majalah busyra edisi 4, juli 2013
Post on 23-Mar-2016
233 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BUSYRA Buletin Syiar Rahmatul Asri
TOKOH:
Abbas Mahmud Aqqad (JURNALIS ISLAM)
Headline News: Teknis Jitu, Metode Praktek
Info Pondok: Wisuda Santri XI
Opini: Think To Be Better
Cerbung: Dia Adikku, Bukan Aril!!!
Tausiah: 6 Amalan Kebaikan
Santri Berprestasi: Ukhti Wulung Pertiwi
Edisi IV Juli 2013/Ramadhan 1434
H
INFAK: RP 3000
1
SALAM REDAKSI
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu alaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadirat
Sang pencipta yang maha kuasa,
yang memberi kita rahmat serta
inayah-Nya, yakni Allah SWT.
Shalawat serta salam tercurah
kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad Saw yang menjadi
panutan dan memberi contoh
akhlak yang baik.
Alhamdulillah, edisi Juli
ini kami akhirnya bisa menjadi
bacaan shaahibul BUSYRA. Tentunya banyak kekurangan dalam karya kami
ini namun, kami akan berusaha sekeras mungkin untuk memberikan yang
terbaik kami agar pembaca tidak bosan untuk membacanya dan menjadi
tertarik untuk terus mengikuti terbitan buletin kami berikutnya. Mudah-
mudahan kami dapat memberikan informasi yang akurat dan sesuai dengan
apa yang shaahibul inginkan mengenai sekolah kami ini, yaitu Pondok
Pesantren Moderen Rahmatul Asri, amiiiiiiiiin.............!!!
Ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
bapak ketua yayasan PPM Rahmatul Asri, pimpinan pondok, ustad-ustadzah
pembina serta teman-teman sekalian atas partisipasinya dalam penerbitan
buletin ini.
Redaksi BUSYRA
Diterbitkan Oleh:Busyra Pelindung Ketua Yayasan PPM Rahmatul Asri Penasehat Kepala SMP PPM Rahmatul Asri
Kepala MTS PPM Rahmatul Asri Kepala SMA PPM Rahmatul Asri Kepala MA PPM Rahmatul Asri Pembina Jumriani Ketua
Umum Siti Fatimah Sekertaris Umum Imamatul Ummah Bendahara Nur Afifah Reporter Nur Fitrah Asliah Reza
Iqrimah Aslim Hafizah Dima Fachria Isma Herma Hendry Badawi Asdar Sabar Fauzan Nurmia Silvia Aspayani Layouter
Muhammad Mufti Ramdan Al-Amirah An-Nabila Alamat Redaksi Jl. Poros Enrekang km.1 Maroangin Kode Pos 91761
Layanan Informasi Redaksi menerima tulisan berupa artikel, opini dan essay. Redaksi berhak mengedit tanpa
mengubah substansi tulisan. Naskah dikirim ke email: www.bbusyra.wordpressbusyra@mail.com
3
Pembekalan Dakwah dan Imam Santri RAMA
Menyambut Bulan suci
Ramadhan PPM
Rahmatul Asri
mengadakan
Pelatihan Dakwah
untuk santri
SMP/MTs &
SMA/MA dan
Pelatihan Imam
untuk santriwan
SMA/MA. Seperti
tahun-tahun
sebelumnya, seluruh santri
diikutsertakan dalam pelatihan
ini, termasuk santri baru yang
baru masuk asrma pada
tanggal 29 Juli. Pelatihan ini
merupakan kegiatan tahunan
yang rutin dilakukan oleh
pihak pesantren.
Selama 12 hari, sejak
tanggal 26 Juni hingga 7 Juli,
mereka diberikan materi serta
praktek oleh ustadz-ustadz
yang dianggap berkompeten.
Tujuan pelaksanaannya tentu
saja untuk melatih mental
santri dan santriwati agar
percaya diri tampil di depan
umum. Bukan hanya itu,
mereka juga diharapkan
mampu menyebarluaskan
dakwah Islam dari masjid ke
masjid.
Setelah mengikuti
pelatihan, para santri
dipulangkan ke kampung
halaman masing-masing untuk
mempraktekkan apa yang
mereka dapatkan selama
pelatihan. Mereka diharapkan
mampu memenuhi target
jumlah maksimal wajib
menyampaikan ceramah.
Untuk santri baru, baik SMP
maupun SMA hanya 3 kali,
kelas 2 SMP 4 kali, kelas 3
SMP sebanyak 5 kali dan
untuk SMA minimal 7 kali.
Meski SMA diberikan
kewajiban berceramah paling
banya namun mereka tetap
tidak merasa keberatan dan
menganggapnya sebagai ajang
pembelajaran. “Karena saya
sudah SMA jadi saya wajib
naik sebanyak 7 kali tapi Insya
Allah saya mau naik lebih dari
7 kali. Yaaah untuk mengasah
kemampuanku.”ujar Nurul
Ulmi Mansur, salah satu
santriwati kelas 5 SMA saat
ditemui redaksi. (Imamatul
Ummah & Zafran Nabil
Fauzan)
Metode Jitu Bagi Pemula, Metode
Praktek
Mengisi Ramadhan selama berada di
pesantren, penanggungjawab bahasa pesantren
RAMA mengadakan matrikulasi dua bahasa
untuki santri baru. Mereka mengikuti
matrikulasi dua bahasa yakni Arab dan Inggris.
Matrikulasi ini dilaksanakan atas kerjasama
antara penanggungjawab bahasa pondok dengan
bagian bahasa OPRA. Kegiatan dilaksanakan
sejak tanggal 25 Juli sampai 2 Agustus
mendatang.
Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan gambaran penggunaan kedua
bahasa tersebut. Selain itu, dengan mengikuti
matrikulasi dapat membantu mereka untuk
mengetahui dasar kedua bahasa tersebut.
Menurut mereka, kegiatan ini sangat membantu
mereka untuk bisa mengetahui dua bahasa
tersebut terutama bahasa Arab. Nurul Aminah,
salah satu santriwati baru asal kota Makassar
mengatakan, “Kegiatan ini tentu saja membantu
saya untuk mengetahui bahasa Arab dan bahasa
Inggris”.
Meski yang diajarkan adalah dasar dari
kedua bahasa tersebut namun mereka tentu saja
4
mengalami kendala dalam memahinya. Mereka
mengakui hal tersebut, terutama dalam
memahami bahasa Arab yang notabenenya
belum mereka pelajari ketika masih duduk di
bangku Sekolah Dasar ataupun SMP. “Kegiatan
ini sangat bagus tapi saya kurang memahami
bahasa Arab karena waktu SD, saya hanya
mempelajari bahasa Inggris” ujar Sidra Nurul,
santriwati baru asal kota Makassar. Hal ini
membuat para instruktur ataupun pendamping
kegiatan ini untuk lebih jeli dalam memilih
metode penyampaian materi agar mudah
dipahami.
Menurut salah satu Instruktur,
Muthmainnah Baso, metode practice dianggap
akan lebih mempermudah pemahaman. “Jadi
saya lebih memilih untuk menggunakan metode
praktek karena dapat mempermudah mereka
untuk mengingat dan mengucapkan kata
ataupun kalimat yang diajarkan. Alumni
fakultas Hukum, UIN Alauddin ini juga
menambahkan bahwa sebagai pemula tidak
perlu banyak menulis dulu karena praktek
mengulang apa yang diberikan akan lebih
mudah diingat.(Andi Al Amira & Isma Nabila)
Enam Amalan Kebaikan
Tausiah oleh: ust. Saeful Zuhdi S.Pd.I
Untuk kita yang saat ini sedang dalam kubangan musibah ada baiknya kita
mencoba menyisir jalan kebaikan berikut ini. Atau, kita yang sedang dihantui
kegagalan, inilah amalan yang menghibur untuk menolak berbagai kemungkinan
bala.
Pertama, melazimkan doa. Orang yang terbiasa dengan berdoa akan mengalir
sebuah kekuatan yang mampu menjadikan dirinya tegar. Bah kan, doa adalah sebuah
proteksi ampuh menstabilkan kondisi hati dengan berbagai macam keadaannya.
Disebut oleh Nabi Muhamad SAW, Tidak ada yang mampu menolak takdir
kecuali doa. (HR Ahmad). Bahkan, ada doa yang langsung dari Allah untuk
menuntun kita terhindar dari berbagai ujian, musibah, dan bala.
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup
Kami memikulnya.” (Q.S. Al-Baqarah 286)
Kedua, kesungguhan taqwa. Banyak disebut oleh berbagai ayat bahwa
kesungguhan dan keseriusan dalam ketakwaan mengantarkan ketangguhan spiritual
dalam menyelesaikan setiap kesulitan hidup. Ini artinya semangat takwa
menghindarkan sebuah peristiwa buruk dalam hidup ma usia.
“Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.”
QS al- Thalaq [65]: 3
5
Ketiga, ridha orang tua. Setelah kita tegak dengan nilai-nilai Langit seperti disebut
oleh dua poin di atas, saatnya kita mengumpulkan energi dari bumi. Dan, kita perlu
memulainya dari bilik kedua orang tua kita. Doa dan restu mereka yang pada
urutannya mengantarkan kepada sejuta kebaikan, yang kita unduh tidak hanya di
dunia, tapi juga di akhirat. Keramat terampuh di dunia ini tidak lain doa dan restu
orang tua. Rida Allah ada pada rida orang tua dan murka-Nya ada pada murka kedua
orang tua, demikian sabda Nabi Muhammad SAW riwayat al-Hakim.
Keempat, sedekah. Keutamaan sedekah sudah banyak yang menyebutkan. Bahkan,
secara terang sebuah hadis mengisyaratkan, Sedekah itu benar-benar menolak bala.
(HR Thabrani dari Abdullah ib nu Masud). Karena, agama adalah amal. Maka,
nikmat dan ke lezatan beragama akan berasa jika kita benar-benar mengamalkan.
Karena itu, saat nya kita buktikan dengan amal nyata. Kita bersedekah pasti ada
proteksi bala yang langsung Allah desain.
Kelima, istighfar. Kami tidak akan turunkan azab bencana selama mereka masih
beristighfar.
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara
mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun.” QS al-Anfal, 8: 33
Berikutnya, silaturahim, berzikir, dan selawat. Terkait dengan zikir, disebut
oleh Nabi SAW, Petir menyambar siapa pun, tetapi petir tidak akan menyambar
orang yang sedang berzikir.
Terakhir, senantiasa berbuat baik. Kebaikan yang kita tebarkan di bumi adalah
kebaikan untuk kita yang Allah gelontorkan dari langit.
“Tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” QS ar- Rahman [55]: 60
Wallahu ‘alam.
(Aslim Husain & Herma Nurfatimah)
6
Tempat Nongkrong Favorit Santri RAMA
MASJID
Shalat berjama’ah lima kali sehari di
masjid adalah kewajiban seluruh
santri dan santriwati Rahmatul Asri.
Yah……aturan ini memang sudah ada
sejak Pondok ini ada. Aturan turun
temurun ini akhirnya masih melekat
hingga sekarang. Jika memang
pada umumnya masjid dipergunakan
untuk menjadi tempat beribadah
bagi umat muslim, di Rahmatul Asri
masjid memiliki fungsi lain. Jika ada
pertemuan, masjid, lebih sering
masjid putra alias Raodatul
Munawwarah dijadikan sebagai
tempat pelaksanaannya. Namun
sekarang, fungsi tersebut sudah
jarang dilakoni masjid putra
tersebut. Meski demikian, satu
peralihan fungsi masjid yang belum
hilang sampai sekarang, yaitu
tempat nongkrong santri.
Yah…….baik masjid putra maupun
putri alias Royatul Mujahidah
memang dirasa memiliki keindahan
dan kenyamanan tersendiri sebagai
tempat nongkrong mereka. Khusus
masjid putra, fungsi tersebut dimulai
sejak siang sampai sore. Beberapa
santriwan lebih memilih untuk
beristirahat dan bercengkrama
dengan teman mereka di masjid
dibandingkan di asrama. Ba’da Ashar
merupakan waktu dimana akan
sering dijumpai banyak santriwan
yang akan nangkring di masjid.
Mereka akan terlihat bercerita
sambil menikmati cemilan yang
sudah di beli di syirka. Kalau masjid
putri, fungsinya sebagai tempat
nongkrong itu akan sangat terasa
ketika selesai makan
siang. Akan terlihat di masjid
beberapa santriwati menunggu
waktu shalat ashar sambil tidur-
tiduran ataupun berbagi cerita
dengan teman mereka. Bahkan tidak
jarang banyak dari mereka yang
menghapal Al- Qur’an, hal demikian
juga tentunya terjadi di masjid
putra. Semoga “fungsi lain” masjid
ini digunakan untuk kegiatan yang
bermanfaat untuk Ashhabi BUSYRA,
amin.
PERPUS
Ashhabi sudah tahukan, orang yang
menuntut ilmu akan diangkat
derajatnya. Hal yang sudah jelas
dituliskan dalam Al-Qur’an, selain
itu, kita memang mebutuhkan ilmu
kan. Benar, hidup butuh ilmu. Ilmu
bukan saja didapatkan dari secara
formal namun, bisa diperoleh
dimana dan kapan saja. Salah satu
contohnya di perpustakan. Di
perputakaan banyak sekali yang
tentunya berguna. Tidak heran
sebagian besar saekolah . terdapat
perpustakaan. Termasuk
perpustakaan yang dimiliki pondok
kita tercinta ini. Pasca pembuatan
perpustakaan yang jauh lebih baik
daripada perpustakaan pada
beberapa tahun lalu, perpustakaan
kita memang jauh lebih nyaman
ketika dikunjungi. Selain karena
gedungnya yang lebih luas,
perpustakaan kita juga sepertinya
selalu memberikan nuansa tenga
tersendiri ketika berada disana. Nah,
itulah alasan banyaknya Ashhabi
BUSYRA yang suka nongkrong
disana. Bukan hanya saat pulang
sekolah atau sore hari. Santripun
banyak yang memilih nongkrong di
perpus saat istirahat atau saat guru
sedang berhalangan hadir. Dengan
membawa beberapa cemilan hasil
belanjaan di syirka, mereka akan
menghabiskan waktu di perpus
sambil membaca atau hanya sekedar
menunggu jam pelajaran
selanjutnya.
DI BAWAH POHON CINTA
Di bawah pohon cinta, yah
kedengarannya mungkin agak ganjil.
Sebuah pesantren memiliki tempat
yang disebut pohon cinta, tapi itulah
kenyataannya. Sekitar tiga pohon
yang terletak di pertigaan antara
gedung SMP, masjid putrid dan
perpustakaan, itulah yang sering
disebut sebagai pohon cinta. Entah
siapa yang pertama kali
“menobatkan” nya sebagai pohon
cinta. Meski status namanya masih
simpang siur, namun reputasinya
sebagai tempat nongkrong santri
sudah jelas. Beberapa santri sangat
menyukai tempat ini untuk
melepaskan lelah, terutama saat
istirahat. Alasan mereka tentu saja
karena keindahan pemandangan
yang disajikan saat duduk disana.
Sekitar pohon tersebut memang
menyajikan keindahan alam lain dari
bumi Rahmatul Asri. Saat jam
istirahat sekolah selesai, mereka
akan segera datang ketempat itu
untuk menghabiskan waktu
istirahat. Meski saat ini kerindangan
pohon tersebut tidak seperti dulu
7
lagi namun, santri masih sangat
menyukainya sebagai tempat
nongkrong.
GURUN SAHARA
Dibagian selatan lapangan luas SMPS
Rahmatul asri coba anda telusuri, di
tengah kerindangan hutan bumi
Rahmatul Asri, ada satu
pemandangan berbeda. Yah……akan
kita temukan tanah kapur nan indah
terhampar di depan mata. Nah ini
dia Ashhabi yang biasa disebut
“Gurun Sahar” oleh mereka yang
mengaku “Santri Sejati Rahmatul
Asri”. Hmmmm…….keindahan alam
yang disajikan di Gurun Sahara ini
memang sangat indah. Dari atas
Gurun, mata kita akan dimanjakan
dengan jejeran beberapa gedung
Rahmatul Asri yang berada di
tengah- tengah hutan. Nah alasan
inilah Ashhabi yang mebuat banyak
teman kita yang sangat suka
nongkrong disana. Waktu
nongkrongnya bervariasi Ashhabi,
ada yang senang kesana saat
istirahat tidur siang ada juga yang
sore hari, ba’da ashar. Mau tahu
bagaimana sensasinya saat berada
disana???? Coba saja Ashhabi, daki
dan nikmati suasana sejuk
memandang indahnya PPM Ramatul
Asri tercinta.
BAWAH POHAN JAMBU
Pohon jambu yang akan kita bahas
adalah pohon jambu yang berada di
depan kantin putri. Letaknya yang
berdekatan dengan baruga membuat
banyak wali santri yang datang
menjenguk lebih memilih duduk di
bawah pohon jambu. Di bawahnya
terdapat dua kursi panjang yang
menjadi tempat para santri untuk
bercengkrama dengan orang tua.
Bukan hanya itu fungsinya Ashhabi,
banyak santriwati tuh terutama anak
asrama satu yang saaaaaaangat hobi
nongkrong disitu. Waktu
nongkrongnya itu paling ramai saat
sore hari. Sambil menikmati hasil
belanjaan di syirka, mereka akan
berkumpul disana sambil saling
bertukar
certa, dan tak jarang mereka sharing
tentang pelajaran. Tapi waktu yang
paling enak untuk nongkrong disana
adalah saat penjual bakso datang.
Hmmmmmm duduk di bawah pohon
sambil menikmati semangkong
bakso dengan teman-teman. A simple
place but gives us sweet memories.
DEKKER
Yah,dekker disini biasa santriv putra
menghadang santri putri yang akan
lewat.dan yang lucunya apabila
santri putra menghadang otomatis
santri putriakan kembali ke asrama
masing-masingatau manuggu santri
putri pindah/pergi dari dekker.
Begitu juga sebaliknya, jadi sampai
sekarang, dekker ini tidak ada
“penghuni paten”nya. Istilah yang
paling tepat, siapa cepat dia yang
bebas nongkrong dan berkuasa
disana, hihihihihihi.
TAMAN SEGITIGA
Tempat ini sering kali ditempati oleh
para santriwati untuk apalagi kalau
misalnya datang dari syirka
(koprasi)di sanalah dia membagi
para makanannya dengan santri yang
lain. Karena hidup bersama memang
harus saling berbagi. Bukan hanya
itu, tempat nongkrong yang satu ini
juga sering menjadi salah satu
tempat paling strategis saat
menonton volley ball ketika tiba
masa Porseni Nah itu dia Ashabi,
beberapa tempat nongkrong favorit
kami, minat nongkrong dan berbagi
ilmu dengan kami disana? Yuk jalan-
jalan
8
Abbas Mahmud Aqqad (28 Juni 1889-12 Maret 1964)
Oleh: Ahrieza Falahi Dalimoenthe ”Ilmu itu datangnya dari buku, dan bukan dari penulis”A. M.Aqqad” Aku tidak pernah terpengaruh oleh siapapun dan aku ingin menjadi diriku sendiri “A.M.Aqqad” The Crusher writter” Saad Zaghlo
A. Prolog Seorang pemikir ulung,filosof serta ulama sekaligus jurnalis di penghujung-awal abad 19 dan 20. Putra dari Ibrahim Mahmud Al-Aqqad ini dilahirkan pada hari Jum„at di Kota Aswan, dalam ruang lingkup keluarga terhormat yang amat memperhatikan pertumbuhannya. Ayah beliau sendiri bertugas disalah satu Kantor Arsip Provinsi Aswan, yang pada saat itu kondisi kodifikasi arsip Mesir
sendiri dalam keadaan yang memang kurang
kondusif. Keadaan ini
memaksa ayahnya untuk
selalu menghabiskan
waktu di meja kantornya. Kakek beliau bernama Muhammad Aga As-Syarif yang mana garis keturunannya sampai kepada Abbas bin Abdel Mutallib kakek dari Rasulullah SAW. Pada masa kecilnya beliau sering mengikuti halaqah yang diisi oleh salah seorang ulama Azhar yaitu Sheikh Ahmad Al- Jadawi bersama ayahandanya. Dimana Ahmad Al-Jadawi sendiri banyak mengadopsi pemikiranpemikiran Jamaluddin Al-Afghani. Jadi sebenarnya dari masa yang amat belia sekali tanpa Aqqad sadari telah tertanam didalam dirinya beragam dan corak dari
tokoh-tokoh keislaman pada masa itu. Dimasa kecilnya beliau memiliki kemampuan yang amat lain dari teman-teman sebayanya. Seperti halnya dibangku sekolah, pada masa yang amat belia sekali ia sudah dapat memahami hal-hal yang berkenaan dengan sosial. Aqqad juga gemar membaca, salah satu kitab yang amat ia gandrungi adalah “Kisah 1001 satu malam” dan Diwan Baha Al-Zuhairi juga kitab yang dikarang oleh Al- Abshihi yang berjudul “Al- Mustathraf fil Fannil Mustazhraf”. Imam Muhammad Abduh pada saat berkunjung ke Sekolah Dasar Nasional dimana Aqqad berseragam SD-nya berkata mengenai intelektual yang dimiliki Aqqad melalui karya-karya sicilik Aqqad, sambil berdecak kagum Imam Muhammad Abduh berkata: “Sesiapapun yang menulis ini akan menjadi penulis nantinya”. Namun pendidikan formal yang dienyam–nya tidaklah seperti yang diharapkan, karena pada usia yang sangat muda sekali yaitu ketika ia berumur 15 tahun ia meninggalkan bangku sekolah atau setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar.
Adapun sebab yang mendorong beliau untuk meninggalkan pendidikannya adalah kemauan dirinya sendiri, dengan kata lain Aqqad sendiri lebih gemar untuk membaca sendiri daripada untuk mengenyam pendidikan
9
secara formal. Mungkin jika beliau meneruskan pendidikannya sampai pada bangku kuliah, maka akan lain lagi kisah petualangan seorang penulis ini, bisa jadi ia akan berangkat ke Eropa dan akan setara dengan para pemikir-pemikir terkemuka Mesir lainnya pada masa itu. Namun bagi beliau pendidikan formal bukanlah segalanya, dengan terputusnya pendidikan tidak menjadikan beliau berhenti untuk mendalami apa yang ia rasa menarik bagi dirinya, hal ini dapat dilihat ketika ia mulai bekerja sebagai salah seorang buruh upahan disebuah Pabrik Sutra di kota Demyaat. Ia memanfaatkan gaji dan waktu luang untuk membeli bukubuku, membaca dan menulis terutama di bidang politik dan sastra. Aqqad berkata didalam sebuah karyanya yang berjudul Abqareyyas Siddiq: “aku tidak menulis tentang sejarah kekhilafahannya dan bukan juga tentang tragedi-tragedi yang terjadi pada masa itu, akan tetapi yang kutuliskan adalah gambaran pribadi dari seorang khalifah besar dimana kita dapat mengenalnya lebih dekat untuk lebih memperjelas kreasi-kreasi beliau serta faktorfaktor yang mendorong kesuksesan beliau”. Dari paparan yang disampaikan beliau kami mencoba untuk mengambil intisariapa sebenarnya yang terbesit dari pemikiran Aqqad dalam karyanya yang satu ini, bahwa sebenarnya bagi setiap generasi penerus yang terpenting adalah mampu untuk mengembangkan prilaku-prilaku serta faktor-faktor yang mendukung kesuksesan baik
itu dari segi dakwah, akhlak kepada manusia dan yang tak kalah pentingnya lagi akhlak terhadap sang Khalik. Hal ini jelas seperti apa yang disampaikan beliau dalam buku yang sama: “…tidaklah penting bagi kita kecil besarnya kepribadian Abu Bakar dimata ummat Islam, karena pada dasarnya ia akan mengecil dan membesar, karena semua itu tergantung pada kaca-mata orang-orang yang memandangnya, karena pada dasarnya hal-hal yang kecil memiliki hal yang lebih penting dari pada hal-hal yang terkesan besar namun memiliki kepentingan yang sedikit” B. Aqqad dan Jurnalistik Disaat Aqqad mulai menuangkan tinta pikirannya ketika mendalami hal-hal yang berkenaan dengan jurnalistik dan pers, Aqqad memiliki pengalaman yang berbeda seperti apa yang dialami para wartawan atau jurnalis-jurnalis lain pada masa itu. Ia harus bekerja keras membagi waktu menjadi seorang pegawai Jalur Lintas Perusahaan Kereta Api di kota Zaqaziq provinsi Sharkeyya dan menjadi seorang yang mengamati permasalahan sastra dan politik Mesir pada saat itu. Pada umur 16 tahun tepatnya pada tahun 1905 M ia bertolak menuju ibu kota, dengan berbekalkan berbagai pengalaman menulis, ia memberanikan diri untuk datang menghadap para tokoh-tokoh yang ada pada masa itu di kota Kairo, yang diantara lain adalah: Ya„qub Shoorof, George Zidane dan Mohammad Farid yang pada saat menjadi salah seorang tokoh nasionalis terkemuka. Setelah
10
berselang 2 tahun yaitu pada tahun 1907 Aqqad bertemu dengan salah seorang pemuka jurnalis keislaman dan seorang evaluator politik dan sastra Mohammad Farid Wajdi. Aqqad datang pada Farid Wajdi dan menawarkan diri untuk menjadi salah satu staffnya diharian Dustur. Dan pada tahun yang sama Aqqad bertemu dengan Saad Zaghlool dimana beliau pada masa itu menjabat menjadi Menteri Penerangan, dimana pada masa itu siasat politik Saad Zaghlool yang ia terapkan diperkantoran divisi penerangan sendiri banyak ditentang oleh banyak kalangan. Hubungan yang erat antara guru dan murid -red. Aqqad dan Farid- ini semakin akrab, hal ini dikarenakan
seluruh kolom serta rubrik yang diterbitkan pada setiap edisinya ditangani langsung oleh mereka berdua. Dimana Aqqad sendiri menangani editorial dan terjemah. Aqqad terjun langsung pada harian ini mulai dari awalnya sampai pada akhir dari edisi ini. Setelah terhentinya harian perdana dimana Aqqad banyak belajar bagaimana tentang percaturan dunia pers, Aqqad kembali bekerja sebagai penulis sastra di Kementrian Wakaf, namun tugas yang emban dikementrian tak membuatnya betah sehingga ia meninggalkan pekerjaanya itu pada tahun 1913. Dan pada tahun yang sama Aqqad mencoba kembali untuk kembali ke dunia pers yaitu bekerja sebagai
wartawan diharian yang mendukung perjuangan politik Khadaiwi Abbas Helmi. Kembali lagi seperti biasanya ia kembali hengkang dari harian tersebut karena merasa visi dan misi partai tersebut kurang sejalan dengan alur pemikiran yang dimiliki Aqqad dimana saat itu pimpinan redaksi adalah Sheikh Ali Yosef. Aqqad juga pernah menjabat sebagai salah seorang staff pengajar bersamasama dengan salah seorang penulis legendaries Mesir yaitu Ibraheem Abdel Kadir Al-Mazni. Pengalaman mengajar bagi Aqqad sendiri disini bukanlah untuk yang pertama kalinya, karena pada umur yang relatif muda yaitu; 15 tahun, Aqqad telah terhimpun dalam staff pengajar muda di Kota Aswan yang dipimpin oleh Mostafa Kamil sendiri. Dunia tulis menulis adalah dunianya Aqqad, ia tidak pernah menyerah untuk selalu menyelami
air-air dimana ia dapat menimba ilmu dari sesiapapun.. Walaupun kondisi pers dan jurnalistik Mesir pada saat itu sangat tidak kondusif. Hal itu dikarenakan masa transisi dari pemerintahan kolonial kepemerintahan revolusi. Tidak sekali Aqqad berpindah-pindah rumah redaksi dimulai dari tahun ia datang ke Ibu Kota diantara rumah-rumah redaksi yang pernah ia datangi adalah Harian El-Ahali yaitu pada tahun 1917, Harian Al-Ahram yang terbit di Alexandria pada tahun 1919.
Tak sekali Aqqad sendiri mengalami ancaman ataupun intimidasi melalui tulisan-tulisannya disetiap harian dimana ia bertugas menjadi dewan redaksi didalamnya. Namun segala ancaman tadi tak membuatnya ketar-ketir dalam melantunkan penanya diatas kertas, karena dengan menulis bagi Aqqad
11
sendiri adalah kebebasan segala-galanya, baik itu kebebasan berpikir, ekspresi maupun membumikan ide-ide yang tersimpan baik didalam benaknya. Berkisar pada tahun yang sama juga, Aqqad mulai membumikan karya-karyanya, yang pada awalnya ia lebih banyak berkonsentrasi pada bidang sastra dimana pada saat yang sama juga khazanah kesusastraan jazirah arab dipenuhi para pakar-pakar sastra diantaranya adalah Amirus Syua„ra Ahmad Syauqi. Yang mana Aqqad sendiri banyak menentang buah-buah piker Ahmad Syauqi yang banyak tertuang kedalam syair-syair yang dikumandangkan Syauqi. Diantara karya-karya Aqqad adalah: “Khalasatul Yaumeyya”,1912, Dar Heelal “Sudzuur”, 1913 “El-Insaan Ats-sani”, 1913 “Yaqdzatus Sabah”, 1916, Karya sastra Aqqad Perdana. Salah satu petisi Aqqad yang jelas-jelas menentang Syauqi adalah apa yang Aqqad sampaikan sebelum ia menghembuskan nafasnya yang terakhir adalah: “Kita telah mendengar keributan yang ditimbulkan seorang yang bernama Syauqi tentang perihal
kehebatannya, namun kita lalui semua itu dengan diam (tanpa reaksi-red) seperti halnya kita melalui hiruk-pikuknya keributan yang telah dilalui sebelumnya. Yaitu dengan tidak memperdulikan kemasyhurannya juga dengan tidak mencounter karya karyanya dalam sastra. Karena sesungguhnya hasil karya Syauqi sendiri adalah salah satu pengikut mazhab „self-desructive‟ yang kami anggap sebagai buah karya dari para orang-orang yang sombong.” Aqqad menilai bahwa kesuksesan Syauqi sendiri didukung karena ia kerap akrab dengan orang-orang pers yang tidak segansegan untuk mengelu-elukannya dalam media, begitu juga dengan hubungannya dengan orang-orang pemerintah dimana Aqqad menganggapnya adalah sebuah kebetulan. Aqqad sendiri juga tidak segan-segan untuk menulis dibeberapa majalah edisi-edisi yang banyak menjadi sorotan khalayak umum pada masa itu, yaitu menjadi penulis dimajalah: Ruzel Yosser, Heelal, Akhbarul Yom dan Majalah Azhar.
Arabic Quotations…
اك عَشاك اك َش َّن اك هتمُس اك اكالِّطِل فِل الَّن فُس
اك ل َشلِل ُساك هتمُس اك َش لِلِإاك اك الَّن ضاِلاك َش ُس ِّطِل
Nafsu itu bagaikan bayi bila anda biarkan terbiasa dengan
Kesenangan menyusu terus-terusan.
Namun, bila Anda lepas ia akan terlepas dan berhenti.
اك َشاك اك َشلَش َش َشاكل الَش قُس اك اك َش لَش مُسِإاك َّسَّن يِل
Waktu bagaikan pedang, bila kamu tak memotongnya dia yang memotongmu.
Redaksi: Nurbina
12
DIA ADIKKU, BUKAN ARIL !!!!!
Merdunya suara muadzin saat
mengumandangkan azan, terasa
sangat sejuk dan
menentramkan,mengetuk hati setiap
insan yang beriman. Memenuhi
seruan Sang Khalik, .dinginya air
menusuk tulang, tapi karena rasa
cinta pada Ilahi, semua jadi tak
terasa. Setelah berwudhu
kusempatkan ke kamar adikku, dia
masih mendengkur, dasar ........!
“Faizul,bangun...bangun
....shalat !” kataku sambil menarik
selimutnya.
“Um...um....!” jawabnya
,semakain memperbaiki posisi
tidurnya.
“Oke kalau nggak mau
bangun, nanti aku laporin ke
mama....,biar di semprot kamu!”
kataku mengancam, tapi Izul tak
bereaksi, dia tetap asik dalam dunia
mimpinya, aku jadi jengkel sendiri.
“Ma......mama....!”teriakku
memanggil mamaku.
“Iya...iya , aku bangun, dasar
bawel.....!” gerutunya sambil berjalan
ke kamar mandi untuk mengambil air
wudhu.
“Yah gitu dong adikku yang
manis, kakak tunggu di depan yaah
,kita berangkat sama-sama......!
“kataku sambil tersenyum.
Selang lima menit kami
sekeluarga berangkat ke mesjid
bersama-sama.
Kenalkan namaku Nur Ainia,
panggil ajah aku Nia, aku sekolah di
pondok Pesantren Rahmatul Asri
Maorangin. Sekarang lagi liburan
semester ganjil ,jadi bisa ngumpul
bersama keluarga ,aku punya adik
semata wayang namanya Faizul
Mubarak, panggil saja Izul, Zul atau
apalah. Dia sekolah di SMP 2
Maleong Enrekang, adikku ini tidak
mau mengikuti aku sekolah di
pesantren, katanya sih,anak
pesantren itu tidsak gaul, trus disana
tidak ada TV apalagi handphone.
Mama dan bapak udah berusaha
membujuk, tapi Izul tetap tidak mau,
yah tidak bisa dipaksa juga.
Adikku ini sangat ngefans
sama Aril, itu loh vokalisnya
Peterpan. Semua yang berbau Aril di
koleksinya , mulai dari kaset, baju,
sepatu bahkan gayanya pun di mirip-
miripkan. Bukannya mau mengejek
tapi Aril kan putih terus adikku yah
hitam, meskipun tidak hitam amat
sih tapi manis juga kayak kakaknya
he he he. Kamar Izul penuh dengan
posternya Aril, aku jadi pusing
melihatnya.
“Izul kamar kamu kok
kayak,,,,emm....??? apa yahhh.....????
kok semuanya poster
Aril.......?????”tanyaku ,ketika masuk
ke kamarnya suatu hari.
“Emang kenapa.....! suka-suka
gue dong , kamar gue juga !”
jawabnya cemberut , memang adikku
ini sedikit kasar, bahasanya pun pake
gue,elo ,katanya sih biar mirip orang
Jakarta tapi faktanya dia tetap orang
Sulawesi.
“Sebagai pelajar, baiknya
kamar itu di hiasai dengan rumus-
rumus, kosa kata atau kaligrafi atau
apa kek? Ini ko malah gambar Aril
semua!” Nasehatku padanya.
“Kakak ko sewot banget, gue
kan suka, apa salah???” Jawabnya
sambil meneruskan bacaanya, tanpa
menoleh kepadaku, aku tertegun.
“Kakak Cuma khawatir, kalu
kamu begini terus nanti kamu tidak
serius sekolahnya, pikirannya Cuma
aril, Aril dan Aril !!!!” Nasehatku
lagi .
“Khmmmmmm kakak aja
kaliee, gw nggak! buktinya nilai gue
baik baik aja’ kakaknya aja yang
sewot!!!!” bantahnya lagi,adikku
memang keras kepala kataku dalam
hati.
“Yaa, terserah kamu lah
kakak udah ngasi nasehat, kakak
sudah lepas tanggung jawab sebagai
seorang kakak !” kataku pasrah,
andai adikku menge rti bahwa aku itu
cuma khwatir padanya
Saking ngefansnya sama Aril,
di rumah kita semua jadi direpotkan.
Bagaimana tidak, di rumah wcnya
Cuma satu, Izul mandinya lama
banget, nyinya satu album untung-
untung suaranya agak bagus.
“Izul cepatan,bapak kebelet
nih,.....!” teriak papa sambil
memegangi perutnya.
Aku tak bisa menahan tawa,
astagfirullah,aku sudah berbuat dosa
mengetawai orang tua sendiri. Aku
kasian melihat papa dan jengkelnya
lagi Izul yang malah semakin
mengeraskan suaranya.
“Terus melangkah
melupakanmu lelah hati perhatikan
sikapmu....!” lantun izul, mungkin
saking asiknya dia tidak sadar sedari
tadi bapak udah menggedor-gedor
pintu, di tambah lagi suara air kran
menambah asiknya Izul dalam
dunianya.
Dengan sangat terpaksa, papa
numpang di wc tetangga. Setelah
keluar dari wcdengan wajah
sumringah tanpa rasa bersalah
sedikitpun, Izul langsungdiomelin
papa. Kasian juga mukanya jadi
kayak kepiting rebus. Tapi biarlah
biar dia sadar wc bukan punya dia
seorang.
Sisi lain izul adalah, dia itu
sangat hemat, saking hematnya
sering sekali aku diporotin,tidak
jarang Izul minta uangnya ke aku.
Dan pelabuhan uang itu adalah di
tangan penjual kaset, yah dia
menggunakan uang dariku tersebut
untuk membeli kaset. Tidak perlu
ditanyakan lagi, kaset yang dia beli
adalah kaset lagu Aril alias Peterpan.
Terus jatah uang jajannya dia tabung
,aku sih ikhlas-ikhlas aja tapi
masalnya dia nabung agar suatu saat
bisa ke Jakarta menonton konsernya
Aril.
Suati hari aku,papa ,mama
dan Izul lagi menonton bareng di
depan TV,tiba-tiba bapak berkata
sesutu yang mebuat kami kaget.
“Izul kamu maukan lihat
konsernya Aril ?” tanya papa sambil
meneguk kopinya.
“Emmm mau banget Pa, mau
Pa....!” jawabnya sangat antusias,dari
matanya dia sangat gembira, aku
bahkan tidak bisa menggambarkan
sinar kebahagiaan yang terpancar
dari matanya saat itu. Papa terdiam
sesaaat.
“Tapi ada syaratnya” lanjut
papa kemudian, Izul tidak bersuara
hanya menatap papa sambil
mendekat untuk mendengarkan
syarat yang akan diajukan papa.
“Syaratnya papa mau Izul
semester ini bisa juara kelas, apa
kamu sanggup?” kata papa
tersenyum.
Bersambung,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
13
THINK TO BE BETTER!!
Tahun ajaran baru
2013/2014, bagaikan membuka
halaman baru setelah menulis
panjang pada halaman
sebelumnya. Lembaran baru itu
kosong ,tak ada coretan
sedikitpun jadi terserah kita ingin
mengisinya dengan tulisan yang
lebih bagus dengan semangat
yang menggebu atau mengisinya
dengan tulisan yang biasa-biasa
saja sebagai pelampiasan rasa
lelah setelah melewati lembaran
lalu yang berisi tulisan yang
berantakan.
Buku tulis, yah... seperti
buku tulis yang berisi banyak
lembaran, baik lembaran yang
berisi tulisan yang rapi atau berisi
tulisan yang acak-acakan. Saat
kita membukaanya pasti ada
perasaan jengkel ataupun
perasaan senang melihat tulisan
kita . Maka dari itu, cobalah
membuka lembaran kertas
selanjutnya untuk memperbaiki
tulisan kita dangan ketelitian.
Begitu pula semester baru ini,
memiliki lembaran baru terserah
kita ingin mengawalinya dengan
semangat perubahan atau berdiam
diri dengan begitu saja.
Prestasi yang kurang
memuaskan itu bukanlah takdir,
nilai yang rendah itu bukanlah
suratan bukan juga akhir dari
segalanya bukan juga sebagai
awal dari segalanya, tetapi
menjadi akhir lembaran dari hari
sebelumnya. Jadi, marilah kita
selalu memotivasi diri “aku akan
berubah ,aku akan memulai
semuanya, aku adalah yang
terbaik,” maka mulailah semester
baru dengan semangat tidak ada
kata terlambat untuk mencoba
menjadi lebih baik.
Oh yah...., Ashhabi
mungkin di tahun ajaran baru ini
ada yang lagi berbunga-bunga
karena mendapat prestasi yang
membanggakan di tahun ajaran
sebelumnya,selamat yah lagi
berbunga-bunga ni yeeee…atau
ada juga yang senang kerana
semuanya jadi seraba baru,
seragam baru, buku baru, sepatu
baru, kelas baru, dan suasana
baru, kayak lebaran aja he he
….tapi mungkin ada yang lagi
kecewa kerna ternyata hasil
semester sebelumnya tidak sesuai
dengan apa yang di
harapkan,sabar yaaa di semester
baru ini pasti bisa, semangatnya
gak boleh kendor dong.
Ashhabi... yang lagi
berbunga-bunga, bahagia, atau
yang lagi sedih tetap harus
semangat dan tidak boleh lupa
beryukur pada Allah karena atas
kuasaNyalah kita masih bisa
merasakan tahun ajaran baru ini ,
masih bisa bercanda dengan
teman-teman,masih bisa belajar
bersama, dan pastinya masih bisa
baca majalah Busyrah edisi kali
ini he.. he.. he(narziezz).
Ashabbi... coba deh
sebelum kita melihat lurus
kedepan, kita tengoklah sedikit ke
belakang, lalu cobalah bertanya
pada diri,seberapa banyakkah
pencapaiaan yang telah kita capai
di tahun ajaran sebelumnya.....?
Apakah kita telah belajar dengan
maksimal..? Apakah nilai-nilai
yang kita dapat sudah
memuaskan....? selama ini
mungkin ada di antara kita ada
yang kerjanya hanya bermalas-
malasan? Ngegosip? Bahkan
bolos sekolah dan coba kita ingat
deh wajah orang tua kita yang
telah bekerja siang malam, tak
kenal lelah supaya kita bisa
mengenyam pendidikan yang
layak…! Sudahkah kita membuat
mereka tersenyum bangga? Atau
sebaliknya kita membuat mereka
sampai meneteskankan air
mata....??? renungkanlah.
Ashhabi.. mungkin ini
bisa menjadi renungan sebelum
kita menuliskan di lembaran baru
ini, bukan hanya memaknainya
dengan dengan seragam yang
serba baru tapi juga dengan
merenungi apa yang telah kita
perbuat di tahun ajaran
sebelumnya sebagai tolak ukur di
di lembaran yang baru ini. maka
dari itu marilah di tahun ajaran
yang baru ini kita membuka
lembaran yang baru ,memperbaiki
kekeliruan,kehilafan yang terjadi
,memperbaiki pondasi hati yang
lama terbengkalai, menyelesaikan
mozaik-mozaik kehidupan yang
belum terselesaikan,sehingga
terlahirlah insan yang utuh,
munkin di tahun sebelumnya kita
belum belajar dengan
maksimal,di tahun ini kita bisa
belajar lebih giat ,mungkin di
tahun sebelumnya kita sering
bermalas-malasan di tahun ini
kita berusaha untuk
memkasimalkan waktu dengan
baik,jangan cepat puas dengan
apa yang telah kita raih,tapi
teruslah berusaha untuk
melakuakan yang lebih baik.
Ashhabi.....,ALLAH
menyukai orang-orang yang mau
memperbiki diri dan menyesali
perbuatanya , Mari kita buka
lembaran baru, kebiasaan yang
baik dibawa ke tahun ajaran baru
ini dan kebiasaan buruk disimpan
saja di tahun lalu gak usah
dibawa-bawa, marilah kita
mengukir prestasi yang baru ,
semangat yang baru, menjadi
anak yang dapat membanggakan
orang tua.
jazakumullah kharan katsiran.
(Nur Fadhilah Rahmah dan Nor
hafizah)
14
AYAH DAN BUNDA (Karya : Nur Chairunnisa)
Ayah ……
Engkau bagaikan matahari
Yang menyinari hidipku
Dengan cinta dan kasih sayang
Bunda……
Engkau bagaikan rembulan
Yang menyejukkan hatiku
Dengan perhatian dan kelembutan
Ayah……
Panas, hujan, badai yang menghadang
Tak kau pedulikan
Demi diri ini…….
Bunda ……
Dikala aku menangis
Disaat tidurmu telah lelap
Engkau tetap bangun untuk menjagaku
Ayah…… Bunda……
Cinta, kasih sayang, dan perhatianmu
Tak dapat kubalas dengan apapun
Pengorbananmu yang tiada tara tak dapat ku gantikan
Ayah…… Bunda……
Cinta dan kasih sayangmu tiada henti
Cinta dan kasih sayangmu tiada berkurang
Doamu yang tulus menyertaiku dalam setiap
langkahku
Ayah…… Bunda……
Setiap saat aku berdoa
Ya Allah……
Izinkanlah aku untuk membalas cinta Dan
membahagiakan keduanya
Bidadari surga
Merpati putih terbang ke angkasa..
Bagai hati mengenang seorang bunda..
Kerinduan cinta kasih membuatku merana..
Akan pelukan hangat sang bidadari surga..
Sinar matahari tak lagi kurasa hangatnya
Kemana bidadari itu pergi ?
Kemana bidadari itu pergi ?
Ku ingin pergi bersamanya..
Namun takdir berkata lain…
Saat aku merasa Kristal jatuh dari mata ini..
Ku ingin hanya engkau yang membelai kepala ini..
Hangat rasa cinta kasihmu membuat tubuh
bergetar..
Maka izinkan aku menyentuhmu walau
sebentar…
Wahai pencipta alam..
Aku ingin pergi bersamanya..
Merasakan kasih sayangnya..
Wahai perisai hati..
Izinkan aku menemukannya..
Walau didunia yang tak nyata..
By :: ima fahriana
15
Tiwi: “Kuncinya, Man Jadda Wajada”
Tidak ada kesuksessan tanpa
usaha yang maksimal. Kalimat ini
mungkin sangat tepat jika dikaitkan
dengan prestasi yang telah menghiasi
perjalanan santri berprestasi kita
pada edisi ini. Ukhti Wulung Pertiwi
adalah sosok yang patut jadi panutan
kita dalam menuntut ilmu. Tiwi,
demikian ia disapa, adalah santriwati
yang sekarang duduk di kelas 3 SMA.
Dalam kessehariannya, Santri berusia
17 tahun ini akan terlihat sangat
sederhana, baik dalam penampilan
ataupun sikapnya. Namun cerita
tentang prestasi yang ia raih selama
menuntut ilmu di Rahmatul Asri tidak
sesederhana penampilan dan
sikapnya.
Ia mulai menimba ilmu di
RAMA sejak kelas 1 SMP, tahun 2008,
sejak saat itu, ia mulai menorehkan
berbagai prestasi dibidang
pendidikan. Bukan hanya dikenal
sebagai juara kelas, ia juga tidak
pernah keluar dari sepuluh besar
pondok, bahkan pada saat kelas 2
SMP ia berhasil menduduki peringkat
pertama.
Prestasi yang diraihnya tidak
hanya di dalam pondok. Berbagai
perlombaan tentang dunia pendidikan
pernah diikutinya bahkan tidak
jarang ia pulang dengan gelar sebagai
juara. Misalnya lomba Juara 1 lomba
KTI Pramuka Bhayangkara kreatif
3,desa Cemba Enrekang, Juara 3 OSK
Biologi tingkat SMA se Kabupaten
Enrekang. Tahun ini ia bahkan
diberikan hadiah oleh ketua Yayasan
Rahmatul Asri untuk berangkat
Umroh.
Semua yang diraih santri
asal Enrekang ini tentu saja bukan
sesuatu yang didapatkannya dengan
mudah. Prinsip yang selalu ia pegang
teguh adalah “Man Jadda Wajada”,
barang siapa yang bersungguh-
sungguh maka dpatlah ia. Ketekunan
dan kerajinannya untuk menimba
ilmu itulah yang akhirnya
membawanya pada posisinya saat ini.
Selain doa dan dukungan dari orang
tua, keluarga dan orang-orang di
sekelilingnya tentunya.
Data Diri
Nama : Ukhti Wulung Pertiwi
TTL : Belajen 04-maret-1996
Orang tua
Ayah : Hamzah
Ibu : Erni Johan
Riwayat Pendidikan :
SD Negeri 112 Belajen
SMP PPM Rahmatul Asri
SMA PPM Rahmatul Asri
Pengalaman Organisasi :
OPRA
KAPRAH
Sambungan hal. 12
Dia Adikku, Bukan Aril……………
Dia
“Wah papa .... tapi ,iya aku pasti bisa!”
jawabnya berbinar-binar
“Tapi masih ada syarat lain...!” papa
ternyata masih melanjutkan syaratnya. Senyum
Izul yang tadinya sudah melebar ke sudut kiri
dan kanan bibirnya tiba-tiba hilang
“Apa Pa ?” tanya Izul pensaran .
“Sebagaimana peraturan dalam
perlombaan yang menang akan dapat hadiah,
terus jika kalah akan dapat sanksi !” jawab papa
lagi,membuat kami semakin pensaran.
“Emang sanksinya apa Pa?” tanyaku
penasaran.“Izul harus masuk
pesantren,bagaimana siap ????” tanya papa
sambil menatap Izul, yang ditanya malah
terdiam sesaat,
“Oke, Izul akan juara kelas!” jawab izul
pelan tapi pasti.
Bersambung ke edisi selanjutnya…………..
16
Dikeluarkan. Beberapa santri dikeluarkan dari ruang
ujian karena tidak memenuhi syarat untuk mengikuti
Ujian
Pagi. Mentari lembayung di atas bumi Rahmatul Asri
Gerbang Utama Rahmatul Asri
top related