lembar pengesahan bimbingan -...
Post on 09-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DENGAN RESOURCE BASED LEARNING
(BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Dian Lestari
NIM. 104017000501
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud Drs. Rachmat Mulyono M.Si. Psi
NIP. 150 228 775 NIP 150 293 240
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “ Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika
Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber)”
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada
tanggal 11 Juni 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang pendidikan matematika.
Jakarta, Juni 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Maifalinda Fatra, M.Pd. ............................... .............................NIP 19700528 199603 2 002
Sekretaris (Sekretaris Jurusan)
Otong Suhyanto, M.Si ............................... .............................NIP 19681104 199903 1 001
Penguji I
Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd ............................... .............................NIP 19480323 198203 1 001
Penguji II
Maifalinda Fatra, M.Pd. ............................... .............................NIP 19700528 199603 2 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MANIP 19571005 198703 1 003
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
N a m a : Dian Lestari
NIM : 105015000649
Jurusan : Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun : 2004/2005
Alamat : Jl. Nimun Raya No.21 Rt.07/10, Tanah Kusir,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 12240
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika
Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber)
adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
1. Dosen Pembimbing 1
Nama : Dra. Afidah Mas’ud
NIP : 150 228 775
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Dosen Pembimbing 2
Nama : Drs. Rachmat Mulyono, M.Si.Psi
NIP : 150 293 240
Dosen Jurusan : Psikologi
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 10 Maret 2010
Yang menyatakan,
Materai
Dian Lestari
NIM 10401700050
ABSTRAK
Dian Lestari (104017000501), Meningkatkan Kemandirian BelajarMatematika Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis AnekaSumber). Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemndirian belajarmatematika siswa dengan Resource Based Learning sehingga dapat meningkatkanpula hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan dengan metodepenelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan dua siklus.Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dahlia Tangerang Selatan. Subyeknya adalahsiswa kelas VII B dengan jumlah siswa 18 orang. Pokok bahasan yang ditelitiadalah bangun datar.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, angket dan tes hasilbelajar matematika. Hasil penelitian pada siklus satu menunjukkan persentaserata-rata kemandirian belajar siswa 74% dan rata-rata hasil belajar matematikasiswa 59 dengan persentase hasil belajar matematika siswa ≥ rata-rata kelas adalah33%. Hasil penelitian pada siklus kedua, persentase rata-rata kemandirian belajarsiswa 81% dan rata-rata hasil belajar matematika siswa 75 dengan persentase hasilbelajar matematika siswa ≥ rata-rata kelas adalah 72,5%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Resouce Based Learning dapatmeningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dan hasil belajar matematikasiswa. Saran yang dapat diajukan adalah Resource Based Learning dapatdilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Belajar Matematika, Resource Based Learning, Kemandirian Belajar
ABSTRACT
Dian Lestari (104017000501) To Improve Student’s MathematicLearning Autonomy with Resource Based Learning. Skripsi, MathematicEducation Department, The Faculty of Tarbiya and Teacher Training, The StateIslamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
Designation of this research to increasing Student’s Mathematic LearningAutonomy with Resource Based Learning, so it will increase students’smathematics achievements. The research is done by classroom action researchwith two cycle. The research practice in Junior High School “Dahlia” , TangerangSelatan, the subject of research are 18 student at VII B. The topic’s learning isflat shape
Instrument which is used in this research are questionnaire, observation’ssheet and learning result test. The result research of first cycle shows that averagepercentage student’s mathematic learning autonomy is 74% and average score ofstudent’s achievement mathematic is 59, percentage students’s mathematicachievement ≥ average of class’s mathematic achievement is 33% . Then, resultresearch in second cycle shows that average percentage student’s mathematiclearning autonomy is 81% and average score of student achievement ofmathematic is 75, percentage student’s mathematic achievement ≥ average ofclass’s mathematic achievement is 72,5%.
The conclusion of this research is Resource Based Learning can improveStudent’s Mathematic Learning Autonomy and achievement. Based of thisfindings, Resource based learning can be used to improve Student’s MathematicLearning Autonomy and students’s mathematic achievement.
Keyword: Mathematic Learning, Resource Based Learning, Learning Autonomy
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah, atas segala hidayah, rahmat dan
kenikmatan yang tiada batas. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Dia selalu
memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Salawat serta salam selalu tercurah
bagi baginda Rasulullah S.A.W, yang menjadi jalan bagi setiap insan untuk bisa
mengenal Allah Azza Wa Jalla, akidah sebagai pondasinya, syariat sebagai
jalannya dan akhlak sebagai aktualisasi terhadap kecintaan-Nya. Dengan rahmat-
Nya pula, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis ingin sampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada M.A.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, ketua Jurusan Pendidikan Matematika.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
4. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, Dosen Pembimbing I, yang senantiasa memberikan
saran, kritik dan ilmu selama menyusun skripsi ini.
5. Bapak Rachmat Mulyono, M.Si,Psi, Dosen pembimbing II, yang telah
memberikan saran, motivasi, dan meluangkan waktu, hingga
terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah mendidik
dan memberikan berbagai ilmu.
7. Ibu Sri Puspo Heryani, SP. selaku Kepala SMP Dahlia dan Ibu Eny Asmiati
selaku Wakil Kepala SMP Dahlia, yang telah memberikan izin penelitian dan
toleransi kehadiran di sekolah.
8. Kepada Ibu dan Bapak yang telah memberikan motivasinya dan bantuan baik
spirituil maupun materil, terima kasih atas doanya. Kakakku Anto yang
selalu memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini melalui facebook ataupun
telepon, ternyata jarak bukan suatu penghalang, “thanks bro..”.
9. Teman-teman seperjuangan di SMP Dahlia, Erna (Syukron Jazakillah atas
bantuannya selama penelitian), Ina, bu Asih (kalian semua sudah mengisi
hari-hariku selama mengajar... keep ukhuwah yaa). Dan anak-anak kelas
VIIB yang sudah berani belajar untuk tidak mencontek dan mandiri dalam
belajar.
10. Sahabat-sahabatku: Mba Novi, Edah, Dewi, Susi, Ayu dan Ria. Kalian semua
bagian dari semangat, syukron jaza atas perhatian dan motivasi yang tiada
henti, penyemangat di kala jatuh, penegak di kala runtuh, penjaga di kala
lalai.
11. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak
dapat Saya sebutkan satu persatu, semoga Allah memberikan balasan yang
lebih baik.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama
para pendidik tunas bangsa. Dan penulis mohon maaf apabila terdapat
kekurangan.
Jakarta, Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GRAFIK.. ........................................................................................ viii
DAFTAR POLIGON ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................ 7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 7
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoritik........................................................................ 9
1. Pembelajaran Matematika ................................................ 9
2. Kemandirian Belajar ........................................................ 13
3. Resource Based Learning ............................................... 18
4. Penelitian yang Relevan ............................ ..................... 26
B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan ......................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 27
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ................................ 27
C. Subyek Penelitian/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian.. 28
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................ 28
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................. 29
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... 32
G. Data dan Sumber data ............................................................ 32
H. Instrumen-Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan ....... 33
I. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 34
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustwortines) Studi .. 35
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............ 37
L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan .................................... 38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI
HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................ 39
1. Data Awal ......................................................................... 39
2. Data Hasil Tindakan ......................................................... 40
a. Siklus I ....................................................................... 40
b. Siklus II ...................................................................... 50
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 64
C. Interpretasi Data ..................................................................... 65
D. Pembahasan Temuan Penelitian ............................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 68
B. Saran ...................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70
LAMPIRAN ....................................................................................................... 72
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Persentase Kemandirian Belajar Matematika sebelum Tindakan.. 5
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa......... 34
Tabel 4.1 Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian Belajar
Matematika Sebelum Tindakan .................................................... 39
Tabel 4.2 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I..47
Tabel 4.3 Nilai Tes Akhir Siklus I ............................................................... 49
Tabel 4.4 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus II 59
Tabel 4.5 Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian Belajar
Matematika Setelah Tindakan ...................................................... 61
Tabel 4.6 Nilai Tes Akhir Siklus II .............................................................. 62
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Capaian Pelaksanaan Pembelajaran
Resource Based Learning............................................................. 64
Tabel 4.8 Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki Skor Kemandirian
Belajar Matematika ≥70% ........................................................... 64
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I.. 48
Grafik 4.2 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus II.. 60
Grafik 4.3 Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika
Akhir Siklus ................................................................................. 61
DAFTAR POLIGON
Poligon 4.1 Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I ................ 49
Poligon 4.2 Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II ............... 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart ......... 28
Gambar 3.2 Desain Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 32
Gambar 4.1 Aktifitas Siswa ketika Mengerjakan LKS .................................... 44
Gambar 4.2 Kemandirian Belajar dalam Mengerjakan Tes Akhir Siklus I...... 45
Gambar 4.3 Kemandirian Belajar Siswa ketika Mengerjakan LKS ................ 52
Gambar 4.4 Kemandirian Belajar ketika Mengerjakan LKS........................... 54
Gambar 4.5 Kemandirian Belajar di Kelas....................................................... 55
Gambar 4.6 Kemandirian Belajar di Kelas ...................................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 72
2. Angket Kemandirian Belajar ........................................................................ 96
3. Uji Validitas Instrumen Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa.. 99
4. Uji Realibilitas Instrumen Angket Kemandirian Belajar Matematika
Siswa........................................................................................................... 100
5. Pedoman Wawancara Siswa pada Akhir Siklus ......................................... 101
6. Lembar Observasi Pembelajaran Siswa ...................................................... 104
7. Soal Tes Akhir Siklus I ............................................................................... 113
8. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I .............................................................. 117
9. Soal Tes Akhir Siklus II .............................................................................. 118
10. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II ............................................................ 121
11. Hasil Nilai Tes Akhir Sikus I ...................................................................... 122
12. Hasil Nilai Tes Akhir Siklus II ................................................................... 123
13. Hasil Persentase Angket Kemandirian Belajar Siswa Sebelum Tindakan.. 124
14. Hasil Persentase Angket Kemandirian Belajar Siswa Setelah Tindakan.... 125
15. Daftar Uji Referensi .................................................................................... 126
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DENGAN RESOURCE BASED LEARNING
(BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER)
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
Oleh :
Dian Lestari104017000501
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman dan sains menuntut manusia untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
didirikan guna memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan masyarakat. Sehingga
diharapkan sekolah dapat berperan guna memenuhi kebutuhan perkembangan
ilmu pengetahuan tersebut.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bagsa yang bermartabat dalam rangkamencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab.1
Berdasarkan Undang-Undang tersebut dapat diketahui bahwa salah satu
tujuan pendidikan nasional adalah membentuk individu yang mandiri. Jika
dikaitkan dalam dunia pendidikan, makna membentuk individu yang mandiri
berarti membentuk individu yang mandiri dalam belajar atau kemandirian belajar
siswa.
Selain itu, hidup mandiri juga merupakan salah satu tujuan dari
Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan yang merupakan aspek dari kurikulum
pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan pada
saat ini. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan mengaju kepada tujuan umum pendidikan berikut. ”Tujuan
pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
1 Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004,(Jakarta: CV Tamita Utama, 2004), h.7
2
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.”2
Mandiri merupakan suatu sikap yang dapat terbentuk dengan proses.
Kemandirian terbentuk atas kesadaran diri individu, sikap kemandirian ini tidak
hanya dipengaruhi oleh dorongan dari dalam diri atau dikenal dengan faktor
internal, namun faktor eksternal juga memiliki peran yang signifikan, faktor
eksternal yang mempengaruhi seperti lingkungan tempat individu beraktifitas dan
dorongan dari orang sekitar. Sekolah merupakan salah satu tempat individu/siswa
beraktifitas dalam mencari ilmu atau belajar, sehingga sekolah diharapkan dapat
menjadi tempat melatih kemandirian siswa dalam belajar.
Kemandirian lahir karena adanya kesadaran individu untuk menjalani
proses kehidupannya dengan sebaik-baiknya sehingga diharapkan hasil setiap
pekerjaan ia dapatkan juga optimal. Hasil yang optimal akan didapatkan oleh
seorang individu jika ia memiliki kesadaran dan kemauan keras untuk berubah ke
arah yang lebih baik. Perubahan dan kemauan untuk berubah ke arah yang lebih
baik dapat dilakukan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Firman Allah S.W.T
menyatakan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa jika ia tidak
mau berusaha mengubahnya sendiri. Landasannya tercantum dalam Al-Quran
surat Ar-Radu ayat 11:
... sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehinggamereka mengubah suatu keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ....
Di sisi lain, manusia dianjurkan untuk menuntut ilmu, karena Allah
S.W.T. meninggikan beberapa derajat orang yang berilmu dibandingkan dengan
orang yang tidak berilmu. Hal ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Mujadillah
ayat 11:
2 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Pressindo,2008), h.108
3
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscayaAllah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikanorang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberiilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apayang kamu kerjakan.
Dari penjelasan di atas, Allah S.W.T telah memberikan peluang kepada
manusia untuk berubah dengan melakukan hal terbaik dalam setiap aktifitasnya,
terutama dalam hal menuntut ilmu atau belajar karena Allah S.W.T meninggikan
orang-orang yang diberi pengetahuan/berilmu beberapa derajat. Oleh karena itu,
perubahan untuk lebih baik dalam menjalani proses pembelajaran sangat penting.
Dengan kata lain kemandirian belajar perlu untuk dilakukan
Kemandirian adalah suatu sikap yang mengutamakan kemampuan diri
sendiri dalam mengatasi berbagai masalah demi mencapai suatu tujuan, tanpa
menutup diri terhadap berbagai kemungkinan kerjasama yang saling
menguntungkan. ”Ciri-ciri individu mandiri: percaya diri, mampu bekerja sendiri,
menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya, menghargai
waktu, tanggung jawab.”3 Sedangkan kemandirian belajar adalah proses
pembelajaran yang dilakukan dengan kesadaran pribadi dan berinisiatif sehingga
memiliki percaya diri, kebiasaan positif dan disiplin yang tinggi. Kemandirian
belajar matematika adalah suatu kemampuan untuk menimbulkan dorongan pada
diri sendiri secara berkelanjutan untuk senantiasa terlibat dalam penyelesaian
3 Antonius Atoshoki, dkk., Relasi dengan Diri Sendiri, (Jakarta: PT Gramedia, 2003),h.195
4
masalah matematika. Proses kemandirian adalah proses yang berjalan tanpa
ujung. Namun hal ini belum terwujud, kemandirian belajar pada siswa masih
rendah.
Aspek ketidak mandirian dalam belajar terihat pada pernyataan di bawah
ini:
Kerap kali siswa yang telah belajar di tingkat SLTA sekalipun dalammengambil azas manfaat masih bersikap sebagai anak kecil. Mereka seringbertanya kepada bapak dan ibu guru ketika PBM sedang berlangsung,tentang pelajaran yang ditulis pada papan tulis apakah untuk disalin dibuku atau tidak. Padahal kalau terasa ada manfaatnya mereka harusmenyalinnya. Begitu pula dalam mengomentari keberadaan buku-bukupelajaran mereka yang jarang mereka sentuh. Mereka menjawab bahwakalau guru tidak menyuruh untuk mengerjakan tugas-tugas rumah atauuntuk membacanya ya buat apa dibaca. Kalau begitu terlihatkecenderungan bahwa konsep mereka belajar yaitu baru berbuat kalaubaru disuruh.4
Ketidakmandirian siswa berakibat menjadi kebiasaan negatif yang muncul
dalam dunia pendidikan di sekolah adalah ”mencotek”, hal ini hampir dilakukan
sebagian besar siswa setiap tes tulis, dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Kemandirian dalam belajar sepertinya belum dimiliki oleh banyak pelajar.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru bidang
study matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dahlia, ternyata terdapat
pola sikap ketidakmandirian belajar juga terlihat dalam proses kegiatan belajar
matematika siswa. Sikap ketidakmandirian belajar yang tamapak di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Dahlia secara umum, yaitu:
1. Siswa tidak berinisiatif mencatat pelajaran yang ditulis di papan tulis oleh guru,
mereka harus diperintah.
2. Siswa tidak membaca buku pelajaran jika tidak diperintah oleh guru.
3. Terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah).
4. Tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.
5. Kebiasaan mencontek ketika ulangan harian, ujian ataupun tugas mandiri yang
diberikan oleh guru.
4 Marjohan, Kemandirian dalam Belajar Perlu Ditingkatkan, darihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2007/11/01/ artikel-kemandirian -dalam-belajar-perlu-ditingkatkan/
5
Sedangkan dari angket kemandirian belajar siswa yang diberikan kepada
siswa sebelum melakukan tindakan di kelas, jumlah siswa yang memiliki skor
kemandirian belajar matematika siswa ≥70% ada 10 siswa atau hanya 56% dari
jumlah siswa di kelas. Melalui angket diperoleh rata-rata kemandirian siswa 71%.
Persentase tertinggi 75% pada indikator bersungguh-sungguh, dan terendah 67%
pada indikator berani bertindak.
Tabel 1.1
Persentase Kemandirian Belajar Matematika sebelum Tindakan
No Indikator Persentase1 Berani Bertindak 67%2 Paham Kebutuhan Belajar 71%3 Yakin dengan kemampuan diri 71%4 Yakin dalam menyelesaikan permasalahan 69%5 Tidak bergantung kepada orang lain 71%6 Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 71%7 Bersungguh-sungguh 75%
Rata-rata 71%Matematika memiliki fungsi dan peranan yang signifikan dalam
pendidikan. Matematika berperan sebagai alat dan pembentuk sikap. Matematika
sebagai sumber dari ilmu lain, dengan kata lain banyak ilmu-ilmu yang penemuan
dan pengembangannya bergantung dari matematika. Selain itu, matematika
berfungsi pula melayani ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan
operasionalnya, cabang matematika ini biasa dikenal dengan matematika terapan
(Applied Mathematics). Oleh karena itu, dalam mengajarkan matematika
diperlukan metode dan pendekatan yang tepat. Hal ini dilakukan supaya siswa
mendapatkan pembelajaran matematika secara optimal.
Kemandirian belajar berkaitan erat dengan hasil belajar matematika siswa.
Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Busnawir dan Suhaena yang
menghasilkan analisis bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kemandirian
belajar terhadap hasil belajar matematika. Dengan demikian kemandirian belajar
perlu diperhatikan guna mencapai hasil belajar matematika yang baik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat menumbuhkan siswa lebih
aktif dan mandiri dalam belajar dapat dilakukan dengan suatu pendekatan dalam
pembelajaran matematika yaitu pendekatan konstruktivisme. Landasan filosofis
6
dari pendekatan ini ialah setiap orang hanya dapat mengetahui sesuatu melalui
pengkonstruksian pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan. Kemandirian
dalam belajar dapat terjadi pada peserta didik jika diberikan kebebasan untuk
menemukan, menelaah dan menyajikan informasi pengetahuan dengan
dihadapkan dengan berbagai sumber belajar, guru bukan satu-satunya sumber
belajar tetapi guru salah satu dari sumber belajar. Diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang menghadapkan sumber belajar dalam proses KBM yaitu
Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka Sumber). Dalam pelaksanaan
Resource Based Learning, segala sumber belajar yang ada di lingkungan belajar
dimanfaatkan dalam proses KBM. Salah satu keunggulan dalam proses
pembelajaran dengan Resource Based Learning adalah mendorong siswa untuk
bisa bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri. Jadi, dapat melatih
kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna, lebih
tertanam dalam pada dirinya karena ia sendiri secara pribadi yang menemukan
dan membangun pemahaman.
Dengan demikian diharapkan dengan Resource Based Learning dapat
meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Untuk itu peneliti
melakukan penelitian yang berjudul: Meningkatkan Kemandirian Belajar
Matematika Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka
Sumber).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka timbul beberapa masalah,
antara lain:
1 Faktor apa yang menyebabkan siswa tidak mandiri dalam belajar matematika
pada siswa?
2 Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemandirian belajar
matematika siswa?
3 Bagaimana pelaksanaan Resource Based Learning pada pembelajaran
matematika di sekolah?
7
4 Apakah Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar
matematika siswa?
5 Kendala apa saja yang mungkin dihadapi dalam pembelajaran matematika
dengan Resource Based Learning?
C. Pembatasan dan Fokus Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini, maka
masalah yang akan dibahas perlu dibatasi. Dengan batasan-batasan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan Resource Based Learning yang diterapkan dalam penelitian ini
merupakan suatu strategi pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan
adalah tutor sebaya, LKS (Lembar Kerja Siswa), media bangun datar dan
pemanfaatan perpustakaan.
2. Kemandirian belajar yang dimaksud adalah kemandirian siswa dalam belajar
matematika dengan Resource Based Learning. Aspek kemandirian yang
diukur meliputi: inisiatif, percaya diri, dan tanggung jawab dalam belajar.
D. Perumusan Masalah
Bedasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut: Apakah pelaksanaan Resource Based Learning dalam belajar
matematika dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mencari solusi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian belajar
matematika siswa, yaitu dengan Resource Based Learning.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
8
a) Guru
Memberikan informasi mengenai altenatif pembelajaran dengan
pelaksanaan Resource Based Learning untuk meningkatkan kemandirian
belajar matematika siswa.
b) Siswa
Melalui pelaksanaan Resource Based Learning diharapkan siswa memiliki
aspek kemandirian dalam belajar matematika, diantaranya: lebih percaya
diri, kebiasaan berpikir aktif dan kreatif, serta disiplin dalam belajar.
c) Sekolah
Memberikan informasi pelaksanaan Resource Based Learning dalam
rangka perbaikan mutu pendidikan
9
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoritik
1. Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada setiap individu
yang hidup. ”Belajar ialah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan”.5 Demikian pula pengertian belajar menurut Fontana
adalah ”proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil
dari pengalaman.”6 Makna perubahan tingkah laku pada proses belajar dapat
berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan prilaku
yang sudah ada. Proses tersebut terjadi melalui usaha dengan mendengar,
membaca, mengikuti pelatihan, mencoba sendiri atau melalui pengalaman.
Perubahan tingkah laku tersebut meliputi pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, kebiasaan, sikap dan aspek perilaku lainnya. Kegiatan belajar dalam
prakteknya dapat dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah.
Kegiatan belajar itu memiliki beberapa ciri. Ciri-ciri kegiatannya sebagai
berikut :
”Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang
belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial;
Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku
dalam waktu yang relatif lama; Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan
sengaja).” 7
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa di sekolah. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor
lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan siswa meliputi faktor
lingkungan alam (keadaan suhu, kelembaban udara, letak gedung sekolah dan
5 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.60.6 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA
UPI, 2003 ), h.7.7 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, hlm.56.
10
sebagainya) dan faktor sosial yaitu manusia yang berada dalam lingkungan
belajar. Faktor instrumental terdiri atas gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran, media pengajaran, guru, kurikulum/materi pelajaran serta strategi
belajar mengajar; sedangkan faktor-faktor yang berasal dari diri siswa (internal)
adalah berupa faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis pada diri siswa
berupa kesehatan, kebugaran fisik, kodisi panca indra terutama penglihatan dan
pendengaran. Adapun faktor psikologisnya meliputi minat, bakat, intelegensi,
motivasi, kemampuan kognitif seperti berpikir, ingatan dan kemampuan dasar
pengetahuan.
Race mengidentifikasi bahwa peristiwa belajar yang optimal terjadi
apabila:
1. Pembelajar merasa menginginkan untuk belajar (want to learn)2. Belajar dengan melakukan (learning by doing) melalui praktek, trial
dan eror dan lain-lain.3. Belajar dari umpan balik (learning from feedback), baik dari orang lain
(tutor, guru, teman) atau diri sendiri (seeing the result).4. Mendalami sendiri (digesting), artinya membuat apa yang telah mereka
pelajari masuk akal dan dapat dirasakan sendiri aplikasinya bagikehidupannya.
5. Sesuai dengan situasi dan kondisinya (at their own pace).6. Pada saat dan tempat yang mereka pilih sendiri (at their own place).7. Pembelajar mengendalikan sendiri belajarnya (feel in control of their
learning).8. Sering bersama dengan kolega (often with other people around,
especially fellow-learners). 8
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa secara umum
peristiwa belajar yang optimal terjadi secara independent (mandiri). Selain itu,
peristiwa belajar terjadi apabila ditunjang oleh berbagai sumber belajar (resource-
based learning). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar yang optimal
adalah mandiri dan berdasarkan berbagai sumber belajar.
”Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi
nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal”.9 Proses
belajar lebih bersifat internal sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang
8 Uwes A. Chaeruman, “Sistem Belajar Mandiri: Dapatkah diterapkan dalam PolaPendidikan Konvensional?”, dalam Jurnal TEKNODIK No.13, Desember 2003, h.89.
9 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran…, hlm.7.
11
sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. ”Pembelajaran menurut
Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. UUSN No.20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.”10 Proses pembelajaran merupakan proses pendidikan
dalam lingkup persekolahan, sehingga proses pembelajaran adalah proses
sosialisasi siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas belajar,
dan sesama siswa lain.
Pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan siswa menggunakan
asas pendidikan maupun teori belajar, pembelajaran sebagai penentu utama
keberhasilan dalam pendidikan. ”Konsep pembelajaran menurut Corey adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan.”11
Pembelajaran memiliki dua karakteristik, yaitu:
1. Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal,
bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat akan tetapi
menghendaki aktifitas siswa dalam proses berpikir.
2. Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab
terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu
dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka
konstruksi sendiri.
Definisi matematika menurut bahasa dijelaskan dalam kalimat-kalimat di
bawah ini:
Istilah matematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique(Perancis), matematico (Italia), matematiceski (Rusia) ataumathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin
10 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003) h.62.11 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna …, hlm.61.
12
mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike,yang berarti ”relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar katamathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah katalainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar(berpikir).12
Selain itu, kata matematika berkaitan dengan kata wedha atau widya dalam bahasa
sansekerta yang berarti kepandaian, ketahuan atau inteligensi.
Mengenai definisi matematika, para ahli belum memiliki kesepakatan
bersama, namun dari pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
berikut ini dapat membantu memahami hakikat matematika secara umum.
Pendapat tersebut antara lain :
1. James dan James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa
matematika adalah ”ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran,
dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya”13
2. Dalam KBBI, matematika diartikan sebagai ”ilmu tentang bilangan, hubungan
antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan”14.
3. Reys berpendapat secara simpel matematika diartikan sebagai ”telaah tentang
pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan
suatu alat”15
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah
kegiatan yang direncanakan secara khusus dengan memanfaatkan sumber belajar
agar menimbulkan proses berpikir mengenai ilmu bilangan yang berisi konsep,
hubungan, prosedur operasional bilangan, sehingga membantu siswa dalam
memperoleh pengetahuan hasil konstruksi mereka.
12 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran…, hlm.17-18.13 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran…, hlm.18.14 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, (Jakarta:
Bailai Pustaka, 2002), h. 723.15 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika ..., hlm.152
13
2. Kemandirian Belajar
Kata kemandirian merupakan kata benda yang kata dasarnya “diri” dengan
diberi awalan ke dan akhiran an. Kata kemandirian tidak terlepas dari pembahasan
mengenai perkembangan diri itu sendiri, dalam konsep Roger disebut dengan
istilah self karena diri itu merupakan inti dari kemandirian.
Kartadinata berhasil menginventarisasi sejumlah istilah yang dikemukakan
oleh para ahli yang makna dasarnya relevan dengan diri, yaitu self-determinism,
autonomous morality, ego integrity, the creative self, self-actualization, self-
system, real self, self-efficacy, self-expansion, self-esteem, self-pity, self-respect,
self-sentience, self-sufficiency, self-expression, self-direction, self-structure, self-
contempt, self- control, self-righteouness, self-effacement16.
Namun istilah yang paling relevan dengan kemandirian adalah istilah autonomy.
Mandiri merupakan suatu keinginan yang timbul dari dalam diri
seseorang, “Mandiri adalah suatu suasana di mana seseorang mau dan mampu
mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan
nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan
hidupnya dan sesamanya.”17 Siswa yang mandiri akan terlihat pada kemampuan
belajar sendiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Manusia yang
mandiri akan mengembangkan cara berpikir positif dan memandang masa depan
dengan optimis. Manusia mandiri biasanya memiliki pengetahuan, menguasai
keterampilan dan memiliki kemauan yang kuat. Ciri-ciri individu mandiri:
percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan keterampilan yang
sesuai dengan kerjanya, menghargai waktu, tanggung jawab.
Mandiri sebagai suatu sikap mental berarti kesiapan untuk
mengembangkan diri dengan kekuatan yang ada pada dirinya. Hal ini tidak berarti
kita menutup diri dari pengaruh orang lain. Kemandirian berbeda dengan sikap
mental egois dan individualistik. Makna kemandirian ialah dalam proses
16 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), h.109.
17 Antonius Atoshoki, dkk., Relasi dengan Diri Sendiri, (Jakarta: PT Gramedia,2003)h.195
14
mengenal-menerima dan mengembangkan diri tidak menggantungkan diri kepada
orang lain. Dengan mandiri, hubungan sosial dengan sesama tetap terjaga.
Menurut Barnadib, kemandirian “meliputi perilaku mampu berinisiatif,
mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Pendapat tersebut juga
diperkuat oleh Kartini dan Dali yang mengatakan bahwa kemandirian adalah
“hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri”18. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:
1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju
demi kebaikan dirinya,
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi,
3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya,
4. Bertanggungjawab tetrhadap apa yang dilakukannya
Maslow membedakan kemandirian menjadi dua, yaitu: “Kemandirian
aman (secure autonomy), dan kemandirian tidak aman (insecure autonomy).” 19
Kemandirian aman adalah kekuatan yang menumbuhkan cinta kasih pada
dunia, kehidupan, dan orang lain, sadar akan tanggung jawab bersama, dan
tumbuh rasa percaya terhadap kehidupan. Kekuatan ini untuk mencintai
kehidupan serta mencintai seseorang. Kemandirian tidak aman merupakan
kekuatan kepribadian yang dinyatakan dalam prilaku menetang dunia
(mementingkan diri sendiri).
Havighurst menambahkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek,yaitu:
1. Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dantidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua.
2. Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomidan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.
3. Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasiberbagai masalah yang dihadapi.
18Zainun Mu’tadin, Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja, 2002, dalam
http://www.e-psikologi.com/remaja/250602.htm.19 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja…, hlm.111.
15
4. Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakaninteraksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksidari orang lain. 20
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara
kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk
bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga
individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan
kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang
dengan lebih mantap.
Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan
dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya, agar dapat mencapai
otonomi atas diri sendiri. Pada saat ini peran orang tua dan respon dari lingkungan
sangat diperlukan bagi anak sebagai ”penguat” untuk setiap perilaku yang telah
dilakukannya. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana seseorang
secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain.
Dengan otonomi tersebut seorang remaja diharapkan akan lebih
bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. . “Kemandirian adalah memerlukan
tanggung jawab, mereka yang mandiri adalah mereka yang bertanggung jawab,
berinisiatif, memiliki keberanian dan sanggup menerima resiko serta mampu
menjadi guru bagi dirinya sendiri.”21
Kemandirian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada sejumlah faktor
yang sering disebut korelat bagi perkembangan kemandirian, yaitu sebagai
berikut:
1. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifatkemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memilikikemandirian juga. Namun faktor keturunan ini masih menjadiperdebatan karena ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya bukansifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada anaknya, melainkansifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua mendidikanaknya.
20 Zanun Mu’tadin, Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja, 2002, dalamhttp://www.e-psikologi.com/remaja/250602.htm.
21 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: GP Press, 2008),h.213.
16
2. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akanmempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya. Orang tuayang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepadaanak tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambatperkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, orang tua yangmenciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapatmendorong kelancaran perkembangan anak. Demikian pula orang tuayang cenderung sering membanding-bandingkan anak yang satu denganyang lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadapperkembangan kemndirian anak.
3. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidakmengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankanindoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangankemandirian remaja. Demikian juga, proses pendidikan yangmenekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman (punishment)juga dapat menghambat perkembangan kemandirian remaja.Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnyapenghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan penciptaankompetisi positif akan memperlancar perkembangan kemandirianremaja.
4. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yangterlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurangaman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensiremaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaranperkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya lingkungan masyarakatyang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagaikegiatan, dan tidak terlaku hierarkis akan merangsang dan mendorongperkembangan kemandirian remaja. 22
Kemandirian merupakan aspek psikologis yang dapat dikembangkan
sehingga perlu intervensi positif melalui usaha pengembangan atau pendidikan
bagi kelancaran perkembangannya. Oleh karena itu terdapat beberapa upaya
pengembangan kemandirian remaja dan dapat dimplikasikan dalam pendidikan.
Sejumlah intervensi dapat dilakukan sebagai ikhtiar pengembangan kemandirian
remaja, antara lain sebagai berikut:
1. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga. Ini dapatdiwujudkan dalam bentuk:a. Saling menghargai antaranggota keluarga;b. Keterlibatan dalam memecahkan masalah remaja atau keluarga.
2. Penciptaan keterbukaan. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk:a. Toleransi terhadap perbedaan pendapat;b. Memberikan alasan terhadap keputusan yang diambil bagi remaja;
22 Mohammad Ali dan Mohammad. Asrori, Psikologi Remaja …, hlm.118-119.
17
c. Keterbukaan terhadap minat remaja;d. Mengembangkan komitmen terhadap tugas remaja;e. Kehadiran dan keakraban hubungan dengan remaja.
3. Penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan. Ini dapatdiwujudkan dalam bentuk:a. Mendorong rasa ingin tahu remaja;b. Adanya jaminan rasa aman dan kebebasan untuk mengeksplorasi
lingkungan;c. Adanya aturan tetapi tidak cenderung mengancam apabila ditaati.
4. Penerimaan positif tanpa syarat. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk:a. Menerima apapun kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri
remaja;b. Tidak membeda-bedakan remaja satu dengan yang lain;c. Menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk kegiatan produktif
apapun meskipun sebenarnya hasilnya kurang memuaskan;5. Empati terhadap remaja. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk:
a. Memahami dan menghayati pikiran dan perasaan remaja;b. Melihat berbagai persoalan remaja dengan menggunakan perspektif
atau sudut pandang remaja;c. Tidak mudah mencela karya remaja betapapun kurang bagusnya karya
itu.6. Penciptaan kehangatan hubungan dengan remaja. Ini dapat diwujudkan
dalam bentuk:a. Interaksi secara akrab tetapi tetap saling menghargai;b. Menambah frekuensi interaksi dan tidak bersikap dingin terhadap
remaja;c. Membangun suasana humor dan komunikasi ringan dengan remaja. 23
Belajar mandiri didefinisikan sebagai usaha individu mahasiswa yang
otonomi untuk mencapai suatu kompetensi akademis. Belajar mandiri bukan
berarti belajar sendiri. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan
ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar. Sebagai mahasiswa yang
mandiri, tidak harus mengetahui semua hal dan tidak diharapkan menjadi
mahasiswa jenius yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu prinsip
belajar mandiri adalah mampu mengetahui kapan membutuhkan bantuan atau
dukungan pihak lain. Pengertian tersebut termasuk mengetahui kapan perlu
bertemu dengan mahasiswa lain, kelompok belajar, tutor, atau bahkan tetangga
yang kuliah di universitas lain. Bantuan/dukungan dapat berupa kegiatan saling
memotivasi untuk belajar, misalnya saling bertukar pendapat dengan tetangga
23 Mohammad. Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja …, hlm.119-120.
18
yang kuliah di universitas lain, seringkali dapat memotivasi diri untuk giat belajar.
Bantuan/dukungan dapat juga berarti kamus, buku literatur pendukung, kasus dari
surat kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan, informasi tentang jadwal
tutorial, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang. Yang terpenting
adalah mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber
informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar proses belajar pada saat pembelajar
membutuhkan bantuan atau dukungan.
Kemandirian belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Konsep mandiri dalam belajar bertumpu
pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai kepada perolehan
hasil belajar, mulai keterampilan, pengembangan penalaran, pembentukan sikap
sampai kepada penemuan diri sendiri, apabila ia mengalami sendiri dalam proses
perolehan hasil belajar tersebut. Menurut Arifin, ”kemandirian belajar
matematika adalah suatu kemampuan untuk menimbulkan dorongan pada diri
sendiri secara berkelanjutan untuk senantiasa terlibat dalam penyelesaian masalah
matematika.”24
Sehingga dapat difahami bahwa kemandirian belajar adalah proses
pembelajaran yang dilakukan dengan berinisiatif sehingga memiliki rasa percaya
diri dan tanggung jawab dalam belajar.
3. Resource Based Learning
Resource Based Learning atau Belajar berbasis Aneka Sumber (BEBAS)
atau belajar berdasarkan sumber merupakan salah satu pembelajaran yang
berlandaskan konstruktivisme. Ditinjau dari segi filsafat, konstruktivisme adalah
suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah
konstruksi (bentukan) dari siswa sendiri. Pengetahuan bukanlah tiruan dari
kenyataan, pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif kenyataan
24 Darwing Padupai dan Nurdin, Penerapan Pendekatan Open Ended Problem dalamPembelajaran Kalkulus, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.074, September 2008, h.910.
19
kegiatan seseorang. ”Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya.”25
“Resource-Based Learning is the instructional strategy where students
construct meaning through interaction with a wide range of print, non-print and
human resources.” 26 Belajar berbasis Aneka Sumber adalah strategi
pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan
berbagai sumber belajar baik cetak, non-cetak, maupun orang. “Belajar
berdasarkan sumber (Resource Based Learning) ialah segala bentuk belajar yang
langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara
individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan
itu, jadi bukan dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan
pelajaran kepada murid, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan
informasi seperti perpustakaan, laboratorium, kebun, dan semacamnya juga
merupakan sumber belajar.”27 Dalam proses pembelajaran ini, murid harus aktif.
Penggunaan sumber belajar di dalam aktivitas belajar oleh pembelajar
menurut Tahmid dapat digolongkan ke dalam 3 tingkatan kebebasannya :
1. Bebas mutlak
Urusan belajar dan hal lain yang terkait, merupakan hak asasi manusia
sehingga setiap individu atau kelompok orang bebas menentukan apa saja
yang terkait dengan belajar termasuk sumber belajarnya. Hal ini dapat dilihat
dengan jelas pada orang dewasa lengkap dengan sifat-sifat kedewasaan yang
lekat padanya. Mereka memandang dan menyadari benar bahwa belajar adalah
kebutuhan individual dan sebagai kecenderungan /kodrat manusia untuk
memahami sesuatu dan bertahan hidup.dalam hal demikian siapapun kita tak
dapat berbuat banyak atas orang laindalam hal belajarnya, tetapi semua hal
yang berkaitan dengan belajar berpulang pada individu, terutama yang
tergolong telah dewasa.
25 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktvistik, (Jakarta:Prestasi Pusaka, 2007), h.13.
26 S. Beivik, Resource Based Learning, 2003, dalamhttp://www.centralischool.ca/~bestpractice/resource/index.html.
27 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna …, hlm.65.
20
2. Bebas terkendali longgar
Proses belajar dan penggunaan sumber belajar terkendali dalam arti positif
oleh para inisiator, organisator, lembaga swadaya masyarakat (LSM) secara
longgar demi efektifitas proses belajar. Peran pengendali di sini hanyalah
mungkin sebagai perumus tujuan belajar, penyedia pokok-pokok materi dan
pengidentifikasi sumber-sumber beljar yang dapat digunakan oleh si pelajar
dan kemudian hanya menginformasikan (termasuk dimana ada pusat sumber
belajar yang bisa dimanfaatkan) hal tersebut kepada pembelajar yang
selanjutnya terserah sepenuhnya kepada si pembelajar. Dengan demikian akan
tampak perbedaan model ini dengan format pendidikan formal dan non formal
selama ini. Hal demikian disadari karena pada dasarnya bass belajar ini pada
aneka sumber yang harus dicari, dialami, dicoba, dikoreksi, sendiri dan
dimanfaatkan sendiri oleh si pembelajar. Namun demikian juga masih
dimungkinkan para inisiator tersebut menyediakan sumber belajar tertentu
untuk tujuan belajar tertentu.
3. Bebas terkendali ketat
Hal demikian telah dilakukan oleh berbagai institusi pendidikan konvensional
yang telah memiliki aturan yang terkadang bersikap kaku dan berskala
nasional. 28
Penggunaan sumber belajar di dalam aktivitas belajar oleh pembelajar
dalam penelitian ini adalah bebas terkendali ketat. Hal ini dikarena pelaksanaan
penelitian yang akan dilakukan berada dalam institusi pendidikan yaitu sekolah.
Dalam Resource Based Learning dilatih keaktifan siswa dalam belajar.
Dalam pelaksanaannya, Resource Based Learning dapat berupa pelajaran
berprogram atau modul yang mengikuti langkah-langkah tertentu, atau dalam
melakukan tugas yang bebas berdasarkan teknik pemecahan masalah, penemuan
dan penelitian, tergantung kepada keputusan guru serta kemungkinan yang ada
berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolah.
28 Mohammad Tahmid, Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS), dalam JurnalTEKNODIK No.13, 2003), h.63-64.
21
Resource Based Learning adalah cara belajar yang bermacam-macam
bentuk dan seginya. Dalam pelaksanaannya, waktunya dapat dipersingkat atau
diperpanjang. Pembelajaran dengan Resource Based Learning begitu fleksibel dan
lugas, tergantung pada kemampuan guru dalam menggunakannya. Belajar
berdasarkan sumber ini dapat diarahkan oleh guru yang berpusat pada kegiatan
murid, dapat bersifat individual ataupun klasikal, dapat menggunakan audio visual
yang diamati secara individual atau diperlihatkan ke seluruh siswa di kelas.
Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber :
1. Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi
pelajaran termasuk alat-alat audio-visual dan memberi kesempatan untuk
merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber
yang tersedia.
Ini tidak berarti bahwa pengajaran berbentuk kuliah atau ceramah ditiadakan.
Ini berarti bahwa dapat digunakan segala macam metode yang dianggap
paling serasi untuk tujuan tertentu
2. Berusaha memberikan pengertian kepada murid tentang luas dan aneka
ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
Sumber-sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan berupa
manusia, museum, organisasi dan lain-lain, bahan cetakan, perpustakaan, alat
audio visual, dan sebagainya. Mereka harus diajarkan teknik kerja lapangan,
menggunakan perpustakaan, buku referensi, sehingga mereka lebih percaya
akan diri sendiri dalam belajar.
3. Berhasrat untuk mengganti pasifitas murid dalam belajar tradisional dengan
belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya.
4. Berusaha meningkatkan motivasi belajar.
5. Memberi kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut kecepatan dan
kesanggupan masing-masin dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang
sama.
6. Lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
7. Berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal belajar
yang memungkinkannya untuk melanjutkannya belajar sepanjang hidupnya.
22
Murid-murid dibiasakan untuk mencari dan menemukan sendiri sehingga ia
tidak selalu bergantung pada orang lain. 29
Di dalam pelaksanaan Resource Based Learning tidak berarti meniadakan
peranan guru. Guru terlibat dalam setiap langkah proses belajar, dari perencanaan,
penentuan dan mengumpulkan sumber-sumber informasi, memberi motivasi,
memberi bantuan apabila diperlukan dan memperbaiki bila terdapat kesalahan.
Gurulah yang mengusahakan adanya keseimbangan antara waktu untuk belajar
sendiri, bekerja dalam kelompok dan berdiskusi, dan memberi
informasi/penjelasan secara langsung dengan metode ceramah. Jadi tujuan
pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh murid dalam
pembelajaran ini banyak dipengaruhi oleh guru.
Guru memiliki peran yang signifikan dalam proses pelaksanaan Resource
Based Learning. Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu
merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam melaksanakan
pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi ajar yang harus
dikuasai guru, akan tetapi juga keterampilan emosional dan sosial dalam
menggunakan metode dan pendekatan. Resource Based Learning berarti
kerjasama antara seluruh staf dan penggunaan secara maksimal fasilitas belajar
yang ada di sekolah seperti buku-buku perpustakaan, alat pengajaran dan lain-lain.
Guru harus bekerjasama dengan ahli perpustakaan yang lebih mengenal sumber-
sumber bacaan yang ada.
Menurut taksonomi Lehsin, Arsyad membagi media pembelajaran menjadi
6, yaitu:
1. Media berbasis manusia, meliputi: guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan
kelompok, dan lain-lain.
2. Media berbasis cetakan, meliputi: buku latihan, buku penuntun, dan lembar
lepas.
3. Media berbasis visual, meliputi: buku, grafik, peta, chart, dan lain-lain.
4. Media berbasis audio-visual, meliputi: video, film, televisi, dan lain-lain.
29 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: PTBumi Aksara, 2008), cet ke-12, h.26-28.
23
5. Media berbasis komputer
6. Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar.30
Dalam penelitian ini, media yang digunakan sebagai sumber belajar ada 4
komponen. Media tersebut adalah media berbasis manusia berupa tutor sebaya,
media berbasis cetakan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), media berbasis visual
berupa media bangun datar dan pemanfaatan perpustakaan.
Secara umum langkah Resource Based Learning terdapat tujuh tahapan
seperti berikut ini:
1. Berikan alasan yang kuat kepada siswa tentang kenapa harus mengumpulkan
suatu informasi tertentu. Dengan cara memberikan suatu pertanyaan atau
masalah yang terkait dengan topik yang kan dipelajari. Pertimbangkan
pengetahuan awal mereka dan relevansi serta kekonstekstualan pertanyaan
dengan kehidupan mereka sehingga bermakna bagi mereka.
2. Rumuskan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran kita turunkan dari
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator. Tujuan pembelajaran
ini harus mencakup kemampuan untuk menganalisis, sintesis, mengevaluasi
dan bahkan mecipta.
3. Identifikasilah kemampuan melek informasi seperti apa saja yang penting
dikuasai anak melalui proses “inquiry” learning yang dilakukan dengan
berbasis aneka sumber.
4. Pastikan bahwa sumber-sumber belajar yang potensial telah tersedia,
dipersiapkan dengan baik, dan sesuai dengan kebutuhan siswa (seperti sesuai
dengan kemampuan membaca, mengamati, dll). Ini paling penting untuk
diperhatikan. Proses BEBAS tidak akan berjalan dengan baik jika segala
sumber belajarnya tidak dirancang dan dipersiapkan dengan baik dan benar.
5. Tentukan cara siswa akan mendemonstrasikan hasil belajarnya. Siswa
diberikan pilihan untuk membuktikan hasil proses belajarnya. Berikanlah
option, biarkan mereka memilih, bila perlu pilihan tersebut datang dari mereka
sendiri.
30 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), cet ke-6, h.81-101.
24
6. Tentukan bagaimana informasi yang diperoleh oleh siswa itu dikumpulkan,
apakah melalui lembar pengamatan, rekaman audio, rekaman video dan
catatan lapangan serta berikan batas waktu untuk setiap langkahnya.
7. Tentukan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses dan penyajian
hasil belajar mereka. 31
Dalam pelaksanaan cara Resource Based Learning perlu diperhatikan hal-
hal berikut :
1. Pengetahuan yang ada.
Ini mengenai pengetahuan guru tentang latar belakang murid dan pengetahuan
murid tentang bahan pelajaran.
2. Tujuan pelajaran.
Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai dengan
pelajaran itu. Tujuan ini tidak hanya mengenai bahan yang harus dikuasai, akan
tetapi juga keterampilan dan tujuan emosional dan sosial. Tujuan ini turut
menentukan metode yang akan digunakan.
3. Memilih metodologi
Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan. Bila topik yang dihadapi itu
luas, berbagai ragam metode akan perlu digunakan.
4. Koleksi dan penyediaan bahan.
Harus diketahui bahan dan alat yang dimiliki oleh sekolah. Bahan pelajaran
dapat pula dipinjam, seperti buku dari perpustakaan umum. Bahan yang
diperlukan oleh semua murid dapat diperbanyak. Juga bahan untuk kegiatan
kreatif dan lain-lain harus disediakan sebelumnya. Juga sumber-sumber lain di
luar sekolah perlu diselidiki agar dapat dimanfaatkan bila diperlukan.
5. Penyediaan tempat
Segala kegiatan harus dilakukan dalam ruangan tertentu. Ruang perpustakaan
tidak dapat sekaligus digunakan oleh seluruh murid di sekolah. Demikian pula
31 Uwes A. Chaeruman, Tips melaksanakan Resource-Based Learning, 2008, dalamhttp://www.teknologipendidikan.net/?p=133&cpage=1#comment-562
25
ruang laboratorium dan ruang belajar lainnya sehingga perlu diatur
penggunaannya. 32
Resource Based Learning atau Belajar berbasis Aneka Sumber memiliki
beberapa kelebihan. Keuntungan dari Belajar berbasis Aneka Sumber (BEBAS)
adalah sebagai berikut:
1. BEBAS mengakomodasi perbedaan individu baik dalam hal gaya belajar,kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan awal mereka. Dengandemikian, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Sumber belajar dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
2. BEBAS mendorong pengembangan kemampuan memecahkan masalah,mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi. Jadi, BEBASmemungkinkan siswa menjadi kreatif dan memiliki ide-ide orisinal.
3. Proses pembelajaran dengan metode BEBAS mendorong siswa untukbisa bertanggung jawab teradap belajarnya sendiri. Jadi, dapat melatihkemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebihbermakna, lebih tertanam dalam pada dirinya karena ia sendiri secarapribadi yang menemukan dan membangun pemahaman.
4. BEBAS menyediakan peluang kepada siswa untuk menjadi penggunateknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikiandapat membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-basedsociety). Ia akan mampu bagaimana menemukan, dan memilih informasiyang tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan menciptakanpengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta menyebarluaskanatau menyajikan kembali informasi tersebut kepada orang lain.
5. Dengan BEBAS, siswa akan belajar bagaimana belajar. Sekali ia melihatinformasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yangsangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang sedang dan akandihadapinya kelak. Jadi, pada akhirnya BEBAS dapat membekaliketerampilan hidup bagi siswa. 33
Jika Resouce Based Learning dikaitkan dengan dunia teknologi, menurut
Astra kelemahannya antara lain adalah sebagai berikut: ”Biaya tinggi pada
penyiapan bahan ajar, biaya ekstra untuk pemeliharaan, memerlukan motivasi dan
kemandirian peserta didik, hubungan sesama peserta didik rendah.”34
32 S. Nasution, Berbagai Pendekatan ..., hlm.30.33
Uwes A. Chaeruman, Belajar berbasis Aneka Sumber, 2008, dalamhttp://www.teknologipendidikan.net/belajar-berbasis-aneka-sumber
34 I Made Astra, “Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi pada Resource Based Learninguntuk Calon Guru SMA” dalam Jurnal TEKNODIK, Volume XI – No. 21 : Periode Agustus2007, h. 71.
26
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Resource Based Learning adalah
strategi pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi
dengan berbagai sumber belajar yang dapat menumbuhkan minat, keterampilan
serta kemandirian belajar sehingga membangun masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge-based society).
4. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Astra, dosen jurusan Fisika MIPA Universitas
Negeri Jakarta yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi pada
Resource Based Learning untuk Calon Guru SMA”. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa bahan ajar yang berorientasi pada Resource Based
Learning dapat meningkatkan kompetensi dalam penguasaan bidang akademis.
b. Penelitian berupa eksperimen pada siswa SMP Negeri 44 Jakarta Timur, tahun
2005, yang dilakukan oleh Busnawir dan Suhaena yang berjudul “Pengaruh
Penilaian Berbasis Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika dengan
mempertimbangkan Kemandirian Belajar Siswa”. Kesimpulannya bahwa pada
kelompok siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi, penilaian portofolio
memberikan hasil belajar lebih tinggi daripada penilaian konvensional pada
proses pembelajaran matematika.
c. Penelitian di SMA Laboratorium UKSW Salatiga, tahun 2002, oleh Slameto
yang berjudul “Kemandirian Belajar dan Prestasi Siswa SMA Unggulan”.
Kesimpulannnya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar siswa dan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika
dan Biologi.
B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah:
Jika diterapkan stratetegi Resource Based Learning maka dapat meningkatkan
kemandirian belajar matematika siswa.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dahlia di kelas VII-B pada
semester genap tahun ajaran 2009/2010. Waktu penelitian dilaksanakan mulai
tanggal November 2009 sampai 1 Februari 2010.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau
classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan
tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran. Metode
penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran matematika dengan
menerapkan Resource Based Learning untuk meningkatkan kemandirian
belajar matematika siswa.
Model penelitian tindakan dalam penelitian ini adalah desain PTK
model Kemis dan Mc. Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart terdapat
empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
2. Tindakan (Acting)
3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflection) 35
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan
dilanjutkan dengan penelitian pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada
siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai maka
penelitian dihentikan. Mnamun apabila indikator keberhasilan belum
tercapai, maka dilanjutkan penelitian pada siklus III, dan hasil refleksi siklus
II sebagai acuannya.
35 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan ProfesiGuru, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.71
28
Gambar 3.1.
Tahapan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart
Penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan tercapainya
indkator keberhasilan , dengan kriteria sebagai berikut:
1. Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses
pembelajaran sesuai rencana dan minimal 75% dari jumlah siswa memiliki
skor kemandirian belajar ≥70%.
2. Hasil belajar matematika siswa yang ditunjukkan oleh skor siswa yaitu
60% dari jumlah siswa mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan
siswa.
C. Subyek Penelitian/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-B SMP Dahlia tahun
ajaran 2009/2010, yang terdiri dari 18 siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku tindakan
penelitian, peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yang posisinya
sebagai observer. Peran peneliti adalah melakukan observasi pra penelitan
untuk mengetahui kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran
29
matematika, yaitu mengamati kebiasaan belajar siswa di kelas. Peran yang
dilakukan bersama dengan observer adalah membuat rancangan
pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, melakukn refleksi dan
merancang tindakan untuk siklus selanjutnya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan pra penelitian
(penelitian pendahuluan) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pada siklus I
yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Setelah melakukan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan pada
siklus II. Apabila hasil dari siklus II menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Namun apabila
indikator kebrhasilan belum tercapai, maka dilaksanakan siklus selanjutnya.
Adapun tahapan intervensi tindakan penelitian kelas yang akan
dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:
Prapenelitian
1. Pembuatan surat izin penelitian.
2. Menghubungi kepala sekolah dan mitra peneliti.
3. Melakukan pengamatan dalam proses belajar
mengajar di kelas.
4. Menetapkan kelas subyek yang akan dikenai
tindakan.
5. Melakukan diagnosa mengenai timbulnya
permasalahan di kelas.
6. Membuat instrument penelitian.
30
Pengamatan
Tahapan ini berlangsung bersamaan dengan ahapan pelaksanaan. Pengamatan
dilakukan terhadap siswa dengan mencatat semua hal yang terkait dengan
prilaku kemandirian (inisiatif, percaya diri dan tanggung jawab) belajar
matematika siswa selama proses pembelajaran di kelas.
Siklus I
Perencanaan1. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan strategi
Resource Based Learning.
2. Berdiskusi dengan mitra peneliti.
3. Membagi siswa di kelas menjadi 4 kelompok, dalam setiap kelompok
terdapat 1 orang tutor sebaya.
4. Menyiapkan sumber belajar siswa berupa Lembar Kerja Siswa, Tutor
Sebaya, memastikan sudah tersedianya buku cetak matematika melalui
perpustakaan.
5. Menyiapkan lembar observasi pembelajaran untuk siswa.
6. Menyiapkan format observasi bebas berupa catatan lapangan.
7. Menyiapkan angket kemandirian belajar matematika siswa.
8. Menyiapkan tes hasil belajar.
9. Menetapkan indicator keberhasilan siklus.
10. Menyiapkan alat dokumentasi.
Pelaksanaan
1. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi Resource Based Learning,
sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Pedoman
Matematika dan tutor (teman sebaya). Pelaksanaan ini sesuai dengan RPP
yang telah dibuat.
2. Mewawancarai siswa.
3. Dokumentasi.
31
Refleksi
1. Mengevaluasi hasil pengamatan.
2. Mengidentifikasi hasil yang belum mencapai indicator keberhasilan.
3. Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan evaluasi di siklus I.
Siklus II
Perencanaan1. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan
strategi Resource Based Learning.
2. Berdiskusi dengan mitra peneliti.
3. Menyiapkan sumber belajar siswa berupa Lembar Kerja Siswa, media
bangun datar, buku cetak matematika.
4. Menyiapkan lembar observasi pembelajaran untuk siswa.
5. Menyiapkan format observasi bebas berupa catatan lapangan.
6. Menyiapkan angket kemandirian belajar matematika siswa.
7. Menyiapkan tes hasil belajar.
8. Menetapkan indikator keberhasilan siklus.
9. Menyiapkan alat dokumentasi.
Pelaksanaan
1. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi Resource Based Learning,
sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Pedoman
Matematika dan media bangun datar. Pelaksanaan ini sesuai dengan RPP
yang telah dibuat.
2. Mewawancarai siswa.
3. Dokumentasi.
4. Memberikan angket di akhir siklus.
32
Gambar 3.2. Desain Penelitian Tindakan Kelas
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penulis berharap siswa memiliki kemandirian dalam belajar yang
tercermin dari percaya diri dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas,
timbulnya kesadaran siswa tentang pentingnya belajar serta berinisiatif dalam
mengikuti proses belajar sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan. Kemandirian belajar ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil
belajar.
G. Data dan Sumber data
Sumber data pada penelitian ini adalah siswa. Dalam penelitian ini
terdapat dua data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif:
Data kualitatif
1. Hasil observasi proses pembelajaran pada siswa.
Pengamatan
Tahapan ini berlangsung bersamaan dengan ahapan pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan terhadap siswa dengan mencatat semua hal yang
terkait dengan prilaku kemandirian (inisiatif, percaya diri dan tanggung
jawab) belajar matematika siswa selama proses pembelajaran di kelas.
Refleksi
1. Mengevaluasi hasil pengamatan.
2. Mengidentifikasi hasil yang belum mencapai indicator keberhasilan.
3. Setelah proses analisis dan evaluasi selesai, peneliti berkolaborasi
dengan mitra kerja untuk membuat kesimpulan hasil penelitian.
33
2. Hasil wawancara dengan siswa.
3. Hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran)
Data kuantitatif
1. Nilai hasil belajar tiap siklus.
2. Skor angket kemandirian belajar matematika siswa.
H. Instrumen-Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pedoman observasi proses pembelajaran
Pedoman observasi pada penelitian ini adalah pedoman observasi
siswa. Pedoman observasi ini digunakan untuk memantau kemandirian
belajar matematika siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara disiapkan untuk mendapatkan data tentang
tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran matematika. Pedoman
wawancara ini diberikan kepada siswa pada akhir siklus pembelajaran.
3. Angket kemandirian belajar matematika
Angket ini diberikan kepada siswa diawal penelitian dan setelah
penelitian selesai pada akhir siklus II. Sebelum angket diberikan, peneliti
membuat kisi-kisi dan butir-butir pertanyaan mengenai kemandirian belajar
matematika siswa, kemudian diuji validitasnya secara konten yaitu diperiksa
dan disahkan oleh dosen pembimbing sebagai instrumen penelitian. Pengisian
angket ini dilaksanakan setelah pelaksanaan tes hasil belajar di akhir siklus II.
34
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa
No Dimensi IndikatorNo Item
JumlahPositif Negatif
1 InisiatifBerani untuk bertindak 7, 20, 42 4, 11, 29 6Paham kebutuhan belajar 2, 3, 40 27, 31, 33 6
2 Percaya Diri
Yakin dengan kemampuandiri
1, 21, 37 15, 28, 306
Yakin dalammenyelesaikanpermasalahan
10, 16, 36 14, 17, 32 6
Tidak bergantung kepadaorang lain
6, 9, 18 24, 25, 34 6
3 Tanggung JawabMenyelesaikan tugas tepatpada waktunya.
23, 26, 38 13, 35, 41 6
Bersungguh-sungguh 8, 19, 22 5, 12,39 6Total 21 21 42
4. Lembar soal tes hasil belajar setiap siklus
Lembar soal dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar
siswa pada akhir siklus pembelajaran. Sebelum membuat lembar soal tes
hasil belajar, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal sesuai dengan
indikator pembelajaran yang telah ditentukan.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan observasi proses pembelajaran, data hasil observasi di dalam
penelitian ini mengenai kemandirian belajar matematika siswa yang diisi oleh
peneliti dan observer.
2. Melakukan wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk
mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap materi dan proses
pembelajaran matematika. Wawancara ini dilaksanakan pada akhir siklus
pembelajaran
3. Memberikan angket kemandirian belajar matematika pada siswa di akhir
siklus pembelajaran.
35
4. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran, dokumentasi yang dimaksud
adalah foto-foto yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung oleh
observer atau peneliti.
5. Nilai hasil belajar diperoleh dari tes akhir siswa setelah pembelajaran pada
akhir siklus.
6. Mencatat/mendeskripsikan di catatan lapangan jika terdapat kejadian penting
yang berkenaan dengan kemandirian belajar siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh observer dan peneliti.
Setelah data-data diperoleh, peneliti berkolaborasi dengan observer untuk
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang
kemandirian belajar matematika siswa dan hasil belajar serta membahas
kekurangan atau kelebihan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustwortines) Studi
Sebelum instrumen-instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, alat
untuk mengevaluasi harus valid agar hasil yang diperoleh juga valid. Instrumen
dalam penelitian ini berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan
lapangan, hasil belajar pada akhir siklus diukur validitasnya secara konten.
Sedangkan angket kemandirian belajar matematika siswa setelah diukur secara
konten, dan diujicoba terlebih dahulu kemudian dihitung nilai validitas dan
reliabilitasnya.
1. Validitas (Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa)
Alat ukur instrumen dikatakan baik jika hasilnya memiliki kesejajaran
dan keabsahan. Sebuah item dikatakan valid jika memiliki pengaruh besar
terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas tinggi jika skor pada item
mempunyai korelasi yang tinggi terhadap skor total. Uji validitas ini diukur
dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan angka kasar,
yaitu:
36
rxy =(∑ ) (∑ )(∑ )
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
36
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : Skor butir soal
Y : Skor total
n : Banyaknya siswa
Setelah diujikan kepada siswa ternyata dari 42 item pertanyaan pada
angket yang diujikan, pernyatan yang valid sebanyak 33 item (lampiran 3)
2. Reliabilitas (Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa)
Reliabilitas didefinisikan sebagai konsistensi dari suatu riset.
Reliabilitas uji instrumen dihitung dengan rumus Alpha Cronbach yaitu :
r11 = )1)(1
(2
2
t
i
k
k
37
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
2i : Jumlah varians skor tiap-tiap item
2t : Varians total
Varians total =
NN
xx
2
2
38
Keterangan: x = Jumlah nilai data, N = Jumlah data
Tingkat realibilitas yang diperoleh adalah 0,9 (lampiran 4)
36 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,(Bandung: ALFABETA, 2007), cet. Ke-4, h.98.
37 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),h. 97
38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PTRineka Cipta, 1998), h. 178.
37
Uji validasi data-data kualitatif dalam menguji derajat
keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian, menggunakan validasi
dengan triangulasi yaitu ”memeriksa kebenaran hipotesis, atau
konstruk/analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra
peneliti.”39 Validasi dengan triangulasi dilaksanakan berdasarkan tiga sudut
pandang yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa, dan
sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ada dua
jenis. Teknik tersebut adalah teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis
data kualitatif
1. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif pada hasil belajar menggunakan
analisis statistika deskriptif, dengan menjumlah, mencari mean (rata-rata)
dan persentase keberhasilan belajar. Teknik analisis data pada setiap aspek
kemandirian belajar matematika siswa menggunakan rumus berikut ini:
P = %100N
f
Keterangan : P = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Case (jumlah frekuensi)
Setelah data kuantitatif dianalisis, kemudian data yang telah diperoleh
divisualisasikan dengan menggunakan grafik.
2. Teknik Analisis Data Kualitatif
Teknis analisis data kualitatif dilakukan melalui proses
pengkodean, yaitu:
a. Membuat matrik dari data yang terkumpul.b. Memberi kode untuk masing-masing sel.c. Membaca data secara menyeluruh dan menentukan yang sesuai
dengan masing-masing tema.
39 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian …, hlm.108.
38
d. Mengelompokkan masing-masing pernyataan tersebut ke dalamkotak-kotak sel yang sesuai.
e. Menghubungkan antara sel sehingga mengandung makna yangmempunyai kecenderungan adanya hipotesis.
f. Membuat interpretasi data yang terdapat pada sel matrik.g. Mendeskripsikan secara jelas atas dasar data dalam matrik
sehingga menjadi suatu kesimpulan.40
L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan
Setelah peneliti mengadakan penelitian mengenai pembelajaran
dengan strategi Resource Based Learning dalam mata pelajaran matematika.
Tindak lanjutnya adalah penelitian ini akan dijadikan pedoman dalam
penerapan Resource Based Learning di sekolah.
Selain itu, peneliti masih merasa kurang sempurna dalam penyedian
sumber belajar. Sehingga untuk pelaksanaan Resource Based Learning
selanjutnya, sumber belajar yang digunakan akan semakin dikembangkan
menjadi lebih baik lagi.
40 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), cet. Ke-1, h.132.
39
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data Awal
Penelitian pendahuluan dilaksanakan sebelum melaksanakan
tindakan pembelajaran dengan RBL. Penelitian ini berawal dari
pengamatan pembelajaran di kelas berupa pengamatan prilaku siswa
dalam belajar dan melakukan diagnosa permasalahan yang timbul di kelas.
Secara umum, hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa
terdapat prilaku beberapa siswa yang tidak mandiri, seperti tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas dan kebiasaan mencotek ketika ulangan harian
ataupun tugas mandiri yang diberikan oleh guru.
Pada angket kemandirian belajar siswa, terdapat 56% yang
memiliki skor kemandirian belajar matematika ≥70%. Selain itu, diperoleh
rata-rata kemandirian siswa 71% dengan persentase tertinggi 75% pada
indikator bersungguh-sungguh, dan terendah 67% pada indikator berani
bertindak. Berikut ini persentase kemandirian belajar siswa, disajikan pada
tabel 4.1
Tabel 4.1
Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian Belajar Matematika
Sebelum Tindakan
No Indikator Persentase1 Berani Bertindak 67%2 Paham Kebutuhan Belajar 71%3 Yakin dengan kemampuan diri 71%4 Yakin dalam menyelesaikan permasalahan 69%5 Tidak bergantung kepada orang lain 71%6 Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 71%7 Bersungguh-sungguh 75%
Rata-rata 71%
40
2. Data Hasil Tindakan
a. Siklus I
1) Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
Pada tahap pelaksanaan ini, pembelajaran dilaksanakan setiap
hari Senin, Rabu dan Jum’at, alokasi waktu 9x40 menit (5
pertemuan). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dapat
dilihat di lampiran 2.
a) Pertemuan pertama/Senin, 11 Januari 2010
Pada pertemuan ini terdapat 5 siswa kelas VII B yang tidak
hadir. Pada tahapan ini, peneliti menjelaskan pembelajaran
dengan Resource Based Learning (RBL). Siswa antusias
mendengarkan karena baru pertama mereka mendengar
pembelajaran ini. Pada tahapan ini, guru mengkolaborasikan
metode penemuan dan tutor sebaya untuk menentukan
pengertian dan sifat-sifat persegi panjang, selain itu guru juga
melibatkan lingkungan di sekitar siswa dalam belajar.
Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dan
mengingatkan bahwa penilaian terhadap kelompok yang maju
yaitu berupa pemberian papan nilai dari setiap kelompok yang
tidak maju pada saat itu. Pada saat pembagian kelompok,
suasana kelas ramai, siswa berkumpul mencari kelompoknya
masing-masing.
Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
kemudian siswa diberikan LKS mengenai “pengertian dan sifat-
sifat persegi panjang. Setiap kelompok pun mulai mengerjakan
tugasnya, namun tidak semua siswa terlihat serius mengerjakan,
sebagian ada yang mengobrol dengan temannya, sehingga
suasana kelas menjadi lebih ramai. Ada juga yang hanya
memperhatikan temannya mengerjakan LKS. Adapula siswa
yang bertanya mengenai soal di LKS ataupun mengutarakan
idenya pada guru, biasanya tutor dari kelompok.
41
Setelah itu, dua orang dari perwakilan kelompok maju ke
depan kelas untuk mengisi dan menjelaskan mengenai
“pengertian dan sifat-sifat persegi panjang”. Siswa lain
memperhatikan temannya ketika menjelaskan. Ketika maju ke
depan sebagian besar siswa antusias untuk mendengarkan.
Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk bertanya kepada kelompok yang maju. Di sela kegiatan
tersebut, guru meluruskan bila terdapat konsep yang masih bias
atau keliru. Setelah selesai, setiap kelompok memberi penilaian
dengan mengangkat papan nilai yang telah mereka siapkan.
Diakhir pembelajaran, guru memberikan PR dan kembali
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Prilaku kemandirian belajar siswa berupa mengutarakan
ide, masih rendah. Siswa masih malu untuk berpendapat dan
jika mencatat siswa harus diperintah oleh guru dahulu. Selain
itu ada beberapa siswa yang masih kurang peduli terhadap
kelompoknya atau ada juga yang masih melirik jawaban
kelompok lain.
Pada tahapan ini semua LKS yang diberikan kepada siswa
dapat terselesaikan tepat waktu. Dan jika siswa yang
menjelaskan, ada beberapa siswa yang masih menggangu
temannya yang sedang menjelaskan.
b) Pertemuan kedua/Rabu, 13 Januari 2010
Pada pertemuan kedua ini terdapat 1 siswa kelas VII B
yang tidak hadir. Materi yang dipelajari adalah “keliling persegi
panjang”, siswa dilatih untuk menemukan rumus persegi
panjang. Pada saat pertemuan ini, siswa duduk perkelompok
dan menyiapkan sumber belajar.Namun ada kelompok yang
lupa membawa penggaris sehingga dalam mengerjakan LKS,
mereka meminjam penggaris dari kelompok lain.
42
Siswa mulai mengukur keliling benda-benda di sekitar yang
berbentuk persegi panjang. Bangun persegi panjang yang
mereka pilih seperti meja, tempat pensil, buku pelajaran.
Adapula yang mengukur keliling kaca yang ada di pintu kelas
mereka. Suasana di kelas ramai, namun kegiatan yang mereka
lakukan untuk menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru.
Namun ada juga siswa yang mempergunakan tali untuk
bermain.
Pada saat salah satu temannya menjelaskan di depan kelas,
siswa yang lain mendengarkan. Pada saat itu, ada siswa dari
kelompok lain yang bertanya mengenai keliling benda yang
mereka ukur tidak sama dengan penjelasan dari temannya.
Maka guru menjelaskan bahwa jawaban mereka tidak sama
karena benda yang mereka ukur juga berbeda, jawaban itu akan
benar jika dihitung dengan langkah yang benar dengan cara
menjumlahkan semua panjang sisi-sisi persegi panjang tesebut.
Siswa sudah mulai berani bertanya dan berpendapat,
kegiatan ini terjadi pada saat proses cara mengukur keliling
persegi panjang melalui benda-benda yang ada disekitar
mereka, kerjasama kelompok mulai terlihat. Namun masih ada
beberapa siswa yang melihat jawaban dari kelompok lain. Pada
saat ada siswa yang menjelaskan, konsentrasi siswa tidak fokus
pada penjelasan temannya namun fokus pada jawaban keliling
bangun datar yang berbeda di setiap kelompok
c) Pertemuan ketiga/Jumat, 15 Januari 2010
Pada pertemuan ini seluruh siswa kelas VII B hadir. Materi
yang dipelajari adalah “luas persegi panjang”, siswa dilatih
untuk menemukan rumus luas persegi panjang. Siswa diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan LKS.
43
Siswa mulai mengerjakan LKS dan memilih salah satu
bangun yang berbentuk persegi panjang yang ada di sekitar
mereka. Pada kegiatan ini, siswa sudah tidak terlalu bingung
lagi seperti pertemuan sebelumnya. Pada saat salah satu
temannya menjelaskan di depan kelas, siswa yang lain
mendengarkan. Pada pertemuan ini terdapat 2 kelompok yang
membawa artikel mengenai persegi panjang, yang mereka ambil
dari situs di internet.
Terdapat beberapa siswa yang mengutaraka idenya pada
saat guru bertanya. Dan sudah banyak siswa yang mulai mau
mencatat materi pelajaran. Sedangkan alasan bagi siswa yang
tidak mencatat adalah mereka merasa sudah mengerti jadi tidak
merasa perlu untuk mencatat dan ada pula yang lupa membawa
buku catatan matematika.
Selain itu masih terdapat siswa yang melirik jawaban
kelompok lain, hanya ada beberapa siswa yang mengerjakan
tugasnya dengan tenang dan tekun. Pada saat ini, kerjasama
kelompok mulai terbangun. Semua kelompok berhasil
meyelesaikan tugas tepat waktu. Siswa juga terlihat antusias
ketika teman sedang menjelaskan di depan kelas. Begitu pula
ketika guru menjelaskan ataupun memberikan pertanyaan
berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
d) Pertemuan keempat/Senin, 18 Januari 2010
Pada pertemuan ini terdapat 1 siswa kelas VII B yang tidak
hadir. Materi yang dipelajari adalah “pengertian dan sifat-sifat
persegi”.
Siswa sudah mulai terbiasa melakukan pembelajaran
dengan strategi RBL, jadi ketika LKS dibagikan, kelompok
mulai mengerjakan tugasnya. Pada saat salah satu temannya
menjelaskan di depan kelas, siswa yang lain mendengarkan.
44
Terdapat satu kelompok yang membawa artikel mengenai
“bangun persegi”, yang sumbernya dari internet.
Gambar 4.1
Aktifitas Siswa ketika Mengerjakan LKS
Terdapat beberapa siswa yang mengutaraka idenya pada
saat guru bertanya. Dan sudah banyak siswa yang mulai mau
mencatat materi pelajaran. Siswa mulai bekerja secara
berkelompok dan tidak mencontek, mungkin karena materi yang
diberikan tidak terlalu sulit dan mereka pernah mengerjakan
LKS mengenai “sifat dan pengertian persegi panjang” yang
langkah-langkahnya tidak jauh berbeda dengan LKS yang
mereka kerjakan. Namun masih ada saja siswa yang tidak
tenang/tekun dalam menyelesaikan tugas.
Semua kelompok berhasil meyelesaikan tugas tepat waktu.
Siswa antusias ketika teman sedang menjelaskan di depan kelas
namun masih ada 2 orang yang kurang peduli dengan penjelasan
yang diberikan.
e) Pertemuan kelima/Rabu, 20 Januari 2010
Pada pertemuan ini diadakan tes akhir siklus I. tes ini
berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Materi tes
meliputi 6 soal mengenai sifat-sifat persegi panjang, 4 soal
45
keliling persegi panjang, 5 soal luas persegi panjang dan 5 soal
sifat-sifat persegi.
Ekspresi wajah mereka berbeda-beda ketika soal tes
dibagikan, ada siswa yang tersenyum dan ada pula yang terlihat
kebingungan. Namun situasi cukup tenang. Siswa mengerjakan
secara individu.
Gambar 4.2.
Kemandirian Belajar dalam Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
Terakhir guru mewawancarai tiga siswa, yaitu:
1. S1 adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam
pembelajaran matematika.
2. S2 adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dalam
pembelajaran matematika.
3. S3 adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam
pembelajaran matematika.
2) Analisis Data
a) Kemandirian Belajar Matematika Siswa
1. Inisiatif
Inisiatif dalam pembelajaran ini meliputi dua indikator
yaitu berani bertindak dan paham kebutuhan belajar. Dalam
lembar observasi, indikator berani untuk bertindak meliputi
46
berani bertanya atau mengutakan ide. Sedangkan indikator
paham kebutuhan belajar meliputi mencatat materi pelajaran.
Pada siklus ini, beberapa siswa masih takut ataupun ragu
untuk bertanya ataupun mengutarakan ide. Proses bertanya
ataupun mengutarakan ide ini berlangsung selama proses
pembelajaran di kelas. Sedangkan mencatat materi dilakukan
setelah siswa atau guru menjelaskan. Untuk mencatat materi,
siswa masih harus diingatkan. Namun masih saja ada siswa
yang malas untuk mencata, dengan alasan tidak membawa
pulpen atau tidak membawa buku catatan.
2. Percaya Diri
Percaya diri dalam pembelajaran ini meliputi tiga
indikator yaitu yakin dengan kemampuan diri, yakin dalam
menyelesaikan permasalahan, tidak bergantung kepada orang
lain. Indikator yakin dengan kemampuan diri ditunjukkan
dengan prilaku tidak mencontek ketika mengerjakan tugas.
Sedangkan indikator yakin dalam menyelesaikan permasalahan
ditunjukkan dengan prilaku tenang dan tekun dalam
mengerjakan soal. Dan indikator tidak bergantung kepada
orang lain ditunjukkan dengan prilaku ikut aktif dalam
kegiatan kelompok.
Tidak mencontek, tenang atau tekun dalam mengerjakan
soal serta ikut aktif dalam kegiatan kelompok, dapat diamati
ketika proses pengerjaan LKS. Pada siklus I ini, masih ada
beberapa siswa yang melirik jawaban kelompok lain. Begitu
pula dengan masih ada pula siswa tidak peduli terhadap tugas
kelompok yang diberikan oleh guru. Mereka mengobrol dengn
temannya ataupun bermain dengan sumber belajar yang ada.
Siswa terlihat masih kurang pada aspek tenang atau tekun
dalam mengerjakan soal.
3. Tanggung jawab
47
Tanggung jawab dalam pembelajaran ini meliputi dua
indikator yaitu menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan
bersungguh-sungguh. Indikator bersungguh-sungguh
ditunjukkan dengan prilaku siswa yang antusias dalam
mengikuti pelajaran atau memperhatikan penjelasan teman dan
guru.
Pada siklus ini, seluruh kelompok berhasil
menyelesaikan tugas berupa penyelesaian LKS secara
berkelompok, tepat pada waktunya. Dan sebagian besar siswa
antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan serius
memperhatikan penjelasan dari teman ataupun guru.
Hasil observasi pembelajaran matematika melalui lembar
observasi (lampiran 6), dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika
Siklus I
NoKemandirian
BelajarPersentase Pertemuan Ke-
Persentase1 2 3 4
1 InisiatifBerani untukbertindak
62% 71% 61% 71% 66%
Paham kebutuhanbelajar
77% 71% 83% 82% 78%
2 Percaya DiriYakin dengankemampuan diri
54% 47% 61% 100% 66%
Yakin dalammenyelesaikanpermasalahan
62% 47% 50% 65% 56%
Tidak bergantungkepada orang lain
54% 59% 72% 82% 67%
3 Tanggung JawabMenyelesaikan tugastepat pada waktunya.
100% 100% 100% 100% 100%
Bersungguh-sungguh
62% 88% 100% 88% 85%
Persentase Kemandirian Belajar 74%
48
Dan hasil observasi pembelajaran tersebut disajikan dalam
bentuk diagram batang seperti berikut:
Grafik 4.1
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I
Pada table 4.1 terlihat bahwa dari tujuh aspek kemandirian
belajar yang diobservasi melalui lembar observasi pembelajaran
siswa pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat
didapatkan persentase kemandirian belajar di kelas sebesar 74%.
b) Hasil Belajar Matematika Siswa
Penilaian hasil belajar setiap siswa mengacu pada indikator
keberhasilan yaitu hasil belajar matematika siswa yang
ditunjukkan oleh skor siswa yaitu 60% dari jumlah siswa
mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Hasil tes
akhir siklus I menunjukkan bahwa dari seluruh siswa yang
dikenai tindakan, diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi
95, dengan nilai rata-rata kelas adalah 59. Terdapat 6 orang atau
33% siswa yang nilainya diatas rata-rata kelas dan 12 orang atau
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Per
sen
tase
Indikator Kemandirian
Persentase Observasi Kemandirian Belajar MatematikaSiklus I
pertemuan ke 1
pertemuan ke 2
pertemuan ke 3
pertemuan ke 4
49
67% siswa nilainya masih dibawah rata-rata kelas. Hasil tes
tersebut disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3
Nilai Tes Akhir Siklus I
No Nilai Frekuensi Frelatif Frelatif Komulatif1 40 3 17% 100%2 45 4 22% 83%3 50 2 11% 61%4 55 3 17% 50%5 70 1 5.5% 33%6 80 2 11% 27.5%7 85 2 11% 16.5%8 95 1 5.5% 5.5%
Jumlah 18 100%
Hasil tes akhir siklus I ini disajikan dalam poligon sebagai
berikut:
Poligon 4.1
Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I
3) Tahap Refleksi
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Nilai Siswa
Hasil Tes Akhir Siklus I
50
Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
belum memiliki keyakinan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini
terlihat dari rendahnya persentase keyakinan dalam menyelesaikan
masalah pada siklus I yaitu sebesar 56%, yakin dengan
kemampuan diri sebesar 66% dan tidak bergantung kepada orang
lain sebesar 67%. Begitu pula dengan dimensi insiatif, yang
ditunjukkan dengan persentase indikator berani untuk bertindak
sebesar 66%. Pada nilai tes belajar matematika siswa, hanya 33%
nilai siswa yang diatas nilai rata-rata kelas. Persentase ini masih
dibawah indikator yang telah ditetapkan yaitu 60% dari jumlah
siswa mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa.
Dengan demikian, hasil tes belajar matematika siswa pada
siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan. Oleh
karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Pada
sikus II, setiap siswa diharuskan membawa media bangun datar.
Dan pemberian tugas dilakukan secara individu, tidak secara
kelompok lagi
b. Siklus II
Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Kegiatan
pelaksanaan siklus II didasarkan pada hasil refleksi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Resource Based Learning.
1) Tahap Perencanaan
Pada pembelajaran siklus I, terdapat kekurangan yaitu
terdapat beberapa siswa yang tidak peduli terhadap tugas yang
diberikan kepada kelompoknya, bahkan mereka hanya mengobrol
atau bermain dengan sumber belajar yang ada. Oleh karena itu, pada
siklus II ini akan diperbaiki dengan bantuan sumber belajar berupa
media bangun datar yang dibuat oleh masing-masing siswa, tali
rafia, penggaris dan buku cetak matematika, metode yang digunakan
51
adalah penemuan terbimbing. Selain itu, pemberian tugas dilakukan
secara individu, tidak secara kelompok lagi.
Adapun target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah
adanya peningkatan indikator prilaku kemandirian belajar pada
siswa. Selain itu, diharapkan pula terdapat peningkatan nilai tes hasil
belajar sehingga mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan.
2) Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
a) Pertemuan Pertama/Jumat, 22 Januari 2010
Pada pertemuan seluruh siswa kelas VII B yang hadir.
Siswa diberikan LKS mengenai cara menemukan “Luas
Persegi”, mereka secara individu mengerjakan LKS tersebut.
Siswa terlihat serius dalam mengerjakan.
Dalam proses mengerjakan LKS, terdapat beberapa siswa
yang bertanya ataupun mengutarakan ide kepada guru.
Beberapa siswa bertanya mengenai cara mengukur luas bangun
datar yang mereka miliki. Namun ada juga 6 siswa yang tidak
membawa penggaris, sehingga mereka meminjam kepada
temannya.
Mereka mengerjakan LKS dengan tekun dan terlihat
sebagin besar tidak mencontek kepada temannya, jika mereka
bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Suasana
belajar cukup tertib. Sebagian besar juga menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya.
Setelah itu, guru menawarkan kepada siswa, siapa yang
ingin maju untuk menjelaskan mengenai cara menemukan
rumus “Luas Persegi”. Beberapa anak antusias untuk maju,
namun guru mengambil keputusan bahwa yang sudah maju di
siklus I dharapkan tidak maju lagi dan memberikan kesempatan
kepada temannya. Akhirnya terpilih dua siswi yang maju,
mereka bekerjasama. Satu siswi menulis di papan tulis dan satu
orang lagi menjelaskan kepada teman
terdapat 2 siswa yang bertanya mengenai “s itu apaain sih?” dan
“cara nentuin luas persegi jadinya gimana?”. Kemudian siswa
tersebut menjawab pertanyaan pertama dengan santai,“ s itu sisi,
masa ga tau siih” siswa
kedua dijawab “dari sisi dikali sisi (s x s)” sambil menunjukkan
letak sisi persegi dari gambar persegi yang ada di papan tulis.
Kegiatan belajar terasa menyenangkan. Walaupun masih saja
ada siswa yang tidak fokus. Kemudian guru memantapkan
mengenai konsep luas persegi dan memberikan tanya jawab
mengenai soal
dipelajari.
jika mencatat siswa harus diperintah oleh guru dahulu. Masih
ada siswa tidak membawa sumber belajar dengan lengkap.
Terdapat beberapa siswa yang terla
yang diberikan oleh guru. Di sisi lain, pada saat ada siswa yang
menjelaskan, siswa yang lain mulai antusias memperhatikan
penjelasan tersebut.
mereka bekerjasama. Satu siswi menulis di papan tulis dan satu
orang lagi menjelaskan kepada teman-teman. Pada saat maju,
terdapat 2 siswa yang bertanya mengenai “s itu apaain sih?” dan
“cara nentuin luas persegi jadinya gimana?”. Kemudian siswa
tersebut menjawab pertanyaan pertama dengan santai,“ s itu sisi,
masa ga tau siih” siswa-siswa tertawa. Kemudian pertanyaan
kedua dijawab “dari sisi dikali sisi (s x s)” sambil menunjukkan
letak sisi persegi dari gambar persegi yang ada di papan tulis.
egiatan belajar terasa menyenangkan. Walaupun masih saja
ada siswa yang tidak fokus. Kemudian guru memantapkan
mengenai konsep luas persegi dan memberikan tanya jawab
mengenai soal-soal yang berkenaan dengan materi yang telah
dipelajari.
Gambar 4.3
Kemandirian Belajar Siswa ketika Mengerjakan LKS
Hanya ada beberapa siswa yang berani untuk bertanya dan
jika mencatat siswa harus diperintah oleh guru dahulu. Masih
ada siswa tidak membawa sumber belajar dengan lengkap.
erdapat beberapa siswa yang terlambat menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Di sisi lain, pada saat ada siswa yang
menjelaskan, siswa yang lain mulai antusias memperhatikan
penjelasan tersebut.
52
mereka bekerjasama. Satu siswi menulis di papan tulis dan satu
teman. Pada saat maju,
terdapat 2 siswa yang bertanya mengenai “s itu apaain sih?” dan
“cara nentuin luas persegi jadinya gimana?”. Kemudian siswa
tersebut menjawab pertanyaan pertama dengan santai,“ s itu sisi,
siswa tertawa. Kemudian pertanyaan
kedua dijawab “dari sisi dikali sisi (s x s)” sambil menunjukkan
letak sisi persegi dari gambar persegi yang ada di papan tulis.
egiatan belajar terasa menyenangkan. Walaupun masih saja
ada siswa yang tidak fokus. Kemudian guru memantapkan
mengenai konsep luas persegi dan memberikan tanya jawab
soal yang berkenaan dengan materi yang telah
Kemandirian Belajar Siswa ketika Mengerjakan LKS
Hanya ada beberapa siswa yang berani untuk bertanya dan
jika mencatat siswa harus diperintah oleh guru dahulu. Masih
ada siswa tidak membawa sumber belajar dengan lengkap.
mbat menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Di sisi lain, pada saat ada siswa yang
menjelaskan, siswa yang lain mulai antusias memperhatikan
53
b) Pertemuan kedua/Senin, 25 Januari 2010
Pada pertemuan ini seluruh siswa kelas VII B hadir. Siswa
diberikan LKS mengenai cara menemukan “Keliling Persegi”,
mereka secara individu mengerjakan LKS tersebut.
Dalam proses pembelajaran ini terdapat 11 siswa yang
bertanya ataupun mengutarakan ide. Beberapa siswa
menanyakan kembali atau mengutarakan pendapatnya mengenai
cara mengukur keliling bangun datar yang mereka miliki. Masih
ada juga beberapa siswa yang tidak membawa sumber belajar
yang lengkap seperti penggaris atau tali rafia, sehingga mereka
masih meminjam kepada temannya.
Mereka mengerjakan LKS dengan tekun dan terlihat
sebagian besar tidak mencontek kepada temannya, jika mereka
bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Siswa yang
menyelesaikan tugas tepat pada waktunya meningkat menjadi
14 orang.
Guru menawarkan kepada siswa, siapa yang ingin maju
untuk menjelaskan mengenai cara menemukan rumus “keliling
persegi”. Akhirnya terpilih dua siswa yang maju. Seperti biasa
mereka berdiskusi dahulu lalu satu siswa menulis di papan tulis
dan satu orang lagi menjelaskan kepada teman-teman. Pada saat
maju, ada siswa yang meledek siswa yang sedang menulis di
papan tulis, sehingga dia terlihat tidak fokus. Dan pada saat
diterangkan oleh siswa yang satunya lagi, masih terdapat siswa
yang bercanda. Kegiatan belajar terasa menyenangkan.
Walaupun masih saja ada siswa yang tidak fokus. Kemudian
guru memantapkan mengenai konsep keliling persegi dan
memberikan tanya jawab mengenai soal-soal yang berkenaan
dengan materi yang telah dipelajari.
54
Gambar 4.4
Kemandirian Belajar ketika Mengerjakan LKS
Keberanian dlam mengutarakan ide atau bertanya
mengalami peningkatan, hal ini terlihat dengan adanya 11 siswa
yang berani untuk bertanya dan siswa juga sudah merasa
penting untuk mencatat materi pelajaran, terdapat 16 siswa yang
mencatat. Namun masih terdapat 3 siswa tidak membawa
sumber belajar dengan lengkap. Ada 4 siswa yang terlambat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dan 4 siswa
yang tidak fokus atau masih bercanda pada saat ada penjelasan
materi oleh temannya.
c) Pertemuan ketiga/Rabu, 27 Januari 2010
Pada pertemuan ini, terdapat 4 siswa kelas VII B yang tidak
hadir hadir. Siswa diberikan LKS mengenai “Pengertian dan
sifat-sifat jajargenjang”, mereka secara individu mengerjakan
LKS tersebut.
Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang
bertanya ataupun mengutarakan ide kepada guru. Mereka
mengerjakan LKS dengan tekun, namun masih saja 2 siswa
yang melirik jawaban LKS dari temannya. Sebagian besar juga
menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Seperti biasa, guru menawarkan kepada siswa, siapa yang
ingin maju untuk menjelaskan mengenai “pengertian dan sifat-
55
sifat jajargenjang”. Terpilih dua siswa yang maju, mereka
bekerjasama. Satu siswa menulis di papan tulis dan satu orang
lagi menjelaskan kepada teman-teman. Pada saat maju, terdapat
1 siswa yang bertanya mengenai “kedua diagonal berpotongan
dititik apa?” dan. Kemudian siswa tersebut menjawab
pertanyaan pertama dengan santai,“di titik O” sambil
menunjukkan letak titik O dimana kedua buah diagonal
jajargenjang saling berpotongan, yang ada di papan tulis.
Namuh masih saja ada siswa yang tidak fokus, mengobrol
dengan temannya ataupun mengganggu temannya yang sedang
menjelaskan ke depan. Setelah itu, guru memantapkan
mengenai konsep materi yang sedang dipelajari.
Gambar 4.5
Kemandirian Belajar di Kelas
Terdapat 10 siswa yang berani untuk bertanya dan
mengutarakan ide, serta seluruh siswa sudah mau mencatat dan
menyiapkan sumber belajar dengan lengkap. Masih terdapat
beberapa 2 siswa yang terlambat menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Dan 3 siswa yang tidak fokus atau masih
bercanda pada saat temannya sedang menjelaskan.
d) Pertemuan keempat/Jumat, 29 Januari 2010
Pada pertemuan ini, terdapat 1 siswa kelas VII B yang tidak
hadir. Siswa diberikan LKS mengenai cara menemukan “keliling
56
jajargenjang”, mereka secara individu mengerjakan LKS
tersebut. Siswa terlihat serius dalam mengerjakan.
Dalam proses mengerjakan LKS, terdapat beberapa siswa
yang bertanya ataupun mengutarakan ide kepada guru.
Kebanyakan dari siswa bertanya mengenai cara mengukur
keliling jajargenjang yang mereka miliki. Sambil mereka
mempraktekkan caranya kepada guru. Namun masih terdapat 4
siswa yang tidak lengkap membawa sumber belajar dengan
lengkap, sehingga mereka meminjam kepada temannya.
Mereka mengerjakan LKS dengan tekun, jika mereka
bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Sebagian besar
juga menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Kemudian ada dua siswa yang maju, mereka bekerjasama.
Satu siswa menulis di papan tulis dan satu orang lagi
menjelaskan mengenai cara menemukan “keliling jajargenjang”
kepada teman-temannya. Pada saat maju, terdapat 1 siswa yang
bertanya mengenai “a itu apaan?”. Kemudian siswa tersebut
menjawab pertanyaan“a itu sisi, yang ini” sambil menunjukkan
letak sisi a yang merupakan sisi terpanjng pada bangun jajar
genjang yang ada di papan tulis. Seluruh siswa antusias dalam
mendengarkan, bahkan ketika temannya salah menyebutkan
nama sisi pada bangun jajargenjang, beberapa siswa serentak
membenarkan kesalahan temannya. Kegiatan belajar terasa
hidup.setelah itu, guru memantapkan mengenai konsep luas
jajargenjang dan tanya jawab mengenai soal-soal yang berkenaan
dengan materi tersebut.
57
Gambar 4.6
Kemandirian Belajar di Kelas
Pada proses pembelajaran ini seluruh siswa berani untuk
bertanya ataupun mengeluarkan pendapat. Mereka juga
mencatat materi yang ada di papan tulis. Ketekunan siswa
dalam mengerjakan tugasnya meningkat, walaupun masih
terdapat beberapa siswa yang tidak lengkap membawa sumber
belajar dan melirik jawaban temannya. Selain itu masih terdapat
2 siswa yang terlambat menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya. Di sisi lain, pada saat ada siswa yang menjelaskan,
seluruh siswa yang lain mulai antusias memperhatikan
penjelasan dari temannya.
e) Pertemuan kelima/1 Februari 2010
Pada pertemuan ini diadakan tes akhir siklus II. Tes ini
berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Materi tes
meliputi 5 soal keliling persegi, 4 soal luas persegi, 9 soal sifat-
sifat jajargenjang dan 2 soal kelling jajargenjang.
Selama proses ulangan berlangsung, suasana terlihat
tenang. Siswa berusaha menyelesaikannya dengan baik.
58
3) Analisis Data
a) Kemandirian Belajar Matematika Siswa
1. Inisiatif
Inisiatif dalam pembelajaran ini sama seperti siklus I,
meliputi dua indikator yaitu berani bertindak dan paham
kebutuhan belajar. Dalam lembar observasi, indikator
berani untuk bertindak meliputi berani bertanya atau
mengutakan ide. Sedangkan indikator paham kebutuhan
belajar meliputi mencatat materi pelajaran.
Pada siklus ini, beberapa siswa sudah berani untuk
mengutarakan pendapatnya ataupun mengutarakan ide.
Proses ini berlangsung selama proses pembelajaran di kelas.
Selain itu, siswa yang mencatat materi juga sudah
meningkat dibandingkan dengan siklus I.
2. Percaya Diri
Percaya diri dalam pembelajaran ini meliputi tiga
indikator yaitu yakin dengan kemampuan diri, yakin dalam
menyelesaikan permasalahan, tidak bergantung kepada
orang lain. Dalam lembar observasi, indikator yakin dengan
kemampuan diri ditunjukkan dengan prilaku tidak
mencontek ketika mengerjakan tugas. Sedangkan indikator
yakin dalam menyelesaikan permasalahan ditunjukkan
dengan prilaku tenang dan tekun dalam mengerjakan soal.
Dan indikator tidak bergantung kepada orang lain
ditunjukkan dengan prilaku menyiapkan sumber belajar
sendiri.
Prilaku menyiapkan sumber belajar secara individu
dapat diamati ketika diawal pembelajaran. Sedangkan
prilaku tidak mencontek, tenang atau tekun dalam
mengerjakan soal, dapat diamati ketika proses pengerjaan
LKS. Siswa yang melirik jawaban temannya sudah
59
berkurang. Siswa terlihat mulai tekun dalam mengerjakan
soal. Sebagian siswa juga menyiapkan sumber belajarnya
secara pribadi, terutama media bangun datar yang mereka
buat sendiri.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab dalam pembelajaran ini meliputi
dua indikator yaitu menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya dan bersungguh-sungguh. Dalam lembar
observasi, indikator bersungguh-sungguh ditunjukkan
dengan prilaku siswa yang antusias dalam mengikuti
pelajaran atau memperhatikan penjelasan teman dan guru.
Pada siklus ini, sebagian besar siswa menyelesaikan
LKS tepat pada waktunya. Dan siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan penjelasan
dari teman ataupun guru.Inisiatif secara serius.
Hasil observasi tentang kemandirian belajar dalam pelajaranmatematika dapat dilihat pada lampiran 6 dan disajikan pada tabel4.4
Tabel 4.4Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika
Siklus II
NoKemandirian
BelajarPersentase Pertemuan Ke- Persentas
e1 2 3 41 Inisiatif
Berani untukbertindak
56% 61% 71% 100% 72%
Paham kebutuhanbelajar
83% 89% 100% 100% 93%
2 Percaya DiriYakin dengankemampuan diri
83% 78% 86% 71% 79%
Yakin dalammenyelesaikanpermasalahan
56% 67% 93% 82% 74%
Tidak bergantungkepada orang lain
67% 83% 100% 76% 82%
60
3 Tanggung JawabMenyelesaikan tugastepat pada waktunya.
67% 78% 86% 88% 80%
Bersungguh-sungguh
89% 78% 79% 100% 86%
Persentase Kemandirian Belajar 81%
Dan hasil observasi pembelajaran tersebut disajikan dalam
bentuk diagram batang seperti berikut:
Grafik 4.2
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus II
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa dari tujuh aspek kemandirian belajar
yang diobservasi melalui lembar observasi pembelajaran siswa pada
pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat didapatkan persentase
kemandirian belajar di kelas sebesar 81%. Persentase yang diperoleh di
siklus II ini meningkat dibandingkan dengan siklus I.
Pada angket kemandirian belajar siswa, diperoleh rata-rata
kemandirian siswa 76% dengan persentase tertinggi 79% dan terendah
69%. Berikut ini persentase kemandirian belajar siswa tiap
indikatornya, disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Per
sen
tase
Indikator Kemandirian
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Siklus II
pertemuan ke 1
pertemuan ke 2
pertemuan ke 3
pertemuan ke 4
61
Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian BelajarMatematika Siklus II
No Indikator Persentase1 Berani Bertindak 69%2 Paham Kebutuhan Belajar 77%3 Yakin dengan kemampuan diri 76%4 Yakin dalam menyelesaikan permasalahan 76%5 Tidak bergantung kepada orang lain 78%6 Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 77%7 Bersungguh-sungguh 79%
Rata-rata 76%Terdapat 14 dari 18 siswa yang memiliki skor kemandirian
belajar ≥70%. Dengan kata lain, ada 78% dari jumlah siswa yang
memiliki skor kemandirian belajar ≥70%. Hasil ini dapat dilihat
pada lampiran 14 dan disajikan pada grafik 4.3, berikut ini:
Grafik 4.3
Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Akhir Siklus
Dari hasis analisis kemandirian belajar matematika dari lembar
observasi, dapat diketahui bahwa persentase kemandirian belajar
matematika siswa mencapai 81% dengan persentase tiap indikator
≥69%, dan ada 78% siswa yang memiliki skor kemandirian belajar
≥70%. Dengan demikian indikator keberhasilan telah tercapai dengan
kriteria minimal 75% dari jumlah siswa memiliki skor kemandirian
belajar ≥70%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Per
sen
tase
Kem
an
dir
ian
Siswa
Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Akhir Siklus
62
b) Hasil Belajar Matematika Siswa
Penilaian hasil belajar setiap siswa mengacu pada indikator
keberhasilan yaitu hasil belajar matematika siswa yang
ditunjukkan oleh skor siswa yaitu 60% dari jumlah siswa
mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Hasil tes
akhir siklus II menunjukkan bahwa dari seluruh siswa yang
dikenai tindakan, diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi
95, dengan nilai rata-rata kelas adalah 75. Terdapat 13 orang
atau 72.5% siswa yang nilainya diatas rata-rata kelas dan 5
orang atau 27.5% siswa nilainya masih dibawah rata-rata kelas.
Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6
Nilai Tes Akhir Siklus II
No Nilai Frekuensi Frelatif Frelatif Komulatif1 40 1 5.5% 100%2 55 2 11% 94.5%3 65 2 11% 83.5%4 75 5 28% 72.5%5 80 2 11% 44.5%6 85 1 5.5% 33.5%7 90 3 17% 28%8 95 2 11% 11%
Jumlah 18 100%
Hasil tes akhir siklus I ini disajikan dalam poligon sebagai
berikut:
63
Poligon 4.2
Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II
Dengan demikian, hasil belajar matematika sudah mencapai
indikator keberhasilan. Karena 72.5% > 60% (kriteria indikator
keberhasilan: 60% dari jumlah siswa mendapat skor ≥ nilai rata-
rata tes keseluruhan siswa.)
4. Tahap Refleksi
Kemandirian belajar dengan Resource Based Learning di
siklus II ini telah mencapai indikator keberhasilan. Kriteria
pencapaian penelitian yang telah ditentukan diawal penelitian telah
tercapai, sehingga kegiatan penelitian tindakan kelas dalam rangka
meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dengan
Resource Based Learning tidak dilanjutkan lagi ke siklus
berikutnya.
Rekapitulasi hasil pelaksanaan penelitian dalam upaya
meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dengan
menerapkan Resource Based Learning, pada siswa kelas VII SMP
Dahlia Tangerang pada setiap siklus disajikan pada tabel 4.7 dan
tabel 4.8 berikut ini:
0
1
2
3
4
5
6
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Nilai Siswa
Hasil Tes Akhir Siklus II
64
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Capaian Pelaksanaan Pembelajaran
Resource Based Learning
SiklusPersentase Kemandirian
Belajar MatematikaSiswa
Persentase Nilai TesAkhir ≥Nilai Rata-
Rata KelasI 74% 33%II 81% 72.5%
Tabel 4.8
Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki
Skor Kemandirian Belajar Matematika ≥70%
Siklus Persentase
Awal Siklus 56%
Akhir Siklus 78%
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini dipergunakan angket, dan lembar observasi
pembelajaran siswa pada setiap pertemuan di siklus I dan II. Serta wawancara
kepada siswa untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa. Untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat
kepercayaan tinggi, digunakan teknik triangulasi yaitu “memeriksa kebenaran
hipotesis, atau konstruk/analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil
dari mitra peneliti.”41 Validasi dengan triangulasi dilaksanakan berdasarkan
tiga sudut pandang yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang
siswa, dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau
observasi.
Diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil observasi yang
diperoleh, dibaca berulang-ulang dan melakukan reduksi data yaitu
menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini
dilakukan dengan tujuan supaya data dan informasi yang diperoleh sesuai
41 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan ProfesiGuru, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.108.
65
dengan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, guru juga mewawancarai siswa.
Siswa yang dipilih pada saat wawancara adalah siswa yang memiliki pretasi
belajar tinggi, menengah dan rendah. Hal ini dilakukan agar informasi yang
didapatkan mewakili siswa-siswi dalam kelas secara menyeluruh.
Tingkat pemahaman dan pengusaan materi dapat diketahui dengan
memeriksa hasil tes akhir siklus. Soal yang dibuat sesuai dengan kompetensi
dasar dan indikator pembelajaran matematika.
C. Interpretasi Data
Proses pembelajaran Resource Based learning (RBL) pada penelitian
ini, menerapkan gabungan beberapa sumber belajar seperti tutor sebaya,
Lembar Kerja Siswa (LKS), media bangun datar dan berbagai sumber belajar
yang mendukung seperti penggaris dan tali rapia. Pada proses pembelajaran
ini, peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing, guru juga
mengintegrasikan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa.
Pembelajaran dengan RBL membantu siswa melatih insiatif, percaya diri dan
bertanggung jawab. Siswa mulai berani mengutarakan idenya, baik berupa
pertanyaan, komentar, ataupun keberanian untuk menjelaskan materi di depan
kelas. Selain itu mereka juga diberikan kesempatan untuk menemukan atau
mengukur sendiri. Sebenarnya siswa suka meneliti sesuatu hal yang baru.
“Anak-anak juga suka meneliti dan memperluas lingkup pengamatannya atas
lingkungannya yang dapat dimanfaatkan dalam membina“set” perhatiannya”.42
Pada saat pembelajaran di siklus I, masih terdapat siswa yang belum
melaksanakan aktifitas yang merupakan indikator kemandirian belajar dengan
baik, misalnya masih terdapat siswa yang mengobrol ataupun becanda pada
saat proses pengerjaan LKS ataupun di saat temannya sedang menjelaskan
materi di depan kelas. Ada pula siswa yang bermain dengan sumber belajar
yang ada. Hal ini mungkin dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pola
pembelajaran Resource Based Learning.
42 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008), cet ke-12, h.180.
66
Pembelajaran dengan Resource Based Learning dapat meningkatkan
kemandirian belajar matematika siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat
melalui angket dengan persentase jumlah siswa yang memiliki skor
kemandirian belajar matematika ≥70%, di awal siklus sebesar 56% dan di akhir
siklus meningkat menjadi 78%. Pada lembar observasi siswa, persentase
kemandirian belajar matematika di siklus I sebesar 74% dan di siklus II
meningkat menjadi 81%. Indikator yang mengalami peningkatan tertinggi
adalah yakin dalam menyelesaikan masalah yaitu 56% menjadi 74%.
Hasil belajar siswa yang merupakan hasil tes akhir siklus II sudah baik
dan mencapai indikator keberhasilan. Dari 18 siswa kelas VII B yang diberi
tindakan melalui pembelajaran dengan Resource Based Learning, ada 13 siswa
(72,5%) yang nilainya lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata kelas dan 5
siswa (27,5%) yang nilainya kurang dari nilai rata-rata kelas. Setelah ditelusuri
ternyata 5 anak ini mempunyai kemampuan matematika yang kurang dan ada
pula siswa tidak serius dalam mengikuti pembelajaran, seperti mengobrol,
becanda di saat temannya menjelaskan, bahkan 2 orang siswa ini pernah
menggunakan sumber belajar untuk bermain.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan Resource Based Learning dapat meningkatkan
kemandirian belajar matematika siswa. Dan pembelajaran dengan Resource
Based Learning juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
D. Pembahasan Temuan Penelitian
1. Resource Based Learning dapat meningkatkan kemandirian Belajar
Matematika Siswa
Proses pembelajaran RBL menerapakan gabungan beberapa
sumber belajar seperti tutor sebaya, Lembar Kerja Siswa (LKS), media
bangun datar dan berbagai sumber belajar yang mendukung seperti
penggaris dan tali rapia. Pada proses pembelajaran ini, peneliti
menggunakan metode penemuan terbimbing, guru juga menghubungkan
materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Pembelajaran dengan
67
RBL membantu siswa melatih kemandirian dalam belajar, meliputi:
insiatif, percaya diri dan bertanggung jawab. Berdasarkan hasil angket,
lembar observasi dan wawancara siswa pada siklus I dan siklus II.
Ternyata terlihat bahwa terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa
dalam pembelajaran matematika.
2. Resource Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil tes akhir siklus I
dan II dengan nilai rata-rata kelas terus meningkat. Indikator keberhasilan
tercapai di siklus II dengan kriteria 60% dari jumlah siswa mendapat skor
lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Terdapat
72,5% siswa yang nilainya lebih besar atau sama dengan rata-rata tes
keseluruhan siswa yaitu 75. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 40.
3. Kurangnya sumber belajar dalam pembelajaran matematika dapat
menghambat efektifitas pembelajaran
Sumber belajar yang kurang, terkadang mempengaruhi efektifitas
proses pembelajaran. Pada pembelajaran ini terdapat beberapa siswa yang
tidak menyiapkan sumber belajar dengan lengkap. Selain itu pihak sekolah
juga tidak memiliki sumber belajar yang dibutuhkan. Sehingga mereka
meminjam sumber belajar kepada teman yang lain. Hal ini tentunya
mengganggu kegiatan belajar siswa lain dan menyebabkan waktu
penyelesaian tugas bisa lebih lama. Sehingga waktu pembelajaran menjadi
kurang efektif. Jadi, dalam pembelajaran matematika diperlukan sumber
belajar yang memadai, agar kegiatan belajar mengajar berjalan secara
efektif.
68
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan Resource Based Learning meningkatkan kemandirian
belajar matematika siswa. Simpulan tersebut secara rinci sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka
Sumber) dalam belajar matematika meningkatkan kemandirian belajar
siswa dalam pembelajaran matematika. Penerapan Resource Based
Learning ini meningkatkan prilaku siswa untuk berani berpendapat dan
mengembangkan kemampuan belajar dengan sumber belajar yang
beragam. Rasa percaya diri mereka tumbuh. Selain itu, rasa tanggung
jawab siswa dalam belajar juga meningkat dengan prilaku tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Secara
umum, persentase kemandirian belajar siswa meningkat sebesar 74% di
siklus I menjadi 81% di siklus II.
2. Pembelajaran dengan Resource Based Learning (Belajar Berbasis Aneka
Sumber) dalam belajar matematika meningkatkan kemandirian belajar
sehingga siswa meningkat dalam hasil belajarnya. Hal ini terlihat dengan
adanya peningkatan nilai rata-rata tes akhir siklus, dari 59 menjadi 75.
Persentase nilai siswa diatas rata-rata kelas meningkat, dari 33,3% menjadi
72,5%.
B. Saran
Berdasarkan temuan, pembahasan dan kesimpulan penelitian maka
diajukan saran berikut ini:
1. Hendaknya para guru menjadikan Resource Based Learning sebagai salah
satu alternatif strategi pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Karena dengan Resource Based Learning terbukti dapat
meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dan hasil belajar
matematika siswa.
69
2. Hendaknya pihak sekolah memberikan dukungan terhadap pengembangan
pembelajaran matematika dengan Resource Based Learning. Hal ini dapat
dilakukan dengan menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan, baik
berupa media visual, audio ataupun audiovisual. Selain itu, diharapkan
pula, pihak sekolah memanfaatkan internet yang ada di sekolah tidak
hanya untuk pelajaran komputer, namun mata pelajaran lain.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arsyad, Arzar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Astra, I Made. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi pada ResourceBased Learning untuk Calon Guru SMA, dalam Jurnal TEKNODIK,Volume XI – No. 21 : Periode Agustus 2007.
Gea, Antonius A.; Yuni W., Antonina P.; Baban, Yohanes. 2003. Relasi denganDiri Sendiri. Jakarta: PT Gramedia.
Breivik, S. 2003. Resource Based Learning, dalamhttp://www.centralischool.ca/~bestpractice/resource/index.html.
Busnawir; Suhaena. 2006. Pengaruh Penilaian Berbasis Portofolio terhadap HasilBelajar dengan Mempertimbangkan Kemandirian Belajar Siswa, dalamJurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.060, Mei 2006.
Chaeruman, Uwes A. 2003. Sistem Belajar Mandiri: Dapatkah diterapkan dalamPola Pendidikan Konvensional?, dalam Jurnal TEKNODIK No.13 VolumeVII, Desember 2003.
Chaeruman, Uwes A. 2008. Belajar berbasis Aneka Sumber, dalamhttp://www.teknologipendidikan.net/belajar-berbasis-aneka-sumber
Chaeruman, Uwes A. 2008. Tips melaksanakan Resource-Based Learning dalamhttp://www.teknologipendidikan.net/?p=133&cpage=1#comment-562
Padupai, Darwing; Nurdin. 2008. Penerapan Pendekatan Open Ended Problemdalam Pembelajaran Kalkulus dalam Jurnal Pendidikan dan KebudayaanNo.074, September 2008.
Depdiknas. 2004. Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan PeraturanPelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV Tamita Utama.
71
Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: MultiPressindo.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagaiPengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Marjohan. 2007. Kemandirian dalam Belajar Perlu Ditingkatkan, darihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2007/11/01/ artikel-kemandirian -dalam-belajar-perlu-ditingkatkan/
Ali, Mohammad; Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: BumiAksara
Mu’tadin, Zainun. 2002. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja,dalam http://www.e-psikologi.com/remaja/250602.htm.
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan PenelitiPemula. Bandung: ALFABETA.
Sabri, M. Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2004. Kemandirian Belajar dan Prestasi siswa SMA Unggulan dalamJurnal Varidika Vol 16, 1 Juni 2004.
Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung: JICA UPI.
Tahmid, Mohammad. 2003. Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS) dalamJurnal TEKNODIK No.13 Volume VII, Desember 2003.
Tim Penyusun. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi3. Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktvistik.Jakarta: Prestasi Pusaka.
Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: GPPress.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan/Siklus : ke 1-4 / I
Alokasi Waktu : 7 x 40 menit (4 x pertemuan)
Standar Kompetensi
6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajarenjang,
belah ketupat dan layang-layang.
Indikator
1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,
belah ketupat dan layang-layang.
2. Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya.
3. Menurunkan luas bangun segitiga dan segiempat.
I. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegi panjang.
b. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi panjang
c. Siswa dapat menemukan luas dan keliling persegi panjang
d. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegi.
e. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi
II. Materi Pembelajaran : Bangun Datar
III. Strategi Pembelajaran : Resource Based Learning
IV. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal (15 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah. Kemudian guru
mengenalkan pembelajaran matematika dengan strategi Resource
Based Learning kepada siswa.
2. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai sisi, sudut,
dan diagonal.
3. Memberitahu materi yang akan dipelajari yaitu pengertian dan sifat-
sifat persegi panjang. Siswa juga diberitahu tujuan pembelajarannya.
4. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat
sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman
matematika dan teman sebaya (Tutor).
2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan
LKS yang telah diberikan, secara berkelompok.
3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
5. Kelompok lain memberikan pendapat.
6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah.
7. LKS dikumpulkan.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran
yang telah dipelajari
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pertemuan Kedua
A. Kegiatan Awal (15 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah.
2. Membahas PR.
3. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai materi sifat-
sifat persegi panjang.
4. Memberitahu materi yang akan dipelajari, yaitu keliling persegi
panjang. Siswa juga diberitahu tujuan pembelajarannya.
5. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat
digunakan dalam mencari keliling bangun yang berbentuk persegi
panjang dalam kehidupan nyata.
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat
sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman
matematika dan teman sebaya (Tutor).
2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan
LKS yang telah diberikan, secara berkelompok.
3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
5. Kelompok lain memberikan pendapat.
6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah.
7. LKS dikumpulkan.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran
yang telah dipelajari
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pertemuan Ketiga
A. Kegiatan Awal (5 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah.
2. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai panjang dan
lebar pada persegi panjang.
3. Memberitahu materi yang akan dipelajari yaitu luas persegi panjang.
Siswa juga dberitahu tujuan pembelajarannya.
4. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat
digunakan dalam mencari luas bangun yang berbentuk persegi panjang
dalam kehidupan nyata.
B. Kegiatan Inti (30 menit)
1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat
sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman
matematika dan teman sebaya (Tutor).
2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan
LKS yang telah diberikan, secara berkelompok.
3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
5. Kelompok lain memberikan pendapat.
6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah.
7. LKS dikumpulkan.
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran
yang telah dipelajari
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
Pertemuan Keempat
A. Kegiatan Awal (15 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah.
2. Membahas PR.
3. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai sisi, sudut
dan diagonal.
4. Memberitahu materi yang akan dipelajari yaitu pengertian dan sifat-
sifat persegi. Siswa juga dberitahu tujuan pembelajarannya
5. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat
sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman
matematika dan teman sebaya (Tutor).
2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan
LKS yang telah diberikan, secara berkelompok.
3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
5. Kelompok lain memberikan pendapat.
6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah.
7. LKS dikumpulkan.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran
yang telah dipelajari
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
V. Sumber Belajar
A. Teman Sebaya (Tutor)
B. Lembar Kerja Siswa
C. Buku matematika kelas VII, tali rafia, penggaris dan benda-benda di
sekitar siswa.
VI. Penilaian
Teknik : Tulis
Bentuk Instrumen : Isian
A. Lembar Kerja Siswa mengenai persegi panjang (terlampir)
B. Pekerjaan Rumah (PR), di buku “Matematika SMP” kelas VII penerbit
Erlangga.
Mengetahui,
Guru
Dian Lestari
Lembar Kerja Siswa
Materi “Pengertian dan Sifat-Sifat Persegi Panjang”
Nama Anggota Kelompok :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Perhatikan gambar persegi panjang ABCD di bawah ini !
A B
C D
a. Berapa banyak sisi pada persegi panjang diatas? .... , sebutkan? Sisi AB,
sisi ........, sisi ......... dan sisi ........
apakah terdapat sisi yang sama panjang dan sejajar?........., yaitu:
Sisi AB sama panjang dan sejajar dengan sisi .......
Sisi AC sama panjang dan sejajar dengan sisi .......
Sehingga jumlah pasangan sisi yang sama apanjang dan sejajar ada
......... pasang
b. Perhatikan sudut-sudut pada bangun persegi diatas.
Berapa banyak sudut bangun diatas?...., sebutkan? ∠A, ∠....., ∠......, dan
∠.....
Bagaimana besar setiap sudutnya? ........, yaitu ....... ° (siku-siku)
Sehingga setiap sudutnya besarnya ..... °(siku-siku)
c. Perhatikan garis AD dan garis BC (Perhatikan garis AD dan BC adalah
diagonal persegi panjang).
Ukurlah dengan penggaris panjang garis tersebut.
Garis AD = .......... cm
Garis BC = .......... cm
Apakah sama panjang kedua diagonal tersebut?........
Di titik apa garis AD dan BC saling berpotongan ? ....
Sehingga terdapat ...... buah diagonal yang sama ................... , saling
berpotongan di titik pusat.
Dengan demikian, persegi panjang memiliki 3 sifat yaitu:
a. .........................................................................................................................
b. .........................................................................................................................
c. .........................................................................................................................
2. Berdasarkan jawaban No1, menurut kalian apa yang dimaksud dengan persegi
panjang?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Sebutkan benda-benda yang berbentuk persegi panjang yang berada di
sekitarmu?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa
Materi “Keliling Persegi Panjang”
Nama Anggota Kelompok :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
Pilih salah satu benda yang berbentuk persegi panjang yang ada di sekitar kalian !
1. Hitunglah keliling bangun tersebut dengan bantuan tali rafia. Lilitkan tali rafia
tersebut di sepanjang sisi-sisi benda itu. Kemudian ukurlah panjang tali
tersebut dengan penggaris. Berapa hasilnya? .............. cm
atau
Ukurlah panjang sisi-sisi yang ada di bangun tersebut dengan penggaris!
Sisi I = ............ (sisi panjang) Sisi II = ............ (sisi panjang)
Sisi III = ............ (sisi pendek) Sisi IV = .......... (sisi pendek)
Keliling = total jarak yang mengelilingi banun tersebut
= sisi I + sisi II + sisi III + sisi IV
= ........ cm + ....... cm + ........ cm + ........ cm
= ............... cm
2. Jika sisi terpanjang diberi nama p (panjang) dan sisi terpendek dinamakan
dengan l (lebar). Maka:
p = sisi I = sisi II
l = sisi III = sisi IV
Keliling = sisi I + sisi II + sisi III + sisi IV
= ( p + ........ ) + ( l + ...... )
= 2 p + 2 .....
= 2 ( ........ + ..........)
Sehingga rumus keliling persegi panjang = 2 ( ........ + ..........)
Lembar Kerja Siswa
Materi “Luas Persegi Panjang”
Nama Anggota Kelompok :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Perhatikan persegi panjang (a) dan persegi panjang (b) dibawah ini !
p
( a )
p = ......... kotak
l = ......... kotak
p
( b )
p = ......... kotak
l = ......... kotak
Luas (a) = jumlah kotak dalam bangun (a) Luas (b) = jumlah kotak dalam bangun (b)
= ................ satuan kotak = ................ satuan kotak
Perhatikan luas (a) dan luas (b) !
Luas (a) = ............. satuan kotak Luas (b) = ............. satuan kotak
= ....... x ......... = ....... x .........
= p x ........ = p x ........
Sehingga rumus luas persegi panjang = ............ x .............
2. Sebutkan salah satu benda di sekitarmu yang berbentuk persegi panjang,
kemudian hitunglah luas benda tersebut dengan mengukur panjang dan
lebarnya!
Nama benda = ..............................
p = ................. cm
l = ,,,,,,,,,,,,,,,,, cm
Maka luas bangun = p x l
= .............. cm x ........... cm
= ............... cm2
Lembar Kerja Siswa
Materi “Pengertian dan Sifat-Sifat Persegi”
Nama Anggota Kelompok :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini !
1. Perhatikan gambar persegi KLMN di bawah ini !
K L
N M
a. Perhatikan sisi-sisi bangun persegi diatas.
Berapa banyak sisi pada persegi di atas? .... , sebutkan? Sisi KL, sisi ....,
sisi ...., dan sisi ....
Apakah panjang sisi-sisinya sama? ....
Sehingga semua sisi persegi sama .............
b. Perhatikan sudut-sudut pada bangun persegi diatas.
Berapa banyak sudut bangun persegi diatas?...., sebutkan? ∠K, ∠....., ∠......,
dan ∠ ......
Apakah besar setiap sudutnya sama? ........, yaitu ...... ° (siku-siku)
Sehingga setiap sudut besarnya ..... °(siku-siku)
c. Perhatikan garis KM dan LN (Perhatikan garis KM dan LN adalah diagonal
persegi).
Ukurlah dengan penggaris panjang garis tersebut.
Garis KM = .......... cm
Garis LN = .......... cm
O
a 45°
b 45°
Apakah sama panjang kedua diagonal tersebut?........
Di titik apa garis KM dan LN saling berpotongan ? .... dan membentuk
sudut ......
Sehingga terdapat ...... buah diagonal yang sama ................... , saling
berpotongan di titik pusat dan membentuk sudut ......
d. Diagonal LN membagi ∠N menjadi ∠a dan ∠b.
Besar ∠N = 90°, besar ∠a = 45° dan besar ∠b = 45°
Sehingga setiap diagonal membagi setiap sudut menjadi sama ..............
Dengan demikian, persegi memiliki 4 sifat yaitu:
a. ........................................................................................................................
b. .........................................................................................................................
c. .........................................................................................................................
d. ..........................................................................................................................
2. Berdasarkan jawaban No1, menerut kalian apa yang dimaksud dengan
persegi?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Sebutkan benda-benda yang berbentuk persegi yang ada disekitarmu?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan/Siklus : ke 1-4 / II
Alokasi Waktu : 7 x 40 menit (4 x pertemuan)
Standar Kompetensi
6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajarenjang,
belah ketupat dan layang-layang.
Indikator
3. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,
belah ketupat dan layang-layang.
4. Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya.
5. Menurunkan luas bangun segitiga dan segiempat.
I. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menemukan luas dan keliling persegi.
b. Siswa dapat menjelaskan pengertian jajargenjang.
c. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat jajargenjang.
d. Siswa dapat menemukan keliling jajargenjang.
II. Materi Pembelajaran : Bangun Datar
III. Strategi Pembelajaran : Resource Based Learning
IV. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal (5 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca Basmallah.
2. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai panjang dan
lebar pada persegi panjang.
3. Memberitahu mengenai materi yang akan dipelajari yaitu luas persegi.
Siswa juga diberitahu tujuan pembelajarannya.
4. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat
digunakan dalam mencari luas bangun yang berbentuk persegi dalam
kehidupan nyata.
B. Kegiatan Inti (30 menit)
1. Siswa diberikan sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS),
Buku pedoman matematika dan bangun datar persegi.
2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan
LKS yang telah diberikan.
3. Guru memperhatikan dan membantu siswa apa yang mengalami
kesulitan.
4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil LKS
di depan kelas.
5. Siswa lain memberikan pendapat.
6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah.
7. LKS dikumpulkan.
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran
yang telah dipelajari.
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pertemuan Kedua
A. Kegiatan Awal (15 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah.
2. Membahas PR.
3. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai panjang dan
lebar suatu bangun.
4. Memberitahu mengenai materi yang akan dipelajari yaitu keliling
persegi. Siswa juga diberitahu tujuan pembelajarannya.
5. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat
digunakan dalam mencari keliling bangun yang berbentuk persegi
dalam kehidupan nyata.
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Siswa diberikan sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS),
Buku pedoman matematika dan bangun datar persegi.
2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan
LKS yang telah diberikan.
3. Guru memperhatikan dan membantu siswa apa yang mengalami
kesulitan.
4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil LKS
di depan kelas.
5. Siswa lain memberikan pendapat.
6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah.
7. LKS dikumpulkan.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran
yang telah dipelajari
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pertemuan Ketiga
A. Kegiatan Awal (15 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah.
2. Membahas PR.
3. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai sisi, sudut
dan diagonal.
4. Memberitahu mengenai materi yang akan dipelajari, yaitu pengertian
dan sifat-sifat jajargenjang. Siswa juga diberitahu tujuan
pembelajarannya
5. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Siswa diberikan sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS),
Buku pedoman matematika dan bangun datar persegi.
2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan
LKS yang telah diberikan.
3. Guru memperhatikan dan membantu siswa apa yang mengalami
kesulitan.
4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil LKS
di depan kelas.
5. Siswa lain memberikan pendapat.
6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah.
7. LKS dikumpulkan.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran
yang telah dipelajari
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
Pertemuan Keempat
A. Kegiatan Awal (5 Menit)
1. Memulai pembelajaran dengan membaca basmallah.
2. Sebagai apersepsi, guru mengingatkan kembali mengenai panjang dan
lebar pada persegi.
3. Memberitahu mengenai materi yang akan dipelajari, yaitu pengertian
dan sifat-sifat jajargenjang. Siswa juga diberitahu tujuan
pembelajarannya
4. Motivasi: menjelaskan kegunaan materi yang dipelajari dapat
digunakan dalam mencari luas bangun yang berbentuk persegi panjang
dalam kehidupan nyata.
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Membagi siswa dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat
sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku pedoman
matematika dan teman sebaya (Tutor).
2. Siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi dan mengerjakan LKS
yang telah diberikan, secara berkelompok.
3. Guru memperhatikan berjalannya diskusi kelompok dan membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
4. Setelah selesai, siswa diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas.
5. Kelompok lain memberikan pendapat.
6. Guru memeriksa dan meluruskan bila terdapat konsep yang salah.
7. LKS dikumpulkan.
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Siswa dan guru melakukan refleksi/membuat kesimpulan pelajaran
yang telah dipelajari
2. Menutup pembelajaran dengan membaca hamdallah.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
V. Sumber Belajar
A. Lembar Kerja Siswa
B. Buku matematika kelas VII, tali rafia, penggaris.
C. Bangun Persegi dan Jajargenjang
VI. Penilaian
Teknik : Tulis
Bentuk Instrumen : Isian
A. Lembar Kerja Siswa mengenai persegi panjang (terlampir)
B. Pekerjaan Rumah (PR), di buku “Matematika SMP” kelas VII
penerbit Erlangga.
Mengetahui,
Guru
Dian Lestari
Lembar Kerja Siswa
Materi “Luas Persegi”
Nama
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Perhatikan persegi (a) dan persegi (b) dibawah ini !
s
( a )
s = ......... kotak
s
( b )
s = ......... kotak
Luas (a) = jumlah kotak dalam bangun (a) Luas (b) = jumlah kotak dalam bangun (b)
= ................ satuan kotak = ................ satuan kotak
Perhatikan luas (a) dan luas (b) !
Luas (a) = ............. satuan kotak Luas (b) = ............. satuan kotak
= 4 x ......... = 3 x .........
= s x ........ = s x ........
Sehingga rumus luas persegi = ............ x .............
2. Hitunglah luas bangun persegi yang kalian miliki dengan mengukur panjang
sisinya!
s = ,,,,,,,,,,,,,,,,, cm
maka luas bangun = s x s
= .............. cm x ........... cm = = ............... cm2
Lembar Kerja Siswa
Materi “Keliling Persegi”
Nama
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Hitunglah keliling bangun persegi dengan bantuan tali rafia. Lilitkan tali rafia
tersebut di sepanjang sisi-sisi bangun. Kemudian ukurlah panjang tali tersebut
dengan penggaris. Berapa hasilnya? .............. cm
atau
Ukurlah panjang sisi-sisi yang ada di bangun tersebut dengan penggaris!
Sisi I = ............ (sisi panjang) Sisi II = ............ (sisi panjang)
Sisi III = ............ (sisi pendek) Sisi IV = .......... (sisi pendek)
Keliling = total jarak yang mengelilingi banun tersebut
= sisi I + sisi II + sisi III + sisi IV
= ........ cm + ....... cm + ........ cm + ........ cm
= ............... cm
2. Jika setiap sisi diberi lambang s. Maka:
s = sisi I = sisi II = sisi III = sisi IV
Keliling = sisi I + sisi II + sisi III + sisi IV
= ( s + ........ + ......... + ...... )
= 4 ........
Sehingga rumus keliling persegi = 4 ........
Lembar Kerja Siswa
Materi “Pengertian dan Sifat-Sifat Jajargenjang”
Nama
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Perhatikan gambar jajargenjang ABCD di bawah ini !
A B
O
C D
a. Berapa banyak sisi pada jajargenjang diatas? .... , sebutkan? Sisi AB,
sisi ........, sisi ......... dan sisi ........
Apakah terdapat sisi yang sama panjang dan sejajar?.........,
Sisi AB berhadapan dengan sisi CD, sisi AB sama panjang dan sejajar
dengan sisi .......
Sisi AC berhadapan dengan sisi ........, Sisi AC sama panjang dan sejajar
dengan sisi .......
Sehingga sisi-sisi yang berhadapan sama ............................. dan sejajar.
b. Perhatikan sudut-sudut pada bangun diatas.
Berapa banyak sudut bangun diatas?...., sebutkan? ∠A, ∠....., ∠......, dan
∠......
∠A berhadapan dengan ∠D Besar ∠A = besar ∠D
∠B berhadapan dengan ∠ ..... Besar ∠B = besar ∠......
Sehingga sudut-sudut yang berhadapan sama ........................
c. Perhatikan garis AD dan garis BC (garis AD dan garis BC adalah diagonal
jajargenjang)
Di titik apa garis AD dan garis BC saling berpotongan ? ....
Diagonal AD membagi diagonal BC menjadi garis BO dan CO sama
panjang.
Diagonal BC membagi diagonal AD menjadi garis .... dan .... sama panjang.
Sehingga terdapat ..... buah diagonal yang saling berpotongan dititik
pusat dan saling membagi dua sama .........................
Dengan demikian, persegi memiliki 3 sifat yaitu:
a. ........................................................................................................................
b. .........................................................................................................................
c. .........................................................................................................................
d. ..........................................................................................................................
2. Berdasarkan jawaban No1, menurut kamu apa yang dimaksud dengan
jajargenjang?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Lembar Kerja Siswa
Materi “Keliling Jajargenjang”
Nama
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Isilah titik-titik di bawah ini !
3. Hitunglah keliling jajaggenjang dengan bantuan tali rafia.
Lilitkan tali rafia tersebut di sepanjang sisi-sisi bangun.
Kemudian ukurlah panjang tali tersebut dengan penggaris.
Berapa hasilnya? .............. cm
atau
Ukurlah panjang sisi-sisi yang ada di bangun tersebut dengan penggaris!
Sisi I = ............ (sisi panjang) Sisi II = ............ (sisi panjang)
Sisi III = ............ (sisi pendek) Sisi IV = .......... (sisi pendek)
Keliling = total jarak yang mengelilingi banun tersebut
= sisi I + sisi II + sisi III + sisi IV
= ........ cm + ....... cm + ........ cm + ........ cm
= ............... cm
4. Jika sisi panjang diberi lambang a dan sisi pendek diberi lambang b. maka:
a = sisi I = sisi II
b = sisi III = sisi IV
Keliling = sisi I + sisi II + sisi III + sisi IV
= ( a + ........ ) + ( b + ...... )
= 2 a + 2 .....
= 2 ( ........ + ..........)
Sehingga rumus keliling jajargenjang = 2 ( ........ + ..........)
Lampiran 2
Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa
Nama : ....................................................
Kelas : ....................................................
Petunjuk Pengisian:
1. Tulislah nama dan kelas anda pada tempat yang telah disediakan.
2. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan cara memberikan tanda ceklis (√) pada
jawaban sesuai dengan yang kamu alami dalam belajar matematika.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang disediakan sebagai berikut:
SS = Sangat setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
4. Jawaban Anda akan kami jamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi
nilai.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya yakin dapat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan baik.
2 Saya belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai
3 Saya menyiapakan buku catatan matematika, sebelum pembelajaran dimulai.
4 Saya hanya akan mencatat materi jika diperintah oleh guru.
5 Saya mengobrol dengna teman ketika materi sedang dijelaskan.*
6 Saya menyelesaikan PR tanpa bantuan orang lain.*
7 Saya mencatat materi pelajaran yang ditulis di papan tulis oleh guru.
8 Saya merasa terganggu apabila ada teman yang bercanda pada saat jam pelajaran*
9 Saya mengerjakan soal latihan matematika dengan kemampuan sendiri.*
10 Saya yakin dapat mengerjakan tugas hingga selesai.
11 Jika ada kesulitan, saya malu untuk bertanya.
12 Saya asal-asalan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
No Pernyataan SS S TS STS
13 Saya terlambat mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
14 Saya merasa putus asa jika ada soal matematika yang sulit.
15 Saya merasa tidak bisa bekerjasama dengan teman.
16 Saya yakin dapat mengerjakan tugas di depan kelas dengan baik.
17 Saya melihat buku catatan pada saat ulangan.
18 Saya ikut serta mengerjakan tugas dalam kelompok.*
19 Saya menggunakan buku catatan untuk membantu menyelesikan soal yang diberikan oleh guru.*
20 Saya bertanya kepada teman ketika ada materi pelajaran yang belum dipahami.*
21 Saya menganggap soal yang sulit sebagai tantangan.*
22 Saya mengerjakan tugas matematika dengan sungguh-sungguh.
23 Saya menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu.
24 Dalam tugas kelompok, saya melihat jawaban dari teman.
25 Saya menjiplak cacatan dari teman.
26 Saya tepet waktu dalam menyelesaikan soal ulangan.
27 Saya tidak peduli terhadap nilai matematika yang saya dapatkan.
28 Saya merasa tidak bisa memberikan pendapat pada saat diskusi kelompok.
29 Jika guru bertanya, saya takut mengeluarkan pendapat.
30 Saya ragu dapat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan baik.
31 Jika guru tidak hadir, saya lebih memilih bermain bersama teman daripada belajar.
32 Saya merasa tidak dapat menyelesaikan soal matematika dengan baik.
33 Saya malas mempelajari matematika di rumah.
34 Saya bertanya jawaban soal ulangan kepada teman.
35 Saya belum menyelesaikan tugas, padahal waktunya telah habis.
36 Saya tidak mencontek ketika ulangan.
No Pernyataan SS S TS STS
37 Saya yakin dapat memperoleh nilai matematika yang baik.
38 Saya menyelesaikan PR tepat pada waktunya.
39 Saya mengerjakan pekerjaan lain pada saat guru mengajar.
40 Jika nilai ulangan matematika saya rendah, maka saya belajar lebih rajin lagi.
41 PR yang saya kerjakan belum selesai seluruhnya pada saat dikumpulkan.
42 Saya bertanya kepada teman tentang materi yang telah dipelajari pada saat saya tidak hadir di kelas.*
Keterangan : * pernyataan tidak valid
Lampiran 5
Pedoman Wawancara Akhir Siklus
Hari/Tanggal :
Nara Sumber : Siswa/siswi SMP Dahlia Kelas VII B
Tujuan : untuk mengidentifikasi masalah yang dialami pada proses
pembelajaran dengan penerapan Resource Based Learning pada
pembelajaran Matematika.
1. Bagaimana pendapat kamu tentang proses pembelajaran ini?
2. Dengan diterapkannya pembelajaran ini, apakah mempermudah kamu dalam
memahami materi bangun datar?
3. Apa kesulitan yang kamu alami ketika mengikuti pembelajaran ini?
4. Apa saran kamu untuk kegiatan pembelajaran ini?
HASIL WAWANCARA SISWA
Tahap : Akhir Siklus I
Hari/Tanggal : Rabu/20 Januari 2010
Narasumber : Siswa-siswi SMP Dahlia Kelas VII B
Tujuan : untuk mengidentifikasi masalah yang dialami pada proses
pembelajaran dengan penerapan Resource Based Learning pada
pembelajaran Matematika.
Peneliti: Bagaimana pendapat kamu tentang proses pembelajaran ini?
S1 : “Belajarnya enak, soalnya belajarnya dan ngerjain soalnya bareng-
bareng.”
S2 : “Enak, jadi semangat belajar.”
S3 : “Sangat senang karena berpikirnya bareng teman”
Peneliti : Dengan diterapkannya pembelajaran ini, apakah mempermudah kamu
dalam memahami materi bangun datar?
S1 : “ya”
S2 : “ya, karena dijelasin sama temen dan gurunya juga.”
S3 : “ya, karena ada teman yang menjelaskan materi pelajaran di depan
kelas.”
Peneliti : Apa kesulitan yang kamu alami ketika mengikuti pembelajaran ini?
S1 : “ga ada, ”
S2 : “ya, cuma perkaliannya agak bingung”
S3 : “ga ada, paling hitungan aja masih susah.”
Peneliti : Apa saran kamu untuk kegiatan pembelajaran ini?
S1 : “ditambahin games/cerdas cermat”
S2 : “udah enak, belajarnya bareng-bareng.”
S3 : “udah baik”
Tahap : Akhir Siklus II
Hari/Tanggal : Rabu/1 Februari 2010
Narasumber : Siswa-siswi SMP Dahlia Kelas VII B
Tujuan : untuk mengidentifikasi masalah yang dialami pada proses
pembelajaran dengan penerapan Resource Based Learning pada
pembelajaran Matematika.
Peneliti: Bagaimana pendapat kamu tentang proses pembelajaran ini?
S1 : “enak, ngerjain LKS sendiri.”
S2 : “enak, enjoy-enjoy aja.”
S3 : “enak.”
Peneliti : Dengan diterapkannya pembelajaran ini, apakah mempermudah kamu
dalam memahami materi bangun datar?
S1 : “ya, soalnya kalo maju ke depan untuk ngejelasin materi ke temen-
temen jadi bisa lebih paham materinya”
S2 : “ya lumayan paham, soalnya kalo guru di SD cuma diterangin doang,
ga dikasih kesempatan untuk maju”
S3 : “ya,sama kayak S2”
Peneliti : Apa kesulitan yang kamu alami ketika mengikuti pembelajaran ini?
S1 : “Masih takut kalo menjelaskan ke depan kelas, saya baru bisa baca
tulisan yang ada di papan tulis masih belum bisa menjelaskan.”
S2 : tidak ada.
S3 : tidak ada.
Peneliti : Apa saran kamu untuk kegiatan pembelajaran ini?
S1 : “tetep pake LKS terus gurunya yang menjelaskan materi pelajaran.”
S2 : “Medianya lebih besar dan dibagusin lagi, ga hanya dari kertas. Terus
LKS tetep ada dan dikerjakan sendiri-sendiri. Yang menjelaskan
materinya guru aja soalnya kalo teman ada yang kurang jelas.
S3 : “tetep ada LKS dan buku cetak juga.”
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN SISWA
Pertemuan ke- :
Hari/Tanggal :
Pokok Bahasan :
Tujuan Observasi : mengetahui peningkatan kemandirian belajar matematika siswa
dengan diterapkannya Resource Based Learning dan sebagai
acuan dalam menentukan rancangan pada siklus berikutnya.
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) sesuai dengan hasil pengamatan !
Siswa Aspek yang dinilai Ket A B C D E F G A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Jumlah Keterangan aspek yang dinilai: Tangerang, …............. A = berani bertanya, mengutarakan ide B = mencatat materi pelajaran yang penting Observer C = tidak mencontek ketika mengerjakan tugas D = tenang, tekun dalam mengerjakan soal E = ikut aktif dalam kegiatan kelompok/menyiapkan sumber belajar F = menyelesaikan tugas tepat pada waktunya G = memperhatikan penjelasan teman/guru, antusias dalam belajar Erna Rahmawati S.Pd
Lampiran 7
SOAL TES AKHIR SIKLUS I “PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI”
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat Untuk menjawab No. 1- 5, perhatikan gambar persegi dibawah ini !
N K
M L
1. Sebutkan dua pasang sisi yang sama panjang ....
a. NK dan KL c. KL dan NM
b. NK dan NM d. NM dan ML
2. Jika panjang NO= 10 cm, berapakah panjang KM ....
a. 5 cm c. 15 cm
b. 10 cm d. 20 cm
3. Besar ∠a adalah .....°
a. 50 c. 80
b. 60 d. 100
4. Besar ∠b adalah ....°
a. 50 c. 80
b. 70 d. 100
5. Berapa jumlah diagonal pada persegi panjang ....
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
b
100
a
6. Berikut ini yang bukan sifat persegi panjang adalah ....
a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar
b. Keempat sudutnya adalah siku-siku
c. Keempat sisinya sama panjang
d. Diagonal-diagonalnya memiliki panjang yang sama
7. P 7 cm Q Berapakah keliling persegi panjang disamping ....
a. 13 cm c. 39 cm
6 cm b. 26 cm d. 42 cm
S R
8. Keliling suatu persegi panjang adalah 56 cm. apabila panjangnya 9 cm,
tentukan lebarnya ....
a. 19 cm c. 29 cm
b. 27 cm d. 47 cm
9. Sawah pak Umar berbentuk persegi panjang dengan panjang 250 m dan lebar
150 m. berapakah keliling sawah pak Umar ....
a. 200 m c. 400 m
b. 300 m d. 800 m
10. Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 20 m dan
lebar 7 m. sekeliling kebun itu akan dipasangi pagar. Biaya pembuatan pagar
Rp10.000/m. berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat pagar kebun
tersebut ....
a. Rp. 54.000.000 c. Rp. 540.000
b. Rp. 5.400.000 d. Rp. 54.000
11. Luas bangun disamping adalah .... satuan kotak.
a. 3 c. 12
b. 4 d. 16
12. Hitunglah luas persegi panjang yang memiliki panjang 7 cm dan lebar 6 cm
.... cm2
a. 13 c. 39
b. 26 d. 42
13. Rumus luas persegi panjang adalah .... (p=panjang, l=lebar)
a. p x l c. 2 x p x l
b. 2 (p + l) d. 2 (p x l)
14. Pak Usman membeli sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang
berukuran 25m x 15m. apabila harga tiap meter tanah Rp. 100.000. Berapa
uang yang dikeluarkan oleh pak Usman untuk membeli tanah itu ....
a. Rp. 22.500.000 c. Rp. 3.750.000
b. Rp. 2.250.000 d. Rp. 37.500.000
15. 3 cm 3 cm Luas daerah yang diarsir adalah .... cm2
a. 10 c. 26
7 cm b. 21 d. 42
Untuk menjawab No16- 20, perhatikan gambar persegi dibawah ini !
A B
D C
k
O
b
16. Sisi-sisi yang sejajar adalah ....
a. AB dan AC c. AC dan BD
b. AD dan BC d. AO dan BO
17. Jika panjang sisi AB = 5 cm, berapakah panjang sisi AD ....
a. 5 cm c. 15 cm
b. 10 cm d. 20 cm
18. Besar ∠k adalah .....°
a. 180 c. 60
b. 90 d. 45
19. Besar ∠b adalah ....°
a. 180 c. 60
b. 90 d. 45
20. Jika panjang diagonal BD = 18 cm, maka panjang AC adalah.... cm
a. 4 c. 13
b. 9 d. 18
Lampiran 8
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I “Persegi Panjang dan Persegi”
1. C
2. D
3. A
4. D
5. B
6. C
7. B
8. A
9. D
10. C
11. C
12. D
13. A
14. D
15. B
16. B
17. A
18. B
19. D
20. D
Lampiran 9
SOAL TES AKHIR SIKLUS II “PERSEGI DAN JAJARGENJANG”
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat Untuk menjawab No. 1- 2, perhatikan gambar persegi dibawah ini !
A B
5 cm
D C
1. Rumus kelling bangun diatas adalah …..
a. 4 x AB b. 4 x AC c. 4 x BD d. 2 (AC+BD)
2. Keliling persegi ABCD diatas adalah …..
a. 10 cm b. 15 cm c. 20 cm d. 25 cm
3. Tentukan keliling persegi yang panjang sisinya 71 cm …..
a. 284 cm b. 355 cm c. 4961 cm d. 5041 cm
4. Suatu persegi memiliki keliling 40 m, berapakah panjang sisinya ….
a. 10 cm b. 15 cm c. 20 cm d. 25 cm
5. Sebuah taman berbentuk persegi, dengan panjang sisi 50 m. Jika disekeliling
taman tersebut akan ditanami pohon cemara, dengan jarak antar pohon 10 m.
Berapa banyak pohon disekeliling taman itu ….
a. 5 b. 10 c. 15 d. 20
6. Rumus luas persegi adalah …..
a. s x s b. 4 x s c. 2 (s+s) d. s x s x s
7. Tentukan luas persegi yang panjang sisinya 21 cm ….
a. 48 cm2 b. 60 cm2 c. 441 cm2 d. 491 cm2
8. Kebun pak Fauzan berbentuk persegi, dengan panjang sisinya 8 m. Berapakah
luas kebun pak Fauzan adalah ….
a. 64 cm2 b. 32 cm2 c. 24 cm2 d. 16 cm2
9. Pak Yusuf ingin membeli tanah yang luasnya 120 m2, jika harga tanah tiap
meter persegi Rp. 20.000. Berapa uang yang harus dikeluarkan oleh pak
Yusuf untuk membeli tanah tersebut ….
a. Rp. 1.200.000 b. Rp. 2.400.000 c. Rp. 12.000.000 d. Rp. 24.000.000
Untuk menjawab No. 10- 19, perhatikan gambar jajargenjang dibawah ini !
K 8 cm L
5 cm
N M
10. Sisi KL sejajar dengan sisi …..
a. LM b. NM c KN d. KM
11. Sisi LM sejajar dengan sisi ….
a. KL b. NM c KN d. KM
12. Panjang sisi NM adalah ….
a. 5 cm b. 8 cm c. 13 cm d. 40 cm
13. Jajargenjang memiliki 2 buah diagonal. Berdasarkan gambar diatas, maka
diagonal jajargenjang KLMN adalah KM dan …..
a. LN b. LM c. KL d. KN
O
14. Dagonal KM berpotongan dengan diagonal ….
a. LN b. LM c. KL d. KN
15. Kedua buah diagonal, berpotongan di titik …..
a. K b. L c. O d. M
16. Jika panjang LN= 10 cm, berapakah panjang LO = …..
a. 5 cm b. 8 cm c. 13 cm d. 40 cm
17. Berapa besar < x = …… ْ
a. 127 b. 53 c. 47 d. 37
18. Rumus keliling jajargenjang KLMN adalah ….
a. KL x MN b. KM x LN c. 2(KL+LM) d. 2 (KL x LM)
19. Keliling jajargenjang KLMN adalah ….
a. 26 cm b. 18 cm c. 13 cm d. 10 cm
20. Diketahui koordinat P(1,1), Q(6,2) dan R(7,6). PQRS adalah jajargenjang.
Tentukan koordinat titik S …..
a. (-3,-4) b. (1,-4) c. (2,5) d. (2,3)
Lampiran 10
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II “Persegi dan Jajargenjang”
1. A
2. C
3. A
4. A
5. D
6. A
7. C
8. A
9. B
10. B
11. C
12. B
13. A
14. A
15. C
16. A
17. B
18. C
19. A
20. C
Lampiran 11
Hasil Nilai Tes Akhir Sikus I
Data nilai tes akhir matematika pada siklus I sebanyak 18 siswa sebagai berikut:
Siswa Nilai S1 50 S2 85 S3 40 S4 40 S5 45 S6 80 S7 80 S8 55 S9 55
S10 45 S11 45 S12 85 S13 95 S14 55 S15 70 S16 45 S17 50 S18 40
Jika disajikan dalam bentuk tabel frekuensi sebagai berikut:
No Nilai Frekuensi Frelatif Frelatif Komulatif 1 40 3 17% 100% 2 45 4 22% 83% 3 50 2 11% 61% 4 55 3 17% 50% 5 70 1 5.5% 33% 6 80 2 11% 27.5% 7 85 2 11% 16.5% 8 95 1 5.5% 5.5%
Jumlah 18 100% Keterangan: Nilai Terendah : 40 Nilai Tertinggi : 95 Rata-rata : 59 Median : 5,25 Modus : 45
Lampiran 12 Hasil Nilai Tes Akhir Sikus II
Data nilai tes akhir matematika pada siklus II sebanyak 18 siswa sebagai berikut:
Siswa Nilai S1 65 S2 85 S3 40 S4 75 S5 65 S6 80 S7 95 S8 55 S9 75
S10 55 S11 90 S12 90 S13 95 S14 80 S15 90 S16 75 S17 75 S18 75
Jika disajikan dalam bentuk tabel frekuensi sebagai berikut:
No Nilai Frekuensi Frelatif Frelatif Komulatif 1 40 1 5.5% 100% 2 55 2 11% 94.5% 3 65 2 11% 83.5% 4 75 5 28% 72.5% 5 80 2 11% 44.5% 6 85 1 5.5% 33.5% 7 90 3 17% 28% 8 95 2 11% 11%
Jumlah 18 100% Keterangan: Nilai Terendah : 40 Nilai Tertinggi : 95 Rata-rata : 75 Median : 75 Modus : 75
DAFTAR UJI REFERENSI
Nama : Dian Lestari
NIM : 104017000501
Fakultas/Jurusan : FITK/Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika
Siswa dengan Resource Based Learning (Belajar
Berbasis Aneka Sumber)
No Sumber Pustaka Paraf
Pembimbing I II
1
2 3 4 5 6
7
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Astra, I Made. 2007. Pengembangan Bahan Ajar
Berorientasi pada Resource Based Learning untuk Calon Guru SMA, dalam Jurnal TEKNODIK, Volume XI – No. 21 : Periode Agustus 2007.
Atoshoki, Antonius, dkk. 2003. Relasi dengan Diri Sendiri.
Jakarta: PT Gramedia. Breivik, S. 2003. Resource Based Learning, dalam
http://www.centralischool.ca/~bestpractice/resource/index.html.
Busnawir dan Suhaena . 2006. Pengaruh Penilaian Berbasis
Portofolio terhadap Hasil Belajar dengan Mempertimbangkan Kemandirian Belajar Siswa, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.060, Mei 2006.
Chaeruman , Uwes A. 2003. Sistem Belajar Mandiri:
Dapatkah diterapkan dalam Pola Pendidikan Konvensional?, dalam Jurnal TEKNODIK, No.13 Desember 2003.
Chaeruman, Uwes A. 2008. Belajar berbasis Aneka Sumber,
dalam http://www.teknologipendidikan.net/belajar-berbasis-aneka-sumber
8 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Chaeruman, Uwes A. 2008. Tips melaksanakan Resource-Based Learning, dalam http://www.teknologipendidikan.net/?p=133&cpage=1#comment-562
Darwing Padupai dan Nurdin. 2008. Penerapan Pendekatan
Open Ended Problem dalam Pembelajaran Kalkulus, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.074, September 2008.
Depdiknas. 2004. Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan
Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV Tamita Utama.
Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika.
Yogyakarta: Multi Pressindo. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Marjohan. 2007. Kemandirian dalam Belajar Perlu
Ditingkatkan, dari http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2007/11/01/ artikel-kemandirian -dalam-belajar-perlu-ditingkatkan/
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2008. Psikologi
Remaja. Jakarta: Bumi Aksara Mu’tadin, Zainun. 2002. Kemandirian sebagai Kebutuhan
Psikologis Remaja, dalam http://www.e-psikologi.com/remaja/250602.htm.
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru,
Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA.
Sabri, M. Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya.
19
20
21
22
23
24
25
26
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2004. Kemandirian Belajar dan Prestasi siswa
SMA Unggulan, dalam Jurnal Varidika Vol 16, 1 Juni 2004.
Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA UPI. Tahmid, Mohammad . 2003. Belajar Berbasis Aneka
Sumber (BEBAS), dalam Jurnal TEKNODIK No.13. Tim Penyusun. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktvistik. Jakarta: Prestasi Pusaka.
Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan
Konstruktivistik. Jakarta: GP Press.
Jakarta, 10 Maret 2010
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud Drs. Rachmat Mulyono M.Si. Psi
NIP. 150 228 775 NIP 150 293 240
Lampiran 14
4 5 7 21 2 3 19 23 25 32 1 11 20 22 29 6 10 12 13 24 28 16 17
A 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
B 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 4 2 4 2 4 3 4
C 2 3 3 2 3 4 2 2 1 3 4 2 4 1 3 3 4 2 3 1 2 2 4
D 1 3 1 4 3 2 3 1 1 4 3 4 4 1 3 3 2 4 4 3 4 4 4
E 2 2 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 1 4 3 1 4 2 2 4 4 1
F 2 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3
G 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 1 1 3 2 3 2 3
H 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3
I 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2
J 1 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 1 3 4 2 4 4 3 3 4 4
K 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3
L 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3
M 3 4 4 3 3 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
N 1 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
O 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3
P 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3
Q 3 4 1 1 3 3 4 4 3 4 3 2 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 1
R 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
Persentase Angket Kemandirian Belajar Siswa Setelah Tindakan
Siswa
No Item
Dimensi Inisiatif Dimensi Percaya Diri
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
69% 77% 76% 76% 78%
Indikator 4 Indikator 5
26 9 15 18 27 30 33 8 14 31
3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 73%
3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 80%
3 2 1 4 4 4 3 1 3 2 66%
4 4 3 3 3 4 4 3 2 2 74%
4 3 4 3 3 1 4 4 4 4 77%
3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 86%
2 2 2 3 4 3 1 3 3 3 62%
3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 80%
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 67%
4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 82%
4 3 2 3 3 3 2 2 4 4 75%
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69%
3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 88%
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 78%
3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 86%
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70%
3 4 1 1 2 3 4 4 4 4 77%
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77%
76%
Persentase Angket Kemandirian Belajar Siswa Setelah Tindakan
PersentaseDimensi Tanggung Jawab
79%
Indikator 5 Indikator 6 Indikator 7
77%
Lampiran 13
4 7 11 29 2 3 27 31 33 40 1 15 28 30 37 10 14 16 17 32 36 24 25 34 13 23 26 35 38 41 12 22 39
A 2 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 66%
B 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 73%
C 1 3 3 1 2 1 2 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3 1 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 69%
D 2 4 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 4 2 4 77%
E 2 3 1 1 3 2 1 1 1 4 2 4 2 3 1 3 1 1 3 1 3 1 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 1 47%
F 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 70%
G 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 54%
H 2 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 77%
I 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 61%
J 2 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1 3 4 4 2 2 3 4 3 4 2 3 2 78%
K 2 3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 4 67%
L 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 65%
M 1 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90%
N 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 79%
O 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 83%
P 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 64%
Q 2 4 2 1 3 3 4 4 4 4 3 2 1 1 4 2 3 4 4 4 1 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 4 4 72%
R 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 76%
71%71% 75%67% 71% 71% 69% 71%
Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa Sebelum Tindakan
Siswa
No Item
PersentaseDimensi Inisiatif Dimensi Percaya Diri Dimensi Tanggung Jawab
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6 Indikator 7
Lampiran 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 A 3 3 4 1 4 3 4 1 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 42 B 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 33 C 4 3 4 2 4 4 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 34 D 3 3 3 1 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 35 E 3 3 4 1 4 4 3 2 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 26 F 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 1 4 4 1 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 2 2 47 G 2 2 3 2 3 3 4 3 4 2 1 3 2 1 2 2 3 3 3 3 4 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 38 H 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 3 2 3 4 3 1 3 3 4 3 1 2 3 3 4 1 3 3 4 2 49 I 3 1 2 2 4 4 3 4 3 1 3 1 2 1 1 2 1 3 4 3 4 2 3 1 2 2 1 1 1 2 1 2 110 J 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 2 4 3 2 3 311 K 4 3 3 1 1 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 312 L 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 413 M 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 314 N 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 2 4 4 3 4 2 2 4 4 3 3 4 2 3 2 4 4 3 415 O 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 316 P 2 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 317 Q 3 3 4 2 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 1 318 R 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 1 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 1 2 1 2 2 2 119 S 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 420 T 3 3 4 1 4 3 4 1 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4
Jumlah 65 56 71 48 70 61 71 59 67 62 60 72 59 55 58 65 72 63 67 59 64 69 59 56 61 60 64 54 57 60 60 55 62219 ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ##211 ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ##
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
0.4 0.4 0.3 1.2 0.7 0.4 0.3 1.4 0.2 0.8 1.0 0.5 0.4 0.8 0.9 0.5 0.5 0.7 0.6 0.4 0.6 0.3 0.8 0.6 0.5 0.6 1.0 0.7 0.9 0.9 0.7 0.6 0.8
26.9
0.9r11
Uji Realibilitas Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa
No RespNo Soal
Nomor
di2
2t
34 35 36 37 38 39 40 41 424 3 3 3 3 4 3 3 3 1353 3 3 3 3 3 4 2 4 1343 3 3 3 3 3 4 2 4 1263 3 3 4 3 3 4 2 4 1364 3 4 4 3 4 4 3 4 1303 2 4 4 3 4 4 2 3 1372 2 2 1 2 2 3 1 4 1023 1 1 3 4 3 1 1 4 1153 1 4 4 3 1 1 2 4 943 2 3 3 3 3 3 3 4 1294 2 4 4 3 3 4 2 3 1384 4 4 4 4 4 4 3 4 1574 3 4 3 4 3 3 3 4 1453 4 4 3 3 3 4 3 3 1413 3 3 3 3 3 3 3 2 1213 3 3 2 3 3 3 3 3 1174 4 4 4 4 4 3 4 3 1402 2 4 3 4 2 4 2 4 1223 3 4 4 3 4 4 3 4 1524 3 1 3 3 4 3 3 3 13365 54 65 65 64 63 66 50 71 2604## ## ## ## ## ## ## ## ## ##### ## ## ## ## ## ## ## ## ####
34 35 36 37 38 39 40 41 42
0.4 0.7 0.9 0.6 0.3 0.6 0.8 0.6 0.3
Total
Lampiran 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
1 A 3 3 4 1 4 3 4 1 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 135
2 B 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 134
3 C 4 3 4 2 4 4 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 126
4 D 3 3 3 1 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 136
5 E 3 3 4 1 4 4 3 2 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 130
6 F 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 1 4 4 1 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 2 2 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 137
7 G 2 2 3 2 3 3 4 3 4 2 1 3 2 1 2 2 3 3 3 3 4 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 4 102
8 H 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 3 2 3 4 3 1 3 3 4 3 1 2 3 3 4 1 3 3 4 2 4 3 1 1 3 4 3 1 1 4 115
9 I 3 1 2 2 4 4 3 4 3 1 3 1 2 1 1 2 1 3 4 3 4 2 3 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 3 1 4 4 3 1 1 2 4 94
10 J 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 129
11 K 4 3 3 1 1 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 2 3 138
12 L 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 157
13 M 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 145
14 N 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 2 4 4 3 4 2 2 4 4 3 3 4 2 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 141
15 O 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 121
16 P 2 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 117
17 Q 3 3 4 2 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 140
18 R 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 1 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 4 3 4 2 4 2 4 122
19 S 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 152
20 T 3 3 4 1 4 3 4 1 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 3 3 133
65 56 71 48 70 61 71 59 67 62 60 72 59 55 58 65 72 63 67 59 64 69 59 56 61 60 64 54 57 60 60 55 62 65 54 65 65 64 63 66 50 71 2604
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
rhit 0.6 0.7 0.5 0.4 0.0 0.0 0.4 0.1 -0.2 0.8 0.5 0.7 0.6 0.6 0.4 0.6 0.8 0.2 0.0 0.1 -0.3 0.6 0.7 0.6 0.6 0.7 0.5 0.8 0.6 0.5 0.6 0.5 0.6 0.6 0.7 0.4 0.5 0.4 0.8 0.6 0.5 -0.1
thit 2.8 4.2 2.5 1.9 0.2 -0.2 1.9 0.4 -0.9 5.7 2.5 4.2 3.2 3.2 1.9 2.0 5.7 0.9 0.1 0.4 -1.3 3.2 4.2 3.2 3.2 4.2 2.5 5.7 3.2 2.5 3.2 2.5 3.2 3.2 4.2 1.9 2.5 1.9 5.7 3.2 2.5 -0.4
ttab 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8
hasil v v v v tv tv v tv tv v v v v v v v v tv tv tv tv v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v tv
Uji Validitas Instrumen Angket Kemandirian Belajar Matematika Siswa
Jumlah
No SoalRespNo Total
p
top related