lubang jarum covid-19: vaksinasi selamatkan negeri?
Post on 04-Oct-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Bentala Sadhar adalah program kerja Kementerian Kemasyaramatan dan Lingkubgan
Hidup Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma 2021 berupa kajian yang
berisi pemikiran-pemikiran atas isu-isu sosial masyarakat dan lingkungan hidup dari
perspektif BEM USD. Selamat membaca!
BENTALA SADHAR
Lubang Jarum Covid-19: Vaksinasi Selamatkan Negeri?
Penulis:
Ade Putri
Catharina Krissanti Sarita Dewi
Kementerian Kemasyarakatan dan Lingkungan Hidup
Corona virus disease 2019 yang selanjutnya disebut Covid-19 adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrom coronavirus 2 (SARS-CoV2).
Penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah dalam menghadapi pandemi corona virus
disease 2019 (Covid-19) yaitu pengadaan vaksin Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi Covid-
19. Vaksinasi Covid-19 ini sebagai salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah
dalam menghadapi permasalahan Covid-19 yang ada Indonesia.
1Vaksin bukanlah obat. Vaksin diberikan pada orang yang sehat untuk mencegah
penyakit tertentu masuk ke dalam tubuh. Vaksin Covid-19 merupakan bentuk pencegahan yang
berfungsi mendorong pembentukan kekebalan tubuh spesifik pada penyakit Covid-19.
Vaksinasi Vs Imunisasi
2Istilah 'vaksinasi' dan 'imunisasi' tidak memiliki arti yang sama. Vaksinasi adalah
istilah yang digunakan untuk mendapatkan vaksin— yaitu benar-benar mendapatkan suntikan
atau minum dosis vaksin oral. Sementara itu, imunisasi mengacu pada proses mendapatkan
vaksin dan menjadi kebal terhadap penyakit setelah vaksinasi.
Menurut World Health Organization (WHO) ketika tubuh diberi vaksin, tubuh akan
mengenali apakah yang masuk merupakan virus atau bakteri. Selanjutnya, tubuh akan
memproduksi antibodi berupa protein yang diproduksi alami oleh sistem imun. Berdasarkan
data WHO, hingga saat ini sudah ada berbagai vaksin yang digunakan untuk melawan
setidaknya 20 penyakit seperti difteri, tetanus, dan influenza. Setiap tahun, vaksin-vaksin ini
melindungi sekitar milyaran manusia di seluruh dunia. Vaksin tidak hanya melindungi diri
sendiri, tetapi juga melindungi orang lain di sekitar lingkungan penerima vaksin. Hal ini
dikarenakan, beberapa orang yang mengidap penyakit serius tidak dapat menerima vaksin.
Maka dari itu, mereka hanya bisa bersandar pada kesehatan orang-orang di sekelilingnya.
Bentuk imunisasi bekerja dengan cara yang sama. Ketika seseorang disuntik dengan
vaksin, tubuh mereka menghasilkan respon terhadap cara yang sama seperti setelah terpapar
suatu penyakit tetapi tanpa orang tersebut terkena penyakit. Jika orang tersebut terkena
penyakit di masa mendatang, tubuh mampu merespon cukup cepat untuk mencegah orang
tersebut menularkan penyakit atau menularkan kasus penyakit yang parah. 3
1 Apakah Vaksin COVID-19 adalah Obat?, covid19.go.id, diakses dari https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-
umum/apakah-vaksin-covid-19-adalah-obat-1/, pada tanggal 27 Desember 2020
2 Immunisation or vaccination - what's the difference?, healthdirect.gov.au, diakses dari
https://www.healthdirect.gov.au/immunisation-or-vaccination-whats-the-difference, pada May 2020
3 Inten Esti Pratiwi, “Imunisasi dan Vaksinasi, Sama atau Beda?”, kompas.com, diakses dari
https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/25/130000865/imunisasi-dan-vaksinasi-sama-atau-
beda-?page=all#:~:text=Dilansir%20dari%20Health%20Direct%2C%20vaksinasi,bisa%20kebal%20terhadap%20suatu%20pen
yakit, pada tanggal 25 Maret 2021
Jenis-Jenis Vaksin Covid-19
4Pasca ditemukannya vaksin yang dikembangkan beberapa negara di dunia, World
Health Organization (WHO) merekomendasikan kepada seluruh negara untuk melakukan
vaksinasi secara massal. Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 dan
Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2020, telah menuangkan pengadaan vaksin dan
pelaksanaan vaksinasi menjadi sebuah peraturan tertulis.
Pemerintah telah resmi mengumumkan tujuh jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di
Indonesia. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/
Menkes/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.
vaksin tersebut diantaranya:
1. Vaksin Sinovac
a. Nama vaksin: CoronaVac
b. Negara asal: China
c. Bahan dasar: Virus corona (SARS-CoV-2) yang telah dimatikan (inactivated
virus)
d. Uji Klinis: Fase III (selesai)
- Lokasi: China, Indonesia, Brazil, Turki, Chile
- Usia peserta: 18 tahun hingga 59 tahun
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 14 hari
- Efikasi vaksin: 65,3% (di Indonesia), 91,25% (di Turki)
Vaksin sinovac telah melampaui standar minimal 50% yang ditetapkan oleh
WHO dan FDA. Vaksin ini juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat
atau Emergency Use of Authorization (EUA) dari BPOM, serta sertifikasi halal dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Setelah disuntikkan, vaksin akan memicu sistem
kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus corona secara
spesifik. Dengan begitu, jika sewaktu-waktu tubuh terserang virus corona, sudah ada
antibodi yang dapat melawannya dan mencegah terjadinya penyakit. Vaksin ini juga
4 dr. Meva Nareza, “Kenali Perbedaan Vaksin-Vaksin COVID-19 yang Akan Digunakan di Indonesia”, alodokter.com, diakses
dari https://www.alodokter.com/kenali-perbedaan-vaksin-vaksin-covid-19-yang-akan-digunakan-di-indonesia, pada
tanggal 19 Mei 2021
dinilai aman, sebab efek samping yang muncul hanya bersifat ringan dan sementara,
misalnya nyeri di lokasi penyuntikan, nyeri otot, dan sakit kepala. Efek samping yang
paling banyak terjadi adalah nyeri di lokasi penyuntikan dan rata-rata hilang dalam 3
hari.
2. Vaksin Oxford-AstraZeneca
a. Nama vaksin: AZD1222
b. Negara asal: Inggris
c. Bahan dasar: Virus hasil rekayasa genetika (viral vector)
d. Uji Klinis: Fase III (hampir selesai)
- Lokasi: Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Colombia, Peru, Argentina
- Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 4– 12 minggu
- Efikasi vaksin: 70,4% (sementara)
Dalam uji klinisnya, sebagian besar efek samping vaksin hanya bersifat ringan
hingga sedang dan bisa sembuh dalam beberapa hari. Gejala yang banyak dialami yaitu
lebih dari 10% nyeri otot, kemerahan, gatal, bengkak atau benjol di tempat suntikan,
demam, lelah, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, radang tenggorokan, flu, dan
batuk. Sementara itu, gejala yang lebih jarang terjadi yaitu kurang dari 1%, mengalam
pusing, nafsu makan turun, sakit perut, pembesaran kelenjar getah bening, keringat
berlebihan, kulit gatal, dan muncul ruam.
3. Vaksin Sinopharm
a. Nama Vaksin: BBIBP-CorV
b. Negara asal: China
c. Bahan dasar: Virus Corona yang dimatikan (inactivated virus)
d. Uji klinis: Fase III (selesai)
- Lokasi: China, Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Jordan, Pakistan,
Peru, Argentina
- Usia peserta: 18 tahun hingga 85 tahun
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
- Efikasi vaksin: 79,34% (di Uni Emirat Arab)
Cara kerja vaksin sinopharm sama dengan vaksin sinovac.Vaksin ini juga telah
melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan izin penggunaan darurat dari otoritas
kesehatan di China dan Arab. Sejauh ini, pemberian vaksin Sinopharm aman dan tidak
menimbulkan efek samping yang serius.
4. Vaksin Moderna
a. Nama Vaksin: mRNA-1273
b. Negara asal: Amerika Serikat
c. Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
d. Uji klinis: Fase III (selesai)
- Lokasi: Amerika Serikat
- Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 28 hari
- Efikasi vaksin: 94,1%
Vaksin mRNA bekerja dengan cara mengarahkan sel tubuh untuk
memproduksi protein yang berbentuk sama seperti protein pada virus corona.
Selanjutnya, sel-sel tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan protein tersebut.
Antibodi inilah yang kemudian akan melindungi tubuh dari virus corona. Pada uji
klinis, efek samping yang terjadi pada 50% orang berupa kelelahan, sakit kepala, nyeri
otot dan sendi. Namun, efek samping ini hilang paling lama setelah 2 hari melakukan
vaksinasi. Selain itu, nyeri di tempat suntikan, bengkak, kemerahan juga terjadi, tetapi
dengan derajat ringan hingga sedang.
5. Vaksin Pfizer-BioNTech
a. Nama vaksin: BNT162b2
b. Negara asal: Amerika Serikat
c. Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
d. Uji klinis: Fase III (selesai)
- Lokasi: Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Brazil, Argentina
- Usia peserta: >16 tahun hingga >55 tahun
- Dosis: 2 dosis (0,3 ml per dosis) dengan jarak 3 minggu
- Efikasi vaksin: 95%
Vaksin pfizer dan vaksin moderna menggunakan bahan dasar yang sama, tetapi
hasil uji klinis fase 3 vaksin pfizer sedikit lebih tinggi daripada vaksin moderna. Namun,
terlepas dari perbedaan efikasi vaksin moderna dan vaksin pfizer, kedua vaksin Covid-
19 ini secara umum memiliki tingkat keamanan dan efek samping yang hampir sama.
6. Vaksin Novavax
a. Nama vaksin: NVX-CoV2372
b. Negara asal: Amerika Serikat
c. Bahan dasar: Protein subunit
d. Uji klinis: Fase III (belum selesai)
- Lokasi: Inggris, India, Afrika Selatan, Meksiko
- Usia peserta: 18 tahun hingga 59 tahun
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
- Efikasi vaksin: belum diketahui
Protein subunit yang digunakan pada vaksin novavax adalah protein yang dibuat
khusus untuk meniru protein alami pada virus corona. Setelah masuk ke dalam tubuh,
protein tersebut akan memicu reaksi antibodi untuk melawan virus corona dan
mencegah infeksi. Hasil uji klinis awal yang diterbitkan oleh novavax menunjukkan
reaksi antibodi yang kuat pada manusia tanpa efek samping yang serius. Uji klinis fase
3 untuk memastikan keamanan dan keefektifan vaksin novavax diperkirakan akan
selesai dalam waktu dekat.
7. Vaksin Merah Putih – BioFarma
Bekerja sama dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman, PT BioFarma masih
terus melakukan pengembangan dan penelitian terhadap vaksin Covid-19. Uji klinis
terhadap vaksin ini rencananya baru akan dimulai sekitar bulan Juni 2021. Dari tujuh
jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia, baru ada tiga vaksin yang stoknya
telah diterima dan digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi, yakni vaksin buatan
sinovac, PT Bio Farma, dan Oxford-AstraZeneca.
Mengapa Vaksinasi Penting?
5 Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam
menangani masalah Covid-19. Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk menciptakan kekebalan
kelompok (herd immunity) agar masyarakat menjadi lebih produktif dalam menjalankan
aktivitas kesehariannya. Adanya vaksin jelas menjadi harapan paling baik untuk menekan
angka penularan virus corona yang semakin tak terkendali. Inilah mengapa vaksin corona
menjadi vaksin wajib untuk setiap lapisan masyarakat. Namun sayangnya, kurangnya edukasi
membuat tak sedikit masyarakat awam menjadi skeptis terhadap alasan mengapa masyarakat
harus melakukan vaksinasi. Terlebih saat mengetahui bahwa angka efikasi vaksin corona
pilihan Indonesia yang terbilang rendah. Belum lagi dengan efek samping yang masih terus
diteliti. Vaksin Covid-19 diharapkan dapat menjadi solusi untuk menyudahi pandemi yang
telah memakan banyak korban jiwa, melumpuhkan aktivitas masyarakat, dan partisipasi
masyarakat dalam program vaksinasi ini akan sangat membantu pemulihan kondisi negara kita.
Mengapa Masyarakat Tidak Ingin Divaksin?
6Beberapa kandidat vaksin Covid-19 dengan tingkat kemanan dan keefektifan yang
tinggi mulai muncul di akhir tahun 2020. Sejumlah negara pun telah mengeluarkan izin
penggunaan darurat (EUA) pemakaian vaksin. Namun di sisi lain, masih ada kelompok
antivaksin atau masyarakat yang ragu untuk disuntik vaksin. Bukan hanya saat ini saja
fenomena seperti ini muncul. Dari berbagai literatur hasil penelitian yang telah diterbitkan oleh
sejumlah jurnal internasional terakreditasi menyebutkan bahwa keraguan (hesitancy) dan
penolakan (refusal) terhadap vaksin sudah menjadi fenomena yang ditemukan jauh sebelum
pandemi Covid-19 terjadi.
Artinya, keraguan dan bahkan penolakan terhadap vaksin bukan hanya terjadi terhadap
vaksin Covid-19 saja. Menurut seorang pengamat dan praktisi psikososial dan budaya,
fenomena ini merupakan suatu reaksi yang wajar. Hal ini mengingat pandemi Covid-19 yang
ditimbulkan oleh virus corona SARS-CoV-2 masih baru dan vaksin yang akan diberikan
5 Vaksin COVID-19: Mengapa Penting?, halodoc.com, diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/vaksin-covid-19-
mengapa-penting, pada tanggal 02 Maret 2021
6 Gloria Setyvani Putri, “Banyak Orang Ragu Terhadap Vaksin Covid-19, Kenapa Bisa Terjadi?”, kompas.com, diakses dari
https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/22/130300423/banyak-orang-ragu-terhadap-vaksin-covid-19-kenapa-bisa-
terjadi-?page=all, pada tanggal 22 Desember 2020
tentunya masih baru. Beberapa vaksin bahkan masih dalam fase penelitian dan uji coba.
Kendati demikian, sebagian besar kalangan medis dan WHO meyakini bahwa vaksin
merupakan salah satu solusi yang diharapkan mampu menjadi upaya preventif maupun mitigasi
untuk mencegah, memutus, ataupun paling tidak memperlambat proses transmisi dan
penularan suatu penyakit, termasuk Covid-19.
Penyebaran informasi vaksin Covid-19 menjadi salah satu faktor yang
melatarbelakangi masalah tersebut. Sejumlah opini dibentuk, yaitu tentang bahaya vaksin
terutama menyangkut efek samping jangka panjang yang belum berbasis bukti hingga terkesan
terburu-buru. Pasalnya, memang untuk bisa merilis sebuah vaksin biasanya butuh penelitian
serta uji coba selama bertahun-tahun, bahkan membutuhkan waktu hingga lebih dari satu
dekade. Pendapat lain adalah keraguan yang muncul akibat informasi tentang tingkat
efektivitas yang hanya berkisar antara 50-60 persen, sementara uji coba ataupun uji klinis
masih terus berlangsung.
Vaksin Covid-19 mungkin merupakan salah satu alternatif solusi untuk menghentikan
pandemi yang telah menghancurkan berbagai sendi kehidupan manusia. Namun vaksin
tentunya bukan satu-satunya senjata untuk memerangi Covid-19, sebab masih ada aktivitas
yang harus dilakukan masyarakat sendiri untuk memerangi pandemi, yaitu melakukan aktivitas
peningkatan daya tahan tubuh termasuk di dalamnya ada olahraga serta pelaksanaan 3M atau
menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Kelompok Masyarakat Yang Tidak Bisa Divaksin Covid-19
7Terdapat beberapa kelompok masyarakat yang tidak dapat menerima vaksin Covid-19
atau tidak masuk dalam kelompok yang diprioritaskan untuk diberikan vaksin Covid-19.
Kelompok-kelompok tersebut, yaitu:
a. Masyarakat yang telah terkonfirmasi Covid-19 dan dinyatakan sembuh
Kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori ini tidak perlu mendapatkan
prioritas untuk divaksin Covid-19 karena mereka telah mendapatkan vaksin alami atau
antibodi saat tubuh mereka berusaha melawan Covid-19 yang masuk ke tubuh.
7 Virdita Ratriani, “17 Kelompok masyarakat yang tidak bisa divaksin Covid-19 Sinovac”, kesehatan.kontan.co.id, diakses dari
https://kesehatan.kontan.co.id/news/17-kelompok-masyarakat-yang-tidak-bisa-divaksin-covid-19-sinovac, pada tanggal 18
Januari 2021
b. Wanita hamil, menyusui, dan masyarakat berusia di bawah 18 tahun
Kelompok masyarakat ini tidak boleh menerima vaksin Covid-19 dikarenakan
belum ada uji klinis lebih lanjut yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memastikan
terlebih dahulu apakah vaksin Covid-19 aman dan tidak ada efek samping berat yang
ditimbulkan.
c. Masyarakat yang memiliki tekanan darah di atas 140/90
Dalam kategori ini, masyarakat bisa dikatakan memiliki penyakit hipertensi
atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang
parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan juga kematian.
d. Masyarakat yang sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang penyakit
kelainan darah
Kelompok masyarakat ini rawan untuk menerima vaksin Covid-19, karena
dikhawatirkan dapat memberikan efek buruk bagi para penderita penyakit kelainan
darah ini. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa jenis pengobatan penyakit kelainan
darah seperti kanker darah (leukimia) yang dapat mengganggu kerja sistem kekebalan
tubuh. Apabila pasien ingin tetap divaksin, harus berkonsultasi dengan dokter yang
bersangkutan terlebih dahulu.
e. Mengalami gejala ISPA seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir
Salah satu syarat dapat menerima vaksin Covid-19 adalah memiliki tubuh yang
sehat. Apabila tubuh tidak sehat atau sedang melawan virus yang lain, kondisi tubuh
dapat menurun dan melemah. Oleh sebab itu, kelompok masyarakat ini tidak disarankan
untuk menerima vaksin Covid-19.
f. Menderita beberapa penyakit serius yang dapat mengancam nyawa bagi
penderitanya
Sebagai contoh menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung
koroner), autoimun sistemik (SLE/lupus/, sjogren, vaskulitis, dan autoimun lainnya),
ginjal, reumatis autoimun/rhematoid arthritis, saluran pencernaan kronis,
Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun, kanker, kelainan darah,
imunokompromais/defisiensi imun, dan penerima produk darah/transfusi, diabetes
melitus (tetapi dalam kondisi tertentu bisa diberikan vaksin Covid-19), HIV (dalam
kondisi tertentu bisa diberikan vaksin Covid-19), dan memiliki penyakit paru seperti
asma, PPOK, TBC (tetapi dalam kondisi tertentu bisa diberikan vaksin Covid-19).
Bagaimana Masyarakat Bersedia Divaksin?
8Pemerintah Indonesia dan orang-orang di sekitar kita telah berkontribusi dengan
mengupayakan berbagai cara untuk mengajak seluruh masyarakat agar mau divaksin. Upaya-
upaya tersebut diantaranya, yaitu:
a. Memberikan Contoh Bagi Masyarakat
Presiden Joko Widodo telah memberikan contoh kepada masyarakat
dengan menjadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 sebelum
disebarkan secara menyeluruh kepada masyarakat Indonesia. Selain itu, tokoh-
tokoh publik seperti artis dan ulama juga telah menerima vaksin Covid-19. Dari
hal ini, masyarakat seharusnya dapat memberanikan diri untuk menerima vaksin
dan percaya bahwa vaksin Covid-19 yang ada di Indonesia telah teruji dan aman
untuk digunakan.
b. Melakukan Sosialisasi Kepada Masyarakat Mengenai Vaksinasi oleh Para
Pakar Kesehatan
Sosialisasi ini dapat berupa memberikan informasi yang transparan
mengenai apa itu vaksin Covid-19, siapa saja yang dapat menerima, apa saja gejala
yang ditimbulkan, dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini diharapkan dapat
mengedukasi dan membuat pikiran masyarakat menjadi terbuka mengenai
pentingnya melakukan vaksin Covid-19.
c. Pemberian Vaksin Secara Gratis
Jika penerimaan vaksin dibandrol dengan harga yang mahal, pasti terdapat
beberapa masyarakat yang tidak mampu untuk membeli. Oleh karena itu,
pemerintah telah menganggarkan pengeluaran uang negara untuk membiayai
vaksin Covid-19 bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Masyarakat diharapkan
dapat menunggu giliran dengan sabar untuk mendapatkan vaksin karena pemberian
vaksin Covid-19 ini dilakukan secara bertahap.
d. Melakukan Diskusi Singkat Mengenai Vaksin Covid-19 oleh Para Ulama dan
Pemangku Kepentingan
Diskusi ini dapat berupa tanya jawab dengan masyarakat sekitar untuk
menghilangkan kekhawatiran masyarakat terkait keefektifan dari vaksin Covid-19
yang ada di Indonesia.
8 Ini Cara Pemerintah Yakinkan Masyarakat Ikut Vaksinasi Covid-19, video.tempo.co, diakses dari
https://video.tempo.co/read/23390/ini-cara-pemerintah-yakinkan-masyarakat-ikut-vaksinasi-covid-19, pada
tanggal 1 Februari 2021
e. Membuat Konten Kampanye yang Diupload di Media Sosial
Konten kampanye yang disebarkan dapat berupa video maupun gambar
yang memiliki pesan untuk mengajak seluruh masyarakat agar mau divaksin.
f. Mengawasi dan Memberikan Konfirmasi Mengenai Informasi Salah yang
Beredar di Masyarakat
Jika informasi salah mengenai vaksin Covid-19 terus beredar di masyarakat,
hal tersebut dapat membuat masyarakat tidak percaya mengenai keuntungan
adanya vaksin Covid-19.
Alasan Mengapa Masyarakat Tidak Perlu Takut Divaksin Covid-19
Pemerintah telah membiayai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk
menemukan vaksin Covid-19 yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh masyarakat
Indonesia. Para ilmuwan telah melakukan berbagai tahap pengujian klinis untuk memastikan
bahwa vaksin Covid-19 yang diproduksi tidak memiliki efek samping yang serius. Selanjutnya,
vaksin Covid-19 juga telah diuji kehalalannya, sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat
menggunakan vaksin Covid-19 tersebut. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu takut untuk
divaksin karena pemerintah telah menjamin keamanan, kualitas, dan kehalalan vaksin Covid-
19 yang telah beredar di Indonesia.
Apa Yang Diharapkan Setelah Melakukan Vaksin Covid-19?
9Setelah seluruh masyarakat Indonesia melakukan vaksin Covid-19, tentunya terdapat
beberapa harapan yang ingin dicapai oleh pemerintah dan seluruh masyarakat, di antaranya:
a. Membantu mengendalikan pandemi
Semakin banyak masyarakat yang melakukan vaksin, maka dapat memperkecil
resiko terjadinya penyebaran Covid-19 yang semakin cepat dan mengendalikan
pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.
b. Angka kematian akibat Covid-19 dapat menurun
Masyarakat yang telah divaksin Covid-19 telah memiliki sistem kekebalan
tubuh yang dapat melawan Covid-19 apabila terkena Covid-19 di masa yang akan
9 dr. Meva Nareza, “Alasan Pentingnya Vaksinasi dan Efektivitasnya dalam Memutus Penularan COVID-19”, alodokter.com,
diakses dari https://www.alodokter.com/alasan-pentingnya-vaksinasi-dan-efektivitasnya-dalam-memutus-penularan-
covid-19, pada tanggal 25 Januari 2021
datang. Lalu dengan divaksin, masyarakat juga dapat memperkecil kemungkinan
terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat Covid-19.
c. Menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity
Apabila masyarakat telah divaksin, masyarakat dapat fokus melakukan
pekerjaan sehari-hari mereka tanpa khawatir akan terkena Covid-19 yang tentunya
dapat menghambat jadwal harian yang telah mereka rencanakan.
d. Memulihkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia yang terdampak
karena pandemi ini
Akibat menyebarnya Covid-19 di seluruh dunia, seluruh kegiatan seperti jual
beli secara tatap muka terpaksa harus diberhentikan sementara. Kondisi ini
mengakibatkan perekonomian Indonesia melemah dan banyak masyarakat yang
menjadi jatuh miskin karena tidak ada pemasukan yang diperoleh. Dengan adanya
vaksinasi, masyarakat diharapkan dapat tetap melakukan kegiatan tatap muka untuk
memulihkan kondisi ekonomi dan sosial.
KESIMPULAN
Kesadaran dari setiap masyarakat Indonesia untuk divaksin memiliki peran penting
dalam memutus rantai penularan Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia
telah mengupayakan berbagai cara dengan mengajak seluruh masyarakat untuk menyukseskan
program vaksinasi ini. Program vaksinasi di Indonesia dibagi menjadi 2 periode. Periode
pertama berlangsung selama 4 bulan dan telah dilaksanakan pada bulan Januari hingga April
2021 dengan memprioritaskan tenaga kerja dan petugas publik yang ada di 34 provinsi.
Kemudian, periode kedua dilaksanakan pada bulan Mei 2021 dan diperkirakan akan selesai
pada bulan Maret 2022 untuk menjangkau seluruh masyarakat.
Apabila seluruh masyarakat telah divaksin, masyarakat tetap diharapkan dapat
menerapkan disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) dan penguatan 3T
(tracing, testing, treatment). Hal itu merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menekan
penyebaran Covid-19 secara efektif. Jadi jangan takut mengambil pilihan untuk divaksin
karena bersama-sama kita pasti bisa mengendalikan pandemi yang masih berlangsung saat ini
dan beraktivitas seperti sebelumnya.
top related