makalah pengantar manajemen bab 13 mengelola mutu
Post on 01-Feb-2016
565 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Makalah Pengantar Manajemen
Mengelola Kinerja dan Mutu
Bab XIII
Disusun Oleh kelompok 7:
1. Nur Rita Santi 1511021046
2. Wildan Alfin Hamami 1511021054
3. Eka Cahya Ningsih 1511021034
4. Eva Rianti Sinaga 1511021096.
5. M. Agung Utama 1511021004
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Mengelola Kinerja dan Mutu” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah pengantar Manajemen yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bagimana mengelola kinerja dan mutu dalam berorganisasi
maupun perusahaan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Bandar Lampung, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
I.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
I.3 Tujuan...............................................................................................................................4
1.4 Manfaat............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
I.1. Contoh Kasus Pengendalian Mutu dan Kinerja Perusahaan............................................5
I.2 Mengelola Kinerja dan Mutu Suatu Perusahaan...............................................................7
I.3 Upaya Pertamina Dalam Mengelola Kinerja dan Mutunya..............................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
I.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
I.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kinerja yang baik adalah kinerja yang mengikuti tata cara atau prosedur sesuai
standar yang telah ditetapkan. Akan tetapi didalam kinerja tersebut mesti harus memiliki
beberapa kriteria agar meningkatnya produktivitas perusahaan dapat sejalan dengan apa yang
diharapkan Perusahan. Tentunya itu semua tidaklah semudah membalikan telapak tangan,
akan tetapi terdapat peran langsung atau keikut sertaan manajemen untuk bisa mengontrol
dan memberikan teknik serta cara mengenai bagaimana dapat menciptakan terjaminnya mutu
dan kualitas. Hal ini nantinya juga akan menciptakan suasana bekerja yang kondusif bagi
para karyawan dan mereka bisa dengan mudah bekerja tanpa rasa terbebenani dan nantinya
akan memper erat hubungan antara pihak manajemen dan bawahannya.
Dengan alasan tersebut maka kami membuat makalah mengenai bagaimana mengelola
kinerja dan mutu suatu perusahaan serta akan mengambil contoh dan membahas dari kinerja
dan mutu Pertamina. Selain itu makalah ini kami tujukan untuk pemenuhan tugas makalah
manajemen dalam mata kuliah pengantar manajemen.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mengelola kinerja dan mutu dalam suatu perusahaan?
2. Bagaimana upaya Pertamina dalam mengelola kinerja dan mutunya?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang mengelola kinerja dan mutu dalam suatu perusahaan.
2. Mengetahui bagaimana upaya Pertamina dalam mengelola kinerja dan mutunya.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui tentang mengelola kinerja dan mutu dalam suatu perusahaan.
2. Mengetahui bagaimana upaya Pertamina dalam mengelola kinerja dan mutunya.
BAB II
PEMBAHASAN
I.1. Contoh Kasus Pengendalian Mutu dan Kinerja Perusahaan
Pertamina Sukses Melakukan Pengendalian
Liputan6.com, Jakarta: Upaya Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara
(Pertamina) dalam menjaga standar mutu produk membuahkan hasil yang memuaskan.
Buktinya, laboratorium Pertamina Unit Produksi Pelumas Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur,
mendapatkan sertifikat akreditasi ISO 17025:2000 dari Komite Akreditasi Nasional, Senin,
16 Juni 2003. Itu tandanya kinerja pengujian mutu di laboratorium badan usaha milik negara
ini telah memenuhi standar regional dan internasional. "Dengan memiliki standar yang diakui
ini, maka kami lebih leluasa untuk menjual produk dan juga dapat memperkuat brand image.
Khususnya untuk pelumas Pertamina, " kata Direktur Hilir Pertamina Muchsin Bahar.
Direktur Komite Akreditasi Nasional-Badan Standarisasi Nasional (KAN-BSN) Sunarya
mengatakan laboratorium yang telah diakreditasi tersebut mempunyai kemampuan teknis
untuk melakukan pengujian dengan baik. Namun, untuk dapat meraih akreditasi ini
perjalanannya cukup panjang. Satu laboratorium harus menerapkan ISO 17025 dengan semua
prosedurnya. Tenaga kerja yang dimiliki juga harus terlatih baik. Setelah minimal tiga bulan
menerapkan ISO 17025, Pertamina kemudian harus mengaplikasikannya ke Komite
Akreditasi Nasional dan kemudian dilakukan assessment (penaksiran harga). "Apabila dalam
assessment itu baik dan sesuai dengan ISO 17025, maka panitia teknis akan memberi
penilaian yang sesuai dengan persyaratan," terang Sunarya.
ISO 17025:2000 adalah tanggung jawab besar bagi Pertamina. Sebab, pengakuan dari sebuah
lembaga yang berwenang mengandung konsekuensi tersendiri. Laboratorium sebagai
pengendali mutu produk harus terus menjaga kepercayaan konsumen. Dan selama itu pula
Tim Surveillance dari KAN-BSN--sebagai penjamin sistem manajemen mutu--secara
periodik, selama setahun sekali memantau konsistensi dan komitmen yang telah ditetapkan
laboratorium.
Menurut Deputi Direktur Bidang Pemasaran dan Niaga Pertamina Rachmat Drajat,
pemberlakuan sistem manajemen mutu yang sudah dilaksanakan sejak lima tahun silam
adalah keharusan. Itu juga termasuk satu di antara strategi bisnis untuk memuaskan
pelanggan. Dengan demikian, konsumen mempunyai keyakinan terhadap produk Pertamina--
dari sisi kualitas maupun jaminan kualitas. "Produk yang [dihasilkan] Pertamina melalui
proses pemeriksaan laboratorium yang mendapatkan pengakuan secara internasional," ujar
Rachmat Drajat.
Hingga saat ini Pertamina masih menjadi pemimpin dalam pasar pelumas di Indonesia
dengan penguasaan pangsa pasar lebih dari 60 persen. Soal masuknya sejumlah pemain baru
di pasar oli, Pertamina tak gentar. Hal itu malah mendorong perusahaan yang berdiri pada
1968 ini untuk mempertahankan posisinya di pasar lokal, sekaligus mengambil peran penting
di pasar internasional.
Sebagai produsen migas yang memegang pasar terbesar di Tanah Air, Pertamina terus
menunjukkan upaya seriusnya dalam persaingan di era pasar bebas. Satu di antara upaya
tersebut adalah mengembangkan mutu pelumas yang menjadi produk unggulan. Nantinya,
produk ini diharapkan mampu bersaing di pasar lokal, regional, dan internasional. Itulah
sebabnya, Pertamina berambisi mewujudkan mimpinya untuk merajai produk pelumas di
negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Saat ini Pertamina sedang menjajaki sejumlah
negara di kawasan Indo Cina seperti Laos, Vietnam, Kamboja, dan Thailand.
General Manager Pelumas Pertamina Djaelani Soetomo mengatakan, dengan memiliki
laboratorium yang sudah terakreditasi para konsumen tak perlu ragu lagi. Para staf
perusahaan yang bekerja di bagian produksi dan pemasaran juga meyakini produk yang
dipasarkan sudah layak digunakan dan dapat memuaskan konsumen. "Insya Allah minggu
depan kita sudah mulai mengekspor perdana pelumas kita ke India," kata Djaelani Soetomo.
(LIA/Tim Usaha Anda)
Sumber:
http://news.liputan6.com/read/57042/pelumas-pertamina-jaminan-mutu/2015/11/08/21:23
I.2 Mengelola Kinerja dan Mutu Suatu Perusahaan
Mengelola dapat diartikan sebagai proses, cara, atau tindakan melakukan kegiatan tertentu
dengan menggerakkan tenaga orang lain (KBBI). Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa
Indonesia dari kata dasar kerja atau bisa pula diartikan sebagai hasil kerja. Kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu
prestasi , suatu pameran umum ketrampilan (John Withmore 1997:104). Mutu adalah sesuatu
yang sesuai dengan apa yang disyaratkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan
yang standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan. Kriteria tersebut berupa bahan baku,
proses produksi dan hasil produksi (Philip B.crosby). Dari pengertian-pengertian diatas dapat
diambil kesimpulan mengenai pengelolaan kinerja dan mutu adalah berupa sebuah cara atau
tidakan yang dilakukan oleh manajer dalam mengawasi dan mengontrol hasil kerja dari para
karyawan atau bawahannya guna menghasilkan mutu dan hasil pencapaian dari kriteria-
kriteria mutu yang telah ditetapkan sebagai tujuan perusahaan.
Untuk melaksanaan pengelolaan ini, maka biasanya para manajer melakukan sebuah proses
kontrol/pengendalian. Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui
perilaku yang diharapkan (Mulyadi,2007). Maka dapat disimpulkan bahwa kontrol atau
pengendalian kinerja dan mutu adalah pengendalian kualitas yang melibatkan pengembangan
system untuk memastikan bahwa produk atau jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi
atau melampaui persyaratan dari pelanggan maupun produsen sendiri. ISO dan TQM (total
quality manajement) adalah contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk
pengendalian mutu.
Ada beberapa aspek yang di tekankan dalam pendekatan ini yaitu:
1. Unsure-unsur seperti kontrol manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi
dan telah terkelola dengan baik, criteria integritas dan kinerja , dan identifikasi
catatan.
2. Komponen berupa pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3. Elemen lunak berupa kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi,
motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas
Dalam upaya kontrol atau pengendalian ini terdapat langkah-langkah yang harus
dilaksanakan:
1. Memilih standar dan ukuran
hal ini dimaksudkan agar mudah membandingkan antara hasil kinerja dan mutu
dengan standar dan ukuran yang telah ditentukan oleh perusahaan.
2. Membuat kartu skor berimbang
adalah system kontrol manajemen komperhensif yang menyeimbangkan ukuran
keuangan tradisional dengan ukuran operasional yang berhubungan dengan faktor-
faktor kesuksesan penting yang dalam perusahaan. Kartu skor berimbang berisi empat
komponen utama yaitu tentang pelanggan, keuangan, proses bisnis internal, dan
pembelajaran pertumbuhan.
Terdapat beberapa model yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan kontrol atau
pengendalian ini yaitu
1. Model kontrol umpan balik.
Model kontrol umpan balik adalah penggunaan umpan balik dalam menentukan
apakah kinerja telah memenuhi standar yang telah ditetepkan, langkah-langkah
membuat model kontrol umpan balik adalah: (1) membangun standar kinerja. (2)
mengukur kinerja yang ada. (3) membandingkan kinerja dengan standar. (4)
melakukan tindakan korektif
2. Model kontrol keuangan.
model kontrol keuangan merupakan acuan untuk melihat seberapa baik perusahaan
menunjukan kinerja keuangannya. Kontrol ini dapat dilakukan untukmenunjukan
masalah kinerja lainnya., tidak hanya mengenai kondisi keuangan, model kontrol
keuangan dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan berupa laporan laba-rugi
dan neraca keuangan.selain menggunakan laporan keuangan tetapi juga dapat
menggunakan analisis keuangan dengan penafsiran angka. Hal ini dilakukan dengan
mengoreksi (1) rasio liquiditas, (2) rasio aktivitas, (3) rasio keuntungan, dan (4) rasio
laverage.
3. Model kontrol yang berubah-ubah
hal ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontrol hierarki yang dilakukan
dengan mengawasi dan mempengaruhi perilaku pegawai secara ekstensif dengan
menggunakan aturan , kebijakan, hierarki dan pemberian penghargaan. Disisi lain
terdapat kontrol desentralisasi yaitu metode kontrol dengan mengandalkan nilai-nilai
budaya dan tradisi atau kepercayaan dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan.
Selain itu terdapat manajemen buka buku yang artinya membuat para pegawai
mempelajari sendiri elalui diagram, grafik, dan rapat. Akhirnya manajemen buka
buku ini akan memberikan penghargaan bagi pegawai jika organisasi secara
keseluruhan dapat mencapai tujuan
Selain itu ada pendekatan-pendekatan lainnya dalam melakukan kontrol atau pengendalian
kinerja dan mutu ini yaitu dengan Manajemen kualitas total.
manajemen kualitas total yaitu upaya organisasi untuk menanamkan kualitas dalam setiap
aktivitas yang dilakukan perusahaan dengan cara melakukan perbaikan secara terus menerus.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah (1) siklus kualitas. (2) tolok ukur. (3) six
sigma. (4) pengurangan siklus waktu. (5) perbaikan terus menerus.
Saat ini terdapat tren dalam kendali mutu keuangan yaitu dengan penentuan standar kualitas
internasional. Selain itu terdapat system keuangan baru berupa (1) Pertambahan nilai
ekonomi, (2) pertambahan nilai pasar. (3) pembiayaan berbasis aktivitas, dan (4) tata kelola
perusahaan.
I.3 Upaya Pertamina Dalam Mengelola Kinerja dan Mutunya.
a. Profil Pertamina
Sebagai lokomotif perekonomian bangsa Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang
bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina
menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik
sehingga dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi.
Dengan pengalaman lebih dari 56 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen
menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai
dari kegiatan hulu sampai hilir. Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan
suatu hal yang menjadi komitmen Pertamina, agar dapat berperan dalam memberikan nilai
tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu komitmen
Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional.
Semangat terbarukan yang dicanangkan saat ini merupakan salah satu bukti komitmen
Pertamina dalam menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih
efisien dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam memanfaatkan
sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru dan
terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina bergerak maju
dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Perusahaan Energi Nasional
Kelas Dunia.
Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu
“Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream”, dimana Perusahaan berupaya untuk
melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih
efisien dan menguntungkan.
Pertamina menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan kiprahnya untuk
mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang
sesuai dengan standar global best practice, serta dengan mengusung tata nilai korporat yang
telah dimiliki dan dipahami oleh seluruh unsur perusahaan, yaitu Clean, Competitive,
Confident, Customer-focused, Commercial dan Capable. Seiring dengan itu Pertamina juga
senantiasa menjalankan program sosial dan lingkungannya secara terprogram dan terstruktur,
sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh
stakeholder-nya.
Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas
bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa
wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi,
serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut,
Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang
terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM). Dalam
pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara
independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama
Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC),
Indonesia Participating/ Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi
Bersama (BOB).
Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam
negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt
(MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal
dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi sumber
energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah.
Potensi cadangan gas metana Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana saat
ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing Contract (PSC)-CBM.
Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga
produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian
produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV
(Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong).
Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang
LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar
minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar
dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta
Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya.
b. Pembahasan
Seperti yang dilansir oleh liputan6.com bahwasanya upaya Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) dalam menjaga standar mutu produk
membuahkan hasil yang memuaskan. Buktinya, laboratorium Pertamina Unit Produksi
Pelumas Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur, mendapatkan sertifikat akreditasi ISO
17025:2000 dari Komite Akreditasi Nasional, Senin, 16 Juni 2003. Itu tandanya kinerja
pengujian mutu di laboratorium badan usaha milik negara ini telah memenuhi standar
regional dan internasional. Hal ini membuktikan bahwa pertamina telah melakukan
pengelolaan kinerja dan mutu yang baik yang akhirnya dapat membuat Pertamina
memperoleh sertifikat akreditasi ISO yang berarti Pertamina telah memenuhi standar yang
telah ditetapkan secara internasional. Hal ini mengindikasikan bahwa Pertamina telah
mengikuti tren dalam kendali mutu dan keuangan. Tren yang diikuti yaitu penerapan Standar
Kualitas Internasional (Daft, L Richard. Hal.224) dengan cara mengikuti tolok ukur
universal untuk dijadikan acuan praktik manajemen kualitas, Standar ISO, yang merupakan
hasil consensus internasional mengenai syarat manajemen kualitas yang baik sebagaimana
diuraikan oleh International Organization for Standardization.
Berdasarkan standar ini maka ISO 17025:2000 adalah tanggung jawab besar bagi Pertamina.
Sebab, pengakuan dari sebuah lembaga yang berwenang mengandung konsekuensi tersendiri.
Laboratorium sebagai pengendali mutu produk harus terus menjaga kepercayaan konsumen.
Dan selama itu pula Tim Surveillance dari KAN-BSN--sebagai penjamin sistem manajemen
mutu--secara periodik, selama setahun sekali memantau konsistensi dan komitmen yang telah
ditetapkan laboratorium. Artinya Pertamina telah menerapkan langkah-langkah Kontrol
Umpan Balik berupa tindakan korektif (Daft, L Richard. Hal.204) yaitu pemantauan
perubahan yang dilakukan konsisten selama setahun sekali guna mengetahui seperti apa
keadaan aktivitas maupun hasil laboratorium dan apabila terdapat masalah maka akan segera
dicarikan solusi yang tepat.
Menurut Direktur Komite Akreditasi Nasional-Badan Standarisasi Nasional (KAN-BSN)
Sunarya mengatakan laboratorium yang telah diakreditasi tersebut mempunyai kemampuan
teknis untuk melakukan pengujian dengan baik. Namun, untuk dapat meraih akreditasi ini
perjalanannya cukup panjang. Satu laboratorium harus menerapkan ISO 17025 dengan semua
prosedurnya. Tenaga kerja yang dimiliki juga harus terlatih baik. Hal ini sesuai dengan
filosofi kontrol dengan pendekatan desentralisasi ((Daft, L Richard. Hal.202) yaitu para
pegawai diberi kepercayaan bahwa pegawai dapat bekerja dan rela bekerja dengan baik tanpa
aturan yang banyak dan pengawasan yang terlalu ketat. Hal ini akan mendorong motivasi
pegawai dengan cara mereka akan meningkatkan kinerjanya sebab terdapat penghargaan bagi
pegawai apabila tujuan dari perusahaan ini dapat tercapai. Selain pendekatan desentralisasi,
pendekatan yang cocok dilakukan pada perusahaan Pertamina ini yaitu Manajemen Buka-
Buku (Daft, L Richard. Hal.216) dimana pendekatan ini akan membuat para pegawai
mempelajari sendiri melalui grafik, gambar, rapat, dan sebagainya tentang kondisi keuangan
perusahaan. Jika pegawai diberi penghargaan atas kinerjanya maka mereka menjadi
termotivasi untuk bertanggung jawab pada keseluruhan fungsi dan timnya, daripada hanya
bekerja secara indifidu. Hal inilah yang menyebabkan Manajemen Buka_Buku juga sesuai
diterpkan dalam tim laboratorium pada Pertamina.
Selain itu berdasarkan profil perusahaan Pertamina dapat kita ketahui bahwa Pertamina
menerapkan Kartu Skor Berimbang (Daft, L Richard. Hal.200) dimana salah satu perspektif
utamanya adalah komitmennya terhadap kepentingan pelanggan. Hal ini seperti yang dikutip
dari perkataan Deputi Direktur Bidang Pemasaran dan Niaga Pertamina . Menurut Deputi
Direktur Bidang Pemasaran dan Niaga Pertamina Rachmat Drajat, pemberlakuan sistem
manajemen mutu yang sudah dilaksanakan sejak lima tahun silam adalah keharusan. Itu juga
termasuk satu di antara strategi bisnis untuk memuaskan pelanggan. Dengan demikian,
konsumen mempunyai keyakinan terhadap produk Pertamina--dari sisi kualitas maupun
jaminan kualitas. "Produk yang [dihasilkan] Pertamina melalui proses pemeriksaan
laboratorium yang mendapatkan pengakuan secara internasional," ujar Rachmat Drajat.
Hingga saat ini Pertamina masih menjadi pemimpin dalam pasar pelumas di Indonesia
dengan penguasaan pangsa pasar lebih dari 60 persen. Seperti yang dilansir dari liputan6 ini
dapat diketahui bahwa Pertamina menerapkan System Kontrol Keuangan Baru berupa
Pertambahan Nilai Pasar (MVA) (Daft, L Richard. Hal.225) berupa peningkatan pangsa
pasar yang berdampak baik pada keuntungan dan keuangan perusahaan. Hal ini juga sesuai
dengan Pertambahan Nilai Ekonomis (EVA)
BAB III
PENUTUP
I.1 Kesimpulan
Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi. Pertamina telah menerapkan dengan baik mengenai pengelolaan mutu dan kinerjanya. Hal ini terbukti dengan diterimanya sertifikat akreditasi dari ISO.
I.2 Saran
Setelah diterimanya sertifikat akreditasi dari ISO ini sebaiknya Pertamina semakin meningkatkan kinerja dan mutunya guna mempertahankan sertifikat akreditasi ini bahkan dapat memperoleh penghargaan.
DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L. 2012. Era Baru Manajemen jilid dua. Jakarta : Salemba Empat.
http://indrasanjaya91.blogspot.co.id/2014/05/yang-terbaru-jilid-3.html
http://news.liputan6.com/read/57042/pelumas-pertamina-jaminan-mutu/2015/11/08/21:23
http://www.pertamina.com/company-profile/
top related