makalah botfar
Post on 02-Jan-2016
167 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak dahulu Indonesia terkenal dengan kekayaan alam yang
berlimpah ruah sehingga para pemburu rempah rempah berdatangan ke
Indonesia. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangat banyak.
Diantaranya kekayaan hayati, kekayaan tanaman, kekayaan bahan alam dan
lain lain. Kegunaan dari kekayaan itu pun bermacam macam. Untuk hiasan,
pajangan dirumah, untuk di konsumsi, untuk dipergunakan sebagai bahan
baku, ataupun dibuat menjadi obat tradisional. Pengobatan dengan
memanfaatkan aneka tanaman yang terdapat di alam, yang dilakukan secara
turun temurun diajarkan oleh generasi yang terdahulu ke generasi selanjutnya.
Di daerah pedesaan, tradisi itu sebagian besar masih dipertahankan. Namun,
masyarakat perkotaan umumnya sudah melupakannya. Tanaman obat tidak berarti
tumbuhan yang ditanam hanya tanaman hias yang berkhasiat obat.
Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur,
tanaman pagar, tanaman buah, tanaman sayur atau bahkan tanaman
liar pun dapat ditata di pekarangan sebagai tanaman obat, dapat
dimanfaatkan untuk mengobati dan aneka keperluan sesuai dengan kegunaan
lainnya. Tanaman obat menjadi alternatif obat yang paling mudah
dicari. Tidak perlu menghabiskan uang untuk membeli dan hanya cukup
dengan memetik tanaman di pekarangan, lalu meraciknya, tanaman tersebut
dapat menjadi obat yang mujarab. Penemuan-penemuan kedokteran
modern yang berkembang pesat menyebabkan pengobatan tradisional
berkesan kampungan atau ketinggalan zaman. Banyak obat-obatan modern yang
dibuat dari tanaman obat. Hanya saja peracikannya dilakukan secara klinis
laboratories sehingga terkesan modern. Penemuan kedokteran modern
1
pun ternyata mendukung penggunaan obat tradisional. T r e n g a y a
h i d u p y a n g m e n g a r a h k e m b a l i k e a l a m ( b a c k t o
n a t u r e ) membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukanlah hal yang
kampungan atau ketinggalan zaman. Dunia kedokteran modern pun banyak kembali
mempelajari obat-obatan tradisional. Tanaman berkhasiat ditelaah dan
dipelajari secara ilmiah, hasilnya ternyata mendukung bahwa tanaman obat
memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti
bermanfaat bagi kesehatan.
Wortel adalah sayur sayuran yang termasuk baik untuk
kesehatan. Bagi masyarakat, wortel sudah terkenal berguna untuk
kesehatan mata. Karena wortel kaya akan vitamin A. Sedangkan
buah leunca telah dikenal sebagai tanaman obat selamat lebih dari
2000 tahun yang lalu.
1. 2. Rumusan Masalah
Berikut ini rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini,yaitu :
1. Bagaimana mengenal tanaman wortel?
2. Bagaimana habitat dari tanaman wortel?
3. Bagaimana dekripsi dari tanaman wortel?
4. Bagaimana kandungan kimia dalam wortel?
5. Bagaimana budidaya tanaman wortel?
6. Bagaimana cara mengolah wortel sebagai obat?
7. Bagaimana khasiat dari tanaman wortel?
8. Bagaimana mengenal leunca?
9. Bagaimana klasifikasi leunca?
10. Bagaimana morfologi leunca?
11. Bagaimana habitat leunca?
12. Bagaimana budidaya leunca?
13. Bagaimana cara mengolah leunca sebagai obat?
2
14. Bagaimana khasiat dari leunca?
15. Bagaimana konraindikasi leunca?
1.3. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini :
1. Mengenal tanaman wortel
2. Mengetahui habitat dari tanaman wortel
3. Mengetahui deskripsi dari tanaman wortel
4. Mengetahui kandungan kimia dalam wortel
5. Mengetahui budidaya tanaman wortel
6. Mengetahui cara mengolah wortel sebagai obat
7. Mengetahui khasiat daun wortel
8. Mengenal leunca
9. Mengenal klasifikasi leunca
10. Mengenal morfolgi leunca
11. Mengetahui habitat leunca
12. Mengetahui budidaya duan salam
13. Mengetahui cara mengolah leunca sebagai obat
14. Mengetahui khasiat dari leunca
15. Mengetahui kontraindikasi leunca
1.4. Metode dan Teknik Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dengan
metode studi pustaka dan juga dengan metode pengamatan langsung. Tekik
penulisan makalah merupakan jenis penelitian literature yaitu setiap
pembahasan dalam makalah ini dijelaskan berdasarkan pustaka.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama.
Bagian I adalah pendahuluan yaitu latar belakang,rumusan
3
masalah,tujuan,metode dan teknik penulisan,dan sistematika pembahasan.
Bagian II yaitu pembahasan yang berisi kami membahasan secara keseluruhan
masalah yang diangkat. Dimana kami menyimpulkan dan memberikan saran
mengenai masalah yang telah diangkat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 WORTEL
2.1.1. Mengenal Tanaman Wortel
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara
dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 meter di atas
permukaan laut. Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada semua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang
berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah
bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri.
5
Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis,
wortel (Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya:
WORTEL (Daucus carota, Linn.) jenis imperator, yakni wortel yang memiliki
umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang
manis. jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk
bulat panjang dan rasanya manis. - jenis mantes, yakni wortel hasil kombinasi
dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas
oranye.
Nama Lokal
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel
(Indonesia), Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura); Wortel, Wortol, Wertol,
Wertel, Bortol (Jawa) ( Anonym, 2010).
2.1.2. Habitat Wortel
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin
(22-24° C), lembap, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu
biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.200- 1.500 m dp seperti
didaerah Lembang dan Cipanas. Selain itu, keadaan tanah yang cocok untuk
tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik.
Keadaan iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan wortel adalah suhu,
curah hujan, kelembapan udara, cahaya matahari, dan angin.
2.1.3. Deskrispsi Wortel
Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan
pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi
6
akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur.
Menurut para botanis, wortel (Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa
jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) – jenis imperator, yakni
wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing
dan rasanya kurang manis. – jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki
umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. – jenis mantes, yakni
wortel hasil kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar
wortel berwarna khas oranye.
2.1.4. Kandungan kimia
Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang
tinggi yaitu sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang
lain adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat
arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram,
vitamin B 1 0,06 miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas
diukur per 100 gram.
2.1.5. Budidaya Wortel
Pedoman Budidaya Wortel
PENGOLAHAN TANAH Tanah yang akan ditanami wortel diolah
sedalam 30-40 cm. Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar
tanah cukup subur. Bila tanah termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan
pupuk urea 100 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya
dibuatkan bedengan selebar 1,5-2 m dan panjangnya disesuaikan dengan
lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15 cm, sedangkan untuk tanah
yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi lagi. Di antara bedengan
perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk memudahkan penanaman
dan pemeliharaan tanaman. PENANAMAN Kebutuhan benih wortel adalah
7
15-20 g/10 m2 atau 15-20 kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-
toko tanaman atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua. Jika membeli,
pilihlah benih yang telah bersertifikat. Benih wortel dapat langsung
disebarkan tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air
sekitar 12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih
dicampur dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah
disebar dan tidak melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur
dalam bedengan dengan bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-
tipis. Berikutnya, bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang
untuk menjaga agar benih tidak hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh
(antara 10-14 hari), jerami atau daun pisang segera diangkat.
Pemeliharaan
Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan
pertama adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali
sehari jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan
jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan
bila terdapat saluran drainase. Tanaman yang telah tumbuh harus segera
diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan
tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan
penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga
tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan
menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5- 10 cm. Pemeliharaan
selanjutnya adalah pemupukan yang sudah dapat dilakukan sejak tanaman
berumur dua minggu berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian kedua (1 atau
1,5 bulan kemudian) berupa urea sebanyak SO kg/ha dan KCl 20 kg/ha. Dosis
dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan yang ada.
Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada alur sedalam 2 cm
yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman. Ketika
tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran.
8
Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar
tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Anonym, 2011).
2.1.6. Cara Mengolah Wortel untuk Obat
1. Kejang Jantung
Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren;
Cara membuat: wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air,
kemudian dioplos dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
2. Eksim
a. Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih;
Cara membuat: wortel diparut dan dicarnpur dengan kapur sirih
sampai merata;
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit dan
dibalut dengan verban.
b. Bahan:
3 umbi wortel;
Cara membuat: diparut dan disedu dengan 2 gelas air masak;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
3. Cacing Kremi
Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya;
Cara membuat: wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan
lainnya;
Cara menggunakan: diperas dan disaring, kemudian diminum
menjelang tidur malam.
4. Mata Minus
Bahan: umbi wortel secukupnya;
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: diminurn setiap pagi hari secara teratur.
9
(Anonym, 2009)
2.1.7. Khasiat Wortel
1. Baik Untuk Penglihatan dan Imunitas
Wortel merupakan jenis sayuran terpopuler kedua setelah kentang. Wortel
mengandung vitamin A yang tinggi. Vitamin A dan Beta karoten kadang-
kadang diresepkan untuk hal yang sama, karena beta karoten di dalam
tubuh dikonversi menjadi vitamin A.
2. Mencegah kanker
Penelitian dari National Cancer Institute mengaitkan kandungan tinggi
beta karoten dengan pencegahan kanker, karena sifat antioksidannya yang
melawan kerja destruktif sel-sel kanker. Di samping itu beta karoten
membantu sistem kekebalan tubuh yang menghasilkan 'killer cell' alami.
3. Mencegah rabun senja
Karoten juga baik untuk kesehatan mata. Membantu mencegah terjadinya
rabun senja dan memperbaiki penglihatan yang lemah. Kekurangan
vitamin A atau yang dikenal dalam istilah kedokteran sebagai
Avitaminosis A dapat menyebabkan buta ayam atau rabun senja.
4. Menurunkan kolesterol darah
Di dalam wortel juga terkandung pectin yang baik untuk menurunkan
kolesterol darah. Serat yang tinggi juga bermanfaat untuk mencegah
terjadinya konstipasi.
5. Mencegah Stroke
Khasiat antistroke timbul karena aktivitas beta karoten yang mencegah
terjadinya plak atau timbunan kolesterol dalam pembuluh darah. Beta
karoten merupakan pigmen paling aktif apabila dibandingkan dengan
alpha dan gamma karoten. Biasanya beta karoten lebih dikenal sebagai
provitamin A yang akan menjadi vitamin A pada dinding usus halus.
10
6. Mengatasi Masalah kulit
Seperti jerawat, bengkak bernanah ataupun kulit kering. Masalah-masalah
tersebut biasa timbul karena diet dan kebiasaan minum alkohol, obat-
obatan, dan rokok, sehingga menimbulkan kondisi asam yang tinggi dalam
darah, kesemuanya dapat dicegah dengan rutin minum jus wortel.
7. Membantu menetralkan asam dalam darah dan menghilangkan toksin
dalam tubuh Adanya kandungan kalium dalam wortel. Wortel mentah atau
dimasak merupakan sumber kalium dan vitamin C. Mendapatkan dan
mengonsumsi wortel sangatlah mudah, dapat dicampur berbagai variasi
makanan, minuman jus ataupun suplemen.
(Anonym, 2009)
2.2 TANAMAN LEUNCA/RANTI
2.2.1. Mengenal Tanaman Leunca
Leunca dalam bahasa botaninya dikenal sebagai Solanum Nigrum L, dan
digolongkan dalam keluarga solanaceae (labu-labuan). Tanaman ini berasal
dari Eropa dan Asia Barat, kemudian menyebar secara luas melalui Malaysia.
Tumbuhan ini digunakan sebagai obat-obatan sejak lebih dari 2.000 tahun
lalu. Di Indonesia, leunca banyak dikonsumsi sebagai lalapan atau sayuran.
Nama umum
Indonesia : Ranti, Leunca (Sunda)
Inggris : Black Nightshade
Melayu : Ranti
Pilipina : Kama-kamatisan
Cina : Long kui
Latin : Solanum nigrum L
11
2.2.2. Klasifikasi Tanaman Leunca
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum nigrum L.
(Anonim, 2012)
2.2.3. Morfologi Tanaman Leunca
Tanaman ini termasuk ke dalan golongan semak, dengan tinggi lebih kurang
1,5 m. Berupa akar tunggang, dengan warna putih kocoklatan. Mempunyai
batang tegak, berbentuk bulat, lunak, dan berwarna hijau. Berdaun tunggal,
lonjong, dan tersebar dengan panjang 5 – 7,5 cm ; lebar 2,5 –3,5 cm. Pangkal
dan ujung daun meruncing dengan tepi rata. Pertulangan daun menyirip. Daun
mempunyai tangkai dengan panjang ± 1 cm dan berwarna hijau. Mempunyai
bunga berupa bunga majemuk dengan mahkota kecil, bangun bintang,
berwarna putih, benang sari berwarna kehijaunan dengan jumlah 5 buah.
12
Tangkai bunga berwarna hijau pucat dan berbulu. Mempunyai buah berupa
buah buni berbentuk bulat, jika masih muda berwarna hijau, dan berwarna
hitam mengkikat jika sudah tua. ukurannya kira-kira sebesar kacang kapri.
Biji berbentuk bulat pipih, kecil- kecil, dan berwarna putih (Garay, 2013).
2.2.4. Habitat Tanaman Leunca
Tumbuh liar di berbagai tempat pada dataran rendah sampai 3000 m dpl
(Asesa, 2011).
2.2.5. Kandungan Kimia Tanaman Leunca
Kandungan kimia: Glikoalkaloid solanin; Solasonin; Solamargin;
Solasodin; Solanidin; Diosgenin; Tigogenin; Atropin; Saponin; Zat samak;
Minyak lemak; Kalsium; Fosfor; Zat besi; Vitamin A dan C (Asesa, 2011).
Ekstrak air leunca terdiri dari 20.4 ± 0.97% total fenolik menggunakan
asam galat sebagai standar, 14.9 ± 1.3% polisakarida dan 4.8 ± 0.4% protein.
Analisis lebih lanjut menggunakan high-performance liquid chromatography
(HPLC) terhadap senyawa antioksidan, seperti asam galat, procatechuic acid
(PCA), katekin, asam kafeat, epikatekin, rutin, dan narigenin. Diperoleh hasil
bahwa ekstrak air leunca mengandung 2.90% asam galat, 1.98% PCA, 2.53%
katekin, 1.99% asam kafeat, 0.39 epikatekin, 0.84% rutin, dan 5.11%
naringenin (Lin et al., 2007).
Leunca telah dilaporkan mengadung banyak senyawa polifenolik
terutama flavonoid dan steroid. Aktivitas antioksidan dan antitumor
dihubungkan dengan kandungan polifenol. Keberadaan glikosida steroid,
13
alkaloid steroid, oligoglikosida steroid, solamargine dan solasonin juga telah
dideteksi (Ikeda et al., 2000).
Dua seyawa saponin steroid baru, dinamakan nigrumnin I and II,
bersama dengan saponin lain yang telah diketahui di peroleh dari tanaman
utuh Solanum nigrum L. Nigrumnin I ditentukan sebagai (25R)-5alpha-
spirostan-3beta-ol 3-O-betaD-xylopyranosyl-(1–>3)-[alpha-L-
arabinopyranosyl-(1 -->2)]-beta-D- glucopyranosyl-(1–>4)-[alpha-L-
rhamnopyranosyl(1-->2)]-beta-D- galactopyranoside (1), dan nigrumnin II
dielusidasi sebagai (25R)-3beta,17alpha-dihydroxy-5alpha-spirostan-1 2-one
3-O-beta-D-xylopyranosyl-(1–>3)-[alpha-L-arabinopyranosyl-(1--> 2)]-beta-
D-glucopyranosyl-(1–>4)-[alpha-L-rhamnopyra- nosyl-(1-->2)l-beta-D-
galactopyranoside (2) (Ikeda et al., 2000).
Leunca mengandung solanine, solasonine, solamargine dan chaconine
(Everist, 1974; Wetter dan Phipps, 1979; Cooper dan Johnson, 1984). Serta
diketahui pada buah leunca yang belum matang mengandung steroidal
alkaloid solasodine serta steroidal sapogenin diosgenin dan tigogenin.
Pushpa Khanna dan Rathore (1977) melaporkan bahwa terdapat
kandungan signifikan dari diosgenin (1,2%) dan solasodine (0,65%) pada
buah leunca yang masih hijau (belum matang).
Saijo et al. (1982) meneliti pada buah leunca yang belum matang
mengandung steroidal glikosida yaitu proto-desgalactotigonin,
desgalactotigonin dan tigogenin3-O-β-D-glucopyra-nosyl-(1->2)-[β-D-
glucopyranosyl-(1->3)]-β-Dglucopyranosyl-(1->4)-β-D-galactopyranoside.
2.2.6. Budidaya Tanaman Leunca
Tumbuhan Leunca termasuk tumbuhan liar. Karena merupakan tumbuhan liar,
maka panennya pun berdasarkan musim. Kalau musim penghujan tanaman ini
14
akan menjamur di tanah tanah hutan, sedangkan kalau kemarau akan sulit
ditemui (Garay, 2013).
2.2.7. Cara Mengolah Tanaman Leunca sebagai Obat
1. Infeksi saluran kencing
Rebus masing masing 30 g leunca, rumput lidah ular, meniran dengan
3 gelas air sampai tersisa separuh. Saring dan minum 3 kali sehari
setengah gelas.
2. Eksem, radang kulit
Rebus 60 g herba segar atau 30 g herba kering. Minum 2 kali sehari.
Akan menghilangkan rasa gatal dan lebih efektif pada pasien pasien
dengan lesi yang luas dengan pembengkakkan kulit, rasa gatal dan
status mental yang buruk. Pada lesi setempat bubuhi dengan tunas dan
daun yang dilumatkan
3. Disentri
Rebus 50-60 g daun segar yang ditambah 25 g gula putih, minum.
4. Biduran
Giling seluruh tanaman (tanpa akar), lalu gosok ke daerah yang
biduran sampai kulit berwarna hijau. Lakukan 2-3 kali sehari. Pada
sebagian kasus penyakit sembuh dalam 4-5 hari.
5. Keputihan
Bahan dan cara pakai: daun leunca, bunga putih jengger ayam,
masing-masing 30 gram, direbus dengan 3 gelas hingga tersisa 1 gelas.
Minum sehari 2 kali
6. Mata kering (xerophthalmia)
Kunyah 15 buah leunca masak, lalu telan. Lakukan 3 kali sehari.
(Dalimartha,
2008)
15
2.2.8. Khasiat Tanaman Leunca
Diketahui bahwa leunca (Solanum nigrum L.) mengandung bahan
sebagai antiseptik, anti inflammasi dan antidisentri (Heiser 1969; Vogel
1990). Menurut Akhtar dan Mohammad (1989) bahwa serbuk dari tanaman
dapat sebagai ulcerogenik. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai
antimalaria (Watt dan Breyer-Brandwijk,1962)
Bijinya dapat digunakan untuk pengobatan gonorrhea dan disuria (Jain
dan Borthakur, 1986). Tandon dan Rao (1974) melaporkan bahwa buah dan
jusnya dapat menyembuhkan penyakit perut dan demam sedangkan tunasnya
dapat digunakan untuk penyakit kulit. Selain itu, bunga dan daunnya dapat
digunakan sebagai penurun panas dan melawan efek overdosis dari alkohol
(Heiser, 1963). Daunnya yang di jus digunakan sebagai obat cacing, nyeri
pada sendi serta sakit telinga (Grieve, 1931).
Luar Negeri :
buah dan daunnya sebagai obat pusing (di Meksiko)
mengurangi radang ginjal, kandung kemih, dan antidiare (di Cina)
menyembuhkan penyakit anjing gila (di India)
getahnya dapat dapakai sebagai obat kutilan (gangguan pada kulit)
rebusan air daunnya dapat melancarkan buang air kecil, batuk,
menurunkan tekanan darah tinggi, dan dapat mengurangi jumlah sel
darah putih dalam tubuh
sebagai zat antirematik (di Nigeria)
Indonesia :
16
Buahnya yang agak pahit bisa buat obat herpes simpleks
Daunnya buat nyembuhin borok atau kelainin pada kulit
Daun dan buahnya yang telah dikeringkan bisa dikonsumsi untuk
mengobati sakit pinggang, encok dan nyeri otot. secara empiris
tumbuhan ini bahkan mampu mengobati cacar air atau campak,
ketergantungan alkohol, gastritis dan bekas luka bakar
Obat hipertensi
Obat sembelit
Peluruh air seni
Menghilangkan bengkak (antiswelling)
Melancarkan darah
Peluruh dahak
Pereda batuk
Antimitosis
Antineoplastik
Antibakteri
Menghilangkan gatal (antipritus)
2.2.9. Kontraindikasi Tanaman Leunca
Tanaman leunca juga mengandung racun, baik buah dan daunnya.
Mengkonsumsi leunca, buah maupun daunnya dapat menyebabkan keracunan.
Pada daun yang tua mengandung glikoalkaloid solanin. Begitu juga buah yang
dikonsumsi mentah konsentrasi alkaloid sangat tinggi. Mengkonsumsi daun
maupun buah lenuca dalam jumlah banyak atau besar dapat menyebabkan
muntah, iritasi lambung, banyak keluar air liur , mengantuk, sakit perut, diare,
lemas, gemetar serta gangguan pernafasan (Zenit, 2011).
17
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Wortel dan tanaman Leunca merupakan contoh dari tanaman obat asli
Indonesia yang telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun yang lalu oleh nenek
moyang kita. Wortel (Daucus carota) dan Leunca (Solanum nigrum)
memiliki banyak kandungan zat aktif yang berkhasiat meningkatkan fungsi
fisiologis tubuh untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Cara pemakaian kedua tanaman tersebut sebagai racikan obat terbilang
cukup sederhana dan mudah dibuat oleh banyak orang.
3. 2. Saran
Farmasis adalah salah satu pekerjaan dibidang kesehatan. Maka dari
itu farmasis harus lebih menggali, mencari tahu dan menguasai kekayaan
alam Indonesia. Sehingga kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan
dan dipergunakan dengan baik dan benar. Dengan begitu, Indonesia tidak
akan kekurangan bahan obat obatan tradisional yang cenderung lebih
sedikit efek samping yang terbuat. Selain itu, farmasis juga sebaiknya
mensosialisasikan hal ini sehingga masyarakat luas dapat
memanfaatkannya secara benar.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2010. Mengenal Khasiat Wortel. Available online at http://e-
smartschool.co.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=163&Itemid=1
Anonym. 2011. Cara Budidaya Wortel. Available online at
http://tipspetani.blogspot.com/2011/01/cara-budidaya-wortel.html
Anonym. 2009. Wortel dan Manfaatnya untuk Pengobatan. Availabel online at
http://khasiat-obatherbal.blogspot.com/2009/07/wortel-dan-manfaatnya.html
Anonim. 2012. Informasi Spesies: Ranti. Available online at
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1168
Garay. 2013. Ranti. Available online at
http://kalderaprau.wordpress.com/tag/solanum-nigrum/
Asesa. 2011. Leunca. Available online at http://tanaman-
herbalobat.blogspot.com/2011/07/leunca.html
Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5. Jakarta:
Pustaka Bunda.
Istiaji, Raditya Prima. 2012. Leunca (Solanum nigrum). Available online at
http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2339
Zenit, Iman. 2011. Manfaat dan Khasiat Ranti/Leunca. Available online at
http://www.jadilah.com/2011/06/manfaat-dan-khasiat-rantileunca.html
19
Redaksi AgroMedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Adi, Lukas Tersono. 2007. Sehat Berdasarkan Golongan Darah. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Ikeda, T.; Tsumagari, H.; Nohara, T. Steroidal oligoglycosides from Solanum
nigrum. Chem. Pharm. Bull. (Tokyo) 2000, 48, 1062-1064.
Lin, H. M.; Tseng, H. C.; Wang, C. J.; Chyau, C. C.; Liao, K. K.; Peng, P. L.;
Chou, F. P. Induction of autophagy and apoptosis by the extract of Solanum
nigrum Linn in HepG2 cells. J. Agric. Food Chem. 2007, 55 (9), 3620–3628.
Lin, H. M.; Tseng, H. C.; Wang, C. J.; Lin, J. J.; Lo, C. W.; Chou, F. P.
Hepatoprotective effects of Solanum nigrum Linn extract against CCl(4)-
induced oxidative damage in rats. Chem. Biol. Interact. 2008, 171 (3), 283–293.
20
top related