makalah histologi ii
Post on 01-Nov-2015
1.395 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH HISTOLOGI II
SISTEM ENDOKRIN
Disusun oleh:
Nama : Bobi Agustian
NIM : (2009 411 041)
Dosen Pembimbing : Irham Falahudin, M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMETIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sudah sepantasnyalah kita panjatkan kehadirat Alloh SWT,
teriring Sholawat beserta Salam kepada panutan kita semua Nabi akhir zaman
Muhammad SAW. Alhamdulillah, karena atas Rahmat dan Hidayah-NYA lah penulis
dapat menyalesaikan penulisan makalah histology tentang sisitem endokrin.
Selama penyusunan penulis sadar bahwa tak luput dari begitu banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis banyak sekali memperoleh bantuan dari berbagai
pihak sehingga sedikit demi sedikit kekurangan tersebut dapat diperbaiki. Meskipun
makalah ini telah berhasil disusun, namun penulis belum merasa puas. Sepenuhnya
penulis menyadari bahwa keterbatasan ilmu dan pengalaman sehingga makalah ini
masih jauh dari kata sempurna.
Penulis menyadari bahwa makalah ini berhasil di susun atas bantuan
berbagai pihak, sehubungan dengan hal tersebut dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada Bapak Irham Falahudin, M.Si selaku
dosen pembimbing yang telah begitu sabar dalam membimbing penulis selam
penyusunan makalah ini, dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Rekan-
rekan seperjaungan atas segala bantuan yang selama ini telah di berikan teruslah
semangat teman-tamanku jalan di depan sana masih begitu panjang untuk ditempuh.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis hanya bisa berharap dan
berdo’a kepada Alloh SWT semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian, Amiin Ya Robbal Alamin.
Palembang, Ooktober 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar
eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam
saluran gastroinstestin. Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang
disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran
darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan
kegiatan berbagai organ tubuh. Organ utama dari sistem endokrin adalah
Hipotalamus, Kelenjar hipofisa, Kelenjar tiroid, Kelenjar paratiroid, Pulau-
pulau pancreas, Kelenjar adrenal, Buah zakar dan Indung telur. Selama
kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin
1.2 Tujuan
o Agar mahasiswa lebih memahami materi sistem endokrin
o Agar mahasisiwa lebih mandiri dalam mencari materi
o Sebagai bahan diskusi
1.3 Batasan Masalah
a. Pengertian sistem endokrin dan hormon
b. Organ-organ sistem endokrin
c. Fungsi dan karakteristik hormon dan sisten endokrin
BAB II
PEMBAHASAN
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar
ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja
melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan
oleh ujung-ujung saraf.
A. Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau
organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar,
pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk
air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam
darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
B. Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat
gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur
kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
C. Klasifikasi
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang
larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk
polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin)
dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam
lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid,
aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui
sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel
dengan bebas.
D. Karakteristik
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur
tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi
dalam salah satu dari tiga pola berikut
(1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan turun pada malam hari.
(2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi.
(3) Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar
kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif
atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan
optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali
perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen
dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan
hormone dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
E. Regulasi
Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise
Dua kelenjar endokrin yang utama ádalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas
endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang
menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons
terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron
dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini
bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur pembentukan
dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh
infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari
masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ
dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang
dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus.
Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon
tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
Sistem umpan balik
Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala
kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan,
kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan
kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon.
Misalnya peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang
peningkatan pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan
pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar substansi dalam darah selain hormon juga
memicu pelepasan hormon dan dikontrol melalui Sistem umpan balik. Pelepasan
insulin dari pulau langerhan di pankreas didorong oleh kadar glukosa darah.
Aktivasi sel-sel target
Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel
berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator
intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator
intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan
permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan
mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon
berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan
gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis.,
enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.
1. Struktur dan fungsi hipotalamus
Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat
dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius) Hipotalamus sebagai pusat
tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral
(hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor
R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan
kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh
darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal
hipotalamik hipofise.
Hormon-hormon hipotalamus antara lain: ACTH : Adrenocortico
Releasing Hormonb. ACIH (Adrenocortico Inhibiting Hormonc), TRH (Tyroid
Releasing Hormpnd), TIH (Tyroid Inhibiting Hormone), GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormonf), GnIH (Gonadotropin Inhibiting Hormong), PTRH
(Paratyroid Releasing Hormonh), PTIH (Paratyroid Inhibiting Hormon), PRH
(Prolaktin Releasing Hormonj), PIH (Prolaktin Inhibiting Hormon), GRH
(Growth Releasing Hormonl), GIH (Growth Inhibiting Hormon), MRH
(Melanosit Releasing Hormonn) dan MIH (Melanosit Inhibiting Hormon).
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang
bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
2. Struktur dan Fungsi Hipofise
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii.
Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus
anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari
hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior,
merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut
juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus
posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan
posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi yang
ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon
(MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan
jenis hormon yang disekresi yaitu:
a. Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori,
berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah
yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan.
b. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-
350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.
c. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori
dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
d. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula
sekretori, menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof diameter sel kira-
kira 375-550 nm, merupakan granula terbesar, menghasilkan ACTH.
e. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% “sel kelenjar
hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan
karena itu disebut sel-sel kromofob.
Pewarnaan yang sering dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-
kular adalah sel-sel yang berfolikel.Hipofise menghasilkan hormon tropik dan
nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar
sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas
kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
3. Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih
kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang
dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan
lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus
mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan
parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri
tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan
percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan
percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai
darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf
adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan
kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini
adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang
dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif
ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini
disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion
sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin
yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan
Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan
DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan
membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini
dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid,
dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma
dalam bentuk PBI (protein binding Iodine). Fungsi hormon-hormon tiroid antara
adalah:
a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya
meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan
produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testes
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam
intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi
waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya
dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel
kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang
d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan
kontraksi otot dan menambah irama jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme
h. Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin mempunyai jaringan
sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum
dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang.
Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium
serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran
tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang
pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi
gastrin di lambung.
4. Struktur dan Fungsi Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua
lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah.
Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief
cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan
mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh.
Organ :argetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap
tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium
serum :neningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan
vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari
intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di
tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian
besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang.
Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping
tentunya PTSH
5. Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan
lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan
splenikus. Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau
Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang
menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha
yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak.
Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah
sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling
bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah
sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan
glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek
glukoagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam
meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis
(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam
amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari
yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan
lipolisis (pemecahan lemak).Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin
sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui
membran sel di jaringan. Efek anabolik penting lainnya dari hormon insulin
adalah sebagai berikut:
a. Efek pada hepar
1) Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa.
2) Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis.
3) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di heparb.
b. Efek pada otot
1) Meningkatkan sintesis protein.
2) Meningkatkan transportasi asam amino.
3) Meningkatkan glikogenesis.
c. Efek pada jaringan lemak
1) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
2) Meningkatkan penyimpanan trigliserida
3) Menurunkan lipolisis
6. Struktur dan Fungsi Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar
suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai
kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal. Kelenjar adrenal terdiri dari dua
lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam
ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk
kehidupan.
a. Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon
adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga
kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
b. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada
zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan
elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas
fisiologik ini selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah
normal dan curah jantung. Defisiensi mineralokortikoid (penyakit Addison’s)
mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam
kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan
hipokalemia.
c. Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan
glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh
antara lain dalam: metabolisms glukosa (glukosaneogenesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein; keseimbangan
cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.d. Hormon
seksKorteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona
retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen
dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad.
Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala
klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen menyebabkan virilisme.
sementara kelebihan pelepasan estrogen (mis., akibat karsinoma adrenal
menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.
6. Struktur dan Fungsi Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada
minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat
jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad
terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH
dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.
a. Testes Dua buah testes ada dalam skrotum.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ
reproduksi. Menghasilkan hormone testosteron dan estradiol dibawah
pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan
spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan
mempertahankan spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek menurunkan
konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara
kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH.
Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus
seminiferus.Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan
perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan
bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut
tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat
agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan
penutupan epifise tulang.
b. Ovarium
Seperti halnya testes, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan
organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan
ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap
untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima
hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-
sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk
di sel lutein korpus luteum.
Patofisiologi Umum Gangguan Sistem Endokrin
Untuk memudahkan pengertian kita tentang patofisiologi pada berbagai
kelainan kelenjar endokrin, berikut akan dihantarkan gambaran sepintas tentang
patofisiologi umum gangguan endokrin, mengingat fungsi sistem endokrin yang
kompleks dan rumit mencakup mekanisme kerja hormonal dan adanya mekanisme
umpan balik yang negatif yang sudah barang tentu akan mempengaruhi perjalanan
penyakit.
Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin
pun berlaku hal yang sama dimana gangguan fungsi yang terjadi dapat diakibatkan
oleh:
Peradangan atau infeksi
Tumor atau keganasan
Degenerasi
Idiopatik
Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terhadap kelenjar
endokrin dapat berupa:
a. Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan sekresi hormonal.
b. Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering
diistilahkan dengan hiperfungsi kelenjar.
c. Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan
diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar.
Adanya hubungan timbal balik antara kelenjar hipofise sebagai master of
gland dengan kelenjar targetnya, hipofise terhadap hipotalamus serta jaringan atau
organ sasaran dengan kelenjar target, memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat
lebih dari satu; artinya mungkin saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran, atau
pada kelenjar target, ataupada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh karena itu,
untuk tujuan kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap kasus akan di
dipaparkan kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder,atau
tertier.
Penyebab yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil
hormon itu sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di atasnya.
Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti penggunaan
obat-obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang dapat
mempengaruhi fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH (hormon
hipofise) pada serum yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal sehingga
terjadi hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut sekunder.
Disebut penyebab primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal sendiri. Disebut
tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas. Misalnya, pengunaan obat-
obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang sekresi hormon adrenal.
Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi berbagai kelainan endokrin,
ada dua hal utama yang harus dipahami dengan baik.Efek dari setiap hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap jaringan endokrin dan terhadap jaringan
atau organ sasarannya.Fungsi organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari
sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan
endokrin karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya.
Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan
dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Organ
utama dari sistem endokrin adalah Hipotalamus, Kelenjar hipofisa, Kelenjar tiroid,
Kelenjar paratiroid, Pulau-pulau pancreas, Kelenjar adrenal, Buah zakar dan
Indung telur. Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar
endokrin
DAFTAR PUSTAKA
Sutoyo, Daryono. 2009. Histologi. Surakarta: UNS Press
http://www.docstoc.com/docs/37841654/Anatomi-dan-Fisiologi-Sistem-Endokrindoc
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormon-and-sistem-endokrin/
top related