linguistik historis komparatif “leksikostatistik bahasa melayu deli dengan bahasa jawa"
Post on 10-Jun-2015
3.054 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGASLINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF
“Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa”
Disusun Oleh :
Dedik Winarno 13010110130041Muhammad faizal Majid 13010110130051Maulana Aji Nugroho 13010110130067Pramoda Anindya Dipta 13010110130069Gigih Panggayuh Utomo 13010110130072
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data dari beberapa sumber yang dihimpun, Indonesia adalah salah
satu negara yang memiliki banyak beraneka ragam bahasa daerah yang tersebar di seluruh
Indonesia. Komposisinya pun sangat beraneka ragam. Ada jenis bahasa daerah yang
penuturnya seiring dengan berkembangnya waktu kian berkurang dikarenakan lemahnya
tradisi untuk mewarisi bahasa leluhur masing-masing. Melemahnya bahasa daerah sendiri
dikarenakan faktor anak muda jaman sekarang yang kurang berminat dalam
menggunakan bahasa daerah untuk digunakan percakapan sehari – hari itu semua yang
menjadi salah satu faktor semakin berkurangnya bahasa daerah. Ada juga jenis bahasa
daerah yang penuturnya banyak akan tetapi kaidah-kaidah kebahasaan yang semestinya
dipakai telah banyak yang diabaikan.
Jika dianalisis lebih lanjut, keberagaman warna bahasa daerah yang ada di negeri
ini pasti berasal dari sumber yang sama. Tidak heran jika ada beberapa kosakata dalam
bahasa daerah yang letak geografisnya berjauhan tapi memiliki kesamaan. Salah satu
samplenya adalah bahasa Melayu Deli dan bahasa Jawa.
Didasari dari Ilmu Linguistik Historis Komparatif, yakni satu jenis disiplin ilmu
yang mempelajari bahasa dalam bidang waktu serta perubahan- perubahan unsur bahasa
yang terjadi dalam bidang waktu tersebut, dibuatlah makalah yang berisi perbandingan
200 kosakata dalam bahasa Melayu Deli dan bahasa Jawa yang dilanjutkan dengan
mencari waktu pisah antara bahasa Melayu Deli dengan bahasa Jawa.
Dalam makalah ini metode yang kami gunakan adalah metode leksikostatistik,
yakni sebuah metode dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan
pengamatan kata-kata atau leksikon secara statistik, untuk kemudian berusaha
menetapkan pengelompokan itu berdasarkan prosentase kesamaan dan perbedaan suatu
bahasa dengan bahasa lain. Sedangkan metode glotokronologi adalah suatu teknik dalam
linguistik historis yang berusaha mengadakan pengelompokan dengan lebih
mengutamakan perhitungan waktu (time depth) atau perhitungan usia bahasa- bahasa
kerabat. Dalam hal ini, usia bahasa dihitung secara umum, misalnya menggunakan
satuan ribuan tahun (millenium). Kedua istilah tersebut saling tumpang tindih. Istilah-
istilah tersebut berusaha untuk menemukan data- data untuk suatu tingkat waktu yang
agak tua dalam bahasa guna menentukan usia bahasa dan pengelompokan bahasa (Keraf,
1996:121-122)
Dalam makalah ini, penulis mencari sumber data berasal dari kamus Bahasa
Melayu Deli dan Bahasa Jawa. Namun, selain dari kamus tersebut, data juga bersumber
dari wawancara dengan beberapa responden.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Seberapa besar tingkat kesamaan kosakata Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa?
b. Kapan kira-kira waktu pisah Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui prosentase kekerabatan kata antara Bahasa Melayu Deli dan Bahasa
Jawa.
b. Mengetahui waktu pisah Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi para peneliti lanjutan.
b. Sebagai bahan motivasi untuk meningkatkan kegiatan penelitian bahasa daerah di
Indonesia.
c. Untuk melengkapi khasanah pustaka bahasa dan sastra daerah, khususnya di
Perpustakaan Kementrian Pendidikan.
d. Dapat dijadikan sumber informasi tentang linguistik daerah di nusantara.
e. Bagi peneliti sendiri, menambah wawasan tantang kajian leksikostatistik Bahasa
Melayu Deli dan Bahasa Jawa.
1.5 Teori yang Digunakan
Teori merupakan prinsip dasar yang berlaku secara umum yang mempermudah seorang
penulis dalam memecahkan suatu masalah. Teori yang menjadi acuan penulis adalah
teori leksikostatistik dan teori migrasi yang dikemukaakan Gorys Keraf dalam bukunya,
Linguistik Bandingan Historis (1984).
1.6 Asumsi Dasar Leksikostatistik
Ada empat macam asumsi dasar yang digunakan sebagai titik tolak untuk mencari
jawaban mengenai usia bahasa, atau secara tepatnya dan bilamana terjadi diferensiasi
antara dua bahasa atau lebih (Keraf, 1984: 123). Asumsi dasar tersebut adalah:
a. sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan
bagian lainnya.
b. retensi (ketahanan) kosakata dasar adalah konstan sepanjang masa.
c. perubahan kosakata dasar pada semua bahasa adalah sama.
d. bila prosentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat dihitung
waktu pisah kedua bahasa tersebut.
1.7. Teknik Leksikostatistik
Untuk menerapkan keempat asumsi dasar di atas, maka perlu mengambil langkah yang
merupakan teknik metode leksikostatistik seperti:
a. mengumpulkan kosakata bahasa kerabat.
b. menetapkan pasangan-pasangan yang merupakan kata kerabat (cognate) dari kedua
bahasa tersebut, penetapan kata kerabat adalah jika:
a. pasangan itu identik
b. pasangan itu memiliki korespondensi fonemis
c. kemiripan secara fonetis
d. satu fonem berbeda;
c. menghitung usia atau waktu pisah kedua bahasa;
W=
keterangan:
W= waktu peroisahan dalam ribuan tahun (millennium) yang lalu.
r= retensi (prosentase konstan dalam seribu tahun atau indeks)
C= prosentase kerabat
log.= logaritma dari.
1.8. Metode Pengumpulan Data
Penulis memakai 2 jenis metode dalam pengumpulan data untuk pengerjaan
makalah ini. Metode pertama yakni metode kepustakaan, yakni dengan mencari buku-
buku yang berhubungan dengan penulisan makalah ini, khususnya kamus bahasa
Melayu Deli-Indonesia serta kamus bahasa Jawa-Indonesia.
Jenis metode kedua yakni metode wawancara, yakni dengan mewawancarai
langsung para penutur bahasanya. Adapun responden yang kami wawancarai yakni:
Dedik (21 tahun), penutur Bahasa Jawa.
Faisal (21 tahun), penutur Bahasa Jawa.
Tika (20 tahun), penutur Bahasa Melayu Deli.
1.9. Metode Analisis Data
Tahap untuk menyelesaikan data yang terkumpul adalah menganalisisnya.
Sehubungan dengan teknik yang penulis gunakan, yakni teknik leksikostatistik maka
prosedurnya adalah sebagai berikut:
a. mengumpulkan kosakata dasar bahasa kerabat, yaitu melalui metode kepustakaan
serta metode Interviewer.
b. Menghitung kata kerabat, yakni dengan mengikuti prosedur yang sudah
ditentukan seperti:
1. Gloss yang tidak diperhitungkan.
2. Pengisolasian morfem terikat.
3. Penetapan kata kerabat.
Rumus: C= x 100%
Keterangan:
C= cognates (kata kerabat)
K= jumlah kosakata kerabat
G= jumlah gloss
c. Menghitung Waktu Pisah
Waktu pisah antara dua bahsa kerabat yang telah diketahui prosentase kata
kerabatnya, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
W=
Keterangan:
W = waktu peroisahan dalam ribuan tahun(millennium) yang lalu.
r = retensi ( prosentase konstan dalam seribu tahun atau indeks )
C = prosentase kerabat
Log. = logaritma dari.
BAB II
ISI
2.1 Bahasa Melayu Deli
Bahasa Melayu termasuk dalam bahasa-bahasa Melayu Polinesia di bawah rumpun
bahasa Austronesia. Menurut statistik penggunaan bahasa di dunia, penutur bahasa
Melayu diperkirakan mencapai lebih kurang 250 juta jiwa yang merupakan bahasa
keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa-bahasa di dunia.
Bahasa Melayu mencakup sejumlah bahasa yang saling bermiripan yang dituturkan
di wilayah Nusantara dan di Semenanjung Melayu. Sebagai bahasa yang luas
pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di Brunei, Indonesia(sebagai bahasa
Indonesia), dan Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia); bahasa
nasional Singapura; dan menjadi bahasa kerja di Timor Leste (sebagai bahasa Indonesia).
Bahasa Melayu merupakan lingua franca bagi perdagangan dan hubungan politik di
Nusantara sejak sekitar A.D 1500-an. Migrasi kemudian juga turut memperluas
pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula
di Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand selatan, Filipina selatan, Myanmar selatan, sebagian
kecil Kamboja, hingga Papua Nugini. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau
Christmas dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia.
Suku Melayu Deli, adalah salah satu suku melayu yang mendiami kabupaten Deli Serdang. Penyebaran meliputi kota Medan, Deli Tua, daerah pesisir, pinggiran sungai Deli dan Labuhan. Di kota Medan suku Melayu Deli banyak menempati daerah pinggiran kota. Populasi suku Melayu diperkirakan lebih dari 2 juta orang.
Suku Melayu Deli berbicara dalam bahasa Melayu Deli. Sekilas bahasa Melayu Deli mirip dengan bahasa Indonesia dengan logat melayu yang kental dan pengucapan yang lebih singkat dan cepat. Pada beberapa tempat, bahasa Melayu Deli menggunakan dialek 'e', mirip dengan bahasa Maye-Maye dan bahasa Malaysia.
Contoh bahasa Melayu Deli:
Indonesia - Melayu Deli
kau = ko, kow
ini = ni
itu = tu
Bahasa Melayu Deli, memiliki sub-bahasa di kota Medan yang berkembang menjadi salah satu dialek bahasa Melayu, yaitu bahasa Medan. Bahasa Medan pada dasarnya sama dengan bahasa Melayu Deli, namun banyak menyerap bahasa-bahasa lain, seperti dari bahasa Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, China, India, Arab, Minangkabau, Inggris, Belanda dan lain-lain. Sedangkan logat bahasa Medan banyak dipengaruhi logat batak, sehingga logatnya terdengar semi melayu dan semi batak.
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu Deli(normal)
Bahasa Bahasa Melayu Deli(sopan)
di atas .. di luhur .. palih luhur ..
di belakang .. di tukang .. palih pengker ..
di bawah .. di handap .. palih handap ..
di dalam .. di jero .. palih lebet ..
di luar .. di luar .. palih luar ..
di samping .. di sisi .. palih gigir ..
di antara ..dan ..
di antara ..jeung ..
antawis ..sareng ..
Bahasa IndonesiaBahasa Melayu Deli
(normal)Bahasa Melayu Deli
(sopan)
Sebelum saacan, saencan, Sateuacan
saméméh
Sesudah Sanggeus Saparantos
Ketika Basa Nalika
Besok Isukan Enjing
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu Deli(normal)
Bahasa Melayu Deli(sopan)
Lapar Tina Tina
Ada Aya Nyondong
Tidak Embung Alim
Saya Urang Abdi/sim kuring/pribados
2.1.2 Letak Geografis Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang berada pada ordinat 2°57’-3°16’ LU
98°33’-99°27’ BT, Provinsi Sumatera Utara. Luas daerahnya 2.808,91 km2. Berada 5
meter di atas permukaan laut. Total populasi 1,790,431 jiwa (sensus pada tahun 2010)
yang terdiri atas: Penduduk 35.378.483 jiwa yang terdiri dari: Suku Melayu 55%, Suku
Jawa 18%, Suku Karo 10%, selebihnya terdiri dari: Suku Batak, Minang, Tionghoa.
Secara administratif, daerah dibagi menjadi 22 kecamatan dan 389 / 14 kelurahan.
Ibukotanya adalah Lubuk Pakam. Batas-batas: Utara berbatasan dengan Selat Malaka
dan Kabupaten Langkat, Selatan berbatasan dengan Kotamadya Medan dan Kecamatan
Sunggal, Barat berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak, Timur berbatasan
dengan Kecamatan Persut Sei Tuan dan Kotamadya Medan.
2.1.3 Sejarah dan penyebaran
Nama Melayu mulai dikenal pada masa berdirinya kerajaan Melayu di wilayah
Sungai Batanghari yang kini membelah Propinsi Jambi. Dari sini kemudian kemungkinan
tersebar hingga ke semenanjung Melayu. Suku Melayu merupakan salah satu suku
terbesar di Indonesia setelah Suku Jawa dan Sunda. Pulau Sumatera merupakan dasar dari
asal bahasa Melayu. Kerajaan-kerajaan Melayu pernah ada dan tersebar hingga ke Pulau
Kalimantan (Borneo). Daerah Siak merupakan pusat Melayu di daratan, Melayu dialek 'o'
banyak dipakai di pedalaman Riau. Kepulauan Riau: Sudah sangat diketahui bahwa
Kepulauan Riau adalah pusat kebudayaan Melayu di Indonesia. dari sinilah katanya
Bahasa Indonesia berakar, serupa dengan Johor.
2.1.4 Variasi dalam Bahasa Melayu
Ada kesulitan dalam mengelompokkan bahasa-bahasa Melayu. Sebagaimana
beberapa bahasa di Nusantara, tidak ada batas tegas antara satu varian dengan varian lain
yang penuturnya bersebelahan secara geografis. Perubahan dialek seringkali bersifat
bertahap. Untuk kemudahan, biasanya dilakukan pengelompokan varian sebagai berikut:
1. Bahasa-bahasa Melayu Tempatan (Lokal)
2. Bahasa-bahasa Melayu Kerabat (Paramelayu, Paramalay = Melayu "tidak
penuh")
3. Bahasa-bahasa kreol (bukan suku/penduduk melayu) berdasarkan bahasa
Melayu
Jumlah penutur bahasa Melayu di Indonesia sangat banyak, bahkan dari segi jumlah
melampaui jumlah penutur bahasa Melayu di Malaysia maupun di Brunei Darussalam.
Bahasa Melayu dituturkan mulai sepanjang pantai timur Sumatera, Kepulauan Riau,
Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu hingga pesisir
Pulau Borneo dan kota Negara, Bali.
2.1.5 Peta Kabupaten Deli Serang (pemakaian dialek Melayu Deli)
2.1.6 Letak geografis jawa tengah
Jawa tengah adalah salah satu profinsi Indonesia yang bertempat pada bagian tengah
Pulau Jawa. Profinsi ini bersebelahan dengan Profinsi Jawa Barat di bagian sebelah barat, di
bagian timur berbatasan dengan Profinsi Jawa Timur, di bagian sebelah selatan berbatasan
dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Samudra Hindia, dan di bagian utara berbatasan
dengan Laut Jawa. Profinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulai Nusakambangan di bagian
selatan dan Kepulauan Karimun Jawa di bagian Laut Jawa, sehingga Profinsi Jawa Tengah
memiliki luas wilayah sekitar 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas keseluruhan Pulau
Jawa. lokasi geografis Profinsi Jawa Tengah 5o40' karo 8o30' Lintang Selatan juga antara
108o30' dengan 111o30' Bujur Timur (hal tersebut termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak
paling jauh dari barat sampai timur adalah ± 263 Km, dari sisi utara sampai arah selatan 226
Km (tidak termasuk pulau Karimunjawa). Profinsi Jawa Tengah dibagi menjadi 29 kabupaten
dan 6 kota, yaitu:
No Nama Kabupaten
Kilometer Persegi
1 Banjarnegara 1.096,74 km²2 Banyumas 1.329,02 km²3 Batang 788,00 km2
4 Blora 1.820,59 km²5 Boyolali 1.015,10 km²6 Brebes 1.281,115 km²7 Cilacap 1.657,73 km²8 Demak (tidak tercantum)9 Grobogan (tidak tercantum)10 Jeporo (tidak tercantum)11 Karanganyar (tidak tercantum)12 Kebumen 1.281,115 km²13 Kendal (tidak tercantum)
14 Klaten 655,56 km²15 Kudus 425,17 km2
16 Magelang 1.085,73 km2
17 Pati 1.419,07 km²18 Pekalongan (tidak tercantum)19 Pemalang 1.115.31 km²20 Purbalingga 777.76 km²
21 Purworejo (tidak tercantum)22 Rembang (tidak tercantum)23 Semarang 981,95 km2
24 Sragen 946,49 km2
25 Sukoharjo 466,66 km2
26 Tegal 878,79 km2
27 Temanggung 870,25 km2
28 Wonogiri 1.822,37 km2
29 Wonosobo 984,68 km2
No Nama Kota1 Magelang2 Surakarta3 Salatiga4 Semarang5 Pekalongan6 Tegal
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang ada di Indonesia. Bahasa Jawa
dituturkan oleh lebih dari 80 juta orang, baik yang berada di Indonesia sendiri maupaun di
Luar negeri. Bahasa Jawa merupakan rumpun dari bahasa Austronesia setelah Malayo-
Polenisia, Malayo-Polenisia inti, dan Sunda-Sulawesi. Bahasa ini dituliskan dengan tiga
sistem penulisan, yaitu dengan aksara Jawa, aksara Arab, dan aksara latin. Bahasa Jawa
adalah bahasa yang dipakai dan berkembang di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah,
Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain ketiga daerah tersebut, Bahasa Jawa juga digunakan di
wilayah lain seperti kota Serang, Cilegon, dan kabupaten Tanggerang, khususnya pantai utara
atau pesisir utara dari Cirebon sampai Karawang. Dalam penggunaan bahasa jawa, setiap
daerah yang menggunakan bahasa jawa tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Seperti dalah
logat serta dialek. Contohnya adalah dialek daerah Semarangan tentunya sangat berbeda
dengan dialek Banyumasan. Dialek Banyumasan tentunya juga sangat berbeda dengan dialek
daerah Pati. Selain dari daerah-daerah yang disebutkan, bahasa Jawa juga dipergunakan di
luar daerah jawa namun tetap di dalam wilayah Indonesia, yaitu digunakan di Lampung
(61,9%), Sumatra Utara (32,6%), jambi (27,6%), Sumatra Selatan (27%), dan Aceh yang
dikenal sebagai Aneuk Jawoe sebesar (15,87%).
2.1.7 Persebaran Bahasa Jawa
Dalam penyebarannya, penyebaran bahasa Jawa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satu faktor tersebut adalah perpindahan penutur bahasa menuju ke tempat yang berbeda
bahasa. Misalnya adalah transmigrasi, urbanisasi atau bahkan bisa melalui proses merantau
yang berartikan mencari mata pencaharian di tempat yang mempunhyai perbedaan dalam hal
kebahasaan. Dalam proses tersebut, orang jawa yang melakukan kegitan tersebut membawa
bahasa jawa beserta kebudayaan-kebudayaan jawa. Sehingga, di tempat tersebut mampu
tercipta suatu perkampungan baru yang menggunakan bahasa serta kebudayaan jawa yang
dibawa oleh orang jawa tersebut. Hal tersebut terjadi di perkampungan Jawa di Suriname,
Amerika Selatan. Perkampungan tersebut terjadi akibat bangsa atau suku jawa yang dibawa
oleh Belanda pada abad ke-19 sebagai pekerja bebas oleh para tentara Belanda. Sama halnya
dengan perkembangan TKI (Tenaga Kerja Indonesia), semakin banyaknya TKI Jawa yang
lama tinggal dan beranak pinak, maka kehidupannya tak akan lepas dengan bahasa dan
kebudayaan Jawa.
2.1.8 Variasi Bahasa Jawa
Bahasa Jawa mempunyai berbagai macam keragaman variasi, dan sampai sekarang
variasi tersebut masih terpelihara kelestariannya. Variasi bahasa tersebut adalah dialek.
Dialek bahasa jawa dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Yaitu kelompok barat meliputi
Banten, Cirebon, Tegal, Banyumasan, dan Bumiayu. Kelompok tengah meliputi Pekalongan,
Kedu, Bagelan, Semarang, Pantai Utara (Jepara, Demak, Kudus, Pati), Blora, Surakarta,
Yogyakarta, dan Madiun. Kelompok tengah ini biasa dikenal sebagai bahasa Jawa Tengahan
atau Matraman. Dialek Surakarta dan Yogyakarta menjadi acuan baku pemakaian resmi
bahasa jawa. Sedangkan kelompok timur meliputi Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro),
Surabaya, Malang, Jombang, Tengger, dan Banyuwangi.
2.1.9 Peta Persebaran Bahasa Jawa
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Daftar 200 Kata Leksikostatistik Morris Swadesh
No. Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Bahasa Jawa Kekerabatan(Gloss) Deli
1 abu abam awu -2 air aer banyu -3 akar - oyot -
4 aku awak aku -5 alir - mili -6 anak anak anak +7 anjing - asu -8 angin angin angin +9 apa - apa -10 api bara geni -11 apung apong kambang -12 asap - asep -13 awan - mega -14 bagaimana - piye -15 baik baek apik -16 balik - walik -17 banyak banak akeh -18 bapak abi bapak -19 baring bam glethak -20 baru - anyar -21 basah - teles -22 batu batu watu +23 beberapa - sepira -24 belah - sigar -25 benar - bener -26 benih - wiji -27 bengkak - abuh -28 berenang - renang -29 berjalan - mlaku -30 berat - abot -31 beri upeti weneh -32 besar tegap gedhe -33 bilamana - kapan -34 binatang - kewan -35 bintang - lintang +36 buah buah woh -37 bulu - wulu -38 bunga - kembang -39 bunuh bunoh pati -40 buru (ber-) - oyak -41 buruk burok elek -42 burung burung manuk -43 busuk busok bosok +44 daging - daging -45 dan - lan -46 danau - tlaga -47 darah - getih -48 datang - teka -49 daun daon godhong -
50 debu abu awu +51 dekat ambang cedhak -52 dengan - karo -53 dengar - krungu -54 di dalam - jero -55 pada - ing -56 dingin - adhem -57 di mana - endi -58 diri (berdiri) - ngadhek -59 di sini - kene -60 di situ - kono -61 jahit jait dondom -62 jalan pasar dalan -63 jantung jantung jantung +64 jatuh cicir tiba -65 jauh jaoh adoh -66 jeram - grojogan -67 dorong - surung -68 dua - loro +69 duduk - jagong +70 ekor ikor buntut -71 empat - papat +72 engkau - kowe -73 gali korek kedhuk -74 garam - uyah -75 ganuk (meng-) - - -76 gelembung - - -77 gemuk tambun lemu -78 gigi gigi untu -79 gigit kikil cokot -80 gosok puyu gosok -81 gunung jabal gunung -82 hantam tumbuk antem -83 hati hati ati +84 hijau - ijo -85 hidung hidong irung +86 hidup - urip -87 hisap jujub sedot -88 hitam bajak ireng -89 hitung kera itung -90 hujan hujan udan +91 hutan utan alas -92 ia - deweke -93 ibu ende ibu -94 ikan - iwak -95 ikat tambat iket -
96 istri istri bojo -97 itu - kuwi -98 kabut sagup pedhut -99 kaki kaki Sikil -100 kalau kalau menawa -101 kami, kita - aku kabeh -102 kamu - kowe kabeh -103 kanan - tengen -104 karena, sebab kerne amarga -105 kata (ber-) - ngomong -106 (ber-)kelahi - gelut -107 kepala - sirah -108 kering kering garing +109 kecil kecit cilik -110 kiri kidal kiwa -111 kotor kumal reget -112 kulit - kulit -113 kuku - kulite uwit -114 kuning - kuning -115 kutu tungau tuma -116 lain - liya -117 langit - langit -118 laut - segara -119 lebar - amba -120 leher - gulu -121 lelaki jantan lanang -122 lempar tepelohong balang -123 lidah - ilat -124 lihat keleh ndelok -125 lima lima lima +126 licin elir lunyu -127 (ber-) ludah beludah idu -128 lurus - lenceng -129 main - dolan -130 makan baham mangan -131 malam - bengi -132 mata mata mripat -133 matahari - srengenge -134 mati, meninggal - mati -135 merah - abang -136 mereka - dheweke -137 minum turap umbe -138 mulut - cangkem -139 muntah ngeledak muntah -140 nama nama jeneng -141 napas nafas ambekan -
142 nyala nyala urup -143 nyanyi nyanyi nembang -144 orang orang uwong -145 panas angat panas -146 panjang - dawa -147 pasir - wedhi -148 pegang - cekel -149 pendek pandak cendhek -150 peras - peres -151 perempuan betina wadon -152 perut perot weteng -153 pikir - mikir -154 pohon pokok uwit -155 potong iris kethok -156 punggung - geger -157 putih puteh putih +158 rambut - rambut -159 rumput - suket -160 sayap kepak suwiwi +161 satu - siji -162 sedikit - sethithik -163 siang - awan -164 siapa - sapa -165 sempit - sesek -166 semua semue kabeh -167 suami - bojo -168 sungai - kali -169 tajam - - -170 tahu - ngerti -171 tahun taun taun +172 takut - wedi -173 tali tali tali +174 tanah - lemah -175 tangan - tangan -176 terik - ngentang -177 telingga - kuping -178 telur telor endhog -179 terbang mabur mabur +180 tertawa baha guyu -181 tidak tida ora -182 tidur beradu turu -183 tiga - telu -184 tikam - - -185 tipis nipis tipis +186 tiup(me-) - sebul -187 cacing - cacing -
188 cium(bau) memahi ngambu -189 tua tua tuwa +190 cuci basoh kumbah -191 tulang - balung -192 tebal - kandel -193 tumpul - kethul -194 tongkat - teken -195 ular ular ula +196 usap usab usap +197 usus - usus -198 air bah - banjir -199 musim kemarau kemarau ketiga -200 minum - ngumbe -
Tabel 1. Pengisolasian Morfem Terikat
No Gloss Melayu Jawa
23 Bohong Dupak (ng-) apusi125 Kulum Kemut (ng-)emut141 (me-)nari Ngebeng ngibing143 (me-)ngantuk Ngantak ngantuk145 (me-)ngerti Reti mudheng146 (me-)ngigau Igau nglindur149 (me-)nunjuk Acung Tudhing150 mimpi Impi Ngimpi
Tabel 1. Pengisolasian Morfem Terikat
No Gloss Melayu Jawa
23 Bohong Dupak (ng-) apusi125 Kulum Kemut (ng-)emut141 (me-)nari Ngebeng ngibing143 (me-)ngantuk Ngantak ngantuk145 (me-)ngerti Reti mudheng146 (me-)ngigau Igau nglindur149 (me-)nunjuk Acung Tudhing150 mimpi Impi Ngimpi
Tabel 2. Penetapan Kata Kerabat (cognate
a. Pasangan itu identik (total ada 11 kata)
No Glos Melayu Jawa
1 acar Acar acar3 alim Alim alim41 dadar dadar dadar72 haram haram haram81 imam imam imam82 imsak imsak imsak94 janji janji janji102 Jinjit jinjit jinjit114 kempot kempot kempot120 keset keset keset
161 nangka nangka nangka
b. Pasangan itu memiliki korespondensi fonemis (total ada 9 kata)
Dari analisis terbentuk korespondensi fonemis /e-i/, /a-e/,/i-hi/
No Gloss Sunda Melayu
83 hati Hate Hati
97 itu Eta Itu
35 bintang Bentang Bintang
124 lihat Tingali Tengok
140 nama Name Nama131 malam Malem Malam
104 karena, sebab Sabab Sebab
89 hitung Itung Hitung
84 hijau Ijo Hijau
c. Kemiripan secara fonetis
Kemiripan secara fonetis yakni bahwa ciri-ciri fonetisnya harus serupa sehingga
dapat dianggap alofon.
d. Satu fonem berbeda (total ada 21 kata)
No Glos Melayu Jawa
6 Baca Baca maca18 Biawak Menyawak mencawak35 Cara care cara36 Catat catet cathet38 Celaka bala mala44 Debu abu awu58 Gatal gatal gatel88 Jagung jagong jagung101 Jilat jilat dilat104 Kain kaen kain107 Kapas kapok kapuk108 Karam karam kerem124 Kualat kualat kuwalat134 Lutut dengkul dhengkul140 Menara benara menara
143 mengantuk ngantak ngantuk154 mobil, bus umum motor montor183 Rasa rase rasa185 Ringan enteng entheng196 Tua tua tuwa200 Waktu waketu wektu
Dua fonem berbeda
No Glos Melayu Jawa
2 Adat Ade adat8 Bagi Bagika Bagi9 bahasa Bahasa Basa40 Dada Dada dhadha69 Hafal Hafal apal125 Kulum Kemut Ngemut141 menari Ngebeng ngibing142 mendung Mendong mendhung147 mentah Matah mentah150 mimpi Impi ngimpi160 Nanas Enas nanas
Tahun Pisah
Dari 200 buah kata maka dapat dilihat bawa kata yang memiliki:
a. Bunyi yang sama total = 60 kata
b. Kemiripan bunyi makna sama = 21 kata
Jumlah kekerabatan = 81 kata atau 40,5%
Menghitung Waktu Pisah Bahasa Jawa dengan Bahasa Melayu deli
Kemiripan bunyi makna sama = 21 kata
Jumlah kekerabatan = 81 kata atau 40,5%
Menghitung Waktu Pisah Bahasa Jawa dengan Bahasa Melayu deli
W= log. C
2 log. R
W= log. 40,5%
2 log. 81%
W= 1,61
3,81
W= 0,42
Jadi, waktu pisah Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu Deli adalah 0,42 tahun yang lalu. Hasil
terakhir ini dapat diubah menjadi tahun biasa setelah dikalikan dengan seribu. Tahun pisah
Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu Deli adalah 2013 – 420 = 1593 M. Jadi, Bahasa Jawa
berpisah dengan Bahasa Melayu Deli dari sebuah bahasa induk pada tahun 1593 M.
BAB IV
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian teoritis yang dikemukakan pada leksikostatistik memberi
perbandingan antara Bahasa Sunda dan Bahasa Melayu maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting sebagai sarana komunikasi.
2. Bahasa selalu berubah sesuai perkembangan dan pengaruh lingkungan.
3. Leksikostatistik adalah suatu teknik dalam pengelompokkan bahasa yang lebih
cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk
kemudian berusaha menetapkan pengelompokkan itu berdasarkan prosentase
kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain.
4.2 Saran
Setelah memperhatikan dan menganalisa mengenai leksikostatistik, Bahasa Sunda
degan Bahasa Melayu, penulis dapat memberi saran:
1. Melihat pentingnya fungsi bahasa di Indonesia agar dapat diperhatikan bagi
pendidikan terutama peneliti dan pembaca yang bertujuan sebagai pengembangan
bahasa khususnya bahasa daerah.
2. Di era globalisasi ini bahasa daerah sudah semakin terkikis oleh sebab itu kita
sebagai Bangsa Indonesia yang beragam suku harus melestarikan budaya dan bahasa
ibu (basic vocabulary) agar terpelihara dan tidak punah.
Daftar Pustaka
Hayati Chairil, dkk. 1985. Kamus Melayu Deli – Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Sugiarto, dkk. Kamus Indonesia – Daerah. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
top related