makalah f2 blok 4 skenario f
Post on 15-Jan-2016
227 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Proses Kehamilan dan Pembentukan Janin pada Manusia
Maria Yuliva (102012230)
Grevaldo Austen (102014015)
Priyaveda Janitra (102014047)
Livia Brenda Patty (102014050)
Chindy Claritha (102014126)
Esa Claudia Haning (102014171)
Rully Sugeng (102014217)
Deshielanny (102014241)
KELOMPOK F2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacan
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telepon : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
1
Pendahuluan
Zaman sekarang ini keingintahuan maasyarakat mengenai proses atau tahapan kehamilan
semakin bertambah. Mereka tidak hanya ingin mengetahui perkembangan janin namun juga
ingin mengetahui proses dari awal fertilisasi.Kehamilan pada seorang wanita diawali dengan
proses pembuahan atau fertilisasi kemudian dilanjutkan dalam beberapa tahapan proses pasca
fertilisasi yaitu proses embriogenesis. Proses ini meliputi pembelahan sel dan pengaturan
tingkat sel.
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk menjelaskan lebih detail mengenai proses
kehamilan mulai dari fertilisasi sampai tahap embriogenesis mulai dari sel tunggal,
blastomer, blastula, gastrula, sampai terbentuknya embrio atau janin.
Pembahasan
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa proses kehamilan seorang wanita disebabkan
oleh terjadinya pembuahan atau ferilisasi, kemudian memsuki tahap embriogenesis yang
meliputi pembeahan sel, implantasi, gaastrulasi, pembentukan derivat-derivat yang akan
berkembang menjadi organ atau yang disebut organogenesis.1
Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses peleburan sel sperma dan sel ovum yang terjadi di ampulla tuba
falopi. Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Sedangkan
pada pria prodeksi sperma dapat terus menerus dalam dan dalam jumlah besar. Selama
berhubungan seksual jumlah semen yang diejakulasikan rata-rata adala 3,5 ml dan tiap 1 ml
semen mengandung 120 juta spermatozoa. Jumlah yang banyak ini diperluan karena tingkat
kematian spermatozoa sangat tinggi. Dari jumah yang banyak itu, hanya sekitar 2.100
spertmatozoa yang mampu bertahan hidup mendekati ovum atau sel telur di tuba fallopi.1,2
Spermatozoa yang lainnya tidak mampu bertahan karena keasaman vagina dan juga ada
yang tidak dapat menjangkau leher rahim.Spermatozoa bergerak cepat dari vagina kerahim
karena adanya kontraksi otot dinding uterus. Untuk membuahi oosit, spermatozoa harus
menjalani proses kapasitas dan reakssi akrosom.2
Kapasitasi adalah suatu proses atau masa penyesuaian spermatozoa di dalam saluran
reproduksi wanita yang berlangsung kira-kira 7 jam. Selama proses kapasitasi suatu selubung
glikoprotein dari protein plasma semen dibuang dari selaput plasma yang membungkus
daerah akrosom spermatozoa. Hanya spermatozoa yang mengalami kapasitasi yang dapat
2
melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom.Reaksi akrosom adalah sebuah kejadian
fusi membran yang melepaskan enzim seperti akrosin, tripsin dari kepala sperma untuk
memfasilitasi pembuahan. Reaksi ini terjadi setelah penempelan ke zona pelusida.3
Proses fertilisasi terdiri dari 3 fase (Gambar.1), yaitu:3,4
Penembusan korona radiata. Dari begitu banyak spermatozoa, hanya satu yang
diperlukan untuk pembuahan. Spermatozoa yang telah mengalami kapasitasi tidak akan
kesulitas menembus korona radiata.
Penembusan zona pelusida. Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di
sekeliling telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan
menginduksi reaksi akrosom. Pelepasasan enzim-enzim hidrolitik (akrosim) saat reaksi
akrosom memudahkan sperma bergerak menembus zona pelusida ke arah sel telur. Saat
kepala spermatozoa menyentuk permukaan oosit, adanya pembebasan enzim lisosim dari
granul-granul korteks yang melapisi membran oosit menyebabkan perubhn sifat zona
pelusida. Hal ini menghambat penetrasi sperma karena meninaktifkan tempat reseptor
bagi sperma pada permukaan pelusida sehingga spermatozoa yang lain hanya bisa
menempel pada zona peusida namun tidak bisa menembusnya dan menyentuh oosit.
Penyatuan oosit dan membran sel sperma. Saat spermatozoa menyentuh membran sel
oosit, kedua selaput plasma sel itu menyatu. Karena selaput plasma yang membungkus
kepala akrosom telah dilepaskan pada saat reaksi akrosom, maka penyatuan yang
sebenarnya terjadi adaah penyatuan membrn sel oosit dengan selaput bagian belakang
kepala sperma. Pada manusia, baik kepala maupun ekor spermatozoa memasuki
sitoplasma oosit namun selaput plasma tinggal dipermukaan oosit.
Gambar 1. Proses fertilisasi.4
3
Setelah itu terjadilah beberapa peristiwa, antara lain yang pertama, segera setelah
spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang berbeda yaitu
reaksi kortikal dan zona sebagai akibat terlepasnya butir-butir oosit, selaput oosit tidak dapat
ditembus lagi, zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah
penambatan dan penetrasi sperma. Dengan cara ini polisperma dapat dicegah. Kedua,
melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya
egera setelah spermatozoa masuk.Kromosomnya (22+X) tersusun dalam sebuah inti vaskuler
yang disebut pronukleus wanita. Ketiga, peningkatan metabolisme sel telur.4,5
Selama proses pertumbuhan, baik pronukleus wanita maupun pria (keduanya haploid)
harus menggandakan DNAnya. Jika tidak, masing-masing sel dalam zigot 2 tahap tersebut
hanya akan memiliki separuh dari jumlah DNA normal.Sesudah sintesis DNA, kromosom
tersusun dalam gelendong untuk mempersiapkan pembelahan meiosis yang normal (23
kromososm dari Ayah dan 23 kromosom dari Ibu membelah pada sentromer, dan kromatid-
kromatid berpasangan tersebut saling bergerak ke arah kutub berlawanan, sehingga
menyiapkan sel zigot yang masing-masing mempunyai krommosom dan DNA yag normal.
Sementara kromatid-kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan, munculah satu lajur
yang dalam permukaan sel, berangsur-angsur membagi sitoplasma menjadi dua bagian.6
Hasil pembuahan adalah pertama, pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid lagi.
Zigot mengandung kombinasi baru yang berbeda yaitu separuh dari ayah dan separuhnya lagi
dari ibu. Kedua, penentuan jenis kelamin individu baru. Jenis kelamin ditentukan saat proses
pembuahan. Ketiga, dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan, oosit biasanya akan
berdegenerasi 24 jam setelah ovulasi.6,7
Pembelahan Sel
Pembelahaan atau cleavage terjadi setelah pembuahan di mana zigot yang terbentuk akan
mulai membelah secara mitosis berulang kali sampai terhasil berpuluh sel kecil yaitu
blastomer. Sampai pada tingkat delapan sel, sel-selnya membentuk sebuah gumpalan
bersusun longgar. Tetapi setelah pembelahan ketiga, hubungan antara blastomer semakin
rapat, sehingga membentuk sebuah bola sel yang padat yang disatukan oleh persambungan
yang kuat (Gambar 2).5,8
4
Gambar 2. Proses pembelahan dari zigot hingga blastula.8
Pada pembelahan keempat, zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut morula. Morula terdiri
dari inner cell massa (kumpulan sel-sel disebelah dalam, yang tumbuh menjadi jaringan-
jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel bagian luar, yang akan tumbuh
menjai trofoblast sampai plasenta). Kira-kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela-sela
inner cell mass merembes cairan yang menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel.9
Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagia besar massa zigot
membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap
berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada fase ini disebut embrioblas dan outer cell mass
disebut trofoblast.10
Nidasi atau Implantasi
Nidasi atau implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7)
zigot mencapai cavum uteri. Pada saat itulah uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir
dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan
endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah, sel-sel besar yang banyak
mengandung glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas dan banyak muara kelenjar
selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.10
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell-mass) akan mudah
masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (Tanda
Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat
5
fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih
kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac. Sedang sel-
sel yang lebih besar menjadi endoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah
lempeng embrional (embryonal plate) diantara amnion dan yolk sac.10,11
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigah (embrio) akan melapisi
bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic membrane) yang telah
menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan yaitu sitotrofoblas yang disebelah
dalam dan sinsitiotrofoblas yang disebelah luar. Villi korionik yang berhubungan dengan
desidua basalis tumbuh bercabang-cabang dan disebutchorion profundus. Sedangkan yang
berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya
menghilang disebut chorion leave.12
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut
akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofoblast zigot tersebut akan
menempel dan mengadaan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi nidasi).
Setelah nidasi, sel-sel trofoblast yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang
membentuk jarinan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta,
yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas
yang akan tumbuh menjadi janin.11
Gambar 3. Proses implantasi.11
Gastrulasi
6
Gastrulasi terjadi pada hari ke-15. Tahap gastrula ini merupakan tahap paling kritis bagi
embrio. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embrioyang dinamis kaena erjadi perpindahan
sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embrio dalam suatu sistem sumbu. Gastrulasi
merupakan proses yang membentuk 3 lapisan penting pada embrio.3
Gastrulasi diawali dengan pembentukan garis primitif (primitive streak) pada pemukaan
epiblas.Pada hari ke-16, garis ini terlihat sebagai alur sempit dengan sedikit daerah
penonjolan pada kedua tepinya. Ujung kepala garis ini yang dikenal sebagai primitive node
(nodus primitif, berupa daerah yang sedikit meninggi di sekeliling primitive pit (lubang
primitif).3,6
Sel epiblast menujuke arah garis primitif dan sel-selnya pun memisahkan diri dari epiblas
dan menyisip kebawah garis primitif atau yang disebut invaginasi serta
dikontrololehfibroblast growth factor 8 (FGF8). FGF8 diregulasi oleh Brachyury expression,
mengontrolspesifikasiselmenjadi mesoderm. Sel yang mengadakan invaginasi sebagian
mengantikan hypoblast lalu membentuk endoderm. Sebagian sel yang berada diantara
epiblast dan endoderm membentuk mesoderm. Sel yang berada di epiblast membentuk
ektoderm.11
Pembentukan Derivat
Seperti yang sudah disebutkan pada fase gastrulasi akan terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan
ektoderm, mesoderm, dan endoderm (Gambar 3).4
7
Gambar 3. Perkembangan ektoderm, mesoderm dan endoderm.4
Ektoderm
Penebalan lapisan ektoderm membentuk lempeng saraf (neural plate). Sel-sel lempeng
saraf membentuk neuroektoderm dan induksi pembentukan neuroekoderm ini merupakan
peristiwa awal dalam neurulasi. Begitu induksi terjadi, lempeng saraf yang memanjang
berangsur-angsur meluas menuju garis primitif. Pada akhir minggu ketiga neural plate
dibagian lateral membentuk lipatan-lipatan saraf (neural fold), sedangkan dibagian tengahnya
mengalami depressi (neural groove). Perlahan-lahan, kedua lipat saraf saling mendekat di
garis tengah dan menyatu. Penyatuan ini muai dari daerah bakal leher (somit keempat) dan
berjalan menuju ke arah kepala dan kaudal. Penyatuan ini membentuk tuba neuralis (neural
tube).Sampai penyatuan ini selesai, ujung kaudal dan kepaa tuba neuralis masih berhubungan
dengan rongga amnion masing-masing melalui neuroporus kranial dan kaudal.6-8
Penutupan neuroporus kranial terjadi pada hari ke-25 (tingkat 18-20 somit), sedangkan
neuroporus posterior menutup pada hari ke-27 (tingkat 25 somit). Berakhirnya neurulasi
ditandai dengan menutupnya tuba neuralis (neura tube) dengan sempurna.7
Pada hari ke-28 tuba neuralis membentuk tiga gelembung otak, yaitu:7
1. Otak depan (forebrain) atau proencephalon
2. Otak tengah (midbrain) atau mesencephalon
8
3. Otak belakang (hindbrain) atau rhombencephalon
Setelah itu terjadi perlekukan pada daerah otak tengah yang disebut cephalic flexure dan
cervical flexure yang merupakan perlekukan diantara otak belakang (hindbrain) dan sumsum
tulang belakang.
Pada harike-32, 3 gelembungotakberkembangmenjadi 5 gelembungotak, yaitu:5,7,10
Proencephalon berkembang menjadi:
- Telencephalon yang akan berkembang membentuk hemisfer otak kiri dan kanan
- Diencephalon yang akan bekembang menjadi dua buah tonjoan yang akan
menjadi mata, epifisis, dan hipofisis yang akan membentuk kelenjar.
Mesensephalon tidak terlalu banyak berubah dan akan berkembang menjadi corpora
quadrigemina.
Rhombencephalon berkembang menjadi:
- Metencephalon yang akan berkembang menjadi serebelum dan pons. Serebelum
merupakan suatu pusat koordinasi untuk postur dan gerakan sedangkan pons
merupakan jalur untuk serabut saraf antara korda spinalis dan korteks serebri serta
korteks serebeli. Masing-masing lempeng basar metensefalon mengandung tiga
kelompok neuron motorik:12
o Kelompok eferen somatik medial yang menghasilkan nukleus nervus
abdusens
o Kelompok eferen viseral khusus, mengandung nukleus nervus trigeminus
dan nervus abdusens
o Kelompok eferen viseral umu yang akson-aksonnya mensarafi kelenjar
submandibula dan sublingual.
- Mielensefalon yang akan berkembang menjadi medulla oblongata yang
merupakan bagian otak yang paling berfungsi dibandingkan dengan otak lainnya
karena merupakan pusat pernafasan, sirkulasi, suhu dan sistem eksresi. Bia
terdapat kerusakan pada meula oblongata biasanya berakibat fatal.
Pada dinding tuba neuralis yang terdapat sel neuroepithelial membentuk neuroepitheal
layer dan selanjutnya membentuk neuroblast yang akan berkembang menjadi mantle layer
yang akan berkembang menjadi grey matter spinal cord. Lapisan luar spinal cord,
9
banyakmengandungserabutsarafdarineuroblast,
danakibatdarimielinisasimakaakanmemberikanwarnaputihsehingga disebutwhite matter.5
Akibatneuroblastbertambahbanyak di mantle layer, makaneural tubemengalamipenebalan
di bagian ventral dan dorsal. Penebalan ventral disebut lempeng basal yang mengandung sel-
sel motorik yang berasal dari area motorik spinal cord. Penebalan dorsal disebut lempeng
membran alar dan membentuk area sensorik. Pada saat lipatan-lipatan saraf naik dan menyatu
memebentuk tuba neuralis, sel-sel pada tepi lateral atau krista pada neuroektoderm mulai
mendesak jaringan-jaringan di sekelilingnya dan dikenal sebagai krista neuralis. Setelah
neural tube menutup, sel neural crest bermigrasi melalui 2 jalur yaitu Dorsal pathway atau
jalur dorsal dan jalur ventral. Pada jalur dorsal, krista neuralis melalui dermis
membentukmelanositdanfolikelrambut. Sedangkan pada jalur ventra krista neuralis
bermigrasimelaluisomitmembentuk ganglia spinalis (sensorik), ganglia otonom, sel Shwann,
dan sel medula kelenjar adrenal.2-5
Menjelang penutupan tuba neuralis, terjadi penebalan pada daerah ektoderm membentuk
lempeng telinga dan lempeng lensa mata. Lempeng telinga akan melakukan invaginasi dan
membentuk gelombang telinga yang akan berkembang membentukbagian untuk pendengaran
dan keseimbangan. Lempeng lensa mata juga membentuk lensa mata. Lapisan derivat
ektoderm membentuk organ yang berhubungan dengan dunia luar seperti sistem saraf pusat,
sistem saraf tepi, epitel sensorik telinga, hidung, dan mata serta epidermis termasuk rambut
dan kuku. Selain itu, lapisan ini juga membentuk kelenjar-kelenjar bawah kulit, kelenjar
mammae, kelenjar hipofisis, serta email gigi.5
Mesoderm
Lapisan Mesoderm terletakdiantaralapisanektodermdan endoderm. Pada harike 17
terjadiproliferasidanpenebalan yang disebut paraxial mesoderm. Di bagian lateral yang
mesodermnya masih tipis disebut lateral plate. Pada lateral plate terbentuk intercellular cavity
atau rongga intersel, sehingga lapisan terbagi menjadi 2 lapisan yaitu somatic atau parietal
mesoderm layer yang melapisi amnion dan splanchic atau visceral mesoderm layer yang
melapisi yolk sac. Gabungan dari kedua lapisan ini membentuk rongga intraembrionik.
Diantara paraxial dan lateral plate terdapat intermediate mesoderm yang akan membentuk
nephrotomes.7
10
Pada minggu ketiga, mesoderm membentuk segmen-segmen yang disebut somitomeres.
Jumah somit dapat dipakai untuk menentukan umur embrio. Somitberdeferensiasimenjaditiga
bagian. Pertama adalah sklerotom, tendon, kartilago, komponen tulang. Kedua, myotom yang
menjadi komponen otot. Ketiga adalah dermatome yang menjadi dermis bagian belakang. Sel
parietal mesoderm membentuk membran serosa yang akan membentuk selaput pleura dan
cairan serosa, dermis depan dan anggota tubuh, serta
tulangdanjaringanpenyambunganggotatubuhdan sternum.Sel visceral bersama endoderm
membentuk dinding saluran cerna dan membentukmembran serosa yang melapisi organ.7,8
Endoderm
Saluran pencernaanmerupakansistem organutamadarilapisan endoderm. Lapisan endoderm
melapisipermukaanventral dari embryo danmembentukkantungkuningtelur (yolk
sac).Denganberkembangnyagelembungtak,
terjadipelipatanpadadaerahkepaladanpadalipatanekor. Lipatan-lipatan terus bergerak ke arah
ventral dan menarik amnion ikut serta sehingga dinding ventral menutup sempurna kecuali di
daerah umbilical. Hal ini membentuk gut tube yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu fore gut,
mid gut dan hind gut. Didaerah ujung kepala (cephalic), foreguttertutup oleh membran
lapisan ektoderm dan endoderm, yang dinamakan membrane oropharyngeal.9
Membrane oropharyngealinimemisahkanstomadeumyang merupakan derivat
ektodermdenganfaring yang merupakan derivat endoderm.Padausia, mingguke 4
membraneoropharyngealpecah, sehinggaoral cavityterhubungkandenganprimitive gut.
Didaerah caudal, hindgut tertutupolehmembranlapisan ektodermdan endoderm, yang
dinamakan membran kloakal.Membran kloakal memisahkan proktodeum yang merupakan
derivat ektoderm dengan upper anal canal yang merupakkan derivat endoderm. Pada usia 7
minggu, membran kloaka pecah dan terbentuklah primitif anal.10
Lapisan endoderm pada perkembangannya membentuk lapisan epitel saluran pernafasan,
parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati dan pankreas, stroma retikuler tonsil dan timus,
lapisan epitel kandung keih dan uretra dan lapisan kavum timpani dan tuba eustachi.12
Tahapan Perkembangan pada Masa Embrio
Tahapan perkembangan embrio dapat dikelompokkan dalam 3 semester atau yang disebut trimester, sebagai
berikut:11,13
1.Trimester Pertama
11
Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung
yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta
kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang
rawan (kartilago).Embrio berukuran 4 cm.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin
luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
2. Trimester Kedua
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin
mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap
suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat
bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan
(posisi)
3. Trimester Ketiga
Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang
janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500-3000 gram.
Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap
untuk dilahirkan.
Kesimpulan
Proses kehamilan manusia dimulai dari fertilisasi kemudian dilanjutkan dengan pembelahan
menjadi morula, blastula yang mengimplantasi pada endometrium dan diteruskan kemasa
gastrula yang akan terbagi menjadi 3 bagian ektoderm, mesoderm, endoderm, dan akan
mengalami organogenesis dan menjadi bayi.
Daftar Pustaka
12
1. Hardy DM. Fertilization. California: Academic Press; 2006. p.57-60.
2. Sadler TW. Embriologi kedokteran. EGC: Jakarta; 2006. h.48-101.
3. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran.Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Krida Wacana: Jakarta; 2010.h.173-89.
4. Carlson BM. Human embryology and developmental biology. 5th Ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier; 2014. p. 32.
5. Manuaba IB, Manuaba IA, Manuaba IF. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC;
2007. h. 90-4
6. Rachimhadhi T, Sofoewan MS, Wiknjosastro GH. Ilmu kebidanan. Bina Pustaka:
Jakarta; 2008. h.115-26.
7. Rohen JW, Drecoll EL. Embriologi fungsional perkembangan sistem fungsi organ
manusia. Jakarta: EGC; 2009. h. 9-15.
8. Jessica L, Heffner J, Schust D. At a glance sistem reproduksi. Jakarta: EMS; 2006. p.
42-5.
9. Manuaba, Ide B. Ilmu kebidanan. Jakarta: EGC; 2005. h. 134-8.
10. Lowdermik, Jensen. Buku ajar keperawatan. Jakarta: EGC: 2006. h. 89-94.
11. Yulaikhah L. Kehamilan seri asuhan kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2006. h. 31-47.
12. Handerson, Christine. Buku ajar konsep kedokteran. Jakarta: EGC; 2006. h.134-6.
13. Chandranita IA, Bagus I. Memahami kesehatan reproduksi wanita. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta; 2006. h. 64-6.
13
top related