas panen ubi kayu tahun tahun 2017 seluas 3.628,1 ha,
produktivitas 237,3 kw/ha, dan produksi mencapai 86.100 ton.
h. Luas panen ubi jalar tahun tahun 2017 seluas 883,3 ha, produktivitas
110,85 kw/ha, dan produksi mencapai 9.788 ton.
Tabel IV.21Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung
Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 70
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa luas panen jagung tahun
2017 sebesar 11.139,8 Ha meningkat jika dibandingkan luas panen
jagung tahun 2016 sebesar 4.948,3 ha dan produktivitas meningkat dari
44,73 kw/ha pada tahun 2016 menjadi 50,80 kw/ha pada tahun 2017
sehingga produksi jagung juga meningkat dari 22.132 ton pada tahun
2016 menjadi 56.585 ton pada tahun 2017.
Tabel IV.22Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedele
Tahun 2016 dan 2017 Di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa luas panen kedele tahun
2017 sebesar 807,7 Ha menurun jika dibandingkan luas panen kedele
tahun 2016 sebesar 1.058 ha dan juga produktivitas menurun dari 14,95
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 71
LAPORAN TAHUNAN 2017
kw/ha pada tahun 2016 menjadi 14,37 kw/ha pada tahun 2017 sehingga
produksi kedele menurun dari 1.581 ton pada tahun 2016 menjadi 1.157
ton pada tahun 2017.
Tabel IV.23Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang
Tanah Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Dari tabel di atas diketahui luas panen kacang tanah tahun 2017
sebesar 774,4 Ha meningkat jika dibandingkan luas panen kacang tanah
tahun 2016 sebesar 737,1 ha dan produktivitas meningkat dari 12,89
kw/ha pada tahun 2016 menjadi 13,02 kw/ha pada tahun 20167 dan
produksi kedele juga meningkat dari 950 ton pada tahun 2016 menjadi
1.009 ton pada tahun 2017.
Tabel IV.24Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang
Hijau Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 72
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa luas panen kacang hijau
berkurang dari 193 ha pada tahun 2016 menjadi 157 ha pada tahun
2017, dan produktivitasnya menurun dari 10,88 kw/ha di tahun 2016
menjadi 10,83 kw/ha. Sehingga produksi kacang hjau juga menurun dari
210 ton pada tahun 2016 menjadi 170 ton pada tahun 2017.
Tabel IV.25Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi
Kayu Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas panen ubi kayu
meningkat dari tahun 2016 sebesar 2.450,6 ha menjadi 3.628,1 ha pada
tahun 2017; produktivitas juga meningkat sebesar 230,5 kw/ha pada
tahun 2016 menjadi 237,30 kw/ha pada tahun 2017; produksi
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 73
LAPORAN TAHUNAN 2017
meningkat dari 55.9508 ton pada tahun 2016 menjadi 86.100 ton pada
tahun 2017.
Tabel IV.26Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar
Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas panen ubi jalar
meningkat dari tahun 2016 sebesar 693,7 ha menjadi 883,3 ha pada
tahun 2017; produktivitas juga meningkat sebesar 110,55 kw/ha pada
tahun 2016 menjadi 110,85 kw/ha pada tahun 2017; produksi
meningkat dari 7.670 ton pada tahun 2016 menjadi 9.788 ton pada
tahun 2017.
Beberapa hambatan yang diidentifikasi mempengaruhi dalam
upaya pencapaian Produksi Padi dan Palawija adalah sebagai berikut :1. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang
berdampak ikutannya adalah terjadinya alih profesi dari petani
menjadi pekebun dan buruh/pekerja tambang dan berkurangnya
rumah tangga petani.2. Ketersediaan infrastruktur (jalan usaha tani, akses jalan pedesaan)
dan pemanfaatan sarana pertanian (benih, pupuk, pestisida, alat
mesin pertanian) masih terbatas.
i. Sayuran
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 74
LAPORAN TAHUNAN 2017
Berdasarkan Angka Sementara Tahun 2017 luas panen sayuran dan
buah semusim di Kalimantan Timur seluas 24.015 ha meliputi 25
komoditi. Perincian selengkapnya seperti pada tabel berikut :
Tabel IV.27Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Tanaman Sayuran/Buah Semusim Tahun 2016 dan 2017 diKalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
j. Buah-buahan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 75
LAPORAN TAHUNAN 2017
Pada tahun 2017, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) luas
panen buah-buahan di Kalimantan Timur seluas 7.311.693
pohon/rumpun meliputi 23 komoditi.
Tabel IV.28Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Buah-
buahan Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2016 ANGKA TETAP(ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
k. Biofarmaka
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 76
LAPORAN TAHUNAN 2017
Pada akhir-akhir ini tanaman obat-obatan telah mendapat
perhatian yang cukup baik, pada tahun 2017 Angka Sementara (ASEM)
luas panen tanaman obat-obatan 628.781 M2 dengan produksi
1.736.146 kg, meliputi 15 komoditi.
Tabel IV.29Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Tanaman Biofarmaka Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, Tahun 2016ANGKA TETAP (ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
l. Tanaman Hias
Pada saat ini pengembangan tanaman hias tidak hanya sebagai
kegiatan kegemaran, tetapi sepenuhnya telah mengarah kepada usaha
dengan motif ekonomi. Angka Sementara (ASEM) luas panen tanaman
hias 146.936 M2 dan produksi 757.067 tangkai meliputi 24 komoditi.
Tabel IV .30
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 77
LAPORAN TAHUNAN 2017
Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan ProduksiTanaman Hias Tahun 2016 dan 2017 di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, Tahun 2016ANGKA TETAP (ATAP), 2017 ANGKA SEMENTARA (ASEM)
m.Pengembangan Kawasan Hortikultura Tahun 2017
Tabel IV.31Pengembangan Kawasan Hortikultura Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2017No. Komoditi Kabupaten/Ko
ta Kecamatan Desa Vol(Ha)
1 Cabai Balikpapan Balikpapan Utara Graha Indah 2
Karang Joang 5
Balikpapan Timur Manggar 1
Teritip 1
Lamaru 1
Bontang Bontang Lestari 2
Bontang Selatan 4
Bontang Utara 3
Bontang Barat 1 Paser Tanah Grogot Padang 4
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 78
LAPORAN TAHUNAN 2017
No. Komoditi Kabupaten/Ko
ta Kecamatan Desa Vol(Ha)
Pengrapat
Jone 3
Sempulang 2
Rantau Panjang 2
Paser Belengkong 2
Batu Enggau Petangis 2
Batu Sopang Busui 4
Muara Komam Binangon 4
Long Kali Mendik 4
Sembakung 2
Penajam Paser Utara
Penajam Gunung Seteleng 2 Tanjung Tengah 2
Kampung Baru 4
Nenang 3
Sidorejo 3
Lawe-Lawe 3
Nipah-Nipah 3
Babulu Gunung Makmur 3
Babulu Laut 2
Gunung Intan 2
Labangka 2
Kutai Kartanegara
Tenggarong Loa Ipuh Darat 2
Loa Ipuh 2
Maluhu 2
Tenggarong Seberang
Buana Jaya 2
Bukit Raya 2
Anggana Sidomulyo 2
Handil Terusan 2
Muara Badak Muara Badak 2
Muara Badak Ulu 2
Tanjung Limau 2
Loa Kulu Dusun Sidoarjo 2
Jembayan 2
Ponoragan 2
Loa Janan Purwajaya 2
Tani Bakti 2
Samboja Bukit Raya 2
Amborawang Laut 2
Sebulu Manunggal Jaya 2
Rapak Baru 1
Sanga-Sanga Pendingin 2
Kutai Timur Sangatta Selatan Singa Gaweh 3
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 79
LAPORAN TAHUNAN 2017
No. Komoditi Kabupaten/Ko
ta Kecamatan Desa Vol(Ha)
Sangkima Lama 3
Sangatta Selatan 4
Rantau Pulung Kebon Agung 3
Tepian Makmur 3
Sangatta Utara Sangatta Utara 4
Teluk Lingga 3
Kaubun Mata Air 3
Kaliorang Bukit Makmur 3
Teluk Pandan Martadinata 3
Kebon Agung 3
Bengalon Tepian Baru 3
2
Bawang Merah
Kutai Kartanegara
Sebulu Manunggal Jaya 1
Muara Jawa Sindang Raya 1
Tenggarong SeberangBuana Jaya RT. 24 1
Manunggal Jaya 1
Bukit Raya 1
Tenggarong Mangkurawang 5 5
Bukit Biru 2
Jahab 1
Loa Tebu 1
Loa Kulu Jembayan 2
Anggana Handil Terusan 2
SambojaAmborawang Laut 2
Penajam Paser Utara
Babulu Babulu Darat 9
Rintik 8,5
Gunung Makmur 2,5
Balikpapan Balikpapan Timur Lamaru 2
Teritip 3
Manggar Baru 1
Manggar 2
Balikpapan Utara Karang Joang 2
Paser Tanah Grogot Jone 1
Muara Komam Sekuan Makmur 5
Batu Engau Tampakan 6
Kerang Dayo 1
Lomu 4
Long Kali Long Kali 2
Sebakung Makmur 1
Berau Gunung Tabur Sumber Tani Jaya 8
Kelay Merapun 1
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 80
LAPORAN TAHUNAN 2017
No. Komoditi Kabupaten/Ko
ta Kecamatan Desa Vol(Ha)
Segah Bukit Makmur 3
Tabalar Tubaan 1
Sambaliung 5
Talisayan 5
Teluk Bayur 7
3 Manggis Kutai Kartanegara
Tenggarong Seberang Bukit Pariaman 4
Loa Janan Bakuan 2
Batuah KM. 25 3
Loa Kulu Loh Sumber 2
Jonggon 4
Sanga-Sanga Pendingin 4
Sebulu Tanjung Harapan 3
Tenggarong Rapak Lambur 3
4 Salak Paser Batu Engau Kerang Dayo 3
Kerang Dayo 3
Long Kali Muara Lambatan 3
Batu Sopang Kasungai 3
Long Ikis Long Gelang 2
Kuaro Kerta Bakti 1Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 81
LAPORAN TAHUNAN 2017
a. Penyaluran Benih Padi dan Palawija
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran produksi
komoditi utama tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) adalah
dengan meningkatkan penggunaan benih varietas unggul bermutu.
Permasalahan yang masih di hadapi sampai saat ini, antara lain
penggunaan benih varietas unggul bermutu di tingkat petani masih
rendah walaupun produksi benih varietas unggul bermutu meningkat
setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan rendahnya daya beli petani
disamping tingkat kesadaran terhadap manfaat penggunaan benih
varietas unggul/bermutu juga masih rendah.
Untuk meringankan beban petani dalam rangka meningkatkan
penggunaan benih bermutu maka diadakan bantuan benih varietas
unggul bermutu kepada petani.
Tabel IV.32Realisasi bantuan Benih Tanaman Pangan Tahun 2017 APBN
Di Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
b. Perluasan Areal Sawah
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 82
LAPORAN TAHUNAN 2017
Pada tahun 2017, telah dilaksanakan kegiatan perluasan areal
sawah seluar 1.529 Ha dan Optimasi Lahan Rawa seluas 100 Ha. Secara
rinci dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel IV.33Kegiatan Perluasan Areal Sawah Tahun 2017 di Propinsi
Kalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
c. Alat dan Mesin Pertanian
Pada tahun 2017, alat dan mesin pertanian yang ada di
Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur adalah :
a. Alat dan mesin pertanian pengolahan tanah (hand tractor)
b. Alat dan mesin pertanian pengairan (pompa air)
c. Alat dan mesin pertanian panen dan RMU (power threser,
power threser multiguna, drayer)
d. Alat dan mesin pertanian Pacsa panen (huller, polisher, corn
sheller, corn mill)
Rincian penyebaran alat dan mesin pertanian di 14 Kabupaten/Kota
sebagaimana terlampir berikut.
Tabel IV.34
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 83
LAPORAN TAHUNAN 2017
Jumlah Alsintan dan Lokasi Penyebarannya Tahun 2017 diKalimantan Timur
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
Untuk melaksanakan program intensifikasi dalam rangka
mendukung ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis, maka
alat dan mesin pertanian merupakan salah satu faktor sarana produksi
yang mutlak diperlukan. Pentingnya penggunaan alat dan mesin
pertanian tersebut juga didasari dengan keterbatasan tenaga kerja di
bidang pertanian, baik tenaga hewan ternak maupun manusia serta
terbukanya kesempatan kerja di luar pertanian dengan
penerimaan/pendapatan yang lebih cepat dan imbalan upah yang lebih
memadai.
Selain itu adanya anjuran pola tanam serentak pada suatu
hamparan lahan menuntut pengolahan tanah harus diselesaikan dalam
waktu cepat untuk mengejar waktu tanam yang tepat.
d. Pengelolaan Lahan dan Air (Perpipaan dan Pompanisasi)
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 84
LAPORAN TAHUNAN 2017
Salah satu kendala dalam upaya peningkatan produksi pertanian
adalah pengaturan waktu dan jumlah air yang tepat. Di lapangan
ketersediaan air tidak selalu sesuai. Pada saat diperlukan air kadang
tidak tersedia dalam jumlah yang cukup. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kebutuhan ketersediaan air adalah
pengadaan pompa irigasi. Untuk saat ini jumlah pompa yang ada
Kalimantan Timur yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota adalah 984
buah dan dalam kondisi baik.
Pada tahun 2017 dari kegiatan pengelolaan lahan dan air di
alokasikan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Tabel IV.35 Kegiatan Pengelolaan Air Tahun 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 85
LAPORAN TAHUNAN 2017
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
e. Luas Serangan dan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman
Kondisi kerusakan akibat serangan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) pada tahun 2017 seluas 10.915,10 ha cenderung
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya tahun 2016, hal ini
dapat dilihat luas lahan yang terkena serangan OPT tahun 2017, seluas
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 86
LAPORAN TAHUNAN 2017
9.093,80 ha, maka mengalami peningkatan seluas 1.821,30 ha. Ini
berarti kegiatan pengamatan, peramalan, pencegahan dan
pengendalian sudah mendapat perhatian yang cukup besar sehingga
serangan OPT pada tanaman dapat lebih dini diantisipasi.
Tabel IV.36 LUAS SERANGAN OPT TANAMAN PADI TAHUN 2017
No Jenis OPT 2016 2017
Hama : 1 Penggerek Batang 2.240,10 2.896,302 Tikus 1.669,90 2.719,303 Hama Putih 1.760,70 1.306,504 Walang Sangit 1.102,70 1.486,405 Burung 540,9 373,96 Lalat padi - 1337 Wereng Cokelat 92,5 165,48 Ulat Gerayak - 23,59 Siput - 399,610 Pengisap malam - -11 OPT lain-Lain - 76,3 Penyakit : 1 Bercak Cokelat 407,6 155,32 Bercak C. bergaris - -3 Blast 1243,2 925,94 Busuk Pelepah - 55 Kresek 36,2 215,56 Tungro - 277 Busuk leher - 58 OPT Lain-Lain - 1,2
9.093,80 10.915,10Sumber : UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pangan, TanamanPangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
f. Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
(POPT)
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 87
LAPORAN TAHUNAN 2017
Dalam melaksanakan fungsi perlindungan tanaman di tingkat
lapang Dinas Pertanian Tanaman Pangan melalui UPTD Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura menempatkan 32 orang petugas Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) serta 30 orang tenaga POPT
yang dikontrak oleh Kementrian Pertanian dan tersebar di 8
Kabupaten/Kota seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel IV. 37 Petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP) Tahun 2017
Kalimantan Timur
No. Nama Golongan Jabatan
TMTFungsiona
lWilayah Kerja
1. Ir. Heru Gendroyono
Pembina/IVa
POPTMadya
01/04/2011 Provinsi Kalimantan Timur
2. Ertha Dwi Prasetyarini, SP
Pembina/IVa
POPTMadya
01/04/2016 Provinsi Kalimantan Timur
3. Sunarya, AP Penata/IIIc POPTPenyelia
01/04/2011 Kec. Kuaro, Kab. Paser
4. Paiman, AP Penata/IIIc POPTPenyelia
01/10/2011 Kec. Penajam. Kab.PPU
5. Margono, SP Penata Tk.I/IIId
POPTPenyelia
01/04/2011 Kec. Gunung Tabur Kab. Berau
6. Widodo Penata /IIIc POPTPenyelia
01/10/2012 Kec. Balikpapan Timur Kota Balikpapan
7. Rukun Santoso Penata/IIIc POPTPenyelia
01/04/2012 Kec. Sambaliung Kab. Berau
8. Teguh PenataMuda Tk.I/IIIb
POPTLanjutan
01/04/2012 Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara
9. Suhartono, SP Penata/IIIc POPTPenyelia
01/04/2012 Kec. Paser Belengkong Kab.Paser
10. BambangSupriyono
Penata/IIIc POPTPenyelia
01/04/2012 Kec. Anggana Kab. Kutai Kartanegara
11. H. Bambang HS,AP
Penata/IIIc POPTLanjutan
01/04/2016 Kec. Tanah Grogot Kab. Paser
12. Joko Sadayono, SP Penata Tk.I/IIId
POPTPenyelia
01/04/2016 Kec. Babulu Kab.PPU
13. Gimin AN, SE PenataMuda Tk.I/IIIb
POPTPenyelia
01/04/2011 Kec. Kota Bangun Kab. Kutai Kartanegara
14. Sunarto, AP Penata/IIIc POPTPenyelia
01/04/2012 Kec. Waru Kab. PPU
15. Abu Bakar, SST Penata/IIIc POPTLanjutan
01/04/2016 Kec. Samarinda Seberang Kota
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 88
LAPORAN TAHUNAN 2017
No. Nama Golongan Jabatan
TMTFungsiona
lWilayah Kerja
Samarinda16. Sutrisno, AP Penata/IIIc POPT
Penyelia01/04/2016 Kec. Samarinda
Utara Kota Samarinda
17. Tinus Penata/IIIc POPTPenyelia
01/04/2011 Kec. Sebulu Kab. Kutai Kartanegara
18. Rafli Ritonga PenataMuda Tk.I/IIIb
POPTLanjutan
01/10/2008 Kec. Tenggarong Seberang Kab. Kutai Kartanegara
19. ChandradiIriansyah, AP
PenataMuda Tk.I/IIIb
POPTLanjutan
01/04/2011 Kec. Samarinda Ilir Kota Samarinda
20. Sukamdi Penata Tk.I/IIId
POPTPenyelia
01/04/2016 Kec. Loa Kulu Kab. Kutai Kartanegara
21. Kusrinto Penata/IIIc POPTPenyelia
01/10/2013 Kec. Muara Wahau Kab. Kutai Kartanegara
22. Syahrudin PenataMuda Tk.I/IIIb
POPTLanjutan
01/10/2010 Kec. Longkali Kab. Paser
23. Sabiman Penata/IIIc POPTPenyelia
01/04/2012 Kec. Kaubun Kab. Kutai Timur
24. Lilik PenataMuda Tk.I/IIIb
POPTLanjutan
01/10/2013 Kec. Barong Tongkok Kab. Kutai Barat
25. Eka Sarwana, AP Penata/IIIc POPTLanjutan
01/04/2016 Kec. Loa Janan Kab. Kutai Kartanegara
26. Joko Purwanto, SP PengaturTk. I/Iid
POPTPelaksana
01/04/2016 Kec. Kaliurang Kec. Kutai Timur
27. Asmaniar, SP PenataMuda/IIIa
CalonPOPT Ahli
01/04/2015 Provinsi Kalimantan Timur
28. Akhmad Sadli PenataMudaTk.I/IIIb
PHP 01/04/2015 Kec. Muara Kaman Kec. Kutai Kartanegara
29. Akhmad Yani PenataMuda/IIIa
PHP 01/04/2015 Kec. Sungai Kunjang Kec. Samarinda
30. Nurhasyim PengaturTk.I/Iid
PHP 01/04/2015 Kec. Labanan Kab. Berau
Sumber : UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pqngan, TanamanPangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2016
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 89
LAPORAN TAHUNAN 2017
C. Alokasi dan Realisasi APBN Provinsi dan APBD Tahun 2017
1. APBN
Alokasi anggaran dan realisasi APBN yang diterima pada tahun
2017 berasal dari 5 Eselon I di Kementerian Pertanian. Secara rinci
terlihat pada tabel IV.38. dibawah ini
Tabel IV.38 Alokasi dan Realisasi Anggaran APBN Tahun 2017
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
2. APBDAlokasi anggaran dan realisasi APBD yang diterima tahun 2017
secara rinci terlihat pada tabel IV.39. dibawah ini
Tabel IV.39 Alokasi dan Realisasi Anggaran APBD Tahun 2017
NO.
KODEPROGRAM &KEGIATAN
URAIAN JUMLAH
1 2.03.2.03.01.07 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
6.206.270.000
2.03.2.03.01.07.01
Pelaksanaan Administrasi Perkantoran 6.206.270.000
2 2.03.2.03.01.08 Program Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparatur
848.500.000
2.03.2.03.01.08.02
Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
848.500.000
3 2.03.2.03.01.09 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
1.383.500.000
2.03.2.03.01.09.01
Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah
1.335.000.000
2.03.2.03.01.09.02
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 48.500.000
4 2.03.2.03.01.10 Program Penyusunan Dokumen Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
1.178.607.225
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 90
LAPORAN TAHUNAN 2017
NO.
KODEPROGRAM &KEGIATAN
URAIAN JUMLAH
2.03.2.03.01.10.01
Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
638.672.000
2.03.2.03.01.10.02
Penyusunan Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
539.935.225
5 2.03.2.03.01.24 Program pemberdayaan penyuluh pertanianlapangan
4.911.000.000
2.03.2.03.01.24.03
Pengembangan SDM Penyuluh 211.000.000
2.03.2.03.01.24.06
Pembangunan/Perbaikan UPTD Balai Diklat Pertanian dan Sarana Pendukungnya (DAK)
4.700.000.000
6 2.03.2.03.01.25 Program Peningkatan Ketahanan Pangan 800.000.000 2.03.2.03.01.25.0
1 Penanganan daerah rawan pangan 105.500.000
2.03.2.03.01.25.03
Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan perberasan
121.700.000
2.03.2.03.01.25.04
Pengembangan cadangan pangan daerah 312.300.000
2.03.2.03.01.25.07
Pengembangan sistem informasi pasar 260.500.000
7 2.03.2.03.01.27 Program Penganekaragaman Konsumsi Pangan
484.500.000
2.03.2.03.01.27.01
Analisis Pola Pangan Harapan 92.500.000
2.03.2.03.01.27.03
Pengembangan Pangan Lokal 392.000.000
8 2.03.2.03.01.28 Program Peningkatan Mutu dan Kemanan Pangan Segar
315.500.000
2.03.2.03.01.28.02
Pengawasan Mutu Pangan Segar 315.500.000
9 3.03.2.03.01.28 Program Peningkatan Pembinaan Pendidikan SPP-SPMA
9.258.343.000
3.03.2.03.01.28.06
Pembangunan/Perbaikan UPTD SPP dan Penyediaan Sarana Pendukungnya (DAK)
7.162.000.000
3.03.2.03.01.28.07
Peningkatan Mutu Siswa 2.096.343.000
10 3.03.2.03.01.40 Program Peningkatan Pengolahan Hasil Produksi Pertanian Tanaman Pangan
301.420.000
3.03.2.03.01.40.01
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan
231.420.000
3.03.2.03.01.40.02
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian TanamanPangan Unggulan Daerah
70.000.000
11 3.03.2.03.01.41 Program Peningkatan Produksi Pertanian Hortikultura
1.010.000.000
3.03.2.03.01.41.02
Pengembangan Hortikultura diperkotaan 845.000.000
3.03.2.03.01.41.03
Pengelolaan Data Statistik Hortikultura 165.000.000
12 3.03.2.03.01.42 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Hortikultura
240.000.000
3.03.2.03.01.42.02
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Hortikultura Unggulan Daerah
240.000.000
13 3.03.2.03.01.44 Program Peningkatan Produksi Benih Hortikultura
141.400.000
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 91
LAPORAN TAHUNAN 2017
NO.
KODEPROGRAM &KEGIATAN
URAIAN JUMLAH
3.03.2.03.01.44.01
Penumbuhan, Pembinaan dan Pengembangan Benih Hortikultura
141.400.000
14 3.03.2.03.01.46 Program Peningkatan Produksi Benih Tanaman Pangan
176.185.000
3.03.2.03.01.46.01
Penumbuhan, Pembinaan dan Pengembangan Benih Padi dan Palawija
176.185.000
15 3.03.2.03.01.48 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
130.500.000
3.03.2.03.01.48.02
Pengendalian Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT)
130.500.000
16 3.03.2.03.01.49 Program Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
81.700.000
3.03.2.03.01.49.01
Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian 81.700.000
17 3.03.2.03.01.50 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
81.000.000
3.03.2.03.01.50.02
Monitoring dan Pengawasan Peredaran Benih 81.000.000
18 3.03.2.03.01.51 Program peningkatan produksi pertanian tanaman pangan
937.980.000
3.03.2.03.01.51.03
Pengembangan Sentra Produksi Tanaman Pangan
582.250.000
3.03.2.03.01.51.04
Pengelolaan Data Statistik Tanaman Pangan 355.730.000
19 3.03.2.03.01.52 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian tanaman pangan
660.600.000
3.03.2.03.01.52.01
Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian tanaman pangan tepat guna
660.600.000
29.147.005.225
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
Tabel IV.40Anggaran & Realisasi APBD Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Tahun 2017
Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim, 2017
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 92
LAPORAN TAHUNAN 2017
BAB V
KEGIATAN DINAS PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
A. RAPAT KOORDINASI PANGANRapat Koordinasi Pangan dilaksanakan pada tanggal 28 Februari – 1
Maret 2017 di Gedung Olah Bebaya, kompleks Lamin Etam, Kantor
Gubernur Kalimantan Timur. Rapat Koordinasi pangan dilaksanakan
bersama oleh Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura; Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan; Dinas Kelautan dan Perikanan serta
Dinas Perkebunan. Hasil yang diperoleh dalam Rakor Pangan tersebut
adalah :1. Konsep pengembangan pertanian di Kalimantan Timur akan dititik-
beratkan pada pengembangan kawasan yang perlu didukung
dengan tata kelola air, dan pengamanan daerah tangkapan air
dengan tetap memperhatikan sosial budaya petani setempat,
pengembangan kelembagaan pertanian, integrasi usaha hulu dan
hilir serta jaminan pemerintah untuk menampung hasil usaha
pertanian dengan harga bersaing. Diharapkan kepada pemerintah
pusat, penganggaran daerah yang digunakan untuk pengembangan
sebuah komoditas, disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah.
Perlu adanya demplot-demplot sehingga dapat dibuktikan apakah
produk bibit unggul cocok dengan kondisi daerah-daerah di
Kalimantan Timur.2. TNI AD (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat) dalam program
percepatan pencapaian swasembada pangan khususnya beras terus
mendukung pencapaian produktivitas tanaman pangan melalui
pemanfaatan sumber daya sesuai kapasitas yang dimiliki, dilakukan
antara lain dengan perbaikan prasarana pengairan melalui kegiatan
rehabilitasi jaringan irigasi, pipanisasi, pembangunan pintu-pintu air,
dan pompanisasi serta cetak sawah Dukungan ini diwujudkan melalui penandatanganan nota
kesepahaman antara TNI dengan Kementerian Pertanian. Realisasi
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 91
LAPORAN TAHUNAN 2017
nota kesepahaman itu di Kalimantan Timur dilaksanakan melalui
program strategis cetak sawah seluas 1.000 ha di Kabupaten Paser,
500 ha di Kutim dan 500 ha di Berau.3. Pemanfaatan pupuk organik dan pestisida nabati yang dihasilkan
oleh Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) dan Klinik Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) kelompok binaan UPTD Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura yang ada dilokasi Kabupaten/Kota agar
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mengurangi pengunaan
pupuk dan pestisida anorganik.4. Pengembangan kawasan cabai tahun 2017 di Kalimantan Timur
seluas 183 ha di Kabupaten Paser 29 ha, Penajam Paser Utara 29 ha,
Kutai Timur 38 ha, Kutai Kartanegara 38 ha, Kota Balikpapan 10 ha,
Bontang 10 ha dan Samarinda 29 ha. Pengembangan cabai juga
dilaksanakan dengan memberikan bantuan tanaman cabai dalam
polybag sebanyak 131.250 polybag dari dana APBN di Kabupaten
Paser sebanyak 18.750 polybag, Kutai Timur 37.500 polybag,
Penajam Paser Utara 18.750 polybag, Kutai Kartanegara 37.500
polybag dan Kota Samarinda 18.750 polybag serta 28.500 polybag
dari dana APBD di Kota Samarinda sebanyak 22.500 polybag serta
Bontang dan Balikpapan sebanyak 6.000 polybag. Dalam
pelaksanaannya pengembangan tanam cabai bekerja sama dengan
Tim Penggerak PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota.5. Pengembangan Jagung tahun 2017 di Kalimantan Timur seluas
23.000 ha di Kabupaten Berau seluas 5.500 ha, Kutai Barat 1.600
ha, Kutai Timur 2.059 ha, Paser 4.000 ha, Penajam Paser Utara 4.500
ha, Kutai Kartanegara 5.328 ha dan Kota Samarinda 13 ha.
Pengembangan jagung merupakan program strategis, perlu
dukungan sinergis Pemerintah Kabupaten/Kota dan Dinas
Perkebunan untuk memanfaatkan lahan sawit untuk budidaya
jagung. 6. Struktur tanah merupakan salah satu elemen penting yang
dibutuhkan oleh tanaman. Sifat kimia tanah diantaranya meliputi
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 92
LAPORAN TAHUNAN 2017
reaksi tanah (pH) dan kadar unsur hara tanah. Namun kesuburan
yang ada di dalam tanah dapat berkurang karena disebabkan oleh
erosi, teknik budidaya atau pengolahan tanah yang salah. Beberapa
cara untuk meningkatkan/memperbaiki kesuburan tanah yaitu
dengan penggunaan pupuk organik dan melakukan pengapuran
untuk daerah yang bersifat masam.7. Green Economic Zone (GEZ) merupakan kawasan industri kelapa
sawit yang ditetapkan CPOPC (Indonesia – Malaysia) dan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan rakyat negara anggota. Pihak
Indonesia mengusulkan 3 kawasan GEZ, diantaranya adalah
kawasan industri Berau Nusantara yang dikembangkan oleh PT
Berau Nusantara Industri. Provinsi Kalimantan Timur sebagai sentra
produksi kelapa sawit hendaknya memanfaatkan keberadaan
kawasan industri Berau Nusantara tersebut.8. Dalam upaya untuk melaksanakan perkebunan berkelanjutan di
Kalimantan Timur, saat ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan
energi dari pemanfaatan energi baru terbarukan sebesar 770.000
megawatt/th pada 2020 dan dapat mereduksi emisi gas rumah kaca
sebesar 1,4 ton CO2e melalui pemanfaatan pome untuk listrik dan
akan menjadi lebih besar lagi bila biomasa yang dihasilkan dari
kebun dan kelapa sawit seluruhnya dimanfaatkan untuk energi baru
terbarukan. Untuk itu upaya yang akan terus dilakukan adalah
mendorong pemanfaatan limbah cair (pome) yang dihasilkan PKS
sebagai pembangkit tenaga listrik khususnya di wilayah-wilayah
pedesaan yang belum teraliri listrik serta mendorong pemanfaaatan
limbah ikutan dari kelapa sawit lainnya seperti cangkang, tandan
kosong, pelepah dan batang sawit yang dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan termasuk dalam integrasi sapi-sawit sebagai
bahan hijauan ternak. Sedangkan untuk mendukung ketahanan
pangan, sub sektor Perkebunan perlu mendorong adanya
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 93
LAPORAN TAHUNAN 2017
pelaksanaan integrasi jagung di lahan perkebunan secara swadaya
maupun melalui bantuan pemerintah.9. Perkebunan Besar Swasta (PBS) pada dasarnya sepakat mendukung
pola pengembangan integrasi sawit – sapi dan sawit – jagung sejauh
regulasi yang diterapkan jelas.10. Permasalahan PBS terkait dengan pembangunan kebun inti
dan kebun plasma sebaiknya dilakukan pendekatan secara
musyawarah dengan mengedepankan semangat kebersamaan
sehingga dapat diselesaikan secara bersama-sama.11. Perlu adanya kerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional
agar petani dapat membuat sertifikat dengan biaya yang lebih
terjangkau. Permasalahan legalitas kepemilikan lahan dapat
membuat petani lebih sulit mendapatkan bantuan dari stakeholder
terkait.12. Berdasarkan evaluasi dari Tim Evaluasi Fak. Pertanian
Universitas Mulawarman, untuk mendukung program nasional
UPSUS SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting) yang merupakan salah
satu upaya percepatan peningkatan populasi sapi menuju 2 juta ekor
sapi di Kalimantan Timur, perlu dilakukan penanaman hijauan
makanan ternak, penanganan gangguan reproduksi, perbaikan
status reproduksi karena hipofungsi dan penyelamatan pemotongan
betina produktif, dengan target pemeriksaan status reproduksi di
Kalimantan Timur Tahun 2017 sebanyak 18.942 ekor (dibiayai dari
dana APBN TP sebanyak 15.272 ekor akseptor dan sisanya 3.670
ekor akseptor merupakan kewajiban daerah untuk
merealisasikannya), Semua sapi betina yang akan dipotong wajib
memiliki Surat Keterangan Status Reproduksi (SKSR). Pengawasan
Pemotongan sapi betina produktif mengacu pada UU Nomor 41
tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan harus
ditindak-lanjuti dengan Peraturan Daerah baik di tingkat Provinsi
maupun Kabupaten/Kota.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 94
LAPORAN TAHUNAN 2017
13. Lahan untuk pengembangan sapi potong sangat terbatas.
Perlu upaya terstruktur pemanfaatan lahan pasca tambang batu
bara sebagai lahan untuk pembibitan dan pembesaran sapi potong.
Pengelolaan lahan pembibitan sapi potong diusahakan oleh Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur.14. UPTD Pembibitan dan Inseminasi Buatan Api Api Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur telah
memproduksi semen beku yang berkualitas dan telah lulus uji
sertifikasi laboratorium (ISO 17025 : 2008) sehingga produk semen
beku tersebut layak untuk diedarkan. Sementara itu, dalam upaya
peningkatan status kesehatan hewan dan masyarakat serta
penjaminan p asal ternak yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH)
telah dilayani dengan standarisisasi sertfikat ISO 17025 : 2008 oleh
UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner 15. Pembangunan sektor Kelautan dan Perikanan pro rakyat,
berwawasan lingkungan, berkelanjutan guna mewujudkan
Kalimantan Timur sebagai Provinsi dengan kedaulatan pangan
khususnya perikanan, dengan pilar utama peningkatan produksi dan
penyerapan tenaga kerja. Fokus kegiatan pembangunan sektor ini
adalah pembinaan terhadap nelayan, pembudidaya dan peningkatan
produksi serta pengolahan hasil perikanan, dengan 5 (lima)
komoditas unggulan berorientasi ekspor yaitu: Udang Windu (lokus
Kukar, Paser dan Balikpapan), Kerapu (lokus Bontang, Berau dan
Kutim), Rumput Laut (Bontang dan Kutim), Patin (Bontang, Berau
dan Kutim serta Nila (Kukar). Adapun komoditas spesifik lokasi yang
potensial dan prospektif tetap dikembangkan secara berkelanjutan
yaitu Udang Galah (Samarinda dan Kukar) dan Betutu (Kukar, Kubar
dan Kutim). Dan komoditas strategis olahan hasil perikanan yaitu
Ikan Asin (kawasan Mahakam Tengah).
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 95
LAPORAN TAHUNAN 2017
16. Dalam rangka pengamanan sumberdaya perikanan secara
berkelanjutan perlu sinergitas dengan stake-holder terkait untuk
pengawasan terhadap :a. Ilegal fishing dan masalah transshipmentb. Pelarangan penangkapan dan pemasaran beberapa komoditas
perikanan seperti : lobster, rajungan dan kepitingc. Pelarangan terhadap beberapa jenis alat tangkap yang tidak
berwawasan lingkungan seperti : Pukat Tarik, Dogol, Cantrang dan
alat tangkap sejenis lainnyad. Memberikan prioritas lebih besar kepada perikanan budidaya
dalam rangka mendukung peningkatan produksi hasil perikanan.
B. LOMBA CIPTA MENU, BERAGAM, BERGIZI SEIMBANGPelaksanaan Lomba Cipta Menu B2SA berbasis Sumber Daya Lokal
dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu :1. Lomba Cipta Menu B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal Tingkat
Provinsi Tahun 20172. Lomba Bahan Olahan Kue Berbahan Dasar Singkong PKK se Kota
Samarinda Tahun 20173. Bazar Pangan Lokal di Halaman Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
HortikulturaWaktu dan tempat pelaksanaan :1. Techical Meeting untuk Lomba Olahan Kue Berbahan Dasar Singkong
dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2017 di Ruang Rapat Dinas
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan
Timur. Technical Meeting dihadiri oleh 10 Kecamatan di Kota
Samarinda2. Technical Meeting untuk Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman Berbasis Sumber Daya Lokal dilaksanakan pada
tanggal 2 Agustus 2017 di Ruang Rapat Dinas Pangan, Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur. Technical
Meeting dihadiri oleh 8 Kabupaten/Kota sebagai peserta lomba3. Lomba Cipta Menu B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal, Lomba
Olahan Kue Berbahan Dasar Singkong dan Bazar Pangan Lokal
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 96
LAPORAN TAHUNAN 2017
dilaksanakan di Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 3 Agustus 2017.Berdasarkan penilaian Tim Juri dan Berita Acara Penetapan
Pemenang Lomba, maka pemenang lomba sebagai berikut :1. Lomba Cipta Menu B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal
Kategori Umum :Juara I : Kabupaten BerauJuara II : Kabupaten PaserJuara III : Kota BontangJuara Harapan I : Kota SamarindaJuara Harapan II : Kabupaten Kutai KartanegaraJuara Harapan III : Kabupaten Kutai BaratKategori Khusus :Kreasi Menu Aplikatif dan Favorit Dewan Juri : Kabupaten Mahakam
UluKreasi Menu Beragam dan Berimbang : Kabupaten Kutai BaratKreasi Cita Rasa dan Penampilan : Kabupaten BerauKreasi Menu Sarapan : Kabupaten Kutai Timur
2. Lomba Olahan Kue Berbahan Dasar SingkongKategori Umum :Juara I : Kecamatan Samarinda IlirJuara II : Kecamatan Loa Janan IlirJuara III : Kecamatan Sungai KunjangJuara Harapan I : Kecamatan PalaranJuara Harapan II : Kecamatan Samarinda UtaraJuara Harapan III : Kecamatan Sungai KunjangKategori Khusus :Favorit Dewan Juri : Kecamatan Samarinda KotaKreasi Resep : Kecamatan SambutanKreasi Cita Rasa dan Penampilan : Kecamatan Samarinda UluKreasi Jajanan/Kuliner Kota : Kecamatan Samarinda Seberang
C. HARI PANGAN SEDUNIA TINGKAT NASIONAL DI PONTIANAK,
KALIMANTAN BARATHari Pangan Sedunia (HPS) dilaksanakan pada tanggal 19-22
Oktober 2017 bertempat di Lapangan Kodam Tanjung Pura XII, Kubu
Raya, Kalimantan Barat. Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa
rangkaian acara yang diikuti yaitu :1. Technical Meeting Lomba Cipta Menu B2SA
Technical meeting dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2017 di
Hotel Golden Tulip pukul 14.00 WIB. Acara technical meeting dibuka
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 97
LAPORAN TAHUNAN 2017
oleh Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan
Pangan, BKP Kementan. Dalam technical meeting disampaikan
tentang pelaksanaan teknis kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA,
pengambilan undian nomor meja, pembagian peralatan saji, dan
akan mengikuti live cooking pada season kedua pada tanggal 18
Oktober 20172. Lomba Cipta Menu B2SA
Pelaksanaan lomba dilakukan 2 tahap yaitu :Tahap I : Penyajian display untuk makan siang dan makan malam- Waktu penyajian display makan siang dan makan malam
disediakan mulai jam 07.00 – 08.00 WIB- Menu yang disajikan harus menggunakan peralatan saji yang
disediakan panitia- Setiap menu harus diberi label nama- Komposisi gizi juga harus ditampilkan- Daftar menu harus ditampilkan termasuk kudapan pagi dan sore.Tahap II : Lomba Cipta Menu untuk menu siang yang dilakukan
secara display- Peralatan masak sudah disediakan oleh panitia- Live cooking berlangsung selama 1,5 jam per masing-masing
peserta dan menunya adalah menu makan siang pada hari ketiga
sesuai dengan resep yang telah dikumpulkan ke panitia sebelum
lomba- Pengumuman pemenang Lomba Cipta Menu diumumkan pada
hari itu juga setelah selesai seluruh peserta live- Peserta dari Kalimantan Timur mendapatkan penghargaan
kategori khusus Kreasi Menu Sarapan.3. Acara Pembukaan Hari Pangan Sedunia sekaligus Pembukaan
PameranPembukaan Hari Pangan Sedunia dilaksanakan pada Kamis, 19
Oktober 2017. Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan gong
oleh Menteri Pertanian, Andi Arman Sulaiman. Menteri Pertanian
didampingi oleh Erni Guntai Tjahyo Kumolo, Endang Nugrahani
Pramono Anung, Wakul Gubernur Kalimantan Barat (Christiandy
Sanjaya), Kepala Badan Ketahanan Pangan (Agung Hendriadi),
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 98
LAPORAN TAHUNAN 2017
Rektor Universitas Tanjung Pura (Thamrin Usman) dan Perwakilan
FOA Indonesia dan Timor Leste (Mark Smulders).Pada acara tersebut dilakukan samprahan makan bersama di atas
daun pisang yang merupakan tradisi budaya pesisir Kalimantan
Timur dengan menu pangan lokal dan seafood. Acara tersebut
didaulat oleh Menteri Pertanian, Ketua Tim Penggerak PKK Pusat dan
Kepala Badan Ketahanan Pangan sebagai Gerakan Pencanangan
Diversifikasi Pangan Lokal Non Beras/Non Terigu. Setelah acara
pembukaan itu juga seluruh pejabat dan para undangan menuju
lokasi icip-icip pangan lokal yang mana setiap provinsi diwajibkan
untuk menampilkan 5 macam pangan olahan lokal dengan fokus
makanan/snack non beras non terigu.4. Expose (Pameran) selama 4 hari (19-22 Oktober 2017)
Kunjungan ke stand pameran oleh para pejabat kementerian
dilakukan setelah selesai acara pembukaan Hari Pangan Sedunia.
Pameran dilaksanakan selama 4 hari yaitu terhitung mulai 19
Oktober 2017 sampai 22 Oktober 2017. Stand Kalimantan Timur
menampilkan 1 backdrop dan 4 banner yang berisikan foto-foto
program/kegiatan, leaflet dan produk-produk olahan pangan segar
dan olahan pangan kering dari OPD teknis (pertanian, kelautan
perikanan, perkebunan, peternakan), BPTP, PT. Petro Gresik,
Bankaltim, serta Dinas Pangan Kabupaten/Kota (Paser, Kutai Barat,
Berau dan Bontang)5. Acara Penutupan Hari Pangan Sedunia
Peringatan Hari Pangan Sedunia XXXVII resmi ditutup pada tanggal
22 Oktober 2017 oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian Bapak Agung Hendriadi. Dalam sambutannya, Bapak
Agung Hendriadi menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :- Telah dirumuskan bahwa peran generasi muda dalam
pembangunan pertanian dan ketahanan pangan ke depan adalah
mensosialisasikan capaian pembangunan, permasalahan dan
program-program yang akan dilakukan sampai dengan tahun
2019.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 99
LAPORAN TAHUNAN 2017
- Dicanangkan kembali gerakan diversifikasi pangan sebagaimana
diamanahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman- Berhasil menyakinkan kepada dunia bahwa kita mampu
mengekspor beras khususnya dari Kalimantan BaratAdapun laporan dari Kepala Dinas Pangan dan Peternakan Provinsi
Kalimantan Barat, Bapak H. Abd. Manaf Mustafa menyampaikan
bahwa berbagai rangkaian kegiatan HPS mulai dari pameran yang
diikuti 197 stand Kementerian/Lembaga terkait, BUMN, Pemerintah
Daerah, Organisasi Internasional dan Perusahaan Swasta di bidang
pangan, 28 stand Alsintan, serta 56 stand bazar dan kuliner
dinyatakan sudah terlaksana dengan sukses.
D. PEKAN NASIONAL KONTAK TANI NELAYAN ANDALAN DI ACEHPekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (PENAS KTNA) ke 15
di Aceh dilaksanakan pada tanggal 5 – 10 Mei 2017. Pembukaan
dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2017 yang ditandai oleh pemukulan
tambo oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong
Raya, Banda Aceh. Pada PENAS tersebut Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur a.n. Dr. Ir. H. Ibrahim, MP
menerima Lencana Adhi Bakti Karya Tani Nelayan diberikan oleh KTNA
Pusat.
E. KTNA EXPO DAN REMBUG UTAMA KTNAKTNA Expo dan Rembug Utama KTNA dilaksanakan pada tanggal
22-24 September 2017 di Jogjakarta Expo Center, kota Yogyakarta yang
dibuka oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.Melalui Rembug Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA),
diharapkan dapat menjadi momentum pengurus KTNA Kaltim untuk
lebih semangat berjuang membangun pertanian menjadi semakin baik
dan berkualitas. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur berpesan,
diharapkan KTNA ke depan dapat menciptakan petani yang tangguh.
Karena selama ini pemerintah memberikan dukungan dengan berbagai
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 100
LAPORAN TAHUNAN 2017
upaya untuk membangun pertanian dan hal ini tidak lepas dari adanya
pendampingan dan pembinaan yang dibangun KTNA. Dukungan untuk KTNA Kaltim ikut serta pada Rembug Nasional
dan Expo KTNA di Yogyakarta juga disampaikan Gubernur Awang
Faroek yang berpesan agar KTNA ke depan dapat wujudkan Kaltim
swasembada beras dan komiditi pangan lainnya. Selain itu, diharapkan
KTNA dapat memanfaatkan kehutanan sosial untuk menjadi lahan
pengembangan pertanian di Kaltim, terutama komoditi padi.
F. SOSIALISASI PENGEMBANGAN PANGAN ORGANIKSosialiasi Pengembangan Pangan Organik dilaksanakan selama 5
kali yaitu :1. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di BP3K Suluh Sejahtera
Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang pada tanggal 6 April 20172. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di P4S Durian Makroman
Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan pada tanggal 11 April
20173. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di BPP Loa Kulu PPAH
Bumi Sari Kabupaten Kutai Kartanegara4. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di BP3K Suluh Manuntung
Kecamatan Samarinda Utara pada tanggal 23 Mei 20175. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di Posluhdes Loa Janan
Kabupaten Kutai Kartanegara pada tanggal 13 September 2017Sosialisasi pangan organik dilaksanakan karena beberapa hal yaitu :1. Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan
segar yang dihasilkan relatif rendah2. Kesadaran masyarakat terhadap pangan yang aman dikonsumsi
masih rendah3. Adanya penolakan ekspor terhadap produk sayur dan buah ke
negara mitra4. Masuknya produk impor pangan segar, buah sayuran, daging,
jagung, kedelai dan lain-lain5. Potensi dan peluang pasar lokal modern maupun luar negeri belum
dapat dimanfaatkan secara optimal karena mutu dan keamanan
produk kita belum memenuhi standarKesimpulan yang diperoleh dari sosialisasi ini adalah :
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 101
LAPORAN TAHUNAN 2017
1. Pertanian organik adalah suatu sistem produksi pertanian yang
menghindarkan atau menolak penggunaan pupuk sintetis pestisida
sistetis dan senyawa tumbuh sintetis2. Hasil pertanian terutama sayur dan buah segar yang ditanam
dengan pertanian sistem organik mempunyai rasa, warna, aroma
dan tekstur yang lebi baik daripada yang menggunakan pertanian
anorganik3. Teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang
unggul (usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya,
mampu membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif)4. Merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan
mensejahterakan petani dan konsumen5. Sertifikasi Produk Segar Asal Tumbuhan merupakan salah satu
program yang harus dilakukan setiap saat, agar para pelaku usaha
mampu menerapkan cara budidaya tanaman yang baik guna
menghasilkan produk segar yang aman dikonsumsi dan berdaya
saing6. Penilaian Lapang (audit lapang) bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang benar pada pelaku usaha tentang bagaimana
teknik budidaya yang tepat dan benar dalam penggunaan bahan-
bahan berbahaya7. Kesadaran para pelaku usaha tentang mutu dan keamanan pangan
perlu terus ditingkatkan guna menjamin ketersediaan produk
pangan segar yang aman beredar di pasar8. Perlu langkah antisipatif dalam hal pengawasan mutu dan keamanan
pangan hasil pertanian dengan melakukan pengawasan yang lebih
luas dan mendalam mengenai pemakaian bahan berbahaya pada
produk pangan segar9. Produk bersertifikat merupakan jaminan kepastian hukum terhadap
produk segar yang dipasarkan sebagai wujud kepedulian pemerintah
dalam memberikan perlindungan terhadap konsumen
G. BIMBINGAN TEKNIS ANALISIS POLA PANGAN HARAPAN
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 102
LAPORAN TAHUNAN 2017
Bimbingan Teknis Analisis Pola Pangan Harapan dilaksanakan pada
tanggal 23-24 Mei 2017 di Hotel Selyca Plaza Mulia Jl. Bhayangkara
Samarinda. Bimbingan teknis diikuti oleh 28 orang peserta dari 10
kabupaten/kota se Kalimantan Timur dan Fungsional provinsi.Hasil yang diperoleh dari kegiatan bimtek yaitu :1. Penghitungan Skor PPH menggunakan penghitungan justifikasi2. Pencapaian Skor PPH yang cukup tinggi di kabupaten menggunakan
AKG Energi 2.000 kkal/kap/hari dan AKG protein 57 gram/kap/hari3. Dari skor PPH tertinggi yang mencerminkan sumbangan energi dari
kelompok pangan terlihat bahwa keberagaman jenis makanan dan
keseimbangan gizi yang dikonsumsi lebih banyak diperkotaan.
Namun hal tersebut juga menunjukkan tinggi konsumsi padi-padian
sebagai sumber karbohidrat4. Dari skor PPH terendah mencerminkan kurangnya keberagaman
pangan dan keseimbangan gizi di pedesaan. Selain itu sumbangan
energi selain dari padi-padian juga dari umbi-umbian atau pangan
lokal sumber karbohidrat yang ada di lokasi yang bersangkutan5. Menyikapi kondisi tersebut perlu dilaksanakan langkah-langkah
antara lain :a. Meningkatkan konsumsi umbi-umbianb. Meningkatkan konsumsi sayur dan buahc. Meningkatkan sosialisasi penganekaragaman pangan
berdasarkan potensi pangan lokal
H. GERAKAN TANAM CABEKegiatan Gerakan Tanam Cabe dilaksanakan di UPTD SPP-SPMA
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tanggal 7 Maret
2017. Kegiatan tersebut dalam bentuk sosialisasi Kawasan Rumah
Pangan Lestari yang dihadiri 150 undangan dan penandatanganan
Kesepakatan Bersama antara Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur dengan Tim Penggrak PKK
Provinsi Kalimantan Timur.Kesepakatan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program pangan dan gizi melalui
peningkatan ketahanan pangan dan gizi keluarga dengan upaya
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 103
LAPORAN TAHUNAN 2017
percepatan penganekaragaman pangan melalui pengoptimalan
pemanfaatan lahan pekarangan, pengembangan pangan lokal,
pemantaoan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang
dan aman (B2SA) dalam rangka mewujudkan sumberdaya keluarga
yang berkualitas.Kesepakatan antara Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Timur dengan Tim Penggrak PKK Provinsi
Kalimantan Timur berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :1. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga
guna menghasilkan sumberdaya manusia yang sehat, aktif dan
produktif, diperlukan upaya peningkatan ketersediaan,
keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan yang beragam, bergizi
seimbang dan aman.2. Guna menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas tersebut,
diperlukan upaya perbaikan gizi masyarakat secara menyeluruh
antara lain melalui peningkatan konsumsi pangan, beragam, bergizi
seimbang dan aman, yang ditempuh dengan usaha pemanfaatan
pekarangan dengan mewujudkan Halaman Asri Teratur dan Nyaman
(HATINYA) PKK dan pengembangan pangan lokal.3. Guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut,
peran aktif keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sangat
strategis untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan dan gizi
keluarga, yang dapat dilakukan melalui promosi, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan keluarga sehingga dapat tercapai
keluarga yang sejahteraRuang lingkup kegiatan dalam kesepakatan bersama ini meliputi :1. Promosi, kampanye dan sosialisasi dalam rangka penyadaran dan
peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka
penganekaragaman pangan diantaranya melalui optimalisasi
pemanfaatan pekarangan dan pengembangan pangan lokal.2. Pendidikan dan penyuluhan konsumsi pangan beragam, bergizi,
seimbang dan aman (B2SA) dalam rangka mengubah perilaku
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 104
LAPORAN TAHUNAN 2017
masyarakat untuk mendukung penganekaragaman konsumsi
pangan berbasis sumber daya lokal.3. Fasilitasi kelompok/masyarakat dalam rangka mendukung
optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan pengembangan pangan
lokal.4. Upaya mendukung gerakan tanam cabe di pekarangan maka
pemberdayaan kelompok ini dilakukan melalui sosialisasi, penguatan
kelompok, pendampingan, monitoring dan evaluasi.5. Upaya-upaya lain yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
dalam rangka peningkatan ketahanan pangan dan gizi keluarga
dengan mengikutsertakan pihak lain yang dianggap perlu.I. Kampanye/Sosialisasi Diversifikasi Pangan
Kegiatan kampanye/sosialisasi diversifikasi pangan bertujuan
untuk memasyarakatkan dan membudayakan konsumsi pangan lokal
kepada masyarakat. Upaya-upaya yang bisa dilakukan meliputi
penyebarluasan informasi, perubahan sikap dan perilaku serta ajakan
untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga untuk
pola hidup yang sehat, aktif dan produktif.Pelaksanaan kegiatan kampanye/sosialisasi diversifikasi pangan
dilaksanakan pada 2 event kegiatan yaitu :1. Pada kegiatan Gerakan Tanam Cabe pada tanggal 7 Maret 2017 di
UPTD SPP-SPMAPada saat pelaksanaan kegiatan Gerakan Tanam Cabe melibatkan
banyak tokoh masyarakat dan dihadiri jumlah undangan yang cukup
banyak, maka pada acara tersebut dilakukan display olahan pangan
lokal sebagai pengganti makan siang kepada para undangan.
Adapun jenis pangan lokal yang didisplay pada kegiatan tersebut
adalah olahan jus jagung, olahan bingka dari labu, nasi jelay beserta
lauknya, tiwul beserta lauknya dan olahan tiwul lainnya, pisang epek
serta rebusan jagung, kacang dan singkong.2. Pada Pameran Kaltim Fair pada tanggal 14-23 April 2017 di
Covention Hall SempajaPada event pameran, kampanye/sosialisasi diversifikasi pangan
dimaksudkan untuk memudahkan interaksi antara pemerintah
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 105
LAPORAN TAHUNAN 2017
dengan para pengunjung, baik masyarakat umum maupun pelaku
usaha yang mana pada kesempatan tersebut ditampilkan produk
olahan pangan lokal. Dalam rangka mempercepat penurunan
konsumsi beras, maka pamera ini diarahkan untuk memamerkan
atau mendemokan pangan pokok selain beras dan terigu, dan bukan
memamerkan kudapan/camilan. Dalam pameran tersebut juga
disajikan “icip-icip” pangan pokok lokal untuk pengunjung. Icip-icip
olahan pangan lokal yang disajikan selama pameran itu adalah
olahan singkong (sup singkong, singkong thailand, dan bubur
ganepo), puding jagung, nasi goreng jagung, jagung susu keju dan
gerontole jagung.
J. Rapat Koordinasi Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan SegarRapat Koordinasi Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan Segar
dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2017 di Ruang Rapat Dinas
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim. Materi yang
disampaikan dalam kegiatan tersebut adalah:1. Kebijakan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan Segar2. Koordinasi Kegiatan Keamanan dan Mutu Pangan Segar di
Kalimantan Timur3. Arah Kebijakan, Strategi dan Kegiatan Prioritas Keamanan Pangan4. Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan Hasil Peternakan5. Kebijakan Penyehatan Pangan6. Kebijakan dan Program Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Kalimantan TimurKesimpulan yang diperoleh dalam Rakor tersebut yaitu :1. Luasnya wilayah dan potensi Kaltim baik di darat dan laut, patut
disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
kesejahteraan masyarakat dengan mengacu pada keseimbangan
alam supaya keamanan lingkungan dan produk hasil pangan dapat
berkelanjutan.2. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan keamanan dan mutu
produk pangan diakomodir melalui Tim Terpadu Provinsi
dikoordinasikan pada Dewan Ketahanan Pangan Provinsi yang
melibatkan instansi Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 106
LAPORAN TAHUNAN 2017
Hortikultura; Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas Perkebunan; Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan; BBPOM, Dinas Kesehatan;
Disperindagkop dan UMKM; Satpol PP, Badan Karantina Pertanian
dan lainnya dengan menitikberatkan pada kewenangan dan tugas
fungsi serta fasilitasi masing-masing instansi.3. Untuk menjaga keamanan dan mutu produk pangan segar baik dari
tumbuhan, ternak, laut dan sungai/tambak maka diperlukan
langkah-langkah teknis penanganannya baik secara manajemen dan
teknis sesuai standar yang berlaku (penggunaan cold boox, Logo
Prima 3, Nomor Kontrol Veteriner).4. Dalam upaya mendukung peningkatan kesejahteraan pelaku usaha
dan atau petani diharapkan pasar modern dapat menyerap hasil
atau produk pertanian yang sudah memiliki sertifikat prima 3 (aman
dikonsumsi) dengan maksud untuk meningkatkan nilai jual dan
tambah mutu produk. Namun pelaku usaha/petani juga harus
memiliki komitmen untuk manajemen supply melalui kelompok tani
supaya dapat memenuhi syarat ketetapan jumlah dan kontinuitas
waktu pasok.5. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan keamanan produk segar
dan olahan harus dilakukan secara terus menerus melalui sosialisasi,
kampanye, gerakan keamanan pangan, penyebaran
brosur/leaflet/banner/pamflet/spaduk baik di media cetak, elektronik
dan sosial media.6. Perlunya regulasi terkait pengawasan dan pembinaan keamanan
pangan segar dan olahan dan tindak lanjutnya (sanksi) bila ada
kasus-kasus yang merugikan masyarakat baik dari segi kesehatan
dan material.7. Perlunya meningkatkan keberadaan/status lembaga penjamin mutu
produk sertifikasi dan laboratorium uji melalui peningkatan kuantitas
dan kualitas sumber daya manusia berupa pelatihan/bimbingan
teknis dan manajemen pengelola Otoritas Kompeten Keamanan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 107
LAPORAN TAHUNAN 2017
Pangan Daerah, penyediaan sarana dan fasilitasi ke lapangan untuk
pemantauan/pengawasan.8. Pengawasan produk pangan segar dan olahan yang beredar di
pasaran dapat dilakukan secara reguler/bulanan tergantung
kebutuhan dan fasilitasi atau insidentil bila ada kasus. Khusus
pangan olahan dilaksanakan oleh Balai POM.9. Pengawasan makanan siap saji baik direstoran, rumah makan, depot
air minum, jajanan sekolah/pinggir jalan, jasa boga, asrama haji
dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan standar yang telah
ditentukan, namun belum semua target dapat dibina mengingat ada
yang dijual pada malam hari. Kasus yang cukup menyita perhatian
adalah adanya hepatitis A di Kabupaten Mahakam Ulu terkait
sanitasi air.K. Pengukuhan Lulusan Angkatan 49 Tahun 2017
Pengukuhan Lulusan Angkatan 49 Tahun 2017 dilaksanakan pada
tanggal 10 Mei 2017. Sebanyak 108 siswa yang dikukuhkan dalam
kelulusan tahun 2017 dengan masing-masing Program Keahlian
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura 39 orang dan Program
Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan sebanyak 79 orang. Dari
lulusan tersebut Kepala SMK-SPP Negeri Samarinda memutuskan untuk
masing-masing Program Keahlian sebanyak 5 orang sebagai Lulusan
Terbaik di tahun ini. Diantaranya 5 orang dari Program Keahlian
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, yaitu ; M.Ingada Danure,
Arif Rahman Hakim, Qory Aina Rahman, Devie Endah Safitri, Yeni
Almarinda (urut 5 ke 1), kemudian 5 orang untuk Program Keahlian
Agribisnis Tanaman Perkebunan, yaitu ; Binowo Aji Pamungkas, Putra
Hendriawan, Sarmini, Cristian Jamal, Lintang Muntias Putri (urut 5 ke 1).
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 108
LAPORAN TAHUNAN 2017
BAB VI
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH
A. Permasalahan
a. Perubahan Iklim global sulit diprediksi yang menyebabkan
kekeringan, bencana alam/banjir, hingga menyebabkan
kerusakan serta pergeseran waktu tanam.
b. Infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air belum
cukup memadai sehingga berpengaruh pada proses
produksi dan distribusi hasil pertanian.
c. Masih rendahnya kompetensi, kapabilitas dan
kemampuan sumberdaya manusia sebagai pelaku usaha
tani dalam hal kualitas maupun kuantitas, sehingga terjadi
ketidak sebandingan antara luas lahan yang ada dengan
kemampuan sumberdaya manusia yang tersedia.
d. Masih rendahnya daya saing hasil produksi pertanian baik
dalam bentuk segar maupun olahan dalam hal kualitas dan
harga dibanding produk luar. Hal ini disebabkan karena
sistem usaha tani masih bersifat tradisional dan belum
dikelola secara profesional dengan berorientasi pada
sistem dan usaha agribisnis secara optimal.
e. Kepemilikan lahan masih relatif kecil dan umumnya belum
memenuhi Skala ekonomi, sehingga diperlukan
konsolidasi manajemen pengelolaan yang lebih rasional
yang didukung oleh kelembagaan agribisnis dan agroindustri
yang efektif.
f. Skala usaha yang dikembangkan pada umumnya relatif
kecil dan terpencar-pencar yang disebabkan oleh luas
kepemilikan lahan yang sangat terbatas, sehingga secara
ekonomi kurang menguntungkan dalam agribisnis yang
menuntut ketersediaan produksi dalam volume dan kualitas
yang memadai dan kontinyu.
g. Terjadinya penyusutan areal usaha tani pada daerah-
daerah tertentu sebagai dampak dari konsekuensi logis
pembangunan daerah, sehingga secara kuantitas
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 111
LAPORAN TAHUNAN 2017
pertambahan areal tanam masih belum maksimal.
h. Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana pertanian,
terutama alat mesin pertanian. Ketersediaan alat mesin
pertanian terutama alsin pengolahan hasil sangat terbatas dan
masih sulit dimiliki kelompok tani karena harganya mahal. Hal ini
menyebabkan produk pertanian terutama produk hortikultura
umumnya dijual dalam bentuk primer (segar).
i. Belum optimalnya pemanfaatan dana bantuan yang
diberikan pemerintah berupa KUT/KKP/PMUK, baik
dalam hal perencanaan usaha tani dan manajemen
pemanfaatan di lapangan.
j. Penerapan teknologi budidaya masih rendah misal
dalam penerapan agroinput, penggunaan benih berlabel
belum optimal, jarak tanam tidak seragam, aplikasi pupuk
masih minimal, pengendalian OPT belum optimal. Hal ini
berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas yang
dicapai. Selain itu mutu hasil produk rendah, karena kadar
air dan kotoran tinggi, hal ini disebabkan penggunaan RMU
yang belum memenuhi standar, sehingga kualitas produk
kurang kompetitif di pasar.
k. Kerjasama/kemitraan belum berkembang baik, sehingga
petani masih kesulitan memasarkan produknya.
l. Kemajuan teknologi dan informasi pertanian belum banyak
dimanfaatkan di tingkat petani, sehingga petani pada
umumnya masih mengembangkan pola-pola pemasaran
tradisional.
m. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan
mendapatkan modal secara kredit dengan bunga rendah,
prosedur mudah dan dapat dimanfaatkan tepat waktu sesuai
kebutuhan petani.
B. Upaya Mengatasi Masalah
a. Perluasan areal tanam terutama mengoptimalkan pemanfaatan
lahan terlantar/bero, optimasi lahan, membangun/merehabilitasi
jaringan irigasi dan jalan usaha tani serta sarana pengairan, dan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 112
LAPORAN TAHUNAN 2017
mengembangkan penangkar benih serta memfungsikan balai
benih
b. Peningkatan indeks pertanaman bagi daerah-daerah sentra
pertanian melalui pengembangan alat-alat mesin pertanian
serta pengadaan alat-alat pengolahan hasil untuk meningkatkan
nilai jual produk pertanian.
c. Memantapkan pola intensifikasi, ekstensifikasi dan
diversifikasi serta efisiensi sumberdaya pertanian dan
teknologi spesifik lokasi serta perlu digalakannya diversifikasi
pangan.
d. Dengan meningkatkan efisiensi dan produktifitas usahatani serta
penguatan status kepemilikan lahan. Selain itu untuk menekan
laju konversi lahan pertanian adalah dengan melindungi
keberadaan lahan pertanian melalui Perda/Perbup perlindungan
lahan yang diatur dalam RT/RW Kab/Kota
e. Pengembangan Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) atau
integrasi berbagai jenis usaha dalam satu kawasan, misal
integrasi tanaman padi, ikan, ternak dan tanaman sayuran
semusim sehingga petani mampu untuk meningkatkan
pendapatannya
f. Peningkatan dukungan kelembagaan pertanian dengan
revitalisasi kelembagaan dari wadah pembinaan teknis dan
sosial menjadi wadah pengembangan usaha.
g. Pembangunan pertanian diarahkan kepada pendekatan
keterpaduan komoditi wilayah dan usahatani yang mencakup
subsistem hulu, on farm dan ilir
h. Peningkatan SDM dan penyuluhan pertanian serta kelompok tani
serta pengembangan kemitraan
i. Meningkatkan penyediaan berbagai komoditas pertanian
yang berorientasi kebutuhan pasar.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 113
LAPORAN TAHUNAN 2017
BAB VIIPROGRAM KERJA TAHUN 2018
A. Kegiatan APBD Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 9
Tahun 2016, Dinas Pertanian Tanaman Pangan bergabung dengan
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan menjadi Dinas Pangan,
Tanaman Pangan dan Hortikultura. Anggaran kegiatan APBD Perangkat
Daerah Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura berjumlah Rp.
27.649.729.000,00 secara rinci program/kegiatan pada tahun 2018
adalah sebagai berikut :
Tabel VII.1 Rencana Anggaran Kegiatan APBD Perangkat Daerah Dinas
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
NO.
KODEPROGRAM &KEGIATAN
URAIAN JUMLAH
1 2.03.2.03.01.07 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
6.206.270.000
2.03.2.03.01.07.01
Pelaksanaan Administrasi Perkantoran 6.206.270.000
2 2.03.2.03.01.08 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
848.500.000
2.03.2.03.01.08.02
Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
848.500.000
3 2.03.2.03.01.09 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
1.383.500.000
2.03.2.03.01.09.01
Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah
1.335.000.000
2.03.2.03.01.09.02
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 48.500.000
4 2.03.2.03.01.10 Program Penyusunan Dokumen Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
1.178.607.225
2.03.2.03.01.10.01
Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
638.672.000
2.03.2.03.01.10.02
Penyusunan Laporan Pengendalian dan EvaluasiPelaksanaan Kegiatan
539.935.225
5 2.03.2.03.01.24 Program pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan
4.911.000.000
2.03.2.03.01.24.03
Pengembangan SDM Penyuluh 211.000.000
2.03.2.03.01.24.06
Pembangunan/Perbaikan UPTD Balai Diklat Pertanian dan Sarana Pendukungnya (DAK)
4.700.000.000
6 2.03.2.03.01.25 Program Peningkatan Ketahanan Pangan 800.000.000 2.03.2.03.01.25.0
1 Penanganan daerah rawan pangan 105.500.000
2.03.2.03.01.25.0 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan 121.700.000
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 114
LAPORAN TAHUNAN 2017
NO.
KODEPROGRAM &KEGIATAN
URAIAN JUMLAH
3 perberasan 2.03.2.03.01.25.0
4 Pengembangan cadangan pangan daerah 312.300.000
2.03.2.03.01.25.07
Pengembangan sistem informasi pasar 260.500.000
7 2.03 . 2.03.01 . 27 Program Penganekaragaman Konsumsi Pangan
484.500.000
2.03.2.03.01.27.01
Analisis Pola Pangan Harapan 92.500.000
2.03.2.03.01.27.03
Pengembangan Pangan Lokal 392.000.000
8 2.03.2.03.01.28 Program Peningkatan Mutu dan Kemanan Pangan Segar
315.500.000
2.03.2.03.01.28.02
Pengawasan Mutu Pangan Segar 315.500.000
9 3.03.2.03.01.28 Program Peningkatan Pembinaan PendidikanSPP-SPMA
9.258.343.000
3.03.2.03.01.28.06
Pembangunan/Perbaikan UPTD SPP dan Penyediaan Sarana Pendukungnya (DAK)
7.162.000.000
3.03.2.03.01.28.07
Peningkatan Mutu Siswa 2.096.343.000
10 3.03.2.03.01.40 Program Peningkatan Pengolahan Hasil Produksi Pertanian Tanaman Pangan
301.420.000
3.03.2.03.01.40.01
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan
231.420.000
3.03.2.03.01.40.02
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Tanaman Pangan Unggulan Daerah
70.000.000
11 3.03.2.03.01.41 Program Peningkatan Produksi Pertanian Hortikultura
1.010.000.000
3.03.2.03.01.41.02
Pengembangan Hortikultura diperkotaan 845.000.000
3.03.2.03.01.41.03
Pengelolaan Data Statistik Hortikultura 165.000.000
12 3.03.2.03.01.42 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Hortikultura
240.000.000
3.03.2.03.01.42.02
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Hortikultura Unggulan Daerah
240.000.000
13 3.03.2.03.01.44 Program Peningkatan Produksi Benih Hortikultura
141.400.000
3.03.2.03.01.44.01
Penumbuhan, Pembinaan dan Pengembangan Benih Hortikultura
141.400.000
14 3.03.2.03.01.46 Program Peningkatan Produksi Benih Tanaman Pangan
176.185.000
3.03.2.03.01.46.01
Penumbuhan, Pembinaan dan Pengembangan Benih Padi dan Palawija
176.185.000
15 3.03.2.03.01.48 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
130.500.000
3.03.2.03.01.48.02
Pengendalian Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT)
130.500.000
16 3.03.2.03.01.49 Program Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
81.700.000
3.03.2.03.01.49.0 Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian 81.700.000
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 115
LAPORAN TAHUNAN 2017
NO.
KODEPROGRAM &KEGIATAN
URAIAN JUMLAH
117 3.03.2.03.01.50 Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura81.000.000
3.03.2.03.01.50.02
Monitoring dan Pengawasan Peredaran Benih 81.000.000
18 3.03.2.03.01.51 Program peningkatan produksi pertanian tanaman pangan
937.980.000
3.03.2.03.01.51.03
Pengembangan Sentra Produksi Tanaman Pangan
582.250.000
3.03.2.03.01.51.04
Pengelolaan Data Statistik Tanaman Pangan 355.730.000
19 3.03.2.03.01.52 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian tanaman pangan
660.600.000
3.03.2.03.01.52.01
Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian tanaman pangan tepat guna
660.600.000
29.147.005.225
B. APBN
Anggaran kegiatan APBN Perangkat Daerah Dinas Pangan,
Tanaman Pangan dan Hortikultura berjumlah Rp. 85.339.473.000,-,
secara rinci anggaran program/kegiatan pada tahun 2018 adalah
sebagai berikut :
Tabel VII.2Rencana Anggaran Kegiatan Pembangunan Pangan,
Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kalimantan Timur TA.2018
No.Unit Eselon
I/Kode SatkerProgram/Kegiatan
Anggaran(Rp)
1 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (169112)
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
27.502.379.000
- Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
24.207.769.000
- Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan
488.000.000
- Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
2.806.610.000
2 Direktorat Jenderal Tanaman
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
3.605.694.000
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 116
LAPORAN TAHUNAN 2017
No.Unit Eselon
I/Kode SatkerProgram/Kegiatan
Anggaran(Rp)
Pangan (169073)
- Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
871.480.000
- Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI
2.071.214.000
- Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan
663.000.000
3 Direktorat Jenderal Hortikultura (169113)
Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura
12.106.150.000
- Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat
9.733.750.000
- Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura
933.400.000
- Peningkatan Usaha DukunganManajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Hortikultura
420.000.000
- Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura
500.000.000
- Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
519.000.000
4 Direktorat Jenderal Hortikultura (169025)
Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura
3.069.050.000
- Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura
1.345.600.000
- Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura
1.062.500.000
- Peningkatan Usaha DukunganManajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Hortikultura
488.000.000
- Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
172.950.000
5 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (169121)
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
26.772.990.000
- Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
2.255.000.000
- Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian
3.200.000.000
- Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
12.666.400.000
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 117
LAPORAN TAHUNAN 2017
No.Unit Eselon
I/Kode SatkerProgram/Kegiatan
Anggaran(Rp)
- Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
7.127.040.000
- Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 1.260.400.000 - Fasilitasi Pembiayaan
Pertanian 264.150.000
6 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (169027)
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
2.446.040.000
- Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
74.600.000
- Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian
1.857.000.000
- Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
70.000.000
- Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
263.540.000
- Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 34.900.000 - Fasilitasi Pembiayaan
Pertanian 146.000.000
7 Badan Ketahanan Pangan (169000)
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
4.073.800.000
- Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
148.500.000
- Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
238.000.000
- Pengembangan Penganekaragaman Konsumsidan Keamanan Pangan
3.207.300.000
- Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan
480.000.000
8 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (169065)
Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian
5.763.370.000
- Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian
5.763.370.000
JUMLAH 85.339.473.00
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 118
LAPORAN TAHUNAN 2017
No.Unit Eselon
I/Kode SatkerProgram/Kegiatan
Anggaran(Rp)
0
Tabel. VI.3Kegiatan utama Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur :
No
Unit EselonI
Lokasi Kegiatan Volume
1
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Provinsi Revitalisasi RMU 1 unit Corn Sheller 14 unit
BerauBenih Padi Inbrida Sawah
465 Ha
Saprodi Padi Inbrida EksCetak Sawah
25 Ha
Saprodi Padi Inbrida Lahan Suboptimal
200 Ha
Saprodi Padi Gogo 4.000 Ha
Benih Jagung Hibrida Varietas Umum 2 dan Pupuk Urea
1.715 Ha
Benih Jagung Litbang dan Pupuk Urea
4.495 Ha
Benih Jagung Eks Tambang beserta PupukUrea, Pupuk Organik dan Pupuk Dolomit
200 Ha
Power Thresher 5 unit Moisture Tester 1 unit
Sarana Pasca Panen Jagung
1 unit
Vertical Dryer Jagung 1 unit
Kutai BaratBenih Padi Inbrida Sawah
215 Ha
Saprodi Padi Gogo 3.100 Ha
Benih Jagung Hibrida Varietas Umum 2 dan Pupuk Urea
215 Ha
Benih Jagung Litbang dan Pupuk Urea
590 Ha
Power Thresher 5 unit
Kutai TimurBenih Padi Inbrida Sawah
400 Ha
Saprodi Padi Inbrida EksCetak Sawah
25 Ha
Saprodi Padi Inbrida Lahan Suboptimal
150 Ha
Saprodi Padi Gogo 2.750 Ha Benih Jagung Hibrida
Varietas Umum 2 dan 215 Ha
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 119
LAPORAN TAHUNAN 2017
No
Unit EselonI
Lokasi Kegiatan Volume
Pupuk Urea
Benih Jagung Litbang dan Pupuk Urea
590 Ha
Power Thresher 5 unit
PaserBenih Padi Inbrida Sawah
425 Ha
Saprodi Padi Gogo 2.000 Ha
Benih Jagung Hibrida Varietas Umum 2 dan Pupuk Urea
200 Ha
Benih Jagung Litbang dan Pupuk Urea
515 Ha
Power Thresher 15 unit
PPUBenih Padi Inbrida Sawah
755 Ha
Saprodi Padi Inbrida Lahan Suboptimal
600 Ha
Saprodi Padi Gogo 1.000 Ha
Benih Jagung Hibrida Varietas Umum 2 dan Pupuk Urea
375 Ha
Benih Jagung Litbang dan Pupuk Urea
980 Ha
Power Thresher 10 unit Moisture Tester 1 unit
Kutai Kartanegara
Benih Padi Inbrida Sawah
600 Ha
Saprodi Padi Inbrida EksCetak Sawah
50 Ha
Saprodi Padi Inbrida Lahan Suboptimal
300 Ha
Benih Jagung Hibrida Varietas Umum 2 dan Pupuk Urea
750 Ha
Benih Jagung Litbang dan Pupuk Urea
1.955 Ha
Benih Jagung Eks Tambang beserta PupukUrea, Pupuk Organik dan Pupuk Dolomit
200 Ha
Power Thresher 5 unit Moisture Tester 1 unit
SamarindaBenih Padi Inbrida Sawah
125 Ha
Saprodi Padi Inbrida Lahan Suboptimal
100 Ha
Saprodi Padi Gogo 250 Ha Benih Jagung Hibrida 75 Ha
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 120
LAPORAN TAHUNAN 2017
No
Unit EselonI
Lokasi Kegiatan Volume
Varietas Umum 2 dan Pupuk Urea
Benih Jagung Litbang dan Pupuk Urea
195 Ha
Power Thresher 2 unit
Mahakam UluBenih Padi Inbrida Sawah
15 Ha
Saprodi Padi Gogo 2.900 Ha
Benih Jagung Hibrida Varietas Umum 2 dan Pupuk Urea
155 Ha
Benih Jagung Litbang dan Pupuk Urea
360 Ha
2Direktorat Jenderal Hortikultura
PaserSarana Produksi Bawang Merah
25 Ha
Sarana Produksi Cabai Besar
50 Ha
Pengadaan Benih Mangga
8.000 Batang
Bantuan Kawasan Jeruk 25 Ha
Berau Sarana Produksi
Bawang Merah20 Ha
Fasilitasi Sarana Pascapanen Cabai & Bawang Merah
1 unit
Fasilitasi Bangsal Pascapanen
1 unit
Kutai Kartanegara
Sarana Produksi Bawang Merah (Umbi)
25 Ha
Sarana Produksi Bawang Merah (TSS)
2 Ha
Fasilitasi Bantuan Kawasan Jeruk
25 Ha
Fasilitasi Sarana Pascapanen Cabai & Bawang Merah
1 unit
Fasilitasi Bangsal Pascapanen
1 unit
Samarinda Sarana Produksi
Bawang Merah2 Ha
Sarana Produksi Cabai Besar
25 Ha
Balikpapan Sarana Produksi
Bawang Merah2 Ha
Sarana Produksi Cabai
Besar25 Ha
Kutai Timur Sarana Produksi Cabai
Besar50 Ha
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 121
LAPORAN TAHUNAN 2017
No
Unit EselonI
Lokasi Kegiatan Volume
Benih Manggis24.65
0Batang
Benih Pisang 7.000 Batang PPU Benih Jeruk 7.000 Batang
Sarana Produksi Cabai Besar
25 Ha
3 Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Provinsi Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
Irigasi Perpipaan Besar 1 unit
Berau Rehabilitasi Jaringan
Irigasi Tersier300 Ha
Traktor Roda 2 8 unit Pompa Air 9 unit Rice Transplanter 5 unit Hand Sprayer 11 unit Cultivator 10 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
Kutai Kartanegara
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier
500 Ha
Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian
300 Ha
Traktor Roda 2 15 unit Pompa Air 50 unit Rice Transplanter 5 unit Hand Sprayer 13 unit Alat Tanam Jagung 18 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
Kutai Timur Rehabilitasi Jaringan
Irigasi Tersier500 Ha
Traktor Roda 2 20 unit Pompa Air 30 unit Rice Transplanter 10 unit
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 122
LAPORAN TAHUNAN 2017
No
Unit EselonI
Lokasi Kegiatan Volume
Hand Sprayer 11 unit Alat Tanam Jagung 12 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan
Pestisida1 Paket
Kutai Barat Pembangunan Embung
Pertanian1 unit
Traktor Roda 2 13 unit Pompa Air 10 unit Hand Sprayer 5 unit Cultivator 5 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
PPU Pembangunan Embung
Pertanian1 unit
Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian
500 Ha
Pompa Air 50 unit Rice Transplanter 10 unit Hand Sprayer 53 unit Alat Tanam Jagung 10 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
Mahakam Ulu Pembangunan Embung
Pertanian1 unit
Traktor Roda 2 4 unit Pompa Air 5 unit Rice Transplanter 2 unit Hand Sprayer 10 unit Cultivator 5 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 123
LAPORAN TAHUNAN 2017
No
Unit EselonI
Lokasi Kegiatan Volume
Paser Cultivator 20 unit Traktor Roda 2 20 unit Pompa Air 60 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
Balikpapan Rice Transplanter 2 unit Cultivator 5 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
Bontang Cultivator 5 unit Hand Sprayer 30 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
Samarinda Pompa Air 10 unit Hand Sprayer 50 unit Cultivator 5 unit
Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan Mendukung UPSUS
1 Paket
Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
1 Paket
4 Badan
Ketahanan Pangan
Paser Pemberdayaan Pekarangan Pangan
5 Kelompok
Berau Pemberdayaan
Pekarangan Pangan4 Kelompok
Kutai Barat Pemberdayaan
Pekarangan Pangan5 Kelompok
Kutai Timur Pemberdayaan
Pekarangan Pangan5 Kelompok
PPU Pemberdayaan
Pekarangan Pangan6 Kelompok
Kutai Kartanegara
Pemberdayaan Pekarangan Pangan
5 Kelompok
Balikpapan Pemberdayaan 5 Kelompok
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 124
LAPORAN TAHUNAN 2017
No
Unit EselonI
Lokasi Kegiatan Volume
Pekarangan Pangan
Samarinda Pemberdayaan
Pekarangan Pangan5 Kelompok
Bontang Pemberdayaan
Pekarangan Pangan4 Kelompok
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 125
LAPORAN TAHUNAN 2017
BAB VIII
PENUTUP
Laporan Tahunan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 merupakan
salah satu bentuk laporan pelaksanaan program dan kegiatan
selama tahun 2017. Beberapa kendala dihadapi dalam
penyusunan Laporan Tahunan 2017 ini sehingga penyusunannya
belum sempurna dan perlu banyak dilakukan perbaikan untuk
penyusunan laporan tahunan berikutnya. Berdasarkan Angka Tetap Tahun 2016 dan Angka
Sementara 2017, produksi padi, kacang tanah dan ubi jalar
mengalami penurunan sedangkan produksi jagung, kedelai,
kacang hijau dan ubi kayu mengalami peningkatan.
Permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan produksi antara
lain perubahan iklim global yang sulit diprediksi; pemanfaatan
infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian yang belum
optimal, masih rendahnya kompetensi, kapabilitas dan
kemampuan sumberdaya manusia sebagai pelaku usaha
tani dalam hal kualitas maupun kuantitas, sehingga terjadi
ketidak sebandingan antara luas lahan yang ada dengan
kemampuan sumberdaya manusia yang tersedia serta
penerapan teknologi budidaya masih rendah.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah
tersebut antara lain perluasan areal tanam terutama
mengoptimalkan pemanfaatan lahan terlantar/bero, optimasi
lahan, membangun/merehabilitasi jaringan irigasi dan jalan
usaha tani serta sarana pengairan, dan mengembangkan
penangkar benih serta memfungsikan balai-balai benih.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Kalimatan Timur | 125
top related