lembaga penilai pengelolaan hutan produksi lestari · pdf filedilapangan (temu gelang) ......
Post on 03-Feb-2018
236 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu
LPPHPL – 013 – IDN & LVLK – 006 – IDN
Lampiran Surat No. 361/EQ.S/X/2014 tanggal 15 Oktober 2014
PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN
PENILAIAN KINERJA PHPL
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Penilikan
Pertama), sebagai berikut:
I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA
Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN
Alamat Operasional : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
Telp. : +62251 7550722, 7157103
Fax. : +62251 7550724
Email : eq@equalityindonesia.com
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Penilikan Pertama) Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HT : PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG
No. SK IUPHHK-HT : SK.102/Menhut-II/2006 jo SK.60/Menhut-II/2013
Luas : 11.927,15 Ha
Lokasi : Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
Alamat Kantor : 1. Plaza Sinarmas Lt.32 Jl. Thamrin Kav.51 Jakarta
2. Jl. Teuku Umar No.51 Pekanbaru, Provinsi Riau
III. Waktu Pelaksanaan : 25 – 29 Agustus 2014
IV. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT
LULUS SEHINGGA PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT
SERAPUNG BERHAK MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT
PHPL.
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 15 Oktober 2014
PT EQUALITY INDONESIA
a.n Pajri Nurpajri, S.Hut
Manager Sub Divisi Sertifikasi Hutan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 16
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : eq@equalityindonesia.com
e. Direktur : Agustri Warsono
f. Tim Audit : Amin Muchakim (Lead Auditor/Auditor Pra Syarat)
Hikmah Nur Isnaini (Auditor Produksi)
Dinda Talitha (Lead Auditor/Auditor Ekologi)
Taryadi (Auditor Sosial)
Irin Wedalia (Auditor VLK)
g. Tim Pengambil Keputusan :
: Ir. Agustri Warsono (Ketua PK Bidang Produksi)
Ir.Muchlis Hidayat (Anggota PK Bidang Ekologi)
Wiyono,S.Hut, M.Si (Anggota PK Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG
b. Nomor & Tanggal SK : SK.102/MENHUT-II/2006, 11 April 2006 jo SK.
60/Menhut-II/2013, 23 Januari 2013
c. Luas dan Lokasi : 11.927,15 Ha di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
d. Alamat kantor : 1. Jl. Teuku Umar No 51 Pekanbaru, Provinsi Riau
2. Plaza BII Tower II Lantai 32 Jalan Thamrin Kav. 51
Jakarta
e. Nomor telepon : (0761) 23332, 32509, (021) 39834473
Nomor Fax : (0761) 24071, (021) 39834707
E-mail :
f. Pengurus :
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama : Muktar Widjaya Wisly Dwi Putra
Komisaris : Stanley Najoan
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 16
Dewan Direktur :
Direktur Utama : John Ferdinand Pandelaki Didi Harsa
Direktur : Ir. Soebardjo
Direktur : Didi Harsa Agus Wahyudi Supardi
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
25 Agustus 2014 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Riau yang diwakili oleh staf Bidang Hutan
Tanaman
Koordinasi BP2HP Wilayah III Pekanbaru yang
diwakili oleh Kepala BP2HP
Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan
rencana Penilikan penilaian kinerja PHPL di PT
Satria Perkasa Agung Unit Serapung (Auditee)
dan minta masukan terkait dengan kinerja
Auditee selama ini
Pertemuan Pembukaan 26 Agustus 2014 Pertemuan dilaksanakan di Kantor Camp PT
SPA Unit Serapung.
Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan
tujuan dan ruang lingkup penilaian,
menyampaikan jadwal/rencana kerja penilaian,
menyampaikan metodologi dan prosedur
penilaian, serta mengkonfirmasikan kepada
Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan
peserta pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
26-28 Agustus 2014 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator pada
Lampiran 1.2 dan Lampiran 2.1 Peraturan
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor
P.5/VI-BPPHH/2014.
Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit
melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,
dan menganalisis menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan Lampiran 2.1
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor P.5/VI-BPPHH/2014.
Pertemuan Penutupan 28 Agustus 2014 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Auditee atas bantuan dan kerjasamanya selama
penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.
Memberitahukan temuan observasi dan
ketidaksesuaian.
Membacakan atau memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 18 September 2014
.... tgl 18 atau 19???
Rapat pengambil keputusan meninjau dokumen
penilaian yang diajukan untuk menjamin bahwa
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 16
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
penilaian dilakukan secara efektif dan efisien
sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY Indonesia
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang IUPHHK
BAIK
(91,67%)
PT SATRIA PERKASA AGUNG Unit Serapung (SPS,
Auditee) memiliki dokumen legal perusahaan berupa
Akte Pendirian Perusahaan, dokumen legal lainnya, SK
IUPHHK dari Kementerian Kehutanan Nomor :
SK.102/MENHUT-II/2006 Tanggal 11 April 2006 dan
Nomor: SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari
2013 tentang Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK
pada Hutan Tanaman PT SATRIA PERKASA AGUNG
seluas 11.927,15 serta administrasi tata batas lengkap
dilapangan sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan
tata batas yang telah dilaksanakan.
Auditee telah merealisasikan tata batas luarnya
dilapangan (temu gelang) dan telah ditetapkan melalui
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari 2013
tentang Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK pada
Hutan Tanaman PT Satria Perkasa Agung. Terhadap
batas yang ada Auditee juga telah melaksanakan
kegiatan pemeliharaan batas.
Secara administrasi batas-batas areal kerja Auditee
telah diakui para pihak (Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan Masyarakat) namun dilapangan masih ada
klaim lahan dari sebagian masyarakat desa sekitar areal
kerja (Dusun Sei Apung) namun sudah ada upaya dari
Auditee untuk menyelesaikan konflik tersebut
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari
2013 tentang Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK
pada Hutan Tanaman PT Satria Perkasa Agung, luas
areal kerja mengalami perubahan menjadi 11.927,15
Ha namun tidak terjadi perubahan fungsi kawasan
sehingga verifier 1.1.4 sesuai dengan Perdirjen P.5/VI-
BPHH/2014 tanggal 14 Juli 2014 menjadi Not Aplicbke
(n.a.)
Kajian terhadap dokumen dan observasi lapangan
menunjukan bahwa tidak ditemukan adanya bentuk
penggunaan lain di luar sektor kehutanan selain izin
yang diberikan kepada IUPHHK-HT PT SPA Unit
Serapung berdasarkan SK Menhut Nomor: SK.102/
MENHUT-II/2006 Tanggal 11 April 2006 dan Nomor:
SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari 2013. Yang
ada adalah bentuk klaim lahan masyarakat yang berada
di dalam areal konsesi. Dengan demikian maka verifier
ini menjadi Not Aplicable (n.a.)
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.2. Komitmen Pemegang
IUPHHK
BAIK
(91,67%)
Auditee memiliki dokumen visi misi dan kebijakan
lingkungan secara legal dan sesuai dengan kerangka
PHPL yang telah ditetapkan Manajemen.
Auditee secara konsisten melaksanakan kegiatan
sosialiasasi visi misi dan kebijakan perusahaan secara
tidak langsung melalui pemasangan banner, namun
sosialisasi visi-misi-tujuan perusahaan secara langsung
kepada karyawan, mitra kerja, maupun kepada
masyarakat setempat pada tahun 2014 belum
dilaksanakan
Auditee telah berupaya mengimplementasikan visi misi
dan kebijakan perusahaan yang telah sesuai dengan
prinsip-prinsip PHPL kedalam kegiatan pembangunan
dan pengelolaan hutan tanamannya
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional terlatih dan
tenaga teknis pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan implementasi
penelitian, pendidikan dan
Latihan
BAIKSEDA
NG
(80,00%)
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di
lapangan belum ada pada setiap bidang kegiatan
pengelolaan hutan, hal ini belum sesuai dengan
Perdirjen BPK No.P.8/VI-SET/2009 namun berdasarkan
SE Dirjen BUK Nomor : S.545/VI-BIKPHH/2013 tanggal
30 April 2013 pemenuhan GANISPHPL dapat
dipertimbangkan sampai dengan 1 Januari 2016
Auditee telah menyusun rencana kegiatan
pengembangan SDM tahun 2014 dan sudah teralisasi
sebesar 61% (SDM 50 - 70%) dari rencana
Auditee telah memiliki dokumen ketenagakerjaan
dengan lengkap sesuai dengan ruang lingkup kerjanya.
Dokumen ketenagakerjaan yang bersifat internal
tersedia lengkap di Kantor Unit sedangkan yang bersifat
eksternal tersedia di Kantor Perawang/Pekanbaru
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan
pelaksanaan pemantauan
periodik, evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian (kegiatan)
IUPHHK
BAIK
(100%)
Auditee memiliki struktur organisasi sesuai dengan
kerangka PHPL karena telah memperhatikan aspek
pengelolaan hutan lestari yang meliputi aspek produksi,
ekologi, dan aspek sosial
Auditee telah memiliki perangkat SIM dan personil
penanggungjawab dalam hal ini dibawah Kepala Tata
Usaha (KTU)
Terdapat Organisasi Internal Audit yang langsung
bertanggungjawab kepada Direktur Utama dengan
fungsi-fungsi berjalan dengan efektif untuk mengontrol
seluruh tahapan kegiatan
Auditee telah melaksanakan tidakan koreksi
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi secara
konsisten dan kontinyu
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
SEDANG
(77,78%)
Auditee telah melaksanakan sosialisasi kegiatan RKT
yang akan mempengaruhi kepentingan hak-hak
masyarakat setempat meskipun pelaksanaanya
setelah kegiatan RKT 2014 sudah berjalan
Auditee telah mendapatkan penetapan batas definitive
dari Menteri Kehutanan melalui SK Menteri Kehutanan
Nomor: SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari
2013 tentang Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK
pada Hutan Tanaman PT. Satria Perkasa Agung seluas
11.927,15 Ha di Provinsi Riau, sehingga dapat
disimpulkan bahwa proses tata batas dari tahap
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
perencanaan, pelaksanaan lapangan, dan pelaporan
telah disetujui oleh para pihak.
Auditee telah melaksanakan kegiatan sosialisasi
Program CD/CSR kepada sebagian masyarakat Desa
Labuhan Bilik meskipun tata waktu pelaksanaan
sosialisasi pada saat program sedang berjalan
Secara administrasi kawasan lindung di areal kerja
Auditee telah diketahui dan disetujui Para Pihak namun
riil dilapangan masih ada klaim dari sebagian
masyarakat terhadap sebagian kawasan lindung yang
ada
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja jangka
panjang dalam pengelolaan
hutan lestari
BAIK
(93.33%)
Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HTI (Revisi)
PT SPA Unit Serapung untuk periode 2011-2020 yang
telah disetujui berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.52/VI-BUHT/2011, tanggal 19
April 2011 yang disusun berdasarkan hasil IHMB dan
mempertimbangkan hasil deliniasi mikro dan tidak
dikenai peringatan terkait pemenuhan kewajiban RKU
Kegiatan Penataan Areal Kerja RKT 2014 di lapangan
berupa kanal-kanal dan parit collector yang telah
membagi seluruh blok RKT 2014 kedalam petak-petak
telah sesuai dengan RKU.
Kegiatan penataan areal kerja berupa pemasangan
tanda batas blok dan petak kerja RKT 2014 terealisasi
sebesar 57,7 %, dan tidak seluruh tanda batas terlihat
jelas pada pal batas yang telah terpasang.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem
BAIK
(91.67%)
Auditee telah memiliki data potensi tegakan pada tipe
ekosistem berdasarkan hasil IHMB dan hasil PHI 3
tahun terakhir beserta peta pendukungnya
Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan
dari hasil pengukuran untuk tipe ekosistem yang ada
(Gambut) dan telah dilakukan analisa riap dari hasil
pengukuran PSP tersebut.
Auditee telah melakukan analisis data potensi dan riap,
namun laporan analisa tersebut belum disampaikan ke
Litbang. Auditee pun belum memanfaatkan hasil
analisa data potensi dan riap untuk menyusun
perhitungan JTT sendiri.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK
(85.71%)
Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan
seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur THPB dan
isinya telah sesuai dengan ketentuan teknis yang
berlaku.
Auditee telah melaksanakan implementasi kegiatan
tahapan THPB sebesar 88.89%.Kegiatan penanaman
belum dilakukan saat penilaian berlangsung (4 bulan
setelah RKT disahkan)
Potensi tegakan sebelum masak tebang berdasarkan
hasil PHI RKT 2014 sebesar 158.19 m3/ha. Artinya
potensi tegakan dalam jumlah yang mampu menjamin
terjadinya kelestarian pemanenan hasil (> 120 m3/ha)
Potensi permudaan tanaman PT SPA Unit Serapung
sebesar 84.78% (≥ 75-89%) dari jumlah tanaman per
hektar sehingga masih mampu menjamin kelestarian
pemanenan hasil.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi tepat guna
untuk pemanfaatan hutan
BAIK
(100%)
Auditee telah mengembangkan SOP mengenai
pemanfaatan hutan ramah lingkungan, dan isinya
sesuai untuk karakteristik kondisi setempat.
Auditee telah melakukan RIL pada 4 tahapan yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi
kegiatan pemanenan hasil.
Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2012, PT SPA
Unit Serapung memiliki nilai Fe sebesar 0.76 dan
berdasarkan hasil uji petik diperoleh nilai Fe sebesar
0.81.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/ pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
BAIK
(80.95% )
Auditee telah memiliki dokumen RKT 2014 secara
lengkap (selama periode waktu penilaian) yang disusun
berdasarkan RKU dan disahkan secara self approval.
Terdapat peta kerja yang menggambarkan areal yang
boleh ditebang/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/
dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung yang sesuai dengaan peta RKT dan
peta RKU.
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan
pada sebagian (minimal 50%) batas blok
tebangan/ditebang/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/
dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung.
Realisasi volume tebangan pada tahun 2013 mencapai
75 % dan pada tahun 2014 (s.d bulan Juli) mencapai 0
%. Realisasi volume tebangan total mencapai 60%
(<70%) dari rencana tebang pada RKT, dan tidak
melebihi luasan yang direncanakan.
2.6. Kondisi kesehatan finansial
dan Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan,
serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia
SEDANG
(71.43%)
Hasil analisa kesehatan finansial Auditee diperoleh
bahwa likuiditas >150%, solvabilitas <100% dan
rentabilitas positif. Catatan akuntan publik terhadap
Laporan Keuangan yang berakhir pada Desember 2013
dan 2012 adalah Wajar Tanpa Pengecualian.
Realisasi alokasi dana mencapai 106% (>80%) dari
kebutuhan kelola hutan yang seharusnya berdasarkan
laporan penatausahaan keuangan yang sesuai dengan
Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan
Produksi (yang telah di audit akuntan publik)
Perbedaan proporsi anggaran pada tahun 2013 sebesar
50.69 % dan perbedaan proporsi anggaran pada tahun
2014 sebesar 64.32 %. Bila dirata-ratakan perbedaan
proporsi anggran dalam 2 tahun terakhir sebesar
55.92% , hal ini berarti alokasi dana untuk seluruh
bidang kegiatan tidak proporsional (perbedaan >50%).
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan
berjalan lancar namun belum sesuai tata waktu.
Auditee telah melakukan kegiatan penanaman sebesar
105% terhadap kegiatan penebangan (melebihi 80%)
namun belum seluruhnya.
Realisasi tanaman pokok, tanaman kehidupan dan
tanaman unggulan pada tahun 2013 hingga bulan Juli
2014 secara keseluruhan mencapai 80.06% (>70%).
3. Ekologi
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1. Keberadaan, kemantapan
dan kondisi kawasan dilindungi
pada setiap tipe hutan
BAIK
(100%)
Auditee telah mengalokasikan 13 % atau sebesar 1.523
Ha kawasannya sebagai kawasan lindung. Kondisi
biofisiknya telah sesuai dengan dokumen
perencanaannya.
Kawasan lindung yang telah ditata batas sepanjang
49,5 km atau sebesar 92,45 % dari rencana penataan
batas kawasan lindung auditee.
Kondisi kawasan lindung yang berupa hutan sebesar >
90% yakni 93,36 % berupa hutan sekunder dan sisanya
berupa tanah terbuka bekas kebakaran.
Sebagian besar pihak mengakui keberadaan kawasan
lindung dalam areal kerja auditee.
Terdapat laporan pengelolaan kawasan lindung yang
sesuai dengan ketentuan terhadap seluruh kawasan
lindung hasil tata ruang areal sesuai RKL/RPL
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
BAIK
(100%)
Tersedia prosedur yang mengakomodir seluruh
gangguan yang ada.
Auditee telah memiliki sarana dan prasarana
perlindungan hutan yang sesuai dengan fungsinya,
jumlahnya memadai, dan kondisinya baik serta sesuai
dengan bentuk gangguan yang ada.
Terdapat SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan
kualifikasi personil memadai.
Auditee telah mengimplementasikan kegiatan
perlindungan hutan melalui tindakan pencegahan dan
kesiapan sarana prasarana serta personil perlindungan
dengan mempertimbangkan seluruh jenis gangguan
yang ada
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap
tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan
BAIK
(87,50%)
Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan dan
pematauan mencakup seluruh dampak terhadap tanah
dan air akibat pemanfaatan hutan.
Auditee telah memiliki sarana prasarana pengelolaan
dan pematauan sesuai dengan ketentuan dan berfungsi
dengan baik
Auditee telah memiliki SDM pemantauan dan
pengelolaan dampak terhadap tanah dan air namun
kualifikasinya belum memadai.
Auditee telah memiliki dokumen RKL yang memuat
perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan
air, serta telah diimplementasikan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana termuat dalam Laporan
Pelaksanaan RKL dan RPL persemester.
Auditee telah memiliki dokumen RPL dan RO yang
memuat perencanaan pengelolaan dampak terhadap
tanah dan air, serta telah diimplementasikan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana termuat dalam
Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL persemester.
Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan
penting terhadap tanah dan air tetapi auditee telah
berupaya untuk mengurangi dampak tersebut.
3.4. Identifikasi spesies flora dan
fauna yang dilindungi dan/atau
langka (endangered), jarang
BAIK
(100%)
Auditee telah memiliki dokumen prosedur identifikasi
flora dan fauna mencakup seluruh jenis yang dilindungi,
jarang, langka, dan terancam punah serta endemik.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
(rare), terancam punah
(threatened) dan endemik
Auditee telah mengimplementasikan kegiatan
identifikasi mencakup seluruh jenis yang dilindungi,
jarang, langka, terancam punah, dan endemik
3.5. Pengelolaan flora untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemic
BAIK
(100%)
Auditee telah memiliki dokumen SOP Pengelolaan flora
mencakup seluruh jenis flora yang dilindungi, jarang,
langka, dan terancam punah di areal kerja auditee
Auditee telah memiliki dokumen rencana pengelolaan
flora meskipun walaupun belum menjabarkan secara
detail bentuk-bentuk pengelolaannya dan telah di
implementasikan dengan baik
Tidak terdapat gangguan terhadap seluruh jenis flora
yang dilindungi yang terdapat di areal kerja auditee.
3.6. Pengelolaan fauna untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan terhadap
species fauna dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik
SEDANG
(75.00%)
Auditee telah memiliki dokumen prosedur fauna namun
belum mencakup seluruh jenis fauna yang dilindungi,
jarang, langka, terancam punah, dan endemik di areal
kerja auditee.
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan fauna
tetapi belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal kerjanya.
Tidak terdapat gangguan yang berarti pada kondisi
fauna yang dilindungi, jarang, langka, terancam punah
dan endemik di dalam areal kerja auditee.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi kawasan
operasional perusahaan/unit
manajemen dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat
BAIK
(81,48%)
Terdapat dokumen/laporan yang lengkap tentang pola
penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH setempat,
identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat dan terdapat rencana
pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
Terdapat mekanisme penataan batas/rekonstruksi
batas kawasan secara partisipatif dan penyelesaian
konflik yang diketahui para pihak
Terdapat mekanisme mengenai pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemenfaatan SDH yang
legal, lengkap dan jelas
Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan
pemegang ijin dengan sebagian (kawasan yang dimiliki)
masyarakat hukum adat/setempat
Terdapat persetujuan oleh sebagian para pihak dan
masih terjadi konflik
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK
(85,19%)
Terdapat dokumen yang lengkap menyangkut tanggung
jawab sosial pemegang izin sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Tersedia mekanisme yang lengkap dan legal tentang
pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap
masyarakat.
Terdapat bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi
kepada seluruh masyarakat mengenai hak dan
kewajiban pemegang izin terhadap masyarakat dalam
mengelola SDH namun hanya sebagian.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Terdapat sebagian bukti tentang realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin
termasuk ganti rugi
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
SEDANG
(70,83%)
Tersedia data dan informasi masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH
namun tidak lengkap.
Terdapat mekanisme yang legal, lengkap dan jelas
mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan
aktivitas ekonomi masyarakat, namun belum lengkap
dan jelas
Terdapat bukti implementasi sebagian (<50%) kegiatan
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hokum adat dan/atau masyarakat
setempat oleh pemegang izin.
Terdapat dokumen/laporan mengenai pelaksanaan
distribusi manfaat kepada para pihak namun belum
lengkap dan jelas
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
SEDANG
(77.78%)
Terdapat mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan
jelas.
Terdapat Konflik dan tersedia peta konflik (peta areal
klaim) namun belum lengkap
Tersedia organisasi dan sumberdaya manusia, namun
dan pendanaan kurang memadai dalam mengelola
konflik.
Dokumen/laporan penanganan konflik tersedia, namun
tidak lengkap dan kurang jelas
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan
tenaga kerja
BAIK
(91.67%)
Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan
Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana
pengembangan kompetensi
Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah
diimplementasikan
Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan
dan telah diimplementasikan seluruhnya
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan
terletak di kawasan hutan
produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK)
Memenuhi Dokumen PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung (SPS,
Auditee) lengkap dan sah berdasarkan :
1. SK Bupati Pelalawan Nomor :
522.21/IUPHHKHT/I/2003 /013 tanggal 29
Januari 2003, tentang IUPHHK-HT Seluas ± 12.000
Ha di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
2. SK tersebut diperbaharui berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan RI Nomor : SK.102/MENHUT-
II/2006 tanggal 11 April 2006 atas Areal Hutan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Produksi Seluas ± 11.830 Hektar di Provinsi Riau
berlaku untuk jangka waktu 41 tahun sejak tanggal
29 Januari 2003 s/d 28 Januari 2044 dilengkapi
dengan peta yang disahkan.
3. Terdapat SK Menteri Kehutanan Nomor:
SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari 2013
tentang Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK pada
Hutan Tanaman PT SATRIA PERKASA AGUNG Seluas
11.927,15 Ha di Provinsi Riau
4. Berdasarkan pemeriksaan Peta Tata Guna Hutan
Kesepakatan Provinsi Riau Skala 1:500.000
(Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan No.
173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986), areal
konsesi Auditee termasuk ke dalam Hutan Produk
Produksi Tetap (HP) dan Hutan Produksi yang dapat
dikonversi (HPK).
Hasil verifikasi adalah terdapat :
1. Surat Perintah Pembayaran Iuran Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman
Nomor : 522.1/PR/l/2003/012 dikeluarkan di
Pelalawan Tanggal 26 Januari 2003 dan ditanda-
tangani Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten
Pelalawan.
2. Auditee telah melakukan pembayaran atau setoran
IIUPHHK sesuai dengan SPP melalui Bank Mandiri
Cabang Gedung Pusat Kehutanan Nomor Rekening:
508.000.014 Atas Nama Bendaharawan Umum
Negara Rekening Iuran HPH dan IHH pada tanggal
03 Juli 2003 sebesar Rp 31.200.000,00.
Verifier 1.1.1.c Not Applicable karena pada areal PT
SPA Unit Serapung tidak terdapat penggunaan
kawasan yang sah di luar kegiatan IUPHHK.
2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki rencana
penebangan pada areal
tebangan yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
Memenuhi Dokumen RKU yang digunakan pada saat verifikasi
adalah Revisi RKUPHHK-HTI Untuk Jangka Waktu 10
(Sepuluh) Tahun Periode Tahun 2009 – 2018 yang
mengacu pada Hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh
Berkala (IHMB), dan telah mendapat persetujuan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: SK.52/VI-BUHT/2011 tanggal 19 April 2011
dilengkapi dengan Peta sebanyak 2 (dua) lembar
Skala 1 : 50.000.
Pengesahan RKTUPHHK Tahun 2013 disahkan
secara self approval berdasarkan Keputusan Direktur
PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung Nomor:
SK.01/SPA-SRP/IV/2013 tanggal 19 April 2013
dilengkapi dengan peta.
Pengesahan RKTUPHHK Tahun 2014 disahkan
secara self approval berdasarkan Keputusan Direktur
PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung Nomor:
SK.01/SPA-SRP/IV/2014 tanggal 17 April 2014
dilengkapi dengan peta.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
RKT tersebut disusun mengacu kepada Revisi RKU
periode tahun 2009 sd 2018..
Sim Ganis PHPL Canhut masih berlaku.
Terdapat peta areal yang tidak boleh ditebang pada
Peta Revisi RKUPHHK-HTI PT SPA Unit Serapung
Periode tahun 2009 - 2018, Peta RKT tahun 2013
dan 2014 Skala 1:50.000. dimana rencana
peruntukan lokasi Kawasan Lindung adalah seluas
1.538 Ha yang terdiri dari :
a. Sempadan Sungai seluas 200 Ha;
b. KPPN seluas 500 Ha;
c. DPSL seluas 625 Ha;
d. Koridor satwa seluas 213 Ha.
Kawasan Lindung:
- Terdapat SK Direksi PT SPA Unit Serapung No.
001/KL/SPA SERAPUNG/09/ 2011 Tanggal 15
September 2011 Tentang Pengukuhan Kawasan
Lindung seluas 1.538 Ha.
- Lokasi kawasan lindung sesuai antara peta dan
lapangan.
- Peta RKTUPHHK-HT Tahun 2013 dan 2014
disahkan secara self appoval.
Hasil pemeriksaan di lapangan dilakukan dengan
menggunakan GPS Garmin dan sesuai antara peta
dan di lapangan. Penandaan batas blok berupa kanal,
plang nama dan pal beton. batas petak berupa pal
beton dan parit kolektor.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang
sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
Memenuhi Auditee telah menyusun dokumen Revisi RKUPHHK-HTI
Periode tahun 2009 - 2018 berbasis IHMB dan telah
mendapatkan pengesahan berdasarkan SK Menteri
Kehutanan Nomor: SK.52/VI-BUHT/2011 Tanggal 19
April 2011.
PT SPA Unit Serapung tidak melakukan pemanfaatan
kayu hutan alam pada areal penyiapan lahan yang
diizinkan dalam dokumen RKT IUPHHK-HTI, maka
verifier 2.2.1.b tidak diterapkan
3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menjamin bahwa
semua kayu yang diangkut dari
Tempat Penimbunan Kayu (TPK)
hutan ke TPK Antara dan dari
TPK Antara ke industri primer
hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan
dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
Memenuhi 1. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu di areal Auditee
seluruhnya telah di-LHP-kan. Realisasi Laporan Hasil
Penebangan Kayu Bulat Kecil (LHP-KBK) jenis Acacia
crassicarpa periode Bulan Agustus 2013 sd Juli 2014
adalah 53.324,68 SM dengan volume 31.461,55 M3.
LHP tersebut dibuat, diperiksa dan disahkan oleh
petugas yang berwenang. LHP dilengkapi dengan surat
permohonan pemeriksaan dan pengesahan LHP,
rekapitulasi LHP-KBK, berita acara pengukuran dan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pengujian KBK/bahan baku serpih oleh P2LHP dan
daftar pemeriksaan LHP-KBK.
2. Hasil uji petik pemeriksaan terhadap LHP dengan buku
ukur sudah sesuai.
3. Stock kayu pada bulan Juli 2014 nihil sehingga tidak
dapat dilakukan uji petik kayu yang ada di LHP dengan
fisik kayu di lapangan. Kegiatan penebangan kayu RKT
tahun 2014 baru dilaksanakan pada bulan Agustus
2014 dan akan di-LHP-kan pada bulan September
2014.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
Memenuhi Kayu yang diangkut dari TPn ke TPK Hutan menggunakan
sampan air yang disertai dengan bon trips. Kayu yang
diangkut dari TPK Hutan PT SPA Unit Serapung ke industri
dengan tujuan penerima IPKH PT Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk yang beralamat di Desa Pinang Sebatang Kec. Tualang
Perawang Kab. Siak Provinsi Riau melalui jalur air
menggunakan Ponton yang dilindungi dengan dokumen
Faktur Angkutan Kayu Bulat (FAKB) yang dilampiri Daftar
Kayu Bulat Kecil (DKBK).
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
IUPHHKHA/ IUPHHK-
HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak
Pengelolaan
Not
Applicable
Verifier 3.1.3.a ini tidak dapat diterapkan (Not
Applicable), karena pada saat verifikasi tidak terdapat
persediaan kayu baik di TPn maupun TPK Hutan
sehingga tidak dapat dilakukan pemeriksaan
terhadap tanda-tanda legalitas pada tumpukan kayu
dan tidak dapat dilakukan penelusuran kayu sampai
ke petak tebangan. Kegiatan peng-LHP-an terakhir
pada bulan Oktober 2013 RKT tahun 2013. Kegiatan
penebangan RKT tahun 2014 baru dilakukan pada
bulan Agustus 2014, direncanakan akan di-LHP-kan
bulan September 2014
Verifier 3.1.3.b ini tidak dapat diterapkan (Not
Applicable), karena pada saat verifikasi tidak terdapat
persediaan kayu baik di TPn maupun TPK Hutan
sehingga tidak dapat diverifikasi kekonsistenan
Auditee dalam menerapkan identitas kayu. Kegiatan
peng-LHP-an terakhir pada bulan Oktober 2013 RKT
tahun 2013. Kegiatan penebangan RKT tahun 2014
baru dilakukan pada bulan Agustus 2014,
direncanakan akan di-LHP-kan bulan September
2014.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
Memenuhi 1. Seluruh dokumen FAKB lengkap dan diterbitkan,
ditandatangani oleh penerbit FAKB yang mempunyai
nomor register, ditetapkan dan diangkat oleh petugas
yang berwenang.
2. Penetapan Nomor Register dan Pengangkatan Penerbit
Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB) Untuk Kayu Bulat
Kecil (KBK) Pada PT Satria Perkasa Agung di Kabupaten
Pelalawan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai
Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah III
Pekanbaru Nomor : SK. 398/BPPHP III-2/2012 Tanggal
2 Juli 2012 berlaku sd Tanggal 08 Mei 2015.
3.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah melunasi
kewajiban pungutan pemerintah
yang terkait dengan kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
Memenuhi Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) PT SPA Unit
Serapung pada RKTUPHHK-HTI Tahun 2013 telah
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 13 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
diterbitkan oleh Pejabat Penagih dari Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pelalawan,
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kuala Kampar
sesuai dengan Laporan Hasil Penebangan (LHP) yang
telah disahkan.
Kewajiban PSDH yang harus dibayarkan PT SPA Unit
Serapung berdasarkan SPP periode Bulan Agustus
2013 sd Juli 2014 dengan volume produksi sebesar
31.461,55 M3 adalah Rp 59.776.960,00.
PSDH telah dibayar lunas dan sesuai dengan
dokumen SPP yang diterbitkan oleh Pejabat Penagih
SPP PSDH kepada PT Satria Perkasa Agung Unit
Serapung dan sesuai dengan bukti setor dari
perusahaan kepada Bendaharawan Penerima
Setoran Murni PSDH melalui Bank Mandiri Cabang
Jakarta Gedung Pusat Kehutanan. No Rek
102.0004204001 dan terdapat bukti validasi dari
pihak Bank. Penyetoran PSDH dilakukan pihak
perusahaan melalui Bank Mandiri.
Realisasi pembayaran PSDH PT SPA Unit Serapung
periode Bulan Agustus 2013 sd Juli 2014 dengan
volume produksi sebesar 31.461,55 M3 adalah Rp
59.776.960,00.
SPP PSDH yang diterbitkan oleh Pejabat Penagih
kepada PT SPA Unit Serapung sudah sesuai antara
ukuran dengan tarif yang berlaku.
Bukti pembayaran PSDH untuk periode Bulan Agustus
2013 sd Juli 2014 menggunakan tarif sesuai dengan
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor : 22/M-DAG/PER/4/ 2012 tanggal 24 April
2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perdagangan No. 12/M-DAG/PER/3/2012 Tentang
Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk
Penghitungan Provisi Sumber Daya Hutan, dan Surat
Edaran Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan
Departemen Kehutanan Nomor : SE.7/VI-
BIKPHH/2010 tentang angka konversi dari meter
kubik (M3) ke ton yaitu dengan tarif Rp. 2.000/ ton.
3.3. Pengangkutan dan
perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim kayu
bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
Not
Applicable Verifier ini tidak dapat diterapkan karena semua kayu
yang diproduksi PT SPA Unit Serapung hanya dikirim atau
dijual ke Industri yang terletak di dalam satu Provinsi,
yaitu kepada IPKH PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk yang
beralamat di Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang
Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
Memenuhi Pengangkutan kayu dari TPK Hutan PT SPA Unit
Serapung menuju IPKH PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
melalui Jalur air dengan menggunakan ponton.
Hasil verifikasi dokumen, kapal pengangkutan kayu
dari PT SPA Unit Serapung berbendera Indonesia yang
mempunyai Surat Persetujuan Berlayar No.
C.12.3/KP.IV-WK/102/XI/2013 Atas Nama Kapal
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 14 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
TB.KP-01 yang menggandeng TK. Ziven Star 06 yang
ditandatangani oleh Syahbandar.
4.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
AMDAL/DPPL/UKL dan UPL &
melaksanakan kewajiban yang
dipersyaratkan dalam dokumen
lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
Memenuhi Tersedia dokumen AMDAL PT Satria Perkasa Agung
Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau meliputi :
a. Dokumen Laporan Utama Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL).
b. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).
c. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Dokumen ANDAL, RKL dan RPL telah mendapat
persetujuan dari Bupati Pelalawan Nomor :
660/Bapedalda/I/2003/09, ditetapkan di Pangkalan
Kerinci, Tanggal 20 Januari 2003, lembar pengesahan
dibubuhi tanda tangan dan stempel.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
Memenuhi Dokumen RKL dan RPL PT Satria Perkasa Agung
disetujui dan disahkan oleh Bupati Pelalawan sesuai
surat Nomor : 660/Bapedalda/I/2003 /09, Tanggal
20 Januari 2003 disusun mengacu pada dokumen
AMDAL.
PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung telah
menyusun Laporan Pelaksanaan RKL-RPL sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 45 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL).
Laporan Pelaksanaan Ijin Lingkungan berupa
kegiatan RKL-RPL semester II Tahun 2013 (Bulan Juli
- Desember 2013) telah disampaikan kepada Dinas
Kehutanan Provinsi Riau sesuai Surat Nomor :
009/SPA/II/2014 bulan Pebruari 2014 dan laporan
semester I Tahun 2014 (Bulan Januari - Agustus
2014) sesuai Surat Nomor : 165/SPA/VIII/2014
bulan Agustus 2014.
Pelaksanaan RKL dan RPL mengacu kepada
dokumen AMDAL.
5.1. Pemenuhan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
Memenuhi Auditee telah menyusun Standard Operating
Procedure mengenai K3.
- Auditee telah membuat kebijakan K3.
- Auditee telah menyusun identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko.
- Auditee telah membuat program K3.
- Auditee mempunyai susunan Panitia Pembina K3
tingkat propinsi dan telah mendapatkan
pengesahan berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 15 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Kependudukan Propinsi Riau Nomor : KEP :
09/Disnakertransduk-PK/SK-P2K3/2014
Tanggal 06 Juni 2014.
- Auditee telah memiliki Ahli K3 Umum
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi R.I Nomor :
KEP.1078/M/DJPPK/V/2013, Tanggal 03 Mei
2013.
- Auditee telah mengikutsertakan karyawan dalam
pelatihan K3.
- Briefing dilakukan oleh karyawan PT SPA Unit
Serapung setiap hari dipimpin oleh Kepala Unit.
Setiap Hari Senin dan Kamis dilakukan Safety
Talk dan Safety Induction disampaikan oleh P2K3
secara bergantian pada saat briefing.
- Pada saat kerja sama dengan kontraktor
dilakukan briefing yang disebut Safety Induction
yang disampaikan oleh departemen OSHMS-MR
di Perawang.
- Auditee melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan K3 untuk karyawan maupun
kontraktor dengan mengisi Checklist Inspeksi K3.
- Telah dilakukan sosialisasi K3.
Tersedia peralatan K3 berupa :
- Plang rambu-rambu dan himbauan K3.
- Daftar Peralatan Pemadam Kebakaran.
- Daftar Alat pelindung diri.
- Tersedia Pos P3K dilengkapi dengan peralatan
kesehatan standar, tempat tidur, obat-obatan
dan tabung oksigen dan ada mantri kesehatan.
- Karyawan dan Keluarga Karyawan PT SPA Unit
Serapung diikutsertakan dalam asuransi
kesehatan Eko Hospital di Pekanbaru dan
Jamsostek yang ditanggung oleh perusahaan.
- Periode bulan Agustus 2013 sd Juli 2014 tidak
terdapat kasus kecelakaan kerja di areal Auditee,
tetapi tetap dibuat laporan kecelakaan kerja.
- Upaya menekan tingkat kecelakaan kerja yang
dilakukan oleh Auditee adalah dalam bentuk
program K3 berupa melengkapi karyawan
dengan Alat Pelindung Diri, pelatihan K3
karyawan dan kontraktor, pengembangan
pelayanan kesehatan kerja, melengkapi sarana
olah raga, penyusunan sanksi administrative di
tempat kerja, pengusulan mutasi karyawan yang
sakit parah ke area darat yang dekat dengan
rumah sakit, pembuatan plang himbauan (rambu-
rambu K3).
5..2. Pemenuhan hak-hak
tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
Memenuhi Terdapat Serikat Pekerja Mitra Abadi Riau yang telah
terdaftar di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten
Siak dengan No. 568/Dinas Sosial Tenaga
Kerja/X/2013/46 tanggal 30 Oktober 2013 yang
berafiliasi dengan PT Arara Abadi (termasuk PT Satria
Perkasa Agung).
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 16 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung memberikan
kebebasan berserikat bagi karyawan melalui Surat
Penyataan dari Direktur Utama dengan nomor
11/SPA/I/2013 yang ditandatangani oleh Didi Harsa.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
Memenuhi Pada saat verifikasi Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
yang digunakan oleh Auditee adalah PKB yang
berafiliasi dengan PT Arara Abadi periode tahun 2013
- 2015 ditetapkan di Pekanbaru tanggal 8 Januari
2014.
PKB telah didaftarkan sesuai Surat Keputusan Kepala
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Riau Nomor Kpts.1727/XlI/2013 Tentang
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama Antara PT
Arara Abadi dengan SP Mitra Abadi Riau, Tanggal 06
Desember 2013 yang ditandatangani oleh
H.Nazaruddin, SH, MM/Pembina Utama Madya /NIP
19561225198003 1 007.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
Memenuhi Dari laporan bulanan daftar tenaga kerja bulan Juli
2014 dan hasil wawancara dengan pekerja di Nursery
yang dilaksanakan tanggal 27 Agustus 2014
diketahui bahwa Auditee tidak mempekerjakan
karyawan di bawah umur dimana umur minimal
adalah 18 tahun.
top related