makalah kimia anorganik pupuk npk
Post on 18-Jan-2016
461 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH KIMIA ANORGANIK
PUPUK NPK
Program Studi : Kimia Ekstensi
Anggota :
1. Rania Fardyani 0621 12 001
2. Puspa Pertiwi 0621 12 005
3. Andika Nur Permadhi 0621 12 015
4. Iman Maulana 0621 12 032
5. Carlina Anggraini 0621 12 052
6. Sri Siswayuningsih 0621 13 701
UNIVERSITAS PAKUAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM
KIMIA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Kimia Anorganik: Pupuk NPK ini dengan baik. Makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan pada mata kuliah Kimia Anorganik.
Akhir kata, kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat dikembangkan untuk masa yang akan datang.
Bogor, Juni 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
BAB I PUPUK DAN TANAMAN.........................................................................1
A. Pentingnya Pupuk........................................................................................1
B. Klasifikasi Pupuk.........................................................................................2
C. Pupuk Anorganik.........................................................................................2
BAB II PUPUK NPK (NITROGEN, POSPOR, KALIUM)...................................4
A. Pengertian Pupuk NPK................................................................................4
B. Cara Pembuatan Pupuk NPK.......................................................................4
D. Syarat Mutu Pupuk NPK.............................................................................9
BAB III METODE ANALISIS............................................................................10
A. Nitrogen Total...........................................................................................10
B. Fosfor Total sebagai P2O5..........................................................................11
C. Kalium sebagai K2O..................................................................................13
D. Kadar Air...................................................................................................14
E. Uji Cemaran Logam (Hg, Cd, Pb).............................................................15
F. Arsen (As).................................................................................................17
BAB IV KESIMPULAN......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pupuk Organik dan Anorganik................................................................1
Gambar 2 Pupuk NPK..............................................................................................4
Gambar 3 Efek Kekurangan Nitrogen.....................................................................7
Gambar 4 Efek Kekurangan Fosfor.........................................................................8
Gambar 5 Efek Kekurangan Kalium........................................................................9
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Bahan Baku NPK........................................................................................5
Tabel 2 Contoh Komposisi......................................................................................5
Tabel 3 Spesifikasi Persyaratan Mutu Pupuk NPK.................................................9
iv
BAB I
PUPUK DAN TANAMAN
A. Pentingnya Pupuk
Gambar 1 Pupuk Organik dan Anorganik
Keberhasilan produksi pertanian melalui kegiatan intensifikasi tidak
terlepas dari kontribusi dan peranan sarana produksi, antara lain pupuk.
(Suriadikarta, 2004)
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau
lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Ada tiga
hal yang harus dipahami untuk menguasai tentang pemupukan, taitu tanah,
tanaman dan pupuk. Ketiganya saling berkait dan menunjang untuk
menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.
Tanah dikatakan subur dan sempurna jika mengandung lengkap unsur
nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), belerang
(S), klor (Cl), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), boron (B)
dan molibdenum (Mo). Terkadang, tanah tidak mengandung unsur-unsur
tersebut secara lengkap, entah karena sudah habis tersedot atau memang tidak
memilikinya. Untuk menanggulanginya, diberikanlah pupuk sesuai
kebutuhan. (Lingga, 1986)
1
B. Klasifikasi PupukKlasifikasi pupuk didasarkan pada kriteria dan kadar unsur hara yang
dikandung di dalamnya. Menurut Petunjuk Teknis (Juknis) Operasional
Penarapan Pupuk Alternatif pada Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dirjan
Tanaman Pangan dan Holtikultura, 1999), pupuk dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Pupuk Makro Anorganik;
2. Pupuk Organik;
3. Bahan Pembenah Tanah;
4. Pupuk Mikroba;
5. Pupuk Pelengkap. (Suriadikarta, 2004)
Berdasarkan cara pemberiannya, pupuk dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
1. Pupuk Akar. Contohnya TSP, ZA, KCl, kompos, pupuk kandang
dan Dekaform;
2. Pupuk Daun. Contohnya: BASF Foliar, Bayfolan, Ecxell 3,
Florexil dan Fudatan FG-O2.
Berdasarkan jumlah unsur hara yang dikandungnya, pupuk dibagi lagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Pupuk Tunggal. Misalnya Urea;
2. Pupuk Majemuk. Misalnya NPK dan DAP;
3. Pupuk Lengkap. (Lingga, 1986)
C. Pupuk AnorganikPupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk
dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi.
(Lingga, 1986)
Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas unsur hara makro
utama yaitu nitrogen, fosfor, kalium; hara makro sekunder yaitu: sulfur,
calsium, magnesium; dan hara mikro yaitu: tembaga, seng, mangan,
molibden, boron, dan kobalt. Pupuk anorganik dikelompokkan sebagai pupuk
hara makro dan pupuk hara mikro baik dalam bentuk padat maupun cair.
2
Pupuk makro anorganik dibuat sebagai hasil proses rekayasa secara
kimia, fisik dan atau biologis, dan merupakan hasil industri pembuat pupuk,
yang merupakan sumber hara N, P dan atau K dengan kandungan N, P2O5 dan
K2O masing-masing minimal 10%. Untuk pupuk anorganik majemuk
(compound) yang mengandung lebih dari satu unsur hara (NPK, NK, NP, PK)
harus mengandung minimal 10% berupa N, P2O5, maupun K2O bagi masing-
masing unsur. (Suriadikarta, 2004)
Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu:
1. Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik
umumnya takaran haranya sudah tepat;
2. Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan
perbandingan yang tepat;
3. Tersedia dalam jumlah cukup;
4. Mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan
pupuk organik.
Tetapi, pupuk anorganik pun ada kelemahannya, yaitu:
1. Unsur mikro sangat sedikit atau bahkan tidak ada;
2. Jika dipakai secara terus-menerus, dapat merusak tanah jika tidak
diimbangi dengan kompos
3. Jika salah pemakaian, tanaman dapat mati. (Lingga, 1986)
3
BAB II
PUPUK NPK (NITROGEN, POSPOR, KALIUM)
A. Pengertian Pupuk NPKPupuk NPK adalah suatu jenis pupuk majemuk yang mengandung
lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah.
Pupuk majemuk yang sering digunakan adalah pupuk NPK karena
mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen
fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl).
Kadar unsur hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan
dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti
bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai P2O5) dan
15% kalium (sebagai K2O). (Chandra, 2011)
Gambar 2 Pupuk NPK
B. Cara Pembuatan Pupuk NPKProduk pupuk majemuk NPK variasinya sangat banyak, karena dapat
dibuat sesuai dengan permintaan mengikuti jenis dan kebutuhan tanaman.
Semua bahan baku dari unsur N (Nitrogen), P (Fosfat), dan K (Kalium)
dipilih yang berkualitas tinggi dan diproses dengan menggunakan proses
mechanical blending untuk menjadikan produk pupuk NPK.
4
Tabel 1 Bahan Baku NPK
Unsur Sumber Unsur NPK Blending Sumber Unsur NPK Fuse
Nitrogen (N)
Urea granule yang larut perlahan (slow
release) dengan butiran yang lebih
besar dan keras. N = 46%.
Penyerapan akan lebih efektif, tidak
mudah mencair dan menguap di tanah
sehingga sebagian besar diserap oleh
tanaman.
Urea melt. N=46%
Phosphor (P)
Diammonium Phosphat (DAP) granule
yang mempunyai kelarutan tinggi.
N=18% dan P2O5 = 46% yang
seluruhnya terlarut dalam asam sitrat.
Ada penambahan Rock Phosphat yang
dibentuk menjadi granular dan biasa
disebut Filler.
Rock Phospate dengan kadar P2O5 =
28-30% dan kadar P2O5 terlarut 10-
12% dalam asam sitrat 2%.
DAP hanya ditambahkan pada
formula NPK dengan kadar P tinggi
NPK 16-16-16
Kalium (K)
Kalium Klorida (KCl) yang berbentuk
flake dengan butiran berukuran lebih
besar dan berwarna merah.
Kalium Klorida (KCl) atau disebut
juga Muriate of Potash (MOP) yang
berbentuk powder (standard MOP)
berwarna merah.
Tabel 2 Contoh Komposisi
No. Komposisi Segmen Tanaman
1. 20-10-10 Padi, Jagung, Karet
2. 20-6-6 Padi
3. 20-9-15 Tebu
4. 27-6-10-2 Teh
5. 16-16-16 Hortikultura
6. 15-15-15 Hortikultura
7. 14-10-20 Sawit TM
8. 16-4-25 Sawit TM
5
Pupuk NPK di pasaran mempunyai kandungan berbagai macam,
15:15:15 (NPK Ponska), 16:16:16 (NPK Mutiara), 20:10:10 (NPK Pelangi)
dan lain sebagainya.
Cara membuat pupuk NPK sendiri:
1. Tentukan lebih dahulu kandungan pupuk NPK yang akan dibuat.
Contoh: akan membuat pupuk NPK dengan kandungan 20:15:10.
2. Hitung kebutuhan pupuk NPK yang akan dibuat. Misalnya akan
membuat 200 kg pupuk NPK dengan kandungan 20:15:10.
3. Hitung jumlah masing-masing unsur hara yang dibutuhkan.
Unsur N : 20% x 200 = 40 kg
Unsur P : 15% x 200 = 30 kg
Unsur K : 10% x 200 = 20 kg
4. Konversikan kebutuhan masing-masing unsur hara dengan pupuk
tunggal yang telah dipersiapkan (Urea, SP36 dan KCl).
a. Kandungan N dalam urea adalah 54% maka untuk mendapatkan N
40 kg maka kita butuh Urea = 10054
x 40=74 kg Urea
b. Untuk mendapatkan unsur P 30 kg kita butuh SP36 =
10036
x3 0=83,3 kg SP36
c. Sedangkan kebutuhan unsur K sebesar 20 kg akan kita peroleh dari
KCl = 10045
x20=44,4 kg.
5. Oleh karena itu NPK dengan komposisi 20 : 15 : 10 sebanyak 200 kg
setara dengan Urea 74 kg + SP36 83,3 kg + KCl 44,4 kg.
Contoh pembuatan NPK lain
Untuk membuat Pupuk yang setara dengan 50 Kg NPK
Ponska (15:15:15), maka kita membutuhkan:
Urea : ( 15100
x 5 0 kg)x ( 10054 )=13,8 kg
SP36 : ( 15100
x 5 0kg)x ( 10036 )=20,8 kg
6
KCl : ( 15100
x 5 0kg)x ( 10045 )=16,66 kg (Maspary, 2011)
C. Fungsi Kandungan Pupuk NPK
Pupuk NPK termasuk ke dalam pupuk akar. Pupuk akar adalah pupuk
yang diberikan ke tanaman melalui akar. Tujuannya yaitu mengisi tanah
dengan memberi hara yang dibutuhkan tanaman agar tumbuhan subur dan
memberi hasil maksimal.
Pupuk NPK memiliki 3 kandungan utama makro, yaitu Nitrogen,
Fosfor dan Kalium.
1. Nitrogen
Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang
pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun.
Selain itu, nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun
yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya adalah
untuk membentuk protein dan berbagai senyawa organik lainnya.
Tanah yang kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh
kerempeng dan tersendat-sendat. Daun menjadi hijau muda, terutama
daun yang sudah tua, lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun
mengering mulai dari bawah ke bagian atas. Jaringan-jaringannya mati,
mengering lalu meranggas. Bila tanaman sempat berbuah, buahnya akan
tumbuh kerdil kekuningan dan cepat matang. Kalau pada tanah tersebut
tidak diberi pupuk yang mengandung unsur nitrogen, makan selamanya
tumbuhan akan tumbuh seperti penjelasan di atas.
Gambar 3 Efek Kekurangan Nitrogen
7
2. Fosfor
Unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang
pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu,
fosfor berfungsi sebagai bahan mentah pembentukan protein tertentu,
membantu asimilasi dan pernapasan, serta mempercepat pembungaan,
pemasakan biji dan buah.
Tanah yang kekurangan fosfor akan jelek akibatnya bagi
tanaman. Gejala yang tampak adalah warna daun seluruhnya berubah
terlalu tua dan sering tampak mengilap kemerahan. Tepi daun, cabang
dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah
menjadi kuning. Kalau tanamannya berbuah, buahnya akan kecil, tampak
jelek dan cepat matang.
Gambar 4 Efek Kekurangan Fosfor
3. Kalium
Fungsi utama kalium adalah membantu proses pembentukan
protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh
tanaman agar daun, bungan dan buah tidak mudah gugur. Kalium juga
merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi
kekeringan dan penyakit.
Tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur
kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau
keriting, terutama pada daun tua. Kemudian pada daun akan timbul
bercak-bercak merah cokelat. Selanjutnya, daun akan mengering lalu
8
mati. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, kualitasnya jelek, hasilnya
rendah dan tidak tahan simpan. (Lingga, 1986)
Gambar 5 Efek Kekurangan Kalium
D. Syarat Mutu Pupuk NPKBerdasarkan Standar , berikut spesifikasi persyaratan mutu Pupuk
NPK.
Tabel 3 Spesifikasi Persyaratan Mutu Pupuk NPK
No. Jenis Uji Satuan PersyaratanBatas Toleransi
Minimal
1. Nitrogen Total % b/b Sesuai
formula
yang ada di
tabel
8%
2. Fosfor Total Sebagai P2O5 % b/b 8%
3. Kalium Sebagai K2O % b/b 8%
4. Jumlah Kadar N, P2O5, K2O % b/b 8%
5. Kadar Air % b/b Maks. 3 -
6. Cemaran Logam
- Raksa (Hg) mg/kg Maks. 10 -
- Kadmium (Cd) mg/kg Maks. 100 -
- Timbal (Pb) mg/kg Maks. 500 -
7. Arsen (As) mg/kg Maks. 100 -
9
BAB III
METODE ANALISIS
A. Nitrogen Total1. Prinsip
Nitrogen dalam contoh direduksi dengan asam sulfat membentuk
senyawa ammonium sulfat. Ammonium sulfat didestilasi dalam suasana
alkali dan hasil ditampung dengan asam borat. Larutan destilat dititrasi
dengan larutan asam klorida sampai warna hijau berubah menjadi merah
jambu.
2. Reaksi
3. Alat dan Pereaksi
Alat:
a. Neraca Analitik
b. Tabung Kjeldahl
c. Gelas Ukur 25 mL
d. Pembakar
e. Labu Ukur 100 mL
f. Pipet Volume 10 mL
g. Erlenmeyer 250 mL
h. Alat Destilasi
i. Buret
Pereaksi:
a. H2SO4 Pekat
b. Larutan Asam Borat 1%
c. Indikator Conway
(0.15 g Bromo Cresol Green dan
0.10 gram Methyl Red dilarutkan
hingga 100 mL dengan etanol)
d. Larutan HCl 0.1 N
e. Larutan NaOH 40%
f. Campuran Selenium
g. Air Suling
10
Norganik +H2 SO4⃗ campuran selenium, 400oC (NH4 )2 SO4+SO2+CO2 +H2O
(NH4 )2SO4+2NaOH 1⃗00oC Na2 SO4+2NH3 +2H2O
NH3+H3 BO 3 →NH4 H2 BO3
NH4 H 2BO3+HCl→NH4 Cl+H3 BO 3
4. Prosedur Kerja
a. Ditimbang ±0.5 gram sampel dan ±1 gram campuran selenium, lalu
dimasukkan ke dalam Tabung Kjeldahl;
b. Ditambahkan beberapa batu didih untuk meratakan pemanasan;
c. Ditambahkan 25 mL H2SO4 pekat;
d. Sampel didestruksi sampai warna larutan berubah menjadi kuning
kehijauan jernih, dilakukan di ruang asam;
e. Larutan didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL;
f. Larutan dipipet sebanyak 10 mL, dimasukkan ke dalam alat destilasi;
g. Ditambahkan beberapa tetes indikator PP;
h. Ditambahkan larutan NaOH 40% sebanyak 10 mL;
i. Dilakukan destilasi, destilat ditangkap dengan 25 mL larutan H3BO3
5% yang sudah dibubuhi indikator Conway;
j. Destilasi selesai sampai larutan penangkap berubah warna dari merah
menjadi hijau dan volume larutan destilat tiga kali volume awal;
k. Destilat dititar dengan larutan HCl 0,1N sampai titik akhir berwarna
merah.
5. Perhitungan
%Protein=V p x Np x fp x 14 . 008 x 100%
bobot sampel ( mg)x
100100-KA
Vp : volume HCl yang digunakan saat penitaran
Np : normalitas HCl
fp : faktor pengenceran, pada prosedur fp = 100/10
14.008: berat atom nitrogen
KA : kadar air (%)
B. Fosfor Total sebagai P2O5
1. Prinsip
Kadar P2O5 ditentukan secara spektrofotometri. Ortofosfat yang
terlarut direaksikan dengan ammonium molibdovanadat membentuk
11
senyawa kompleks molibdovanadat asam fosfat yang berwarna kuning
dan dibaca pada panjang gelombang 460 nm.
2. Reaksi
H 3 PO 4+(NH 4 )6 Mo 7 O 24+NH 4 VO 4+3HCl→(NH 4 )4 (PO 4 VO 3 .7MoO3 )+3NH 4 Cl+3H2 0
3. Bahan dan Pereaksi
Alat:
a. Neraca Analitik
b. Labu Ukur 100 mL, 500 mL
c. Gelas Ukur 50 mL
d. Hot Plate
e. Lumpang dan Penghalus
f. Pipet Volume 5 mL
g. Kertas Saring Whatman 41
h. Piala Gelas
i. Spektrofotometer
Pereaksi:
a. Pereaksi Molibdovanadat
b. Larutan Standar Fosfat
c. HClO4 70-72%
d. HNO3 Pekat
e. Air Suling
4. Prosedur Kerja
a. Sampel yang sudah dihaluskan ditimbang dengan telitit ±1 gram ke
dalam piala gelas;
b. Ditambahkan 20 – 30 mL HNO3;
c. Dididihkan perlahan selama 30 – 45 menit, didinginkan;
d. Ditambahkan 10 – 20 mL HClO4;
e. Dididihkan kembali sampai larutan tidak berwarna, didinginkan;
f. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 500 mL dan ditera dengan air
suling;
g. Larutan disaring dengan Whatman 41 dan ditampung ke dalam
erlenmeyer;
h. Dipipet 5 mL sampel dan larutan deret standar ke dalam labu ukur 100
mL;
i. Ditambahkan air suling sebanyak 45 mL;
j. Ditambahkan 20 mL pereaksi molibdovanadat dan ditera dengan air
suling;
12
k. Larutan didiamkan selama 10 menit;
l. Sampel dan deret standar dibaca pada panjang gelombang 460 nm di
spektrofotometer.
5. Perhitungan
% Fosfor Total sebagai P2O5=
A− interceptslope
x fp x 100
bobot sampel (mg )x
100100−KA
A : Absorbansi sampel yang terbaca di spektrofotometer
Intercept : Perpotongan sumbu y pada kurva standar
Slope : Kemiringan kurva standar
fp : Faktor pengenceran, 100/5x500
KA : Kadar air
C. Kalium sebagai K2O1. Prinsip
Penetapan kadar kalium terlarut secara Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA) pada panjang gelombang 766.5 nm.
2. Reaksi
KX larutan→KXaeroso Δ⃗H KXmolekul→K . X 2↑→K Δ⃗H K* h⃗v K
3. Bahan dan Pereaksi
Alat:
a. Neraca Analitik
b. Labu Ukur 100 mL, 250 mL
c. Gelas Ukur 50 mL
d. Hot Plate
e. Pipet Volume 5, 10 mL
f. Kertas Saring Whatman 41
g. Piala Gelas
h. Spektrofotometer Serapan Atom
Pereaksi:
a. Larutan Standar Kalium
b. HCl Pekat
c. Air Suling
13
(SSA) dengan lampu katoda kalium
4. Prosedur Kerja
a. Sampel ditimbang sebanyak ±5 gram ke dalam piala gelas;
b. Ditambahkan 10 mL HCl dan air suling, dididihkan selama ± 5 menit;
c. Didinginkan, dipindahkan ke dalam labu ukur 250 mL lalu ditera
dengan air suling;
d. Larutan dipipet sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL;
e. Larutan sampel dan deret standar dibaca dengan SSA pada panjang
gelombang 766.5 nm.
5. Perhitungan
% Kalium Total sebagai K2O=
A−interceptslope
x fp x 100
bobot sampel (mg )x
100100−KA
A : Absorbansi sampel yang terbaca di spektrofotometer
Intercept : Perpotongan sumbu y pada kurva standar
Slope : Kemiringan kurva standar
fp : Faktor pengenceran, 100/10x250
KA : Kadar air
D. Kadar Air1. Prinsip
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Karl Fischer. Sampel
didispersikan ke dalam metanol kemudian dititar dengan pereaksi Karl
Fischer yang telah diketahui ekuivalen airnya.
2. Reaksi
I 2+SO2+CH3OH+H 2O→2HI+CH3 HSO4
14
3. Bahan dan Pereaksi
Alat:
a. Neraca Analitik
b. Pipet Volume 50 mL
c. Karl Fischer
Pereaksi:
a. Pereaksi Karl Fischer
b. Metanol murni
4. Prosedur Kerja
a. Dilakukan penetapan angka ekuivalen air dari pereaksi Karl Fischer;
b. Ditimbang ± 2 – 3 gram sampel lalu dimasukkan ke dalam Karl
Fischer;
c. Ditambahkan metanol;
d. Dititar dengan larutan Karl Fischer sampat tercapai titik akhir (kuning
menjadi merah jingga).
5. Perhitungan
%Kadar Air=Vc x Fbobot sampel (mg )
x100%
Vc : Volume pereaksi Karl Fischer untuk penitaran
F : Angka ekuivalen air
E. Uji Cemaran Logam (Hg, Cd, Pb)1. Prinsip
Logam sebagai larutan dijadikan atom dalam nyala api. Atom akan
memberikan absorbansi yang setara dengan konsentrasinya. Analisis
logam cemaran dilakukan sesuai dengan panjang gelombang spesifiknya,
slit dan arus. Hg memiliki panjang gelombang 253.7 nm, Cd 228.8 nm
dan Pb 283.3 nm.
2. Reaksi
15
MX larutan→MXaeroso Δ⃗H MXmolekul→M . X 2↑→M Δ⃗H M* h⃗v M
3. Bahan dan Pereaksi
Alat:
a. Neraca Analitik
b. Pipet Volume 10 mL
c. Piala Gelas
d. Hot Plate
i. Kertas Saring Whatman 41
e. Gelas Ukur 50 mL
f. SSA dengan lampu katoda Hg, Cd, Pb
Pereaksi:
a. Air Suling
b. HNO3 Pekat
c. HClO4 Pekat
d. Larutan Standar Hg, Pb, Cd
4. Prosedur Kerja
a. Sampel yang sudah dihaluskan ditimbang dengan telitit ±1 gram ke
dalam piala gelas;
b. Ditambahkan 20 – 30 mL HNO3;
c. Dididihkan perlahan selama 30 – 45 menit, didinginkan;
d. Ditambahkan 10 – 20 mL HClO4;
e. Dididihkan kembali sampai larutan tidak berwarna, didinginkan;
f. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditera dengan air
suling;
g. Larutan sampel dan deret standar dibaca dengan SSA pada panjang
gelombang masing-masing.
5. Perhitungan
Kadar Cemaran Logam ( mg/kg )=
A−interceptslope
x V
bobot sampel (mg)
A : Absorbansi sampel yang terbaca di spektrofotometer
Intercept : Perpotongan sumbu y pada kurva standar
Slope : Kemiringan kurva standar
16
V : Volume labu ukur yang dipakai, 100 mL
F. Arsen (As)1. Prinsip
Penetapan kadar Arsen dapat dilakukan dengan mengubahnya
menjadi senyawa volatil hibrida dengan NaBH4 dalam suasana asam.
Senyawa hibrida ini berfase uap dan dibawa oleh gas inert menuju tabung
Quartz dan diubah menjadi atom bebas lalu dibaca pada panjang
gelombang 193.7 nm.
2. Reaksi
BH 4−+3H2 O+H+→H 3 BO 3+8H2As3++12H→2AsH 3 (g)+ 6H+
2AsH 3 (g )→2As (g )+3H 2 ( g )
3. Bahan dan Pereaksi
Alat:
a. Neraca Analitik
b. Pipet Volume 10 mL
c. Piala Gelas
d. Hot Plate
j. Kertas Saring Whatman 41
e. Gelas Ukur 50 mL
f. SSA-VGA (Vapour Generator
Accesories) dengan lampu katoda As
Pereaksi:
a. HNO3 Pekat
b. HClO4 Pekat
c. Larutan NaBH4 20%
d. Larutan Standar As
e. Air Suling
4. Prosedur Kerja
a. Sampel yang sudah dihaluskan ditimbang dengan telitit ±1 gram ke
dalam piala gelas;
b. Ditambahkan 20 – 30 mL HNO3;
c. Dididihkan perlahan selama 30 – 45 menit, didinginkan;
d. Ditambahkan 10 – 20 mL HClO4;
e. Dididihkan kembali sampai larutan tidak berwarna, didinginkan;
17
f. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditera dengan air
suling;
g. Larutan sampel dan deret standar dibaca dengan SSA-VGA yang
sudah terpasang pada panjang gelombang 193.7 nm
5. Perhitungan
Kadar As ( mg/kg )=
A−interceptslope
x V
bobot sampel ( mg)
A : Absorbansi sampel yang terbaca di spektrofotometer
Intercept : Perpotongan sumbu y pada kurva standar
Slope : Kemiringan kurva standar
V : Volume labu ukur yang dipakai, 100 mL
18
BAB IV
KESIMPULAN
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu
atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman.
Secara garis besar, pupuk dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan
pupuk anorganik.
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik
pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara
tinggi. Pupuk NPK (Nitrogen, Pospor, Kalium) adalah suatu jenis pupuk
majemuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan
untuk menambah kesuburan tanah.
Produk pupuk majemuk NPK variasinya sangat banyak, karena
dapat dibuat sesuai dengan permintaan mengikuti jenis dan kebutuhan
tanaman. Pupuk NPK memiliki 3 kandungan utama makro, yaitu Nitrogen,
Fosfor dan Kalium.
Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang
pertumbuhan secara keseluruhan. Tanah yang kekurangan nitrogen
menyebabkan tanaman tumbuh kerempeng dan tersendat-sendat. Unsur
fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Tanah
yang kekurangan fosfor akan jelek akibatnya bagi tanaman. Gejala yang
tampak adalah warna daun seluruhnya berubah terlalu tua dan sering
tampak mengilap kemerahan. Kalium berperan dalam memperkuat tubuh
tanaman agar daun, bungan dan buah tidak mudah gugur. Tanaman yang
tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan
gejala-gejala seperti daun mengerut atau keriting, terutama pada daun tua.
Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak merah cokelat.
Syarat Mutu Pupuk NPK diatur dalam SNI 2803:2010. Metode
analisis kadar nitrogen total menggunakan metode Kjeldahl, kadar fosfor
total dengan metode molibdovanadat spektrofotometri, kadar kalium
dengan metode Spektrofotometer Serapan Atom, kadar air dengan metode
Karl Fischer, cemaran logam (Hg, Cd, Pb) dengan Spektrofotometer
19
Serapan Atom dan arsen (As) dengan metode Spektrofotometer Serapan
Atom Hibrida.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2009 SNI 2803:2010 Pupuk NPK Padat.
Chandra, Oska Ade. 2011. Pengaruh Panjang Gelombang Terhadap Daya Serap
Pupuk NPK Dengan Menggunakan Alat Spektrofotometer. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Lingga, Pinus dan Marsono. 2010. Petunjuk Penggunaan Pupuk Edisi XXVIII.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Paryanto. 2011. “Cara Membuat Pupuk NPK”. Bogor: http://www.gerbang
pertanian.com/2011/08/cara-membuat-pupuk-npk-sendiri.html. Diakses
tanggal 5 Juni 2014.
Suriadikarta, Didi Ardi, Diah Setyorini dan Wiwik Hartatik. 2004. Uji Mutu dan
Efektivitas Pupuk Alternatif Anorganik. Bogor: Balai Penelitian Tanah.
20
top related