makalah athletes foot sgd 2
Post on 31-Oct-2015
180 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ATHLETES FOOT
Oleh :
SGD 2
Ni Luh Putu Karsi Ekayani (1102105005)
Dw Ayu Agung Inten Darmayanti (1102105007)
I Made Eris Setiawan (1102105024)
Ni Putu Widya Sulasmi (1102105027)
Kadek Candra Delviana Putri (1102105039)
Ida Ayu Sri Utamawati (1102105043)
I Made Agus Alam Sugiri (1102105047)
Ni Putu Risna Andriani (1102105052)
Ida Ayu Agung Sukma Sastrika (1102105053)
I Made Kresna Yana (1102105062)
Ni Nyoman Adi Pala Dewi (1102105071)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
Learning Task Sistem Integumen
SGD 1 dan 2
Seorang laki-laki 25 tahun berprofesi sebagi atlet pelari cepat datang ke klinik tempat anda
bekerja dengan keluhan gatal sejak 3 minggu yang lalu di area telapak kaki dan sela jari.
Ruam berbentuk bulat seperti pulau-pulau, berbatas tegas, hyperemia, dan tepi mengalami
hiperpigmentasi. Pada permukaannya didapatkan sisik halus berwarna putih. Terdapat
ekskoriasi di beberapa lesi akibat garukan klien. Gatal dirasakan semakin hebat bila dalam
kondisi berkeringat. Dari hasil anamnesa klien mengatakan memiliki kebiasaan tidak
melepas sepatu dan kaos kaki segera setelah dipakai.
Soal :
1. Buatlah konsep dasar penyakit terkait kondisi klien di atas! (definisi, epidemiologi,
etiologi/factor resiko, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik &
diagnostic, penatalaksanaan, pencegahan)
2. Buatlah pathway sesuai kasus klien di atas!
3. Buatlah asuhan keperawatan untuk kasus klien di atas (pengkajian, analisa data,
diagnose keperawatan, perencanaan)!
4. Susunlah pendidikan kesehatan untuk kasus di atas (pilih 1 topik yang paling
diperlukan oleh klien)!
1. Konsep dasar penyakit
a. Definisi
Athletes foot atau disebut juga tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki,
terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki terutama yang memakai kaus dan
sepatu yang tertutup (Arif Mnsjoer, 2000).
Athletes foot merupakan infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela
jari dan telapak kaki dan ruang interdigitalis, dapat meluas ke lateral maupun
punggung kaki dan dapat terjadi infeksi kronis (Wahid, 2009).
Athletes foot adalah penyakit infeksi jamur dermatofita yang ditemukan di daerah
kulit telapak kaki dan sela jari kaki. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi
dermatofita yang tersering. Beberapa faktor risiko dari Athletes Foot adalah
penggunaan sepatu tertutup yang lama setiap hari, pemakaian kaus kaki ketika
bekerja, dan paparan jamur.
Athletes foot adalah suatu infeksi yang sangat umum dari kaki yang disebabkan
oleh jamur yang disebut Trichophyton.
b. Epidemiologi
Athletes foot terdapat di seluruh dunia sebagai dermatofitosis yang paling sering
terjadi. Meningkatnya insidensi tinea pedis mulai pada akhir abad ke-19 sehubungan
dengan penyebaran Trichophytonrubrum ke Eropa dan Amerika. Hal ini dipengaruhi
oleh perjalanan orang keliling dunia, pendudukan koloni oleh Inggris dan Perancis
pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 dan migrasi penduduk selama perang dunia
kedua. Beberapa penulis berspekulasi bahwa area endemik spesies ini bermula di Asia
Tenggara. Tingkat prevalensi Athletes foot secara nyata diketahui karena pasien tidak
mencari nasihat medis kecuali kualitas hidup mereka dipengaruhi, karena ini bukan
penyakit yang mengancam jiwa. Diperkirakan 10% dari jumlah penduduk di banyak
negara menderita penyakit ini. Frekuensi Athletes foot di Eropa dan Amerika Utara
berkisar 15-30% dan pada beberapa masyarakat tertentu lebih tinggi, misalnya buruh
tambang (sampai 70%) dan atlit. Athletes foot lazim ditemukan pada daerah beriklim
tropis dan sedang. Athletes foot lebih sering terjadi pada usia dewasa daripada anak
remaja terutama pada laki-laki dan jarang pada perempuan dan anak-
anak. Kemungkinan infeksi berkaitan dengan paparan ulangan dermatofita sehingga
orang yang menggunakan fasilitas mandi umum seperti pancuran, kolam renang,
kamar mandi lebih cenderung terinfeksi
c. Etiologi atau factor resiko
Jamur penyebab Athletes foot yang paling umum ialah Trichophyton
rubrum (paling sering), T. interdigitale, T. tonsurans (sering pada
anak) dan Epidermophyton floccosum.(22) T. rubrum lazimnya menyebabkan lesi yang
hiperkeratotik, kering menyerupai bentuk sepatu sandal (mocassinlike) pada
kaki; T. mentagrophyte seringkali menimbulkan lesi yang vesikular dan lebih
meradang sedangkan E. floccosum bisa menyebabkan salah satu diantara dua pola lesi
diatas. Faktor resiko yang dapat menyebabkan Athletes foot adalah sering memakai
kaus kaki lembab atau sepatu yang ketat, berganti benda dengan seseorang yang
terinfeksi jamur, dan memiliki sistem imun yang lemah.
d. Patofisiologi
Jamur superfisial harus menghadapi beberapa kendala saat menginvasi jaringan
keratin. Jamur harus tahan terhadap efek sinarultraviolet, variasi suhu dan
kelembaban, persaingan dengan flora normal, asam lemak fungistatik dan
sphingosines yang diproduksi oleh keratinosit. Setelah proses adheren, spora harus
tumbuh dan menembus stratum korneum dengan kecepatan lebih cepat daripada
proses proses deskuamasi. Proses penetrasi ini dilakukan melalui sekresi proteinase,
lipase, dan enzim musinolitik, yang juga memberikan nutrisi. Trauma dan maserasi
juga membantu terjadinya penetrasi. Mekanisme pertahanan baru muncul setelah
lapisan epidermis yang lebih dalam telah dicapai, termasuk kompetisi dengan zat besi
oleh transferin tidak tersaturasi dan juga penghambatan pertumbuhan jamur oleh
progesteron. Di tingkat ini, derajat peradangan sangat tergantung pada aktivasi sistem
kekebalan tubuh.
Keadaan basah dan hangat dalam sepatu memainkan peran penting dalam
pertumbuhan jamur. Selain itu hiperhidrosis, akrosianosis dan maserasi sela jari
merupakan faktor predisposisi timbulnya infeksi jamur pada kulit. Sekitar 60-80%
dari seluruh penderita dengan gangguan sirkulasi (arteri dan vena) kronik akibat
onikomikosis dan/atau tinea pedis. Jamur penyebab ada di mana-mana dan sporanya
tetap patogenik selama berbulan-bulan di lingkungan sekitar manusia seperti sepatu,
kolam renang, gedung olahraga, kamar mandi dan karpet. Bukti eksperimen
menunjukkan bahwa pentingnya faktor maserasi pada infeksi dermatofita sela jari.
Keadaan basah tersebut menunjang pertumbuhan jamur dan merusak stratum
korneum pada saat yang bersamaan. Peningkatan flora bakteri secara serentak
mungkin dan bisa juga memainkan peran. Terdapat bukti tambahan bahwa selama
beberapa episode simtomatik pada tinea pedis kronik, bakteri seperti coryneform bisa
berperan sebagai ko-patogenesis penting, tetapi apakah bakteri tersebut membantu
memulai infeksi baru masih belum diketahui.
e. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala athletes foot secara umum antara lain:
- Gatal, pedih, dan terasa terbakar diantara jari kaki
- Lecet yang terasa gatal
- Sobek dan kulit yang mengelupas khususnya diatara jari dan telapak kaki
- Kekeringan pada kulit kaki bagian bawah atau samping
- Kuku yang menebal, rapuh, kasar, dan menghitam
- Pada jari kaki yang terkena, kulit akan menebal dan berwarna lebih putih
- Bau yang tidak sedap pada kaki
Adapun manifestasi klinis dari Athletes Foot berdasarkan bentuknya, antara lain :
- Bentuk Interdigital
Manifestasi klinisnya berupa maserasi, deskuamasi, dan erosi pada sela jari.
Tampak warna keputihan,dapat terjadi fisura yang terasa nyeri bila tersentuh.
- Bentuk Vesikuler Akut
Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya vesikula-vesikula dan bula yang
terletak agak dalam di bawah kulit dan sangat gatal. Lokasi yang paling sering
adalah telapak kaki bagian tengah dan kemudian melebar serta vesikulanya
memecah.
- Bentuk Moccasin Foot
Pada bentuk ini seluruh kaki dan telapak kaki sampai punggung kaki, terlihat kulit
menebal dan beskuama. Eritem biasanya ringan terutama terlihat pada tepi lesi.
f. Pemeriksaan fisik & diagnostic
Pemeriksaan Kalium Hidroksida (KOH) pada kerokan sisik kulit akan terlihat hifa
bersepta. Pemeriksaan ini sangat menunjang diagnosis dermatofitosis. KOH
digunakan untuk mengencerkan jaringan epitel sehingga hifa akan jelas kelihatan
di bawah mikroskop. Kulit dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian sedikit
di luar kelainan sisik kulit dikerok dengan pisau tumpul steril dan diletakkan di
atas gelas kaca, kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH dan ditunggu selama
15-20 menit untuk melarutkan jaringan, setelah itu dilakukan pemanasan. Tinea
pedis tipe vesikobulosa, kerokan diambil pada atap bula untuk mendeteksi hifa.
Kultur jamur dapat dilakukan untuk menyokong pemeriksaan dan menentukan
spesis jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanam bahan klinis pada
media buatan.
Yang dianggap paling baik adalah medium agar dekstrosa Sabouraud. Media agar
ini ditambahkan dengan antibiotik (kloramfenikol atau sikloheksimid).
Pemeriksaan histopatologi, karakteristik dari tinea pedis atau tinea manum adalah
adanya akantosis, hiperkeratosis dan celah (infiltrasi perivaskuler superfisialis
kronik pada dermis).
Pemeriksaan lampu Wood pada athletes foot umumnya tidak terlalu bermakna
karena banyak dermatofita tidak menunjukkan fluoresensi kecuali pada tinea
kapitis yang disebabkan oleh Microsporum sp. Pemeriksaan ini dilakukan sebelum
kulit di daerah tersebut dikerok untuk mengetahui lebih jelas daerah yang
terinfeksi.
g. Penatalaksanaan
penatalaksanaan athletes foot didasarkan atas klasifikasi dan tipenya
Tipe Organisme
Penyebab
Gejala Klinis Pengobatan
Moccasin Trichophyton
rubrum
Epidermophyton
floccosum
Scytalidium
hyalinum
S. dimidiatum
Hiperkeratosis yang
difus, eritema dan
retakan pada
permukaan telapak
kaki; pada umumnya
sifatnya kronik dan
sulit disembuhkan;
berhubungan dengan
defisiensi Cell
Mediated
Immunity (CMI)
Antifungal topikal diserta
i dengan obat-obatan
keratolitik asam salisilat,
urea dan asam laktat
untuk mengurangi
hiperkeratosis; dapat juga
ditambahkan dengan
obat-obatan oral
Interdigital T. mentagrophytes
(var. interdigitale)
T. rubrum
E. floccosum
S. hyalinum
S. dimidiatum
Candida spp.
Tipe yang paling
sering; eritema, krusta
dan maserasi yang
terjadi pada sela-sela
jari kaki,
Obat-obatan topikal; bisa
juga menggunakan obat-
obatan oral dan
pemberian antibiotik jika
terdapat infeksi bakteri;
kronik : ammonium
klorida hexahidrate 20 %
Inflamasi /
Vesikobulosa
T. mentagrophytes
(var.
mentagrophytes)
Vesikel dan bula pada
pertengahan kaki;
berhubungan dengan
reaksi dermatofit
Obat-obatan topikal
biasanya cukup pada fase
akut, namun apabila
dalam keadaan berat
maka indikasi pemberian
glukokortikoid
Ulseratif T. rubrum Eksaserbasi pada
daerah
interdigital; Ulserasi
Obat-obatan topikal;
antibiotik digunakan
apabila terdapat infeksi
T. mentagrophytes
E. floccosum
dan erosi; biasanya
terdapat infeksi
sekunder oleh bakteri;
biasanya terdapat pada
pasien
imunokompromais dan
pasien diabetes
sekunder
h. Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Athletes Foot antara lain :
Mencuci seluruh kaki setiap hari
Menjaga agar kaki tetap kering terutama pada setiap sela jari kaki
Jika pekerjaan penderita berkaitan dengan penggunaan tempat yang
lembab sebaiknya menggunakan sandal atau alat perlindungan lain
Memilih sepatu kulit daripada sepatu dari bahan vinyl
Menggunakan kaos kaki yang dapat menyerap keringat
Jangan bergantian menggunakan sepatu dengan orang lain.
Jika memungkinkan, jangan menggunakan sepasang sepatu yang sama
dalam dua hari berturut-turut.
2. Pathway
3. Asuhan keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi :
- Nama : Tn. X
- Umur : 25 thn
- Jenis kelamin : Laki – laki
- Agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal
pengkajian, diagnosa medis, dll.
Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang lain dan membantu
dalam tindakan medis.
b. Status kesehatan
Keluhan utama
Klien dating dengan keluhan mengalami gatal sejak 3 minggu yang lalu.
Riwayat penyakit
Klien sudah mengalami masalah tersebut sejak 3 minggu yang lalu.
c. Keadaan umum
Tingkat kesadaran :
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Respiratory rate
Suhu
Pemeriksaan fisik
Pada kaki terdapat ruam-ruam seperti pulau-pulau, berbatas tegas, hyperemia dan tepi
mengalami hiperpigmentasi. Pada permukaan kaki terdapat sisik halus berwarna putih.
Terdapat ekskoriasi di beberapa lesi akibat garukan klien.
d. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Apakah klien pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya ?
PENGKAJIAN POLA GORDON
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
2. Nutrisi / metabolik
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola kognitif dan perseptual
7. Pola persepsi diri/ konsep diri
8. Pola seksual dan reproduksi
9. Pola peran-hubungan
10. Pola management koping stres
11. Pola keyakinan nilai
II. Analisis data
No Data Etiologi/penyebab Masalah
1 DS:
- Klien mengatakan
sudah merasakan gatal
sejak 3 minggu yang
lalu
- Gatal dirasakan
semakin hebat bila
dalam kondisi
berkeringat
DO: -
Terjadi reaksi peradangan
Pengeluaran mediator kimia
Mengiritasi ujung saraf bebas
Rasa gatal
Gangguan rasa nyaman
Gangguan rasa
nyaman ditandai
dengan gejala terkait
penyakit ditandai
denganmelaporkan
rasa gatal
2 DS: -
DO:
Terdapat ekskoriasi di
beberapa lesi akibat
garukan klien.
Terjadi reaksi peradangan
Pengeluaran mediator kimia
Mengiritasi ujung saraf bebas
Rasa gatal
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lembap ditandai dengan kerusakan lapisan kulit
Adanya garukan
Lesi
Kerusakan integritas kulit
3 DS:
klien mengatakan memiliki
kebiasaan tidak melepas
sepatu dan kaos kaki
segera setelah dipakai.
DO: -
Kurang pajanan mengenai
penyakit
Defisiensi pengetahuan
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan ditandai dengan Perilaku tidak tepat
4 DS: -
DO :
Terdapat ekskoriasi di
beberapa lesi akibat
garukan klien.
Terjadi reaksi peradangan
Pengeluaran mediator kimia
Mengiritasi ujung saraf bebas
Rasa gatal
Adanya garukan
Lesi
Beresiko terpajan bakteri
pathogen
Resiko infeksi
Resiko infeksi
III. Diagnosa keperawatan:
1. Gangguan rasa nyaman
2. Kerusakan integritas kulit
3. Defisiensi pengetahuan
4. Resiko infeksi
4. Pendidikan kesehatan untuk kasus di atas (pilih 1 topik yang paling
diperlukan oleh klien)!
Topic yang kelompok kami pilih yang paling diperlukan oleh klien dengan athletes foot
adalah perawatan kaki yang benar. Perawatan kaki yang benar antara lain:
• Mencuci kaki tiap hari dengan sabun dan air, keringkan dengan hati-hati, terutama
antar jari, dan mengganti sepatu dan kaus kaki secara teratur untuk mengurangi uap,
membantu mencegah jamur menginfeksi kaki. Juga sangat membantu jika
menggunakan bedak kaki tiap hari.
• Jika pekerjaan penderita berkaitan dengan penggunaan tempat yang lembab,
sebaiknya menggunakan sandal atau alat perlindungan.
• Menggunakan kaos kaki yang dapat menyerap keringat.
• Hindari berjalan bertelanjang kaki, pergunakan sepatu atau sandal.
• Pergunakan sepatu yang ringan dan sirkulasi udara yang baik
• Kaki dan jari-jari kaki harus selalu bersih dan kering.
• Kaos kaki serta sepatu yang di pakai harus selalu bersih dan kering.
• Jangan menggunakan sandal, sepatu serta kaos kaki orang lain untuk mencegah
penularan dari orang lain.
• Jangan ke kamar mandi dengan kaki telanjang
• Jika kaki terkena infeksi, jemurlah sandal serta sepatu di bawah sinar matahari satu
jam setiap hari selama seminggu ( jika tidak digunakan).
• Jika memungkinkan, jangan menggunakan sepasang sepatu yang sama dalam dua hari
berturut-turut. Karena memberikan kesempatan sepatu dalam 24 jam agar tetap
kering.
KESIMPULAN
Athletes foot adalah penyakit infeksi jamur dermatofita yang ditemukan di daerah kulit
telapak kaki dan sela jari kaki. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi dermatofita yang
tersering. Beberapa faktor risiko dari Athletes Foot adalah penggunaan sepatu tertutup yang
lama setiap hari, pemakaian kaus kaki ketika bekerja, dan paparan jamur. Athletes foot
terdapat di seluruh dunia sebagai dermatofitosis yang paling sering terjadi. Jamur penyebab
Athletes foot yang paling umum ialah Trichophyton rubrum (paling sering), T. interdigitale,
T. tonsurans (sering pada anak) dan Epidermophyton floccosum.(22) T. rubrum lazimnya
menyebabkan lesi yang hiperkeratotik, kering menyerupai bentuk sepatu sandal
(mocassinlike) pada kaki; T. mentagrophyte seringkali menimbulkan lesi yang vesikular dan
lebih meradang sedangkan E. floccosum bisa menyebabkan salah satu diantara dua pola lesi
diatas. Gejala yang dapat timbul dari penyakit ini antara lain : Gatal, pedih, dan terasa
terbakar diantara jari kaki, Lecet yang terasa gatal, Sobek dan kulit yang mengelupas
khususnya diatara jari dan telapak kaki, Kekeringan pada kulit kaki bagian bawah atau
samping
DAFTAR PUSTAKA
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sue Morhead, Marion Johnson, dkk. 2006. Nursing Outcome Classification, Fourth Edition.
Missouri: Mosby Elsevier.
Joanne McCloskey Dochterman, Gloria M. Bulechek. 2006. Nursing Intervention
Classification, Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier
top related