lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/866/8/lampiran.pdfseperti yang...
Post on 08-Jun-2019
212 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
93
Narasumber: Heppi Nurfianto
Jabatan: General Manager Corporate Communications and Promotions
Lokasi dan Waktu: Siloam Hospitals (Head Office) lt. 5 dan tanggal 10 November 2014
pkl. 09.30 WIB
A: Tanya
B: Jawab
A: Ehm... Saya mau nanya tentang strength atau kekuatan Siloam Hospitals dibanding
dengan rumah sakit lain?
B: Bisa dibilang strength dari Siloam Hospitals itu kita memiliki jaringan yang cukup
banyak, saat ini kita sudah memiliki 19 rumah sakit sehingga ini sebagai rumah sakit
swasta kita bisa dibilang paling besar yah dan juga itu jadi strengthnya. Kami selalu
melengkapi peralatan medis, baik untuk rumah sakit yang kami miliki maupun yang kami
beli diakuisisi itu memang dengan peralatan medis yang dibutuhkan saat ini, seperti
MRI, lalu city scan, dan juga hmm...yang khusus seperti hmm...rumah sakit kanker
seperti yang fokus kanker di MRCC yang di Semanggi maupun di Siloam TB Simatupang
dengan peralatan untuk pengobatan penyakit kanker, seperti Linex dan juga ada
apa..hmm..sama itu lah hmm.. mesin-mesin yang namanya kedokteran nuklir.
A: Hmm, OK. Kalau weakness dari Siloam Hospitals apa kira-kira?
B: Weaknessnya?
A: hehehe
B: Kita ini... hmm.. hmm... saat ini mengalami kendala saat pembangunan unit kami yang
baru itu dalam perekrutan tenaga medis, tenaga medisnya gitu.
A: Berarti tenaga medisnya agak kurang yah, Pak?
B: Iya, misalnya untuk Indonesia timur, di sana kan fakultas kedokteran gak begitu
banyak kan. Jadi sebelum rumah sakit dibangun kami bekerjasama dengan universitas
negeri di daerah itu maupun sekolah tinggi ilmu kesehatan gitu.
A: ehm.. Iya. Lalu kesempatan atau peluang dari Siloam Hospitals itu seperti apa ya?
B: Iya.. Kesempatan sangat besar, karena apa. Indonesia itu memiliki jumlah penduduk
yang sangat besar dan masalah yang paling utama adalah masalah kesehatan. Akses
aksesibilitas mereka untuk masuk ke rumah sakit sangat sulit sekali. Sehingga kenapa
rumah sakit hanya tersebar di pulau jawa, yang bagus-bagus hanya tersebar di pulau
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
94
jawa karena wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Indonesia timur sangat kurang itu, oleh
karena itu Kami melihat kesempatan, pemerataan, transformasi itu harus dilakukan di
seluruh Indonesia.
A: Lalu yang menjadi kendala atau threat dari Siloam Hospitals seperti kompetitornya
siapa ya?
B: Ya.. Kalau kompetitor sih kita bilang gak ada yah. Justru kita di daerah-daerah hmm
yang daerah kita mau bangun atau tuju, mereka mengharapkan kehadiran kami. Gitu.
Nah, jadi saya bilang hambatan sebenarnya ada di sumber daya alam.
A: Sumber daya alam?
B: Eh sorry..sorry.. Sumber daya manusia. SDM nya ya, SDM nya juga seperti
infrastruktur pendukung seperti PLN gitu kan mungkin di Indonesia timur ehm untuk
jumlah pasokan listriknya itu kan sangat butuhkan gitu kan nah ini kita yang slalu
berharap dari pemerintah it cepat membangun PLTU, PLTA, itu yang akan mendukung
pasokan listrik kita terjalin karena rumah sakit kan gak boleh stop kan listriknya, gitu.
A: Ehm, lalu Bapak bisa jelasin gak sedikit tentang Siloam Heart Institute itu seperti apa
dan bagian apa dari Siloam dan bertempat di mana gitu?
B: Oke, SHI itu adalah bagian dari center excellent Siloam Hospitals group. Tetapi saat ini
SHI berada pada Siloam Hospitals Lippo Village, Siloam Hospitals Kebun Jeruk, dan
MRCCC. Jadi SHI merupakan fokus kita dalam penanganan jantung. Untuk kita dapat
mengembangkan pengobatan jantung yang saat ini menjadi sangat menakutkan di
Indonesia ini ya. Ini semacam poli jantung.
A: Kekuatan dari SHI itu sendiri menurut Bapak apa? Jadi strengthnya...
B: Strengthnya, Kami memiliki dokter-dokter yang berpengalaman gitu. Itu pertama dari
tim medisnya yang cukup handal, lalu yang kedua dari peralatan medisnya itu kita
kekuatannya.
A: Kalau weakness dari si SHI itu sendiri kira-kira apa yah Pak?
B: Weakness nya itu masalah promosi. Kita kan bagaimana pun juga rumah sakit butuh
promosi kan. Bagaimana masyarakat tahu ada Siloam Heart Institute. Lalu dari strategi
marketingnya juga kita harus kembangkan gitu. Karna kan RS tidak bisa hanya sekedar
tunggu pasien, tapi Kita harus maju proaktif. Itu yang menjadi tantangan Kami, gitu.
A: Lalu peluang seperti apa yang ada dari kehadiran SHI ini, Pak?
B: Kalo.. Kalo.. peluangnya itu sendiri jelas tingkat prevalansi pasien jantung dan juga
keterbatasan ahli jantung di Indonesia dan di Jakarta. Nah... itu yang mau kita coba ke
arah sana.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
95
A: Lalu, e... kompetitor sejenis unit pengobatan jantung dari rumah sakit lain kira-kira
siapa yah Pak?
B: Kita sih gak bisa bilang kompetitor yah.
A: hehehe
B: Jadi, semua itu partner lah karna kalo kompetitor itu seperti rebutan pasien gitu. Tapi
pusat yang jadi rujukan jantung memang pusat rujukan jantung di Yayasan Jantung
Indonesia Harapan Kita yah. Itu yang jadi rujukan.
A: Oke. Lalu dalam merancang program di Siloam Hospitals khususnya berhubungan
dengan SHI ada gak sih Pak rujukan dari pemerintah atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak pemerintah, misalnya harus ada unit tentang jantung atau sejenisnya gitu
Pak?
B: Iya, pastinya kita kerja sama dengan Kemenkes juga, kementrian kesehatan. Lalu
dengan Yayasan Jantung Indonesia, itu untuk komunitas. Dan juga, yang pasti dengan
farmasi. Perusahaan farmasi lah dan juga medical equipment gitu seperti dengan Philips
atau apa gitu. Jadi kita coba kembangkan coba meraup coba membuka itu dengan
screening heart, screening center. Kita melakukan screening pada orang-orang. Ini
bagian dari bakti kita kepada masyarakat. Misal mereka ada potensi kena jantung maka
kita berikan tindakan gratis.
A: Ehm... Lalu dari segi ekonominya, bagaimana prospek dari SHI itu sendiri untuk ke
depannya?
B: Sangat besar pastinya, sangat besar. Skali lagi kita melihat tingkat prevalensi dari
penyakit jantung itu memang cukup mematikan di dunia, maupun di Indonesia ini.
Seperti penyakit yang bisa kita bilang terminal illness lah.
A: Untuk sasaran dari populasi dan STP, segmenting targeting dan positioning dari SHI
itu sendiri untuk pria dewasa?
B: Pria dewasa... Gini, kita tidak membatasi yah. Hmm, tapi kita bilang dewasa itu mulai
dari usia 25 ke, 25 lebih lah. Karena sekarang kan orang umur 26 bisa terkena penyakit
jantung. Pria dan wanita
A: Lalu untuk kelas apa biasanya?
B: Kelasnya sih dari kita memang mereka itu mau bayar dan ditanggung asuransi atau
dengan dana pribadi itu pasti menengah ke atas. Tetapi, kita siapkan juga untuk pasien
BPJS, berarti ditanggung oleh pemerintah, gitu. Atau nanti kolaborasinya dengan Kartu
Indonesia Sehat dari pemerintah, gitu.
A: Lalu, segmen dari SHI lebih menyasar ke segmen yang lifestylenya seperti apa?
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
96
B: Life...hmm..
A: Lifestyle dari orang yang ingin disasar tuh seperti apa?
B: Yah kita melihat pertama masyarakat urban yah, perkotaan yah. Mereka yang
mungkin pola makan yang gak bener, mungkin yang tidak pernah berak..beraktivitas fisik
yang maksudnya mereka jarang..jarang berolahraga, gitu. Terus juga yang tingkat
stressnya tinggi, dan juga yang keempat faktor keturunan. Genetika yah.
A: Lalu teknologi yang terdapat pada SHI bagaimana, Pak? Sudah advance kah atau
masih rata-rata?
B: Advance.. Advance..
A: Ehm. Lalu untuk stakeholdernya hmm, stakeholder dari SHI itu sendiri itu siapa saja
Pak?
B: Untuk yang pertama kita stakeholdernya hmm, dari tim dokter sendiri. Lalu yang
kedua, apa namanya, pemerintah. Lalu yang ketiga, apa namanya, media. Lalu yang
keempat ada investor juga, mereka yang memiliki kepentingan, lalu yang kelima
masyarakat.
A: Lalu selama ini hubungan dengan stakeholdernya seperti apa Pak?
B: Yah baik-baik aja. Baik-baik aja. Kita tidak pernah ada masalah, kalau ada masalah kan
pasti sudah tidak buka.
A: Lalu, apa sih goals atau objektif yang ingin disasar oleh Siloam Heart Institute ini?
B: Sasarannya yang pasti kita ingin tujuan SHI itu adalah memberikan pelayanan yang
komperhensif kepada penderita jantung di Jakarta pada khususnya, dan Indonesia pada
umumnya. Itu kita berikan pelayanan paripurna gitu.
A: Lalu, goals dari SHI itu lebih menyasar ke awareness kah atau attitude yah Pak?
B: Lebih menyasar pada yang pertama sudah pasti awareness. Mereka peduli dulu dong
pada jantung, setelah itu baru coba. Kita gak mungkin dong langsung menghakimi orang
“eh lo gak usah ngerokok” gak mungkin dong. Tapi kita coba dulu untuk, nah salah satu
awareness kan dengan edukasi makanya kita bikin seminar, kita bikin apa namanya iklan
di koran, itu yang above the line maupun below the line. Lalu kita juga berikan
pelatihan-pelatihan pada masyarakat umum, nah itulah yang disebut setelah kita
mengcreate awareness kita menyasar pada attitude.
A: Oke,oke.
B: Sikap dan prilakunya, iya gitu Nat.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
97
A: Brarti yang jadi sasaran SHI itu kan tadi pria dan wanita. Oke... Lalu dalam
mengkomunikasikan message dari Siloam Heart Institute itu yang dipakai media massa
atau non media massa?
B: Kita melalui, ada media massa kebanyakan. Media massa itu kebanyakan melalui
iklan, koran. Sama ada talkshow juga, nanti ada juga di TV.
A: Lalu, apa pesan atau key message dari SHI itu gimana Pak tentang kesehatan jantung
nya?
B: Yah itu. Penting, jantung itu penting. Bahwa memiliki jantung yang sehat itu penting.
Sorry, yang pertama key message nya adalah deteksi dini. Orang itu harus tahu dari awal
bahwa dia bermasalah dengan jantungnya. Lalu yang kedua, tindakan. Itu key
messagenya.
A: Oke. Biasanya spokepersonnya atau orang yang menyampaikannya itu siapa Pak?
B: Dari tim dokter dari Siloam Heart Institute ini.
A: Oke. (membalik kertas) Lalu, strategi yang dipakai oleh Siloam hospitals khususnya
dalam komunikasi nya seperti apa? Lalu diimplementasikan ke taktik yang seperti apa?
B: Ehm strategi promosinya itu yah. Kita pertama nanti ada namanya Bigbang event
pertama ada iklan koran, seminar, talkshow, screeningten gratis, lalu berikutnya ada
talkshownya itu seminar medis di TV dan radio.
A: Lalu untuk startegi komunikasinya ada strategi khususnya gak Pak untuk promosiin si
SHI itu sendiri?
B: Strateginya itu yah kita memanfaatkan media itu. Pemanfaatan media, dan juga ehm..
harus gencar lah ya harus gencar kita harus promotif, harus proaktif dalam menjemput
bola gitu. Karna kan orang males untuk datang kalau mereka belum bener-bener sakit
gitu. Tapi kalo dari awal kita jemput kan mereka kenapa engga, gitu.
A: Lalu untuk agenda program untuk mempromosikan SHI itu berjalan dari kapan sampai
kapan yah Pak?
B: Gencarkannya sih sekitar Desember 2013 sampai 2014 yah. Kita terus menggempur
melakukan talkshow, seminar,
A: Kalau biasanya implementasi program dilakukan oleh inhouse atau tenaga luar Pak?
B: Hmm, kalau advertising biasanya tenaga luar. Segala iklan gitu kan kita pake tenaga
luar. Tapi kalau seminar, kita pakai inhouse.
A: Oke. Lalu budget yang dibutuhkan untuk sekali program tuh berapa yah Pak?
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
98
B: Wah kalau budgetnya itu misal iklan yah. Misal di Kompas let say 1,5 M lah bisa.
A: Kalau untuk seperti event?
B: Kalau eventnya seperti apa tuh?
A: Kayak kemarin ada senam jantung sehat kan Pak?
B: Oh, Senam jantung sehat bisa di atas 1 M itu 1 M lebih itu.
A: Sebenarnya Siloam sudah menggalakkan kesehatan jantung tuh sudah lama yah Pak?
B: Sebenarnya untuk dokter jantung sih kita sudah ada lama, namun sekarang kita mau
lebih fokus gitu. Kalau fokus kan kita berarti harus membentuk satu unit baru, gitu. Dan
itulah yang baru ditekuni, gitu. Kefokusan itu ditandai dengan Semarak Jantung Sehat
yang kita lakukan pada akhir 2013. Itu event yang pertama kita lakukan dan sangat
besar. Itu sih bagian offlinenya yah, lebih ke hura-huranya dan woro-woro kepada
masyarakat mengenai Siloam Heart Institute waktu itu. Nah itu memang sangat besar
sekali dan kita tidak hanya.. Hmm, tidak hanya ada jalan sehat, terus senam jantung
sehat, terus kita ada pencatatan rekor muri, maupun ada screeningten gitu aja
sebenernya sih.
A: Oh ehe..
B: Itu memang baru pertama kali kita lakukan, baru pertama kali kita lakukan dan
budgetnya besar. Let say 2M lah.
A: Lalu bagaimana cara mengevaluasinya, seperti setelah event, seminar. Dievaluasi dari
segi mana nya Pak?
B: Kita pertama evaluasi dari pelaksanaan eventnya. Nah apakah kemarin ada
kekurangan ini itu, ada komplain atau ngga, atau jumlah pesertanya banyak atau ngga.
Lalu pada saat kita beriklan itu, berapa banyak pasien yang bertanya pada kita “Apa sih
ini programnya?” Telfon ke call center kita untuk programnya gitu. Biasa kan kalo gitu
kan kita juga ada program produk promotions juga kan, misal screening jantung sekian
rupiah. Nah itu dari situ indikatornya.
A: Lalu setelah evaluasi, semua yang dievaluasi itu menjadi pembelajaran yang
berpengaruh pada hmm, next program hmm, untuk menyusun strategi di next program?
B: Oh iya, pasti. Pasti kita berkaca dari tahun lalu. Kok orang-orangnya cuma mau dapet
kaos doang gitu. Atau jalan baru berapa ratus meter kok udah pada bubar gitu kan.
Haha. Atau dari peserta screening jantung hanya satu atau dua yang mau pasang ring.
Kan itu bisa jadi masukkan buat kita juga.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
99
A: Oke Pak, terima kasih atas informasi dan kesediaan Bapak hmm, untuk wawancara
yah Pak.
B: Iya, sama-sama.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
100
Narasumber: Cixo Sianipar
Jabatan: Public Relations and Pipeline Support
Lokasi dan Waktu: Siloam Hospitals (Head Office) lt. 5 dan 10 November 2014 pkl.
09.30 WIB pkl. 10.00 WIB
A: Tanya
B: Jawab
A: Aku mau nanya tentang strength dari Siloam Hospitals itu sendiri?
B: Jadi gini, Siloam itu kan per unit punya strength masing-masing jadi seperti di
Karawaci strength nya seperti saraf dan jantung, di Kebun Jeruk juga jantung. Kalau
ditanya strengthnya seperti apa, kembali lagi masing-masing punya strengthnya sendiri.
Hm, punya excellent nya masing-masing.
A: Kalau hm, strengthnya dibanding rumah sakit lain, Siloam tuh kekuatannya di mana?
B: Kekuatannya di mana, quality dan service.
A: Lalu untuk hm, kelemahannya yang belum dapat bersaing dengan rumah sakit lain tuh
kira-kira bagian mana Pak?
B: Kalau di Siloam mungkin kekurangannya apa yah. Kalau ditanya kekurangannya apa
yah, karna Siloam Hospitals adalah market leader. Kita satu-satunya rumah sakit
pertama kali pioneer mendapat JCI, lalu kita cabang, hmm, paling banyak sekarang 19
hospitals, jadi kalau ditanya kekurangannya apa ehm, yah.. pasti service kita bakal terus
perbaikin. Gitu aja.
A: Hmm, kalau hmm, opportunities dari Siloam Hospitals dibanding rumah sakit lain?
Maksudnya peluangnya apa sih?
B: Oh kita mau mencapai dengan adanya Siloam kita membantu pemerintah ehe,
membantu pemerintah untuk rumah sakit. Karna kalau kita melihat kan daerah-daerah
itu tidak semua ada rumah sakit. Nah expand nya kita dengan adanya rumah sakit di
daerah-daerah ini untuk supaya gak semua langsung ke pusat. Sehingga dengan adanya
di unit masing-masing tuh misalnya ada di Bandung, ada di mana, ehm Medan, mereka
tidak perlu ke Jakarta lagi. Sama kok, service quality kita sudah standard JCI. Lalu, gausah
lah ke Jakarta. Jadi kita ingin mendukung satu daerah ada satu rumah sakit, satu rumah
sakit. Gitu.
A: Jadi per daerah yah?
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
101
B: Iya. Nantinya sampai tahun 2017 pipelinenya kita yah ada 50 hospitals.
A: Lalu untuk kompetitor dari Siloam Hospitals tuh siapa?
B: Kompetitor yah.. hehehe gimana yah.
A: Hehehe, kalau bisa ditunjuk tuh siapa kira-kira?
B: Kalau dibilang kompetitor, kita dalam rumah sakit gak ada kompetitor sebenernya.
Mungkin ehm, ehm, levelnya yang sama kali yah bisa dikatakan Pondok Indah, hm
Rumah Sakit Pondok Indah, trus Premier Bintaro, terus hmm...
A: Yang bertaraf internasional gitu yah?
B: Betul
A: Oke, kalau dari kesehatan jantungnya atau kita kan tahu Siloam ada SHI, kekuatannya
ada di mana tuh Pak?
B: Kekuatanya? Hmm
A: iya
B: Hmm, jadi kita ini salah satunya adalah untuk jantung kita sudah bisa lakukan kateter,
okeee...
A: dari segi peralatan gitu yah?
B: Peralatan. Dari segi peralatan, Kita peralatan medisnya lengkap sekali bisa dikatakan
seperti itu. Kita mau membuat bahwa rumah sakit jantung swasta adalah Siloam. Karna
selama ini kan rumah sakit jantung pemerintah kan sudah ada, sudah tahu, pasti kan,
Harapan Kita.
A: Iya hehe.
B: Nah kita mau buat seperti itu juga. Rumah sakit jantung swasta adalah Siloam.
A: Trus kalau pelayanan kesehatan jantung di Siloam itu apa, maksudnya yang belum
memadai ada gak?
B: Belum memadai.. ehm. Hehe
A: Kekurangannya apa gitu?
B: Hmm... hehe. Saat ini sih kembali lagi, kembali lagi, kembali lagi sih service. Memang
kita harus tingkatkan servicenya. Kalau dari tingkat equipment bisa dikatakan kita
hampir sama seperti rumah sakit yang ada di Malaysia, Singapore, maupun di Indonesia.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
102
A: Apa tenaga medisnya?
B: Tenaga medis kita sudah cukup lah maksudnya setiap RS minimal sudah ada spesialist.
A: Jadi, SDM nya cukup yah?
B: SDM nya cukup tapi ehm, seperti yang saya bilang akan berkembang terus karena
akan ada 50 hospitals dan klinik dan akan ada Siloam express.
A: Lalu peluang yang ada dalam pembangunan SHI itu seperti apa yah Pak?
B: Kalau bisa dikatakan penyakit jantung di Indonesia adalah pembunuh nomor satu di
Indonesia. Jadi salah satunya itu, lalu kedua adalah kita memberikan educate untuk
pencegahan jantungnya itu sendiri, jadi kita bukan hanya mengobati, tetapi kita
memberikan edukasi supaya kita tuh ngga apa sih yang kita lakukan agar tidak kena
jantung. Misalnya olahraga, pola makan, makan yang sehat, jadi kita ada seminar dan
ada kita lakukan event Semarak Jantung Sehat untuk sebagai awareness untuk ayo dong
masyarakat Indonesia itu banyak loh meninggalnya karena jantung.
A: Jadi melalui edukasi?
B: Iya betul edukasi. Dan seringkali kan dia merasa bahwa dirinya tuh nggak sakit
jantung. Lakukan screening secara dini lah.
A: Lalu, dari segi politik. Hmm, apa SHI itu ada kerja sama dengan pemerintah?
B: Oh iya. Kita kerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia.
A: Lalu dari segi ekonomi, hmm sebenarnya gimana sih prospek SHI?
B:Yah jadi kalau gitu, jadi kita dari segi prospeknya dan segi ekonominya. Kita itu setiap
tahun punya keinginan yah sudah dilakukan oleh Heart institute, kita melakukan CSR.
A: Berarti itu lebih ke taktiknya yah Pak. Lalu menyasar ke targetnya yang mana? Apakah
pria dewasa kah? Atau yang mana?
B: Semua.
A: Semua?
B: Aha.
A: Dalam kesehatan jantung?
B: Betul, karena kalau bisa dilihat sekarang kan penyakit jantung buka hanya untuk
orang yang sudah 45-50 tahun. Tapi sekarang size nya semua, anak-anak hingga dewasa
pria dan wanita.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
103
A: Lalu yang lifestyle nya di segmen seperti apa?
B: Oke, kalau ditanya lifestylenya di mana, kembali lagi, semua. Semua. Ibu rumah
tangga, pebisnis, ehm karyawan.
A: Lalu teknologi kesehatan jantung di SHI apakah sudah advance atau masih standard?
B: Advance.
A: Hmm, stakeholder mappingnya. Siapa saja yang menjadi stakeholder dari SHI? Dari
segi investor, media, gitu-gitu.
B: Stakeholder ya? Karna kita kan sudah Tbk yah. Kita sudah terbuka.
A: Jadi siapa saja yang menjadi stakeholdernya seperti tim medis kah, pasien, gitu-gitu?
B: Harus disebutkan yah? Itu banyak banget hahaha. Karna menurut saya gini, itu kan
hmm hmm ini kan Tbk yah kita gak tau semua-semuanya yang namanya Tbk kan
mappingnya banyak sekali. Tapi yang pasti masyarakat lah.
A: Tapi hubungan selama ini baik?
B: Baik, baik semua dengan investor.
A: Lalu untuk goals dan objektif dari SHI itu sendiri?
B: Tujuan kita itu tadi, kita mau memberikan pelayanan yang terbaik untuk ini yah, untuk
orang yang sudah terkena jantung. Tujuan yang kedua, kita ingin memberikan informasi
dan edukasi tentang kesehatan jantung itu, karena banyak sekali yang tidak aware
tentang jantung. Lalu yang ketiga adalah melakukan pemeriksaan dini.
A: Lalu menyasar di level mana? Awareness kah? Atau attitude kah?
B: Kita di hmm kembali lagi kalau edukasi berarti di level awareness.
A: Hmm, lalu... untuk menyampaikan pesan/ keymessage itu dipilih media massa or non
media massa?
B: Kita lakukan di media massa. Eehm, ada event-event juga, jadi semua ehm promotion
yang kita lakukan untuk mempromosikan jantungnya.
A: Hmm, biasanya spokepersonnya biasanya siapa? Apakah dokternya atau PR nya?
B: PR nya sih kalau promosi, kalau edukasinya biasa dokter.
A: Ehm, lalu taktiknya berarti via event dan media ya?
B: Event, media, edukasi.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
104
A: Seminar..
B: Seminar tentang kesehatan, iya.
A: Oke. Bagaimana tentang agenda programnya SHI? Dari kapan mulai digalakkannya?
B: Agendanya itu dalam 2014 Januari sampai 2014 Desember itu campaign kita tentang
Jantung.
A: Oke. Untuk SHI digalakkan melalui event apa yah Pak?
B: Digalakkan dengan event Semarak Jantung Sehat, kita memberikan puncak dari acara.
A: Katanya budgetnya besar yah? Hehe
B: Betul besar banget. 10rb peserta.
A: Kalau budgetnya di kisaran berapa yah Pak?
B: Budget eventnya?
A: Eventnya atau medianya. Sekali program lah, hmm. Dari awal sampai akhir?
B: Oke, event Semarak Jantung Sehat itu karena kita ada 19 hospitals, karna kita lakukan
serempak kurang lebih 1,5 M lah. Dengan event bigbangnya ya, jadi dengan 1,5 itu ada
event itu sendiri, newspaper, radio, talkshow, kita ada yah promosi-promosi yang lain
lah.
A: Lalu, dalam pengimplementasian programnya itu, pakai tenaga inhouse atau luar?
B: Inhouse.
A: Untuk kegiatan evaluasi event, seminar, dan lainnya, dievaluasi dari segi mananya ya?
B: Bisa dibilang, saya ambil dari sisi event dulu ya, kalau yang ikut sedikit itu bisa dibilang
event tidak berhasil. Ya kan? Yang kedua adalah evaluasinya kita kan ada layanan
pemeriksaan jantung, nah untuk lanjutnya lagi dia bisa datang ke hospitals, jadi berapa
orang datang ke hospitals setelah program tersebut.
A: Ada pemeriksaan jantung gratis?
B: Iya, ada pemeriksaan tensi, darah, EKG, sampai ECO dan itu gratis. Ini dari 300 orang
yang ikut event, 10 datang ke hospitals. Kita kasih harga bagus.
A: Oke.
B: Ini salah satu dari CSR nya kita.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
105
A: Setelah dievaluasi, apakah akan jadi pelajaran untuk next program?
B: Pasti.
A: Okeh, makasih yah Pak atas waktu dan kesempatannya.
B: Oke, terimakasih Sip.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
106
Narasumber: Angga
Jabatan: PR Consultant Cohn & Wolfe
Lokasi dan Waktu: Energy Building (Lt. GF) dan tanggal 5 Januari pkl. 01.00 WIB
A: Tanya
B: Jawab
A: Yang pertama, eehm... dalam perencanaan PR itu kan pasti ada yang hmm namanya
analisis SWOT nya kan, nah untuk opportunities dan threat yang ada bagi Sioam Heart
Institute tersebut. Nah, menurut Bapak, apa sih kira-kira peluang dan ancaman bagi
Siloam Heart Institute itu sendiri yang kaitannya dengan kesehatan jantung yah
tentunya. Gitu...
B: Kalau menurut aku sih bagus aja kalau Siloam ini kan berarti punya spesialnya lagi
kan. Misalnya Siloam punya khusus jantung yaitu Siloam Heart Institute, atau Darmais
yang punya khusus kanker gitu kan segala macem. Cuma, kan kalau opportunitiesnya itu
aku gak bisa bilang banyak atau nggak, tapi sepengalaman aku sih penyakit jantung yang
mematikan di dunia memang menjadi salah satunya. Apalagi sekarang penyakit jantung
itu risky kan. Makanya harus ditangani sama expertnya. Nah dengan adanya Siloam yang
punya spesifikasi ke penyakit jantung ini juga akan membantu sih pastinya. Jadi ada
peluang juga bagi Siloam untuk terjun ke komunitas-komunitas rawan sakit jantung
hmm seperti kelompok Obesitas, perokok, pekerja kantoran yg jarang olah raga gitu
untuk mengadakan kegiatan sehat yg mencegah dan mengurangi risiko penyakit
jantung, apalagi banyak yg turunan.
A: Lalu, ancamannya menurut Bapak seperti apa ya yang hmm kira-kira menjadi suatu
ancaman dari Siloam Heart Intitute itu sendiri?
B: Kalau ancaman gitu menurutku malah kan di sini kadang hmm mereka lebih percaya
sama rumah sakit luar. Jadi mendingan kalau sudah sakit kayak gini mendingan ke
Singapore aja. Jadi menurutku threat nya dia bukan rumah sakit Indonesia, malah dari
luar, gitu. Pastinya seputar pelayanan, harga, dan keahlian. Cina, Malay, Singapore yg
notabene berkualitas lebih dan berbiaya sama/lebih murah. Kalau dari dalam negeri
ancamannya mungkin selain karena bnyk yg meragukan "dokter indonesia" , kadang jg
masalah perbedaan pelayanan pada masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah
dan bawah. Selain itu juga hmm tantangannya bagi Siloam adalah mencari channel nya.
Kan agak sulit cari media yang fokus kepada industri kesehatannya.
A: Oh iya... Lalu dari publiknya yang dipilih si Siloam kan semua kan. Jadi yang dipilih tuh
dari umur 0 sampai dewasa, dari kelas menengah atas sampai BPJS. Segala kelas
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
107
maksudnya gitu. Apakah dengan publik yang beragam tersebut dapat membangun
brand awareness dari hmm si SHI, Siloam Heart Institute itu sendiri?
B: Tergantung, dalam pencapaian brand awareness kan metodenya beda-beda, mungkin
kaya iklan, event, WOM gitu juga bisa. Jadi Siloam juga harus sesuain deh misal event
nya mau targetin yang mana dulu, di mana, bahasanya seperti apa, pasti bahasa atau
istilah juga hmm beda-beda kan. Misal istilah kedokteran kan banyak yang awam tuh
gak tau kan.
A: Ohh iyaa, lalu dari strategi PR rumah sakit kan beda dengan kaya hmm produk jasa
lainnya segala macem. Nah menurut Bapak apa sih yang menjadi pembeda hmm
karakteristik si PR rumah sakit dibandingkan dengan hmm mungkin PR lain seperti
produk apakah gitu?
B: Oke, bedanya itu kamu kasih tahu orang produk itu. Jadi kamu gak butuh pun kamu
bisa bilang “Ah, gue kepingin” gitu segala macem cuma karena yang ditawarkan rumah
sakit itu bukan produk dan lebih ke service dan service itu lebih ke orang yang “Oh, gue
belum butuh”. Cuma yang bisa dilakuin sama Siloam untuk tunjukkin brand awareness
tuh mereka punya spesial ini gitu. Jadi lebih ke nanemin pemikiran misalnya Darmais
“wah gue punya kanker, brarti gue ke Dharmais” sebetulnya lebih ke kayak gitu dulu sih.
Kadang orang hmm gimana yah semua orang emang bisa kena penyakit jantung Cuma
kan kembali lagi ke produk yah, misal tas Michael Kors atau segala macem, aku gak
butuh bisa aja beli yang lain. Tapi itu bagus. Nah jadi yang ditanemin sama Siloam ini tuh
sebaiknya tekankan bahwa Siloam ini punya Siloam Heart Institute yang khusus jantung,
gitu dulu aja. Kalau dari segi event nya biasa si rumah sakit tuh lebih ke check kesehatan,
donor darah, sampai senam-senam gitu biasanya. Intinya kalau sudah sakit baru cari info
rumah sakitnya di mana, mungkin sudah telat. Jadi PR harus aktif komunikasiin sebelum
hal itu terjadi. Kalau produk versus jasa udah ketauan bedanya pendekatannya. Tingkat
sensitivitas sama apa yang menggugah konsumennya juga beda toh. Misalnya antar jasa,
RS sama Taksi. Taksi sifatnya jasa disposable, kalau RS lebih long term. Seperti itu...
A: Apakah menurut Bapak, implementasi program Siloam Heart Institute selama hmm
kurang lebih satu tahun ya dari tahun eh selama 2013 dan 2014, apakah waktu yang
cukup ideal dalam membangun brand awareness akan kehadiran Siloam Heart Institute?
B: Kalau kehadiran, 6-12 bulan cukup. 12 bulan deh paling lama. Idealnya sih gitu.
A: Oh oke deh Pak, Makasih banyak yaaa...
B: Sama-sama...
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
108
Narasumber: Heppi Nurfianto
Jabatan: General Manager Corporate Communications and Promotions
Lokasi dan Waktu: Siloam Hospitals (Head Office) lt. 5 dan tanggal 10 Februari 2015
pkl. 10.00 WIB
A: Sebenarnya latar belakang dibangunnya Siloam Heart Institute selain karena penyakit
jantung yang paling hmm mematikan itu apa yah Pak?
B: Jadi sebenernya latar belakangnya dibangun Siloam Heart Institute itu bahwa kita itu
dari hmm memang memiliki secara teknologi kita memiliki peralatan terupdate yah saat
ini seperti untuk alat pemeriksaan jantung kita memang sudah memiliki yang paling
update lah secara teknologi gitu. Lalu yang kedua kita melihat adanya prevalensi adanya
tingkat hmm pasien jantung itu di Indonesia itu sudah cukup banyak sehingga hmm
memang dirasa perlu dibuat unit khusus untuk suatu divisi yang memang spesifik untuk
menangani penyakit jantung. Karena kalau kita lihat kan antrian di rumah sakit itu sudah
cukup banyak yah di pusat jantung nasional Rumah Sakit Harapan Kita. Sehingga kita
membantu mengurangi pasien-pasien yang rentan penyakit jantung atau terkena
penyakit jantung. Maka kita melihat adanya pravelensi, itu yang kedua. Hmm jadi itu
merupakan momok yang menakutkan gitu di masyarakat Indonesia. Trus yang ketiga,
memang pingin lebih spesifik dalam pengobatan jantung. Jadi kita gak sekedar rumah
sakit umum yang ada dokter jantungnya tapi kita ingin membentuk suatu unit yang bisa
menangani resiko-resiko ataupun gangguan penyakit jantung, irama jantung, maupun
juga ada pembedahan-pembedahan CABG dan juga semua treatment terkait penyakit
jantung. Kita memang ingin spesifik ke situ. Itu latar belakangnya.
A: Trus, kalau peran dan fungsi PR di rumah sakit itu seperti apa khususnya di Siloam,
peran fungsi PR nya seperti apa lalu sehingga melakukan strategi PR itu menjadi hal yang
sangat penting?
B: Baik, hmm. Untuk peran seorang Public Relations atau yang kita sebut sebagai
seorang Corporate Communications itu lebih kepada ehm sebagai penerus atau sebagai
penyambung lidah daripada Siloam Hospitals Group kepada pihak eksternal maupun
pihak internal. Seperti misalnya ada hmm kita punya SHI yah Siloam Heart Institute, kita
punya. Kalau kita tidak memberitahukan kepada masyarakat luas, kita tidak
menginformasikan kepada masyarakat luas, maka tidak banyak orang yang tahu
terhadap wadah kita ini. Mesti dibutuhkan relasi yang kuat terhadap satu media massa,
lalu relasi yang kuat terhadap berbagai macam stakeholders pemangku kepentingan
seperti media massa, pemerintah, lalu juga komunitas, korporat-korporat asuransi-
asuransi, yang hal ini kita harus bangun relasi yang baik dengan mereka. Sehingga kita
juga bisa menampilkan profil dan apa sih yang akan kita berikan kepada publik terkait
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
109
pengobatan jantung di Siloam Heart Institute. Nah jadi kita harus sebagai penjembatan
dan kita juga harus menjadi pemberita kabar-kabar yang baik, kabar yang positif gitu
kepada mereka semua. Dan ini lah yang harus dibangun, kesan yang baik itu harus
dibangun. Lalu juga satu hmm hmm stigma yang baik juga harus dibangun, citra yang
baik juga harus dibangun. Jadi, tidak salah membangun suatu citra yang baik terhadap
institusi kita atau unit kesehatan kita. Itu bukan hal yang salah sepanjang itu dapat
memberikan dampak yang positif terhadap Siloam Heart Institute itu sendiri.
B: Lalu dari segi PR Siloam itu sendiri lebih bergerak ke bidang korporat atau marketing
Pak? Atau dua-duanya?
A: Kalau bidang marketing kita tidak terlalu banyak karena sudah ada marketing khusus
yang menangani, kita hanya mensupport saja lah. Nah kita lebih banyak di bidang
korporat untuk bagaimana membangun citra yang baik, bagaimana membangun suatu
pola komunikasi yang dengan pasien dengan rumah sakit. Antara pemangku
kepentingan dengan rumah sakit, gitu aja sih.
B: Oh jadi lebih ke korporat yah?
A: Iya. Lalu dalam program yang dilakukan untuk membangun brand awareness kemarin
itu apakah analisa nya brand awareness nya naik?
B: Jadi kita memang belum pernah mengadakan audit humas, audit PR seperti itu yah.
Seberapa efektif seberapa efisien event yang kita lakukan gitu secara spesifik. Tetapi
kalau dalam hal ini bisa dilihat dari indikator meningkatnya jumlah pasien penderita
jantung yang berobat ke Siloam Kebun Jeruk, Lippo Village, MRCCC Siloam Semanggi
gitu, bisa dilihat dari situ. Itu bukan hanya kita dari event atau sekedar publikasi gencar
tapi peran dokter jantung tersebut. Tanpa ada kehadiran dokter yang dipercaya oleh
pasien, kita itu tidak bisa mendatangkan pasien ke RS kita gitu. Seberapa gencar kita
melakukan komunikasi , seberapa kuat kita melakukan komunikasi ke publik, tanpa
adanya tulang punggung ini, tanpa adanya ujung tombak ini, kita sama aja boong gitu.
Sekarang publikasi gencar, kita beriklan dimana-mana, melakukan event, tetapi tidak
ada satu dokterpun yang dipercaya itu sama saja bohong. Jadi kita bergantung pada
kehadiran dokter-dokter sebagai orang yang dipercaya pasien. Sekarang kalau kita
ngomong sampai berbusa pun bilang SHI itu bagus, SHI itu berkualitas dan reputasi baik,
alat canggih, nah maka mereka akan tanya “dokternya siapa?” Nah, itu lah yang paling
penting. Itu salah satu fungsi yang kita pertahankan dari dokter tersebut.
A: Lalu untuk evaluasi setelah programnya evaluasinya seperti apa Pak, maksudnya
event misalnya banyak yang datang ke event itu, seperti itu misalnya?
B: Iya jadi event kan itu hmm kita gak bisa menarik garis lurus banyaknya orang yang
datang ke event itu menjadi keberhasilan program di Siloam Heart Institute ini, saya
bilang SHI lah ya supaya gampang. Karna yang datang ke event hmm notabene lebih ke
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
110
gebyarnya aja, lebih ke pengenalan umum gitu. Event berperan hanya 10% saja lah dari
program ini. Tapi gebyarnya aja yang agar orang tahu bahwa ada Siloam Heart Institute.
Dengan adanya event mungkin 20% lah orang ngeh atau sadar terhadap Siloam Heart
Institute ini.
A: Kalau advertisingnya itu sendiri?
B: Advertising memang kita banyak di koran, Koran Kompas, media group kita. Itu juga
salah satu kontributor penyumbang 40% lah penyumbang orang tuh tahu ada SHI di
Siloam Heart Institute itu sendiri.
A: Kalau dari segi media relations? Kan kemarin ada media gathering kan yang buka
puasa bersama itu. Kira-kira dampaknya gimana?
B: Itu dampaknya cukup baik, tapi itu lebih ke edukasi masyarakat, itu lebih ke arah
publikasi tapi jujur harus berkali-kali. Karna itu kita membangun kepercayaan publik kan.
Itu wajib dilakukan dan intensif sangat perlu. Ini yang kita harus pahami bahwa
kepercayaan harus terus-menerus.
A: Menurut Bapak, indikator orang tahu akan SHI itu seperti apa yah Pak?
B: Terutama yang bisa kita kenali bahwa orang sudah mengenal itu dari pasien yang
berobat ke tempat kita, pasti ditanya dong “ibu tau dari mana?” “Oh saya pernah baca
iklan, saya pernah denger dari dokter” itu seperti itu, lalu dari banyaknya referensi yang
masuk ke dalam siloam ini. Misal dari luar kota atau agent-agent.
A: Analisis awal dari Siloam Heart Institute awalnya di internal eksternal ada isu-isu
tertentu apa gak Pak?
B: Awalnya sih gak ada yah, kita hanya ingin mensinergikan menyatukan dokter-dokter
ini karena dokter jantung tidak berdiri sendiri kan melainkan dia terkait dengan internis,
terkait dengan dokter umum, radiologi, hmm yah banyak pihak lah. Maka kita harus
sadari bahwa SHI tidak berdiri sendiri itu harus kita sadari itu menjadi bagian dari Siloam
itu sendiri.
A: Kalau dilihat dari sasarannya, Siloam Heart Institute itu lebih menyasar ke tujuan
korporat yah?
B: Hmm, iya korporat juga marketing juga. Jadi ada dua itu. Jadi tujuannya untuk
meningkatkan pelayanan dan mengedukasi akan resiko penyakit jantung, seperti itu.
A: Lalu, dari stakeholdernya SHI kalau bisa dimapping seperti apa Pak?
B: Stakeholdernya itu dokter itu sendiri, kedua adalah media massa, ketiga adalah
government, keempat adalah yayasan, institusi, lembaga, seperti Yayasan Jantung
Indonesia, trus Kardiolog Indonesia, Perhimpunan Dokter Jantung Indonesia, lalu yang
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
111
kelima adalah komunitas ada banyak Komunitas Jalan Sehat, Komunitas Lari, trus
Komunitas dari perusahaan, lalu yang keenam adalah perusahaan-perusahaan atau
korporat termasuk juga asuransi, lalu yang ketujuh itu ada publik. Jadi ada tujuh dari
stakeholder Kita.
A: Lalu dari segi sasarannya ini kalau bisa dispesifikkan seperti apa? Misalnya kelasnya
apa?
B: Kalau kelasnya itu kelas A dan B. Gitu.
Strategi Public..., Natalia, FIKOM UMN, 2015
top related