lp-gangguan-menstruasi (1) (fix).doc
Post on 19-Dec-2015
75 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN MENSTRUASI
Disusun Oleh:
Kiki Agustiana P14720213103
Mega Manunggal DP P17420213104
Mudriah P17420213105
Nailus Khoirin N P17420213106
IIC
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan
lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi berulang setiap
bulan secara periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah
waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya.
Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya,
bukan saja antara beberapa perempuan, tetapi juga pada perempuan yang sama.
Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak terlalu
sama.
Sebelum datangnya haid, setiap perempuan umumnya mengalami sindrom
bulanan atau yang lebih dikenal dengan sindrom pra-haid. Sindrom ini sangat
mengganggu aktifitas perempuan, terutama mereka yang aktif bekerja diluar
rumah.
Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi seperti: dismenorea,
hipermenorea, hipemenorea, amenorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya
yang sering dialami oleh para perempuan.
Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh sebagian
besar perempuan tentang siklus haid, sindrom pra-haid, serta gangguan haid
dalam masa reproduksi, maka penulis tertarik untuk membahas tentang masalah
yang sering dialami oleh setiap perempuan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian menstruasi?
2. Bagaimana terjadinya siklus menstruasi?
3. Apa saja gangguan yang terjadi pada menstruasi?
4. Apa saja penyebab dari gangguan menstruasi dan cara penanganannya?
5. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
menstruasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian menstruasi
2. Mengetahui terjadinya siklus mesntruasi
3. Mengetahui gangguan yang terjadi pada menstruasi
4. Mengetahui penyebab dari gangguan menstruasi dan cara penanganannya
5. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
menstruasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. GANGGUAN MENSTRUASI
1. DEFINISI
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah
uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang
mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia
subur dan yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya
pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim atau
endometrium. Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat
lamanya 3-6 hari dengan satu siklus normal 21-35 hari yang terjadi akibat
penurunan kadar progesteron, siklus haid yang berovulasi. (Baziad, 2008)
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal :
panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid (Manuaba, 2008).
2. SIKLUS MENSTRUASI
Dalam buku Ilmu Kebidanan Prawirohardjo (2006), menyebutkan
bahwa siklus haid terdiri dari:
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung
sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat
sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara
21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi
variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada
wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara
siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan
sesaat sebelum menopause. Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada
yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari.
Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua
darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.
3. JENIS-JENIS GANGGUAN HAID
Menurut Prawirodihardjo (2006), jenis-jenis gangguan menstruasi terdiri
dari:
a. Hipermenore (Menorraghia)
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu
menstruasi.
b. Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang
dari biasanya. Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti
dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi
selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
c. Polimenorea (Epimenoragia)
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21
hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari
biasa.
d. Oligomenorrhoe
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih
dari 35 hari
e. Amenore
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
f. Metroragia
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya
dengan haid
g. Pra Menstruasi Syndrom
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan
sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan
hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre
menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun. PMS merupakan
sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2
sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah
menstruasi dimulai.
h. Dismenore
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita
dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore
sampai sekarang belum jelas.
i. Mastodinia atau Mastalgia
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid
4. KLASIFIKASI
Menurut Bobak 2005 klasifikasi gangguan menstruasi terdiri dari :
a. Amenorea
1) Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai
umur 18 tahun.
2) Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau
pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3
bulan.
b. Metroragia
1) Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus,
kehamilan ektopik.
2) Metroragia diluar kehamilan.
3) Adanya DUB (Disfungsional Uterus Bleeding), yaitu perdarahan
yang terjadi dari endometrium proliferatif sebagai akibat
anovulasi bila tidak ada penyakit organik (Hacker, edisi 2, 2001).
c. Dismenorea
1) Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun
fungsional), adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan
tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Karakteristik
dismenorea primer, yaitu:
a) Sering ditemukan pada usia muda.
b) Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
c) Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan
sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri
kepala.
d) Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari
pertama atau kedua haid.
e) Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan
ginekologis.
f) Cepat memberikan respon terhadap pengobatan
medikamentosa.
2) Dismenorea Sekunder, terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak
mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma
submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri
fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR,
tumor ovarium. (Bobak, 2005)
5. ETIOLOGI
a. Fungsi hormon terganggu
Menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak,
tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim
sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem
pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi pun akan
terganggu.
b. Masalah kelenjar tiroid
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa menjadi
penyebab tak teraturnya siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi
kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu
rendah (hipotiroid). Pasalnya, sistem hormonal tubuh ikut terganggu.
c. Kelainan sistemik wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus
Hal ini bisa mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem
metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik. Atau
penderita penyakit diabetes, juga akan memengaruhi sistem
metabolisme sehingga siklus menstruasinya pun tak teratur
d. Management stres yang tidak baik
Stres jangan dianggap enteng sebab akan mengganggu sistem
metabolisme di dalam tubuh. Bisa saja karena stres, perempuan
menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-sakitan,
sehingga metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu,
siklus menstruasi pun ikut terganggu.
e. Hormon prolaktin (hormon menyusui) yang berlebihan pada wanita
menyusui
Hormon prolaktin ini sering kali membuat wanita tak kunjung
menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan
wanita. Pada kasus ini tak masalah, justru sangat baik untuk
memberikan kesempatan pada wanita guna memelihara organ
reproduksinya. Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon
prolaktin juga bisa tinggi, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar
hipofisis yang terletak di dalam kepala. (Baziad, 2008)
6. PATOFISIOLOGI
Menurut Elisabeth J. Corwin (2008), patofisiologi dari gangguan
menstruasi yaitu ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan
hormone dalam tubuh Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi
Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar
melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya
menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan
siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi.
Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi
menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan
kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan
berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi
progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk
berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah
menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai
akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi
korpus luteum.
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah
menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang.
Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis. Pada siklus
anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari
FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi.
Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada
progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat,
ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan
mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung
dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi
endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
7. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik gangguan menstruasi menurut Baziad 2008:
a. Nyeri
Merupakan tanda khas yang paling sering ditemukan pada dismenore,
selain itu nyeri juga sering menyertai pada gangguan mastodinia
b. Kelemahan
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi: hipermenorea, PMS,
dismenorea.
c. Pusing
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi: hipermenorea, amenorea.
d. Muntah
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi: dismenorea,
hipermenorea.
e. Spotting(bercak)
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi: Hipomenorea, metroragia.
f. Kram perut
Biasanya terjadi pada gangguan menstruasi: hipermenorea,
dismenorea.
8. TERAPI
Menurut Baziad 2008 terapi gangguan menstruasi adalah:
a. Hormonal
Pemberian terapi hormonal tujunnya untuk menekan ovulasi.
Biasanya diberikan dalam bentuk pil KB yang mengandung hormone
progesterone tinggi contoh MPA 10 mg/hari, didrogesteron 10
mg/hari, metiltestosteron 5 mg sehari diberikan secara sublingual.
Terapi hormonal biasanya diberikan pada orang yang mengalami
gangguan menstruasi seperti: hypermenorea, olygomenorrhoe, PMS,
mastodinia atau mastalgia, dismenorea, polimenorea, amenorea.
b. Medikamentosa
1) Pemberian obat analgetik, contoh obat:asam mefenamat yang
digunakan pada gangguan dismenorea, PMS.
2) Aspirin, naproksen, indometasin digunakan pada gangguan
menstruasi seperti PMS.
3) Dopamine, bromocriptine atau cabergoline, agois dopamine yang
menghasilkan penurunan konsentrasi prolactin dan kembalinya
menstruasi.
4) Suplemen zat besi untuk mencegah anemia untuk gangguan
menstuasi polimenorea.
c. Diet
Diet harian : Makan makanan dalam porsi kecil,batasi konsumsi gula,
garam, alkohol, nikotin, pemberian vit B6, calsium, magnesium,
melakukan olahraga dan aktivitas lainnya, diet ini biasanya digunakan
untuk gangguan menstruasi PMS, oligomenorrhoe.
9. KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling ditakuti terjadi pada gangguan menstruasi adalah:
infertilitas, karena ketidakseimbangan hormone reproduksi (estrogen dan
progresteron) yang dikeluarkan menyebabkan kesuburan wanita terganggu.
Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat
mengganggu kompartemen IV, selain itu muncul gejala lain akibat
insufisiensi hormone seperti osteoporosis. (Baziad, 2008)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian menurut reeder (2014) dan Bobak (2005)
Wanita yang mengalami masalah gangguan menstruasi perlu dikaji
untuk mendapatkan riwayat menstruasi seperti periode menstruasi, jumlah
perdarahan, kebutuhan pembalut, berapa hari perdarahan berlangsung,
adakah nyeri, kram, atau gejala ketidaknyamanan lainnya.
Selain mengkaji riwayat menstruasi, alat kontrasepsi seperti jenis
kontrasepsi yang digunakan sebelumnya (misal menggunakan KB oral,
suntik), seksual, obstetric (riwayat kehamilan, melahirkan dan apakah
pernah mengalami keguguran) juga perlu dikaji. Perawat harus mengenali
persepsi wanita tentang kondisinya, pengaruh etnik dan budaya,
pengalaman dengan tenaga kesehatan lain, gaya hidup dan pola koping.
Jumlah nyeri yang dialami dan efeknya pada aktivitas sehari-hari, obat-
obatan dirumah, dan resep untuk meredakan rasa tidak nyaman, dicatat.
Suatu catatan gejala, yang memut rincian catatan gejala emosi, periaku,
fisik, diet, pola latihan dan pola istirahat, merupakan alat diagnostic yang
bermanfaat
2. MASALAH KEPERAWATAN
Menurut Bobak (2005), masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien dengan gangguan menstruasi yaitu:
a. Nyeri berhubungan dengan gangguan menstruasi
b. Risiko tinggi gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan
menstruasi
c. Risiko tinggi terhadap harga diri rendah berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengandung, persepsi orang lain tentang rasa
tidak nyamannya
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri, terapi yang
tersedia untuk mengatasi gangguan tersebut
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
Nyeri akut berhubungan
dengan:
Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis), kerusakan
jaringan
DS:
- Laporan secara verbal
DO:
- Posisi untuk menahan
nyeri
- Tingkah laku berhati-hati
- Gangguan tidur (mata
sayu, tampak capek, sulit
atau gerakan kacau,
menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri
- Fokus menyempit
(penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses
berpikir, penurunan
interaksi dengan orang
dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain
dan/atau aktivitas,
NOC :
Pain Level,
pain control,
comfort level
Setelah dilakukan
tinfakan keperawatan
selama …. Pasien tidak
mengalami nyeri, dengan
kriteria hasil:
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
NIC :
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dala,
relaksasi, distraksi, kompres
hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri: ……...
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan
aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Tanda vital dalam
rentang normal
Tidak mengalami
gangguan tidur
antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan:
Biofisika (penyakit kronis),
kognitif/persepsi (nyeri
kronis), kultural/spiritual,
penyakit, krisis situasional,
trauma/injury, pengobatan
(pembedahan, kemoterapi,
radiasi)
DS:
- Depersonalisasi bagian
tubuh
- Perasaan negatif tentang
tubuh
- Secara verbal menyatakan
perubahan gaya hidup
DO :
- Perubahan aktual struktur
dan fungsi tubuh
- Kehilangan bagian tubuh
- Bagian tubuh tidak
berfungsi
NOC:
Body image
Self esteem
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama …. gangguan
body image
pasien teratasi dengan
kriteria hasil:
Body image positif
Mampu
mengidentifikasi
kekuatan personal
Mendiskripsikan
secara faktual
perubahan fungsi
tubuh
Mempertahankan
interaksi sosial
NIC :
Body image enhancement
- Kaji secara verbal dan
nonverbal respon klien
terhadap tubuhnya
- Monitor frekuensi
mengkritik dirinya
- Jelaskan tentang pengobatan,
perawatan, kemajuan dan
prognosis penyakit
- Dorong klien
mengungkapkan
perasaannya
- Identifikasi arti pengurangan
melalui pemakaian alat bantu
- Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
HARGA DIRI RENDAH
SITUASIONAL
Definisi: berkembangnya persepsi
negatif terhadap harga diri dalam
berespon terhadap sesuatu saat
ini
(spesifik)
Batasan karakteristik :
- Tantangan laporan situsi
sekarang tentang pengungkapan
untuk harga diri
- Pengungkapan diri yang negatif
- Bimbang/perilaku tidak asertif
- Evaluasi diri sebagai tidak
mampu menangani
situasi/kejadian
Faktor yang berhubungan :
- Perubahan perkembangan
- Gangguan gambaran diri
- Kerusakan/gangguan fungsi
- Kehilangan
- Perubahan peran osial
- Kurangnya
pengakuan/penghargaan
- Perilaku yang tidak konsisten
dengan nilai
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama
.......x24 jam harga
diri pasien akan
meningkat
dengan indikator:
a. Verbalisasi
penerimaan diri
b. Penerimaan
keterbatasan diri
c. Tingkat percaya diri
naik
d. Menerima kritik
yang membangun
e. Berpartisipasi
dalam hubungan
sosial dengan sifat
terbuka
f. Mampu
mempertahankan
postur tubuh yang
tegak
TINGKATKAN HARGA DIRI
1. Observasi perilaku klien
2. Monitor pernyataan klien
tentang kritik diri
3. Eksplorasi klien terhadap kritik
diri
4. Dorong klien untuk
mengungkapkan
Perasaannya
5. eksplorasi keberhasilan yang
pernah dicapai klien
6. berikan reward positif terhadap
keberhsilan dan kelebihan
klien
7. yakinkan klien bahwa klien
mampu
menghadapi situsi apapun
8. evaluasi bersama klien
perilaku yang dulu dan
sekarang
9. bantu klien untuk menyusun
tujuan hidup yang realistik
10. fasilitasi lingkungan dan
aktivitas yang dapat
meningkatkan harga diri
11. libatkan klien dalam kegiatan
12. anjurkan keluarga untuk
- Kegagalan memberikan
dorongan/dukungan pada klien
13. kolaborasi denga tim medis
dalam pemberian medikasi.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
Kurang Pengetahuan
Berhubungan dengan :
keterbatasan kognitif,
interpretasi terhadap informasi
yang salah, kurangnya
keinginan untuk mencari
informasi, tidak mengetahui
sumber-sumber informasi.
DS: Menyatakan secara verbal
adanya masalah
DO: ketidakakuratan mengikuti
instruksi, perilaku tidak
sesuai
NOC:
❖ Kowlwdge : disease
process
❖ Kowledge : health
Behavior
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama …. pasien
menunjukkan
pengetahuan tentang
proses penyakit dengan
kriteria hasil:
❖Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan
program pengobatan
NIC :
● Kaji tingkat pengetahuan
pasien dan keluarga
● Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara
yang tepat.
● Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul pada
penyakit, dengan cara yang
tepat
● Gambarkan proses penyakit,
dengan cara yang tepat
● Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengan cara yang
tepat
● Sediakan informasi pada
❖Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
❖Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat
● Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
● Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
● Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
● Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
4. EVALUASI
Gangguan yang dikaitkan dengan menstruasi merusak kualitaas hidup
wanita yang terkena dan keluarga mereka. Pengkajian bulanan akan
memungkinkan suatu evaluasi dasar dan revisi lebih jauh rencana asuhan
keperawatan. Apabila wanita melaporkan suatu kemajuan dalam kualitas
hidupnya, keterampilan perawatan diri, konsep diri yang positif serta citra
tubuh, maka dapat dikatakan bahwa perawatan yang diberikan efektif.
(Bobak, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Baziad, Ali. 2008. Endokrinologi Ginekologi Edisi 3. Jakarta: KSERI.
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Corwin, Elisabeth, J. 2008. Buku Saku Pathofisiologi. Jakarta: EGC.
Manuaba, Chandranita, dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan
Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.
Prawirodharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodharjo.
Reeder, Sharon, J. 2014. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi,
dan Keluarga Edisi 18. Jakarta: EGC.
top related